• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI

SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh ISTIKHAROH

Berdasarkan pengamatan, aktivitas dan hasil belajar siswa pada tema berbagai pekerjaan kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip kabupaten Tanggamus.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode tindakan kelas yang dikenal dengan clasroom action research. Pelaksanaan tindakannya terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang diawali dengan prapenelitian, siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar dari siklus I pertemuan ke I nilai rata 60. Sedangakan siklus I pertemuan ke II nilai rata-rata 62,86 dan siklus ke II nilai rata-rata-rata-rata mencapai 74,29. Sedangkan nilai rata-rata-rata-rata hasil belajar siswa setiap siklusnya, yaitu 58,93 pada prapenelitian, naik menjadi 61,43 pada siklus I, dan pada siklus I pertemuan ke II meningkat menjadi 62,86. Hasil belajar pada siklus II yang merupakan siklus terahir telah mencapai standar ketuntasan minimal 65.

(2)
(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO

STAY TWO STRAY PADA TEMA BERBAGAI PEKERJAAN BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 SUKABANJAR KECAMATAN

GUNUNGALIP KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh ISTIKHAROH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Istikharoh di lahirkan di Gisting pada tanggal 21 Agustus 1989. Merupakan putri ke tiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Rusdan,BA dan Ibu Syamsiah.

Pendidikan formal di mulai dari Sekolah dasar Negeri 1 Banjarnegeri lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjut ke pendidikan MTS.N Model 1Talangpadang lulus pada tahun 2004, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Talangpadang lulus pada tahun 2007.

(8)

MOTO

“Kita Berdo’a Kalau Kesusahan Dan Membutuhkan Sesuatu,

Mestinya Kita Juga Berdo’a Dalam Kegembiraan Besar Dan

(9)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang pada umat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tidak ada hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

(10)

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dewan guru SD Negeri 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan ide-ide kreatif serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta yang tak henti-hentinya mendo’akan serta memberikan semangat dan dukungan untuk keberhasilanku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tanggamus, Januari 2015 Peneliti

(11)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Rumusan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian... 6

1.5Manfaat Penelitian... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray ... 8

2.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.2 Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 10

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray ... 13

2.2Aktivitas Belajar ... 20

2.3Hasil Belajar ... 22

2.4Pembelajaran Tematik Tema Berbagai Pekerjaan ... 24

2.5Kerangka Pikir... 26

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 28

3.2Setting Penelitian ... 29

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4Teknik Analisis Data ... 32

3.5Indikator Keberhasilan ... 36

(12)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 45

4.1.1 Lokasi Sekolah Dan Karakteristik Guru ... 45

4.1.2 Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 45

4.1.3 Persiapan Perangkat Pembelajaran ... 46

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 46

4.3 Pembahasan ... 61

4.4 Hasil Analisa Data ... 63

4.4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ... 63

4.4.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa ... 64

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 67

5.2Saran ... 67

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian... 70

2. Jadwal Pelajaran ... 71

3. Silabus Pembelajaran Tematik ... 72

4. RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ... 86

5. IPKG RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ... 91

6. RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 2 ... 93

7. IPKG RPP Siklus 1 Pertemuan Ke 2 ... 98

8. RPP Siklus 2 ... 100

9. IPKG RPP Siklus 2 ... 106

10.Lembar Tugas Siswa ... 108

11.Lembar Penilaian ... 114

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1Hasil Uas PKn T.P. 2013/2014 ... 3

3.1Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 33

3.2Ketuntasan Hasil Belajar ... 34

3.3Aspek dan Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 35

3.4Klasifikasi Hasil Belajar Siswa ... 35

4.1Jadwal Pelajaran Kelas IV SDN 1 Sukabanjar Tema Berbagai Pekerjaan .... 46 4.2Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus 1Pertemuan Ke 1 ... 49

4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus 1 Pertemuan Ke 1 ... 50

4.4Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus 1Pertemuan Ke II ... 54

4.5Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus 1 Pertemuan Ke II ... 55

4.6Rekapitulasi Penilaian Aktivitas belajar Siklus II ... 59

4.7Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II ... 60

4.8Nilai Belajar Per Siklus ... 62

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th. 2003).

Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, sehingga pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global yang penuh dengan kompetitif tersebut.

(18)

2

Kurikulum 3013 yang mulai diberlakukan disekolah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran Pkn. Di samping itu Kurikulum 2013 memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup seperti dikemukakan oleh Delors (Unesco, 1996:45) yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV SDN 1 Sukabanjar seringkali dijumpai, adanya kecendrungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray. Keingintahuan siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan masih rendah. Hasil belajar siswa masih rendah yaitu (53,50).

(19)

3

berjumlah 18 siswa (64,29%), sedangkan KKM yang ditentukan di kelas IV SDN 1 Sukabanjar adalah 65. Selain itu juga dalam proses pembelajaran masih sebatas transfer of knowledge.

Tabel 1.1 Hasil US Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 1 Sukabanjar T.P 2013/2014

No Kriteria Nilai Nilai Rata-rata Banyak siswa prosentase

1 Rendah 45-59 18 64,29%

2 Sedang 60-74 6 21,43%

3 Tinggi 75-100 4 14,28%

Jumlah 28 100%

Sumber : Nilai US Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV T.P 2013/2014

Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai siswa belum mencapai KKM disebabkan karena dalam proses pembelajaran masih sebatas sebagai proses transfer of knowledge dan cenderung pada kepentingan pengajar dari pada kebutuhan peserta didik, yang akibat kegiatan pembelajaran yang kurang menarik, tidak menantang dan sulit mencapai target. Persoalan diatas sangat sulit dipecahkan dengan segera, membiarkan persoalan tersebut berlarut-larut tanpa ada penyelesaian merupakan tindakan tidak bijaksana.

(20)

4

siswa meningkatkan hasil belajar mereka, baik dalam materi maupun prilaku, sikap, dan interaksinya sehari-hari.

Pembelajaran kooperatif berpengaruh signifikan terhadap sikap-sikap positif siswa terhadap teman-teman mereka meskipun mereka berasal dari kebudayaan dan latar belakang sosial yang beragam, serta memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Pembelajaran kooperatif juga membantu siswa bersikap positif terhadap pembelajaran, bersedia untuk terlibat bersama teman-temannya, dan bekerja sama untuk saling meningkatkan hasil belajarnya masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV SDN 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip Kabupaten tanggamus tahun pelajaran 2014/2015

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(21)

5

2) Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray.

3) Keingin tahuan siswa terhadap pelajaran masih rendah. 4) Hasil belajar siswa masih rendah.

5) Proses pembelajaran masih sebatas transfer of knowledge.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan identefikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif teknik two stay two stray dapat meningkatkan aktifitas belajar pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun 2014/2015 ?

2. Bagaimanakah dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif teknik two stay two stray dapat meningkatkan hasi belajar pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun 2014/2015 ?

1.4Tujuan Penelitian

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah:

(22)

6

2. Untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar, maka model pembelajaran yang sangat tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ini adalah Pembelajaran Kooperatif teknik two stay two stray.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan member manfaat yang berarti bagi perorangan/instansi dibawah ini :

1. Bagi Siswa

a. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar. b. Membantu siswa bersikap positif terhadap pembelajaran dan

bekerjasama untuk saling meningkatkan hasil belajarnya masing-masing.

2. Bagi Guru

a. Untuk memperbaiki pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan system proses belajar mengajar yang benar.

b. Untuk menambah wawasan guru dalam menggunakan berbagai macam model pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

(23)

7

b. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, permasalahan pembelajaran SD yang mana hal tersebut akan membantu para guru dalam meningkatkan profesionalitas guru pendidikan kewarganegaraan.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat meningkatkan wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan dalam melakukan perbaikan.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tekni Two Stay Two Stray 2.1.1. Pengertian Belajar

Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan. Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain : Sudirman (2004 : 38) menyatakan “belajar berarti mencari makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri :

(25)

9

Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah dan kebiasaannya bertambah.

b. Perubahan bersifat kontiniu dan fungsional. Ini berarti bahwa perubahan yang terjadi didalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis.

c. Perubahan bersifat positif dan aktif. Ini berarti bahwa perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha sendiri. d. Perubahan tidak bersifat sementara. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan bertujuan atau terarah. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Ini berarti bahwa setelah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Suciati (2001: 37), “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya”. Menurut

Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan

(26)

10

keterampilan dan pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Crwo dan Hilgard

bahwa “belajar adalah diperolehnya kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”,

sedangkan menurut Vista dan Thompson, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman (Sukmadinata, 2003).

Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa “belajar adalah suatu proses kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang

secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2.1.2. Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum

ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah

kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,

dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan

presentasi serta memiliki sopan santun dan sikpa disiplin yang tinggi. Kurikulum ini

secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah

(27)

11

bukan hanya itu, kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.

Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta

didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan.

Sementara untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai

dengan pilihan dari nmereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib

dan pilihan) terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat

menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan

psikologis dari peserta didik usia 7 – 15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada

belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD dan SMP.

Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013 masih serupa dengan aspek di

kurikulum sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa

dalam hal pelajaran. Nilai dari sapek pengetahuan bisa diproleh juga dari ulangan

(28)

12

tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang

dilaksanakan sebelumnya.

2. Keterampilan

Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia.

Keterampilan merupakan upaya penekanan pada skill atau kemampuan. Misalnya

adalah kemampuan untuk mengemukakan opini, pendapat berdiskusi/bermusyawarah,

membuat berkas laporan serat melakukan persentasi. Aspek keterampilan sendiri

merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan

pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki

sehingga hanya menjadi teori semata.

3.

Sikap

Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian, sikap

meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, social, absensi dan agama.

Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat

mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaiayan yang dilakukan tidak begitu

efektif.

Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Raport pada kurikulu 2013 tersebut ditulis

ditulis berdasarkan interval serta dihapuskannya system ranking yang sebelumnya ada

pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik.

Upaya penilaian pada rapor dikurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu

(29)

13

dan keterampilan) dibagi lagi menjadi 2 bagian kolom yaitu kolom angka dan juga

kolom huruf, dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai interval.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain, Roger dkk. 1992 (dalam Miftahul Huda, 2011: 29).

(30)

14

Siswa dimotifasi berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman dan saling tukar pendapat (sharing ideas).

Menurut Daryanto dan Mulyo Raharjo (2012: 241) model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

(31)

15

Buchairi, 2009 : 83), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut : a) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dikerjakan dalam kelompoknya.

b) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

d) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.

3. Penghargaan Kelompok

(32)

16

siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah member penghargaan kelompok :

a) Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa.

b) Menentukan nilai tes yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok.

c) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai dan nilai tes dasar (awal) masing-masing siswa dengan criteria berikut ini.

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik dan sempurna.

Kriteria untuk status kelompok :

1) Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15, 2) Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20, 3) Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25, 4) Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama

(33)

17

4. Teknik Pembelajaran Kooperatif (two stay two stray)

Teknik yang dipilih dalam pembelajaran kooperatif ini dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (dalam Miftahul Huda, 2011: 134).

Menurut Lie (2002) dalam Wena (2008:189) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam tugas yang tersetruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Pembelajaran two stay two stray memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Huda, 2011:140).

Model pembelajaran ini sebenarnya dapat dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan jumlah siswa yang tinggal dikelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain. Misalnya :

1) One Stay Three Stray (satu tinggal tiga berpencar) 2) Three Stay One Stray (tiga tinggal satu berpencar)

(34)

18

Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi.(Spencer Kagan, 1992)

5. Proses Pembelajaran Kooperatif Teknik (two stay two stray)

Prosedur pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray

oleh Spencer Kagan (dalam Miftahul Huda, 2011: 134) :

a) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari empat orang.

b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama.

c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan bertemu kelompok lain.

d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

f) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka yang semua.

(35)

19

6. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

a) Terjadi pengembangan kualitas diri peserta didik. b) Mereka belajar saling terbuka.

c) Mereka belajar bertukar pikiran dalam suasana penuh keakraban. d) Mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial.

e) Muncul sikap kesetia kawanan dan keterbukaan diantara siswa.

f) Teknik (two stay two stray) mudah dilaksanakan dalam kelas, melatih siswa mengeluarkan pendapat dan berbagai pendapat dalam kelompok. (Alma Buchairi, 2009: 93)

Berdasarkan kajian di atas maka yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Melaksanakan intruksi/perintah guru.

1)

Membagi kelompok, 2) Menyusun

meja dan kursi, 3) Menyiapkan buku pelajaran.

b)

Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

c)

Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.

d)

Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK).

e)

Mensharing informasi ketamu mereka.

(36)

20

g)

Mengajukan pertanyaan.

h)

Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.

i)

Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok

lain.

j)

Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

2.2. Aktivitas Belajar

Menurut Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani ataupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah

mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”

(37)

21

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan (kematangan).

Menurut Oemar Hamalik (2001 : 28), belajar adalah “suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah :

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22)

menyatakan : “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman. N dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelek tual dan emosional guna memproleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif, dan

psikomotor”.

(38)

22

guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984:97) menyatakan bahwa “hal yang paling

mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas berarti “kegiatan atau

keaktifan” baik secara fisik maupun non fisik. Sedangkan pada prinsipnya belajar adalah

berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Siswa dikatakan memiliki keaktifan belajar apa bila ditemukan ciri-ciri prilaku seperti : bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

2.3 Hasil Belajar

(39)

23

yang berusaha untuk memproleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relative menetap (Mulyono, 2003: 37).

Staton (dalam Nasibi Lapono, 2008: 112) hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar diukur berdasarkan ada tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru.

Oemar Hamalik (2004: 47) hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, emosional, budi pekerti dan sikap.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh berkat adanya proses belajar yang diperoleh melalui evaluasi belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dari sebelumnya yang dialami oleh siswa sebagai hasil belajar.

Berdasarkan proses belajar mengajar siswa diharapkan mampu :

a)

Melaksanakan intruksi/perintah guru.

b)

Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

c)

Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.

(40)

24

e)

Mensharing informasi ketamu mereka.

f)

Mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.

g)

Mengajukan pertanyaan.

h)

Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.

i)

Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain.

j)

Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

2.4 Pembelajaran Tematik Tema Berbagai Pekerjaan

Dalam pembelajaran ini Sub Temanya adalah “Jenis-jenis Pekerjaan” yang terdiri dari :

1. Kompetensi Dasar (KD) IPS

2.4 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan

(41)

25

Bahasa Indonesia

3.4Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku.

Matematika

3.9 Memahami luas segitiga, persegi, dan persegi panjang

4.10 Mengembangkan dan membuat berbagai pola numerik dan geometris. PPKn

2.5 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat

4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

2. Indikator Pencapaian Kompetensi IPS

(42)

26

Bahasa Indonesia

Menemukan unsur unsur cerita dari teks cerita petualangan “Semut dan Belalang”

Matematika

Menghitung luas bangun datar menggunakan alat ukur tidak baku.

PPKn

Menjelaskan kewajiban sebagai seorang pekerja di masyarakat.

2.5 Kerangka Pikir

Berdasrkan pengamatan dalam proses pembelajaran di SDN 1 Sukabanjar maka Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan langka-langkah sebagai berikut :

1) Identifikasi Masalah 2) Perencanaan

3) Pelaksanaan / Tindakan 4) Observasi

5) Refleksi

Kegiatan perbaikan pembelajaran yang dapat diterapkan dan diduga mampu meningkatkan hasil model belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(43)

27

b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama.

c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan bertemu kelompok lain.

d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

f) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka yang semua.

Berdasarkan uraian di atas dengan adanya model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray. dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir penelitian digambar dalam diagram berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar menggunakan metode tindakan yang difokuskan pada situasi kelas yang lebih dikenal dengan classroom action research Kemmis (dalam I.G.A.K Wardani dkk, 2007) Yang langkah-langkahnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Adapun langkahnya dapat digambarkan dengan gambar sebagai berikut :

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Urutan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis (2007:72) Identifikasi Masalah

Tindakan Perencanaan

Refleksi

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Observasi

(45)

29

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip Kabupaten Tanggamus.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian di sekolah dimulai pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 3.3.1 Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memproleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu. Observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(46)

30

a. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran dengan indikator melaksanakan instruksi/perintah guru, dan mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

b. Kegiatan siswa dalam kelompok dengan indikator berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok, dan bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok. c. Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran dengan indikator

mensharing informasi ketam mereka, dan mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.

d. Partisipasi siswa sabagai tamu dengan indikator mengajukan pertanyaan, dang mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.

e. Motivasi dan kegairahan siswa dalam belajar dengan indikator antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain, dan bersegera tehadap instruksi yang diberikan.

3.3.2 Tes

(47)

31

3.3.3 Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan beberapa Instrumen yaitu ;

a. Lembar Instrument Observasi

Lembar instrument observasi, instrument ini dirancang peneliti untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa selama dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kinerja guru dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray adalah sebagai berikut :

a) Siswa dibagi kelompok yang terdiri dari empat orang.

b) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama.

c) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan bertemu kelompok lain.

d) Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

e) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

(48)

32

b. Lembar soal tes formatif hasil penelitian.

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan. Tes hasil belajar yang digunakan selain tes formatif yang diberkan pada akhir pembelajaran ada juga tes latihan setelah materi selesai diajarkan.

Berdasarkan proses belajar mengajar di atas siswa diharapkan mampu :

a)

Melaksanakan intruksi/perintah guru.

b)

Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.

c)

Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok.

d)

Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK).

e)

Mensharing informasi ketamu mereka.

f)

Mensharing hasil kerjanya kepada tamu mereka.

g)

Mengajukan pertanyaan.

h)

Mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan.

i)

Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan dari kelompok lain.

j)

Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

3.4 Teknik Analisis Data

(49)

33

dan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

3.4.1 Analisis Aktivitas Belajar

Persentase aktivitas belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

NP=

x 100% Keterangan :

NP = Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R = Jumlah siswa yang aktif

SM = Jumlah siswa 100% = Bilangan tetap

Untuk menentukan nilai keaktivan siswa dalam kegiatan belajar dikelas, peneliti menggunakan kriteria :

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Kriteria Nilai Nilai

3.4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar

(50)

34

Tabel 3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

No Kriteria Nilai Nilai Banyak Siswa Persentase

1 Sangat Rendah 0-45 - (%)

Untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus Keterangan:

: Nilai rata-rata kelas

: Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa

N : Jumlah siswa

Gambar 3. Rumus Nilai rata-rata kelas menurut Kemmis (2007) 3.4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Menentukan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa menggunakan rumus :

Keterangan:

Keterangan :

K= ketuntasan klasikal

Gambar 4. Rumus Ketuntasan Klasikal menurut Kemmis (2007)

=

K=

(51)

35

3.4.5 Klasifikasi Hasil Belajar

Proses pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan belajar siswa yaitu guru menilai dari kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aspek yang diamati. Berikut ini aspek dan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa.

Tabel 3.3 Aspek dan Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek Indikator

b. Mendengarkan penjelasan guru dengan

seksama

2 Kegiatan siswa

dalam kelompok

a. Berdiskusi memecahkan masalah dalam

kelompok

b. Bekerja sama dalam mengerjakan

lembar kerja kelompok

3

Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran

a. Mensharing informasi ketamu mereka

b. Mensharing hasil kerjanya kepada tamu

mereka

yang mereka temukan dari kelompok lain

b. Bersegera terhadap instruksi yang

diberikan

Pengklasifikasian hasil belajar siswa dapat dilihat pada table berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Hasil Belajar siswa

(52)

36

3.5 Indikator Keberhasilan

Keberhasilan tindakan kelas pada pembelajaran ini apa bila : 1. Hasil nilai rata-rata aktivitas belajar mencapai minimal 60. 2. Hasil nilai rata-rata hasil belajar mencapai minimal 65. 3. Dan ketuntasan belajar klasikal mencapai minimal 70%.

3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Tahapan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.

Siklus I

3.6.1 Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar maka kita perlu mempersiapkan langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Menganalisis silabus/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran dikelas.

d) Membuat lembar observasi siswa.

e) Membuat lembar analisis pencapaian hasil belajar siswa. f) Membuat lembar analisis aktivitas belajar siswa.

(53)

37

3.6.2 Tindakan

Setelah melakukan perencanaan,diadakan tindakan yang merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran dikelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray. secara garis besar prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

1. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan :

1) Memotivasi siswa dan membangun suasana belajar yang penuh semangat. 2) Melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan atau permasalahan

yang berkaitan dengan konsep/materi yang akan diberikan,

3) Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator ketuntasan belajar siswa.

2. Kegiatan Inti 1) Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih kurang 15 s.d, 20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2) Belajar dalam Kelompok

(54)

38

masing-masing kelompok terdiri dari 4 (empat) orang siswa selanjutnya setiap kelompok diberi lembar kegiatan kelompok (LKK) dan diberi waktu lima menit untuk memahaminya. Selanjutnya setiap kelompok membahas LKK yang telah berisi soal-soal dan harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi dalam kelompok mereka.

3) Kooperatif teknik two stay two stray

Setelah selesai berdiskusi, guru meminta dua anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain yang telah ditentukan guru. Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka. Setelah selesai berdiskusi “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

4) Pembahasan LKK

Setiap kelompok lalu membandingkan, membahas dan membacakan hasil pekerjaan mereka semua di depan kelas dengan bimbingan dari guru.

3. Penutup

(55)

39

1. Guru menegaskan kembali konsep-konsep yang penting dan mengarahkan siswa pada indikator pembelajaran yang belum tercapai atau tercapai tapi kurang optimal.

2. Dalam kegiatan ini guru memberikan penghargaan pada kelompok yang memproleh nilai tinggi.

3. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang dipelajari.

4. Pada bagian ini pula guru dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa mencatat kesimpulan terebut, untuk mematangkan konsep yang telah diberikan.

4.6.3 Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap ini dilakanakan unuk melihat hasil atau dampak dari siklus (tindakan) yang dilaksanakan terhadap peserta didik. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rencan tindakan selanjutnya.

4.6.4 Refleksi

(56)

40

dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan). 2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay two stray.

3. Hasil analisis menunjukkan kejenuhan siswa pada saat kegiatan belajar sebelum guru menngunakan teknik two stay two stray.

4. Hasil analisis data dijadikan sebagai bahan untuk membuat perencanaan tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil pada tahap berikutnya.

Siklus II

3.6.5 Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar maka kita perlu mempersiapkan langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Menganalisis silabus/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran dikelas.

d) Membuat lembar analisis pencapaian hasil belajar siswa. e) Membuat lembar analisis aktivitas belajar siswa.

(57)

41

3.6.6 Tindakan

Setelah melakukan perencanaan,diadakan tindakan yang merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran dikelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray. secara garis besar prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan :

1) Memotivasi siswa dan membangun suasana belajar yang penuh semangat. 2) Melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan atau permasalahan

yang berkaitan dengan konsep/materi yang akan diberikan,

3) Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator ketuntasan belajar siswa.

b. Kegiatan Inti 1) Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih kurang 15 s.d, 20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2) Belajar dalam Kelompok

(58)

42

masing-masing kelompok terdiri dari 4 (empat) orang siswa selanjutnya setiap kelompok diberi lembar kegiatan kelompok (LKK) dan diberi waktu lima menit untuk memahaminya. Selanjutnya setiap kelompok membahas LKK yang telah berisi soal-soal dan harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi dalam kelompok mereka.

3) Kooperatif teknik two stay two stray

Setelah selesai berdiskusi, guru meminta dua anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain yang telah ditentukan guru. Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka. Setelah selesai berdiskusi “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

4) Pembahasan LKK

Setiap kelompok lalu membandingkan, membahas dan membacakan hasil pekerjaan mereka semua di depan kelas dengan bimbingan dari guru.

c. Penutup

(59)

43

1. Guru menegaskan kembali konsep-konsep yang penting dan mengarahkan siswa pada indikator pembelajaran yang belum tercapai atau tercapai tapi kurang optimal.

2. Dalam kegiatan ini guru memberikan penghargaan pada kelompok yang memproleh nilai tinggi.

3. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang dipelajari.

4. Pada bagian ini pula guru dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan siswa mencatat kesimpulan terebut, untuk mematangkan konsep yang telah diberikan.

4.6.7 Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap ini dilakanakan unuk melihat hasil atau dampak dari siklus (tindakan) yang dilaksanakan terhadap peserta didik. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rencan tindakan selanjutnya.

4.6.8 Refleksi

(60)

44

2. Menganalisis keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay two stray dengan sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik two stay two stray.

3. Berdasarkan analisis aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik two stay two stray aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya.

4. Keberhasilan tindakan kelas pada pembelajaran ini apa bila : a) Hasil nilai rata-rata aktivitas belajar mencapai minimal 60. b) Hasil nilai rata-rata hasil belajar mencapai minimal 65. c) Dan ketuntasan belajar klasikal mencapai minimal 70%.

4.6.9 Perubahan

(61)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah ditulis pada bab sebelumnnya dapat dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukabanjar Kecamatan Gunungalip Kabupaten Tanggamus. Hal ini terlihat pada peningkatan hasil tes formatif

dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa senantiasa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Yaitu 61,43 pada siklus I pertemuan ke I, dan pada siklus I pertemuan ke II meningkat menjadi 62,86. Hasil belajar pada siklus II yang merupakan siklus terahir telah mencapai standar ketuntasan minimal 65.

5.2Saran

(62)

68

a) Bagi Guru

Hendaknya guru memanfaatkan model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Bagi Siswa

Model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dapat digunakan sebagai suatu cara yang efektif dalam melatih siswa untuk bersosialisasi dengan temannya karena akan menumbuhkan suasana yang menarik. c) Bagi Pembaca

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. Guru Profesional (menguasai metode dan terampl mengajar). Alfabeta. Bandung.

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.

Degeng,I,N,S. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Depdikbud,Dirjen Dikti, P2LPTK. Jakarta

I.G.A.K. Wardani, dkk. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesionalisme. Universitas Terbuka. Jakarta.

Miftahul, Huda. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakata.

Muhammad Nur. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Mulyono, Abdurahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Nasibi, Lapono. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Drektur Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Oemar, Hamalik. 2004. Proses Belajar mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Paul, Suparno. 1996. Konstruktivisme dan dampaknya Terhadap Pendidikan. Kompas. Jakarta.

Sardiman. 2001. Pengertian Aktivitas Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil US Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 1
Gambar 2.1  Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 3.1 Urutan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis (2007:72)
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk terdiri dari 0% siswa yang

Bimbingan dan penyuluhan Islam sendiri merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada individu dalam hal ini adalah lansia atau sekelompok lansia dengan cara

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan tata rias wajah dan busana tari anak usia dini kepada guru Taman kanak-kanak di Kecamatan Gunungpati

Kultivar Kenanga merupakan tanaman paling tinggi dengan 120,11 cm, hasil tersebut ketika dilakukan uji lanjut menunjukan bahwa kultivar kenanga tidak berbeda nyata dengan

Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi hargapada jumlah yang sama

Dalam rangka memecahkan perilaku yang menyimpang dari para aktor pemegang peran baik itu lembaga pelaksana aturan, pengelola parkir, petugas parkir dan pengguna jasa

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan