• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata di PT. Tropica Greeneries, Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata di PT. Tropica Greeneries, Jakarta"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN MAGANG PERANCANGAN LANSKAP

KAWASAN PERUMAHAN GREEN PERMATA

DI PT. TROPICA GREENERIES, JAKARTA

DWI NURULLOH KISAMI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata Di PT.

Tropica Greeneries, Jakarta” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi.

Bogor, Desember 2012

(3)

DI PT. TROPICA GREENERIES, JAKARTA

Landscape design internship activity for Green Permata residential area

in PT. Tropica Greeneries, Jakarta

Dwi Nurulloh Kisami1, Bambang Sulistyantara2

1

Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB 2

Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

Human needs a place to stay, so that a residential area should be constructed by supporting facilities. Today, residential area are dominated by building structures. Green Permata is a residential area that combines a modern tropical concept in the area of Jakarta. To realize it, they need a design process in accordance with the wishes of the owner and accordance with the aesthetics and functional value. PT. Tropica Greeneries as consultant firm as well as landscape contractors who have years experience, is trusted by PT. Agung Podomoro Land to design and build the landscape of Green Permata Residential Area. The purpose of making the Green Permata Residential area landscape design is to fulfill basic human need for place with green oasis in Jakarta city concept. The internship activities that were conducted during the four months from February until May 2012 in PT. Tropica Greeneries, Jakarta. The result of landscape design study during internship is an experience to produce site plan, image section, planting plan and hardscape plan.

(4)

RINGKASAN

DWI NURULLOH KISAMI. Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata di PT. Tropica Greeneries, Jakarta. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.

Manusia membutuhkan tempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu, suatu kawasan permukiman perlu dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Saat ini pembangunan kawasan permukiman lebih banyak didominasi oleh adanya pembangunan fisik yang dapat menimbulkan dampak negatif. Usaha untuk menciptakan permukiman yang baik dan ideal memerlukan keterlibatan pemerintah dalam menata lingkungan tempat tinggal yang layak bagi masyarakatnya. Pembangunan permukiman ini tidak terlepas dari pekerjaan lanskap untuk memenuhi kenyamanan lingkungan karena keasrian dan kenyamanan merupakan faktor pelengkap yang dapat meningkatkan daya tarik dan kualitas lingkungan.

Green Permata merupakan kawasan permukiman yang memadukan nuansa antara dua kota yang luar biasa yakni Singapura dan Bali untuk menciptakan sebuah konsep hidup baru. Untuk mewujudkan konsep tersebut diperlukan suatu proses perancangan yang sesuai dengan keinginan owner, nilai estetis dan fungsional tapak. Dalam hal ini, PT. Tropica Greeneries ditunjuk secara langsung oleh PT. Agung Podomoro Land untuk mendesain dan membangun lanskap perumahan Green Permata. PT. Tropica Greeneries sebagai lokasi kegiatan magang merupakan perusahaan konsultan berpengalaman yang telah menangani berbagai proyek seperti villa, hotel, apartemen, perumahan, perkantoran, resort dan lain-lain.

(5)

lulus dari perguruan tinggi serta mendapatkan pengalaman dalam proses desain lanskap khususnya kawasan perumahan.

Kegiatan magang ini dilakukan selama 3,5 bulan, dimulai pada 7 Februari hingga 25 Mei 2012. Metode magang yang digunakan dalam proses desain lanskap ini adalah dengan mengikuti mekanisme kerja PT. Tropica Greeneries, berpartisipasi aktif, wawancara dan melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses desain. Tahapan kegiatan magang mengikuti prosedur pelaksanaan yang ada pada perusahaan, dimana mahasiswa mulai bergabung ketika proyek Green Permata berada pada tahap konsep desain dan berakhir pada tahap pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Batasan magang yang dilakukan meliputi pemahaman terhadap proses selama pembuatan desain proyek Green Permata yang dikerjakan oleh PT. Tropica Greeneries.

Desain lanskap Green Permata berpatokan pada keinginan klien yang mengharapkan perumahan ini dapat menjadi oasis di tengah kota Jakarta. Tujuan membuat desain lanskap dari kawasan Green Permata tidak hanya memaksimalkan fungsi ruang untuk tempat hunian, tetapi juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pikiran, tubuh dan jiwa manusia. Perancangan lanskap ini meliputi area penerimaan, area jalur jalan, area bermain dan area sosial. Konsep dasar yang diusung dalam proyek Green Permata adalah modern tropical dengan konsep desain lanskap yang bercermin pada daerah Bali-Singapura. Selain itu, PT. Tropica Greeneries menggunakan dasar filosofi yang harus dimiliki dalam mendesain kawasan GPR berupa empat sense yaitu: sight, touch, smell dan taste.

Melalui kegiatan magang di PT. Tropica Greeneries ini, mahasiswa dapat menigkatkan kemampuan dalam menggunakan software untuk menghasilkan suatu desain yang baik, menarik dan mudah dimengerti, serta mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan diri mahasiswa di bidang arsitektur lanskap sebelum masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebutt tidak merugikan kepentingan

yang wajar bagi pihak IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

(7)

KEGIATAN MAGANG PERANCANGAN LANSKAP

KAWASAN PERUMAHAN GREEN PERMATA

DI PT. TROPICA GREENERIES, JAKARTA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

DWI NURULLOH KISAMI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata di PT. Tropica Greeneries, Jakarta

Nama : Dwi Nurulloh Kisami

NIM : A44080031

Departemen : Arsitektur Lanskap

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara. M.Agr NIP. 19601022 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr.Ir. Siti Nurisjah, MSLA 19480912 197412 2 001

(9)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Nurulloh Kisami dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1990 sebagai anak kedua dari empat bersaudara keluarga Bapak Bambang Kiswanto dan Ibu Aminah Hadidjah Rahakbauw. Penulis mengawali jenjang pendidikan formal Sekolah Dasar di SD Negeri Cipondoh 2 Tangerang pada tahun 1996-2002. Kemudian pada tahun 2002-2005 penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 16 Tangerang. Tahun 2005-2008 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 95 Jakarta Barat.

Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah satu tahun menjalankan Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis melanjutkan studi pada mayor Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian dengan minor Ekonomi Pertanian.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kegiatan Magang Perancangan Lanskap Kawasan Perumahan Green Permata Di PT. Tropica Greeneries, Jakarta”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini antara lain:

1. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, masukan dan koreksi kepada penulis dalam masa penyusunan skripsi.

2. PT. Tropica Greeneries (Ibu Anggia Murni, Ibu Niken Larasati, Bpk. Asroel Alamsyah dan para staf lainnya) yang telah mengizinkan penulis untuk menjalani kegiatan magang dan terima kasih atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

3. Dr. Ir. Afra DN Makalew, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis dalam kegiatan akademik selama ini.

4. Keluarga tercinta, Bapak Bambang Kiswanto dan Ibu Aminah Hadidjah Rahakbauw atas kasih sayang, doa, dukungan moral dan material yang diberikan kepadaku, serta kakak dan adik tersayang terima kasih untuk semangat dan doa yang selalu kalian berikan untukku.

5. Kakak-kakak senior yang telah membantu dan membagi ilmunya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

(11)

7. Teman-teman seperjuangan ARL 45 yang selalu memberikan dukungan semangat, keceriaan dan kebahagiaan kepada penulis selama ini. Sukses selalu dan tetaplah menjadi yang terbaik dihatiku.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2012

(12)

DAFTAR ISI

3.5 Proses Magang di PT. Tropica Greeneries... 16

3.5.1 Kegiatan Selama Magang ... 16

3.5.2 Proyek yang Diikuti Selama Magang ... 18

VI. KONDISI UMUM PERUSAHAAN ... 20

4.1 Sejarah dan Filosofi Perusahaan ... 20

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 20

(13)

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

5.4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Tapak ... 41

(14)

5.7.1 Area Penerimaan ... 66

5.7.2 Area Jalur Jalan ... 69

5.7.3 Area Bermain ... 76

5.7.4 Area Sosial ... 85

5.8 Tahap Pembuatan Gambar Keja ... 94

5.9 Rencana Anggaran Biaya ... 94

5.10 Masalah dan Kendala Proses Kerja di PT. Tropica Greeneries ... 96

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 98

6.1 Simpulan ... 98

6.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(15)

DAFTAR TABEL

1. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang ... 13

2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data ... 15

3. Proses Magang di PT. Tropica Greeneries ... 17

4. Perangkat Lunak (software) yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries ... 26

5. Jenis dan Jumlah Perangkat Keras (hardware) yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries ... 26

6. Fungsi, Aspek dan Implementasi Manajemen Proyek ... 34

7. Mekanisme Pembayaran Proyek Green Permata ... 36

8. Termin Pekerjaan Desain Lanskap Green Permata ... 36

9. Jenis dan Ukuran Lebar Jalan ... 61

(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Peta Lokasi Magang ... 12

2. Tropica Greeneries Nursery di Rawa Kaso ... 21

3. Bagan Struktur Organisasi PT. Tropica Greeneries ... 22

4. Proyek Villa Wuku, Pecatu, Bali ... 24

5. Proyek Tanzil Zulkarnain Residence ... 25

6. Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap PT . Tropica Greeneries ... 30

7. Bagan Acuan Perlakuan terhadap Kegiatan Pekerjaan Desain ... 31

8. Tim Inti Proyek Green Permata Residence, Jakarta ... 34

9. Bagan Hubungan Kontrak proyek GPR ... 38

23. Lokasi dan Gambar Ilustrasi Area main gate ... 66

24. Gambar Ilustrasi Area Penerimaan pada Tahap Konsep Desain ... 67

25. Image Reference Hardscape yang digunakan pada Area Penerimaan ... 68

26. Denah Detail Gate ... 70

27. Dinding Gate ... 71

28. Tata Letak Penempatan Pohon Area Jalur Jalan ... 73

29. Denah Detail dan Gambar Potongan Area Jalur Jalan ... 74

30. Gambar Ilustrasi Area Jalur Jalan ... 74

(17)

32. Desain Lanskap dan Image Reference Area Children Playground 1 ... 78

33. Gambar Ilustrasi Area Children Playground 1 ... 78

34. Desain Lanskap Area Children Playground 2 ... 79

35. Gambar Ilustrasi dan Image Reference Area Children Playground 2 ... 79

36. Gambar Ilustrasi dan Image Reference Area Children Playground 3 ... 80

37. Image Reference untuk artwork dan Lighting pada Area Bermain ... 81

38. Denah Detail Children Playground 1 ... 82

39. Denah Detail Children Playground 2 ... 83

40. Denah Detail Children Playground 3 ... 84

41. Lokasi, Gambar Ilustrasi dan Gambar Potongan Area Connecting Park ... 85

42. Image Reference yang digunakan pada Area Connecting Park ... 87

43. Lokasi, Gambar Ilustrasi dan Image Reference Area Perimeter Garden ... 88

44. Jenis Tanaman Pohon (Trees) yang digunakan pada Desain Lanskap GPR ... 89

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Master Plan Green Permata Residence ... 103

2. Kontrak Kerja Pekerjaan Landscape Proyek Green Permata... 104

3. Form Penawaran Harga Pekerjaan Landscape ... 110

4. Risalah Rapat Koordinasi ... 111

5. RAB Soft Material ... 114

6. RAB Hard Material ... 118

7. Planting plan for tree - Boulevard area ... 121

8. Planting plan for shrubs - Boulevard area ... 123

9. Planting Plan For Trees- Area Jalur Jalan ... 124

10. Planting Plan For Trees - Area Bermain ... 125

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia membutuhkan tempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan primernya. Oleh karena itu, kawasan permukiman perlu dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa taman lingkungan, sarana pendidikan, tempat ibadah serta sarana dan prasarana lainnya. Simonds (1983) menjelaskan bahwa tempat tinggal yang ideal harus dapat memenuhi kebutuhan untuk tempat berteduh, berlindung, beraktivitas, memberikan rasa nyaman, privasi, keleluasaan dan menunjukkan apresiasi terhadap alam.

Saat ini pertumbuhan permukiman semakin tidak terkendali dan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Hal ini ditandai dengan laju pertumbuhan dan laju migrasi yang semakin meningkat. Dampak negatif dari kawasan permukiman yang tidak terkendali itu adalah lingkungan permukiman menjadi padat dan tidak sehat, ruang terbuka menjadi sempit, jumlah vegetasi menjadi berkurang, iklim mikro semakin tidak nyaman dan lain sebagainya.

Usaha untuk menciptakan permukiman yang baik dan ideal memerlukan keterlibatan pemerintah dalam menata lingkungan tempat tinggal yang layak bagi masyarakatnya. Namun terdapat pula upaya dari sektor swasta untuk melakukan pembangunan dengan menawarkan nilai lebih dari suatu kawasan tertentu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Catanese dan Snyder (1989) bahwa sebagian besar lingkungan buatan, yaitu 85% dari bangunan yang ada saat ini dibangun oleh sektor swasta di bidang properti yang diprakarsai oleh para developer untuk pembangunan, kepemilikan, atau manajemen mereka sendiri dan untuk dijual kembali.

(20)

perancangan/desain pada tapak dengan menggunakan konsep yang sesuai dengan keinginan pemilik dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan.

Green Permata Residence (GPR) merupakan kawasan permukiman yang memadukan nuansa antara dua kota yang luar biasa yakni Singapura dan Bali untuk menciptakan sebuah konsep hidup baru. Singapura dikenal di seluruh dunia sebagai Kota Taman yang sangat disiplin dengan ketertiban, kerapihan kebersihan, dan kenyamanannya. Pulau tropis lainnya adalah Bali, Bali dikenal karena kerajinan tangan dan pemandangan yang indah. Karena lokasi Jakarta diantara Singapura dan Bali maka konsep untuk memadukan dua tradisi, pulau tropis dan kota metropolitan dinilai sangat tepat.

PT. Agung Podomoro Land sebagai pengembang properti, serta PT. Kharisma Bakti Sejahtera sebagai penanggung jawab dalam perencanaan pembangunan GPR, memberikan suatu fasilitas peristirahatan yang menarik bagi para konsumen. Kehadirannya sebagai sebuah perumahan dikelilingi banyak lembaga pendidikan berkualitas semacam sekolah internasional, rumah sakit serta berbagai pusat perbelanjaan terkemuka yang berlokasi di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Dalam pengembangannya, GPR juga menyediakan area barbecue,

children playground dan sebuah club house sebagai sarana bersosialisasi yang dapat dinikmati oleh keluarga.

(21)

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh keterampilan kerja secara profesional di bidang arsitektur lanskap melalui kegiatan di dalam maupun di luar studio serta memahami berbagai permasalahan dan kendala dalam kegiatan perusahaan di bidang lanskap. Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang di PT. Tropica Greeneries ini adalah:

1. mempelajari manajemen dan organisasi perusahaan,

2. memperoleh pengetahuan mempelajari proses pembuatan desain lanskap perumahan,

3. menganalisis permasalahan yang terjadi selama proses desain serta memahami alternatif penyelesaiannya.

1.3 Manfaat

Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. meningkatkan kemampuan beradaptasi, bersosialisasi, berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain pada lingkungan kerja di bidang arsitektur lanskap,

2. mempersiapkan mahasiswa yang siap kerja dan menguasai bidangnya setelah lulus dari perguruan tinggi, dan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Permukiman

Simonds (1983) berpendapat bahwa lanskap ialah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu dimana elemen-elemen lanskapnya dibagi menjadi elemen lanskap utama dan elemen lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen lanskap dominan yang tidak dapat diubah, seperti bentukan-bentukan gunung, sungai, pantai, dan lain-lain. Sedangkan elemen lanskap penunjang adalah elemen lanskap yang dapat diubah seperti bukit-bukit, semak-semak, dan sungai kecil. Menurut Eckbo (1964) lanskap merupakan keseluruhan yang kompleks dari elemen fisik di suatu area atau daerah pergerakan. Lanskap secara fisik merupakan hasil interaksi antara manusia sebagai individu dan makhluk sosial dengan alam sebagai kesatuan proses.

Menurut Wiradisuria (1989) dalam Budiharjo (1992), lingkungan permukiman tidak hanya menyangkut prasarana fisik permukiman dan fasilitas pelayanan umum, tetapi juga pembinaan fasilitas usaha. Peranan permukiman sangat penting dalam usaha menjadikan penduduk sebagai unsur utama dalam pembangunan dan memungkinkan lingkungan hidup menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan.

Dalam Undang-Undang nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pasal 1 ayat 5 dan 6 mengungkapkan yang dimaksud dengan prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

(23)

tempat berbelanja, lapangan bermain (play field) serta daerah penyangga (buffer). Menurut Chiara dan Koppelman (1990), dalam memilih kawasan untuk permukiman harus mempertimbangkan tujuh karakter fisik:

1. Kondisi tanah dan bawah tanah 2. Air tanah dan drainase

3. Bebas dari bahaya banjir akibat air tanah dan banjir permukaan 4. Kesesuaian penampakan bangunan yang akan direncanakan 5. Kesesuaian untuk akses dan sirkulasi

6. Kesesuaian untuk pembangunan ruang terbuka 7. Bebas dari bahaya kecelakaan (tanah longsor)

2.2 Lanskap Jalan

Menurut Chiara dan Koppelman (1990), jalan adalah unsur penting untuk rancangan pengelompokan yang harus diletakkan secara fungsional dan sesuai dengan kegunaannya. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia.

Perencana harus menentukan seberapa luas sebuah sistem jalan diperuntukkan untuk tapaknya, yaitu dengan menggunakan tiga kategori yaitu utama, lokal dan jalan masuk (Untermann dan Shall, 1984). Tiga kategori tersebut diperuntukkan untuk tapak yang luas, sedangkan untuk tapak yang kecil menggunakan sistem jalan masuk yang luas. Berdasarkan jenis peruntukannya, jalan dibagi menjadi sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi sepeda dan sirkulasi kendaraan bermotor.

(24)

2.3 Taman Lingkungan

Menurut Nurisjah dan Pramukanto (1995), fungsi taman lingkungan bagi pemakainya adalah sebagai tempat rekreasi aktif dan pasif, untuk tempat beristirahat atau tempat untuk menghirup udara segar, untuk meningkatkan rasa bertetangga (sosialisasi), dan merupakan sarana fisik untuk memecahkan kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan.

Untermann dan Shall (1984) berpendapat bahwa taman perumahan adalah taman yang terletak di suatu kawasan permukiman yang diperuntukkan bagi beberapa blok rumah dan taman yang dibuat untuk memenuhi jumlah penduduk yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas disebut community park (taman lingkungan). Sedangkan menurut Eckbo (1964), lingkungan permukiman yang ideal adalah kawasan lingkungan ketetanggaan yang memiliki fasilitas taman, bersama-sama membentuk sebuah blok permukiman dan taman tersebut dibuat seluas 2-4 ha, dimanfaatkan secara intensif oleh penduduk sekitarnya.

Menurut Simonds (1983), taman lingkungan memiliki dua kategori luasan yaitu:

1. Taman lingkungan antar tetangga (neighborhood park) merupakan ruang terbuka hijau yang ditata sebagai area bermain, rekreasi dan taman yang berada di lingkungan kecil antar tetangga dengan luasan sekitar ±1,2 ha; 2. Taman lingkungan antar komunitas (community park) merupakan ruang

terbuka hijau yang ditata selain sebagai area bermain dan rekreasi juga sebagai tempat berolahraga dengan luasan ± 2 ha, berada di lingkungan yang cukup besar dengan rata-rata 20 m²/ jiwa.

2.4 Perancangan Lanskap

(25)

teknis lahan dan kualitas estetiknya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan diatas/pada lahan tersebut. De Chiara dan Koppelman (1990) menyatakan bahwa proses perencanaan tapak dimulai dengan pengumpulan data dasar yang berkaitan secara khusus dengan tapak tersebut dan daerah sekitarnya. Data ini harus meliputi hal-hal seperti rencana induk dan penelaahannya, peraturan penzonaan, peta dasar dan udara, survai, data topografi, informasi geologi, hidrologi dari daerah tersebut, tipe tanah, vegetasi dan ruang terbuka yang ada. Setelah semua informasi yang ada diperoleh, maka informasi tersebut harus diperiksa dan dianalisis untuk menetapkan keunggulan serta keterbatasan tapak.

Selanjutnya, desain lanskap merupakan proses pemberian kualitas spesifik kepada ruang diagramatik rencana tapak dan merupakan level lain dimana arsitektur lanskap didiskusikan atau dikritik. Selain itu, yang harus dipertimbangkan dalam perancangan adalah dimensi suatu obyek desain agar mempermudah dalam pemeliharaan. Simonds (1983) menyatakan bahwa perancangan lanskap menuntut kemampuan merancang yang imajinatif untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang inovatif dan kreatif berdasarkan hasil analisis.

Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penerimaan proyek

2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar

(26)

g. Master plan (rencana utama) h. Pembuatan desain

4. Gambar-gambar konstruksi

a. Layout plan (rencana tata ruang)

b. Grading plan (rencana pembentukan lahan) c. Planting plan (rencana penanaman)

d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan

6. Evaluasi setelah konstruksi 7. Pemeliharaan

Selain itu Booth (1983) menyatakan pula bahwa tahapan-tahapan pada proses desain menggambarkan peristiwa yang terangkai secara ideal. Beberapa tahapan tersebut dapat melengkapi satu dengan lainnya sehingga kerapihan pada gambar sedikit terlihat jelas dan nyata. Selanjutnya, beberapa tahapan dapat serupa/sejajar satu dengan lainnya dalam hal waktu dan muncul secara bersamaan. Dengan kata lain, tidak ada satupun tahapan dari proses desain yang muncul secara terpisah dari lainnya.

2.5 Kontraktor dan Konsultan Lanskap

(27)

kepada klien untuk pembangunan suatu proyek. Sedangkan subkontraktor merupakan perusahaan yang tercantum dalam kontrak kerja dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama bukan kepada klien. Subkontraktor dapat mengerjakan pekerjaan listrik, pemipaan, konstruksi kolam, bangunan atau pekerjaan konstruksi khusus yang tidak bisa dilakukan oleh kontraktor utama.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam proyek konstruksi yang besar tanggung jawab pelaksanaan proyek melibatkan tim profesional dari berbagai disiplin kerja. Salah satunya adalah kontraktor lanskap yang dapat menjadi salah satu bagian yang melakukan pekerjaan pelaksanaan. Sharky (1994) menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi, prosedur atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek. Contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap meliputi:

1. memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu,

2. memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis, 3. mempersiapkan program pemeliharaan lanskap,

4. memberikan pendapat dari seorang ahli,

5. mempersiapkan rekomendasi (perbaikan) anggaran biaya dan modal, 6. memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.

2.6 Manajemen Proyek Lanskap

(28)

vertikal maupun horizontal. Berdasarkan pengertian tersebut, manajemen proyek sangatlah penting dalam mencapai sasaran/target sebuah perusahaan lanskap. Soeharto (1995) berpendapat bahwa manajemen proyek sangat perlu digunakan untuk menghadapi situasi seperti berikut, yaitu reputasi perusahaan, derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar dan besarnya ukuran kegiatan atau usaha. Selanjutnya Soeharto (1995), mengemukakan bahwa terdapat lima fungsi manajemen yang berpengaruh terhadap kegiatan proyek, yaitu: merencanakan, mengorganisir, staffing, memimpin dan mengendalikan.

2.7 Pelaksanaan Administrasi

Dalam upaya meningkatkan efisiensi pengadaan sumberdaya, umumnya ditempuh dengan cara mendelegasikan pekerjaan fisik kepada pihak ketiga yaitu kontraktor. Menurut Keppres No. 80 tahun 2003, pelaksanaan administrasi merupakan seluruh proses pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Kegiatan ini meliputi keseluruhan proses pelelangan, pembuatan surat-surat, berita acara dan dokumen serta perjanjian kerja atau kontrak. Pengadaan barang dan jasa ini dapat dilakukan dengan cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau pengadaan langsung.

(29)

Menurut Oberlender (1993), untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif minimal ada tiga penawaran yang dibandingkan dalam pelelangan. Dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta pelelangan adalah dokumen kualifikasi dan penawaran. Pada proses ini, bagian pelaksana administratif dilengkapi dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yaitu perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian yang digunakan sebagai acuan sebelum melakukan pengadaan barang dan jasa.

(30)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Magang

Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga 25 Mei 2012. Kegiatan magang ini dilakukan di kantor PT. Tropica Greeneries yang berlokasi di Jl. Gading Raya C-97, Pondok Bambu, Jakarta Timur 13430 (Gambar 1).

Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: http://maps.google.com/)

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Tabel 1 menunjukkan jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam pelaksanaannya telah mengikuti prosedur dan jadwal kerja dari PT. Tropica Greeneries.

3.2 Metode Magang

(31)

1. mengikuti mekanisme kerja dalam kegiatan studio dan lapang PT. Tropica Greeneries,

2. berpartisipasi aktif dalam proses perancangan lanskap khususnya proyek GPR serta proyek-proyek lainnya selama kegiatan magang,

3. wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan proyek , dan 4. melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses

perancangan.

Tabel 1 Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang

Jenis kegiatan JAN FEB MAR APRIL MEI

Dalam sistem kerja perusahaan, sebelum melakukan kegiatan magang mahasiswa mengikuti dan mempelajari kegiatan berupa pengenalan kelembagaan yang meliputi pengenalan staf serta pengenalan struktur organisasi, sejarah perusahaan, pembagian kerja dan prosedur pelaksanaan kerja. Adapun dalam kegiatan pekerjaan perancangan lanskap GPR dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

(32)

ini dilakukan pembentukan tim kerja untuk bersama-sama melakukan perumusan tujuan, merencanakan program yang akan dilakukan dan mencari informasi-informasi yang dapat menunjang proses kegiatan. 2. Tahap Riset dan Analisa

Tahap dilakukannya pengumpulan data awal berupa data primer dan data sekunder serta analisis tapak meliputi data fisik, data sosial dan data teknik. Dalam melakukan inventarisasi biasanya perusahaan melakukan survey tapak kemudian mendokumentasikannya dalam bentuk foto serta wawancara dengan pihak klien untuk mengetahui keinginan klien.

3. Tahap Konsep Desain

Tahap konsep desain merupakan tahapan setelah diperolehnya data analisis. Pada tahap ini dihasilkan sebuah konsep umum yang akan digunakan pada tapak berupa gambar rencana atau sketsa. Konsep umum yang dibuat dikembangkan menjadi rencana yang meliputi konsep ruang, konsep tata hijau dan konsep sirkulasi.

4. Tahap Pengembangan Desain

Pada tahap pengembangan desain dilakukan penjabaran konsep desain secara lengkap, dalam bentuk siteplan dan image reference. Langkah selanjutnya akan dilakukan penyempurnaan siteplan dengan pembuatan gambar 3D, gambar detail maupun gambar potongan.

5. Pembuatan Gambar Kerja

Tahap ini merupakan tahap pembuatan planting plan dan hardscape plan. Pada tahap ini perusahaan juga membuat gambar konstruksi secara lebih detail, spesifik dan terperinci yang nantinya digunakan untuk implementasi proyek.

6. Tahap Pembuatan Spesifikasi Teknis dan Rencana Anggaran Biaya

Tahap ini merupakan tahap dilakukannya pembuatan spesifikasi teknis untuk pelaksanaan serta Rancangan Anggaran Biaya yang diperlukan dalam proyek.

7. Tahap Pelaksanaan

(33)

konstruksi berlangsung. Proses pelaksanaan ini juga sering dibarengi dengan agenda meeting koordinasi antar kontraktor.

Tahapan kegiatan magang mengikuti prosedur pelaksanaan yang ada pada perusahaan, dimana mahasiswa mulai bergabung ketika proyek GPR berada pada tahap konsep desain dan berakhir pada tahap pembuatan spesifikasi teknis dan RAB. Untuk proses pelaksanaan lanskap dipelajari melalui proyek yang berbeda.

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang ada dalam proses magang dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara staf kantor dan lapangan serta diskusi dengan pihak pengembang dan konsultan lain yang terlibat dalam proyek. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka yang berkaitan dengan pembuatan perancangan lanskap proyek GPR ini. Jenis, bentuk dan sumber data yang diambil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis, Bentuk dan Sumber Data

No. Aspek Jenis Data Bentuk Data Sumber Data

1 Kelembagaan Sejarah perusahaan Data sekunder dan primer

Studi pustaka, wawancara Tujuan perusahaan Data sekunder dan

primer

Studi pustaka, wawancara Struktur organisasi Data primer Wawancara Sistem kerja Data primer Wawancara 2 Proyek Lokasi Data sekunder dan Tim Kerja Data primer Wawancara Base plan Data primer Perusahaan 3 Proses

Desain

(34)

3.4 Batasan Magang

Batasan magang yang dilakukan meliputi pemahaman terhadap proses selama pembuatan desain lanskap softscape dan hardscape proyek GPR yang dikerjakan oleh PT. Tropica Greeneries. Lingkup pekerjaan meliputi tahap konsep desain dan tahap pengembangan desain dengan output berupa pembuatan siteplan,

gambar potongan, gambar detail hingga pembuatan gambar kerja berupa planting plan dan hardscape plan. Mahasiswa magang secara aktif mengikuti dan membantu tahapan pembuatan desain lanskap yang dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries.

3.5 Proses Magang di PT. Tropica Greeneries

Proses kegiatan magang di PT. Tropica Greeneries dilakukan 3,5 bulan terhitung mulai dari 7 Februari 2012 hingga 25 Mei 2012. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin-Jumat pukul 17.00 dan hari Sabtu pukul 08.30-14.30. Pada awal kegiatan magang, mahasiswa diperkenalkan dengan profil perusahaan secara umum, baik mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) atau para staf yang bekerja di perusahaan, sistem kerja, maupun proyek-proyek yang ditangani oleh PT. Tropica Greeneries sehingga mahasiswa mampu beradaptasi dengan cepat pada perusahaan.

3.5.1 Kegiatan Selama Magang

Proses magang yang dilakukan mahasiswa selama 3,5 bulan di PT. Tropica Greeneries dibagi menjadi dua bagian, yaitu orientasi perusahaan dan kegiatan pembuatan desain lanskap yang dapat dilihat pada Tabel 3.

(35)

dapat hadir, maka harus menginformasikan terlebih dahulu kepada pihak perusahaan.

Tabel 3 Proses Magang di PT. Tropica Greeneries

Minggu Ke- Proses Magang Deskripsi

1 – 2 Orientasi Perusahaan 1. Mengenal struktur perusahaan

2. Mengenal SDM dan masing-masing tugasnya 3. Mengetahui aplikasi teknologi yang

digunakan baik hardware maupun software.

4. Mengenal dan mempelajari system kerja dan sistem penyimpanan data perusahaan 3-16 Kegiatan Magang 1. Mengetahui dan mengaplikasikan

penggunaan beberapa jenis perangkat kerja 2. Mengikuti pengerjaan proyek-proyek yang

ada di PT. Tropica Greeneries khususnya proyek Green Permata Residence

3. Mengikuti rapat internal yang dilakukan PT. Tropica Greeneries serta rapat eksternal yang berkaitan dengan proyek Green Permata Residence

4. Melihat proses pelaksanaan vertical garden 5. Mengikuti kegiatan aanwijzing

Pengenalan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu para staf di PT. Tropica Greeneries dilakukan oleh mahasiswa melalui pendekatan personal. Dengan semakin seringnya melakukan interaksi kepada para staf, hubungan mahasiswa dan staf dapat terjalin dengan baik. Selain pengenalan SDM, bentuk orientasi perusahaan adalah pengenalan aplikasi teknologi yang digunakan baik software

maupun hardware serta pengenalan sistem kerja dan sistem penyimpanan data perusahaan agar mahasiswa dapat mengetahui cara kerja di perusahaan dan mampu beradaptasi dengan cepat.

(36)

Greeneries sebagai bahan evaluasi kerja dan hasil kinerja dari para staf. Mahasiswa juga mengikuti rapat eksternal yang berkaitan dengan proyek GPR guna mendapat informasi dan perkembangan mengenai desain lanskap proyek tersebut.

3.5.2 Proyek yang Diikuti Selama Magang

Selama mengikuti kegiatan magang, mahasiswa tidak hanya membantu mengerjakan satu proyek saja, namun juga membantu beberapa proyek lain yang sedang dikerjakan. Beberapa proyek yang telah diikuti mahasiswa selama magang meliputi:

1. Titi DJ Residence, Bintaro Tangerang. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan gambar siteplan dengan menggunakan

software Auto Cad dan Photoshop CS2.

2. Adhiyaksa Residence, Jakarta. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan konsep desain dengan menggunakan software Microsoft power point 2007.

3. Signum Office Tower, Jakarta. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan design development dengan menggunakan software

AutoCAD 2009.

4. Makin Banjar, Kalimantan. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan gambar softscape material reference dengan menggunakan software AutoCAD 2009.

5. Jakarta Automated Air Traffic Services, Tangerang. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam mengerjakan presentasi desain dengan menggunakan software Adode Photoshop dan Microsoft power point 2007. 6. The Akmani Hotel, Bali. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan gambar potongan dengan menggunakan software AutoCAD 2009.

(37)
(38)

BAB IV

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Filosofi Perusahaan

PT. Tropica Greeneries didirikan pada tanggal 2 Agustus 2002 di Jakarta oleh Ir. Anggia Murni. Sebelum didirikannya perusahaan tersebut, kegiatan usaha yang dilakukan hanya bergerak di bidang perdagangan ekspor dan impor tanaman hias, serta pengadaan tanaman lanskap untuk kebutuhan proyek lanskap dalam negeri. Dengan kemampuan dan keahlian yang tersedia, maka dibentuklah suatu badan usaha yang bergerak tidak hanya dalam bidang pengadaan barang tetapi juga pada pengadaan jasa di bidang profesi arsitektur lanskap.

Perusahaan yang dahulu bernama Pinus Hijau Lestari ini diberi nama PT. Tropica Greeneries dan berlokasi di Jl. Gading Raya C-97, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Perusahaan ini memiliki dua nurseri yang berada di wilayah Ragunan dan Cilangkap, namun kini telah berpindah lokasi di Rawa Kaso. PT. Tropica Greeneries juga telah banyak menangani proyek tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Nama Tropica Greeneries diambil dari kata Tropica yang berarti tanaman tropis dan Greeneries yang berarti segala sesuatu yang hijau. Oleh karena itu, Topica Greeneries memiliki makna hijau tropis dalam arti Tropica ingin menjadi perusahaan kontraktor yang berorientasi pada kegiatan ekspor maupun impor, pengadaan barang dan jasa seperti pengadaan tanaman khususnya tanaman tropis, serta jasa pemeliharaan dan konsultasi desain lanskap. Tropica Greeneries juga telah memiliki citra yang baik, mudah dikenal dan dimengerti oleh semua pihak baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai sebuah perusahaan lanskap, PT. Tropica Greeneries memiliki visi

(39)

menyediakan semua kebutuhan lanskap mulai dari desain, konstruksi dan pemeliharaan lanskap; 5) memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tanaman dan jaringan yang luas (lokal dan internasional).

4.3 Data Umum Perusahaan

Data ini merupakan data yang informasinya dibuka secara umum untuk kemudian didaftarkan ke pemerintah agar dapat menjadi identitas perusahaan. Data tersebut antara lain:

Nama perusahaan : PT. Tropica Greeneries Asal Negara : Indonesia

Tanggal pembentukan : 2 Agustus 2002

Alamat : Jl. Gading Raya C-97, Pondok Bambu,

Jakarta Timur 13430

No. Telepon/ fax : +62 21 861 6841

Email : info@tropicagreeneries.com

Website : www.tropicagreeneries.com

Nursery : Tropica Greeneries Nursery di Rawa Kaso (Gambar 2)

Gambar 2 Tropica Greeneries Nursery di Rawa Kaso (Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012)

(40)

lanskap dengan berbagai macam kategori seperti kantor, hotel/villa, apartemen, perumahan dan proyek lainnya termasuk lapangan golf, pelabuhan udara dan pameran internasional. Perusahaan ini melakukan upaya kegiatan ekspor dan impor tanaman hias, diantaranya dengan mengadakan pameran dagang luar negeri maupun menjual langsung hasil produk ke luar melalui katalog, leaflet dan website tersendiri.

Selain bergerak dalam pengadaan barang, perusahaan ini juga mengerjakan pekerjaan pemeliharaan dan jasa konsultasi desain. Pekerjaan pemeliharaan banyak dilakukan pada kediaman pribadi ataupun gedung-gedung perkantoran yang didesain.

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memegang peranan penting dalam kinerja suatu perusahaan. Struktur organisasi perusahaan berperan dalam mengatur sistem dan hubungan kerja termasuk efisiensi kerja dan pengelolaannya sehingga tatanan kegiatan usaha dapat berkembang dengan baik dan sistematis. PT. Tropica Greeneries memiliki struktur organisasi yang sederhana untuk kapasitas sebuah perusahaan dengan ruang lingkup bisnis yang cukup besar. Struktur organisasi perusahaan PT. Tropica Greeneries dapat dilihat pada Gambar 3.

(41)

Perusahaan ini terdiri dari beberapa bagian bidang kerja yaitu sebagai berikut:

1. Direktur, bertugas sebagai pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengontrol semua kegiatan usaha dan kinerja para karyawan baik dari sisi desain maupun keuangan. Selain itu juga memiliki kewenangan penuh dalam menentukan segala kebijakan dan keputusan yang ada di perusahaan termasuk mengenai proyek yang ditangani dan bertindak sebagai principal atau konseptor.

2. Administrasi dan keuangan, bertugas sebagai pengatur sistem administrasi dan keuangan yang terkait dengan proyek dan perusahaan seperti pembayaran upah gaji buruh dan karyawan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan ataupun hal-hal yang terkait dengan pajak.

3. Nursery, bertugas untuk mempersiapkan pemenuhan kebutuhan tanaman (bibit/benih) yang akan digunakan untuk proyek pekerjaan lanskap dan kegiatan yang terkait dengan penjualan tanaman seperti kegiatan ekspor dan impor.

4. Bidang lanskap, dibagi menjadi dua sub yaitu proyek lanskap dan tanaman

indoor. Proyek lanskap ditangani oleh seorang arsitek lanskap/arsitek yang bertugas mengembangkan dan menciptakan hasil dari konsep yang telah ditentukan. Dalam menjalankan pekerjaannya, arsitek lanskap dibantu oleh drafter freelance yang bertugas menggambar hasil desain yang telah dibuat arsitek. Sedangkan untuk pekerjaan di bidang tanaman indoor ditangani oleh tenaga lapang berpendidikan SMK yang bertugas mengelola setiap tanaman yang disewakan untuk digunakan dalam mendesain suatu acara dalam ruangan seperti di gedung perkantoran, hotel, ataupun cafe.

5. Bidang ekspor dan impor, bertugas untuk mengatur dan mengelola seluruh kegiatan yang terkait dengan eksport import tanaman yang dilakukan perusahaan dengan pihak lain.

(42)

beberapa supervisor yang dibantu oleh tenaga lapang dan dimonitori pula oleh direktur.

4.5 Pengalaman Perusahaan

Sejak awal berdirinya perusahaan, PT. Tropica Greeneries memiliki jalinan hubungan profesional yang baik dengan beberapa pihak baik secara individu maupun kelembagaan, hubungan profesional dengan beberapa individu dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan lanskap taman rumah, villa, dan hunian lainnya. Hubungan profesional dengan lembaga terkait juga terjalin dalam ruang lingkup perancangan dan pelaksanaan proyek lanskap serta kegiatan pameran nasional dan internasional. Dalam memenuhi kebutuhan klien, PT. Tropica Greeneries melakukan pertemuan konsultasi dan pertemuan informal untuk membahas batas dan prosedur pekerjaan lanskap yang akan dilakukan.

Berikut merupakan beberapa contoh proyek yang telah ditangani oleh PT. Tropica Greeneries.

1. Proyek Wuku, Pecatu, Bali.

PT. Tropica Greeneries dipilih dan dipercaya untuk membuat desain dan membangun lanskap villa Wuku di Pecatu, Bali. Total area lanskap yang dibangun seluas 6.338 m². Produk gambar dari proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.

(43)

2. Proyek Tanzil Zulkarnain, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

PT. Tropica Greeneries ditunjuk secara langsung oleh owner untuk mendesain dan membangun lanskap rumah milik Tanzil Zulkarnain. Tema modern ditunjukkan dengan adanya penanaman pohon Palm. Luasan area rumah 4.230 m² dengan total area lanskap sebesar 2.300 m².

Gambar 5 Proyek Tanzil Zulkarnain Residence (Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012)

4.6 Sistem Aplikasi Teknologi

Komunikasi merupakan hal terpenting bagi berjalannya sebuah perusahaan dan proyek. Dengan adanya komunikasi yang baik maka kegiatan usaha baik eksternal maupun internal dapat berjalan dengan baik. Komunikasi internal merupakan serangkaian komunikasi yang dilakukan oleh semua staf perusahaan baik antar sesama karyawan maupun atasan. Berbeda dengan komunikasi internal, komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara PT. Tropica Greeneries dengan pihak luar seperti dengan mitra kerja/klien.

Komunikasi yang terjadi berkaitan dengan hal-hal yang berada dalam perusahaan maupun proyek yang dikerjakan baik mengenai perkembangan proyek tersebut ataupun masalah yang terjadi baik dalam desain maupun di lapangan. Komunikasi yang dilakukan dapat melalui sarana komunikasi berupa email,

(44)

PT. Tropica Greeneries dalam menjalankan pekerjaannya sebagai konsultan dan kontraktor lanskap menggunakan beberapa aplikasi perangkat komputer baik

software maupun hardware guna membantu dan memperlancar seluruh kegiatan yang ada di perusahaan. Beberapa aplikasi yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4 Perangkat Lunak (software) yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries

No. Nama Perangkat Lunak Kegunaan

1 Auto CAD 2009 CAD Drawing

2 Corel Draw X5 Rendering

3 Adobe Photoshop CS 2 Rendering, Layout, Photo editing, Scanning

4 Google Sketch Up 3D Rendering

5 Adobe Acrobat Document Publishing

6 File Maker Pro Administration

7 Accurate Administration, Finance

8 Microsoft Excel 2007 Finance, Calculation

9 Microsoft Office 2007 Administration, Document Publishing

10 Microsoft Power Point 2007 Presentation

11 Outlook Express External Communication

12 Yahoo Messenger Internal communication

13 Google Search for Data (Sumber : PT. Tropica Greeneries, 2012)

Tabel 5 Jenis dan Jumlah Perangkat Keras (hardware) yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries

No. Nama Perangkat Keras Jumlah

(45)

4.7 Sistem Kerja Perusahaan

Sistem kerja adalah suatu sistem dimana beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu benda atau jasa yang menghasilkan nilai bagi pelanggan atau keuntungan perusahaan/organisasi. PT. Tropica Greeneries mempunyai alur kerja yang sistematis apabila ditinjau dari segi administrasi. Sistem ini berfungsi untuk mempermudah pekerjaan sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. Sistem kerja perusahaan yang ada diantaranya sistem penyimpanan data perusahaan dan prosedur kerja proyek.

4.7.1 Sistem Penyimpanan Data Perusahaan

Data sebuah perusahaan harus dikelola dengan baik agar tidak mudah hilang dan dicuri. Dalam melakukan aktivitas usaha, PT. Tropica Greeneries memiliki standar pengelompokan file atau data yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan. Data perusahaan disimpan dalam komputer server yang dapat diakses oleh semua staf melalui jaringan internet/wifi. File dikelompokkan ke dalam folder khusus dalam komputer selain didokumentasikan dalam bentuk berkas tersendiri. Dalam satu folder proyek berisikan:

1. Folder Calculation yang menyimpan data perhitungan proyek, baik pekerjaan softscape maupun pekerjaan hardscape.

2. Folder Drawings yang berisikan gambar kerja yang berhubungan dengan proyek yang sedang atau akan dikerjakan.

3. Folder Email yang berisikan informasi mengenai dokumen proyek yang dikirim maupun yang diterima oleh perusahaan.

4. Folder Image yang berisikan foto-foto yang berhubungan dengan proyek yang sedang dikerjakan.

5. Folder Letters in yang menyimpan surat-surat pemberitahuan, undangan, dan surat keterangan lain yang ditujukan untuk perusahaan.

6. Folder Letters out yang menyimpan semua dokumen perusahaan yang ditujukan kepada pihak luar.

7. Folder Presentation yang berisikan data presentasi proyek.

(46)

Dalam data server terdapat dua folder utama yaitu tropica data dan picture disk yang memiliki fungsi yang berbeda. Tropica data berisikan folder yang memuat berbagai dokumentasi perusahaan yaitu data ekspor, data impor, proyek

indoor plant, proyek pemeliharaan (maintenance), tender, proyek yang sedang dikerjakan, data tender, data administrasi dan keuangan, data kegiatan seminar dan data penunjang lainnya. Data dalam folder Pos Pengumben yang terdapat di

picture disk berisikan foto survey dan foto progres kerja pada proyek yang sedang atau telah dikerjakan.

4.7.2 Sistem Penamaan File

Selain memiliki standardisasi dalam penyimpanan data perusahaan, PT. Tropica Greeneries juga memiliki standar layout dalam gambar kerja yang memuat informasi sebagai berikut:

1. Judul Proyek

2. Pemilik/owner (pemberi tugas)

3. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek 4. Keterangan Gambar

5. Tanggal Revisi 6. Judul Gambar 7. Skala dan Orientasi

8. Tanggal dan Nomor Gambar

9. Informasi Gambar (Design by, drawn by, Approved) 10.Hak Cipta Perusahaan

Penamaan folder untuk tender dan proyek yang sedang berjalan menggunakan nama lokasi proyek yang bersangkutan. Misalnya untuk desain perumahan GPR ini dapat ditemukan di Tropica Data Server - 05 Project - Tropica Greeneries - Project 2011 – Pos Pengumben. Seluruh data yang berkaitan dengan proyek seperti gambar kerja, foto survey lapang dan kelengkapan foto lainnya, harga penawaran, SPK sampai dengan surat kontrak berada dalam sub-sub folder

(47)

4.7.3 Prosedur Pelaksanaan Proyek

Proyek-proyek yang didapatkan PT. Tropica Greeneries adalah melalui proses tender maupun penunjukan langsung. Namun, mayoritas proyek yang didapatkan karena klien secara langsung menunjuk PT. Tropica Greeneries untuk menangani proyek yang akan dibuat. Hal ini dikarenakan PT. Tropica Greeneries sudah memiliki portofolio yang baik dan selalu memberikan kepuasan kepada klien atas desain-desain yang telah dibuatnya, sehingga sebagian besar klien mempercayakan PT. Tropica Greeneries kembali sebagai konsultan sekaligus kontraktor lanskap untuk mengerjakan proyek selanjutnya. Adapun pekerjaan tersebut yaitu desain lanskap, pelaksanaan lanskap dan pemeliharaan. Sedangkan untuk pekerjaan eksport dan import tanaman lanskap serta pekerjaan penyewaan tanaman indoor hanya didapat melalui penunjukan langsung.

Proses perancangan di PT. Tropica Greeneries menggunakan sistem manual dan sistem komputerisasi. Sistem manual dengan menggunakan sketsa tangan pada tahap analisis dan sintesis, tahap kosep desain, potongan dan perspektif. Pada tahap ini, sketsa tangan dilakukan oleh arsitek lanskap senior yang berpengalaman. Setelah itu, pada tahap pengembangan desain, sketsa yang telah dibuat diterjemahkan ke dalam sistem komputerisasi melalui penggunaan software

desain (Auto CAD, Adobe Photoshop, Sketch up) oleh staf divisi lanskap. Produk desain yang dikeluarkan berupa site plan, planting plan, hardscape plan, dan harga pelaksanaan desain. Pembuatan perspektif tiga dimensi dan gambar kerja biasanya menggunakan tenaga ahli di luar staf karena belum adanya tenaga kerja spesialis di bidang ini.

Proyek-proyek yang dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries mengikuti serangkaian tahapan kerja. Hal ini bertujuan untuk memudahkan perusahaan selama menjalankan proses kerja. Tahapan kerja PT. Tropica Greeneries dapat dilihat pada Gambar 6.

(48)

barang/jasa dan jumlahnya, harga tetap dan syarat pembayaran, spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci, jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan yang disertai dengan jadwal pelaksanaan dengan syarat-syarat penyerahan serta jaminan teknis atau hasil pekerjaan yang dilaksanakan, cara penyelesaian perselisihan, status hukum, serta hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam kontrak.

Gambar 6 Bagan Tahap Pekerjaan Desain Lanskap PT . Tropica Greeneries (Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012)

Setelah pekerjaan lanskap selesai dilaksanakan, kemudian beralih ke masa retensi berupa pekerjaan pemeliharaan yang telah disepakati sebelumnya yaitu sekitar 3-6 bulan. Biasanya jangka waktu masa pemeliharaan dipertimbangkan berdasarkan scope proyek yang dikerjakan atau budget yang dimiliki owner. Serah terima pekerjaan dilakukan apabila masa retensi sudah habis yang kemudian dilakukan pengecekan ulang (opname) bersama-sama antara keduabelah pihak dan telah disetujui dan dilakukan penandatanganan.

Pembuatan konsep desain (sketsa tangan), pembuatan desain awal berupa site plan disertai ilustrasi foto

Site plan, gambar potongan, gambar detail, gambar perspektif (3D)

(49)

Hampir sebagian besar proyek yang dikerjakan PT. Tropica Greeneries didapatkan melalui sistem penunjukan langsung oleh klien. Sebelum pekerjaan desain dilaksanakan, ada beberapa kegiatan yang menjadi acuan bagi PT. Tropica Greeneries. Acuan perlakuan terhadap kegiatan pekerjaan desain tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. Bagan acuan ini berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan proyek yang akan dikerjakan oleh perusahaan. Jika proyek tersebut akan dilakukan maka ada tahap yang harus dikerjakan selanjutnya, namun jika proyek tersebut tidak dilakukan maka ada pertimbangan yang mungkin dikerjakan selanjutnya.

Gambar 7 Bagan Acuan Perlakuan terhadap Kegiatan Pekerjaan Desain (Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012)

Prosedur pekerjaan proyek dengan sistem tender diawali dengan pemberian surat undangan kepada peserta untuk pengambilan dokumen tender dan penjelasan pekerjaan (aanwijzing). Proses penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dilakukan biasanya dua hari setelah dokumen tender diberikan oleh calon peserta. Setelah itu, proses selanjutnya adalah penyampaian dokumen penawaran berupa rincian

Getting things done

Specific day & time Next actions

Projects (planning)

Projects plan (Review for action)

(50)

biaya dan syarat lainnya untuk proyek yang akan dikerjakan. Pemasukan dokumen penawaran tender ini dapat melalui tahap satu sampul ataupun dua sampul yang selanjutnya akan diseleksi melalui tahap pasca kualifikasi. Pengumuman pemenang akan diinformasikan langsung ke peserta tender. Apabila terpilih menjadi pemenang, langkah selanjutnya adalah penandatanganan kontrak kerja dan pemberian SPK. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan SPK. Pekerjaan dikatakan selesai apabila telah melewati masa retensi dan dilakukan pengecekan ulang (opname) untuk selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST).

4.8 Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan suatu proses kegiatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (H. Kerzner dalam

Soeharto, 1995). Dalam hal ini, manajemen proyek dibagi ke dalam pelaksanaan inti proyek dan sumber dana proyek. Sedangkan menurut Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan. Perencanaan proyek merupakan penentuan rasional untuk memulai, mempertahankan, dan menghentikan proyek.

4.8.1 Pelaksanaan Inti Proyek

(51)

yang berkaitan. Pihak-pihak tersebut saling berhubungan satu sama lain guna menunjang proses perancangan lanskap GPR.

Dalam pelaksanaannya, pembuatan desain lanskap proyek ini dikerjakan oleh sebuah tim sehingga dapat mempermudah pekerjaan desain. Suatu tim kerja terdiri dari individu-individu dengan keterampilan dan latar belakang yang berbeda, menjadi satu kesatuan unit kerja untuk mencapai visi bersama. Tim yang efektif ditandai oleh hasil yang bersifat sinergi, yaitu hasil usaha bersama lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota.

Tim inti proyek ini terdiri dari beberapa orang, yaitu Ir. Anggia Murni (Arsitek Lanskap Ahli) sebagai pengontrol, membuat konsep yang akan digunakan dalam proyek, pemberi keputusan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan proyek, serta presentasi dihadapan klien. Ir. Niken Larasati (Head of designer/Arsitek Lanskap) sebagai project manager yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek, berhubungan langsung dengan klien, dan mengatur urusan kerjasama, juga turut serta dalam pembuatan konsep. Dalam mengembangkan konsep desain, Ir. Anggia Murni didampingi oleh Ridho Monthazeri (Arsitek Lanskap) dan Oki Dwi Wicaksono (Arsitek) dan dibantu Dwi Nurulloh Kisami (Mahasiswa Magang) sebagai tim desain. Dalam hal ini, Ridho Monthazeri membuat siteplan softscape dengan AutoCAD, melakukan pertemuan dengan pihak arsitek, melakukan koordinasi dengan pekerja lapang dan melakukan survey progress. Sedangkan Oki Dwi Wicaksono dan Dwi Nurulloh Kisami ikut membantu, memahami dan berpartisipasi ketika membuat konsep, mengerjakan siteplan dengan AutoCAD, menyempurnakan gambar siteplan

dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS2, serta mengikuti beberapa

pertemuan koordinasi lapangan. Mahasiswa magang juga aktif berkonsultasi dengan mentor untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan material softscape

(52)

Gambar 8 Tim Inti Proyek Green Permata Residence, Jakarta

Tabel 6 merupakan penjabaran manajemen proyek menurut Soeharto (1995) yang dibagi berdasarkan fungsi dasar dan integrasi.

Tabel 6 Fungsi, Aspek dan Implementasi Manajemen Proyek

Fungsi Aspek Implementasi di

PT. Tropica Greeneries

Fungsi Dasar pengelolaan lingkup kerja sudah memiliki prosedur pelaksanaan proyek dan memiliki dokumen yang berisi batasan lingkup proyek yang tertera dalam SPK dan disetujui oleh kedua belah pihak. pengelolaan waktu jadwal meliputi perencanaan, penyusunan dan

pengendalian jadwal dilakukan konsultan sesuai dengan kesepakatan kontrak pengelolaan mutu memperhatikan pemilihan material-material

hardscape maupun softscape yang digunakan untuk proyek dan memiliki standar gambar yang cukup qualified.

kualitas sistem kerja memiliki jadwal kerja kantor, memperhatikan kualitas kinerja karyawan, memiliki project manager pada setiap

Ir. Niken Larasati (Head of designer) Oki Dwi Wicaksoso (Arsitek)

(53)

Fungsi integrasi pengelolaan sumber daya manusia bekerja secara teamwork dimana tiap staf dapat ikut membantu pengerjaan proyek lain yang tenggat waktunya lebih utama dari yang lain. Walaupun baik dalam hubungan antarpersonal staf dan cepat pengerjaan suatu proyek, sistem ini memiliki kelemahan dikarenakan akan berkurang keefektifan pengerjaan dalam proyek dengan tim yang sudah ditentukan. pengelolaan sumber daya non

manusia

jumlah perangkat kerja yang belum memadai dan kurang lengkap untuk kerja studio.

pengelolaan resiko hubungan dengan klien dan konsultan lain terjalin dengan sangat baik, adanya pertemuan rutin di kantor

pengelolaan komunikasi berjalan baik dengan adanya komputer

server dan internet yang menghubungkan komputer masing-masing staf dalam berkoneksi dan menyimpan file

Dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012

4.8.2 Sumber Dana Proyek

(54)

Tabel 7 Mekanisme Pembayaran Proyek GPR

No. Tahap Pembayaran Persentase Akumulasi

1 Tahap 1. Down Payment 30% 30% 2 Tahap 2. Setelah progress kerja mencapai 55% 20% 50% 3 Tahap 3. Setelah progress kerja mencapai 75% 20% 70% 4 Tahap 4.Setelah progress kerja mencapai 100% 25% 95% 5 Tahap 5. Progres pemeliharaan (3 bulan) 5% 100%

Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah persen yang ditentukan dari total keseluruhan biaya pekerjaan yang telah disepakati bersama dalam SPK. Total biaya tersebut belum termasuk harga desain hardscape, karena belum ada approval dari pihak owner sehingga, PT. Tropica Greeneries tidak bisa membuat harga penawaran. Setiap tahapan pekerjaan dikatakan selesai apabila telah dilakukan serah terima pekerjaan dengan bukti BAST yang ditandatangani bersama. Termin pekerjaan desain lanskap Green Permata ini dapat dilihat pada kurva dalam Tabel 8.

Tabel 8 Termin Pekerjaan Desain Lanskap GPR

(55)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Proyek

Green Permata Residence (GPR) merupakan sebuah kawasan perumahan yang dibangun oleh perusahaan pengembang properti besar di Indonesia, yaitu PT. Agung Podomoro Tbk. Pembangunan GPR ini sendiri merupakan proyek lanjutan setelah selesainya pembangunan kawasan perumahan Permata Mediterania yang berlokasi tidak jauh dari GPR. Pembangunan ini merupakan salah satu upaya dari pihak properti untuk mengembangkan sistem hunian yang megah dengan konsep modern tropical di tengah kota Jakarta yang aktif dengan kegiatan metropolitan.

GPR dibangun oleh PT. Kharisma Bakti Sejahtera (KBS) di bawah naungan PT. Agung Podomoro Tbk sejak awal tahun 2011. Proyek ini merupakan proyek yang diperoleh PT. Tropica Greeneries melalui sistem penunjukan langsung dengan rekomendasi dari pihak pengembang. Dalam pelaksanaannya, PT. Kharisma Bakti Sejahtera yang bertanggung jawab menangani proyek dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan, sekaligus sebagai pemberi tugas kepada PT. Tropica Greeneries, seperti yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama (SPK).

(56)

Gambar 9 Bagan Hubungan Kontrak Proyek GPR (Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012)

Tahap persiapan proyek ini dimulai pada tahun 2011 awal dan pelaksanaan pembangunan perumahan itu sendiri baru dimulai sejak 2011 akhir. Pembangunan yang sudah dilaksanakan diantaranya pembangunan jalan-jalan utama dan gerbang pintu masuk kawasan GPR, sedangkan pembangunan rumah baru sampai pada tahap pemasangan tiang pancang. Keseluruhan proyek yang dikerjakan oleh PT. Tropica Greeneries lebih mencakup pada lanskap jalan atau dikenal dengan

streetscape. Pembangunan area lanskapnya baru mencapai 8% dari keseluruhan pekerjaan.

(57)

5.2 Proses Perancangan Lanskap

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses perancangan lanskap GPR, yaitu tahap persiapan, tahap riset dan analisis, tahap konsep desain, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, tahap pembuatan spesifikasi teknis dan RAB, serta tahap pelaksanaan/implementasi desain. Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penerimaan proyek

2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar

b. Inventarisasi tapak dan analisis c. Wawancara dengan pemilik (client) d. Pembentukan program

a. Layout plan (rencana tata ruang)

b. Grading plan (rencana pembentukan lahan) c. Planting plan (rencana penanaman)

d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan

(58)

Secara umum proses ataupun metode perancangan lanskap GPR yang dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries ini hampir mendekati alur proses desain yang dikemukakan oleh Booth (1983), hanya saja proses desain Booth lebih spesifik. Beberapa hal yang membedakan dari teori Booth adalah lebih kepada istilah penamaan serta adanya tahapan-tahapan yang dipisahkan. PT. Tropica Greeneries melakukan tahap persiapan setelah dilakukannya penerimaan proyek. Konsep dan pengembangan desain menurut Booth masuk ke dalam tahap desain, sedangkan PT. Tropica Greeneries membagi tahapan tersebut secara terpisah. Selain itu, PT. Tropica Greeneries juga melakukan tahap pembuatan spesifikasi teknis dan RAB. Untuk tahap pelaksanaan desain pada PT. Tropica Greeneries sudah mencakup evaluasi setelah konstruksi dan pemeliharaan yang dikemukakan oleh Booth.

5.3 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dimulai dengan membentuk sebuah tim kerja untuk pengerjaan proyek GPR. Tim ini terdiri dari tiga orang dan satu project manager. Pada tahap persiapan tim ini mulai membuat proposal desain lanskap yang berisi tentang portfolio perusahaan, perumusan tujuan, dan rencana program kerja. Tahap ini merupakan tahapan paling awal yang dilakukan dalam proses pekerjaan desain setelah terjadi kesepakatan dengan pemberi tugas melalui penandatanganan SPK. Melalui SPK yang telah disepakati, pihak PT.Tropica Greeneris dapat mulai melakukan proses desain lanskap GPR.

Tahap persiapan ini telah dilakukan oleh PT. Tropica Greeneries sejak tahun 2011. Namun SPK dari pihak pemberi tugas yaitu PT. KBS belum diberikan kepada PT. Tropica Greeneries, hal ini dikarenakan birokrasi yang cukup lama dari PT. KBS. Sehingga pihak PT. Tropica Greeneries tidak terlalu terburu-buru dalam menjalankan tugas karena belum adanya kesamaan visi yang jelas.

5.4 Tahap Riset dan Analisis

Gambar

Gambar 1 Peta Lokasi Magang
Tabel 2 Jenis, Bentuk dan Sumber Data
Tabel 4 Perangkat Lunak (software) yang digunakan oleh PT. Tropica Greeneries
gambar perspektif (3D)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem kerja Oemardi_zain dalam pelaksanaan proyek L’Avenue terbagi dalam empat bagian, antara lain: direktur yang bertugas untuk membuat konsep dan menerjemahkan

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP RUMAH SAKIT OTORITA BATAM DAN SUPERVlSl PELAKSANAAN PENANAMAN..

Penyusunan bahan petunjuk teknis dan fasilitasi di bidang perdagangan luar negeri. Perumusan bahan atau fasilitasi pengembangan ekspor, impor, dan pengawasan mutu

Sheils Flynn Asia telah siap dengan aplikasi yang digunakan dalam. pengerjaan berbagai

Pembagian kerja melalui struktur organisasi perusahaan telah memberikan diferensiasi pekerjaan bagi pegawai sesuai dengan spesialisasi masing-masing, namun pada program

Tujuan khusus dari kegiatan magang, meliputi: (1) menganalisis proses desain Taman Lingkungan JGC sesuai mekanisme kerja yang diterapkan OZ; (2) menganalisis

Dalam proses perancangan lanskap untuk penyediaan jasa pengembangan wisata alam di kawasan konservasi, perusahaan masih memiliki beberapa kekurangan dan ketidaksesuaian

Uji densitas bertujuan untuk mengetahui ukuran partikel teh kering sebelum proses pengemasan. Dalam pasar perdagangan teh hitam telah ditetapkan standar nilai