PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN
(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
SATYA BAGUS PRADITA 20120340091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN
(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
SATYA BAGUS PRADITA 20120340091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN
(Kajian Pada Sekolah Dasar Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)
Disusun oleh :
SATYA BAGUS PRADITA 20120340091
Telah diseminarkan pada tanggal 22 Agustus 2016
Dosen Pembimbing Dosen Penguji
drg. Alfini Octavia, Sp.KGA drg. Ana Medawati, M.Kes
NIK : 197410082013173213 NIK : 19700429200510173072
Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Satya Bagus Pradita
NIM : 20120340091
Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir proposal penelitian ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,
iv
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power
Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun” untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat sarjana Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis atas
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam menyelesaikan
penulisan karya tulis ilmiah
2. Dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran
Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
v
4. drg. Alfini Octavia, Sp.KGA selaku dosen pembimbing Karya Tulis
Ilmiah. Terimakasih telah bersedia membagi waktu, pengetahuan, bantuan,
pemikiran, saran bimbingan dan dorongan yang berguna bagi penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. drg. Sri Utami, MPH selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
dan dosen-dosen pakar yang telah memberikan banyak pengarahan kepada
penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepala Sekolah, Guru, serta siswa-siswi SDN Minomartani 1 Yogyakarta.
8. Bapak Bambang Heru Prasetya dan Ibu Sardewi tercinta, yang sebagai
orang tua, selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.
9. Kakak tercinta Anindita Ayu Puspitasari, terimakasih atas doa dan
semangat yang telah diberikan.
10.Sahabatku, Muhammad Vicki Syahrial, Mohammad Adhi Krisnanta,
Muhammad Sukur Imam Prakosa, Habib Dharma Aulia, Fransiskus Aprilo
Ferdinanta, Hario Sindunegoro, Gilang Satriya Wastubrata, Andhika Surya
Yoelanda, Dicky Pratama Devriyanta, Rizki Dwidyani Putri, Pratiwi
Mardiati, Khanza Karina yang selalu memberi semangat kepada penulis.
11.Keluarga Besar Kagerolas / Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Universitas Muhammadiyah 2012, yang tak hentinya mendukung dan
vi
12.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materiil
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya penulisan ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah
ini bermanfaat bagi kemajuan Ilmu Kedokteran Gigi.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini saya persembahkan untuk
Bapak tercinta Bambang Heru Prasetya Ibu Tercinta Sardewi
Kakak tersayang Anindita Ayu Puspitasari
Keluarga besar yang saya sayangi
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
KATA PENGANTAR...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL...xi
INTISARI...xii
ABSTRACT...xiii
BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Kesehatan gigi dan mulut...6
2. Anak usia 7-8 tahun ...8
3. Pengetahuan...9
4. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut...10
ix
B. Pembahasan ... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 34 B. Saran ... 34
x
DAFTAR GAMBAR
xi Daftar Tabel
Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)...28 Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest...29 Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1
Yogyakarta...30 Tabel 4. Uji normalitas... 30
xii INTISARI
Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.
Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.
xiii ABSTRACT
Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.
Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.
Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.
Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.
Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan oleh sebagian orang. Mereka
belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya
kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap
gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak maupun dewasa.
Masalah kesehatan gigi yang tidak ditangani akan mempengaruhi kualitas
hidup seseorang (Kemenkes RI, 2014). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia
mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan pada anak
usia 5 – 9 tahun mencapai 28,9% selama tahun 2013 (Depkes, 2013).
Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan
mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses
tumbuh kembang bahkan masa depan mereka (Zatnika, 2009).
Masa kanak-kanak, pertengahan 6-12 tahun, sering disebut sebagai
masa-masa yang rentan terhadap masa-masalah kesehatan gigi, karena pada masa-masa itu gigi
desidui mulai tanggal satu persatu dan masa awal tumbuhnya gigi permanen
(usia 6-8 tahun). Adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di
dalam mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru
tumbuh tersebut belum sempurna sehingga rentan terhadap kerusakan
(Darwita, 2011). Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan
2
satu unsur penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan
usia sekolah khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap
penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut,
anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang
mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik (Pontonuwu,
dkk., 2013).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia sekolah sangatlah
penting karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang.
Keadaan gigi anak akan mempengaruhi perkembangan kesehatan gigi pada
usia dewasa. Maka dari itu, tindakan edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak
dini sangat diperlukan (Purnaji, 2012). Nurhidayat, dkk (2012) menyebutkan
bahwa salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi angka kesakitan yang
ada adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan.
Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan
mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan.
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa seseorang di dalam proses
pendidikan akan memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam media,
namun, tiap-tiap media memiliki intesitas yang bervariasi dalam
permasalahan seseorang. Mata adalah indera yang menyalurkan informasi
paling banyak, karena 75% - 87% pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan 13 – 25% lainnya diperoleh melalui indera yang lain. Kesimpulan
yang efektif sebagai media pembelajaran. Salah satu jenis media visual adalah
Power Point. Media Power Point dapat menstimuli rasa ingin tahu anak terhadap materi yang diberikan karena anak akan berinteraksi dengan media
sehingga tujuan pemberian penyuluhan dapat tercapai dengan optimal
(Tjitarsa cit. Nurhidayat, 2012).
Penggunaan media Power Point yang tepat dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar serta memberi manfaat lebih baik bagi pengajar maupun
siswa belajar, selain itu, file media Power Point mudah untuk dibagikan kepada siapapun yang diinginkan oleh pengajar (Jones, 2003).
Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 berbunyi: “...Allah akan
mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...”.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT. akan mengangkat derajat
orang-orang yang berilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin
melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
7-8 tahun dengan menggunakan media Power Point.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti
merumskan masalah sebagai berikut, yakni “Apakah terdapat perubahan
tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun
setelah pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SDN
Minomartani 1.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
memperbaiki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
2. Bagi sekolah
Diharapkan media Power Point dapat digunakan sebagai media penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
3. Bagi ilmu kedokteran gigi
Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan dan kajian untuk
pengembangan ilmu kedokteran gigi dalam meningkatkan upaya
promotif-preventif kesehatan gigi dan mulut khususnya di bidang promosi kesehatan
dan kedokteran gigi anak berupa media Power Point.
4. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai
E. Keaslian Penelitian
Beberapa peneliti yang melakukan penelitian sejenis, antara lain :
1. Nurhidayat dkk. (2012) melakukan penelitian tentang “Perbandingan
Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut”. Hasil dari penelitian ini adalah media Power
Point lebih efektif dibandingkan dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa. Persamaan dengan penelitian
ini adalah pendidikan atau penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebagai
variabel bebas dan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebagai variabel
terikat. Perbedaan terletak pada lokasi, subjek penelitian, dan media
penyuluhan. Populasi berjumlah 84 dengan subjek penelitian berjumlah 70
siswa. Peneliti menggunakan uji-t tidak berpasangan.
2. Isrofah & Eka (2007) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Gigi terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD
Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta”. Hasilnya adalah pendidikan
kesehatan gigi berpengaruh terhadap pengetahuan anak usia sekolah dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi
dan mulut tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Persamaan dengan penelitian ini
adalah metode penelitian, yakni One Group pretest and posttest dan variabel bebas, yakni penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan
perbedaan terletak pada lokasi penelitian, subyek penelitian dan media
6 BAB II
TINJAUANPUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kesehatan gigi dan mulut
Undang-Udang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mendefinisikan bahwa : ”kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.”
Beberapa pakar mengemukakan bahwa kesehatan rongga mulut
merupakan bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak
orang yang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi
kesehatan tubuh. Rongga mulut dinilai sehat tidak hanya bila mempunyai
susunan gigi yang rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit
oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, atau gangguan yang melibatkan gigi
dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai macam makanan,
meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan
sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat
dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi
pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya
waktu bekerja atau sekolah (Halim, 2011).
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka
memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung
gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang
tersisa dengan menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang
tidak merusak struktur gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi
yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak
bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala
ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada
keluhan (Malik, 2008).
Sriyono (2005) mengemukakan bahwa pencegahan masalah gigi
dan mulut dapat meliputi:
a. Pencegahan primer, yaitu penggunaan bahan atau strategi untuk
mencegah permulaan terjadinya penyakit, dan untuk menghentikan
proses penyakit sebelum pencegahan sekunder dilakukan.
b. Pencegahan sekunder, yaitu penggunaan metode perawatan secara
rutin untuk menghentikan proses penyakit atau memperbaiki kembali
jaringan supaya menjadi normal.
c. Pencegahan Tersier, yaitu menggunakan tindakan untuk mengganti
jaringan yang hilang dan untuk merehabilitasi pasien ke dalam keadaan
sehingga kemampuan fisik dan atau sikap mentalnya mendekati
8
2. Anak usia 7-8 tahun
Anak dengan usia 7-8 tahun termasuk dalam anak usia sekolah.
Secara umum kegiatan fisik anak akan meningkat dan akan memperkuat
kemampuan motorik anak tersebut. Anak pun sudah mampu menerima
tanggung jawab dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan (Hidayat, 2005). Teori perkembangan psikologi
Erikson dalam Pillitteri (1999) mengemukakan bahwa pada usia sekolah
anak akan belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar.
Veranita (2012) menjabarkan karakteristik anak usia 7-8 tahun
meliputi:
1) Anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan induktif
(mampu berpikir bagian per bagian) dalam perkembangan kognitif.
2) Perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari
orangtuanya. Anak gemar bermain di luar rumah dan bergaul dengan
teman sebayanya,
3) Anak mulai menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang dan
berinteraksi dengan orang sekitar,
4) Perkembangan emosi anak mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian
3. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan
mengandung suatu objek yaitu aspek positif dan aspek negatif yang
keduanya akan menentukan sikap seseorang. Apabila terdapat banyak
objek dan aspek positif yang dimiliki, maka sesorang akan memiliki
sikap yang positif pula terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi,
2010).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010b), ada 6 tingkatan pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi atau bahan
yang telah dipelajari sebelumnya. Menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi dan menyatakan adalah kata kerja untuk mengukur ‘tahu’ bagi seseorang.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menjelaskan suatu objek yang diketahui dan dapat
10
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang
riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat pula diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun
formulasi yang sudah ada. Sintesis juga dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang baru.
4. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut a. Pengertian
Penyuluhan kesehatan gigi adalah pendidikan kesehatan yang berisi
komunikasi, informasi dan edukasi sebagai upaya promotif dalam
meningkatkan kesehatan gigi masyarakat. Keberhasilan seorang
penyuluh kesehatan setelah memberikan penyuluhan dapat dilihat dari
adanya perubahan perilaku sasaran yang diharapkan dapat menolong
kesehatan. Perubahan perilaku tentunya tidak dapat terjadi secara
langsung tetapi melalui suatu proses belajar yang dapat dinilai dari
hasilnya. Metode penyuluhan yang tepat sangat membantu pencapaian
usaha dalam mengubah tingkah laku sasaran (Herijulianti dkk., 2002).
b. Metode
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan
kesehatan gigi, yaitu:
1) One way method
Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak
sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Salah satu contoh dari
one way methode adalah metode ceramah. Ceramah adalah cara penyajian informasi yang dilakukan penyuluh dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap pendengar atau sasaran.
Metode ceramah dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu.
Beberapa contoh alat bantu yang dapat digunakan adalah media
poster, Power Point, boneka karakter dan buku cerita bergambar. Metode ceramah dapat digunakan jika tujuan belajar yang ingin
dicapai berkenaan dengan ranah kognitif. Keuntungan
menggunakan metode ceramah antara lain, tidak memerlukan alat
peraga yang banyak, murah dan mudah menggunakannya, serta
waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh, sedangkan
kekurangan menggunakan metode ceramah antara lain, dapat
12
informasi, serta tidak semua sasaran memiliki daya tangkap yang
sama sehingga sering menimbulkan salah paham dalam mengartikan
materi penyuluhan yang diberikan (Fitriani, 2011).
2) Two way method
Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidik
dan sasaran, menurut Herijulianti (2002), yang termasuk dalam
metode ini antara lain:
a) Demonstrasi
Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran/
penyuluhan dengan cara mempertunjukkan secara langsung cara
melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses.
Keuntungan dari metode demonstrasi adalah proses penerimaan
sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian
yang lebih baik, terlebih lagi bila para peserta dapat turut serta
secara aktif melakukan demonstrasi. Sementara itu kekurangan
dari metode demonstrasi adalah apabila alat yang diperagakan
tidak dapat diamati dengan baik karena ukuran alat terlalu kecil,
maka hal tersebut mengakibatkan proses demonstrasi hanya
dapat dilihat beberapa orang yang berdekatan dengan
b) Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti “pura-pura”. Simulasi adalah metode penyuluhan dimana penyuluh dapat
melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi
pada penghayatan keterampilan aktualisasi dan praktik. Metode
simulasi bertujuan agar seseorang dapat bertingkah laku seperti
orang lain, dengan tujuan agar orang tersebut dapat mempelajari
lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan
berbuat sesuatu.
c) Permainan peran (Role playing)
Role playing adalah metode penyuluhan yang di dalam pelaksanaannya sasaran harus memerankan satu atau beberapa
peran tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah sebagian
besar peserta dapat ikut aktif mengamati, mengalami, dan
menghayati perilaku tertentu sehingga materi penyuluhan dapat
lebih mudah dipahami dan dimengerti. Kerugian dari metode ini
adalah terkadang peserta kurang mampu membawakan peran
dengan semestinya.
d) Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah proses interaksi belajar yang berisi
pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari topik belajar
tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah semua pihak yang
14
pendapat. Kerugian dari metode ini adalah dapat terjadi
perbedaan pendapat yang berlarut-larut sehingga akan
memerlukan waktu penyuluhan yang lebih lama.
c. Media
Menurut Fitriani (2011), media yang dapat digunakan dalam
penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Media visual
Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra
penglihatan pada saat proses penyampaian materi penyuluhan
dilakukan. Beberapa contoh alat/benda yang termasuk dalam media
visual adalah poster, boneka karakter, Power Point, dan lain sebagainya.
2) Media audio
Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra
pendengaran pada saat proses penyampaian materi penyuluhan
dilakukan. Beberapa contoh alat yang termasuk dalam media audio
adalah radio dan rekaman suara dalam kaset.
3) Media audiovisual
Media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra
pendengaran dan indra penglihatan. Contoh alat yang termasuk
Presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk
menyajikan sebuah informasi atau gagasan. Tujuannya adalah untuk membujuk
atau mempengaruhi dan meyakinkan seseorang mengenai informasi yang
disampaikan. Dahulu, presentasi dilakukan dengan media papan tulis
(blackboard maupun whiteboard), selanjutnya berkembang dengan handout untuk dibagi ke audiensi, kemudian mulailah berkembang presentasi dengan
pemanfaatan teknologi yaitu dengan menggunakan Power Point (Umbaran, 2013).
Media Power Point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Media Power Point dapat dibuat dengan sederhana dan tidak terlalu sulit, bahkan dalam dunia pendidikan media ini sudah mulai digunakan sebagai media
pembelajaran di sekolah (Berk, 2011). Keuntungan dari program ini adalah
sederhananya ikon-ikon pembuatan presentasi yang kurang lebih sama dengan
ikon-ikon Microsoft Word yang sudah banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat pemakai komputer. Penggunaan media Power Point sebagai metode pembelajaran dapat membuat proses penyampaian informasi menjadi
semakin variatif dan menarik (Rockhman dkk., 2007). Penelitian ini
16
B. Landasan Teori
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut adalah segala sesuatu yang
diketahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut
seperti pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh dari pemberian pendidikan kesehatan gigi dan mulut, bisa dilakukan
oleh orang tua, guru, petugas kesehatan atau anggota masyarakat lainnya.
Pengetahuan kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena
pengetahuan dan perilaku kesehatan akan meningkatkan indikator kesehatan
masyarakat maupun individu, maka dari itu masyarakat maupun individu
dapat meminimalisasi terjadinya masalah kesehatan, termasuk dalam
kesehatan gigi dan mulut.
Perubahan perilaku akan berhasil jika seseorang mampu mengontrol
perilakunya untuk mencapai perubahan perilaku yang lebih baik. Menurut
teori Preceed-proceed, perilaku kesehatan ditentukan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan , keyakinan, tersedia dan tidak
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka konsep D. Hipotesis
Berdasarkan referensi-referensi yang mendukung latar belakang peneliti,
maka peneliti menentukan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun di SDN
Minomartani 1 Yogyakarta.
Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8 tahun
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Perubahan Tingkat Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8
Faktor Internal Faktor
18 BAB III
METODEPENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)
dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Adapun
rancangan penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Desain Penelitian Keterangan :
X : Perlakuan
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010a). Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah
dasar kelas I dan II yang berusia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1
Yogyakarta. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 38 siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi tersebut (Machfoedz, 2007). Penentuan siswa sebagai subjek
penelitian penelitian dilakukan dengan cara total sampling. Total sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi (Sugiyono, 2007). Jumlah Sampel pada penelitian ini adalah 24
siswa.
Kriteria inklusi yang digunakan peneliti dalam menentukan subyek
penelitian sebagai berikut :
1. Siswa SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta yang berusia 7-8 tahun.
2. Siswa yang bersedia menjadi responden serta diizinkan oleh orang tua
atau wali untuk menjadi subyek penelitian.
3. Siswa yang kooperatif mengikuti penelitian hingga selesai.
4. Siswa yang belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut sebelumnya
Kriteria eksklusi dari penelitian ini :
1. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.
2. Siswa yang tidak mampu kooperatif mengikuti tahap penelitian hingga
selesai.
3. Siswa yang tidak diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi
subyek penelitian.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1, yang beralamat di
Jalan Mlandangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman, D.I. Yogyakarta. Penilitian
ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Juni 2016.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (pengaruh) adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
20
2. Variabel terikat (terpengaruh) adalah pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut.
3. Variabel terkendali adalah usia dan lokasi penelitian
4. Variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin, kecerdasan siswa, dan
lingkungan.
E. Definisi Operasional
1. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang diteliti adalah wawasan yang
dimiliki siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta
mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penilaian dilakukan sebelum dan
sesudah penyuluhan (pre-test dan post-test) menggunakan kuesioner tertutup
yang bersumber dari penelitian , pilihan jawaban benar (nilai 1) dan salah
(nilai 0). Jawaban yang benar dijumlahkan untuk memperoleh skor total
setiap siswa. Variabel tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan
skala ordinal.
Kurang baik : 0 - 40
Cukup : 40 - 70
Baik : 70 - 100
2. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah proses edukasi yang dilakukan
oleh peneliti untuk menambah wawasan siswa tentang pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan akan dilakukan dengan media Power
Point.
3. Power Point adalah salah satu program aplikasi dalam Microsoft Office yang
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa yang berisi materi dengan
tulisan dan gambar mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur
anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi
berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,
serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.
4. Anak usia 7-8 tahun yang ditentukan dalam penelitian ini adalah antara usia
7 tahun tepat sampai dengan usia 8 tahun, 11 bulan, 29 hari.
F. Alat dan Bahan Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Siswanto dkk., 2013). Instrumen penelitian adalah alat
ukur yang digunakan dalam pengumpulan data (Matondang, 2009).
1. Alat penelitian
a. LCD sebagai sarana untuk menampilkan presentasi Power Point.
b. Laptop digunakan oleh operator untuk memproses materi penyuluhan
dengan aplikasi Power Point.
c. Kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup
sebanyak 34 soal yang diisi oleh siswa usia 7-8 tahun di SDN Minomartani
1 Yogyakarta. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir-formulir berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008).
22
1) Identitas responden (nama, jenis kelamin, kelas, dan tanggal lahir.).
2) Pernyataan benar/salah mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Pernyataan di dalam kuesioner berisi pengetahuan mengenai macam,
fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu
pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat
menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol
rutin ke dokter gigi. Kuesioner yang diberikan berupa pilihan benar-salah,
penilaian pada kuesioner ini adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban
benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.
2. Bahan penelitian
Materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang berisi
pengetahuan mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi
gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi
berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,
serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.
G. Jalannya Penelitian
Penyusunan karya tulis ini melalui beberapa tahap, tahap pertama
yakni peneliti mempersiapkan penelitian dan tahap kedua adalah tahap
pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal yang dilakukan
b. Mengurus administrasi meliputi pembuatan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan FKIK UMY, serta
mengurus surat ijin penelitian dari Program Studi Kedokteran Gigi
FKIK UMY.
c. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang dari penelitian sebelumnya.
d. Sosialisasi kepada kepala sekolah dan siswa dengan cara memberikan
surat pemberitahuan dan lembar persetujuan untuk wali murid.
e. Pengumpulan lembar persetujuan.
f. Memilih subjek penelitian sesuai kriteria inklusi.
g. Persiapan materi mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur
anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi
berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,
serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi dengan media
Power Point. 2. Tahap Pelaksanaan
a. Mencatat identitas subjek penelitian.
b. Menjelaskan rencana jalannya penelitian kepada subjek penelitian.
c. Mempersilakan subyek penelitian mengisi lembar kerja pre-test sesuai petunjuk pada lembar kuesioner.
d. Mengumpulkan data pre-test
24
f. Mempersilahkan subjek penelitian mengisi lembar kerja pos-test sesuai petunjuk pada lembar kuesioner yang diberikan dalam rentang waktu 3
hari setelah penyuluhan.
g. Mengumpulkan data post-test.
h. Menyajikan data hasil pre-test dan post-test.
i. Melakukan analisis data.
j. Membuat Kesimpulan.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes
(Arikunto, 2002). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,
2010a). Peneliti menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas
sebelumnya oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Media Power Point terhadap
Tingkat Pengetahuan Siswa Usia 9-10 Tahun di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta” dengan rincian nilai koefisien korelasi (r) tabel pada kuesioner
yang diujikan adalah 0,3882. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 40 soal,
setelah diuji terdapat 6 soal yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) hitung
berkisar 0,088 - 0,222 dan nilai signifikansi (p) > 0,05 sehingga keenam soal
tersebut dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat
koefisien r hitung Spearman-Brown, bila koefisien r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2007). Koefisien r hitung
I. Analisis Data
Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi
26
J. Alur Penelitian
Mengurus ethical clearance dan surat ijin penelitian
Pemilihan subjek penelitian sesuai kriteria inklusi
Membagikan informed consent pada pihak sekolah
Menjelaskan proses jalannya penelitian kepada subjek penelitian
Subjek mengisi lembar kerja pre-test
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point
Pemberian post-test akan dilakukan dalam rentang waktu 3 hari setelah penyuluhan
Pengumpulan dan analisis data
[image:41.595.195.424.133.720.2]Hasil dan kesimpulan
K. Etika Penelitian
Sebelum memulai penelitian dengan mengikutsertakan subjek penlitian
anak-anak, peneliti harus memastikan bahwa:
1. Peneliti menjunjung tinggi etika penelitian dengan subyek penelitian
manusia, untuk itu peneliti akan mengajukan ethical clearance pada Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Orang tua atau wali sah secara hukum telah memberikan izin untuk setiap
anak dengan menandatangani informed consent.
3. Surat izin penelitian telah disampaikan kepada pihak SDN Minomartani 1
Yogyakarta.
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri
Minomartani 1 Yogyakarta usia 7-8 tahun sebanyak 24 siswa. Subyek
mendapat perlakuan yang sama yaitu diberikan penyuluhan dengan media
Power Point. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin. Penyajian
data mengenai karakteristik responden akan dilakukan dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)
No Karakteristik responden Keterangan Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Umur a. 7 tahun 21 87,5
b. 8 tahun 3 12,5
2 Jenis kelamin a. Laki-laki 12 50
b. Perempuan 12 50
Tabel 1 memperlihatkan dari 24 orang responden mayoritas
berumur 7 tahun sebesar 87,5 %, dilihat dari jenis kelamin jumlah
responden laki-laki dan perempuan adalah sama. Tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri
[image:44.595.140.544.488.588.2]29
Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun
No Subjek Penelitian
Nilai Pretest Nilai Posttest
1 A 73,53 79,41
2 B 61,76 73,53
3 C 61,76 70,59
4 D 52,94 67,65
5 E 55,88 64,71
6 F 64,71 58,82
7 G 64,71 70,59
8 H 61,76 70,59
9 I 55,88 55,88
10 J 70,59 76,47
11 K 64,71 73,53
12 L 61,76 58,82
13 M 61,76 67,65
14 N 61,76 55,88
15 O 70,59 64,71
16 P 70,59 73,53
17 Q 73,53 70,59
18 R 52,94 55,88
19 S 67,65 70,59
20 T 55,88 61,76
21 U 76,47 79,41
22 V 79,41 82,35
23 W 76,47 82,35
24 X 73,53 70,59
Rata-rata : 65,44 69,00
[image:45.595.120.341.184.647.2]Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, sebelum dilakukan penyuluhan 15 siswa (62,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 siswa (37,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan 10 siswa (41,67%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 14 siswa (58,33%) memiliki tingkat pengetahuan baik.
2. Analisis data
a. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Shapiro Wilk.
Tabel 4. Uji normalitas
Berdasarkan Tabel 4. didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.241 untuk pretest dan sig (p) = 0,183 untuk post-test. Nilai p dari pretest dan post-test > 0.05 maka hasil uji normalitas bernilai normal, sehingga uji non parametrik yang digunakan adalah uji Paired-T test untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media Power Point. Variabel
Pretest Posttest
Kurang
baik Cukup Baik
Kurang
baik Cukup Baik
Pengetahuan
n % n % n % n % n % n %
0 0 15 62,5 9 37,5 0 0 10 41,67 14 58,33
Variabel
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point
Sig. (p) Keterangan
Pretest .241 Normal
[image:46.595.138.527.554.632.2]31
b. Uji Paired-T Test
Tabel 5. Hasil uji korelasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta
Variabel
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point
n (populasi) Sig. Pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut (Pretest – Posttest
24 0,006
Pengujian hubungan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (p). Jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai p < 0,05 H0 ditolak (Ghozali, 2005).
Berdasarkan Tabel 5. dengan Uji Paired-T test, diperoleh nilai signifikansi 0,014 (p < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta. Pengaruh tersebut menandakan adanya peningkatan pengetahuan anak setelah dilakukan penyuluhan dengan media Power Point.
B. Pembahasan
Berdasarkan uji statistik dengan uji Paired-T test, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani
1 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan dengan
memiliki jumlah yang sama. Teori Piaget menjabarkan bahwa siswi
perempuan memiliki kelebihan dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan
keseksamaan dalam berpikir, sedangkan siswa laki laki unggul dalam
penalaran logika (Mutammam dan Budiarto, 2013).
Kondisi tempat penelitian yang kondusif, pihak sekolah yang
kooperatif, peserta yang kooperatif dan mampu mengikuti jalannya penelitian
sejak dilakukan pretest, penyuluhan dengan media Power Point, hingga terlaksananya post-test adalah faktor-faktor penting dalam keberhasilan media
Power Point dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Jalannya penelitian pun tidak mendapatkan halangan yang berarti
selain hanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Bekti
(2012) pernah melakukan penelitian mengenai efektivitas media Power Point sebagai media pembelajaran. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan media Power Point dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media Power Point. Penelitian lain yang juga mendukung
penelitian tersebut, yakni penelitian oleh Nurhidayat dkk. (2012) yang
menyatakan bahwa media Power Point lebih efektif dibandingkan media Flip Chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Media audio visual tergolong media yang efektif. Hal ini karena media
audio visual lebih menarik, tidak membosankan memiliki konten yang bisa
diisi dengan gambar hidup dan mudah dipahami oleh responden. Responden
33
pengetahuan responden menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahmawati, (2007). Penelitian lain yang mendukung keefektifan Power Point
sebagai media pembelajaran adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh
Susskind (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih mudah
untuk mengikuti serta memahami materi pelajaran yang diberikan dengan
bantuan media Power Point dan siswa dapat memiliki materi pelajaran tersebut secara lengkap sehingga mereka dapat memanfaatkannya sebagai
bahan belajar sebelum ujian.
Kekurangan dari penggunaan media Power Point adalah bahwa penyuluh harus memiliki tingkat kemampuan dan kecermatan dalam membuat
konsep dan membuat materi yang efektif dalam setiap slide, jangan sampai mengurangi atau bahkan menghilangkan inti dari materi yang ingin
29 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1
Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri
Minomartani 1 Yogyakarta.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian sejenis di kemudian hari dengan jumlah subyek
penelitian yang lebih banyak dan menggunakan pembanding media yang
lain.
2. Program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Minomartani 1
Yogyakarta dengan bantuan media Power Point sebainya diberikan kepada siswa secara berkala.
3. Peneliti hendaknya melakukan penyuluhan dengan slide Power Point yang lebih menarik serta memperhatikan manajemen waktu agar penyuluhan
35
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
Berk, R. A. (2011). Research on Power Point from Basic Features to Multimedia. International Journal of Technology in Teaching and Learning, h. 24-35.
Darwita, R. R. (2011). Efektivitas Program Sikat Gigi Bersama terhadap Risiko Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar. Journal Indonesia Medical Association. Vol. 61. No. 5.
Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehata Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gunderman, R. B., & McCammack, K. C. (2010). PowerPoint Know Your Medium. Journal of the American College of Radiology. h.711-714.
Halim, M. P. (2011). Peran Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.
Herijulianti, E., Indriani, T. S., & Artini, S. (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. h. 26.
Isrofah dan Eka. 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal Kesehatan. Vol 4. No 1. Oktober 2007.
Jones, M. A. (2003). The use and abuse of PowerPoint in Teaching and Learning in the Life Sciences: A Personal Overview. Dundee. h. 2-3.
36
Machfoedz, I. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Malik, I. (2008). Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Intrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS Unimed , h. 87-97.
Mutammam, M. B., & Budiarto, M. T. (2013). Pemetaan Perkembangan Kognitif Piaget Siswa SMA Menggunakan Tes Operasi Logis (TOL) Piaget Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. h 1-6.
Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2th ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010b). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurhidayat, O., P, E. T., & Wahyono, B. (2012). Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health. h. 31-35.
Pillitteri, A. (1999).Child Health Nursing. Philadelphia: Lippincott. 187.
Pontonuwu, J., Mariati, N. W., & Wicaksono, D. A. (2013). Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon
Utara. Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3145.
Purnaji, H. (2012). Penelitian Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar Kelas 4-6 di SDN 1 Karang Patihan Balong Ponorogo. Ponorogo. Available from:
http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-henripurna-193-1-abstrak-i.pdf.
37
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rockhman, M. N., Aman, & Hendrastomo, G. (2007). Pengembangan Media Pembelajaran dan Bahan Ajar dengan Microsoft Power Point. Available from:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/grendi-hendrastomo-mm-ma/artikel-ppm-powerpoint.pdf.
Siswanto, Susila, & Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Sriyono, N. W. (2005). Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi dan Pencegahan. Yogyakarta: Medika-Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. (2007). Metode Pendidikian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif ,dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Susskind, J. E. (2005). Power Point's Power in The Classroom Enchancing Student's Self-Efficacy and Attitudes. Computers & Education. h 203-215. Umbaran, J. (2013). Mengelola Dokumen untuk Presentasi dengan Ms Power
Point 2007. Yogyakarta: KTSP.
Veranita, N. (2012). Pengembangan Kemampuan Membilang melalui Kegiatan Bermain dengan Benda-Benda Konkrit pada Anak-anak Kelompok A TK Lembaga Tama III Sutran Sabdodadi Bantul tahun Pelajaran 2011/2012.
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika.
1
Nama :
Umur :
Orang tua/wali dari :
Setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan mengizinkan anak saya untuk menjadi responden penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun”.
Yogyakarta, 2016
2 Lampiran 2. Kuesioner
KUESIONER PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Tanggal Lahir :
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini pada kolom B jika
pernyataan benar dan pada kolom S bila pernyataan salah.
No Pernyataan B S
1. Gigi terdiri dari mahkota, leher, dan akar gigi.
2. Jumlah gigi taring (caninus) di dalam mulut kita adalah 2 buah.
3. Di dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa gigi.
4. Di dalam pulpa gigi terdapat syaraf dan pembuluh darah.
5. Jumlah gigi seri (incisivus) di dalam mulut kita ada 6 buah.
6. Bagian gigi yang berwarna putih dan dapat dilihat di sebut email.
3
10. Menggosok gigi cukup 1 kali sehari pada waktu mandi pagi.
11. Pasta gigi yang baik adalah yang mahal dan sering diiklankan di TV.
12. Sebelum tidur kita perlu menggosok gigi.
13. Anak-anak boleh memakai sikat gigi orang dewasa.
14. Sikat gigi yang baik adalah yang tangkainya lurus dan kepala sikatnya kecil sehingga bisa masuk ke dalam mulut dengan mudah.
15. Menggosok gigi dilakukan setelah makan dan sebelum tidur.
16. Sikat gigi yang baik adalah sikat yang bulunya halus dan rata.
17. Menyikat gigi tidak perlu terlalu kuat agar gusi tidak berdarah.
18. Menyikat gigi cukup pada bagian depan gigi saja.
19. Karies adalah penyakit gigi berlubang.
20. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang bergizi tidak terlalu penting untuk kesehatan gigi.
21. Gigi yang kotor dan tidak dibersihkan akan menyebabkan gigi berlubang.
4
23. Gigi berlubang hanya disebabkan oleh bakteri saja.
24. Coklat dan permen adalah makanan yang merusak gigi.
25. Sehabis minum dan makan makanan yang manis sebaiknya kita langsung berkumur dengan air putih.
26. Mengurangi makan makanan yang manis dapat mengurangi terjadinya gigi berlubang.
27. Minimal 6 bulan sekali kita perlu ke dokter gigi untuk kontrol gigi.
28. Gigi yang sudah goyah harus dicabut ke dokter gigi.
29. Kita boleh mencabut sendiri gigi yang sudah goyah.
30. Jika ada gigi yang berlubang sebaiknya kita pergi ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan tambal gigi.
31. Gigi yang sudah berlubang tidak dapat dirawat lagi.
32. Kotoran pada sekeliling gigi yang sudah keras tidak perlu dihilangkan karena akan membuat gigi menjadi kuat.
33. Gigi anak tidak perlu dirawat ataupun ditambal karena akan diganti dengan gigi baru.
34. Setiap gigi yang berlubang harus dicabut.
THE INFLUENCE OF ORAL HEALTH EDUCATION WITH POWER POINT MEDIA TOWARDS LEVEL OF ORAL HEALTH KNOWLEDGE IN 7-8 YEARS OLD CHILDREN
(Study in Minomartani 1 Elementary School Yogyakarta)
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN
(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita1, Alfini Octavia2
1
Mahasiswa PSPDG UMY, 2Dosen PSPDG UMY Abstract
Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.
Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.
Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.
Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.
Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.
Abstrak
Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.
Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.
Kata kunci: Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, tingkat pengetahuan, media Power Point
Pendahuluan
Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan
gigi dan mulut. Selama tahun 2013 masalah kesehatan pada anak usia 5 – 9 tahun
mencapai 28,9%1 (Depkes, 2013). Pada sumber yang lain menjabarkan bahwa
sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan
mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses
Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan dasar bagi
terbentuknya manusia yang berkualitas. Kesehatan adalah salah satu unsur penting
dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan usia sekolah
khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan
mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung
mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya
kesehatan gigi dan mulut yang baik3 (Pontonuwu, dkk., 2013).
Menurut Arsyad Ashar salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi
angka kesakitan adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi
kesehatan. Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan
gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan. Pemilihan media yang tempat menjadi salah satu faktor keberhasilan
sebuah penyuluhan. Media audiovisual adalah media yang saat ini dianggap
paling efektif dan efisian digunakan dalam penyuluhan4.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap
tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun dengan
menggunakan media Power Point.
Bahan dan Cara
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)
dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Populasi pada
SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta. Penentuan siswa sebagai sampel penelitian
dilakukan dengan cara total sampling sesuai dengan kriteria inklusi sehingga
didapat jumlah sampel sebanyak 24 anak.
Kriteria inklusi yaitu siswa yang berusia 7-8 tahun dan bersedia menjadi
responden, kooperatif dan belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut sebelumnya, serta yang diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi
subyek penelitian. Kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak hadir saat penelitian
ataupun tidak bersedia menjadi responden.
Variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media
Power Point, sedangkan variabel terpengaruh adalah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Variabel terkendali adalah usia, lokasi penelitian, waktu penelitian,
dan materi penelitian, kemudian variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin dan
kecerdasan siswa.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan
seputar pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laptop, LCD dan proyektor, selain itu bahan penilitian berupa
materi slide Power Point.
Pengambilan data dilakukan setelah peneliti membuat kuesioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat
pengetahuan kesehatan gigi siswa. Pengambilan data dilakukan sesuai prosedur
yakni dengan memberikan informed consent kepada pihak sekolah beberapa hari
sebelum penyuluhan, kemudian peneliti memberikan kuesioner pada siswa yang
itu diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Enam hari setelah
dilakukan penyuluhan, peneliti kembali memberikan kuesioner yang sama sebagai
post-test.
Penilaian tingkat pengetahuan kesehatan g