• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN YANG DITOLONG BIDAN PADA DESA SUNGAI BUAYA KECAMATAN BANGUN PURBA

KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2008

LINCE ROTUA SIAGIAN

075102010

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D IV BIDAN

PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

DAFTAR ISI

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan ... 24

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1. Desain Penelitian ... 27

3.2. Defenisi Operasional ... 27

3.3. Populasi dan Sampel ... 28

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.5. Pertimbangan Etik ... 29

3.6. Instrumen Penelitian ... 30

3.7. Pengumpulan Data ... …31

3.8. Analisa Data ... 32

3.9. Tingkat Kepercayaan Data ... 33

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Hasil penelitian ... 35

(3)

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1. Kesimpulan ... …50

5.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

PANDUAN WAWANCARA

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

SURAT IZIN PENELITIAN PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

SURAT BALASAN PENELITIAN KEPALA DESA SUNGAI BUAYA

(4)

Judul : Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008

Peneliti : Lince Rotua Siagian

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIM : 075102010

ABSTRAK

Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membran dalam rahim melalui jalan lahir dimana proses tersebut biasanya disertai rasa yang sangat nyeri. Dengan membagikan pengalaman saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.

Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post partum tiga hari yang ditolong oleh bidan sebanyak tiga orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2008. Pengumpulan data dalam penelitian dengan cara menggunakan kuesioner data demografi dan depth interview. Pertimbangan etik yang dilakukan peneliti harus jujur, menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian kepada responden. Analisa penelitian yang dilakukan adalah metode Parse. Tingkat kepercayaan data yang dilakukan dengan cara member checking.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan yaitu: (1) Tanda-tanda Persalinan yang pertama, (2) hal-hal yang dialami dikamar bersalin, (3) Nyeri persalinan, (4) Pelayanan kebidanan yang diterima ibu. Dan dari hasil penelitian ternyata pengalaman yang dialami ketiga partisipan hampir sama. Dan hasil penelitian dengan teoritis juga terdapat banyak persamaan, namun ada juga sedikit perbedaan yang dijumpai, yaitu tentang tindakan awal dalam penghangatan bayi. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan dapat menambah wawasan kita tentang bagaimana pengalaman ibu melahirkan. Diharapkan juga dari hasil penelitian ini bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala. Dan juga diharapkan bagi instansi pendidikan menyamakan persepsi dalam melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal.

(5)

Judul : Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008

Peneliti : Lince Rotua Siagian

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIM : 075102010

ABSTRAK

Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membran dalam rahim melalui jalan lahir dimana proses tersebut biasanya disertai rasa yang sangat nyeri. Dengan membagikan pengalaman saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.

Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post partum tiga hari yang ditolong oleh bidan sebanyak tiga orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2008. Pengumpulan data dalam penelitian dengan cara menggunakan kuesioner data demografi dan depth interview. Pertimbangan etik yang dilakukan peneliti harus jujur, menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian kepada responden. Analisa penelitian yang dilakukan adalah metode Parse. Tingkat kepercayaan data yang dilakukan dengan cara member checking.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan yaitu: (1) Tanda-tanda Persalinan yang pertama, (2) hal-hal yang dialami dikamar bersalin, (3) Nyeri persalinan, (4) Pelayanan kebidanan yang diterima ibu. Dan dari hasil penelitian ternyata pengalaman yang dialami ketiga partisipan hampir sama. Dan hasil penelitian dengan teoritis juga terdapat banyak persamaan, namun ada juga sedikit perbedaan yang dijumpai, yaitu tentang tindakan awal dalam penghangatan bayi. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan dapat menambah wawasan kita tentang bagaimana pengalaman ibu melahirkan. Diharapkan juga dari hasil penelitian ini bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala. Dan juga diharapkan bagi instansi pendidikan menyamakan persepsi dalam melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal.

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan merupakan fokus perhatian yang sangat penting didalam

kehidupan masyarakat, karena sebagian masyarakat mengganggap masa

persalinan merupakan sebuah masa krisis (Swasono,1998).

Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membrane dalam

rahim melalui jalan lahir (Bobak,Lowderilk,Jensen, 2005), dimana proses tersebut

biasanya disertai rasa yang sangat nyeri, sehingga bagi sebagian ibu nyeri

persalinan sering kali melebihi dugaan mereka (Danuatmaja & Meiliasari,2004).

Nyeri persalinan yang tidak teratasi sangat berbahaya pada ibu yang sedang

melahirkan karena dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan kimiawi

alam tubuh yang dapat mengganggu kontraksi, sehingga mengurangi kemampuan

ibu untuk mengejan secara efektif selama persalinan (Danuatmaja &

Meiliasari,2004).

Konteks persalinan, setiap suku memiliki cirri-ciri budaya mereka sendiri

untuk memahami dan menanggapi terhadap peristiwa persalinan tersebut, yeng

sudah dipraktikkan jauh sebelum masuknya biomedical di lingkungan komuniti

mereka. Selain itu, berbagai masyarakat juga memiliki cara-cara tertentu dalam

mengatur aktivitas-aktivitas mereka saat menghadapi wanita bersalin (Swasono,

(7)

Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga

keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan.

Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia

sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para

wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan

kesejahteraan keluarga (50 tahun IBI. 2005).

Di dalam GBHN 1998 disebutkan bahwa Peranan wanita dalam

pembangunan perlu terus kita tingkatkan dan kita arahkan sehingga kaum wanita

dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa,

sesuai dengan kodrat dan harkatnya sebagai wanita (Manuaba,1998).

Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang integral dari pelayanan

kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka

tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan

yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan

maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga

berkualitas, bahagia, dan sejahtera.

Tugas bidan desa memang sangat berat, tetapi mulia karena menyangkut

masalah reproduksi manusia, dengan optimalisasi menurunkan angka kematian

ibu dan perinatal, melalui berbaga usaha sosial dan medis teknis.

IBI sebagai organisasi disarankan agar melakukan pembinaan yang terus

menerus dengan jalan organisatoris dan pendidikan berkelanjutan. Dengan

demikian IBI beserta segenap anggotanya memegang peranan yang sangat penting

(8)

sebagai cermin kemampuan bangsa Indonesia untuk memberikan pelayanan dan

pengayoman medis yang bermutu dan menyeluruh (Manuaba.2000).

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Mengenali pentingnya

pengalaman seputar persalinan bagi wanita dan memberi kesempatan untuk

menceritakannya pada orang lain:”Sebuah pengalaman lebih dari sebuah kisah”

(Kirkham,1997). Dengan membagikan pengalaman mereka saat awal menjadi ibu

dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin

(9)

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Mengetahui bagaimana pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh

bidan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1.3.1. Bagaimana pengalaman ibu yang melahirkan yang ditolong oleh

bidan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi institusi

pendidikan kebidanan di Sumatera Utara untuk mengetahui

bagaimana pengalaman ibu melahirkan yang di tolong bidan.

1.4.2. Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal pada

penelitian berikutnya tentang pengalaman ibu melahirkan yang

ditolong bidan.

1.4.3. Pelayanan Kebidanan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pelayanan kesehatan pada

Kabupaten Deliserdang khususnya Kecamatan Bangun Purba makin

ditingkatkan. Dan pelayanan yang diberikan hendaknya dapat

(10)

1.4.4. Ibu

Ibu dapat mengerti dan memahami sepenuhnya tentang bagaimana

persalinan yang nyaman dan sehat, untuk melahirkan bayi yang

sehat.

(11)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait,

dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:

2.1. Defenisi Pengalaman

2.2. Konsep Persalinan

2.2.1. Defenisi Persalinan

2.2.2. Tanda – Tanda Persalinan.

2.2.3. Asuhan Persalinan Normal

2.3. Konsep Nyeri

2.3.1. Defenisi nyeri

2.3.2. Manajemen Nyeri Persalinan

Metode Non Farmakologis

2.4. Pelayanan Kebidanan

2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan

(12)

2.1. Defenisi Pengalaman

Pengalaman kata dasarnya “alami” yang berati mengalami, melakoni,

menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami,

menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko,

2006).

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Akan tetapi pengalaman

pribadi seorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain. Dengan membagikan

pengalaman mereka saat-saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman

merekatentang pengalaman tersebut semakin mendalam. (Kirkham, 1997).

2.2. Persalinan

2.2.1. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Manuaba, 1998).

Persalinan merupakan kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi

yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta

(13)

2.2.2. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda persalinan sebagai berikut :

1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi

yang semakin pendek

2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu:

• Pengeluaran lendir

• Lendir bercampur darah

3. Dapat disertai pecah ketuban

4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks:

• Perlunakan serviks

• Pendataran serviks

• Terjadi pembukaan serviks ( Manuaba, 1998).

2.2.3. Asuhan Persalinan Normal

Penuntun Persalinan Normal.

Dalam penuntun persalinan normal ada terdapat enam puluh langkah (60

langkah) dengan ringkasan sebagai berikut:

I. Melihat tanda dan gejala Kala II terdapat 1 langkah

II. Menyiapkan pertolongan persalinan terdapat 5 langkah

III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik terdapat 4 langkah

IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran

terdapat 3 langkah.

V. Persiapan Pertolongan kelahiran bayi terdapat 4 langkah

(14)

VII. Penanganan bayi baru lahir terdapat 6 langkah

VIII.Penatalaksanaan aktif persalinan kala III terdapat 9 langkah

IX. Menilai perdarahan terdapat 2 langkah

X. Melakukan prosedur pascapersalinan terdapat 19 langkah.

Penuntun persalinan normal tersebut diatas akan dijabarkan sebagai berikut:

I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan normal

• Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum/ vaginanya.

• Perineum menonjol

• Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

1. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.

Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril

sekali pakai dalam partus set.

2. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

3. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan

dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

4. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan

disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

5. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung

(15)

partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi

tabung suntik.

III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik

1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan

ke belakang dengan menmggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air

disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi

oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi

dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi

(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan

dekontaminasi).

2. Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.

• Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,

lakukan amniotomi.

3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan kotor kedlam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan (seperti diatas).

4..Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir dengan

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit)

• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

• Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

(16)

IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan

Meneran

1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

• Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan

pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan

pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.

• Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana meraka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada

saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa

aman).

3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran:

• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk

meneran

• Mendukung dan membri semangat atas usaha ibu untuk meneran.

• Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak

meminta ibu berbaring terlentang).

• Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

• Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada

ibu.

(17)

• Menilai DJJ setiap 5 menit.

• Jika bayi belum lahir atau kelahiran belum akan terjadi segera dalam

waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1

jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.

Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran

• Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman.

Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu

untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat diantara kontraksi.

• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera

setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan

handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

• Sediakan tempat untuk antisipasi untuk terjadinya komplikasi

persalinan (asfiksia), sebelah bawah kaki ibu temapat tidur yang datar

alas keras. Beralaskan 2 kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60

watt (jarak 60 cm dari tubuh bayi).

2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

(18)

4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

VI. Menolong Kelahiran Bayi

Lahirnya kepala

1. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk

meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

• Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan

hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee

disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru

dan bersih.

2. Dengan lembut menyeka muka, hidung, mulut bayi dengan kain atau kasa

yang bersih.

3. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

• Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

• Jika tali pusat melilit lahir bayi dengan erat, mengklemnya di dua

tempat, dan memotongnya.

4. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

(19)

5. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan

masing-masing di sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi

berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik ke arah atas dan arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan dan Tungkai

6. setelah kedua bahu dilahirkan, menerusurkan tangan mulai kepala bayi yang

berada di bagian bawah kearah perineum tangan, membiarkan bahu dan

lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan

tangan bayi melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagaian

atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

7. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior)

dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki

lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu

kelahiran kaki.

VII. Penanganan Bayi Baru Lahir.

1. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak dari 5

pertanyaan, maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan bayi diatas

perut ibu enan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat

terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

(20)

3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).

4. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting, dan

memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.

5. mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut

yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat

terbuka.

Jika bayi mengalami kesulitan untuk bernafas, mengambil tindakan yang

sesuai.

6.Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk

bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga

Oksitosin

1. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk

menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

2. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

3. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10

unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya

terlebih dulu.

Penegangan Tali Pusat Terkendali

(21)

5. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang

pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

6. Menunggu uterus berkontrkasi dan kemudian melakukan penegangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah

pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan

belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai.

• Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga

untuk melakukan rangsangan putting susu.

Mengeluarkan Plasentas

7. Setelah plaenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat

ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil

meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar

5-10 cm dari vulva.

• Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama

15 menit:

(22)

- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih

dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.

- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya

- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak

kelahiran bayi.

8. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan

menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan hati-hati

memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut.

• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat

tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (pemijatan) Uterus

9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

IX. Menilai Perdarahan

1 . Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.

(23)

• Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik

mengambil tindakan yang sesuai.

2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

X. Melakukan Prosedur Pascapersalinan

1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

Mengevaluasi perdarahan pervaginam

2. Mencelupkan kedua tangan yang memakai serung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut

dengan air disinfektan tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih dan kering.

3. Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati disekeliling tali

pusat sekitar 1 cm dari pusat.

4. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan

simpul mati yang pertama.

5. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.

6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian keplanya. Memastikan handuk

atau kainnya bersih dan kering.

7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

Evaluasi

8. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:

(24)

• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

• Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan

• Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang

sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan

dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

9. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

10. Mengevaluasi perdarahan.

11 .Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama satu jam pertama pascapersalinan dan setipa 30 menit selama jam

kedua pascapersalinan.

• Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama

pascapersalinan.

• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

Kebersihan dan Keamanan

12. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit).

Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.

13. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang

sesuai.

(25)

Membersihkan cairan ketuban lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

15. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberik ibu minuman dan makanan yang

diiginkannya.

16. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih.

17. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan

bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit.

18. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

19. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2.3. Konsep Nyeri

2.3.1. Defenisi Nyeri

Menurut Berger (1992), nyeri adalah suatu fenomena alamiah yang

mengindikasikan bahwa terdapat sesuatu yang tidak baik didalam tubuh.

Pinda (2000), menyatakan nyeri selalu bersifat subjektif, setiap insane

mempelajari penerapan dari kata tersebut melalui pengalaman sebelumnya dalam

kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa nyeri adalah perasaan tubuh atau bagian

dari tubuh manusia. Ia senantiasa tidak menyenangkan dan keberadaannya

(26)

nyeri merupakan pengalaman seseorang, berbeda antara satu orang dengan orang

lain serta bervariasi yang dirasakan oleh orang yang sama dari waktu dengan

waktu yang lain.

2.3.2. Mekanisme Nyeri Persalinan

Non Farmakologis

Metode non farmakologis yaitu upaya menghilangkan rasa nyeri melalui

cara-cara alamiah (Danuatmaja & Meiliasari,2004). Keberhasilan non

farmakologis ini bersifat individual, artinya terapi yang berhasil bagi seorang ibu

lain, dimana mereka potensial memiliki strategi tersendiri dalam mengatasai rasa

nyeri persalinan (Danuatmaja & Meiliasari,2004). Ada beberapa metode untuk

menhilangkan rasa nyeri secara non farmakologis:

1. Relaksasi

Relaksasi merupakan pengendalian nyeri yang memberikan wanita masukan

terbesar, masukan bukan hanya dari ibu tetapi terdiri dari pengajaran untuknya

selama kehamilan dan penguatan pendamping persalinannya (Schrock,1998

dikutip Mender,2003).

2. Pijatan dalam Persalinan

Pijatan merupakan metode yang memberikan rasa lega pada banyak wanita

selama tahap pertama persalinan (Mander,2003). Pijat secara lembut membuat

ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan (Danuatmaja &

(27)

3. Posisi Melahirkan

Posisi melahirkan yang banyak digunakan adalah berbaring terlentang

sepanjang persalinan pertama. Selanjutnya jika tiba waktunya mengedan, ibu

dipindahkan ke posisi berbaring, kedua kaki dibuka lebar dan disangga atau

lithotomi, namun posisi melahirka tidak hanya sebatas sepert itu (Danuatmaja

& Meiliasari, 2004). Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman (1998)

yang umum digunakan sebagai berikut:

a. Berbaring

Berbaring merupakan posisi yang umum digunakan dan sering disebut

dengan lithotomi. Pada posisi ini ibu dibiarkan terlentang seraya

menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.

b. Miring

Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring kekiri kekanan. Salah satu

kaki diangkat, sedangkan kaki yang lainnya dalam keadaan lurus.

c. Setengah duduk

Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk

dan paha dibuka kearah samping.

d. Jongkok

Posisi persalinan sudah dikenal dengan posisi alami.

(28)

2.4. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya

keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitu:

memprihatinkan aspek bio,psiko sosial dan kultural sesuai dengan kebutuhan

pasien. Palayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan

pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. semangat untuk melayani

b. simpati

c. empati

d. tulus ikhlas

e. memberikan kepuasan

Setelah itu bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal

seperti di bawah ini:

a. aman

b. nyaman

c. privacy

d. alami

e. tepat.

Bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan

(29)

2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan

Sebenarnya apa saja yang terkait dengan proses persalinan itu sehingga

begitu banyak membuat orang repot? Ada segunung hal-hal negatif mengenai

proses persalinan. Proses persalinan merupakan hal hebat. Merupakan suatu

keistimewaan jika berada dalam situasi akan melahirkan. Hari kelahiran bayi anda

sebaiknya merupakan saat terbaik dalam kehidupan anda. Melahirkan adalah

peristiwa terpenting dalam hidup anda.Tidak semua wanita bisa melahirkan.

Wanita yang dapat melahirkan adalah wanita yang istimewa (Susan, 2006).

Melahirkan memberikan banyak pengalaman berbeda. Ini adalah

contoh-contoh bagaimana para wanita mengganbarkan proses persalinan:

-“Persalinan itu luar biasa menantang-mental dan fisik”

-“Persalinan adalah pekerjaan menemui makhluk mungil yang anda besarkan

dengan indah selama 40 minggu.”

-“Persalinan adalah pengalaman yang mendewasakan”

-“Persalinan adalah kerja keras”

Semua pendapat tersebut benar. Melahirkan adalah perayaan kehidupan

baru. Terimalah bahwa di akhir kehamilan akan ada proses persalinan. Calon

ibu/para ibu perlu melakukan beberapa jam pekerjaan yang luar biasa untuk

berjumpa dengan bayinya. Betapa menariknya! Pada jaman sekarang ini semua

wanita yang melahirkan menghadapi sejumlah tantangan menjelang kehamilan

dan melahirkan. Mungkin saja tantangan tersebut dalam pekerjaan, pribadi,

keluarga, keuangan emosional dan spiritual. Strategi yang dilakukan untuk

(30)

• Anda bisa melakukannya

• Anda bisa melakukan proses persalinan

• Anda bisa melahirkan

• Anda benar-benar bisa mengontrol

• Percaya pada diri sendiri

• Percaya pada bayi anda

• Percaya pada kemampuan anda

• Percaya pada kekuatan anda sebagai seorang wanita

Jangan pernah kehilangan pandangan ini selama kehamilan anda.

Kehamilan anda seharusnya menjadi petunjuk yang terbaik di hari terbaik dalam

kehidupan anda. Ingat hamil dan melahirkan bukanlah suatu sakit dan penyakit

(Susan.2006).

Ketika mengetahui dirinya hamil, banyak wanita bertanya-tanya apa yang

seharusnya dilakukan pertama kali. Tempat yang baik untuk memulai adalah

memeriksa fasilitas yang tersedia di daerah anda. Bila anda tinggal di kota besar,

mungkin anda mempunyai sejumlah pilihan berbeda, sebaliknya bila anda tingga

tidak di kota besar, seringkali anda hanya memiliki satu pilihan saja. Jadi lihatlah

rumah sakit lokal tersebut dan temukan model perawatan yang ditawarkan. Jika

hal tersebut tidak cocok dengan kriteria anda, atau anda ingin memeriksa pilihan

lainnya, maka mungkin anda harus bersiap-siap melakukan perjalanan untuk

mendapatkan model perawatan yang anda pikir terbaik dan cocok untuk anda. Hal

ini benar-benar sangat berharga untuk dilakukan. Tidak ada peraturan yang

(31)

teman-teman anda yang mengatakan untuk pergi ke fasilitas khusus, apa yang

cocok bagi mereka, belum tentu cocok bagi anda. Setiap kehamilan, proses

(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif

fenomenologi yaitu suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap

orang-orang dalam situasi tertentu serta menangkap pengertian tentang sesuatu yang

sedang diteliti. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan

pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia (Moleong, 2006). Riset

fenomenologi mengamanatkan peneliti untuk akrab dengan peserta riset dan

lingkungannya (Davis,1978 di kutip Brockopp,1999) Pada penelitian ini peneliti

ingin mengetahui pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan.

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Pengalaman berasal dari kata dasar alami yang berarti menglami,

melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menjalani,

menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati dan merasakan

(Endarmoko, 2006).

3.2.2. Ibu adalah seorang wanita yang telah menikah dan mempunyai anak.

3.2.3. Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin,uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir,atau

melalui jalan lahir lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

(33)

3.2.4. Nyeri adalah satu fenomena alamiah yang mengindikasikan bahwa

terdapat sesuatu yang tidak baik di dalam tubuh.

3.2.5. Asuhan Persalinan Normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup

dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,

melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi

yang minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat

terjaga pada tingkat yang optimal.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang post partum tiga hari

ditolong oleh bidan di desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten

Deliserdang.

3.3.2. Sampel

Adapun sample yang diambil oleh peneliti adalah ibu-ibu yang post

partum tiga hari ditolong oleh bidan. Dan peneliti menggunakan tiga orang ibu

yang akan digunakan sebagai responden. Tehnik pengambilan sampel yang

dilaksanakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yang sesuai dengan

(34)

Sampel yang diambil adalah yang memenuhi criteria sebagai berikut:

1. Ibu-ibu yang post partum tiga hari

2. Ibu-ibu yang melahirkan yang ditolong oleh bidan pada desa sungai buaya

kecamatan bangun purba Kabupaten Deli Serdang.

3. Bersedia diwawancarai atau menjadi responden.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun

Purba Kabupaten Deliserdang. Dengan pertimbangan pada desa tersebut ada

dijumpai ibu yang post partum tiga hari melahirkan oleh bidan. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2008.

3.5. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini peneliti harus jujur. Data diambil harus dari data yang

sebenarnya, menjaga keselamatan responden, melindungi responden dari

ketidaknyamanan dan bahaya serta tidak menyebabkan kerugian bagi partisipan.

Peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik yaitu: peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta danpak yang mungkin terjadi

selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia maka responden

harus menandatangani lembar persetujuan riset (Informed Consent). Bila

partisipan menolak untuk diwawancarai maka peneliti tidak akan memaksa dan

(35)

partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya

untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data

(kuesioner) hanya nomor kode yang akan digunakan sehingga kerahasiaan

identitas informasi yang diberikan tetap terjaga. Seluruh informasi yang diperoleh

tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap

menjaga kerahasiaan identitas.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:

1. Kuesioner data demografi, yang berisi pertanyaan mengenai data umum

responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia,

agama, tingkat pendidikan, penghasilan/ekonomi, jumlah anak yang lahir

dengan bantuan bidan.

2. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan meliputi

1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman ibu

Misalnya: Bagaimana pengalaman ibu sewaktu melahirkan ditolong

oleh bidan?

2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai

Misalnya: Apa pendapat ibu tentang bidan?

3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan

Misalnya: Apakah ibu merasa takut sewaktu melahirkan?

4. Pertanyaan yang berkaitan dengan indra.

(36)

5. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi

Misalnya: Apa yang menyebabkan ibu pada saat persalinan mau

ditolong oleh bidan.

3.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah mendapatkan izin dari Ketua Program Studi DIV Bidan Pendidik

USU, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk

mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian.

2. Peneliti harus berusaha untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin

tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

3. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara menggunakan

kuesioner data demografi sebagai data dasar dan dengan Depth Interview

yaitu wawancara mendalam terhadap partisipan.

4. Sebelum memulai wawancara peneliti memperkenalkan diri terlebih

dahulu dan menjelaskan hal-hal yang terkait dalam dengan penelitian.

5. Peneliti menjalin hubungan dengan masyarakat.

6. Partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuesioner

sesuai dengan petunjuk masing-masing bagian dan diberikan kesempatan

untuk bertanya kepada peneliti bila ada oertanyaan yang tidak dimengerti.

7. Peneliti mulai melakukan wawancara dan merekam hasil wawancara.

8. Peneliti menulis dan membaca transkrip, jika ada hal-hal yang kurang

(37)

9. Peneliti menganalisa data yang detemukan dan mengelompokkan data,

kemudian data akan diuraikan kedalam bentuk narasi dari semua konsep,

kelompok dan kategori konsep.

10.Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analsa data yang

dilakukan.

11.Pengumpulan data dihentikan jika saturasi data tercapai, hal ini dapat

diketahui dengan menggunakan grand tour observation dan grand tour

question atau yang disebut dengan penjelajahan umum, yang akhirnya

peneliti memperoleh fokus penelitian, dan bila pertisipan diwawancarai

kembali partisipan tersebut tetap memberikan jawaban yang sama. Dalam

hal ini ada empat orang ibu yang akan diwawancarai.

3.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan bersamaan dengan saat transkripsi data pertama

dilakukan. Dari permulaan penelitian, peneliti akan mulai menginterpretasikan

pengertian yang mungkin terhadap suatu data yang akan disajikan. Kesimpulan

akhir mengenai data akan diperoleh dengan menganalisa data secara sistematis

dan menetapkan hubungan-hubungan data dengan jelas (Brockopp, 1999). Metode

yang digunakan adalah metode Parse. Adapun parse mendeskripsikan proses

analisanya secara rinci yang terdiri dari:

1. Menggali hal-hal penting dari deskripsi kata demi kata. Hal-hal penting

(38)

2. Mensintesa hal-hal penting tersebut. Hal-hal penting yang disintesa adalah

suatu ungkapan ide pokok.

3. Merumuskan suatu perbandingan dari deskripsi setiap partisipan.

Perbandingan tersebut adalah pernyataan yang terkonsep tidak langsung

oleh peneliti yang menghubungkan ide pokok yang disintesa dari setiap

partisipan.

4. Menggali konsep pokok dari perbandingan yang dirumuskan dari setiap

partisipan.

5. Mensintesa arau struktur pengalaman langsung dari konsep yang digali.

Suatu struktur yang disentesa adalah suatu pernyataan yang terkonsep oleh

peneliti yang menghubungkan dengan konsep pokok. Struktur sebagai

jawaban yang dikembangkan dari pertanyaan penelitian.

3.9. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan data akan dipertahankan dengan cara member

checking. Member checking merupakan suatu tehnik untuk mempertahankan

kepercayaan data dengan cara partisipan memferifikasi dan menguraikan data

yang diperoleh. Jadi dengan cara ini peneliti mengklarifikasi kembali data yang

telah diperoleh kepada partisipan untuk mengetahui kesesuaiannya.

Proses member checking dimulai pada saat peneliti bertemu dengan

partisipan, memberi fotocopy transkrip, untuk kemudian mendiskusikan kembali

proses member checking yang telah dilakukan dengan dosen pembimbing peneliti.

(39)

kepercayaan data. Pada cara ini peneliti menghabiskan beberapa waktu untuk

mencapai tujuan tertentu yaitu: mempeljari bagaimana itu pengalaman,

(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan tentang pengalaman ibu melahirkan dotolong oleh bidan. Ketiga

partisipan berdomisili di Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba

Kabupaten Deliserdang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara

mendalam.

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Partisipan

Ketiga partisipan yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah

partisipan yang memenuhu kriteria dan bersedia untuk diwawancara serta mau

menandatangani perjanjian sebelum interview dimulai. Para partisipan adalah ibu

yang 3 hari post partum dan partus cara normal. Umur ketiga partisipan berkisar

antara 27-28 tahun. Rata-rata umur partisipan adlah 27,3 tahun. Dua orang

partisipan beragama Islam dan satu partisipan beragama Kristen. Ketiga partisipan

bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ketiga partisipan pendidikan terakhir adalah

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Ketiga partisipan melahirkan ditolong

oleh bidan. Dua diantaranya melahirkan anak kedua dan satu melahirkan anak

pertama.

Berikut ini adalah karakteristik dari masing –masing partisipan. Partisipan

A berumur 27 tahun, melahirkan anak kedua, agama Islam suku Jawa, pendidikan

(41)

tahun, melahirkan anak pertama, agama islam suku jawa, pendidikan terakhir

SLTA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga , Partisipan C berumur 28 tahun,

melahirkan anak kedua, agama Kristen suku batak karo, pendidilan terkhir SLTA,

pakerjaan ibu rumah tangga.

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan

Umur

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap ketiga partisipan yang

telah memiiliki pengalaman langsung dalam melahirkan maka peneliti

menemukan tiga tanda-tanda persalinan.dan telah diidentifikasi oleh partisipan

tersebut adalah:(a). Darah/ Lendir Campur Darah; (b). Ketuban; (c). Mulas/Sakit

Pinggang.

(a). Darah/Lendir Campur Darah

Keluarnya lendir ini bisa muncul setiap saat di minggu minggu terakhir

(42)

Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama persalinan yang keluar

adalah darah, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Tanda yang pertama itu darah. Warnanya merah kehitaman”

(Partisipan 1)

(b) Ketuban

Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dan pada

beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan

(Manuaba,1998).

Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama yang keluar adalah

Ketuban. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Tanda-tanda pertama yamg keluar air, kembar air. Airnya banyak keluar, kata orang kembar air. Airnya keluar pada saat saya masih dirumah”

(Partisipan 2)

(c) Mulas/Sakit Pinggang

Mulas pada saat mau melahirkan disebut juga dengan His. His Persalinan

mempunyai sifat sebagai berikut:

1.Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

2.Makin beraktivitas janin kekuatan makin bertambah (Manuaba,1998).

Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama persalinan adalah rasa

mulas/sakit pinggang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut

ini:

“Tanda yang pertama kali gak ada. Cuma rasa sakit sekitar perut dan pinggang”

(43)

4.1.3. Hal-Hal yang Dialami di Kamar Bersalin

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan partisipan.

Maka peneliti mengetahui hal-hal apa saja yang ibu alamai dikamar bersalin.

Peneliti menemukan ada kesamaan dalam pengalaman ibu melahirkan dikamar

bersalin.

(a). Diperiksa, (b). Mengeran, (c). Kelahiran Bayi, (d). Pemotongan tali pusat,

(e). Penghangatan bayi

(a). Diperiksa

Dalam melakukan pimpinan persalinan perlu ditetapkan apakah seorang ibu

sudah memasuki tahap persalinan dengan pemeriksaan: anamnesa, pemeriksaan

fisik dan melakukan pemeriksaan dalam

Partisipan mengatakan bahwa pengalaman pertama dikamar bersalin adalah

diperiksa, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini.

“Pertama kali sesampainya diruangan saya diperiksa oleh ibu bidan”

(Partisipan 1)

“Saya diperiksa dan diukur darah saya”

(Partisipan 2)

(b) Meneran

Mulai merasa ingin mengeran dengan anus mulai terbuka, bagianterendah

mulai menonjol di perineum maka ibu dipimpin mengeran (Manuaba,1998).

Semua partisipan mengatakan melakukan proses mengeran dikamar bersalin

saat melahirkan. Ini dapat dilihat dari pernyataan-penyataan partisipan sebagai

berikut:

“ Saat mau melahirkan saya disuruh berbaring dan diajari mengedan lama”

(44)

“Waktu sudah dekat saya dusuruh mengedan oleh ibu bidan”

(Partisipan 3)

“Saya dinasehati ibu bidan bagaimana biar sabar, tenang. Mengedan ada juga diajari”

(Partisipan 2)

(c) Kelahiran bayi

Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, menganjurkan

ibu mengeran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

Semua partisipan mengatakan bahwa setelah lama mengedan maka bayi lahir.

Hal ini dapat dilihat dari penyataan sebagai berikut

“ Setelah lama mengedan bayi saya lahir”

(Partisipan 1)

“Gak lama saya mengedan bayi saya lahir”

(Partisipan 3)

“Agak lama mengedan bayi saya lahir”

(Partisipan 2)

(d) Pemotongan tali pusat

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan bayi kecuali bagian tali

pusat. Kemudian dilakukan pemotongan tali pusat dengan mengklem tali pusat

dan melakukan pengurutan pada tali pusat dan kemudian memasang klem kedua.

Kemudian memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.

Semua partisipan mengatakan bahwa segera bayi lahir dilakukan pemotongan

tali pusat. Hal ini dapat dilihat dari penyataan sebagai berikut:

“Setelah bayi saya lahir, mulut bayi saya dibersihkan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan”

(Partisipan 3)

“Tali pusatnya dipotong dan mulutnya dibersihkan”

(Partisipan 2)

“Anak saya lahir, lalu tali pusat dipotong”

(45)

(e) Penghangatan bayi

Segera mengeringkan bayi pada saat bayi keluar.

Dua dari tiga partisipan mengatakan bahwa segera setelah pemotongan tali

pusat bayi didekapkan pada ibu. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan sebagai

berikut

“Setelah bayi dibersihkan bayi diletakkan didada saya. Perasaan saya bahagia sekali. Rasa sakitnya hilang”

(Partisipan 3)

“Setelah bayi lahir, bayi diletakkan didada saya. Bayinya langsung mencari- cari buah dada saya”

(Partisipan 2)

4.1.4. Konsep Manajemen Nyeri Persalinan

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap ketiga partisipan

yang yang telah memiliki pengalaman melahirkan lansung dalam mengatasi nyeri

selama persalinan maka peneliti menemukan dua cara mengatasi nyeri persalinan

yaitu posisi Melahirkan dan Pendamping persalinan.

(a) Posisi yang nyaman

Posisi melahirkan yang banyak digunakan adalah berbaring telentang

sepanjang persalinan pertama dan jika waktunya untuk mengedan, ibu

dipindahkan ke posisi berbaring kedua kaki dibuka lebar dan disangga. Padahal

posisi melahirkan sebenarnya tidak hanya terbatas pada itu saja, ibu dapat

mencoba berbagai posisi melahirkan yang berbeda untuk setiap tahapan

persalinan, yang tujuannya menemukan pereda sakit melahirkan atau membuat

proses melahirkan lebih mudah (Danuatmaja & Meiliasari,2004).

(46)

Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada partisipan berikut:

“Karena sakitnya luar biasa maka saya nungging untuk mengurangi rasa

sakit.Tetapi pada saat mau melahirkan saya tidur terlentang”.

(Partisipan 1)

“Perut saya semakin sakit dan saya disuruh tidur miring oleh ibu bidan”.

(Partisipan 2)

“Yang saya lakukan untuk mengurangi rasa sakit menjerit-jerit dan ibu bidan

menyuruh saya untu tidur miring kekiri dan kekanan”.

(Partisipan 3)

(b) Pendamping Persalinan

Pendamping persalinan merupakan salah satu manajemen nyeri persalinan non

farmakologis yang memberikan pengaruh yang signifikan untuk menurunkan

nyeri persalinan (Mander,2003).

Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara peneliti kepada partisipan

sebagai berikut:

“Dikamar bersalin saya ditemani oleh suami dan ibu. Saya merasa tenang kalau

orang yang saya sayangi berada dekat saya”.

(Partisipan 2)

“Saya hanya ditemani ibu tapi saya juga merasa tenang ibu ada disamping

saya”

(Partisipan 3)

(47)

4.1.5. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan yang diberikan bidan kepada pasien dengan maksud

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga

berkualitas, bahagia dan sejahtera (IBI,50 tahun, 2005).

Dari hasil penelitian responden kepada Partisipan terdapat

bermacam-macam pendapat tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini

dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut:

“Pelayanan yang saya harapkan yang baik tentunya. Pertolongan yang bisa

merawat selama melahirkan. Bisa bikin cepat sehat, baik, ramah dan perhatian,

terampil dan cekatan”

(Partisipan 1

“Ibu bidannya baik, ramahlah, pandai, ligat, tangan dingin, bidannya sehat”

(Partisipan 2)

“Sabar ngadapi pasien, tidak cerewet, ibu bidannya tau apa yang diperlukan pasien, memberi semangat, ramah, terampil”

(Partisipan 3)

4.2. Pembahasan

Kelahiran merupakan proses yang normal terjadi pada manusia sebagai upaya

secara alamiah untuk memperoleh keturunan. Dalam proses kahamilan yang

cukup panjang yaitu sekitar sembilan bulan dapat terjadi berbagai gangguan

demikian dengan proses persalinan (Danuatmaja & Meiliasar, 2004).

Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang

kompleks. Faktor-faktor hormonal, faktor prostaglandin, Struktur uterus, sirkulasi

uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang

mengakibatkan partus mulai (Sarwono,1999).

(48)

4.2.1. Tanda Persalinan

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi

yang semakin pendek

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks

membuka dan mendorong janin kebawah.

Perasaan sakit pada his mungkin disebabkan oleh iskemia dalam korpus

uteri tempat terdapat banyak serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan parasaan

sakit mulai dari melalui saraf sensorik di pleksus hipogastrikus ke sisitem saraf

pusat. Sakit dipinggang sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian bawah

uterus terus berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorik turut

terangsang. Maka dari itu jika his sempurna dan efisien dengan adanya dominasi

di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks, perasaan sakit

pinggang dan sakit bagian bawah akan berkurang.

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu rasa

sakit sekitar perut dan pinggang. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan

mendukung bahwa his/kontraksi pada kala pembukaan dapat mengakibatkan sakit

dipinggang dan bagian bawah uterus.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu: pengeluaran lender

dan lender bercampur darah.

Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita

mengeluarkan lender yang bersama darah (bloody show). Lendir yang bersama

darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servikalis mulai membuka

(49)

berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika

serviks membuka (Sarwono,1999).

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah

darah dan warnanya kehitaman. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan

mendukung bahwa darah dan pengeluaran lender merupakan salah satu tanda

persalinan.

c. Dapat Disertai Pecah Ketuban.

Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hamper atau telah

lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hamper

lengkap atau lengkap (Sarwono,1999). Bila ketuban pecah sebelum mencapai

pembukaan 5 cm, disebut Ketuban Pecah Dini.

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah

air atau disebut dengan ketuban. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan

mendukung bahwa air ketuban yang sudah pecah merupakan salah satu tanda

persalinan.

4.2.2. Hal-hal yang Dialami Dikamar Bersalin

Pada saat akan melahirkan ibu akan mengalami banyak hal dikamar bersalin

diantaranya:

a. Diperiksa

Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti melakukan pemeriksaan

kedokteran lainnya, dimulai dengan wawancara (anamnesa), mengenai identitas,

(50)

Membimbing ibu untuk membuka pakaian dalam, tidaklah bijaksana

bilapemeriksa melakukannya sendiri. Ibu harus dilayani sopan santun. Dilakukan

pemeriksaan umum dan obstetric tanpa menimbulkan ketidaknyaman penderita.

Sebelum melakukan melakukan pemeriksaan pada vagina dan pemeriksaan dalam,

terangkan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan dengan cara yang baik.

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan dikamar bersalin ibu diperiksa oleh bidan. Dengan

demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa hal pertama yang

dilakukan dikamar bersalin adalah pemeriksaan.

b. Meneran

Pada Kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3

menit sekali, karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang

panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang

secara refleks menimbulkan rasa mengeran. Wanita merasa pula tekanan pada

rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan

menjadi lebar. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada waktu his. Bantulah ibu agar dapat menggunakan

tenaga dankemampuannya sehingga Kala II dapat terjadi secara spontan

(Sarwono,1999).

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari

hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa pada saat kepala janin

sudah masuk diruang panggul, secara refleks menimbulkan rasa mengeran maka

(51)

peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa proses mengeran hanya boleh

dilakuka apabila kepala bayi sudah di vulva.

c. Kelahiran bayi

Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi

diluar his, dan dengan his dankekuatan mengedan maksimal kepala janin

dilahirkan dan disusul dengan mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi

lainnya.

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari

hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa beberapa lama setelah

mengeran maka kelahiran bayi. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan

mendukung bahwa proses mengeran tidak lama terjadi apabila kepala janin

tampak dalam vulva.

d. Penghangatan Bayi

Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi datas perut ibu

dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Memberikan bayi pada

ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian

ASI jika ibu menghendakinya (Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007).

Dari pernyataan diatas terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan hasil

penelitian.Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ibu bahwa setelah bayi dibersihkan

bayi diletakkan didada si ibu dan ada juga partisipan yang mengatakan setelah

bayi lahir bayi diletakkan didada si ibu dan langsungmencari buah dada. Dari

pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan yaitu bahwa melatakkan bayi

pertama kali tidak diperut melainkan didada danhal ini dilakukan setelah

(52)

pernyataan teoritis bahwa meletakkan bayi pertama kali diatas perut si ibu setelah

menilai dengan cepat dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Dan

bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan

(Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007).

e. Pemotongan Tali Pusat

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian tali pusat bayi. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem I. Memegang tali pusat dengan satu tangan,

melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut

(Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007).

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa setelah bayi lahir, mulut

bayi dibersihkan dan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan. Dengan

demikian hasil penelitian dapat mendukung bahwa setelah bayi lahir dilakukan

pemotongan tali pusat.

4.2.3. Konsep Manajemen Nyeri Persalinan

Manajemen nyeri persalinan biasanya digunakan secara farmakologis dan

non farmakologis (Bobak, Lawdermil,Jensen,2001). Dari hasil penelitian ini

manajemen Nyeri Persalinan adalah secara non farmakologis, yaitu:

a. Posisi

Posisi persalinan merupakan posisi yang ibu gunakan selama melahirkan,

(53)

dimana masing-masing posisi memilki kelebihan maupun kekurangan sendiri

(Jaman,1998).

Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman (1998), yaitu: berbaring,

miring, setengah duduk, dalam air, dan jongkok.

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan bahwa karena sakit yang luar biasa ibu nungging

dengan alas an untuk mengurangi rasa sakit, dan ada yang mengatakan disuruh

miring oleh ibu bidan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa

untuk mengurangi rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan mengatur posisi

persalinan.

b. Pendamping Persalinan

Pendamping Persalinan merupakan salah satu metode non farmakologis

yang digunakan untuk memberikan efek relaksasi selama proses persalinan

(Shrock, 1998 dikutip Manders 2003). Peranan suami dan keluarga dalam

persalinan tidak dapat diabaikan dengan demikian akan memberikan rasa aman

pada pasien (Sarwono,1999).

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa tenang apabila ada yang

mendampinginya dikamar bersalin khususnya suami dan orang tua. Dengan

demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pendamping dalam persalinan

merupakan salah satu metode non farmakologis yang dapat dapat mengurangi rasa

(54)

4.2.4. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan diberikan secara holistic, yaitu memperhatikan aspek

bio, psiko social dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut

diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien

memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik semangat,

simpati, empati, tulus ikhlas, memberikan kepuasan. Setelah itu, bidan sebagai

pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal berikut: aman, nyaman, privacy,

alami, dan tepat

Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari

hasil wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa senang dengan pelayanan

yang diberikan ibu bidan yaitu baik, cekatan, ramah, pandai, sabar, terampil.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pelayanan kebidanan

yang diterima pasien dilapangan sesuai dengan yang diharapkan pasien.

(55)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dar ketiga partisipan mengenai

pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan meliputi beberapa hal

sebagai berikut: Tanda-tanda persalinan (darah lendir campur darah, His dan

ketuban), Hal-hal yang ibu alami dikamar bersalin (diperiksa, mengeran, kelahiran

bayi, pemotongan tali pusat dan penghangatan bayi), Manajemen nyeri persalinan

yang dilkaukan oleh ibu (posisi yang nyaman, pendamping persalinan), dan

Pendapat ibu tentang pelayanan kebidanan.

Dari hasil pembahasan berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti

terhadap tiga partisipan terdapat banyak persamaan antara teoritis dengan

kenyataan yang dijumpai dilapangan berdasarkan dari pengalaman ibu melahirkan

yang ditolong oleh bidan. Misalnya, tanda –tanda persalinan menurut Manuaba

(1998) adalah: Terjadinya his persalinan, pengeluaran lendir dan darah, dan

disertai dengan ketuban pecah. Dan berdasarkan dari hasil pembahasan juga

dijumpai adanya tanda-tanda persalinan yang sama halnya dengan teoritis

tersebut.

Selain itu juga ada terdapat perbedaan yang diterima peneliti antara hasil

pembahasan dengan teoritis. Misalnya, Pelaksanaan penghangatan bayi yang

pertama kali dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ibu (pengalaman ibu)

(56)

yang mengatakan setelah bayi lahir diletakkan didada si ibu dan langsung mencari

buah dada siibu. Dari pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan antara

pengalaman dengan teoritis. Berdasarkan pengalaman meletakkan bayi pertama

kali bukan diperut melainkan didada dan hal ini dilakukan setelah pemotongan tali

pusat dan setelah bayi dibersihkan. Menurut teori bahwa meletakkan bayi pertama

kali diatas perut siibu setelah menilai dengan cepat dan denan posisi kepala bayi

lebih rendah dari tubuhnya. Dan bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi

ditempat yang memungkinkan (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007).

Hasil penelitian ini menambah wawasan kita dan pandangan kita tentang

pengalaman ibu melahirkan yang ditolong leh bidan. Dan membuka pikiran kita

bahwa tidak selamanya ada persamaan antara teoritis dengan yang dilakukan di

praktek lapangan. Untuk diharapkan adanya satu persepsi tentang penatalaksanaan

asuhan persalinan normal.

5.2. Saran

Sebagai sumbangan pemikiran dari rangkaian penulis akhir dari karya tulis

ilmiah ini, saran-saran yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut:

(1). Praktek Pelayanan Kebidanan

a. Selaku pelayanan kesehatan yang professional seorang bidan harus

senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara

berkala.

b. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan

(57)

(2). Instansi Pendidikan

a. Menyamakan persepsi tentang penatalaksanaan asuhan persalinan normal

b. Melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan

normal

(3). Penelitian Kebidanan

Dalam melakukan penelitian hendaknya seorang peneliti harus dapat

mengkaji atau menggali lebih dalam tentang sesuatu hal yang ditemukan

dimasyarakat. Sehingga ditemukan adanya persamaan maupun perbedaan

anatar teoritis dengan kenyataan. Dengan adanya perbedaan tersebut akan

menjadi masukan bagi dunia pendidikan untuk menyamakan persepsi

Gambar

Tabel 4.1  Karakteristik Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Th e items analyzed are classifi ed into seven categories related to (1) the possibilities of obtaining information from the department, (2) the development of e-services,

Klasifikasi tanah menurut Hardiyatmo (2002) pada Tabel 1 tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung organik dan dari hasil pengujian batas konsistensi tanah mempunyai

Namun, mempersiapkan ananda untuk menekuni pendidikannya di SD bukanlah semata-mata ia sudah harus bisa membaca, menulis, dan berhitung saja, karena sebenarnya

Diagnosa yang muncul pada pasien 1 adalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin ditandai dengan : orang tua

Nama Peneliti / Tahun Skim Penelitan Judul Penelitian Hasil penelitian Rekomendasi Andi Widiyanto, Nuryanto (2015) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang Android

Madrasah Diniyah al-Fatah Arcawinangun Purwokerto Utara, Hasil penelitian menunjukan bagaimana penanaman akhlak santri melalui rutinan pembacaan Maulid Simtudduror di

bagaimana  saya  dapat  mengaplikasikan  kedalam  hidup

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji akurasi Algoritma Modified K-Nearest Neighbor-X (MKNN-X) lebih lanjut dalam memprediksi