• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan pangan dan gizi (food and nutrition security) dalam konteks Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ketahanan pangan dan gizi (food and nutrition security) dalam konteks Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Ketahanan Pangan dan Gizi dalam Konteks Indonesia

Ketahanan Pangan sebagai Fondasi Ketahanan Nasional 19

2.

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

(FOOD AND NUTRITION SECURITY)

DALAM KONTEKS INDONESIA

Drajat Martianto5

5

Dr. Drajat Martianto adalah dosen di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Abstrak

Di dalam mewujudkan ketahanan pangannya, setiap negara memiliki konsep yang unik tergantung dari kondisi masing-masing negara. Indonesia sebagai negara dengan kondisi wilayah geografis, sosial, budaya, ekonomi, dan penguasaan terhadap teknologi yang khas; seharusnya mampu membangun sistem ketahanan pangan yang tidak hanya unik tapi juga kokoh dan mengakar. Untuk itu, diperlukan suatu upaya yang menyeluruh untuk membangun ketahanan pangan sesuai dengan kondisi Indonesia. Strategi yang dapat digunakan meliputi pemantapan ketersediaan pangan dengan basis kemandirian yang berkedaulatan dengan mengutamakan potensi lokal mulai dari penyediaan input hingga industri pengolahan akhir, peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan, peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal, peningkatan status gizi masyarakat, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan.

Kata kunci: Ketahanan pangan, unik, status gizi, kemandirian, pangan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengangkat tema “Pemantapan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi Berbasis Kemandirian dan Kearifan Lokal”, forum WNPG X membahas empat subtema, yaitu (1) Ketersediaan

Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka tuiisan ini bertujuan untuk memetakan potensi sagu dan diversifikasi olahan sagu, baik berupa olahan pangan maupun olahan non-pangan

Analisis dalam menentukan indeks ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Bandung Barat melalui seleksi calon indikator dengan menggunakan indeks komposit berasal dari

Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman

41 akan pangan tidak hanya ditentukan dengan harga yang terjangkau, namun juga oleh tingkat pendapatan masyarakat. Sebagai contoh kerawanan pangan yang terjadi pada waktu krisis

Kornponen yang digunakan untuk rnenjeiaskan dirnensi kerawanan pangan rneliputi ketersediaan, kesehatan dan akses pangan dengan beberapa indikator antara lain: ratio

Hasil analisis Fisher’s Exact menunjukkan hubungan yang bermakna antara ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi (p=0,033; OR=7,397) dan subjek yang berasal dari rumah

Usaha pengembangan sumber pangan lokal dengan kearifan lokal masyarakat Indonesia harus dimulai sejak dari hulu on-farm yakni untuk menghasilkan varietas unggul dan cara budidaya yang