• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN STREPTOMYCES YANG BERASOSIASI DENGAN RIZOSFER JAGUNG (Zea mays)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN STREPTOMYCES YANG BERASOSIASI DENGAN RIZOSFER JAGUNG (Zea mays)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

TEMA :

Perubahan iklim, pelestarian lingkungan, keanekaan hayati

KEANEKARAGAMAN STREPTOMYCES YANG BERASOSIASI

DENGAN RIZOSFER JAGUNG (Zea mays)

Oleh :

Ambarwati, SPd, MSi

Eni Purwani, SSi, MSi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AGUSTUS 2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

1. Judul Penelitian : Keanekaragaman Streptomyces yang

Berasosiasi dengan Rizosfer Jagung (Zea mays) 2 Ketua Peneliti

a. Nama lengkap dan Gelar : Ambarwati, SPd, MSi b. Jenis kelamin : Perempuan

c. NIP/NIK : 757

d. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Kesmas e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

f. Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan/ Kesehatan Masyarakat g. Pusat Penelitian : Universitas Muhammadiyah Surakarta h. Alamat : Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta i. Telpon/Fax : (0271)717417/ (0271)715448

j. Alamat Rumah : Kauman, RT 04/09, Ngadirejo, Kartasuro, Sukoharjo

k. Telpon/Fax/E-mail : 08122596001/ambarwati7@yahoo.com

3. Jangka Waktu Penelitian : 2 (dua) Tahun

4. Pembiayaan dari LPPM UMS : Rp. 7.000.000,-

(3)

RINGKASAN

Actinomycetes merupakan kelompok bakteri yang memiliki morfologi

seperti fungi, hal ini dikarenakan struktur Actinomycetes berupa filament lembut

yang sering disebut hyfa atau mycelia (Rao, 2001). Pada saat ini banyak penelitian

yang difokuskan pada Actinomycetes, terutama Streptomyces yang diindikasikan

sebagai bakteri yang mampu menghasilkan antibiotik terbanyak.

Habitat Actinomycetes, terutama Streptomyces adalah di tanah, sekitar 70%

mikroba yang ada di tanah adalah Streptomyces (Rao, 2001). Bahkan Nurkanto

(2007) berhasil membuktikan bahwa genus yang paling dominan dalam tanah adalah

Streptomyces, yaitu sebanyak 86%.

Penelitian Ambarwati, et al (2010) berhasil mengisolasi Streptomyces dari

rhizosfer Jagung (Zea mays) dan berhasil menemukan 23 isolat, 10 isolat diantaranya

mampu menghambat bakteri gram positif dan satu isolat (RNJ14) mampu

menghambat S. aureus dengan kuat (32,33 mm), isolat RNJ14 diduga menghasilkan

antibiotik linkomisin berdasarkan analisa dengan TLC. Penelitian ini telah diteruskan

oleh Helbert (2010) dengan mengujikan isolat sebagai penghasil antifungal. Pada

penelitian Helbert telah berhasil dilakukan peremajaan terhadap isolat dari rizosfer

jagung sebanyak 7 isolat, yaitu J10, J16, J23, NJ6, NJ13, NJ20 dan NJ25.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi isolat Streptomyces

berdasarkan hasil pewarnaan gram, colour grouping dan morfologi serta permukaan

rantai spora isolat dengan mikroskop elektron (SEM) sehingga dapat diketahui

keanekaragaman Streptomyces yang berasosiasi dengan rizosfer Jagung (Zea mays).

Jenis penelitian ini adalah eksplorasi dengan pemeriksaan laboratorium. Untuk

mencapai tujuan di atas maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1).

Peremajaan kembali isolat dari rizosfer Jagung yang telah didapatkan pada penelitian

sebelumnya dengan media Starch-Casein Agar (SCA), 2). Pewarnaan gram untuk

(4)

berdasarkan warna aerial miselium dan vegetatif miselium, dan 4). Identifikasi isolat

dengan SEM.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui tujuh isolat yang diisolasi dari rizosfer

dan non rizosfer tanaman jagung memiliki bentuk batang bercabang, berwarna ungu

dan termasuk gram positif, yang mengindikasikan bahwa ketujuh isolat termasuk

anggota Streptomycetes. Berdasarkan hasil colour grouping diketahui bahwa ketujuh

isolat yang ditumbuhkan pada media Oatmeal Agar dapat menghasilkan warna yang

berbeda. Dan berdasarkan hasil analisis dengan SEM didapatkan hasil bahwa ketujuh

isolat memiliki morfologi bulat (J10, J16, NJ20, dan NJ25), batang (NJ6 dan NJ13)

dan loop (J23 dan NJ20) dengan ornamen permukaan spora halus (J16, J23, NJ6 dan

NJ13) serta berkutil (J10, NJ20 dan NJ25). Berdasarkan hasil penelitian ini perlu

dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan analisis secara molekuler dari dua

isolat Streptomyces yang ditemukan dengan tahapan : isolasi DNA, PCR dan

Sequencing. Dari hasil sequencing dapat dibuat phylogene tree untuk menentukan

tingkat kekerabatan dengan isolat Streptomyces lain yang dapat didownload dari

NCBI. Dengan penelitian tahun kedua nantinya diharapkan dapat ditemukan

isolat-isolat Streptomyces spesies baru dari rizosfer Jagung.

Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

(5)

SUMMARY

Actinomycetes is the member of bacteria that has morfology like fungus, it

is because of the structure of Actinomycetes have smoot filament that is usually

called hyfa or mycelia (Rao, 2001). Today some researchers do research about

Actinomycetes, especially Streptomyces because this bacteria is indicated as the

biggest antibiotic producer.

Habitat of Actinomycetes, especially Streptomyces is in soil, about 70% of

microorganism in soil is Streptomyces (Rao, 2001). Nurkanto (2007) can prove that

the dominant genera in the soil is Streptomyces, it is about 86%.

The Ambarwati, et al (2010) research success to isolate Streptomyces from

rhizosphere of Corn (Zea mays), this research can find 23 isolates, 10 isolates among

23 isolates can inhibit gram positive bacteria and one isolate (RNJ14) can inhibit S.

aureus growth with strong (the diameter of inhibition zone is 32,33 mm), isolate

RNJ14 is estimated can produce antibiotic lincomysin based on the result of Tin

Layer Chromatography analysis. This research is continued by Helbert (2010) with

do an experiment to test the capablelity of the isolate as an antifungal. Based on

knowen the biodiversity of Streptomyces that asosiation with rizosfer of Corn (Zea

mays). This research was explorative with laboratory experiment. To reach this aims,

it need several steps: 1). Reisolation the isolates from rhizosphere of Corn that have

gotten from the last research on Starch-Casein Agar (SCA), 2). Gram stain prosedure

to know the cell morphology, 3). Colour grouping to make a group of isolate colour

based on aerial mycelium and vegetative mycelium, and 4). To identified the isolates

(6)

Based on this research, it is knowen taht the morphology of seven isolates

from rhizosphere and non rhizosphere of Corn were branch rod, purple or blue, and

gram positive bacteria. It was indicated that the isolates were the member of

streptomyces. Based on colour grouping result, it was knowen that the seven isolates

can produce different colour on Oatmeal Agar. And based on SEM result, it can be

concluded that the seven isolates have a characteristic as Streptomyces: the

morphology of the spores chain are coccus (J10, J16, NJ20, dan NJ25), rod (NJ6 dan

NJ13) and like loop (J23 dan NJ20), beside that the surface ornament of the spores

are smoot (J16, J23, NJ6 dan NJ13) and warty (J10, NJ20 dan NJ25). This research

need to continued with moleculer analysis from two isolate of Streptomyces that

assosiated with rhizosfer of Corn, the steps include : isolation of DNA, PCR and

sequencing. Based on the sequensing result, it can be made a phylogene tree to know

the relationship with other streptomyces from NCBI data bases. From the continue

research, it is expectated will find a new species of Streptomyces from rhizosphere of

Corn (Zea mays).

Public Health department, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of

Surakarta.

This research is funded by LPPM UMS with decide letter No.

(7)

PRAKATA

Segala puji bagi Allah, karena hanya dengan limpahan rahmadNya penulis

dapat menyelesaikan laporan penelitian Insentif Reguler Kompetitif dengan judul “Keanekaragaman Streptomyces yang Berasosiasi dengan Rizosfer Jagung (Zea

mays)ini dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan ini penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak

lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Harun Joko Prayitno, MHum, selaku ketua lembaga penelitian UMS yang

telah membiayai pelaksanaan penelitian ini.

2. Ibu Endang, Mbak Yuni dan Mbak Tika dari Laboratorium Zoologi LIPI yang

telah membantu pelaksanaan analisis isolat Streptomyces dengan SEM.

3. Ibu Dian Widyastuti, SE yang telah membantu pelaksanaan penelitian di

Laboratorium Mikrobiologi FIK UMS.

4. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Akhimya penulis hanya bisa berharap semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 26 Agustus 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERJANJIAN ... iii

RINGKASAN HASIL PENELITIAN ... v

SUMMARY ... vi

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

C. Manfaat Penelitian ... 2

D. Keutamaan Penelitian ... 3

BAB. II. STUDI PUSTAKA A. Actinomycetes dan Streptomyces ... 6

B. Identifikasi Streptomyces ... 7

C. Habitat Streptomyces ... 8

D. Rizosfer ... 9

E. Kerangka Konsep ... 11

BAB. III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian... 12

B. Jenis Penelitian ... 12

(9)

D. Alat dan Bahan Penelitian... 12

E. Tahapan Penelitian... 14

F. Cara Pengumpulan Data... 15

G. Analisis Data ... 15

BAB. IV. HASIL PENELITIAN A. Hasil Pewarnaan Gram... 16

B. Hasil Colour grouping... 17

C. Hasil SEM ... 18

BAB. V. PEMBAHASAN... 19

BAB.VI..KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 22

B. Saran ... 22

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep... 11

2. Hasil Pewarnaan Gram Isolat... 16

3. Hasil Colour Grouping Isolat ... 17

4. Hasil SEM ... 18

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

(11)

RINGKASAN

Actinomycetes merupakan kelompok bakteri yang memiliki morfologi seperti fungi, hal

ini dikarenakan struktur Actinomycetes berupa filament lembut yang sering disebut hyfa atau

mycelia (Rao, 2001). Pada saat ini banyak penelitian yang difokuskan pada Actinomycetes,

terutama Streptomyces yang diindikasikan sebagai bakteri yang mampu menghasilkan antibiotik

terbanyak.

Habitat Actinomycetes, terutama Streptomyces adalah di tanah, sekitar 70% mikroba

yang ada di tanah adalah Streptomyces (Rao, 2001). Bahkan Nurkanto (2007) berhasil

membuktikan bahwa genus yang paling dominan dalam tanah adalah Streptomyces, yaitu

sebanyak 86%.

Penelitian Ambarwati, et al (2010) berhasil mengisolasi Streptomyces dari rhizosfer

Jagung (Zea mays) dan berhasil menemukan 23 isolat, 10 isolat diantaranya mampu menghambat

bakteri gram positif dan satu isolat (RNJ14) mampu menghambat S. aureus dengan kuat (32,33

mm), isolat RNJ14 diduga menghasilkan antibiotik linkomisin berdasarkan analisa dengan TLC.

Penelitian ini telah diteruskan oleh Helbert (2010) dengan mengujikan isolat sebagai penghasil

antifungal. Pada penelitian Helbert telah berhasil dilakukan peremajaan terhadap isolat dari

rizosfer jagung sebanyak 7 isolat, yaitu J10, J16, J23, NJ6, NJ13, NJ20 dan NJ25.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi isolat Streptomyces berdasarkan

hasil pewarnaan gram, colour grouping dan morfologi serta permukaan rantai spora isolat

dengan mikroskop elektron (SEM) sehingga dapat diketahui keanekaragaman Streptomyces yang

berasosiasi dengan rizosfer Jagung (Zea mays). Jenis penelitian ini adalah eksplorasi dengan

pemeriksaan laboratorium. Untuk mencapai tujuan di atas maka dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut : 1). Peremajaan kembali isolat dari rizosfer Jagung yang telah didapatkan pada

penelitian sebelumnya dengan media Starch-Casein Agar (SCA), 2). Pewarnaan gram untuk

mengetahui morfologi sel, 3). Colour grouping untuk mengelompokkan isolat berdasarkan warna

aerial miselium dan vegetatif miselium, dan 4). Identifikasi isolat dengan SEM.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui tujuh isolat yang diisolasi dari rizosfer dan non

(12)

positif, yang mengindikasikan bahwa ketujuh isolat termasuk anggota Streptomycetes.

Berdasarkan hasil colour grouping diketahui bahwa ketujuh isolat yang ditumbuhkan pada media

Oatmeal Agar dapat menghasilkan warna yang berbeda. Dan berdasarkan hasil analisis dengan

SEM didapatkan hasil bahwa ketujuh isolat memiliki morfologi bulat (J10, J16, NJ20, dan

NJ25), batang (NJ6 dan NJ13) dan loop (J23 dan NJ20) dengan ornamen permukaan spora halus

(J16, J23, NJ6 dan NJ13) serta berkutil (J10, NJ20 dan NJ25). Berdasarkan hasil penelitian ini

perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan analisis secara molekuler dari dua isolat

Streptomyces yang ditemukan dengan tahapan : isolasi DNA, PCR dan Sequencing. Dari hasil

sequencing dapat dibuat phylogene tree untuk menentukan tingkat kekerabatan dengan isolat

Streptomyces lain yang dapat didownload dari NCBI. Dengan penelitian tahun kedua nantinya

diharapkan dapat ditemukan isolat-isolat Streptomyces spesies baru dari rizosfer Jagung.

Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Dibiayai oleh LPPM UMS dengan SK No. 94/A.3-III/LPPM/II/2011

(13)

Actinomycetes is the member of bacteria that has morfology like fungus, it is because of

the structure of Actinomycetes have smoot filament that is usually called hyfa or mycelia (Rao,

2001). Today some researchers do research about Actinomycetes, especially Streptomyces

because this bacteria is indicated as the biggest antibiotic producer.

Habitat of Actinomycetes, especially Streptomyces is in soil, about 70% of

microorganism in soil is Streptomyces (Rao, 2001). Nurkanto (2007) can prove that the

dominant genera in the soil is Streptomyces, it is about 86%.

The Ambarwati, et al (2010) research success to isolate Streptomyces from rhizosphere

of Corn (Zea mays), this research can find 23 isolates, 10 isolates among 23 isolates can inhibit

gram positive bacteria and one isolate (RNJ14) can inhibit S. aureus growth with strong (the

diameter of inhibition zone is 32,33 mm), isolate RNJ14 is estimated can produce antibiotic

lincomysin based on the result of Tin Layer Chromatography analysis. This research is continued

by Helbert (2010) with do an experiment to test the capablelity of the isolate as an antifungal.

Based on Helbert’s research, it has successed to reisolate seven isolates from rhizosphere of Corn, namely : J10, J16, J23, NJ6, NJ13, NJ20 dan NJ25.

The aims of this research was : to identified the isolate of Streptomyces based on gram

stain, colour grouping and the morphology of spores chain and the surface ornament of spores

with electron microscopy analysis, therefore it can be knowen the biodiversity of Streptomyces

that asosiation with rizosfer of Corn (Zea mays). This research was explorative with laboratory

experiment. To reach this aims, it need several steps: 1). Reisolation the isolates from

grouping result, it was knowen that the seven isolates can produce different colour on Oatmeal

(14)

as Streptomyces: the morphology of the spores chain are coccus (J10, J16, NJ20, dan NJ25), rod

(NJ6 dan NJ13) and like loop (J23 dan NJ20), beside that the surface ornament of the spores are

smoot (J16, J23, NJ6 dan NJ13) and warty (J10, NJ20 dan NJ25). This research need to

continued with moleculer analysis from two isolate of Streptomyces that assosiated with

rhizosfer of Corn, the steps include : isolation of DNA, PCR and sequencing. Based on the

sequensing result, it can be made a phylogene tree to know the relationship with other

streptomyces from NCBI data bases. From the continue research, it is expectated will find a new

species of Streptomyces from rhizosphere of Corn (Zea mays).

Public Health department, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2007. Kajian Actinomycetes yang Berpotensi Menghasilkan Antibiotika dari Rhizosfer Putri Malu ( Mimosa pudica L) dan Kucing Kucingan (Acalypha

Indica L). Jurnal Sains & Teknologi,ISSN : 1411-5174,vol.8.No.1.

Ambarwati dan Trisnawati, A., G, 2009. Isolasi Actinomycetes dari Tanah Sawah sebagai Penghasil Antibiotik. Jurnal Sains &Teknologi, ISSN 1411-5174, Vol.

10, N0. 2.

Ambarwati, Retno S., dan Darnoto S., 2009a. Uji Aktivitas Isolat Actinomycetes dari Tanah Pekarangan terhadap Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal

Motorik, ISSN 1907-218X, Vol. 4, No. 8.

Ambarwati, Sembiring L., dan C.J. Soegihardjo, 2009b. Antibiotic Produced by Streptomycetes Associated with Rhizosphere of Purple Nut Sedge (Cyperus

rotundus L.). Poster Presentation in 10th Congress and International Conference of Indonesian Society for Microbiology (ICISMI). Airlangga

University, Surabaya, November 20th-21th 2009

Ambarwati, C.J. Soegihardjo dan Sembiring L., 2010. Isolasi dan Identifikasi Streptomycetes dari Rizosfer Jagung (Zea mays L.) yang berpotensi sebagai Penghasil Antibiotik. Jurnal Biota Vo. 15, No. 1,. ISSN 0853-8670.

Terakreditasi Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2008

Bais, H. P., Weir, T. L., Perry, L. G., Gilroy, S., and Vivanco, J. M. 2006. The Role of Exudates in Rizosfer Interactions with Plants and Other Organisms. The

Annual Review of Plant Biology, 57 : 233-266.

Basil, A. J., Strap, J. L., Knotek-Smith, H. M., and Crawford, D. L. 2004. Studies on The Microbial Populations of The Rizosfer of Big Sagebrush (Artemisia

tridentata). Journal of Industrial Microbiology & amp; Biotechnology, 31 (6) : 278-288

Bharti A., Kumar V., Gusain O., and Bisht G., S., 2010. Antifungal Activity of Actinomycetes Isolated From Garhwal Region. Journal of Sci. Engg. & Tech.

Mgt. Vol 2 (2): 3-9.

Budiyanto, M. A. K. 2004. Mikrobiologi Terapan. UMM Press, Malang.

(16)

Gesheva, V. 2002. Rizosfer Microflora of Some Citrus as a Source of Antagonistic Actinomycetes. European Journal of Soil Biology, 38 (1) : 85-88.

Hall, V., Collins, M. D., Hutson, R., Inganas, E., Falsen, E. and Duerden, B. I. 2003.

Actinomycetes vaccimaxillae sp. nov., from the Jaw of a Cow. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, 53 : 603-606.

Hassanin, S. M., El-Mehalawy, A. A., Hassanin, N. M., and Zaki, S. A. 2007. Induction of Resistance and Biocontrol of Rhizoctonia in Cotton Damping-off Disease by Rizosfer Bacteria and Actinomycetes. The Internet Journal of

Microbiology, 3 (2).

Korn-Wendisch, F., and Kutzner, H. J. 1992. The Family Streptomycetaceae. In The Prokaryotes, Second Edition. A Handbook on the Biology of Bacteria : Ecophysiology, Isolation, Identification, Aplications. (A. Balows, H. G. Truper, M. Dworkin, W. Harder, & Karl-Heinz Schleifer. Eds). Springer-Verlag, New york, Berlin, Heidelberg, London, Paris, Tokyo, Hong Kong, Barcelona, and Budapest.

Lestari, Y. 2006. Identification of Indegenous Streptomyces spp. Producing Antibacterial Compounds. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, 11 (2) : 99-101.

Lo, C. W., Lai, N. S., Cheah, H-Y., Wong, N. K. I. and Ho, C. C. 2002. Actinomycetes Isolated From Soil Samples From The Crocker Range Sabah.

ASEAN review of Biodiversity and Environmental Conservation (ARBEC).

Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, J. 2003. Brock Biology of

Microorganisms. Tent Edition. Prentice Hall, USA.

Nedialkova, D. and Naidenova, M. 2005. Screening the Antimicrobial Activity of

Actinomycetes Strains Isolated from Antarctica. Journal of Culture Collections, 4 : 29-35.

Nurkanto A., 2007. Identifikasi Actinomycetes Tanah Hutan Pasca Kebakaran Bukit Bangkirai Kalimantan Timur dan Potensinya sebagai Pendegradasi Sellulosa dan Pelarut Fosfat. Jurnal Biodiversitas Vol. 8, No. 4: 314-319.

Oskay, M., Tamer, A. U. and Azeri, C. 2004. Antibacterial Activity of some Actinomycetes Isolated from Farming Soil of Turkey. African Journal of

Biotechnology, 3(9) : 441-446.

(17)

Rahayu, T., Maryati, Sembiring, L., dan Soegihardjo, C. J. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Streptomyces yang Berpotensi Antimikrobia dari Rizosfer Tumbuhan Tingkat Tinggi. Kumpulan Ringkasan Hasil Penelitian Workshop

Pemaparan Hasil Penelitian yang Dibiayai DP2M Dikti Tahun 2007. UMS,

Surakarta.

Rao, N. S. S. 2001. Soil Microbiology. Soil Microorganism and Plant Growth. Fourth Edition. Science Publishers, Inc. Enfield (NH), USA

Sembiring, L., Ward A. C. and Goodfellow, M. 2000. Selective Isolation and Characterisation of Members of the Streptomyces violaceusniger Clade Associated with the Roots of Paraserianthes falcataria. Antonie van

Leeuwenhoek, 78 (3-4) : 353-366.

Shirokikhl, I. G., Zenova, G. M., Merzaeval, O. V., Lapygina, E. V., Bataloval, G. A., and Lysak, L. V. 2007. Actinomycetes in the Prokaryotic Complex of Rizosfer of Oat in a Soddypodzolic Soil. Journal of Eurasian Soil Science, 40 (2) : 158-162

Sunaryanto, R., Marwoto, B., dan Matsuo, Y., 2010. Isolasi Actinomycetes Laut Penghasil Metabolit Sekunder yang Aktif terhadap Sel kanker A549. Jurnal

Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2,

Widayati, W. E. 2005. Bakteri Endofit pada Tanaman Tebu (Solanum officinarum

L.) Identifikasi dan Mekanisme Asosiasi. Disertasi Program Pascasarjana

Bioteknologi. UGM, Yogyakarta.

Yusnizar. 2006. Screening of Streptomyces sp. Isolated From Black Water

Ecosystem and Antagonism Assay to Rhizoctonia solani and Helminthosporium

(18)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Actinomycetes merupakan bakteri yang memiliki morfologi seperti

fungi, hal ini dikarenakan struktur Actinomycetes berupa filament lembut yang

sering disebut hyfa atau mycelia (Rao, 2001). Nurkanto (2007) berhasil

mengidentifikasi anggota Actinomycetes yang meliputi : Actinoplanes,

Micromonospora, Microbiospora, Microtetraspora, Streptosporangium,

Nocardia, dan Streptomyces. Pada saat ini banyak penelitian yang difokuskan

pada Actinomycetes, terutama Streptomyces yang diindikasikan sebagai bakteri

yang mampu menghasilkan antibiotik terbanyak.

Habitat Actinomycetes, terutama Streptomyces adalah di tanah, sekitar

70% mikroba yang ada di tanah adalah Streptomyces (Rao, 2001). Bahkan

Nurkanto (2007) berhasil membuktikan bahwa genus yang paling dominan

dalam tanah adalah Streptomyces, yaitu sebanyak 86%. Keberadaan

Actinomycetes dalam tanah telah banyak dikaji peneliti. Penelitian Sembiring, et

al (2000) berhasil mengisolasi Streptomyces dari rizosfer tanaman Sengon

(Paraserianthes falcataria). Penelitian Lo, et al (2002) berhasil menemukan

Streptomycetes dari tanah Sabah, Oskay, et al (2004), dari ladang pertanian di

daerah Manisa di Turki, Nedialkova dan Naidenova (2005), dari Antarctica,

Nurkanto (2007) dari tanah hutan, dan Bharti, et al (2010) dari 69 lokasi tanah di

wilayah Garhwal.

Penelitian Ambarwati, et al (2010) berhasil mengisolasi Streptomyces

dari rhizosfer Jagung (Zea mays) dan berhasil menemukan 23 isolat, 10 isolat

diantaranya mampu menghambat bakteri gram positif dan satu isolat (RNJ14)

mampu menghambat S. aureus dengan kuat (32,33 mm), isolat RNJ14 diduga

menghasilkan antibiotik linkomisin berdasarkan analisa dengan TLC. Penelitian

(19)

penghasil antifungal. Pada penelitian Helbert telah berhasil dilakukan peremajaan

terhadap isolat dari rizosfer jagung sebanyak 7 isolat, yaitu J9, J10, J16, J20, J23,

NJ20 dan NJ25. Dengan program penelitian reguler kompetitif ini peneliti akan

melanjutkan penelitian dengan mengidentifikasi isolat dengan mikroskop elektron

(SEM) untuk mengetahui morfologi dan permukaan rantai spora isolat, yang

merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi apakah isolat yang telah

ditemukan pada penelitian sebelumnya adalah Streptomyces.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengidentifikasi isolat

Streptomyces berdasarkan hasil pewarnaan gram, colour grouping, dan SEM,

dengan rincian :

1. Mengetahui morfologi sel Streptomycetes berdasarkan pewarnaan gram

2. Mengetahui warna isolat berdasarkan hasil colour grouping

3. Mengetahui morfologi dan permukaan rantai spora isolat Streptomycetes

dengan mikroskop elektron (SEM).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Menemukan keanekaragaman isolat Streptomycetes yang ditemukan pada

rizosfer dan non rizosfer tanaman Jagung.

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini :

Membuktikan isolat yang diperoleh dari rizosfer Jagung merupakan isolat

(20)

E. Keutamaan Penelitian

Beberapa penelitian sejenis telah dilakukan baik di luar negeri maupun

di Indonesia, penelitian-penelitian tersebut di antaranya :

Penelitian di luar negeri :

1. Penelitian Lo, et al. (2002) yang telah menemukan sebanyak 78 strain

Actinomycetes yang diisolasi dari tanah yang berasal dari 22 lokasi di Sabah,

diketahui pula bahwa strain terbanyak adalah Streptomyces.

2. Oskay, et al. (2004) berhasil menemukan 50 strain Actinomycetes yang

berbeda pada sampel tanah pertanian yang diambil dari daerah Manisa di

Turki.

3. Nedialkova dan Naidenova (2005) menemukan 40 stain Actinomycetes dari

Antarctica.

4. Bharti, et al. (2010) berhasil menemukan 316 isolat Actinomycetes pada

sampel tanah yang diambil dari 69 lokasi tanah di wilayah Garhwal,

Uttarakhand, India.

Penelitian di Indonesia :

1. Penelitian Sembiring, et al. (2000) yang mengambil sampel tanah dari

rhizosfer tanaman sengon (Paraserianthes falcataria), dan berhasil

menemukan 6 spesies baru Streptomyces.

2. Lestari (2006) berhasil mengisolasi Streptomyces dari tanah di Sukabumi,

Kepulauan Seribu, Cipanas dan Kalimantan Timur dan menemukan 6 isolat

Streptomyces yang memproduksi zat antibakteri

3. Ambarwati (2007) yang mengisolasi Actinomycetes dari rhizosfer tumbuhan

putri malu (Mimosa pudica L) dan kucing-kucingan (Acalypha indica L), dan

(21)

4. Penelitian Rahayu, et al. (2007) yang mengisolasi Streptomyces dari rhizosfer

orok-orok (Crotalaria striata), rumput king (Zoysia matrella L), dan jukut

domdoman (Chrysopogon aciculatus Retz), dan ditemukan 5 isolat.

5. Penelitian Nurkanto (2007) yang mengidentifikasi Actinomycetes dari tanah

hutan pasca kebakaran di Bukit Bangkirai Kalimantan Timur, dan ditemukan

sebanyak 91 isolat yang terbagi dalam tujuh genus. Selain itu diketahui bahwa

genus yang paling dominan adalah Streptomyces dengan jumlah sebanyak

86%.

6. Penelitian Djatmiko et al. (2007) yang berhasil mendapatkan dua isolat

Streptomyces dari rizosfer Terung (Solanum melongena) dan salah satunya

berpotensi sebagai antifungi

7. Penelitian Ambarwati dan Trisnawati (2009) yang mengisolasi Actinomycetes

dari tanah sawah, dan ditemukan satu isolat yang berpotensi sebagai

antibakteri.

8. Penelitian Ambarwati, et al. (2009a) yang mengisolasi Actinomycetes dari

tanah pekarangan, dan ditemukan 2 isolat yang berpotensi sebagai antibakteri.

9. Penelitian Ambarwati, et al (2009b) berhasil mengisolasi Actinomycetes dari

rhizosfer rumput teki (Cyperus rotundus) dan berhasil menemukan 12

isolat,10 isolat berpotensi menghasilkan antibiotik. Berdasarkan hasil

pemeriksaan morfologi rantai spora dengan mikroskop elektron (SEM) isolat

SNR19 diindikasikan sebagai Streptomyces albovinaceus.

10.Penelitian Ambarwati, et al (2010) berhasil mengisolasi Streptomyces dari

rhizosfer jagung (Zea mays) dan berhasil menemukan 23 isolat, 10 iolat

diantaranya mampu menghambat bakteri gram positif dan satu isolat (RNJ14)

mampu menghambat S. aureus dengan kuat (32,33 mm), isolat RNJ14 diduga

(22)

Dari penelitian-penelitian di atas, beberapa penelitian difokuskan pada:

1. Keanekaragaman Streptomyces, namun belum sampai pada tingkat

molekuler, identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi koloni, morfologi sel

dan analisis secara biokimiawi.

2. Penelitian difokuskan pada kemampuan Streptomyces dalam menghasilkan

antibiotik.

3. Hanya ada satu penelitian yang mengkaji tentang keanekaragaman

Streptomyces dan menganalisisnya sampai tingkat molekuler sehingga

diperoleh 6 spesies baru dari Streptomyces, yaitu penelitian Sembiring, et al

(2000).

Keutamaan penelitian ini dikarenakan penelitian yang akan dilakukan

merupakan penelitian lanjutan. Pada penelitian sebelumnya telah berhasil

diisolasi Streptomyces dari rizosfer jagung dan diuji kemampuannya dalam

menghasilkan antibiotik. Identifikasi yang telah dilakukan meliputi : morfologi

koloni, colour grouping, morfologi sel dengan pewarnaan gram, dan satu isolat

diidentifikasi dengan mikroskop elektron (SEM).

Pada penelitian lanjutan ini dilakukan identifikasi terhadap 7 isolat

Streptomyces dengan mikroskop elektron (SEM) untuk mengetahui morfologi

Referensi

Dokumen terkait

2.3 Memiliki perilaku yang menunjukkan kesadaran atas keterbatasannya sebagai manusia dalam kaitannya dengan kemahakuasaan Allah 3.3 Menceritakan.. keterbatasannya sebagai

Kronologis penyusunan Perda di Kota Salatiga mengacu pada asas dan tata cara yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk

Design of Runner Blade of Kaplan Turbine for Small.

Dalam hal ini pemerintah Hindia-Belanda yang berada di Makassar beberapa kali mengirim pasukan bantuan menuju Palopo agar proses penataan administrasi ini dapat berjalan

Teknik kriptografi ini menggunakan sebuah matriks persegi sebagai kunci yang.. digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Hill Cipher diciptakan oleh Lester S.

Powered by

Inspeksi tempat kerja dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahaya yang terdapat ditempat kerja agar supaya kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja tidak

Kajian iklim akademik dalam kalangan murid SJK Tamil ini terdiri daripada dua bahagian. Bahagian pertama meliputi kajian kuantitatif. Dalam bahagian ini kajian tinjauan