• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 1 MEREK T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 1 MEREK T.A 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG

DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR

DI SMK NEGERI 1 MEREK

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

NAMA : JONA AFRIANDO SIPAYUNG NIM : 5103121019

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Jona Afriando Sipayung :”Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur Di SMK Negeri 1 Merek T.A 2015/2016”. Skripsi. Medan : Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional di SMK Negeri 1 Merek. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan yang terdiri dari dua kelas yaitu siswa kelas X TKR 1 sebanyak 28 orang dan siswa kelas X TKR 2 sebanyak 32 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan berganda sebanyak 31 soal. Instrument ini digunakan untuk mengetahui homogenitas data kelas eksperimen, dan hasil tes menunjukkan kedua kelas tidak ada perbedaan. Pengajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk kelas X TKR 1 sebagai kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas X TKR 2 sebagai kelas kontrol.

Penelitian ini dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar siswa (postes), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 59, 84 dengan standar deviasi 5, 94 dan model pembelajaran konvensional memberikan nilai rata-rata siswa sebesar 59, 42 dengan standar deviasi15, 32. Uji hipotesis digunakan pada taraf signifikan menggunakan uji t-test dua pihak dimana Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai hasil belajar kedua model pembelajaran tersebut memberikan hasil yang hamper sama atau secara uji hippotesis tidak memiliki perbedaan dari kedua model pembelajaran tersebut. Denagn demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi menggunakan alat-alat ukur pada kelas X SMK Negeri 1 Merek T.A 2015/2016.

(5)

ii

ABSTRACT

Jona Afriando Sipayung:”Differences of between learning outcomes of student taught using cooperative model jigsaw type and conventional learning models on the competency using a measuring instrument of clas X SMK Negeri 1 Brand of the school year 2015/2016”.

This study aims to determine differences in learning outcomes between students taught using cooperative model jigsaw type and conventional learning model in the country SMK Negeri 1 Merek. Subjects in this study is student at class x TKR 1 totaling 28 students and grade X TKR 2 totaling 32 students. This instrument is used as a pretest to determine the homogeneity of the experimental class, test results showed no difference both classes. teaching is done by using cooperative learning model jigsaw for class x TKR 1 as an experimental class and the class as a class 2 X TKR this kontrol.penelitian collected using student achievement test (post test), the results showed that students taught by cooperative model jigsaw give the average value of 59, 84 with a standard deviation of 5.94 and conventional learning model gives an average value of 59.42 with a standard deviation of 15,32.the testion hypotheses used at significant level = 0.005 using t-test two parties where Ho is accepted and Ha rejected. the value of learning outcomes of both the learning modle provide almost the same results or test hypotheses have no differences of both learning model tersebut.Dengan thus these results it can be concluded that there was no significant difference in outcomes between students taught using the type cooperative model jigsaw and conventional learning models the standard of competence using a measuring instrument in class X SMK Negeri 1 of school year 2015/2016.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu syarat meraih sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah “Perbedaan hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw dan Model Pembelajaran Komvensional Pada Kompetensi Menggunakan Alat-Alat ukur Di Kelas X TKR SMK Negeri Merek Tahun Ajaran 2015/2016”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat berbagai kendala, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen

pembimbing skripsi, yakni bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, atas arahan beliau terhadap penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini, sehingga kendala tersebut dapat teratasi. Teristimewa penulis mengucapakan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan

ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

(7)

iv

3. Bpak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku waki Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.T, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan

6. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST, MT, Ph. D, selaku Ketua Progran Studi

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Medan.

7. Bapak Drs. Hidir Efendi, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing SkripsiPenulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Universitas Negeri Medan.

9. Ayah saya S sipayung dan Ibu saya M br Girsang yang telah memberikan

banyak materi, nasihat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini serta kakak saya Nova Elisabeth Sipayung, S. Sos, Bunga Editha

Sipayung, SE, abang saya Sar Erik Fandi Sipayung dan semua adik serta keluarga saya yang telah banyak memberikan motivasi kepada saya dan juga materi yang membuat saya semakin sabar untuk menyelesaikan studi ini.

10. Pacar saya Yenni Fitria Girsang yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya.

11. Bapak Sitanggang, MT, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Merekyang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah beliau.

(8)

v

13. Segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat dicantumkan satu persatu untuk dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati melalui adanya skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sepenuhnya sempurna, dikarenakan

keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman penulis. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki penulisan di saat yang akan

dating. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2016

Jona Afriando Sipayung

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 11

1. Hakekat belajar... 11

2. Hakekat Hasil Belajar ... 11

3. Hasil Belajar Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur... 14

4. Model Pembelajaran ... 17

(10)

vii

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 18

d. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif ... 19

e. Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

f. Langkah –langkah Model Pembelajaran Kooperatif... 21

g. Macam Macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 25

a. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ... 25

b. Langkah –langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw... 27

c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 28

d. Kelemahan Kooperatif Tipe Jigsaw ... 29

6. Model Pembelajaran Konvensional ... 29

7. Perbedaan kelompok belajar Kooperatif Tipe Jigsaw dan Model Pembelajaran Konvensional ... 33

8. Materi Pokok Alat Ukur ... 34

B. Penelitian Yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 42

D. Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

(11)

viii

D. Defenisi Operasional ... 46

E. Rancangan Penelitin ... 48

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 48

G. Instrumen Penelitian... 49

1. Uji Validitas Tes ... 50

2. Taraf Kesukaran Tes ... 51

3. Daya Pembeda Tes ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 53

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Persentase Kelulusan Siswa Kelas X TKR ……… 4 Tabel 2. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Kooperatif…………... 23 Tabel 3. Pembelajaran Dengan Model Konvensional………. 33 Tabel 4. Perbedaan Kelompok Belajar Jigsaw Dan Konvensional………. 33

Tabel 5. Model Penelitian……… 48

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 61

Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 64

Lampiran 3. RPP Model Pembelajaran Konvensional ... 75

Lampiran 4. Materi Ajar ... 84

Lampiran 5. Intrumen Tes Menggunakan Alat Ukur ... 87

Lampiran 6.Tabel Klasifikasi Validitas Tes... 91

Lampiran 7. Perhitungan Validitas Tes ... 92

Lampiran 8.Tabel Reabilitas Tes ... 93

Lampiran 9.perhitungan Reabilitas Tes ... 94

Lampiran 10.Tabel Tingkat Kesukaran... 95

Lampiran 11.Tabek Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tes... 96

Lampiran 12.perhitungan Tingkat Kesukaran Tes ... 97

Lampiran 13. Tabel Klasifikasi Daya Pembeda Tes ... 98

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Tes ... 99

Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa ... 100

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, menuntut manusia untuk terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang. Pendidikan sangat penting bagi manusia dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang

diharapkan.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.Jadi dalam hal ini, tujuan dari sebuah lembaga pendidikan nasional ini merupakan tujuan

akhir dari sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia.salah satu lembaga pendidikan formal yang

diharapakan mampu melaksanakan tujuan dari pendidikan nasional adalah Sekolah Menengah Kejuruan(SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) sebagai salah satu nstitusi pendidikan

(15)

2

meningkatkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang

keteknikan.SMK sebagai salah satu kejuruan terus berusaha dan semakin ditantang untuk meningkatkan hasil lulusan yang benar-benar mempunyai skill

atau kemampuan di dalam bidangnya masing-masing.untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan pembelajaran yang tepat dan efektif untuk siswa SMK yang sesuai dengan kurikulum dan mengaitkan materi yang diajarkan guru dengan

penerapan yang tepat dalam kehidupan masyarakat umumnyadan masyarakat sekitar mahasiswa khususnya.

Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) harus lebih berperan aktif menyiapkan siswa/tamatan:

1. Untuk memasuki lapangan kerja mengambangkan sikap professional 2. Agar memiliki karir, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri

3. Untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industry

4. Agar menjadi warga Negara yang produktif, Adaptif dan Kreatif

Sehingga tercapainya tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam UURI No. 20 tahun 2003 yang berbunyi:‖Pendidikan adalah

usaha sadar dn terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

(16)

3

SMK N 1 Merek merupakan sekolah kejuruan negeri yang berada di

kecamatan Merek, Kabupaten Karo. salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa Program Studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Sepeda

Motor (TSM) yang sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai standar kompetensi dan bekerja di dunia industri dan dunia usaha adalah penggunaan dan pemeliharaan alat ukur. Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa

memiliki kompetensi:(1) Mengidentifikasi Alat -Alat Ukur, (2)MenggunakanAlat Ukur, (3)MenggunakanAlat Ukur, (4)MenggunakanAlat Ukur Elektrik/Elektronik

a, (5)Merawat Alat-Alat Ukur. Melalui penguasaan mata pelajaran ini dituntut siswa program TKR dan TSM akan mencapai standar kompetensi dan bekerja di dunia industri dan dunia usaha. Jika dicermati melalui pengalaman sehari-hari

mata pelajaran ini sudah selayaknya dapat dikuasai oleh siswa karena mata pelajaran ini adalah salah satu mata pelajaran yang sangat vital dalam ilmu

keteknikan seiring semakin cepatnya kemajuan teknologi yang berdampak kepada perkembangan akan ketelitian-ketelian yang membutuhkan tingkat kepresisian

yang tinggi.

Dari observasi yang telah dilakukan pada bulan November 2015 di SMK N 1 Merek didapatkan bahwasanya hasil belajar menggunakan alat-alat ukur

siswa kelas X pada tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015 memiliki indikasi hasil belajar yang belum tuntas . Diperoleh informasi bahwa persentase

(17)

4

Tabel 1. Persentase Kelulusan Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan T.A 2013/2014 dan T.A 2014/2015

Tahun Jumlah Siswa % Kelulusan

Peserta Lulus Gagal

T.A 2013/2014 34 Orang 23 Orang 11 Orang 67,64 %

T.A.2014/2015 36 Orang 20 Orang 16 Orang 55,5 %

Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ada faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dapat berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya dan yang berasal dari

luar diri siswa (eksternal) berupa faktor pendukung diluar siswa itu sendiri yang berasal dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, sehingga siswa tidak termotivasi untuk

belajar dan cenderung pasif. Guru cenderung menggunakan metode yang monoton misalnya metode ceramah, yaitu hanya menjelaskan kemudian meminta siswa

untuk mencatat dan mengerjakan soal. Padahal, para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa siswa-siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan dikerjakan secara

bersama-sama Semiawan dalam (Isjoni, 2010:40).

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini berkembang berbagai model pembelajaran. Secara harfiah model pembelajaran

(18)

5

sikap belajar dikalangan siswa, maupun berfikir kritis, memiliki ketrampilan

sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Karena itulah, perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami

perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan dan berganti dengan model yang lebih modern (Isjoni, 2010:57).

Pengajaran dengan model Konvensional, guru berdiri di depan kelas

mendominasi semua kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa hanya sebagai penerima pelajaran secara pasif.dari segi guru, banyak guru yang mengajar hanya

dengan model ceramah saja sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja (Slameto, 2003:65). Tugas guru seharusnya mengusahakan dengan berbagai cara agar konsep-konsep pada pelajaran tersebut dimengerti

siswa dengan baik. Dengan tujuan agar siswa dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga ada manfaat yang

diperoleh siswa dari kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.pengajaran yang berpokus pada guru membuat siswa kurang mandiri dan membatasi daya

kreatifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan alat-alat ukur.Untuk mengatasi kesulitan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggunakan alat-alat ukur, dalam penelitian ini dicoba menggunakan

salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif. Menurut Lie (2002;30) bahwa: ―Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model

(19)

6

menerapkan pembelajaran secara kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama‖.

Pembelajaran kooperatif memiliki dmpak yang positif terhadap siswa yang

rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan motivasi siswa yang rendah hasil belajarnya dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Ada beberapa jenis tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw.

Menurut Suyatna (2008:104) Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok

terdiri atas beberapa siswa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. siswa yang memiliki topic sama bertemu pada kelompok ahli, kelompok ahli mempelajari

satu topik dan setelah topic tersebut tuntas dibahas, maka siswa dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal. Menurut Isjoni (2010:54) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.kelebihan kooperatif tipe Jigsaw yaitu membuat siswa menjadi percaya pad guru dan lebih percaya lagi

pada kemampun sndiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lainnya dan belajar dari siswa lain. Dengan model pembelajaran tipe Jigsaw ini diharapkan akan mampu mendorong siswa yang lemah untuk berbuat, dan membantu siswa

yang pintar mengidentifikasi jelas-jelas dalam pemahamannya, serta interaksi yang terjadi selama belajar kelompok membantu memotivasi siswa dan dorongan

pemikirannya.

(20)

7

N 1 Merek yang dilakukan dengan menerapkan suatu pendekatan pendidikan

secara kontekstual dengan menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu dengan cara mengelompokkan siswa dalam suatu kegiatan

pembelajaran yang anggotanya terdiri dari 5-6 orang, memberikan materi pelajaran kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab, kemudian setiap kelompok yang telah memepelajari sub bab

yang sama, bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. Setelah kelompok ahli kembali ke kelompok asal, anggota kelompok ahli tersebut

bertugas mengajar teman-temnnya.kemudian siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa terhadap nilai belajar menggunakan alat-alat ukur dasar mereka, khususnya alat ukur mekanik.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengn judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur Kelas X SMK N 1 Merek T.A 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah,yaitu:

1. Mengapa hasil belajar Menguasai alat-alat ukur siswa kelas X SMK N 1

Merek rendah ?

(21)

8

3. Sejauh mana efektifitasnpenggunaan model pembelajaran pada mata

pelajaran menguasai alat-alat ukur dasar siswa kelas X SMSK N 1 Merek ?

4. Model pembelajaran apakah yang lebih efektif digunakan pada proses belajar dan mengajar menguasai alat –alat ukur dasar pada siswa kelas X SMK N 1 Merek ?

5. Apakah penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw dapat meningkatkan hassil belajar Menguassai alat-alat ukur dasar pada siswa kelas X SMSK N

1 Merek ?

6. Apakah penggunaan model pembelajaran konvensional dapat

meningkatkan hasil belajar Menguasai alat-alat ukur pada siswa kelass X

SMK N 1 Merek ?

7. Apakah terdapat perbedaan hassil belajar menguasai alat-alat ukur dasar

antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe Jigsaw dengan model pembelajaran Konvensional pada siswa kelas X SMK N1 Mereak ?

C. Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini supaya berjalan dengan baik dan maksimal adalah pada ranah kognitif aspek pengetahuan

perbedaan hasil belajar Menguasai alat-alat ukur dasar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang diajar dengan

(22)

9

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas,yang menjadi rumusan masalah yaitu Apakah terdapat perbedaan hasil belajar secara

signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional pada kompetensi menggunakan alat-alat ukur kelas X SMK N 1 Merek?

E. Tujun Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mengetahui hasil belajar Menguasai Teori Menggunakan Alat-alat ukur pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw?

2. Apakah hasil belajar menguasai alat—alat ukur siswa yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional?

3. Untuk mengetahui hasil belajar Menguasai Teori Menggunakan Alat-alat ukur pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvesional 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar menguasai teori

menggunakan alat-alat ukur antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model pembelajaran

Konvesional F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari data hasil penelitian ini yaitu :

(23)

10

Dapat menjadikan salah satu teknik dari pendekatan kooperatif tersebut

sebagai salah satu alternatif yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran alat ukur mekanik.

2. Bagi Sekolah

Dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.

3. Bagi Dinas Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Dapat menyampaikan informasi tentang pengaruh dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaran konvensional

(24)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Hasil perhitungan uji hipotesis yaitu uji t-test uji dua pihak, diperoleh thitung = 1,9042, sedangkan ttabel pada taraf 5% = 2,0189. Karena thitung<ttabel, maka

berdasarkan hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan Ho diterima,dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe JIGSAW dan tipe

KONVENSIONAL.

2. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

(59,84 ± 5,94) memberikan rataan nilai hasil belajar yang lebih tinggidibandingkan model pembelajaran KONVENSIONAL (54,5 ± 14,56) memberikan nilai hasil belajar siswa yang lebih rendah.

3. Tidak adanya perbedaan hasil belajar siswa dari model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan tipe KONVENSIONAL dikarenakan kedua model

pembelajaran tersebut hampir memiliki kesamaan dalam tahap-tahap pembelajarannya. Perbedaannya hanya pada tahap akhir, pada model

pembelajaran tipe JIGSAW siswa mengerjakan tes secara individu. Sementara pada model pembelajaran KOKNVENSIONAL siswa mengerjakan tugas dengan cara individu juga dengan cara kelompok.

(25)

59

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar

siswa antara lain :

1. Dalam pelaksanaan penelitian model kooperatif ini dibutuhkan kesabaran dalam membimbing siswa, pengaturan alokasi waktu yang lebih teratur serta

penguasaan kelas yang lebih baik yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Disarankan kepada guru SMK Teknik khususnya untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai model pembelajaran yang menarik sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa selain Konvensional.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model

pembelajaran kooperatif baik JIGSAW maupun KONVENSIONAL atau keduanya agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Bagi sekolah, untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif JIGSAW dan model pembelajaran

(26)

60

DAFTAR PUSTAKA

Istarani.( 2012). 58 Model PembelajaranInovatif.Medan: Media Persada.

Imas kurniasih. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Cv.Solusi distribusi : Kata pena.

Dahar, Ratnawilis. (2011). Teori-teoriBelajardanPembelajaran. Bandung: Erlangga.

DimyatidanMudjiono. (2009). BelajardanPembelajaran. Jakarta: Rinekacipta. Hamalik, Oemar. (2008). PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem

. Jakarta: PT Bumiaksara.

Hidayati. (2011). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan Dengan Panas Dan Pemanasan Yang Diajar Dengan Metode Branstoming Dan Metode Ekspositori Pada Siswa Kelas X SMK Y.P. Trisakti Lubuk Pakam. . Medan.

PusatBahasa. (2008). KamusBesarBahasa Indonesia PusatBahasa. Jakarta: Gramediapustakautama.

Uno, H.B., Umar, K., &Panjaitan, K. (2014).VariabelPenelitianDalamPendidikan Dan Pembelajaran. Jatinegara, Jakarta: Ina Publikatama.

Uno, H.B., Panjaitan, K. (2004). Model.Pembelajaran.Gorontalo: NurulJannah. Sugiono. (2012). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alvabeta

Slameto. (2010). Belajardanfaktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: RinekaCipta.

Th. Katman. (2010). Modul Penerapan Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Tempat Kerja.Gelora Aksara Pratama.

Tim PenyusunFakultasTeknik. (2013). PedomanPenulisanSkripsi. Medan: Percetakan

Gambar

Tabel 1. Persentase Kelulusan Siswa Kelas X TKR …………………… 4
Tabel 1. Persentase Kelulusan Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan T.A

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelayakan dari aspek lingkungan dan tekno-ekonomi dari proses produksi yang telah dikembangkan pada penelitian terdahulu..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance (ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, frekuensi rapat dewan

Ekstrak bunga teleng pH 1 hingga 14 yang disimpan pada suhu ruang (Gambar 16) memiliki kestabilan warna antosianin yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disimpan pada suhu 4 o

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase hasil angket dan observasi pada masing-masing aspek kualitas pembelajaran Biologi yang meliputi kinerja guru, iklim

Kepribadian anak tunrungu juga banyak ditentukan oleh disposisi (pembawaan) dan perlakuan-perlakuan dari lingkungan. Ayah, ibu keluarga selalu memberikan

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Perencanaan dan

import android.os.Bundle; import android.util.Log; import android.view.Display; import android.view.View; import android.widget.Button; import android.widget.EditText;