• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

KEUNGGULAN BERSAING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SITI KADARWATI NIM: 206046103880

KONSENTRASI PERBANKAN SYAR’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Siti Kadarwati. NIM 206046103880. “STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435/2014 + 79 halaman + lampiran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Analitis Deskriptif dan pendekatan dokumen yang bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini dilakukan ke BMT Al-Munawwarah Pamulang dan BMT Al-Fath IKMI Ciputat. Teknik yang digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode Analisis yang digunakan Deskriptif Analitis dan Deskriptif Kualitatif.

Dari hasil penelitian ini yang penulis temukan ialah: Pertama, Pola pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sama-sama mengembangkan fitur produk baru dan mengembangkan variasi mutu. Kedua, Strategi pengembangan produk sama-sama dengan cara modifikasi bauran produk, perluasan lini produk (pengembangan produk baru dan lama yang sudah ada), dan diversifikasi produk (inovasi produk). Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga meningkatkan citra manfaat. Ketiga, aspek kompetitif advantages sama-sama memberikan pelayanan yang terbaik, atribut barang sesuai dengan kehendak mitra/nasabah, memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan mitra/nasabah, Produk terbaik di pasar, memasarkan produk baru paling cepat, lokasi yang strategis. Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga memberikan harga jual paling murah.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan Produk, BMT, Keunggulan Bersaing.

Dosen Pembimbing : Afwan Faizin, MA.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puja dan puji syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala rahmat, taufik, hidayah dan

ridho-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan dan petunjuk yang tiada

batasnya kepada seluruh umatnya, termasuk kepada penulis yang hingga akhirnya

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita

curahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga,

sahabat, dan bahkan umatnya seluruh dunia hingga akhir zaman. Insya Allah dan

mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu kedalam umatnya. Semoga dengan

membaca shalawat beliau kita dapat memperoleh syafaatnya di hari kiamat nanti.

Aamiin.

Penulis bersyukur setelah proses yang panjang dan melelahkan yang sarat

akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limpahan kasih dan sayang-Nya,

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi

Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI

Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1

(S1) pada jurusan Muamalat Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan

(7)

vii

menerima saran dan kritik dari semua pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,

membimbing, dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal

hingga selesai skripsi ini. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada:

1. Bpk. Dr. H.J.M Muslimin, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah Dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH., Ketua Jurusan Muamalat

(Ekonomi Islam), Bpk. Mu’min Rouf, MA. Selaku Sekretaris Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam), serta staff-staff di Program Studi

Muamalat.

3. Bpk. Afwan Faizin, MA, Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya

kepada penulis untuk memberikan masukan-masukannya, dan

mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis

semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan disisi Allah

SWT.

5. Seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,

(8)

viii

kerjasamanya dalam memberikan pelayanan terbaik dalam pengumpulan

materi skripsi yang diperlukan.

6. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Munawwarah

terutama kepada Ibu. Sumirah Almisani selaku Manager Operasional,

yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik

permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Fath IKMI terutama

kepada Bpk.Suryadi selaku Kepala Bagian Operasional, yang telah banyak

membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan data

maupun wawancara yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Alm. Maghfur dan Ibu Rochmanah, atas

segala do’a, pengorbanan, pengertian, ribuan kasih saying dan cintanya

yang tidak terbatas, serta keringat dan cucuran air mata yang telah banyak

mengalir. Tiada kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah SWT

memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda serta selalu

menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis. Ini

mungkin bukan apa-apa bagi Ibunda dan Ayahanda, tetapi ini adalah

karena jasa-jasamu, semua adalah berkat do’amu dan tanpa Ibunda dan

Ayahanda penulis bukanlah siapa-siapa.

9. Kakak-kakakku tersayang Mbak Rofah, Mbak Isti, Mbak Um, Mas Ruh,

Mas Kon, Mas Yok, Mas Ragil, Mas Wid, Mbak Sari, Mbak Kholif, serta

adik-adikku tersayang Mohammad Sodikin dan Mohammad Sobirin, yang

(9)

ix

10.Para keponakanku yang manis dan lucu yang selalu menemani dan

menghibur penulis setiap waktu.

11.Buat yang aku sayangi mas Risun, yang selalu menemani dan memberikan

dukungan, semangat serta do’anya kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak atas semuanya.

12.Buat sahabat-sahabat terbaikku, Yuni, Mugi, Zee, Rida, Rosma, Ima, Iis

Mulyadi, Fajar, Jamrudin, Ocha, Kurnia, Adang, Andre, Daus, Sofy, Rini,

Kodrat, Arif, Anang, Nadia, Yulia, Nana, mas Adi dan mas Awang yang

selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi dalam keadaan suka,

senang, sedih, dan duka. Serta selalu memberikan dukungan, semangat,

dan motivasi agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

do’anya, semoga Allah SWT selalu memberikan segala sesuatu yang

terbaik dan terindah.

13.Teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006,

khususnya PS C ekstensi yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu,

yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda, dan tawa selama

menjalani perkuliahan. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur

oleh waktu dan tetap abadi hingga akhir kelak.

14.Dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis menyadari tentu masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan pada skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik

(10)

x

dari semua pihak yang membacanya sangat penulis harapkan untuk

menuju, mendekati dan membangun kesempurnaan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi semua pihak,

serta berguna untuk kebaikan. Semoga karya ini dicatat sebagai amal baik.

Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Jakarta, 11 September 2014

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Review Studi Terdahulu ... 6

E. Kerangka Konsep dan Kerangka Teori ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. BMT ... 16

1. Sejarah BMT ... 16

(12)

xii

2. Produk Dan Jasa BMT ... 19

B. Strategi Produk ... 22

1. Strategi Produk Pada BMT ... 22

2. Pengembangan Produk ... 27

3. Strategi Pengembangan Produk ... 30

C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) ... 31

1. Pengertian Keunggulan Bersaing ... 31

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT ... 33

3. Indikator Keunggulan Bersaing ... 34

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing ... 35

5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan Bersaing.... 36

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI A. Profil BMT Al-Munawwarah ... 39

B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah ... 45

C. Profil BMT Al-Fath IKMI ... 46

D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI ... 50

[image:12.595.104.526.99.690.2]
(13)

xiii

2. BMT Al-Fath IKMI ... 55

B. Analisis Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan

Oleh BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI

Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ... 61

1. Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Munawwarah Dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing ... 61

2.Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing ... 64

C. Aspek Kompetitif Advantages Pada BMT ... 68

1. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Munawwarah Dalam Membangun Keunggulan

Bersaing... 68

2. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Fath IKMI Dalam Membangun Keunggulan

Bersaing ... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk mu’amalat pun kian bervariasi. Berbagai bentuk kegiatan usaha manusia dalam memperoleh rezeki

dan penghasilan pun banyak ragamnya. Dengan berpegang teguh pada al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad segala bentuk kegiatan mu’malat modernitas tersebut dapat disesuaikan dengan koridor syari’ah.

Kegiatan mu’amalat inilah yang menjadi motor perbankan. Dimana kegiatan

perbankan menjadi salah satu tolak ukur sehatnya perekonomian kita.

Menjamurnya lembaga keuangan syari’ah yang ditandai dengan bermunculnya

bank-bank syari’ah maupun lembaga keuangan syari’ah lainnya membuat pasar bisnis perbankan kian ramai. Persaingan pun semakin ketat. Terlebih-lebih pada

bank syari’ah sebab bank syari’ah tak hanya bersaing dengan bank konvensional,

namunjuga dengan sesama bank syari’ah. Agar dapat eksis dan tetap menjaga citra positif di mata nasabah bank harus mengoptimalkan peranannya sebagai

lembaga intermediasi. Yang kegiataan utamanya adalah pemberian kredit atau

pembiayaan.1

Melihat kondisi riil masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat

hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya

lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak

1

(16)

2

punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak

menguntungkan bagi masyarakat kecil.

Pengembangan produk baru memerlukan strategi yang tepat bersama-sama

dengan aspek pendukungnya, seperti manusia, infrastruktur, budaya, dan inovasi

yang berkelanjutan. Untuk mampu bertahan di pasar, perusahaan senantiasa

berusaha dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan

menciptakan produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan

infrastruktur yang sama atau berbeda, membutuhkan keterampilan baru,

meluncurkan produk efisien untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan

produk yang tergolong mudah tetapi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai salah satu

lembaga keuangan syariah yang harus mampu bersaing (fastabiqul khoirot), terutama dengan lembaga keuangan lainnya maupun bank syariah ataupun

konvensional yang sudah mempunyai nama dan sudah benefit di bidang

keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. Melihat

perkembangan lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai

salah satu alternatif lembaga keuangan mikro (BMT Al-Munawwarah dan BMT

Al-Fath IKMI) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang memberikan

solusi dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan ataupun jasa

yang mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI mempunyai pasar yang cukup potensial

karena terletak di wilayah Pamulang, memudahkan BMT Al-Munawwarah dan

BMT Al-Fath IKMI dalam menarik minat para mitra untuk mau bergabung

(17)

strategis BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI tetap harus mampu

untuk menciptakan produk-produk unggulan yang layak dan dapat dengan mudah

diterima masyarakat, itu semua dikarenakan persaingan usaha di sektor perbankan

sangat ketat belum lagi persaingan itu datang dari lembaga nonperbankan. Selain

itu, kemunculan para rentenir yang begitu banyak dan sangat kreatif dalam

menarik nasabah dengan memberikan pinjaman begitu mudah kepada nasabah

tanpa syarat yang merepotkan bagi nasabah membuat BMT Al-Munawwarah dan

BMT Al-Fath IKMI harus lebih teliti lagi dalam membaca peluang sekecil

apapun. Serta BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI juga harus bisa

memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah untuk menciptakan produk-produk

yang mudah diterima para calon nasabah dan mengembangkan produk-produk

yang sudah ada agar lebih menarik dan lebih baik lagi sehingga dapat

meningkatkan keunggulan bersaing bagi BMT Munawwarah dan BMT

Al-Fath IKMI.

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI perlu diteliti karena jika

dilihat pada BMT Al-Munawwarah strategi dan cara pengembangan produknya

berbeda dengan strategi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI. Pada

BMT Al-Munawwarah memang memiliki omset yang sangat baik dan besar,

namun BMT Al-Munawwarah hanya memiliki beberapa cabang di sekitar

Pamulang dan BSD. Sedangkan pada BMT Al-Fath IKMI juga memiliki omset

yang sangatbaik dan besar, akan tetapi BMT Al-Fath sudah memiliki banyak

cabang dimana-mana. Kedua BMT tersebut letaknya memang sama-sama sangat

(18)

Al-4

Munawwarah letaknya di Pamulang, yang memudahkan kedua BMT tersebut

untuk menarik minat nasabah/mitra untuk melakukan transaksi pembiayaan di

BMT tersebut. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI memang

mempunyai pasar yang cukup potensial serta memiliki strategi-strategi

pengembangan yang berbeda.

Maka dari itu, saya tertarik untuk mengetahui, meneliti, membahas,

membandingkan serta menganalisis strategi-strategi apa saja yang di gunakan oleh

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan

produk-produknya agar tetap bertahan dan unggul dalam bersaing. Inilah yang menjadi

landasan penulis untuk mengangkat tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul

”STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH

DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN

BERSAING”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penulisan skripsi ini mengacu pada beberapa masalah yang saling

berkaitan sebagaimana telah diuraikan di atas. Agar pembahasan masalah yang

akan di kaji tidak meluas, maka pembatasan masalah penulisan skripsi ini hanya

menitikberatkan kepada Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah

Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan

(19)

danBMT Al-Fath IKMI?

2. Bagaimana strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI

dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang

dipasarkan?

3. Bagaimana perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di

atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang pola pengembangan strategi BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang strategi BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan

keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan.

3. Untuk mengetahui tentang perbandingan aspek kompetitif advantages

pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan

(20)

6

bagaimana BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI

mempunyai strategi pengembangan produk yang bermutu dan

berkualitas dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.

2. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah yangperlu

diadakan perbaikan dan pembenahan serta kualitas produk, khususnya

bagi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam

memberikan pelayanan.

3. Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan

Usaha Kecil dan Menengah dalam mengoptimalkan dana pinjaman.

Serta mampu memberikan informasi dan gambaran tentang

produk-produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

4. Mampu membandingkan antara strategi pengembangan produk pada

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

D. Review Studi Dahulu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini

tampaknya masih kurang mendapat perhatian dari para peneliti, untuk tidak

mengatakan belum pernah diteliti sama sekali. Adapun penelitian yang sudah

pernah di bahas mengenai:

1. Suhaeti, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi

“Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syari’ah (BMI,

(21)

BMI, BSM dan DKI Syari’ah.

2. Sufian Nur, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi

“Strategi Keunggulan Bersaing Franchise Syari’ah CV. Cinta Umiku”.

Penelitian ini membahas tentang analisis strategi keunggulan bersaing

franchise syariah CV. Cinta Umiku, dengan sistem usaha yang

berdasarkan syari’ah.

3. Irwan Siska, Jurusan Muamalat Perbankan Fakultas Syari’ah Dan Hukum

UIN Syari’ah Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 dengan judul “Strategi

Pemasaran BMT Melalui Media Internet (Studi Pada BMT Al-Fath, BMT

Berkah Madani, BMT Cengkareng Syari’ah Mandiri)”. Penelitian ini

membahas tentang analisa strategi pemasaran BMT Al-Fath, BMT Berkah

Madani, dan BMT Cengkareng Mandiri melalui media internet dengan

menggunakan analisis SWOT.

Adapun perbedaan skripsi ini dengan skripsi-skripsi di atas adalah

penulisan skripsi ini lebih menitikberatkan pada perbandingan bagaimana

strategipengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan

BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing.

E. Kerangka Konsep Dan Kerangka Teori

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Strategi

pengembangan pada produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath

(22)

8

dengan menerapkan strategi-strategi yang baik dan tepat guna

meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap mampu bertahan di pasaran

lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah. 2. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini tentunya mengacu

pada teori-teori yang menyangkut pada istilah Baitul Maal berasal dari

bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal berarti rumah untuk

mengumpulkan atau menyimpan harta. Strategi yang berasal dari kata

Yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Pengembangan Produk (product

development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk / jasa saat ini. Pengembangan

produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Penelitian Deskriptif dan Analitis. Metode Deskriptif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada

perlakuan terhadap objek yang diteliti.2 Dalam hal ini, Penelitian Deskriptif

menggambarkan tentang strategi pengembangan produk dalam meningkatkan

keunggulan bersaing yang dilakukan oleh BMT Munawwarah dan BMT

Al-Fath IKMI. Sedangkan Penelitian Analitis merupakan penelitian yang ditujukan

2

(23)

tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang

akan datang.3 Dari kedua metode penelitian tersebut, data yang berupa kata-kata,

hasil wawancara, catatan lapangan dan arsip-arsip dokumen resmi dari lembaga

terkait akan dikumpulkan, disusun, diolah dan dianalisis serta dijelaskan sesuai

dengan apa adanya. Data yang diperoleh dan diperiksa kembali demi tercapainya

kesesuaian dari apa yang diteliti.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif

Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi

yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam

penelitian ini melakukan penelitian langsung pada BMT Al-Munawwarah dan

BMT Al-Fath IKMI dalam rangka mengetahui perbandingan strategi

pengembangan produk yang dilaksanakan dalam meningkatkan keunggulan

bersaing. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan dokumen (content analisys) yaitu melaksanakan pengumpulan data dan informasi melalui arsip dan

dokumen. Metode Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif seperti ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari

orang-orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan settingan dan

individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subyek penelitian baik

berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang

terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bahan dari suatu

3

(24)

10

keseluruhan.4 Yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi

dari orang yang terlibat dalam objek, dalam hal ini adalah pihak yang berwenang

dalam menangani strategi pengembangan produk dalam meningkatkan

keunggulan bersaing.

3. Subjek - Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah melakukan wawancara langsung kepada

Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional

BMT Al-Fath IKMI. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah melakukan dan

menganalisis strategi pengembangan produk BMT Munawwarah dan BMT

Al-Fath IKMI dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing agar

tetap bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif. Lokasi penelitian yang akan di

jadikan tempat untuk penelitian adalah Koperasi BMT Al-Munawwarah yang

beralamat diKomplek Masjid Al-Muhajirin Perumahan Bukit Pamulang Indah

Blok A-18 Pamulang Tangerang-Selatan Banten. Dan Koperasi BMT Al-Fath

IKMI yang beralamat di Jl. Aria Putra No.I Kedaung-Pamulang.

4.Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data Kualitatif

yang berupa kata-kata atau gambar bukan angka, kalaupun ada

angka-angka yang sifatnya hanya sebagai penunjang.5 Serta menggunakan dua sumber

data:

4

Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, cet.I, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h.21.

5

(25)

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung dari sumber data atau hasil penelitian lapangan, seperti:

a. Observasi, dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema

yang penulis bahas. Penulis mengadakan wawancara langsung

kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala

Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI mengenai strategi

pengembangan produk BMT.

2. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui

studi dokumentasi dan melakukan studi kepustakaan (library research) yang ada hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini, seperti:

a. Dokumentasi, berupa data-data yang diperoleh melalui brosur dan

Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT Al-Munawwarah

dan BMT Al-Fath IKMI sebagai studi dokumentasi.

b. Studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari

buku kepustakan, literature, majalah, materi kuliah, serta dari

(26)

12

5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti

permasalahan yang penulis bahas di skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan (Library Research).

Dalam studi pustaka ini penulis membaca, mencatat, merangkum,

meneliti dan mempelajari teori-teori dari beberapa literatur tertulis

maupun literatur tidak tertulis baik dari buku-buku, majalah, artikel,

jurnal, makalah dan sumber tertulis lainnya seperti situs internet yang

berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b. Studi Lapangan (Field Research).

Dalam studi lapangan penulis menggunakan 2 cara untuk melakukan

penelitian ini, yaitu:

1) Observasi, melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian,

yaitu BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dengan

melihat secara langsung kejadian-kejadian dilapangan terkait

dengan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini.

2) Wawancara, cara ini dilakukan untuk menggali data melalui

interview atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk menjelaskan

bagaimana strategi pengembangan produk, pola pengembangan

produk dan bagaimana aspek kompetitif advantages pada BMT

dalam keunggulan bersaing. Penulis mengadakan wawancara

langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan

(27)

nantinya dapat berupa data dari hasil wawancara.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pendekatan Kualitatif Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang

menceritakan gambaran tentang strategi pengembangan produk yang

dilakukan oleh Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

Dalam hal ini metode yang digunakan penulis untuk mengolah data

penelitian adalah Deskriptif Analitis, yaitu metode untuk

mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan, dengan

tujuan memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, akurat

mengenai fakta-fakta dan kegiatan yang berkaitan dengan strategi

pengembangan produk.

Sedangkan dalam menganalisis data dengan menggunakan metode

Deskriptif Kualitatif,yaitu sekedar memberikan informasi dan tidak untuk

menghasilkan teori, sebagai langkah konfirmasi mengenai yang diperoleh

dari penelitian lapangan.

7. Pedoman Penulisan Laporan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku: “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Dengan pengecualian ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Al-Qur’an

(28)

14

(dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan

terjemahannya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman,

maka penulis membagi ke dalam lima bab. Pada tiap-tiap bab terdapat

sub-sub bab mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan

dengan yang lainnya. Penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab satu ini berisi tentang pendahuluan yang menggambarkan bentuk,

daftar isi, dan metode penelitian, yang dijabarkan dalam latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka

konsep, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab dua ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang

landasan teori yang berisi perumusan Tentang BMT yaitu Sejarah

BMT, Perkembangan BMT di Indonesia, serta Produk Dan Jasa BMT.

Tentang Strategi Pengembangan Produk yang terdiri dari Strategi

Produk BMT, Pengembangan Produk, dan Strategi Pengembangan

Produk. Serta memaparkan tentang Keunggulan Bersaing yang terdiri

dari Pengertian Keunggulan Bersaing, Keunggulan Bersaing

(29)

IKMI

Bab tiga ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang

gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di

mana BMT Munawwarah yang berisi profil BMT

Al-Munawwarah, produk dan layanan BMT Al-Al-Munawwarah, profil

BMT Al-Fath IKMI, produk dan layanan BMT Al-Fath IKMI.

BAB IV : Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada BMT

Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing

Bab empat ini penulis akan membahas dan mendiskripsikan data

mengenai pelaksanaan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath

IKMI dalam memberikan pelayanan terbaik dan mudah bagi mitranya.

Serta melakukan analisis mengenai pola pengembangan produk pada

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan

bersaing, strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah

dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, serta

perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT

Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

BAB V : Penutup

Bab lima ini berisi tentang penutup dan kesimpulan. Pada penutup

didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat

[image:29.595.105.523.139.584.2]
(30)

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BMT

1. Sejarah BMT

Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal

berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.1 Adapun secara

terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha

mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela

kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal

dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem

ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian,

kesejahteraan.2

Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan kepala negara yanga pertama yang

memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh,

semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih

dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara.3

1

Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). 2

Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Jakarta: P3EI Press,2008). 3

(31)

BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses

legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM

(Kelompok Swadaya Masyarakat) atau LKM (Lembaga Kecil Menengah) dan

jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera

menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSM/LSM dengan

mendapat sertifikat dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang

Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP.

MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah.4

2. Perkembangan BMT Di Indonesia.

Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang

cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya,

tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab

kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro

syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah

satunya adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang sekarang telah

berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah

bahwa asset baitul maal wat tamwil (BMT) se-Indonesia diperkirakan sekitar

Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai

dan beragam tingkat pertumbuhan.5

4

Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.

5

(32)

18

Meskipun assetnya masih kecil dibandingkan dengan asset bank

syari’ah, BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat, kata

ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), M. Amin Aziz. Sebagai

perbandingan asset bank syari’ah mencapai Rp. 18,8 triliun per September

2005, apabila jika dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp.1.100

triliun. Jika sebuah BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total

nasabah BMT diseluruh Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang

memiliki nasabah 100 orang hanyalah BMT dengan asset di bawah Rp. 100

juta. Untuk yang assetnya lebih dari itu, jumlah nasabahnya bisa 2 kali lipat.6

Menurut Amin Aziz BMT potensial untuk membantu masyarakat nilai

ekonomibawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun

nilainya kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit

BMT yang menembus asset Rp. 15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset

Rp. 5-15 milyar berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset di bawah Rp. 1

milyar. BMT punya kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena

segmen biaya yang dibiayai adalah kelompok mikro dan kecil yang di

Indonesia mencakup 98%. Pemerintah dan lembaga internasional mengakui

peran lembaga keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan melalui

pencanangan tahun keuangan mikro. Dengan adanya kenaikan BBM per

Oktober 2005, penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi 25juta dari

17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah 40 juta unit.7

6

Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.

7

(33)

Lembaga keuangan mikro termasuk mikro syari’ah menjembatani

kelompok miskin dan usaha mikro. Mereka kelompok miskin, selama ini tidak

terjangkau oleh dana perbankan sekitar RP. 30 triliun dana yang serap dari

pedesaan, hanya Rp. 15 triliun yang kembali kepada masyarakat. Meski

terdepan untuk urusan pengentasan kemisikinan pengembangan BMT

mengalami kendala, selain masalah teknis operasional, kualifikasi SDM,

masalah paling mendasar adalah status kelembagaan BMT. Walaupun

sebagian besar BMT berbadan hukum koperasi, fakta di lapangan

menunjukkan ada keluhan dari beberapa pihak bahwa BMT tidak

melaksanakan secara total peraturan dan perundang-undangan perkoperasian.

Dari perkembangan BMT dan permasalahan teknis operasional dan

SDM dapat diselesaikan dengan pertukaran pengalaman dengan adanya

sebuah induk koperasi syari’ah bisa mengembangkan BMT koordinator untuk

menata jaringan kerja di daerah.8

3. Produk Dan Jasa BMT

Jenis-Jenis layanan melalui produk BMT tidak berbeda dari jenis bank

layanan Bank Syariah, yang dapat dibagi menjadi 3:

a. Sistem Jual Beli

1) Ba’I Bitsaman Ajil yaitu penjualan barang kepada anggota denggan

mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan denggan cara mengangsur.

8

(34)

20

2) Murobahah yaitu penjualan barang kepada anggota dengan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran

dilakukan dengan cara jatuh tempo/sekaligus.

3) Ba’i As-Salam yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) yang terlebih dahulu

dipesan anggota dengan kriteria tertentu yang sudah umum. Anggota harus

membayar uang muka kemudian barang dikirim belakangan (setelah jadi).

4) Jual Beli Istisna’ yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) pesanan yang

didasarkan kriteria tertentu (yang tidak umum) anggota boleh membayar

pesanan ketika masih dalam proses pembuatan/setelah barang itu jadi dengan

cara sekaligus/mengangsur.

5) Ijaroh yaitu Pembelian suatu barang yang dilakukan dengan cara sewa terlebih dahulu setelah masa sewa habis maka anggota membeli barang sewa tersebut.

b. Sistem Bagi Hasil

1) Musyarokah yaitu kerjasama penyertaan modal dan masing-masing

menentukan jumlahnya sesuai kesepakatan bersama yang digunakan untuk

mengelola suatu usaha/proyek tertentu.

2) Mudharabah yaitu pemberian modal kepada anggota yang mempunyai skill

untuk mengelola usaha/proyek yang dimilikinya. Pemberian bagi hasil

ditentukan berdasarkan kesepakatan. Modal 100% dari shohibul maal, tidak

terdapat jadwal angsuran, bagi hasil tidak ditetapkan dimuka dan sifatnya

(35)

c. Sistem Jasa

1) Qard yaitu pemberian pinjaman untuk kebutuhan mendesak dan bukan

bersifa konsumtif. Pengembalian pinjaman sesuai dengan jumlah yang

ditentukan dengan cara angsur atau tunai. Contohnya untuk biaya

rumah sakit, biaya pendidikan, biaya tenaga kerja.

2) Al-Wakalah yaitu pemberian untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Penerima kuasa mendapat imbalan

yang ditentukan dan disepakati bersama.

3) Al-Hawalah yaitu penerimaan pengalihan utang/piutang dari pihak lain

untuk mendesak dan bukan bersifat konsumtif. BMT sebagai penerima

pengalihan hutang/piutang akan mendapatkan fee dari pengaturan pengalihan (management fee).

4) Rahn yaitu pinjaman dengan cara menggadaikan barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh tempo. Ongkos dan biaya

penyimpanan barang (marhun), ditanggung oleh penggadai (rahin). Barang jaminan adalah milik sendiri (rahin), untuk itu kehendaknya rahin bersedia mengisi surat pernyataan kepemilikin.

5) Kafalah yaitu pemberian garansi kepada anggota yang akan mendapatkan pembiayaan (pelaksanaan suatu usaha/proyek) dari pihak

lain. BMT mendapatkan fee dari anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.9

9

(36)

22

B. Strategi Produk

1. Strategi Produk Pada BMT

Istilah strategi berasal dari Yunani Strategeta (stratus = militer dan

ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang

Jenderal.10Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi.11

1. Pengertian Secara Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan

suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Pengertian Strategi Secara Terminologi

Secara terminologi pengertian strategi menurut beberapa ahli

sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dr. Sukanto Reksohadiprojo, M.Com menjelaskan bahwa strategi

adalah fondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi

yang digariskan adalah adalah ekstensifiasi, intensifikasi,

rehabilitasi dan diversifikasi.12

10

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Arah Press, 2004), cet. ke-5, h.3. 11

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.167.

12

(37)

b. Onong Uchayana Effendi mengemukakan bahwa strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta

jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu

menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.13

Walaupun diadakan secara analisis peralatan untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan

strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan

persepsi dan pendapat individu.14

Sama seperti halnya yang diungkapkan oleh Hari Murti

Kridalaksana, bahwa strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan

dan akal atau budi daya.15

Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik

adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini

berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan

memakai senjata dan tangan manusia, sedangkan dalam bidang militer

strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik memenangkan suatu

persiapan antara kelompok-kelompok yang berada orientasi hidupnya.16

13

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), Edisi revisi. cet-5. h.32.

14

Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h.335 15

Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981).

16

(38)

24

Menurut Onong Uchayana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya

adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.17

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak

berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara

tanpa tujuan tertentu.18

Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian

tujuannya. Ada empat tahapan dalam menentukan keputusan strategis,

yaitu:19

1. Menentukan perumusan unit usaha.

2. Menentukan klasifikasi strategis atau variabel-variabel kunci.

3. Memilih strategi yang berperan.

4. Mengevaluasi seluruh portofolio yang dimiliki.

Prinsip-Prinsip Dalam Strategi

Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga

mempunyai peranan penting di dalamnya. Adapun untuk mencapaI

keberhasilan dalam melaksanan kegiataan pembiayaan kepada masyarakat,

BMT menerapkan prinsip-prinsip berikut:20

17

Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.32.

18

Fred.R.David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.3. 19

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.76. 20

(39)

a. Prinsip kehati-hatian (prudential principle)

b. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle)

c. Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, and fairness.

Konsep produk itu tidak terbatas pada objek fisik, sesuatu yang

mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dapat disebut produk.Arti

pentingnya barang fisik itu tidak begitu banyak terletak dalam memilikinya

seperti hanya manfaat yang diberikannya. Kita tidak membeli makanan

untuk memandangnya, tetapi karena memenuhi rasa lapar kita. Kita tidak

akan membeli kompor gas untuk dibanggakan, tetapi karena dapat

memasakkan makanan kita.21

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi

barang secara fisik, jasa, kepribadiaan, tempat, organisasi dan gagasan/buah

pikiran.22 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.23

Menurut Philip Kotler, Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk

digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan.24

21

Philip Kotler dan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h.7.

22

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.200. 23

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed.2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.70.

24

(40)

26

Teori perilaku konsumen ini penting bagi para pemasar karena

seluruh rencana pemasaran didasarkan pada asumsi tentang cara konsumen

menentukan pilihan. Oleh sebab itu, konsep nilai, biaya, dan kepuasan

sangat penting bagi disiplin pemasaran.25

Secara rasional konsumen akan memilih produk terbaik yang

tersedia di pasaran. Pada kondisi seperti ini perlu ada konsep atau orientasi

berbeda. Dan muncullah konsep atau orientasi produk. Konsep produk pada

dasarnya berpendapat bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas

produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan akan unggul dalam

persaingan, dan produk-produknya laku di pasaran, jika perusahaan tersebut

mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan senantiasa

meningkatkan kualitas produk.26

Bagi perusahaan syari’ah, untuk komponen tawaran (offer), produk

haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan

prinsip-prinsip syari’ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai

dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan

menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.27

Strategi produk merupakan unsur strategi yang paling penting dalam

pemasaran dan pengembangan produk, karena dapat mempengaruhi strategi

pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan

dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta

25

Indo Yama Nasarudin,SE, MAB dan Hemmy Fauzan, SE,MM, Pengantar Bisnis Dan Manajemen, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006), cet.1. h.90.

26

Ibid,. h.100. 27

(41)

penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat

dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix)

diantaranya : merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk (product quality)

dan pelayanan (services) yang diberikan.28

Dengan demikian, merek mengidentifikasi pembuat atau penjual

suatu produk. Perusahaan harus menyusun strategi mereknya di sekitar

penciptaan dan perlindungan kepribadian merek ini.29

2. Pengembangan Produk.

Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi

produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang

yang besar.30

Pengembangan produk (mengembangkan produk-produk baru untuk

pasar saat ini).31

1. Mengembangkanfitur-fiturprodukbaru:

a. Melakukan adaptasi (terhadap ide dan pengembangan lainnya).

b. Melakukan modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, aroma,

bentuk, ukuran).

28

Ibid., h.204. 29

Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, edisi keenam, jilid 1,prentice-Hail, (Jakarta: Intermedia, 1995), h.458-459.

30

Pearson Education, Strategic Management (Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1), (Jakarta: Salemba Empat, 2006).,h.235.

31

(42)

28

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih tebal, nilai ekstra).

d. Memperkecil (lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan).

e. Melakukan ubtitusi (dengan bahan baku, proses atau komponen

lainnya).

f. Mengatur kembali (pola, tata letak, urutan, atau komponen lainnya).

g. Membalik (menukar posisi).

h. Menggabungkan (mencampur, memilah, merakit, menggabungkan

unit, tujuan, daya tarik, ide).

2. Mengembangkan variasi mutu.

3. Mengembangkan model dan ukuran tambahan.

Berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan produk bisa

menjadi strategi yang efektif:32

a. Ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada

tahap dasar dalam siklus hidup produk, idenya adalah untuk menarik

pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang telah

diperbaiki) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan

produk atau jasa organisasi saat ini.

b. Ketika perusahaan bersaing dalam satu industri yang memiliki

perkembangan teknologi yang cepat.

c. Ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas lebih baik

pada harga yang bersaing.

d. Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.

32

Matt Murray,“ Private Companies Also Feel Pressure to Clean Up Acts”, Wall Street

(43)

e. Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.33

Kalau konsep pada produk telah lulus dari pengujian bisnis, konsep

itu diteruskan ke pengembangan produkdisini, bagian litbang (R&D) atau

perekayasaan mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik.Bagian

R&D akan mengembangkan satu atau lebih versi konsep produk secara

fisik. Diharapkan akan ditemukan suatu prototipe yang memenuhi kriteria

berikut:34

(1) Konsumen melihatnya sebagai penjelmaan atribut pokok yang

dijelaskan di dalam pernyataan konsep produk.

(2) Prototipe tersebut bekerja secara aman pada kondisi dan pemakaian

normal.

(3) Prototipe tersebut dapat diproduksi dengan biaya produksi yang

dianggarkan.

Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009)

mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu

mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept

development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan

produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut,

33

Ibid., h.236. 34

(44)

30

manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau

[image:44.595.106.527.161.547.2]

menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.35

Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru.36

3. Strategi Pengembangan Produk.

Strategi pengembangan produk juga sering kali digunakan untuk

memperpanjang siklus hidup dari produk yang ada saat ini maupun untuk

memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan. Strategi

pengembangan produk didasarkan pada penetrasi di pasar yang ada dengan

memasukkan modifikasi produk ke lini produk yang sudah ada atau

dengan mengembangkan produk baru yang memiliki hubungan yang jelas

dengan lini produk saat ini.37

35Nengsih, “

Proses Pengembangan Produk Baru” artikel diakses pada hari Senin, 15 September 2013 Pukul 19:00 wib, http://kasusmanajemen.wordpress.com//2011/09/02/proses-pengembangan-produk-baru.

36

Ibid. 37

(45)

Ada 4 macam pendekatan strategi pengembangan produk yang

dapat dilakukan, yaitu:38

1. Modifikasi bauran produk

Mengubah bauran produk dalam satu lini, misalnya ada produk

sabun, deterjen dan pasta gigi dalam lini toileteries. Lalu produk pasta gigi diganti dengan eau de toilet.

2. Perluasan lini produk

Menambah lini baru misalnya sudah ada lini saus dan lini sirup,

kemudian diperluas dengan lini kecap produk komplemen.

3. Menambah citra manfaat produk (product complement)

Meningkatkan citra dan manfaat produk, misalnya dengan

menerbitkan buku resep sehingga manfaat produk bertambah bagi

konsumen.

4. Diversifikasi produk.

Menciptakan kelas konsumen lain, misalnya setingkat lebih rendah

atau setingkat lebih tinggi.39

C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages)

1. Pengertian Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan perkembangan dari nilai yang

mampu diciptakan oleh perusahaan untuk pembelinya. Adapun

38

Ibid.

39

Penny Rahwaty, “Disain Dan Pengembangan Produk”, artikel diakses pada hari Jum’at,

19 April

(46)

32

keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh

perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam

menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar.40

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulanbersaing

bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik

konsumen/nasabah dan mempertahankan diri di atas kekuatan persaingan

yang mencoba menekan perusahaan. Sumber keunggulan bersaing dapat

berupa :41

1. Produk terbaik di pasar

2. Memberikan jasa pelayanan yang paling hebat

3. Memberikan harga jual paling murah

4. Mempunyai lokasi yang paling strategis

5. Teknologi yang tepat guna

6. Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah

7. Memasarkan produk baru paling cepat

8. Merek dan reputasi yang sudah teruji

9. Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang

dikeluarkan konsumen/nasabah.

Pendeknya, untuk mencapai keunggulan bersaing yang

terus-menerus, seorang produsen atau perusahaan harus mampu menyediakan

nilaibarang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang lain oleh

konsumen/nasabah. Produk yang baik dengan harga yang lebih rendah

40

Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h.159. 41

(47)

atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing atau

produk bermutu yang sepadan dengan harganya.42

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) tidak takut bersaing dengan bank

syariah dalam memberikan pinjaman di sektor mikro. Pasalnya bank

syariah memiliki level yang berbeda dengan BMT dalam memberikan

pinjaman.43

Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi dan Bisnis Kecil (PINBUK),

Aslichan Burhan mengatakan untuk terus meningkatkan layanan kepada

masyarakat, BMT harus mempersiapkan layanan teknologi informasi

cepat, sehingga dapat bersaing dengan bank. Pasalnya, di sisi lain BMT

juga memiliki keunggulan dapat lebih memberdayakan masyarakat karena

memiliki kedekatan dengan komunitas setempat. Untuk margin bagi hasil

juga bisa bersaing karena BMT adalah bisnis harian maka turn overnya

juga cepat, kata Aslichan. Untuk membantu sektor mikro Indonesia, ia pun

mengharapkan setidaknya BMT dapat berdiri di setiap kecamatan di

Indonesia. Di tahun ini PINBUK terus meningkatkan kerjasama dengan

pemerintah pusat mau pun daerah, serta lembaga keuangan syariah

lainnya. Setidaknya terdapat 3000 BMT di seluruh Indonesia. Beberapa

waktu lalu utusan IDB pun datang ke Indonesia untuk mempelajari tentang

42

Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99.

43

(48)

34

BMT. BMT yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh minimal 20

persen membuat Indonesia dipilih sebagai pilot project untuk

pengembangan BMT di negara lainnya.44

3. Indikator Keunggulan Bersaing45 a. Bernilai (valuable)

Kompetensi bernilai (valuable competencies) adalah kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan mengeksploitasi

peluang-peluang atau menetralisir ancaman-ancaman dalam

lingkungan eksternal perusahaan.

b. Langka (rareness)

Langka adalah kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing

saat ini atau potensial.

c. Terlalu mahal untuk ditiru (Inimit ability)

Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi

sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jika perusahaan

lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperoleh kompetensi

tersebut.

d. Tidak ada produk pengganti(Insubstitut ability).

44

Inkopsyah bmt, “ProspekCerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09

Februari 2014,

http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:prospekce rah&catid=85&Itemid=575http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view =article&id=129:prospek-cerah&catid=85&Itemid=575.

45

(49)

Kompetensi yang sulit digantikan adalah kompetensi yang tidak

memiliki ekuivalen strategis. Dua sumber daya perusahaan yang

bernilai (atau dua kumpulan sumber daya perusahaan) ekuivalen secara

strategis ketika tiap sumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah

untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara

umum, nilai strategis dari kompetensi meningkatkan kesulitan untuk

menggantikannya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing

Ada berapa faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, antara

lain sebagai berikut:46

a. Nilai (Value)

Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu

perusahaan harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau yang diharapkan oleh calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan

mereka, atau sesuai apa tidak dengan apa yang didapatkan oleh mereka

dari produk perusahaan tersebut.

b. Kemampuan Untuk Menyerahkan Produk

Yaitu mengenai kecepatan pelayanan, penyerahan produk dan

sensitivitas terhadap pelanggan.

c. Harga

Pantas atau tidaknya harga yang ditetapkan oleh perusahaan

terhadap produknya dimata konsumen atau pembeli produk tersebut.

46

(50)

36

d. Loyalitas Konsumen

Terciptanya sekelompok pembeli dalam pasar (segmen) yang akan

mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain loyal customer atau pelanggan yang setia.

5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan

Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, kata-kata klasik ini

sudah sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya

dijadikan tameng apabila yang terjadi kemudian adalah kegagalan.

Kata-kata tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak

peluang, serta tantangan yang terbuka untuk mencapai keunggulan.

Demikian pula banyak cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah

dicapai oleh organisasi atau perusahaan.47

Memang banyak yang beranggapan bahwa dalam persaingan lepas

kendali atau hypercompetition sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan

yang terus-menerus, akan tetapi secara alamiah perusahaan akan terus

mempertahankan keunggulannya selama mungkin bahkan mereka akan

berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.48 Sekali lagi, hal tersebut

sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang

lain melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut, sifat alamiah ini kalau

diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu lapar dan haus

dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar tersebut. Sementara tingkat

47

Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.19.

48

(51)

pemuasan terhadap rasa lapar tersebut tergantung pada individu

masing-masing.49

Beberapa cara mempertahankan keunggulan yang bisa kita

identifikasi, diantaranya adalah:50

a. Keunggulan Operasional :

Keunggulan ini bila mengacu kepada strategi generik adalah

berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan kepada

penekanan efisiensi. Bila perusahaan bekerja kepada efisiensi dan

kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk

sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalm

industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga

produk yang terendah pula bagi industri.

b. Keunggulan Produk Dan Teknologi :

Hal ini bisa diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin

produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus

menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar.

Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana membuat

pasar siap menerima produk-produk yang sebelumnya tidak pernah

ada. Sedangkan teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam

proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka

banyak hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tadinya hanya dalam

angan-angan saja kemudian menjadi sebuah kenyataan. Pemanfaatan

49

Ibid., h.19-20. 50

(52)

38

teknologi dalam proses inovasi produk sudah sedemikian meluasnya,

sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi penggerak

utama dalam penemuan produk baru.51

c. Kedekatan Dengan Pelanggan:

Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan

dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk

membangun citra image tentang perusahaan ke dalam benak

pelanggan. Untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan

pelanggan, maka perusahaan harus mau untuk menjadi bagian dari

solusi untuk si pelanggan dan bukan malah menjadi bagian dari

problem mereka.52

51

Ibid., h.24. 52

(53)

39

BMT AL-FATH IKMI

A. Profil BMT Al-Munawwarah

1. Sejarah Singkat BMT Al-Munawwarah1

Ide dan inisiatif pendirian BMT Al-Munawwarah bermula dari

keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan Pengurus Yayasan Al

-Munawwarah-BPI, ICMI Orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan

sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali

kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya

sehingga mereka mencari alternatif “termudah” dalam mengakses

permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika

merka meminta bantuan terhadap “Dewa Penolong” tersebut justru istilah

awal dari keterpurukan usaha mereka.

Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti

keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri

bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK (Simpanan

Pokok Khusus) sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua

sepakat, maka didirikanlah BMT Al-Munawwarah dengan mengambil

bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai legalitas dan

status hukum awal operasionalnya.

1

[image:53.595.102.525.159.545.2]
(54)

40

Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al-Munawwarah bersama

16 BMT baru lainnya diwilayah Jakarta-Selatan diresmikan

operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan

Direktur Bank Muamalat H. Zainul Baha Noor. Sejak itu BMT

Al-Munawwarah

Gambar

GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH
gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di
Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru.36
GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN
+2

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi pemasaran produk yang diterapkan BMT Sepakat Sejahtera Bersama dalam meningkatkan keunggulan kompetitif

menangani kasus pembiayaan murabahah dan mudharabah bermasalah yang terjadi di BMT tersebut telah sesuai dengan syariat. Sebab

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja BMT AL-FATH dari perspektif pelanggan dengan pendekatan Balanced Scorecard maka di dapat

1.Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Di BMT Al-Hikmah Setelah penulis melakukan penelitian tentang strategi BMT Al- Hikmah untuk pengembangan sumber daya

Fokus pembiayaan Qardhul Hasan pada BMT al-Munawwarah yaitu mampu dan bersedia membiayai sektor usaha kecil untuk meningkatkan taraf hidup, juga mendanai kebutuhan hidup

Wawancara dengan bapak Bihamdillaahi udha, selaku karyawan di KJKS BMT UAS Pamotan Rembang, 18 Oktober 2014.. KJKS BMT UAS belum memiliki fasilitas ATM, seperti yang dimiliki

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan BMT AL HIKMAH untuk meningkatkan jumlah anggota antara dengan cara meningkatkan variasi produk gadai

Wawancara dengan bapak Bihamdillaahi udha, selaku karyawan di KJKS BMT UAS Pamotan Rembang, 18 Oktober 2014.. KJKS BMT UAS belum memiliki fasilitas ATM, seperti yang dimiliki