• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER VOKAL PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGRAHITA) DI UPT SLB-E NEGERI PEMBINA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER VOKAL PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGRAHITA) DI UPT SLB-E NEGERI PEMBINA MEDAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER VOKAL PADA

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNAGRAHITA)

DI UPT SLB-E NEGERI PEMBINA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ADE YOHANA SITORUS

NIM. 2113340001

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ADE YOHANA SITORUS. NIM 2113340001. Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) Di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini merupakan Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) Di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, untuk mengetahui metode dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, untuk mengetahui bahan meteri yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, untuk mengetahui hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, untuk mengetahui faktor penghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

Penelitian berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan teori pembelajaran, teori hasil pembelajaran, teori metode pembelajaran, teori ekstrakurikuler, teori vokal, dan teori anak berkebutuhan khusus.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler vokal yang berjumlah 8 orang dan 1 guru. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka.

Setelah keseluruhan data terkumpul, kemudian dianalisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Proses pembelajaran ekstrakurikuler dilakukan setiap hari sabtu mulai pukul 11.00 wib sampai pukul 12.00 wib. Dalam pembelajaran guru menerangkan sambil mempraktikan kepada siswa.Metode yg digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi, latihan dan praktik langsung. Di dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler vokalbahan materi yang digunakan adalah lagu Nasional yaitu Indonesia Raya dan Garuda Pancasila.Siswa/siswi tunagrahita dikatakan mampu jika dapat bernyanyi dengan tingkat penglafalan baik, dan bernyanyi dengan artikulasi yang benar. Hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal mendapat tingkat keberhasilan yang baik terlihat dari penampilan-penampilan yg diikut sertakan oleh siswa/i tersebut. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa/i tunagrahita menjadi penghambat dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler vokal di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

(7)

iv 

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terimaksih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan

Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan Rahmat-Nya, sehingga Skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Ekstrakurikuler

Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) Di UPT SLB-E

Negeri Pembina Medan”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak baik moralmaupun materil. Tanpa bantuan dari berbagai pihak,

skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan ketulusan

dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga

kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan ,

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan dan Pembimbing Skripsi I,

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Sekretaris Jurusan Sendratasik, Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan Narasumber I

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M. Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik

6. Herna Hirza, S.Pd, M.Sn Narasumber II dan seluruh Bapak/Ibu Dosen di

Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

7. Kepala Sekolah UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, Bapak S A R O S O,

S.Pd dan guru pengajar Pembelajaran kstrakurikuler Vokal Ibu Lady

Sitohang, S.Pd yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Hotlan Sitorus dan Ibunda Alm. Romauli

Silaban yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang tak terhingga,

mendukung baik secara moril maupun materil, memberikan motivasi,

(8)

9. Kakanda tercinta Rianda Febrina Sitorus, AMkeb, dan adik-adik tersayang

Randy, Gaby, Rendy dan Angel Sitorus, Rendy beserta seluruh keluarga atas

semangat, doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

10. Teman dekat penulis Johnsung Purba, Next Level Project, seluruh Youth

GPdI Pengharapan, teman terbaik penulis Yesaya, Maria, Grace, Ajeng, Ecy,

Petra, Tinton, Tika, dan rekan-rekan seperjuangan stambuk 011, serta seluruh

teman-teman yang lain yang tidak dapat diucapkan satu-persatu. terimakasih

untuk motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga kebaikan mereka mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam

penulisan Skripsi ini, baik berkenan dengan bentuk maupun isinya. Untuk itu

penulis sangat mengharapkan saran, kritik dan koreksi guna perbaikan.

Medan, September 2016

Penulis

Ade Yohana Sitorus

(9)

iv

 

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 8

D.Rumusan Masalah ... 9

E.Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL ... 12

A.Landasan Teoritis ... 12

1. Teori Pembelajaran ... 13

2. Teori Hasil pembelajaran ... 16

3. Teori Metode pembelajaran ... 17

4. Teori Ekstrakurikuler ... 18

5. Teori Vokal. ... 19

1. Pembentukan Suara ... 20

(10)

v

 

b. Alat Pernafasan ... 21

c. Rongga-Rongga Kerangka ... 21

d. Organ-Organ Pengolahan Suara ... 21

2. Pengolahan Suara ... 21

a. Pengucapan Vokal A ... 22

b. Pengucapan Vokal E ... 22

c. Pengucapan Vokal I ... 23

d. Pengucapan Vokal O ... 23

e. Pengucapan Vokal U ... 23

3. Pernafasan. ... 24

a. Pernafasan Dada ... 24

b. Pernafasan Perut ... 24

c. Pernafasan Diagfragma ... 25

4. Resonansi ... 26

5. Teori Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) ... 26

a. Faktor Keturunan ... 27

b. Gangguan Metabolisme dan Gizi ... 27

c. Infeksi dan Keracunan ... 28

6. Kerangka konseptual ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A.Metode Penelitian ... 32

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

(11)

vi

 

D.Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Observasi ... 34

2. Wawancara ... 34

3. Dokumentasi ... 35

4. Studi Kepustakaan ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum UPT SLB-E NEGERI PEMBINA MEDAN .... 39

B. Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal ... 43

C. Metode dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal ... 48

D. Bahan Lagu dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal ... 50

E. Hasil dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal ... 53

F. Faktor Peghambat dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFRTAR PUSTAKA ...

(12)

vii   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bentuk mulut pengucapan vokal a ... 22

Gambar 2.2. Bentuk mulut pengucapan vokal e ... 22

Gambar 2.3. Bentuk mulut pengucapan vokal i ... 23

Gambar 2.4 Bentuk mulut pengucapan vokal o ... 23

Gambar 2.5 Kerangka konseptual ... 30

Gambar 4.1. Gambar gedung sekolah UPT SLB-E Pembina Medan ... 40

Gambar 4.2 Gambar ruangan kelas khusus musik ...42

Gambar 4.3. Guru mengabsen sebelum mengajar siswa/i tunagrahita ...44

Gambar 4.4. Guru mengajar siswa/i tunagrahita ...45

Gambar 4.5. Lagu Indonesia Raya bahan lagu siswa/i tunagrahita ... 50

(13)

viii   

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nama-nama guru tunagrahita di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan ... 39

Tabel 4.2. Evaluasi penilaian siswa/i tunagrahita pada lagu

Indonesia Raya ... 52

Tabel 4.3. Evaluasi penilaian siswa/i tunagrahita pada lagu

Garuda Pancasila ... 53

(14)

1

  BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana

dalam menyampaikan gagasan, ide, dan hasil ekspresi jiwa manusia melalui bunyi

yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

harmoni dan irama. Secara umum musik merupakan kegiatan kesenian yang

mencakup kegiatan bernyanyi dan memainkan alat musik. Kegiatan musik bukan

hanya sekedar mendengarkan musik, namun juga dapat dilakukan dengan

bernyanyi (vokal) dan memainkan alat musik (instrumen). Musik melekat hampir

pada seluruh aspek kehidupan manusia dan musik tersebut sangat erat kaitannya

dengan kegiatan-kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Pada hakikatnya semua manusia dapat menikmati musik secara berkala,

termasuk juga anak-anak yang memiliki kekurangan dalam fisik maupun mental

seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam hal mendengarkan dan

memainkannya. Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata anak luar biasa yang menandakan adanya kelainan khusus.

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki suatu kondisi yang

menyimpang dari rata-rata anak pada umumnya. Berdasarkan pengertian tersebut,

(15)

memiliki kemampuan kelainan mental yang sangat rendah atau yang disebut

dengan tunagrahita.

Anak berkelainan mental atau tunagrahita merupakan anak yang

diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah

normal) sehingga dalam melaksanakan tugas memerlukan bantuan secara khusus,

termasuk didalam kebutuhan program pendidikan dan perkembangannya. Salah

satu kategori anak berkebutuhan khusus adalah Tunagrahita yang merupakan kata

lain dari retardasi mental (mental retardation)yang berarti keterbelakangan

mental. Sesuai pendapat Mangunsong (2009:129) yang mengatakan bahwa :

“Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation) yang

berarti terbelakang secara mental.” Anak dengan perkembangan kemampuan fisik

yang kurang (tunagrahita) memiliki problema belajar yang menyebabkan adanya

hambatan perkembangan intelegensi, mental, emotional, sosial dan fisik.

Pembelajaran merupakan suatu proses dalam penyampaian pengetahuan

yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai murid untuk

mencapai tujuan kurikulum yang sudah ditentukan. Sebagai kegiatan yang

bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditunjukan. Dapat pula dikatakan

bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau sekelompok

orang dewasa lainnya untuk membuat pelajar dapat belajar dan mencapai hasil

belajar yang maksimal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi edukatif antara

dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa) yang melakukan kegiatan belajar

(16)

melakukan metode dalam pembelajaran agar interaksi tersebut dapat terlaksana

dengan baik. Dengan demikian guru akan mengetahui sampai di mana anak didik

dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran juga dapat dikatakan berhasil jika

siswa dapat mencapai tujuan secara optimal, yaitu mampu berfikir secara kreatif,

penambahan ilmu pengetahuan, memiliki jati diri, mampu mengembangkan segala

potensi yang ada pada dirinya, mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.

Pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya yang positif.

Kegiatan belajar juga dapat dilihat dalam pembelajaran ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam belajar biasa agar dapat

memperkaya serta memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan siswa

tersebut. Ekstrakurikuler memiliki manfaat untuk pembentukan pribadi siswa,

dapat mengetahui dan membedakan antara satu pelajaran yang lain, serta mampu

mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju

pembinaan seutuhnya yang positif.

Berbagai macam bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah

dalam pengembangan bakat, minat, serta kemampuan siswa diantaranya :

olahraga, tari-tarian, musik, vokal, dan lain-lain. Beragam kegiatan

ekstrakurikuler yang diadakan disekolah, salah satunya ekstrakurikuler vokal yang

diadakan disekolahUnit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLB-E Negeri Pembina

Medan yang bertujuan untuk mengembangkan bakat peserta didik, dan untuk

mengembangkan kepercayaan diri mereka serta memberi wawasan tentang olah

vokal yang nantinya diharapkan dapat menjadi pendukung bagi peserta didik yang

(17)

ektrakurikuler vokal tersebut diharapkan juga dapat membangun karakter peserta

didik yang memiliki keinginan untuk terus maju kedepan.

Pada umumnya vokal merupakan alat penghantar atau penyalur antara

ide-ide komponis yang tertulis dalam partitur dan realisasinya dalam bentuk bunyi

musikal yang aktual melalui suara manusia. Untuk dapat menguasai vokal secara

baik dan benar, pada hakikatnya dibutuhkan kemampuan penguasaan pengucapan,

ritme, ketepatan nada, penghafalan lagu, tempo, dan lain sebagainya. Hal tersebut

menunjukan bahwa semua panca indera kita berperan menjadi satu kesatuan

dalam mempelajari vokal. Tetapi sebaliknya vokal yang terdapat disekolah luar

biasa Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLBE-E Negeri Pembina Medan ini

mempunyai ciri khas tersendiri. Siswa-siswa tersebut tidak mampu membaca

notasi musik yang tertulis seperti siswa normal, tetapi melalui salah satu

pendekatan individual, mereka mampu mengandalkan pendengaran, perasaan dan

ingatan mereka dengan baik. Salah satu yang menarik dari judul penelitian ini

adalah proses pembelajaran yang berlangsung dan juga dalam mengasah peserta

didik dalam bidang vokal khusunya bernyanyi.

Kemampuan dibidang seni suara bukan hanya dimiliki oleh manusia yang

memiliki fisik sempurna saja, tetapi juga manusia yang mempunyai kekurangan

dari fisiknya seperti anak-anak cacat di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)SLB-E

Negeri Pembina Medan di Jalan Guru Sinumba Karya Ujung Medan Helvetia.

SLB ini merupakan satu sekolah negeri yang berada di Provinsi Sumatera Utara

yang berupaya mendorong anak tunagrahita dengan memberikan layanan

(18)

pengembangan serta kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus di berbagai

bidang akademik dan ekstrakurikuler. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal

di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ini, siswa-siswi yang mengikuti

pembelajaran ekstrakurikuler vokal tersebut memiliki usia yang bervariasi tetapi

dalam tingkat akademik yang sama, baik pada kelas SD, SMP dan tingkat kelas

SMA. Siswa-siswi tersebut juga tergolong dalam kalsifikasi anak tunagrahita

ringan, yang memiliki pendengaran yang baik terutama pendengaran dalam

musik sehingga siswa-siswi tersebut dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler vokal disekolah tersebut.

Pihak sekolah menyadari bahwa aktivitas bermain musik merupakan salah

satu media yang efektif dalam mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik

dan dapat merangsang kinerja oak sehingga organ-organ tubuh dapat bekerja ke

arah yang lebih baik. Di samping itu ada efek psikologis, yaitu tumbuhnya motif

berprestasi dan meningkatkan harga diri anak tunagrahita. Pada tahun 2014, siswa

tunagrahita turut mengikuti festival vokal solo pada acara Suaracantika yang

diadakan di Taman Budaya Medan. Pembelajaran musik dapat dijadikan terapi

bukan semata-mata untuk penyembuhan saja melainkan mencakup upaya untuk

pengembangan dan peningkatan pendidikan dan ekstrakurikuler pada vokal ini

juga bertujuan untuk mengembangkan segala potensi, bakat, minat yang dimiliki

oleh para siswa berkebutuhan khusus seperti tunagrahita sehingga kelak menjadi

pribadi yang berintelektual, dan terampil di masa depan mereka khususnya

(19)

Metode pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus didasarkan pada

kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam berfikir disebabkan oleh adanya permasalahan pada

perkembangan fungsionalnya, maka prinsip-prinsip khusus yang diperlukan antara

lain pengulangan, pemberian contoh dan arahan, ketekunan, dan kasih sayang.

Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran ekstrakurikuler vokal yang diberikan oleh pengajar pada siswa-siswi

berkebutuhan khusus (tunagrahita) didalam kegiatan ekstrakurikuler vokal. Hal ini

menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus

(Tunagrahita) Di UPT SLBE-E Negeri Pembina Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil dari uraian

latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup

permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu

luas. Dari uraian tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang

menyatakan bahwa : “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan

akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan,

(20)

Berdasarkan pendapat dan uraian yang disajikan dalam latar belakang

masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

2. Apa bahanyang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

3. Apakendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal di UPT SLB-E

Negeri Pembina Medan ?

4. Bagaimanakah hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

5. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

6. Apakah faktor yang menjadi pendukung dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan ?

(21)

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai

masalah yang diidentifikasi. Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi

lebih khusus, lebih sederhana, dan gejalanya akan lebih mudah kita amati karena

dengan pembatasan masalah maka seseorang peneliti menjadi lebih fokus dan

terarah sehingga tahu kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan

selanjutnya. Sugiyono (2009:207) mengatakan bahwa : “Pembatasan dalam

penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi, sera

faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti

membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan?

   

2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

3. Apa bahan lagu yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal

pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

4. Bagaimanakah hasil dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak

(22)

5. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada anak berkebutuhan khusus di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

 

 

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menentukan

jawaban pada setiap pertanyaan. Maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga

mendukung untuk menemukan jawaban pada pertanyaan. Sugiyono (2009:209)

menyatakan bahwa : “Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang

disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data”.

Berdasarkan pendapat Sugyono dan uraian pada latar belakang, identifikasi,

serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam peelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki tujuan yang hendak

dicapai. Tanpa adanya satu tujuan yang jelas maka kegiatan tersebut menjadi tidak

akan dapat terarah karena ttidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang

dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan peneliti yang dilaksanakan

(23)

Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:290) yang mengatakan

bahwa :

“Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui”

Maka tujuan yang hendak dicapai penulis adalah :

1. Untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan.

3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan.

4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak

berkebutuhan khsusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

5. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam pembelajaran

ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT

SLB-E Negeri Pembina Medan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yangmerupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

(24)

1. Bahan informasi bagi pembaca dan kepada masyarakat.

2. Sebagai informasi/masukan bagi peneliti lain dan masyarakat dalam menambah

pengetahuan dan wawasan peneliti untuk menuangkan gagasan, ide, kedalam

gagasan karya tulis tentang pengajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penulis berikutnya yang memiliki

keterkaitan dengan topik penulisan ini.

4. Untuk menambahpengetahuan bagi penulis dalam mengajarkan siswa-siswi

yang memiliki keterbatasan

(25)

58

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan di UPT SLB-E

Negeri Pembina Medan maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Pembelajaran Ekstrakurikuler vokal pada anak berkbetuhan khusus

(tunagrahita) ini tidak menuntut siswa/i harus mahir dan handal tetapi

dalam pembelajaran ini mengajarkan siswa/i tunagrahita yang tidak tahu

menjadi tahu. Pembelajaran ekstrakurikuler vokal berjalan dengan baik

siswa/i diberi bekal agar menggali potensi mereka agar mampu

berdampingan dengan masyarakat dan tidak dipandang sebelah mata.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler vokal ini siswa/i lebih merasa percaya

diri dan mereka tidak merasa takut dan malu untuk tampil dimuka umum.

2. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler

vokal tersebut adalah menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan

metode latihan untuk mendukung pembelajaran vokal bagi siswa/i

tunagrahita tersebut.

3. Materi atau bahan lagu dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal ini

adalah lagu “Indonesia Raya, “Garuda Pancasila”. Dan juga lagu-lagu

yang sesuai kebutuhan mereka jika akan tampil dalam acara-acara seperti

festival dan lain sebagainya

4. Hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal menunjukan bahwa

(26)

59

 

 

yang belum bisa bernyanyi dengan ketepatan nada yang baik. penghapala

lagu, dan artikulasi dengan baik. Dapat dilihat juga dalam tabel evaluasi

penilaian mengenai pembelajaran ekstrakurikuler vokal dengan

menyanyikan dua lagu yaitu : “Indonesia Raya” dan “Garuda Pancasila”

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa/i

tersebut. Dan pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dimna guru

memberikan komentar juga memberikan penguatan kepada siswa untuk

lebih bersemangat dan menumbuhkan rasa kepercayaan pada diri siswa.

5. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan

khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan, beberapa

fator yang menjadi penghambat atau kendala adalah faktor yang berasal

dari dalam diri siswa/i tersebut seperti intelegensi, sosial, emotional, dan

suasana hati.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, penulis mengaukan beberapa

saran diataranya adalah sebagai berikut :

1. Diperlukan adanya penambahan tenaga pengajar pada ekstrakurikuler

vokal ini, guna untuk memaksimumkan proses pembelajaran agar dapat

berjalan lebih baik lagi

2. Pembelajaran eksrakurikuler vokal di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan tetap dipertahankan agar siswa/i tunagrahita lebih berkembang

(27)

60

 

 

maupun masyarakat dan mereka tidak dipandang sebelah mata khususnya

dilingkungan mereka.

3. Diharapan agar lebih aktif lagi dalam mengikuti acara seperti pementasan

keterampilan baik dalam bermusik, bernyanyi dan keterampilan lainnya

agar dapat mengevaluasi peningkatan keterampilan siswa dan dapat

meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak berkebutuhan khusus

(tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

4. Diharapkan agar pihak sekolah menambah ruangan khusus untuk latihan

sekaligus menambah peralatan yang diperlukan dama kegiatan

(28)

61

 

   

DAFTAR PUSTAKA

Aries, Frisca br.Lumban Tobing, 2012. Pembelajaran Musik Angklung Pada Anak

Tunagrahita SLB-C Santa Lucia: Skripsi UNIMED.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Indriani, Yulia. 2010. Kemampuan Siswa Tunagrahita Ringan dalam Bermain Gendang, Keyboard dan Gitar

Martinis, Yamin.2013. Strategi & Metode Dalam Model Pembelajaran. Jakarta : GP Press Group

Marcelina, sally. 2014. Model Pembelajaran Pada Mata Kuliah Vokal Wajib I Di Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan

T.A 2013/2014. Medan : FBS UNIMED

Marbun, Verawati. 2010. Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Musik SMP

Mangunsong, Frieda. 2009. Psikologi dan pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus.Depok:

LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta. Penerbit Kencana Prenadamedia Group

Soeharto, M. 2008. Kamus Musik, Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta

Verawati,Marbun, 2010. Pembelajaran Ekstrakurikuler Seni Musik SMP Luar

Biasa Yapentra Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2009/2010: Skripsi

UNIMED.

Rudy MY. 2008. Panduan Olah Vokal. Jakarta : Media Presindo

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumber : http://wikipedia

(29)

62

 

Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan

Khusus. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Sumber : Diktat matakuliah vokal wajib I. 2015. FBS UNIMED

Yusuf. Hadi.2004. Strategi & Model Dalam Model Pembelajaran.Jakarta : Press Group

Yuniar Dwi Purnadi. 2014. Pembelajaran Ekstrakurikuler Band di SMA Negeri

Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jatilawang : Jurnal

Sumber : www.google.com

Gambar

Gambar 2.1. Bentuk mulut pengucapan vokal a ................................................
Tabel 4.1. Nama-nama guru tunagrahita di UPT SLB-E Negeri

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Kecenderungan pola asuh demokratis pada keberhasilan toilet training anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Surakarta lebih tinggi presentasenya dari

Aksesibilitas Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Jember (Studi Kasus di SLB C TPA Bagian Tunagrahita Tingkat SDLB/SMPLB/SMALB Jember); Ullia Farni Andhita, 060910201194; 2014;

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita di kelas V SD Negeri Inklusif Margosari Kecamatan Pengasih,

Skripsi yang berjudul “KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BINA DIRI MEMASAK LAPIS SINGKONG DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA“ yang disusun oleh Nurhasanah,

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) di SLB M. Surya Gemilang Kec. Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan

Subyek penelitian ini adalah guru kelas sebagai guru BK, anak tunagrahita siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta, keluarga anak tunagrahita dan pengusaha yang sudah

Adapun secara khusus, penelitian dengan judul Studi Kasus Lukisan Damar Penyandang Tunagrahita Sedang di SLB N Pembina Yogyakarta dipilih sebagai upaya untuk

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita (Studi Kasus Pada SLB River Kids Malang).. Telah dipertahankan