• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PRODUK

STAY ASSY

TD PADA

PT BS INDONESIA

HAFIZ ILMAN

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PEMILIHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

(3)

ABSTRAK

HAFIZ ILMAN. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia. Dibimbing oleh ALIM SETIAWAN. Perusahaan sering kali mengalami permasalahan dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulai dari persediaan bahan baku hingga barang jadi. Oleh sebab itu diperlukan adanya perencanaan yang baik agar konsisten dalam aktifitas produksinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk Stay Assy TD dan menganalisis penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning (MRP) dan menentukan metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah. Sistem perencanaan dan pengendalian bahan baku produk Stay Assy TD adalah sistem First In First Out (FIFO) dengan bahan baku utama khusus perakitan yaitu stay powder coating, bracket CED, washer, spring dan ball bearing. Perencanaan kebutuhan material dilakukan dengan metode MRP berbasis peramalan permintaan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku untuk waktu mendatang. Peramalan tersebut menggunakan metode winters. Peramalan dilihat dari nilai Mean Absolute Percentage of Error (MAPE) yang terkecil. Penerepan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode MRP yang menghasilkan biaya terendah untuk bahan baku stay powder coating, bracket CED, spring dan ball bearing adalah metode MRP teknik part period balancing (PPB) sedangkan untuk bahan baku washer adalah metode MRP teknik Economic Order Quantity (EOQ).

Kata kunci : Peramalan winters, metode MRP teknik EOQ, LFL dan PPB

ABSTRACT

HAFIZ ILMAN. Planning and Inventory Raw Material Stay Assy TD Controlling at PT BS Indonesia. Supervised by ALIM SETIAWAN.

Some Companies often having difficulties in Planning and Inventory, even from the start raw material inventory till becoming finished goods. In order to solve the problems, company needs a good planning so the product activity could run well consistently. The aim of this research is in order to know about Stay Assy TD Planning and Inventory Raw Material Controlling with MRP (Material Requirement Planning) and to decide the correct MRP Method as the correct lowest cost alternative. Planning and Inventory Controlling used by MRP Method for Stay Assy TD using FIFO (First In First Out) Method. With main specific raw material for assembling stay powder coating, bracket CED, washer, spring and ball bearing. Planning for material needs using MRP based on customer needs estimation in order to fill future raw material needs. The estimation using winters method. The estimation could be seen from the least MAPE (Mean Absolute Percentage of Error). By using MRP technique with PPB (part period balancing) for stay powder coating, bracket CED, Spring and ball bearing material could spend the lowest cost. And MRP Technique with EOQ (Economic Order Quantity) is used for Washer raw material.

(4)

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PRODUK

STAY ASSY

TD PADA

PT BS INDONESIA

HAFIZ ILMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul penelitian : Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia

Nama : Hafiz Ilman

NIM : H24114076

Disetujui oleh Pembimbing

Alim Setiawan S, STP, MSi Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai bulan November 2013 ini adalah manajemen persediaan bahan baku, dengan judul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan bahan baku Produk Stay Assy TD pada PT BS Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Alim Setiawan STP, Msi selaku pembimbing, Bapak Drs. Edward H. Siregar, SE, MM selaku penguji pertama dan Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.pd selaku penguji kedua dalam sidang yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak PT BS Indonesia khususnya departemen PPC, HR&GA dan logistic yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua (Isnardi dan Enirita) atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, November 2013

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODE PENELITIAN 3

Kerangka Pemikiran Penelitian 3

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 4

Jenis dan Sumber Pengumpulan Data 4

Prosedur dan Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Gambaran Umum Perusahaan 6

Proses Produksi Stay Assy TD 6

Sistem Persediaan Bahan Baku PT BS Indonesia 7

Peramalan Permintaan 9

Analisis Material Requirement Planning (MRP) 10

Pembahasan 24

Implikasi manajerial 25

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 27

(8)

DAFTAR TABEL

1. Kuantitas pesanan dan frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan 7 2. Asumsi biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD 8 3. Hasil peramalan permintaan Stay Assy TD tahun 2013 10 4. Hasil perhitungan kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) 11 5. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD RH metode MRP teknik EOQ 12 6. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode

MRP teknik EOQ 13

7. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD LH metode MRP teknik EOQ 14 8. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode

MRP teknik EOQ 15

9. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD RH metode MRP teknik LFL 16 10. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode

MRP teknik LFL 17

11. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD LH metode MRP teknik LFL 18 12. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode

MRP teknik LFL 19

13. Hasil perhitungan Economic Part Period (EPP) 20 14. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD RH metode MRP teknik PPB 21 15. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode

MRP teknik PPB 22

16. Perencanaan bahan baku Stay Assy TD LH metode MRP teknik PPB 23 17. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode

MRP teknik PPB 24

18. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD RH 25 19. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD LH perusahaan 25

DAFTAR GAMBAR

2. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan 29

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan industri otomotif di Indonesia pada tahun 2013 berkembang dengan sangat pesat. Menurut Sugiarto dalam Media Industri (2013) tingkat penjualan mobil mengalami kenaikan sebesar 10 (sepuluh) persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya permintaan yang semakin banyak dan fluktuasi yang tinggi, maka setiap perusahaan otomotif dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam menghadapi persaingan.

Seiring dengan perkembangan pasar di Indonesia. Maka persaingan pasar pun semakin ketat, produsen kendaraan bermotor bersaing dalam hal kualitas, desain, ataupun harga. Produsen-produsen kendaraan bermotor khususnya produsen mobil yang ada di Indonesia, diantaranya yaitu PT Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Astra Honda Motor (AHM), PT Indomobil Suzuki Indonesia (ISI), dan masih banyak lagi produsen-produsen kendaraan bermotor lainnya. Produsen-produsen kendaraan bermotor tersebut tentunya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang memproduksi komponen-komponen kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor merupakan gabungan dari komponen-komponen yang saling mendukung dan memiliki fungsinya masing-masing. Komponen ini tidak di produksi langsung oleh produsen kendaraan bermotor, melainkan di produksi oleh mitra atau partner dari perusahaan-perusahaan produsen kendaraan bermotor, salah satunya adalah PT BS Indonesia.

PT BS Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang automotif yang memproduksi komponen kendaraan bermotor dimana di dalam persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan sejenis seperti PT Showa Indonesia, PT Denso Indonesia. PT BS Indonesia bertekat untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas, bermutu tinggi dan dengan harga yang bersaing.

Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengadakan kegiatan produksi harus tersedia bahan baku. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif dan efisien diperlukan. Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk Stay Assy TD merupakan suatu sistem yang dapat menjamin kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi akan berjalan dengan lancar. Perencanaan dan pengendalian tersebut dapat mencegah terjadinya kekurangan bahan baku yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi atau dapat menghentikan kegiatan produksi yang menyebabkan perusahaan menderita kerugian.

(10)

Perumusan Masalah

PT BS Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang yang memproduksi komponen kendaraan bermotor. Kesuksesan suatu sistem produksi dapat dilihat pada kemampuannya dalam mengendalikan aliran bahan baku yang tepat, di tempat yang tepat, pada saat yang tepat untuk memenuhi jadwal pengiriman kepada pelanggan, menekan persediaan seoptimal mungkin, menjaga tingkat pembebanan atas pekerjaan dan mesin, serta akhirnya untuk mencapai efisiensi produksi yang optimum (Baroto 2002). Salah satu metode perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku adalah metode Material Requirement Planning (MRP). Sistem MRP mampu memberikan indikasi apabila tidak terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan (Baroto 2002). Maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk Stay Assy TD.

2. Bagaimana penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metodeMRP dan menentukan metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah.

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk pengelolaan persediaan bahan baku utama produk Stay Assy TD secara optimum. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk Stay Assy TD.

2. Menganalisis penerapan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode MRP dan menentukan metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah.

Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya :

1. PT BS Indonesia

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil berbagai keputusan perusahaan seperti perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif dan efisien.

2. Umum

(11)

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka terdapat beberapa batasan yang bertujuan agar penelitian lebih terarah. Batasan ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Penelitian difokuskan pada analisis sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku khusus perakitan produk Stay Assy TD.

2. Perhitungan dilakukan dengan metode MRP teknik Economic Order Quantity (EOQ), Lot For Lot (LFL) dan Part Period Balancing (PPB).

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Konsep pemikiran penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT BS Indonesia. Hal ini penting karena bahan baku yang digunakan dapat mempengaruhi kegiatan produksi perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengetahui jadwal induk produksi, struktur produk dan status persediaan bahan baku perusahaan untuk dapat dianalisis melalui perencanaan dan pengendaliannya dengan menggunakan berbagai metode Material Requirement Planning (MRP) yang tepat. Jadwal induk produksi salah satunya disusun berdasarkan peramalan permintaan tahun 2013 dengan data permintaan tahun 2011 dan 2012 menggunakan metode peramalan Time Series. Peramalan dengan metode Time Series digunakan sebagai perkiraan pemesanan bahan baku yang akan dilakukan perusahaan.

(12)

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT BS Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan alasan bahwa PT BS Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi komponen mobil dimana pada tahun 2013 permintaan dan penjualannya mengalami peningkatan yang membuat perusahaan harus membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013.

Jenis dan Sumber Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat langsung di lokasi penelitian. Data tersebut didapat dengan cara pengamatan langsung (observasi) serta wawancara dengan narasumber dari departemen produksi, departemen logistic dan departemen Production Planning and Control (PPC) perusahaan. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur terkait dengan topik penelitian dan dokumen yang telah disusun oleh PT BS Indonesia berupa data dokumentasi yang dapat

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT BS Indonesia :

Penentuan jenis bahan baku

Proses pemesanan dan pembelian bahan baku Proses pemeriksaan dan penyimpanan bahan baku Proses produksi

Identifikasi perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku

Sistem MRP

(13)

digunakan sebagai bahan acuan atau referensi dalam penelitian. Dokumentasi tersebut terdiri dari :

1. Data Master Production Schedule (MPS).

2. Data permintaan pelanggan (dokumen order list).

3. Data pemesanan bahan baku (dokumen purchase order). 4. Prosedur pemesanan dan pembelian bahan baku.

5. Prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku.

Prosedur dan Analisis Data

Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2006) peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Menurut Ishak (2010) peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk di periode yang akan datang. Peramalan dilakukan dengan menggunakan softwareMinitab teknik winter dan moving average dengan melihat nilai kesalahan terkecil dari Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Square of Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage of Error (MAPE).

Material Requirement Planning (MRP)

Menurut Baroto (2002) langkah-langkah perhitungan dalam menganalisis data dengan sistem MRP adalah sebagai berikut :

1. Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan.

2. Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Metode untuk menentukan ukuran lot diarahkan untuk meminimalkan total biaya pesan dan biaya simpan. Teknik-teknik tersebut adalah Teknik-teknik EOQ, LFL dan PPB.

3. Offsetting bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time.

(14)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT BS Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif dimana produk utamanya merupakan komponen kendaraan bermotor khusnya mobil. PT BS Indonesia terdiri dari kantor dan pabrik yang berlokasi di kawasan Industri Jababeka Cikarang. Perusahaan tersebut berdiri pertama kali di Indonesia pada bulan Februari tahun 1992 dengan Presiden Direktur perusahaan Kim Jae Mu. Selain itu, di Korea kota Seoul dengan nama JN Industri dan BS Korea.

PT BS Indonesia menjalankan kegiatan usahanya dengan mengacu kepada

visi dan misi perusahaan. Visi PT BS Indonesia adalah “berusaha meningkatkan

mutu produk untuk menjadi perusahaan automotive part yang mampu masuk ke

pasar yang berada lima besar di Indonesia”. Sedangkan misi PT BS Indonesia

adalah selalu aktif mengembangkan produk dengan inovasi desain maksimal dan intensif melaksanakan training, sejalan dengan peningkatan kesejahteraan karyawan.

Proses Produksi Stay Assy TD

Menurut Handoko (2008) produksi dan operasi adalah pengelolaan secara optimal penggunaan input atau faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi menjadi berbagai produk atau jasa. Stay Assy TD merupakan kaca spion truk dimana pelanggan utama produk Stay Assy TD adalah PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor. Produk Stay Assy TD yang dipesan konsumen terdiri dari dua bagian yaitu bagian sebelah kanan yang disebut Stay Assy TD RH dan bagian sebelah kiri disebut dengan Stay Assy TD LH.

Proses produksi pada PT BS Indonesia dilakukan berdasarkan jadwal produksi harian yang dibuat oleh departemen produksi. Tahapan proses produksi Stay Assy TD mulai dari bahan baku hingga menjadi produk Stay Assy TD sebagai berikut :

1. Proses swagging, merupakan proses pemanasan pipe blank dan pembulatan kepala pipe blank.

2. Proses bending, merupakan proses pembengkokkan stay swagging.

3. Proses welding, merupakan proses pengelasan stay bending dengan stoper. Dalam proses welding ini dibedakan stay kiri (stay welding LH) dan stay kanan (stay welding RH).

4. Proses short blast, merupakan proses pembersihan stay welding dari minyak yang tersisa pada proses sebelumnya. Proses short blast sering dikenal dengan proses amplas.

(15)

6. Proses powder coating, merupakan proses pemberian unsur metalik dengan cara menyemprotkan serbuk powder kepada stay CED agar terlihat mengkilap. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan cat.

7. Proses assembling, merupakan proses perakitan stay powder coating dengan komponen perakitan lainnya yaitu bracket CED, washer, spring dan ball bearing hingga menjadi produk Stay Assy TD.

Menurut Baroto (2002) struktur produk merupakan daftar barang atau material yang diperlukan bagi perakitan, pencampuran, atau pembuatan produk akhir dan menunjukan berapa banyak setiap komponen dari bagian produk yang akan diperlukan serta merinci semua nama komponen, nomor identitas dan sumber bahan. Struktur produk dapat digambarkan sebagai pohon cabang yang merupakan bahan baku pembentuk produk. Berdasarkan wawancara dengan departemen PPC, struktur produk Stay Assy TD dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada Gambar 2 dapat dilihat struktur produk Stay Assy TD terdiri dari lima komponen perakitan. Pemakaian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi satu unit Stay Assy TD yaitu menggunakan satu unit stay powder coating, bracket CED, washer, spring dan tiga unit ball bearing.

Sistem Persediaan Bahan Baku PT BS Indonesia

Bahan baku merupakan bahan yang harus diperhitungkan dalam kelangsungan proses produksi. Banyaknya bahan baku yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan sumber-sumber di dalam perusahaan dan kelancarannya (Assauri 2008). Bahan baku utama khusus perakitan yang digunakan perusahaan dalam memproduksi Stay Assy TD terdiri dari stay powder coating, bracket CED, washer, spring dan ball bearing. Berdasarkan wawancara dengan departemen logistic kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan yang diterapkan pada perusahaan saat ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kuantitas pesanan dan frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan Bahan baku Bulan Banyaknya

Sumber : Dokumen purchase order (2013)

Gambar 2. Struktur produk Stay Assy TD

(16)

Pada Tabel 1 dapat dilihat pemesanan bahan baku produk Stay Assy TD terdiri dari dua bagian, dimana terdapat bagian kanan (RH) dan bagian kiri (LH). Frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan untuk masing-masing bahan baku sebanyak 12 kali dalam satu tahun dengan kuantitas pemesanan yang sama antara RH dan LH. Kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan ini merupakan metode perusahaan yang akan dijadikan sebagai dasar perbandingan dengan metode MRP teknik EOQ, LFL dan PPB.

Biaya persediaan bahan baku pada PT BS Indonesia terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Menurut Assauri (2008) komponen biaya pemesanan diantaranya adalah biaya administrasi pembelian, biaya transportasi, bongkar muat, biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan. Komponen biaya penyimpanan adalah biaya pergudangan, biaya peralatan material handling dan biaya-biaya lainnya. Berdasarkan wawancara dengan departemen logistic dan departemen PPC asumsi biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk masing-masing bahan baku dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan biaya persediaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2. Asumsi biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD

Bahan Baku Biaya pemesanan Biaya Penyimpanan RH (RP) LH (RP) RH (RP) LH (RP)

Sumber : Data purchase order diolah (2013)

Pada Tabel 2 di atas dapat dilihat biaya persediaan bahan baku tertinggi yang harus dikeluarkan perusahaan adalah bahan baku bracket CED. Karena bracket CED merupakan bahan baku impor dan memerlukan tempat penyimpanan yang lebih luas dibandingkan bahan baku lain.

(17)

Prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku di area penerimaan barang (incoming inspection). Di sini bahan baku akan diperiksa terlebih dahulu apakah bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi yang dipesan dan sesuai dengan standar yang disyaratkan. Hasil pemeriksaan akan disimpan di gudang dan disusun berdasarkan warehouse map dengan menggunakan prinsip First In First Out (FIFO). Pada sistem ini bahan baku yang pertama kali disimpan di gudang, maka bahan baku tersebut yang pertama kali digunakan dalam proses produksi.

Pengendalian persediaan bahan baku yang telah dilakukan PT BS Indonesia sudah baik. Pihak perusahaan memberikan kebijakan pada setiap departemen untuk dapat memesan bahan baku yang mereka butuhkan dengan cara membuat purchase request dan menyerahkannya kepada departemen PPC.

Peramalan Permintaan

Penyusunan jadwal induk produksi dipengaruhi oleh peramalan permintaan. Peramalan permintaan dapat dilakukan dengan melihat data permintaan tahun-tahun sebelumnya. Peramalan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai gambaran bagi perusahaan untuk melakukan alternatif kebijakan terhadap peramalan selanjutnya yang akan dilakukan. Proses peramalan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan data permintaan produk Stay Assy TD terhitung dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2012 atau selama 24 bulan. Peramalan permintaan disusun untuk 12 periode selanjutnya, yaitu untuk tahun 2013. Proses peramalan dilakukan terlebih dahulu dengan melihat pola data dengan pola trend, musiman, siklikal, dan random. Pola data yang dimiliki akan mempengaruhi cara melakukan peramalan. Pola data permintaan produk Stay Assy TD dilihat pada Gambar 3.

(18)

Pada Gambar 3 dapat dilihat hasil analisis yang menggunakan bantuan perangkat lunak minitab 15.0 menunjukan pola data permintaan Stay Assy TD dilakukan secara musiman. Menurut (Baroto 2002) metode peramalan yang sesuai dengan pola data musiman adalah metode winters atau moving average. Parameter kesalahan yang akan menjadi patokan pemilihan teknik terbaik adalah Mean Absolute Percentage of Error (MAPE) karena memiliki nilai kesalahan terkecil dibandingkan Mean Absolute Deviation (MAD), dan Mean Square of Error (MSE). Teknik yang memiliki nilai MAPE terkecil dalam peramalan permintaan Stay Assy TD adalah metode winter dimana nilai MAPE Stay Assy TD RH 0,8 dan Stay Assy TD LH 0,77. Perbandingan metode winters dan moving average dengan nilai MAD, MSE dan MAPE dapat dilihat pada Lampiran 3.

Hasil peramalan permintaan produk Stay Assy TD dengan menggunakan peramalan metode winters sebagai dasar kegiatan pemenuhan kebutuhan bahan baku produk Stay Assy TD pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil peramalan permintaan Stay Assy TD tahun 2013

Bulan Stay Assy TD 53.985 unit dan untuk StayAssy TD LH sebanyak 53.930 unit.

Analisis Material Requirement Planning (MRP)

(19)

a) Metode MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Handoko (2008) konsep EOQ adalah sederhana. Metode ini digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Dalam teknik EOQ, jumlah pesanan yang dilakukan adalah sebesar pesanan ekonomis (EOQ). Apabila kebutuhan bersih untuk suatu periode lebih besar dari EOQ, maka jumlah yang dipesan adalah sebesar kelipatan EOQ yang terdekat. Untuk mendapatkan hasil dari EOQ, maka digunakan rumus EOQ = dengan S adalah biaya pemesanan per pesanan, D adalah jumlah penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu dan H adalah biaya penyimpanan per unit per tahun. Hasil perhitungan EOQ bahan baku utama Stay Assy TD dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil perhitungan kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ)

(20)

Tabel 5. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode

(21)

Berdasarkan Tabel 5, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang dilakukan dengan menggunakan metode MRP teknik EOQ untuk bahan baku Stay Assy TD RH menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode MRP teknik EOQ

Berdasarkan Tabel 6, metode MRP teknik EOQ untuk bahan baku stay powder coating RH menghasilkan pesanan ekonomis sebanyak 8.047 unit dengan biaya persediaan sebesar Rp 3.084.000 yang merupakan maksimal biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu tahun. Biaya tersebut merupakan penggabungan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Bahan baku bracket CED RH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 8.047 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 4.934.000 dalam satu tahun. Bahan baku washer RH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 10.389 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 491.700 dalam satu tahun. Bahan baku spring RH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 8.047 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.439.200 dalam satu tahun. Sedangkan bahan baku ball bearing RH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 39.420 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 885.330 dalam satu tahun.

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode MRP teknik EOQ untuk bahan baku stay powder coating LH, bracket CED LH dan spring LH memiliki jumlah EOQ sebanyak 8.045 unit. Pemesanan bahan baku tersebut dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali dalam satu tahun. Bahan baku washer LH memiliki jumlah EOQ 10.386 unit dan pemesanannya dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dalam satu tahun. Bahan baku ball bearing LH memiliki jumlah EOQ 39.410 unit dan pemesanannya dilakukan sebanyak 4 (empat) kali dalam satu tahun. Perencanaan kebutuhan bahan baku Stay Assy TD LH metode MRP teknik EOQ dapat dilihat pada Tabel 7. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.

Bahan baku Biaya pemesanan Stay powder coating 1.575.000 1.509.000 3.084.000

Bracket CED 2.520.000 2.414.000 4.934.000

Washer 180.000 311.700 491.700

Spring 735.000 704.200 1.493.200

(22)

Tabel 7. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode MRP teknik EOQ

Bahan baku Bulan

Banyaknya Kuantitas Persediaan Kebutuhan Persediaan pesanan pemesanan awal bahan baku akhir

(23)

Berdasarkan Tabel 7, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode ini menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH Stay powder coating 1.890.000 1.810.350 3.700.350

Bracket CED 2.520.000 2.413.800 4.933.800

Washer 180.000 311.580 491.580

Spring 735.000 704.025 1.439.025

Ball bearing 432.000 453.215 885.251

Berdasarkan Tabel 8, metode MRP teknik EOQ untuk bahan baku stay powder coating LH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 8.045 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 3.700.350 dalam satu tahun. Bahan baku bracket CED LH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 8.045 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 4.933.800 dalam satu tahun. Bahan baku washer LH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 10.386 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 491.580 dalam satu tahun. Bahan baku spring LH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 8.045 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.439.025 dalam satu tahun. Sedangkan bahan baku ball bearing LH melakukan pesanan ekonomis sebanyak 39.410 unit dengan biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 885.251 dalam satu tahun.

b) Metode MRP Teknik Lot For Lot (LFL)

Lot for lot adalah sebuah teknik penentuan ukuran lot yang memproduksi sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Keputusan LFL konsisten dengan sasaran sistem MRP, yaitu memenuhi kebutuhan permintaan dependen. Metode MRP teknik LFL harus menghasilkan unit hanya jika dibutuhkan, dengan tidak ada persediaan pengaman dan tidak ada antisipasi pesanan yang datang. Ketika pesanan bersifat ekonomis dan teknik persediaan just in time diterapkan, maka LFL sangat efisien (Heizer dan Render, 2010). Metode pengendalian persediaan bahan baku LFL menghendaki jumlah pemesanan tepat sebesar kebutuhan yang diperlukan dalam suatu periode. Besarnya pemesanan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku yang digunakan pada bulan tersebut.

(24)

Tabel 9. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode MRP teknik LFL

Bahan baku Bulan

Banyaknya Kuantitas Persediaan Kebutuhan Persediaan pesanan Pemesanan Awal bahan baku Akhir

(25)

Berdasarkan Tabel 9, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang dilakukan dengan menggunakan metode MRP teknik LFL untuk bahan baku Stay Assy TD RH menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH

Stay powder coating 2.700.000 0 2.700.000

Bracket CED 4.320.000 0 4.320.000

Washer 420.000 278.460 698.460

Spring 1.260.000 0 1.260.000

Ball bearing 972.000 102.856 1.074.856

Berdasarkan Tabel 10, biaya penyimpanan bahan baku stay powder coating RH yang dikeluarkan perusahaan adalah nol karena tidak ada persediaan pengaman, tetapi melakukan 12 (dua belas) kali pemesanan yang menimbulkan biaya pemesanan Rp 2.700.000, sehingga total biaya persediaan yang dikeluarkan untuk bahan baku stay powder coating RH sebesar Rp 2.700.000 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku bracket CED RH terdiri dari biaya pemesanan Rp 4.320.000 dengan tidak ada biaya penyimpanan, sehingga total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 4.320.000 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku washer RH terdiri dari biaya pemesanan Rp 420.000 dari 7 (tujuh) kali melakukan pemesanan dan biaya penyimpanan Rp 278.460 yang berasal dari persediaan awal pada bulan Januari yang mampu menutupi kebutuhan lima bulan berikutnya, sehingga total biaya persediaan sebesar Rp 698.460 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku spring RH terdiri dari biaya pemesanan Rp 1.260.000 dengan tidak ada biaya penyimpanan, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.260.000 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku ball bearing RH terdiri dari biaya pemesanan Rp 972.000 dari 9 (sembilan) kali melakukan pemesanan, dan biaya penyimpanan Rp 102.856 yang diperoleh dari persediaan awal bulan Januari yang mampu menutupi kebutuhan untuk tiga bulan berikutnya, sehingga total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku ball bearing RH dengan metode MRP teknik LFL sebesar Rp 1.074.856 dalam satu tahun.

(26)

Tabel 11. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode MRP teknik LFL

Bahan baku Bulan

Banyaknya Kuantitas Persediaan Kebutuhan Persediaan pesanan Pemesanan Awal bahan baku akhir

(27)

Berdasarkan Tabel 11, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode ini menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH

Stay powder coating 3.240.000 0 3.240.000

Bracket CED 4.320.000 0 4.320.000

Washer 420.000 279.060 699.060

Spring 1.260.000 0 1.260.000

Ball bearing 972.000 103.063 1.075.063

Berdasarkan Tabel 12, biaya penyimpanan bahan baku stay powder coating LH yang dikeluarkan perusahaan adalah nol karena tidak ada persediaan pengaman, tetapi 12 (dua belas) kali melakukan pemesanan yang menimbulkan biaya pemesanan Rp 3.240.000, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan untuk bahan baku stay powder coating RH sebesar Rp 3.240.000 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku bracket CED LH terdiri dari biaya pemesanan Rp 4.320.000 dengan tidak ada biaya penyimpanan, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp 4.320.000 dalam satu tahun. Sedangkan biaya persediaan bahan baku washer LH terdiri dari biaya pemesanan Rp 420.000 dari 7 (tujuh) kali melakukan pemesanan dan biaya penyimpanan Rp 279.060 yang berasal dari persediaan awal pada bulan Januari yang dapat menutupi kebutuhan untuk lima bulan berikutnya, sehingga biaya persediaan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 699.060 dalam satu tahun. Biaya persediaan bahan baku spring LH terdiri dari biaya pemesanan Rp 1.260.000 dengan tidak ada biaya penyimpanan, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.260.000 dalam satu tahun. Sedangkan biaya persediaan bahan baku ball bearing LH terdiri dari biaya pemesanan Rp 972.000 dari 9 (sembilan) kali melakukan pemesanan dan biaya penyimpanan Rp 103.063 yang diperoleh dari persediaan awal yang mampu menutupi kebutuhan untuk tiga bulan berikutnya, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan untuk bahan baku ball bearing RH dengan metode MRP teknik LFL sebesar Rp 1.075.063 dalam satu tahun.

c) Metode MRP Teknik Part Period Balancing (PPB)

(28)

kebutuhan komulatif bagian periode dihitung dengan cara mengalikan persediaan tambahan yang ditanggung dengan periode yang ditanggung, dalam hal ini bulan berikutnya. Hasil perhitungan EPP bahan baku utama Stay Assy TD dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil perhitungan Economic Part Period (EPP) Bahan baku EPP (Unit) Jumlah pemesanan

(kali) kebutuhan kotor yang digabungkan adalah bulan Januari dengan Februari, Maret dengan April, Mei dengan Juni, Juli dengan Agustus, September dengan Oktober dan November dengan Desember, sehingga pemesanan bahan baku teknik ini dilakukan sebanyak 6 (enam) kali dalam satu tahun.

Nilai EPP bahan baku washer RH adalah 1.000 unit dengan periode gabungan yaitu bulan Januari dengan Februari, Maret, April, Mei, Juni dan Juli, Agustus dengan September, Oktober dengan November dan Desember, sehingga pemesanan bahan baku washer RH dilakukan 4 (empat) kali dalam satu tahun.

Nilai EPP bahan baku ball bearing RH adalah 4.800 unit dengan periode gabungan yaitu bulan Januari dengan Februari, Maret, April dan Mei, Juni dengan Juli, Agustus dengan September, Oktober dengan November dan Desember, sehingga pemesanan bahan baku ball bearing RH dilakukan 5 (lima) kali dalam satu tahun.

(29)

Tabel 14. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD RH metode MRP teknik PPB

Bahan baku Bulan

Banyaknya Kuantitas Persediaan Kebutuhan Persediaan pesanan Pemesanan awal bahan baku Akhir

(30)

Berdasarkan Tabel 14, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang dilakukan dengan menggunakan metode MRP teknik PPB untuk bahan baku Stay Assy TD RH menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD RH Stay powder coating 1.350.000 890.250 2.240.250

Bracket CED 2.160.000 1.424.400 3.584.400

Washer 240.000 343.080 583.080

Spring 630.000 415.450 1.045.450

Ball bearing 540.000 197.478 737.478

Berdasarkan Tabel 15, banyaknya pemesanan yang dilakukan dengan menggunakan metode MRP teknik PPB dalam satu tahun untuk bahan baku stay powder coating RH, bracket CED RH dan spring RH dilakukan sebanyak 6 (enam) kali pemesanan, sehingga menimbulkan biaya pemesanan Rp 1.350.000 untuk stay powder coating RH, Rp 2.160.000 untuk bracket CED RH dan Rp 630.000 untuk spring RH. Bahan baku washer RH frekuensi pemesanan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali dalam satu tahun yang menimbulkan biaya pemesanan sebesar Rp 240.000. Bahan baku ball bearing RH melakukan 5 (lima) kali pemesanan dalam satu tahun yang menimbulkan biaya pemesanan sebesar Rp 540.000, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan untuk masing-masing bahan baku stay powder coating RH sebesar Rp 2.240.250, bracket CED RH sebesar Rp 3.584.400, washer RH sebesar Rp 583.080, spring RH sebesar Rp 1.045.450 dan bahan baku Ball bearing RH sebesar Rp 737.478 dalam satu tahun.

(31)

Tabel 16. Perencanaan kebutuhan bahan baku utama Stay Assy TD LH metode MRP teknik PPB

Bahan baku Bulan

Banyaknya Kuantitas Persediaan Kebutuhan Persediaan Pesanan Pemesanan awal bahan baku akhir

(32)

Berdasarkan Tabel 16, hasil perencanaan kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode ini menghasilkan pemesanan dan penyimpanan bahan baku, sehingga menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, biaya persediaan yang timbul dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil analisis biaya persediaan bahan baku utama Stay Assy TD LH Stay powder coating 1.620.000 1.069.200 2.689.200

Bracket CED 2.160.000 1.425.600 3.585.600

Washer 240.000 343.560 583.560

Spring 630.000 415.800 1.045.800

Ball bearing 540.000 197.662 737.662

Berdasarkan Tabel 17, banyaknya pemesanan yang dilakukan dengan menggunakan metode MRP teknik PPB dalam satu tahun untuk bahan baku stay powder coating LH, bracket CED LH dan spring LH dilakukan sebanyak 6 (enam) kali pemesanan, sehingga menimbulkan biaya pemesanan Rp 1.620.000 untuk stay powder coating LH, Rp 2.160.000 untuk bracket CED LH dan Rp 630.000 untuk spring LH. Bahan baku washer LH frekuensi pemesanan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali pemesanan dalam satu tahun yang menimbulkan biaya pemesanan sebesar Rp 240.000. Bahan baku ball bearing LH melakukan 5 (lima) kali pemesanan dalam satu tahun yang menimbulkan biaya pemesanan sebesar Rp 540.000, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan untuk bahan baku stay powder coating LH sebesar Rp 2.689.200, bracket CED LH sebesar Rp 3.585.600, washer LH sebesar Rp 583.560, spring LH sebesar Rp 1.045.800 dan bahan baku Ball bearing LH sebesar Rp 737.662 dalam satu tahun.

Pembahasan

Berdasarkan perhitungan persediaan menggunakan metode MRP menurut Nasution & Prasetyawan (2008) Output dari sistem MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar lead time. Menurut Handoko (2008) biaya persediaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap bahan baku yang dimilikinya. Dimana dengan biaya persediaan yang minimun dan tingkat persediaan berada pada tingkat optimal menunjukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang baik. Hasil pengelolaan data menunjukan bahwa biaya persediaan lebih rendah dibandingkan realisasi yang diterapkan perusahaan dengan kuantitas pemesanan yang dilakukan lebih sedikit dan jumlah pemesanan bahan baku pada tingkat optimal.

Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Cinta Resmi (2011) pada perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk polyester di PT Indorama Synthetics TBK dan Elfrida (2006) pada pengendalian persediaan bahan baku karet pada industri ban PT Bridgestone Indonesia, Bekasi.

(33)

PPB. Berdasarkan hasil analisis perbandingan biaya persediaan yang telah dilakukan maka persediaan bahan baku stay powder coating, bracket CED, spring dan ball bearing menghasilkan biaya terendah dengan menggunakan metode MRP teknik PPB, sedangkan untuk bahan baku washer biaya persediaan dengan biaya terendah yaitu menggunakan metode MRP teknik EOQ. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD RH dapat dilihat pada tabel 18. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tabel 18. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD RH metode MRP dengan metode perusahaan

Bahan baku Metode MRP teknik MRP teknik MRP teknik Perusahaan (Rp) EOQ (Rp) LFL (Rp) PPB (Rp) Stay powder coating 3.825.000 3.084.000 2.700.000 2.240.250 Bracket CED 6.120.000 4.934.400 4.320.000 3.584.400

Washer 1.020.000 491.700 698.460 583.080

Spring 1.785.000 1.439.200 1.260.000 1.045.450

Ball bearing 1.848.000 885.330 1.074.856 737.478 Pada Tabel 18 hasil perbandingan biaya persediaan metode perusahaan dengan metode MRP untuk bahan baku stay powder coating RH menghasilkan penghematan sebesar Rp 1.584.750 per tahun. Bahan baku bracket CED RH menghasilkan penghematan sebesar Rp 2.535.600 per tahun. Bahan baku washer RH menghasilkan penghematan sebesar Rp 528.300 per tahun. Bahan baku spring RH menghasilkan penghematan sebesar Rp 739.550 per tahun dan bahan baku ball bearing RH menghasilkan penghematan sebesar Rp 1.110.552 per tahun. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD LH dapat dilihat pada tabel 19. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 19. Perbandingan biaya persediaan bahan baku Stay Assy TD LH metode MRP dengan metode perusahaan

Bahan baku Metode MRP teknik MRP teknik MRP teknik Perusahaan (Rp) EOQ (Rp) LFL (Rp) PPB (Rp) Stay powder coating 4.590.000 3.700.350 3.240.000 2.689.200 Bracket CED 6.120.000 4.933.800 4.320.000 3.585.600

Washer 1.020.000 491.580 699.060 583.560

Spring 1.785.000 1.439.025 1.260.000 1.045.800

Ball bearing 1.848.000 885.215 1.075.063 737.662

Pada Tabel 19 hasil perbandingan biaya persediaan metode perusahaan dengan metode MRP untuk bahan baku stay powder coating LH menghasilkan penghematan sebesar Rp 1.900.800 per tahun. Bahan baku bracket CED LH menghasilkan penghematan sebesar Rp 2.534.400 per tahun. Bahan baku washer LH menghasilkan penghematan sebesar Rp 528.420 per tahun. Bahan baku spring LH menghasilkan penghematan sebesar Rp 739.200 per tahun dan bahan baku ball bearing LH menghasilkan penghematan sebesar Rp 1.110.338 per tahun.

Implikasi manajerial

(34)

Berdasarkan hasil pembahasan terdapat beberapa rekomendasi manajerial yang perlu dilakukan oleh PT BS Indonesia.

1. Peramalan permintaan pelanggan dibutuhkan agar perusahaan dapat mempersiapkan kebutuhan bahan baku untuk produksi di masa mendatang. 2. Peramalan permintaan sebagai salah satu komponen penyusun jadwal induk

produksi. Jadwal induk produksi diperlukan sebagai panduan perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi.

3. Pemesanan bahan baku didasarkan atas metode MRP teknik Economic Order Quantity (EOQ), Lot For Lot (LFL) dan Part Period Balancing (PPB) dilakukan dengan cara memilih teknik dengan biaya terendah. Bahan baku stay powder coating, bracket CED, spring dan ball bearing menghasilkan biaya terendah dengan menggunakan metode MRP teknik PPB karena biaya pemesanan masing-masing bahan baku lebih tinggi dibandingkan biaya penyimpanan. Bahan baku washer menghasilkan biaya terendah dengan menggunakan metode MRP teknik EOQ karena biaya pemesanannya lebih rendah dibandingkan biaya penyimpanan.

4. Ketelitian sangat dibutuhkan dalam penerapan sistem pengadaan bahan baku dengan metode MRP. Sehingga perhitungan berkala stok bahan baku yang ada di gudang perlu dilakukan dengan menggunakan metode stock list dan stock card untuk meningkatkan keakuratan manajemen persediaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Sistem perencanaan persediaan bahan baku pada PT BS Indonesia dilaksanakan mulai dari departemen warehouse dalam mengontrol persediaan yang ada di gudang, departemen produksi dan PPC dalam membuat daftar kebutuhan bahan baku yang akan dipesan dan departemen logistic dalam melakukan pembelian bahan baku kepada pemasok. Pengendalian persediaan bahan baku yang ada di gudang menggunakan sistem First In First Out (FIFO).

(35)

Saran

Selain memberikan implikasi manajerial penelitian ini juga memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Penelitian untuk perhitungan kembali perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk stay assy TD apabila telah diterapkan sistem MRP dengan teknik EOQ, LFL, PPB pada PT BS Indonesia.

2. Penelitian lanjutan untuk perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk Stay Assy TD dengan menetapkan prioritas pemasok yang handal untuk menjamin ketersediaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi). Jakarta (ID) : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Elfrida. 2006. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Karet pada Industri Ban (Studi Kasus di PT Bridgestone Tire Indonesia, Bekasi). Bogor (ID) : Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Baroto T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta (ID) : Ghalia Indonesia.

Handoko TH. 2008. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta (ID) : Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Heizer J. dan B Render. 2006. Manajemen Operasi edisi 7 (Terjemahan Jilid 1). Jakarta (ID) : Salemba Empat.

---. 2010. Manajemen Operasi edisi 9 (Terjemahan Jilid 2). Jakarta (ID) : Salemba Empat.

Ishak A. 2010. Manajemen Produksi. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu.

Media Industri. 2013. Pasar Mobil akan Berkembang 1,2 Juta Unit. Ekonomi dan Bisnis. No. 01-2013 : 32-33.

Nasution A & Prasetyawan Y. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakatra (ID) : Graha Ilmu.

Resmi DC. 2011. Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Polyester dengan Metode Material Requirement Planning di PT Indorama Synthetics Tbk. Bogor (ID) : Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(36)

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan perusahaan ? 2. Bagaimana struktur organisasi dan ketenagakerjaan ?

3. Bagaimana sistem jadwal induk produksi yang dilakukan dalam perusahaan ini ?

4. Bagaimana struktur produk Stay Assy TD ?

5. Bagaimana sistem persediaan yang dilakukan oleh perusahaan ini ? 6. Bagaimana proses produksi menghasilkan Stay Assy TD ?

7. Bagaimana peramalan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan ?

8. Apakah Jenis bahan baku yang digunakan di unit ini dan siapa pemasoknya ? 9. Berapa harga masing-masing bahan baku per unit ?

10.Syarat apa saja yang harus dipenuhi bahan baku untuk dapat di proses ? 11.Bagaimana prosedur pemesanan dan pembelian bahan baku ?

12.Bagaimana prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku ? 13.Bagaimana pembagian wewenang terhadap pembelian bahan baku ? 14.Berapa jumlah kedatangan bahan baku tiap bulan selama tahun 2012 ? 15.Berapa pemakaian bahan baku tiap bulan ?

16.Biaya apa saja yang termasuk ke dalam biaya pemesanan dan penyimpanan ? 17.Berapa besarnya masing-masing biaya yang terkait dengan biaya pemesanan

dan penyimpanan ?

18.Berapa kuantitas dan frekuensi pesanan setiap jenis bahan baku ?

19.Berapa hari atau bulan waktu tunggu yang diperlukan, sejak bahan baku dipesan hingga sampai di gudang ?

(37)

Lampiran 2. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

Biaya Pesan Stay Powder coating Bracket CED Washer Spring Ball bearing RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) Biaya telpon 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 Biaya fax 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 3.850 Biaya bongkar muat 39.000 39.000 26.000 26.000 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 Biaya administrasi 37.500 37.500 250.000 250.000 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 Biaya pemeriksaan 135.650 180.650 71.150 71.150 21.650 21.650 66.650 66.650 69.650 69.650 Biaya pesan 225.000 270.000 360.000 360.000 60.000 60.000 105.000 105.000 108.000 108.000

Biaya Simpan Stay Powder coating Bracket CED Washer Spring Ball bearing RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) RH (Rp) LH (Rp) Biaya tenaga kerja 11.520.000 11.520.000 17.280.000 17.280.000 576.000 576.000 2.880.000 2.880.000 576.000 576.000 Biaya listrik 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 660.000 Biaya gedung 8.054.250 12.088.500 14.434.800 14.418.000 2.001.480 2.000.000 5.902.650 5.897.750 2.487.100 2.485.200 Total biaya simpan 20.234.250 24.268.500 32.374.800 32.358.000 3.237.480 3.236.000 9.442.650 9.437.750 3.723.100 3.721.200 Jumlah pemakaian 53.958 53.930 53.958 53.930 53.958 53.930 53.958 53.930 161.874 161.790 Biaya simpan 375 450 600 600 60 60 175 175 23 23

Keterangan : Biaya simpan per unit per tahun =

(38)

Lampiran 3. Hasil parameter kesalahan tiap metode peramalan

Stay Assy TD RH Metode winters Metode moving average

MAPE 0,8 20

MAD 34,8 739

MSE 10203,3 9735666

Stay Assy TD LH Metode winters Metode moving average

MAPE 0,77 20

MAD 34,39 728

(39)

Lampiran 4. Hasil perhitungan metode MRP teknik EOQ bahan baku utama Stay Assy TD RH 1. Stay powder coating

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (229) 229 4.360 8.035 2.934 6.750 3.207 6.911 1.539 5.186 1.872 4.720 493 2.600 Kebutuhan bersih 3.687 12 1.297 1.136 2.861 3.327 5.447 Penerimaan pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 Rencana pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047

EOQ = 8.047 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 225.000 = Rp 1.575.000 Biaya penyimpanan = Rp 375 x 4.024 = Rp 1.509.000

Total biaya persediaan = Rp 3.084.000

Parameter Value Demand (D) = 53.958 Setup cost (S) = Rp 225.000 Holding cost (H) = Rp 375 2. Bracket CED

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (3.277) 3.277 7.408 3.036 5.982 1.751 6.255 1.912 4.587 187 4.920 7.768 3.541 5.648 Kebutuhan bersih 639 2.065 1.792 3.460 3.127 279 2.399 Penerimaan pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 Rencana pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047

EOQ = 8.047 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 360.000 = Rp 2.520.000 Biaya penyimpanan = Rp 600 x 4.024 = Rp 2.414.000

Total biaya persediaan = Rp 4.934.000

(40)

Lanjutan Lampiran 4. 3. Washer

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (24.014) 24.014 20.098 15.726 10.625 6.394 2.851 8.897 3.525 9.514 6.200 1.001 7.163 1.223 Kebutuhan bersih 1.492 875 3.226 Penerimaan pemesanan 10.389 10.389 10.389 Rencana pemesanan 10.389 10.389 10.389

EOQ = 10.389 Unit

Biaya pemesanan = 3 x Rp 60.000 = Rp 180.000 Biaya penyimpanan = Rp 60 x 5.195 = Rp 311.700

Total biaya persediaan = Rp 491.700

Parameter Value Demand (D) = 53.958 Setup cost (S) = Rp 60.000 Holding cost (H) = Rp 60 4. Spring

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (2.403) 2.403 6.534 2.162 5.108 877 5.381 1.038 3.713 7.360 4.046 6.894 2.667 4.774 Kebutuhan bersih 1.513 2.939 2.666 4.334 687 1.153 3.273 Penerimaan pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 Rencana pemesanan 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047 8.047

EOQ = 8.047 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 105.000 = Rp 735.000 Biaya penyimpanan = Rp 175 x 4.024 = Rp 704.200

Total biaya persediaan = Rp 1.439.200

(41)

Lanjutan Lampiran 4. 5. Ball bearing

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 11.748 13.116 15.303 12.693 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820 Persediaan di tangan (43.480) 43.480 31.732 18.616 3.313 30.040 19.411 6.382 29.686 16.486 6.544 30.367 17.686 39.286 Kebutuhan bersih 9.380 9.734 9.053 134 Penerimaan pemesanan 39.420 39.420 39.420 39.420 Rencana pemesanan 39.420 39.420 39.420 39.420

EOQ = 39.420 Unit

Biaya pemesanan = 4 x Rp 108.000 = Rp 432.000 Biaya penyimpanan = Rp 23 x 19.710 = Rp 453.330

Total biaya persediaan = Rp 885.330

(42)

Lampiran 5. Hasil perhitungan metode MRP teknik EOQ bahan baku utama Stay Assy TD LH 1. Stay powder coating

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (326) 326 4.452 76 3.073 6.883 3.337 7.035 1.659 5.300 2.002 4.843 612 2.711 Kebutuhan bersih 3.593 4.972 1.162 1.010 2.745 3.202 5.334 Penerimaan pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 Rencana pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045

EOQ = 8.045 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 270.000 = Rp 1.890.000 Biaya penyimpanan = Rp 450 x 4.023 = Rp 1.810.350

Total biaya persediaan = Rp 3.700.350

Parameter Value Demand (D) = 53.930 Setup cost (S) = Rp 270.000 Holding cost (H) = Rp 450

2. Bracket CED

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (1.379) 1.379 5.505 1.129 4.126 7.936 4.390 43 2.712 6.353 3.055 5.896 1.665 3.764 Kebutuhan bersih 2.540 3.919 109 5.333 1.692 2.149 4.281 Penerimaan pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 Rencana pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045

EOQ = 8.045 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 360.000 = Rp 2.520.000 Biaya penyimpanan = Rp 600 x 4.023 = Rp 2.413.800

Total biaya persediaan = Rp 4.933.800

(43)

Lanjutan Lampiran 5. 3. Washer

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (24.013) 24.013 20.094 15.718 10.670 6.435 2.889 8.928 3.552 9.534 6.236 1.032 7.187 1.241 Kebutuhan bersih 1.458 852 3.199 Penerimaan pemesanan 10.386 10.386 10.386 Rencana pemesanan 10.386 10.386 10.386

EOQ = 10.386 Unit

Biaya pemesanan = 3 x Rp 60.000 = Rp 180.000 Biaya penyimpanan = Rp 60 x 5.193 = Rp 311.580

Total biaya persediaan = Rp 491.580

Parameter Value Demand (D) = 53.930 Setup cost (S) = Rp 60.000 Holding cost (H) = Rp 60 4. Spring

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (2.403) 2.403 6.529 2.153 5.150 915 5.414 1.067 3.736 7.377 4.079 6.920 2.689 4.788 Kebutuhan bersih 1.516 2.895 2.631 4.309 668 1.125 3.257 Penerimaan pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 Rencana pemesanan 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045 8.045

EOQ = 8.045 Unit

Biaya pemesanan = 7 x Rp 105.000 = Rp 735.000 Biaya penyimpanan = Rp 175 x 4.023 = Rp 704.025

Total biaya persediaan = Rp 1.439.025

(44)

Lanjutan Lampiran 5. 5. Ball bearing

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 11.748 13.116 15.303 12.693 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820 Persediaan di tangan (43.480) 43.480 31.732 18.616 3.313 30.030 19.401 6.372 29.666 16.466 6.524 30.337 17.656 39.246 Kebutuhan bersih 9.380 9.744 9.073 164 Penerimaan pemesanan 39.410 39.410 39.410 39.410 Rencana pemesanan 39.410 39.410 39.410 39.410

EOQ = 39.410 Unit

Biaya pemesanan = 4 x Rp 108.000 = Rp 432.000 Biaya penyimpanan = Rp 23 x 19.705 = Rp 453.215

Total biaya persediaan = Rp 885.215

(45)

Lampiran 6. Hasil perhitungan metode MRP teknik LFL bahan baku utama Stay Assy TD RH 1. Stay powder coating

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (229) 229 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 3.687 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Penerimaan pemesanan 3.687 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Rencana pemesanan 3.687 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940

Biaya pemesanan = 12 x Rp 225.000 = Rp 2.700.000

Biaya penyimpanan = 0

Total biaya persediaan = Rp 2.700.000

2. Bracket CED

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (3.277) 3.277 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 639 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Penerimaan pemesanan 639 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Rencana pemesanan 639 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940

Biaya pemesanan = 12 x Rp 360.000 = Rp 4.320.000

Biaya penyimpanan = 0

Total biaya persediaan = Rp 4.320.000

3. Washer

(46)

Lanjutan Lampiran 6.

Biaya pemesanan = 7 x Rp 60.000 = Rp 420.000 Biaya penyimpanan = Rp 60 x 4.641 = Rp 278.460

Total biaya persediaan = Rp 698.460

4. Spring

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.916 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Persediaan di tangan (2.403) 2.403 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 1.513 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Penerimaan pemesanan 1.513 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940 Rencana pemesanan 1.513 4.372 5.101 4.231 3.543 4.343 5.372 4.400 3.314 5.199 4.227 5.940

Biaya pemesanan = 12 x Rp 105.000 = Rp 1.260.000

Biaya penyimpanan = 0

Total biaya persediaan = Rp 1.260.000

5. Ball bearing

RH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 11.748 13.116 15.303 12.693 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820 Persediaan di tangan (43.480) 43.480 31.732 18.616 3.313 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 9.380 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820 Penerimaan pemesanan 9.380 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820 Rencana pemesanan 9.380 10.629 13.029 16.116 13.200 9.942 15.597 12.681 17.820

Biaya pemesanan = 9 x Rp 108.000 = Rp 972.000 Biaya penyimpanan = Rp 23 x 4.472 = Rp 102.856

(47)

Lampiran 7. Hasil perhitungan metode MRP teknik LFL bahan baku utama Stay Assy TD LH 1. Stay powder coating

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (326) 326 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 3.593 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Penerimaan pemesanan 3.593 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Rencana pemesanan 3.593 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946

Biaya pemesanan = 12 x Rp 270.000 = Rp 3.240.000

Biaya penyimpanan = 0

Total biaya persediaan = Rp 3.240.000

2. Bracket CED

LH Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Kebutuhan kotor 3.919 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Persediaan di tangan (1.379) 1.379 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan bersih 2.540 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Penerimaan pemesanan 2.540 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946 Rencana pemesanan 2.540 4.376 5.048 4.235 3.546 4.347 5.376 4.404 3.298 5.204 4.231 5.946

Biaya pemesanan = 12 x Rp 360.000 = Rp 4.320.000

Biaya penyimpanan = 0

Total biaya persediaan = Rp 4.320.000

3. Washer

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 1. Kuantitas pesanan dan frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan
Gambar 3. Pola data permintaan Stay Assy TD 2011 - 2012
Tabel 3. Hasil peramalan permintaan Stay Assy TD tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Endang Kurniati: Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada PT... Endang Kurniati: Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku

berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan menetapkan kebijakan EOQ berapa batas atau titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan selama masa tenggang

PT Indorama Synthetics Tbk melakukan pemesanan tiap bulan, sehingga dalam satu tahun pemesanan dilakukan sebanyak 12 kali, baik untuk bahan baku PTA dan MEG. Pemesanan untuk

Pembelian rata-rata bahan baku Chiki Balls dengan metode Economical Order Quantity (EOQ) lebih efisien untuk pembelian bahan baku Chiki Balls dalam jumlah 32.317 Bacth dengan

Langkah pertama adalah menentukan kebutuhan kotor bahan baku. Kebutuhan kotor ini adalah rencana pemakaian bahan baku perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya

Dengan menggunakan metode EOQ jumlah pembelian rata-rata bahan baku yang ekonomis (EOQ) yaitu sebesar 1.996 kg per sekali pesan dengan frekuensi 21 kali pemesanan dalam

Berdasarkan penelitian, dengan menggunakan metode EOQ model Q untuk manajemen persediaan bahan baku kayu pada industri furnitur dapat mengefisiensikan total biaya

Jumlah pemesanan bahan baku tepung optimum yang dapat dilakukan UD Fajar Jaya berdasarkan hasil perhitungan EOQ ialah 181 dengan frekuensi pembelian sebanyak 48 kali dalam setahun,