• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA SISWA SMP KELAS VIII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA SISWA SMP KELAS VIII."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA

SISWA SMP KELAS VIII

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH :

CHRISTIAN ARIEF JAYA

NIM. 8146121003

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

i ABSTRACT

CHRISTIAN ARIEF JAYA. NIM. 8146121003. The Effects Of Inquiry Learning Model and Critical Thingking Ability to Learning Outcomes of Students Grade VII at SMP Swasta Jambi Medan in IPS Terpadu Studying. Thesis. Educational Technology Study Program. Postgraduate, State University of Medan.

(5)

ii ABSTRAK

CHRISTIAN ARIEF JAYA. NIM. 8146121003. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa SMP Kelas VIII. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik. Tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan

mendapatkan gelar Magister Pendidikan Pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa, dalam menyelesaikan tesis ini ada peran serta

dari beberapa pihak yang turut campur, baik bantuan dari segi moril maupun

materil. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang

diberikan, sehingga penulis dapat bekerja dengan baik untuk menyelesaikan tesis

ini.

Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan kepada Prof. Dr.

Sahat Siagian, M. Pd sebagai Pembimbing I, dan Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.

Pd sebagai Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan

tesis ini. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Prof. Dr. Effendi

Napitupulu, M. Pd, Dr. Edward Purba, M. A, dan Dr. Syamsidar Tanjung, M. Pd,

sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan masukan masukan dan

(7)

iii

Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Syahwal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

beserta seluruh staf yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam

studi

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi

dalam menyelesaikan studi penulis

3. Dr. R. Mursid selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan

kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis

4. Drs. Roland Siregar, S.E, M.Min, selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Jambi

Medan yang telah memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis

dalam melakukan penelitian

5. Ayah Mantho Sihombing dan Ibu Nurhidayah Pakpahan tercinta yang penuh

kasih sayang dan kesabaran mengantarkan penulis menuju cita-cita yang tak

pernah terbayangkan, dukungan serta doa adalah kekuatan bagi penulis dalam

menyelesaikan studinya

6. Vista Gustina Simanungkalit calon isteri penulis, yang selalu ada untuk

membantu penulis dengan sepenuh hati sehingga mengantarkan penulis untuk

menyelesaikan tesis dan studinya

7. Seluruh teman angkatan XXIV/A-2 Program Studi Teknologi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan: Roni Antonius Sitanggan,

Retno Marindra Purba, Nicholas Manurung, Emri Ardi, Febrian Arifin, Sehat

(8)
(9)

vi

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar IPS Terpadu ... 13

2. Hakekat Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 18

b. Model Pembelajaran Inkuiri….………... 25

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri… 33 d. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)... 33

e. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)……….. 36

f. Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) ... 37

g. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Termodifikasi (Modified Free Inquiry)……… 41

3. Kemampuan Berpikir Kritis ... 41

B. Penelitian Yang Relevan ... .. 46

C. Kerangka Berpikir ... 48

(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 54

B. Populasi dan Sampel ... 54

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian …….. 55

1. Variabel Penelitian... 55

2. Devenisi Operasional Variabel Penelitian ... 56

D. Jenis Dan Desain Penelitian ... 59

E. Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... 60

F. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian... 63

1. Teknik Pengumpulan Data ... 63

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 86

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 91

D. Temuan Penelitian ... 95

E. Pembehasan Hasil Penelitian ... 102

F. Keterbatasan Penelitian ... 109

(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

1.1 Hasil Belajar Ujian Akhir Semester IPS Terpadu Siswa

Kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan ………. 4

2.1 Model – Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi … 20 2.2 Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi) ……….... 21

2.3 Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial……….. 22

2.4 Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku ………. 23

2.5 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri ………... 27

2.6 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inkuiri ……….. 28

2.7 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inkuiri ……… 29

2.8 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………… 35

2.9 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ………… 35

2.10 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ... 38

2.11 Tabel Prinsip reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ………. 39

2.12 Tabel Prinsip reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ………. 40

2.13 Indikator Berpikir Kritis ……….... 45

3.1 Jumlah Populasi ………... 54

3.2 Jumlah Sampel ………... 55

3.3 Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 (ANAVA Two Way) ………… 59

3.4 Daya Pembeda ………... 68

4.1 Distribusi frekuensi Skor Hasil Belajar IPS pada kelas model pembelajaran inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ……… 73

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifided Free Inquiry) ………... 74

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 76

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 77

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan kemampuan berpikir kritis tinggi …….. 79

(12)

viii

No Uraian Halaman

4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan

kemampuan berpikir kritis rendah ………. 85 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ………... 87 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Data ………. 90 4.11 Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ………... 91 4.12 Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar IPS Terpadu ………… 92 4.13 Rangkuman hasil Perhitungan Uji Scheffe ……… 97

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Halaman

4.1 Histogram Skor hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) ……….. 73 4.2 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) ………... 75 4.3 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ………. 76 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ………... 78 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi …. 80 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Kelas

Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing

(Guided Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah … 82 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan

Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ………... 84 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas

Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan

Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ………. 86 4.9 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Halaman

1. Silabus ……… 117

2. RPP Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ……… 119

3. RPP Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modefided Free Inquiry) ……….. 135

4. Instrumen Hasil Belajar IPS Terpadu ……….... 157

5. Sebaran Uji Coba Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 168

6. Uji Validitas Butir Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ……… 170

7. Uji Reliabelitas Tas Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 171

8. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar IPS ……… 172

9. Uji Daya Beda Butir Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 174

10. Angket Kemampuan Berpikir Kritis ……….. 176

11. Hasil Angket Kemampuan Berpikir Kritis ………... 181

12. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ………. 183

13. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifided Free Inquiry) …………. 186

14. Data Hasil Belajar IPS Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi 189 15. Data Hasil Belajar IPS Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Rendah 192 16. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 195

17. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 198

18. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifeded Free Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 201

19. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifeded Free Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 204

20. Uji Normalitas Variabel Penelitian ……….... 207

21. Uji Homogenitas Varians Data ……….. 217

22. Perhitungan ANAVA ……… 221

23. Uji Scheffe ………. 225

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara,

hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Negara sendiri memiliki cita – cita yang mulia dalam pendidikan

seperti yang tertuang dalam Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan

pengertian: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Perkembangan pendidikan pada era globalisasi saat ini harus berintikkan pada

inovasi - inovasi yang baru sebab perubahan zaman selalu memunculkan

tantangan-tantangan yang baru. Sehingga siswa dituntun untuk lebih mengembangkan

kemampuannya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Dalam tuntutan Kurikulum KTSP seperti yang dikutip dalam Mulyasa

(2006 : 22) adalah sebagai berikut :

(16)

2

Dengan demikian Kurikulum pun memiliki harapan bahwa sekolah

diberikan kebebasan untuk berinovasi mengembangkan kurikulum sesuai dengan

keadaan sekolahnya. Dengan kata lain guru menjadi ujung tombak pencapaian

tujuan kurikulum. Dengan inovasi – inovasi guru mengajar tentu hasil belajar pun

tentu meningkat sampai batas target yang ditentukan dalam ketuntasan hasil

belajar.

Untuk mencapai tujuan di atas tentu guru haru memiliki keprofesionalan

dalam mengajar. Supriadi (2003:14) mengutip laporan dari Jurnal “Educational

Leadership” bahwa guru profesional dituntut memiliki lima hal. Pertama, guru

mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai

secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya serta cara

mengajarkannya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa

melalui berbagai teknik evaluasi dan pengamatan perilaku. Keempat, guru mampu

berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari

pengalamannya. Kelima, guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat

belajar dalam lingkungan profesinya. Berdasarkan analisis di atas berarti guru

profesional mengambil peranan yang kompleks dalam pembelajaran. Karena guru

yang profesional mampu menyesuaikan kondisi apapun untuk dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Itulah harapan – harapan dalam dunia

pendidikan dewasa ini.

Untuk membuktikan apakah harapan – harapan di atas telah terlaksana

dengan baik di tiap sekolah, peneliti melakukan satu observasi terhadap satu mata

(17)

3

tingkatan SMP. Dalam kurikulum tingkat SMP mata pelajaran IPS Terpadu

bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial

di masyarakat dan mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi di lingkungan

masyarakat.

Etin Solihatin dan Raharjo (2011: 15) menyatakan bahwa “pembelajaran

IPS Terpadu diharapkan memberikan pemahaman tentang sejumlah konsep dan

mengembangkan nilai sikap, nilai, moral, dan keterampilan”. Mata pelajaran IPS

Terpadu mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS Terpadu memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS

Terpadu, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata

pelajaran IPS Terpadu disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam

proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat.

Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Untuk

melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar IPS Terpadu, peneliti mengambil data

hasil belajar siswa dari salah satu sekolah yang peneliti teliti. Sekolah sasaran

peneliti yaitu SMP Swasta Jambi Medan. Berdasarkan DKN (Daftar Kumpulan

Nilai) yang diperoleh dari PKS (Pembantu Kepala Sekolah) I sekolah tersebut

(18)

4

Tabel 1.1. Hasil Belajar Ujian Akhir Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan

No Tahun Ajaran Terendah Nilai Tertinggi Nilai Nilai Rata-rata Ketuntasan Persentase

1 2013 – 2014 40 79 67,9 65,35 %

2 2014 – 2015 42 82 69,7 67,76 %

Sumber: Daftar nilai guru mata pelajaran IPS TERPADU Terpadu kelas VIII

Berdasarkan hasil belajar di atas terdapat beberapa permasalahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) I Kurikulum

di sekolah tersebut masalah yang dihadapi sekolah terkait hasil belajar adalah nilai

ketuntasan yang belum mencapai target. Sekolah sendiri memiliki KKM yang sudah

ditentukan yakni 70, dengan persentase ketuntasan hasil belajar mencapai 100 %.

Sehingga peneliti menemukan masalah disekolah tersebut adalah hasil belajar yang

belum mencapai target yang ditetapkan sekolah sesuai tuntutan kurikulum. Selain itu

peneliti menemukan masalah lain, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

siswa, peneliti menemukan bahwa kebanyakan siswa menyatakan bahwa belajar IPS

Terpadu itu membosankan, sehingga kurang memotivasi siswa untuk meningkatkan

hasil belajarnya.

Peneliti melakukan observasi dengan mengambil beberapa RPP guru IPS

Terpadu di sekolah tersebut. Ternyata guru di sekolah tersebut lebih banyak

menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu metode ceramah.

Sehingga pembelajaran yang terbentuk menjadi satu arah atau lebih dikenal dengan

teacher center. Padahal menurut teori belajar Vigotsky (Salkind, 2004:278)

berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu dengan orang-orang

lain, merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan

(19)

5

umumnya muncul dalam kerja sama antarsiswa sebelum fungsi mental yang lebih

tinggi terserap. Tugas guru yaitu menyediakan atau mengatur lingkungan belajar

siswa, dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan

dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap siswa bisa berkembang secara

maksimal dalam zona perkembangan masing-masing. Teori belajar Vigotsky

merupakan bagian kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah

melalui bekerja kelompok kecil. Melalui kelompok ini siswa saling berdiskusi

memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide dan temuan

sehingga dapat disimpulkan. Guru dalam proses ini hanya membantu proses

penemuan jawaban jika terjadi sesuatu kesulitan atau yang lebih dikenal dengan

student center.

Berdasarkan teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus

memiliki inovasi – inovasi baru dalam pembelajaran. Metode yang monoton tidak

bisa lagi menjadi acuan seperti yang selama ini digunakan yakni metode ceramah.

Guru harus dapat menggunakan model pembelajaran yang baru. Teori belajar

Vigotsky juga diperkuat oleh David Ausubel (Suparman, 2012:27) menyatakan

kegiatan belajar harus bermakna (meaningful learning) jika siswa mencoba

menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Reigeluth juga menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh interaksi antara

model pembelajaran dengan kondisi dalam proses pembelajaran tersebut. Jadi

dapat dikaitkan bahwa metode ceramah yang secara terus menerus menyebabkan

siswa cepat bosan dan proses belajar tidak menyenangkan. Sehingga metode

(20)

6

kompleks di mana di dalamnya terdapat semua unsur yang dibutuhkan dalam

pembelajaran.

Berdasarkan masalah – masalah yang diuraikan di atas peneliti menduga

bahwa apa yang diharapkan pada harapan – harapan sebelumnya belum tercapai di

sekolah tersebut. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut. Tujuannya agar harapan – harapan yang dituntut dalam pendidikan

terlaksana di sekolah yang menjadi objek penelitian. Dengan demikian tuntutan

kurikulum terlaksana dan hasil belajar yang menjadi patokan ketuntasan belajar

memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan sesuai harapan sekolah dan

harapan kurikulum. Sehingga apa yang menjadi masalah – masalah di sekolah

tersebut dapat dipecahkan. Salah satu masalahnya adalah metode ceramah harus

diganti, bukan berarti model ini tidak dipakai tetapi harus diganti agar kondisi

belajar bervariasi dan menumbuhkan stimulus kepada siswa untuk meningkatkan

hasil belajarnya dengan menggunakan model yang baru.

Ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan dalam

pembelajaran IPS Terpadu. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan

pembelajaran IPS Terpadu dan model pembelajaran yang baru adalah model

pembelajaran inkuiri. Model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad

Suchman pada tahun 1962. Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris, yaitu “to

inquire”. Dalam Oxford Dictionary, sama dengan enquire atau enquiry yang

artinya ask somebody for information about something, request for information

about something; investigation atau act of asking questions or collecting

(21)

7

bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.

Piaget beranggapan model inkuiri adalah pembelajaran yang mempersiapkan

situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin

melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mencari jawaban atas

pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang

lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya

seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang

berawal dari keingin tahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce

(2000) menyatakan bahwa “ The general goal of inquiry training is to help

students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise questions

and search out answers stemming from their curiosity”. Dalam pembelajaran

inkuiri diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung dalam proses kegiatan

belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dan

mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Model pembelajaran inkuiri mencakup Inkuiri Terbimbing (guided inquiry

approach), Inkuiri Bebas (free inquiry approach) dan Inkuiri Bebas yang

Dimodifikasikan (modified free inquiry approach). Dalam penelitian ini peneliti

menitik beratkan penelitiannya pada Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) dan

Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modifieded free inquiry) karena Inkuiri

Terbimbing (guided inquiry) dalam pelaksanaanya menitikberatkan pada

(22)

8

pembelajaran inkuiri, sedangkan Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modifieded

free inquiry) guru hanya sebagai pengawas karena dalam pelaksanaan model

pembelajaran inkuiri tersebut seluruh tahapan sudah tersusun, sedangkan siswa

yang memiliki langkah sendiri dalam pelaksanaan inkuirinya. Model

pembelajaran Inkuiri tipe Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) dan Inkuiri Bebes

Termodifikasi (modifieded free inquiry) diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa secara signifikan.

Penelitian ini juga menggunakan kemampuan berpikir kritis sebagai

variable moderat karena kemampuan berpikir kritis dapat memberi kelancaran

proses pembelajaran dalam model pembelajaran inkuiri. Dengam kemampuan

berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah menganalisis penemuan mereka

berdasarkan teori pendukung yang mungkin membantu untuk menemukan hal

baru dalam menyelesaikan jawaban yang diberikan guru. Kemampuan berpikir

kritis dapat menunjang siswa untuk berpikir rasional dengan teori yang ada dan

teori yang baru sehingga dapat kita temukan jawaban yang baru atas jawaban dari

pertanyaan yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas penulis hendak meneliti Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap Hasil

Belajar IPS Terpadu SMP Kelas VIII. Model Pembelajaran Inkuiri sebagai

variable independen. Kemampuan berpikir kritis sebagai variable moderator dan

(23)

9

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut: (1) Faktor

– faktor apa saja yang mendukung untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu

pada siswa SMP kelas VIII ?(2) Model pembelajaran Inkuiri apa yang paling tepat

untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?(3) Model pembelajaran inkuiri apa yang

paling berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar ? (4) Apakah

terdapat pengaruh kemampuan berpikir terhadap peningkatan hasil belajar ? (5)

Model pembelajaran Inkuiri mana yang lebih cocok dengan kemampuan berpikir

kritis ? (6) Adakah interaksi antara model pembelajaran inkuiri dengan kemampuan

berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP kelas VIII ?

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pembatasan

masalah penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Tipe Inkuiri

Terbimbing (Guide Inquiry) dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified free Inquiry) pada

siswa kelas VIII di SMP Swasta Jambi Medan T.P 2016/2017. Dengan

memperhatikan pengaruh variable moderator yaitu kemampuan berpikir siswa pada

(24)

10

D.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar dengan Model

pembelajaran Inkuiri dengan Tipe Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)

lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan Model pembelajaran

Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified free Inquiry) di kelas

VIII SMP Swasta Jambi Medan ?

2. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang kemampuan

berpikir kritis rendah di kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan ?

3. Apakah terdapat interaksi antara Model Pembelajaran Inkuiri dan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar

siswa ?

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang pengaruh model pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap

hasil belajar IPS Terpadu, sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa

yang diajarkan menggunakan Model pembelajaran Inkuiri dengan Tipe

Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) lebih tinggi dari pada siswa yang

(25)

11

Termodifikasi (Modified free Inquiry) di kelas VIII SMP Swasta Jambi

Medan.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa

yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada

siswa yang kemampuan berpikir kritis di kelas VIII SMP Swasta Jambi

Medan.

3. Untuk mengetahui interaksi antara Model Pembelajaran Inkuiri dan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar

siswa.

F.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya pada

pembelajaran IPS Terpadu yang berkaitan dengan model pembelajaran,

kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar. Selain itu, penelitian ini dapat

bermanfaat untuk menambah sumber kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai

bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut pada masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat melibatkan siswa

(26)

12

b. Bagi Guru

Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan informasi keefektifan penggunaan model pembelajaran dalam materi

menghargai hidup. Dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dan efektif serta

sesuai dengan kemampuan berpikir.

c. Bagi Kepala Sekolah

Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk melengkapi model pembelajaran guna mendukung

setiap proses pembelajaran di SMP Swasta Jambi Medan. Dan juga sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan guru IPS Terpadu dalam

menggunakan model pembelajaran sesuai dengan kemampuan berpikir.

d. Bagi Dinas Pendidikan

Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk pengembangan model-model pembelajaran yang dapat

digunakan guru dalam mengajar di kelas. Dan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru khususnya dalam

penggunaan model pembelajaran inkuiri.

e. Bagi Peneliti

Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat menjadi

pembelajaran dalam penulisan penelitian ilmiah untuk mengembangkan

(27)

110 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan :

1. Hasil belajar IPS TERPADU pada kelas model pembelajaran inkuiri

terbimbing (guided inquiry) lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu

padakelas model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (modifided free

inquiry) pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten

Medan Tembung. Hal ini dipengaruhi oleh peran serta guru yang menjadi

fasilitator yang selalu membimbing siswa dalam pemecahan masalah pada

pembelajaran.

2. Hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir

kritis tinggi lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis rendah pada siswa SMP Swasta Jambi

Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Hal ini dipengaruhi

bahwa unsur – unsur kemampuan berpikir kritis tinggi dapat meningkatkan

hasil belajar.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir

kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP Swasta Jambi

Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Untuk model

(28)

111

111

kemampuan berpikir kritis tinggi. Karena model pembelajaran inkuiri harus

diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis tinggi yang dimilki siswa.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, diantaranya :

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar IPS

Terpadu pada kelas model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)

lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu padakelas model pembelajaran

inkuiri bebas termodifikasi (modifided free inquiry) pada siswa SMP Swasta

Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Untuk itu perlu

dilakukan upaya pengembangan pembelajaran dikelas dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk tingkat SMP siswa kelas VIII.

Hasil yang ditemukan peneliti berbeda, dengan hasil peneliti lainnya. Tapi

perlu diingat keberhasilan model inkuiri terbimbing terletak pada peran guru

yang dapat menstimulus siswa untu dapat meningkatkan hasil belajar mereka

walaupun siswa tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Dengan

model inkuiri terbimbing siswa yang berkemampuan berpikir kritis tinggi

dapat lebih mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih baik.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar IPS

Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih

(29)

112

112

berpikir kritis rendah pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan

Bantan Kabupaten Medan Tembung. Dengan begitu model pembelajaran

inkuiri dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apabila siswa yang menerima

pembelajaran tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi.

Kemampuan berpikir kritis memiliki unsur yang dibutuhkan dalam proses

inkuiri. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri yang baik dapat

dilakukan apabila siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi.

Kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat ditingkatkan agar model

pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi yang lain.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat interaksi

antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis terhadap

hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan

Bantan Kabupaten Medan Tembung. Model pembelajaran inkuiri merupakan

model pembelajaran yang mengutamakan proses penemuan jawaban yang

ilmiah, sehingga pada saat perumusan hipotesis, siswa yang berkemampuan

berpikir kritis mengambil peranan aktif dengan bantuan guru. Kemampuan

berpikir kritis merupakan karekteristik siswa yang perlu ditingkatkan

kemampuananya. Dengan kemampuan berpikir kritis tinggi model

pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan baik. dengan begitu guru juga

harus dapat menstimulus siswa untuk bisa meningkatkan kemampuan berpikir

(30)

113

113

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa perlu

dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran di kelas dapat

dilakukan dengan : (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran

inkuiri pada beberapa materi pelajaran IPS Terpadu, (b) pihak sekolah harus

menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model

pembelajaran inkuiri tersebut, (c) melakukan pelatihan penggunaan model

pembelajaran inkuiri pada guru yang belum pernah melakukannya sebelumnya

supaya penelitian yang sejenis dapat diterapkan pada mata pelajaran ang lain.

2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis tinggi pada siswa perlu

dilakukan upaya sebagai berikut : (a) mengelompokkan siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah untuk menentukan model

pembelajaran inkuiri yang tepat, (b) perlu sesekali mengundang psikolog

untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, (c)

sekolah memfasilitasi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

(31)

114

114

3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil belajar

siswa ditinjau dari penggunaan model pembelajaran inkuiri dan kemampuan

berpikir kritis siswa. Untuk itu peneliti harus menuangkan hasil penelitiannya

kedalam jurnal nasional maupun jurnal internasional agar dapat memberikan

kontribusi bagi para peneliti untuk meneliti hal yang sama. Karena melalui

jurnal pendidikan peneliti – peneliti yang lain dapat menambah pengetahuan

(32)

114

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Awan Mutakin .1998. Pengajaran IPS di Sekolah . Tidak Dipublikasikan

Cleaf,D.W. V.1991. Action in Elementary Social Studies. USA: Allyn &Bacon

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Ennis, Robert H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of

Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois.

(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic

alThinking_51711_000.pdf. diakses 28 april 2016).

Elok Nur Fauzia. 2014. "Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Ilmiah Pada Topik Kacamata Dan Lup" .(Tesis). Jakarta. PPs UNJ

Etin Solihatin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS, Bumi Aksara, Jakarta

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : Grasindo

I. D. Kurniawati, Wartono, M. Diantoro. 2014. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2014) 36-46. (E-mail: inungdiah@yahoo.co.id diakses 25 Mei 2016)

Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2008. Models of Teaching (Ed. 5th). Unites States

of America : Allyn & Bacon

Krathwol, DR. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory

Into Practice, (Online), 41 (4): 213-218, (http://www.unco.edu), diakses 22 April 2016.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :

Kencana

(33)

115

Nurkhamid. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran CTL Inkuiri Bebas

Termodifikasi Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Prestasi BelajarSiswa Ditinjau Dari KreativitasSiswa Dan Kemampuan Verbal. (Tesis). Jakarta. PPs Universitas Sebelas Maret

Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Amitya Kumara.

2008. (Ed. 6 Jilid 2). Jakarta : Erlangga

Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior : Concepts, Controversies, Applications (7mEd.). Prentice-Hall International, Inc.

Ratnawati, Dewi. 2008. Penyusunan Langkah-langkah Pembelajaran.

(

https://www.academia.edu/8944202/Penyusunan_Langkah-Langkah_Pembelajaran, diakses pada 28 Juni 2016)

Romiszowski, A.J. 1981. Designing Instructional System: Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan Page Schmeck, RR 1987. Learning Strategy and Learning Style New York. Plenum Press.

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku1). Yogyakarta : FIP IKIP

Salkind, N.J. (2004). An introduction to theories of human development. London: Sage Publications, Inc. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education (Online)Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 ISSN 2407-7925

(http://idealmathedu.p4tkmatematika.org, diakses 23 Maret 2016)

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta

Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana, N. 2002. Penilaian hasil dan Proses Hasil Belajar. Bandung : Remaja

Rosdakarya

(34)

116

Suparman. A. M .2012. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan: Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Supriadi. 2013 Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)Sertifikasi Guru

Dalam Jabatan Tahun 2008. Universitas Negeri Semarang

Sukmawati . 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan

Media Powerpoint Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus Siswa SMK Kelas X. (Tesis). Medan: Program Pascasarjana Unimed

Sutrisno, 2006. Pengaruh model pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil

belajar kimia siswa (tesis), Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu

Gambar

Tabel Prinsip reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Bebas
Tabel 1.1. Hasil Belajar Ujian Akhir Semester IPS Terpadu Siswa Kelas

Referensi

Dokumen terkait

17 Kecamatan sambungmacan paling banyak digunakan untuk istirahat pengemudi dan awak truk, karena merupakan wilayah paling timur dari kabupaten Sragen yang berbatasan langsung

Apakah saudara-saudara mengaku bahwa berdasarkan kasih Allah yang tidak berhingga, sudahlah Ia mengaruniakan kita anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus yang dengan

[r]

Bullying dan perilaku tidak menyenangkan yang didapatkan di tempat kerja merupakan salah satu gambaran kondisi di tempat kerja yang berpengaruh terhadap

DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB.. EKO

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, 2011-2013

Setiap pengemudi kendaraan bermotor pada saat menjalankan / mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tidak diijinkan melebihi kecepatan maksimum sebagaimana yang

tidak langsung berhubungan dengan laju pertumbuhan uang beredar yang. sering dikaitkan dengan tingkat inflasi (Widodo,