• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pupuk Dan Curah Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pupuk Dan Curah Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

TUGAS AKHIR

MAIMUNAH

052407017

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PUPUK DAN CURAH HUJAN TERHADAP

PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

MAIMUNAH

052407006

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PUPUK DAN CURAH

HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MAIMUNAH

Nomor Induk Mahasiswa : 052407017

Program Studi : DIPLOMA – 3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

FakultaS : MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM Diluluskan di

Medan, Juni 2008

Diketahui/disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

KETUA, Dosen Pembimbing

Dr.Saib Suwilo,M.Sc. Dr.Saib Suwilo M.Sc.

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PUPUK DAN CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKSI

KELAPA SAWIT PADA PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

(PPKS) MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebut sumbernya.

Medan, Juni 2008

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan

Pernyataan

Penghargaan iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Tujuan 3

1.4. Metode Penelitian 3

1.5. Sistematika Penulisan 4 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Regresi dan Korlasi

2.1.1 Analisis Regresi 6 2.1.2 Analisis Korelasi 7 2.2. Teori Pengolahan Data

2.2.1 Analisis Regresi 8

2.2.2 Analisis Korelasi 11 BAB 3 GAMBARAN UMUM PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT

3.1 Gambaran Umum Pusat penelitian kelapa sawit 13

3.1.1 Fasilitas 15

3.1.2 Penggunaan 16

3.1.3 Organisasi 16

3.2 Jasa dan Konsultasi 17

3.2.1 Rekomendasi Pemupukan 17

3.3 Visi dan Misi 22 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

(6)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 40

6.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Hasil Pengamatan 8 Tabel 2.2 Interpretasi Dari Nilai R 12 Tabel 4.1 Data Produksi TBS, Pupuk, dan Curah Hujan 24

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam produksi. Salah satunya adalah produksi kelapa sawit, banyaknya produksi kelapa sawit yang dihasilkan pada umumnya sering berubah–ubah karena masih banyaknya faktor– faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit. Maka faktor–faktor yang mempengaruhi hendaknya dapat dikontrol dengan baik.

Pengontrolan yang dimaksud yaitu untuk mengurangi kontribusi pengaruh faktor yang negatife dan berusaha untuk mempertahankan maupun meningkatkan faktor yang berpengaruh positif. Dengan demikian dapat diketahui faktor–faktor yang dominan pengaruhnya.

(10)

Produksi kelapa sawit dapat dilihat dari faktor–faktor seperti pemakain pupuk, curah hujan, pemakaian pestisida, luas lahan, tenaga kerja, dan yang lain–lainnya. Faktor–faktor tersebut dapat mempengaruhi baik atau tidaknya produksi kelapa sawit. faktor–faktor produksi kelapa sawit yang diambil adalah pupuk dan besarnya curah hujan.

Tanaman sangat membutuhkan air untuk tumbuh dan berbuah. Tanaman kelapa sawit memperoleh air secara alamiah melalui curah hujan. Dengan memperoleh kadar air yang cukup, diharapkan produksi kelapa sawit dapat meningkat.

Tanaman kelapa sawit memerlukan waktu beberapa tahun untuk menghasilkan kelapa sawit mulai dari awal tanam. Dengan bertambahnya luas lahan diharapkan dapat menambah jumlah produksi kelapa sawit akan meningkat.

1.2. Identifikasi Masalah

Dikarenakan faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit terdiri dari beberapa faktor diantaranya pemakaian pupuk, curah hujan, pemakaian pestisida, luas lahan, tenaga kerja, dan lain–lain. Maka pembatasan masalah hanya mengenai pehitungan tentang pengaruh curah hujan dan pupuk terhadap produksi kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

(11)

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan dalam membuat penelitian adalah ingin megetahui apakah terdapat atau tidak hubungan fungsional antara pupuk dan curah hujan terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Dengan didapatnya pesamaan regresi tersebut, maka hasil penelitian dapat membantu dan dapat digunakan oleh peneliti atau pihak–pihak perusahaan dalam mengambil suatu kebijaksanaan terhadap produksi kelapa sawit pada tahun–tahun yang akan datang dan sebagai informasi untuk digunakan oleh pihak–pihak yang berkepentingan khususnya pada peneliti dan perusahaan–perusahaan yang berkaitan serta dapat juga bermanfaat bagi para pembaca.

1.4. Metode Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian :

a. Study penelitiaan ini mengadakan riset dengan pengumpulan data dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

(12)

c. Penarikan Kesimpulan, yaitu hasil pengolahan data ini nantinya akan menunjukkan apakah terdapat atau tidak hubungan fungsional yang signifikan antara variabel-variabel tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORITIS

Pada Bab ini berisi tentang teori permasalahan dan teori pengolahan data.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Pada Bab ini berisi tentang sejarah, visi dan misi, gambaran umum instansi.

BAB 4 : ANALISA DATA

Pada Bab ini berisi tentang penggunaan rumus yang telah ditentukan penulis.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

(13)

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi

2.1.1 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah studi yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel yang umumnya dinyatakan dalam bentuk matematik, Karangan Prof. Dr. Sudjana. Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan antara variabel terikat (dependent) dengan lambang Y dan variabel bebas (independent) dengan lambang X.

Regresi Linear Berganda adalah regresi linear mengestimasi besarnya koefesien-koefesien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas yang digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat.

Regresi linear berganda berguna untuk menghitung besarnya pengaruh hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas

(15)

2.1.2 Analisis Korelasi

Analisis Korelasi adalah teknik analisis atau studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel yang ditemukan oleh Karl Pearson 1900. Analisis Korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat.ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif.

Hubungan antara dua variabel dalam korelasi bukanlah hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Contoh : tinggi badan menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan tinggi badannya bertambah pula.

Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan akibatnya. Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas (independent) yang dilambangkan dengan huruf X atau X1,X2,…,Xn. Data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel

terikat (dependent) dilambangkan dengan huruf Y.

Korelasi Berganda yaitu korelasi antara dua variabel X dan Y dimana korelasi antara Y dan semua X1,X2,…,Xk,secara serempak korelasi ganda akan dipelajari

melalui jalur terjadinya hubungan antara mereka ialah regresi linear ganda

k koefesien korelasi ganda yang sering disingkat dengan R.

(16)

dengan : Jk(reg) = Jumlah Kudrat Regresi

Y2 = Jumlah Kuadrat Variabel tak bebas bk = Koefeseien regresi variabel bebas Xk

2.2 Teori Pengolahan Data

2.2.1 Analisis Regresi

Dalam pengolahan data penulis menggunakan metode regresi dan korelasi berganda. Adapun persamaan regresi yang dicari adalah Yˆ =b0+b1X1+b2X2 kemudian dilakukan perhitungan sepeti dalam table berikut :

(17)

Respo-y

Yi = Pengamatan ke-i pada variabel tak bebas

Xi = Pengamatan ke-i pada variabel bebas

(18)

Uji Regresi Linear Berganda

Sebelum regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan maka terlebih dahulu perlu diperiksa setidak-tidaknya mengenai keliniearannya dan keberartiannya pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis

Menguji keberartian regresi linear berganda ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi berbentuk linear yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah perubah yang sedang dipelajari.

)

Ftab : F(1-α )(dk pembilang,dk penyebut) dk pembilang = k

(19)

H0 : tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel

X1, dan variable X2, dengan variabel Y.

H1 : terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel X1, dan

variable X2, dengan variabel Y.

k kX b X b X b b

Yˆ = 0 + 1 1 + 2 2 +... Kriteria pengujian

H0 ditolak jika Fhit > F tab

H0 diterima jika Fhit < F tab

2.2.2 Analisis Korelasi

Korelasi antar Y dan semua X1,X2,…,Xk,secara serempak korelasi ganda akan

dipelajari melalui jalur terjadinya hubungan antara mereka ialah regresi linear ganda . Berdasarkan adanya regresi linear ganda ini, koefesien korelasi ganda yang sering disingkat dengan R.

2

2 ( )

y reg JK R

Σ =

Rumus 2.4

Dimana : JK(reg)=b1Σx1y+b2Σx2

Jika : R = +1 Penjelasan :

(20)

Maka : hubungan kedua variabel adalah linear, positif sempurna dan searah serta sangat tinggi.

Jika : R = -1

Maka : hubungan kedua variabel adalah linear,negative dan hubungannya berlainan arah.

Jika : R = 0

Maka : tidak ada hubungan antara x dan y Jika : R diantara -1 dengan +1

Tabel 2.2

NTERPRETASI DARI NILAI R R Interpretasi

0 0.01 - 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.60 0.61 – 0.80 0.81 – 0.99

1

Tidak berkorelasi Sangat rendah

Rendah Agak rendah

Cukup Tinggi Sangat tinggi

Sumber : Usman Husain,M. Pd Pengantar Statistik

(21)

BAB 3

GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) didirikan pada 26 September 1911 oleh Algemeene Proefstation der AVROS (APA). AVROS ( Alegemeene VerenigingVan Rubber Planters ter Oostkust van Sumatera) dikemudian hari menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan. Hasil-hasil Penelitian APA pada saat itu cukup banyak dan sangat berguna bagi pengembangan perkebunan di Sumatera. Setelah perang dunia II sebagian besar perkebunan di Sumatera terlantar sehingga pada tahun 1952 diadakan penyatuan dengan ”Deli Planters Vereniging”.

(22)

tanggal 11 Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA ditempatkan dibawah Kementrian Pertanian RI yagn pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Perkumpulan dan Organisasi Perkebunan.

Pada tahun 1968 RISPA berubah menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM) dengan pembinaan dan pembiayaannya diserahkan kepada Direksi PN Perkebunan I s/d IX sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 353/Kpts/OP/12/1968 tanggal 20 Desember 1968. Pada tahun 1971 pembinaan Balai Penelitian Perkebunan Medan diserahkan pada Dewan Pembina Balai Penelitian Perkebunan dan mendapat dana dari Cess sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 503/Kpts/OP/1971 tanggal 5 Desember 1971.

Selanjutnya sejan April 1976 RISPA mendapat biaya dari APBN dan mulai 1978 pembinaan Balai Penelitian Perkebunan diiserahkan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian RI berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 133/Kpts/OP/3/1978.

Pada November 1987 Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. Balai-balai Penelitian perkebunan ditempatkan dibawah koordinasi AP3I dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI. Dengan perubahan ini selanjutnya Balai Penelitian Perkebunan Medan disebut dengan Pusat Penelitian Perkebunan Medan atau disingkat Puslitbun Medan.

(23)

Pelaksana Penelitian dilingkungan AP3I, maka pada 4 Pebruari 1993 dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan, yang merupakan gabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan efesiensi pengelolaan organisasi pada tahun 1993 itu juga, melalui rapat anggota, AP3I berubah menjadi Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI).

Perbaikan organisasi PPKS selanjutnya dilakukan pada tahun 1996. Berdasarkan keputusan rapat anggota Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) dalam suratnya No. 03/RA-APPI/II/1996, Pusat penelitian Perkebunan Lingkup Assosiasi Penelitian Perkebunan indonesia bertanggung jawab kepada Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, yang dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan pembinaan dan pengawasan dari Dewan Pembina Pusat Penelitian Perkebunan.

PPKS merupakan satu-satunnya lembaga penelitian milik pemerintah yang bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan mulai dari pemulian tanaman, bioteknologi tanaman, proteksi tanaman, tanah dan agronomi, pengolahan hasil dan mutu, enjenering dan lingkungan hingga kajian sosial dan ekonomi. Telah begitu banyak hasil yagn dicapai dalam menunjang perkembangan industri kelapa sawit nasional.

3.1.1 Fasilitas

(24)

a. Beberapa buah laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan antara lain Atomic absotrion Spectro-photometer (ASS), Chloridemeter, Automatic Destilation, Gas Chomatograph (GC), High Perfomance Liquid Chomotograph (HPCL), UV-VIS Spectrophotometer, Gen Gun Biolistic, Polymerase Chain Reaction (PCR), Gel Doc (Bo Red), Electrophoresis dan lain-lain.

b. Laboratorium kultur jaringan (Paln Tissue Culture Laboratory) untuk menghasilkan klon kelapa sawit.

c. Laboratorium analisa minyak kelapa sawit, tanah, daun, pupuk, dan produk pertanian lainnya.

d. Kebun induk untuk menghasilkan benih unggul kelapa sawit di Deli Serdang dan Simalungun (Sumatera Utara) serta Perindu (Kalimantan Barat).

e. Kebun-kebun percobaan dan percontohan yang tersebar di 6 (enam) provinsi. f. Perangakat GIS dan GPS untuk survei dan pemetaan lahan.

g. Pebrik kelapa sawit (PKS) mini dan super mini. h. Pilot Palnt Biodisel.

i. Pilot Plant Oleo Pangan.

j. Pilot Plant pembuatan kompos dari limbah PKS.

3.1.2 Penggunaan

(25)

3.1.3 Organisasi

PPKS di pimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh Kepala Bidang Penelitian, kepala bidang penelitian, Kepala Biro Umum/SDM, Kepala Bidang Usaha dan Startegis (SUS). Ka Bid.Penelitian mebawahi tujuh kelompok penelitian yang masing-masing di ketua oleh seorang Ketua Kelompok Peneliti dan Kepala Ursan Penelitian. Kepala Umum Biro SDM membawahi tiga urusan yaitu Urusan SDM dan Hukum, Urusan Akuntasi dan Keuangan, dan Urusan Rumah Tangga. Kabid Usaha membawahi unit Usaha Marihat, Unit Usaha Medan, Urusan Pengembangan Usaha dan Promosi, Urusan Pelayanan dan Konsultasi, serta Urusan Laboratorium dan Pelayanan. Sedangkan kepala SUS membawahi semua bagian yang memproduksi,memproses, memasarkan dan mengawasi kecambah kelapa sawit. Di samping itu, Direktur di bantu oleh Kepala Urusan Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dalam tugasnya bertanggung-jawab langsung kepada Direktur.

3.2 Jasa dan Konsultasi

Urusan jasa dan konsultasi merupakan salah satu unit kerja dari bidang usaha PPKS. Kegiatannya terdiri dari penyusunan rekomendasipemupikan, bantuan teknis, dan survei kesesuaian lahan.

3.2.1 Rekomendasi Pemupukan

(26)

perorangan,baik terhadap tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM), meupun terhadap tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan(TBM).

Penyusunan rekomendasi dilakuakan oleh tim ahli/tenaga peneliti dengan berbagai latar belakang ilmu tanah, agronomi, proteksi tanaman dan sosial ekonomi. Berdasarkan informasi analisa tanah daun, pengamatan tanaman dilapangan dan didukung berbagai data seperti curah hunjan, realisasi pemupukan sebelumnya, produktivitas yang dihasilkan, maka dapat ditentukan jenis, dosis dan cara pemupukan.

Penyusunan rekomendasi pemupukanya biasanya dilakuakn setiap tahun secara rutin atas permintaan dari perusahaan perkebunan atau perorangan. Rekomendasi pemupukan oleh PPKS mencakup luas areal lebih dari 400.000ha/tahun.

1. Bantuan Teknis

Bantuan teknis yangn di berikan PPKS antara lain:

a. Evaluasi pemupukan dan produktivitas kelapa sawit,

b. Evaluasi kebun yang berkaitan dengan akuisis kebun (kondisi/keragaan tanaman, bahan tanaman,) luas areal, perkiraan nilai investasi kebun dll,

c. Evaluasi dan uapaya pengendalian hama dan penyakit,

d. Supervisi pembibitan (bantuan teknis komersial dan bantuan teknis purnajual),

e. Evaluasi instalansi pengelolaan air limbah (IMPAL), f. Evalusasi pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS).

(27)

PPKS melayani cukup banyak permintaan pembuatan survei dan studi kelayakan dari perusahaaan perkebunan negara maupun swasta. Kegiatan survei yang dialakukan terdiri dari kesesuaian lahan dan studi kelayakan. Dalam survei lahan akan diperoleh tingkat keseuain lahan untuk tanaman kelapa sawit (S1,S2,S3,N1,dan N2). Kegiatan tersebut dilanjutkandengan survei kelayakan pembangunan perkebunan kelapa sawit.

3. Laboratoriumm GIS

Geographic information system(GIS) adalah suatu sistem berbasis komputer

yang digunakan dalam pemetaan lahan. PPKS memberikan pelayanan pembuatan peta lahan dan kebun kelapa sawit yang telah ada.

Teknologi yang dibantu dengan alat GPS (Global Positoning System) ini sangat berguna dalam membantu pelaksanaan survei terestrial. Setiap titik dSilapangan dapat diplotkan kedalam peta hasil digitasi atau peta lainnya yang dilengkapi posisi yang tepat sesiuai dengan posisi geografisnya sehinnga dapat diketahui posisi yang tepat sesuai dengan posisi geogrfisnya. Dengan bantuan GIS dan GPS maka kualitas dan tingkat ketelitian hasil survei lahan untuk tanaman kelapa sawit ditingkatkan.

(28)

PPKS juga mnyediakan perlengkapan pengamatan iklim seperti alat penakar curah hujan lengkap dengan gelas ukur, kartu curah hujan pias pengukur penyinaran matahari.

5. Penyediaan Jasa dan Analisis

PPKS memilki beberapa laboratorium yang digunakan untuk menganalisis produk-produk industri minyak sawit. Laboratorium tersebut dilengkapi dengan peralatan cangggih seperti AAS, GC, HPLC, UV, dan lain-lain, laboratorium tersebut adalah:

Laboratorium Analisa Tanah

Laboratirium Analisa Air dan Limbah Laboratorium Analisa Pupuk

Laboratorium Analisa Mutu Minyak Laboratorium Analisa Daun

6. Perpustakaan dan Publikasi

(29)

7. Jasa Training dan Magang

PPKS sebagai lembaga ilmiah dan pusat keunggulan memilki program pendidikan dan pelatihan yang mampu menyajikan dan teknologi perlekapasawitan dengan sangat baik, serta dapat membentuk dan menumbuhkan minat/sikap belajar mandiri sebagai salah satu kunci pengembangan SDM yang berkelanjutan.

Keunggulan PPKS dalam menyelenggarakan training dan pendidikan magang untuk komoditas kelapa sawit adalah :

a. Memilki SDM (pakar) yang menguasai ilmu dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri kelapa sawit.

b. Memilki fasilitas belajar yang sangat memadai seperti kebun

percobaan, kebun produksi, kebun percontohan, laboratorium, dan perpustakaan.

c. Konsultasi tertulis selepas studi dapat dilakukan setiap saat.

Program trainng dan magang yang dilakuakn di PPKS terbagi atas dua jenis :

1. Program reguler; program training dan magang yang dijadwal pada waktu tertentu setiap tahunnya meliputi :

a. Falsafah kultur kelapa sawit

b. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit bagi mandor tanaman

c. Optimalisasi oroduksi TBS melalui pemupukan tepat dan seimbang

(30)

e. Pengendalian hama dan penyakit utama pada perkebunan kelapa sawit

f. Manajemen teknik dan pengolahan serta aspek mutu pada industri kelapa sawit.

2. Program non-reguler : seperti in houde training, magang, on thee job training yang dirancang sesuai kebutuhan pelanggan.

3.3VISI dan MISI

3.3.1 Visi PPKS :

1. menjadi bworld-class institution dalam penelitian kelapa sawit yang memainkan peranan penting pada pembangunan industri kelapa sawit nasional dan menjadi acuan perkelapa sawitan internasional.

2. menjadi center of excellence yang di jadikan acuan dalam penetuan kebijakan pembangunan dan penangana perkelapa sawitan nasional.

3. menjadi institusi penelitian yang mengacu pada bussinness reasearch (hasil penelitian yang dapat dipasarkan secara bisnis dan mandiri dalam pembiyaan) dan menyediakan paket teknologi kelapa sawit yang bermanfaat.

3.3.2 Misi PPKS :

(31)

2. Menunjang pengembangan perkelapasawitan nasional melalui penyedian produk dan jasa pelayanan, dan konsep pemikiran penanganan masalah kelapa sawit.

3. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian sumber daya alam/lingkungan.

(32)

BAB 4

ANALISA DATA

4.1 Data

Data yang diambil dari PPKS adalah Data Luas Areal TM (ha), Produksi TBS (Kg), Jenis Pupuk (Kg), Curah Hujan (mm), dan Hari Hujan. Dari data tersebut yang akan dianalisis hanya Data Produksi TBS, Pupuk dan Curah Hujan. Data yang diambil dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Produksi TBS, Pupuk, dan Curah Hujan pada tahun 2000-2007

No Tahun

Produksi TBS(ton/ha) (Y)

Pupuk (ton/ha) (X1)

Curah Hujan (100mm) (X2)

(33)

4 2003 18.7 0.92 21.56 5 2004 17.95 0.85 22.47 6 2005 17.31 0.95 18.68 7 2006 17.55 1.06 20.13 8 2007 17.32 1.11 21.75

4.2 Analisis

4.2.1 Analisis Regresi Ganda

Tabel 4.2 Hasil Analisis Data

Tahun Y X1 X2 y x1 x2

2000 16.85 1.06 20.76 -1.06125 0.07625 -0.225 2001 18.44 1.02 23.21 0.52875 0.03625 2.225 2002 19.17 0.9 19.46 1.25875 -0.08375 -1.525 2003 8.7 0.92 21.56 0.78875 -0.06375 0.575 2004 17.95 0.85 22.47 0.03875 -0.13375 1.485 2005 17.31 0.95 18.68 -0.60125 -0.03375 -2.305 2006 17.55 1.06 20.17 -0.36125 0.07625 -0.815 2007 17.32 1.11 21.57 -0.59125 0.12625 0.585 Jumlah 143.29 7.87 167.88 0.01 0 0.04

x1y x2y x1x2 X12 X22

-0.08092 0.238781 -0.01716 0.005814 0.050625 0.019167 1.176469 0.080656 0.001314 4.950625 -0.10542 -1.91959 0.127719 0.007014 2.325625 -0.05028 0.453531 -0.03666 0.004064 0.330625 -0.00518 0.057544 -0.19862 0.017889 2.205225 0.020292 1.385881 0.077794 0.001139 5.313025 -0.02755 0.294419 -0.06214 0.005814 0.664225 -0.07465 -0.34588 0.073856 0.015939 0.342225 -0.30454 1.34115 0.04545 0.058988 16.1822

(34)

2

Setelah diselesaikan, maka didapat koefesien-koefesien b0 = 21.016, b1 = -5.238, b2 =

0.098 sehingga persamaan regresi yang dicari adalah :

2

Uji keberartian regresi linear ganda

(35)

)

Ftab = F(1-α )(dk pembilang,dk penyebut)

= F (0.95)(2.5)

= 5.79

Hipotesa :

H0 : tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel

(36)

H1 : terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel X1, dan

Kriteria pengujian

H0 diterima karena Fhit < Ftab yaitu 1.581 < 5.79

Maka tidak terdapat hubungan fungsional dan tidak signifikan antara variabel X1 dan

variabel X2 dengan variabel Y.

4.2.2 Analisis Korelasi Ganda

Walaupun dari uji keberartian regresi linear ganda diatas telah disebutkan bahwa pupuk (X1), curah hujan (X2) dan produksi tbs (Y1) terdapat hubungan namun disini

penulis ingin melihan seberapa besar pengaruh pupuk, curah hujan terhadap produksi sawit.

Dari analisis regresi linear ganda diatas didapat :

Maka untuk mencari koefesien korelasi ganda digunakan

(37)

2 y

Σ = 2570.959

Maka :

2

2 ( )

y reg JK R

Σ =

555 . 4

756 . 1

=

= 0.387 R = 0.142 Penjelasan :

Karena R = 0.387 maka hubungan antara variabel positif, dan interpretasinya rendah yang dapat kita lihat pada tabel interpretasi.

(38)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi system adalah cara atau prosedur yang dilakkukan untuk menyelesaikan desain suatu system yang ada dalam dokumen desain system yang telah disetujui, menginstal dan memulai menggunakan sistem yang diperbaiki.

Tujuan implementasi adalah :

(39)

5.2 Statistik dan Komputer

Komputer berasal dari kata ”computare” dalam bahasa yunani yang berarti menghitung (bandingkan dengan kata ’to compute’ dalam bahasa ingris). Dengan demikian, komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang didasarkan pada operasi matematika seperti (x,/,+,-) dengan operasi logika (>,<,=).

Perkembangan teknologi komputer pun intinya berusaha untuk semakin mendayagunakan kemampuan perhitungan di atas, dengan memperbaiki kinerja ‘otak’ komputer atau CPU (Central Processing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.

(40)

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai 3 keunggulan utama dibandingkan manusia yaitu: kecepatan, ketepatan, dan keandalan yang membuat computer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik, serta menghasilkan output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, computer juga mempunyai daya tahan kerja yang tinggi.

5.3 SPSS dan Komputer Statistik

Saat ini banyak beredar berbagai komputer statistk, dari yang ‘kuno’ dan berbasis DOS seperti Microsof sampai yang berbasis Windows seperti SPSS, SAS, Statistika, dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistic yang beredar sekarang, SPSS adalah yang paling popular dan paling banyak digunakan pemakai di seluruh dunia.

Langkah–langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah :

1. Harus dipastikan bahwa SPSS telah terinstal pada computer dan kemudian dibuka dengan :

(41)

Gambar 5.1 Tampilan cara pengaktifan SPSS

2. Buka lembar kerja baru

Dari menu utama file, pilih Menu Data, lalu klik.

3. Memahami variable dan proporti yang diperlukan.

Variabel Nilai Produksi TBS

Oleh karena ini Variabel pertama, tempatkan pointer pada baris pertama.

a. Name. Sesuai kasus, pointer dibawah kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik Produksi.

b. Type. Tipe data untuk produksi adalah numeric (kuantitatif). c. Widh. Untuk keseragaman ketik 8.

(42)

Bagian lain dapat diabaikan. Untuk kembali ke Data View, klik Data View yang berada dibawah atau tekan Ctrl + T.

Variabel Nilai Pupuk

Oleh karena ini Variabel pertama, tempatkan pointer pada baris pertama.

a. Name. Sesuai kasus, pointer dibawah kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik Produksi.

b. Type. Tipe data untuk produksi adalah numeric (kuantitatif). c. Widh. Untuk keseragaman ketik 8.

d. Decimal. Karena data tidak numeric, maka ketik 2.

Bagian lain dapat diabaikan. Untuk kembali ke Data View, klik Data View yang berada dibawah atau tekan Ctrl + T.

Variabel Nilai Curah Hujan

Oleh karena ini Variabel pertama, tempatkan pointer pada baris pertama.

a. Name. Sesuai kasus, pointer dibawah kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik Produksi.

b. Type. Tipe data untuk produksi adalah numeric (kuantitatif). c. Widh. Untuk keseragaman ketik 8.

d. Decimal. Karena data tidak numerik, maka ketik 2.

(43)

Gambar 5.2 Tampilan jendela pengisian Variabel view dengan SPSS

INPUT DATA

Langkah–Langkah

a. Letakkan pointer pada baris pertama yaitu pada variable nilai produksi, kemudian isikan data dengan kasus.

b. Sama halnya untuk variabel–variabel lainya (nilai pupuk dan nilai curah hujan).

(44)

Gsmbsr 5.3 Tampilan Jendela Pengisian Data View

Penyelesaian Regresi Linear dengan SPSS :

1. Buka lembar kerja/file yang telah dibuat.

(45)

Gambar 5.4 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data

Apabila data diolah melalui SPSS, maka kita akan memperoleh hasil keterangan output sebagai berikut :

Analisis Regression

Variables Entered/Removed(b)

Mod el

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

Curah Hujan, Pupuk(a)

. Enter

(46)

Model Summary(b)

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .622(a) .387 .142 .73884

a Predictors: (Constant), Curah Hujan, Pupuk b Dependent Variable: Produksi TBS

Removed dan Model Summary

1. Tabel VARIABLES ENTERED menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed). Atau kata lain, kedua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi.

2. Angka 0.622 menunjukkan bahwa korelasi antara nilai Y(Nilai Produksi TBS) dan dua variabel bebas lainnya (Nilai Pupuk dan Curah Hujan) adalah cukup.

3. Angka R square atau koefesien determinasi adalah 0.387 (berasal dari 0.622 x 0.622). Hal ini berarti 38.7% dari varibel produksi TBS bisa dijelaskan oleh variabel pupuk dan curah hujan. Sedangkan sisanya (100% - 38.7% = 61.3% ) dijelaskan oleh sebab – sebab lain.

(47)

ANOVA(b)

Mod el

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressi

on 1.726 2 .863 1.581 .294(a)

Residual 2.729 5 .546

Total 4.455 7

a Predictors: (Constant), Curah Hujan, Pupuk b Dependent Variable: Produksi TBS

ANOVA

Dari uji anova atau F test, didapat Fhitung adalah 1.581 dengan tingkat signifikan 0.294. Karena probabilitas lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak bias dipakai untuk memprediksi Produksi sawit. Atau bias dikatakan bahwa nilai pupuk dan nilai curah hujan tidak berpengaruh terhadap produksi TBS.

Coefficients(a)

Mod el

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 21.016 4.781 4.396 .007

Pupuk -5.238 3.045 -.603 -1.720 .146

Curah

Hujan .098 .184 .186 .531 .618

(48)

Koefesien Regresi

Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi :

Produksi TBS = 21.016 – 5.238 Pupuk + 0.098 Curah Hujan

1. Konstanta sebesar 21.016 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilia dari variabel pupuk (x1) dan curah hujan (x2), maka nilai produksi

(y) adalah 21.016

2. Koefesien regresi ganda -5.238 dan 0.098 menyatakan bahwa setiap pengurangan dan penambahan satu nilai pupuk dan curah hujan akan menaikkan kenaikan sebesar -5.238 dan 0.098

Correlations

Correlations

Produksi

TBS Pupuk

Curah Hujan Produksi

TBS

Pearson

Correlation 1 -.594 .158

Sig. (2-tailed) .120 .709

N 8 8 8

Pupuk Pearson

Correlation -.594 1 .047

Sig. (2-tailed) .120 .913

N 8 8 8

Curah Hujan

Pearson

Correlation .158 .047 1

Sig. (2-tailed) .709 .913

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dari bab sebelumnya serta dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Dengan menggunakan rumus didapat koefesien–koefesien b0 = 21.016, b1 = -

5.238, dan b2 = 0.098 sehingga persamaan regresi yang dicari adalah:

2 1 0.098 238

. 5 016 . 21

ˆ X X

Y = − + .

2. Dengan taraf nyata α =0.05, dk pembilang = 2, dan dk penyebut 5 maka didapat 79

. 5 581

.

1 < =

= tab

hit F

F , dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Ini berarti tidak terdapat hubungan fungsional dan tidak signifikan antara Pupuk, Curah Hujan dengan Produksi TBS.

(50)

sebesar 23%, karena sedikitnya persen yang dihasilkan maka terdapat faktor–faktor lain yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap Produksi TBS , misalnya : pengaruh tanah, bibit, insektida, fungida, tenaga kerja dan pengaruh lainnya.

6.2 SARAN

1.Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) harus lebih memilih dan menggunakan pupuk yang lebih bermutu lagi sehingga dapat menciptakan produksi yang lebih baik dan lebih bermutu.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana,M.A,M,Sc.1992.Metode Statistika.Bandung : Tarsito.

Draper,Norman & Smith,Harry.1981.Analisis Regresi Terapan.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Usman,Husaini,M.Pd. & Akbar,Purnomo Setiadi,S.Pd,M.Pd.1995.Pengantar

Statistika .Yogyakarta: Bumi Aksara.

Jonathan,Sarwono. Panduan Cepat dan Mudah SPSS.15.00 Algifari. 2000. Analisis Regresi, Kasus, dan Solusi. Yokyakarta :

BPFE-UGM

Gambar

Tabel 4.2  Hasil Analisis
Gambar 5.4 Tampilan jendela pengisian pengolahan data
Tabel 2.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data Produksi TBS, Pupuk, dan Curah Hujan pada tahun 2000-2007
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menurut HZ bahwa pelaksanaan sarana dan prasarana jangka panjang di SMAN N Titian Teras Muaro Jambi sudah dilakukan dengan baik. Karena pelaksanaan sarana dan

Banyak unsur yang dapat diteliti kembali terhadap kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna baik dari unsur-unsur intrinsik maupun analisis kepribadian tokoh

Nugraha, Agung (2012) Program Experiential Based Group Counseling Untuk Meningkatkan Kepekaan Multibudaya Calon Konselor.. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Education to patient and family continues every day about type 1 DM, used of insulin, basic diet advice, blood glucose monitoring, normal blood glucose level and glucose

Utama dalam NovelSupernova Episode Akar Karya DewiLestari:.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan kesadaran multikultural mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013, setelah diberikan treatment berupa

Gentian violet had been used to treat otomycosis as it is an aniline dye with effect as an antiseptic, antiinflamatory to reduce edema in auditory canal,

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor1. Nilai