• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PEMBELAJARAN DISCOVERY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PEMBELAJARAN DISCOVERY."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DANPEMBELAJARAN DISCOVERY

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh : LIA SA’ADAH NIM : 8146181013

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

LIA SA’ADAH.8146181013.Perbedaan Hasil Belajar IPA dan Keterampilan

Proses Sains Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Perbedaan hasil belajar IPA dan keterampilan proses sainssiswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak. Jenis penelitian ini

adalahPre-Experimental Design dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest. Instrumen

yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan observasi keterampilan proses sains. Instrumen sudah valid dan reliabel dengan rhitunglebih besar rtabel. Analisis data

menggunakan uji-t, karena data sudah memenuhi prasyarat analisis data yaitu normal dan homogen dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai α. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran

Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan

Hamparan Perak; dan (2) Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran

Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan

Hamparan Perak.

Kata kunci: Keterampilan Proses Sains,Inkuiri Terbimbing, Pembelajaran

(6)

ii ABSTRACT

LIA SA’ADAH.8146181013. The Difference Of Science Learning Outcomes and

Science Process Skills Students which Uses Guided Inquiry Learning Model and

DiscoveryLearning.

The research aims to know: (1) The difference of science learning outcomes and

science process skills of studentstaught which uses Guided Inquiry and

DiscoveryLearning at the topic thermal energy sourcesin SD101760 Bulucina

Kecamatan Hamparan Perak. This kind of research is Pre-Experimental Design with design Two group pretest-posttest. The istruments used are test result test of learning outcomes and observation of science process skills. The data analysis using t-tast. Instruments are valid and reliable with rhitunggreater than rtabel. The data analysis using t-test because the data already meets the prerequisites of data analysis that is normal and homogeneous with significantly greater value than the value of α. The results showed that: (1) There are differences in learning outcomes of students who were taught science by learning model Guided Inquiry Learning and Discovery on the topic thermal energy source in SD101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak; and(2) Thereare differences in students science process skills taught learning model Guided Inquiry Learningand Discovery on the topic thermal energy source in SD101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.

(7)

iv

2.1.2.Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar... 11

2.1.3.Keterampilan Proses Sains ... 12

2.1.4.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 14

2.1.5.Model Pembelajaran Discovery ... 21

2.1.6.Teori Belajar Relevan ... 29

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 40

3.5. Prosedur Penelitian... 40

3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43

(8)

v

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.1.1.Pretes Hasil Belajar IPA... 53

4.1.2.Postes Hasil Belajar IPA ... 56

4.1.3.Keterampilan Proses Sains ... 58

4.2. Pengujian Hipotesis ... 59

4.3. Pembahasan ... 61

4.3.1.Perbedaan Hasil Belajar IPA yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery... 61

4.3.2.Perbedaan Keterampilan Proses Sains yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery ... 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Implikasi ... 68

5.3. Saran ... 70

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Nilai IPA Siswa SDN 101760 Bulucina 2014/2015 ... 2

Tabel 2.1 : Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 20

Tabel 2.2 : Sintaks Model Pembelajaran Discovery ... 26

Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 40

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 44

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Lembar Observasi KPS ... 45

Tabel 3.4 : Kategori KPS ... 45

Tabel 3.5 : Hasil Validasi Ahli ... 48

Tabel 3.6 : Hasil Uji Validitas ... 49

Tabel 3.7 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 49

Tabel 3.8 : Hasil Uji Daya Beda ... 49

Tabel 4.1 : Data Pretes Hasil Belajar IPA ... 53

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Data Pretes ... 55

Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Data Pretes ... 56

Tabel 4.4 : Data Postes Hasil Belajar IPA ... 56

Tabel 4.5 : Data Keterampilan Proses Sains ... 58

Tabel 4.6 : Hasil Uji-t Hasil Belajar IPA ... 59

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery ... 24

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 42

Gambar 4.1 : Pretes Hasil Belajar IPA ... 54

Gambar 4.2 : Normalitas Pretes Hasil Belajar IPA ... 55

Gambar 4.3 : Postes Hasil Belajar IPA ... 57

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis

sehingga menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan

memiliki tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajarannya. Pendidikan

tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada

penguasaanketerampilan. Menurut UNESCO dalam (Sukmadinata, 2005:46)

Merumuskan 4 pilar belajar yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar

berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan

belajar berkembang secara utuh (learning to be). Keempat pilar belajar ini

merupakan acuan penting bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaransiswa. Hal ini berarti di dalam pendidikan terdapat proses belajar

mengajar, dimana belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahuinya.

Pendidikan IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan

prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga

dihasilkan kesimpulan yang benar.Pendidikan IPA mengandung 3 unsur yaitu

proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang

(12)

2

itu secara prinsip bahwa Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung.

Adapun tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah

agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu

menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta

alam.Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan

serta mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan

dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap

guruSDN 101760 Bulucina, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA masih rendah.Hal tersebut diperoleh dari data nilai IPA kelas IV

SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Nilai IPA Siswa SDN 101760 Bulucina 2014/2015

No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan

1 IV-A 6 15 28,57%

2 IV-B 8 13 38,09%

(sumber : Tata Usaha SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak) Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa di kelas IV-A sebanyak 6 orang

(28,57%) siswa yang tuntas, dan IV-B sebanyak 8 siswa (38,09%) yang tuntas.

Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah syarat ketuntasan

yaitu 80% siswa harus mampu mencapai nilai 70. Perolehanhasil belajar tersebut

perlu dicermati untuk kedepannya dilakukan pembenahan-pembenahan agar

(13)

3

Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga

kecakapan dan keterampilan. Keterampilan dalam pembelajaran IPA yang

dimaksud yaitu keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains adalah

kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaaran agar

terampil dalam memproses pengetahuan menggunakan proses-proses fisik,

intelektual dan sosial seperti melakukan observasi, mengajukan hipotesis,

menginterpretasikan data, dan merancang percobaan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh dengan melakukan

wawancara singkat dengan Ibu Kautsar Iranda, S.Pd selaku guru kelas IV SDN

101760 Bulucina sebagai berikut:

Keterampilan proses sains siswa masih rendah karena secara umum pembelajaran tidak memperhatikan keterampilan proses sains. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya kegiatan ilmiah yang dapat mengasah keterampilan proses sains siswa. Kemudian siswa sering diam apabila guru memberikan pertanyaan.

Ada berbagai model pembelajaran yang secara potensial dapat mengatasi

permasalahan rendahnya hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan penelitian terdahulu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model

pembelajaran Discoveryyang dapat membuat siswa memperoleh pengalaman

secara langsung dengan cara mencari dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan

dari lingkungan sekitar.

Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa

untuk menemukan sendiri pengetahuannya serta berperan aktif dalam

(14)

4

mengembangkankemampuan berpikir ilmiah adalah model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing. Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dipilih dengan alasan

bahwasanya model pembelajaranInkuiri Terbimbing cocok diterapkan di sekolah

dasar dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing memberikan arah yang lebih

kepada siswa yang tidak siap untuk mengatasi masalah Inkuiri tanpa dukungan

karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan atau belum mencapai tingkat

perkembangan kognitifyang diperlukan untuk berpikir abstrak. Panduan yang

diberikan guru melalui pertanyaan dapat membantu memperkecil rasa frustasi

siswa sambil mempertahankan tantangan intelektual tingkat tinggi selama

kegiatan Inkuiri.

Beberapa penelitian-penelitian terdahulu tentang model pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar.(1) Penelitian yang

dilakukan oleh Hasanah (2015), menyimpulkan bahwa penerapan model Inkuiri

Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Sei Mati

Medan. (2) Hasil penelitian Sabahiyah dkk (2013) menyimpulkan bahwa nilai

rata-rata keterampilan proses sains peserta didik yang mengikuti pembelajaran

dengan model Inkuiri Terbimbing 74,78 lebih tinggi daripada peserta didik yang

mengikuti pembelajaran dengan model konvensional dengan rata-rata 69,40.

Namun guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model

Inkuiri Terbimbing untuk mata pelajaran IPA.

Pembelajaran Discoverymerupakan salah satu model pembelajaran

kognitif yang dikembangkan oleh Bruner.Belajar bermakna hanya dapat terjadi

(15)

5

informasi yang kuat, siswa harus aktif mengidentitifikasi prinsip-prinsip kunci

yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru

saja. Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model Pembelajaran

Discoverykarena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran

yang sangat direkomendasikan dalam kurikulum 2013.

Beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model

Pembelajaran Discoverydalam meningkatkan hasil belajar antara lain: (1)

Penelitian yang dilakukan oleh Sirda (2015) menyimpulkan bahwa pembelajarn

IPS dengan penerapan model Pembelajaran Discoverydapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada aspek kognitf atau penguasaan konsep. (2) Widiadnyana dkk

(2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pemahaman

konsep dan sikap ilmiah siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang

belajar dengan Pembelajaran Discoverydengan kelompok siswa yang belajar

dengan model pengajaran langsung. Namun guru di kelas IV SDN 101760

Bulucina belum pernah menerapkan model pembelajaran Discoveryuntuk mata

pelajaran IPA.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.

2. Keterampilan proses sains siswa masih rendah.

3. Guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model

(16)

6

4. Guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model

Pembelajaran Discoveryuntuk mata pelajaran IPA.

5. Tidak adanya kegiatan ilmiah pada saat proses pembelajaran.

1.3. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah menunjukkan bahwa banyak permasalahan yang perlu

dicari pemecahannya sehubungan dengan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

peneliti membatasi permasalahan pada ruang lingkup:

1. Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran

Discovery untuk mengetahui hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Hasil belajar IPA yang diukur yaitu ranah kognitif dari jenjang kemampuan

C1-C5.

3. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan

lembarobservasi keterampilan proses sains.

4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan

HamparanPerak denganmateri sumber energi panas.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discovery pada

materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan

(17)

7

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discovery

pada materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina

Kecamatan Hamparan Perak?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:

1. Perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada materi sumber energi

panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.

2. Perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada materi

sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan

Perak.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitianini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis :

a. Menambah wawasan keilmuan dalam mengembangkan model

pembelajarandalam pembelajaran IPA khususnya model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dan PembelajaranDiscovery.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoveryuntuk meningkatkan

(18)

8

c. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai

model Pembelajaran dengan menggunakan model PembelajaranInkuiri

Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada siswa kelas IV di SDN

101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.

2. Secara Praktis, penelitian ini bisa bermanfaat bagi :

a. Bagi peserta didik

1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

IPA melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

pembelajaranDiscovery.

2) Melatih siswa untuk memaksimalkan kemampuan keterampilan

proses sains khususnya dalam mata pelajaran IPA.

b. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya

meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya di SDN 101760

Bulucina.

2) Sebagai pengalaman baru bagi guru-guru di sekolah dasar khususnya

di SDN 101760Bulucinamengenai pembelajaran melalui model

pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaranDiscovery.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Menjadi tolak ukur untuk meningkatkan keterampilan proses sains

siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

(19)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian

seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery pada materi

sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan

Hamparan Perak.

2. Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery pada

materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan

Hamparan Perak.

5.2. Implikasi

Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SD memiliki peran

penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu

berpikir kritis, kreatif, logis, berinsiatif dan terampil dalam menghadapi

permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat yang diakibatkan oleh

aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mempelajari mata pelajaran

(20)

69

mempelajari materi IPA dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah

berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.

Maka seorang guru harus dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan

memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa

dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memahami materi

yang diajarkan dengan mudah. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar,

maka kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada siswa, sehingga guru dapat

menggunakan model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk aktif

diantaranya Inkuiri Terbimbing danDiscovery.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengaruh model pembelajaran

Inkuiri Terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Discovery

terhadap hasil belajar IPA dan pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Discovery terhadap keterampilan

proses sains siswa. Melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing

dan pembelajaran Discovery, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan

mampu meningkatkan hasil belajar serta mengasah keterampilan proses sains

siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.

Dalam penerapannya, model pembelajaran Inkuiri Terbimbingsiswa

melakukan orientasi dengan cara menerima penjelasan singkat dan petunjuk dari

guru mengenai materi pokok dan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian guru

membimbing siswa dalam merumuskan masalah dan juga hipotesis, kemudian

siswa melakukan penemuan jawaban atau pengumpulan data untuk menguji

(21)

70

penemuan dan analisisnya. Tahapan pembelajaran pada model pembelajaran

Discovery hampir sama dengan Inkuiri Terbimbing namun pada pembelajaran

Discovery, siswa tidak merumuskan hipotesis dan tidak menguji hipotesis,

sehingga jawaban yang diperoleh dari penemuan tidak terbatasi atau sangat luas.

5.3. Saran

Berdasarkanhasildankesimpulanpenelitianini,

makapenelitimemilikibeberapa saran sebagaiberikut:

1. Bagi guru khususnya guru IPA hendaknya menerapkan model pembelajaran

Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discoverypada materi sumber energi

panas serta memperhatikan kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan yang

diperlukan dalam mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah

Modelpembelajaran Inkuiri Terbimbing danDiscovery.

2. Bagi guru IPA hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing danDiscovery sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar

dalam upaya meningkatkanhasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

3. Bagi guru IPA maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti

keterampilan proses sains siswa hendaknya menggunakan waktu yang cukup

lama agar memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.

4. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang

sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya

(22)

71

DAFTAR PUSTAKA

Ari, N., Dantes, N., Tastra, I. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Pendidikan. Diakses tanggal 04 September 2015.

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach.Ninth Edition. Central connecticut State University. Boston: McGraw-Hill.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Artana, I. M., Dantes, N., Lasmawan, I. W. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri di Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan. 05(11): 07. Diakses tanggal 04 September 2015.

Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode

Eksperimen Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Vi Sdn 47 RambinSanggau.Skripsi. Universitas Tanjungpura Pontianak..

Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Halimah, S. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis.

Hamalik, O. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hasanah, N. 2015.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas IV Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing di MIN Sei Mati Medan Labuhan Tahun Pelajaran 2014/2015.Tesis.Pascasarjana.

Hosnan,M.2014.Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia

Illahi, T. M. 2012. Pembelajaran DiscoveryLearning Strategy & Mental

Vocational Skill. Yogyakarta: DIVA press.

Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Kemendikbud.2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun

(23)

72

Matondang, Z. 2013. Statistika Pendidikan. Medan: Unimed Press.

Nupita, E. 2013.Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.Skripsi.Universitas Negeri Surabaya.

Opara, A. J., Oguzor, S. N. 2010. Inquryinstructional Method and The School Science Curriculum.Tidak Diterbitkan. Currend Research Journal Of

Social Sciences.

Putrayasa, I. M., Syahruddin, H.,Margunayasa, I. G. 2014. Pengaruh model Pembelajaran DiscoveryLearning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Pendidikan. 02(01): 05. Diakses tanggal 04 September 2015.

Sabahiyah, A. A. I. N., Marhaeni, I. W., Suastra. 2013. Pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penggunaan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasabala Lombok Timur. Jurnal Pendidikan. 03(11): 06. Diakses 02 Januari 2016.

Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, U. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, W. 2008.Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media group.

Santiasih., Marhaeni., Tika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD NO.1 Kerobok Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan. 03(11): 09. Diakses tanggal 04 September 2015.

Sembiring, A. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Penguasaan

Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Medan: PPs Unimed.

Sihotang, H.A. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Medan: PPs Unimed.

Sirda, Z.2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Membaca Peta

Lingkungan setempat Melalui Model DiscoveryLearning Pada Siswa Kelas IV Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Jambo Labu Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur.

(24)

73

Siregar., Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, A. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sugianto. 2012. Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbasis

Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar.

Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

______. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Model

Pembelajaran DiscoveryLearning Berbantuan Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi MatematikaSiswa.Tesis.Pascasarjana.

Wahyuni, T. S. 2015. Pengaruh Metode Inquiry dan Discoveryterhadap Hasil

Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siwa Materi Pencemaran Lingkungan Pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. PPs Unimed.

Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1) Januari 2009.Diakses 04 September 2015.

Widiadnyana, Sadia., Suastra. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Jurnal

Pendidikan. 04(15): 09. Diakses 04 September 2015.

Wulanningsih, S., Prayitno, B.A., Probosar, R.M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik SiswaSMA Negeri 5 Surakarta.

Gambar

Gambar 2.1 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Halaman Discovery .................  24 Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ..................................................................
Tabel 1.1. Nilai IPA Siswa SDN 101760 Bulucina 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Tepung biji munggur dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kue bolu.Kue bolu merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh banyak kalangan.Kue ini dapat dibuat dengan mudah

Tujuan : Menganalisa perbedaan efektifitas terapi latihan William Flexion Exercise dan Mc.Kenzie Extension Exercises terhadap penurunan nyeri punggung bawah Miogenik

bagaimana perhitungan tariff pajak 10% dan jasa atau barang y ang kita gunakan diperoleh hasil yang menjawab Y A sebanyak 70% Mahasiswa dari 88 mahasiswa Hal ini menunjukkan bahwa

Hasil : penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik, tingkat asupan energi, tingkat asupan protein, tingkat asupan karbohidrat dan

Operasi Matriks Penjumlahan & Pengurangan Perkalian matriks dengan skalar Perkalian matriks Menentukan keterdefinisian perkalian matriks Matriks dipartisi Perkalian atas

1) Kinerja (Performance), yaitu mengenai karakteristik operasi pokok dari produk inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik pelanggan. 2) Ciri-ciri atau

[r]

Setiap pengemudi kendaraan bermotor pada saat menjalankan / mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tidak diijinkan melebihi kecepatan maksimum sebagaimana yang