KEUNGGULAN BERSAING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
SITI KADARWATI NIM: 206046103880
KONSENTRASI PERBANKAN SYAR’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
v
Siti Kadarwati. NIM 206046103880. “STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435/2014 + 79 halaman + lampiran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Analitis Deskriptif dan pendekatan dokumen yang bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini dilakukan ke BMT Al-Munawwarah Pamulang dan BMT Al-Fath IKMI Ciputat. Teknik yang digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode Analisis yang digunakan Deskriptif Analitis dan Deskriptif Kualitatif.
Dari hasil penelitian ini yang penulis temukan ialah: Pertama, Pola pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sama-sama mengembangkan fitur produk baru dan mengembangkan variasi mutu. Kedua, Strategi pengembangan produk sama-sama dengan cara modifikasi bauran produk, perluasan lini produk (pengembangan produk baru dan lama yang sudah ada), dan diversifikasi produk (inovasi produk). Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga meningkatkan citra manfaat. Ketiga, aspek kompetitif advantages sama-sama memberikan pelayanan yang terbaik, atribut barang sesuai dengan kehendak mitra/nasabah, memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan mitra/nasabah, Produk terbaik di pasar, memasarkan produk baru paling cepat, lokasi yang strategis. Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga memberikan harga jual paling murah.
Kata Kunci : Strategi, Pengembangan Produk, BMT, Keunggulan Bersaing.
Dosen Pembimbing : Afwan Faizin, MA.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puja dan puji syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala rahmat, taufik, hidayah dan
ridho-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan dan petunjuk yang tiada
batasnya kepada seluruh umatnya, termasuk kepada penulis yang hingga akhirnya
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita
curahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga,
sahabat, dan bahkan umatnya seluruh dunia hingga akhir zaman. Insya Allah dan
mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu kedalam umatnya. Semoga dengan
membaca shalawat beliau kita dapat memperoleh syafaatnya di hari kiamat nanti.
Aamiin.
Penulis bersyukur setelah proses yang panjang dan melelahkan yang sarat
akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limpahan kasih dan sayang-Nya,
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi
Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI
Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1
(S1) pada jurusan Muamalat Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan
vii
menerima saran dan kritik dari semua pihak.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing, dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal
hingga selesai skripsi ini. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada:
1. Bpk. Dr. H.J.M Muslimin, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah Dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bpk. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH., Ketua Jurusan Muamalat
(Ekonomi Islam), Bpk. Mu’min Rouf, MA. Selaku Sekretaris Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam), serta staff-staff di Program Studi
Muamalat.
3. Bpk. Afwan Faizin, MA, Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa
membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya
kepada penulis untuk memberikan masukan-masukannya, dan
mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan disisi Allah
SWT.
5. Seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
viii
kerjasamanya dalam memberikan pelayanan terbaik dalam pengumpulan
materi skripsi yang diperlukan.
6. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Munawwarah
terutama kepada Ibu. Sumirah Almisani selaku Manager Operasional,
yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik
permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Fath IKMI terutama
kepada Bpk.Suryadi selaku Kepala Bagian Operasional, yang telah banyak
membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan data
maupun wawancara yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Alm. Maghfur dan Ibu Rochmanah, atas
segala do’a, pengorbanan, pengertian, ribuan kasih saying dan cintanya
yang tidak terbatas, serta keringat dan cucuran air mata yang telah banyak
mengalir. Tiada kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda serta selalu
menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis. Ini
mungkin bukan apa-apa bagi Ibunda dan Ayahanda, tetapi ini adalah
karena jasa-jasamu, semua adalah berkat do’amu dan tanpa Ibunda dan
Ayahanda penulis bukanlah siapa-siapa.
9. Kakak-kakakku tersayang Mbak Rofah, Mbak Isti, Mbak Um, Mas Ruh,
Mas Kon, Mas Yok, Mas Ragil, Mas Wid, Mbak Sari, Mbak Kholif, serta
adik-adikku tersayang Mohammad Sodikin dan Mohammad Sobirin, yang
ix
10.Para keponakanku yang manis dan lucu yang selalu menemani dan
menghibur penulis setiap waktu.
11.Buat yang aku sayangi mas Risun, yang selalu menemani dan memberikan
dukungan, semangat serta do’anya kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak atas semuanya.
12.Buat sahabat-sahabat terbaikku, Yuni, Mugi, Zee, Rida, Rosma, Ima, Iis
Mulyadi, Fajar, Jamrudin, Ocha, Kurnia, Adang, Andre, Daus, Sofy, Rini,
Kodrat, Arif, Anang, Nadia, Yulia, Nana, mas Adi dan mas Awang yang
selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi dalam keadaan suka,
senang, sedih, dan duka. Serta selalu memberikan dukungan, semangat,
dan motivasi agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
do’anya, semoga Allah SWT selalu memberikan segala sesuatu yang
terbaik dan terindah.
13.Teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006,
khususnya PS C ekstensi yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu,
yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda, dan tawa selama
menjalani perkuliahan. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur
oleh waktu dan tetap abadi hingga akhir kelak.
14.Dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis menyadari tentu masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan pada skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik
x
dari semua pihak yang membacanya sangat penulis harapkan untuk
menuju, mendekati dan membangun kesempurnaan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi semua pihak,
serta berguna untuk kebaikan. Semoga karya ini dicatat sebagai amal baik.
Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Jakarta, 11 September 2014
xi
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii
LEMBAR PERYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Review Studi Terdahulu ... 6
E. Kerangka Konsep dan Kerangka Teori ... 7
F. Metodologi Penelitian ... 8
G. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II LANDASAN TEORI A. BMT ... 16
1. Sejarah BMT ... 16
xii
2. Produk Dan Jasa BMT ... 19
B. Strategi Produk ... 22
1. Strategi Produk Pada BMT ... 22
2. Pengembangan Produk ... 27
3. Strategi Pengembangan Produk ... 30
C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) ... 31
1. Pengertian Keunggulan Bersaing ... 31
2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT ... 33
3. Indikator Keunggulan Bersaing ... 34
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing ... 35
5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan Bersaing.... 36
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI A. Profil BMT Al-Munawwarah ... 39
B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah ... 45
C. Profil BMT Al-Fath IKMI ... 46
D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI ... 50
[image:12.595.104.526.99.690.2]xiii
2. BMT Al-Fath IKMI ... 55
B. Analisis Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan
Oleh BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI
Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ... 61
1. Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Munawwarah Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing ... 61
2.Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing ... 64
C. Aspek Kompetitif Advantages Pada BMT ... 68
1. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Munawwarah Dalam Membangun Keunggulan
Bersaing... 68
2. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Fath IKMI Dalam Membangun Keunggulan
Bersaing ... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 72
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 77
1 A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk mu’amalat pun kian bervariasi. Berbagai bentuk kegiatan usaha manusia dalam memperoleh rezeki
dan penghasilan pun banyak ragamnya. Dengan berpegang teguh pada al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad segala bentuk kegiatan mu’malat modernitas tersebut dapat disesuaikan dengan koridor syari’ah.
Kegiatan mu’amalat inilah yang menjadi motor perbankan. Dimana kegiatan
perbankan menjadi salah satu tolak ukur sehatnya perekonomian kita.
Menjamurnya lembaga keuangan syari’ah yang ditandai dengan bermunculnya
bank-bank syari’ah maupun lembaga keuangan syari’ah lainnya membuat pasar bisnis perbankan kian ramai. Persaingan pun semakin ketat. Terlebih-lebih pada
bank syari’ah sebab bank syari’ah tak hanya bersaing dengan bank konvensional,
namunjuga dengan sesama bank syari’ah. Agar dapat eksis dan tetap menjaga citra positif di mata nasabah bank harus mengoptimalkan peranannya sebagai
lembaga intermediasi. Yang kegiataan utamanya adalah pemberian kredit atau
pembiayaan.1
Melihat kondisi riil masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat
hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya
lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak
1
2
punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak
menguntungkan bagi masyarakat kecil.
Pengembangan produk baru memerlukan strategi yang tepat bersama-sama
dengan aspek pendukungnya, seperti manusia, infrastruktur, budaya, dan inovasi
yang berkelanjutan. Untuk mampu bertahan di pasar, perusahaan senantiasa
berusaha dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan
menciptakan produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan
infrastruktur yang sama atau berbeda, membutuhkan keterampilan baru,
meluncurkan produk efisien untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan
produk yang tergolong mudah tetapi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai salah satu
lembaga keuangan syariah yang harus mampu bersaing (fastabiqul khoirot), terutama dengan lembaga keuangan lainnya maupun bank syariah ataupun
konvensional yang sudah mempunyai nama dan sudah benefit di bidang
keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. Melihat
perkembangan lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai
salah satu alternatif lembaga keuangan mikro (BMT Al-Munawwarah dan BMT
Al-Fath IKMI) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang memberikan
solusi dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan ataupun jasa
yang mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI mempunyai pasar yang cukup potensial
karena terletak di wilayah Pamulang, memudahkan BMT Al-Munawwarah dan
BMT Al-Fath IKMI dalam menarik minat para mitra untuk mau bergabung
strategis BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI tetap harus mampu
untuk menciptakan produk-produk unggulan yang layak dan dapat dengan mudah
diterima masyarakat, itu semua dikarenakan persaingan usaha di sektor perbankan
sangat ketat belum lagi persaingan itu datang dari lembaga nonperbankan. Selain
itu, kemunculan para rentenir yang begitu banyak dan sangat kreatif dalam
menarik nasabah dengan memberikan pinjaman begitu mudah kepada nasabah
tanpa syarat yang merepotkan bagi nasabah membuat BMT Al-Munawwarah dan
BMT Al-Fath IKMI harus lebih teliti lagi dalam membaca peluang sekecil
apapun. Serta BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI juga harus bisa
memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah untuk menciptakan produk-produk
yang mudah diterima para calon nasabah dan mengembangkan produk-produk
yang sudah ada agar lebih menarik dan lebih baik lagi sehingga dapat
meningkatkan keunggulan bersaing bagi BMT Munawwarah dan BMT
Al-Fath IKMI.
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI perlu diteliti karena jika
dilihat pada BMT Al-Munawwarah strategi dan cara pengembangan produknya
berbeda dengan strategi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI. Pada
BMT Al-Munawwarah memang memiliki omset yang sangat baik dan besar,
namun BMT Al-Munawwarah hanya memiliki beberapa cabang di sekitar
Pamulang dan BSD. Sedangkan pada BMT Al-Fath IKMI juga memiliki omset
yang sangatbaik dan besar, akan tetapi BMT Al-Fath sudah memiliki banyak
cabang dimana-mana. Kedua BMT tersebut letaknya memang sama-sama sangat
Al-4
Munawwarah letaknya di Pamulang, yang memudahkan kedua BMT tersebut
untuk menarik minat nasabah/mitra untuk melakukan transaksi pembiayaan di
BMT tersebut. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI memang
mempunyai pasar yang cukup potensial serta memiliki strategi-strategi
pengembangan yang berbeda.
Maka dari itu, saya tertarik untuk mengetahui, meneliti, membahas,
membandingkan serta menganalisis strategi-strategi apa saja yang di gunakan oleh
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan
produk-produknya agar tetap bertahan dan unggul dalam bersaing. Inilah yang menjadi
landasan penulis untuk mengangkat tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul
”STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH
DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN
BERSAING”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulisan skripsi ini mengacu pada beberapa masalah yang saling
berkaitan sebagaimana telah diuraikan di atas. Agar pembahasan masalah yang
akan di kaji tidak meluas, maka pembatasan masalah penulisan skripsi ini hanya
menitikberatkan kepada Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah
Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
2. Perumusan Masalah
Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan
danBMT Al-Fath IKMI?
2. Bagaimana strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI
dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang
dipasarkan?
3. Bagaimana perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di
atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang pola pengembangan strategi BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang strategi BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan
keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan.
3. Untuk mengetahui tentang perbandingan aspek kompetitif advantages
pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan
6
bagaimana BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI
mempunyai strategi pengembangan produk yang bermutu dan
berkualitas dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.
2. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah yangperlu
diadakan perbaikan dan pembenahan serta kualitas produk, khususnya
bagi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam
memberikan pelayanan.
3. Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan
Usaha Kecil dan Menengah dalam mengoptimalkan dana pinjaman.
Serta mampu memberikan informasi dan gambaran tentang
produk-produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
4. Mampu membandingkan antara strategi pengembangan produk pada
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
D. Review Studi Dahulu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini
tampaknya masih kurang mendapat perhatian dari para peneliti, untuk tidak
mengatakan belum pernah diteliti sama sekali. Adapun penelitian yang sudah
pernah di bahas mengenai:
1. Suhaeti, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi
“Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syari’ah (BMI,
BMI, BSM dan DKI Syari’ah.
2. Sufian Nur, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi
“Strategi Keunggulan Bersaing Franchise Syari’ah CV. Cinta Umiku”.
Penelitian ini membahas tentang analisis strategi keunggulan bersaing
franchise syariah CV. Cinta Umiku, dengan sistem usaha yang
berdasarkan syari’ah.
3. Irwan Siska, Jurusan Muamalat Perbankan Fakultas Syari’ah Dan Hukum
UIN Syari’ah Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 dengan judul “Strategi
Pemasaran BMT Melalui Media Internet (Studi Pada BMT Al-Fath, BMT
Berkah Madani, BMT Cengkareng Syari’ah Mandiri)”. Penelitian ini
membahas tentang analisa strategi pemasaran BMT Al-Fath, BMT Berkah
Madani, dan BMT Cengkareng Mandiri melalui media internet dengan
menggunakan analisis SWOT.
Adapun perbedaan skripsi ini dengan skripsi-skripsi di atas adalah
penulisan skripsi ini lebih menitikberatkan pada perbandingan bagaimana
strategipengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan
BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing.
E. Kerangka Konsep Dan Kerangka Teori
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Strategi
pengembangan pada produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath
8
dengan menerapkan strategi-strategi yang baik dan tepat guna
meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap mampu bertahan di pasaran
lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah. 2. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini tentunya mengacu
pada teori-teori yang menyangkut pada istilah Baitul Maal berasal dari
bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal berarti rumah untuk
mengumpulkan atau menyimpan harta. Strategi yang berasal dari kata
Yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Pengembangan Produk (product
development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk / jasa saat ini. Pengembangan
produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Penelitian Deskriptif dan Analitis. Metode Deskriptif adalah jenis penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap objek yang diteliti.2 Dalam hal ini, Penelitian Deskriptif
menggambarkan tentang strategi pengembangan produk dalam meningkatkan
keunggulan bersaing yang dilakukan oleh BMT Munawwarah dan BMT
Al-Fath IKMI. Sedangkan Penelitian Analitis merupakan penelitian yang ditujukan
2
tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang
akan datang.3 Dari kedua metode penelitian tersebut, data yang berupa kata-kata,
hasil wawancara, catatan lapangan dan arsip-arsip dokumen resmi dari lembaga
terkait akan dikumpulkan, disusun, diolah dan dianalisis serta dijelaskan sesuai
dengan apa adanya. Data yang diperoleh dan diperiksa kembali demi tercapainya
kesesuaian dari apa yang diteliti.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif
Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi
yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam
penelitian ini melakukan penelitian langsung pada BMT Al-Munawwarah dan
BMT Al-Fath IKMI dalam rangka mengetahui perbandingan strategi
pengembangan produk yang dilaksanakan dalam meningkatkan keunggulan
bersaing. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan dokumen (content analisys) yaitu melaksanakan pengumpulan data dan informasi melalui arsip dan
dokumen. Metode Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif seperti ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari
orang-orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan settingan dan
individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subyek penelitian baik
berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang
terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bahan dari suatu
3
10
keseluruhan.4 Yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi
dari orang yang terlibat dalam objek, dalam hal ini adalah pihak yang berwenang
dalam menangani strategi pengembangan produk dalam meningkatkan
keunggulan bersaing.
3. Subjek - Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah melakukan wawancara langsung kepada
Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional
BMT Al-Fath IKMI. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah melakukan dan
menganalisis strategi pengembangan produk BMT Munawwarah dan BMT
Al-Fath IKMI dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing agar
tetap bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif. Lokasi penelitian yang akan di
jadikan tempat untuk penelitian adalah Koperasi BMT Al-Munawwarah yang
beralamat diKomplek Masjid Al-Muhajirin Perumahan Bukit Pamulang Indah
Blok A-18 Pamulang Tangerang-Selatan Banten. Dan Koperasi BMT Al-Fath
IKMI yang beralamat di Jl. Aria Putra No.I Kedaung-Pamulang.
4.Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data Kualitatif
yang berupa kata-kata atau gambar bukan angka, kalaupun ada
angka-angka yang sifatnya hanya sebagai penunjang.5 Serta menggunakan dua sumber
data:
4
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, cet.I, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h.21.
5
Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari sumber data atau hasil penelitian lapangan, seperti:
a. Observasi, dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema
yang penulis bahas. Penulis mengadakan wawancara langsung
kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala
Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI mengenai strategi
pengembangan produk BMT.
2. Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui
studi dokumentasi dan melakukan studi kepustakaan (library research) yang ada hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini, seperti:
a. Dokumentasi, berupa data-data yang diperoleh melalui brosur dan
Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT Al-Munawwarah
dan BMT Al-Fath IKMI sebagai studi dokumentasi.
b. Studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari
buku kepustakan, literature, majalah, materi kuliah, serta dari
12
5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti
permasalahan yang penulis bahas di skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan (Library Research).
Dalam studi pustaka ini penulis membaca, mencatat, merangkum,
meneliti dan mempelajari teori-teori dari beberapa literatur tertulis
maupun literatur tidak tertulis baik dari buku-buku, majalah, artikel,
jurnal, makalah dan sumber tertulis lainnya seperti situs internet yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
b. Studi Lapangan (Field Research).
Dalam studi lapangan penulis menggunakan 2 cara untuk melakukan
penelitian ini, yaitu:
1) Observasi, melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian,
yaitu BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dengan
melihat secara langsung kejadian-kejadian dilapangan terkait
dengan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini.
2) Wawancara, cara ini dilakukan untuk menggali data melalui
interview atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk menjelaskan
bagaimana strategi pengembangan produk, pola pengembangan
produk dan bagaimana aspek kompetitif advantages pada BMT
dalam keunggulan bersaing. Penulis mengadakan wawancara
langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan
nantinya dapat berupa data dari hasil wawancara.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pendekatan Kualitatif Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang
menceritakan gambaran tentang strategi pengembangan produk yang
dilakukan oleh Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
Dalam hal ini metode yang digunakan penulis untuk mengolah data
penelitian adalah Deskriptif Analitis, yaitu metode untuk
mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan, dengan
tujuan memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, akurat
mengenai fakta-fakta dan kegiatan yang berkaitan dengan strategi
pengembangan produk.
Sedangkan dalam menganalisis data dengan menggunakan metode
Deskriptif Kualitatif,yaitu sekedar memberikan informasi dan tidak untuk
menghasilkan teori, sebagai langkah konfirmasi mengenai yang diperoleh
dari penelitian lapangan.
7. Pedoman Penulisan Laporan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku: “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Dengan pengecualian ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Al-Qur’an
14
(dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan
terjemahannya.
G. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman,
maka penulis membagi ke dalam lima bab. Pada tiap-tiap bab terdapat
sub-sub bab mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan
dengan yang lainnya. Penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab satu ini berisi tentang pendahuluan yang menggambarkan bentuk,
daftar isi, dan metode penelitian, yang dijabarkan dalam latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka
konsep, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab dua ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang
landasan teori yang berisi perumusan Tentang BMT yaitu Sejarah
BMT, Perkembangan BMT di Indonesia, serta Produk Dan Jasa BMT.
Tentang Strategi Pengembangan Produk yang terdiri dari Strategi
Produk BMT, Pengembangan Produk, dan Strategi Pengembangan
Produk. Serta memaparkan tentang Keunggulan Bersaing yang terdiri
dari Pengertian Keunggulan Bersaing, Keunggulan Bersaing
IKMI
Bab tiga ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang
gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di
mana BMT Munawwarah yang berisi profil BMT
Al-Munawwarah, produk dan layanan BMT Al-Al-Munawwarah, profil
BMT Al-Fath IKMI, produk dan layanan BMT Al-Fath IKMI.
BAB IV : Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada BMT
Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing
Bab empat ini penulis akan membahas dan mendiskripsikan data
mengenai pelaksanaan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath
IKMI dalam memberikan pelayanan terbaik dan mudah bagi mitranya.
Serta melakukan analisis mengenai pola pengembangan produk pada
BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan
bersaing, strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah
dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, serta
perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT
Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.
BAB V : Penutup
Bab lima ini berisi tentang penutup dan kesimpulan. Pada penutup
didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat
[image:29.595.105.523.139.584.2]16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BMT
1. Sejarah BMT
Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal
berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.1 Adapun secara
terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha
mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal
dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem
ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian,
kesejahteraan.2
Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan kepala negara yanga pertama yang
memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh,
semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih
dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara.3
1
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). 2
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Jakarta: P3EI Press,2008). 3
BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses
legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) atau LKM (Lembaga Kecil Menengah) dan
jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera
menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSM/LSM dengan
mendapat sertifikat dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).
Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP.
MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah.4
2. Perkembangan BMT Di Indonesia.
Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya,
tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab
kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro
syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah
satunya adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang sekarang telah
berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah
bahwa asset baitul maal wat tamwil (BMT) se-Indonesia diperkirakan sekitar
Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai
dan beragam tingkat pertumbuhan.5
4
Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.
5
18
Meskipun assetnya masih kecil dibandingkan dengan asset bank
syari’ah, BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat, kata
ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), M. Amin Aziz. Sebagai
perbandingan asset bank syari’ah mencapai Rp. 18,8 triliun per September
2005, apabila jika dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp.1.100
triliun. Jika sebuah BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total
nasabah BMT diseluruh Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang
memiliki nasabah 100 orang hanyalah BMT dengan asset di bawah Rp. 100
juta. Untuk yang assetnya lebih dari itu, jumlah nasabahnya bisa 2 kali lipat.6
Menurut Amin Aziz BMT potensial untuk membantu masyarakat nilai
ekonomibawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun
nilainya kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit
BMT yang menembus asset Rp. 15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset
Rp. 5-15 milyar berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset di bawah Rp. 1
milyar. BMT punya kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena
segmen biaya yang dibiayai adalah kelompok mikro dan kecil yang di
Indonesia mencakup 98%. Pemerintah dan lembaga internasional mengakui
peran lembaga keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan melalui
pencanangan tahun keuangan mikro. Dengan adanya kenaikan BBM per
Oktober 2005, penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi 25juta dari
17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah 40 juta unit.7
6
Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.
7
Lembaga keuangan mikro termasuk mikro syari’ah menjembatani
kelompok miskin dan usaha mikro. Mereka kelompok miskin, selama ini tidak
terjangkau oleh dana perbankan sekitar RP. 30 triliun dana yang serap dari
pedesaan, hanya Rp. 15 triliun yang kembali kepada masyarakat. Meski
terdepan untuk urusan pengentasan kemisikinan pengembangan BMT
mengalami kendala, selain masalah teknis operasional, kualifikasi SDM,
masalah paling mendasar adalah status kelembagaan BMT. Walaupun
sebagian besar BMT berbadan hukum koperasi, fakta di lapangan
menunjukkan ada keluhan dari beberapa pihak bahwa BMT tidak
melaksanakan secara total peraturan dan perundang-undangan perkoperasian.
Dari perkembangan BMT dan permasalahan teknis operasional dan
SDM dapat diselesaikan dengan pertukaran pengalaman dengan adanya
sebuah induk koperasi syari’ah bisa mengembangkan BMT koordinator untuk
menata jaringan kerja di daerah.8
3. Produk Dan Jasa BMT
Jenis-Jenis layanan melalui produk BMT tidak berbeda dari jenis bank
layanan Bank Syariah, yang dapat dibagi menjadi 3:
a. Sistem Jual Beli
1) Ba’I Bitsaman Ajil yaitu penjualan barang kepada anggota denggan
mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan denggan cara mengangsur.
8
20
2) Murobahah yaitu penjualan barang kepada anggota dengan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran
dilakukan dengan cara jatuh tempo/sekaligus.
3) Ba’i As-Salam yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) yang terlebih dahulu
dipesan anggota dengan kriteria tertentu yang sudah umum. Anggota harus
membayar uang muka kemudian barang dikirim belakangan (setelah jadi).
4) Jual Beli Istisna’ yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) pesanan yang
didasarkan kriteria tertentu (yang tidak umum) anggota boleh membayar
pesanan ketika masih dalam proses pembuatan/setelah barang itu jadi dengan
cara sekaligus/mengangsur.
5) Ijaroh yaitu Pembelian suatu barang yang dilakukan dengan cara sewa terlebih dahulu setelah masa sewa habis maka anggota membeli barang sewa tersebut.
b. Sistem Bagi Hasil
1) Musyarokah yaitu kerjasama penyertaan modal dan masing-masing
menentukan jumlahnya sesuai kesepakatan bersama yang digunakan untuk
mengelola suatu usaha/proyek tertentu.
2) Mudharabah yaitu pemberian modal kepada anggota yang mempunyai skill
untuk mengelola usaha/proyek yang dimilikinya. Pemberian bagi hasil
ditentukan berdasarkan kesepakatan. Modal 100% dari shohibul maal, tidak
terdapat jadwal angsuran, bagi hasil tidak ditetapkan dimuka dan sifatnya
c. Sistem Jasa
1) Qard yaitu pemberian pinjaman untuk kebutuhan mendesak dan bukan
bersifa konsumtif. Pengembalian pinjaman sesuai dengan jumlah yang
ditentukan dengan cara angsur atau tunai. Contohnya untuk biaya
rumah sakit, biaya pendidikan, biaya tenaga kerja.
2) Al-Wakalah yaitu pemberian untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Penerima kuasa mendapat imbalan
yang ditentukan dan disepakati bersama.
3) Al-Hawalah yaitu penerimaan pengalihan utang/piutang dari pihak lain
untuk mendesak dan bukan bersifat konsumtif. BMT sebagai penerima
pengalihan hutang/piutang akan mendapatkan fee dari pengaturan pengalihan (management fee).
4) Rahn yaitu pinjaman dengan cara menggadaikan barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh tempo. Ongkos dan biaya
penyimpanan barang (marhun), ditanggung oleh penggadai (rahin). Barang jaminan adalah milik sendiri (rahin), untuk itu kehendaknya rahin bersedia mengisi surat pernyataan kepemilikin.
5) Kafalah yaitu pemberian garansi kepada anggota yang akan mendapatkan pembiayaan (pelaksanaan suatu usaha/proyek) dari pihak
lain. BMT mendapatkan fee dari anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.9
9
22
B. Strategi Produk
1. Strategi Produk Pada BMT
Istilah strategi berasal dari Yunani Strategeta (stratus = militer dan
ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
Jenderal.10Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi.11
1. Pengertian Secara Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2. Pengertian Strategi Secara Terminologi
Secara terminologi pengertian strategi menurut beberapa ahli
sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dr. Sukanto Reksohadiprojo, M.Com menjelaskan bahwa strategi
adalah fondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi
yang digariskan adalah adalah ekstensifiasi, intensifikasi,
rehabilitasi dan diversifikasi.12
10
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Arah Press, 2004), cet. ke-5, h.3. 11
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.167.
12
b. Onong Uchayana Effendi mengemukakan bahwa strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.13
Walaupun diadakan secara analisis peralatan untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan
strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan
persepsi dan pendapat individu.14
Sama seperti halnya yang diungkapkan oleh Hari Murti
Kridalaksana, bahwa strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan
dan akal atau budi daya.15
Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik
adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini
berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan
memakai senjata dan tangan manusia, sedangkan dalam bidang militer
strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik memenangkan suatu
persiapan antara kelompok-kelompok yang berada orientasi hidupnya.16
13
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), Edisi revisi. cet-5. h.32.
14
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h.335 15
Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981).
16
24
Menurut Onong Uchayana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya
adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.17
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak
berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara
tanpa tujuan tertentu.18
Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian
tujuannya. Ada empat tahapan dalam menentukan keputusan strategis,
yaitu:19
1. Menentukan perumusan unit usaha.
2. Menentukan klasifikasi strategis atau variabel-variabel kunci.
3. Memilih strategi yang berperan.
4. Mengevaluasi seluruh portofolio yang dimiliki.
Prinsip-Prinsip Dalam Strategi
Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga
mempunyai peranan penting di dalamnya. Adapun untuk mencapaI
keberhasilan dalam melaksanan kegiataan pembiayaan kepada masyarakat,
BMT menerapkan prinsip-prinsip berikut:20
17
Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.32.
18
Fred.R.David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.3. 19
Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.76. 20
a. Prinsip kehati-hatian (prudential principle)
b. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle)
c. Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, and fairness.
Konsep produk itu tidak terbatas pada objek fisik, sesuatu yang
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dapat disebut produk.Arti
pentingnya barang fisik itu tidak begitu banyak terletak dalam memilikinya
seperti hanya manfaat yang diberikannya. Kita tidak membeli makanan
untuk memandangnya, tetapi karena memenuhi rasa lapar kita. Kita tidak
akan membeli kompor gas untuk dibanggakan, tetapi karena dapat
memasakkan makanan kita.21
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi
barang secara fisik, jasa, kepribadiaan, tempat, organisasi dan gagasan/buah
pikiran.22 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.23
Menurut Philip Kotler, Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk
digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan.24
21
Philip Kotler dan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h.7.
22
Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.200. 23
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed.2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.70.
24
26
Teori perilaku konsumen ini penting bagi para pemasar karena
seluruh rencana pemasaran didasarkan pada asumsi tentang cara konsumen
menentukan pilihan. Oleh sebab itu, konsep nilai, biaya, dan kepuasan
sangat penting bagi disiplin pemasaran.25
Secara rasional konsumen akan memilih produk terbaik yang
tersedia di pasaran. Pada kondisi seperti ini perlu ada konsep atau orientasi
berbeda. Dan muncullah konsep atau orientasi produk. Konsep produk pada
dasarnya berpendapat bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas
produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan akan unggul dalam
persaingan, dan produk-produknya laku di pasaran, jika perusahaan tersebut
mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan senantiasa
meningkatkan kualitas produk.26
Bagi perusahaan syari’ah, untuk komponen tawaran (offer), produk
haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan
prinsip-prinsip syari’ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai
dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan
menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.27
Strategi produk merupakan unsur strategi yang paling penting dalam
pemasaran dan pengembangan produk, karena dapat mempengaruhi strategi
pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan
dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta
25
Indo Yama Nasarudin,SE, MAB dan Hemmy Fauzan, SE,MM, Pengantar Bisnis Dan Manajemen, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006), cet.1. h.90.
26
Ibid,. h.100. 27
penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat
dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix)
diantaranya : merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk (product quality)
dan pelayanan (services) yang diberikan.28
Dengan demikian, merek mengidentifikasi pembuat atau penjual
suatu produk. Perusahaan harus menyusun strategi mereknya di sekitar
penciptaan dan perlindungan kepribadian merek ini.29
2. Pengembangan Produk.
Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang
yang besar.30
Pengembangan produk (mengembangkan produk-produk baru untuk
pasar saat ini).31
1. Mengembangkanfitur-fiturprodukbaru:
a. Melakukan adaptasi (terhadap ide dan pengembangan lainnya).
b. Melakukan modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, aroma,
bentuk, ukuran).
28
Ibid., h.204. 29
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, edisi keenam, jilid 1,prentice-Hail, (Jakarta: Intermedia, 1995), h.458-459.
30
Pearson Education, Strategic Management (Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1), (Jakarta: Salemba Empat, 2006).,h.235.
31
28
c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih tebal, nilai ekstra).
d. Memperkecil (lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan).
e. Melakukan ubtitusi (dengan bahan baku, proses atau komponen
lainnya).
f. Mengatur kembali (pola, tata letak, urutan, atau komponen lainnya).
g. Membalik (menukar posisi).
h. Menggabungkan (mencampur, memilah, merakit, menggabungkan
unit, tujuan, daya tarik, ide).
2. Mengembangkan variasi mutu.
3. Mengembangkan model dan ukuran tambahan.
Berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan produk bisa
menjadi strategi yang efektif:32
a. Ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada
tahap dasar dalam siklus hidup produk, idenya adalah untuk menarik
pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang telah
diperbaiki) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan
produk atau jasa organisasi saat ini.
b. Ketika perusahaan bersaing dalam satu industri yang memiliki
perkembangan teknologi yang cepat.
c. Ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas lebih baik
pada harga yang bersaing.
d. Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.
32
Matt Murray,“ Private Companies Also Feel Pressure to Clean Up Acts”, Wall Street
e. Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.33
Kalau konsep pada produk telah lulus dari pengujian bisnis, konsep
itu diteruskan ke pengembangan produkdisini, bagian litbang (R&D) atau
perekayasaan mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik.Bagian
R&D akan mengembangkan satu atau lebih versi konsep produk secara
fisik. Diharapkan akan ditemukan suatu prototipe yang memenuhi kriteria
berikut:34
(1) Konsumen melihatnya sebagai penjelmaan atribut pokok yang
dijelaskan di dalam pernyataan konsep produk.
(2) Prototipe tersebut bekerja secara aman pada kondisi dan pemakaian
normal.
(3) Prototipe tersebut dapat diproduksi dengan biaya produksi yang
dianggarkan.
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009)
mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu
mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept
development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan
produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut,
33
Ibid., h.236. 34
30
manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau
[image:44.595.106.527.161.547.2]menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.35
Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru.36
3. Strategi Pengembangan Produk.
Strategi pengembangan produk juga sering kali digunakan untuk
memperpanjang siklus hidup dari produk yang ada saat ini maupun untuk
memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan. Strategi
pengembangan produk didasarkan pada penetrasi di pasar yang ada dengan
memasukkan modifikasi produk ke lini produk yang sudah ada atau
dengan mengembangkan produk baru yang memiliki hubungan yang jelas
dengan lini produk saat ini.37
35Nengsih, “
Proses Pengembangan Produk Baru” artikel diakses pada hari Senin, 15 September 2013 Pukul 19:00 wib, http://kasusmanajemen.wordpress.com//2011/09/02/proses-pengembangan-produk-baru.
36
Ibid. 37
Ada 4 macam pendekatan strategi pengembangan produk yang
dapat dilakukan, yaitu:38
1. Modifikasi bauran produk
Mengubah bauran produk dalam satu lini, misalnya ada produk
sabun, deterjen dan pasta gigi dalam lini toileteries. Lalu produk pasta gigi diganti dengan eau de toilet.
2. Perluasan lini produk
Menambah lini baru misalnya sudah ada lini saus dan lini sirup,
kemudian diperluas dengan lini kecap produk komplemen.
3. Menambah citra manfaat produk (product complement)
Meningkatkan citra dan manfaat produk, misalnya dengan
menerbitkan buku resep sehingga manfaat produk bertambah bagi
konsumen.
4. Diversifikasi produk.
Menciptakan kelas konsumen lain, misalnya setingkat lebih rendah
atau setingkat lebih tinggi.39
C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages)
1. Pengertian Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing merupakan perkembangan dari nilai yang
mampu diciptakan oleh perusahaan untuk pembelinya. Adapun
38
Ibid.
39
Penny Rahwaty, “Disain Dan Pengembangan Produk”, artikel diakses pada hari Jum’at,
19 April
32
keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam
menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar.40
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulanbersaing
bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik
konsumen/nasabah dan mempertahankan diri di atas kekuatan persaingan
yang mencoba menekan perusahaan. Sumber keunggulan bersaing dapat
berupa :41
1. Produk terbaik di pasar
2. Memberikan jasa pelayanan yang paling hebat
3. Memberikan harga jual paling murah
4. Mempunyai lokasi yang paling strategis
5. Teknologi yang tepat guna
6. Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah
7. Memasarkan produk baru paling cepat
8. Merek dan reputasi yang sudah teruji
9. Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang
dikeluarkan konsumen/nasabah.
Pendeknya, untuk mencapai keunggulan bersaing yang
terus-menerus, seorang produsen atau perusahaan harus mampu menyediakan
nilaibarang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang lain oleh
konsumen/nasabah. Produk yang baik dengan harga yang lebih rendah
40
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h.159. 41
atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing atau
produk bermutu yang sepadan dengan harganya.42
2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) tidak takut bersaing dengan bank
syariah dalam memberikan pinjaman di sektor mikro. Pasalnya bank
syariah memiliki level yang berbeda dengan BMT dalam memberikan
pinjaman.43
Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi dan Bisnis Kecil (PINBUK),
Aslichan Burhan mengatakan untuk terus meningkatkan layanan kepada
masyarakat, BMT harus mempersiapkan layanan teknologi informasi
cepat, sehingga dapat bersaing dengan bank. Pasalnya, di sisi lain BMT
juga memiliki keunggulan dapat lebih memberdayakan masyarakat karena
memiliki kedekatan dengan komunitas setempat. Untuk margin bagi hasil
juga bisa bersaing karena BMT adalah bisnis harian maka turn overnya
juga cepat, kata Aslichan. Untuk membantu sektor mikro Indonesia, ia pun
mengharapkan setidaknya BMT dapat berdiri di setiap kecamatan di
Indonesia. Di tahun ini PINBUK terus meningkatkan kerjasama dengan
pemerintah pusat mau pun daerah, serta lembaga keuangan syariah
lainnya. Setidaknya terdapat 3000 BMT di seluruh Indonesia. Beberapa
waktu lalu utusan IDB pun datang ke Indonesia untuk mempelajari tentang
42
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99.
43
34
BMT. BMT yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh minimal 20
persen membuat Indonesia dipilih sebagai pilot project untuk
pengembangan BMT di negara lainnya.44
3. Indikator Keunggulan Bersaing45 a. Bernilai (valuable)
Kompetensi bernilai (valuable competencies) adalah kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan mengeksploitasi
peluang-peluang atau menetralisir ancaman-ancaman dalam
lingkungan eksternal perusahaan.
b. Langka (rareness)
Langka adalah kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing
saat ini atau potensial.
c. Terlalu mahal untuk ditiru (Inimit ability)
Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi
sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jika perusahaan
lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperoleh kompetensi
tersebut.
d. Tidak ada produk pengganti(Insubstitut ability).
44
Inkopsyah bmt, “ProspekCerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09
Februari 2014,
http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:prospekce rah&catid=85&Itemid=575http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view =article&id=129:prospek-cerah&catid=85&Itemid=575.
45
Kompetensi yang sulit digantikan adalah kompetensi yang tidak
memiliki ekuivalen strategis. Dua sumber daya perusahaan yang
bernilai (atau dua kumpulan sumber daya perusahaan) ekuivalen secara
strategis ketika tiap sumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah
untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara
umum, nilai strategis dari kompetensi meningkatkan kesulitan untuk
menggantikannya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing
Ada berapa faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, antara
lain sebagai berikut:46
a. Nilai (Value)
Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu
perusahaan harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau yang diharapkan oleh calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan
mereka, atau sesuai apa tidak dengan apa yang didapatkan oleh mereka
dari produk perusahaan tersebut.
b. Kemampuan Untuk Menyerahkan Produk
Yaitu mengenai kecepatan pelayanan, penyerahan produk dan
sensitivitas terhadap pelanggan.
c. Harga
Pantas atau tidaknya harga yang ditetapkan oleh perusahaan
terhadap produknya dimata konsumen atau pembeli produk tersebut.
46
36
d. Loyalitas Konsumen
Terciptanya sekelompok pembeli dalam pasar (segmen) yang akan
mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain loyal customer atau pelanggan yang setia.
5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan
Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, kata-kata klasik ini
sudah sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya
dijadikan tameng apabila yang terjadi kemudian adalah kegagalan.
Kata-kata tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak
peluang, serta tantangan yang terbuka untuk mencapai keunggulan.
Demikian pula banyak cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah
dicapai oleh organisasi atau perusahaan.47
Memang banyak yang beranggapan bahwa dalam persaingan lepas
kendali atau hypercompetition sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan
yang terus-menerus, akan tetapi secara alamiah perusahaan akan terus
mempertahankan keunggulannya selama mungkin bahkan mereka akan
berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.48 Sekali lagi, hal tersebut
sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang
lain melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut, sifat alamiah ini kalau
diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu lapar dan haus
dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar tersebut. Sementara tingkat
47
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.19.
48
pemuasan terhadap rasa lapar tersebut tergantung pada individu
masing-masing.49
Beberapa cara mempertahankan keunggulan yang bisa kita
identifikasi, diantaranya adalah:50
a. Keunggulan Operasional :
Keunggulan ini bila mengacu kepada strategi generik adalah
berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan kepada
penekanan efisiensi. Bila perusahaan bekerja kepada efisiensi dan
kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk
sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalm
industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga
produk yang terendah pula bagi industri.
b. Keunggulan Produk Dan Teknologi :
Hal ini bisa diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin
produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus
menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar.
Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana membuat
pasar siap menerima produk-produk yang sebelumnya tidak pernah
ada. Sedangkan teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam
proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka
banyak hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tadinya hanya dalam
angan-angan saja kemudian menjadi sebuah kenyataan. Pemanfaatan
49
Ibid., h.19-20. 50
38
teknologi dalam proses inovasi produk sudah sedemikian meluasnya,
sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi penggerak
utama dalam penemuan produk baru.51
c. Kedekatan Dengan Pelanggan:
Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan
dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk
membangun citra image tentang perusahaan ke dalam benak
pelanggan. Untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan
pelanggan, maka perusahaan harus mau untuk menjadi bagian dari
solusi untuk si pelanggan dan bukan malah menjadi bagian dari
problem mereka.52
51
Ibid., h.24. 52
39
BMT AL-FATH IKMI
A. Profil BMT Al-Munawwarah
1. Sejarah Singkat BMT Al-Munawwarah1
Ide dan inisiatif pendirian BMT Al-Munawwarah bermula dari
keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan Pengurus Yayasan Al
-Munawwarah-BPI, ICMI Orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan
sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali
kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya
sehingga mereka mencari alternatif “termudah” dalam mengakses
permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika
merka meminta bantuan terhadap “Dewa Penolong” tersebut justru istilah
awal dari keterpurukan usaha mereka.
Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti
keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri
bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK (Simpanan
Pokok Khusus) sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua
sepakat, maka didirikanlah BMT Al-Munawwarah dengan mengambil
bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai legalitas dan
status hukum awal operasionalnya.
1
[image:53.595.102.525.159.545.2]40
Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al-Munawwarah bersama
16 BMT baru lainnya diwilayah Jakarta-Selatan diresmikan
operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan
Direktur Bank Muamalat H. Zainul Baha Noor. Sejak itu BMT
Al-Munawwarah