• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kandungan Timbal (Pb) dan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dan Guru Tentang Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kandungan Timbal (Pb) dan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dan Guru Tentang Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Produk konsumen sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Namun produk konsumen seperti mainan edukatif balita sudah banyak tercemar logam berat timbal (Pb). Timbal (Pb) pada mainan edukatif biasanya berasal dari cat dan bahan baku yang digunakan. Mainan yang mengandung Timbal (Pb) dapat masuk kedalam tubuh balita karena kemungkinan besar saat bermain balita memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Orang tua dan guru sangat berperan dalam memilih mainan dan mengawasi cara bermain anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dan guru tentang Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita.Penelitian ini dilakukan pada Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai.

Jenis Penelitian bersifat deskriptif dimana populasi dan sampel orang tua adalah 30 orang dengan teknik total sampling. Sedangkan populasi guru adalah 37 orang dan sampel 30 orang dengan teknik Simple Random Sampling. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (75%) mainan edukatif balita mengandung timbal (Pb) dengan kisaran kandungan sebesar 1,48-8,05 ppm, kandungan tersebut masih memenuhi syarat. Tingkat pengetahuan orang tua tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif terdiri dari pengetahuan sedang (33,3%) dan pengetahuan baik (66,7%). Sedangkan tingkat pengetahuan guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita terdiri dari pengetahuan sedang (6,7%) dan pengetahuan baik (93,3%).

Kesimpulan yang dibuat adalah sebagian besar mainan edukatif balita mengandung Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dn guru baikDisarankan kepada pihak Taman Kanak-Kanak dan orang tua untuk dapat mengenali ciri-ciri mainan yang mengandung Pb dan mengawasi cara bermain anak.

(3)

product like educational toys has contaminated by heavy metals Pb. Pb in educational toys commonly from paints and the raw materials. Toys that contaminated by heavy metals Pb could be asorb by the body of kids by putting the toys to in their mouths. Parents and teachers take a big role to choose toys and monitoring children while they are playing around.

The aim of this study is to identity a number of heavy metal Pb and the

parents and teacher’s knowladge about heavy metal Pb in educational toys for

children under five years old. This research will be held in kindergarten at Kecamatan Medan Denai.

This study is a descriptive which the parents population and sample is about 30 people taken by total sampling technique. Population of teachers is about 37 people with total samples is 30 people got by the simple random sampling technique. Data will be analyzed descriptively in tables and narration.

The study found that (75%) of educational toys for children under five years old consisting 1,48-8,05 ppm of Pb. It means Pb is still under value limit. Parent’s

knowladge about Pb in educational toys for chldren under five years old is in intermediate level about (33,3%) and in good level about (66,7%). Teacher’s

knowladge about Pb in educational toys is inintermediate level of knowladge, that is about (6,7%) and in good level about (93,3%).

The conclusion of this study is found a lot of educational toys for children under fiveyears consisting Pb and the parent’s knowladge is in good level. Suggested

to recognize the characteristic of educational toys that consisting Pb. So the kindergarten teacher and parents must be look after the children when they are playing.

Keywords : Pb, Educational toys, Children under five years old, Parent and

(4)

Nama : DEVI DESTIKA POHAN

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 14 Desember 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 Dari 2 Bersaudara

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Perintis 1 No. 5 Medan Estate

Riwayat Pendidikan :

1. SD Swakarya : 1998 - 2004

2. SMPN 27 Medan : 2004 - 2007

3.SMAN 11 Medam : 2007 - 2010

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera : 2010 - 2014

Utara

Riwayat Organisasi :

1. Himpunan Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan : 2012 - 2013

(5)

Alhamdulillahirabbil’alamin, tiada kata seindah pujian kepada Allah SWT

yang telah banyak memberi nikmat kepada setiap hambaNya. Iringan salam

disampaikan pula kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kesempurnaan

akhlak,insyaAllahdi akhirat nanti kita mendapat syafaatnya.

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Esa, berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “Analisis kandungan Timbal (Pb) dan Tingkat Pengetahuan

Orang Tua dan Guru Tentang Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita Di Taman

Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta, Ayahanda

Ependi Pohan dan Ibunda Siti Aminah Purba, adikku Ananta dan seluruh keluarga

yang selalu membangkitkan semangat dan inspirasiku. Dalam penyusunan skripsi ini,

penulis mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk

itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Dosen

Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

(6)

bimbingan, dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Dra. Nurmaini, MKM, Ph.D selaku Dosen Penguji II dan dr. Taufik

Ashar, MKM selaku Dosen Penguji III Skripsi yang telah memberikan

saran dan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

5. dr. Heldy B.Z, MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

yang telah memperhatikan penulis selama mengikuti pendidikan di FKM

USU.

6. Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) di Kecamatan Medan Denai.

7. Sahabat-sahabat tersayang Yulia, Isna, Lina, Dini, Petra, Putri, Cyndi,

Anggi, Sasya, Merlyn, Palma, Ira, Meythira, Erna, Rifky, Rofiqoh, Berly,

Widya, Vya, Reza, Yeyen, dan seluruh teman-teman HMP Kesehatan

Lingkungan serta angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

(7)

HALAMAN PENGESAHAN……………….. i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT……….. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….. iv

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR GAMBAR………..x

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 5

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 5

1.3.1 Tujuan Umum ………... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ……….. 5

1.4 Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Toksik Pada Produk Konsumen ………. 7

2.2 Logam Berat ……….. 7

2.3 Timbal ……….... 8

2.3.1 Pengertian Timbal (Pb)………... 8

2.3.2 Sifat Timbal (Pb) ……… 9

2.3.3 Sumber Pencemaran Timbal (Pb) ………... 10

2.3.4 KegunaanTimbal (Pb) ………... 11

2.3.5 Dampak Timbal (Pb) Bagi Kesehatan Masyarakat …… 11

2.3.6 Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif ... 13

2.4 Mainan Edukatif Balita ………... 15

2.4.1 Pengertian Mainan Edukatif………...…….... 15

2.4.2 Ciri Mainan Edukatif Balita ……….. 15

2.4.3 Jenis-Jenis Mainan Edukatif Balita ……… 18

2.5 Balita………. 24

2.5.1 Pengertian Balita ... 24

2.5.2 Karakteristik Balita ………... 25

2.5.3 Tumbuh Kembang Balita... 26

2.6 Stimulasi Pada Balita ... 27

2.7 Pengetahuan Orang Tua ……… 28

(8)

3.2.1 Lokasi Penelitian ……….. 29

3.2.2 Waktu Penelitian……….. 29

3.3 Objek Penelitian ……… 29

3.4 Populasi dan Sampel ……… 30

3.4.1 Populasi ……… 30

3.4.2 Sampel ………. 30

3.5 Metode Pengumpulan Data ……….. 32

3.5.1 Data Primer ……….. 32

3.5.2 Data Sekunder ……….. 32

3.6 Definisi Operasional ……… 32

3.7 Aspek Pengukuran ………. 33

3.7.1 Timbal (Pb)……… ……….. 33

3.7.2 Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Timbal pada Mainan Edukatif Balita……….. 33

3.8 Prosedur Pengukuran Timbal (Pb) ………. 34

3.8.1 Prinsip Pengukuran ……… 34

3.8.2 Peralatan dan Bahan ……….. 34

3.8.3 Cara Kerja………. 35

3.8.4 Pengukuran ……… 37

3.8.5 Perhitungan ……… 37

3.9 Teknik Pengolahan Data ……… 38

3.10 Teknik Analisa Data ……….. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

4.2 Hasil Pemeriksaan Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak- Kanak Kecamatan Medan Denai ... 41

4.3 Karekteristik Responden ... 42

4.3.1 Umur ... 42

4.3.2 Jenis Kelamin ... 43

4.3.3 Tingkat Pendidikan ... 44

4.3.4 Pekerjaan ... 45

4.4 Hasil Pengukuran Pengetahuan Orang Tua dan Guru di Taman Kanak- Kanak Kecamatan Medan Denai ... 46

4.4.1 Definisi Mainan Edukatif ... 46

4.4.2 Mainan Edukatif Yang Mengandung Timbal (Pb) ... 46

4.4.3 Bahan Kimia Seperti Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita... 46

4.4.4 Asal Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita……... 47

4.4.5 Jalur Masuk Timbal (Pb) Ke Dalam Tubuh Balita ... 47

(9)

4.4.10 Negara Asal Mainan Edukatif Balita Yang

Mengandung Timbal (Pb) ... 51 4.4.11 Tingkat Pengetahuan Orang tua dan Guru Tentang

Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai

Tahun 2014 ... 51

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kandungan Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita... 52 5.2 Karakteristik Responden ... 53

5.3 Tingkat Pengetahuan Orang Tua dan Guru Tentang

Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 57 6.2 Saran ... 57

(10)

Gambar 1 Puzzle Geometri ……… 19

Gambar 2 Puzzle yang Terbuat Dari Kertas ……… 20

Gambar 3 Building Block ……… 21

Gambar 4 Kitchen Set ……….22

Gambar 5 Lilin Mainan ………...…. 22

Gambar 6 Krayon ……… 23

(11)

Tabel 2.1 Hasil Uji Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Oleh YLKI ... 14 Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 38 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Orang Tua dan Guru di

Taman Kanak - Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 44 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Orang Tua dan

Guru Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014... 45 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua dan

Guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 ... 45 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua di

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014... 46 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua dan Guru yang

Pernah Mendapatkan Informasi Tentang timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Medan Denai Tahun 2014... 47 Tabel 4.7 Distribusi responden Berdasarkan Pengetahuan Orang tua

dan Guru Tentang Asal Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun

2014...48 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang tua

dan Guru Mengenai Jalur Masuk Timbal (Pb) ke Dalam Tubuh Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun

2014... ..49 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang Tua dan

Guru Mengenai Bahaya Atau Tidaknya Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Medan Denai Tahun 2014...49 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang tua

dan Guru Mengenai Pentingnya Memeriksa Keterangan Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan

Denai Tahun 2014 ... 50 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang tua

dan Guru Mengenai Pentingnya Mencium Bau pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan

(12)

Denai Tahun 2014 ... 51 Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Orang tua

dan Guru Tentang Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita

(13)

Tentang Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita

Lampiran 2 Master Data Kuesioner Karakteristik Orang Tua di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 3 Master Data Kuesioner Karakteristik Guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 4 Master Data Kuesioner Pengetahuan Orang Tua di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 5 Master Data Kuesioner Pengetahuan Guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 6 Output SPSS Kuesioner Karakteristik Orang Tua di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 7 Output SPSS Kuesioner Karakteristik Guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 8 Output SPSS Kuesioner Pengetahuan Orang Tua di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 9 Output SPSS Kuesioner Pengetahuan Guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 10 Output SPSS Tingkat Pengetahuan Orang Tua Orang Tua dan Guru Tentang Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 12 Hasil Uji Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Lampiran 13 SNI 8124-3:2010

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian

(14)

Produk konsumen sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Namun produk konsumen seperti mainan edukatif balita sudah banyak tercemar logam berat timbal (Pb). Timbal (Pb) pada mainan edukatif biasanya berasal dari cat dan bahan baku yang digunakan. Mainan yang mengandung Timbal (Pb) dapat masuk kedalam tubuh balita karena kemungkinan besar saat bermain balita memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Orang tua dan guru sangat berperan dalam memilih mainan dan mengawasi cara bermain anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dan guru tentang Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita.Penelitian ini dilakukan pada Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai.

Jenis Penelitian bersifat deskriptif dimana populasi dan sampel orang tua adalah 30 orang dengan teknik total sampling. Sedangkan populasi guru adalah 37 orang dan sampel 30 orang dengan teknik Simple Random Sampling. Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (75%) mainan edukatif balita mengandung timbal (Pb) dengan kisaran kandungan sebesar 1,48-8,05 ppm, kandungan tersebut masih memenuhi syarat. Tingkat pengetahuan orang tua tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif terdiri dari pengetahuan sedang (33,3%) dan pengetahuan baik (66,7%). Sedangkan tingkat pengetahuan guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita terdiri dari pengetahuan sedang (6,7%) dan pengetahuan baik (93,3%).

Kesimpulan yang dibuat adalah sebagian besar mainan edukatif balita mengandung Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dn guru baikDisarankan kepada pihak Taman Kanak-Kanak dan orang tua untuk dapat mengenali ciri-ciri mainan yang mengandung Pb dan mengawasi cara bermain anak.

(15)

product like educational toys has contaminated by heavy metals Pb. Pb in educational toys commonly from paints and the raw materials. Toys that contaminated by heavy metals Pb could be asorb by the body of kids by putting the toys to in their mouths. Parents and teachers take a big role to choose toys and monitoring children while they are playing around.

The aim of this study is to identity a number of heavy metal Pb and the

parents and teacher’s knowladge about heavy metal Pb in educational toys for

children under five years old. This research will be held in kindergarten at Kecamatan Medan Denai.

This study is a descriptive which the parents population and sample is about 30 people taken by total sampling technique. Population of teachers is about 37 people with total samples is 30 people got by the simple random sampling technique. Data will be analyzed descriptively in tables and narration.

The study found that (75%) of educational toys for children under five years old consisting 1,48-8,05 ppm of Pb. It means Pb is still under value limit. Parent’s

knowladge about Pb in educational toys for chldren under five years old is in intermediate level about (33,3%) and in good level about (66,7%). Teacher’s

knowladge about Pb in educational toys is inintermediate level of knowladge, that is about (6,7%) and in good level about (93,3%).

The conclusion of this study is found a lot of educational toys for children under fiveyears consisting Pb and the parent’s knowladge is in good level. Suggested

to recognize the characteristic of educational toys that consisting Pb. So the kindergarten teacher and parents must be look after the children when they are playing.

Keywords : Pb, Educational toys, Children under five years old, Parent and

(16)

1.1 Latar Belakang

Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya adalah

konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk dari produsen yang

terjual dan dibeli konsumen akan dipakai dan dikonsumsi sendiri dan bukan untuk

dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi

manusia. Dewasa ini banyak ditemukan produk konsumen yang mengandung bahan

toksik. Bahan toksik adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap

kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh

karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Meningkatnya penggunaan

senyawa kimia berbahaya pada produk konsumen mengakibatkan gangguan

kesehatan dan merusak lingkungan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Sucofindo beberapa negara Eropa dan

Amerika telah memberlakukan peraturan perundangan yang mengatur batasan jumlah

senyawa kimia berbahaya yang terkandung dalam produk konsumen. Produk

konsumen tersebut terdiri sari sepatu, alas kaki, pakaian jadi, barang elektronika, dan

produk mainan. (Sucofindo, 2013).

Salah satu bahan kimia yang terdapat pada produk konsumen adalah logam

berat. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari

(17)

(Purnama, 2009). Salah satu unsur logam berat yang banyak terdapat didalam produk

konsumen adalah timbal (Pb).

Timbal atau plumbum (Pb) adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan

mengkilat, memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang

aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Pb

dicampur dengan logam lain akan terbentuk logam campuran yang lebih bagus

daripada logam murninya. Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan

mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Pb meleleh pada suhu 328 oC

(6620F), titik didih 1.740 oC (3.1640F), bentuk sulfid dan memiliki gravitasi 11,34

dengan berat atom 207,20 (Widowati, 2008).

Timbal bisa masuk dalam lingkungan dan tubuh manusia dari berbagai

macam sumber seperti bensin (petrol), daur ulang atau pembuangan baterai mobil,

mainan, cat, pipa, tanah, beberapa jenis kosmetik dan obat tradisional dan berbagai

sumber lainnya (WHO, 2007).

Tahun 2004 Komisi Keamanan Produk konsumen Amerika (The U.S.

Consumer Product Safety Commision/CPSC) telah menarik 150 juta produk mainan

(berupa perhiasan seperti kalung, gelang atau cincin) yang diduga mengandung Pb.

(Shnews, 2007). Pada tahun 2007 Hasil tes dari Sucofindo atas mainan, menemukan

bahwa mainan impor China memang berbahaya karena mengandung timbal di atas

kadar normal. Dalam laporan yang dikeluarkan Sucofindo bernomor 0250195,

diketahui bahwa mainan mobil-mobilan China mengandung timbal hingga 353

(18)

kali lipat dari ambang batas yang direkomendasikan oleh Badan Standardisasi

Mainan Dunia (IN71),sebesar 90 ppm. (Sucofindo, 2013)

Pada Tahun 2011 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

mengumumkan penemuan zat berbahaya yang terdapat dalam mainan edukatif anak

yang banyak dijual bebas di Pasar Indonesia, terutama di Ibu Kota Jakarta. Sebanyak

21 mainan yang diperiksa oleh YLKI secara acak dari lima wilayah di Jakarta yang

berjumlah 12 tempat penjualan diketahui mengandung zat yang berbahaya bagi

kesehatan anak seperti Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Cadmium (Cd) dan Chromium

(Cr). Sebanyak 21 mainan yang diuji terdiri dari mainan edukasi berbentuk sempoa,

kereta, sejumlah puzzle, balok ukur berwarna, balok rumah-rumahan, rumah hitung

kayu serta kotak pos dimana semuanya menggunakan cat pewarna (YLKI, 2012).

Mainan edukatif adalah mainan yang melatih kemampuan fisik, merangsang

kemampuan berfikir, dan mengajari anak tentang nilai kemanusiaan seperti

keikhlasan, berbagi, sikap sabar dan kesadaran akan pentingnya kerja sama (Effiana,

2009). Namun mainan edukatif tidak selamanya aman digunakan karena terdapat

timbal (Pb) pada mainan edukatif tersebut. Mainan edukatif paling sering digunakan

oleh balita karena bermain menggunakan mainan edukatif dapat dapat membantu

memaksimalkan tumbuh kembang dan kecerdasan balita. Balita adalah anak yang

telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia

anak di bawah lima tahun (Muaris, 2006).

Timbal (Pb) dapat berasal dari zat warna yang digunakan dan bahan baku pada

proses pembuatan mainan (Sanusi et al., 2007). Timbal dapat lepas sebagai debu pada

(19)

terjadi penyinaran atau pamanasan terutama terkena sinar matahari. Komisi

Keamanan Produk Konsumen Amerika telah melakukan penelitian dimana

penyinaran dan pemanasan membebaskan debu timbal. Pada produk mainan timbal

dapat lepas selama mainan digunakan dengan normal (Shnews, 2004). Balita adalah

yang paling berisko terpapar timbal melalui mainan edukatif. Hal ini dikarenakan

kebiasaan balita yang sering memasukkan tangan, mainan dan segala sesuatu kedalam

mulutnya, kemudian intensitas bermainnya lebih tinggi dibandingkan anak- anak

yang berusia lima tahun keatas (Lubis et al., 2013).

Timbal akan lebih mudah diserap oleh tubuh pada masa perkembangan, pada

anak-anak. Jumlah timbal yang diserap mencapai 50% dibandingkan orang dewasa

yang hanya dapat menyerap sekitar 35% (Lubis et al., 2013), selain itu otak serta

sistem saraf anak-anak lebih sensitif terhadap kerusakan akibat timbal, sehingga pada

tingkat yang rendah sekalipun dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan

(IQ), ketidakmampuan belajar (kesulitan belajar), hiperaktifitas dan agresif sehingga

menimbulkan masalah sosial dan lingkungan. Selain itu timbal juga menyebabkan

gangguan pertumbuhan, gangguan pada pendengaran, dana kerusakan ginjal. Pada

tingkat keracunan yang tinggi, menyebabkan kematian.

Mainan edukatif balita banyak digunakan pada Taman Kanak-Kanak untuk

membantu murid belajar, khususnya di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan

Denai yang menggunakan mainan edukatif setiap hari. Pengetahuan orang tua dan

guru mengenai Timbal juga sangat diperlukan terutama dalam menentukan mainan

(20)

Berdasarkan uraian masalah pada Latar Belakang tersebut, maka peneliti ingin

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis kandungan Timbal (Pb) dan tingkat

pengetahuan orang tua dan guru tentang Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Pencemaran logam berat semakin banyak pada produk konsumen, termasuk

mainan edukatif yang mengandung bahan kimia seperti timbal (Pb) yang akan

memberikan dampak negatif bagi balita. Orang tua dan guru berperan penting dalam

menentukan mainan dan mengawasi cara bermain anak. Maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah apakah terdapat kandungan timbal (Pb) dan bagaimana tingkat

pengetahuan orang tua dan guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di

Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014.

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui kandungan Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dan

guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di Taman Kanak-kanak

Kecamatan Medan Denai Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui ada atau tidaknya kandungan Timbal (Pb) pada mainan edukatif

balita di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai.

2. Mengetahui jumlah kandungan Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di

Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai disesuaikan dengan SNI ISO

(21)

3. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang Timbal (Pb) pada mainan

edukatif balita di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai.

4. Mengetahui tingkat pengetahuan guru tentang Timbal (Pb) pada mainan

edukatif balita di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai.

1.4 Manfaat Penelitiaan

1. Bagi Universitas Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk

pengayaan literatur tentang kandungan timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan

orang tua dan guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di Taman

Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai.

2. Bagi masyarakat Kota Medan dan khususnya masyarakat di kecamatan

Medan Denai sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan

masyarakat tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita.

3. Sebagai bahan masukan dan informasi yang penting bagi peneliti lainnya

mengenai kandungan timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dan

guru tentang timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di Taman Kanak-Kanak

Kecamatan Medan Denai.

4. Untuk peneliti sendiri agar menambah wawasan dan dapat menemukan dan

memecahkan permasalahan tentang timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan

(22)

2.1 Bahan Toksik Pada Produk Konsumen

Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya adalah

konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk dari produsen yang

terjual dan dibeli konsumen akan dipakai dan dikonsumsi sendiri dan bukan untuk

dijual kembali (Godam, 2008). Dewasa ini banyak ditemukan produk konsumen yang

mengandung bahan toksik. Bahan toksik adalah bahan kimia yang dapat

menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian.

Bahan toksik ini dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,

pencernaan atau masuk melalui pori-pori kulit, lalu beredar keseluruh tubuh. Zat-zat

yang bersifat toksik dapat langsung menggangu organ-organ tubuh tertentu seperti

hati, paru-paru, dan organ-organ tubuh lainnya. Salah satu bahan toksik yang terdapat

pada produk konsumen adalah Logam Berat ( Nur et al., 2010).

2.2 Logam Berat

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari

5gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S, dan bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7

(Purnama, 2009).

Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam

dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya

dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah

(23)

Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial

atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahuimanfaatnya

atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain (Darmono,

1995).

Toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu

(Darmono, 1995) :

a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan

Zn

b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co

c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe

2.3 Timbal (Pb)

2.3.1 Pengertian Timbal (Pb)

Timbal atau plumbum (Pb) adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan

mengkilat, memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang

aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Pb

dicampur dengan logam lain akan terbentuk logam campuran yang lebih bagus

daripada logam murninya. Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan

mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Pb meleleh pada suhu 328 oC

(6620F), titik didih 1.740 oC (3.1640F), bentuk sulfid dan memiliki gravitasi 11,34

dengan berat atom 207,20 (Widowati, 2008). Timbal (Pb) termasuk ke dalam logam

golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82

dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2 (Palar, 2004). Timbal merupakan logam

(24)

lingkungan dan seluruh sistem biologis (Suhendrayatna, 2001). Walaupun bersifat

lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air

dingin, air panas dan air asam. Timbal dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan

asam sulfat pekat.

Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II) dan senyawa

organometalik yang terpenting adalah timbal tetra etil (TEL: tetra ethyl lead), timbal

tetra metil (TML : tetra methyl lead) dan timbal stearat. Merupakan logam yang tahan

terhadap korosi atau karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan coating (Saryan,

1994). Penggunaan timbal terbesar lainnya adalah dalam produksi baterai

penyimpan untuk mobil. Selain itu timbal juga digunakan untuk produk- produk

logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan kimia dan pewarna

(Fardiaz, 2005). Timbal juga digunakan sebagai pigmen timbal dalam cat (Lu,

2006).

2.3.2 Sifat Timbal (Pb)

Menurut Palar (2004), logam timbal (Pb) mempunyai sifat-sifat yang khusus

seperti berikut:

a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan

pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.

b. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga

logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating.

c. Mempunyai titik lebur rendah hanya 327, 5°C.

d. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam,

(25)

e. Merupakan pengantar listrik yang baik.

2.3.3 Sumber Pencemaran Timbal (Pb) 1. Sumber Alami

Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar

13 mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di

dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Timbal (Pb)

yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground

water) berkisar antara 1-60 µg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga ditemukan di air

permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10

µg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar. Laut

Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung timbal (Pb) sekitar

0,07 µg/liter.

2. Sumber Industri

Timbal (Pb) dapat berasal dari industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra

ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar,

sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber

pencemaran timbal (Pb). Selain itu timbal juga digunakan di berbagai industri seperti

industri baterai, paduan logam (alloy), sarung kabel, amunisi, tinta cetak, zat

warna/pigmen, stabilisator pada plastik polivinil klorida, keramik dan gelas kristal

yang menggunakan timbal oksida dan silikat (Fardiaz,1992).

2.3.4 Kegunaan timbal (Pb)

Penggunaan timbal dalam kehidupan sehari-hari antara lain ( Fardiaz, 1992 ):

(26)

2. Dalam produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa dan solder,

bahan kimia, dan pewarna ( cat).

3. Timbal (Pb) digunakan dalam bentuk alloy, seperti pipa-pipa yang

digunakan untuk mengalirkan bahan kimia yang korosif karena Timbal

merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi.

4. Digunakan sebagai campuran dalam pelapis keramik yang disebut glaze,

dalam bentuk PbO untuk membentuk sifat mengkilap pada keramik

5. Digunakan sebagai bahan aditif pada bahan bakar bensin dalam bentuk Tetra

Ethyl Lead (TEL), Pb (C2H5)4 untuk mengurangi letupan pada proses

pembakaran oleh mesin kendaraan.

2.3.5 Dampak Timbal (Pb) bagi kesehatan masyarakat

Timbal (Pb) adalah salah satu jenis logam berat yang mengalami peningkatan

penggunaan pada industri akhir-akhir ini. Timbal berasal dari kerak bumi, karena

proses alam dan penambangan menyebabkan timbal dapat dijumpai pada ekosistem

makhluk hidup. Logam timbal banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, dari

kosmetik sampai bahan bakar kendaraan bermotor (Kurniawan, 2008). Jalur

masuknya timbal ke dalam tubuh manusia dapat melalui saluran pencernaan lewat

makanan dan minuman, hirupan asap kendaraan bermotor serta hasil industri dan

melalui penyerapan dikulit dari kosmetik atau mainan. Toksisitas timbal pada

kesehatan manusia mempunyai pengaruh yang luas, dari gangguan syaraf, gangguan

metabolisme tulang sampai kerusakan ginjal dan gangguan fungsi hati (Sakkir, 2008)

Bahkan penelitian terakhir menunjukkan bahwa logam timbal memiliki sifat

(27)

tubuh yang menjadi tempat akumulasi timbal adalah liver, ginjal dan otak. Anak-anak

dan balita memiliki resiko yang lebih tinggi terkena pencemaran bahan-bahan toksik.

Menurut Widowati (2008), mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang

dipengaruhinya adalah:

a. Sistem haemopoietik: dimana Pb menghambat sistem pembentukan

hemoglobin, sehingga menyebabkan anemia.

b. Sistem saraf: dimana Pb menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi,

halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.

c. Sistem urinaria: dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop

of henle, serta menyebabkan aminosiduria.

d. Sistem gastro-intestinal: dimana Pb menyebabkan kolik dan konstipasi.

e. Sistem kardiovaskuler: dimana Pb dapat menyebabkan peningkatan

permiabilitas pembuluh darah.

f. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap gametotoksisitas atau janin

belum lahir menjadi peka terhadap Pb. Ibu hamil yang terkontaminasi Pb bisa

mengalami keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin

waktu lahir, serta hipospermia, dan teratospermia pada pria.

g. Sistem endokrin: dimana Pb mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi

adrenal.

h. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.

2.3.6 Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif

Timbal (Pb) pada mainan dapat berasal dari zat warna yang digunakan dan

(28)

mengatakan bahwa pada mainan timbal (Pb) digunakan sebagai pengikat warna

dalam cat mainan, sehingga warna yang dihasilkan lebih cerah dan mengkilat. Selain

itu timbal (Pb) juga digunakan dalam bahan baku plastik pada proses pembuatan

mainan. Secara alami PVC merupakan bahan yang keras, karena itu bahan kimia

berbahaya seperti Timbal (Pb) biasanya ditambahkan untuk mengubah karakteristik

alami ini. Zat aditif dapat sebagai “stabilizer” atau “plasticizer”. “Stabilizer”

digunakan untuk mempertahankan kekakuan plastik agar tetap tahan lama, sedangkan

“plasticizer” dibutuhkan agar plastik lentur dan lembut sehingga mudah dibentuk

(Shnews, 2004)

Beberapa penelitian telah dilakukan untun mengetahui kandungan logam berat

Timbal (Pb) pada mainan edukatif. Salah satunya adalah Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia pada bulan Maret 2011 melakukan pengujian beberapa macam

mainan edukatif yang dibeli di beberapa tempat penjualan mainan, seperti pasar

mainan, ITC dan mal/pusat perbelanjaan di 5 wilayah DKI Jakarta. Dari hasil

pengujian, ditemukan produk mainan edukatif yang mengandung Timbal (Pb).

(29)
[image:29.612.107.513.87.489.2]

Tabel 2.1 Hasil Uji Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Oleh YLKI Jenis Mainan Produsen Hasil Pb (ppm) Tempat Pembelian

Balok Ukur Warna - <0,01 Pejanten Village

Color Briks Brain bricks China <0,01 Plaza Semanggi

Puzzle Ikan China 7,57 ITC Kuningan

Three Branded - 0,90 ITC Kuningan

Maze China 2,63 Ambasador

Ronce - <0,01 ITC Cempaka Mas

Mozaic Blocks Made in Israel 2,5 Senayan City

Wooden Counting House Made in China, Early Learning Centre, Walford WD24 6SH, England.

1,8 Senayan City

Puzzle Bentuk - <0,01 Mall Taman

Anggrek

Sempoa Kecil - 1,0 Pasar Gembrong

Geometri - <0,01 Pasar Gembrong

Plan Toys Balancing cactus Made in Thailand

<0,01 Pejanten Village

Kotak Pos - 0,4 Ciputra Mall

City Block A - <0,01 Ciputra Mall

Puzzle Kupu-kupu - <0,01 Ciputra Mall

Puzzle Kucing - 8,4 Pasaraya Manggarai

Dinosaurus - 8,83 Kelapa Gading

(Sumber : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2012)

Selain kandungan zat kimia ini, tampilan fisik mainan edukasi ini pun tidak

aman untuk anak-anak, cat yang mudah terkelupas, bau dan warna cat yang sangat

menyolok serta kurangnya informasi yang jelas dalam kemasan mainan edukasi ini.

Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan

bahwa konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur; berhak

(30)

berbagai produk mainan edukatif yang mengandung Timbal (Pb), sebagian besar

berasal dari Negara Cina (YLKI, 2012).

2.4 Mainan Edukatif Balita

2.4.1 Pengertian Mainan Edukatif

Mainan edukatif adalah mainan yang melatih kemampuan fisik, merangsang

kemampuan berfikir, dan mengajari anak tentang nilai kemanusiaan seperti

keikhlasan, berbagi, sikap sabar dan kesadaran akan pentingnya kerja sama (Effiana,

2009). Mainan edukatif dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan

dengan usia dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Perkembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang

atau merangsang oertumbuhan fisik anak.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang

benar.

3. Perkembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk,

warna dan lain-lain

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi

antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat

2.4.2 Ciri Mainan Edukatif Balita

Menurut Padmono s ciri alat permainan untuk anak balita antara lain:

1. 0-12 bulan

Tujuan :

1. Melatih reflex-refleks untuk anak berumur 1 tahun

(31)

3. Melatih kerja sama mata dan telinga

4. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan

5. Melatih mengenal sumber asal suara

6. Melatih kepekaan perabaan

7. Melatih keterampilan dan gerakan yang berulang-ulang

Contoh : Boneka orang atau binatang, permainan alat musik.

2. 12-24 bulan

Tujuan :

1. Mencari sumber suara / mengikuti sumber suara

2. Memperkenalkan sumber suara

3. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik

4. Melatih imajinasi

5. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk

kegiatan yang menarik

Contoh : Bola, mainan alat dapur, balok warna dan alat mewarnai.

3. 25-36 bulan

Tujuan :

1. Menyalurkan emosi/perasaan anak

2. Mengembangkan keterampilan berbahasa

3. Melatih motorik halus dan kasar

4. Mengembangkan kecerdasan

5. Melatih kerja sama mata dan tangan

(32)

7. Kemampan membedakan permukaan dan warna benda

Contoh : Alat menggambar, puzzle, dan lilin mainan yang dapat dibentuk.

4. 32-72 bulan

Tujuan :

1. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan

2. Mengembangkan kemampuan berbahasa

3. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah dan mengurangi

4. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura

5. Membedakan benda dengan perabaan

6. Menumbuhkan sportivitas

7. Mengembangkan kepercayaan diri

8. Mengembangkan kreativitas

9. Mengembangkan koordinasi motorik ( melompat, memanjat, lari dll)

10. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar

Contoh :

Berbagai alat gambar dan tulis dan kertas untuk melipat.

2.4.3 Jenis-Jenis Mainan Edukatif Balita

1. Puzzle

Menurut Patmonodewo kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang

berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media

sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian

(33)

merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan

matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan

puzzle berdasarkan pasangannya. JenisPuzzleterdiri dariPuzzleangka/Huruf,

Puzzle batang, Puzzle Geometri, Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan dan

PuzzleLogika (Misbach, 2010).

Media puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga

menjadi sebuah gambar yang utuh. Media puzzle sangat sering digunakan di

Taman Kanak-kanak karena media puzzle adalah salah satu bentuk permainan

yang memiliki nilai-nilai edukatif. Dalam bermain puzzle membutuhkan

ketelitian, anak akan dilatih untuk memusatkan pikiran, karena anak harus

berkonsentrasi ketika meyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga

menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Pada usia Taman

Kanak-kanak, kemampuan balita untuk memegang dan mengambil benda sudah

berkembang, mereka juga bisa memasang kepingan-kepingan puzzle. Dengan

puzzle, anak belajar memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah

(Pramudiati, 2011).

Pada umumnya, sisi edukasi mainan jenis ini berfungsi untuk : (Nani,

2008).

1. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran

2. Memperkuat daya ingat

3. Mengenalkan anak pada konsep ‘hubungan’

4. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir

(34)

(

2. Building Block( B

Building Bloc

[image:34.612.171.486.104.291.2]

permainan ini m

Gambar 1 :PuzzleGeometri (Sumber : http://mainaneduka.com)

Gambar 2 :Puzzleyang terbuat dari kertas (Sumber : http://mainaneduka.com)

( Balok )

lock dapat dibuat dari kayu ataupun plast

membangun rumah, istana, ada jembatan dan ba

rtas

astik. Biasanya

[image:34.612.115.526.341.568.2]
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Balita merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan,

dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan, dan

perkembangan fisik contohnya koordinasi motorik halus dan motorik kasar juga

kecerdasan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, dan perkembangan yang dilalui

oleh anak. Usia balita dibagi dalam 3 tahap yaitu masa sebelum lahir, masa bayi, dan

masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahap tersebut banyak terjadi perubahan, baik

fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Pembagian menurut tahapan tersebut sangat bergantung pada factor social yaitu

tuntutan, dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus dilampaui

anak dari lingkungannya (Septiari, 2012). Masa tumbuh kembang di usia balita

merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang. Dengan

demikian itu disebutgolden ageatau masa keemasan.

2.4.2 Karakteristik Balita

Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu :

1. Anak usia 1-3 tahun

2. Anak usia prasekolah atau usia 3-5 tahun

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju pertumbuhan masa balita lebih

besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang

relativ besar. Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah

dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul

dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup. Pada fase ini anak mencapai

(40)

2.5.3 Tumbuh Kembang Balita 2.5.3.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan

ukuran berat badan (Kg/ gr/ pound) atau diukur dengan panjang (Meter/ sentimeter)

umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

(Soetjiningsih, 1995). Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel

tubuh yang ditunjukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian

tubuh (Maryunami, 2010).

2.5.3.2 Perkembangan

Menurut Whaley dan Wong perkembangan menitikberatkan pada

pertumbuhan yang terjadi secara bertahap dari tingakat yang paling rendah ke tingkat

yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran

(Maryunami, 2010). Perkembangan adalah pertambahan kemampuan dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi

dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

(41)

2.6 Stimulasi Pada Balita

Stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru

lahir dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kasih saying setiap hari untuk

merangsang semua system indera. Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan

halus. Rangasangan yang dilakukan dengan susasana bermain, kasih saying sejak

lahir, dan bervariasi akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel-sel otak. Hal

ini dapat melipatgandakan jumlah hubungan antar sel otak sehingga membentuk

sikuit otak yang lebih kompleks, canggih dan kuat sehingga kecerdasan anak semakin

tinggi.

Istilah masa emas ( golden age ) atau fase tumbuh kembang otak anak

digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya masa tersebut. Pada masa emas,

otak mengalami tumbuh kembang paling cepat dan paling kritis. Kebutuhan nutrisi

untuk pertumbuhan, stimulus motorik, dan psikis untuk perkembangan harus

dipenuhi. Dalam proses tumbuh kembang, anak memiliki kebutuhan yang harus

terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni : a. Kebutuhan akan gizi (asuh); b. Kebutuhan

emosi dan kasih sayang (asih); dan c. Kebutuhan stimulasi dini (asah) (PN dan

Djamaludin, 2010). Asah merupakan Faktor lingkungan yang berperan dalam

memberikan stimulasi pada otak untuk membangun hubungan antar syaraf agar

syaraf terhubung dengan baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang

kondusif, yaitu lingkungan yang dapat membangun psikologis balita, sebagai contoh

temuan di Baylor College of Medicine di Houston bahwa balita yang tidak banyak

bermain atau jarang mendapat sentuhan, pengembangan otaknya 20-30 persen lebih

(42)

2.7 Pengetahuan Orang Tua dan guru

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Orang tua dan guru adalah orang yang berperan penting daam menentukan

mainan yang aman dan sesuai bagi balita dan mengawasi cara bermain balita.Tingkat

pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Notoadmojo (2007) yaitu :

1. Usia

Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun).

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses belajar yang pernah ditempuh secara formal

didalam suatu lembaga.

3. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara salam

(43)

2.8 Kerangka Konsep

SNI ISO 8124-3:

2010 yaitu 90

ppm

ADA Kandungan Timbal

(Pb) pada mainan

edukatif balita

TIDAK ADA

Tingkat pengetahuan

orang tua dan guru

tentang Timbal (Pb)

pada mainan eduktif

Memenuhi syarat ≤90 ppm

(44)

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk

mengetahui kandungan Timbal (Pb) dan tingkat pengetahuan orang tua dan guru

tentang Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita di Taman Kanak-kanak Kecamatan

Medan Denai Tahun 2014.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1.Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai yang

terdiri dari lima Taman Kanak-kanak yaitu TK An-Nizam, TK Ulul-Ilmi, TK ABA

Melati, TK Asyiyah Bustanul Atfal, dan TK Al-Hira’ PermataNadiah. Adapun alasan

penulis memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena:

1. Terdapat mainan edukatif balita di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan

Denai

2. Mainan edukatif terdapat disetiap kelas dan sering digunakan oleh siswa-siswi

Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai.

3.2.2.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mainan edukatif balita yang terdapat di Taman

(45)

Huruf Hewan, Puzzle Angka, Puzzle Ikan, Lilin Mainan, Building Block ( Balok),

Puzzle Geometri, Krayon, Stacking Duck, Kitchen Set dan Fruit Set.

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek dengan karakteristik tertentu yang akan

diteliti (Hidayat, 2003 ). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari orang tua siswa

yang belajar di Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai orang dan guru-guru

yang yang mengajar di Taman Kanak-kanak tersebut. Populasi orang tua sebanyak 30

orang dan populasi guru sebanyak 37 orang. Adapun jumlah guru pada

masing-masing TK adalah :

1. TK Ulul Ilmi : 12 orang

2. TK An-Nizam : 4 orang

3. TK ABA 09 Melati : 6 orang

4. TK ABA 20 : 6 orang

5. TK AL-Hira : 9 orang

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki. Pengambilan sampel orang tua sebagai responden dengan

metode accidental sampling yaitu orang tua yang mempunyai balita yang belajar di

Taman Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai dan pada saat penelitian orang tua

balita tersebut berada di lokasi penelitian. Pengambilan sampel orang tua

(46)

sampling digunakam karena tidak semua orang tua dari siswa yang belajar di Taman

Kanak-kanak Kecamatan Medan Denai berada di tempat saat penelitian.

Pengambilan Sampel guru sebagai responden dengan metode Simple Random

Sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga tiap elemen dari

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Kasjono

dan Yasril, 2009). Menurut Rumus Taro Yamane (Notoadmojo, 2005) jika populasi

<10.000 maka besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dari rumus :

=

( ) = ( , )

=27≈30

Maka jumlah sampel adalah sebanyak 30 orang dengan masing-masing sampel

pada tiap lokasi ditentukan dengan teknik proporsional

= x n

Dimana : ni : Jumlah sampel menurut stratum

n : Jumlah sampel seluruhnya

Ni : Jumlah populasi menurut stratum

N : Jumlah populasi seluruhnya

1. TK Ulul Ilmi : 30 =10 orang.

2. TK An-Nizam : 30 =3 orang.

3. TK ABA 09 Melati : 30 =5 orang.

4. TK ABA 20 : 30 =5 orang.

(47)

3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1.Data Primer

1. Data hasil pemeriksaan timbal (Pb) mainan edukatif balita di Taman

Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai.

2. Pengambilan data pengetahuan orang tua dan guru tentang timbal (Pb) pada

mainan edukatif balita yang berada di Taman Kanak-Kanak Kecamatan

Medan Denai dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner.

3.5.2.Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari literatur perpustakaan maupun instansi terkait yang

ada hubungannya dengan objek penelitian.

3.6. Definisi Operasional

1. Kandungan timbal (Pb) pada mainan edukatif balita adalah Kadar Timbal (Pb)

sebagai hasil pengukuran dari mainan edukatif balita dengan menggunakan

metode Spektofotometer Serapan Atom (SSA).

2. Tingkat pengetahuan orang tua dan guru tentang timbal (Pb) pada mainan

edukatif balita adalah Tingkat pengetahuan orang tua dan guru yang diukur

dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan tentang timbal (Pb) dan

mainan edukatif sehingga menunjukan hasil pengetahuan baik, sedang atau

buruk.

3. SNI ISO 8124-3:2010 adalah Standart yang ditetapkan oleh Badan

Standardisasi Nasional mengenai batasan maksimum bahan kimia yang

(48)

4. Ada adalah apabila ditemukan timbal (Pb) pada mainan edukatif balita

5. Tidak ada adalah apabila tidak ditemukan timbal (Pb) pada mainan edukatig

balita.

6. Memenuhi syarat adalah apabila kandungan timbal belum melebihi batas

maksimum yang diperbolehkan yaitu 90 ppm berdasarkan SNI 8124-3:2010.

7. Tidak memenuhi syarat adalah apabila kandungan timbal telah melebihi batas

maksimum yang diperbolehkan yaitu 90 ppm berdasarkan SNI 8124-3:2010.

3.7. Aspek Pengukuran 3.7.1 Timbal (Pb)

Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita diukur dengan spektrofometer

serapan atom (SSA) pada proses penyerapan energy radiasi atom. Mainan yang

diperiksa di leburkan hingga menjadi abu sesuai dengan prosedur. Kemudian hasil

pengukuran dibandingkan dengan batas maksimum Timbal (Pb) yang diperbolehkan

berdasarkan SNI ISO 8124-3:2010 tentang mainan anak terkait migrasi unsur tertentu

yaitu 90 ppm.

3.7.2 Tingkat Pengetahuan Orang Tua dan Guru Tentang Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita

Tingkat pengetahuan orang tua dan guru tentang timbal pada mainan edukatif

balita diukur dengan menggunakan kuesioner untuk observasi yang berisi pertanyaan

tertutup kepada orang tua dan guru di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan

(49)

Untuk pertanyaan memiliki 2 pilihan jawaban :

Jawaban a skor : 2

Jawaban b skor : 1

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

a. Pengetahuan baik, apabila jawaban responden nilainya > 75% atau responden

mampu menanggapi pertanyaan dengan total skor > 15

b. Pengetahuan sedang, apabila jawaban responden nilainya 40-75% atau

responden mampu menanggapi pertanyaan dengan total skor 8-15

c. Pengetahuan buruk, apabila jawaban responden nilainya < 40% atau

responden mampu menanggapi pertanyaan dengan total skor < 8

3.8 Prosedur Pengukuran Timbal (Pb) 3.8.1 Prinsip pengukuran

Analisis timbal (Pb) dengan Spektrofometer Serapan Atom (SSA) pada proses

penyerapan energy radiasi atom pada panjang gelombang 283,3 nm.

3.8.2 Peralatan dan Bahan Peralatan :

1. SSA yang mempunyai panjang gelombang 190-870 nm dan lebar celah

0,2-0,7 nm

2. Lampu katoda Pb

3. Labu ukur 100 ml, 50 ml

4. Pipet volume 25 ml

5. Pipet volume 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 5,0 ml; dan 10 ml

(50)

7. Kertas saring Whatman no. 42

8. Tanur

9. Cawan Platina

Bahan atau Pereaksi :

1. Larutan standar induk Pb 1000 ppm

2. Asam Nitrat pa

3. Akuabides

3.8.3 Cara Kerja

3.8.3.1 Pengabuan Kering

1. Timbang seksama lebih kurang 5 gram contoh dalam cawan platina/silica.

2. Masukkan contoh tersebut ke dalam tanur yang telah diatur suhunya yaitu

2500C. perlahan –lahan naikkan suhu menjadi 3500C sampai tidak terbentuk

asap lagi. Naikkan suhu menjadi 5000C.

3. Keluarkan cawan dari dalam tanur dan biarkan menjadi dingin.

4. Abu harus putih dan pada dasarnya harus bebas karbon

5. Jika abu masih mengandung kelebihan partikel-partikel karbon ( misalnya abu

agak berwarna abu-abu atau keabu-abuan), basahkan abu dengan air sedikit

mungkin, diikuti penambahan HNO3tetes demi tetes ( 0,5-3,0 ml)

6. Keringkan di atas lempeng pemanas

7. Masukkan ke dalam tanur pada suhu 2500C dan perlahan-lahan naikkan

menjadi 5000C. Lanjutkan pemanasan selama 60-120 menit.

8. Jika perlu penambaan HNO3 ulangi lagi sehingga didapat residu/abu yang

(51)

9. Larutkan abu dalam 5,0 ml HNO31,0 N. Hangatkan di atas pemanas air atau

lempeng pemanas selama 2-3 menit. Saring menggunakan kertas saring

whatman m 42

10. Ulangi pencucian residu dengan penambahan 5,0 ml HNO31,o N, saring dan

jadikan satu dengan saringan sebelumnya, encerkan dengan HNO3 0,1 N

sampai 50 ml.

11. Lakukan hal yang sama terhadap blangko pereaksi untuk baku dan contoh,

termasuk beberapa ml penambahan air dan HNO3. ( jika digunakan dalam

proses pengabuan contoh)

12. Buat kurva baku dengan memplot resapan dari masing-masing baku yang

telah dikoreksi dengan blangko terhadap konsentrasi baku dalam ..butil asetat.

Konsentrasi baku dalam butyl asetat ialah empat kali dari baku dalam air

13. Tetapkan konsentrasi logam dalam contoh dari kurva baku menggunakan

resapan contoh yang telah dikurangi dengan blangko pereaksi ( jika

digunakan).

3.8.3.2 Pembuatan Larutan Standar

1. Larutan standar baku Pb 100 ppm

1. Pipet 10 ml larutan induk timbal 1000 ppm ke dalam labu 100 ml

2. Tepatkan hingga tanda batas dengan larutan pengencer ( HNO31 N )

2. Larutan standar baku Pb 10 ppm

1. Pipet 10 ml larutan induk timbal 100 ppm ke dalam labu 100 ml

(52)

3. Larutan standar kerja Pb 0,0 ppm; 2,0 ppm; 5,0 ppm; 10,0 ppm; 20,0 ppm

1. Pipet 10 ml larutan induk timbale 10 ppm ke dalam labu 50 ml

2. Tepatkan hingga tangga batas dengan larutan penegncer ( HNO31 N )

3.8.4 Pengukuran

1. Siapkan Peralatan SSA dan optimalkan sesuai dengan petunjuk

penggunaannya

2. Ukur absorban larutan standar adan sampel dengan alat SSA

3. Buat kurva kalibrasi larutan standar ( setiap kali melakukan pengujian )

dengan memplotkan antara konsentrasi standar dengan absorban yang terukur

oleh alat SSA

4. Hitung koefisien regresi dari kurva standar ( minimal r = 0,9975 )

5. Buat persamaan regresi kurva kalibrasi standar

6. Hitung koefisien contoh melalui kurva kalibrasi atau melalui slope

3.8.5 Perhitungan

Kadar Pb, ppm = (C x P x V ) / W

Dimana :

C : Kosentrasi (ppm) Pb hasil ploting dari kurva kalibrasi atau melalui persamaan

garis kurva standar

P : Faktor pengenceran

W : Bobot contoh (gram)

(53)

3.9 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara :

1. Editing

Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan,

misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan, dan keseragaman data.

2. Koding

Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan

pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk

memberikan simbol–simbol tertentu.

3. Tabulasi

Mengelompokkan data dalam suatu tabel tertentu menurut sifat – sifat yang

dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.

3.10 Teknik Analisa Data

Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara

deskriptif dan dinarasikan. Hasil pengukuran kadar timbal (Pb) akan dibandingkan

dengan SNI 8124-3:2010 tentang Keamanan Mainan anak bagian migrasi unsur

tertentu yaitu 90 ppm. Data yang telah diperoleh dari kuisioner mengenai

pengetahuan orang tua dan guru tentang Timbal (Pb) pada mainan edukatif balita juga

(54)

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai.

Medan Denai mempunyai luas wilayah 8,85 Km2 dan jumlah penduduk 141.866 Jiwa. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Medan Denai ditinjau dari letaknya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan amplas

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Area

1. Taman Kanak-Kanak (TK) ULUL- ILMI Islamic School

Taman Kanak-Kanak (TK) ULUL-ILMI Islamic School terletak di Jalan

Denai No. 241, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara di bawah naungan

Yayasan Rapy Ray Putratama. Jumlah siswa TK di ULUL-ILMI Islamic School

adalah sebanyak 92 orang yang terdiri dari 48 orang laki-laki dan 44 orang

perempuan. Jumlah guru yang mengajar pada TK ini adalah sebanyak 12 orang yang

seluruhnya adalah perempuan.

Proses belajar mengajar di mulai pada Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 11.00

WIB. Siswa yang rutin bermain setiap hari dengan mainan edukatif adalah seluruh

siswa TK yaitu anak yang berusia 3-5 Tahun. Jadwal bermain dengan mainan

edukatif pada Pukul 10.00 di dalam kelas masing-masing. Adapun jenis mainan yang

(55)

( Permainan Alat Dapur), dan Puzzle Huruf Hewan, Puzzle angka, Balok Warna,

Penunjuk Waktu, danMaze.

2. Taman Kanak-Kanak (TK) An-Nizam

Taman Kanak-Kanak (TK) An-Nizam terletak di Jalan Tuba II Nomor 62,

Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. TKA Plus

An-Nizam didirikan pada tanggal 14 Juli 2000. Jumlah siswa TK di An-Nizam adalah

sebanyak 42 orang. Jumlah guru yang mengajar pada TK ini adalah sebanyak 4 orang

perempuan.

Proses belajar mengajar di mulai pada Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 10.30

WIB. Siswa yang rutin bermain setiap hari dengan mainan edukatif adalah siswa TK

0 (nol) kecil yaitu anak yang berusia 3-4 Tahun. Mainan edukatif digunakan di dalam

kelas masing-masing yang terdiri dari kelas Siti Fatimah dan Siti Aisyah. Adapun

jenis mainan yang terdapat pada Taman Kanak-Kanak An-Nizam antara lain, Lego

Kereta Api, Kitchen Set ( Permainan Alat Dapur), Balok Warna danPuzzleHuruf.

3. Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 09 Melati

Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 09 Melati terletak di Jalan Nuri XIII Nomor

500 A PERUMNAS Mandala, Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai. Jumlah

siswa TK di ABA 09 MELATI adalah sebanyak 50 orang. Jumlah guru yang

mengajar pada TK ini adalah sebanyak 6 orang yang seluruhnya adalah perempuan.

Proses belajar mengajar di mulai pada Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 11.00

WIB. Siswa yang rutin bermain setiap hari dengan mainan edukatif adalah seluruh

siswa TK yaitu anak yang berusia 3-5 Tahun. Jadwal bermain dengan mainan

(56)

terdapat pada Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 09 Melati antara lain, Lego,Fruit Set

(Buah-buahan), danPuzzleIkan,PuzzleKatak, Krayon dan Lilin Mainan (Dough).

4. Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 20

Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 20 terletak di Jalan Jermal III Nomor 10.

Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai. Jumlah siswa TK di ABA 20 adalah

sebanyak orang. Jumlah guru yang mengajar pada TK ini adalah sebanyak 6 orang

yang perempuan.

Proses belajar mengajar di mulai pada Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 11.00

WIB. Siswa yang rutin bermain setiap hari dengan mainan edukatif adalah seluruh

siswa TK yaitu anak yang berusia 3-5 Tahun. Jadwal bermain dengan mainan

edukatif pada pukul 10.00 WIB di kelas masing-masing. Adapun jenis mainan yang

terdapat pada Taman Kanak-Kanak (TK) ABA 20 antara lain, Balok Warna, Puzzle

geometri,Fruit SetdanPuzzleHewan.

5. Taman Kanak-Kanak (TK) AL-Hira’ Permata Nadiah

Taman Kanak-Kanak (TK) AL-Hira’ Permata Nadiahterletak di Jalan Tuba II

Nomor 61, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai, Kota

Medan. Jumlah siswa TK di AL-Hira’ Permata Nadiah adalah sebanyak 21 orang

yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Jumlah guru yang

mengajar pada TK ini adalah sebanyak 9 orang perempuan.

Proses belajar mengajar di mulai pada Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 11.00

WIB. Siswa yang rutin bermain setiap hari dengan mainan edukatif adalah seluruh

siswa TK yaitu anak yang berusia 3-5 Tahun. Jadwal bermain dengan mainan

(57)

terdapat pada Taman Kanak-Kanak (TK) Al Hira’ Permata Nadiah antara lain, dan

PuzzleHuruf dan Angka,PuzzleBuah, Stacking duck dan Balok warna.

4.2 Hasil Pemeriksaan Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Balita di Taman Kanak-Kanak (TK) Kecamatan Medan Denai

Pemeriksaan timbal (Pb) dilakukan di laboratorium Balai Riset Dan

Standarisasi Industri Medan dengan Metode Spektofotometer Serapan Atom (SSA).

[image:57.612.109.533.268.557.2]

Hasil pemeriksaan dapat dilihat padaTabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita Di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

No Nama Mainan Asal Mainan

Kandungan Timbal

(ppm)

MS/TMS*

1 Maze Ulul Ilmi Islamic Scool 1,48 MS

2 PuzzleHuruf Hewan Ulul Ilmi Islamic School 4,53 MS

3 PuzzleAngka Ulul Ilmi Islamic School 0 MS

4 Lego Kereta Api An-Nizam 8,05 MS

5 Balok Warna An-Nizam 1,71 MS

6 Lilin Mainan ABA 09 Melati 3,36 MS

7 Krayon Warna ABA 09 Melati 6,88 MS

8 PuzzleIkan ABA 09 Melati 3,36 MS

9 Fruit Set ABA 20 0 MS

10 PuzzleGeometri ABA 20 2,65 MS

11 Kitchen Set AL-Hira’ Permata Nadiah 0 MS

12 Stacking duck AL-Hira’ PermataNadiah 4,06 MS

MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

*Berdasarkan SNI 8124-3:2010 Tentang Keamanan Mainan Anak bagian migrasi unsur tertentu dengan batas maksimum Timbal 90 ppm.

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar mainan edukatif balita

yang mengandung timbal (Pb) terdiri dari Maze (Pencari Jejak) dengan kandungan

Timbal (Pb) sebesar 1,48 ppm. Puzzle Huruf Hewan dengan kandungan timbal (Pb)

sebesar 4,53 ppm. Lego Kereta Api dengan kandungan timbal (Pb) sebesar 8,05 ppm.

(58)

deng

Gambar

Gambar 1Gambar 2Gambar 3Gambar 4Gambar 5Gambar 6Gambar 7
Tabel 2.1 Hasil Uji Timbal (Pb) pada Mainan Edukatif Oleh YLKI
Gambar 1 :( Puzzle Geometri(Sumber : http://mainaneduka.com)
Tabel 4.1  Hasil  Pemeriksaan Timbal (Pb) Pada Mainan Edukatif Balita Di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fitur karakteristik lain dari kurva energi potensial ini adalah adanya sekunder minimum pada  jarak antarpartikel yang relatif besar. Jika minimum ini cukup mendalam

Temuan hasil penelitian menunjukkan (1) harapan mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi, (2) pelayanan yang dirasakan mahasiswa berada pada kategori kurang

Namun kedua primer tersebut belum dapat mengamplifikasi sampel bakteri yang berasal dari beragam sumber seperti sedimen laut dalam, bakteri rongga mulut, dan bakteri

4,17 Penerapan ini adalah untuk mengurangi risiko penularan mikroorganisme yang berasal dari sumber infeksi yang diketahui atau yang tidak diketahui (misalnya si

Penelitian kode batang DNA spesies ikan lais genus Kryptopterus asal Sungai Mahakam Kalimantan Timur mengguna- kan gen COI DNA mitokondria dilakukan dengan tujuan untuk

Sangat memungkinkan untuk tidak menyerap semua tempurung kelapa yang dihasilkan oleh para petani karena mutunya yang tidak memenuhi kriteria bahan baku yang dibutuhkan. Hal

3.1.5 Strategija razvoja Starega gradu Celje Februarja 2004 sta Turistično društvo Celje in Zavod za turizem Celeia Celje pripravila pismo o nameri s programom oživitve Starega

Respon varietas kepala mentega (V1) terhadap pemberian nutrisi (Hidrogroup dan Greentonik) menunjukkan bahwa pemberian nutrisi menghasilkan jumlah daun, biomassa