• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN

MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA

Oleh :

Jumono Banjarnahor NIM 4113331019

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN

IKATAN KIMIA

JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan

kerjasama siswa menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan

media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan

pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini

diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.

Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang

telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data

diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi

dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar

kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 ) sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model

kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar

kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka

dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil

belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS

dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen

I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.

Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes

81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil

belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas

(4)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN

IKATAN KIMIA

JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan

kerjasama siswa menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan

media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan

pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini

diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.

Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang

telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data

diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi

dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar

kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 ) sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model

kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar

kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka

dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil

belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS

dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen

I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.

Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes

81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil

belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat

dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “perbedaan hasil belajar dan kerjasama siswa menggunakan model kooperatif tipe TPS (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang

(TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”, disusun untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Unimed.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak

Dr.Wesly Hutabarat Msc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi,M.Si, Bapak .Agus Kebaren S.Si,M.Si

dan Ibu Dr.Ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran

mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih

disampaikan kepada bapak Drs.P Maulim Silitonga,M.S selaku dosen

pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan

terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga

penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (ibu sianturi) dan siswa/i kelas X2 dan X3 YP Parulian 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yang

berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat

memperoleh gelar sarjana. Teristimewa juga buat teman dekat saya, Sanhot yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan

juga kepada sahabat-sahabat saya : Sanhot.Spd ,Putra.Spd, Mona.Spd,Laura Spd

febry Spd,kak desi anisa pohan dan bang mudden Amd,Spd dan seluruh

(6)

teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan

senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ruang Lingkup 5

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

2.1. Pengertian Belajar 9

2.2. Belajar dan Hasil Belajar Kimia 9

2.3. Kerjasama 11

2.4. Model Pembelajaran 11

2.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif 12

2.4.2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif 13

2.4.3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif 14

2.4.4. Tujuan pembelajaran kooperatif 16

2.4.5. Ketrampilan pembelajaran kooperatif 16

2.4.6 Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif 17

2.4.7. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TTS) 19

2.5. Media 21

2.5.1 Fungsi media pembelajaran 23

2.5.2 Media Teka-Teki Silang (TTS) 24

2.3.4 Media Powet point 24

2.6. Materi Ikatan Kimia 24

2.6.1. Kaidah Oktet dan Duplet 25

2.6.2 Ikatan Ion 25

2.6.3 Ikatan Kovalen 30

2.6.4. Ikatan Kovalen Koordinasi 30

2.6.5. Ikatan logam 30

(8)

2.6. Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasidan Sampel Penelitian 34

3.2.1 Populasi 34

3.2.2 Sampel 34

3.3. VariabelPenelitian 34

3.3.1 Variabel Bebas 34

3.3.2 Variabel Terikat 34

3.3.3 Variabel Kontrol 35

3.3.4 Variabel Tidak Terkontrol 35

3.4. Jenis Penelitian 35

3.5 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 36

3.6. Instrumen Penelitian 38

3.6.1. Uji Validitas Isi 38

3.6.2 Uji Validitas Item Test 39

3.6.3 Uji Reliabilitas 39

3.6.4.Uji Indeks ( tingkat kesukaran) 40

3.6.5 Uji Daya Beda 41

3.6.6 Distruktor ( Pengecoh) 41

3.7 Alat Pengumpul Data 42

3.8. Teknik Analisis Data 42

3.8.1. Uji Normalitas 43

3.8.2. Uji Homogenitas 44

3.8.3. Uji Hipotesis 44

3.8.4.Peningkatan Hasil Belajar 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Hasil Penelitian 46

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 46

4.1.1.1 Uji validitas 46

4.1.1.2 Uji Reabilitas 46

4.1,1.3 Uji tingkat kesukaran soal 47

4.1.1.4 Daya Beda 47

4.1.1.5 Distruktor 47

4.2. Analisis Data Penelitian 48

4.2.1.Rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen 48

4.2.2 Uji Normalitas 49

4.2.2. Uji Homogenitas 50

4.2.3. Uji Hipotesis 50

4.2.5 Uji Gain 51

(9)

4.2.7 Uji normalitas Data Sikap Kerjasama 53

4.2.8 Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasam Siswa 54

4.2.9 Uji Hipotesis Sikap Kerjasama 54

4.3. Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

5.1 Kesimpulan 56

5.2 Saran 56

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Rancangan Penelitian 37

Tabel 2 Tabel Reliabilitas 115

Tabel 3 Tingkat kesukaran soal 118

Tabel 4 Daya beda 120

Tabel 5 Distruktor 124

Tabel 6 Data Hasil Penelitian 136

Tabel 7 Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 1 136 Tabel 8 Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 2 147

Tabel 9 Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 1 149

Tabel 10 Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 2 150

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2 Struktur Lewis 26

Gambar 2.3. Struktur Lewis MgCl2 27

Gambar 2.4 Pembentukan Molekul Hidrogen 28

Gambar 2.6 Pembentukan Ikatan pada N2 29

Gambar 2.7 Lukisan Ikatan Logam dalam Lautan elektron 31

Gambar 4.1 Grafik data hasil belajar siswa 49

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 60

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 62

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen 1 72

Lampiran 4 Kunci jawaban LKS 75

Lampiran 5 Media Teka-Teki Silang Pada Kelas Eksperimen 2 80

Lampiran 6 Kunci Jawaban Media TTS 83

Lampiran 7 Media Power Point 85

Lampiran 8 Surat Keterangan Validator Ahli 86

Lampiran 9 Lembar Validasi Isi Instrument Test 86

Lampiran 10 Lembar instrumen setelah validasi 96

Lampiran 11 Lembar validator sikap kerjasama siswa 106

Lampiran 12 Perhitungan Validasi isi dan validasi item test 109

Lampiran 13 Perhitungan reabilitas 113

Lampiran 14 Perhitungan tingkat kesukaran test 118

Lampiran 15 Perhitungan daya beda 119

Lampiran 16 Perhitungan distruktor 123

Lampiran 17 Lembar hasil observasi kerjasama siswa 128

Lampiran 18. Deskripsi data penelitian 136

Lampiran 19 Perhitungan peningkatan hasil belajar (gain) 142

Lampiran 20 Tabel rata-rata observasi kerjasama siswa 147

Lampiran 21 Perhitungan uji normalitas 148

Lampiran 22. Perhitungan uji homogenitas 155

Lampiran 23 Perhitungan hipotesis 158

Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian 162

Lampiran 25. TabelNilai – Nilai R-Product Moment 168

Lampiran 26. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 169

Lampiran 27. Tabel t 170

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu masalah pokok dalam kehidupan

manusia, karena tanpa pendidikan segala yang diinginkan tidak dapat

terlaksana. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita

adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya

itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,

2006).Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari usaha

pemerintah dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataran

guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Semuanya

dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar

mengajar di sekolah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil

belajar siswa.

Demikian banyaknya usaha yang dilakukan tapi kenyataannya hasil

belajar siswa sangat rendah khususnya pada pembelajaran kimia. Dari hasil

wawancara penulis kepada guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 tanjung

morawa mengatakan kriteria ketuntasan minimal siswa kelas XI saat ini adalah

60, sedangkan rata-rata nilai formatifnya masih kurang dari standar ketuntasan.

Sama halnya dengan yang dialami oleh penulis selama melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), dimana rata-rata nilai kimia mid

semester pada kelas X masih kurang dari standar ketuntasan minimal yakni 60,

dan dari hasil pengamatan penulis selama berada pada lokasi PPL tersebut

siswa beranggapan kalau pelajaran kimia itu sangat sulit yang mengakibatkan

(14)

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk

mempelajari kimia dengan senang hati dan proses pembelajaran yang

digunakan selama ini masih bersifat monoton dan berpusat pada guru, dimana

guru sebagai sumber informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada

guru ini membuat siswa tidak bergairah dalam pembelajaran.Semua siswa

menjadi pasif dan tidak berfikir secara kritis dan kreatif yang memunculkan

bahwa pelajaran kimia sering membosankan dan menjenuhkan. Bruner, Dick

dan Carey dalam Suparno (2001) mengatakan bahwa tingkat keberhasilan

siswa dalam tahap pembelajaran, mengisyaratkan siswa berinteraksi secara

aktif dengan bahan pelajaran, dalam bentuk apapun pelajaran tersebut disajikan.Slameto (2003) mengatakan bahwa “ Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu: (a) kondisi

internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa; (b) kondisi eksternal yakni

kondisi lingkungan sekitar siswa; dan (c) strategi mengajar yakni jenis upaya

mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

Untuk itu dalam proses belajar mengajar tugas guru erat kaitannya

dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa

berada pada tingkat optimal (Usman, 2004). Dalam menciptakan interaksi yang

edukatif dan membiasakan siswa lebih aktif serta pengembangkan

keterampilan sosial, guru dapat memilih salah satu alternatif pengembangan

model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara

kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama atau gotong royong.Suasana

belajar dengan bekerja secara gotong royong dalam pembelajaran kooperatif

yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang bercirikan bahwa siswa

bekerja dengan kelompok secara kooperatif dalam menyelesaikan

masalah-masalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajarnya.Dalam

(15)

atau pemecah masalah sendiri-sendiri.Semua anggota kelompok harus

menunjukkan aktivitasnya, sehingga yang berkemampuan tinggi dapat

membantu siswa yang berkemampuan rendah karena semua anggota harus

saling membantu.

Salah satu cara untuk menciptakan kinerja siswa adalah dengan

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) yang memiliki tiga tahap

yaitu berpikir-berpasangan-berbagi. Menurut Lie (2007) model pembelajaran

kooperatif tipe TPS ini unggul dalam membantu siswa untuk menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfikir

kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka saling mendiskusikan

sesuatu permasalahan. Diharapkan model ini dapat melibatkan siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan model ini dapat

mengefektifkan, mengefisienkan dan menarik minat belajar kimia siswa.Salah

satu materi kimia yang dipelajari di SMA adalah ikatan kimia. Ikatan kimia

merupakan materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep yang

cenderung membingungkan siswa dan mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal. Kesulitan tersebut terutama akan dialami siswa yang

berprestasi rata-rata rendah. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa

terutama siswa yang berprestasi rata-rata rendah, maka perlu digunakan strategi

pembelajaran yang tepat.Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

Penelitian Nasution (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa

yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih

tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) adalah 77,03 dan rata-rata gain

ternormalisasinya adalah 0,612 sedangkan hasil belajar siswa yang diajar

dengan pembelajaran konvensional adalah 68,46 dan rata-rata gain

ternormalisasinya adalah 0,452. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh

(16)

siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (T

hink-Pare-Share) (X=14,48) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar

kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah

(X=12,48) dan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam

meningakatkan hasil belajar siswa adalah sebesar 12,75%.

Pada penelitian Destriana Ninta Ketaren (2010), penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media computer dengan

Microsoft office power point diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diberi

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Microsoft Office PowerPoint sebesar 83,90±10,01. Sedangkan hasil belajar

kimia yang siswa yang diberi pengajaran hanya dengan Mediamakro flash

PowerPoint sebesar 75,09±11,14.

Boujoude dan Attieh (2008), tentang The effect of using concept maps

as study tools on achievement in chemistry menunjukkan bahwa peningkatan

hasil belajar siswa pada kelas eksperiment 68% sedangkan pada kelas

eksperiman 247%. Penelitian Situmorang dan Situmorang (2009), tentang

Keefektipan media komputer dalam meningkatkan penguasaan kimia siswa

sekolah menengah kejuruan pada pengajaran materi dan perubahannya

menunjukkan bahwa : prestasi belajar siswa kelompok tinggi yang diberikan

pengajaran menggunakan media komputer (M = 84,22±4,61) lebih tinggi

dibandingkan terhadap prestasi belajar kelompok eksperiman 2tanpa media (M

= 72,75±5,55). Hal yang sama juga terlihat pada siswa kelompok rendah, yaitu

prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan pengajaran menggunakan media

komputer M = 72,78±5,47) lebih tinggi dibandingkan terhadap prestasi belajar

kelompok eksperiman 2tanpa media (M = 61,69±5,86).Kaberman dan Dori

(2008), tentang Question posing, inquiry, and modeling skills of chemistry

students in the case-based computerized laboratory environment menunjukkan

bahwa pada saat post-test 75% siswa dapat secara penuh memindahan dari

model 3D menjadi susunan rumus dengan tepat.Masih banyak penelitian lain

tentang media pembelajaran yang masing-masing memiliki kelemahan dan

(17)

Penelitian Sustri Tambunan (2010) dengan rata-rata hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajan kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan

struktur atom yaitu 69,75 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil

belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional

ceramah sebesar 61,75.

Penelitian Novita purnama sari simarmata menggunakan media teka-teki silang

dengn model pembelajarn koopertif tipe TGT diadapat peningkatn hasil belajar

dengan menngunakan media teka-teki silang (TTS) dengan hasil penelitian

dengan rata-rata hasil belajar 70,00 sedangkan kelas eksperiman 2dengan metode

ceramah diperoleh hasil rata –rata nilai 64,00.Dari beberapa pernyataan diatas

jelas bahwa pembelajaran kimia di SMA sesuai diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Untuk melihat perbedaan antara

dua media pembelajaran yaitu: power point dan media teka –teki silang pada

materi Ikatan Kimia maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Perbedaan hasil belajar dan kerja sama siswa yang menggunakan model kooperatif tipe tps (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”.

1.2.Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui perbedaaan media

microsft power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model

pembelajaran koopetatif TPS(Think-Pair-Share) terhadap peningkatan hasil

belajar siswa SMA pada pokok bahasan koloid.penelitian ini akan memberi

kesimpulan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara media microsft

power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model pembelajaran

koopetatif TPS (Think-Pair-Share).

1.3.Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang

(18)

1. Media pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan selama

ini kurang variatif terutama dalam materi Ikatan kimia.

2. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.

3. Kurangnya dorongan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

siswa dalam pembelajaran kimia di sekolah.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi

rumusan masalah adalah

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media

teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia.

2. Apakah ada perbedaan kerjasama siswa menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media teka teki

silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia

3. Berapa besar besar perbedaan hasil belajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media

teka-teki silang (TTS).

1.5.Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan

waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan

dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share).

2. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan ikatan kimia. .

3. Subjek penelitan adalah siswa kelas X YP Parulian 2 Medan.

4. Media pembelajaran yang digunakan adalah Teka Teki Silang (TTS)

(19)

1.6.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa pada kelas

eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS

(Think-Pair-Share) dengan media power point dengan hasil belajar kimia

siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka teki silang

(TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan

2. Untuk mengetahui perbedaan kerjasama kimia siswa pada kelas

eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS

(Think-Pair-Share) dengan media powerpoint dengan hasil belajar kimia

dan kerjasama siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka

teki silang (TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan

3. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar menggunakan

model kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan teka-teki silang

(TTS).

1.7.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan serta salah satu

alternatif dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya

mengaktifkan siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan

pembelajaran koopertif tipe TPS (Think Pair Share).

2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti

tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media

teka teki silang (TTS ) dan media power point yang dapat digunakan dalam

mengajar kelak.

3. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem

(20)

1.8.Definisi Operasional

Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi, adalah

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran kooperatif

Think-Pair-Share (TPS) adalah sebagai berikut:

1) Berpikir (Think)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa

diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

2) Berpasangan (Pairing)

Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

mengenai apa yang telah dipikirkan secara mandiri.

3) Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran

koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang sebesar 61,2 % lebih baik

dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS

dengan media power point sebesar 53,3 % pada pokok bahasan Ikatan Kimia di

kelas X YP Parulian 2 Medan.

2. Adanya perbedaan kerjasama siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang 71,66 lebih baik dari hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan media

power point sebesar 68,52 pada pokok bahasan Ikatan Kimia di kelas X YP

Parulian 2 Medan.

3. Besarnya perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media teka-teki silang 7,9 %

dan besarnya perbedaan kerjasama siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dan media

powerpoint sebesar 3,14

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan

beberapa saran :

1. Bagi guru-guru kimia hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran pada

pokok bahasan kimia lainnya untuk lebih meningkatkan hasil belajar kimia

(22)

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini pada

sekolah dan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi

perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa demi kemajuan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ardian ningsih, S., (2008), Efektifitas Pembelajaran Kooperatif TipeThink-

Pair-Share Pada PokokKoloid Di SMA Negeri 1 Binjai Langkat

TahunAjaran 2007/2008, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Aksara,

Jakarta.

Arikunto, S., (2006).,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Ata Nayla amalia. (2015),analisis butir soal test kendali mutu kelas XII SMA mata pelajaran ekonomi akutansi dikota yokyakarta jurnal pendidikan akutansi indonesia vol x no.1 diakses 14 agustus 2015

Depdikbud, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2, Penerbit Balai

Pustaka, Jakarta

Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Ed.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa

Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed

Isjoni (2007),coosperatif learning efektifitas pembelajaran pelajar

kelompok.Yokyakarta : pustaka

Jhonson., (2002), 1001 PlusSoal dan Pembahasan Kimia, Penerbit Erlangga,

Jakarta

Lie, A., (2007), Cooperative Learning MempraktikkanCooperatif Learning diuang-Ruang Kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Nasution, R., (2008), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada PokokBahasan sifat koligatif larutan, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester I, Penerbit Erlangga,

Jakarta

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta

Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung

Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, Penerbit Nusa

(24)

Silvy, (2011),Pengaruh Macromedia Flash Pada Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa

Pada Pokok Materi Pokok Struktur Atom, skripsi Unimed, Medan

Simarmata. Novita, 2009.Efektifitas Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbais Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Komunikatif Serta Kerja Sama Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahsan Hidrokarbon, sikripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsindo, Bandung

Suparno, S., (2001), Membangun Kompetensi Belajar, Penerbit Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sugiarto ,(2013), Study Komprasi Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS) Dengan Kartu Pada Model Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Siswa Pada Materi Zat adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII N @ Ngadirojo,Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal ( Diakses pada bulan februari 2015)

Sutrisna, dan Listiana, L., (2007), Kimia Untuk SMA/MA KelasXI IPA, Penerbit Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung

Tambunan, M dan Amser, S., (2006), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed, Medan

Tarigan, Simson., (2010), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Jurusan KimiaFMIPA, Unimed, Medan

Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi eksplan tumih yang masih tetap bertahan dan memiliki peluang hidup selama empat minggu ditandai dengan pucuk masih berwarna hijau, mata tunas mengalami

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi media peluru plastik dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas VII B SMP N 1

Perencanaan menu kudapan PMT-AS yang digunakan SDN 1 Malangsari berdasarkan buku kumpulan menu kudapan PMT-AS tahun 2011 yang merupakan pegangan bagi penyelenggara

Daging buah asam jawa mengandung asam tartrat, asam maleat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert, yang digunakan untuk nyeri haid, sakit perut, demam,

  Mitra diperbolehkan membuka booth di area pre- function atau Open Table (disesuaikan dengan luas area pre-function), selama acara presentasi berlangsung.   Mitra

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2