UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE
REHEARSAL PAIRS PADA MATA PELAJARAN
PENGELASAN PADA SISWA KELAS X SMK
NEGERI 2 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh:
DEDY BRANKLY MANULLANG
5113321008
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Dedy Brankly Manullang: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
Skripsi.Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016
Penelitian ini diajukan karena rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran pengelasan dimana dari 35 siswa yang dinyatakan tuntas (KKM ≥ 75) 23 siswa atau 65.7% dan 12 siswa lagi dinyatakan tidak tuntas. Dengan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran pengelasan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MP SMK Negeri 2 Medan, yang mana terdiri atas 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs, yang mana dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah untuk menemukan apakah penerapan Model pembelajaran Practice Reherasal Pairs bisa secara signifikan Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran teknik pengelasan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan postes dan lembar pengamatan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dimana pada data nilai semester diperoleh nilai rata-rata siswa 73 dengan jumlah persentase ketuntasan klasikal (PKK) 65.7%. Pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs diperoleh nilai rata-rata siswa 77,7 dengan persentase ketuntasan klasikal 74.20% Meski sudah mengalami peningkatan namun kelas belum dapat dinyatakan tuntas secara klasikal (siswa yang tuntas ≥ 75%) oleh karena itu dilanjutkan dengan siklus II dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 80 dengan persentase ketuntasan klasikal 82.80%.Pada siklus II kelas telah mengalami peningkatan hasil belajar dan telah dinyatakan tuntas secara klasikal. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan pada mata pelajaran teknik pengelasan.
ii ABSTRACT
Dedi Brankly Manullang: Efforts to Improve Student Results With
Learning Model Practice Rehearsal Pairs At Subjects Welding Students of Class X SMK Negeri 2 field Learning Year 2015/2016. Thesis. Faculty Of Engineerimg,
University Of Medan.2016
This study was proposed because of low learning outcomes in subjects in which the welding of the 35 students who otherwise completed (KKM ≥ 75) 23 students or 65.7%, and 12 students again expressed uncompleted. Practice learning model Rehearsal Pairs expected to improve learning outcomes in subjects welding. The research was conducted in classes X MP SMK Negeri 2 Medan, which consists of 35 students. This study was conducted using Action Research (PTK), using Reherasal Pairs Practice learning model, which is implemented in two cycles. Each cycle consists of Planning, Implementation, observation, and reflection. The object of this study was to find whether the application Reherasal Pairs Practice learning model can significantly Improve learning outcomes in subjects welding techniques. File collection techniques using postes and student observation sheet. The results showed that increased student learning outcomes. Where the data values obtained semester grade average of 73 students on the percentage of classical completeness (PKK) 65.7%. In the first cycle by using model Pairs Practice Reherasal obtained an average value of 77.7 students with a percentage of 74.20% classical completeness Despite increased but the class can not be declared complete classical (students who completed ≥ 75%) therefore continued with the second cycle by considering results of the reflection on the cycle I. in the second cycle obtained by the average value of the 80 students with classical completeness percentage of 82.80% .In the second cycle classes have improved learning outcomes and has been declared complete classical. With it can be concluded that the Reherasal Pairs Practice learning model can improve the results of class X student of SMK Negeri 2 Medan MP on the subjects of welding techniques.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model
Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat
berbagai kendala, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing skripsi penulis, yakni bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, atas arahan
beliau terhadap penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini, sehingga kendala yang dihadapi tersebut dapat teratasi. Dalam kesempatan ini juga, dengan ketulusan hati serta penuh
penghargaan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
iv
4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, Dan sekaligus Dosen pembimbing.
5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Yuniarto,M.Pd, selaku Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.
7. Bapak Drs. Robert Silaban, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, Sekaligus Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.
8. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
10. Bapak dan Ibu Staff Pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 11. Bapak Sukardi, S.Pd. MM, selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Medan yang
telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin beliau.
12. Bapak Bangun H Simamora S,Pd,Gr, selaku guru mata diklat Menggambar Teknik yang telah bersedia melaksanakan penelitian pada mata diklat yang dibawakan beliau.
semangat selama perkuliahan hingga selesai, serta abang, kakak dan adik tersayang, Bellena Manullang, S.Sos, Mora Manullang, Willy Manullang. 14. Teristimewa kepada Elfrida Ulina Tampubolon, S.Pd. yang telah banyak
memberikan dukungan dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Segenap rekan seperjuangan mahasiswa, secara khusus terhadap teman kuliah penulis, yakni (gamex 2011), Herianto Manalu, S.Pd, Samuel R Purba,S.Pd, Ricky Giovanny Sitorus,S.Pd, Hendro Sipahutar, Boy tanjung, Putra B, Hermanto Pasaribu, Gregorius Butar Star, Jeremy Purba, Andre Manroe, Moratua Napitupulu, Feris Sinaga, Sutrisno Mungkur, Nixon Simangunsong, Bg Melky Situmorang, S.Pd. Yang telah banyak memberikan dukungan dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga.
16. Segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tidak tercantumkan satupersatu untuk dukungannya.
Akhir kata penulis mengucapkan salam terima kasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih melimpahkan rahmat dan berkatnya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan/pengetahuan. Terima kasih
Medan, April 2016 Penulis
vi
BAB II KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 8
A. Kerangka Teori ... 8
1. Pengertian Belajar ... 8
2. Hasil Belajar ... 9
3. Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ... 12
4. Tujuan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ... 14
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs .... 16
6. Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Pengelasan... 18
B. Penelitian Yang Relevan ... 19
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. Hipotesis Tindakan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Desain Penelitian ... 24
C. Subyek Penelitian ... 31
D. Objek Penelitian ... 32
E. Instrumentasi Dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Instrumen Penelitian ... 32
1. Tes ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 33
H. Data Hasil Tes Akhir ... 33
I. Indikator Keberhasilan... 35
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir……… 21
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Kegiatan……….. 25
Gambar 3. Perbandingan Nilai Kemampuan Awal dan siklus I……… 42
Gambar 4. Perbandingan Nilai Kemampuan Awal dan siklus II……….. 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Nilai Siswa T.A. 2014/2015 ... 3
Tabel 2 Keunggulan dan Kelemahan Model Practice Rehearshal Pairs ... 17
Tabel 3 Implementasi Siklus ... 29
Tabel 4 Data Observasi Siswa... 37
Tabel 5 Nilai Siklus I ... 41
Tabel 6 Nilai Siklus II ... 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 55
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61
Lampiran 3 Soal Siklus I ... 69
Lampiran 4 Soal Siklus II ... 70
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi dan sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting dalam proses pengajaran yang brertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai dengan yang diharapkan, agar nantinya dapat bersaing dimasa yang akan datang. Pengertian pendidikan yang tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 yang menyatakan :
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2
tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan bahwa, ”Tujuan pendidikan
menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.
Tercapainya tujuan proses belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (siswa) yang belajar. Perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar siswa dan mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju ke siswa. Siswa bisa juga saling mengajar sesama siswa yang lainnya. Sehingga di dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan guru. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih banyak aktif dibanding dengan guru (Waras, 2014). Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan disekolah maupun diluar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari.
3
Berkenan dengan itu, teknik pengelasan sebagai salah satu mata pelajaran program produktif yang diterima oleh siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin yakni kompetensi kejuruan, harus benar-benar mampu dikuasai oleh siswa. Pembelajaran pengelasan merupakan kompetensi kejuruan yang sangat penting,karena pelajaran pengelasan sebagai dasar kepada siswa untuk memahami program produktif lainnya. Namun kenyataannya masih terdapat kelemahan dalam pembelajaran pengelasan tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pengelasan yang diperoleh siswa yang masih tergolong rendah.
Berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan pada mata pelajaran Pengelasan dan dari data hasil belajar siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar mata pelajaran Pengelasan tersebut masih tergolong rendah dan masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. Hal ini dapat dilihat dari nilai pada pada nilai semester tahun sebelumnya di kelas X MP SMK Negeri 2 Medan.
Tabel 1. Data Nilai Siswa T.A 2014/2015
No. kelas Tahun Ajaran Jumlah siswa Presentase Yang lulus
1. X MP I 2013/2014 35 siswa 62%
2. X MP I 2014/2015 35 siswa 65%
Sumber : DKN SMKN 2 Medan
4
masalah tersebut. Dapat diperoleh beberapa faktor kemungkinan penyebab, diantaranya adalah:
1. Penyampaian materi dari guru,
2. Metode yang dipakai oleh guru membuat bosan, jenuh, 3. Kesulitan pemahaman konsep dan kerjasama di antara siswa.
4. Siswa kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya bila ada materi yang kurang jelas.
Disamping faktor-faktor di atas, strategi pembelajaran maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru menentukan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus bisa memilih strategi pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh komponen yang ada secara optimal sehingga siswa dapat belajar secara aktif.
Sebagai langkah dan upaya agar pembelajaran menjadi kegiatan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, salah satu model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah model pembelajaran Practice – Rehearsal Pairs. Model pembelajaran Practice – Rehearsal Pairs merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, kreatif,
5
Trianto (2011:22) menyatakan bahwa : “Setiap model pembelajaran
mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Model
pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi utuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, perlu digunakan model pmbelajaran aktif. Dalam model pembelajaran aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student
central learning). Salah satu model pembelajaran aktif adalah model
pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs (PRP).
Menurut zaini (2008:1) model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs adalah model yang melibatkan keaktifan siswa yang memiliki enam sintaks, yaitu: 1) Guru memilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh peserta didik, 2) Guru membentuk pasang-pasangan, 3) Peserta didik yang bertugas sebagai penjelas atau demonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek/pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelas atau demonstrasi yang dilakukan temannya, 4) Pasangan bertukar peran, 5) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai, 6) Penutup. Model pembelajaran Practice - Rehearsal
Pairs merupakan metode pembelajaran aktif. Hakikatnya pembelajaran aktif untuk
6
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan penelitiswan yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/ 2016”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan sebelumnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan.
2. Kurangnya strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran.
3. model pembelajaran yang selama ini diterapkan guru kurang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Dalam proses pembelajaran, guru selalu mendominasi pembicaraan, sedangkan siswa pasif dan hanya sebagai pendengar.
5. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:
7
belajarnya, dan melibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
2. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan materi pokok peralatan k3 las listrik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran
Practice - Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pengelasan pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan?”.
E. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan menggunakan model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan”.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs sehingga dapat menerapkanya.
2. Sebagai masukan bagi sekolah atau guru agar dapat menerapkan model
Practice - Rehearsal Pairs guna meningkatkan hasil belajar.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan maka dapat disimpulkan :
1. Peningkatan hasil belajar didapatkan bila dibandingkan pada kemampuan awal, siklus I dan siklus II yaitu rata-rata data observasi 73 dan ketuntasan klasikal 65.7 % , rata-rata nilai siklus I 77.7 dan ketuntasan klasikal 74..20 % dan rata-rata nilai siklus II 80 dan ketuntasan klasikal 82.80 %. Berdasarkan data diatas rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I dan data observasi dan ketuntasan klasikal siklus II lebih tinggi dibandingkan kemampuan awal dan siklus I.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal
Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP I pada pelajaran
pengelasan.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti memberikan saran sebagi berikut:
1. Kepada guru SMK Negeri 2 Medan diharapkan agar dapat mengajarkan mata pelajaran Teknik Pengelasan menggunakan model pembelajaran Practice
53
Rehearsal Pairs, karena dengan menerapkan metode pembelajaran ini siswa
lebih kreatif dan berani dalam mengajukan pendapat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. (2010). Penlitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (1987). Strategi Proses Blejara Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2006).Metode Penelitian: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Dpdikbud. (2002). Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan dasar dan
Menengah Depertemen Pendidikan Nasional.Jakarta: PGSM.
Hisyam Zaini. (2009). Model Pembelajaran Aktif. Bandung: Fajar Mulia Istarani. (2011). 58 Model – Model Pembelajaran.Medan: Media Persada
Ngalium. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran.Banjarmasin :Aswana Pressindo
Purwanto,Ngalim.(1987). Evaluasi Pengajaran:Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusman. (2012). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. (1989).Penilaian Hasil Belajar mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam proses Belajar
Mengajar.Bandung:Sinar baru Algesindo.
Sukardi, H.M.(2012).Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara