• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA REMAJA PECANDU GAME-ONLINE DENGAN REMAJA YANG BUKAN PECANDU GAME-ONLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANTARA REMAJA PECANDU GAME-ONLINE DENGAN REMAJA YANG BUKAN PECANDU GAME-ONLINE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERRBEDAAN K DEN

U

KECERDASA NGAN REMA

UNIVERSI

AN EMOSI A AJA YANG B

S

Faja 0

FAKULT

ITAS MUH

ANTARA RE BUKAN PEC

SKRIPSI

Oleh: ar Rahman J 07810220

AS PSIKO

HAMMAD

2011

EMAJA PEC CANDU GAM

J

OLOGI

DIYAH MA

CANDU GAM ME-ONLINE

ALANG

ME-ONLINE E

(2)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini telah di uji oleh dewan penguji

Pada tanggal 11 November 2011

Dewan penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti Fasikhah. M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto S.Psi ( )

2. Diah Karmiyati Dr. M.Si ( )

3. Lindayani M.Si ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur sanantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbedaan Kecerdasan Emosi Antara Remaja Pecandu Game-online dengan yang Bukan Pecandu Game-online”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah

Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan serta bantuan yang

bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku dekan fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dra. Siti Suminarti, M.si dan Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen pembimbing I dan dosen

pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

arahan yang sangat berguna hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak

awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf fakultas Psikologi yang bersedia membantu dan penyelesaian

studi S1 hingga selesai.

5. Kepada kedua orang tua penulis bapak dan mama senantiasa memotivasi dan memberikan

curahan do’a dan kasih sayang pada penulis.

6. Wahyu ning Tyas Larasati yang selalu mendukung dan melengkapi perjalanan saya.

7. Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2007 terutama kelas D terimakasih telah menjadi

teman dan melengkapi pembelajaran kemanusiaan untuk masa depan.

8. Untuk Zaini, Hasan, Feryn, Nisa, Novi, Jujuk, Afika, Ega dan Ayu sahabat saya, KKN 23,

geng kost gas mata, dan teman-teman yang lainnya terima kasih telah mengukir kenangan

dan pengalaman yang tak dapat saya lupakan.

9. Untuk teman seperjuangan saya: Novi, Fina, terimakasih kalian telah menjadi teman

seperjuangan saya tanpa kalian menunggu giliran bimbingan akan membosankan.

10. Semua pihak yang bersedia menjadi informan dan banyak memberikan informasi untuk

(4)

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan

bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan

saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 11 November 2011

Penulis

Fajar Rahman Junaidi

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..

INTISARI……….

DAFTAR ISI………...

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ………...

B.

Rumusan Masalah………...

C.

Tujuan Penelitian……….……...

D.

Manfaat Penelitian………..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Kecerdasan Emosi……….……..

1.

Pengertian Kecerdasan Emosi………...

2.

Komponen-komponen Kecerdasan Emosi……….……...

3.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi………..……..

B.

Remaja………

1.

Pengertian Remaja………

2.

Ciri-ciri Remaja………

3.

Perkembangan Emosi Remaja………..

4.

Perkembangan Kecerdasan Emosi pada Remaja………..

C.

Game-online………

1.

Pengertian Game-online………

2.

Tipe-tipe Game-online………..……

3.

Pecandu Game-online………...

D.

Perbedaan Psikologi Kecerdasan Emosi Pada Remaja Pecandu

Game-online Dengan Remaja Bukan Pecandu Game-online……….

E.

Kerangka Pemikiran………

F.

Hipotesis………..…...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Rancangan Penelitian………..

B.

Variabel Penelitian………..

1.

Identifikasi Penelitian………...

2.

Definisi Operasional Variabel Penelitian………..

C.

Populasi Dan Sampel………..

1.

Populasi………...

2.

Sampel………..

D.

Jenis Data Dan Metode Pengumpulan Data………

(6)

E.

Validitas Dan Reliabilitas………...

1.

Validitas………

2.

Reliabilitas………

F.

Prosedur Penelitian……….

G.

Teknik Analisa Data………...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data……….

B.

Analisa Data………

C.

Pembahasan……….

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan……….

B.

Saran………...

DAFTAR PUSTAKA………...

LAMPIRAN………..

29

29

30

31

32

34

35

36

40

40

42

44

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kecerdasan Emosi

Lampiran 2 Angket Kecanduan Game-online

Lampiran 3 Data Penelitian

Lampiran 4 Frequency Tabel

Lampiran 5 Uji t-Test

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Lusiana.(2009) , skripsi perbedaan agresivitas pada remaja yang bermain game online

jenis agresif dan non agresif. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Diperoleh dari : http/www.Google.com/ kumpulanskripsi.

Asrori, M.,& Mohammad, A. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, S. 2009. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

________. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta : Kencana

Dampak kecanduan game-online.

Manycom News (2011, 24 februari). Diperoleh dari

http.Google.com

Dyah. Rahayuning. (2009) , skripsi hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet

pada siswa menengah pertama (SMP), Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Diperoleh dari : http/www.google.com/kecanduanInternet/pdf.

Dwiperdanasari, Yusrina. (2010). Perbedaan tingkat kecerdasan emosi ditinjau dari lingkungan

tempat tingga(remaja yang tinggal dipondok pesantren dan yang bukan tinggal di

pondok pesantren), Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Fakhrurrozi, Muhammad. (2009). Kecerdasan emosi pada remaja pelaku tawuran, Fakultas

Psikologi Universitas Guna Darma.

Goleman, Daniel. (1999) Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi mengapa El lebih penting

daripada IQ. Jakarta : Gramedia Pustaka utama.

Gottman, J & Joan, DeClaire. (1999) Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki Kecerdasan

Emosional. Jakarta : Gramedia Pustaka utama.

Hadi, Sutrisno, Prof Drs. MA. (1995) Statistik. Yogyakarta : Andi Offset.

Hurlock, E. B, 1994, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Kerlinger, F.N. (1998). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: UGM.

(9)

Martin, D Antony. (2003). Emotional Quality Manajement. Jakarta: Arga.

Monks, F.J & Knoers A.M.P (2004) Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Muslikah. (2010). Game-online dan dampak bagi masyarakat. Politeknik Elektronika Negeri

Surabaya Institut Teknologi Sepuluh November. Diperoleh dari http/www. Osun org.com

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta Barat: Ghalia Indonesia.

Pencurian Sepeda Motor . (2011, 2 juli) memorandum, hal. 12.

Santrock, John. (2002). Lifespan Development Perkembangan Sepanjang Masa. Jakarta:

Erlangga.

Stein, J. S dan Howard E.book (2002), ledakan EQ 15 prinsip dasar kecerdasan emosional

meraih sukses. Bandung : Kaifa

Shapiro, E. Lawrence. (1997). Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Winarsunu, Tulus. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (edisi revisi).

Malang:UMM Press.

Wirawan, Sarlito,S. (2004), Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada

Zulkifli, (1987), Psikologi Perkembangan , Bandung : Remaja Karya

(10)

1   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kita sering mendengar tentang beberapa jenis kecerdasan selain

kecerdasan intelektual yang turut mempengaruhi kesuksesan seseorang.

Kecerdasan jenis lain ini antara lain kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual. IQ menyumbang kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan

kesuksesan dalam hidup, sedangkan 80% diisi oleh kemampuan lain (Goleman,

1999). Dalam penelitian yang lain menunjukan IQ dapat digunakan untuk

memperkirakan sekitar 1-20% keberhasilan dalam pekerjaan tertentu. Sedangkan

27-45% dari kecerdasan emosi yang ternyata berperan langsung dalam pekerjaan

(Stein, 2002).

Semakin tinggi kecerdasan emosi seseorang, semakin besar kemungkinan

untuk sukses, Baik sukses sebagai pekerja, orang tua, manager dan diseluruh

aspek kehidupan. Untuk mendapatkan peluang tersebut, melatih dan

mengendalikan emosi dapat dimulai sejak dini. Pengembangan kecerdasan

emosional di usia dini memberikan seseorang bekal yang baik untuk dewasanya.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional akan terlihat dalam hal-hal

seperti bagaimana ia mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya,

mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan

diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu

mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada

sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.

Goleman (1999) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan

dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan,

serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang

dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan

mengatur suasana hati.

Salovey dan Mayer (Martin, 2003) mendifinisikan kecerdasan emosional

sebagai kemampuan untuk memahami perasaan diri sendiri, untuk berempati

(11)

2   

terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama

berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang.

Jika dipahami lebih lanjut, manfaat seseorang memiliki kecerdasan emosi

antara lain seseorang tersebut akan mampu memahami penyebab perasaan yang

timbul, mampu mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan, memiliki

toleransi lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah, adanya perasaan

yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, berkurangnya

kesepian dan kecemasan dalam pergaulan, bertanggung jawab serta mampu

memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, lebih baik dalam

mendengarkan orang lain, mampu menerima sudut pandang orang lain, mampu

dengan baik dalam menyelasaikan persoalan yang timbul dalam hubungan,

bertenggang rasa, serta berpengalaman dalam mengenali emosi orang lain.

Penelitian terhadap sekitar 4000 orang di Kanada dan Amerika Serikat

menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi seseorang meningkat sedikit demi

sedikit dari rata-rata 95,3 pada usia penghujung belasam tahun, hingga rata-rata

102,7 yang akan tetap sampai usia 40-an (Stein, 2002). Dari hal tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan emosi pada saat remaja akan terus berkembang

seiring dengan bertambahnya usia serta pengalaman. Remaja yang masih

memiliki sedikit pengalaman dalam kehidupan masih bisa mengembangkan

kemampuan dalam mengolah emosinya secara benar apabila ia pandai mengatasi

masalah yang ia hadapi sehingga akan menimbulkan pengalaman baru serta

belajar dari pengalaman yang ia dapatkan.

Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa sangat memerlukan dan mengetahui betapa pentingnya kecerdasan emosi

bagi kehidupannya. Dalam hal ini jika remaja memiliki kecerdasan emosi yang

baik maka remaja akan mampu melewati masa remaja dengan baik yaitu dapat

meraih prestasi yang baik di pendidikannya dan pergaulan tanpa mengalami

permasalahan yang berat, namun apabila pada masa remaja tidak pandai

menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau tidak bisa

berempati, maka ia akan memiliki tingkat emosionalitas yang buruk dan akan

sulit untuk menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial lingkungannya. Akibatnya

(12)

3   

bersama seringnya terjadinya perkelahian antar pelajar,pencurian yang dilakukan

remaja, aborsi dan kasus-kasus lain yang terjadi dikalangan remaja, biasanya

hal-hal tersebut hanya dipicu hal-hal yang sepele. Disinilah dapat kita ketahui pentingnya

kecerdasan emosi bagi remaja.

Di era modern saat ini teknologi sangat berkembang pesat, salah satunya

dalam bidang informasi dan hiburan, internet merupakan salah satunya. Internet

merupakan salah satu media yang sekarang banyak digemari oleh para remaja,

karena di internet menyediakan berbagai layanan informasi dan hiburan. Salah

satu layanan hiburan yang disediakan internet adalah game. Saat ini game tidak

hanya digunakan arena bermain berdua atau sendiri tapi bisa digunakan secara

online atau bersama-sama dengan orang yang berada jauh dengan kita, istilah

game tersebut biasa disebut game-online. Game-online saat ini sudah menjadi

sebuah kegemaran bagi semua kalangan, baik anak-anak, remaja bahkan orang

dewasa.

Kegiatan bermain game-online sekarang ini sudah menjadi candu bagi para

pemakainya, tidak terkecuali remaja. Saat ini sudah banyak remaja yang kita lihat

di warnet-warnet menghabiskan waktunya untuk bermain game-online bahkan

ada yang yang penggunaannya melebihi batas wajar bermain game. Hal ini

berdampak buruk bagi para remaja tersebut, sebagai contoh dampak buruk

kecanduan game-online seperti yang dikabarkan oleh koran memorandum

Malang (2011, 2 juli) dua remaja usia 15 dan 20 tahun dikabarkan telah mencuri

sebuah motor di daerah terminal turen dikarenakan membutuhkan uang untuk

bermain game-online.

Kemudian ada juga contoh dampak kecanduan game-online yang lebih

ekstrim seperti yang dikabarkan oleh media Manycome News (2011, 24 februari)

bahwa seorang warga China dikabarkan tewas setelah tiga hari berturut-turut

menghabiskan waktunya bermain gtame online. Sebelum menghembuskan nafas

terakhirnya, pria berusia 28 tahun yang tidak disebutkan namanya itu sempat

kehilangan kesadaran karena selama 3 hari tidak makan dan tidur. Menurut BBC,

pria tersebut menghabiskan waktunya selama 3 hari terakhir di sebuah kafe

warnet di pinggirian kota Beijing. Sejumlah pengunjung kafe internet yang

(13)

4   

terdekat untuk memperoleh pertolongan. Namun sayang, nyawanya tidak

terselamatkan.Sebelum tewas, pria tersebut mengaku telah menghabiskan uang

senilai 1.500 dolar AS (Rp 13 juta) untuk memuaskan hobinya tersebut. Kasus

serupa sebenarnya pernah terjadi pada 2005. Seorang pria berusia 28 tahun saat

itu ditemukan tewas di Korea Selatan setelah bermain game-online selama 50

jam nonstop.

Dari contoh diatas dapat diketahui dampak dari kecanduan game-online telah

berpengaruh terhadap kecerdasan emosi individu, hingga individu tersebut tidak

dapat memilah mana yang lebih dibutuhkannya serta individu tersebut tidak bisa

menunda kepuasannya untuk sesuatu yang lebih ia butuhkan. Hal ini dikarenakan

dengan intensitas waktu bermain game-online yang tinggi dapat mengurangi

waktu lainnya yang bisa digunakan untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan

sekitar, dimana interaksi sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tinggi rendahnya kecerdasan emosi seseorang.

Dengan adanya hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti perbedaan

tingkat kecerdasan emosi antara remaja pecandu game-online dengan remaja

yang bukan pecandu game-online.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah terdapat perbedaan tingkat kecerdasan emosi antara remaja

pecandu game-online dengan remaja yang bukan pecandu game-online.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosi pada remaja yang pecandu

game-online dengan yang bukan pecandu game-online.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu :

1. Secara Teoritis

Manfaat di bidang psikologi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(14)

5   

teori dan menguji secara metodologis mengenai perbedaan tingkat kecerdasan

emosi antara remaja pecandu game-online dengan remaja yang bukan

pecandu game-online. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dalam pengembangan ilmu psikologi terutama untuk psikologi

pendidikan, perkembangan serta psikologi sosial.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau sumbangan

kepada para orang tua, pengasuh serta para pendidik agar lebih perhatian

dalam pembinaan kepada remaja agar dapat membentuk remaja yang

memiliki emosi yang stabil dan mampu mengontrol emosi dengan baik.

b. Bagi individu atau remaja hendaknya dapat mengendalikan emosinya

sehingga tercipta remaja yang sehat secara sosial yang dapat berhubungan

sosial dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

7 Adrianus Meliala,1993 , Praktek Bisnis Curang , Pusat Sinar harapan, Jakarta, hlm.125. Jackson, 1992 , Introduction to Modern Business, diterjemahkan Kusma

Finally, the analysis and the interpretation of data above lead the writer to the conclusion that there is an effect of the use of Phantasy Quest Video Game in

Penertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat

It can be said that translation consists of reproducing in the receptor language to the closest natural equivalence of the source language message, the first in terms if

Dari tiga produk, produk X2 (dengan penambahan ekstrak daun bidara laut 0,75gr) merupakan produk yang paling disukai panelis karena menujukkan kriteria beraroma daun

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: Neraca, Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan

Ice cream adalah makanan yang paling menggugah selera karena kandungan lemak dan gula pada ice cream menghasilkan tekstur creamy dan rasa manis yang sangat disukai. Meskipun

[r]