• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi DIri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi DIri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Agustina Permatasari NIM : 1112015000062

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi, Konsentrasi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh antara pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif. Teknik pengambilan sampel menggunakan convience sampling karena peneliti memilih responden yang memenuhi persyaratan sesuai dengan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Dari 70 kuesioner yang disebar, terdapat 70 kuesioner kembali dengan tingkat pengembaliannya 100% dan penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien pendidikan kewirausahaan dengan nilai signifikan sebesar 0,002 jadi lebih kecil dari nilai probabilitas yaitu 0,05 sehingga berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha ,koefisien efikasi diri dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dimana lebih kecil daripada nilai probabilitas yaitu 0,05 sehingga berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri secara simultan sebesar 46,930 ditujukan dalam kolom F dengan nilai signifikan 0,000 dimana lebih kecil daripada nilai probabilitas yaitu 0,05 sehingga dua variabel tersebut berpengaruh terhadap minat berwirausaha artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

(7)

ii

Education and Self-Efficacy Toward Entrepreneurial Intent UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Students”. Undergraduate Thesis, Economic Concentration, Social Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The objective of this study is to analyze the influence entreprenuership education and self-efficacy toward entrepreneurial intent UIN Syarif Hidayatullah Jakarta students. This research applies quantitative approach. The technique of sample taking used in this study is convience sampling because researcher selected respondents conform the requiretment in accordance with the object of reseach. This research uses questionnaire as its tool. Among the 70 questionnaire are distributed, 70 were returned back or in other words, approximately 100% of the total amount of the distributed ones. The research are tested through Multiple Linier Regression Analysis.

The results of the study show that coefficient entrepreneurship education with significants value is 0,002 smaller than probablility value with the result that has positive impact on entrepeneurial intent significantly. Coefficient Self-efficacy with significants value is0,000 smaller than probability with the results that has positive impact on entrepreneurial intent significantly. Based on multiple linier regression analysis, entrepreneurship education and self-efficacy have positive impact on entrepreneurial intent simultaneously and significantly then Ha accepted and Ho rejected.

(8)

iii

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan muslimah yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan skripsi ini membahas mengenai “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak, penulis menyadari bahwa keberhasilan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS 3. Bapak Syarifullah, M.Si Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS 4. Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. H. Nurochim, M.M dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi.

(9)

iv

dalam pembuatan surat-surat dan sertifikat.

8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta pinjaman literatur yang dibutuhkan.

9. Keluarga UINPreneurs yang telah membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan serta mengizinkan untuk melakukan penelitian. 10.Keluarga tercinta Ayahanda Luki Suharto, Ibunda Sihati yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang yang tak terhingga dan memberikan moril dan materiil yang tak terkira kepada penulis. Kakakku tercinta Desy Bangkit Arihati yang selalu mendoakan penulis, membantu penulis selama perkuliahan dan selalu memberikan semangat, kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. Adik kecil ku tersayang Muhammad Malikul Ammar yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar mimpi dan cita-cita.

11.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2012 terutama sahabat seperjuangan Nenda Muslihah, Cut Aja Muliasari, Ismah, Fildzah Octaviani, Iis Mawati, Nurhikmalasari, Herawari Suherli, Dede Tiara R, Hani Pertiwi, Nurwidi Oktaria terimakasih atas waktu yang kalian luangkan selama perkuliahan yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka dan memberikan doa, dukungan serta motivasi kepada penulis, semoga kita masih bisa bersama dan menjaga silahturahmi karena Tuhan. Amin.

(10)

v

Sosial yang tak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam setiap kegiatan di kampus dan memberi semangat penulis dalam menyusun skripsi.

14.Seluruh kawan-kawan perjuangan, kakak-kakak dan adik-adik di Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cab. Ciputat, Rahma Sari, Agita Surya Pertiwi, Ajeng Eka, Irfan Ma’ruf, Ijal Rosikhul Ilmi, kak Zikri, kak Tanto, kak Akmal, kak Deni Tokici, Rendy Chaniago dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas tularan semangat kepada penulis dalam bidang pers dan telah menemani proses perjuangan penulis selama perkuliahan dan organisasi.

15.Seluruh teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di HMI Cabang Ciputat, Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) HMI Cab. Ciputat, Komisariat Tarbiyah HMI Cab. Ciputat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mengajarkan dan memberikan pengalaman penulis dalam berproses di organisasi dan memberikan semangat penulis dalam menyusun skripsi.

16.Seluruh kakak-kakak pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cab. Ciputat 2015-2016, pengurus Badan Koordinasi Pengurus Besar HMI Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Bakornas PB HMI LAPMI) 2015-2017 dan kawan-kawan Progeni 11 Unit Kegiatan Mahasiswa Musik Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (UKM Musik RIAK) yang telah mengajarkan berproses dalam organisasi dan memberikan semangat dalam menyusun skripsi penulis.

(11)

vi cita-cita penulis.

19.Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungannya.

Demikianlah pengantar dari penulis terlepas dari segala kekurangan yang ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersipat membangun demi kesempurnaan penulis selanjutnya.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermohon, semoga segala bantuan dari berbagai pihak yang tersebut diatas dibalas oleh-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

Jakarta, 29 September 2016 Penulis

(12)

vii

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ...12

1. Kewirausahaan ...12

a. Pendidikan Kewirausahaan ...16

2. Minat ...19

a. Minat Berwirausaha ... ...20

3. Efikasi Diri ...22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...25

C. Kerangka Berpikir ...27

D. Hipotesis Penelitian ...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...30

B. Metode dan Desain Penelitian ...30

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...31

(13)

viii

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...37

1. Jenis dan Sumber data ...37

2. Teknik Pengumpulan Data ...37

G. Teknik Analisis Data...38

1. Uji Asumsi Klasik ... 38

2. Uji Regresi Linier Berganda ... 39

H. Hipotesis Statistik ...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrpsi data ...41

1. Gambaran Umum UINPreneurs ...41

a. Profil UINPeneurs ...41

b. Visi dan Misi UINPreneurs ...42

2. Karakter Responden ...43

a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...43

b. Data Responden Berdasarkan Usia ...44

c. Data Responden Berdasarkan Fakultas ...45

d. Distribusi Frekuensi dan Level Skor Variabel ...46

B. Pengujian Persayaratan Analisis dan Penguiian Hipotesis ...69

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...69

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Pendidikan Kewirausahaan (X1) ...70

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Efikasi Diri (X2) ...71

c. Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Berwirausaha ...72

2. Uji Asumsi Klasik ...73

a. Uji Normalitas ...73

b. Uji Multikolinearitas ...74

c. Uji Heteroskedastis ...76

d. Uji Determinasi (R2) ...78

(14)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...84

B. Implikasi ...85

C. Saran ...85

DAFTAR PUSTAKA ...86

(15)

x

Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2013-2015 .... 2

Tabel 1.2 Daftar Jurusan Yang Mendapatkan Mata Kuliah Kewirausahaan atau Entrepreneursip ... 3

Tabel 1.3 Jumlah Anggota Komunitas UINPreneurs ... 8

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ... 25

Tabel 3.1 Waktu Penyelesaian Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan ... 48

Tabel 4.2 Statistik Variabel Pendidikan Kewirausahaan ... 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 1) ... 49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 2) ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 1) ... 50

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 2) ... 51

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 1) ... 52

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 2) ... 52

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 1) ... 53

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Pendidikan Kewirausahaan (Pernyataan 2) ... 54

Tabel 4.11 Level Skor Variabel Efikasi Diri ... 54

(16)

xi

(17)

xii

Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Minat

Berwirausaha (Pernyataan 9) ... 67

Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Minat Berwirausaha (Pernyataan 10) ... 68

Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Minat Berwirausaha (Pernyataan 11) ... 68

Tabel 4.34 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Minat Berwirausaha (Pernyataan 12) ... 69

Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Level Kategori Skor Variabel Minat Berwirausaha (Pernyataan 13) ... 70

Tabel 4.36 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Pendidikan Kewirausahaan) ... 71

Tabel 4.37 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitsa Variabel X2 (Efikasi Diri) ... 72

Tabel 4.38 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitsa Variabel Y (Minat Berwirausaha) ... 73

Tabel 4.39 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

Tabel 4.40 Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Ketentuan Tolerance ... 76

Tabel 4.41 Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Ketentuan VIF ... 77

Tabel 4.42 Kriteria Uji Multikolinearitas ... 77

Tabel 4.43 Hasil Uji Koefiesiensi Determinasi (R2) Pada Penelitan Regresi Berganda ... 79

Tabel 4.44 Hasil Uji t Pada Regresi Berganda ... 79

(18)

xiv

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 29

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 45

Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas ... 46

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan P-Plot ... 74

Gambar 4.5 Hasil Residu Standar Menggunakan Histogram ... 75

(19)

xiv

Lampiran 2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 93

Lampiran 3 Distribusi Frekuensi Data ... 97

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 99

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis ... 101

Lampiran 6 Rekap Hasil Kuesioner Responden (Minat Berwirausaha) ... 102

Lampiran 7 Rekap Hasil Kuesioner Responden (Pendidikan Kewirausahaan) . 104 Lampiran 8 Rekap Hasil Kuesioner Responden (Efikasi Diri) ... 106

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melambatnya roda pergerakan perekonomian di Indonesia mempengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia. Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi setiap negara. Selama beberapa dekade terakhir, angka pengangguran semakin meningkat. Krisis di tahun 1998 ikut menyumbang angka pengangguran di Indonesia.

Dunia kerja makin menjadi sempit, sementara masyarakat membutuhkan kerja semakin meningkat. Pengangguran yang disebabkan oleh ketiadaan lapangan kerja menjadi tanggungan pemerintah dan masyarakat industri. Banyak hal yang harus dibenahi untuk menciptakan kemandirian didalam tubuh masyarakat.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa turut menyumbangkan angka pengangguran di Indonesia karena mahasiswa merupakan calon angkatan kerja yang belum pasti mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan atau keinginan mereka.

(21)

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

Menurut Pendidikan Tertinggi yang di Tamatkan (%), 2013-2015

Sumber : Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) No. 47/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015

Mereka yang lulus dari perguruan tinggi umumnya semakin sulit mendapakan pekerjaan sehingga keadaan seperti ini menimbulkan masalah pengangguran yang berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Sementara minat berwirausaha masih sangat rendah termasuk pada lulusan peguruan tinggi. Pada umumnya lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja dibandingkan dengan pencipta lapangan kerja.

Lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi yang lebih fokus menyiapkan mahasiswanya cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jurusannya bukan menyiapkan mahasiswanya menjadi lulusan yang siap menciptakan pekerjaan.

(22)

tinggi menganggur yaitu kurikulum yang belum memperkenalkan sisi kewirausahaan. Dikarenakan kewirausahaan masih dianggap bukan sebagai tujuan utama dalam dunia pendidikan. Padahal dunia pendidikan sangatlah penting untuk menumbuhkan sifat semangat kewirausaaan. Dunia pendidikan seharusnya jangan hanya mengedepankan teori melainkan juga peng-aplikasiannya.

Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak semua jurusan di setiap fakultas mendapatkan mata kuliah kewirausahaan. Dilihat dari tabel 1.2 yang berisi daftar jurusan yang mendapatkan mata kuliah kewirausahaan atau entrepreneurship.

Tabel 1.2

Daftar Jurusan Yang Mendapatkan Mata Kuliah Kewirausahaan atau

Entrepreneurship

No Fakultas Jurusan Semester

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan

Pendidikan Agama Islam VII

2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial III

3. Manajemen Pendidikan V

4. Pendidikan Biologi VII

5. Pendidikan Fisika VI

6. Pendidikan Kimia VI

7. Fakultas Syariah dan

9. Muamalat (Kosentrasi ZISWAF) V

10. Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

Jurnalistik VI

11. Manajemen Dakwah IV

(23)

13. Fakultas Ekonomi dan

18. Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan

Kesehatan Masyarakat (Peminatan Kesehatan Lingkungan)

VI

Sumber : Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa hanya 18 Jurusan yang mendapatkan mata kuliah kewirausahaan atau entrepereneurship. Sedangkan Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Psikologi tidak ada jurusan yang mendapatkan mata kuliah kewirausahaan.

Dengan cara berwirausaha merupakan alternatif pilihan untuk mengatasi pengangguran. Rano mengemukakan wirausaha merupakan salah satu pendukung menentukan maju mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri dan jika seseorang mempunyai kemampuan dan keinginan serta siap untuk berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun perusahaan lain untuk mendapatkan pekerjaan.1 Kontribusi yang dapat diberikan seorang wirausaha kepada Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja, berinovasi dalam produk dan proses.

Kewirausahaan merupakan proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan ini dihasilkan oleh individu yang memiliki risiko utama

1 Rano Aditia Putra, “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk

(24)

dalam hal modal, waktu dan komitmen karir atau menyediakan nilai bagi beberapa produk dan jasa.2

Menurut Robert D.Hisrich yang menjadi pengertian dasar dalam buku nya mengatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”.3

Dengan kata lain berkewirausahaan adalah proses dinamis atau penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, atau komitmen karier atau penyediaan nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.

Robert D. Hisrich et al. mendefinisikan melalui tiga pendekatan, diantaranya:

1. Pendekatan ekonom, entrepreneur adalah orang yang membawa sumber-sumber tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, dan juga seseorang yang memperkenalkan perolehan inovasi atau pembaharuan dan suatu order/tatanan atau tata dunia baru.

2. Pendekatan psikolog, entrepreneur adalah betul-betul seorang yang digerakkan secara khas oleh kekuatan tertentu kegiatan untuk menghasilkan dan mencapai sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan atau mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang lain.

3. Pendekatan pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebinis yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pada pebisnis lain sesama entrepreneur muncul sebagai sekutu atau mitra, sebuah sumber penawaran, seorang pelanggan, atau seseorang yang menciptakan

2

Robert C. Ronstadt dalam Robert D. Hisrich; Michael P. Peters; Dean A. Shepherd, Entrepreneurship, (Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 7), hal.9

3

(25)

kekayaan bagi orang lain, juga menemukan jalan yang lebih baik agar memanfaatkan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan dan menghasilkan lapangan kerja baru bagi orang lain yang dengan senang hati untuk menjalankannya. 4

Salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan di sebuah negara terletak pada peranan perguruan tinggi melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan.5 Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik mahasiswanya serta memberikan motivasi sehungga mereka berani untuk berwirausaha. Pendidikan membuat wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa memilih, dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter, intelektual serta peningkatan6.

Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsana. Di dalam pedidikan kewirausahaan diperlihatkan diantaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.

Dengan adanya pendidikan kewirausahaan menjadi sangat diperlukan terlebih dilapangan banyak wirausaha yang masih rendah dalam kemampuan mengelola usahanya. Sehingga melalui pendidikan kewirausahaan diharapkanmampu meningkatkan kemampuan dan sikap berwirausahanya.

Minat berwirausaha menurut Fuadi adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi.7 Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan

4

Ibid, hal. 9

5

Suharti L & Sirine H, “Faktor-Faktor PengaruhTerhadap Niat Kewirausahaan (Studi Lapangan Mahasiswa Universitas Kristen Satya Kencana Salatiga)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2 September 2012, hal. 125

6

Rosmiati, Donny T, & Munawar, “Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 17 No. 1, Maret 2015, hal. 22

7 Fuadi, Iski Fadli, “Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja

(26)

seseorang untuk bekerja mandiri (self employed) atau menjalankan usahanya sendiri (Rosmiati, Donny, Munawar).8

Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri sangat berpengaruh terutama dalam aspek pengetahuan diri karena efikasi diri mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan individu. Efikasi diri sebagai indikator kepercayaan diri akan menimbulkan sikap merasa mampu akan mendirikan usaha baru dan kemampuan mengelola usaha. Pendidikan kewirausahaan telah diketahui meningkatkan kemampuan diri wirausaha.9

Mahasiswa UIN yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan, pada sebagian kecil yaitu 6 dari 10 mahasiswa mengatakan bahwa tidak memiliki minat unuk berwirausaha ditambah pengajar mata kuliah pendidikan kewirausahaan kurang memberikan motivasi untuk minat berwirausaha, mereka hanya menuntut mahasiswa nya paham dengan apa yang mereka jelaskan dan mempraktekannya hanya untuk memenuhi syarat sks saja. Sehingga mempengaruhi kemampuan dirinya dalam menghadapi situasi yang dihadapi yang lebih luas dan bervariasi.

Gagal dalam berwirausaha menjadi salah satu kurangnya keyakinan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menjalani kewirausahaan. Dengan kurangnya keyakinan tersebut akan berdampak dengan kesulitan dalam menjalani usahanya. Keyakinan yang kurang terhadap usaha yang dijalani tergantung pemahaman kemampuan dirinya terhadap situasi yang dihadapinya ketika menjalankan usaha.

Komunitas UINPreneurs merupakan komunitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang memiliki wirausaha, tercatat sekitar 77 orang yang tergabung menjadi anggota nya. Hal ini dpat ditujukan dari data awal penerimaan anggota komunitas UINPreneurs pada tabel 1.3.

8

Rosmiati, Donny T, & Munawar, op.cit, hal. 23

9 Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J.. “Fostering Entrepreneurship among

(27)

Tabel 1.3

Jumlah Anggota Komunitas UINPreneurs

NO Fakultas Jumlah

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

22 orang

2. Fakultas Adab dan Humaniora

7 orang

3. Fakultas Syariah dan Hukum 10 orang

4. Fakultas Ushuludin dan Filsafat

2 orang

5. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

14 orang

6. Fakultas Sains dan Teknologi 12 orang

7. Fakultas Dirasat Islamiyah 1 orang

8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 8 orang

9. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

1 orang

TOTAL 77 orang

Sumber : Laporan penerimaan anggota Komunitas UINPreneurs, 10 Januari 2015

(28)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikasikan masalah sebagai berikut:

1. Tingkat pengangguran yang disebabkan kurangnya lapangan kerja yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat industri.

2. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam tingkat pengangguran terbuka jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2015 adalah 5,34 persen dibanding dengan bulan Februari 2014.

3. Lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja dibandingkan pencipta kerja.

4. Minat berwirausaha mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah masih rendah. 5. Pengajar mata kuliah pendidikan kewirausahaan masih belum memotivasi

mahasiswa untuk berwirausaha.

6. Kurangnya efikasi diri mempengaruhi minat berwirausaha.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi pendorong pertumbuhan kewirausahaan.

2. Seseorang yang mempunyai kemampuan dan keinginan serta siap untuk berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

(29)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut

1. Apakah terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha?

2. Apakah terdapat pengaruh positif antara efikasi diri wirausaha terhadap minat berwirausaha?

3. Apakah terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

2. Mengetahui pengaruh efikasi diri wirausaha terhadap minat berwirausaha. 3. Mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap

minat berwirausaha.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan konsep dengan memperluas kajian dalam ilmu kewirausahaan.

b. Sebagai referensi bagi berbagai pihak dalam melakukan penelitian tentang kewirausahaan.

(30)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Instansi

Mengetahui pentingnya kewirausahaan bagi mahasiswa baik dengan mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan dan membuat seminar-seminar motivasi kewirausahaan.

b. Bagi Dosen

Para dosen mengetahui pentingnya pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya bagi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.

c. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai pengaruh pendidikan kewirusahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha.

d. Bagi Peneliti

(31)

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTES

IS

A.

Deskripsi Teoritik

1. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari istilah-istilah ekonomi bahasa perancis pada abad ke 17 dan 18. Dalam bahasa perancis diartikan seseorang yang menjalankan proses pemakaman yang berarti seseorang yang menjalankan proyek atau aktivitas yang penting. Pada abad ke 20 seorang ekononom Schumpeter mengatakan bahwa entrepreneur adalah agen perubahan dalam bidang ekonomi, yaitu dengan cara membuka pasar baru dan menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang baru sehingga para entrepreneur mengubah ekonomi menjadi maju.1

Pada tahun 1970 di Indonesia konsep kewirausahaan atau wiraswasta mendapat dukungan pemerintah. Dan konsep ini berkembang cepat sampai memasuki tahun Pelita III. Dan pada tahun ini perlu dikembangkan untuk menumbuhkan wiraswasta yang berkompeten.2

Menurut Suryana menyatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.”3

Menurutnya kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti:

1. Pengembangan teknologi 2. Penemuan pengetahuan ilmiah

3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada

1

Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 11-12

2

Ibid, hal. 13

3

(32)

4. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.4

Dengan adanya cara-cara baru seperti diatas dapat menambah kemampuan dalam mengelola sumber daya dengan cara yang baru untuk menciptakan nilai tambah dalam mencari peluang.

Menurut Robert D. Hisrich mengatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan-kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu dan komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa.” 5

Dengan kata lain menciptakan inovasi baru dan berani mengambil resiko yang diambil dengan melihat waktu dan juga dengan melihat penyediaan barang dan jasa dapat dikatakan sebagai kewirausahaan.

Robert D. Hisrich mendefinisikan entrepreneurship berdasarkan tiga pendekatan dari ekonom, psikolog dan pebisnis, diantaranya:

1. Pendekatan ekonom, entrepreneur adalah orang yang membawa sumber-sumber daya tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya dan juga seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi dan suatu order/tatanan atau tata dunia baru.

2. Pendekatan psikolog, entrepreneur adalah betul-betul seorang yang digerakkan secara khas oleh kekuatan tertentu kegiatan untuk menghasilkan atau mencapai sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan atau mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang lain.

3. Pendekatan seorang pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebisnis yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pebisnis lain sesama entrepreneur mungkin sebagai sekutu atau mitra, sebuah sumber penawaran, seorang pelanggan atau seseorang yang menciptakan kekayaan bagi orang lain juga menemukan jalan yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan dan menghasilkan lapangan pekerjaan baru orang lain yang dengan senang hati untuk menjalankannya.6

(33)

Menurut Peter F. Ducker mengatakan bahwa, “Kewirusahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dapat diartikan seorang wirausahawan ialah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dengan yang lain atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya.”7

Sedangkan menurut Zimmerer mengartikan, “Kewirausahan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Artinya untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi.”8

Kewirausahaan memiliki aliran-aliran yaitu:

1. Neo klasik, dimana setiap individu dalam sebuah organisasi tidak diperhitungkan lebih diutamakan individu yang masukkedalam sistem dan berinteraksi antara satu sama lain sampai menghasilkan output yang diharapkan,

2. Schumpeter’s, dalam aliran ini lebih dipengaruhi oleh peran dan kontribusi dari entrepreneur tersebut dalam suatu organisasi bisnis sehingga menghasilkan output yang diharapkan.

3. Austrian School, diterangkan bahwa entrepreneur harus memiliki informasi yang akurat terhadap suatu peluang, dimana informasi tersebut dapat dilakukan kombinasi dan outsorching sumberdaya untuk melakukan eksekusi terhadap informasi tersebut.

4. Kirzerian Entrepeneur, dijelaskan bahwa setiap entrepreneur harus memilliki ilmu pengetahuan, sesuatu yang masih abu-abu akan terlihat jelas dimata entrepreneur. 9

7

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal 20

8

Ibid.

9

(34)

Terdapat beberapa unsur pokok entrepreneurship yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Kemampuan (IQ & Skill)

Kemampuan harus dimiliki oleh seorang entrepreur, baik itu kemampuan intelektual dan skill (keterampilan).

b. Keberanian (EQ & Mental)

Tidak smua orang memiliki keberanian dan mental yang kuat. Dalam entrepreneurship mensyaratkan secara mutlak adanya keberanian dan kekuatan mental.

c. Keteguhan Hati (Motivasi Diri)

Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang. Dan inilah yang melahirkan semangat seorang wirausaha.

d. Kreativitas

Ada tiga komponen dalam kreativitas yaitu pengetahuan teknis, motivasi dan creative thinking skill. 10

Wirausaha dapat diartikan orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko yang berarti bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.11

Seorang wirausahawan dalam pemikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapa memberikan keuntungan. Jiwa wirausaha tidak memiliki istilah rugi dalam kamusnya selama orang tersebut melakukan usaha dengan penuh keberanian dan juga penuh perhitungan.12

Beberapa faktor motivasional yang mempengaruhi intensi wirausaha salah satunya adalah efikasi diri dan persepsi atas keinginan. Selain dua faktor tersebut, faktor-faktor pembentuk jiwa wirausaha diantaranya

10

Ali, Herni ; Fazin, Hamam, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 84

11

Kasmir, op.cit, hal. 19

12

(35)

pendidikan, nilai pribadi, usia serta pengalaman bekerja. Pendidikan seseorang terbukti penting dalam mencapai kesuksesan usaha dengan pendidikan seseorang mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam usahanya.13

a. Pendidikan Kewirausahaan

Entrepreuneurship haruslah bisa menjadi disiplin ilmu tersendiri melalui pendidikan. Menurut Musa Asy’ari melalui pendidikaan Islam pembudayaan entreprenuership harus dilakukan yaitu untuk memperkenalkan kemasan fiqih yang bermuatan pemberdayaan ekonomi sebagai bagian kewajiban menjalankan syaria Islam dan perlu adanya pusat-pusat pelatihan dan pemberdayaan wirausaha yang diselenggarakan secara berkelanjutan.14

Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen yang terpisah dari ilmu-ilmu yang lain, disebutkan:

1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dn makmur.15

Menurut Lo Choi Tung menyatakan bahwa, “Pendidikan kewirausahaan adalah proses transmisi pengetahuan dan keterampilan

13

Slamet, Franky; Hetty Karunia Tunjungsari; Mei Le, Dasar-dasar kewirausahaan: Teori & Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014), hal. 7

14

Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 31

15

(36)

kewirausahaan kepada siswa untuk membantu mereka dalam memanfaatkan peluang bisnis.”16

Selain itu Hood and Young dalam Lo Choi Tung, menurutnya, “Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk mengajarkan siswa dalam memulai dan mengoperasikan bisnis baru agar berhasil dan menguntungkan sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.”17

Dari pengertian diatas menurut para tokoh dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan program pendidikkan yang menggarap aspek kewirausahaan yang bertujuan mengajarkan anak dalam mengoperasikan bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi.

Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan juga diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya.

Dalam buku milik Suryana, dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara, misalnya di Belanda dikenal dengan “ondernemer” dan Jerman dikenal dengan “unternehmer”. Kemudian pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan, sejak tahun 1970-an, banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan, manajemen usaha kecil, atau manajemen usaha baru. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan

16

Lo Choi Tung, The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Engineering Students, (Cityu University of Hong Kong, 2011), hal 36

17

(37)

kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu.18

Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di bidang industri, kemudian berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat.

Terdapat hal lain yang juga mendorong untuk minat berwirausaha adalah dengan memunculkan figur-figur yang bias menjadi role model dalam pendidikan kewirausahaan. 19 Sementara itu menurut Kuratko dalam penelitian Wardoyo mengatakan bahwa “partisipasi semua pihak dalam pendidikan kewirausahaan akan meningkatkan minat berwirausaha”.

Di Indonesia sendiri ada beberapa universitas yang mmeiliki slogan entrepeneurship seperti Universitas Ciputra (Surabaya) yang memiliki visi dan misi untuk menciptkan entrepreneur kelas dunia. Sehingga memiliki program sudi seperti Bisnis Kuliner, Sistem Informasi Bisnis, Bisnis desain Fashion dan juga International Hospitality and Tourism Business dengan harapan lulusan Universitas Ciputra bisa menjadi entrepreneur yang handal di bidangnya masing-masing. Selain Universitas Ciputra yaitu Prasetya Mulya Business School (Tangerang Selatan) dimana universitas ini hanya fokus kepada progam studi bidang ekonomi dan bisnis saja. Dan setiap tahunnya Prasetya Mulya Business School mengadakan kegiatan bernama Entrepreneur Day dengan konsep pameran bisnis dan produk karya para mahasiswa.20

Pendidikan kewirausahaan tidak hanya melalui disiplin ilmu melainkan juga berasal dari kursus dan pengalaman akademik. Menurut Zhao

18

Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal. 10

19

Wardoyo, Pengaruh Pendidikan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis II 2012, (Jakarta; Universitas Tarumanegara), 2012, hal. 7

20

(38)

et al pendidikan semacam itu sebagai tingkat mahasiswa diartikan telah dipelajari mengenai empat keahlian penting yang dibutuhkan, yaitu:

1. Mengenali peluang-peluang bisnis baru. 2. Mengevaluasi peluang-peluang.

3. Memulai sebuah bisnis.

4. Kewirausahaan Organisasional.21

Dan Ellen A.Drost et al menghipotesiskan bahwa semakin tinggi persepsi bahwa keahlian-keahlian tersebut sebenarnya telah dipelajari, maka semakin besar minat untuk berwirausaha.

Adapun perlunya pendidikan kewirausahaan di Indonesia menurut R. Djatmiko Danuhadimedjo adalah:

1. Untuk mengembangkan, memupuk dan membina bibit atau bakat pengusaha sehingga bibit tersebut lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang mukhahir.

2. Untuk memberikan kesempatan kepada setiap manusia supaya sedapat mungkin dan menumbuhkan kepribadian wirausaha.

3. Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif, meningkatkan daya saing dan daya juang.

4. Dengan demikian apabila kepribadian wirausaha kita miliki, maka negara kita yang sedang berkembang ini akan dapat menyusul ketinggalan atau menyamai negara yang sudah maju.

5. Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif dalam memanfaatkan waktu dan faktor-faktor modal yang dimiliki tradisional pribumi.

2. Minat

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang minat namun mereka mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Salah satu para ahli yang

21Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J.. “

(39)

merumuskan minat adalah Pintrich dan Schunk yang mengartikan minat menjadi tiga yaitu (1) minat pribadi, yang berasal dari sifat pribadi dan karakteristik individu yang relatif stabil yang biasanya diartikan langsung pada beberapa aktivitas seperti perasaan yang senang menyukai aktivitas, (2) minat situasi, minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, (3) minat psikologi, yaitu minat yang perpaduan antara minat pribadi dengan situasi.

Minat merupakan perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.22 Sehingga pada dasarnya minat adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berada di luar dirinya sendiri. Dan di ekspresikan melalui pernyataan atau sikap yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki ketertarikan pada suatu obyek dibanding dengan obyek lainnya. Seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu akan menaruh perhatian yang lebih besar dibandingkan obyek lainnya

a. Minat Berwirausaha

Menurut Fuadi mengatakan bahwa, “Minat bewirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi.”23

Minat adalah seperangkat mental yang terdiri dari suatu campuran persaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan.

Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri (self employed) atau menjalankan usahanya sendiri (Rosmiati, Donny, Munawar).24

22

Purwanto, Diktat Pengantar Kewirausahaan,(FISE, UNY, 2006), hal. 17

23Fuadi, Iski Fadli, “Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja

Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal”. Jurnal PTM Vol 9, Desember 2009, hal 93

24

(40)

Dalam penelitian Ellen A. Drost and Stephen J.J McGuire yang berjudul Fostering Entrepreneurship Among Finnish Business Students : Antecendents of Entrepreneurial Intent and Implications for Entrepreneurship Education terdapat tiga dimensi dalam minat berwirausaha, yaitu:

a. Umum

b. Pertumbuhan tinggi c. Gaya hidup25

Minat berwirausaha umum diartikan sebagai minat seseorang untuk memulai usaha miliknya sendiri dimana keinginan ini juga otomatis didorong untuk harapan mendapatkan keuntungan ekonomi. Minat berwirausaha yang kedua berkaitan dengan minat seseorang untuk memulai usahanya dan secara besar harapannya untuk membesarkannya mungkin menjadi pemimpin industri, bisnis internasional atau perusahaan publik. Minat bewirausaha yang ketiga yaitu minat untuk memulai usaha untuk mendapatkan otonomi dan sebuah gaya hidup tertentu, mereka cenderung mencari otonomi dan gaya hidup tertentu seperti melakukan apa yang mereka sukai tanpa adanya keinginan untuk investasi cepat kembali dan juga tanpa adanya keinginan untuk pertumbuhan tinggi.

Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya.

Menurut Lambing dan Kuehl, hasil penelitian terbaru menunjukan ada empat hal yang mempengaruhi keputusan berwirausaha yaitu diri pribadi, lingkungan budaya, kondisi sosial, dan kombinasi dari ketiganya. Menurut Hisrich dan Alma, faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan pendidikan, kepribadian seseorang dan lingkungan keluarga.

25

(41)

Minat berwirausaha adalah motivasi yang mendorong seseorang yang terlahir dengan penuh kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, membuat keputusan yang sesuai dengan peluang yang ada dengan berani mengambil resiko dalam menjalani usaha agar memperoleh keuntungan yang lebih besar dan meraih kesuksesan.

3. Efikasi Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri sangat berpengaruh terutama dalam aspek pengetahuan diri karena efikasi diri mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan individu.

Bandura mengartikan efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.26 Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratan.

Bandura mengatakan bahwa efikasi diri wirausaha telah secara konsisten ditujukan sebagai sebuah variabel penjelas untuk mengapa orang-orang yang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan bertahan dalam usaha-usaha mereka untuk menyukseskannya.27

Bandura menyarankan bahwa kepercayaan diri akan kemampuan kita di domain manapun berasal dari empat sumber yaitu, pengalaman-pengalaman menguasai suatu tugas, permodelan, perkusi sosial dan penilaian mengenai keadaan-keadaan psikologis seseorang. 28 Efikasi diri sebagai indikator kepercayaan diri akan menimbulkan sikap merasa mampu akan mendirikan usaha baru dan kemampuan mengelola usaha.

26

Brown dan Inouge dalam A. Bandura, sel efficacy: The Exercise of control, (New York: W. H. Freemand and Company, 1997), hal. 21

27

Ibid, hal. 350

28

(42)

Zhao et al menemukan bahwa kemampuan diri wirausaha memprediksi minat berwirausaha diantara 256 mahasiswa MBA. Bandura menyarankan bahwa kepercayaan diri akan kemampuan kita di domain dari empat sumber, yaitu:29

1. Pengalaman menguasai suatu tugas. 2. Permodelan.

3. Perkusi sosial.

4. Penilaian menguasai keadaan-keadaan psikologis seseorang.

Pengalaman-pengalaman menguasai tugas secara langsung terkait dengan program pendidikan yang efektif, pengalaman mungkin didapatkan di tempat kerja sebagai seorang wirausaha, magang dan pelatihan (Wilson et al). Pendidikan kewirausahaan telah diketahui meningkatkan kemampuan diri wirausaha (Wilson et al; Cooper dan Lucas; Zhao et al)30.

Salah satu tokoh pengusaha yang sukses di Indonesia adalah Alm. Bob Sadino yang memiliki efikasi diri yang tinggi tanpa mendapatkan pendidikan kewirausahaan sehingga hingga saat ini bisnis nya dalam bidang pangan dan peternakan berkembang maju pesat. Bob Sadino bersama istrinya banyak mengalami cobaan ketika melakukan usaha, beliau percaya bhawa setiap langkah sukses selalu diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Baginya, kelemahan banyak orang ialah karena terlalu banyak mikir dalam membuat sebuah rencana sehingga tidak segera melangkah, menurutnya yang terpenting adalah sebuah tindakan.31

Menurut Bandura, setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda yang dinyatakan dalam tiga dimensi, yaitu:

a. Tingkat (level)

Pada dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan setiap individu dalam melakukan sesuatu hal. Dimensi ini memilki implikasi terhadap

29Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J.. “

Fostering Entrepreneurship among Finnish Business Students: Antecendents of Entrepreneurial Intent and Implications for Entrepreneuship Education”, International Review of Entrepreneurship. 2011, hal.8

30

Ibid.

31

(43)

pemilihan tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya dan akan menghindari hal yang diluar kemampuannya

b. Kekuatan (Strenght)

Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan seorang individu terhadap kemampuannya. Dan dimensi ini berkaitan dengan dimensi level taraf kesulitan tugas.

c. Generalisasi (geneality)

Berkaitan dengan luasnya bidang tingkah laku yag mana setiap individu merasa yakin akan kemampuannya. Dan setiap individu merasa yakin terhadap kemampuan dirinya. 32

Dalam keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri mampu mengerjakan tugasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri menjadi penentu kebehasilan dalam perfomasi yang akan datang dan kemudian menjadi fakor yang yang ditentukan pola keberhasilan atau kegagalan perfomasi yang penah dialami.33 Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri menurut Bandura antara lain:

a. Sifat tugas yang dihadapi. Jenis tugas tertentu menuntut kinerja yang lebih sulit dan berat daripada situasi tugas yang lain

b. Insentif eksternal. Persuasi diberikan orang lain untuk merefleksikan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas

c. Status individu dalam lingkungan derajat sosial seseorang. Mempengaruhi penghargaan dari orang lain dan rasa percaya dirinya

d. Informasi tentang kemampuan dirinya. Efikasi diri seseorang akan meningkat atau menurun jika ia mendapat informasi positif atau negatif tentang dirinya.34

32

Albert Bandura, Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change, Psychological Review, 1997, Vol. 84, No. 2, hal. 194

33

Azwar, S, Efikasi Diri dan Prestasi Belajar Statistik Pada Mahasiswa, Jurnal Psikologi, No. I , hal. 56

34

(44)
(45)
(46)

Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta

Berwirausaha resiko dan materi

Berdasarkan dari definisi dalam landasan teori dan juga berdasarkan penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini yang berjudul Fostering Entrepreneurship Among Finnish Business Students : Antecendents of

(47)

dimana keahlian-keahlian tersebut apabila dipelajari maka semakin besar minat berwirausaha. Dan efikasi diri sebagai indikator kepercayan diri memiliki empat faktor yaitu sifat tugas yang dihadapi, insentif eksternal, Status individu dalam lingkungan dan informasi tentang kemampuan sendiri. Berikut gambar kerangka pemikiran yang dijadikan dasar pemikiran dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara yang masih lemah kebenarannya dan perlu dilakukan pembuktian terhadap dugaan tersebut. Adapun hipotesis yang diajukan menurut kerangka berfikir tersebut adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan dengan minat berwirausaha

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan dengan minat berwirausaha

(48)

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh positif antara efikasi diri dengan minat berwirausaha

Ha2 : Terdapat pengaruh positif pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri dengan minat berwirausaha

(49)

30 A.

Tempat

dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kampus 1 dan kampus 2. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan terhitung dari bulan Februari sampai Oktober 2016, dengan pembagian waktu dalam penyusunan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penyelesaian Penelitian

No Tanggal Keterangan

1. Februari 2016 Penyelesaian Bab I

2. Maret 2016 Penyelesaian Bab II

3. April 2016 Penyelesaian Bab II

4. Mei 2016 Penyelesaian Bab III

5. Juni 2016 Penyelesaian Bab III

6. Juli 2016 Menyusun Instrumen Kuesioner

7. Agustus 2016 Mengumpulkan data dan pengolahan data 8. September 2016 Penyelesaian Bab IV dan V

9. Oktober 2016 Sidang Akhir

B. Metode dan Desain Penelitian

(50)

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. 1 Dengan menggunakan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisi regresi linier berganda.

Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan hubungan satu variabel bebas dengan satu variabel bebas yaitu Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi diri (variabel bebas) dan Minat Berwirausaha (variabel terikat).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sampel merupakan bagian yang berguna bagi tujuan penelitian populasi dan aspek-aspeknya. Sample adalah bagian populasi yang diambil untuk diteliti. Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara teknik Convenience Sampling yaitu responden yang dipilih oleh peneliti disebabkan karena mereka yang memenuhi persyaratan sesuai dengan objek penelitian, dimana teknik ini sampelnya bisa memberikan informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis. 3 Dalam penelitian ini yang menjadi sample adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang tergabung dalam UINPreneurs berjumlah 70 responden dengan asumsi mendapatkan pendidikan kewirausahaan melalui disiplin ilmu (akademik) maupun kursus dan seminar dan juga telah memiliki usaha.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 8

2

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 1, hal.101

3

(51)

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi nilai ataupun mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi.4 Di dalam penelitin ini terdapat tiga variabel yaitu:

1. Minat Berwirausaha 2. Pendidikan Kewirausahaan 3. Efikasi Diri

Dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 Variabel yaitu 1. Variabel Dependen (Y)

Variabel ini dalam bahasa lainnya disebut variabel terkait. Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.5 Sehingga variabel dependen dalam penelitian ini yaitu minat berwirausaha.

2. Variabel Independen (X)

Variabel ini dalam bahasa lain nya disebut variabel bebas, dimana variabel ini mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan dan atau timbulnya variabel dependen.6 Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

a. Pendidikan Kewirausahaan (X1) b. Efikasi Diri (X2)

1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional pada variabel-variabel dalam, penelitian ini adalah : a. Minat berwirausaha adalah keinginan seseorang untuk memulai

usahanya sendiri tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi. b. Pendidikan kewirausahaan adalah proses transfer pengetahuan tentang

kewirausahaan untuk membantu dalam memanfaatkan peluang bisnis dan pendidikan kewirausahaan tidak hanya didapat di kelas (disiplin

4

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Peneltian Pendidikan, (Ciputat : Islamic Research Publishing, 2009), Cet. Ke 1, hal. 75

5

John Creswell, Riset Pendidikan (terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Edisi V, hal. 238

6

(52)

ilmu) melainkan juga berasal dari kursus, seminar-seminar ataupun pengalaman akademik.

c. Efikasi diri adalah keyakinan akan kemampuan diri untuk melakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa kuesioner. Instrumen yang digunakan adala daftar pertanyaan pada lembar angket yang akan dibagikan kepada anggota UINpreneurs.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala likert. Skala pengukuran sendiri merupakan kesepakatan yang digunkana dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.7 Pengukuran skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 8 Skala likert dengan alternatif jawaban yang disesuaikan dengan masing-masing kuesioner.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator Sumber Skala

Pengukuran

1. Minat

Berwirausaha

Umum Seberapa tertarik

dengan kegiatan ini

mendirikan usaha yang pertumbuhannya tinggi

7

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 133

8

(53)

Memperoleh dan akan terkenal secara internasional

Membuka usaha yang

akan nanti akan

terdaftar di bursa efek

(54)

3. Efikasi Diri Sifat tugas yang dihadapi

Bandura (1997) Skala Likert 1 – 5 Status individu dalam lingkungan

Informasi tentang kemampuan sendiri

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebuah penelitian harus di validitas terlebih dahulu sehingga dapat dipercaya. Dengan kata lain instrumen yang valid dapat digunakan untuk mengukur apa yang harusnya diukur.9 Tidak hanya valid atau tidak, suatu instrumen harus reliabel bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,akanmenghasilkan data yang sama.10

Dalam menguji validitas instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara construct validity dan content validity. Di dalam penelitian ini, menguji validitas dengan cara menganalisis faktor consruct validity, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan faktor total, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen memiliki validitas konstruksi yang baik.11 Berikut rumus validitas:

9

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 133

10

Ibid.

11

(55)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Banyaknya subyek

x = Jumlah nilai setiap butir soal ∑y = Jumlah nilai total

xy = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan software program Stastical Program For Sosial Sains (SPSS) 21 for windows yang dapat menghasilkan ukuran valid tidaknya suatu instrumen penelitian. Kriteria sebuah instrumen dapat dinyatakan valid apabila rxy lebih besar daripada rtabel dan

sebaliknya apabila rxy lebih kecil dari rtabel, maka intrumen dikatakan tidak valid.

Dan bagi item yang tidak valid maka peneliti menggunakan teknik content validity dengan para ahli.

Uji reliabilitas yaitu suatu cara untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten dengan rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalampenelitian ini yaitu Alpha Cronbach, yang merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengkur sikap atau perilaku.

(56)

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari: a. Data primer

Data ini diperoleh melalui pengukuran minat berwirausaha, pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap subyek penelitian.

b. Data sekunder

Data ini berupa informasi tambahan yang diperlukan peneliti seperti bahan olahan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Studi Literatur (Library Research)

Studi literatur dilakukan dengan mempelajari dan mencari data, serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan, melalui buku-buku, literatur-literatur yang ada di perpustakaan sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan

b. Field Research

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data ini salah satunya didapatkan dari lapangan, maka penulis menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu:

1. Angket

Angket diberikan kepada subyek penelitian dan diambil kembali oleh peneliti, angket yang diberikan bersifat tertutup yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan.

2. Studi Dokumenter

(57)

G. Teknik Analisis Data

Menggunakan analisis data kuantitatif sebagai bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklarifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu. Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis regresi berganda.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian yang digunakan untuk memperoleh hasil yang tidak bias dengan sebutan BLUE (Blue Linier Unbiased Estimator). BLUE dicapai bila memenuhi Uji Asumsi Klasik. Berikut asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

a. UjiNormalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti disribusi normal. Jika terjadi pelanggaran asumsi ini, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

b. Uji Multikolinearitas

Dilakukan untuk menguji apakah terjadi hubungan atau keterkaitan antar variabel independennya. Hal ini dijelaskan dalam persamaan VIF = I/Tolerance. 12 Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainnya. Batas yang dipakai untuk menunjukkan adanya bebas dari multikolinearitias dengan nilai tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan VIF > 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamtan ke pengamatan lain.13 Ada dua cara uji heteroskedastisitas yaitu dengan metode grafik dan metode statistik.

12

R. Gunawan Sudamarto,Statistik Terapan Berbasis Komputer Ddengan Program IBM SPSS 19, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hal. 224

13

(58)

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ e

Metode grafik biasanya dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Sedangkan metode statistik dapat dilakukan dengan Uji Park, Ui Glejser, UjiWhite, Uji Spearman’s Rank Correlation, Uji Goldfeld Quandt dan Uji Breusch-Pagan-Godfrey.

d. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Uji R2 untuk mengukur seberapa jauh variabel beda dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antaranol dan satu. Apabila nilai R2 kecil diartikan terbatasnya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.

2. Uji Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini variabel bebas mencangkup pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri sedangkan variabel terikatnya adalah minat berwirausaha. Model persamaan regresi terdapat pada variabel minat berwirausaha (Y), pendidikan kewirausahaan (X1), dan efikasi diri (X2). Adapun model penelitiannya sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Variabel terikat, yaitu minat berwirausaha a = Konstanta

X1 = Variabel bebas 1, yaitu pendidikan kewirausahaan X2 = Variabel bebas 2, yaitu efikasi diri

b1 = Koefisien garis regresi variabel 1 b2 = Koefisien garis regresi variabel 2 e = error

Pengujian hipotesis parsial dan simultasn dengan menggunakan:

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Relevan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Waktu Penyelesaian Penelitian
tabel-tabel tertentu. Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh efikasi diri berwirausaha mahasiswa terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat berwirausaha mahasiswa ?, apakah ada pengaruh positif dan

Judul : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Efikasi Diri dan Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

menyatakan efikasi diri berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama efikasi diri dan motivasi berwirausaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada

Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Independen : Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga Dependen: Minat Berwirausaha Regresi Linier

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi pula minat berwirausaha difabel, sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah