• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Potensi Biomassa Dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell Arg) Di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Potensi Biomassa Dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell Arg) Di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI POTENSI BIOMASSA DAN MASSA KARBON POHON

KARET (

Hevea brasiliensis

Muell Arg) DI HUTAN KARET

RAKYAT DESA BUNGKU PROVINSI JAMBI

BAYU REKSA KUSUMAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Studi Potensi Biomassa dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku Provinsi Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

(4)

ABSTRAK

BAYU REKSA KUSUMAH. Studi Potensi Biomassa dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi. Dibimbing oleh ELIAS

Gagasan perdagangan karbon dapat diterapkan pada usaha hutan rakyat. Tegakan karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) pada hutan karet rakyat sebagai penghasil lateks dapat dimanfaatkan sebagai pengikat karbon dioksida dan diubah ke dalam bentuk biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biomassa dan massa karbon hutan karet rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi. Potensi biomassa dan massa karbon dihitung dengan menggunakan persamaan alometrik lokal yaitu W= 0.2661D2.1438 dengan R2 = 0.968 dan C= 0.0661D2.1863 dengan R2 = 0.892. Penelitian menghasilkan potensi biomassa sebesar 45.538 ton/ha dan massa karbon sebesar 12.868 ton/ha. Potensi biomassa dan massa karbon berturut-turut pada kelas umur 1 sebesar 15.198 ton/ha dan 4.215 ton/ha, pada kelas umur 2 sebesar 41.971 ton/ha dan 11.882 ton/ha, pada kelas umur 3 sebesar 53.628 ton/ha dan 15.168 ton/ha, pada kelas umur 4 sebesar 51.959 ton/ha dan 14.764 ton/ha, pada kelas umur 5 sebesar 77.682 ton/ha dan 22.129 ton/ha dan pada kelas umur 6 sebesar 85.144 ton/ha dan 24.410 ton/ha.

Kata kunci: pohon karet, biomassa, massa karbon

ABSTRACT

BAYU REKSA KUSUMAH. Study of the Potential of Biomass and Carbon mass of Rubber trees in the Community Rubber Forest Bungku Village Jambi Province. Supervised by ELIAS

Carbon trading ideas can be applied to the community forest businesses. Rubber stands in Community rubber forest can produce latex rubber that can be used to bind carbon dioxide and convert it into biomass. This study is aimed to determine the potential of biomass and carbon mass of community rubber forest in Bungku village province of Jambi. Potential biomass and carbon mass is calculated by using a local allometric, namely W= 0.2661D with R2= 0.968 and C= 0.0661D with R2= 0,892. This research results in the potential biomass of 45.538 ton/ha and carbon mass of 12.868 ton/ha. The potential biomass and carbon mass consecutively in the first age class 1 is 15.198 ton/ha and 4.215 ton/ha, in the second age class of 41.971 ton/ha and 11.882 ton/ha, in the third age class is 53.628 ton/ha and 15.168 ton/ha, in the forth age class is 51.959 ton/ha and 14.764 ton/ha, in the Fifth age class is 77.682 ton/ha and 22.129 ton/ha, and in the sixth age class as much as 85.144 ton/ha and 24.410 ton/ha.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

STUDI POTENSI BIOMASSA DAN MASSA KARBON POHON

KARET (

Hevea brasiliensis

Muell Arg) DI HUTAN KARET

RAKYAT DESA BUNGKU PROVINSI JAMBI

BAYU REKSA KUSUMAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Studi Potensi Biomassa dan Massa Karbon Pohon Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) di Hutan Karet Rakyat Desa Bungku Provinsi Jambi”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Elias yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan material serta kasih sayangnya, kepada adik-adik tercinta dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE PENELITIAN 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Pengambilan Data 3

Prosedur Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Sebaran Data Normal dan Korelasi Diameter dengan Umur Pohon Karet 7 Penyusunan Model Hubungan Diameter dengan Umur Pohon Karet 8

Validasi Model 9

Potensi Biomassa Tegakan Hutan Karet Rakyat Berdasarkan Kelas Umur 10 Potensi Massa Karbon Tegakan Hutan Karet Rakyat Berdasarakan Kelas

Umur 11

SIMPULAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

(11)

DAFTAR TABEL

1 Kelas umur tegakan hutan karet rakyat 6

2 Korelasi diameter rata-rata dan umur 8

3 Model hubungan diameter dengan umur 8

4 Hasil uji validasi 9

5 Potensi biomassa tegakan hutan karet rakyat pada tiap kelas umur 10 6 Potensi massa karbon tegakan hutan karet rakyat pada tiap kelas umur 11

DAFTAR GAMBAR

1 Ilustrasi sebaran kelas umur tegakan karet di lapang 3 2 Ilustrasi pembuatan plot pengukuran dalam kelas umur tertentu 4

3 Plot ukur potensi biomassa dan massa karbon 4

4 Histogram sebaran data normal 7

(12)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan iklim global akibat meningkatnya suhu bumi menjadi isu yang ramai dibicarakan. Meningkatnya suhu bumi diakibatkan oleh meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer antara lain karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), nitrous oksida (N₂O) dan gas rumah kaca lainnya. Karbondioksida menempati sekitar 70 persen dari total gas rumah kaca ini. Peningkatan gas rumah kaca ke atmosfer dipicu oleh kegiatan manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil dan alih guna lahan. Perubahan iklim ini menjadi ancaman serius bagi kehidupan di bumi, lingkungan dan keanekaragaman hayati. Perlu adanya pengurangan emisi karbon ke atmosfer dan peningkatan penyerapan emisi karbon. Selama dua dekade terakhir, telah banyak program yang dicanangkan dalam menanggapi permasalahan tersebut. Diawali oleh Pertemuan Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro (Brazil) pada tahun 1992 yang dihadiri oleh 150 negara dan menandatangani perjanjian kerjasama untuk mengantisipasi perubahan iklim di bawah naungan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dengan menetapkan batas-batas pelepasan gas rumah kaca ke udara. Sampai saat ini, pemerintah Indonesia aktif memasukkan skema REDD atau Reducing Emissions from Deforestation and forest Degradation (Pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan) yang merupakan sebuah mekanisme untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara memberikan kompensasi kepada negara berkembang dalam mencegah deforestasi dan degradasi hutan.

Hutan memiliki banyak manfaat yang besar dalam peri kehidupan di bumi. Salah satu peran hutan sebagai penyerapan karbon adalah biomassa pohon dan vegetasi di hutan berisi cadangan karbon yang sangat besar yang dapat memberikan keseimbangan siklus karbon di bumi (Elias 2002). Dalam kaitannya dengan pemanasan global hutan mengurangi kadar CO2 di udara dengan cara

mengikat dan mengubahnya ke dalam bentuk biomassa hutan (Indriyanto 2006). Dalam hal ini hutan rakyat dapat berfungsi sebagai penyerap CO2 di udara dan

gudang penyimpanan karbon dalam tegakan.

Hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki rakyat dengan luas minimal 0.25 hektar yang ditutupi oleh tanaman dari jenis kayu-kayuan atau jenis lainnya. Salah satu jenis hutan rakyat di Indonesia adalah tegakan-tegakan pohon Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) yang dimiliki masyarakat. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) adalah tanaman getah-getahan yang mempunyai jaringan tumbuhan yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai (Syamsulbahri 1996). Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual sebagai bahan baku industri. Komoditi ini menduduki posisi yang cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Saat ini, usaha perkebunan karet dengan pola hutan rakyat akan semakin berkembang dan menjadi potensi besar untuk Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia.

(13)

2

perlu dilakukan penelitian mengenai studi potensi biomassa dan massa karbon hutan karet rakyat.

Perumusan Masalah

Kegiatan usaha hutan karet rakyat di Provinsi Jambi yang semakin berkembang dapat meningkatkan serapan CO2 di udara yang akan mendukung

upaya dalam pengurangan konsentrasi CO2 di udara dan meningkatkan simpanan

karbon dalam hutan. Studi potensi biomassa dan massa karbon pohon Karet dilakukan untuk mengetahui informasi biomassa dan massa karbon yang diserap.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biomassa dan massa karbon hutan karet rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi biomassa dan massa karbon pada hutan karet rakyat Desa Bungku, Provinsi Jambi yang bermanfaat dalam rangka pengembangan industri berbasis bahan baku biomassa, dan dalam rangka mitigasi perubahan iklim.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di hutan karet rakyat, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari pertengahan bulan Mei 2014 sampai dengan Agustus 2014.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) yang terdapat di hutan karet rakyat Desa Bungku berdasarkan kelas umur.

Alat

Peralatan yang digunakan di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Roll Meter (30 meter) untuk pembuatan plot ukur dan pengukuran koordinat pohon.

2. Phi Band untuk mengukur keliling dan diameter pohon.

3. Tongkat kayu 1.30 meter untuk mengukur diameter setinggi dada.

4. Global Positioning System (GPS) untuk menandakan dan memberikan koordinat posisi titik ikat dan titik pusat plot ukur di lapang.

5. Clinometer untuk mengukur tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon. 6. Tali plastik (20 meter) untuk pembuatan plot ukur di lapang.

(14)

3 8. Alat tulis.

9. Cat untuk memberikan tanda pada plot ukur .

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Map Source, OziExplorer, ArcMap 10.1, SPSS Statistics 17.0, Microsoft Excel 2010 dan Microsoft Word 2010.

Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapang adalah sebagai berikut :

1. Pembacaan koordinat posisi titik ikat dan titik pusat plot ukur di lapang. 2. Pengukuran diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon.

Pembuatan plot ukur potensi biomassa dan massa karbon sebagai berikut : 1. Orientasi sebaran kelas umur tegakan karet di hutan karet rakyat Desa

Bungku (lihat Gambar 1).

2. Penentuan plot ukur dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kelas umur yang ada di lapang. Jarak antar tiap titik pusat plot ukur minimal 100 meter (lihat Gambar 2).

3. Penentuan dan penandaan titik ikat dan titik pusat setiap plot ukur. Penentuan titik ikat dan titik pusat plot ukur dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan ditandai dengan cat atau label pada pohon di titik pusat tersebut.

4. Pembuatan plot ukur potensi biomassa dan massa karbon berbentuk bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m (lihat Gambar 3).

5. Jumlah plot ukur di lapang sebanyak 100 plot.

(15)

4

Gambar 2 Ilustrasi pembuatan plot ukur dalam kelas umur tertentu Keterangan:

: Plot ukur di lapang

: Jarak antar plot minimal 100 meter

I : Titik ikat (merupakan titik yang mudah dicari di lapangan) P : Titik pusat plot ukur

Gambar 3 Plot ukur potensi biomassa dan massa karbon Keterangan:

P : Titik pusat plot ukur X : Sumbu X dalam plot ukur Y : Sumbu Y dalam plot ukur

: Panjang dan lebar plot

(16)

5

Prosedur Analisis Data

1 Penyusunan Model Hubungan Diameter dan Umur pohon Karet pada lokasi penelitian.

Penyusunan model dilakukan dengan membuat persamaan yang merupakan hubungan antara diameter sebagai peubah tak bebas (y) dan umur sebagai peubah bebas (x) dari seluruh plot ukur di lapang. Tahapan proses penyusunan model terdiri dari: a. Pengujian kenormalan data, b. Penghitungan koefisien korelasi antara diameter dan umur, c. Penyusunan model matematik, d. Pengujian model dan e. Validasi model.

a Pengujian Kenormalan Data

Pengujian kenormalan data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data menyebar dengan pola distribusi normal. Uji normalitas secara visual dilakukan dengan uji histogram. Uji normalitas secara statistik deskriptif teoritis dilakukan dengan uji Skewness dan Kurtosis dan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria uji skewness dan kurtosis sebaran normal adalah -2 sampai dengan 2 dan kriteria uji Kolmogorov-Smirnov sebaran data normal adalah nilai Sig > α (0.05).

b Penghitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (r) adalah koefisien yang menjelaskan tingkat keeratan hubungan linier dari dua peubah atau lebih. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 (-1 ≤ r ≤ 1), dimana bila nilai r mendekati nol, maka hubungan kedua peubah tersebut tidak linier dan semakin mendekati nilai 1 atau -1 hubungan kedua peubah semakin linier. Nilai r yang mendekati 1 mempunyai korelasi antar peubah bernilai positif dan peubah yang bernilai negatif memiliki nilai r mendekati -1 (Mattjik dan Sumertajaya 2013).

c Penyusunan Model Matematik

Model-model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Linier ̂ = � +� [1]

(17)

6

e Validasi Model

Validasi model dilakukan pada model terbaik untuk mengetahui kevalidan dan keakuratan model. Data yang digunakan untuk validasi model sebanyak 20 data dari plot ukur. Uji validasi yang dilakukan sebagai berikut: 1) Chi-square, 2) Simpangan Agregat (SA) (Agregative deviation) dan 3) Simpangan Rata-rata (SR) (Mean deviation).

1) Chi-square (�ℎ� �� digunakan untuk menghitung rasio perbedaan nilai dugaan (̂) dengan nilai aktual ( ). Kriteria Chi-square adalah bila�ℎ� �� ≤ � �� ,�− , hasil pendugaan model dianggap signifikan tidak berbeda nyata dari hasil pendugaan massa karbon plot ukur. Rumus Chi-square adalah sebagai berikut :

�ℎ� ��= ∑��= ̂− [6]

2) Simpangan Agregat (SA)

Simpangan agregat adalah selisih jumlah nilai aktual dan nilai dugaan sebagai proporsional terhadap nilai dugaan. Persamaan yang baik memiliki SA antara -1 sampai +1 (Spurr 1952). Nilai SA dihitung dengan rumus:

� = (∑��= ̂−∑��= ∑� ̂

�= ) [7]

3) Simpangan Rata-rata (SR)

Simpangan rata-rata adalah jumlah nilai mutlak dari selisih antara jumlah nilai dugaan dan nilai aktual, proporsional terhadap jumlah nilai dugaan. Nilai SR yang baik adalah tidak lebih dari 10% (Spurr 1952). SR dapat dihitung dengan rumus:

= {|∑

2 Penghitungan potensi biomassa dari tiap-tiap plot ukur dengan menggunakan persamaan alometrik biomassa pohon karet hasil penelitian Elias et al. (2014) yakni W = 0.2661D2.1438 dengan R2 = 0.968 di lokasi

penelitian yang sama.

3 Penghitungan potensi massa karbon dari tiap-tiap plot ukur dengan menggunakan persamaan alometrik massa karbon pohon karet hasil penelitian Elias et al. (2014) yakni C = 0.0661D2.1863 dengan R2 = 0.892 di

lokasi penelitian yang sama.

4 Pengelompokkan potensi biomassa dan massa karbon tegakan hutan karet rakyat berdasarkan kelas umur.

Tabel 1 Kelas umur tegakan hutan karet rakyat

Kelas Umur Umur (tahun)

1 0 ≤ 5.9

2 6 ≤ 10.9

3 11 ≤ 15.9

(18)

7

Kelas Umur Umur (tahun)

5 21 ≤ 25.9

6 ≥ 26

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Data Normal dan Korelasi Diameter dengan Umur Pohon Karet

Data yang digunakan dalam pengujian untuk mengetahui asumsi sebaran normal terdiri dari 1227 data diameter pohon dari 100 plot ukur di lapang. Pada prinsinya, pengujian kenormalan data dapat dilakukan dengan melihat histogram, nilai kurtosis dan skewness dan uji Kolmogorof-Smirnov. Hasil uji Kolmogorof- smirnov menghasilkan nilai sig < 0.05 sehingga data belum memiliki sebaran normal. Hasil uji box plot terdapat 29 data pencilan yang harus dikeluarkan sehingga menjadi 1198 data. Hasil uji Kolmogorov-smirnov pada 1198 data diameter menghasilkan nilai Sig. 0.052 (Sig > 0.05) sehingga data tersebut dinyatakan memiliki sebaran normal dan dapat dilakukan eksplorasi selanjutnya. Sebaran normal menunjukkan bahwa data yang telah diambil di lapang mewakili populasi. Histogram sebaran data normal dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Histogram sebaran data normal

(19)

8

meningkatkan nilai R2, menurut Draper dan Smith (1992) apabila banyak terdapat

data runtunan berulang, maka penyusunan model dapat dilakukan dengan menggunakan y = ̅ dari nilai yang sama. Dalam hal ini ̅ adalah nilai diameter rata-rata dari nilai umur yang sama ( ) dari setiap plot ukur.

Tabel 2 Korelasi diameter rata-rata dan umur

Diameter rata-rata Umur

Diameter rata-rata 1

Umur 0.7856 1

Young (1982) dalam Adiriono (2009) mengatakan bahwa ukuran korelasi dinyatakan sebagai berikut:

1. 0.70-1.00 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang tinggi

2. 0.04- <0.70 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang substansial 3. 0.20- <0.40 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang rendah 4. <0.20 menunjukkan tidak adanya hubungan.

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan dan arah hubungan antara diameter dengan umur pohon karet. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan 1. Berdasarkan Tabel 2 korelasi antara diameter dengan umur sebesar 0.7856 artinya diameter dengan umur memiliki hubungan yang tinggi dan searah karena bernilai positif. Perubahan variabel umur akan diikuti oleh variabel diameter secara searah yang menjelaskan bahwa semakin tua umur pohon karet maka semakin besar diameternya.

Penyusunan Model Hubungan Diameter dengan Umur Pohon Karet

Penyusunan model hubungan diameter dengan umur menggunakan data dari 80 plot ukur dengan nilai diameter rata-rata (y) dan umur (x). Model-model yang disusun akan dipilih yang terbaik dengan melakukan uji koefisien regresi danmembandingkan nilai R2. Dari lima model yang disusun, seluruh model memenuhi uji koefisien regresi dengan kriteria Fhitung > Ftabel dan Thitung > Ttabel atau

Pvalue < α (0.05). Selanjutnya, model terbaik dipilih berdasarkan nilai R2 terbesar.

Model hubungan diameter dengan umur disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Model hubungan diameter dengan umur

No Model

Berdasarkan hasil analisis varian pada Tabel 3 diketahui bahwa nilai Fhitung

(20)

9 keyakinan 95% variabel penduga berpengaruh secara signifikan dalam menjelaskan keragaman diameter. Setelah itu, seluruh model dilakukan uji parameter melalui Uji T dengan kriteria nilai Thitung lebih besar dari Ttabel atau

p(t)< 0.05 yang menjelaskan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% koefisien parameter variabel penduga memberikan pengaruh pada variabel bergantung. Berdasarkan hasil uji T seluruh model memenuhi kriteria. Selanjutnya model terbaik dalam menjelaskan diameter dipilih berdasarkan nilai R2 tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari 5 model yang disusun, model y = 5.7011ln(x) + 4.668 dengan R2 = 0.7985 memenuhi kriteria uji koefisien dan model terbaik dalam menjelaskan hubungan diameter dengan umur pada tegakan hutan karet rakyat Desa Bungku.

Validasi Model

Validasi model dilakukan untuk mengetahui keakuratan model terhadap hasil pengambilan data di lapang. Kriteria yang diuji pada uji validasi adalah chi-square, simpangan agregat (SA) dan simpangan rata-rata (SR). Uji validasi model hubungan diameter dengan umur menggunakan data dari 20 plot ukur di lapang. Model yang digunakan untuk validasi adalah model terbaik yang telah memenuhi uji koefisien yaitu y = 5.7011ln(x) + 4.668. Hasil uji validasi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil uji validasi

(21)

10

Uji validasi model dilakukan dengan menghitung nilai X2, simpangan agregat (SA) dan simpangan rata-rata (SR). Nilai X2 sebesar 22.71 lebih kecil dibandingkan nilai X2tabel sebesar 30.14 yang berarti model yang digunakan dalam

menjelaskan diameter tidak berbeda nyata dengan hasil diameter pada plot ukur. Hasil nilai uji SA model sebesar -0.031 menunjukkan bahwa nilai dugaan model tidak berbeda jauh dengan nilai aktual karena nilai SA yang baik adalah mendekati 0. Hasil nilai uji SR yaitu 2.086% menunjukkan bahwa model yang digunakan telah memenuhi kriteria nilai SR yaitu tidak lebih dari 10%.

Potensi Biomassa Tegakan Hutan Karet Rakyat Berdasarkan Kelas Umur

Biomassa didefinisikan sebagai jumlah total bahan organik hidup yang terdapat dalam tegakan yang dinyatakan dalam berat kering oven dalam ton per unit area. Jumlah biomassa dalam hutan merupakan selisih antara produksi melalui fotosintesis dan konsumsi melalui respirasi (Suhendang, 2002). Potensi biomassa dihitung dengan menggunakan persamaan hasil penelitian Elias et al. (2014), W = 0.2661D2.1438 dengan R2 = 0.968 yang disajikan dalam biomassa ton

per ha pada tiap kelas umur. Data yang digunakan ke dalam persamaan adalah diameter hasil pengukuran seluruh pohon pada 100 plot ukur di lapang. Hasil perhitungan biomassa pada tiap kelas umur dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Potensi biomassa tegakan hutan karet rakyat di desa Bungku

(22)

11

Potensi Massa Karbon Tegakan Hutan Karet Rakyat Berdasarakan Kelas Umur

Karbon merupakan unsur yang diserap dari atmosfer oleh vegetasi melalui proses fotosintesis yang disimpan di dalam biomassa vegetasi. Potensi massa karbon dihitung dengan menggunakan persamaan hasil penelitian Elias et al. (2014), C = 0.0661D2.1863 dengan R2 = 0.892 yang disajikan dalam massa karbon ton per ha pada tiap kelas umur. Data yang digunakan ke dalam persamaan adalah hasil pengukuran seluruh pada 100 plot pengukuran di lapang. Hasil perhitungan massa karbon pada tiap kelas umur dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Potensi massa karbon tegakan hutan karet rakyat pada tiap kelas umur

Kelas Umur Massa Karbon (ton/ha)

1 4.215 terdapat pada kelas umur 6 yaitu sebesar 24.410 ton/ha dan terendah terdapat pada kelas umur 1 yaitu sebesar 4.215 ton/ha. Sama halnya dengan potensi biomassa, massa karbon yang terdapat pada tegakan karet dipengaruhi oleh biomassa. Semakin besar biomassa maka semakin besar massa karbon yang terdapat pada tegakan karet (lihat Gambar 6 dan 7). Hairiah dan Rahayu (2007) menyatakan bahwa potensi massa karbon dapat dilihat dari biomassanya tegakan yang ada. Besarnya massa karbon tiap bagian pohon dipengaruhi oleh biomassa vegetasi. Oleh karena itu setiap peningkatan terhadap biomassa akan diikuti oleh peningkatan massa karbon.

Potensi massa karbon dalam tegakan karet hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Erlangga (2009) tentang potensi massa karbon tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) di KPH Sukabumi, Perhutani Unit III, Jawa Barat adalah sebagai berikut pada kelas umur I sebesar 15.9108 ton C/ha, kelas umur II sebesar 36.4361 ton C/ha, kelas umur III sebesar 60.1183 ton C/ha, kelas umur IV sebesar 122.1232 ton C/ha, kelas umur V sebesar 127.0875 ton C/ha dan kelas umur

(23)

12

Gambar 6 Grafik potensi biomassa dan massa karbon berdasarkan kelas umur hutan karet rakyat di Desa Bungku

Gambar 7 Grafik potensi biomassa dan massa karbon berdasarkan umur hutan karet rakyat di Desa Bungku

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model terbaik dalam menjelaskan hubungan diameter dengan umur tegakan hutan karet rakyat Desa Bungku adalah y = 5.7011ln(x) + 4.668 dengan R2 = 0.7986 dengan uji

validasi yang dihasilkan cukup andal melalui uji X2hitung, SA dan SR yang secara

keseluruhan telah memenuhi kriteria uji. Penghitungan potensi biomassa dan massa karbon menggunakan persamaan alometrik di lokasi penelitian yang sama yang menghasilkan rata-rata potensi biomassa sebesar 45.538 ton/ha dan massa

(24)

13 karbon sebesar 12.868 ton/ha. Potensi biomassa dan massa karbon pada kelas umur 1 sebesar 15.198 ton/ha dan 4.215 ton/ha, pada kelas umur 2 sebesar 41.971 ton/ha dan 11.882 ton/ha, pada kelas umur 3 sebesar 53.628 ton/ha dan 15.168 ton/ha, pada kelas umur 4 sebesar 51.959 ton/ha dan 14.764 ton/ha, pada kelas umur 5 sebesar 77.682 ton/ha dan 22.129 ton/ha dan pada kelas umur 6 sebesar 85.144 ton/ha dan 24.410 ton/ha.

DAFTAR PUSTAKA

Adiriono T. 2009. Pengukuran Kandungan Karbon (Carbon Stock) dengan Metode Karbonasi pada Hutan Tanaman Jenis Acacia crassicarpa [tesis]. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Cesylia L. 2009. Cadangan karbon pada tanaman karet (Hevea brasiliensis) di perkebunan karet Bojong Datar PTP Nusantara VIII Kabupaten Pandeglang Banten. [tesis]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Draper N dan Smith. 1992. Analisis regresi terapan. Jakarta (ID): PT. Gramedia

Pustaka. Terjemahan dari: Applied regression analysis. Ed ke-2. Elias. 2002. Reduce Impact Logging Buku I. Bogor: IPB PRESS.

Elias dan Jaya INS. 2014. Inovasi Metode dan Model Estimasi Biomassa dan Massa Karbon Hutan Karet Rakyat dengan Kombinasi Cara Terestrial dan Aerial.Penelitian STRANAS Dikti. Bogor (ID). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Erlangga J. 2009. Pendugaan potensi karbon pada tegakan pinus (Pinus Merkusii Jungh et de Vriese) di KPH Sukabumi, Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor. Hairiah K dan Rahayu S. 2007. Pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam

penggunaan lahan. Bogor (ID): World Agroforestry Center-ICRAF Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusmana C. 1993. A Study on Mangrove Forest Management Base on Ecological Data in East Sumatera, Indonesia [Disertation]. Japan: Kyoto University.

Mattjik AA dan Sumertajaya IM. 2013. Perancangan percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): IPB Press.

Nanda R. 2014. Studi root to shoot ratio biomassa dan massa karbon pohon karet di hutan karet rakyat desa Bungku, Provinsi Jambi [skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Spurr SH. 1952. Forest inventory. United States of America (US): The Ronald Press Company.

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(25)

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 6 September 1992 sebagai anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Ayi Supriatna dan Ibu Teti Susilawati. Riwayat pendidikan penulis yaitu: TK Parikesit II (1996-1998), SD Negeri Cimahi 2 (1998-2004), SMP Negeri 2 Cimahi (2004-2007) dan SMA Negeri 2 Cimahi (2007-2010). Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi S-1 di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif sebagai anggota Paguyuban Mahasiswa Bandung (PAMAUNG) IPB tahun 2010-2011, anggota Kelompok Studi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Forest Management Students Club (FMSC) IPB tahun 2011-2012, anggota bidang Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (ADKESMAH) BEM Fahutan IPB 2011-2012, Ketua Bidang Kajian Strategi dan Advokasi (KASTRAD) BEM Fahutan IPB tahun 2012-2013, Anggota divisi Kajian Strategi (KASTRAT) PC-Sylva IPB tahun 2011-2013. Penulis juga pernah mengikuti beberapa kepanitian yaitu panitia Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Sylva Indonesia tahun 2011, wakil ketua panitia Bina Corps Rimbawan (BCR) tahun 2012, anggota divisi acara Bina Corps Rimbawan (BCR) tahun 2013 dan wakil ketua panitia Semarak Kehutanan tahun 2013. Selain itu, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Pemanenan Hutan tahun 2014.

Gambar

Gambar 1  Ilustrasi sebaran kelas umur tegakan karet di lapang
Gambar 2  Ilustrasi pembuatan plot ukur dalam kelas umur tertentu
Gambar 4  Histogram sebaran data normal
Tabel Umur
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe yang sesuai pada induksi tunas mikro tanaman karet ( Hevea brasiliensis Muell. ) dari eksplan nodus pada beberapa

UJI RESISTENSI PROGENI F1 HP 1998 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DI

Terhadap Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) di Laboratorium yang merupakan salah satu syarat

Pengaruh Komposisi campuran Kayu dan Tingkat Sulfiditas Terhadap Sifat-sifat Pulp Rayon dari Kayu Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg).. Dibawah bim-

Kajian Awal : Respon Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas Mikro Tanaman Karet ( Hevea brasiliensis Muell Arg.) dalam Medium WPM.. Jurnal Online

EMMY ROSITA, 2015 : Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Media Terhadap Pembentukan Tunas Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Secara In Vitro, dibimbing oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem sadap panel yang terbaik terhadap produksi lateks tanaman karet ( Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Pelaksanaan penelitian

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Media terhadap Pembentukan Tunas Tanaman Karet ( Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Secara In Vitro.. The Effect of Explant and Medium on