• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE

NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA

KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI

BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE

TAHUN AJARAN 2016/2017

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

FERNANDO BANCIN

5123111017

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Fernando Bancin. NIM 5123111017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Example Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Teknik – Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Balige dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Example Non Example. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 33 orang.

Dari data hasil uji coba instrumen yang dilakukan pada siklus I diperoleh 30 soal yang valid dari 35 soal, dimana dari ke-30 soal ini diperoleh indeks kesukaran : 9 soal mudah dan 21 soal sedang, daya beda soal diperoleh 10 soal cukup dan 20 soal baik, uji reabilitas soal diperoleh 0,92 (sangat Tinggi) dan pada siklus II diperoleh 28 soal yang valid dari 35 soal, diperoleh indeks kesukaran : 2 soal mudah, 25 soal sedang dan 1 soal sulit, daya beda soal diperoleh 5 soal cukup dan 23 soal baik, uji reabilitas soal diperoleh 0,91 (sangat Tinggi).

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planing), tindakan

(acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik

pengumpulan data dengan observasi dan tes hasil belajar. Pada siklus I mempelajari tentang jenis-jenis kayu, tingkat keawetan kayu dan tingkat kekuatan kayu sebagai bahan bangunan. Pada siklus II mempelajari tentang sifat-sifat fisik kayu dan sifat-sifat mekanisme kayu sebagai bahan bangunan.

(6)

ii

signifikan α = 0,05 dan dk = 64. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Ilmu Bahan bangunan pada siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton SMK Negeri 1 Balige.

(7)

iii

ABSTRACT

Fernando Bancin. NIM 5123111017. Application of Cooperative Learning Model Example Non Example To Improve Learning Activities and Learning Outcomes Sciences Building Materials in X Class Expertise Program Of Engineering Construction Concrete Stone SMK Negeri 1 Balige School Year 2016/2017. Thesis. Faculty of Engineering - State University of Medan. 2016.

This research aims to improve the learning activities and learning outcomes in X Class Expertise Programs Of Engineering Construction Concrete Stone SMK Negeri 1 Balige by applying Cooperative Learning Model with was obtained 0.92 (very high) and the second cycle obtained 28 about valid from 35 a matter of, the index difficulty: 2 about easy, 25 about medium and 1 difficult problem, the power different matter obtained 5 about enough and 23 about good, reliability test was obtained 0.91 (very High).

This research was conducted in two cycles and each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of stages of planning (planing), action (acting), observations (observating) and reflection (reflecting). The technique of collecting data through observation and tests of learning outcomes. In the first cycle to learn about the types of wood, the durability level of wood and the power level of wood as a building material. In the second cycle learn about the properties of wood physical and the properties of wood mechanism as a building material.

The results showed the students' learning activities at the end of the first cycle there are 17 students (51.52%) predicated Quite Active learners and the remaining 16 (48.48%) is still inactive, with the average value is 70.08 with the percentage of graduation 51.52%. In the second cycle increased to as much as 7 students (21.21%) predicated quite active, 25 students (75.76%) predicated learners active and 1 (3.03%), with the average value is 81.84 with a passing rate of 100%. From the results of t-test was performed on the Learning Activities data of the first cycle and Learning Activities of the second cycle was obtained by

price t count> t table is 9.756> 1.669 at significant level α = 0.05 and df = 64.

(8)

iv

0.05 and df = 64. Based on the results of this study concluded that with the application of cooperative learning model Example Non Example may increase the activity of learning and learning outcomes Sciences Building materials in X class expertise program of engineering construction concrete stone SMK Negeri 1 Balige.

(9)

vii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK

i

ABSTRACT

iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 7

C. Pembatasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 8

E. Tujuan Penelitian 9

F. Manfaat Penelitian 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 11

(10)

viii

2. Hakikat Aktivitas Belajar 16 a. Jenis-jenis Aktivitas Belajar 17 b. Ciri-ciri Aktivitas Belajar 19 c. Teknik Cara Belajar Siswa Aktif 20 3. Hakikat Model Pembelajaran Tipe Example Non Example 21

a. Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non

Example 22

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non

Example 24

4. Hakikat Ilmu Bahan Bangunan 25

B. Penelitian yang Relevan 33

C. Kerangka Konseptual 35

1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non

Example dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar 35 2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non

Example dapat Meningkatkan Hasil Belajar 37 D. Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 40 B. Subjek dan Objek Penelitian 40

H. Teknik dan Alat Pengumpul Data 51

1. Tes 51

(11)

ix

3. Uji Coba Instrumen 54

a. Kesahian Instrumen (Validitas Tes) 54

b. Uji Reliabilitas 56

c. Uji Tingkat Kesukaran 57

d. Uji Daya Beda 58

5. Teknis Analisis Data 63

a) Aktivitas belajar 63

b) Hasil belajar 64

I. Indikator Keberhasilan 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(12)

x

d. Tahap Pengamatan 83

e. Tahap Refleksi 86

C. Analisis Data Penelitian 87 1. Uji Normalitas aktivitas belajar 87 2. Uji Normalitas hasil belajar 87 3. Uji Homogenitas aktivitas belajar 88 4. Uji Homogenitas hasil belajar 88 5. Uji Hipotesis aktivitas belajar 89 6. Uji Hipotesis hasil belajar 89

D. Pembahasan Penelitian 90

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non

Example dapat meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran

Ilmu bahan bangunan 90

2. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non

Example dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Ilmu bahan bangunan 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan 93

B. Implikasi 94

C. Saran 96

DAFTAR PUSTAKA 97

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Ilmu Bahan Bangunan Kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton

5

Tabel 2.1 Jenis-jenis Kayu Indonesia 26

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Ilmu Bahan Bangunan 52

Tabel 3.3 Format Observasi Aktivitas Siswa 53

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Hasil Post Tes Siklus I 69

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus I 70

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siklus I 72

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siklus I 73

Tabel 4.5 Perolehan Nilai Hasil Post Tes Siklus II 80

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Post Test Siklus II 81

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siklus II 83

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Belajar Siklus II 84

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar 87

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 87

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar 88

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 44

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siklus I 71

Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Belajar Siklus I 74

Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus II 82

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Ilmu Bahan Bangunan 99

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 101

Lampiran 3 Materi Pembelajaran 109

Lampiran 4 Tes Hasil Belajar Siklus I 121

Lampiran 5 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 126

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 127

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar Siklus II 128

Lampiran 8 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 133

Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 134

Lampiran 10 Perhitungan Uji Instrumen Siklus I 135

Lampiran 11 Perhitungan Uji Instrumen Siklus II 143

Lampiran 12 Uji Normalitas 151

Lampiran 13 Uji Homogenitas 161

Lampiran 14 Uji Hipotesis 164

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 166

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 167

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 168

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 169

(16)

xiv

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan. Pendidikan juga memiliki tugas menciptakan kesempatan yang luas kepada setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal, sesuai potensi yang dimiliki dan sesuai dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa : “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”.

(18)

2

optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri.

Dalam aktifitas belajar, guru melaksanakan tugasnya yaitu baik sebagai perencana pengajaran, pelaksana pengajaran maupun sebagai evaluator pengajaran. Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan pada rancangan, pelaksanaan pembelajaran melalui perbaikan pada kondisi dan situasi belajar dan pembaharuan dalam bidang media pembelajaran yang memanfaatkan hasil-hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembelajaran yang harus diikuti dengan pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam memilih dan menggunakan model. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar.

Menyadari fungsi pendidikan dalam pembangunan nasional itu diwujudkan dan ditempuh melalui proses pembelajaran, baik didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan non formal misalnya lembaga-lembaga pelatihan seperti kursus menjahit, memasak, musik, kecantikan, komputer maupun teknisi dan lainnya. Sedangkan lembaga pendidikan formal seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi.

(19)

3

untuk terus berusaha dan semakin ditantang untuk meningkatkan hasil lulusan yang benar-benar mempunyai skil atau kemampuan dalm bidangnya masing-masing, sehingga lulusan SMK mampu bersaing dalam Era Globalisasi sekarang ini.

Sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum SMK dengan KTSP 2006 menurut pusdiknas (2006) yang menyebutkan bahwa, SMK bertujuan untuk : 1). Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja, mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan didunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan program dalam program keahlian yang dipilihnya. 2). Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berprogram, beradaptasi dilingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan 4). Membekali peserta didik dengan program-program yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

(20)

4

terampil, religius dan berakhlak mulia serta lulusannya mampu memasuki lapangan kerja, berkarir, berprogram sehingga mampu mengembangkan diri dalam menghadapi Era Globalisadi.

SMK bangunan memiliki mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik, salah satunya adalah Ilmu Bahan Bangunan. Dimana pembelajaran Ilmu Bahan Bangunan adalah penguasaan teoritis, sikap dan keterampilan dalam melaksanakan, merencanakan, memilih bahan dan memperbaiki bangunan. Ilmu Bahan Bangunan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dikelas X Teknik Konstruksi Batu Beton.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan proses belajar mengajar mata pelajaran ini. Beberapa diantaranya adalah kurangnya keaktifan peserta didik dalam menerima pembelajaran serta belum maksimalnya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, di mana pada saat proses pembelajaran masih berpusat kepada guru. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar.

(21)

5

Tabel 1.1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Ilmu Bahan Bangunan Kelas X

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton

Tahun Bahan Bangunan pada siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK N 1 Balige adalah 75. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data hasil belajar ilmu bahan bangunan masih kurang memuaskan dimana terdapat 41,40 % siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ilmu Bahan Bangunan sehingga mempengaruhi hasil belajar.

(22)

6

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dan berpikir kritis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang tepat adalah tipe Example Non Example. Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example adalah model yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh- contoh gambar yang disajikan. Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example

termasuk model pembelajaran aktif, karena model tersebut mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara yang satu dengan yang lain dan bekerjasama saling membantu dalam kelompok kecil. Adanya penggunaan model ini diharapkan siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan termotivasi untuk belajar dengan giat, cepat menyerap materi pelajaran terhadap materi ilmu bahan bangunan sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal.

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Example Non

Example diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mempelajari Ilmu Bahan

(23)

7

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik dan mempunyai keinginan mengetahui tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar sehingga peneliti mengadakan penelitian dengan judul : “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL

BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK

NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar ilmu bahan bangunan belum tercapai sesuai ketuntasan yang diharapkan.

2. Siswa kurang aktif ketika proses pembelajaran berlangsung.

3. Strategi pembelajaran yang digunakan masih berorientasi kepada guru (konvensional).

4. Kurangnya keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat atau ide pada saat proses pembelajaran.

5. Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

(24)

8

C. Pembatasan Masalah

Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah karena mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan, maka perlu dibuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example

dalam meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran ilmu bahan bangunan dengan materi pembelajaran jenis-jenis kayu dan sifat-sifat kayu sebagai bahan bangunan pada siswa kelas X semester 1 (ganjil) program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example

dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ilmu bahan bangunan dengan materi pembelajaran jenis-jenis kayu dan sifat-sifat kayu sebagai bahan bangunan pada siswa kelas X semester 1 (ganjil) program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

(25)

9

bahan bangunan pada siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017.

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar ilmu bahan

bangunan pada siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas belajar siswa

kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017 pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non Example.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas X program keahlian teknik konstruksi batu beton di SMK Negeri 1 Balige T.A 2016/2017 pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non Example.

F. Manfaat Penelitian

(26)

10

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai masukan dan menambah wawasan baru dalam proses pembelajaran ilmu bahan bangunan dan sebagai masukan terbentuknya model pembelajaran untuk digunakan dalam porses pembelajaran terutama untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar ilmu bahan bangunan.

2. Manfaat praktis a. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk melakukan pengajaran tentang ilmu bahan bangunan yang bervariasi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example.

b. Bagi Siswa

Siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkan pembelajaran ilmu bahan bangunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal.

c. Bagi Sekolah

(27)

93

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan Aktivitas Belajar pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil observasi aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan, yaitu pada akhir siklus I terdapat 17 peserta didik (51,52%) berpredikat Cukup Aktif dan selebihnya 16 peserta didik (48,48%) masih tidak aktif dengan nilai rata-rata Komulatif kelas 70,08 dengan persentase kelulusan 51,52 %. meningkat menjadi sebanyak 7 peserta didik (21,21%) berpredikat cukup aktif, 25 peserta didik (75,76%) berpredikat aktif dan 1 peserta didik (3,03%) dengan nilai rata-rata kumulatif kelas 81,44 dengan persentase kelulusan akhir 100% pada akhir siklus II. Dari hasil Uji-t yang dilakukan pada data Aktivitas belajar siklus I dan Aktivitas belajar siklus II diperoleh harga thitung > ttabel yaitu 9,756 > 1,669

pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 64. maka dapat ditarik kesimpulan

(28)

94

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton, Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, yaitu pada akhir siklus I terdapat 11 peserta didik (33,33%) tidak kompeten, 5 peserta didik (15,15%) cukup kompeten, 13 peserta didik (39,40%) kompeten dan 4 peserta didik (12,12%) sangat kompeten dengan nilai rata-rata komulatif kelas 78,38 dengan persentase kelulusan yaitu 66,67% meningkat menjadi Sebanyak 2 peserta didik (6,06%) cukup kompeten, 22 peserta didik (66,67%) kompeten dan 9 peserta didik (27,27%) sangat kompeten dengan rata-rata kumulatif kelas 87,88 dengan persentase kelulusan 100% pada akhir siklus II. Dari hasil Uji-t yang dilakukan pada data post test siklus I dan post test siklus II diperoleh harga thitung > ttabel yaitu

4,483 > 1,669 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 64. maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif antara model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan pada siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Balige. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe

(29)

95

mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan pada siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 1 Balige. Hal ini menjadi bukti bahwa model pembelajaran tipe Example Non Example dapat diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan terutama untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran tipe Example Non Example sangat tepat dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tipe Example Non Example mengajak dan membawa siswa menjadi lebih aktif, bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, menambah kemampuan dalam bertanya, berdiskusi, menganalisis pada saat proses pembelajaran dikarenakan model ini berpusat pada siswa (student centered) guru mengarahkan dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam setiap tindakan.

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model tipe Example Non

Example peserta didik dilatih untuk bekerja sama, dapat berdiskusi dalam

(30)

96

C. Saran

1. Bagi kepala sekolah SMK Negeri 1 Balige karena kegitan ini sangat bermanfaat khususnya bagi sekolah, maka diharapkan mendukung pelaksanaan secara berkesinambungan sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran lain.

2. Bagi guru dan calon guru hendaknya dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan menjadikan model pembelajaran tipe Example Non Example

sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik. Guru diharapkan menjadi motivator sekaligus fasilitator yang terus menerus membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar.

(31)

97

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Moh.Luthfie. 2013. Penerapan Metode Examples dan Non Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

Memahami Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Administrasi

Perkantoran (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Brebes Tahun Ajaran

2012/2013)., Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’i. 2007. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Daud, Tampubolon. 2012. Memahami Bahan Bangunan(modul). Balige Djamarah, S Bahri. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munadi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(32)

98

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. AsdiMahasatya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas             44
Tabel 1.1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Ilmu Bahan Bangunan Kelas X
gambar dalam

Referensi

Dokumen terkait

menguraikan pengertian dari desain produk dan tujuan dari keilmuan desain produk secara benar menguraikan pengertian dari desain produk secara benar menguraikan pengertian

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang

Sebenarnya BPK sebagai Pemeriksa Keuangan Negara memiliki prestasi yang layak diapresiasi dalam melakukan audit forensik, dengan melakukan audit investigasi terhadap

→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Memasuki garis finis yang akan selesai dipelajari

Dalam mengerjarakan soal, siswa cenderung menggunakan cara yang telah. diberikan

Saat ini, integrasi sosial yang dibangun jemaat GPIB Pniel pasca konflik telah. berhasil, yang dilakukan dengan cara mengubah strategi kehadiran, bukan

Kabupaten Dompu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah menerima izin Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan merealisasikan seluruh target luasan

Upaya untuk memunculkan nilai kekinian sumber daya sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka, merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan pelestarian yang