Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien
Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2014
Oleh :
NABIHAH BINTI MOHAMAD ISA
NIM : 110 100 474
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien
Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2014
KARYA TULISAN ILMIAH
“Karya Tulisan Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh :
NABIHAH BINTI MOHAMAD ISA
NIM : 110 100 474
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBARPENGESAHAN
Judul Penelitian:Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2014.
Nama:Nabihah binti Mohamad Isa NIM:110 100 474
PembimbingPengujiI
... ... (dr. Ameliana Purba, SpPD) (dr. Khairul P. Surbakti, SpS) NIP. 198002012005022008 NIP.196212211990121001
Penguji II
...
(dr. Surya Dharma Hamidah, SpKK) NIP.196202032000011001
Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
... (Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.Pd-KGEH)
ABSTRAK
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi dan sering disebut sebagai penipisan sendi. OA adalah penyakit seluruh sendi, yang melibatkan tulang rawan, lapisan sendi, ligamen dan tulang. Penyakit ini lebih sering mengenai perempuan yang berumur diatas 40 tahun yang sudah menopause, individu yang sering melakukan pekerjaan berat, merokok, mempunyai berat badan berlebihan, mempunyai riwayat trauma, riwayat keturunan, komplikasi dari penyakit lain dan sentiasa berolahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan faktor risiko pada pasien osteoartritis.
Penelitian ini menggunakan teknik desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2014 sampai November 2014 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian pertama kuesioner data demografi dan bagian kedua pengetahuan pasien OA, jumlah total responden adalah 100 orang.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien OA memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (22.0%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 62 orang (62.0%) dan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (16.0%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien OA tentang faktor risiko OA sebagian besar berpengetahuan cukup namun ada juga berpengetahuan kurang.
ABSTRACT
Osteoarthritis (OA) is a disease of the joints, and often referred to as thinning of the joint. OA is a disease of the whole joint, involving cartilage, the lining of joints, ligaments and bones. The disease is more often to women over the age of 40 years who have gone through menopause, individuals who often do heavy work, smoke, have excessive weight, have a history of trauma, history of descent, a complication of other diseases and was always exercising.
This study aims to determine the patients' knowledge and risk factors of osteoarthritis patients .
This study uses descriptive design techniques and using total sampling. Data collection was conducted in September 2014 through November 2014 using a
questionnaire consisting of two parts, first demographic data questionnaire and the second part is knowledge of OA patients, the total number of respondents is 100 people.
The results showed that the knowledge of OA patients with a good knowledge as many as 22 people (22.0%), with sufficient knowledge as many as 62 people (62.0%) and with less knowledge as many as 16 people (16.0%).
From the results of this study concluded that OA patients' knowledge about risk factors for OA mostly are knowledgeable enough but there are also less knowledgeable.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul Gambaran Pengetahuan Faktor Risiko pada Pasien Penderita Osteoatritis di RSU. Dr. Piringgadi Medan Tahun 2014. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Ameliana Purba, SpPD, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. dr. Khairul P. Surbakti, SpS dan dr. Surya Dharma Hamidah, SpKK, selaku dosen penguji, yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis, sehingga dapat diselesaikan dengan jayanya.
4. Para staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan. 5. Kedua orang tua penulis, yang selalu mendoakan serta memberikan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman sejawat, saudara Siri Ganesan A/L Chandran atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 01 Mei 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan... i
Abstrak... ii
Abstrac... iii
Kata Pengantar... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... ix
Daftar Gambar... x
Daftar Singkatan... xi
Daftar Lampiran... xii
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.3.1. Tujuan Umum... 3
1.3.2. Tujuan Khusus... 3
1.4. Manfaat Penelitian... 4
1.4.1. Bagi Penelitian... 4
1.4.2. Bagi Masyarakat... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 12
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17
5.1. Hasil Penelitian... 17
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 17
5.1.2. Data Demografi Responden... 18
5.1.3. Data Instrumen... 19
5.2. Pembahasan... 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 29
6.1. Kesimpulan Hasil Penelitian... 29
6.2. Saran... 29
6.2.1. Bagi Pendidikan... 29
6.2.2. Bagi Masyarakat... 29
6.2.3. Bagi Rumah Sakit... 29
DAFTAR PUSTAKA... 30
Daftar Tabel
Nomor Judul Halaman
Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
18
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis
19
Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritisberdasarkan usia.
20
Tabel 5.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan jenis kelamin.
20
Tabel 5.1.5 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pendidikan.
21
Tabel 5.1.6 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pekerjaan.
22
Tabel 5.1.7 Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pasein osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis dengan Faktor Risiko Osteoartritis.
DAFTAR SINGKATAN
OA = Osteoartritis
RSU = Rumah Sakit Umum
% = Presentase
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Penjelasan
Lampiran 3 Surat Persutujuan
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Program SPSS
Lampiran 6 Komisi Etik Penelitian
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
ABSTRAK
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi dan sering disebut sebagai penipisan sendi. OA adalah penyakit seluruh sendi, yang melibatkan tulang rawan, lapisan sendi, ligamen dan tulang. Penyakit ini lebih sering mengenai perempuan yang berumur diatas 40 tahun yang sudah menopause, individu yang sering melakukan pekerjaan berat, merokok, mempunyai berat badan berlebihan, mempunyai riwayat trauma, riwayat keturunan, komplikasi dari penyakit lain dan sentiasa berolahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan faktor risiko pada pasien osteoartritis.
Penelitian ini menggunakan teknik desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2014 sampai November 2014 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian pertama kuesioner data demografi dan bagian kedua pengetahuan pasien OA, jumlah total responden adalah 100 orang.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasien OA memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (22.0%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 62 orang (62.0%) dan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (16.0%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien OA tentang faktor risiko OA sebagian besar berpengetahuan cukup namun ada juga berpengetahuan kurang.
ABSTRACT
Osteoarthritis (OA) is a disease of the joints, and often referred to as thinning of the joint. OA is a disease of the whole joint, involving cartilage, the lining of joints, ligaments and bones. The disease is more often to women over the age of 40 years who have gone through menopause, individuals who often do heavy work, smoke, have excessive weight, have a history of trauma, history of descent, a complication of other diseases and was always exercising.
This study aims to determine the patients' knowledge and risk factors of osteoarthritis patients .
This study uses descriptive design techniques and using total sampling. Data collection was conducted in September 2014 through November 2014 using a
questionnaire consisting of two parts, first demographic data questionnaire and the second part is knowledge of OA patients, the total number of respondents is 100 people.
The results showed that the knowledge of OA patients with a good knowledge as many as 22 people (22.0%), with sufficient knowledge as many as 62 people (62.0%) and with less knowledge as many as 16 people (16.0%).
From the results of this study concluded that OA patients' knowledge about risk factors for OA mostly are knowledgeable enough but there are also less knowledgeable.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Osteoartritis (OA) merupakan kelainan sendi yang paling umum di Amerika Serikat. Antara orang dewasa berumur 60 tahun atau lebih tua mempunyai prevalensi dengan gejala OA lutut sekitar 10% pada laki-laki dan 13% pada perempuan. Jumlah individu menderita OA semakin meningkat karena penuaan penduduk dan memiliki berat badan berlebihan (obesitas). Gejala utama OA adalah nyeri sehingga mengakibatkan cacat. Individu yang menderita OA menghadapi kesulitan untuk memanjat tangga dan berjalan. OA juga adalah penyakit umum yang memiliki dampak kepada perawatan kesehatan dan sistem kesehatan masyarakat di masa depan (NIH, 2013).
Dokter menganggap OA sebagai sindrom nyeri kronis dan bukan penyakit akibat dari perubahan patologis pada sendi. Menurut The National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), OA adalah sebagai sindrom nyeri disertai dengan berbagai keterbatasan tingkat fungsional dan mengurangi kualitas hidup seseorang. OA paling sering terjadi pada bagian lutut, pinggul, tangan, dan kaki sehingga menyebabkan rasa nyeri dan cacat. Sebagai contoh, di United Kingdom (UK) pada individu berusia 50 tahun ke atas, seperempat mempunyai keluhan nyeri lutut selama lebih dari 3 bulan dan mengganggu aktivitas seharian (Arthritis Research UK, 2011).
Gejala utama penyakit OA adalah nyeri pada sendi dan meningkat pada waktu bergerak. Nyeri umumnya timbul secara perlahan-lahan dan berkurang ketika beristirahat. Rasa nyeri disertai dengan rasa kaku dan keterbatasan bergerak. Nyeri dapat dirasakan pada waktu tertentu atau berkepanjangan (Felson, 2009).
olahraga. Pasien osteoartritis biasanya mengeluh rasa sakit dan kekakuan sendi, terdapat pembengkakan pada sendi dan penurunan fungsi sendi (NIAMS, 2013).
Prevalensi OA meningkat secara dramatis mengikut pertambahan umur dan umumnya perempuan lebih sering menderita OA dibanding laki-laki. Di negara Asia diperkirakan bahwa persentase penduduk berusia 65 tahun ke atas sering menderita OA. Sebagai contoh, selama periode 2008-2040, diperkirakan bahwa Singapura akan meningkatkan proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas dengan 316%, India dengan 274%, Malaysia 269%, Bangladesh dengan 261%, dan Filipina dengan 256%. Pada tahun 2008, Jepang memiliki 21,6% penduduk berusia 65 tahun ke atas dan di China dan India menduduki peringkat dua teratas negara yang memiliki penduduk berusia 65 tahun ke atas.(International Journal of Rheumatic Diseases, 2011).
Prevalensi osteoartritis di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan yang jelas. Namun, pada tahun 2000 dilaporkan bahwa 21,7% individu beusia 49-60 tahun menderita osteoartritis di Malang (Tanna, 2004). Pada tahun 2008 sebanyak 23,6-31,3% individu menderita osteoartritis di Indonesia, 13% dari perempuan dan 10% dari laki-laki berusia 60 tahun ke atas (Shangi, 2009).
Selain peningkatan usia, obesitas dan melakukan aktivitas yang berat dapat memicu terjadinya OA. Individu yang mempunyai obesitas lebih sering menderita OA berbanding dengan individu dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah. 15,9% individu dengan berat badan normal atau rendah menderita OA dan 22,6% dari kelebihan berat badan, dan 31,3% dari obesitas. Pada individu yang melakukan aktivitas berat hampir 44% orang didagnosis menderita OA berbanding dengan 36% individu yang tidak melakukan aktivitas berat (CDC, 2014).
Berdasarkan dari penelitian awal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sebanyak 345 pasien osteoartritis dan tahun 2013 sebanyak 350 pasien osteoartritis berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSU Dr. Pirngadi Medan.
melakukan penelitian untuk mengetahui pengetahuan pasien penderita OA tentang faktor risiko OA di RSU Dr. Pirngadi.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui tentang faktor risiko osteoartritis.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui tentang faktor risiko osteoartritis.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui usia dan jenis kelamin perempuan adalah faktor risiko osteoartritis.
b. Untuk mengetahui apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui obesitas atau kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.
c. Untuk mengetahui apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui komplikasi dari penyakit yang lain dan genetik adalah faktor risiko osteoartritis.
d. Untuk mengetahui apakah pasien osteoatritis di RSU Dr. Pirngadi mengetahui riwayat trauma, pekerjaan dan kebiasaan olahraga adalah faktor risiko ostoartritis.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Diharapkan dipergunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor risiko dan penyakit osteoartritis.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor risiko osteoartritis, sehingga masyarakat mengetahui faktor risiko osteoartritis dan dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan timbulnya osteoartritis.
1.4.3. Bagi Pendidikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling sering mempengaruhi usia menengah dan lanjut usia. Hal ini sering disebut sebagai osteoartritis atau penipisan sendi. OA adalah penyakit seluruh sendi, yang melibatkan tulang rawan, lapisan sendi, ligamen, dan tulang (American College of Rheumatology Research and Education Foundation, 2012).
2.2. Klasifikasi Osteoartritis
OA terbagi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer sering berubah dari waktu ke waktu dan lebih sering dikaitakan dengan hal-hal seperti usia, obesitas atau kelebihan berat badan, dan riwayat keluarga menderita OA. OA sekunder disebabkan oleh kondisi yang merusak tulang rawan.
OA primer dianggap penipisan pada sendi terkait dengan penuaan dan tidak ada hubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal sendi. Manakala OA sekunder memiliki penyebab spesifik, seperti cedera, efek dari obesitas atau kelebihan berat badan, genetik atau riwayat keluarga menderita OA, atau penyakit lain (WebMD, 2014).
2.3. Patogenesis Osteoartritis
OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui. Kerusakan tersebut diawali dengan kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta beberapa mekanisme lain sehingga menimbulkan cedera.
sehingga mencegah terjadinya penipisan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein akan berhenti dihasilkan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi. Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon mengandung suatu reseptor yang tersebar di sepanjang gerak sendi.
Otot-otot dan tendon yang menghubungkan sendi merupakan pelindung sendi. Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot turut meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadinya pergesekan. Gesekan yang diterima akan didistribusikan ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima.
Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilapisi oleh cairan sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antara tulang yang terjadi ketika bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dirapatkan berfungsi sebagai penyerap gesekankan yang diterima sendi.
Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago.
MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago.
Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun stimulasi IL-1 yang berlebih memicu proses degradasi matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepatkan proses pembentukan tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini terjadi pada proses awal timbulnya OA.
Kartilago memiliki metabolisme yang lambat karena pergantian matriks yang lambat dan keseimbangan yang teratur antara sintesis dengan degradasi. Namun, pada fase awal perkembangan OA, kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif.
Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur. Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan timbulnya OA pada sendi (Felson, 2009).
2.4. Faktor Risiko Osteoartritis
Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan OA, yaitu:
a. Usia: OA lebih sering diderita oleh usia lanjut, namun pada orang muda juga dapat menderita OA. Pada laki-laki berusia 45 tahun ke bawah menderita OA disebabkan riwayat trauma yang dimiliki. Berdasarkan hasil radiografi pada individu yang berusia 45-65 tahun memiliki 30% yang menderita OA manakala 80% pada individu usia 80 tahun ke atas (Shiddiqui, 2008).
b. Jenis Kelamin: prevalensi OA pada wanita meningkat setelah monopause
etiologi yang berhubung dengan OA prevalensi gejala OA meningkat dengan usia pada kedua jenis kelamin 0,9-3,9% pada laki-laki, dan 0,7-5,1% pada perempuan (Riikka EJ, 2013).
c. Obesitas: peningkatan berat badan menambahkan stres pada sendi tubuh
bagian bawah yang merupakan faktor risiko dalam OA. Lutut menahan beban berat badan. Bertambahnya berat badan pada usia muda dapat meningkatkan risiko menderita OA. Penelitian terbaru menunjukan bahwa kelebihan lemak tubuh memproduksi bahan kimia yang berjalan ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan sendi (Arthritis Foundation, 2014).
d. Trauma: Sering terjadi pada atlet dan individu dengan pekerjaan yang
memerlukan gerakan berlebihan memiliki risiko tinggi menderita OA karena riwayat trauma dan trauma meningkatkan stres pada sendi. Pada sendi dengan trauma patah tulang sebelumnya dan pernah dioperasi juga memiliki risiko OA (Arthritis Foundation, 2014).
e. Genetik atau keturunan: genetik memainkan peran dalam perkembangan
OA. Kelainan tulang bawaan yang mempengaruhi bentuk sendi atau stabilitas dan pada individu yang berkaki bengkok atau mempunyai dua sendi yang bertindih juga memiliki risiko OA (Arthritis Foundation, 2014).
f. Komplikasi dari penyakit lain: Individu dengan reumatoid atritis juga
dapat menderita OA. Kelebihan zat besi atau hormon pertumbuhan berlebih dapat meningkatkan risiko terjadinya OA (WebMD, 2014).
g. Merokok: Dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah
sehingga menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan menghambat pembentukan tulang rawan (Amin, 2006).
2.5. Tanda dan Gejala Osteoartritis
a. Nyeri sendi
Penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa nyeri yang timbul berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi dan edema sumsum tulang (Felson, 2008).
b. Kaku sendi
Kaku sendi juga disebut kaku pagi, biasanya berlangsung singkat dan ringan dan tidak lebih dari 10-15 menit. Timbul setelah duduk lama, istirahat atau bangun pagi dan berkurang setelah digerakkan. Kekakuan timbul akibat desakan cairan di sekitar jaringan yang meradang seperti di kapsul sendi, sinovia atau bursa (Felson, 2008).
c. Pembengkakan sendi
Pembengkakan disertai warna kulit di sekitarnya menjadi merah dan panas bila diraba. Pembengkakan pada sendi dapat disebabkan karena adanya cairan atau proses peradangan akan menumpuk di sekitar kapsul sendi dan menyebabkan kekakuan atau karena adanya osteofit dapat mengubah permukaan sendi (Felson, 2008).
d. Perubahan gaya berjalan
Gejala ini selalu menyusahkan pasien dan merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien, selalunya pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubung dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada lutut (Felson, 2008).
2.6. Pemeriksaan Diagnostik Osteoartritis
Diagnosis OA biasanya berdasarkan tanda-tanda klinis dan radiogafi. Pada tahap awal, radiografinya bisa normal tetapi penyempitan ruang sendi tampak nyata apabila kartilago artikuler semakin menghilang. Selain itu, karakteristik yang dapat diketemui adalah sklerosis tulang subkondral, kista subkondral, dan osteofitosis. Tetapi, biasanya dapat ditemukan perbedaan yang besar diantara tingkat keparahan radiografi, tingkat keparahan simptom, dan abilitas fungsional.
dan urinalisis adalah normal. Analisa cairan sinovial dapat membantu menyingkirkan kemungkinan lain seperti gout atau artritis sepsis. Pemeriksaan MRI dan ultrasonografi tidak digunakan untuk mendiagnosa OA ataupun untuk pemantauan perkembangan penyakit (Fauci A.S., 2006).
2.7. Penatalaksanaan Osteoartritis
2.7.1. Terapi non-farmakologis Osteoartritis
a. Edukasi: Menjelaskan kepada pasien agar pasien mengetahui serta
memahami tentang penyakit yang dideritanya, cara untuk mencegah agar penyakit tidak menjadi semakin parah dan agar persendiannya tetap terpakai (Soeroso, 2006).
b. Terapi fisik dan penurunan berat badan: Bertujuan agar penderita dapat
melakukan aktivitas fisik dan tidak tergantung pada orang lain. Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihan penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dianjurkan latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada pasien yang tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien yang akan dan sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien dapat segera mandiri setelah pembedahan dan mengurangi komplikasi akibat pembedahan. Berat badan berlebihan memicu faktor terjadinya OA. Oleh itu, berat badan harus dijaga agar tidak berlebihan dan diupayakan untuk melakukan penurunan berat badan apabila berat badan berlebihan. Penurunan berat badan dilakukan dengan cara diet dan olah raga (Soeroso, 2006).
2.7.2. Terapi Farmakologis Osteoartritis
a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS), Inhibitor Siklooksigenase-2
(COX-2), dan Asetaminofen
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannya dengan menggunakan inhibitor COX-2 (Felson, 2009).
b. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya (Felson, 2009).
2.7.3. Terapi Pembedahan Osteoartritis
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis dengan Faktor Risiko Osteoartritis.
Gambaran Pengetahuan Pasien Osteoartritis
Faktor Risiko Osteoartritis • Usia
• Jenis Kelamin • Obesitas/berat badan
berlebihan • Riwayat trauma • Genetik/riwayat
keleurga terdahulu • Komplikasi dari
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Faktor Risiko Osteoartritis
Faktor risiko adalah hal-hal atau variable yang terkait dengan peningkatan suatu risiko dalam hal penyakit tertentu. Juga disebut sebagai faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Antara faktor risiko osteoartritis adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, genetik, merokok, riwayat trauma, pekerjaan, dan penyakit lain.
a. Cara pengukuran:
Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan tentang faktor risiko osteoartritis.
b. Hasil pengukuran:
Hasil jawaban dari kuesioner yang telah dijawab oleh pasien penderita osteoartritis.
3.2.2. Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien penderita OA tentang faktor risiko OA.
a. Cara pengukuran:
Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan setiap pertanyaan yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. b. Hasil pengukuran:
Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat pengetahuan akan dikategorikan berdasarkan jumlah pertanyaan yang sudah dijawab dengan benar sebagai berikut:
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan faktor risiko pada pasien Osteoartritis (OA) yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi tahun 2014. Pendektan yang digunakan pada desain penilitian ini adalah cross sectional study.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan. Dengan alasan terdapat banyak pasien Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi dan belum pernah ada penelitian tentang pengetahuan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi, Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sehingga November 2014 atau sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.3. Populasi dan Sample
4.3.1. Populasi
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah semua pasien OA yang memenuhi kriteria inklusi dan esklusi dan bersedia mengikuti dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
a. Kriteria insklusi : Pasien menderita Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan yang telah didiagnose dengan kreteria klinis, radigrafi dan telah diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam..
b. Kriteria eksklusi : Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan benar. Pasien yang buta huruf atau rabun dekat, tidak mengerti pertanyaan yang diberikan. Pasien dengan penyakit demensia.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan memberikan self administered questionnaires (kuesioner) kepada pasien sebanyak 20 soal. Pengisian kuesioner dilakukan saat itu juga ketika peneliti melakukan kunjungan, agar dapat respon yang cukup baik. Kuesioner dijelaskan secara menyeluruh sampai benar-benar dimengerti dan dapat diisi secara benar-benar oleh responden sehingga memberikan kemudahan bagi responden dalam melakukan pengisian kuesioner secara tepat dan lengkap.
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian untuk mendapatkan data dari responden berupa pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri.
4.5. Aspek Pengukuran
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan memberikan 20 pertanyaan kepada responden. Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada responden (Arikunto, 2009).
4.6. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari individu, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pengetahuan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
4.7. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan dari kuesioner yang sudah diisi oleh responden, kemudian diolah secara manual dengan melalui langkah-langkah berikut:
1. Editing (pengeditan)
Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk menggambarkan masalah yang diteliti kemudian data dikelompokkan dengan aspek pengukuran.
2.Coding (pengkodean)
Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.
3. Entry Data
Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan komputer dengan menggunakan sistem atau program computer.
4. Tabulating (tabulasi)
menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Kemudian hasil dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
5.1.2. Data Demografi Responden
Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Demografi Responden Frekuensi Presentasi (%)
Dari tabel 5.1.1. dapat dilihat data demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Hasil dari 100 orang responden mayoritas umur responden pada 51-60 tahun sebanyak 35 orang (35.0), pada jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang (59.0%) lebih banyak dibanding laki-laki 41 orang (41.0%), pada pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan S1 sebanyak 36 orang (36.0%) dan sebanyak 56 orang (56.0%) tidak bekerja.
5.1.3. Data Instrumen
Tabel 5.1.2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.
Gambaran Pengetahuan Pasien Frekuensi Persentase (%)
Baik
Berdasarkan tabel 5.1.2., 22.0% mempunyai pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok kedua terbesar dari total sampel dengan bilangan 22 orang.
Selain itu, sebanyak 62 orang mempunyai pengetahuan cukup mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok terbesar dari total sampel dengan persentase 62.0%.
Tabel 5.1.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia.
Pengetahuan Jumlah
Usia Baik Cukup Kurang F %
f % f % f %
< 40 tahun 1 1.0 4 4.0 3 3.0 8 8.0
41-50 tahun 6 6.0 16 16.0 7 7.0 29 29.0
51-60 tahun 9 9.0 23 23.0 3 3.0 35 35.0
> 60 tahun 6 6.0 19 19.0 3 3.0 28 28.0
Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0
Pada tabel 5.1.3. dapat dilihat gambaran hasil pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia mayoritas pada kelompok usia < 40 tahun (4.0%), kelompok usia 41-50 (16.0%), kelompok usia 51-60 (23.0%) dan kelompok usia > 60 (19.0%) dengan berpengetahuan cukup.
Tabel 5.1.4. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan jenis kelamin.
Pengetahuan Jumlah
Jenis Kelamin Baik Cukup Kurang F %
f % f % f %
Laki-laki 14 14.0 22 22.0 5 5.0 41 41.0
Perempuan 8 6.0 40 40.0 11 11.0 59 59.0
Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0
Tabel 5.1.5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pendidikan.
Pengetahuan Jumlah
Pendidikan Baik Cukup Kurang F %
f % f % f %
SD 0 0.0 0 0.0 4 4.0 4 4.0
SMP 0 0.0 6 6.0 12 12.0 18 18.0
SMA 0 0.0 42 42.0 0 0.0 42 42.0
S1 22 22.0 14 14.0 0 0.0 36 36.0
Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0
Tabel 5.1.6. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pekerjaan.
Pengetahuan Jumlah
Pekerjaan Baik Cukup Kurang F %
f % f % f %
Tidak Bekerja 9 9.0 41 41.0 6 6.0 56 56.0
Wiraswasta 6 6.0 12 12.0 3 3.0 21 21.0
Lain-lain 7 7.0 9 9.0 7 7.0 23 23.0
Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0
Tabel 5.1.7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.
NO Pertanyaan Jawaban
Benar Salah f % f % 1 Usia di atas 50 tahun adalah faktor risiko
osteoartritis.
60 60.0 40 40.0
2 Perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki.
73 73.0 27 27.0
3 Obesitas/ kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.
67 67.0 33 33.0
4 Benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis.
75 75.0 25 25.0
5 Faktor Genetik adalah faktor risiko osteoartritis.
28 28.0 72 72.0
6 Komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis.
67 67.0 33 33.0
7 Merokok merupakan faktor risiko osteoartritis
27 27.0 73 73.0
8 Pekerjaan Berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis
24 24.0 76 76.0
9 Kebiasaan Berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis.
12 12.0 88 88.0
Sebanyak 73 orang (73.0%) menjawab benar bahwa faktor jenis kelamin perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki. Manakala 27 orang (27.0%) menjawab salah.
Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis dan 27 orang (27.0%) menjawab salah.
Sebanyak 75 orang (75.0%) menjawab benar bahwa benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis. Manakala sebanyak 33 orang (33.0%) menjawab salah.
Sebanyak 28 orang (28.0%) menjawab benar bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis dan 72 orang (72.0%) menjawab salah.
Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai 33 orang (33.0%) menjawab salah.
Sebanyak 27 orang (27.0%) menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis manakala 73 orang (73.0%) menjawab salah.
Sebanyak 24 orang (24.0%) menjawab benar bahwa pekerjaan berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis dan 76 orang (76.0%) menjawab salah.
5.2. Pembahasan
Pembahasan ini dilakukan bertujuan menggambarkan pengetahuan dan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis dengan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 62.0% manakala minoritas dengan pengetahaun kurang 16.0%. Pengetahuan seseorang tergantung kepada usia, pendidikan dan pekerjaan.
Faktor risiko adalah faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis yaitu faktor usia, jenis kelamin, obesitas, riwayat trauma, genetik, komplikasi dari penyakit lain, merokok, pekerjaan dan kebiasaan berolahraga.
Umur merupakan variabel utama yang mempengaruhi pengetahuan.Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas 35.0% dengan usia 51-60 tahun dan minoritas berusia kurang dari 40 tahun 8.0% dan kedua-duanya memiliki pengetahuan yang cukup.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Notoadmodjo (2005) menyatakan bahwa, dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Semakin bertambah usia semakin berkembang pola pemikiran sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.
Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.Dari hasil penelitian ditemukan mayoritas responden berpendidikan SMA 42.0% dan minoritas berpendidikan SD 4.0%. Hal ini sesuai dengan penelitian Erfandi (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah untuk mendapatkan dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang itu cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.
lain. Dalam data demografi memperlihatkan mayoritas responden dengan 56.0% tidak bekerja dan minoritas bekerja sebagai wiraswasta (21.0%).
Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang usia diatas 50 tahun adalah faktor risiko osteoartritis mayoritas menjawab benar. Dari data demografi mayoritas responden berusia 51-60 tahun dan minoritas responden berusia kurang dari 40 tahun yang menderita osteoartritis. Berdasarkan hasil penelitian dari Rita (2014) memperlihatkan bahwa dari 25 pasien dengan mayoritas berusia 51-60 tahun sebanyak 56.0%.
Hal ini disebabkan oleh proses degeneratif. Pada usia lanjut, terjadinya perubahan dari kalogen dan penurunan sintesis proteoglikan yang menyebabkan tulang dan sendi rentan terhadap tekanan dan kekurangan elastisitas sendi. Terjadinya reaksi inflamasi pada proses degenerasi dari sendi (Robert, 1999).
Selain dari faktor usia, faktor jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya osteoartritis. Pada hasil penelitian mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 59.0% dibandingkan dengan laki-laki 41.0%. Manakala pada hasil distribusi jawaban responden mendapatkan sebanyak 73 orang (73.0%) menjawab benar bahwa perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki. Osteoartritis lebih sering terjadi pada perempuan yang sudah menopause karena kurangnya hormon estrogen yang memegang peranan penting dalam faktor risiko osteoartritis walaupun mekanisme kerjanya belum dapat diketahui dengan jelas namun hormon estrogen dapat menurunkan endapan lemak dalam tubuh (Stacy, 2007).
Dari hasil penelitian Nur Aini (2009), menunjukan bahwa pada individu obesitas mempunyai 4,9 kali risiko yang lebih besar untuk memiliki osteoartritis. berat badan berlebihan akan menambahkan kerja pada sendi terutama pada sendi-sendi penompang berat badan seperti sendi-sendi lutut. Hal ini disebabkan tulang rawan yang tipis. Dari hasil penelitian sebanyak 67 orang menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.
kerusakan yang permenen pada sendi maka kerusakan tersebut akan merubah struktur biokimia pada sendi dan akan menambahkan tekanan. Kerusakan pada sendi katrilago dan struktur sendi disebabkan fraktur atau kerobekan ligamen.
Sebanyak 72 orang menjawab salah bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis. Dari hasil penelitian Iwayan (2009), mayoritas 55 orang memiliki keturunan rematik. Faktor genetik berperan terhadap terjadinya osteoartritis karena adanya mutasi genetik yaitu gen Ank.
Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai 33 orang (33.0%) menjawab salah. Komplikasi dari penyakit lain seperti penyakit metabolik yaitu diabetes mellitus dapat memicu terjadinya osteoartritis. Pasien dengan osteoartritis memiliki resiko tinggi unuk memiliki resistensi insulin. Gangguan dalam proses glukosa disebabkan oleh inflamasi pada perifer (YI Kasjmir, 2011).
Sebanyak 27 orang menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis. Menurut penelitian Amin (2006), menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan osteoartritis. Laki-laki yang merokok mempunyai risiko yang lebih tinggi berbanding laki-laki yang tidak merokok. Merokok menyebabkan tulang rawan menjadi tipis. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah sehingga menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan menghambat pembentukan tulang rawan.
Dari hasil distribusi jawaban responden sebanyak 88 orang menjawab salah bahwa kebiasaan berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis. Kebiasaan olahraga juga merupakan faktor risiko osteoartritis. Walaupun olahraga adalah aktivitas untuk meningkatkan kesehatan jika melakukan olahraga terlalu berat yang sentiasa menggunakan kekuatan sendi pada lutut atau tangan akan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan data hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis.
6.1. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis dari 100 responden sebagian besar
berpengetahuan cukup namun ada juga yang berpengetahuan kurang.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Penelitian
Membuat penelitian yang lebih banyak tentang osteoartritis supaya prevalensi penderita osteoartritis menurun.
6.2.3. Bagi Masyarakat
Mencari tahu tentang penyakit yang diderita agar masyarakat mencegah dari terjadinya komplikasi.
6.2.4. Bagi Rumah Sakit
Daftar Pustaka
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.
Arthritis Foundation, 2014. Disease Center: Osteoarthritis. Diambil dari [Diakses 09 April 2014].
Ashok, R.A; 2006. Genetic and genomics in Human Osteoarthritis, In Osteoarticular aging: osteoarthritis degeneration.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014. Prevalence of Arthritis. Diambil dar
David J. Hunter and Felix Eckstein; 2009. Journal of Anatomy: Exercise and osteoarthritis
Fauci, A.S. and Langford, C.A; 2006. Harrison’s Rheumatology. McGraw Hill Medical Publishing Division.
Felson D.T., 2008. Osteoarthritis. In: Fauci AS, et al., editors. HARRISON's Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.;2008.p.2158-2165.
Felson D.T, and Schaible H.G; 2009. Pain in Osteoarthritis. Published by Wiley J and Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Canada: Willey-Blackwell.
Fransen M, Bridget L, March L, Hoy D, Penserga, E and Brooks P; 2011.
Girsang. K; 2008. Efektifitas Penambahan Glukosamin HCL-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium Diklofenak
Guillemin F, Rat AC, Mazieres B, Pouchot J, Fautrel B, Euller-Ziegler L,
Fardellone P, Morvan J, Roux CH, Verrouil E, Saraux A, Coste J; 3000, 2011. Osteoarthritis group: Osteoarthritis Cartilage.
Iwayan Agus Antara Purta; 2009. Jurnal Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Rematik Pada Lansia di RW 06 Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Depok Tahun 2009.
Juhakoski R.E; 2013. Hip Osteoarthritis; Risk Factors and Effects of Exercise Therapy.
Lester G, Mcgowan J, et.al., National Institute of Arthritis and Musculoskeletel and Skin Diseases (NIAMS), 2013. Handout on Health: Osteoarthritis. Diambil dar
Nur Aini Sri Wahyuningsih; 2009. Hubungan Obesitas dengan Osteoartritis pada Lansia di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta.
Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Cetakan 2. Jakarta Rineka Cipta.
Robert Bruce Salter; 1999. Textbook of Disorders and Injuries of the
Porcheret M, Healey E, Dziedzic K, and Crop N; 2011. Arthritis Research UK, 2011. Rheumatic Diseases (Series 6), Topical Reviews 10. Diambil dari
[Diakses 09 April 2014].
Rita, 2014; Jurnal Gambarn Kejadian Nyeri Lutut dengan Kecurigaan Osteoartritis Lutut pdaa Perawat di Poliklinik Rawat Jalan BLU RSUP. PROF. DR. R. D. Kandou Manado.
Sanghi et.al., 2009. Nutritional Factors and Osteoarthritis. Internet Journal of Medical Update, Vol.4, No.1.
Siddiqui F.H, Lozada C.J, et.al. 2008. Osteoarthritis. Diambil dari
Soeroso S, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R., Osteoartritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006.p.1195-1201.
Srikulmontree, T; 2010. American College of Rheumatology Research and Education Foundation. Learn how the ACR Research and Education Foundation advances research and training to improve the health ofpeople with rheumatic diseases. Diambil dar 09 April 2014].
Stacy MD; 2007. Osteoarthritis in Geriatric Patients Resulting from Primary Osteoarthritis, Journal of Bone and Boint Surgery, Vol I, 2007.
Zhang Y and Jordan J.M; NIH Public Access Author Manuscript, 2010. Epidemiology of Osteoarthritis.
Lampiran 1 :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nabihah Binti Mohamad Isa
Tempat/ Tanggal lahir: Selangor, Malaysia / 14 September 1992
Agama : Islam
Alamat : Jalan dr. Mansur No.4, Pencetakan Jekita, Medan
Status Pendidikan : 1. Tadika (P) Assunta 2. SRK (P) Assunta 1 3. SMK (P) Assunta
4. SMT Pendang, Kedah
5. Kolej Teknologi Tinggi, Sepang 6. President College, Kuala Lumpur
7.Fakultas Kedoktekran Universitas SumateraUtara
Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU) 2. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar-Malaysia-
Lampiran 2 :
Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nabihah binti Mohamad Isa Nim : 110 100 474
Alamat : Jalan dr. Mansur No.4, Medan.
adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan yang akan melaksanakan penelitian dengan judul:
“Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Penderita
Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2014”.
Saya akan memberikan lembar pertanyaan (kuesioner) mengenai tingkat pengetahuan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tentang faktor risiko osteoarthritis, terdapat 20 pertanyaan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Bapak/Ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan anda.
Data pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Bapak/Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu yang telah menjadi responden pada penelitian ini. Kerjasam anda pada penelitian ini sangat saya hargai.
Medan, ……….. 2014 peneliti,
Lampiran 3 :
SURAT PERSETUJUAN STELAH PENJELASAAN
(INFORMED CONCERN)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Umur :
Jenis kelamin : Laki-laki / perempuan
Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang penelitain:
Judul : Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014
Lokasi : RSU Pirngadi, Medan
Insitusi: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dan saya telah memahaminya, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedian untuk berpartisipasi sebagai responden pada penelitian ini.
Medan, ……… 2014 Responden penelitian,
Lampiran 4 :
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA
PASIEN OSTEOARTRITIS
(Studi Kasus di RSU. Dr. Pirngadi Tahun 2014)
No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden :
DATA RESPONDEN
1. Umur :
2. Jenis Kelamin :
3. Pendidikan : Tidak bersekolah/SD/SMP/SMA/S1/Lain-lain
4. Pekerjaan : TidakBekerja/PNS/TNI/POLRI/Wiraswasta/Lain-lain
Petunjuk: Bulatkan salah satu jawaban yang Anda anggap benar
1. Usia adalah salah satu faktor resiko terjadinya OA, biasanya terjadi pada usia?
a. 50 tahun keatas b. 30 tahun c. 10 tahun
2. Osteoartritis lebih sering terjadi pada?
a. Perempuan b. laki-laki c. anak-anak
3. Apa saja faktor risiko lain yang dapat terjadinya OA?
a. obesitas atau kegemukan b. kekurangan berat badan c. berat badan ideal
4. Penyakit yang dapat memicu osteoarthritis?
a. asma
b. sakit jantung c. osteoporosis
5. Pekerjaan apa yang menjadi faktor risiko osteoartritis?
a. Petani b. Admistrasi c. Akutan
6. Kekurangan asupan vitamin apa yang akan menyebabkan osteoatritis?
7. Trauma apa yang menjadi faktor risiko osteoatritis?
a. terbentur di kepala b. terjatuh dari tangga c. trauma pada jalan lahir 8. Penyakit lain yang dapat menyebabkan osteoatritis?
a. diabetes mellitus b. asma
c. infeksi pada kulit
9. Aktivitas yang mana lebih berisiko terjadinya osteoatritis?
a. Duduk b. Berlari c. tidur
10. Gaya hidup yang dapat menjadi faktor risiko osteoatritis adalah? a. Merokok
b. kurang berolahraga
c. Pola makan yang tidak teratur
Petunjuk: Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda ( √ ) pada pilihan yang
Anda anggap benar.
NO. Pernyataan YA/
BETUL
TIDAK/ SALAH 1. Apakah kebiasaan bekerja berat dapat menyebabkan
terjadinya osteoartritis?
2. Apakah merokok faktor risiko untuk terjadinya osteoartritis?
3. Apakah faktor genetik adalah risiko terjadinya osteoartritis?
4. Apakah obesitas faktor risiko osteoartritis? 5. Apakah pada usia lanjut lebih sering terjadi
osteoartritis?
6. Benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis.
7. Kebiasaan berolah raga adalah faktor risiko osteoartritis.
8. Kekurangan vitamin D memicu terjadinya osteoartritis
9. Perempuan monopause lebih sering terjadi osteoartritis berbanding laki-laki.
Lampiran 5 :
HASIL PENGOLAHAN PROGRAM SPSS
Statistics
usia jk pendidikan pekerjaan pengetahun
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 40 tahun 8 8.0 8.0 8.0
41-50 29 29.0 29.0 37.0
51-60 35 35.0 35.0 72.0
>60 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
JK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 41 41.0 41.0 41.0
Perempu an
59 59.0 59.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 4 4.0 4.0 4.0
SMP 18 18.0 18.0 22.0
SMA 42 42.0 42.0 64.0
S1 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Bekerja 56 56.0 56.0 56.0
Wiraswasta 21 21.0 21.0 77.0
Lain-lain 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pengetahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 22 22.0 22.0 22.0
cukup 62 62.0 62.0 84.0
89. 1 2.00 2.00 3.00 3.00
90. 2 2.00 3.00 3.00 2.00
91. 2 2.00 2.00 2.00 3.00
92. 2 2.00 4.00 3.00 2.00
93. 3 2.00 4.00 1.00 2.00
94. 3 2.00 4.00 3.00 2.00
95. 3 1.00 2.00 1.00 3.00
96. 3 1.00 4.00 1.00 2.00
97. 3 2.00 3.00 1.00 2.00
98. 3 1.00 3.00 1.00 2.00
99. 4 2.00 4.00 1.00 2.00