• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan media gambar berseri guna meningkatkan kemampuan menulis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan media gambar berseri guna meningkatkan kemampuan menulis"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Riana Ulfa NIM 109018300111

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas III di MI. Al Hidayah Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas III di MI. Al Hidayah dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan tes akhir siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIA MI Al Hidayah Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tes kemampuan menulis, pedoman wawancara siswa dan dokumentasi.

Hasil penelitian ditunjukkan dengan kemampuan-kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana pada aspek kesesuaian gambar, ketepatan urutan cerita, ketepatan makna, ketepatan kata, kalimat dan kebenaran ejaan melalui soal tes yang diberikan. Dari hasil pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan selama proses penelitian, pada siklus I pembelajaran bahasa Indonesia siswa kurang mampu memanfaatkan media gambar berseri serta kemampuan menulis karangan sederhana masih terdapat ejaan yang kurang tepat. Pada siklus II sebagian besar siswa sudah mampu menyusun kalimat menjadi paragraf dengan baik serta dapat mengembangkan ide-ide kreatifitasnya dalam menulis karangan. Dari hasil tes akhir siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,37, pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 75,97.

Kata Kunci: Media gambar berseri, Kemampuan menulis.

(6)

Improve Student Writing Ability Class III in MI. Al Hidayah Depok.

This research is proposed to increase the students skill in writing simple essays on the third grade of MI. Al Hidayah in teaching learning activities in learning Indonesian language.This research in classroom action research which is done in two cycles. Each cycle consists of two teaching learning activities and one meeting for final test of cycle. The subject in this research is the third grade students of MI. Al Hidayah Academic Year 2013/2014 which consists of 35 students. The instrument used in this research is the observation sheet of the students activity in the class, writing test, students interview guide and documentation.

The results shown by the students ability in writing simple essays on the aspect of picture appropriateness, the accuracy of story sequence, meaning accuracy, word accuracy, sentence and accuracy of spelling through the test given. From the result of students activity observation which is done during the research process, the students are less to beable to utilize the picture and there is also still incorrect spelling in writing simple essay. In second cycle, must students have been able to arrange the sentence into paragraph well, and also been able to develop their creative ideas in writing the essay. From the final test of the cycle, it is obtained the average 67.37, and it has increased in the second cycle, that is 75.97.

Keywords: Media images glow, writeability.

(7)

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam memberikan kesempatan, bimbingan, dan petunjuk sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Pemanfaatan Media Gambar Berseri Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas III di MI. Al Hidayah“.

Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun kita dari jalan penuh kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa‟i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam mengesahkan skripsi ini.

2. Bapak Fauzan, MA., ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan penasihat akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat, serta mempermudah penulis secara administrasi akademik sehingga skripsi ini dapat diajukan dan diujikan.

3. Bapak Mu‟arif SAM, M.Pd., dan Ibu Siti Khadijah, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat serta dukungan moril selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membagi ilmunya kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswi PGMI.

(8)

6. Ummi-Abi yang telah jauh disana, kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan moril maupun materi, terima kasih untuk segalanya. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya.

7. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Angkatan 2009-2010, terutama untuk Nurhayati, Ade Kulsumawati, Nurnajmi Laila, Naila Rizkiyah, Sita Dwi Jayanti, Anggi Palupi dan Anggi Handini terima kasih atas kebersamaan, kekompakkan, dan persahabatan yang sudah terjalin. Semoga akan terus terjalin sampai nanti.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak keterbatasan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Depok, 14 April 2014 Penulis

Riana Ulfa

(9)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1 A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 4

C.Pembatasan Fokus Penelitian ... 4

D.Perumusan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN 6 A.Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ………... 6

1. Kemampuan Menulis ………... 6

a. Pengertian Kemampuan Menulis ……… 6

b. Fungsi dan Tujuan Menulis ……….... 8

c. Langkah-langkah Menulis ……….. 9

d. Indikator dalam Kemampuan Menulis ……… 10

e. Upaya-upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis …... 12

2. Media Pembelajaran ……….. 12

a. Pengertian Media Pembelajaran ………. 12

b. Macam-macam Media Pembelajaran ………. 15

c. Fungsi Peranan Media dalam PBM ……… 16

(10)

g. Memilih Gambar yang Baik ……… 20

h. Manfaat Gambar ………...……….. 22

B.Hasil Penelitian yang Relevan ………..…. 23

C.Hipotesis Tindakan ………... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B.Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Tindakan ... 25

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 31

G.Data dan Sumber Data ... 31

H.Instrumen Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Pengumpulan Data ... 32

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ……….. 33

K.Analisis Data dan Interpretasi Data ... 33

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 A.Gambaran Umum Sekolah ………... 35

1. Sejarah Berdirinya MI. Al Hidayah ………. 35

2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI. Al Hidayah …… 36

B.Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan ……... 38

1. Pra Penelitian ………... 38

2. Tindakan Siklus I ………. 40

3. Tindakan Siklus II ………... 45

(11)

A.Kesimpulan ... 58

B.Implikasi ……… 58

C.Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Tabel 4.2 Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah... 37 Tabel 4.3 Tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah …… 37 Tabel 4.4 Hasil Tes Kemampuan Menulis (Pra Tindakan) ... 38 Tabel 4.5 Kesalahan Penggunaan Ejaan, Huruf Kapital dan Tanda Baca

pada Pemanfaatan Media Gambar Berseri dalam Menulis Karangan ………. 52 Tabel 4.6 Rekapitulasi Tingkat Hasil Tes Bahasa Indonesia Siswa ... 53

(13)

Contoh Gambar Berseri ………. 1

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas …..……… 27 Gambar 4.1 Kegiatan Menulis Siswa ……... 43 Gambar 4.2 Kegiatan Siswa Akhir Siklus I ……….. 45 Gambar 4.3 Aktivitas Tanya-Jawab dalam Penjelasan Materi …………. 48 Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Akhir Siklus II ……….………49

(14)

Lampiran 2 Lembar Panduan Observasi Siswa Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I Lampiran 4 Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus II

Lampiran 5 Lembar Pertanyaan Wawancara Pada Siswa Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa

Lampiran 7 Kutipan Wawancara Wali Kelas III-A Lampiran 8 Daftar Nilai Tes Siswa

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain mengembangkan gagasan juga perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

“Kurikulum Bahasa Indonesia umumnya bertujuan supaya siswa sekolah dasar telah mempunyai kemampuan dasar dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, alat mengembangkan ilmu pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa dan menimbulkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, sebagai alat pemersatu dari beragam suku yang ada di Indonesia”.1

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Keberadaan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah memiliki kedudukan penting dalam hal membekali kemampuan berkomunikasi siswa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No: 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu:

“berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulisan”.2

Berdasarkan tujuan kurikulum Bahasa Indonesia di

1

Ngalim Purwanto, dan Djeniah Alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia Di SD,

(Jakarta: PT. Rosda Jayaputra, 1997), h. 3

2

Abdul Razak, dkk., Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,

(Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 317

(16)

atas guru harus memiliki pengetahuan, wawasan dan kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan suasana kondusif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.

Tarigan mengatakan “keterampilan berbahasa mempunyai empat

komponen yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu saling menunjang dan tidak dapat berdiri sendiri, satu kesatuan atau merupakan catur tunggal”.3

Dari keempat keterampilan berbahasa, salah satu diantaranya adalah kemampuan menulis. Menulis merupakan aktivitas penuangan ide- ide pikiran manusia ke dalam bentuk rangkaian kata-kata dan kalimat secara tertulis. Kemampuan menulis merupakan jembatan seseorang dalam berkomunikasi dengan

sesama atau dengan dunia sekitarnya. “Menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung secara

tatap muka dengan orang lain”.4

Menulis tampaknya sederhana, namun menjadikan makna yang sangat mendasar, maksudnya menulis sangat diperlukan untuk membangun kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat. Berdasarkan pengetahuan penulis dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata sehingga keterampilan berbahasa khususnya kemampuan menulis kurang dapat perhatian. Ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk tulisan.

“Graves mengatakan seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan

3

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1981), h. 1

4

(17)

masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat”.5

Permasalahan ini sangat penting untuk segera dicari jalan pemecahannya, karena jika dibiarkan standar kompetensi kemampuan menulis tidak akan tercapai. Guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian sasaran pendidikan. Untuk memenuhi hal tersebut guru harus memilih dan menggunakan bahan ajar yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, serta menerapkan berbagai teknik pengajaran menulis dengan berbagai media pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan sekaligus dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Aspek penting penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi, maka media berperan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan penyampaian materi pembelajaran.

Dalam menentukan media pembelajaran guru harus cermat mempertimbangkan berbagai hal penting yaitu aspek psikologi siswa, kemampuan guru dan kondisi kelas. Bagi siswa sekolah dasar kelas rendah media pembelajaran yang mengandung unsur permainan dan gambar merupakan media yang relatif tepat untuk diterapkan. Kondisi psikologis siswa pada masa ini sangat antusias untuk terlibat dalam situasi pembelajaran yang santai dan menyenangkan.

Dari berbagai penggunaan media pembelajaran, maka muncul ide untuk mencoba menerapkan penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis, karena media gambar berseri merupakan salah satu media yang dapat menyalurkan imajinasi siswa untuk menerapkan gagasan-gagasannya.

5

(18)

Selain itu gambar akan memberikan inspirasi dan panduan tentang isi cerita yang harus dituangkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Media gambar berseri memiliki beberapa kelebihan diantaranya sifatnya konkret, lebih realistis, menunjukkan pokok permasalahan tertentu serta dapat memperjelas suatu masalah atau membetulkan kesalahpahaman. Dengan pemanfaatan media gambar seri tersebut diharapkan kemampuan menulis akan lebih meningkat. Atas dasar uraian di atas, penulis dapat meneliti Pemanfaatan Media Gambar Berseri Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis pada Siswa Kelas III MI. Al Hidayah Depok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Kreatifitas guru kurang pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kurang memanfaatkan media pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia. 3. Kemampuan menulis siswa rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana telah diketahui beberapa varibel yang menentukan keberhasilan kemampuan siswa dalam menulis. Namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, biaya dan kemampuan akademik, maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah pemanfaatan media gambar berseri guna meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III MI Al-Hidayah Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah dipaparkan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(19)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas III MI Al- Hidayah Depok dengan menggunakan media gambar berseri.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

(20)

TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Kemampuan Menulis

a. Pengertian Kemampuan Menulis

Kemampuan dapat dipahami sebagai kesanggupan seseorang atau sesuatu untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional “Kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan,

atau kekuatan”. Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto “Kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan atau kekuatan”.1

Pengertian tersebut memberi makna bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Jadi kemampuan merupakan segala usaha agar sanggup melakukan kegiatan.

Menulis dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang lain. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa selain tiga keterampilan berbahasa lainnya. Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menyatakan “aktivitas menulis merupakan

suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan

membaca”.2

1

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 742

2

Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Rosdakarya, 2011), h. 248

(21)

Menulis merupakan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.3 Sebagai salah satu keterampilan, menulis dipengaruhi oleh sejumlah faktor kebahasaan, yaitu (1) kondisi penulisan, (2) pesan yang dikomunikasikan, (3) kondisi pembaca, dan (4)

media atau bentuk tulisan”.4

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan pesan dalam tulisan (produktif) dan mengungkapkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan (ekspresif).5 Beberapa pendapat di atas mengandung pengertian bahwa menulis merupakan sebuah alat komunikasi atau penyampaian pesan secara tidak langsung dengan lawan bicara dan kegiatan ini dapat mengembangkan imajinasi seseorang serta mengasah kreatifitas.

Menurut Alek, menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman mesir kuno.6 Pendapat di atas mengandung makna bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang memiliki hasil yang dapat dinilai dan diapresiasikan, sebab sebuah tulisan memiliki sebuah makna pelajaran untuk si pembaca, contohnya: puisi dan cerita di dalam novel.

Menurut Lerner, menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Soemarmo Markam menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan

3

Suparno, dan Mohamad Yunus, Ketermpilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.3

4

Isah Cahyani, dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 127

5

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1981), h. 3

6

(22)

bahasa dalam bentuk simbol gambar. Sedangkan menurut Tarigan mendefinisikan menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut. Menurut Poteet seperti dikutip oleh Mulyono Abdurrahman, menulis merupakan upaya menggambarkan visual pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat.7 Kemampuan menulis adalah terampil membuat huruf-huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru tulisan-tulisan dalam struktur kalimat.8

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis merupakan kecakapan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang menjadi satu kesatuan kata dan kalimat yang dimengerti oleh penulis dan orang lain yang membacanya dengan menggunakan bahasa tulisan.

b. Fungsi dan Tujuan Menulis

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Seperti juga yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penulis pasti memiliki tujuan tertentu dengan tulisannya. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar berfikir, dapat menolong berpikir secara kritis. Menulis bukan kegiatan yang sekali jadi, menulis merupakan serangkaian kegiatan yang bertahap dan berlanjut ulang. Dengan menulis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran- pikiran kita.

7

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 224

8

A.S. Broto, “Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di SD Berdasarkan

(23)

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, yang harus diperhatikan bagi penulis di antaranya:

1. Memberitahukan atau mengajar; 2. Meyakinkan atau mendesak; 3. Menghibur atau menyenangkan;

4. Mengutarakan/ mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi- api.9

Budinuryanta dan kawan-kawan, mengemukakan beberapa tujuan menulis

antara lain “memberitahukan atau menginstruksikan, meyakinkan atau

mempersuasikan, menghibur atau menyenangkan, dan mencurahkan perasaan. Tujuan-tujuan tersebut lebih singkat dn lebih lazim disebut dengan tujuan informatif, tujuan persuasif, tujuan literer, dan tujuan ekspresif diri”.10 Berdasarkan tujuan- tujuan tersebut Budinuryanta, dkk., juga menyebutkan beberapa keuntungan/ manfaat dari keterampilan menulis, yaitu (1) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri; (2) dapat mengembangkan berbagai gagasan; (3) dapat memperluas wawasan teoritis dan praktis; (4) dapat memperjelas permasalahan yang samar-samar; (5) dapat menilai gagasan sendiri secara objektif; (6) dapat memecahkan masalah; (7) dapat mendorong belajar secara aktif; dan (8)

membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib”.11

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis itu memiliki fungsi dan tujuan menulis, yaitu memberitahukan atau menginformasikan kepada pembaca, meyakinkan, menghibur, mengajak, dan melarang atau memerintah pembaca, serta mengekspresikan perasaan.

c. Langkah- langkah Menulis

Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi dalam bentuk tertulis.

9

Tarigan, op. cit., h. 24

10

Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.2.

11

(24)

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks. Kekompleksitas tulisan itu disebabkan oleh faktor- faktor yang harus terwujud di dalam tulisan, yakni sistematika tulisannya, ejaan, diksi, dan lain- lain, bahkan kemampuan menulis atau mengarang itu dapat merangkum ketiga keterampilan berbahasa lainnya.

Suatu tulisan atau karangan dapat dikatakan terbentuk secara sistematis antara lain apabila:

1. Terdapat relevansi yang baik antara judul dengan bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup tulisan;

2. Terdapat relevansi yang baik antara bagian awal/ pendahuluan dengan bagian isi, dengan bagian akhir/ penutup tulisan, atau sebaliknya;

3. Terdapat relevansi antara kalimat/ klausa yang satu dengan kalimat/ klausa yang lain dalam tiap alinea; dan

4. Terdapat relevansi yang pas antara isi dan tulisan dengan tujuannya.12

d. Indikator dalam Kemampuan Menulis

Nurgiyantoro berpendapat bahwa penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Dalam kaitan dengan penilaian karangan, berikut ini beberapa kriterianya:

1. Kualitas dan ruang lingkup isi 2. Organisasi dan penyajian isi 3. Komposisi

4. Kohesi dan koherensi 5. Gaya dan bentuk bahasa

6. Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca 7. Kerapian tulisan dan kebersihan

12

(25)

8. Respons afektif pengajar terhadap karya tulis.13

Dalam buku Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III SMP Negeri Jawa Barat: Membaca dan Menulis dinyatakan bahwa kemampuan mengemukakan gagasan dalam bentuk tulisan yang dapat dilihat dalam hal:

1. Kemampuan menggunakan perbendaharaan kata; 2. Kemampuan menyusun kalimat;

3. Kemampuan membentuk kata dengan imbuhan secara tepat; 4. Kemampuan menata paragraf;

5. Kemampuan menyusun karangan; dan

6. Kemampuan menggunakan/ menerapkan kaidah-kaidah penulisan.”14

Adapun untuk menilai tugas menulis dapat menggunakan rubrik penilaian yang berdasarkan rangsang gambar. Indikator pencapaian dalam tugas menulis berdasarkan rangsang gambar adalah sebagai berikut:15

No. Aspek yang dinilai Tingkat capaian kinerja 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian dengan gambar

2. Ketepatan logika urutan cerita 3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 4. Ketepatan kata

5. Ketepatan kalimat

6. Kebenaran ejaan dan tata tulis

13

Iskandarwassid, op.cit., h. 250

14

Sulaiman B. Adiwidjaja, dkk, “Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III

SMP Negeri Jawa Barat: Membaca dan Menulis”, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981), h. 7

15

(26)

e. Upaya-upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Ada sejumlah teknik-teknik pengajaran menulis yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran menulis adalah:

1. Menyusun kalimat

2. Memperkenalkan karangan 3. Meniru model

4. Karangan bersama 5. Mengisi

6. Menyusun kembali 7. Menyelesaikan cerita 8. Menjawab pertanyaan 9. Meringkas isi bacaan 10.Parafrase16

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

“Pembelajaran adalah usaha membimbing peserta didik dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar dan untuk belajar. Setiap usaha membelajarkan peserta didik sudah pasti membutuhkan persiapan, waktu, biaya, sarana prasarana untuk mengupayakan pembelajaran yang efektif dan efisien.17 Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa di dalam pembelajaran terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik, melibatkan unsur-unsur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan.

16

Djago Tarigan, dan H.G. Tarigan, “Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa”,

(Bandung: Angkasa, 1986), h. 187.

17

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h.87

Jumlah

11.Reka cerita gambar 12.Memerikan

13.Mengembangkan kata kunci 14.Mengembangkan kalimat topik 15.Mengembangkan judul

16.Mengembangkan peribahasa 17. Menulis surat

(27)

Dengan demikian pembelajaran dapat digambarkan kegiatan guru, siswa dan unsur-unsur penting yang saling berpengaruh.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab adalah (Wasalaalama) perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.18 Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa sebuah media bukan hanya dalam bentuk benda atau barang. Suatu kejadian juga bisa disebut media dikarenakan dapat membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan.

Atwi Suparman mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.19 Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan.

Menurut Oemar Hamalik, media pendidikan sebagai suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru professional.20 Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa media merupakan berbagai komponen dalam lingkungan sekolah maupun di luar

18

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), h. 3

19

Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h. 65

20

(28)

lingkungan sekolah adalah alat yang dapat merangsang siswa untuk menerima informasi.

Kata media barasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya

berarti „tengah‟, „pengantar‟ atau „perantara‟. Kata „tengah‟ itu sendiri itu berarti

berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik. Komponen-komponen komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan dan media.21

Dalam proses belajar mengajar penggunaan media mempunyai arti yang cukup penting. Media pembelajaran sesungguhnya merupakan bagian dari sumber pengajaran yang di dalamnya pengajaran disampaikan. Dengan kehadiran media, siswa akan lebih mudah menerima bahan atau materi dari pada tanpa bantuan media.

Abuddin Nata menyatakan “terdapat dua unsur yang terkandung dalam media

pengajaran, yaitu (1) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan yang selanjutnya disebut sebagai perangkat lunak (software); dan (2) alat penampil atau perangkat keras (hardware).”22

Berdasarkan pendapat di atas tentang media dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Dengan demikian media pembelajaran merupakan unsur-unsur penting yang membantu proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan tujuan pengajaran dapat tercapai.

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 5-6

22

(29)

b. Macam-macam Media Pembelajaran

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.

Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, visual dan media audiovisual. Media auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio¸ cassette recorder, piring hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides),film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.

Dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audiovisual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio-cassete. Sedangkan audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.23 Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa macam-macam media ini dapat digunakan untuk pembelajaran. Akan tetapi menjadi perhatian dan pertimbangan agar dapat memilih media yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran.

23

(30)

Selain itu terdapat sejumlah nilai praktis dari media pendidikan sebagai berikut:

1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa 2. Media pendidikan melampaui batas-batas ruangan kelas

3. Media pendidikan memugkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungan

4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan

5. Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti

6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru 7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar 8. Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh24

c. Fungsi Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar

Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, menurut Arief, dkk merumuskan fungsi media sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau tulis belaka)

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan biaya indra

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bila mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam:

24

(31)

- Memberikan perangsang yang sama - Mempersamakan pengalaman - Menimbulkan persepsi yang sama25

Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut:

1. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang akan guru sampaikan.

2. Media dapat memunculkan permasalah untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.

3. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.26

d. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:

1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa

3. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya

4. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran 5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung 6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa27

25

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 17

26

Fathurrohman, op. cit., h. 66

27

(32)

e. Gambar Berseri sebagai Media Pembelajaran

Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di Madrasah Ibtidaiyah. Penggunaan media gambar berseri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam kemampuan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan.

Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Mengarang melalui media gambar berseri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambar berseri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar berseri) ke dalam bentuk tulisan.

Arief S. Sadiman dkk., mengemukakan bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.28

Menurut Azhar Arsyad “gambar garis dapat pula digunakan untuk mendorong dan menstimulasi pengungkapan gagasan siswa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita disajikan secara berurutan. Siswa berlatih mengungkapkan adegan dan kegiatan-kegiatan tersebut yang apabila dirangkaikan akan menjadi suatu cerita.”29

28

Arief Sadiman, dkk., op. cit., h. 29

29

(33)
[image:33.612.110.529.152.585.2]

Gambar 2.1

Contoh media gambar berseri:

f. Syarat-syarat Gambar

Agar tujuan penggunaan media gambar dapat tercapai, gambar harus memenuhi syarat-syarat:

1. Bagus, jelas, menarik, dan mudah dipahami, 2. Cocok dengan materi pembelajaran,

3. Benar dan otentik, artinya menggambarkan situasi yang sebenarnya, 4. Sesuai dengan tingkat umur/ kemampuan siswa,

5. Walaupun tidak mutlak sebaiknya gambar menggunakan warna yang menarik sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk mengamatinya,

6. Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran objek yang sebenarnya,

7. Agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukkan hal yang sedang melakukan perbuatan,

8. Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam kehidupan sosial.30

30

(34)

g. Memilih Gambar yang Baik

Dalam memilih gambar-gambar yang baik dibawah ini dapat kita pergunakan antara lain:

1. Keaslian gambar

Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda sesungguhnya.

2. Kesederhanaan

Gambar itu sedehana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.

3. Bentuk item

Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek-objek dalam gambar.

4. Perbuatan

Gambar hendaknya menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan. 5. Fotografi

Gambar-gambar yang nilai fotografinya rendah, misalnya tidak terlalu terang dan terlalu gelap.

6. Artistik

Segi artistik pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai gambar tersebut. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan ysng hendak dicapai.31

Dari uraian di atas hendaknya guru harus mempertimbangkan penggunaan media gambar berseri di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi dan diharapkan mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya.

31

[image:34.612.105.530.167.556.2]
(35)

Menurut Wina Sanjaya yang telah mengutip dari kerucut pengalaman Edgar

Dale “pengalaman melalui lambang-lambang visual, seperti grafik, gambar dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya.”32

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat berbagai komponen pengajaran yang saling terintegrasi dalam mencapai tujuan. Sehubungan dengan itu peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan proses belajar mengajar tersebut. Guna mencapai hasil belajar yang optimal, semua komponen didalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu komponen tersebut adalah penggunaan media pengajaran. Proses belajar mengajar yang kompleks itu melibatkan sejumlah komponen yang terdiri atas: guru, tujuan pelajaran, materi pelajaran, media, sistem pengajaran, sumber pelajaran, management interaksi, evaluasi dan siswa.

Salah satu komponen pengajaran adalah pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang optimal dapat dicapai dengan berbagai cara salah satunya adalah pemanfaatan media pengajaran. Penggunaan media pengajaran yang diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran dimaksudkan untuk memperkaya mutu belajar mengajar.

Media sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Walaupun itu hanya media yang sederhana, tetapi sangat membantu komunikasi menjadi efektif. Seperti dikemukakan bahwa media audio-visual membuat komunikasi menjadi efektif. Media visual yang sering digunakan dalam penyampaian materi pelajaran adalah gambar. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas tentang sesuatu. Disamping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik siswa, sehingga dengan demikian dapat memberikan siswa lebih senang dalam belajar.

32

(36)

Pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung.

h. Manfaat Gambar

Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah: 1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, 2. Mempermudah pengertian/pemahaman siswa,

3. Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud,

4. Memperjelas bagian-bagian penting. Melalui gambar, kita dapat memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil sehingga dapat diamati, 5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang dijelaskan dengan kata-kata mungkin

[image:36.612.104.528.192.698.2]

membutuhkan uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukkan pada gambar.33

Ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti yaitu:

1) Persiapan

Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik yaitu:

1. Pelajari petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian diikuti didalamnya

2. Siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media

3. Tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok

4. Atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, mendengar pesan-pesan pengajarannya dengan baik

33

(37)

2) Pelaksanaan (penyajian)

Satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media pengajaran yaitu hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi siswa.

3) Tindak lanjut

Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses pengajaran diwujudkan dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis kualitas gagasan, penggunaan ejaan dan tanda baca. Kegiatan diawali dengan apersepsi dengan pusat perhatian ditujukan gambar berseri, menginterpretasikan setiap urutan gambar, kemudian mengarahkan topik karangan yang sesuai dengan gambar seri lalu menentukan atau memilih salah satu topik karangan yang sesuai dengan gambar seri.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan saya lakukan oleh Neni Oktaviani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2012 dalam jurnalnya yang

berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Media Lagu Pada Siswa Kelas X MA Nurul Falah Pagedangan Tangerang”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan keterampilan menulis narasi siswa pada awalnya cukup baik. Namun masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai kurang dari SKBM Bahasa Indonesia.34 Perbedaannya adalah penelitian tersebut menggunakan media lagu yang

34

(38)

diperdengarkan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi sedangkan penulis menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Dalam penelitian lain dilakukan oleh Didah Nurhamidah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2011 jurnalnya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Cerpen”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan penerapan media cerpen dalam dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.35 Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah penelitian tersebut menggunakan media cerpen dan mengetahui hasil belajar siswa dalam menulis naskah drama sedangkan penulis menggunakan media gambar berseri dan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Dan penelitian yang dilakukan juga oleh Isroyati Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2010 dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Penggunaan Metode Field Trip Siswa Kelas IX di SMP Dwiguna Depok”. Penelitian tersebut menggunakan metode field trip sebagai metode pembelajaran menulis narasi. Sedangkan penulis menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.36

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu

“melalui pemanfaatan media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Al- Hidayah Depok”.

35

Didah Nurhamidah, “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan

Menggunakan Media Cerpen”, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: 2011)

36

(39)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hidayah Depok, yang berlokasi di Jl. Raya Keadilan No. 10 Kelurahan Rangkepan Jaya Baru Kecamatan Pancoranmas Depok. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research. Penelitian ini berlangsung secara siklus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi:

a. Menyusun perencanaan pengajaran; b. Mempersiapkan gambar berseri; c. Menyusun lembar observasi; d. Mendesain alat evaluasi. 2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Proses pembelajaran terbagi menjadi beberapa siklus disesuaikan dengan besarnya permasalahan yang harus dipecahkan.

Pada siklus pertama, pelaksanaan pembelajaran menggunakan media gambar berseri. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk rencana tindakan pada siklus kedua yang dilakukan oleh kolaborator

(40)

atau peneliti yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

Pada siklus kedua proses pembelajaran tetap menggunakan media gambar berseri. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan observasi kembali. Hasil pengamatan dianalisis sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan.

3. Pengamatan

Tahap ketiga yaitu selama tahap pelaksanaan pengamatan mengobservasi keaktifan dan respon siswa terhadap rencana pembelajaran yang telah di buat oleh peneliti. Dengan menggunakan lembar observasi peneliti mengamati peristiwa yang terjadi di kelas penelitian.

4. Refleksi

Pada tahap ini adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara kolabratif yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat dilakukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan hasil yang di dapat dari tahap observasi, dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya.

[image:40.612.101.531.101.590.2]
(41)
[image:41.612.107.511.156.556.2]

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan PTK1

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Hidayah Depok semester genap tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 35 orang, yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 21 orang laki-laki.

1

M. Mega N., dan Kurnia Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: CV. Regina, 2009), h. 38

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

(42)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peneliti bertindak sebagai perencana dan pengamat kegiatan selama penelitian. Peneliti melakukan pengamatan, merencanakan tindakan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Selama penelitian, peneliti dibantu oleh guru. Guru tersebut adalah guru kelas yang memegang kelas penelitian, ia akan bertindak sebagai observer (pengamat).

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap ini dimulai dari siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Adapun tahapan tindakan pada setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:

Tahapan siklus I adalah: 1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD: Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. c. Menyusun lembar obsevasi.

d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini, guru bertindak:

(43)

b. Secara individu siswa menulis dengan bantuan media gambar berseri.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok; b. Membantu siswa jika menemui kesulitan;

c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran pada kegiatan 1, 2, 3. b. Sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika

pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis pada siswa kelas III MI Al-Hidayah, maka perlu dilanjutkan dengan siklus II.

Adapun tahapan siklus II adalah: 1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan KD: Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar berseri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan; c. Menyusun lembar obsevasi;

(44)

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini, guru bertindak:

[image:44.612.103.529.91.629.2]

a. Menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar berseri, kemudian dengan arahan dan bimbingan guru siswa diminta untuk menulis dengan menggunakan media gambar berseri tersebut;

b. Dan guru mengarahkan siswa agar dapat memahami gambar tersebut. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan isi dari gambar berseri.

c. Setelah siswa menuliskan kemudian mempresentasikan tulisan mereka.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok; b. Membantu siswa jika menemui kesulitan;

c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, guru bertindak:

a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran dari kegiatan 1, 2, 3.

(45)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Siklus penelitian yang dilakukan ini, diharapkan adanya perubahan pada siswa dalam kemampuan menulis. Materi yang dipelajari siswa dapat dipahami dengan jelas, bukan hanya sekedar melihat, melainkan mampu memahami gambar. Dari tindakan yang dilakukan diharapkan adanya peningkatan terhadap kemampuan menulis dan mampu mencapai skor belajar di atas rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 75,00) Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh berupa: 1) Hasil tes akhir siklus

2) Hasil observasi kegiatan pembelajaran saat pembelajaran berlangsung 3) Hasil wawancara

4) Hasil dokumentasi kegiatan pembelajaran.

Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas III MI Al-hidayah Rawadenok, Depok.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah: 1. Pedoman wawancara

Peneliti melakukan wawancara tehadap guru kelas dan juga siswa di MI Al-hidayah Rawadenok, Depok.

2. Soal Tes

(46)

berdasarkan rangsangan gambar. Indikator pencapaian dalam tugas menulis berdasarkan rangsang gambar adalah sebagai berikut:2

No. Aspek yang dinilai Tingkat capaian kinerja 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian dengan gambar

2. Ketepatan logika urutan cerita 3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 4. Ketepatan kata

5. Ketepatan kalimat

6. Kebenaran ejaan dan tata tulis Jumlah Skor

Keterangan:

5 = sangat baik 3 = cukup 1 = sangat kurang 4 = baik 2 = kurang

3. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa di MI Al-Hidayah Rawadenok Depok.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran pada saat pembelajaran berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi dan kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah: memberikan soal tes Bahasa Indonesia siswa pada saat penelitian, melakukan observasi pada proses pembelajaran,

2

(47)

mewawancarai guru dan siswa, serta mendokumentasikan selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan tindakan penelitian.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang valid, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis penelitian. Tindakan yang akan dilakukan yaitu:

1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti dan siswa; 2. Penggunaan berbagai alat instrument agar data yang terkumpul lebih

akurat. Langkah yang ditempuh yaitu mengisi lembar observasi dan menilai hasil kerja siswa;

[image:47.612.107.531.179.681.2]

3. Penggunaan berbagai metode sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan dan pengambilan gambar dalam bentuk foto;

4. Meneliti dan memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian atau kelengkapan;

5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data. Dari hasil penelitian ini, diperoleh data yang terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Langkah-langkah pada setiap siklus yang terkumpul pengolahan datanya adalah:

(48)

informasi berbentuk kalimat-kalimat yang berupa gambaran proses penelitian;

2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes penskoran terhadap siswa ketika menangkap ide pokok dengan benar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah perencanaan penilaian dilakukan, maka untuk pengembangan tindak selanjutnya dilakukan evaluasi yaitu evaluasi secara keseluruhan setelah pelaksanaan semua siklus dilakukan apakah tujuan yang diharapkan dari penellitian ini sudah tercapai atau belum. Kemudian jika hasilnya belum memuaskan ataupun belum tercapai, maka evaluasi ini digunakan untuk melakukan refleksi kembali.

(49)

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

Al Hidayah Depok berdiri pada tanggal 05 Oktober 1949 yang dipelopori oleh KH. Muhammad bin Yahya (alm.) bersama para alim ulama yang ada di Rawadenok Depok, MI. Al Hidayah adalah lembaga pendidikan formal pertama yang didirikan di bawah naungan Yayasan Al Hidayah dan merupakan lembaga pendidikan tertua di Depok. MI. Al Hidayah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sebagai perkembangan awal kurikulum yang digunakan hanya pelajaran- pelajaran agama. Dengan siswa yang berasal dari wilayah sekitar. Madrasah ini memiliki luas tanah 2259 m² dengan 6 ruang belajar dan 1 ruang kantor.

Pada sekitar tahun 1980-an Madrasah ini baru menggunakan kurikulum perpaduan antara departemen agama dan pendidikan nasional. Jumlah siswa terus bertambah dari tahun ke tahun yang berasal dari berbagai wilayah di Depok dan sekitarnya dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 12 rombel. Pada tahun 2014 ini MI. Al Hidayah memiliki jumlah siswa lebih dari 620 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 18 rombel dan jumlah tenaga pengajar sebanyak 26 orang. Sampai saat ini MI. Al Hidayah telah melahirkan lulusan-lulusan yang melanjutkan pada berbagai sekolah lanjutan baik madrasah tsanawiyah, pondok pesantren dan sekolah-sekolah lanjutan umum.

(50)

1. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

Tabel 4.1

Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

Keadaan Siswa

Jumlah Siswa Rombel Kelas Jenis Kelamin

1 L 64 3

P 52

2 L 53 3

P 49

3 L 46 3

P 61

4 L 48 3

P 53

5 L 50 3

P 40

6 L 51 3

P 54

Jumlah 621 18

Data ini menunjukkan bahwa MI. Al Hidayah menjadi lembaga pendidikan yang dipercaya dan menjadi pilihan pertama masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat terhadap program pendidikan yang dilaksanakan di MI. Al Hidayah, walaupun letak MI. Al Hidayah berdekatan dengan beberapa Sekolah Dasar Negeri dan Swasta yang ada disekitarnya.

[image:50.612.108.526.185.506.2]
(51)
[image:51.612.104.530.161.613.2]

Tabel 4.2

Keadaan Tenaga Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

No. Pendidikan Jumlah

1. Sarjana (S1) 23

2. Pascasarjana (S2) 3

3. S3 -

Jumlah 26

Dari data ini dapat dilihat bahwa 88% tingkat pendidikan tenaga pendidik di MI. Al Hidayah adalah sarjana pendidikan dan 12% lulusan pascasarjana, baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal ini menunjukan bahwa tenaga pendidik di MI. Al Hidayah adalah tenaga-tenaga yang berkompeten sesuai dengan bidang pendidikan.

b. Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3

Keadaan tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah

No. Pendidikan Jumlah Keterangan

1. Sarjana (S1) 2 Staff TU

2. SLTA 3 Staff TU dan penjaga sekolah

3. SLTP 2 Keamanan

Jumlah 7

(52)

ini sangat dibutuhkan untuk menangani pelayanan-pelayanan administratif, keamanan lingkungan dan kebutuhan lainnya.1

B. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan 1. Pra Penelitian

[image:52.612.104.549.280.682.2]

Peneliti memberikan soal tes awal bertujuan untuk mengukur dan mendapatkan skor awal siswa yang akan dibandingkan dengan skor hasil tes tentang menulis karangan pada setiap akhir siklus penelitian. Dalam soal tes awal, peneliti mengambil materi menulis karangan sesuai dengan materi yang akan dibahas dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran.

Tabel 4.4

Hasil Tes Kemampuan Menulis

No. Nama Siswa

SKOR HASIL TES

Jml Nilai Ke t. Sesua i Gamb ar Tepat uruta n Cerita Tep at Ma kna Tepat Kata Tepat Kalim at Bena r Ejaa n

1. AAA 3 3 3 3 3 3 18 60

2. ASP 3 3 4 3 3 3 19 63

3. AFR 3 3 3 4 3 2 18 60

4. AAP 4 4 3 4 3 2 19 63

5. ASB 3 2 3 3 3 4 18 60

6. ASA 3 3 3 4 3 4 20 67

7. AIH 3 3 3 3 3 3 18 60

8. BDA 3 3 3 3 3 2 17 57

9. BAK 4 3 3 3 3 3 19 63

10. DF 3 3 2 3 3 3 17 57

1

(53)

11. DHK 3 3 3 4 3 3 20 67

12. FAF 4 3 3 3 3 4 20 67

13. GNU 4 4 4 3 3 4 22 73

14. IEP 3 3 3 4 3 3 19 63

15. MSS 3 3 3 4 4 3 20 67

16. MAS 3 3 3 3 3 3 18 60

17. MRS 3 2 3 4 3 2 17 57

18. MS 4 3 3 4 4 2 20 67

19. MAA 3 3 3 4 3 2 18 60

20. MAF 3 3 3 3 4 3 19 63

21. MNR 3 3 3 3 3 3 18 60

22. MR 4 3 4 3 3 4 21 70

23. NPR 4 4 4 3 3 3 21 70

24. NAR 3 3 3 4 3 3 19 63

25. Rd 3 3 3 3 3 3 18 60

26. RP - - - s

27. RAA 4 3 3 4 4 3 22 73

28. RR 3 4 3 3 3 4 20 67

29. RK 3 3 3 3 3 3 18 60

30. SAF 4 4 4 3 3 3 21 70

31. SDH 4 3 4 3 3 3 20 67

32. SA 4 4 3 3 3 3 20 67

33. SN 2 3 4 3 3 3 18 60

34. Sy - - - s

35. Wl 4 3 3 3 3 4 20 67

(54)

Dari hasil tes awal kemampuan menulis karangan diperoleh skor rata-rata kelas 60.22 dengan nilai terendah 57 dan nilai tertinggi 73. Berdasarkan skor tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan menulis karangan siswa berada dibawah batas minimal (KKM) yang ditargetkan yaitu 75. Hal ini mendorong peneliti melakukan suatu tindakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan penggunaan media gambar berseri.

Kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah didiskusikan bersama dengan guru kelas agar dapat disesuaikan dengan kondisi kelas. Sehingga peneliti dapat melaksanakan tindakan pembelajaran sebagaiman mestinya. Sebelum melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, peneliti mensosialisasikan kepada siswa tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan dengan pemanfaatan media gambar berseri dengan materi pokok menulis karangan. Dengan indikator keberhasilan siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran

selanjutnya, adapun tahapan pada siklus I adalah: a. Tahap Perencanaan

(55)

rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah.

Instrumen pembelajaran terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara dan lembar penilaian. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran yaitu media gambar berseri yang diberikan kepada setiap siswa. Tugas akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis karangan siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas, untuk melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran.

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan kata dan kalimat yang jelas.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I:

1)Pertemuan pertama

Kegiatan ini diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi tentang karangan. Pada pertemuan pertama ini siswa yang hadir 33 orang, 2 orang karena sakit. Guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan melakukan penilaian pada proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

(56)

berseri, peneliti memberikan media sesuai dengan topik pembelajaran. Kemudian siswa diminta untuk membuat kerangka karangan sesuai gambar berseri yang diberikan kepada masing-masing siswa. Selama siswa menger

Gambar

Gambar 2.1
Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau
gambar.33 Ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang
gambar berseri. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bursa Indonesia hari ini berpeluang rebound mengikuti reboundnya bursa global, namun secara teknikal IHSG masih cukup mengkhawatirkan mengingat MACD dan stochastic

Dilihat dari perubahan sistem otonomi daerah yang diberlakukan, perubahan yang sangat prinsip dan mendasar terjadi pada tahun 2004, saat diberlakukannya

SHQHWUDVLSDGDVXKX &VHEDJDLXSD\D GDODP SHPEXDWDQ DVSDO NDUHW 6HGDQJNDQ N H F H S D W D Q S H Q J D G X N S D G D P H V L Q SHQFDPSXUNDQGLYDULDVLNDQSDGDUSP USPUSPUSPUSP GDQ

Metode yang digunakan adalah algoritma Naïve Bayes untuk analisis data. kelayakan

---, Hukum Progresif Sebagai Dasar Pembangunan Ilmu Hukum Indonesia, Makalah Seminar Nasional “Menggagas Ilmu Hukum Progresif Indonesia”, Kerjasama IAIN Walisongo dengan

Jika dipelajari secara seksama dari jawaban angket yang diberikan oleh siswi- siswi Madrasah Aliyah Al Huda Tanjungbatu dan wawancara penulis dengan mereka, maka

Kenaikan drop tegangan pada penyulang merpati terjadi karena saat dilakukannya simulasi rekonfigurasi terhadap penyulang Maleo beban yang dilayani oleh penyulang

24 Pebruari 2012, yang ditujukan kepada Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustnan.. Dernikian pengumuman ini, untuk diketahui oleh seluruh Peserta