• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada Sekolah Dasar Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Disusun oleh :

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

Telah diseminarkan pada tanggal 22 Agustus 2016

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

drg. Alfini Octavia, Sp.KGA drg. Ana Medawati, M.Kes

NIK : 197410082013173213 NIK : 19700429200510173072

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Satya Bagus Pradita

NIM : 20120340091

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir proposal penelitian ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

iv

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power

Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun” untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh derajat sarjana Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis atas

bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta

memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam menyelesaikan

penulisan karya tulis ilmiah

2. Dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran

Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

(6)

v

4. drg. Alfini Octavia, Sp.KGA selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah. Terimakasih telah bersedia membagi waktu, pengetahuan, bantuan,

pemikiran, saran bimbingan dan dorongan yang berguna bagi penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. drg. Sri Utami, MPH selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan semangat kepada penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dan dosen-dosen pakar yang telah memberikan banyak pengarahan kepada

penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kepala Sekolah, Guru, serta siswa-siswi SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

8. Bapak Bambang Heru Prasetya dan Ibu Sardewi tercinta, yang sebagai

orang tua, selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.

9. Kakak tercinta Anindita Ayu Puspitasari, terimakasih atas doa dan

semangat yang telah diberikan.

10.Sahabatku, Muhammad Vicki Syahrial, Mohammad Adhi Krisnanta,

Muhammad Sukur Imam Prakosa, Habib Dharma Aulia, Fransiskus Aprilo

Ferdinanta, Hario Sindunegoro, Gilang Satriya Wastubrata, Andhika Surya

Yoelanda, Dicky Pratama Devriyanta, Rizki Dwidyani Putri, Pratiwi

Mardiati, Khanza Karina yang selalu memberi semangat kepada penulis.

11.Keluarga Besar Kagerolas / Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Universitas Muhammadiyah 2012, yang tak hentinya mendukung dan

(7)

vi

12.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materiil

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

sempurnanya penulisan ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah

ini bermanfaat bagi kemajuan Ilmu Kedokteran Gigi.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 Agustus 2016

(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini saya persembahkan untuk

Bapak tercinta Bambang Heru Prasetya Ibu Tercinta Sardewi

Kakak tersayang Anindita Ayu Puspitasari

Keluarga besar yang saya sayangi

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL...xi

INTISARI...xii

ABSTRACT...xiii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Kesehatan gigi dan mulut...6

2. Anak usia 7-8 tahun ...8

3. Pengetahuan...9

4. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut...10

(10)

ix

B. Pembahasan ... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 34 B. Saran ... 34

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

(12)

xi Daftar Tabel

Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)...28 Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest...29 Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1

Yogyakarta...30 Tabel 4. Uji normalitas... 30

(13)
(14)

xii INTISARI

Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.

Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

(15)

xiii ABSTRACT

Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.

Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.

Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.

Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan oleh sebagian orang. Mereka

belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya

kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap

gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak maupun dewasa.

Masalah kesehatan gigi yang tidak ditangani akan mempengaruhi kualitas

hidup seseorang (Kemenkes RI, 2014). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia

mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan pada anak

usia 5 – 9 tahun mencapai 28,9% selama tahun 2013 (Depkes, 2013).

Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan

mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses

tumbuh kembang bahkan masa depan mereka (Zatnika, 2009).

Masa kanak-kanak, pertengahan 6-12 tahun, sering disebut sebagai

masa-masa yang rentan terhadap masa-masalah kesehatan gigi, karena pada masa-masa itu gigi

desidui mulai tanggal satu persatu dan masa awal tumbuhnya gigi permanen

(usia 6-8 tahun). Adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di

dalam mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru

tumbuh tersebut belum sempurna sehingga rentan terhadap kerusakan

(Darwita, 2011). Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan

(17)

2

satu unsur penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan

usia sekolah khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap

penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut,

anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang

mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik (Pontonuwu,

dkk., 2013).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia sekolah sangatlah

penting karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang.

Keadaan gigi anak akan mempengaruhi perkembangan kesehatan gigi pada

usia dewasa. Maka dari itu, tindakan edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak

dini sangat diperlukan (Purnaji, 2012). Nurhidayat, dkk (2012) menyebutkan

bahwa salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi angka kesakitan yang

ada adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan.

Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan

mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan.

Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa seseorang di dalam proses

pendidikan akan memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam media,

namun, tiap-tiap media memiliki intesitas yang bervariasi dalam

permasalahan seseorang. Mata adalah indera yang menyalurkan informasi

paling banyak, karena 75% - 87% pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan 13 – 25% lainnya diperoleh melalui indera yang lain. Kesimpulan

(18)

yang efektif sebagai media pembelajaran. Salah satu jenis media visual adalah

Power Point. Media Power Point dapat menstimuli rasa ingin tahu anak terhadap materi yang diberikan karena anak akan berinteraksi dengan media

sehingga tujuan pemberian penyuluhan dapat tercapai dengan optimal

(Tjitarsa cit. Nurhidayat, 2012).

Penggunaan media Power Point yang tepat dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar serta memberi manfaat lebih baik bagi pengajar maupun

siswa belajar, selain itu, file media Power Point mudah untuk dibagikan kepada siapapun yang diinginkan oleh pengajar (Jones, 2003).

Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 berbunyi: “...Allah akan

mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...”.

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT. akan mengangkat derajat

orang-orang yang berilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin

melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia

7-8 tahun dengan menggunakan media Power Point.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti

merumskan masalah sebagai berikut, yakni “Apakah terdapat perubahan

tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun

setelah pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power

(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SDN

Minomartani 1.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta

memperbaiki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

2. Bagi sekolah

Diharapkan media Power Point dapat digunakan sebagai media penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah.

3. Bagi ilmu kedokteran gigi

Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan dan kajian untuk

pengembangan ilmu kedokteran gigi dalam meningkatkan upaya

promotif-preventif kesehatan gigi dan mulut khususnya di bidang promosi kesehatan

dan kedokteran gigi anak berupa media Power Point.

4. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai

(20)

E. Keaslian Penelitian

Beberapa peneliti yang melakukan penelitian sejenis, antara lain :

1. Nurhidayat dkk. (2012) melakukan penelitian tentang “Perbandingan

Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut”. Hasil dari penelitian ini adalah media Power

Point lebih efektif dibandingkan dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa. Persamaan dengan penelitian

ini adalah pendidikan atau penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebagai

variabel bebas dan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebagai variabel

terikat. Perbedaan terletak pada lokasi, subjek penelitian, dan media

penyuluhan. Populasi berjumlah 84 dengan subjek penelitian berjumlah 70

siswa. Peneliti menggunakan uji-t tidak berpasangan.

2. Isrofah & Eka (2007) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Gigi terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD

Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta”. Hasilnya adalah pendidikan

kesehatan gigi berpengaruh terhadap pengetahuan anak usia sekolah dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi

dan mulut tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Persamaan dengan penelitian ini

adalah metode penelitian, yakni One Group pretest and posttest dan variabel bebas, yakni penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan

perbedaan terletak pada lokasi penelitian, subyek penelitian dan media

(21)

6 BAB II

TINJAUANPUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kesehatan gigi dan mulut

Undang-Udang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mendefinisikan bahwa : ”kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.”

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kesehatan rongga mulut

merupakan bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak

orang yang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi

kesehatan tubuh. Rongga mulut dinilai sehat tidak hanya bila mempunyai

susunan gigi yang rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit

oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, atau gangguan yang melibatkan gigi

dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk

berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai macam makanan,

meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan

sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat

dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi

pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya

waktu bekerja atau sekolah (Halim, 2011).

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka

(22)

memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung

gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang

tersisa dengan menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang

tidak merusak struktur gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi

yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak

bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala

ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada

keluhan (Malik, 2008).

Sriyono (2005) mengemukakan bahwa pencegahan masalah gigi

dan mulut dapat meliputi:

a. Pencegahan primer, yaitu penggunaan bahan atau strategi untuk

mencegah permulaan terjadinya penyakit, dan untuk menghentikan

proses penyakit sebelum pencegahan sekunder dilakukan.

b. Pencegahan sekunder, yaitu penggunaan metode perawatan secara

rutin untuk menghentikan proses penyakit atau memperbaiki kembali

jaringan supaya menjadi normal.

c. Pencegahan Tersier, yaitu menggunakan tindakan untuk mengganti

jaringan yang hilang dan untuk merehabilitasi pasien ke dalam keadaan

sehingga kemampuan fisik dan atau sikap mentalnya mendekati

(23)

8

2. Anak usia 7-8 tahun

Anak dengan usia 7-8 tahun termasuk dalam anak usia sekolah.

Secara umum kegiatan fisik anak akan meningkat dan akan memperkuat

kemampuan motorik anak tersebut. Anak pun sudah mampu menerima

tanggung jawab dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan (Hidayat, 2005). Teori perkembangan psikologi

Erikson dalam Pillitteri (1999) mengemukakan bahwa pada usia sekolah

anak akan belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar.

Veranita (2012) menjabarkan karakteristik anak usia 7-8 tahun

meliputi:

1) Anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan induktif

(mampu berpikir bagian per bagian) dalam perkembangan kognitif.

2) Perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari

orangtuanya. Anak gemar bermain di luar rumah dan bergaul dengan

teman sebayanya,

3) Anak mulai menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang dan

berinteraksi dengan orang sekitar,

4) Perkembangan emosi anak mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian

(24)

3. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan

mengandung suatu objek yaitu aspek positif dan aspek negatif yang

keduanya akan menentukan sikap seseorang. Apabila terdapat banyak

objek dan aspek positif yang dimiliki, maka sesorang akan memiliki

sikap yang positif pula terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi,

2010).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010b), ada 6 tingkatan pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi atau bahan

yang telah dipelajari sebelumnya. Menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi dan menyatakan adalah kata kerja untuk mengukur ‘tahu’ bagi seseorang.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menjelaskan suatu objek yang diketahui dan dapat

(25)

10

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang

riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat pula diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun

formulasi yang sudah ada. Sintesis juga dapat didefinisikan sebagai

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan

bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang baru.

4. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut a. Pengertian

Penyuluhan kesehatan gigi adalah pendidikan kesehatan yang berisi

komunikasi, informasi dan edukasi sebagai upaya promotif dalam

meningkatkan kesehatan gigi masyarakat. Keberhasilan seorang

penyuluh kesehatan setelah memberikan penyuluhan dapat dilihat dari

adanya perubahan perilaku sasaran yang diharapkan dapat menolong

(26)

kesehatan. Perubahan perilaku tentunya tidak dapat terjadi secara

langsung tetapi melalui suatu proses belajar yang dapat dinilai dari

hasilnya. Metode penyuluhan yang tepat sangat membantu pencapaian

usaha dalam mengubah tingkah laku sasaran (Herijulianti dkk., 2002).

b. Metode

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan

kesehatan gigi, yaitu:

1) One way method

Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak

sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Salah satu contoh dari

one way methode adalah metode ceramah. Ceramah adalah cara penyajian informasi yang dilakukan penyuluh dengan penuturan atau

penjelasan lisan secara langsung terhadap pendengar atau sasaran.

Metode ceramah dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu.

Beberapa contoh alat bantu yang dapat digunakan adalah media

poster, Power Point, boneka karakter dan buku cerita bergambar. Metode ceramah dapat digunakan jika tujuan belajar yang ingin

dicapai berkenaan dengan ranah kognitif. Keuntungan

menggunakan metode ceramah antara lain, tidak memerlukan alat

peraga yang banyak, murah dan mudah menggunakannya, serta

waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh, sedangkan

kekurangan menggunakan metode ceramah antara lain, dapat

(27)

12

informasi, serta tidak semua sasaran memiliki daya tangkap yang

sama sehingga sering menimbulkan salah paham dalam mengartikan

materi penyuluhan yang diberikan (Fitriani, 2011).

2) Two way method

Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidik

dan sasaran, menurut Herijulianti (2002), yang termasuk dalam

metode ini antara lain:

a) Demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran/

penyuluhan dengan cara mempertunjukkan secara langsung cara

melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses.

Keuntungan dari metode demonstrasi adalah proses penerimaan

sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan secara

mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian

yang lebih baik, terlebih lagi bila para peserta dapat turut serta

secara aktif melakukan demonstrasi. Sementara itu kekurangan

dari metode demonstrasi adalah apabila alat yang diperagakan

tidak dapat diamati dengan baik karena ukuran alat terlalu kecil,

maka hal tersebut mengakibatkan proses demonstrasi hanya

dapat dilihat beberapa orang yang berdekatan dengan

(28)

b) Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti “pura-pura”. Simulasi adalah metode penyuluhan dimana penyuluh dapat

melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi

pada penghayatan keterampilan aktualisasi dan praktik. Metode

simulasi bertujuan agar seseorang dapat bertingkah laku seperti

orang lain, dengan tujuan agar orang tersebut dapat mempelajari

lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan

berbuat sesuatu.

c) Permainan peran (Role playing)

Role playing adalah metode penyuluhan yang di dalam pelaksanaannya sasaran harus memerankan satu atau beberapa

peran tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah sebagian

besar peserta dapat ikut aktif mengamati, mengalami, dan

menghayati perilaku tertentu sehingga materi penyuluhan dapat

lebih mudah dipahami dan dimengerti. Kerugian dari metode ini

adalah terkadang peserta kurang mampu membawakan peran

dengan semestinya.

d) Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah proses interaksi belajar yang berisi

pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari topik belajar

tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah semua pihak yang

(29)

14

pendapat. Kerugian dari metode ini adalah dapat terjadi

perbedaan pendapat yang berlarut-larut sehingga akan

memerlukan waktu penyuluhan yang lebih lama.

c. Media

Menurut Fitriani (2011), media yang dapat digunakan dalam

penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi:

1) Media visual

Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra

penglihatan pada saat proses penyampaian materi penyuluhan

dilakukan. Beberapa contoh alat/benda yang termasuk dalam media

visual adalah poster, boneka karakter, Power Point, dan lain sebagainya.

2) Media audio

Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra

pendengaran pada saat proses penyampaian materi penyuluhan

dilakukan. Beberapa contoh alat yang termasuk dalam media audio

adalah radio dan rekaman suara dalam kaset.

3) Media audiovisual

Media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra

pendengaran dan indra penglihatan. Contoh alat yang termasuk

(30)

Presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk

menyajikan sebuah informasi atau gagasan. Tujuannya adalah untuk membujuk

atau mempengaruhi dan meyakinkan seseorang mengenai informasi yang

disampaikan. Dahulu, presentasi dilakukan dengan media papan tulis

(blackboard maupun whiteboard), selanjutnya berkembang dengan handout untuk dibagi ke audiensi, kemudian mulailah berkembang presentasi dengan

pemanfaatan teknologi yaitu dengan menggunakan Power Point (Umbaran, 2013).

Media Power Point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Media Power Point dapat dibuat dengan sederhana dan tidak terlalu sulit, bahkan dalam dunia pendidikan media ini sudah mulai digunakan sebagai media

pembelajaran di sekolah (Berk, 2011). Keuntungan dari program ini adalah

sederhananya ikon-ikon pembuatan presentasi yang kurang lebih sama dengan

ikon-ikon Microsoft Word yang sudah banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat pemakai komputer. Penggunaan media Power Point sebagai metode pembelajaran dapat membuat proses penyampaian informasi menjadi

semakin variatif dan menarik (Rockhman dkk., 2007). Penelitian ini

(31)

16

B. Landasan Teori

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut adalah segala sesuatu yang

diketahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut

seperti pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut dapat

diperoleh dari pemberian pendidikan kesehatan gigi dan mulut, bisa dilakukan

oleh orang tua, guru, petugas kesehatan atau anggota masyarakat lainnya.

Pengetahuan kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena

pengetahuan dan perilaku kesehatan akan meningkatkan indikator kesehatan

masyarakat maupun individu, maka dari itu masyarakat maupun individu

dapat meminimalisasi terjadinya masalah kesehatan, termasuk dalam

kesehatan gigi dan mulut.

Perubahan perilaku akan berhasil jika seseorang mampu mengontrol

perilakunya untuk mencapai perubahan perilaku yang lebih baik. Menurut

teori Preceed-proceed, perilaku kesehatan ditentukan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan , keyakinan, tersedia dan tidak

(32)
[image:32.595.105.542.97.402.2]

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep D. Hipotesis

Berdasarkan referensi-referensi yang mendukung latar belakang peneliti,

maka peneliti menentukan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun di SDN

Minomartani 1 Yogyakarta.

Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8 tahun

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Perubahan Tingkat Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8

Faktor Internal Faktor

(33)

18 BAB III

METODEPENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Adapun

rancangan penelitian sebagai berikut:

Gambar 2. Desain Penelitian Keterangan :

X : Perlakuan

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010a). Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah

dasar kelas I dan II yang berusia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1

Yogyakarta. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 38 siswa.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasi tersebut (Machfoedz, 2007). Penentuan siswa sebagai subjek

penelitian penelitian dilakukan dengan cara total sampling. Total sampling

adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi (Sugiyono, 2007). Jumlah Sampel pada penelitian ini adalah 24

siswa.

(34)

Kriteria inklusi yang digunakan peneliti dalam menentukan subyek

penelitian sebagai berikut :

1. Siswa SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta yang berusia 7-8 tahun.

2. Siswa yang bersedia menjadi responden serta diizinkan oleh orang tua

atau wali untuk menjadi subyek penelitian.

3. Siswa yang kooperatif mengikuti penelitian hingga selesai.

4. Siswa yang belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut sebelumnya

Kriteria eksklusi dari penelitian ini :

1. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.

2. Siswa yang tidak mampu kooperatif mengikuti tahap penelitian hingga

selesai.

3. Siswa yang tidak diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi

subyek penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1, yang beralamat di

Jalan Mlandangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman, D.I. Yogyakarta. Penilitian

ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Juni 2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (pengaruh) adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

(35)

20

2. Variabel terikat (terpengaruh) adalah pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut.

3. Variabel terkendali adalah usia dan lokasi penelitian

4. Variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin, kecerdasan siswa, dan

lingkungan.

E. Definisi Operasional

1. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang diteliti adalah wawasan yang

dimiliki siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta

mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penilaian dilakukan sebelum dan

sesudah penyuluhan (pre-test dan post-test) menggunakan kuesioner tertutup

yang bersumber dari penelitian , pilihan jawaban benar (nilai 1) dan salah

(nilai 0). Jawaban yang benar dijumlahkan untuk memperoleh skor total

setiap siswa. Variabel tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan

skala ordinal.

Kurang baik : 0 - 40

Cukup : 40 - 70

Baik : 70 - 100

2. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah proses edukasi yang dilakukan

oleh peneliti untuk menambah wawasan siswa tentang pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan akan dilakukan dengan media Power

Point.

3. Power Point adalah salah satu program aplikasi dalam Microsoft Office yang

(36)

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa yang berisi materi dengan

tulisan dan gambar mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur

anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi

berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,

serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.

4. Anak usia 7-8 tahun yang ditentukan dalam penelitian ini adalah antara usia

7 tahun tepat sampai dengan usia 8 tahun, 11 bulan, 29 hari.

F. Alat dan Bahan Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Siswanto dkk., 2013). Instrumen penelitian adalah alat

ukur yang digunakan dalam pengumpulan data (Matondang, 2009).

1. Alat penelitian

a. LCD sebagai sarana untuk menampilkan presentasi Power Point.

b. Laptop digunakan oleh operator untuk memproses materi penyuluhan

dengan aplikasi Power Point.

c. Kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup

sebanyak 34 soal yang diisi oleh siswa usia 7-8 tahun di SDN Minomartani

1 Yogyakarta. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada

seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau

tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008).

(37)

22

1) Identitas responden (nama, jenis kelamin, kelas, dan tanggal lahir.).

2) Pernyataan benar/salah mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Pernyataan di dalam kuesioner berisi pengetahuan mengenai macam,

fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu

pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat

menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol

rutin ke dokter gigi. Kuesioner yang diberikan berupa pilihan benar-salah,

penilaian pada kuesioner ini adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban

benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

2. Bahan penelitian

Materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang berisi

pengetahuan mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi

gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi

berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,

serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.

G. Jalannya Penelitian

Penyusunan karya tulis ini melalui beberapa tahap, tahap pertama

yakni peneliti mempersiapkan penelitian dan tahap kedua adalah tahap

pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal yang dilakukan

(38)

b. Mengurus administrasi meliputi pembuatan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan FKIK UMY, serta

mengurus surat ijin penelitian dari Program Studi Kedokteran Gigi

FKIK UMY.

c. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang dari penelitian sebelumnya.

d. Sosialisasi kepada kepala sekolah dan siswa dengan cara memberikan

surat pemberitahuan dan lembar persetujuan untuk wali murid.

e. Pengumpulan lembar persetujuan.

f. Memilih subjek penelitian sesuai kriteria inklusi.

g. Persiapan materi mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur

anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi

berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang,

serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi dengan media

Power Point. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Mencatat identitas subjek penelitian.

b. Menjelaskan rencana jalannya penelitian kepada subjek penelitian.

c. Mempersilakan subyek penelitian mengisi lembar kerja pre-test sesuai petunjuk pada lembar kuesioner.

d. Mengumpulkan data pre-test

(39)

24

f. Mempersilahkan subjek penelitian mengisi lembar kerja pos-test sesuai petunjuk pada lembar kuesioner yang diberikan dalam rentang waktu 3

hari setelah penyuluhan.

g. Mengumpulkan data post-test.

h. Menyajikan data hasil pre-test dan post-test.

i. Melakukan analisis data.

j. Membuat Kesimpulan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes

(Arikunto, 2002). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,

2010a). Peneliti menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas

sebelumnya oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Media Power Point terhadap

Tingkat Pengetahuan Siswa Usia 9-10 Tahun di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta” dengan rincian nilai koefisien korelasi (r) tabel pada kuesioner

yang diujikan adalah 0,3882. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 40 soal,

setelah diuji terdapat 6 soal yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) hitung

berkisar 0,088 - 0,222 dan nilai signifikansi (p) > 0,05 sehingga keenam soal

tersebut dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat

koefisien r hitung Spearman-Brown, bila koefisien r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2007). Koefisien r hitung

(40)

I. Analisis Data

Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi

(41)

26

J. Alur Penelitian

Mengurus ethical clearance dan surat ijin penelitian

Pemilihan subjek penelitian sesuai kriteria inklusi

Membagikan informed consent pada pihak sekolah

Menjelaskan proses jalannya penelitian kepada subjek penelitian

Subjek mengisi lembar kerja pre-test

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Pemberian post-test akan dilakukan dalam rentang waktu 3 hari setelah penyuluhan

Pengumpulan dan analisis data

[image:41.595.195.424.133.720.2]

Hasil dan kesimpulan

(42)

K. Etika Penelitian

Sebelum memulai penelitian dengan mengikutsertakan subjek penlitian

anak-anak, peneliti harus memastikan bahwa:

1. Peneliti menjunjung tinggi etika penelitian dengan subyek penelitian

manusia, untuk itu peneliti akan mengajukan ethical clearance pada Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Orang tua atau wali sah secara hukum telah memberikan izin untuk setiap

anak dengan menandatangani informed consent.

3. Surat izin penelitian telah disampaikan kepada pihak SDN Minomartani 1

Yogyakarta.

(43)
(44)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri

Minomartani 1 Yogyakarta usia 7-8 tahun sebanyak 24 siswa. Subyek

mendapat perlakuan yang sama yaitu diberikan penyuluhan dengan media

Power Point. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin. Penyajian

data mengenai karakteristik responden akan dilakukan dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)

No Karakteristik responden Keterangan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Umur a. 7 tahun 21 87,5

b. 8 tahun 3 12,5

2 Jenis kelamin a. Laki-laki 12 50

b. Perempuan 12 50

Tabel 1 memperlihatkan dari 24 orang responden mayoritas

berumur 7 tahun sebesar 87,5 %, dilihat dari jenis kelamin jumlah

responden laki-laki dan perempuan adalah sama. Tingkat pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri

[image:44.595.140.544.488.588.2]
(45)

29

Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun

No Subjek Penelitian

Nilai Pretest Nilai Posttest

1 A 73,53 79,41

2 B 61,76 73,53

3 C 61,76 70,59

4 D 52,94 67,65

5 E 55,88 64,71

6 F 64,71 58,82

7 G 64,71 70,59

8 H 61,76 70,59

9 I 55,88 55,88

10 J 70,59 76,47

11 K 64,71 73,53

12 L 61,76 58,82

13 M 61,76 67,65

14 N 61,76 55,88

15 O 70,59 64,71

16 P 70,59 73,53

17 Q 73,53 70,59

18 R 52,94 55,88

19 S 67,65 70,59

20 T 55,88 61,76

21 U 76,47 79,41

22 V 79,41 82,35

23 W 76,47 82,35

24 X 73,53 70,59

Rata-rata : 65,44 69,00

[image:45.595.120.341.184.647.2]
(46)
[image:46.595.123.572.187.309.2]

Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, sebelum dilakukan penyuluhan 15 siswa (62,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 siswa (37,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan 10 siswa (41,67%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 14 siswa (58,33%) memiliki tingkat pengetahuan baik.

2. Analisis data

a. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Shapiro Wilk.

Tabel 4. Uji normalitas

Berdasarkan Tabel 4. didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.241 untuk pretest dan sig (p) = 0,183 untuk post-test. Nilai p dari pretest dan post-test > 0.05 maka hasil uji normalitas bernilai normal, sehingga uji non parametrik yang digunakan adalah uji Paired-T test untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media Power Point. Variabel

Pretest Posttest

Kurang

baik Cukup Baik

Kurang

baik Cukup Baik

Pengetahuan

n % n % n % n % n % n %

0 0 15 62,5 9 37,5 0 0 10 41,67 14 58,33

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Sig. (p) Keterangan

Pretest .241 Normal

[image:46.595.138.527.554.632.2]
(47)

31

b. Uji Paired-T Test

Tabel 5. Hasil uji korelasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

n (populasi) Sig. Pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut (Pretest Posttest

24 0,006

Pengujian hubungan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (p). Jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai p < 0,05 H0 ditolak (Ghozali, 2005).

Berdasarkan Tabel 5. dengan Uji Paired-T test, diperoleh nilai signifikansi 0,014 (p < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta. Pengaruh tersebut menandakan adanya peningkatan pengetahuan anak setelah dilakukan penyuluhan dengan media Power Point.

B. Pembahasan

Berdasarkan uji statistik dengan uji Paired-T test, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani

1 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan dengan

(48)

memiliki jumlah yang sama. Teori Piaget menjabarkan bahwa siswi

perempuan memiliki kelebihan dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan

keseksamaan dalam berpikir, sedangkan siswa laki laki unggul dalam

penalaran logika (Mutammam dan Budiarto, 2013).

Kondisi tempat penelitian yang kondusif, pihak sekolah yang

kooperatif, peserta yang kooperatif dan mampu mengikuti jalannya penelitian

sejak dilakukan pretest, penyuluhan dengan media Power Point, hingga terlaksananya post-test adalah faktor-faktor penting dalam keberhasilan media

Power Point dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Jalannya penelitian pun tidak mendapatkan halangan yang berarti

selain hanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Bekti

(2012) pernah melakukan penelitian mengenai efektivitas media Power Point sebagai media pembelajaran. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan media Power Point dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media Power Point. Penelitian lain yang juga mendukung

penelitian tersebut, yakni penelitian oleh Nurhidayat dkk. (2012) yang

menyatakan bahwa media Power Point lebih efektif dibandingkan media Flip Chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Media audio visual tergolong media yang efektif. Hal ini karena media

audio visual lebih menarik, tidak membosankan memiliki konten yang bisa

diisi dengan gambar hidup dan mudah dipahami oleh responden. Responden

(49)

33

pengetahuan responden menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahmawati, (2007). Penelitian lain yang mendukung keefektifan Power Point

sebagai media pembelajaran adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh

Susskind (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih mudah

untuk mengikuti serta memahami materi pelajaran yang diberikan dengan

bantuan media Power Point dan siswa dapat memiliki materi pelajaran tersebut secara lengkap sehingga mereka dapat memanfaatkannya sebagai

bahan belajar sebelum ujian.

Kekurangan dari penggunaan media Power Point adalah bahwa penyuluh harus memiliki tingkat kemampuan dan kecermatan dalam membuat

konsep dan membuat materi yang efektif dalam setiap slide, jangan sampai mengurangi atau bahkan menghilangkan inti dari materi yang ingin

(50)

29 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan

gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1

Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri

Minomartani 1 Yogyakarta.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis di kemudian hari dengan jumlah subyek

penelitian yang lebih banyak dan menggunakan pembanding media yang

lain.

2. Program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Minomartani 1

Yogyakarta dengan bantuan media Power Point sebainya diberikan kepada siswa secara berkala.

3. Peneliti hendaknya melakukan penyuluhan dengan slide Power Point yang lebih menarik serta memperhatikan manajemen waktu agar penyuluhan

(51)

35

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Berk, R. A. (2011). Research on Power Point from Basic Features to Multimedia. International Journal of Technology in Teaching and Learning, h. 24-35.

Darwita, R. R. (2011). Efektivitas Program Sikat Gigi Bersama terhadap Risiko Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar. Journal Indonesia Medical Association. Vol. 61. No. 5.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehata Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunderman, R. B., & McCammack, K. C. (2010). PowerPoint Know Your Medium. Journal of the American College of Radiology. h.711-714.

Halim, M. P. (2011). Peran Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

Herijulianti, E., Indriani, T. S., & Artini, S. (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. h. 26.

Isrofah dan Eka. 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal Kesehatan. Vol 4. No 1. Oktober 2007.

Jones, M. A. (2003). The use and abuse of PowerPoint in Teaching and Learning in the Life Sciences: A Personal Overview. Dundee. h. 2-3.

(52)

36

Machfoedz, I. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Malik, I. (2008). Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung.

Mardalis. (2008). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Intrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS Unimed , h. 87-97.

Mutammam, M. B., & Budiarto, M. T. (2013). Pemetaan Perkembangan Kognitif Piaget Siswa SMA Menggunakan Tes Operasi Logis (TOL) Piaget Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. h 1-6.

Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2th ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010b). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurhidayat, O., P, E. T., & Wahyono, B. (2012). Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health. h. 31-35.

Pillitteri, A. (1999).Child Health Nursing. Philadelphia: Lippincott. 187.

Pontonuwu, J., Mariati, N. W., & Wicaksono, D. A. (2013). Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon

Utara. Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3145.

Purnaji, H. (2012). Penelitian Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar Kelas 4-6 di SDN 1 Karang Patihan Balong Ponorogo. Ponorogo. Available from:

http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-henripurna-193-1-abstrak-i.pdf.

(53)

37

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rockhman, M. N., Aman, & Hendrastomo, G. (2007). Pengembangan Media Pembelajaran dan Bahan Ajar dengan Microsoft Power Point. Available from:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/grendi-hendrastomo-mm-ma/artikel-ppm-powerpoint.pdf.

Siswanto, Susila, & Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Sriyono, N. W. (2005). Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi dan Pencegahan. Yogyakarta: Medika-Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. (2007). Metode Pendidikian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif ,dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Susskind, J. E. (2005). Power Point's Power in The Classroom Enchancing Student's Self-Efficacy and Attitudes. Computers & Education. h 203-215. Umbaran, J. (2013). Mengelola Dokumen untuk Presentasi dengan Ms Power

Point 2007. Yogyakarta: KTSP.

Veranita, N. (2012). Pengembangan Kemampuan Membilang melalui Kegiatan Bermain dengan Benda-Benda Konkrit pada Anak-anak Kelompok A TK Lembaga Tama III Sutran Sabdodadi Bantul tahun Pelajaran 2011/2012.

Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika.

(54)

1

Nama :

Umur :

Orang tua/wali dari :

Setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan mengizinkan anak saya untuk menjadi responden penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun”.

Yogyakarta, 2016

(55)

2 Lampiran 2. Kuesioner

KUESIONER PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Tanggal Lahir :

Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini pada kolom B jika

pernyataan benar dan pada kolom S bila pernyataan salah.

No Pernyataan B S

1. Gigi terdiri dari mahkota, leher, dan akar gigi.

2. Jumlah gigi taring (caninus) di dalam mulut kita adalah 2 buah.

3. Di dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa gigi.

4. Di dalam pulpa gigi terdapat syaraf dan pembuluh darah.

5. Jumlah gigi seri (incisivus) di dalam mulut kita ada 6 buah.

6. Bagian gigi yang berwarna putih dan dapat dilihat di sebut email.

(56)

3

10. Menggosok gigi cukup 1 kali sehari pada waktu mandi pagi.

11. Pasta gigi yang baik adalah yang mahal dan sering diiklankan di TV.

12. Sebelum tidur kita perlu menggosok gigi.

13. Anak-anak boleh memakai sikat gigi orang dewasa.

14. Sikat gigi yang baik adalah yang tangkainya lurus dan kepala sikatnya kecil sehingga bisa masuk ke dalam mulut dengan mudah.

15. Menggosok gigi dilakukan setelah makan dan sebelum tidur.

16. Sikat gigi yang baik adalah sikat yang bulunya halus dan rata.

17. Menyikat gigi tidak perlu terlalu kuat agar gusi tidak berdarah.

18. Menyikat gigi cukup pada bagian depan gigi saja.

19. Karies adalah penyakit gigi berlubang.

20. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang bergizi tidak terlalu penting untuk kesehatan gigi.

21. Gigi yang kotor dan tidak dibersihkan akan menyebabkan gigi berlubang.

(57)

4

23. Gigi berlubang hanya disebabkan oleh bakteri saja.

24. Coklat dan permen adalah makanan yang merusak gigi.

25. Sehabis minum dan makan makanan yang manis sebaiknya kita langsung berkumur dengan air putih.

26. Mengurangi makan makanan yang manis dapat mengurangi terjadinya gigi berlubang.

27. Minimal 6 bulan sekali kita perlu ke dokter gigi untuk kontrol gigi.

28. Gigi yang sudah goyah harus dicabut ke dokter gigi.

29. Kita boleh mencabut sendiri gigi yang sudah goyah.

30. Jika ada gigi yang berlubang sebaiknya kita pergi ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan tambal gigi.

31. Gigi yang sudah berlubang tidak dapat dirawat lagi.

32. Kotoran pada sekeliling gigi yang sudah keras tidak perlu dihilangkan karena akan membuat gigi menjadi kuat.

33. Gigi anak tidak perlu dirawat ataupun ditambal karena akan diganti dengan gigi baru.

34. Setiap gigi yang berlubang harus dicabut.

(58)
(59)

THE INFLUENCE OF ORAL HEALTH EDUCATION WITH POWER POINT MEDIA TOWARDS LEVEL OF ORAL HEALTH KNOWLEDGE IN 7-8 YEARS OLD CHILDREN

(Study in Minomartani 1 Elementary School Yogyakarta)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita1, Alfini Octavia2

1

Mahasiswa PSPDG UMY, 2Dosen PSPDG UMY Abstract

Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.

Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.

Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.

Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

(60)

Abstrak

Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.

Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Kata kunci: Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, tingkat pengetahuan, media Power Point

Pendahuluan

Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013

menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan

gigi dan mulut. Selama tahun 2013 masalah kesehatan pada anak usia 5 – 9 tahun

mencapai 28,9%1 (Depkes, 2013). Pada sumber yang lain menjabarkan bahwa

sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan

mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses

(61)

Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan dasar bagi

terbentuknya manusia yang berkualitas. Kesehatan adalah salah satu unsur penting

dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan usia sekolah

khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan

mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung

mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya

kesehatan gigi dan mulut yang baik3 (Pontonuwu, dkk., 2013).

Menurut Arsyad Ashar salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi

angka kesakitan adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi

kesehatan. Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan

gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat

kesehatan. Pemilihan media yang tempat menjadi salah satu faktor keberhasilan

sebuah penyuluhan. Media audiovisual adalah media yang saat ini dianggap

paling efektif dan efisian digunakan dalam penyuluhan4.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memutuskan untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap

tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun dengan

menggunakan media Power Point.

Bahan dan Cara

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Populasi pada

(62)

SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta. Penentuan siswa sebagai sampel penelitian

dilakukan dengan cara total sampling sesuai dengan kriteria inklusi sehingga

didapat jumlah sampel sebanyak 24 anak.

Kriteria inklusi yaitu siswa yang berusia 7-8 tahun dan bersedia menjadi

responden, kooperatif dan belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut sebelumnya, serta yang diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi

subyek penelitian. Kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak hadir saat penelitian

ataupun tidak bersedia menjadi responden.

Variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media

Power Point, sedangkan variabel terpengaruh adalah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Variabel terkendali adalah usia, lokasi penelitian, waktu penelitian,

dan materi penelitian, kemudian variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin dan

kecerdasan siswa.

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan

seputar pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laptop, LCD dan proyektor, selain itu bahan penilitian berupa

materi slide Power Point.

Pengambilan data dilakukan setelah peneliti membuat kuesioner yang

berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat

pengetahuan kesehatan gigi siswa. Pengambilan data dilakukan sesuai prosedur

yakni dengan memberikan informed consent kepada pihak sekolah beberapa hari

sebelum penyuluhan, kemudian peneliti memberikan kuesioner pada siswa yang

(63)

itu diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Enam hari setelah

dilakukan penyuluhan, peneliti kembali memberikan kuesioner yang sama sebagai

post-test.

Penilaian tingkat pengetahuan kesehatan g

Gambar

Gambar 1. Kerangka konsep
Gambar 3. Alur Penelitian
Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)
Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyuluhan menggunakan metode bermain lebih berpengaruh merubah tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN DAN CERAMAH DALAM PENYULUHAN TERHADAP. PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyuluhan menggunakan metode bermain lebih berpengaruh merubah tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dibandingkan dengan

“Pengaruh Penyuluhan Metode Bernyanyi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Prasekolah Di PAUDINI Cendana Rumbai” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar melalui Penyuluhan dengan Media

iv GAMBARAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA APLIKASI ANIMAKER PADA PENGETAHUAN DAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV SD NEGERI SUKASARI KOTA

Gambaran Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Media Power Point Pada Siswa Kelas VII & VIII SMP PGRI 7 Wanareja Cilacap.. Karya Tulis Ilmiah,