• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

23

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH – I

MEDAN

Oleh :

SUTOYO LUMBAN GAOL 112102015

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : SUTOYO LUMBAN GAOL NIM : 112102015

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH- I MEDAN

Tanggal... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19760705 200212 1 002 (Iskandar Muda, S.E. M.Si, Ak)

Tanggal... Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal……….. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP. 19560407 198002 1 001

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : SUTOYO LUMBAN GAOL NIM : 112102015

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

MEDAN, Juli 2014

NIM. 112102015

(SUTOYO LUMBAN GAOL)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul “Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.

1. Bapak selakuProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2.Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

ii

4. Bapak Iskandar Muda, S.E. M.Si, Ak selaku dosen pembimbing.

5. Bapak Drs. Herry Saroso selaku Kepala BBMKG Wil. I Medan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan riset.

6. Bapak Drs. Rahman S. selaku Kepala Bagian Tata Usaha BBMKG Wil.I Medan.

7. Bapak Darmen Saragih selaku Kepala Bagian Keuangan dan Peralatan BBMKG Wil.I Medan.

8. Teristimewa untuk Ayah/Ibu saya tercinta, Asman Lumban Gaol/Dorta Br. Nainggolan yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang, doa, dukungan, semangat serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kasih dan rahmat Nya kepada mereka.

9. Kepada abang-abang penulis yang tercinta, Sariaman, Linca dan Pargaulan. Terima kasih atas dukungannya yang merupakan pendorong semangat bagi penulis.

10.Kepada adek-adek penulis yang tercinta, Dormauli, Jefferson, Angelina, Fernando dan Renaldy. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

11.Teman-temanku di Program Studi Diploma III Akuntansi stambuk 2011. Darman, Alfrindo, Tony, Besrini, Selly, Firman, Patriot dan Mutiara serta seluruh teman-teman DIII Akuntansi lainnya. Kalian adalah teman terbaikku saat berada di kampus ini yang telah banyak membantu dan memberikan

(6)

12.dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang.

Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya.

Medan, Juli 2014 Penulis

(7)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... ………2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH- I MEDAN……….7

A. Sejarah Ringkas BMKG ... 7

B. Struktu Organisasi BBMKG Wil-I Medan ... 9

C. Job Description ... 10

D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 19

E. Kinerja Terkini BBMKG Wil-I Medan ... 21

(8)

F. Rencana Kegiatan BBMKG Wil-I Medan ... 22

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH- I MEDAN………...23

A.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 23

B.Pengertian Aktiva Tetap ... 26

C.Penggolongan Aktiva Tetap ... 27

D.Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 28

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 31

F. Penggantian Aktiva Tetap ... 37

G.Internal Control Atas Aset Tetap... 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………...43

A.Kesimpulan ... 43

B.Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA……….45

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir……….4

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu perusahaan. Akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan yang relevan. Mengingat pentingnya sistem informasi tersebut maka setiap perusahaan dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi yang baik. Apabila sistem informasi tersebut tidak baik dikhawatirkan akan menghasilkan informasi keuangan yang kurang handal. Selain bermanfaat untuk menghasilkan laporan keuangan, sistem informasi akuntansi juga berguna untuk pengawasan. Salah satu bagian akuntansi yang memiliki faktor yang cukup besar dan memiliki andil untuk menghasilkan laporan keuangan adalah aktiva tetap.

Pada prinsipnya, perusahaan tidak akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penaksiran umur ekonomis, kesalahan pembebanan penyusutan aktiva tetap dan pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Maka aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat sistem pencatatannya yang benar sesuai

(12)

dengan standar akuntansi yang diterima umum, yang bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan penghematan terhadap aktiva.

Prosedur pencatatan akuntansi terhadap aktiva tetap harus mengikuti prinsip akuntansi yang berterima umum agar informasi mengenai aktiva tetap yang disajikan dalam neraca dapat dipercaya oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Adapun kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi aktiva tetap yang terdapat dalam suatu perusahaan umumnya memiliki harga pokok perolehan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap dan pembebanan biaya yang timbul selama manfaat ekonomis aktiva tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat bahwa aktiva tetap merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian dengan judul ”SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

(13)

Jadi permasalahan yang ada pada tugas akhir penulis menekankan pada permasalahan yang menyangkut pada sistem informasi akuntansi aktiva tetap dengan menganalisa aktiva tetapnya, yaitu “Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan?”

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui apakah penerapan sistem informasi akuntansi aktiva tetap di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan sudah berjalan dengan baik.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan penulis pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, bagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan, dan bagi penulis lainnya.

a. Bagi penulis yaitu sebagai bahan bacaan jika suatu saat penulis dimintai pendapat mengenai sistem informasi akuntansi aktiva tetap pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan.

b. Bagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan yaitu sebagai bahan bacaandan pertimbangan untuk memperbaiki penerapan sistem

(14)

informasi akuntansi aktiva tetap pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi penulis lain yaitu sebagai bahan bacaan bagi penulis lain untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Jadwal penulisan dilaksanakan setelah penulismenyelesaikan magang. Penelitian dilakukan pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan. Jadwal penulisan terdiri dari berbagai kegiatan yang dimulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penulisan yang dilakukan penulisdijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

No. Kegiatan

Juni

I II III IV 1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen Pembimbing 3 Pengumpulan data

(15)

5 Penyusunan Tugas Akhir 6 Bimbingan dan Penyempurnan

Tugas Akhir

7 Pengesahan Tugas Akhir

Rencana Isi

Agar penulisan tugas akhir lebih terarah dan mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang akan dibahas, penulis membuat beberapa bab sesuai dengan kebutuhan pembahasan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan diantaranya, jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja terkini dan rencana kegiatan.

(16)

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: pengertian sistem informasi akuntansi, pengertian aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap dan internal control atas aktiva tetap. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

7 BAB II

BALAI BESAR METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Omnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatanan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho

(18)

Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,

instansi tersebut dipecah menjadi dua: di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika

yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO).

(19)

eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapakan dan diinginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan

(20)

C. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit di semua bagian di BMKG yang terdiri dari :

1. Tugas Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I

a. Koordinasi pengamatan pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

b. Penyusunan rencana dan program kegiatan balai.

c. Pelaksanaan riset dan kerjasama serta pengamatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

d. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan prakiraan wilayah serta penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

e. Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika dan komunikasi stasiun-stasiun di wilayahnya.

f. Pengelolaan basis data meteorologi, klimatologi dan geofisika di wilayahnya.

g. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan balai.

(21)

2. Tugas koordinasi kepala balai besar meteorologi dan geofisika wilayah I a. Memonitoring pelaksanaan kegiatan operasional stasiun meteorologi,

klimatologi dan geofisika di wilayahnya meliputi kegiatan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan, analisis, dan pemberian pelayanan jasa.

b. Melaksanakan inspeksi ke stasiun meteorologi, klimatologi dan geofisika di wilayahnyasecara rutin disesuaikan dengan alokasi biaya perjalanan dinas inspeksi yang tersedia dalam DIPA masing-masing kantor Balai Besar.

c. Melaporkan hasil monitoring dan inspeksi sebagaimana dimaksud pada butir (a) dan butir (b) secara rutin, minimal 3 (tiga) bulan sekali kepada badan meteorologi dan geofisika.

d. Melaksanakan penelaahan usulan rencana kerja anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) stasiun meteorologi, klimatologi dan geofisika yang diusulkan Koordinator stasiun provinsi dan selanjutnya disampaikan kepada sekretaris utama dan para deputi badan meteorologi dan geofisika dengan tembusan kepala biro perencanaan dan kerjasama.

e. Merangkum laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) yang ada di lingkungan provinsi, menjadi LAKIP Blai Besar Wilayah dan menyusun penetapan kinerja yang dikirimkan kepada kepala Badan Meteorologi dan Geofisika setiap akhir bulan januari.

(22)

3. Tugas Kepala bagian Tata Usaha a. Penyusunan rencana dan program

b. Pelaksanaan urusan persuratan dan kepegawaian c. Pelaksanaan urusan keuangan

d. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan urusan kerumahtanggaan e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

4. Tugas kepala Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian a. Melaksanakan Penyusunan Rencana dan Program.

1) Membantu pelaksanaan:

Pelatihan-pelatihan operasional, meliputi:

• Aplikasi EWS

• Simulasi EWS

2) Melaksanakan Pelatihan Prajabatan

3) Melaksanakan Aplikasi Belanja Pegawai dan Aplikasi GPP b. Melaksanakan Urusan Persuratan

1) Melaksanakan dan Mengendalikan Surat Masuk dan Keluar 2) Melaksanakan Penomoran Surat

3) Mendistribusikan Surat Masuk dan Keluar 4) Memonitor balasan Surat Masuk

(23)

1) Menyusun DUK

2) Menyusun daftar Norminatif

3) Membuat KP4, SK Kenaikan Gaji Berkala dan Impasing 4) Memberikan peringatan dan tegoran bagi pelanggar disiplin 5) Membuat SPT, PLH, SPMT, SPMJ, SPMMJ

6) Membuat Usulan Pejabat yang akan mengikuti Sespim

7) Membuat Usulan Kenaikan Pangkat (Reguler + PMG) dan penghargaan

8) Mengusulkan Pegawai yang akan Cuti, MMP dan Pensiun 9) Membuat Laporan Bulanan

10)Mengajukan DUPAK bagi PMG

11)Membuat Laporan pegawai yang mengikuti upacara/Apel 12)Melaksanakan Urusan Keprotokolan

13)Melaksanakan gladi resik/upacara

14)Melaksanakan Acara Pelantikan/Serah Terima Jabatan 15)Melaksanakan Sumpah Pegawai

5. Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

a. Meningkatkan pengelolaan uang yang tepat guna dan tepat sasaran

b. Mempercepat penyusunan RPU, Penjadwalan, Pemrosesan dan Pelaksanaan

c. Peningkatan administrasi keuangan, meliputi: 1) Rekonsiliasi SAI Satker

(24)

2) Rekonsiliasi SAI UAW dan UAPPA – E1 3) PNPB

4) Pelaksanaan pembayaran gaji, uang makan, lembur dan lain-lain

d. Peningkatan pelaksanaan proses pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian meliputi:

1) ATK, Suku Cadang dan Pias-pias

2) Belanja Barang Tupoksi : Pakaian Dinas, Obat-obatan, Rapat dan Operasional

3) Belanja Modal (Pembuat Komitmen)

e. Peningkatan penataan Inventaris BMN, meliputi: 1) Pembuatan DIR, KIB, BI

2) Penghapusan BMN yang tidak dipakai lagi 3) Laporan Inventaris

4) Pengawasan BMN

f. Peningkatan Pemeliharaan Gedung dan Mesin dalam mendukung Operasional dan pelayanan serta peningkatan life time

g. Meningkatkan kesiapan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasional dan pelayanan, meliputi:

1) Kebersihan kantor dan lingkungan 2) Kebersihan kantor dan lingkungan

(25)

1) Evaluasi Laporan

2) Membuat Surat tentang Laporan

3) Membuat surat-surat yang perlu ditindak lanjuti Satker 4) Membuat Laporan Bulanan se-BBMG Wil.

i. Peningkatan SDM, meliputi:

1) Memberi hukuman dan memberi semangat kerja

2) Mengusulkan staf untuk mengikuti Kursus, Diklat, Sosialisasi termasuk Sespim IV

3) Ikut merencanakan (khususnya adm keuangan) terhadap pelaksanaan Pelatihan/Penyuluhan yang tertuang dalam DIPA

4) Memfasilitasi sarana dan prasarana perpustakaan

5) Membuat kliping koran berita meteorologi klimatologi dan geofisika 6) Mengelola buku/majalah/bulleting perpustakaan

j. Berkoordinasi dengan Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian, Bidang I dan II serta instansi terkait

6. Tugas Kepala Bidang Observasi

a. Penyiapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan operasional pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data.

b. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, kalibrasi dan sertifikasi.

7. Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran a. Mengumpulkan data MKG dari Stasiun

(26)

b. Menyebarkan data ke BMG pusat, Stasiun dan Bidang Terkait c. Melakukan pengamatan data Sypnoptic secara real time

d. Mengontrol keakurasian dan perbaikan data, meliputi: Sandi Me. 45, Me 48, DKB, Pibal, Rasond, WxRev, Geofisika, dll

e. Membuat surat ke Stasiun hasil dari temuan Quality Control data

f. Mengadakan penyuluhan observasi dan komunikasi data ke Stasiun-stasiun

g. Mengusulkan training pendidikan observasi dan operator komunikasi h. Meningkatkan kemampuan SDM dan kualitas peralatan komunikasi. 8. Sub Bidang Instrumentasi dan kalibrasi

Sub Bidang Instrumentasi dan Kalbrasi mempunyai tugas melakukan pemeliharaan, perbaikan peralatan dan kalbrasi.

9. Tugas Kepala Bidang Data dan Informasi

a. Pengelolaan data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika b. Pengolahan dan analisis data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan

geofisika

c. Prakiraan data meteorologi dan geofisika

d. Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika e. Riset di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika

(27)

1) Melaksanakan pengumpulan, pengentrian, penyimpanan (pengarsipan) dan penyebaran data meteorologi baik berupa data hardcopy maupun data digital.

2) Melaksanakan/membantu sub bidang pelayanan jasa dalam menyediakan data meteorologi yang dibutuhkan untuk pelayanan kepada users/pengguna jasa dan forecaster.

3) Menyediakan data klimatologi dan kualitas udara untuk keperluan forecaster dan pelayanan jasa.

b. Pengelolaan Data Geofisika

1) Melaksanakan pengumpulan penyebaran, pengentrian, quality control, dan penyimpanan (pengarsipan) data geofisika baik yang berupa data hardcopy maupun data digital.

2) Menyediakan data geofisika untuk keperluan pelayanan jasa. 11.Tugas Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa

a. Pengolahan, analisa dan prakiraan data Meteorologi

b. Pengolahan, analisa dan prakiraan data Klimatologi dan Kualitas Udara 1) Melakukan evaluasi, pengolahan dan analisa data iklim dari

stasiun-stasiun di BBMG Wilayah I dari F-Klim 71, synoptik, hujan otomatis untuk membuat prakiraan bulanan di Wilayah I yang meliputi Profinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

(28)

2) Membuat prakiraan EWS banjir, kebakaran hutan dan lahan serta longsor bulanan untuk Propinsi Sumatera Utara. Membuat evaluasi dan prakiraan bulanan untuk materi Bulletin BBMG Wilayah I.

c. Pengolahan dan analisa data Geofisika

Melakukan pengamatan kejadian gempa bumi setiap saat dan mengolah serta menganalisa untuk menentukan parameter gempa yang terjadi. d. Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

1) Melakukan pengiriman prakiraan cuaca harian dan EWS ke instansi terkait kerja sama seperti Satkorlak Pempropsu dan Badan Infokom Pempropsu mengisi dan mengupdate informasi cuaca, iklim dan gempa bumi untuk sms cuaca serta website.

2) Melakukan pengisian dan up dating informasicuaca iklim dan gempa bumi

3) Melaksanakan sosialisasi MKKuG dan diseminasi informasi MKKuG di daerah sesuai visi dan misi BBMG Wilayah I

e. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait: 1) Satkoelak Provinsi Sumatera Utara

2) Dinas ketahanan pangan Provinsi Sumatera Utara 3) Dinas pertanian Provinsi Sumatera Utara

12.Kelompok Jabatan Fungsional

(29)

a. Melaksanakan pengamatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

b. Melaksanakan pengumpulan dan penyebaran data c. Melaksanakan pengoperasian peralatan

d. Melaksanakan pemeliharaan peralatan

e. Melaksanakan pengolahan, analisis, prakiraan dan pelayanan f. Melaksanakan penelitian, pengkajian, survey dan evaluasi

g. Melaksanakan kegiatan lintas sektoral yang berkaitan dengan bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika

h. Berperan aktif dalam penanggulangan bencana alam di lapangan.

D. JARINGAN KEGIATAN (STASIUN DIBAWAH KOORDINASI BBMKG WILAYAH-I MEDAN)

Stasiun-stasiun yang berada di bawah koordinasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I adalah :

Balai :

1. Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I • Stasiun Meteorologi :

1. Stasiun Meteorologi Polonia 2. Stasiun Meteorologi Padang 3. Stasiun Meteorologi Pekan Baru 4. Stasiun Meteorologi Banda ACeh 5. Stasiun Meteorologi Sabang

(30)

6. Stasiun Meteorologi Meulaboh 7. Stasiun Meteorologi Lhokseumawe 8. Stasiun Meteorologi Sibolga 9. Stasiun Meteorologi Gunung Sitoli 10.Stasiun Meteorologi Rengat

11.Stasiun Meteorologi Batam 12.Stasiun Meteorologi Pinang Sori 13.Stasiun Meteorologi Dabo Singkep 14.Stasiun Meteorologi Tarempa 15.Stasiun Meteorologi Ranai

16.Stasiun Meteorologi Aek Godang,

17.Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun • Stasiun Klimatologi :

1. Stasiun Klimatologi Sampali 2. Stasiun Klimatologi Sicincin 3. Stasiun Klimatologi Indrapuri • Stasiun Maritim :

1. Stasiun Maritim Belawan 2. Stasiun Maritim Teluk Bayur • Stasiun Geofisika :

(31)

3. Stasiun GeofisikaParapat

4. Stasiun Geofisika Gunung Sitoli 5. Stasiun GeofisikaMata IE • Stasiun GAW :

1. Stasiun GAW E. KinerjaTerkini

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I melakukan kegiatan umum sebagai berikut :

• Koordinasi pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

• Penyusunan rencana dan program kegiatan Balai Besar.

• Pelaksanaan riset dan kerjasama, serta pengamatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

• Pengumpulan, pengolahan, analisis dan prakiraan wilayah serta penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

• Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika serta komunikasi stasiun-stasiun di wilayahnya.

• Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Balai.

• Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan Balai.

(32)

• Pelaksanaan tugas dan kegiatan umum tersebut diimplementasikan melalui penyediaan jasa guna mendukung keselamatan penerbangan dan pelayaran, penanggulangan bencana alam, pengendalian pencemaran udara, pembangunan pertanian dan pengadaan pangan, dan lain-lain.

F. Rencana Kegiatan

(33)

23 BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP

PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.

Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan/instansi yang akan membangun sistem informasi manajemen, disarankan untuk membangun sistem informasi akuntansi terlebih dahulu. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi/instansi antara lain : Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Ahli

1) Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6)

menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data

(34)

transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users).

2) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.1) pengertiansistem informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.” Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai pengambilan keputusan.

3) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menutut Mulyadi (2001, h.3) mendefinisikan, “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”

4) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248) suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan.”

(35)

usaha suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi

Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Kegunaan sistem informasi akuntansi (SIA), yaitu . a) Membuat laporan eksternal

Laporan ini mencangkup laporan keuangan, seperti pajak dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas.

b) Mendukung aktifitas rutin

Sistem SIA digunakan untuk menangani aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan/instansi.

c) Mendukung Pengambilan Keputusan

Informasi diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat pada suatu organisasi/instansi.

d) Perencanaan dan Pengendalian

Suatu sistem informasi diperlukan untuk aktifitas perencanaan dan pengendalian.

e) Menerapkan Pengendalian Internal

(36)

Pengendalian internal (internal control) mencangkup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan/instansi dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.

B. Pengertian Aktiva Tetap

Adapun defenisi aktiva tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Soemarso S.R (2005 : 20) berpendapat bahwa aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixedassets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.

Menurut Dunia (2005 : 151) aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.

(37)

perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijualsebagai bagian dari operasi normal.

Pengertian aktiva tetap menurut menurut Mulyadi (2001) adalah : Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subyek penyusutan.

Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat :

1. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan atau instansi pemerintahan. 2. Mempunyai bentuk fisik.

3. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

4. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan atau instansi pemerintah, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali.

5. Mempunyai masa manfaat relatif permanen.

C. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat digolongkan dalam dua sudut. Kedua sudut tersebut adalah sudut substansi dan sudut disusutkan atau tidak disusutkan.

1. Sudut substansi, aktiva tetap menurut sudut substansi dapat dibagi :

a. tangible assets (aktiva berwujud) seperti lahan, mesin, gedung dan

peralatan.

(38)

b. intagible assets (aktva tidak berwujud) seperti HGU, HGB, Paten,hak cipta, goodwill, copyright, franchise dan lain-lain.

2. Sudut disusutkan atau tidak disusutkan, aktiva tetap menurut sudutdisusutkan atau tidak disusutkan dapat dibagi :

a. depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan,

sepertibuilding, equipment, machinery, inventaris, jalan dan lain-lain. b. undepreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, separti

tanah (land).

D. Cara Perolehan Aktiva Tetap 1. Cara Perohan Aktiva Tetap

Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005 : 10). Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan, sewa guna usaha, aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran, perolehan dengan penerbitan efek, konstruksi sendiri, perolehan melalui sumbangan atau penemuan, perolehan aktiva dengan biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentian aktiva, akuisi suatu perusahaan secara keseluruhan, aktiva yang diperoleh tidak secara tertentu.

(39)

diberikan baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayran dipercepat.

b. Pembayaran yang ditangguhkan, aktiva yang diperoleh dengan pembayaran yang ditangguhkan untuk semua atau sebagian dari harga pembelian. Dengan menandatangani suatu wesel atau hipotek atau perjanjian yang menentukan persyaratan penyelesaian kewajiban. Kontrak utang tersebut bisa saja meminta suatu pembayaran pada tanggal tertentu di masa yang akan datang atau suatu rangkaian pembayaran pada jangka waktu tertentu.

c. Sewa guna usahaadalah suatu kontrak di mana satu pihak (penyewa-lesse) diberikan hak untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh pihak lain, yaitu pihak yang menyewakan (lessor) untuk suatu periode waktu tertentu dan untuk suatu biaya periodik tertentu. Secara ekonomis sewa guna usaha sama dengan penjualan aktiva yang disewagunausahakan dimana pemberi sewa mengizinkan penyewa untuk membayar aktiva tersebut dengan suatu rangkaian pembayaran ”sewa guna usaha” selama beberapa waktu.

d. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran, aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki pihak lain.

e. Perolehan dengan penerbitan efek, aktiva tetap yang diperoleh dengan cara menerbitkan obligasi atau saham. Jika nilai pasar dari efek tersebut dapat ditentukan, maka nilai tersebut akan digunakan sebagai nilai aktiva.

(40)

Jika tidak ada nilai pasar dari efek tersebut, maka digunakan nilai pasar wajar dari aktiva yang diperoleh. Jika suatu efek tidak memiliki nilai pasar, maka penilaian oleh suatu otoritas yang independen atas aktiva yang diperoleh mungkin diperlukan untuk mendapatkan nilai pasar wajar yang objektif.

f. Konstruksi sendiri, dalam pembuatan aktiva, semua biya yang langsung (biaya variabel), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan dicatat pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk membuat aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan rencana. g. Perolehan melalui sumbangan atau penemuan, aktiva yang diperoleh

(41)

h. Perolehan aktiva dengan biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentian aktiva, tindakan untuk memperoleh aktiva operasi jangka panjang secara legal mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan biaya restorasi di masa depan ketika aktiva tersebut dihentikan pemakaiannya. i. Akuisi suatu perusahaan secara keseluruhan, aktiva yang diperoleh tidak

secara tertentu, seperti dalam pembelian secara paket, melainkan perusahaan tersebut membeli perusahaan lain secara keseluruhan. Hal ini disebut dengan penggabungan usaha. Prosedur-prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha sama dengan prosedur yang digunakan dalam pembelian secara paket. Perbedaan utamanya adalah bahwa dalam suatu penggabungan usaha, jumlah nilai wajar dari aktiva yang dapat diidentifikasi bisaanya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total yang dibayarkan untuk membeli perusahaan.

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16:2) : “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

(42)

Menurut Baridwan (2000 : 310) penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aktiva berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva bersangkutan sepanjang umur kegunaaannya.

Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi mengenai kategori aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain :

1. Depresiasi

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

2. Deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusuta) untuk aktiva tetap berupa sumber – sumber alam yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

3. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aktiva tetap, dan hal tersebut tidak dapat dihindari.Keusangan dikarenakan pemakaian yang sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen – elemen.

(43)

Penyusutan ini disebabkan oleh aktiva tetap yang tidak layak pakai dan sudah ketinggalan zaman (obsolenscense).Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya untuk memberi manfaat sudah tidak memadai dan tidak seperti yang diharapkan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban penyusutan setiap periode, yaitu :

1. Harga Perolehan Aktiva

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

2. Nilai residu

Nilai residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi.

3. Masa manfaat

Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.

4. Pola penggunaan

Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.

Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu :

(44)

1. Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut.Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus :

Penyusutan tahunan =

Umur ekonomis

Harga perolehan- Nilai ekonomis

Contoh : Suatu aktiva dengan harga Rp 1.000.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 100.000.

Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut : Penyusutan tahunan =

5

Rp 1.000.000 – Rp 100.000

= Rp 180.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:

Beban Penyusutan Mesin Rp 180.000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 180.000 2. Metode Saldo Menurun Berganda

(45)

Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan-akumulasi penyusutan).

Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 15.000.000, nilai residu Rp 1.500.000, umur ekonomis 5 tahun. Maka penyusutannya =

5

Rp 15.000.000 – Rp 1.500.000

= Rp. 2.700.000 Tarif penyusutan saldo menurun : 100%

5 tahun = 20% Tarif ganda = 20% x 2 = 40%

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda

(46)

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp.2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000

unit produk.

Maka beban penyusutan per satuan produksi : Penyusutan per unit produksi =

80.000

Rp 12.000.000 – Rp 2.000.000

= Rp 125

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp 125 = Rp 1.125.000

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus :

Jumlah angka tahun = 2

(47)

n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva )

contoh : Jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahun adalah :

Tahun I = 5/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 5.000.000 Tahun II = 4/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 4.000.000 Tahun III = 3/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 3.000.000 Tahun IV = 2/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 2.000.000 Tahun V = 1/15 X ( Rp 15.500.000 – Rp 500.000 ) = Rp 1.000.000

Dokumen sumber yang dipakai dalam pencatatannya adalah bukti memorial. Pencatatan beban penyusutan adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan xxx

Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

F. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu :

(48)

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aset atau aktiva tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar.

2. Dengan Cara Dijual

Aset atau aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal yang telah ilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar aset lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

Sedangkan pergantian Aktiva Tetap di Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan diusulkan kepada pejabat pengelola barang.

G. Internal Control Atas Aset Tetap

(49)

yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.Pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002;29) mendefenisikan pengawasan intern sebagai berikut :

Pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungiharta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Sedangkan pengertian pengawasan intern menurut Mulyadi (2002;180), yaitu :

Pengawasan intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada tiga tujuan, yaitu:

a. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

b. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan

Aset atau aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut.Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.

(50)

Pada dasarnya tujuan sistem pengawasan intern aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pihak manajemen.

Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur – prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin. Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.

Pengawasan internal meliputi dua hal, yaitu :

1) Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja 2) antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan

fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai. 3) Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan

efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.

(51)

1. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan.

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

3. Menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap.m

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

6. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan.

7. Menetapkan tanggungjawab yang wajar untuk aktiva tetap.

8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal. Ada tiga jenis pengawasan internal atas aktiva tetap yang dapat dilakukan, yaitu ;

1. Pengawasan Administrasi

Pengawasan ini meliputi pengawasan sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi.Misalnya, induk barang atau buku lainnya. 2. Pengawasan Fisik

(52)

Pengawasan ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aktiva tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisasinya.

3. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktiva tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaannya atau tidak. Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan melakukan internal control atas aset tetapnya sebagai berikut :

1. Pengawasan melalui persetujuan

Persetujuan atas pemakaian aset tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Kepala Sub Bagian Keuangan dan Peralatan.

2. Pengawasan terhadap gerak-gerik fisik

Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan melakukan sejumlah prosedur – prosedur atau peraturan - peraturan yang dilakukan untuk melindungi aset tetapnya.

3. Pemberian nomor urut

(53)

43 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan penulis, maka penulis ingin membuat kesimpulan dan saran mengenai penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan

A. Kesimpulan

1. Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan memperoleh aset tetap melalui pembelian tunai.

2. Efektivitas pengendalian intern dalam mengelola aset sudah baik dengan adanya dokumen-dokumen, pemilihan pegawai yang cakep, berpendidikan, jujur dan profesional dalam melakukan pekerjaannya.

3. Sistem informasi akuntansi yang diterapakan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer dengan menggunakan software-software komputer.

B. Saran

1. Dalam hal perolehan aktiva tetap, baik dengan pembelian tunai sebaiknya tetap dilakukan pencatatan atau pembukuan aktiva secara wajar dan transparan.

(54)

2. Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan hendaknya harus tetap konsisten dalam hal pelaksanaan prosedur pengadaan/pembelian aset tetapnya.

(55)

45

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H, and William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Buku I. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Sisitem Akuntansi, edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Romney, Marshall B, and Paul Jhon Steinbart. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary, dan Dewi Fitriasari Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Buku Kesatu, Cetakan Pertama, Terjemahan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

(56)

Lampiran 1

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-I Medan

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah-

Referensi

Dokumen terkait

Mengubah Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan

Kata Kunci: Ketrampilan membaca memindai buku telepon, teknik scanning , perintah bersyarat. Ketrampilan membaca memberikan andil yang besar dalam kehidupan pendidikan

Sebagian besar orangtua pada tipe Balanced Family mengubah perilaku mereka terhadap siswa/i seiring dengan pertumbuhan siswa/i menjadi lebih dewasa dibandingkan

arah yang benar untuk mencapai tujuan organisasi Manajer mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang dan sumberdaya untuk mencapai tujuan/sasaran organisas Manajer mengatur

The present paper is focused on a test aimed to point clouds generation fulfilled by archaeological data; active and passive sensors techniques and related image matching systems

Mengacu pada Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 391/KPTS/M/2011 tentang Penetapan

First running image matching between the synchronized and high-resolution images, and then casting a ray from the International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing

3) Kontributor konten portal web ( website ) Kementerian.. 5.1.4 Unit Kerja. 1) Penanggung jawab sistem portal web ( website )