MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI SALAH SATU OBJEK
WISATA SEJARAH DI KOTA MEDAN
KERTAS KARYA
OLEH
RIZKY RAHMADHANI SEMBIRING
092204018
PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
FAKULTAS SASTRA
LEMBAR PERSETUJUAN
MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN
OLEH
RIZKY RAHMADHANI SEMBIRING 092204018
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
SOLAHUDDIN NASUTION, S.E., M.Sp.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya
: MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI
SALAH SATU OBJEK WISATA
SEJARAH DI LOTA MEDAN
Oleh
: Rizky Rahmadhani Sembiring
NIM
: 092204018
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001
Dr. Syahron Lubis, M.A.
PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
Ketua,
ABSTRAK
Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat dirasakan, terlebih lagi pariwisata ini sebebnarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pariwisata juga berperan dalam peluasan lapangan kerja serta mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang memperkenalkan keindahan alam dan budaya yang tidak terlepas dari rasa untuk meningkatkan rasa persaudaraan dalam lingkup nasional dan internasional. Selain itu pariwisata juga berperan dalam pendapatan asli daerah yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi. Kota medan merupakn kota yang memilki beragam budaya dan tradisi. Keanekaragaman tersebut dapat memberikan warna dalam dunia kepariwisataan khususnya kota Medan. Kota Medan juga memilki bangunan sejarah yang memiliki peran sangat penting untuk meningkatkan pariwisata, karena tersimpan nilai historis yang menarik utuk diketahui salah satunya Museum Perjuangan TNI dan itu menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang memiliki minat untuk mengetahui bangunan bersejarah yang terdapat di Sumatera Utara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Salawat
beriring salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliaulah
yang membawa perdaban umat manusia menjadi baik.
Sudah merupakan kewajiban merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa
Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk
menyusun dan memyelesaikan kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini
adalah : “Museum Perjuangan Sebagai Salah Satu Objek Wisata Sejarah Di Kota
Medan”.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna hal ini disebabkan
oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh,
untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan kritikannya
yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan,
dorongan, semangat, dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., M.SP., selaku Ketua Praktek Bidang
Keahlian Usaha Wisata, Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., M.SP., selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. Bapak Mukhtar, S. Sos., S. Par. M.A., selaku Dosen Pembaca yang telah
memberikan saran dan petunjuk atas penyempurnaan kertas karya ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Pariwisata yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
7. Tersayang dan tercinta Ayahanda Eka Chandra Sembiring dan Ibunda
Mujiati yang telah banyak memberikan dorongan moral maupun material
dan kasih sayang tiada tara terhadap penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kerta karya ini tepat waktu.
8. Sahabat-sahabatku ( Rizka, Citra, Opiy ) yang selalu memberi dukungan,
dan Deni Anggrian yang banyak membantu dan memberikan perhatian,
serta motivasi yang berguna kepada penulis untuk menyelesaikan kertas
karya ini.
9. Buat teman-teman Usaha Wisata 2009, khususnya teman seperjuangan
Ayu, Fitri, Nabillah, Tiwi, Vivi, Lehet dan semuanya terimah kasih atas
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
Dan kepada Engkau ya Allah segala kesempurnaan dan kami memohon atas segala
keridhoan-Mu ya Allah.
Medan, Oktober 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2. Pembatasan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penulisan ... 3
1.4. Metode Penulisan ... 3
1.5. Sietematika Penulisan ... 4
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG MUSEUM 2.1 Pengerian Museum ... 6
2.1.1 Jenis-jenis Museum ………... 7
2.1.2 Sejarah Museum di Indonesia………. 8
2.1.3 Museum Sebagai Daya Tarik Wisata………... 10
2.2 Pengertian Sejarah ... 11
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ... 14
2.4 Motif Perjalanan Wisata ... 15
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN 3.1 Sejarah Kota Medan ... 17
3.3 Fisiografi ... 22
3.4 Kependudukan ... 23
3.5 Prasarana dan Sarana Kota Medan ... 26
3.6 Tempat-tempat Wisata Kota Medan... 26
BAB IV MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA SEJARAH DI KOTA MEDAN 4.1 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata ... 30
4. 2 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata Sejarah ... 32
4.3 Sejauh Mana Museum Perjuangan Menjadi Objek Wisata Sejarah Di Kota Medan ... 34
4.4 Peranan Bangunan Bersejarah Sebagai Pusaka Budaya Dalam Kepariwisataan ... 35
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 39
5.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat dirasakan, terlebih lagi pariwisata ini sebebnarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pariwisata juga berperan dalam peluasan lapangan kerja serta mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang memperkenalkan keindahan alam dan budaya yang tidak terlepas dari rasa untuk meningkatkan rasa persaudaraan dalam lingkup nasional dan internasional. Selain itu pariwisata juga berperan dalam pendapatan asli daerah yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi. Kota medan merupakn kota yang memilki beragam budaya dan tradisi. Keanekaragaman tersebut dapat memberikan warna dalam dunia kepariwisataan khususnya kota Medan. Kota Medan juga memilki bangunan sejarah yang memiliki peran sangat penting untuk meningkatkan pariwisata, karena tersimpan nilai historis yang menarik utuk diketahui salah satunya Museum Perjuangan TNI dan itu menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang memiliki minat untuk mengetahui bangunan bersejarah yang terdapat di Sumatera Utara.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting. Pada tahun
2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
minyak dan gas bumi. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya
penerimaan pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial serta berimplikasai
pada keseejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi. Kota Medan
memiliki potensi pariwisata yang baik dan memiliki banyak daerah tujuan wisata .
Keberadaan objek wisata tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan
perekonomian.
Dengan di tetapkan nya Visit Medan Year 2012 diperkirakan akan sukses
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara yang datang
berkunjung ke kota Medan. Peningkatan jumlah wisatawan Mancanegara tersebut
diharapkan turut memberikan kontribusi nyata bagi kinerja perekonomian kota
Medan.
Museum merupakan bangunan bersejarah yang dapat menambah devisa
melalui kunjungan wisata lokal maupun mancanegara. Bangunan bersejarah
memiliki pengertian sebagai kelompok bangunan yang memiliki nilai historis
yang dimusnahkan tanpa mempertimbangkan nilai historis dari bangunan
tersebut.
Banyak terdapat objek wisata khususnya di kota Medan, Museum
Perjuangan merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi
banyak menyimpan benda-benda bersejarah ABRI dan rakyat di Sumatera Utara.
Tidak hanya itu saja museum berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dari
museum kita dapat memahami nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme para
pejuang dahulu yang patut dicontoh dan dikembangkan dengan pemikiran yg
Global.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis mengangkat judul “ Museum
Perjuangan Sebagai Salah Satu Objek Wisata Sejarah di Kota Medan”
dalam penulisan kertas karya ini. Karena sangat disayangkan kalau generasi
muda tidak mengetahui pengorbanan para pejuang, untuk itu harus ditumbuh
kembangkan nilai nasionalisme dan patriotisme dengan mengunjungi Museum.
1.2 Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas, meliputi :
1) Sejauh manakah Museum Perjuangan menjadi objek wisata di Kota
Medan
2) Bagaimana Museum Perjuangan dijadikan objek wisata sejarah
3) Sejauh mana Museum Perjuangan menjadi objek wisata sejarah di Kota
1.3 Tujuan Penulisan
Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Program DIII
Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2) Memperkenalkan Museum Perjuangan sebagai salah satu wisata sejarah di
Kota Medan.
3) Untuk menambah wawasan penulis serta menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh selama kuliah.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang diterapkan oleh penulis untuk memperoleh data dan informasi
dalam menyusun kertas karya, yaitu :
1) Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data secara teroritis, yang diperoleh dari pustaka berupa
buku-buku ilmiah, dan bahan yang ada hubungannya dengan masalah
yang ada.
2) Studi Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian
langsung ke lapangan dengan cara mewawancarai orang-orang di instatnsi
yang terkait yang penulis anggap dapat membantu dalam melengkapi isi
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan kertas karya ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, pembatsan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Uraian Teoritas Museum
Berisikan uraian teoritis tentang pengertian sejarah, klasifikasi sejarah,
pengertian museum, dan pengertian objek dan daya tarik wisata, daya tarik wisata
sejarah.
BAB III Gambaran Umum Kota Medan
Bab ini menguraikan tentang sejarah kota medan, letak geografis,
sarana dan prasarana Kota Medan, kependudukan, tempat-tempat wisata di Kota
Medan.
BAB IV Museum Perjuangan Sebagai Salah Satu Objek Wisata Sejarah di
Kota Medan
Bab ini menguraikan tentang museum perjuangan, sejarah berdirinya
museum, pentingnya museum perjuangan TNI sebagai nilai nasionalis kepada
generasi muda, pemerintah lebih memperhatiakan asset bangsa lewat museum,
peranan bangunan bersejarah dalam Kepariwisataan, bangunan bersejarah sebagai
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
URAIAN TEORITAS TENTANG MUSEUM
2.1 Pengertian Museum
Secara Etimologi, museum berasal dari kata Yunani yaitu Mouseion.
Mouseion merupakan sebuah tempat suci untuk pemujaan terhadap Muses, dewa
yang berhubungan dengan kegiatan seni. Museion merupakan sebuah bangunan
tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi seni dan ilmu pengetahuan. Salah satu dari
Sembilan Dewi tersebut ialah MOUSE yang lahir dari maha Dewa Zous dengan
isterinya Mnemosyne.
Dewa dan Dewi tersebut bersemayam dipegunungan Olympus. Museion
selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendikiawan yang
mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat
pemujaan Dewa Dewi.
Berdasarkan defenisi yang diberikan International Council of Museums
adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan public, dengan sifat terbuka
dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,
mengkomunikasikan dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk
kebutuhan studi, pendidikan dan kesenangan. Secara institusi museum adalah
lembaga yang bertugas untuk mengumpilkan, merawat, menyimpan, meneliti, dan
mengkomunikasikan koleksinya kepada masyarakat.
Menurut peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Tugas museum yakni sebuah lembaga yang memamerkan dan menerbitkan
hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi kebudayaan
dan ilmu pengetahuan.
Ada 9 fungsi museum yaitu :
1. Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah
2. Pusat penyaluran ilmu untuk umum
3. Pusat penikmat karya seni
4. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa
5. Objek wisata
6. Media pembinaan pendidikan kesenian dan ilmu pengetahuan
7. Suaka alam dan suaka budaya
8. Cermin sejarah manusia, alam, dan kebudayaan
9. Sarana untuk bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.1.1 Jenis-jenis Museum
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa
klasifikasi, yakni sebagai berikut :
• Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari dari kumpulan bukti
material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
• Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya terdapat tiga jenis :
• Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan baenda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti dari seluruh wilayah
Indonesia yang bernilai nasional.
• Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia atau
lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. • Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material, manusia dan
atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana
museum tersebut berada.
2.1.2 Sejarah Museum di Indonesia
Cikal bakal museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April pada saat
pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M
di jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti
menjadi dasar untuk pendirian museum. Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi
museum pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih
ditempati. Gedung Museum dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang
mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia,
tepatnya pada tanggal 17 september 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan
oleh Direktorat Jendral Kebudayaan dibawah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada tahun 2005 Museum Nasional berada dibawah pengelolaan
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Museum Nasional juga dikenal sebagai
museum gajah karena dihadiahkan patung gajah berbahan perunggu oleh Raja
Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kembudian dipajang dihalaman
depan museum. Dengan demikian sejak 28 Mei 1979 nama resmi lembaga ini adalah
Museum Nasional Republik Indonesia.
Museum-museum sejarah perjuangan dan kebudayaan kurang terdengar
namanya pada masa oerde baru. Negara menjadi kurang berkepentingan mengangkat
narasi tentang museum. Gejala ini menunjukkan bahwa museum tidak lagi dipandang
sebagai jalanuntuk mendefenisikan nasionalisme.
Singkat kata, sejarah permuseuman di Indonesia sebetulnya relatif panjang
dan tidak linier. Dengan sejumlah persoalan yang menyelimuti permuseuman
Indonesia bahwa beragamnya museum yang ada sebetulnya menyimpan sejumlah
tersebut masih relevan atau tidak, karena sekarng kebutuhan akan pengetahuan
tertentu telah tercukupi oleh media informasi teknologi canggih.
2.1.3 Museum Sebagai Daya Tarik Wisata
Museum adalah salah satu daya tarik wisata budaya. Artefak atau benda
warisan budaya yang menjadi koleksi dan bahan pameran dari suatu Museum sering
menjadi daya tarik wisata. Aneka ragam benda budaya biasanya merupakan milik
berbagai etnik dan berasal dari beberapa daerah.
Eksibisi dan pengelolaan benda warisan budaya seharusnya diatur sedemikian
rupa sehingga menarik minat wisatawan. Informasi lengkap dan menarik, serta
penataan yang baik tentang warisan budaya akan dapat menjadi daya tarik wisatawan.
Dalam hubungan ini kerjasama antar museum dan komponen pariwisata budaya perlu
dikembangkan. Pengelolaan Museum sedapat mungkin agar dilakukan secara kluster,
baik abntar museum maupun dengan komponen industry pariwisata. Meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan ke suatu museum yang dikelola secara kluster itu juga
berarti keuntungan bagi industri pariwisata.
Museum tidak dapat dipisahkan dari koleksinya. Koleksi merupakan
jantungnya museum. Koleksi museum harus disajikan sebagai salah satu bentuk
komunikasi yang penting dalam upaya menarik minat wisatwan. Dalam penyajian
koleksi museum harus disajikan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang penting
dalam upaya menarik minat wisatawan dalam berkunjung ke museum. Penyajian
koleksi useum harus memperhatikan nilai estitika artistik., edukatif, dan informatif.
kebebasan bergerak bagi pengunjung. Sirkulasi pengunjung museum, kenyamanan
pengunjung museum, dan keamanan koleksi museum.
Koleksi yang dimilki oleh sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya
perlu dilakukan perawatan (konservasi) yang sesuai dengan karakteristik dan material
koleksi, dalam hal ini peneliti koleksi (kurator) bekerja sama dengan konservator.
Selain konservator, perlu tindakan pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau
pengawetan sehingga koleksi tetap terjaga kelestariannya.
Pengamanan museum sangat penting, menyangkut keamanan koleksi,
banguan dan manusia (petugas dan pengunjung) museum. Pengamanan museum tidak
hanya menjadi tanggung jawab petugas museum. Pengamanan museum meliputi
proteksi museum beserta koleksinya dari tindakan pencurian dan vandalisme, dan
penanggulangan terhadap bencana.
2.2 Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kisah atau cerita yang mengupas peristiwa kehidupan manusia
pada masa lampau dapat diketahui karena adanya bukti-bukti tertulis. Sumber sejarah
yang dapat dijadikan sebagai bukti tertulis, yaitu prasasti, piagam, kitan-kitab,
dokumen, daun lontar, foo, pita kaset, dan sebagainya
Secara etimologi kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab
(sajarotun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh
yang dalam bahasa Indonesia artinya waktu atau penangglan. Kata sejarah lebih dekat
Definisi sejarah menurut para ahli :
1. J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan
diperbuat oleh manusia.
2. Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan
beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan
3. Ibnu Khaldun ( 1332-1406 )
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau
peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.
4. Abramowitz (Burher, 1970:42)
"history as a chronology of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan
sebuah kronologi atas suatu kejadian.
5. Sunnal dan Haas (1993: 278)
"history is a chronological study that interprets and gives meaning to events
and applies systematic methods to discover the truth" yang berarti: sejarah
merupakan studi kronologis yang menafsirkan dan memberikan arti peristiwa
dan berlaku metode sistematis untuk menemukan kebenaran.
6. Costa (Burger, 1970: 44)
Sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of the whole human experience".
Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik
secara individu maupun kolektif bangsa/nationdimasa lalu tentang kehidupan
Ada banayak cara untuk memilih informasi dalam sejarah, antara lain : • Berdasarkan kurun waktu (kronologis)
• Berdasarkan wilayah (geografis)
• Berdasarkan negara (nasionalis)
• Berdasarkan kelompok atau suku bangsa (etnis)
• Berdasarkan topic atau pokok bahasan (topical)
Sejarah terwujud oleh unsure manusia, tempat, dan waktu. Manusia adalah
pelaku sejarah. Dunia merupakan ruang lingkup tempat terjadinya
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perbuatan pelaku sejarah. Waktu adalah seluruh
rangkaian ketika proses perbuatan telah, sedang, dan akan berlangsung.
Para sejarawan mengungkapkan kegunaan mempelajari sejarah adalah sebagai
berikut :
Kita akan lebih bijaksana dan arif menentukan langkah-langkah hidup pada
masa kini dan mendatang.
Sejarah memberikan sejumlah pengetahuan mengenai berbagai kisah yang
terjadi pada masa lalu.
Sejarah dapat memberikan ilham kepada kita untuk mencetuskan ide,
perilaku, dan karya yang baik dari pada masa sebelumnya.
Sejarah dapat memberi kesenangan kepada kita untuk melawat dan berwisata
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek wisata atau tourist attractions, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Membicarakan objek dan
atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian “product” dari industri
pariwisata itu sendiri.
Produk wisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan dan
dinikmati oleh wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia
tinggal, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilhnya dan kembali lagi
kerumah dimana ia berangkat semula.
Jadi objek dan atraksi wisata itu sebenarnya sudah termasuk dlm produk
industry pariwisata, karena jika tidak motivasi unutuk berkunjung ke daerah tujuan
wisata itu dapat dikatakan tidak ada. Padahal kita sangat meyakini bahwa pada suatu
daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata (Yoeti, 1984 : 172).
Suatu objek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek diminati
pengunjung yaitu :
a. Something to see yaitu objek wisata trsebut harus mempunyai sesuatu yang
menarik yang bisa dilihat dan dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata.
b. Something to do yaitu wisatawan dapat melakukan sesuatu yang berguna
untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi
baik itu arena bermain ataupun tempat makan.
c. Something to buy yaitu fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada
umumnya adalah cirri khas atau icon dari derah tersebut, sehingga bisa
2.4 Motif Perjalanan Wisata
Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak
terbatas dan dibatasai, suatu perjalanan dapat diangap sebagai suatu perjalanan wisata
apabila memenuhi persyaratan, yaitu:
• Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam
• Bersifat sementara waktu
• Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau bayaran.
Menurut Robert W.Mc.Intosch yang menjadi dasar motivasi manusia
melakukan perjalanan wisata terbagi dalam 4 kategori, yaitu:
1. Motif Fisik (Physical Motivation) yaitu motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan badaniah, misalnya untuk beristirahat, olahraga, kesehatan,
dan sebagainya.
2. Motif Budaya (Cultural Motivation) yaitu yang didasarkan atas faktor budaya.
Wistawan dengan motif budaya selaludatang ke tempat tujuan wisata untuk
mempelajari atau memahami tata cara, kebudayaan bangsa atau daerah lain :
kebiasaannya, kehidupan sehari-hari, kebudayaan yang berupa music, tari-tari,
tata bangunan dan sebagainya.
3. Motif Interpersonal (Interpersonal Motivation) yaitu motif yang timbul dari
dalam diri manusia itu sendiri karena adanya hasrat atau keinginan untuk
bertemu dengan orang lain, keluarga, teman, sahabat, atau berkenalan dengan
orang-orang tertentu atau hanya sekedar ingin berjumpa dengan tokoh-tokoh
4. Motif Status atau Prestise (Statuse and Prestis Motivation) yaitu motif yang
timbul karena adanya kebutuhan ego dan keinginan untuk mengembangkan
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Kota Medan
Dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan
Tanahnya berawa-rawa seluas 4000Ha. Dan beberapa sungai melintasi Kota Medan
semuanya bermuara ke Selat Melaka. Sungai-sungai itu adalah Sei deli, Sei Babura,
Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan, dan Sei Sulang Saling/
Sei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus
lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu
merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Dahulu orang menamakan Tanah
Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke sungai Wampu (Langakat)
sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya
tidak mencakup daerah diantara dua sungai tersebut.
Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
terutama di muara-muara sungai di selingi pemukiman-pemukiman penduduk yang
berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda
mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah
Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat
Pemerintahan dan Perekonomian di Sumatera Utara.
Kampung Medan Putri ini didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru
Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Palawi dan beristrikan
seorang Putri Datuk brayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti “Tabib” ataupun
“Orang Pintar” kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak
berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bunderan,
bungkus atau bulat. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai
seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang
diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya.
Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16,
disebutkan Kota Medan berasal dari nama “Medina”, sedangkan sumber lainnya
menyatakan Medan berasal dari bahasa India “Meiden”. Yang lebih kacau lagi ada
sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya
berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan. Adapula yang mengatakan
ketika para saudagar Arabyang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan
Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki
kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu.
Dalam salah satu kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prints SH: 2002,
Kata “Medan” berarti “menjadi sehat” ataupun ‘lebih baik”. Hal ini memang
berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adlah seorang tabib yang
dalam hal ini memilki keahlian dalam pengobatan tradisonal Karo pada masanya.
Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan
Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan bergelar Laksamana
Deli mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi
penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua,
Tuanku Panglima Parunggit (1669-1698), terjadi perang kavaaleri dan sejak itu
Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan deli.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari
1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun
setelah penyerahan kedaulatan, Kota Medan telah bertambah luas hamper delapan
belas kali lipat.
3.2 Letak Geografis
Secara geografis Kota Medan terletak pada 3⁰30’-3⁰43’ Lintang Utara dan
98⁰35’-98⁰44’ Bujur Timur. Topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan
berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kota
Medan adalah sebagai berikut :
- Utara : Selat Malaka
- Selatan : Kabupaten Deli Serdang
- Barat : Kabupaten Deli Serdang
KOTA MEDAN
Motto : Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk
kemajuan Kota Medan Metropolitan
Provinsi : Sumatera Utara
Negara : Indonesia
Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh, Tamil
- Agama : Islam (68,83%), Kristen Protestan
(20,27%), Kristen Katolik (2,79%), Budha
(8,79%), Hindu (0,44%)
- Bahasa : Indonesia, Batak, Jawa, Hokien,
Minangkabau, Mandailing, Tamil.
Pembagian Administratif
- Kelurahan : 115 (Seratus Lima Belas)
Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera
Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². kota ini merupakan Pusat Pemerintahan
daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan
dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai
Babura dan Sungai Deli..
Kota Medan mempunyai iklim tropis dan suhu minimum menurut Stasiun
Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0⁰C-24,1⁰C dan suhu maksimum berkisar
antara 30,6⁰C-33,1⁰C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar
antara 23,6⁰C-24,4⁰C dan suhu maksimumnya berkisar antara 30,2⁰C-32,5⁰C.
Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata
78-82%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006
rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata-rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per
Table 3.1
LETAK GEOGRAFI BEBERAPA DAERAH DI KOTA MEDAN
Nama Daerah Garis Lintang
(L.U)
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar atau 3,6% dari keseluruhan Wilayah
Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya,
Medan memilki luas wilayah yang relative kecil dengan jumlah penduduk yang relatif
besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 30’-3⁰43’ Lintang Utara dan
98⁰35’-98⁰44’ Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke
utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, Kota Medan disebelah barat, timur, dan selatan
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, di sebelah Utara berbatasan lngsung
dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu lintas laut paling sibuk
Secara relatif Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang
kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan
kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling mengutungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya.
Disamping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan
memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang
dan jasa, baik perdagangan domestic maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi
geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub
pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
3.4 Kependudukan
Garis-garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa penduduk yang besar
dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional.
Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan
dan kesejahteraan secara layak dan merat. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar
dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai. Program
kependudukannya di Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia meliputi :
usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan
potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus ditingkatkan.
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan doperkirakan
telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria,
(1.010.174jiwa > 995. 968). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan
penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperikrakan mencapaikan lebih dari
500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian di Medan
merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan sensus
penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk
Medan 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.
Table 3.2
JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN
Tahun Penduduk
2001 1.926.052
2002 1.963.086
2003 1.993.060
2004 2.006.014
2005 2.036.018
2007 2.083.156
2008 2.102.105
2010 2.109.339
Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan
dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari
kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total
penduduk).
Dilihat dari struktur umur penduduk Kota Medan dihuni lebih kurang
1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat
pendidika, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan
demikian Kota Medan secara relatif tersedia yenaga kerja yang cukup, yang dapat
bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industry
manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk periode 200-2004 cenderung mengalami
peningkatan pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi
0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk mengalami
peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling
banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Kecamatan Helvetia dan Medan
Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru,
Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di
Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.
Mayoritas penduduk Kota Medan sekarang adalah Suku Jawa, Suku Batak
Komunitas Tionghoa di Medan cukup besar, sekitar 25% jumlah total.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja, dan vihara
Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah disekitar jalan Zainul Arifin
bahkan dikenal sebagai Kampung Madras (Kampung India).
Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun
sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun. Secara historis pada tahun 1918 tercatat
Medan dihuni 43.826 jiwa. Jumlah tersebut 409 orang keturunan Eropa, 35.009
berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 keturunan dari ras
Timur.
3.5 Prasarana dan Sarana Kota Medan
Kota Medan memiliki prasarana dan sarana perhubungan darat jalan raya,
jembatan dan terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (air-port) dan
pelabuhan laut (sea port/harbour), listrik, telekomunikasi. Dan tersedia juga
perusahaan perjalanan sepeti travel, agent perjalan, dan biro perjalanan. Prasarana
Kota Medan sudah ada pembenahan dan jalan-jalan raya hampir rata-rata sudah bagus
kembali sehingga tidak ada lagi jalan yang rusak hanya saja masih sering tergenang
air dmna-mana jika hujan. Stasiun kereta api juga mulai dibenahi agar akses untuk
ketempat tujuan semakin mudah dan cepat. Bandar udara juga letaknya dipindahkan
ketempat yang lebih strategis jauh dari pemukiman penduduk dan dengan fasilitas
yang memuaskan. Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong perekonomian.
Terminal juga sebaiknya perlu diperbaiki agar dapat mendorong pertumbuhan
3.6 Tempat-tempat Wisata di Kota Medan
Sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, kota Medan juga
memiliki berbagai tempat dan kawasan wisata, baik itu tempat wisata peninggalan
jaman dahulu, maupun tempat wisata yang dibuat pada masa sekarang. Ada banyak
bangunan tua di Medan yang menyisakan arsitektur Belanda. Contohnya : Gedung
Balai Kota Lama, Kantor Pos Medan, Menara Tirtanadi, Titi Gantung (jembatan di
atas rel kereta api), dan juga Gedung London Sumatera, dan ruko yua seperti yang
bisa dijumpai di Penang, Malaysia dan Singapura.
Dengan banyaknya wisatawan di kota Medan, membuat wisatawan baik asing
maupun lokal, juga penduduk kota Medan dan sekitarnya menjadi tertarik untuk
datang ke Kota Medan, selain Medan merupakan Ibu Kota dari Sumatera Utara yang
menjadi pusat kegiatan di Sumatera Utara.
Tabel 3.3
JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE SUMATERA UTARA
Tahun Jumlah
2003 98.336
2004 112.319
2005 121.052
2006 121.846
2007 134.130
2009 148.193
2010 162.410
2011 141.342
Total 1.169.839
Tempat atau objek wisata menurut urutan minat
Wisata Religi
1. Mesjid Al-Osmani
2. Mesjid Raya Al-Mashun
3. Kuil Shri Mariaman
4. Vihara Gunung Timur
5. Gereja Immanuel
6. Graha Bunda Maria Annai Velangkani
Wisata Sejarah
1. Gedung Balai Kota lam
2. Rumah Tjong A Fie ( daerah Kesawan)
3. Menara Air Tritanadi
4. Museum Perjuangan
5. Istana Maimun
6. Gedung London Sumatera
Wisata Minat Khusus
1. Universitas Sumatera Utara
2. Bandara Polonia
3. Pecan Raya Sumatera
4. Taman Buaya (Asam Kumbang)
5. Rahmat Galeri
Wisata Kuliner
1. Merdeka Walk
2. Ramadhan Fair
3. Amaliun Food Court
4. Pagaruyung
5. Restoran Tip Top
6. Ocean Pasifik
Wisata Belanja
1. Pajak Ikan Lama
2. Sun Plaza
3. Plaza Medan Fair
BAB IV
MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
SEJARAH DI KOTA MEDAN
4.1 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata
Museum Perjuangan TNI ini dibuka pada tahun 1971, yang terletak di Jl.
Zainul Arifin Medan. Museum ini merupakan salah satu tempat sejarah di kota
Medan karena banyak menyimpan benda-benda bersejarh peninggalan ABRI dan
rakyat Sumatera Utara pada masa melawan penjajah.
Barang-barang peninggalan sejarah di Museum sperti : alat-alat kesehatan
tradisional, senjata yang di gunakan para pejuang untuk mempertahan kan NKRI dari
Belanda dan Jepang, seragam, alat komunikasi (wireless sets), dan lainnya. Museum
ini semata-mata tidak hanya milik TNI saja, tetapi milik rakyat Sumatera Utara dan
warga Indonesia secara umumnya. Siapa saja boleh masuk ke Museum ini dan tidak
di pungut biaya untuk melihat-lihat benda peninggalan sejarah.mengunjungi museum
ini kita dapat membayangkan kehebatan para perjuangan pahlawan di masa lalu.
Museum ini dibuka mulai dari jam 8.00-15.30 dari hari senin smpai jumat. Jumlah
pengunjung setiap hari tidak tentu.
Dalam menjaga, memelihara, dan menlindungi salah satu objek wisata Kota
Medan ini, kepada Pemprov. Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Kota Medan
sebaiknya memberikan perhatian, sumbangan dana didalam merawat dan menjaga
Pada tahun 1928 sebelum menjadi museum, ini merupakan bangunan
Asuransi NV Levensyerzekering Mattschappij Arhnehen. Pada tahun 1942, dijadikan
markas Kempetai Jepang, kemudian pada tahun 1946 direbut oleh para pejuang dari
tangan Jepang dan Belanda. Tahun 1950 dijadikan Markas Komando Teritorium I.
Pada tanggal 21 Juni 1971 museum ini resmi dibuka sebagai tempat peninggalan
benda-benda bersejarah, dan barulah pada 5 Oktober 1996 diresmikan renovasi
museum ini dan menetapkan namanya menjadi Museum Perjuangan TNI.
Museum ini memilki 2 lantai, lantai satu memasuki ruangan koleksi sseperti
senjata-senjata tradisional, alat-alat kesehatan pada waktu itu, alat komunikasi,
arsip-arsip-arsip mengenai pada waktu perang dahulu, senjata-senjata yang direbut dari
penjajahan, seragam sejumlah pahlawan kemerdekaan yang namanya diabadikan
sebagai nama jalan di Kota Medan. Terdapat pula mesin ketik royal, yang digunakan
pada saat menghancurkan pemberontakan di Tapanuli. Mesin ketik Datio digunakan
untuk menulis berita, yang merupakan rampasan Laskar Rakyat pada saat merebut
tansi Militer Jepang di Mariendal. Suasan tempo dulu dan heroik semakin terasa saat
memperhatikan sekeliling karena dinding terpajang beberapa foto dan lukisan Kota
Medan tempo dulu serta para pejuang
Ada foto Tjong Afie tahun 1920, Kesawan (1900), Kantor Pos Medan (1960),
jalan Sutomo (1960), Lukisan Lapangan Merdeka yang dulunya bernama Lapangan
Fukuraido saat pengibaran bendera tanggal 17 Agustus 1945. Ada juga foto Kolonel
A Manaf Lubis, Kononel Djamin Ginting, Panglima Divisi IV TKR Sumatera Timur
pimpinan tentara saat itu. Dan ada juga beragamjenis uang tempo dulu baik dari
Indonesia maupun dari negara luar sperti uang dari Ceko, Belanda dan negara
lainnya. Diruang ke dua berada di lantai dua, juga terlihat sejumlah foto-foto
Pangdam II/BB dari yang pertama hingga yang terakhir.
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ketika itu membuata senapan ala kadarnya,
namun dimasanya senjata ini merupakan suatu prestasi tersendiri. “Senjata Tunggu
Dulu” ini dibuat di Bandung dan digunakan TKR/ Laskar Rakyat di Sumatera utara
untuk menghadapi serangan agresi Militer Belanda I dan II di font Medan Area dan
Perang Gerilya pada tahun 1945 hingga 1949.
4.2 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata Sejarah
Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lepas dari peran para pahlawan
yang begitu gigih meraih dan mempertahankan kemerdekaan pada masa lampau. Ribuan
nyawa yang gugur merupakan bukti semangat dan daya juang yang tinggi yang ditunjukan
oleh para pahlawan dan pejuang tanah air. Di beberapa tempat, gerakan perjuangan tersebut
diabadikan dalam MUSEUM.
Sebagai genarasi muda harus meneladani semangat dan perjuangan para
pahlawan kemerdekaan. Hal itu penting sebagai bekal dalam mebangun kesejateraan
bangsa. Dan kita dapat melihat pula sisa-sisa peninggalan perjuangan para pahlawan
yang dapat membuat kita sebagai generasi muda semangat dan termotivasi untuk
membina negara.
Jika setiap elemen bangsa memilki kesadaran unutuk mengimplikasikan
bangsa dan masalah-masalah sosial lainnya akan dapat dihadapi dan diatasi bersama.
Rasa saling menolong dan peduli satu sama lain menunjukkan bahwa generasi muda
memiliki sifat patriolisme dan nasionalisme.
Ada dua kondisi aktual yang berkembang dalam bangsa ini menyikapi dua
tantangan yaitu ; pertama, menjaga kemurnian esensi dan hakikat Nasionalisme yang
berarti juga menjaga kemurnian nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, berupa secara aktif
mengantisipasikan perkembangan bangsa dan bernegara.
Museum memilki potensi untuk membekali generasi muda bangsa dengan
mentalis yang baik, melalui penggalian (value explore), dan pentransformasian serta
internalisasi nilai-nilai luhur/kearifan lokal (lokal wisdom) yang terdeposit dalam
tinggalan budaya generasi pendahulu, berasal dari hasil karya seni, arkeolog, dan
artefak sejarah serta ilmu pengetahuan. Suatu nilai yang intangible (tidak tersentuh),
abstrak, namun sangat bermanfaat untuk membentengi bangsa ini dari dampak negatif
era globalisasi dan kemajuan teknologi datang dari barat. Dengan demikian,
masyarakat akan dapaat memilih serta memilah mana budaya yang dapat diadaptasi
dan mana yang tidak.
Dalam konteks Indonesia, Nasionalisme yang mendasarkan diri pada
nilai-nilai Kemanusiaan (Perikemanusiaan) yang hakiki dan bersifat asasi. Dengan
berjalannya waktu, semangat heroik dan janji yang terkenal dengan Sumpah Pemuda
itu mengalami pergeseran arti maupun pemahamannya. Arti Sumpah Pemuda tentu
berbeda dari perjuangan dulu. Bila dulu dijadikan sebagai alat pemersatu, maka
4.3 Sejauh Mana Museum Perjuangan Menjadi Objek Wisata Sejarah di
Kota Medan
Museum adalah wadah yang mencakup bukti dan data sejarah Indonesia,
khususnya Sumatera Utara. Banyak sekali museum yang terdapat di Kota Medan,
tetapi kurangnya minat pengunjung untuk datang ke museum itu sangat sedikit.
Dengan demikian untuk memelihara, merawat, dan melindungi salah satu objek
wisata di Kota Medan Pemko Medan dan Dinas Pariwisata harus sama-sama menjaga
dan melestarikan salah satu objek wisata ini.
Pemerintah lebih memperhatikan lagi museum yang ada karena di museum
semuanya terdapat berbagai benda-benda bersejarah dari para pahlawan yang telah
berjuang mempertahankan Tanah air dari para penjajah. Untuk itu pemerintah
meningkatkan kualitas masyarakat melalui pembelajaran, meningkatkan penghargaan
masyarakat terhadap warisan Budaya dalam rangka meningkatkan identitas dan
kebanggaan Nasional.
Disisi lain juga menjaga dan merawat Museum sebagai aset Bangsa dari
pariwisata. Karena museum juga telah menjadi jendela dalam memperkenalkan
kebudayaan sebuah negara dan sebagai tempat untuk memamerkan koleksi yang
menarik dan bernilai tinggi. Museum juga sebagai Landmark dari sebuah daerah dan
menjadi destinasi wisata. Tugas dan fungsi museum dinyatakan untuk melayani
penyajian informasi kepada masyarakat dalam rangka pembelajaran dan peningkatan
apresiasinya.
Jika berpikir tentang kontrol pemerintah terhadap museum, maka logikanya
kepada pemerintah sepenuhnya. Namun museum juga merupakan institusi publik
yang memiliki akuntabilitas publik, museum memilki tanggung jawab kepada
masyarakat yang dilayaninya, maka dari itu museum memilki tugas yang tidak mudah
untuk terus berkembang bersama masyarakat namun juga tetap berada dalam jalur
kebijakan perintah. Museum juga merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan
dan dirawat agar tetap terjaga bangunannya menjadi daya tarik wisata yang mampu
menghasilkan devisa. Untuk itu betapa pentingnya kehadiran museum, jangan
sampek museum dianggap gudang rongsokan, tetapi museum adalah gudang ilmu
pengetahuan.
4.4 Peranan Bangunan Bersejarah Sebagai Pusaka Budaya Dalam
Kepariwisataan
Kebudayaan, di definisikan Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan berpola, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (1983:182).
Kebudayaan merupakan suatu cara adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Ciri
suatu tekanan lingkungan yang spesifik berperan sebagai pemicu timbulnya
perubahan kebudayaan (Clide,1951:35). Makmur (2011), mendefinisikan budaya
sebagai keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung sistem
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan lain-lain
kemampuan serta kebiasaan yang diterima oleh masyarakat. Artinya, nilai budaya
konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian warga masyarakat mengenai hal-hal
yang mereka anggap bernilai, berharga, dan paling penting dalam hidup, sehingga
dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada
kehidupan warga masyarakat
Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia berpenduduk sangat
heterogen dengan kehidupan multicultural yang sudah dikenal sejak ibukota Provinsi
Sumatera Utara ini pada abad ke-16. Pola kehidupan plural sejak pra-Indonesia
seperti itu tercermin juga dalam kebudayaan fisik kotanya melalui ratusan bangunan
bersejarah tinggalan colonial yang sangat menarik, yang saat ini dapat disaksikan
terutama dalam berbagai fungsi baru seperti rumah tinggal, kantor, hotel, rumah took,
tempat peribadatan, rumah sakit dan sekolah. Secara estetika, bangunan tersebut pada
umumnya merupakan paduan gaya, desain dan arsitektur Melayu, Belanda, India,
Inggris,dan Cina, sebagai akomodasi dan karaktaristik sejarah Kota Medan sendiri,
yang dapat ditelusuri sejak era penanaman tembakau Deli di Sumatera Timur pada
tahun 1863 (Dalam Surbakti, 2010).
Upaya perlindungan terhadap bangunan bersejarah di kota Medan sudah
dilakukan oleh pemerintah Kota Medan dengan menerbitkan pada nomor 6 tahun
1988 tentang Pelestarian Bangunan dan Lingkungan Yang Bernilai Sejarah,
Arsitektur, Kepurbakalaan, serta Penghijauaan dalam Daerah kota Medan. Namun,
Perda hanya mencantumkan 42 bangunan yang dilindungi. Ironisnya, tiga diantaranya
sudah dihancurkan. Misalnya eks Mega Ektra (2002), eks Bank Modern(2004), dan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya :
1. Bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud
pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman
dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola
secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam
rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2. Bahwa untuk melestarikan cagar budaya, negara bertanggung jawab dalam
pengaturan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya.
3. Bahwa cagar budaya berupa benda. Bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu
dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta
untuk melindungi, mengembangkan, dan memamnfaatkan cagar budaya.
4. Bahwa dengan adanya perubahan paradigm pelestarian cagar budaya, diperlukan
keseimbangan aspek ideologis, akademis, ekologis,dan ekonomis guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
5. Bahwa undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tetang Benda Cagar Budaya sudah
tidak sesuai dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hokum dalam
masyarakat sehingga perlu diganti.
6. Bahwa berdasrkan sebagaimana dimaksud dalam makna pelestarian pusaka
manfaatnya bagi kehidupan dan kesajteraan masyarakat. Pusaka buday merupakan
sumber daya budaya yang memilki berbagai estetika, dan asosiasi/simbolik
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada tahun 1928 sebelum menjadi museum gedung ini merupakan bangunan
Asuransi NV Levensyerzekering Mattschappj Arhnehen. Kemudian pada tahun 1942
dijadikan markas Kampetai Jepang, pada tahun 1946 direbut oleh para pahlawan dan
pejuang dari tangan Jepang dan Belanda dan dijadikan markas Komando teritorium I
tahun 1950. Museum ini dibuka dan diresmikan sebagai tempat peninggalan
benda-benda bersejarah pada tahun 1971. Dan barulah pada tanggal 5 Oktober 1996
diresmikanrenovasi museum ini dan menetapkan namanya menjadi Museum
Perjuangan TNI. Terdiri dari 2 lantai, lantai satu ruang koleksi benda atau alat-alat
kesehatan pada waktu itu, ada juga koleksi senjata, foto-foto pada saat peperangan
dan lukisan-lukisan yang mengambarkan keadaa kota Medan pada waktu itu. Lantai
keddua ruang diman tempat baju-baju para pejuang dan terdapat juga foto-foto
Pangdan II / BB dari yang pertama sampai yang terakhir.
Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak terlepas dari peran para
pahlawan yang sangat gigih mempertahnkan kemerdekaan dari masa lampau
khususnya Sumatera Utara. Para pejuang begitu sangat cinta Tanah Air rela
berkorban demi membela negara dan merebutnya dari tangan Jepang dan Belanda.
Jika setiap elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengimplikasikan nilai-nilai
luhur para pahlawan dan para pejuang bangsa, maka permasalahan bangsa dan
melalui internalisasi nilai-nilai luhur/ kearifan lokal. Suatu nilai yang intangible
(tidak tersentuh), abstrak, namun sangat bermanfaat untuk membentengi bangsa dari
dampak negative era globalisasi dan kemajuan teknologi yang datang dari barat.
Nilai-nilai nasionalisme yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan yang
hakiki dan bersifat asasi.
5.2 Saran
Pemerintah harus lebih lagi memperhatikan museum karena museum telah
menjadi jendela dalam memperkenalkan kebudayaan sebuah negara dan sebagai
tempat untuk memamerkan koleksi yang menarik dan bernilai tinggi. Khususnya di
kota Medan pemerintah nya lebih peduli lagi terhadap museum karena museum
merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki nilai histori yang tinggi
dan sebagai aset bangsa yang harus di jaga karena sebagai salah satu objek wisata
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun, H. 1990. Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: FPIPS IKIP Bandung
Surbakti, Asmyta 2010. Penghancuran Estetika Kota Bangunan Bersejarah Di Kota Medan. http://isi.dps.ac.id. 30 September 2012
Surbakti, Asmyta 2009. Pusaka Budaya Dan Pengembangan Pariwisata Di Kota Medan. http://unud.ac.id. 30 September 2012
Pitana, I. Gede. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, Yogyakarta: Andi
Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradaya Paramita
Wikipedia. 2011. Kota Medan. http://google.com. 25 Oktober 2012
Wahyuliani, Sri. 2011. Menumbuhkan Kembali Semangat Nasionalisme Pemuda Indonesia. http://museumindonesia.net. 25 Oktober 2012
http://id.m.wikipedia.org/wiki/sejarah. 25 Oktober 2012
LAMPIRAN
1.
Data Informan1. Nama : Ali Huddin Pardosi, Sos
Alamat : Asrama Kodam Tuntungan Jl. Lap. Golf Block Mawar No.42 Tuntungan
Pejerjaan : Pelajar (sebagai pereka sejarah di museum) Umur : 16 thn
2. Dokumentasi
Courtasy of, Rizky, 2012
Courtasy of, Rizky, 2012