• Tidak ada hasil yang ditemukan

WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA

AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM DAN HUKUM POSITIF

PENULISAN HUKUM

Oleh: APRIALISDI 07120017 / 07400280

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN FAKULTAS HUKUM

(2)

PENULISAN HUKUM

WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA

AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan SH dan S.Sy

dalam bidang Ilmu Hukum dan Syari’ah

Oleh : APRIALISDI 07120017 / 07400280

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN FAKULTAS HUKUM

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PENULISAN HUKUM

WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF Disusun dan diajukan oleh:

APRIALISDI 07120017 / 07400280

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk dilakukan

Ujian Penulisan Hukum

Pada tanggal : 29 juli 2013

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Bayu Dwiwiddy Jatmiko, SH., M.Hum Drs.Fathor rahim, M.Ag

Mengetahui,

Dekan Fak. Agama Islam UMM Dekan Fak.Hukum UMM

Drs. Sunarto, M.Ag Sidik Sunaryo,S.H, M.Si, M.Hum

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF

Disusun dan diajukan oleh:

APRIALISDI 07120017 / 07400280

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum

Pada tanggal : 29 Juli 2013

SUSUNAN MAJELIS PENGUJI

KETUA MAJELIS SEKRETARIS MAJELIS

Bayu Dwiwiddy Jatmiko, SH., M.Hum Drs.Fathor Rahim, M.Ag

Anggota Majelis

Drs. Muhammad Sarif, M.Ag Catur Wido Haruni, S.H,M.Si ,M.Hum

Mengetahui,

Dekan Fak. Agama Islam UMM Dekan Fak. Hukum UMM

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji kami haturkan kepada Rabb semesta alam, dengan kasih sayang

dan keridhoan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan

judul : ”Wasiat Wajibah bagi Ahli waris beda Agama menurut Perspektif

Hukum Islam dan Hukum Positif.

Sholawat serta salam senatiasa tetap tercurahkan pada Nabi Akhir zaman yang

telah menuntun kita dari kegelapan menuju alam yang terang benderang, sehingga

kita dapat merasakan manisnya iman dan Islam.

Penulisan / Penelitian Tugas Akhir / Skripsi ini disusun dan diajukan dalam

rangka memenuhi salah satu mata kuliah wajib pada Fakultas Agama Islam Prodi

Ahwal Al-Syakhshiyyah (Syariah) dan Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum. Dengan tersusunnya penulisan / penelitian tugas akhir / skripsi ini tak lupa penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Drs. Sunarto, M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama Islam dan Bapak

Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

3. Bapak Azhar Muttaqin, S.Hi., M.Ag selaku Ketua Jurusan Syari’ah, Bapak

Drs. Muhammad Sarif, M.Ag pembimbing akademik FAI dan Ibu Emei Dwi

Nanarhati S, SH., LL.M pembimbing akademik FH dan seluruh Dosen

Fakultas Agama Islam dan Fakultas Hukum yang senantiasa memberikan

(6)

4. Bapak Bayu Dwiwiddy Jatmiko, SH., M.Hum selaku pembimbing I dan Bapak

Drs. Fathor Rahim M.Ag. selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dan

teliti dalam membimbingi. Terima kasih sudah meluangkan waktu di

tengah-tengah kesibukkannya. Dan penulis mohon maaf apabila selama bimbingan

ada yang tidak berkenan dalam hati.

5. Segenap Dosen Fakultas Agama Islam dan Fakultas Hukum serta karyawan

dan Staf TU, terima kasih atas ilmu yang diberikan dan pengetahuannya.

6. Bapak Dan Ibu terhebat yang telah memberikan dukungan baik moriil

maupun spirituil, dan luapan cinta kasih sayang serta untaian do’a yang tulus,

yang telah memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini, dan Kakak-kakakku

terhebat yang selalu memberi semangat semangat, jangan pernah berhenti

untuk menggapai kesuksesan baik dunia maupun akhirat.

7. Teman-teman seperjuangan Pesantren Persis Bangil, Rejal, mety, Tino,

Arsyad, Panji, Ahwas, Fais, Yayan, haidar dan yang lainnya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan semangatnya dan

keberamaannya, yang sudah penulis anggap keluarga sendiri, kalian tidak

akan pernah penulis lupakan, semoga kalian sukses.

8. Teman-teman satu angkatan “Syari’ah 2007” yaitu

Adam,Ulil,Abbas,Arif,Mety,Arsyad, Mamduha, Nafi’ah, Hoiriah, Memey,

Anna, Ismail, Maya, dan seluruh sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan

satu persatu terimakasih atas segala kebersamaan yang selama ini kita lalui

bersama, mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan kondisi yang

(7)

9. Teman-teman KKN 15 Poncokusumo 2011, Yudha, Ogis, Eko, Dian, Dika,

Ucik, Eni, Rara, Ica, dan yang lainnya yang penulis tidak bisa disebutkan satu

persatu yang yang selalu memberikan semangat buat penulis, Sungguh

beruntung punya sahabat seperti kalian, yang sudah berbagi keceriaan dan

kebersamaan.

10. Warga Kos-kosan 45b Jetis-dau, Fay dan iyong, terimakasih atas

kebersamaannya dan keceriaannya, semoga kita bisa bertemu lagi dilain

waktu.

Semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya. Apapun yang

dilakukan dengan ketulusan, akan selalu terkenang dalam hati dan tak akan lupa

selamanya. Semoga karya sederhana ini mampu menggugah inspirasi untuk

pembacanya. Dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan karena apa yang

tertulis dalam karya ilmiah ini, masih amat jauh dari sempurna.

Malang, 16september 2013

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN PENULISAN HUKUM ... v

MOTTO ... vi

DEDIKASI ... vii

ABSTRAKSI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan ... 9

D. Batasan masalah ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metodelogi Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum mengenai Waris ... 17

A. 1 Pengertian Waris ... 17

A. 2 Dasar Legalitas Waris ... 18

A. 3 Sebab-sebab Mewaris dan Halangan Mewaris ... 21

(9)

B. 1 Ahli Waris beda Agama menurut Hukum Islam ... 24

B. 2 Ahli Waris beda Agama menurut Komilasi Hukum Islam 29 C. Tinjauan Umum Mengenai Wasiat Wajibah ... 31

C. 1 Pengertian Wasiat Wajibah ... 31

C. 2 Ketentuan-ketentuan dalam Wasiat Wajibah ... 35

C. 3 Wasiat Wajibah menurut Hukum Islam ... 37

C. 4 Wasiat Wajibah menurut Kompilasi Hukum Islam ... 45

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1 Hukum Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama menurut Perspektif Hukum Islam ... 47

A. 2 Metode Pendekatan Ulama mengenai Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama ... 54

A. 3 Pandangan Ulama mengenai Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama ……... 60

B. Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama menurut Perspektif Hukum Positif di Indonesia ... 66

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan ... 80

B.Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pendapat ulama mengenai wasiat wajibah bagi ahli waris beda

agama

Tabel 2. Perbandingan wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama

menurut hukum Islam dan hukum positif

64

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indeks... 85

Lampiran 2. Surat Tugas Skripsi ... 86

Lampiran 3. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi... 87

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al-jaziry , Abdurrahman, 1996, Kitab Fiqih ‘ala al-Madzahib al-Marba’at, Dar al

fikr, Beirut,

Al-Mundziri , Hafidz, (T.Th), Mukhtashar Sunan Abu Daud, Maktabah Al-Fikrah,

Kairo.

Al-Bukhari, 1981, Sahih al-Bukhari, juz 8, Dar al-Fikr, Beirut.

Azis Dahlan, Abdul, 1996, Ensiklopedi Hukum Islam , PT.Ichtiar Baru Van Hoeve.

Jakarta

Al Fasi, Allal ,1971, Maqashid al Syari’ah wa Makarimuha, Dar al Ma’arif, Mesir.

Amir Mu’allim dan Yusdani, 1999, Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam, UII Press, Yogyakarta

Al Gazhali, Abu Hamid, 1983, al Mustashfa Min Ilm al Ushul, Juz I ,Dar al Kutub al

Ilmiyyah, Beirut.

Abubakar Muhammad, 1995, Terjemah Subulussalam III, al-Ikhlas , Surabaya.

Abdullah ,Muhammad Husain, 2002, Study Dasar-dasar Pemikiran Islam, Pustaka

Thariqul Izzah, Bogor.

Djamil, Fathurrahman, 1995, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah, Logos

Wacana Ilmu, Jakarta.

Dr. Wahbah Zuhaily, t.th, Ushulul Al Fiqh Al Islamy, Dar Al Fikr, Damaskus.

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, 2000, Kompilasi Hukum Islam

Departemen Agama R I. Jakarta

Ibnu Katsir, 1966, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Dar al-Ma’rif, Beirut.

Ibnu Hazm, t.th Al-Muhala Bil Arsar, Jilid 8, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut

Khalaf ,Abdul Wahab, Ilmu Ushul Feqih, Maktabah Ad-Dakwah Al-Islamiyah ,

Kairo, 1990

Moh.Rifa’I, Moh.Zuhri dan Salamo, 1978 ,Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, Toha Putra, Semarang,

Muhammad Said Ramadhan al Buthi, 1977, al Dawabit al Mashlahat fri al Syari’ah

al Islamiyah, Muasasah al Risalah , Beirut.

Muhammad Nashiruddin Al bani, 2007 Sunan Abu Daud II , Pustaka Azzam, Jakarta.

Mohammad Daud Ali, S.H, 2011, Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Muhammad Makhluf, Hasanain , 1958, Al-Mawaris fi al-Syari’at al-Islamiyah,

Lajnah al-Bayyan al-Araby, kairo.

Rifai, Mohammad, 1984, Perbandingan Agama , Wicaksana , Semarang.

Rofiq, Ahmad, 2000, Hukum Islam di Indonesia, Graha Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Rachmad Budiono.A, 1999, Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam, PT Aditya

Bakti, Bandung.

Sumarna, Erik , 2004, Wasiat Wajibah Terhadap Saudara Kandung, IAIN Sumatra

Utara, Medan

Surahmad, Winarno , Dasar dan teknik research. Torsito, Bandung. 1972

Soekanto, Soerjono, 2005, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas

(13)

Sahriani, 2009, pembagian harta warisan orang yang berbeda agama dalam perspektif hukum islam (study kasus putusan mahkamah agung RI No 51K/AG/1999), tesis Pascasarjana Universitas Sumatra Utara, Medan.

Suma, M Amin, 2000, Hukum keluarga Islam di dunia Islam, Graha Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Sabiq, Sayyid, 1987, fiqih sunnah jilid 14, alih bahasa ; Mudzakir,PT Al-Maarif,

Bandung.

Suharsimi Arikunto, 1998, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta

Siddiq, Abdullah, 1984, Hukum Waris Islam dan Perkembangannya di Seluruh Dunia

Islam, Widjaya, Jakarta.

Suparman, Eman , 2005, hukum waris Indonesia,dalam perspektif islam, adat dan

BW, PT Refika Aditama, bandung.

Suparman, Usman, Yusuf Sommawinata, 1997, fiqih mawaris Hukum kewarisan

islam, Gaya Media Pratama, Jakarta.

Usman, Suparman , 1988, Wasiat Wajibah, Uraian Singkat Wasiat Wajibah dan

Hubungannya dengan Plaatsvervulling dalam BW, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Gunung Djati Serang, Jakarta.

Wahab Khallaf, Abdul, 1990, ushul fiqh, Maktabah al-Dakwah al-Islamiyah Syabab

Al-Azhar, Kairo. INTERNET http://masbembengs.blogspot.com http://id.wikipedia.org http://herman-notary.blogspot.com http://korup5170.wordpress.com JURNAL

Al-Yasa Abubakar, 1996, wasiat wajibah dan anak angkat, dalam mimbar hukum

no.29

Destri Budi Nugrahini, Haniah Ilhami dan Yulkarnain Harahab,2010 Pengaturan dan

Implementasi Wasiat Wajibah di Indonesia, dalam mimbar hukum volume 22 no.2

Abdul Manan, 1998, Beberapa Masalah Hukum Tentang Wasiat dan

Permasalahannya Dalam Konteks Kewenangan Pengadilan Agama, Artikel Mimbar Hukum, No.38, Al Hikmah dan Ditbin Bapera Islam, Jakarta. Perundang-undangan :

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar setiap manusia mengalami tiga peristiwa hukum,

yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

diakhiri dengan kematian. Setiap terjadi kematian, dalam Islam masalah tersebut

segera timbul pertanyaan bagaimana harta peninggalannya diperlakukan dan

kepada siapa saja harta itu dipindahkan.

Pengaturan terhadap harta pasca meninggal dunianya seseorang

merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kemaslahatan baik bagi

orang yang meninggal dunia, para ahli warisnya, maupun pihak ketiga. Di

dalam agama Islam meskipun seseorang telah meninggal dunia, akan tetapi

kewajiban tidak secara otomatis selesai atau terhapuskan begitu saja. Ada

beberapa kewajiban yang harus di tunaikan terkait dengan harta peninggalannya

antara lain; utang, zakat, wasiat, dan pembagian warisan. Berkenaan dengan

pembagian harta warisan ini penting untuk diatur agar tidak terjadi perebutan

harta warisan.

Dalam sistem kewarisan Islam sudah diatur secara jelas dan rinci

tentang tata cara pembagian dan peralihan harta si pewaris kepada ahli waris,

harta waris, serta hal-hal yang menghalangi ahli waris untuk mendapatkan harta

(15)

2 Bila dicermati zaman sekarang ini, perkawinan antara muslim dan

non muslim sangat banyak terjadi di Indonesia khususnya. Hal ini yang banyak

tidak disadari mereka akibat yang akan terjadi bila dihubungkan dengan Hukum

Waris Islam akan dampak yang sangat besar. Perkawinan antar agama tersebut

tentu saja terkait erat dengan permasalahan pembagian harta waris yang akan

ditimbulkan kelak jika salah seorang meninggal dunia. Karena akan

menimbulkan hilangnya hak waris bagi masing-masing. Demikian pula bagi

anak-anak dari hasil perkawinan mereka yang apabila mereka mengikuti salah

satu Agama orang tua mereka. dan juga dalam sebuah keluarga yang

berbeda-beda agamanya dalam keluarga tersebut. Hal tersebut Didalam Agama Islam

tentu menjadi permasalahan sebagaimana diketahui seorang muslim tidak

mewarisi dengan Agama selain Islam. Pengaturan tersebut terdapat dalam

Al-Qur’an Surat An-Nisa’ :141 dan hadist sebagai berikut:

………























…….. dan Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir kepada

orang orang beriman. (An Nisa’: 141)1

Kemudian dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim,

Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

1

(16)

3

َرِف

اَكلا

ُمِلْسُمْلا

ُثِرَي

َل

:

َلاَق

.

م

.

ص

ي لا

ْنَع

اَسُأ

َةَم

ِنْبا

ِدْيَز

ِنَع

(

ةعامجا

اور

)

َمِلسُمْلا

ُرِف

اَكلْا

َلَو

Orang muslim tidak boleh mewarisi harta orang kafir, dan orang kafir pun tidak dapat mewarisi harta orang Islam.2

Hal di atas memberikan gambaran bahwa antara seorang muslim

tidak mewarisi dengan kafir agama selain Islam, hukum ini juga disepakati oleh

ahli fiqih. Maka dari itu jika seseorang anak berbeda agama dengan orang

tuanya, yang orang tuanya beragama Islam, maka seharusnya dia menjadi ahli

waris tidak berhak atas harta waris tersebut dikarenakan perbedaan agama.

Adapun jika seorang anak bisa memperoleh hak dari harta orang

tuanya salah satu caranya adalah dengan jalan wasiat wajibah. Yang mana

Wasiat Wajibahadalah wasiat yang dibebankan oleh hakim agar seseorang yang

telah meninggal dunia yang tidak melakukan wasiat secara suka rela, harta

peninggalannya dapat diambil untuk diberikan kepada orang tertentu dan dalam

keadaan tertentu pula. Dapat dipahami bahwa pelaksanaannya merupakan suatu

yang diperintahkan oleh hakim.

2

(17)

4 Kemudian yang dijadikan landasan yang mendukung dalam

mendasari keberadaan wasiat wajibah diantaranya terdapat dalam Al-Qur’an

dan Hadits diantaranya:













































































Diwajibkan atas kamu apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk

ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf (ini adalah) kewajiban atas orang

yang bertaqwa (Al-baqarah : 180) 3

Berdasarkan ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa apabila

seseorang dalam keadaan tanda-tanda akan meninggal dan mempunyai harta

yang berlebih, maka diwajibkan untuk berwasiat terhadap orang tua dan

kerabat-kerabatnya. Pemberian wasiat bagi orang tua dan karib kerabat tersebut

adalah diperuntukan bagi mereka yang tidak memperoleh harta warisan, jika

orang tua dan karib kerabat tersebut memperoleh harta waris maka mereka tidak

berhak memperoleh harta wasiat tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

ibnu katsir :

ري ا نمف ة باث ري نميف ةخوسنم اهنا

3

(18)

5 Sesungguhnya ayat tersebut (QS.Al-Baqarah:180) telah dinasakh bagi orang yang menjadi ahli waris/ menerima warisan dan tetap hukumnya bagi yang tidak menjadi ahli waris.4

Pernyataan ibnu katsir tersebut dikuatkan dengan hadits yang melarang wasiat

bagi ahli waris yaitu 5:

ملسو يلع ها ىلص ِللَا َلوُسَر ُتْعََِ ع ها يضر ِيِلِاَبْلَا َةَماَمُأ َِِأ ْنَعَو

َح ٍقَح يِذ لُك ىَطْعَأ ْدَق َللَا نِإ ُ : ُلوُقَ ي

َ ٍثِراَوِل َةيِصَو َََف , ُق

ُاَوَر

, َةََْْزُخ ُنْبِا ُاوَ قَو , يِذِمْرِ تلَاَو ُدََْْأ َُسَحَو , يِئاَسلا لِإ ُةَعَ بْرَْْاَو , ُدََْْأ

ِدوُراَْجَا ُنْباَو

Abu Umamah al-Bahily Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memberi hak kepada tiap-tiap yang berhak dan tidak ada wasiat untuk

ahli waris." Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits hasan

menurut Ahmad dan Tirmidzi, dan dikuatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu al-Jarud. 6

Berdasarkan landasan yang disebutkan di atas menurut perspektif

hukum Islam dapat disimpulkan bahwa wasiat wajibah bagi ahli waris beda

agama adalah wajib dikarenakan ahli waris beda agama terhalang untuk

memperoleh harta waris, oleh karena itu ahli waris beda agama diberi harta

4

Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Dar al-Ma’rif, Beirut, 1966, hal 372

5

Moh.Rifa’I, Moh.Zuhri dan Salamo, Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, Toha Putra, Semarang, 1978, Hal 264-265

6

(19)

6 melalui wasiat wajibah. Adapun pemberian wasiat kepada ahli waris beda

agama mayoritas ulama memperbolehkan pemberiannya.

Kemudian dalam hukum positif di Indonesia Wasiat wajibah

merupakan salah satu kewenangan absolut Pengadilan Agama menurut

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, namun belum ada hukum

materiil dalam bentuk undang-undang yang mengaturnya, satu-satunya

peraturan yang mengatur wasiat wajibah adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI),

termuat dalam instrumen hukum berupa Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

1991. KHI mengatur wasiat wajibah dalam Pasal 209 dipandang sebagai hukum

materiil dan diberlakukan di peradilan dalam lingkungan peradilan Agama.

pengaturan wasiat wajibah dalam KHI terdapat dalam Pasal 209 ayat 1 dan 2

yaitu :

(1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya.

(2)Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya.

Sebagaimana dalam pasal tersebut secara normatif KHI telah

menetukan bahwa wasiat wajibah hanya di peruntukkan bagi anak angkat yang

(20)

7 dari anak angkatnya yang meninggal dunia, adapun wasiat wajibah bagi ahli

waris beda agama menurut kompilasi hukum Islam tidak menyebutkan secara

rinci, hanya menyebutkan beberapa syarat umum dalam satu ayat saja dan tidak

diikuti dengan penjelasan-penjelasan lainnya, termasuk dalam perbedaan

agama. Hal ini menandakan bahwa wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama

tidak memiliki legalitas hukum jika dipandang menurut kompilasi hukum Islam.

Secara yuridis formal, Kompilasi Hukum Islam memang tidak

memberi legalitas terhadap wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama, sehingga

jika hanya mengacu pada sumber ini maka terkesan tidak terdapat kepastian

hukum. Namun demikian wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama jika

mengacu pada sumber hukum formil lainnya maka akan ditemukan tentang

keharusannya sebagaimana yang terdapat dalam Yurispudensi yang ditetapkan

Mahkamah Agung. Yang terdapat dalam putusan mahkamah agung nomor: :

51K/AG/1999 menjelaskan bahwa ahli waris beda agama diberi harta waris

melalui wasiat wajibah.

Adapun Mahkamah Agung menetapkan ahli waris non Islam dapat

memperoleh bagian harta waris melalui wasiat wajibah. Kasusnya adalah terjadi

di Yogyakarta. Pewaris bernama martady meninggal dunia dengan

meninggalkan jazilah sang istri dan tidak mempunyai anak, dan pewaris lainnya

adalah 7 orang saudara kandung suami. Dan yang menjadi ahli waris dari

saudara kandung tersebut adalah 3 orang, yang mana 4 orang lainnya telah

(21)

8 masih hidup dan menjadi ahli waris tersebut tersebut salah satu beragama non

muslim. karena ada perbedaan agama diantara saudara kandung tersebut

terjadilah silang pendapat diantara mereka. Kemudian istri tersebut mengajukan

permasalahan tersebut ke Pengadilan Agama, sedangkan saudara kandung

pewaris mengajukan ke Pengadilan Negeri.

Pada Pengadilan Agama Yogyakarta menetapkan putusan atas

Eksepsi Kompetensi Absolut para tergugat tersebut. Yang mana mengenai

pemecahan masalah sengketa waris tersebut adalah merupakan kewenangan

pengadilan agama, bukan kewenangan pengadilan negeri. Dalam

pertimbanganya pengadilan agama mengabulkan gugatan jazilah sebagai

penggugat dan ahli waris yang non muslim tidak memperoleh dari harta

tersebut.

Kemudian para tergugat menolak putusan agama tersebut dan

mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Agama. Majelis hakim

Pengadilan Tinggi Agama memberikan putusan yang isinya menguatkan

putusan pengadilan agama tersebut. Putusan pengadilan tinggi agama tersebut

ditolak oleh tergugat, selanjutnya tergugat mengajukan kasasi ke Mahkamah

Agung, kemudian Majelis Hakim Agung yang mengadili perkara ini dalam

putusannya memutuskan Mahkamah Agung berpendapat bahwa putusan

pengadilan tinggi agama yogyakarta harus diperbaiki karena seharusnya

(22)

9 di mana mereka ini berhak mendapatkan warisan berdasarkan Wasiat Wajibah

yang kadar bagiannya sama dengan ahli waris muslim. atas pertimbangan

tersebut Mahkamah Agung memberikan putusan bahwa penggugat yaitu jazilah

berhak memperoleh ¼ bagian dari harta warisan almarhum suaminya.

Kemudian menyatakan disamping penggugat ada ahli waris lainnya yaitu dari

saudara kandung almarhum suaminya termasuk yang non muslim, kesemua ahli

waris tersebut berhak memperoleh ¾ bagian dari harta warisan. Dari penjelasan

diatas dapat dipahami bahwa ahli waris beda agama berhak atas harta warisan

melalui wasiat wajibah, dengan ditetapkan putusan Mahkamah Agung diatas

maka pengaturan wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama mempunyai

legalitas yang kuat bagi hukum positif di Indonesia.

Melihat dari problematika tersebut yang mana merupakan hal yang

kontemporer dalam pemikiran hukum islam, di satu sisi nash Al Quran tidak

menjelaskan tentang bagian ahli waris untuk non muslim, sedangkan hadits

tidak memberikan sedikitpun bagian harta bagi ahli waris non muslim, namun di

sisi lain tuntutan keadaan dan kondisi menghendaki hal yang sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk

mengangkat sebuah judul skripsi yaitu: “WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI

WARIS BEDA AGAMA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(23)

10 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan dasar Hukum Wasiat Wajibah bagi ahli waris beda

Agama menurut perspektif Hukum Islam ?

2. Bagaimana hukum positif mengatur tentang wasiat wajibah bagi ahli waris

beda Agama di Indonesia?

C. Tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui dasar Hukum Wasiat wajibah bagi ahli waris beda

Agama dalam hukum Islam dan hukum positif

2. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dan perbedaan dalam hukum Islam

dan hukum positif mengenai wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama.

D. Batasan masalah

Dalam skripsi ini untuk menghindari permasalahan yang terlalu melebar dan

kurang mengarah pada pokok permasalahan, maka perlu adanya batasan-

batasan yang jelas. Perlu dibatasi masalah apa saja yang masuk dalam

pembahasan. Yaitu menjelaskan tentang wasiat wajibah bagi ahli waris beda

agama ditinjau dari hukum islam dan hukum positif. Tentang dasar

hukum,ketentuan-ketentuan dan perbedaan dari hukum islam dan hukum positif.

Yang bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadits, Kompilasi Hukum Islam, dan

pendapat ulama yang membahas tentang masalah wasiat wajibah bagi ahli waris

(24)

11 E. Manfaat penelitian

Sebagaimana penelitian ini mempunyai tujuan, kajian mengenai wasiat wajibah

bagi ahli waris beda agama menurut perspektif hukum islam dan hukum positif ini pun mempunyai manfaat, antara lain:

1. Secara Akademis

Bagi Fakultas Agama Islam Jurusan Twinning Program Universitas

Muhammadiyah Malang, agar penulisan ini dapat dijadikan bahan refrensi

dalam rangka untuk memperkaya khasanah kepustakaan mahasiswa, atau

dapat digunakan sebagai acuan untuk penulisan dan pembahasan lebih lanjut

yang lebih luas dan lebih kritis khususnya di bidang Hukum Islam dan Hukum

Positif di Indonesia tentang wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama.

2. Secara Praktis

Bagi penulis pribadi, penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Agama Islam dan

Fakultas Hukum (Twinning Program) Universitas Muhammadiyah Malang.

Selain itu penulis juga bisa lebih memahami dan mengerti tentang bagaimana

perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia memandang tentang

wasiat wajibah bagi ahli waris beda agama.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan jawaban atas

persoalan yang terjadi dikalangan masyarakat luas yang mana berkaitan

(25)

12 F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan/ penelitian

literatur, yang datanya berupa konsep, teori dan ide. Sedangkan

pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang

digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut

kategori untuk memperoleh kesimpulan.7

2. Sumber bahan penelitian

Penelitian ini mencari data-data yang bersumber pada:

a. Sumber bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang sifatnya

mengikat dan merupakan norma-norma dasar utama dalam setiap

pembahasan masalah, yaitu: Al-Qur’an dan Al-Hadist

b. Sumber bahan Hukum sekunder, yaitu data pendukung dari data primer.

Dalam hal ini penulis merujuk pada bahan-bahan yang dapat memberikan

penjelasan-penjelasan dan penafsiran-penafsiran yang mendukung sumber

data primer dalam memperoleh pengertian dan pemahaman yang utuh,

diantaranya yaitu: karya ilmiah dan hasil penelitian, yang dapat berbentuk

makalah, artikel, jurnal ilmiah, opini maupun berita yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas atau berupa referensi dari buku, kitab, serta

Undang-Undang terkait.

7

(26)

13

c. Bahan Hukum Tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya:

kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks.internet 8

3.Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Pengumpulan data dengan cara mengklasifikasikan nash-nash dalam

bentuk per-tema maupun per-bab, baik nash Al-Qur’an maupun As

-Sunnah yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti, antara nash

yang melarang dan yang membolehkan wasiat wajibah bagi ahli waris

beda agama.

b. Mengklasifikasikan antara pendapat-pendapat para ulama, dalam bentuk

per-tema maupun per-bab, yang relevan dengan masalah yang sedang

diteliti, baik yang malarang maupun yang membolehkan wasiat wajibah

bagi ahli waris beda agama.

4. Analisa data.

Tekhnik analisa bahan hukum yang penulis pakai dalam penyusunan skripsi

ini adalah analisa kualitatif dengan menggunakan analisa data (content

analysis), yaitu metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat

8

(27)

14 prosedur untuk kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen.

Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang disusun secara sistematis

kemudian di analisis dengan cara sebagai berikut;

a. Metode Deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari yang berbentuk umum

ke bentuk khusus, dimana kesimpulan itu dengan sendirinya muncul dari

satu atau beberapa premis. Dalam hal ini penulis mengemukakan data-data

atau fakta-fakta baik dalam bentuk definisi maupun konsep tentang

kewarisan beda agama secara umum, lalu ditarik sebuah kesimpulan

secara khusus.

b. Metode Komparatif, yaitu bersifat perbandingan. Maksudnya ialah

membandingkan beberapa pendapat atau data yang berkaitan dengan

bahasan penulis terutama pada kitab-kitab yang dijadikan referensi dalam

permasalahan kewarisan beda agama.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan ini dapat terselesaikan dengan mudah, maka diperlukan adanya

sistematika penulisan yang di bagi dalam empat bab yang terdiri dari:

Bab I : PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan pengantar secara umum yang berkaitan dengan tema

penelitian yang diangkat oleh penulis, terdiri dari : Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,

(28)

15 Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai landasan teoritis yang meliputi:

A. Tinjauan Umum Mengenai Waris

A. 1 Pengertian Waris

A. 2 Dasar Legalitas Waris

A. 3 Sebab-sebab Mewaris dan Halangan Mewaris.

B. Tinjauan Umum Mengenai Ahli Waris Beda Agama

B. 1 Ahli Waris Beda Agama Menurut Hukum Islam

B. 2 Ahli Waris Beda Agama Menurut Kompilasi Hukum Islam

C. Tinjauan Umum Mengenai Wasiat Wajibah

C. 1 Pengertian Wasiat Wajibah

C. 2 Ketentuan- ketentuan dalam Wasiat Wajibah

C. 3 Wasiat Wajibah menurut Hukum Islam

C. 3 a. Landasan Wasiat Wajibah dalam Hukum Islam

C. 4 Wasiat Wajibah menurut Kompilasi Hukum islam

Bab III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian mengenai:

A. 1 Hukum Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama menurut Perspektif

Hukum Islam.

A. 1 Metode Ijtihad Ulama tentang Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda

(29)

16 A. 2 Pandangan Ulama tentang Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda

Agama.

B. Wasiat Wajibah bagi Ahli Waris beda Agama menurut Hukum Positif

Bab IV : PENUTUP

Penutup atau kesimpulan, disini penulis sajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Referensi

Dokumen terkait

blood concentrations of labetalol hydrochloride administrated to patients with pregnancy-induced hypertension, and subsequent neonatal findings, Hypertension Research in Pregnancy,

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan menggunakan meteran yaitu diukur 1 cm di atas permukaan tanah sampai daun tertinggi yang telah membuka sempurna.. Pengamatan dilakukan

Ada tiga alasan yang dijadikan dasar Dewan Syari'ah Nasional untuk mengeluarkan fatwa tentang pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syari'ah, yaitu: (1) bank

Nilai OR yang diperoleh yaitu 4,444 (95% CI= 1,855-10,648) sehingga dapat diartikan bahwa ibu yang terpapar asap rokok selama hamil memiliki risiko untuk mengalami kematian

Fraktur kubah kranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur dan karena alasan yang kurang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar X, fraktur dasar

Responden penelitian adalah petani pembudidaya ikan nila di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan berjumlah 50 pembudidaya ikan air tawar, khususnya ikan

Dari berbagai masalah yang muncul dalam implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara, hal tersebut mendasari

Pendekatan interaksi sosial, adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana hubungan sosial antara anak yang satu dengan yang lain sangat diperhatikan, dalam hal ini