PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING DANPEMBELAJARAN DISCOVERY
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh : LIA SA’ADAH NIM : 8146181013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
LIA SA’ADAH.8146181013.Perbedaan Hasil Belajar IPA dan Keterampilan
Proses Sains Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Perbedaan hasil belajar IPA dan keterampilan proses sainssiswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak. Jenis penelitian ini
adalahPre-Experimental Design dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest. Instrumen
yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan observasi keterampilan proses sains. Instrumen sudah valid dan reliabel dengan rhitunglebih besar rtabel. Analisis data
menggunakan uji-t, karena data sudah memenuhi prasyarat analisis data yaitu normal dan homogen dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai α. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran
Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak; dan (2) Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran
Discoverypada materi sumber energi panas di SD 101760 Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak.
Kata kunci: Keterampilan Proses Sains,Inkuiri Terbimbing, Pembelajaran
ii ABSTRACT
LIA SA’ADAH.8146181013. The Difference Of Science Learning Outcomes and
Science Process Skills Students which Uses Guided Inquiry Learning Model and
DiscoveryLearning.
The research aims to know: (1) The difference of science learning outcomes and
science process skills of studentstaught which uses Guided Inquiry and
DiscoveryLearning at the topic thermal energy sourcesin SD101760 Bulucina
Kecamatan Hamparan Perak. This kind of research is Pre-Experimental Design with design Two group pretest-posttest. The istruments used are test result test of learning outcomes and observation of science process skills. The data analysis using t-tast. Instruments are valid and reliable with rhitunggreater than rtabel. The data analysis using t-test because the data already meets the prerequisites of data analysis that is normal and homogeneous with significantly greater value than the value of α. The results showed that: (1) There are differences in learning outcomes of students who were taught science by learning model Guided Inquiry Learning and Discovery on the topic thermal energy source in SD101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak; and(2) Thereare differences in students science process skills taught learning model Guided Inquiry Learningand Discovery on the topic thermal energy source in SD101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.
iv
2.1.2.Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar... 11
2.1.3.Keterampilan Proses Sains ... 12
2.1.4.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 14
2.1.5.Model Pembelajaran Discovery ... 21
2.1.6.Teori Belajar Relevan ... 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 40
3.5. Prosedur Penelitian... 40
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43
v
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53
4.1.1.Pretes Hasil Belajar IPA... 53
4.1.2.Postes Hasil Belajar IPA ... 56
4.1.3.Keterampilan Proses Sains ... 58
4.2. Pengujian Hipotesis ... 59
4.3. Pembahasan ... 61
4.3.1.Perbedaan Hasil Belajar IPA yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery... 61
4.3.2.Perbedaan Keterampilan Proses Sains yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery ... 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68
5.2. Implikasi ... 68
5.3. Saran ... 70
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Nilai IPA Siswa SDN 101760 Bulucina 2014/2015 ... 2
Tabel 2.1 : Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 20
Tabel 2.2 : Sintaks Model Pembelajaran Discovery ... 26
Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 40
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 44
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Lembar Observasi KPS ... 45
Tabel 3.4 : Kategori KPS ... 45
Tabel 3.5 : Hasil Validasi Ahli ... 48
Tabel 3.6 : Hasil Uji Validitas ... 49
Tabel 3.7 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 49
Tabel 3.8 : Hasil Uji Daya Beda ... 49
Tabel 4.1 : Data Pretes Hasil Belajar IPA ... 53
Tabel 4.2 : Uji Normalitas Data Pretes ... 55
Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Data Pretes ... 56
Tabel 4.4 : Data Postes Hasil Belajar IPA ... 56
Tabel 4.5 : Data Keterampilan Proses Sains ... 58
Tabel 4.6 : Hasil Uji-t Hasil Belajar IPA ... 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery ... 24
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 42
Gambar 4.1 : Pretes Hasil Belajar IPA ... 54
Gambar 4.2 : Normalitas Pretes Hasil Belajar IPA ... 55
Gambar 4.3 : Postes Hasil Belajar IPA ... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis
sehingga menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan
memiliki tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajarannya. Pendidikan
tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada
penguasaanketerampilan. Menurut UNESCO dalam (Sukmadinata, 2005:46)
Merumuskan 4 pilar belajar yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar
berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan
belajar berkembang secara utuh (learning to be). Keempat pilar belajar ini
merupakan acuan penting bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaransiswa. Hal ini berarti di dalam pendidikan terdapat proses belajar
mengajar, dimana belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang
dipelajarinya bukan hanya sekedar mengetahuinya.
Pendidikan IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga
dihasilkan kesimpulan yang benar.Pendidikan IPA mengandung 3 unsur yaitu
proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang
2
itu secara prinsip bahwa Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung.
Adapun tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu
menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta
alam.Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan
serta mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan
dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap
guruSDN 101760 Bulucina, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA masih rendah.Hal tersebut diperoleh dari data nilai IPA kelas IV
SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Nilai IPA Siswa SDN 101760 Bulucina 2014/2015
No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan
1 IV-A 6 15 28,57%
2 IV-B 8 13 38,09%
(sumber : Tata Usaha SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak) Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa di kelas IV-A sebanyak 6 orang
(28,57%) siswa yang tuntas, dan IV-B sebanyak 8 siswa (38,09%) yang tuntas.
Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah syarat ketuntasan
yaitu 80% siswa harus mampu mencapai nilai 70. Perolehanhasil belajar tersebut
perlu dicermati untuk kedepannya dilakukan pembenahan-pembenahan agar
3
Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga
kecakapan dan keterampilan. Keterampilan dalam pembelajaran IPA yang
dimaksud yaitu keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains adalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaaran agar
terampil dalam memproses pengetahuan menggunakan proses-proses fisik,
intelektual dan sosial seperti melakukan observasi, mengajukan hipotesis,
menginterpretasikan data, dan merancang percobaan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh dengan melakukan
wawancara singkat dengan Ibu Kautsar Iranda, S.Pd selaku guru kelas IV SDN
101760 Bulucina sebagai berikut:
Keterampilan proses sains siswa masih rendah karena secara umum pembelajaran tidak memperhatikan keterampilan proses sains. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya kegiatan ilmiah yang dapat mengasah keterampilan proses sains siswa. Kemudian siswa sering diam apabila guru memberikan pertanyaan.
Ada berbagai model pembelajaran yang secara potensial dapat mengatasi
permasalahan rendahnya hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan penelitian terdahulu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model
pembelajaran Discoveryyang dapat membuat siswa memperoleh pengalaman
secara langsung dengan cara mencari dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan
dari lingkungan sekitar.
Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menemukan sendiri pengetahuannya serta berperan aktif dalam
4
mengembangkankemampuan berpikir ilmiah adalah model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dipilih dengan alasan
bahwasanya model pembelajaranInkuiri Terbimbing cocok diterapkan di sekolah
dasar dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing memberikan arah yang lebih
kepada siswa yang tidak siap untuk mengatasi masalah Inkuiri tanpa dukungan
karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan atau belum mencapai tingkat
perkembangan kognitifyang diperlukan untuk berpikir abstrak. Panduan yang
diberikan guru melalui pertanyaan dapat membantu memperkecil rasa frustasi
siswa sambil mempertahankan tantangan intelektual tingkat tinggi selama
kegiatan Inkuiri.
Beberapa penelitian-penelitian terdahulu tentang model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar.(1) Penelitian yang
dilakukan oleh Hasanah (2015), menyimpulkan bahwa penerapan model Inkuiri
Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Sei Mati
Medan. (2) Hasil penelitian Sabahiyah dkk (2013) menyimpulkan bahwa nilai
rata-rata keterampilan proses sains peserta didik yang mengikuti pembelajaran
dengan model Inkuiri Terbimbing 74,78 lebih tinggi daripada peserta didik yang
mengikuti pembelajaran dengan model konvensional dengan rata-rata 69,40.
Namun guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model
Inkuiri Terbimbing untuk mata pelajaran IPA.
Pembelajaran Discoverymerupakan salah satu model pembelajaran
kognitif yang dikembangkan oleh Bruner.Belajar bermakna hanya dapat terjadi
5
informasi yang kuat, siswa harus aktif mengidentitifikasi prinsip-prinsip kunci
yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru
saja. Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model Pembelajaran
Discoverykarena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran
yang sangat direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
Beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model
Pembelajaran Discoverydalam meningkatkan hasil belajar antara lain: (1)
Penelitian yang dilakukan oleh Sirda (2015) menyimpulkan bahwa pembelajarn
IPS dengan penerapan model Pembelajaran Discoverydapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada aspek kognitf atau penguasaan konsep. (2) Widiadnyana dkk
(2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pemahaman
konsep dan sikap ilmiah siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang
belajar dengan Pembelajaran Discoverydengan kelompok siswa yang belajar
dengan model pengajaran langsung. Namun guru di kelas IV SDN 101760
Bulucina belum pernah menerapkan model pembelajaran Discoveryuntuk mata
pelajaran IPA.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.
2. Keterampilan proses sains siswa masih rendah.
3. Guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model
6
4. Guru di kelas IV SDN 101760 Bulucina belum pernah menerapkan model
Pembelajaran Discoveryuntuk mata pelajaran IPA.
5. Tidak adanya kegiatan ilmiah pada saat proses pembelajaran.
1.3. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah menunjukkan bahwa banyak permasalahan yang perlu
dicari pemecahannya sehubungan dengan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
peneliti membatasi permasalahan pada ruang lingkup:
1. Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran
Discovery untuk mengetahui hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
2. Hasil belajar IPA yang diukur yaitu ranah kognitif dari jenjang kemampuan
C1-C5.
3. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan
lembarobservasi keterampilan proses sains.
4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan
HamparanPerak denganmateri sumber energi panas.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discovery pada
materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan
7
2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discovery
pada materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina
Kecamatan Hamparan Perak?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada materi sumber energi
panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.
2. Perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada materi
sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan Hamparan
Perak.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitianini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis :
a. Menambah wawasan keilmuan dalam mengembangkan model
pembelajarandalam pembelajaran IPA khususnya model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan PembelajaranDiscovery.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discoveryuntuk meningkatkan
8
c. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai
model Pembelajaran dengan menggunakan model PembelajaranInkuiri
Terbimbing dan Pembelajaran Discoverypada siswa kelas IV di SDN
101760 Bulucina Kecamatan Hamparan Perak.
2. Secara Praktis, penelitian ini bisa bermanfaat bagi :
a. Bagi peserta didik
1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
IPA melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
pembelajaranDiscovery.
2) Melatih siswa untuk memaksimalkan kemampuan keterampilan
proses sains khususnya dalam mata pelajaran IPA.
b. Bagi sekolah
1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya
meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya di SDN 101760
Bulucina.
2) Sebagai pengalaman baru bagi guru-guru di sekolah dasar khususnya
di SDN 101760Bulucinamengenai pembelajaran melalui model
pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaranDiscovery.
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Menjadi tolak ukur untuk meningkatkan keterampilan proses sains
siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian
seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa
simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery pada materi
sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak.
2. Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Discovery pada
materi sumber energi panas di kelas IV SDN 101760 Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak.
5.2. Implikasi
Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SD memiliki peran
penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berpikir kritis, kreatif, logis, berinsiatif dan terampil dalam menghadapi
permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mempelajari mata pelajaran
69
mempelajari materi IPA dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah
berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.
Maka seorang guru harus dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan
memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa
dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memahami materi
yang diajarkan dengan mudah. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar,
maka kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada siswa, sehingga guru dapat
menggunakan model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk aktif
diantaranya Inkuiri Terbimbing danDiscovery.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengaruh model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Discovery
terhadap hasil belajar IPA dan pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Discovery terhadap keterampilan
proses sains siswa. Melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing
dan pembelajaran Discovery, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan
mampu meningkatkan hasil belajar serta mengasah keterampilan proses sains
siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.
Dalam penerapannya, model pembelajaran Inkuiri Terbimbingsiswa
melakukan orientasi dengan cara menerima penjelasan singkat dan petunjuk dari
guru mengenai materi pokok dan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian guru
membimbing siswa dalam merumuskan masalah dan juga hipotesis, kemudian
siswa melakukan penemuan jawaban atau pengumpulan data untuk menguji
70
penemuan dan analisisnya. Tahapan pembelajaran pada model pembelajaran
Discovery hampir sama dengan Inkuiri Terbimbing namun pada pembelajaran
Discovery, siswa tidak merumuskan hipotesis dan tidak menguji hipotesis,
sehingga jawaban yang diperoleh dari penemuan tidak terbatasi atau sangat luas.
5.3. Saran
Berdasarkanhasildankesimpulanpenelitianini,
makapenelitimemilikibeberapa saran sebagaiberikut:
1. Bagi guru khususnya guru IPA hendaknya menerapkan model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran Discoverypada materi sumber energi
panas serta memperhatikan kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan yang
diperlukan dalam mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah
Modelpembelajaran Inkuiri Terbimbing danDiscovery.
2. Bagi guru IPA hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing danDiscovery sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar
dalam upaya meningkatkanhasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
3. Bagi guru IPA maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti
keterampilan proses sains siswa hendaknya menggunakan waktu yang cukup
lama agar memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.
4. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang
sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya
71
DAFTAR PUSTAKA
Ari, N., Dantes, N., Tastra, I. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Pendidikan. Diakses tanggal 04 September 2015.
Arends, R.I. 2012. Learning to Teach.Ninth Edition. Central connecticut State University. Boston: McGraw-Hill.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Artana, I. M., Dantes, N., Lasmawan, I. W. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri di Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan. 05(11): 07. Diakses tanggal 04 September 2015.
Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode
Eksperimen Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Vi Sdn 47 RambinSanggau.Skripsi. Universitas Tanjungpura Pontianak..
Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Halimah, S. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis.
Hamalik, O. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Hasanah, N. 2015.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing di MIN Sei Mati Medan Labuhan Tahun Pelajaran 2014/2015.Tesis.Pascasarjana.
Hosnan,M.2014.Pendekatan Scientific dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Illahi, T. M. 2012. Pembelajaran DiscoveryLearning Strategy & Mental
Vocational Skill. Yogyakarta: DIVA press.
Jauhari, M. 2011. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Kemendikbud.2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun
72
Matondang, Z. 2013. Statistika Pendidikan. Medan: Unimed Press.
Nupita, E. 2013.Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.Skripsi.Universitas Negeri Surabaya.
Opara, A. J., Oguzor, S. N. 2010. Inquryinstructional Method and The School Science Curriculum.Tidak Diterbitkan. Currend Research Journal Of
Social Sciences.
Putrayasa, I. M., Syahruddin, H.,Margunayasa, I. G. 2014. Pengaruh model Pembelajaran DiscoveryLearning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Pendidikan. 02(01): 05. Diakses tanggal 04 September 2015.
Sabahiyah, A. A. I. N., Marhaeni, I. W., Suastra. 2013. Pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penggunaan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasabala Lombok Timur. Jurnal Pendidikan. 03(11): 06. Diakses 02 Januari 2016.
Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Samatowa, U. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sanjaya, W. 2008.Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media group.
Santiasih., Marhaeni., Tika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD NO.1 Kerobok Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan. 03(11): 09. Diakses tanggal 04 September 2015.
Sembiring, A. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Penguasaan
Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
Medan: PPs Unimed.
Sihotang, H.A. 2014. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Medan: PPs Unimed.
Sirda, Z.2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Membaca Peta
Lingkungan setempat Melalui Model DiscoveryLearning Pada Siswa Kelas IV Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Jambo Labu Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
73
Siregar., Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, A. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N. 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Sugianto. 2012. Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbasis
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar.
Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
______. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Model
Pembelajaran DiscoveryLearning Berbantuan Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi MatematikaSiswa.Tesis.Pascasarjana.
Wahyuni, T. S. 2015. Pengaruh Metode Inquiry dan Discoveryterhadap Hasil
Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siwa Materi Pencemaran Lingkungan Pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. PPs Unimed.
Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1) Januari 2009.Diakses 04 September 2015.
Widiadnyana, Sadia., Suastra. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan. 04(15): 09. Diakses 04 September 2015.
Wulanningsih, S., Prayitno, B.A., Probosar, R.M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik SiswaSMA Negeri 5 Surakarta.