DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Daftar Wisata Kerajinan Dan Tradisional Paling Terkenal Di (Jogja) [Online].[Akses Tanggal 9 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web:
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/7-pengertian-populasi-menurut-para-ahli-lengkap.html
Ashadi, A. (2013). Arahan Pemanfaatan Ruang Sekitar Kawasan Bandar Udara Sangia Nibandera Kabupaten Kolakan Provinsi Sulewesi Tenggara, Skripsi,
Makassar: Universitas 45 Makassar
Hanifa, R. (2015). Perencanaan Kota Tangerang Sebagai Aerotropolis, Skripsi, Bandung: Universitas Gadjah mada
Julian, Y. (2014). Galeri Seni Rupa Medan (Arsitektur Ikonik), Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara
Kamus The Collins Cobuild. (2009). Pengertian Souvenir. Inggris
Kamus Webster English. (2004). Pengertian Souvenir. US
KBBI. (1989). Pengertian Pusat.Indonesia
Myers, B. (1985). How To Look Art. the University of Michigan
Parta, Y. (2009). Pengertian Seni Kriya [Online]. [Akses tanggal 5 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web: https://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/ pengertian-seni-kriya/
Sukirno. (2014). Angkasa Pura Jadikan Bandara Kualanamu Kawasan Aerotropolis [Online]. [Akses tanggal 9 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web:
http://industri.bisnis.com/read/20140922/98/259088/angkasa-pura-jadikan-bandara-kuala-namu-kawasan-aerotropolis
Wardhana, F. 2015. Belawan Waterfront (Arsitektur Metafora). Skripsi, Medan:Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Judul dalam proyek ini adalah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu, dan berikut ini merupakan penjelasan terhadap kasus proyek tersebut:
Pusat :
Pusat dapat diartikan sebagai sebuah pokok pangkal yang jadi pumpuan yang letaknya berada dibagian tengah (KBBI, 1989, hal 712).
Pameran:
Menurut Myers, B. (1985) dalam bukunya “How To Look At Art” pameran
merupakan satu aktivitas yang melibatkan satu ruang, biasanya galeri atau dewan yang memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, cetakan, arca, ukiran, gambar, foto dan karya yang siap.
Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
Oleh-Oleh/Souvenir :
souvenir adalah barang-barang kerajinan tangan (handy crafts), yang merupakan hasil kreativitas para pengrajin yang mampu merubah benda-benda yang terbuang dan tidak berharga menjadi produk-produk kraft tangan yang menarik dan diminati banyak orang, terutama para wisatawan. Dalam kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009)
Sementara itu, dalam kamus Webster English Dictionary (2004), kata souvenir diartikan sebagai, “an object a traveler brings home for the memories associated
with it.” (Souvenir adalah benda yang dibawa pulang oleh wisatawan sebagai
kenang-kenangan bagi perjalanannya itu).
Kerajinan Tangan :
Seni kerajinan tangan adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan
tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti „mengerjakan‟, dari akar kata tersebut kemudian
untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul
Haryono: 2002).
kata kerajinan tangan dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kerajinan tangan sering dimaksudkan sebagai karya
yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made
Bandem, 2002)
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu adalah sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleh-oleh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara.
2.2. Aerotropolis
Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura, adalah contoh sukses penerapan konsep aerotropolis yang mampu mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis.
Mengacu kepada fungsi bandara yang mana adalah sebagai pintu keluar masuk orang dari suatu daerah. Itulah mengapa Bandar Udara selalu menjadi sarana utama bagi pengembangan suatu wilayah dan juga dapat menjadi magnet yang dapat menarik aktivitas manusia. Semakin besar jumlah orang yang datang dan pergi, semakin banyak pula sarana pendukung yang dibutuhkan pada poin inilah mengapa terjadinya sebuah pengembangan Aerotropolis di bandara yang dikarenakan adanya kebutuhan para penumpang / pengguna Bandar Udara dimana dapat memberikan akses yang dekat dengan bandara dan juga bagi Bandara itu sendiri konsep Aerotropolis akan memberikan keuntungan diluar pendapatan konvensionalnya.
Aerotropolis bandara kota memiliki beberapa konsep dasar pengembanganya. Aerotropolis menjadi generator utama pengembangan kawasan karena merupakan kawasan cepat tumbuh berbasis bandara atau sering disebut airport-centric comercial development. Kawasan ini menciptakan secara mandiri berupa:
a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan
f) tujuan rekreasi,
sehingga menjadi kota handal dan menjadi daya tarik global dan lokal. Evolusi function dan form ini mentraformasikan secara esensial sejumlah bandara kota (city airport)
menjadi kota bandara (airport city) (Kasarda, 2008). Kasarda menyebutkan evolusi “bandara kota” menjadi kota bandara didorong oleh apa yang dia sebut sebagai airport city drivers. Dia
a) Bandara-bandara perlu menciptakan sumber daya dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan penerbangan untuk bersaing dan juga memberikan pelayanan yang lebih baik dari fungsi bandara
b) Usaha sector komersial untuk mendapatkan lahan yang aksesibel c) Bandara mampu meningkatkan penumpang dan barang
d) Pelayanan bandara sebagai katalis dan magnet pembangunan kegiatan bisnis
Kasarda (666-667) menyebutkan skematik desain dari Aerotropolis dalam Schematic of Typical Airport City, dimana skematik desain Aerotropolis dapat dibedakan menjadi tiga yakni core aeronautical activities, airport related dan airport-oriented activities, dan dijelaskan sebagai berikut:
a) Aktivitas inti penerbangan, operasional teknis dari bandara yang secara langsung mendukung fungsi-fungsi penerbangan (semua kegiatan banadara, jasa pengiriman barang kilat, perbelanjaan, hotel dan bongkar muat).
b) Aktivitas yang berhubungan dengan Bandar Udara merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan serta pergerakan penumpang dan barang (kawasan logistic dan perdangangan bebas, pusat kegitatan distribusi, pusat intermoda angkutan, kereta api).
c) Aktivitas yang berorientasi pada Bandar Udara memilih berada di area sekitar Bandara dikarenakan imej yang dimiliki oleh bandara itu sendiri dan aksesbilitas jalan yang sangat baik. Harga lahan dan konektivitas yang baik merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dari kegitan-kegiatan tersebut (pusat perdagangan dan niaga grosir, convention center, pusat penelitian/teknologi, kawasan kesehatan, kawasan industri, mixed use, kawasan komersial, kawasan oleh raga dan kawasan perkantoran).
Pengembangan kawasan komersial yang pesat di dan sekitar gerbang Bandar menjadikan kegiatan tersebut sebagai generator pertumbuhan perkotaan dan menjadikan bandara sebagai pusat lapangan perkerjaan yang penting, kawasan perbelanjaan perdagangan serta destinasi bisnis, serta bandara membangun sebuah brand image tersendiri untuk menarik kegiatan bisnis yang tidak berkaitan dengan kebandar udaraan.
Sifat alami dari pasar lokal dalam kegiatan indsutri dan komersial yakni memiliki peran penting dalam keberlangsungan kota Bandara dan kegitan didalamnya. Selain itu area sekitar bandara juga dapat menarik kegiatan bisnis, pekerja-pekerja profesional dan penduduk lebih banyak dibanding area lain, pembangunan kegitan komersial didalam kawasan bandara merefleksikan kebutuhan dari pekerjaan, pekerja dan penduduk terhadap pelayanan yang disediakan oleh bisnis yang berbasi bandara. pelayanan-pelayanan tersebut meliputu pelayanan perumahan, rekreasi, kuliner, perdagangan, kesehatan, penitipan anak dan dokter hewan. Seperti pada penelitian mengenai perkotaan di Amerika Serikat yang memaparkan mengenai pertumbuhan di area perkantoran di dekat bandara lebih cepat berkembang dibanding di area bandara sub-urban lainya.
Kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan bisnis yang berbasis pada bandara saat ini disediakan didalam kawasan campuran (mixed use) yang luas di dalam area bandara, sebagai centra pembangunan Aerotropolis pergeseran ini membuat pembangunan kota Bandara seabagai model perencanaan kreatif dan atribut-atribut managemen yang berbeda.
a) Perkantoran dan kegiatan bisnis, meliputi kawasan bisnis b) Logistik dan distribusi
2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum
Lokasi perancangan konsep Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara tetapi memiliki akses yang dekat dan mudah ke Bandara. batas luar dari Aerotropolis tidak diatur oleh batasan-batasan atapun jarak karena belum adanya batas yang disepakati untuk menentukan jarak dan waktunya akan tetapi waktu 20 sampai 30 menit yang digunakan seabagai acuan untuk mengatur batas luar dalam beberapa studi rencana induk Aerotrpolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Menurut John D. Kasarda Aerotropolis merupakan sebuah konsep Kota Bandara yang mana perkembanganya menciptakan kawasanya secara mandiri dikarenakan Aerotropolis merupakan generator utama dalam pengembangan kawasan, perkembangya kawasan meliputi fungsi-fungsi bangunan yang terbentuk antara lain adalah:
a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan
f) tujuan rekreasi,
pernyataan diatas merupakan kriteria bangunan yang ada pada kawasan Aerotropolis meliputi,
Pertokoan Restoran
Kegiatan entertaiment dan kebudayaan
Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran Logistik dab distribusi
Perdangangan bebas Lapangan golf Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis
2.2.4. Studi Banding Aerotropolis
Berikut merupakan beberapa studi banding Aerotropolis yang sudah beroperasi maupun yang dalam proses perancangan dan pembangunan di beberapa negara.
A. Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA Aeropolis
Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) merupakan salah satu pusat penerbangan utama di Asia selain turut menjadi sebuah destinasi pelancongan yang tersendiri. Ia terletak di bagian atas koridor selatan Semenanjung Malaysia, yang bersempadan dengan negeri Selangor dan Negeri Sembilan. Terletak di daerah Sepang, jaraknya kira-kira 50km dari ibu kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) 'master plan kota bandara, dijuluki KLIA Aeropolis, membentang di 6.750 hektar tanah di sekitar Bandara KL International (KLIA). Sebuah kota yang terdiversifikasi dan terintegrasi dengan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan retail, pameran, rekreasi dan pariwisata, KLIA Aeropolis adalah lokasi yang ideal untuk bisnis Anda untuk berkembang dalam pertumbuhan tinggi, daerah nilai optimum.
KLIA Aeropolis pengembangan rencana induk didorong oleh aksesibilitas, kecepatan dan kelincahan faktor yang bandara menyediakan untuk rantai pasokan yang sensitif terhadap
waktu dan konektivitas perusahaan, nasional dan global. Hal dibayangkan untuk menjadi pengembangan kota bandara baru yang benar-benar luar biasa dengan atraksi wisata kelas atas.
KLIA aeropolis master plan terdiri dari: Commercial Business Zone
Free Commercial Zone
Recreational & Institutional Zone
Agro-Tourism & Theme Parks Natural Conservation Zone Cargo & Logistics
a. Lokasi
KLIA Aeropolis berlokasi masih berada dekat dengan bandara diamana lokasi nomor 2 dan 4 berada pada jalan utama menuju ke bandara, sedengkan nomor 1 dan 3 berada di dalam pagar bandara, sehingga daerah lokasinya masi daerah Sepang, Selangor, Malaysia
b. Jarak dari bandara
Jarak aeropolis dari bandara sekitar 6 km sedangkan dari pusat kota mencapai 60 km dengan menempuh 50 menit waktu perjalanan
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada KLIA Aeropolis adalah LCCT Concersion, Cargo logistik park, Southen Support zone, Airline Headquarter Offices, Airline office buildings, Other office buildings, Hostel facilities, Service apartments, Theme Parks, 18 hole Golf Course & Range, 5 Star Themed Hotels, F&B and retail options, Convention and Conferencing facilities.
B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan
Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13 mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah diakses dari Bandara Internasional Incheon, yang telah menerima berbagai penghargaan.
Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan (Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaan-perusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di Songdo. Hampir 50 persen pembangunan selesai, Songdo IBD memiliki 22.000 penduduk, dengan luas Songdo lebih besar sekarang menghitung lebih dari 60.000 penduduk. Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai, akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT. Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
a. Lokasi
Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City, Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon
Metropolitan City. b. Jarak dari bandara
Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon
Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Konsep Aerotropolis Aerotropolis A (KLIA Aeropolis) Aerotropolis B (Songdo IBD) Lokasi daerah Sepang, Selangor, Malaysia Songdo-dong, Yeonsu-gu,
Incheon, Korea Selatan
Jarak Dari Bandara 6 km dan 60 km dari pusat bandara Schiphol
20 kilometer dari Bandara Internasional Incheon. 26 kilometer dari Seoul
Bangunan LCCT Conversion
Cargo Logistics Park Southern Support Zone Airline Headquarter Offices
18 hole Golf Course & Range F&B and retail options
Convention and Conferencing facilities
(jika ada) dihubungkan lewat suatu
Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang.
Konsep perencanaan aerotropolis
Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan di
atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang didapat dari studi banding adalah
kisaran 6 km sampai dengan 20 km
Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding
diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bentuk akomodasi seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.
Oleh sebab itu, bangunan yang akan dirancang adalah memiliki fungsi sebagai area wisata cultural yang berfokus kepada kerajinan tangan yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu.
2.3. Lokasi
Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).
Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.
Site perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajnan Tangan Kualanamu berada pada ring 2 dimana ketinggian bangunan 46 m.
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Sumatera Utara :
1. Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan yang berdasarkan konsep Aerotropolis maka penempatan lokasi kawasan harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan berada pada radius 2,5 mil (4 Km).
2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi
Alternatif 1
Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel
o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)
Kontur : Datar
KDB : 60%
KLB : 4 (max. 8)
Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m
GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik
- memiliki jalur utilitas yang baik
Alternatif 2
Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.
Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang
o Batas Utara : Perumahan o Batas Timur : Kantor PTPN
o Batas Selatan : Area komersil o Batas Barat : Perumahan TNI
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)
Kontur : Datar
KDB : 60%
KLB : 4 (max. 8)
Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m
GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m
Potensi Lahan: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol - Lokasi site berada di lahan hook
2.4. TINJAUAN FUNGSI
Tinjauan fungsi membahas tentang prilaku pengguna beserta dengan aktivitas dan juga membahas tentang besaran ruang, program ruang dan studi banding dengan arsitektur fungsi sejenis.
2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran pengguna/user dan juga kegiatan-kegiatan yang akan dapat dilakukan di dalam bangunan nanti. Ada 2(dua) fungsi didalam Area ini yaitu:
1. Galeri dan Area Workshop
a. Deskripsi Pengguna
Ada pun deskripsi pengguna bangunan Galeri Kerajinan tangan & Area Workshop, yaitu:
Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak
karya seni.
Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi
serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan seni di Galeri Kerajinan Tangan.
Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik,
wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.
b. Deskripsi Kegiatan
Deskripsi kegiatan utama yang disediakan pada Galeri Kerajinan Tangan adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pameran : mengadakan pameran dari hasil-hasil kerajinan tangan
khas Sumatera Utara dan juga memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan secara langgsung
Kegiatan Ilmiah : mengadakan seminar, diskusi, pertemuan, penelitian, dan
sebagainya untuk membahas berbagai hal yang berhubungan dengan seni rupa dan sekaligus menambah wawasan mengenai seni rupa itu sendiri.
Kegiatan Perawatan dan Perbaikan : merawat karya seni rupa yang
Kegiatan Pendidikan : mengadakan pelatihan barupa kursus-kursus
mengenai seni kerajinan tangan kepada masyarakat dan pelajar untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya keraijnan tangan Sumatera Utara.
Kegiatan Pengelolaan : mengelola berbagai macam bentuk kegiatan pada
gedung Galeri Kerajinan Tangan dan Area Workshop
Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop
Kegiatan Pameran
Tabel 2.3. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Pameran
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
R. Pameran Memamerkan hasil-hasil kerajian
tangan khas Sumatera Utara Publik
-Seniman
-Pengunjung
-Pengelola
Lobby Ruang tunggu sebelum memasuki
ruang pameran Publik
-Seniman
-Pengunjung
-Pengelola
Resepsionis Memberikan informasi
tentang Galeri Seni Rupa Di Medan
Publik
-Seniman
-Pengunjung
-Pengelola
Gudang Pameran Penyimpanan alat-alat untuk
Kegiatan Ilmiah
Kegiatan Pendidikan
Kegiatan Pengelolaan Barang
Tabel 2.4. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Ilmiah
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
Ruang
serbaguna Untuk dilakukan seminar Semi privat
- Seniman
Gudang Penyimpanan alat-alat Servis - Pengelola
Tabel 2.5. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pendidikan
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
Workshop Memamerkan pembuatan karya
Kerajinan Tangan publik
Tabel 2.6. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan Barang
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
Kuratorial
Gudang Menyimpan barang dan
alat servis - Pengelola
Laboratorium Meneliti karya-karya
seni rupa Privat
Kegiatan Pengelolaan Bangunan
2. Pusat Oleh-Oleh
a. Deskripsi Pengguna
Ada pun deskripsi pengguna bangunan Pusat Oleh-Oleh, yaitu:
Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak
karya seni.
Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi
serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan di gedung Pusat Oleh-Oleh.
Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik,
wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.
b. Deskripsi Kegiatan
Deskripsi yang disediakan pada gedung Pusat Oleh-Oleh adalah sebagai berikut:
Kegiatan Penjualan : menjual hasil-hasil keraijnan tangan yang dibuat oleh
para pengrajin di area workshop disekitar kawasan.
Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
Direktur Bekerja Privat - Direktur
Wakil direktur Bekerja Privat - Wakil direktur
Sekertataris Bekerja Privat - Sekertataris
Staf dan
administrasi Bekerja Privat - Staff
Ruang rapat Rapat atau meeting Privat
- Direktur - Wakil direktur - Sekertaris - Staf-staf
Ruang tunggu Tempat menunggu Publik
- Direktur
Gudang Menyimpan barang
dan alat servis - Pengelola
Kegiatan Penjualan
Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna
Ruang penjualan alat dan bahan seni rupa
Menjual alat dan Kerajinan Tangan
Publik - Seniman
- Pengunjung - Pengelola Ruang penjualan
souvenir dan buku tentang seni rupa
Menjual berbagai souvenir dan buku
tentang Kerajinan Tangan
Publik - Seniman - Pengunjung - Pengelola
Diagram 2.1. Deskripsi Prilaku Pengunjung
Diagram 2.2. Deskripsi Prilaku Seniman
Diagram 2.3. Deskripsi Prilaku Pengelola
2.4.2. Deskripsi Prilaku
Mengajar Istirahat Pulang
Datang Absen Kerja Istirahat
Pulang
Kerja
Tabel 2.9. Tabel Kebutuhan Ruang 2.4.3. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang dan besaran ruang adalah sebuah data tentang ruang-ruang yang dibutuhkan dan berapa besaran standar yang dibutuhkan dalam membuat ruang tersebut, sedangkan dalam kasus proyek ini terdapat dua fungsi yang berbeda yaitu satu sebagai Area wisata dan yang satu lagi sebagai tempat pusat oleh-oleh/souvenir sehingga akan dijabarkan kebutuhan ruang dan besaran ruang kedua fungsi tersebut secara terpisah, sebagai berikut:
Keterangan Sumber:
- NAD : Neufret, Ernest.1992.Data Arsitek,jilid 1 dan 2.Erlangga.Jakarta
-TSS :De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.
2.4.4. Persyaratan dan Kriteria Ruang
1. Persyaratan Ruang
Persyaratan ruang yang harus diprhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat pameran adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan service.
1. Fleksibelitas ruang
Fleksibilitas ruang meksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran, Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Pembagian ruang
Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan Pameran merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Pemilihan stuktur bangunan
Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan pameran seperti galeri dan museum yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung pameran.
Ketinggian ruang
ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada produk-produk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.
Lighting/pencahayaan
Gambar 2.8. Jarak Pandang Mata terhadap Objek Pamer Tabel 2.10. Tinggi Rata-Rata Orang Asia
didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaanalami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber ari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.
Sirkulasi
Gedung pameran mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan Perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan.
2. Kriteria Ruang
Beberapa hal yang harus di perhatikan pada fasilitas di ruang pameran adalah sebagai berikut:
Jenis Kelamin Tinggi Rata-Rata Pandangan Mata
Pria 165 cm 160 cm
Wanita 155 cm 150 cm
Gambar 2.9. Jarak Pandang Mata terhadap Lukisan
Gambar 2.10. Kemampusan Gerak anatomi manusia
Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.
Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya seni Pencahayaan dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami dan buatan (dengan menggunakan spotlight).
Pencahayaan alami (daylight)
Gambar 2.11. Penyaringan Sinar Matahari
Gambar 2.12. Sitem Pencahayaan Buatan
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter Hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
Pencahayaan buatan (dengan menggunakan spotlight)
Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan adalah spotlight dengan pure white light karena sinar yang berwarna putih tidak akan
2.4.5. Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis
a. Desa Wisata Kasongan
Kasongan adalah salah satu daerah desa tujuan wisata di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Terkenal dengan hasil kerajinan gerabah keramiknya. Berada di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Bantul, Yogyakarta. Berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota Jogja. Jika anda ingin menuju Kasongan sangatlah mudah. Lewati saja jalan Bantul (Jogja-Bantul) dan perhatikan gapura besar di kanan jalan yang bertuliskan Kasongan. Biasanya di tempuh selama 30-40 menit dari kota Yogyakarta
Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi, orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur, gerabah, juga barang hias keramik. Gerabah hasil kerajinan Kasongan berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar, gajah, bambu, dan banyak lainnya), pot berbagai ukuuran, hiasan keramik, patung-patung kecil, pigura, perabotan dari bambu, bahkan topeng-topeng. Hasil-hasil kerajinan desa wisata Kasongan tersebut berkualitas istimewa hingga banyak yang telah di ekspor ke manca negara seperi eropa dan amerika.
b. Desa Wisata Krebet
Desa wisata yang satu ini berada di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Keistimewan dari Desa wisata yang satu ini adalah "Batik Kayu", yaitu membuat batik dengan
Gambar 2.14. Hasil Kerajinan Tangan
Gambar 2.13. Pintu Gerabang Kawasan Wisata Kasongan
media kayu. Unik bukan? karena biasanya kita jumpai adalah batik dengan media kain. Karena polanya dibuat secara manual, bukan dicetak, maka membatik dengan media kayu membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Motif batik kayu yang dibuat oleh warga Krebet adalah seperti motif parangrusak, parangbarong, kawung, garuda, sidorahayu, sidomukti, dan motif lainnya.
c. Desa Wisata Ledok Sambi
Berada di Dukuh sambi, desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten SLeman, Daerah Istimewa Yogyakarta. berbagai macam kesenian rakyat dapat anda jumpai di tempat ini, diantaranya
wayang kulit, karawitan jawa, uyon-uyon dan lain sebagainya yang tentunya desa sambiberbasis pada kesenian tradisional. Disini pengunjung dapat selain menikmati pertunjukan juga dapat turut aktif dengan mempelajari kesenian tersebut. Sedangkan budaya desa yang masih terus di lestarikan dan dilakukan di desa ini antara lain kenduri, sadranan dan ruwahan serta beberapa kegiatan budaya lain. Para pengunjung dapat terlibat langsung dalam acara yang dilaksanakan di hari-hari tertentu.
Selain itu, di Desa Wisata Ledok Sambi juga menawarkan panorama desa yang sangat menjadi daya tarik bagi wisatawan, disini wisatawan dapat menikmatinya dengan menyususri desa (tracking) dengan pemandu setempat. Ada juga beragam kegiatan outbound yang menyenangkan di desa ini. Anda dapat menyusuri hutan, mengenal masyarakat desa yang hidup secara tradisional, berkemah. Ssalah satu wahana yang terbaru dari outbond di Wisata desa Sambi ini adalah Flying fox 200 m melintasi kali kuning yang menjadi jalur lahar dingin merapi. Wisata disini akan menciptakan proses belajar aktif berupa leadership, communications dan teamworking untuk Anda dan team Anda.
Gambar 2. 15. Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi
2.5. ELABORASI TEMA
2.5.1. Pengertian Tema
Tema yang akan diangkat dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh
Kerajinan Tangan Kualanamu adalah “Arsitektur Metafora”. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri atas 2 buah kata yaitu (Wardhana, 2015):
“metha” yang berarti : setelah, melewati “pherein” yang berarti : membawa
Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata, bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa.
Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”,
metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
“Introduction of Architecture”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari. hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.
Menurut Geoffrey Broadbent, (1995) dalam buku “Design in Architecture”,
metafora pada arsitektur merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain
spektrum perancang. Menurut Anthony C. Antoniades, (1990) dalam ”Poethic of Architecture”, suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain
sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
a. Intangible Metaphors (metafora yang tidak diraba) yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya).
b. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.
c. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika:
a. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
b. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
c. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang yang lain.
2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
2.5.2. Interpretasi Tema
biasanya terdapat pada bagian luar(eksterior) rumah adat batak, motif ukiran gorga batak ini memiliki arti dinamis, kreatif, sifat dan mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang batak. Arti tersebut dapat dilihat dari bentukan motifnya yang memiliki pola bentukan melingkar dan melengkung.
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tema yang diterapkan pada perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan adalah tema Arsitektur Metafora dengan mengangkat motif kain gorga batak, hal ini dikarenakan motif ini merupakan salah satu bentuk dari hasil kerajinan tangan (kain dan ukiran) yang ada di Sumatera Utara yang memiliki makna filosofi yang dalam, selain itu juga sangat terkait dengan judul dari proyek ini yaitu sebagai tempat wisata kerajinan tangan dan pusat oleh-olehnya.
2.5.4. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis
Berikut ini adalah contoh studi banding bangunan dengan tema sejenis yang berada di negara lain:
a. Opera House, Sydney, Australia
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan
pelabuhan di Area Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.
b. Stasiun TGV, Lyon, Prancis
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi lain bangunan juga dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
c. E.X Plaza Indonesia
Gambar 2. 17. Sydney Opera House
Sumber www.archdaily.com
Gambar 2.17. Stasiun TGV
E. X. Plaza Indonesia merupakan karya Budiman Hendropurnomo. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual, akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible).
Gambar 2.19. E.X Plaza Indonesia
2.6. Kesimpulan
Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura, adalah contoh sukses penerapan konsep aerotropolis yang mampu mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis.
Lokasi perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualaamu berada di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli serdang, dimana lokasi perancangan mengikuti peraturan-peraturan RUTK dan KKOP Bandara Kualanamu.
Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu merupakan sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleh-oleh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara. Alasan pemilihan judul bangunan tersebut pertama berdasarkan pertimbangan dari konsep Aerotropolis dimana kawasan wisata masuk kedalam kriteria fungsi bangunan yang ada di konsep Aerotrpolis, kedua dikarenakan adanya potensi yang besar pada konsep Aerotropolis sehingga menjadi kesempatan untuk dapat memperkenalkan kebudayaan Sumatera Utara kepada para turis yang datang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ragam seni budaya dan sudah selayaknya bagi bangsa negeri ini untuk melestarikan dan menjaga ragam seni budaya yang ada di Indonesia ini, khususnya pada Provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kebudayaan yang beragam, mulai dari beraneka ragam bahasa, tarian, hasil-hasil kerajinan tangan, alat-alat musik, hingga rumah adat di Provinsi Sumatera Utara.
Namun dengan munculnya era globalisasi yang ditandai dengan pola-pola pemikiran yang modern dan diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadikan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara mulai meninggalkan tradisi-tradisi budaya yang dimana tradisi budaya memiliki peranan penting dalam pembangunan karakter suatu bangsa namun dianggap kuno dalam tatanan kehidupan sehari-hari, hal ini terjadi akibat adanya mobilitas secara besar-besaran yang dilakukan masyarakat dunia sehingga berdampak terhadap proses interaksi antar kebudayaan dengan kebudayaan lainnya (Gunawan, 2015).
Perkembangan mobilitas berupa sarana dan pasarana tranportasi, baik darat, laut, maupun udara yang dapat terhubung ke seluruh masyarakat dunia, sarana transportasi udara berupa bandar udara Internasional Kualanamu yang merupakan sarana transportasi yang paling berperan besar dalam masuknya budaya asing ke dalam Provinsi Sumatera Utara, hal bisa menjadi sebuah permasalahan besar bagi kebudayaan di Provinsi Sumatera Utara dikarenakan era modern ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara untuk dapat melestarikan dan menjaga kebudayaan aslinya.
untuk pengembangan sebuah kawasan sebagai wujud pelestarian kebudayaan dan memperkenalkan hasil kerajinan tangan Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa memang di perlukanya sebuah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu di dekat Bandara Kualanamu yang berkonsep Aerotropolis (airport city). Sebagai wujud pelestarian, pengenalan, dan memeberikan wawasan yang luas tentang kebudayaan yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun tujuan dari perencanaan dan perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu adalah:
1. Untuk merancang Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu.
2. Untuk memperkenalkan dan memberikan wawasan bagi masyarakat serta wisatawan baik dalam dan luar negeri tentang kerajinan tangan yang berada di Sumatera Utara.
3. Membuat kawasan Aerotropolis Kualanamu menjadi kawasan yang produktif.
4. Menciptakan lapangan pekerjan bagi para pengrajin kerajinan tangan tradisional.
5. Sebagai area pusat pembelian oleh-oleh kerajinan tangan.
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Merupakan pemetaan faktor-faktor dan variabel-variabel yang terkait. Berdasarkan judul, diperoleh perumusan sebagai berikut :
1. Bagaiamana merancang Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu sesuai dengan baik dan mengikuti konsep Aeretropolis?
2. Bagaimana merancang bangunan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan menerapkan tema Arsitektur Metafora?
1.4. PENDEKATAN
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan perancangan antara lain :
- Studi pustaka
Yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang akan diterapkan pada rancangan yang akan dibuat untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu dengan mengusung tema metafora dengan jenis tangible metaphors (metafora yang dapat diraba) dengan mengikuti bentukan motif kain gorga batak.
- Studi banding
Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melekukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya.
- Studi lapangan
mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
1.5. LINGKUP / BATASAN
Batasan-batasan kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu. Lingkup Pembahasan yang akan digunakan adalah:
1. Proyek yang akan dirancang adalah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu dengan konsep Aerotropolis.
1.6. KERANGKA BERPIKIR
Sebagai tempat pelestarian kebudayaan khususnya kerajinan tangan di daerah Kualanamu. Untuk memperkenalkan
kebudayaan Sumatera Utara secara global.
Tidak adanya sarana yang berfungsi sebagai kawasan wisata kerajinan tangan di dekat Kualanamu
Maksud dan Tujuan
Untuk melesatarikan dan menjaga kebudayaan asli Sumatera Utara
Untuk memberikan wawasan bagi masyarakan tentang kebudayaan terutama keajinan tangan Sumatera Utara. Membuat kawasan Aeretropolis
Kualanamu menjadi kawasan produktif Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu sesuai dengan baik dan mengikuti konsep Aeretropolis.
Bagaimana dapat merancang tapak pusat pameran yang nyaman dan memiliki estetika dari desainya tetapi juga dapat membuat pengunjung yang datang mendapatkan wawasan yang luas tentang kebudayaan Sumatera Utara khususnya kerajinan tangannya.
Deskripsi Proyek
Kasus Proyek Tema
Keterkaitan tema dengan kasus proyek
Yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang akan diterapkan pada rancangan yang akan dibuat untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan
Studi Banding
Studi banding proyek sejenis
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu;
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang pengertian Area Wisata Kerajinan dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu, terminologi judul, tinjauan fungsi dan elaborasi tema.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang kajian mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan lokasi penelitian.
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi gambar-gambar desain dan foto maket hasil perancangan.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Aerotropolis merupakan suatu bentuk integritas bandara dengan kota (metropolis) yang ada disekitarnya dan dapat mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan kota metropolis tersebut. Bandara Kualanamu merupakan bandara internasional yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kota bandara (Aerotropolis) dimana Bandara Kualanamu terletak dekat dengan dua pelabuhan yang saling terintegrasi dan dapat membetuk super koridor, sehingga Bandara Kualanamu bisa menjadi sektor penggerak ekonomi sebuah perkotaan. Dengan munculnya sebuah konsep Aerotropolis di Bandara Kualanamu yang juga merupakan sebuah kesempatan yang besar bagi provinsi Sumatera Utara dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya khususnya kerajinan tangan Khas Sumatera Utara dimana Bandara Kualanamu merupakan gerbang masuknya para turis mancanegara, dimana diwadahi dalam sebuah bentuk kawasan bangunan yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh kerajinan tangan Kualanamu yang mana dapat mewadahi aktivitas-aktivitas pelestarian, pengenalan, dan pembelian hasil-hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara.
ABSTRACT
Aerotropolis is a form of integrity of the airport and the city (metropolis) which can encourage surrounding business development to enhance the growth of the metropolis itself. Kualanamu Airport is an international airport which has great potential for developing the city airport (Aerotropolis) where Kualanamu is located near two integrated port which can create a super corridor, so Kualanamu could become an economic driving an urban sector. With the emergence of a concept of Aerotropolis in Kualanamu which is also a great opportunity for the province of North Sumatra in introducing and preserving culture, especially handicraft about North Sumatra specialty where Kualanamu become a gateway entry of foreign tourists, which accommodated in a form of neighborhood buildings namely the Exhibition Center and souvenier crafts Kualanamu which can accommodate the activities of preservation, recognition, and purchase the results of handicrafts of North Sumatra specialty.
PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN
KUALANAMU
SKRIPSI
OLEH
ANANDA HALOMOAN
110406098
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERANCANGAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN
KUALANAMU
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANANDA HALOMOAN HARAHAP
110406098
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
PERANCANGAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KULANAMU
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 28 Juni 2016
Judul Skripsi : PERANCANGAN PUSA PAMERAN
DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KUALANAMU
Nama Mahasiswa : Ananda Halomoan Harahap
Nomor Pokok : 110406098
Program Studi : Arsitektur
Tanggal Lulus : 28 Juni 2016
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Amy Marisa, ST, MSc, Ph.D NIP.198001042003122004
Kordinator Skripsi,
Telah diuji pada
Tanggal: 28 Juni 2016
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Ir. Basaria Talarosha, MT Anggota Komisi Penguji : 1. Amy Marisa, ST, MSc, Ph.D
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama : Ananda Halomoan
NIM : 11 0406 098
Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kulanamu
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
No. Status
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, 15 Juli 2016
Koordinator Skripsi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjadi sumber kekuatan, dan inspirasi selama pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Adapun judul tugas akhir ini adalah “Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu (Arsitektur Metafora)” dan merupakan syarat yang di wajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada Kesempatan ini, dengan tulus penulis menyampaikan rasa hormat dan terimasih kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
Ibu Amy Marisa, ST, M.Sc, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing atas kesediaan dan kesabaran dalam membimbing, memotivasi, mengarahkan dan waktu yang beliau berikan kepada penulis.
Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT. Dan Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.
Bapak Ir.N.Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Departmen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Bapak dan Ibu dosen dan staff Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Teristimewa kepada Ayahanda Dr.Martua Pangidoan Harahap dan Ibunda Yulisa Pafan, tercinta atas doa dan dukunganya baik secara moril dan materil, dan kepada abang dan adik saya.
Teman-teman angkatan 2011; Dimas, Fairuz, Agung, Habib, Fithrul, Aziz, Nugraha, Agus, Wicak, Febri, Kevin, dan Renita Riskanauli yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih baik dan indah.
Teman-teman kelompok PA6 : Dani, Verdi, Ridwan, Erik, Gospel, dan Mahrani yang selalu bersama-sama berjuang dalam menghadapi tugas ini dan terikasi atas kerjasamanya.
menyempurnakan skripsi ini kedepanya dan penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang di khususkan dalam bidang dan lingkup Departemen Arsiktetur USU.
Medan, 28 Juni 2016
Ananda Halomoan Harahap
DAFTAR ISI
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis ... 12
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan ... 13
2.2.4. Studi Banding Aerotropolis... 14
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis ... 18
2.3. Lokasi ... 20
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 21
2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi ... 22
2.4. Tinjauan Fungsi ... 25
2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 25
2.4.2. Deskripsi Prilaku ... 30
2.4.3. Kebutuhan Ruang ... 31
2.4.5. Studi Banding Arsitektur Dengan Fungsi Sejenis ... 39
2.5. Elaborasi Tema ... 41
2.5.1. Pengertian Tema... 41
2.5.2. Interpretasi Tema ... 42
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 43
2.5.4. Studi Banding Arsitektur Dengan Tema Sejenis ... 43
2.6. Kesimpulan ... 47
3.2.3. Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 49
3.3. Rancangan Analisis Data ... 50
3.4. Lokasi Perancangan ... 50
3.4.1. Pemilihan Lokasi Perancangan ... 52
3.4.2. Lokasi Perancangan Terpilih... 53
4.3. Analisa Fungsional ... 67
5.3. Konsep Perancangan Bangunan ... 116
5.3.1. Konsep Tata Ruang Dalam ... 116
5.3.2. Konsep Bentuk dan Estetika Bangunan ... 121
5.4. Konsep Perancagan Struktur Bangunan ... 122
5.4.1. Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi ... 122
5.4.2. Konsep Pemilihan Jenis Strutur, Bahan dan Sistem Konstruksi ... 123
5.4.3. Konsep Metode Membangun dan Tahapan Membangun ... 126
5.5. Konsep Perencanaan Utilitas Bangunan ... 130
5.5.1. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih ... 130
5.5.3. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran ... 130
5.5.4. Konsep Sistem Elektrikal ... 130
5.5.5. Konsep Sistem Tranportasi Vertikal ... 131
BAB VI. HASIL PERANCANGAN ARSIKTEKTUR 6.1. Gambar Bestek Hasil Perancangan ... 133
6.1.1. Poster Konsep Bentukan Massa ... 135
6.1.2. Interior ... 140
6.1.3. Siteplan ... 141
6.1.4. Groundplan ... 142
6.1.5. Denah Galeri Kerajinan Tangan... 143
6.1.6. Denah Kantor Pengelola ... 144
6.1.7. Denah Pusat Oleh-Oleh ... 147
6.1.8. Potongan Galeri Kerajinan Tangan ... 151
6.1.9. Potongan Kantor Pengelola ... 152
6.1.10. Potongan Pusat Oleh-Oleh ... 153
6.1.11. Tampak Galeri Kerajinan Tangan ... 154
6.1.12. Tampak Kantor Pengelola ... 155
6.1.13. Tampak Pusat Oleh-Oleh ... 156
6.1.14. Rencana Pembalokan Galeri Kerajinan Tangan ... 157
6.1.15. Rencana Pembalokan Kantor Pengelola ... 158
6.1.16. Rencana Pembalokan Pusat Oleh-Oleh ... 161
6.1.17. Rencana Pondasi Galeri Kerajinan Tangan... 165
6.1.18. Rencana Pondasi Kantor Pengelola ... 166
6.1.19. Rencana Pondasi Pusat Oleh-Oleh ... 167
6.1.20. Gambar Kerja Workshop ... 168
6.1.21. Potongan Fasad ... 170
6.1.22. Rencana Atap Galeri Kerajinan Tangan ... 171
6.1.23. Rencana Atap Kantor Pengelola ... 172
6.1.24. Rencana Atap Pusat Oleh-Oleh ... 173
6.1.25. Rencana White Water ... 174
6.1.26. Rencana Grey Water ... 180
6.1.28. Rencana Elektrikal ... 192
6.1.29. Rencana Kebakaran ... 200
6.1.30. Rencana AC dan Telepon... 208
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skematik Desain Aerotropolis John Kasarda ... 10
Gambar 2.2 KLIA Aerotropolis ... 14
Gamabr 2.3 Perencanaan KLIA Aerotropolis ... 15
Gambar 2.4 Perencanaan Songdo ... 16
Gambar 2.5 KKOP Kualanamu ... 20
Gambar 2.6 Alternatif Site Jln. Bandara Kualanamu ... 22
Gambar 2.7 Alternatif Site Jln. Batang Kuis ... 23
Gambar 2.8 Jarak Pandang Mata Terhadap Objek Pamer ... 36
Gambar 2.9 Jarak Pandang Mata Terhadap Lukisan ... 37
Gambar 2.10 Kemampuan Gerak Anatomi Manusia ... 37
Gambar 2.11 Penyaringan Sinar Matahari ... 38
Gambar 2.12 Sistem Pencahayaan Buatan ... 38
Gambar 2.13 Pintu Gerbang Kawasan Wisata Kasongan ... 39
Gambar 2.14 Hasil Kerajinan Tangan dari Desa Wisata Krebet ... 39
Gambar 2.15 Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi ... 40
Gambar 2.16 Motif Kain Batik Gorga Batak ... 43
Gambar 2.17 Sydney Opera House ... 44
Gambar 2.18 Stasiun TGV ... 44
Gambar 2.19 E.X Plaza Indonesia ... 45
Gambar 3.1 Batasan-Batasan Site ... 54
Gambar 4.1 Lokasi Proyek ... 55
Gambar 4.2 Tata Guna Lahan ... 57
Gambar 4.3 Analisa Batasan Site... 58
Gambar 4.4 Analisa Skyline Tapak ... 59
Gambar 4.5 Analisa Pencapaian Site ... 60
Gambar 4.6 Analisa View Kedalam Site ... 61
Gambar 4.7 Analisa View Keluar Site ... 62
Gambar 4.8 Analisa Matahari ... 63
Gambar 4.9 Analisa Vegetasi ... 64
Gambar 4.11 Analisa Kebisingan ... 66
Gambar 5.1 Konsep Penerapan Batik Gorga ... 106
Gambar 5.2 Alur Konsep Penerapan Tema Peletakkan Bangunan... 107
Gambar 5.3 Alur Konsep Penerapan Tema Peletakkan Workshop ... 107
Gambar 5.4 Hasil akhir Penerapan Tema ... 108
Gambar 5.5 Alur Konsep Massa Galeri ... 109
Gambar 5.6 Alur Konsep Massa Pusat Oleh-Oleh ... 110
Gambar 5.7 Alur Konsep Massa Kantor Pengelola ... 111
Gambar 5.8 Alur Pencapaian Masuk Pusat Pameran ... 112
Gambar 5.9 Zoning Perletakkan Massa Bangunan ... 113
Gambar 5.10 Sirkulasi Servis ... 114
Gambar 5.11 Sirkulasi Pengunjung ... 115
Gambar 5.12 Zona Parkir Kawasan ... 115
Gambar 5.13 Zoning Ruang Dalam Galeri ... 116
Gambar 5.14 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.1 ... 117
Gambar 5.15 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.2 ... 118
Gambar 5.16 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.3 ... 118
Gambar 5.17 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.4 ... 119
Gambar 5.18 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 1 ... 120
Gambar 5.19 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 2 ... 120
Gambar 5.20 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 3 ... 121
Gambar 5.21 Bentukan Massa Bangunan ... 121
Gambar 5.22 Struktur Rigid Frame ... 123
Gambar 5.23 Detail Pondasi Telapak ... 124
Gambar 5.24 Detail Sloof ... 124
Gambar 5.25 Detail Dinding ... 125
Gambar 5.26 Detail Plat Lantai ... 125