PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN
MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh :
Jumono Banjarnahor NIM 4113331019
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 ) sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 ) sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “perbedaan hasil belajar dan kerjasama siswa menggunakan model kooperatif tipe TPS (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang
(TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Dr.Wesly Hutabarat Msc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi,M.Si, Bapak .Agus Kebaren S.Si,M.Si
dan Ibu Dr.Ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada bapak Drs.P Maulim Silitonga,M.S selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (ibu sianturi) dan siswa/i kelas X2 dan X3 YP Parulian 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yang
berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat
memperoleh gelar sarjana. Teristimewa juga buat teman dekat saya, Sanhot yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan
juga kepada sahabat-sahabat saya : Sanhot.Spd ,Putra.Spd, Mona.Spd,Laura Spd
febry Spd,kak desi anisa pohan dan bang mudden Amd,Spd dan seluruh
teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan
senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9
2.1. Pengertian Belajar 9
2.2. Belajar dan Hasil Belajar Kimia 9
2.3. Kerjasama 11
2.4. Model Pembelajaran 11
2.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif 12
2.4.2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif 13
2.4.3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif 14
2.4.4. Tujuan pembelajaran kooperatif 16
2.4.5. Ketrampilan pembelajaran kooperatif 16
2.4.6 Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif 17
2.4.7. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TTS) 19
2.5. Media 21
2.5.1 Fungsi media pembelajaran 23
2.5.2 Media Teka-Teki Silang (TTS) 24
2.3.4 Media Powet point 24
2.6. Materi Ikatan Kimia 24
2.6.1. Kaidah Oktet dan Duplet 25
2.6.2 Ikatan Ion 25
2.6.3 Ikatan Kovalen 30
2.6.4. Ikatan Kovalen Koordinasi 30
2.6.5. Ikatan logam 30
2.6. Hipotesis Penelitian 33
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.2. Populasidan Sampel Penelitian 34
3.2.1 Populasi 34
3.2.2 Sampel 34
3.3. VariabelPenelitian 34
3.3.1 Variabel Bebas 34
3.3.2 Variabel Terikat 34
3.3.3 Variabel Kontrol 35
3.3.4 Variabel Tidak Terkontrol 35
3.4. Jenis Penelitian 35
3.5 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 36
3.6. Instrumen Penelitian 38
3.6.1. Uji Validitas Isi 38
3.6.2 Uji Validitas Item Test 39
3.6.3 Uji Reliabilitas 39
3.6.4.Uji Indeks ( tingkat kesukaran) 40
3.6.5 Uji Daya Beda 41
3.6.6 Distruktor ( Pengecoh) 41
3.7 Alat Pengumpul Data 42
3.8. Teknik Analisis Data 42
3.8.1. Uji Normalitas 43
3.8.2. Uji Homogenitas 44
3.8.3. Uji Hipotesis 44
3.8.4.Peningkatan Hasil Belajar 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46
4.1. Hasil Penelitian 46
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 46
4.1.1.1 Uji validitas 46
4.1.1.2 Uji Reabilitas 46
4.1,1.3 Uji tingkat kesukaran soal 47
4.1.1.4 Daya Beda 47
4.1.1.5 Distruktor 47
4.2. Analisis Data Penelitian 48
4.2.1.Rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen 48
4.2.2 Uji Normalitas 49
4.2.2. Uji Homogenitas 50
4.2.3. Uji Hipotesis 50
4.2.5 Uji Gain 51
4.2.7 Uji normalitas Data Sikap Kerjasama 53
4.2.8 Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasam Siswa 54
4.2.9 Uji Hipotesis Sikap Kerjasama 54
4.3. Pembahasan 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Rancangan Penelitian 37
Tabel 2 Tabel Reliabilitas 115
Tabel 3 Tingkat kesukaran soal 118
Tabel 4 Daya beda 120
Tabel 5 Distruktor 124
Tabel 6 Data Hasil Penelitian 136
Tabel 7 Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 1 136 Tabel 8 Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 2 147
Tabel 9 Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 1 149
Tabel 10 Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 2 150
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Struktur Lewis 26
Gambar 2.3. Struktur Lewis MgCl2 27
Gambar 2.4 Pembentukan Molekul Hidrogen 28
Gambar 2.6 Pembentukan Ikatan pada N2 29
Gambar 2.7 Lukisan Ikatan Logam dalam Lautan elektron 31
Gambar 4.1 Grafik data hasil belajar siswa 49
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 60
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 62
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen 1 72
Lampiran 4 Kunci jawaban LKS 75
Lampiran 5 Media Teka-Teki Silang Pada Kelas Eksperimen 2 80
Lampiran 6 Kunci Jawaban Media TTS 83
Lampiran 7 Media Power Point 85
Lampiran 8 Surat Keterangan Validator Ahli 86
Lampiran 9 Lembar Validasi Isi Instrument Test 86
Lampiran 10 Lembar instrumen setelah validasi 96
Lampiran 11 Lembar validator sikap kerjasama siswa 106
Lampiran 12 Perhitungan Validasi isi dan validasi item test 109
Lampiran 13 Perhitungan reabilitas 113
Lampiran 14 Perhitungan tingkat kesukaran test 118
Lampiran 15 Perhitungan daya beda 119
Lampiran 16 Perhitungan distruktor 123
Lampiran 17 Lembar hasil observasi kerjasama siswa 128
Lampiran 18. Deskripsi data penelitian 136
Lampiran 19 Perhitungan peningkatan hasil belajar (gain) 142
Lampiran 20 Tabel rata-rata observasi kerjasama siswa 147
Lampiran 21 Perhitungan uji normalitas 148
Lampiran 22. Perhitungan uji homogenitas 155
Lampiran 23 Perhitungan hipotesis 158
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian 162
Lampiran 25. TabelNilai – Nilai R-Product Moment 168
Lampiran 26. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 169
Lampiran 27. Tabel t 170
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah pokok dalam kehidupan
manusia, karena tanpa pendidikan segala yang diinginkan tidak dapat
terlaksana. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita
adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2006).Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari usaha
pemerintah dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataran
guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Semuanya
dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar
mengajar di sekolah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Demikian banyaknya usaha yang dilakukan tapi kenyataannya hasil
belajar siswa sangat rendah khususnya pada pembelajaran kimia. Dari hasil
wawancara penulis kepada guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 tanjung
morawa mengatakan kriteria ketuntasan minimal siswa kelas XI saat ini adalah
60, sedangkan rata-rata nilai formatifnya masih kurang dari standar ketuntasan.
Sama halnya dengan yang dialami oleh penulis selama melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), dimana rata-rata nilai kimia mid
semester pada kelas X masih kurang dari standar ketuntasan minimal yakni 60,
dan dari hasil pengamatan penulis selama berada pada lokasi PPL tersebut
siswa beranggapan kalau pelajaran kimia itu sangat sulit yang mengakibatkan
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk
mempelajari kimia dengan senang hati dan proses pembelajaran yang
digunakan selama ini masih bersifat monoton dan berpusat pada guru, dimana
guru sebagai sumber informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
guru ini membuat siswa tidak bergairah dalam pembelajaran.Semua siswa
menjadi pasif dan tidak berfikir secara kritis dan kreatif yang memunculkan
bahwa pelajaran kimia sering membosankan dan menjenuhkan. Bruner, Dick
dan Carey dalam Suparno (2001) mengatakan bahwa tingkat keberhasilan
siswa dalam tahap pembelajaran, mengisyaratkan siswa berinteraksi secara
aktif dengan bahan pelajaran, dalam bentuk apapun pelajaran tersebut disajikan.Slameto (2003) mengatakan bahwa “ Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu: (a) kondisi
internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa; (b) kondisi eksternal yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa; dan (c) strategi mengajar yakni jenis upaya
mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Untuk itu dalam proses belajar mengajar tugas guru erat kaitannya
dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal (Usman, 2004). Dalam menciptakan interaksi yang
edukatif dan membiasakan siswa lebih aktif serta pengembangkan
keterampilan sosial, guru dapat memilih salah satu alternatif pengembangan
model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara
kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama atau gotong royong.Suasana
belajar dengan bekerja secara gotong royong dalam pembelajaran kooperatif
yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang bercirikan bahwa siswa
bekerja dengan kelompok secara kooperatif dalam menyelesaikan
masalah-masalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajarnya.Dalam
atau pemecah masalah sendiri-sendiri.Semua anggota kelompok harus
menunjukkan aktivitasnya, sehingga yang berkemampuan tinggi dapat
membantu siswa yang berkemampuan rendah karena semua anggota harus
saling membantu.
Salah satu cara untuk menciptakan kinerja siswa adalah dengan
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) yang memiliki tiga tahap
yaitu berpikir-berpasangan-berbagi. Menurut Lie (2007) model pembelajaran
kooperatif tipe TPS ini unggul dalam membantu siswa untuk menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka saling mendiskusikan
sesuatu permasalahan. Diharapkan model ini dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan model ini dapat
mengefektifkan, mengefisienkan dan menarik minat belajar kimia siswa.Salah
satu materi kimia yang dipelajari di SMA adalah ikatan kimia. Ikatan kimia
merupakan materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep yang
cenderung membingungkan siswa dan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal. Kesulitan tersebut terutama akan dialami siswa yang
berprestasi rata-rata rendah. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa
terutama siswa yang berprestasi rata-rata rendah, maka perlu digunakan strategi
pembelajaran yang tepat.Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Penelitian Nasution (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih
tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) adalah 77,03 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,612 sedangkan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional adalah 68,46 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,452. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (T
hink-Pare-Share) (X=14,48) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar
kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah
(X=12,48) dan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam
meningakatkan hasil belajar siswa adalah sebesar 12,75%.
Pada penelitian Destriana Ninta Ketaren (2010), penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media computer dengan
Microsoft office power point diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diberi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Microsoft Office PowerPoint sebesar 83,90±10,01. Sedangkan hasil belajar
kimia yang siswa yang diberi pengajaran hanya dengan Mediamakro flash
PowerPoint sebesar 75,09±11,14.
Boujoude dan Attieh (2008), tentang The effect of using concept maps
as study tools on achievement in chemistry menunjukkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa pada kelas eksperiment 68% sedangkan pada kelas
eksperiman 247%. Penelitian Situmorang dan Situmorang (2009), tentang
Keefektipan media komputer dalam meningkatkan penguasaan kimia siswa
sekolah menengah kejuruan pada pengajaran materi dan perubahannya
menunjukkan bahwa : prestasi belajar siswa kelompok tinggi yang diberikan
pengajaran menggunakan media komputer (M = 84,22±4,61) lebih tinggi
dibandingkan terhadap prestasi belajar kelompok eksperiman 2tanpa media (M
= 72,75±5,55). Hal yang sama juga terlihat pada siswa kelompok rendah, yaitu
prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan pengajaran menggunakan media
komputer M = 72,78±5,47) lebih tinggi dibandingkan terhadap prestasi belajar
kelompok eksperiman 2tanpa media (M = 61,69±5,86).Kaberman dan Dori
(2008), tentang Question posing, inquiry, and modeling skills of chemistry
students in the case-based computerized laboratory environment menunjukkan
bahwa pada saat post-test 75% siswa dapat secara penuh memindahan dari
model 3D menjadi susunan rumus dengan tepat.Masih banyak penelitian lain
tentang media pembelajaran yang masing-masing memiliki kelemahan dan
Penelitian Sustri Tambunan (2010) dengan rata-rata hasil belajar siswa
yang diajar dengan model pembelajan kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan
struktur atom yaitu 69,75 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
ceramah sebesar 61,75.
Penelitian Novita purnama sari simarmata menggunakan media teka-teki silang
dengn model pembelajarn koopertif tipe TGT diadapat peningkatn hasil belajar
dengan menngunakan media teka-teki silang (TTS) dengan hasil penelitian
dengan rata-rata hasil belajar 70,00 sedangkan kelas eksperiman 2dengan metode
ceramah diperoleh hasil rata –rata nilai 64,00.Dari beberapa pernyataan diatas
jelas bahwa pembelajaran kimia di SMA sesuai diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Untuk melihat perbedaan antara
dua media pembelajaran yaitu: power point dan media teka –teki silang pada
materi Ikatan Kimia maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Perbedaan hasil belajar dan kerja sama siswa yang menggunakan model kooperatif tipe tps (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”.
1.2.Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui perbedaaan media
microsft power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model
pembelajaran koopetatif TPS(Think-Pair-Share) terhadap peningkatan hasil
belajar siswa SMA pada pokok bahasan koloid.penelitian ini akan memberi
kesimpulan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara media microsft
power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model pembelajaran
koopetatif TPS (Think-Pair-Share).
1.3.Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang
1. Media pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan selama
ini kurang variatif terutama dalam materi Ikatan kimia.
2. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.
3. Kurangnya dorongan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
siswa dalam pembelajaran kimia di sekolah.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi
rumusan masalah adalah
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media
teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Apakah ada perbedaan kerjasama siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media teka teki
silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia
3. Berapa besar besar perbedaan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media
teka-teki silang (TTS).
1.5.Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan
dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share).
2. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan ikatan kimia. .
3. Subjek penelitan adalah siswa kelas X YP Parulian 2 Medan.
4. Media pembelajaran yang digunakan adalah Teka Teki Silang (TTS)
1.6.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media power point dengan hasil belajar kimia
siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka teki silang
(TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
2. Untuk mengetahui perbedaan kerjasama kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media powerpoint dengan hasil belajar kimia
dan kerjasama siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka
teki silang (TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
3. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar menggunakan
model kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan teka-teki silang
(TTS).
1.7.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan serta salah satu
alternatif dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya
mengaktifkan siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan
pembelajaran koopertif tipe TPS (Think Pair Share).
2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti
tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media
teka teki silang (TTS ) dan media power point yang dapat digunakan dalam
mengajar kelak.
3. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem
1.8.Definisi Operasional
Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi, adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran kooperatif
Think-Pair-Share (TPS) adalah sebagai berikut:
1) Berpikir (Think)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa
diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2) Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan secara mandiri.
3) Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang sebesar 61,2 % lebih baik
dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS
dengan media power point sebesar 53,3 % pada pokok bahasan Ikatan Kimia di
kelas X YP Parulian 2 Medan.
2. Adanya perbedaan kerjasama siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang 71,66 lebih baik dari hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan media
power point sebesar 68,52 pada pokok bahasan Ikatan Kimia di kelas X YP
Parulian 2 Medan.
3. Besarnya perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media teka-teki silang 7,9 %
dan besarnya perbedaan kerjasama siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dan media
powerpoint sebesar 3,14
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan
beberapa saran :
1. Bagi guru-guru kimia hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran pada
pokok bahasan kimia lainnya untuk lebih meningkatkan hasil belajar kimia
2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini pada
sekolah dan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi
perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa demi kemajuan
DAFTAR PUSTAKA
Ardian ningsih, S., (2008), Efektifitas Pembelajaran Kooperatif TipeThink-
Pair-Share Pada PokokKoloid Di SMA Negeri 1 Binjai Langkat
TahunAjaran 2007/2008, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arikunto, S., (2006).,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Ata Nayla amalia. (2015),analisis butir soal test kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akutansi dikota yokyakarta jurnal pendidikan akutansi indonesia vol x no.1 diakses 14 agustus 2015
Depdikbud, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta
Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Ed.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Isjoni (2007),coosperatif learning efektifitas pembelajaran pelajar
kelompok.Yokyakarta : pustaka
Jhonson., (2002), 1001 PlusSoal dan Pembahasan Kimia, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Lie, A., (2007), Cooperative Learning MempraktikkanCooperatif Learning diuang-Ruang Kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Nasution, R., (2008), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada PokokBahasan sifat koligatif larutan, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester I, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, Penerbit Nusa
Silvy, (2011),Pengaruh Macromedia Flash Pada Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Pokok Materi Pokok Struktur Atom, skripsi Unimed, Medan
Simarmata. Novita, 2009.Efektifitas Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbais Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Komunikatif Serta Kerja Sama Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahsan Hidrokarbon, sikripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsindo, Bandung
Suparno, S., (2001), Membangun Kompetensi Belajar, Penerbit Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sugiarto ,(2013), Study Komprasi Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS) Dengan Kartu Pada Model Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Siswa Pada Materi Zat adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII N @ Ngadirojo,Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal ( Diakses pada bulan februari 2015)
Sutrisna, dan Listiana, L., (2007), Kimia Untuk SMA/MA KelasXI IPA, Penerbit Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung
Tambunan, M dan Amser, S., (2006), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed, Medan
Tarigan, Simson., (2010), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Jurusan KimiaFMIPA, Unimed, Medan
Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta