• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh Ni Wayan Prami

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

PERSETUJUAN ... iii

MENGESAHKAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR DIAGRAM ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 11

2.2 Pembelajaran ... 13

2.3 Teori Pembelajaran Behavioristik ... 13

2.4 Metode Latihan ... 13

2.5 Komponen-komponen Dasar Pembelajaran ... 14

2.6 Guru ... 15

2.7 Siswa ... 15

2.8 Seni Tari ... 16

2.8.1 Fungsi Tari... 17

2.9 Tari Sigeh Pengunten ... 18

2.9.1 Sejarah Tari Sigeh Pengunten ... 18

(3)

xv

2.10.1 Pengertian Ektrakurikuler ... 22

2.10.2 Tujuan Ektrakurikuler ... 23

2.10.3 Jenis-jenis Ektrakurikuler ... 23

2.10.4 Prinsip-prinsip Program Ektrakurikuler ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 25

3.2 Sumber Data ... 27

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.3.1 Observasi ... 27

3.3.2 Wawancara ... 28

3.3.3 Dokumentasi ... 28

3.4Instrumen Penilaian ... 28

3.4.1 Tes Praktik ... 29

3.4.2 Non Tes ... 33

3.4.3 Aktivitas Guru……….. 35

3.4.4 Indikator Siswa Menggunakan Metode Latihan36

3.5 Teknik Analisis Data………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 41

4.1.1 Profil Sekolah ... 41

4.1.2 Data Siswa SMP Negeri 2 Seputih Banyak ... 42

4.1.3 Visi Dan Misi Sekolah ... 43

4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 43

4.2Prapenelitian ... 44

4.3Hasil Penelitian ... 45

4.3.1 Pertemuan Pertama ... 47

4.3.2 Pertemuan Kedua... 59

4.3.3 Pertemuan Ketiga ... 74

4.3.4 Pertemuan Keempat... 89

4.3.5 Pertemuan Kelima ... 100

4.3.6 Pertemuan Keenam ... 108

4.3.7 Pertemuan Ketujuh ... 117

4.3.8 Pertemuan Kedelapan ... 126

(4)

xvi

4.4 Pembahasan ... 136 4.4.1 Pengamatan Hasil Pembelajaran Tari

Sigeh Pengunten ... 136 4.4.2 Pengamatan Hasil Metode Latihann Pada

Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten ... 139 4.4.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 140 4.4.4 Aktivitas Siswa ... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 143 5.2 Saran ... 145

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

UU RI No. 20 Tahun 2003 mendifinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencanan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tinginya (Pindarta, 2013:11).

(6)

2

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya (Hamalik, 2001:57).

Berkenaan dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, khususnya dalam proses pembelajaran, guru mempunya tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses pengembangan peserta didik. Penyampaian materi hanyalah merupakan satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses pengembangan peserta didik (Sutikno, 2014:19).

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna

(meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan–gerakan badan dalam

ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:13).

(7)

mengerjakan. Dalam hal ini, cakupan kebudayaan menjadi sangat luas, seluas hidup manusia. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam, karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya (Endraswara, 2003: 4 dalam Alisjahbana).

Tari sigeh pengunten merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang mengambarkan rasa kegembiraan. Tari ini biasanya digelar pada saat penyambutan tamu atau bisa juga saat resepsi dan upacara selamatan, dengan diiringi musik yang mengekpresikan kehangatan dan kegembiraan dalam penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sigeh pengunten sering kali dilaksanakan dalam upara adat perkawinan (Mustika,2012: 38).

(8)

4

Pendidikan tari merupakan media atau alat ungkap untuk mengembangkan pola pikir, dan motorik anak menuju kearah kedewasaanya. Artinya dalam pendidikan tari bukan hanya mengajarkan teknis gerak semata (Mustika, 2012: 38).

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari dan cara guru mengajar yang lebih baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang seharusnya diterapkan oleh guru. Peranan guru sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran tari di sekolah.

Metode latihan digunakan dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler agar siswa mampu mencapai proses belajar secara efektif. Sehingga apa yang ingin dicapai dalam proses belajar terwujud secara maksimal. Guru mengarahkan dan memberi penjelasan, guru melihat dan guru menilai kinerja siswa sehingga siswa semangat dan terarah saat proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaranya siswa melakukan pengulangan kembali terhadap materi yang telah diberikan oleh guru, sesuai dengan metode latihan maka diharapkan tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.

Pembelajaran tari dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak adalah untuk melatih siswa dalam mengontrol waktu saat proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten. Siswa diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran tari dengan efektif sesuai dalam kegiatan

(9)

proses pembelajaran tari di sekolah, baik bagi guru maupun siswa, disamping itu berupaya untuk mempercepat proses pembelajaran.

Tari sigeh pengunten dipilih karena sebagai simbol penghormatan, ramah tamah kepada tamu dan sebagai tari tradisi Lampung yang mudah dipelajari seperti gerak dasar tari Lampung lainnya. Tari sigeh pengunten merupakan tari tradisional daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Tari ini biasanya dibawakan oleh penari wanita yang berjumlah ganjil, dan ditarikan dalam acara adat perkawinan atau acara-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar program yang pada umumnya merupakan

kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto, 2009:287). Kegiatan

ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler

harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program ekstrakurikuler (DPMK dalam Suryosubroto, 2009:288).

Pembelajaran tari diadakan di ekstrakurikuler agar siswa dan siswi bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler apa yang ingin mereka ikuti. Setelah siswa-siswi memilih minat yang mereka pilih maka dalam proses pembelajaran dalam kegiatan

ekstrakurikuler seni tari, siswa-siswi lebih semangat dalam mengikuti

ekstakurikuler dengan minat yang telah mereka pilih agar dalam peoses

(10)

6

Dilaksanakanya pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 2 Seputih Banyak adalah untuk memberikan pengenalan, pengetahuan, dan pembelajaran tentang jenis tarian daerah Lampung yaitu tari sigeh pengunten yang belum banyak diketahui oleh siswa dan masyarakat pada umumnya. Selain itu untuk memperlihatkan rasa hormat, ramah tamah, saling menghormati dan menghargai kepada tamu yang datang sesuai dengan makna dari tari sigeh pengunten sebagai tari penghormatan atau penyambutan. Hal ini kaitanya dengan filsafah masyarakat Lampung yaitu, piil pesengiri yang terdapat di dalamnya seperti nemui nyimah

yang artinya sikap santun, ramah tamah, menerima, dan menghormati para tamu yang datang.

SMP Negeri 2 Seputih Banyak merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tari sebagai pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah namun, kurang tenaga pengajarnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak ini menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya yaitu seni tari dianggap sebagai materi yang penting dan harus dipahami bagi siswa. Karena dalam tari tidak hanya dituntut dalam pengusaan teori mengenai sejarah dan asal mula tarian tersebut melainkan siswa harus bisa memperagakan ragam gerak tari dalam bentuk yang benar.

(11)

sekitarnya. Secara tidak langgsung mereka juga dapat melestarikan kembali tarian daerah setempat terutama yang ada di daerah Lampung.

Proses pembelajaran tari di sekolah, sering kali siswa mengalami kesulitan dalam memperagakan ragam gerak tari. Karena dalam pembelajaran tari siswa tidak hanya ditutut untuk penguasaan materi secara lisan, akan tetapi siswa juga harus menguasai materi praktik yang tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kali saja. Oleh karena itu pembelajaran tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak, guru mengunakan metode latihan, karena sebagai cara untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap materi pembelajaran tari yang menuntut penguasaan pratik. Hal ini di upayakan agar siswa dapat berlatih dan melakukan pengulangan terhadap materi ragam gerak tari yang dianggap sulit bagi siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan

ektrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah?

2. Bagaimanakah hasil pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan

(12)

8

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan diantarnya:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari sigeh pengunten dalam

kegiatan ektrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah.

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan

ektrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis pada bidang seni budaya, yakni dapat menambah referensi penelitian khususnya di bidang seni tari baik bagi guru dalam pembelajaran tari.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelititian untuk mengetahui keterampilan anak terhadap pembelajaran tari

sigeh pengunten di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

(13)

3. Untuk menambah dan memberikan pengetahuan kepada guru dan mahasiswa pendidikan seni tari dalam meneliti proses pembelajaran tari.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VII-IX yang mengikuti ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di Ruang kelas SMP Negeri 2 Seputih Banyak. 4. Waktu Penelitian

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Maka dari itu diperlukan beberapa literatur buku. Bubu-buku yang digunakan dalam penelitian ini sangat berguna untuk mengarahkan maksud tujuan penulis dalam teori-teori yang digunakan dalam proses penelitian pembelajaran tari sigeh pengunten yang dilakukan di SMP Negeri 2 seputih banyak.

Sutikno dalam bukunya yang berjudul Metode dan Model-model Pembelajaran,

Lombok: Holistoca, 2014. Bahwa menurut John Dewey seorang ahli pendidikan di abab ke-19 di Amerika Serikat. Mengatakan pendidikan itu adalah the general theory of education. Konsep di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filasafat pendidikan progresif yang dianut oleh sebagian besar pendidik di Amerika Serikat. Inti filsafat pragmatis adalah yang mana berguna bagi manusia itu lah yang benar.

Pasaribu dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Nasional Tarsito, 1982. Bahwa Pendidikan dapat ditinjau dari sudut kultur sosiologis dapat dikatakan sebagai alat mewariskan (cultur-overdracht) dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Oleh karena itu dapat pula dikatakan pendidikan bersifat progressip,

(15)

membutuhkan bantuan agar kemungkinan yang terdapat padanya dapat berkembang secara harmonis.

Pendidikan melalui seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk pengetahuan. Proses pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo bahwa, pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya, dari pengertian diatas memiliki implikasi bahwa pendidik seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal. Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) berekspresi. Kedua agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah pikir (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Soeharji dalam Mustika, 2012:29).

2.1 Landasan Teori

(16)

12

tertentu dalam dunia nyata (Gredler, 1994:5). Satu ciri teori yang penting ialah bahwa teori itu “membebaskan penemuan peneliti secara individual dari

kenyataan kesementaraan waktu dan tempat untuk digantikan dengan suatu dunia yang lebih luas” (Mckeachie dalam Gredler, 1994:5).

Untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan menggunakan teori pembelajaran behavioristik dan metode latihan. (Thobroni dan Mustofa, 2011:57). Teori pembelajaran digunakan untuk melihat proses pembelajaran dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang berlangsung dalam 8 (delapan) kali pertemuan saat

penelitian, yang dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Metode pembelajaran cara guru yang digunakan untuk penerapan pembelajaran tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

Teori pembelajaran ini menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dan proses psikologi dalam diri siswa (Thobroni dan Mustofa, 2011:57).

(17)

2.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya (Hamalik, 2001:57).

2.3 Teori Pembelajaran Behavioristik

Teori pembelajaran behavioristik adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat saraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan buah pikiran secara reflek. Reflek adalah gerakan atau reaksi tak sadar yang disebabkan adanya rangsangan dari luar (Thobroni dan Mustofa, 2011:63).. Belajar merupakan akibat adanya rangsangan stimulus dan respon. Amplikasinya dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik siswa, fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia Thobroni dan Mustofa, 2011:64) .

2.4. Metode Latihan

(18)

14

2.5 Komponen-komponen Dasar dalam Pembelajaran.

Dalam proses mengajar dan belajar di sekolah sebagai suatu sistem interaksi maka kita akan dihadapkan pada sejumlah komponen-komponen yang mau tidak mau harus ada. Tanpa adanya komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik (Suryosubroto, 2009:148).

Komponen-komponen yang dimaksud adalah: 1. Tujuan Intruksional

Tujuan intruksional ini yang pertama kali harus dirumuskan. Sebab tanpa adanya tujuan yang jelas, proses interaksi ini berfungsi untuk menetapkan kemanakah tujuan pengajaran itu diarahkan.

2. Bahan Pelajaran (Materi)

Selain tujuan intruksional dirumuskan, harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran, yang sesuai kondisi tingkatan murid yang akan menerima pelajaran. Jelasnya bahan pelajaran merupakan isi dari proses dari interaksi tersebut.

3. Metode dan Alat dalam Interaksi

Komponen ini merupakan alat yang harus dipilih dan dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Komponen ini disebut juga metode dan alat pembantu pengajaran untuk mennunjang terciptanya tujuan.

4. Sarana

(19)

5. Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi ini dilakukan sebab untuk melihat sejauh manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya penilaian atau evaluasi ini merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi.

2.6 Guru

Guru memiliki peranan yang sangat berat dan penting karena guru harus bertanggung jawab atas terbentuknya moral siswa, peranan guru sebagai pendidik, membimbing dan melatih jasmani dan rohani siswanya. Menurut Oemar Hamalik (2001:9) Guru atau tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknik dalam bidang pendidikan.

2.7 Siswa

(20)

16

2.8 Seni Tari

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerakan-gerakan ritmis yang indah (Sudarsono, 2010:17).

Tujuan akhir dari belajar menari adalah memeroleh keterampilan menari. Kriteria keterampilan yang ideal untuk tari tradisi ialah aspek wiraga, wirama dan wirasa. Konsep 3-W (wiraga, wirama, wirasa) ini pada pelaksanaan di suatu momen sangat berperan dalam cara menilai bentuk fisik, kemampuan menguasai irama atau pengiring tari, penghayatan prima terhadap karakter, penghayatan gerak serta olah rasa .

Secara singkat 3-W adalah sebagai berikut:

1. Wiraga

Wiraga adalah keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan

kualitas tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya serta berkesinambungan dan memenuhi standar kualitas penghayatan gerak. Aspek wiraga meliputi:

a. Hafalan, yaitu penari dituntut memiliki daya ingat yang optimal sehingga mampu dan hafal di dalam mengungkapkan keseluruhan perbendaharaan gerak pada tari sigeh pengunten

b. Teknik, adalah ketepatan penari dalam mengungkapkan pola gerak pada tari

sigeh pengunten

(21)

2. Wirama

Wirama menunjukkan penguasaan irama yang sesuai dengan iringan tari dengan

ruang lingkup sebagai berikut:

a. Ketepatan ritmik dari setiap elemen yang selaras dengan iringan.

b. Ketepatan tempo dari setiap gerak tari yang selaras dengan iringan yang digunakan pada tari yang dibawakan.

3. Wirasa

Wirasa dalam arti luwes memperagakan seluruh gerak tari atau menunjukkan

ketepatan teknik atau rasa geraknya. Membawakan tarian dengan karakteristik yang sesuai dengan tarian yang dibawakan sehingga atau karakter yang dibawakan dapat diapresiasi dengan baik oleh apresiator.

2.8.1 Fungsi Tari

secara luas, tari dapat berfungsi bermacam-macam dalam kehidupan manusia yaitu:

1. Berfungsi sebagai sarana dalam upacara adat atau ritual.

2. Berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau untuk pergaulan.

(22)

18

2.9 Tari Sigeh Pengunten

Tari sigeh pengunten adalah untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada tamu atau undangan yang datang. Dapat dikatakan sebuah tarian penyambutan. Tari sigeh pengunten merupakan tari selamat datang atau sekapur

sirih yang mengambarkan rasa kegembiraan. Tari ini biasanya digelar saat

penyambutan tamu atau bisa juga pda saat resepsi dan upacara selamatan, yang diiringi dengan musik yang mengepresikan kehangatan dan kegembiraan dalam penyambutan. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sigeh pengunten sering kali dilaksanakan dalam upacara adat perkawinan masyarakat Lampung (Mustika, 2012: 38). Tari sigeh pengunten salah satu aset budaya Lampung yang selalu dimunculkan dari setiap acara baik lokal, nasional atau pun internasional (39).

2.9.1 Sejarah Tari Sigeh Pengunten

(23)

2.9.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Pengunten

Gerak tari sigeh pengunten merupakan pengulangan dari gerak tari sebelumnya.

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari sigeh pengunten (Mustika, 2012:37)

No Ragam

Gerak Keterangan

1 Lapah

tebeng

Tampak samping dan tampak depan, lapah tebeng

merupakan gerak jalan ke depan dengan kaki kanan terlebih dahulu melangkah. Motif gerak ini digunakan di awal dan akhir tarian

2 Seluang

mudik

Sikap awal motif, seluang mudik merupakan motif gerak dipakai gerak yang dipakai pada pergantian posisi gerak dari berdiri menuju posisi duduk jong simpuh.

3 Sembah Sembah merupakan gerakan menyatukan kedua telapak

tangan dengan posisi di depan dada, seperti hendak bersalaman. Motif gerak ini disertai dengan gerak lain yaitu

jong simpuh, jong ipek yang merupakan transisi dari proses jong simpuh menuju jong silo ratu

4 Ngiyou

bias

Ngiyou bias merupakan motif gerak yang diawali dengan

sikap makuranccang. Motif gerak ini dilakukan di sisi kanan depan dan kiri depan penari dengan tangan melakukan gerak

ukel.

5 Ngerujung Ngerujung merupakan gerak tangan ukel arah diagonal depan

(24)

20

6 Tolak

tebing

Tolak tebing merupakan motif gerak sikap salah satu tangan

diketuk di depan dada, dan tangan lainya diluruskan di samping arah pandangan mengikuti tangan yang lurus ke samping.

7 Mempan

bias

Merupakan gerak berjalan dengan posisi telapak tangan menengadah ke atas sejajar bahu. Motif gerak ini di lakukan tampa adanya penari membawa tepak.

8 Belah hui Merupakan motif gerak dengan kedua pergelangan tangan

melakukan gerak ukel ke arah dalam. Motif gerak ini dilakukan tanpa adanya penari membawa tepak.

9 Lipetto Merupakan motif gerak tangan melakukan ukel sambil

mengubah arah hadap. Sikap badan mendhak, motif ini dilakukan setelah penari pembawa tepak kembali kepanggung dan meletakan tepaknya.

10. Samber

melayang

Merupakan motif gerak dengan kedua tangan digerakan ke depan dengan posisi ditekuk, lalu diayun dianggkat setinggi bahu kemudian diluruskan kesamping kanan dan kiri.

2.9.3 Musik Pengirik Tari Sigeh Pengunten

(25)

mempunyai nada dasar yang baku sebagai patokan untuk membunyikannya, dikarenakan fungsi talo Balak sejak semula tidak dipakai untuk mengiringi musik atau lagu, melainkan sebagai pengiring tari pada peristiwa adat. Akan tetapi bila dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, dapat diketahui bahwa talo Balak masuk dalam kelompok tabuhan bernada pentatonik (5 nada) dengan laras pelok (Mustika, 2009:58).

2.9.4 Busana Dan Aksesoris

Busana tari dan aksesoris yang khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikembangkan agar pemakaian busan tari sigeh pengunten dapat diseragamkan dan memiliki identitas tersendiri.

Tabel 2.2 Busana dan Aksesoris Tari Sigeh Pengunten (Mustika, 2012:61)

No Busana dan Aksesoris Keterangan

1 Siger Dipakai di atas kepala

2 Sanggul Malang Sanggul malang dipasang dikepala yang

dibalut dengan kembang/bunga melati dipasang di atas sanggul

3 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang dipakai dileher

9 Gelang Kano Gelang kano yang dipakai dilengan atas

4 Tanggai Tanggai digunakan sebagai penghias kuku

5 Tapis Kain sarung yang digunakan sebagai rok.

(26)

22

7

Ikat pinggang Kuning

digunakan untuk mengikat pinggang

2.10 Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2009:286)

2.10.1 Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto, 2009:287).

(27)

2.10.2 Tujuan Ekstrakurikuler

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan pisikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

2.10.3 Jenis-Jenis Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti: latihan bola voly, latihan sepak bola, dan sebagainya, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah raga, dan sebagainya (Suryosubroto, 2009:288).

Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: 1. Pramuka sekolah

2. Olah raga dan kesenian

3. Kebersihan dan keamanan sekolah

(28)

24

5. Majalah sekolah 6. Warung/kantin sekolah 7. Usaha kesehatan sekolah

(Nawawi dalam Suryosubroto, 2009:

2.10.4 Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler

Prinsip program ekstrakurikuler adalah (Sutisna dalam Suryosubroto, 2009:291).

1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

2. Kerja sama dalam tim adalah fundamental.

3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. 4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.

8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan logika hipoteka verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berpikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. (Margono, 2010:35).

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang akan dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah metode pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada keadaan sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya(Margono, 2010:35).

Deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan

(30)

26

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Penelitian ini hanya mengamati proses pembelajaran tari di SMP Negeri 2 Seputih banyak, dan mendeskripsikan hasil pembelajaran tari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan yaitu, observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik.

Tabel: 3.1 Rencana Kegiatan

No Pertemuan Rencana Kegiatan

1. Pertemuan Pertama

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu, lapah

tebeng dan seluwang mudik. Dengan menggunakan metode

latihan.

2. Pertemuan Kedua

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu,

sembah, jong simpuh, jong silo ratu, jong ipek, kilat

mundur, samber melayang, dan ngerujung. Dengan

menggunakan metode latihan.

3. Peretmuan Ketiga

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu,

seluang mudik, kilat mundur, ngetir, makkuraccang, ngiyou

bias, gubuh gakhang, dan kenui melayang. Dengan

menggunakan metode latihan.

4. Pertemuan Keempat

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu,

ngerujung level atas, samber melayang, tolak tebeng,

mempan bias, dan belah hui. Dengan menggunakan metode

latihan.

5. Peretemuan Kelima

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu,

lipetto. Dengan menggunakan metode latihan.

(31)

Keenam pembelajaran motif gerak tari sigeh pengunten yaitu, lapah

tebeng hingga lipeto. Dengan menggunakan metode

latihan.

7 Pertemuan Ketujuh

Mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa terkait proses pembelajaran tari sigeh pengunten. Dengan mengunakan metode latihan.

8. Pertemuan Kedelapan

Mengevaluasi proses pembelajaran tari sigeh pengunten.

Dengan menggunakan metode latihan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah guru dan siswa dari kelas VII-IX yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak, serta data observasi, wawancara, dokumentasi dan hasil pembelajaran yang diringkas menjadi sebuah data penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

3.3.1 Observasi

(32)

28

3.3.2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi sekunder terkait dengan obyek penelitian ini. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi lebih lengkap dari informan pangkal, informan kunci, maupun informan tambahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek penelitian ini. Wawancara ini pertama dilakukan untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah, guru seni budaya maupun siswa untuk mendapatkan informasi secara langsung terkait objek penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan saat proses pembelajaran berlansung. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak.

3.4 Instrumen Penelitian

Teknik tes yang berupa pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Untuk mengukur tes praktik gerak tari sigeh pengunten dalam kegiatan

(33)

penilaian hasil belajar siswa yang terdiri dari indikator-indikator wiraga, wirama,

dan wirasa. Instrumen penilaian tari sigeh pengunten sebagai berikut:

3.4.1 Tes Praktik

[image:33.595.117.503.319.757.2]

Tes praktik digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Untuk itu digunakan lembar penilaian idikator (pencapaian) yaitu, wiraga, wirama dan wirasa.

Tabel 3.2 Indikator Belajar Siswa

No Aspek Indikator Skor Skor

Maks

1 Wiraga 1. Siswa mampu memperagakan

ragam gerak tari sigeh pengunten

dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

2. Siswa tidak hafal urutan ragam gerak tari sigeh pengunten dan mengalami kesalahan dan tidak beraturan

3. Siswa memperagakan urutan ragam gerak tari sigeh pengunten akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 ragam gerak

4. Siswa memperagakan urutan ragam gerak tari sigeh pengunten akan tetapi mengalami kesalahan 1-3 kali

5

4

3

2

(34)

30

5. Siswa memperagakan urutan ragam gerak tari sigeh pengunten akan tetapai masih mengalami kesalahan 4-6 kali

1

2 Wirama 1. Siswa memperagakan seluruh

ragam gerak tari sigeh pengunten

dengan ketepatan hitungan dan iringan musik

2. Siswa memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi masih mengalami kesalahan dan tidak sesuai tempo iringan musik yang benar

3. Siswa memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi 1-2 kali tidak sesui dengan iringan musik yang benar

4. Siswa memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi masih mengalami kesalahan 3-5 kali tidak sesuai iringan yang benar

5. Siswa memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi mengalami kesalahan 4-6 kali tidak sesuai tempo dan iringan yang benar sehingga tidak

5

4

3

2

1

(35)

beraturan.

3. Wirasa

1. Siswa tersenyum penuh ekspresi dan percaya diri selama menarikan tari sigeh pengunten tanpa ada kesalahan

2. Siswa tersenyum selama menarikan tari sigeh pengunten akan tetapi masih terlihat kurang percaya diri

3. Siswa menarikan tari sigeh

pengunten dengan tersenyum akan

tetapi di pertengahan terlihat kaku dan kurang percaya diri.

4. Siswa kurang tersenyum dan kurang percaya diri selama menarikan tari

sigeh pengunten

5. Siswa tidak tersenyum dan tidak berekpresi selama menarikan tari

sigeh pengunten

5

4

3

2

1

5

Jumlah 15

Skor Prolehan

Ns = X 100%

(36)

32

[image:36.595.113.507.248.437.2]

Keterangan : Ns = Presentase hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh pengunten. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar tes praktik dengan skor maksimal 15 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan sekala lima, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.3 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase Hasil Belajar Keterangan

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Kurang sekali

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data hasil penelitian tentang aktivitas siswa pada proses pembelajaran tari sigeh pegunten dalam kegiatan

ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Untuk melihat atau mengukur

proses pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa sebagai berikut.

Skor Prolehan

Ns = X 100%

Skor maksimal

(37)

3.4.2. Non Tes

[image:37.595.114.506.251.738.2]

Tehnik non tes digunakan untuk mengamati dan melihat aktivitas siswa secara tidak langsung, pada saat proses pembelajaran tari yang dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Bnyak.

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Jenis Aktivitas Indikator Skor Skor

Maks

1 Visual activities 1. Semua siswa tertib dan

memperhatikan semua penjelasan yang disampaikan guru 2. Siswa ribut dan kurang

memperhatikan penjelasan guru

3. Siswa sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru 3 2 1 3

2 Listening

Activities

1. Semua siswa mendengarkan penjelasan yang

disampaikan guru dengan tertib

2. Siswa kurang

mendengarkan penjelasan guru dan sibuk sendiri 3. Siswa sama sekali tidak

(38)

34

3 Motor

Activities

1. Semua siswa

memperagakan ragam gerak dengan teknik yang benar 2. Siswa kurang baik

memperagakan ragam gerak dengan teknik yang kurang tepat

3. Siswa memperagakan ragam gerak dengan teknik yang salah

3

2

1

3

4 Emosional

activities

1. Semua siswa sangat bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh pengunten

2. beberapa siswa kurang antusias dan bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran tari sigeh pengunten

3. Siswa tidak bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran tari sigeh pengunten.

3

2

1

3

Jumlah 12

Skor Prolehan

Ns = X 100%

(39)

Keterangan : Ns = Persentase aktivitas belajar siswa

[image:39.595.113.504.260.435.2]

Hasil belajar aktivitas siswa diukur dengan menggunakan lembar nontes dengan skor maksimal 12 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan sekala lima, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.5 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase Hasil Belajar Keterangan

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Kurang sekali

3.4.3Aktivitas Guru

[image:39.595.115.513.590.736.2]

Lembar pengamatan aktivitas guru dibuat agar dapat mengetahui, apakah guru melakukan proses pembelajaran dengan baik. Aktivitas guru dapat dilihat dengan memberikan tanda (√) di kolom pertemuan.

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aktivitas Guru Pertemuan

1 2 3 4 5 6 7 8 1

Kegiatan Pendahul uan

Guru membuka pelajaran dan

memeberikan salam

2 1.Guru memberikan apersepsi untuk

siswa

3 2.Guru menyampaikan tujuan belajar 4 Guru memotivasi siswa untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa

(40)

36

6

Kegiatan Inti

Menjelaskan makna dan pengertian tari

sigeh pengunten

7 Memperagakan ragam gerak tari sigeh

pengunten di depan siswa

8 Guru membimbing siswa dalam

melakukan latihan

9 Guru mengatur jalannya proses

pemebelajaran

10 Guru membagi keompok siswa untuk

melakukan latihan

11 Guru memberikan stimulus melalui

video tari

12 Guru melakukan pendekatan dengan

siswa yang belum mengerti materi yang diberikan

13 Guru mencintakan suasana belajar yang aktif

14 Guru memberikan kesempatan untuk

siswa bertanya terkait materi tari

15 Guru merespon pertanyaan siswa 16

Kegiatan Penutup

Guru mengadakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

17 Guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi/evaluasi terhadap proses pembelajaran

18 Guru melakukan evaluasi atau penilaian secara objektif

3.4.4Indikator Siswa Menggunakan Metode Latihan

(41)
[image:41.595.116.511.94.745.2]

Tabel 3.7 Indikator Siswa Menggunakan Metode Latihan

No Aspek Indikator Skor Skor

Maks

1. Pengulangan 1. Siswa mampu memperagakan

seluruh motif gerak tari sigeh

pengunten yang diberikan secara

berulang-ulang.

2. Siswa mampu memperagakan 1- 8 motif gerak tari sigeh

pengunten yang diberikan secara

berulang-ulang.

3. Siswa mampu memperagakan 1- 6 motif gerak tari sigeh

pengunten yang diberikan secara

berulang-ulang.

4. Siswa mampu memperagakan 1- 4 motif gerak tari sigeh

pengunten yang diberikan secara

berulang-ulang.

5. Siswa tidak mampu

memperagakan motif gerak tari

sigeh pengunten yang diberikan

secara berulang-ulang.

5

4

3

2

1

5

2. Hafalan 1. Siswa mampu menghafal1-8

ragam gerak tari sigeh pengunten, dalam waktu 35 menit.

(42)

38

2. Siswa mampu menghafal 1- 6 ragam gerak tari sigeh pengunten

dalam waktu 35 menit.

3. Siswa mampu menghafal 1- 5 ragam gerak tari sigeh pengunten

dalam waktu 35 menit.

4. Siswa mampu menghafal 1- 4 ragam gerak tari sigeh pengunten

dalam waktu 35 menit.

5. Siswa tidak mampu menghafal ragam gerak tari sigeh pengunten

dalam waktu 35 menit.

4

3

2

1

3. ketrampilan 1. Siswa mampu menarikan seluruh

ragam gerak tari sigeh pengunten

secara baik dan benar.

2. Siswa mampu menarikan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi mengalami kesalahan

3. Siswa mampu menarikan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 ragam gerak.

4. Siswa mampu menarikan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten

akan tetapi mengalami kesalahan 5

4

3

2

(43)

3-4 ragam gerak.

5. Siswa tidak mampu menarikan seluruh ragam gerak tari sigeh

pengunten secara baik dan benar.

1

Jumlah 15

Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar tes praktik mengunakan metode latihan dengan skor maksimal 15 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan sekala lima, yaitu sebagai berikut.

Skor Prolehan

Ns = X 100%

Skor maksimal

[image:43.595.113.512.83.230.2]

Keterangan : Ns = Presentase hasil belajar siswa pada pembelajaran tari Sigeh Pengunten.

Tabel 3.8 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase Hasil Belajar Keterangan

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

(44)

40

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah salah satu tahapan lanjutan, yang memproses seluruh data yang telah tersedia, yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, pencatatan, perekaman, dokumen, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah dalam menganalisis data sebagai berikut:

1. Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran tari sigeh pengunten

dengan menggunakan metode latihan.

2. Menganalisis hasil tes yang di analisis menggunakan lembar tes pengamatan tes praktik

3. Memberi nilai dari hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus presentasi sebagai berikut.

Nilai siswa= (Skor Siswa/Skor Maksimum) x 100%

4. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai dianalisis

5. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada observasi, dokumentasi hasil tes praktik serta aktivitas siswa.

skor siswa

NS X Skor Ideal % Skor maksimal

6. Menentukan nilai hasil tes kemampuan siswa yang diakumulasikan dan menilai aktivitas siswa kemudian di nilai menggunakan tolak ukur sebagai berikut:

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(46)

144

pertemuan guru melakukan evaluasi dan penilaian. Pada saat pembelajaran guru membantu siswa dalam melakukan latihan, namun disini masih kurangnya pendekatan untuk siswa yang masih kurang percaya diri dan bermalas-malasan saat melakukan latihan.

Kedua, pembelajaran menggunakan metode latihan pada tari sigeh pengunten.

Dapat membantu guru dalam melatih kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran tari. Siswa dapat berlatih melakukan pengulangan dari setiap gerak yang ada dalam tari dan berlatih secara individu maupun berkelompok sehingga siswa mampu mencapai tujuan belajar yang maksimal. Pembelajaran tari di kelas menggunakan metode latihan dianggap tepat. Karena sesuai dengan pembelajaran tari yang menuntut penguasaan praktik. Dalam tari tidak bisa di pelajari hanya dengan satu atau dua kali saja. Melainkan harus dilakukan pengulangan atau latihan secara intensif dari setiap gerak hingga siswa mampu dan terbiasa menarikanya. Pada pembelajaran tari sigeh pengunten siswa harus mampu melakukan pengulangan dari setiap gerak yang diberikan. Mampu menghafal diluar kepala dan mempunyai ketrampilan menarikan tari sigeh pengunten. Pembelajaran selama delapan kali pertemuan dilihat dari pengamatan hasil menggunakan metode latihan memperoleh nilai rata-rata 69%, berada pada kriteria cukup.

Ketiga, hasil pembelajaran tari sigeh pengunten pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Menunjukkan nilai siswa rata-rata sudah mampu memperagakan ragam gerak tari sigeh

pengunten secara keseluruhan dengan cukup. Ditinjau dari hasil tes praktik

(47)

tergolong dalam kriteria cukup. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari sigeh pengunten pada siswa dengan menggunakan metode latihan menunjukan bahwa pada aspek Visual Activities memperoleh kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata 92. Pada aspek Listening Activities mendapatkan kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata 85. Pada aspek Motor Activities

memperoleh kriteria cukup dengan nilai rata-rata 62, dan pada aspek Emosional

Activites memperoleh kriteria baik dengan nilai rata-rata 80. Dari penjelelasan di

atas dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan aktivitas siswa mendapat nilai pembulatan sehingga memperoleh nilai rata-rata 79 dengan kriteria baik .

5.2 Saran

Saran untuk kepentingan penelitian penulis menyarankan sebagai berikut:

Pertama, bagi guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode latihan cukup baik, akan tetapi perlu pendekatan yang lebih untuk siswa yang di bawah rata-rata. Metode latihan digunanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau

intrakurikuler tari di sekolah dengan cara latihan melalui kebiasaan-kebiasaan. Melakukan pengulangan dari setiap gerak sehingga siswa dapat terbiasa memperagakan materi tari yang telah diberikan. Agar lebih efektif saat proses pembelajaran seni tari atau bidang ilmu lainnya.

(48)

146

sistem yang kurang canggih menghambat aktivitas dalam proses pembelajaran dan tempat latihan yang kurang luas sehingga mengganggu proses latihan.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodelogi Penelitian Kebudayaan. Yokyakarta: Gajah Mada University Prees.

Hadi, Sumandio. 2007. Kajian Tari teks dan kontesk. Jakarta: Pustaka Book Publisher.

Margono, S. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik dan Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Aura.

. 2012. Tari Bedayo Tulang Bawang. Yogyakarta: Lingkar Utara.

. 2013. Tari Muli Siger. Bandar Lampung: Aura.

Pasaribu. 1982. Pendidikan Nasional. Tarsito.

Pindarta, Made. 2013. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar-Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudarsono. 2010. Tari-Tarian Indonesia 1. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-mModel Pembelajara. Lombok: Holistica

Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar-

Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

(50)

T M &M A. 2011. Belajar dan Pembelajaran, (Pengembangan Wacana dan

Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional). Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Gambar

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari sigeh pengunten
Tabel 2.2 Busana dan Aksesoris Tari Sigeh Pengunten
Tabel 3.2 Indikator Belajar Siswa
Tabel 3.3 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala
+5

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti memilih SMP Negeri 26 Bandar Lampung karena di SMP tersebut pada kegiatan ekstrakurikuler tari nya yaitu tari bedana, di SMP Negeri 26 Bandar Lampung ini tidak

Dari hasil penelitian diketahui (1) Pola sebaran SMP/sederajat di Kecamatan Seputih Banyak adalah acak (2) Jarak rata-rata SMP/Sederajat dari pemukiman penduduk

Hasil proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah rata-rata dari seluruh

.Tahap awal proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung yaitu siswa diminta untuk memperhatikan ketika guru

Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase

penggunaan pemanfaatan olah tubuh terhadap hasil pembelajaran tari sigeh penguten di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

TABEL HASIL WAWANCARA Fokus 3 Faktor Penghambat Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Siswa di SMP Negeri 2 Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh gaya mengajar guru terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PAI kelas VII SMP Ma’arif 09 Seputih Banyak Lampung