TOGAF VERSI 9 (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))
Oleh :
Novia Widyaningsih NIM : 1110093000022
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2014
RAHAJENG.
Sebagai lembaga pemerintahan yang melakukan penegakkan kode etik penyelenggara Pemilu, DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) belum memiliki sistem informasi dan teknologi informasi yang terintegrasi untuk mendukung aktivitasnya, seperti pengaduan, persidangan, dan administrasi umum. Berdasarkan fakta yang ada, maka akan dibuat penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan perencanaan arsitektur enterprise, menghasilkan arsitektur data untuk pengelolaan data, menghasilkan analisis biaya investasi TIK, dan menghasilkan solusi aktivitas serta solusi sistem informasi untuk membantu DKPP dalam pelayanan publik. Pada penelitian ini, perencanaan arsitektur enterprise dibuat menggunakan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) dengan metode ADM (Architecture Development Method). Perencanaan arsitektur enterprise ini akan menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi, arsitektur data, arsitektur teknologi, analisis gap pada setiap arsitektur, ROI (Return On Investment) untuk investasi TIK, serta roadmap implementasi aplikasi untuk DKPP.
Kata Kunci : Arsitektur, Enterprise, TOGAF Versi 9, Architecture Development Method.
V Bab + xxx Halaman + 355 Halaman + 120 Gambar + 52 Tabel + 26 Pustaka + 4 Lampiran
Sang Maha Kehendak sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat
manusia menuju kehidupan dan peradaban yang berkeadilan, serta para keluarga
dan para sahabat yang dicintainya.
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, Penulis
berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
(S1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF Versi 9 (Studi Kasus : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP))”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan Penulis. Selama
penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis
hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat
kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan
tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi Penulis adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, dan
pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyukseskan harapan Penulis.
Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkan Penulis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis sebagai Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun
teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Elsy Rahajeng, S.Kom, MTI sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan baik secara moral maupun
teknis serta motivasi selama melakukan penulisan skripsi ini.
5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya
selama Penulis duduk di bangku perkuliahan.
6. Bapak Yusuf, S.Si, MA, Ibu Ir. Dini Yamashinta, M.Si, Bapak DR. Osbin
Samosir, M.Si, dan Bapak Sandhi Setiawan, S.Kom yang telah bersedia
membimbing penulis selama melakukan riset di DKPP agar dapat memperoleh
kelengkapan data yang dibutuhkan.
7. Orang tua tercinta, Ayahanda H. Carso Parmadi dan Ibunda Hj. Risnawati
Suryani yang telah memberikan doa restu, semangat, dan motivasi untuk
Penulis dalam melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
8. Terima kasih juga untuk Teteh Saras yang sudah banyak memberi motivasi dan
pelajaran untuk penulisan skripsi serta Alisya yang memberikan semangat
10.Teman-teman kelas seperjuangan, SI A 2010. Terima kasih atas kerja samanya
selama ini.
11.Seluruh pihak yang telah berjasa terhadap proses penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa
terima kasih dari Penulis.
Akhirnya, atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan
berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan, dijadikan sebagai amal
kebajikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat
kelak. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Jakarta, 8 September 2014
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ...iii
HALAMAN PERNYATAAN ...iv
ABSTRAK ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR TABEL...xxv
DAFTAR SIMBOL ... xxviii
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...6
1.3. Batasan Masalah...7
1.4. Tujuan Penelitian ...8
2. BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Metode Pengumpulan Data ...14
2.1.1. Wawancara ...14
2.1.2. Observasi ...15
2.1.3. Studi Dokumen ...15
2.1.4. Tinjauan Pustaka ...15
2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ...16
2.2.1. Sistem ...16
2.2.2. Informasi ...17
2.2.3. Sistem Informasi ...17
2.2.4. Komponen Sistem Informasi ...19
2.2.5. Teknologi Informasi ...22
2.3. Konsep Perencanaan Strategis Sistem Informasi ...25
2.3.1. Strategi SI/TI ...29
2.4. Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi ...31
2.4.1. Metodologi Menurut The Open Group ...31
2.4.2. Metodologi Menurut Ward dan Peppard ...32
2.4.3. Metodologi Menurut Tozer ...32
2.5.2. Arsitektur ...36
2.5.3. Enterprise Architecture...37
2.6. TOGAF ...39
2.7. Metode TOGAF ADM ...41
2.7.1. Preliminary Phase ...43
2.7.2. Requirements Management ...45
2.7.3. Phase A : Architecture Vision ...47
2.7.4. Phase B : Business Architecture ...49
2.7.5. Phase C : Information System Architecture ...53
2.7.6. Phase D : Technology Architecture ...56
2.7.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...58
2.7.8. Phase F : Migration Planning ...59
2.7.9. Phase G : Implementation Governance ...60
2.7.10.Phase H : Architecture Change Management ...62
2.7.11.Tools Pokok Pemodelan TOGAF ...64
2.8. Tools Perencanaan Arsitektur Enterprise ...66
2.8.1. Value Chain ...66
2.8.2. SOP (Standar Operasional Prosedur) ...71
2.8.3. Flowchart ...76
2.8.8. Stakeholder Map Matrix ...96
2.8.9. Application Portfolio Catalog ...98
2.8.10.Application and User Location Diagram ...100
2.8.11.Technology Portfolio Catalog ...102
2.8.12.Platform Decomposition Diagram ...103
2.8.13.Communication Engineering Diagram ...104
2.8.14.Matrix Analisis Gap ...106
2.8.15.Pengukuran ROI (Return On Investment) ...108
2.8.16.Roadmap ...113
2.9. Penelitian Sejenis ...114
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data ...120
3.1.1. Metode Observasi ...120
3.1.2. Metode Wawancara ...121
3.1.3. Metode Studi Dokumen ...122
3.1.4. Metode Tinjauan Pustaka ...123
3.2. Metode Perencanaan Arsitektur Enterprise ...125
3.2.1. Preliminary Phase ...125
3.2.5.1. Application Architecture ...128
3.2.5.2. Data Architecture ...129
3.2.6. Phase D : Technology Architecture ...129
3.2.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...130
3.2.8. Phase F : Migration Planning ...130
3.3. Kerangka Berpikir ...131
4. BAB IV PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE 4.1. Preliminary Phase ...132
4.1.1. Prinsip-Prinsip Perencanaan Arsitektur Enterprise ...132
4.1.2. Identifikasi 5W + 1H untuk Perancangan Arsitektur ....135
4.2. Requirements Management ...137
4.2.1. Kondisi Sistem Berjalan ...137
4.2.2. Issue Organisasi ...173
4.2.3. Solusi Aktivitas ...180
4.2.4. Solusi Sistem Informasi ...182
4.2.5. Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK.184 4.3. Phase A: Architecture Vision ...185
4.3.1. Profil Organisasi ...185
4.3.4.2. Aktivitas Pendukung ...203
4.3.5. Struktur Organisasi Usulan ...205
4.3.6. Pelatihan yang Diusulkan ...209
4.3.7. Hubungan Stakeholder dan Aktivitas Organisasi ...211
4.4. Phase B : Business Architecture ...219
4.4.1. Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis di DKPP ...219
4.4.2. Rancangan Arsitektur Bisnis...241
4.4.3. Analisis Actor/Role Matrix ...258
4.5. Phase C :Information System Architecture ...264
4.5.1. Application Architecture ...264
4.5.2. Data Architecture...284
4.6. Phase D : Technology Architecture ...301
4.6.1. Infrastruktur Jaringan ...301
4.6.2. Platform Teknologi ...310
4.6.3. Konfigurasi Software dan Hardware ...311
4.7. Phase E : Opportunities and Solutions ...316
4.7.1. Analisis Gap...316
4.7.2. Penghitungan ROI Investasi TIK ...342
5. BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...349
5.2. Saran ...350
6. DAFTAR PUSTAKA ...352
Gambar 2.2 TOGAF ADM ... 43
Gambar 2.3 Value Chain ... 69
Gambar 2.4 Value Chain di DKPP ... 71
Gambar 2.5 Contoh SOP AP di DKPP ... 76
Gambar 2.6 Contoh Rich Picture ... 82
Gambar 2.7 Use Case Diagram ... 89
Gambar 2.8 Class Diagram ... 92
Gambar 2.9 Application and User Location Diagram ... 101
Gambar 2.10 Platform Decomposition Diagram ... 104
Gambar 2.11 Communication Engineering Diagram ... 106
Gambar 2.12 Matrix Analisis Gap Arsitektur Bisnis Monitoring & Evaluasi 108 Gambar 2.13 Roadmap Implementasi Aplikasi ... 114
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 132
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan Level 0 ... 139
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pengaduan Level 1 ... 141
Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Persidangan Level 1 ... 142
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Kepegawaian Level 1 ... 143
Gambar 4.5 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan Level 1... 145
Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Inventaris Level 1 ... 147
Level 1 ... 154
Gambar 4.10 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Level 2... 156 Gambar 4.11 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Perkara Pengaduan Langsung Bawaslu Provinsi di DKPP Level 2 ... 158
Gambar 4.12 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Perkara Pengaduan Level 2... 160
Gambar 4.13 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Nota Dinas Level 2 ... 161
Gambar 4.14 Flowchart sistem Berjalan Administrasi Persuratan Hasil Verifikasi Dismiss Level 2 ... 162
Gambar 4.15 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Hasil
Verifikasi BMS Level 2 ... 164
Gambar 4.16 Flowchart Sistem Berjalan Administrasi Persuratan Undangan Rapat Verifikasi Materiil Level 2 ... 165
Gambar 4.17 Flowchart Sistem Berjalan Pemanggilan Pengadu dan Teradu Level 2 ... 167
Level 2 ... 171
Gambar 4.22 Flowchart Sistem Berjalan Kearsipan Level 2 ... 172
Gambar 4.23 Struktur Organisasi DKPP ... 190
Gambar 4.24 Analisis Value Chain DKPP ... 200
Gambar 4.25 Struktur Organisasi Usulan ... 206
Gambar 4.26 Tree Diagram Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis DKPP... 220
Gambar 4.27 Layanan Bisnis di DKPP ... 221
Gambar 4.28 (a) Proses Bisnis pada Pelayanan Umum DKPP ... 221
Gambar 4.28 (b) Proses Bisnis pada Pelayanan Pendukung DKPP ... 222
Gambar 4.28 (c) Sub Proses Bisnis pada Proses Bisnis Administrasi DKPP 222
Gambar 4.28 (d) Sub Proses Bisnis Level 2 pada Sub Proses Bisnis Persuratan ... 223
Gambar 4.29 (a) Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pengaduan ... 223
Gambar 4.29 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Penerimaan & Registrasi Pengaduan ... 224
Gambar 4.29 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Analisis dan Verifikasi Perkara... 225
Terkecil ... 228
Gambar 4.31 (d) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persuratan
Pemberitahuan ... 228
Gambar 4.31 (e) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persuratan
Undangan ... 229
Gambar 4.31 (f) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Disposisi ... 230 Gambar 4.32 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Kearsipan ... 230 Gambar 4.32 (b) Sub Fungsi Bisnis dari Fungsi Bisnis Pengarsipan Berkas. 231 Gambar 4.33 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Kepegawaian ... 231 Gambar 4.33 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Rekrutmen
Pegawai ... 232
Gambar 4.33 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengelolaan
Pegawai ... 232
Gambar 4.34 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Keuangan ... 233 Gambar 4.34 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pengelolaan
Anggaran ... 233
Gambar 4.34 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Akuntansi
Keuangan... 234
Milik Negara) ... 235
Gambar 4.36 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Procurement
(Pengadaan) ... 236
Gambar 4.36 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Persiapan Procurement (Pengadaan) Barang/Jasa ... 236
Gambar 4.36 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Pelaksanaan Procurement (Pengadaan) Barang/Jasa ... 237
Gambar 4.37 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Monitoring dan
Evaluasi ... 237
Gambar 4.37 (b) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Monitoring ... 238 Gambar 4.37 (c) Sub Fungsi Bisnis pada Fungsi Bisnis Evaluasi... 238 Gambar 4.38 (a) Fungsi Bisnis pada Sub Proses Bisnis Publikasi dan
Sosialisasi ... 239
Gambar 4.38 (b) Keterangan Pendokumentasian Kegiatan DKPP sebagai Fungsi Bisnis Terkecil ... 239
Gambar 4.38 (c) Keterangan Pengumpulan Data untuk Dipublikasikan &
Disosialisasikan sebagai Fungsi Bisnis Terkecil ... 240
Gambar 4.38 (d) Keterangan Publikasi & sosialisasi Informasi dari DKPP
sebagai Fungsi Bisnis Terkecil... 240
Gambar 4.43 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Kepegawaian ... 249 Gambar 4.44 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Keuangan ... 250 Gambar 4.45 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Inventaris ... 252 Gambar 4.46 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Procurement ... 253 Gambar 4.47 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Monitoring dan
Evaluasi ... 255
Gambar 4.48 Rancangan Arsitektur Bisnis Aktivitas Publikasi dan
Sosialisasi ... 257
Gambar 4.64 Arsitektur Data E-Kepegawaian ... 292 Gambar 4.65 Arsitektur Data E-Keuangan... 293 Gambar 4.66 Arsitektur Data E-Inventaris ... 295 Gambar 4.67 Arsitektur Data E-Procurement ... 296 Gambar 4.68 Arsitektur Data E-Monev ... 298 Gambar 4.69 Arsitektur Data Website DKPP ... 299 Gambar 4.70 Arsitektur Jaringan Awal di DKPP... 302 Gambar 4.71 (a) Arsitektur Jaringan Usulan Keseluruhan di DKPP ... 305 Gambar 4.71 (b) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Publikasi & Sosialisasi di DKPP ... 306
Gambar 4.71 (c) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Tata Usaha & Protokol di DKPP... 306
Gambar 4.71 (d) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Penerimaan & Registrasi Pengaduan di DKPP ... 307
Gambar 4.71 (e) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Monitoring & Evaluasi di DKPP... 307
Gambar 4.71 (f) Arsitektur Jaringan Usulan Subbagian Analisis & Verifikasi Wilayah I/II di DKPP ... 308
Perkara di DKPP ... 309
(Yatini, 2010 : 32-33)
Simbol
Nama Keterangan
Terminator Digunakan untuk menandai awal dan akhir dari suatu flowchart.
Input-Output Digunakan untuk mempresentasikan fungsi input-output.
Pencabangan / Keputusan
Digunakan untuk melakukan
pencabangan, yaitu pemeriksaan terhadap suatu kondisi.
Proses / Penugasan Digunakan untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini kita dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input.
Arah aliran Digunakan untuk menghubungkan setiap langkah dalam
flowchart dan
menunjukkan ke mana arah aliran diagram.
langkah dengan langkah lain dalam halaman yang berbeda.
Preparasi / Persiapan Digunakan untuk proses inisialisasi / pemberian harga awal (misalnya dalam melakukan iterasi).
Simbol Use Case Diagram
(A.S. & Shalahuddin, 2011 : 131-133)
Simbol Deskripsi
Use Case Fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Aktor (actor) Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.
Asosiasi (association) Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case.
Generalisasi (generalization) Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
Menggunakan (include)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini.
Simbol Use Case Diagram
(A.S. & Shalahuddin, 2011 : 123)
Simbol Deskripsi
Asosiasi (association) Relasi antar kelas dengan makna umum.
Asosiasi berarah (directed association) Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain.
Generalisasi (generalization) Relasi antar kelas dengan makna generalisasi – spesialisasi (umum – khusus).
Kebergantungan (depedency) Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.
Simbol Business Service, Business Process, Business Function
(The Open Group, 2009 : 50 dan 79)
Simbol Keterangan
Business Service
Layanan yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk customer internal atau eksternal organisasi.
Business Process
Business Function
Triggering
Triggering menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat antara proses-proses.
Flow
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peranan sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam
menjalankan proses bisnis di era informasi saat ini sangat diperlukan. SI/TI
memiliki beberapa peran penting dalam suatu organisasi, antara lain untuk
menjadi sarana yang membantu organisasi dalam mewujudkan integrasi antara
bagian manajemen dan operasional, meningkatkan kualitas layanan kepada
konsumen, dan membantu untuk proses pengambilan keputusan. SI/TI pun
berfungsi sebagai sarana untuk membantu organisasi dalam merealisasikan
tujuan strategisnya. Hubungan SI/TI dengan organisasi saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, SI/TI harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan pada bagian yang membutuhkan di
dalam organisasi. Selain itu, pemanfaatan SI/TI juga dapat memberi pengaruh
kepada organisasi untuk memperoleh keuntungan dan peluang (Loudon dalam
Rapiyadi, 2009 : 2)
Sebuah organisasi membutuhkan penggalian kebutuhan bisnis serta
mengevaluasi sumber daya SI/TI yang dimiliki, sehingga diperoleh peluang
yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh stakeholder yang terlibat di
dalam organisasi. Pada saat ini, sebuah organisasi tidak cukup hanya memiliki
strategi bisnis saja untuk menghadapi persaingan. Strategi bisnis yang
dituangkan dalam business plan harus dilengkapi dengan strategi SI/TI untuk
pemerintahan, konteks strategi bisnis akan menjadi strategi aktivitas dan
konteks business plan akan menjadi activity plan (rencana kegiatan) karena
pada lembaga pemerintahan bukan merupakan suatu perusahaan yang bergerak
pada bidang bisnis.
Sering kita jumpai bahwa penerapan SI/TI kurang berpengaruh dalam
peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena implementasi SI/TI
organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi faktor struktur organisasi,
prosesur operasi standar (SOP), politik, budaya, lingkungan, dan keputusan
manajemen (Loudon dalam Rapiyadi, 2009 : 2). Penyebab utama kegagalan
suatu organisasi dalam menerapkan SI/TI adalah karena kurangnya
perencanaan yang matang terhadap implementasi SI/TI.
Perencanaan implementasi SI/TI harus diselaraskan antara strategis SI/TI
dan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002). Perencanaan strategis SI/TI wajib
diperlukan oleh setiap organisasi yang akan memanfaatkan SI/TI dan akan
digunakan untuk menjadi acuan dalam melakukan investasi SI/TI. Tanpa
perencanaan strategis yang jelas, maka investasi SI/TI yang akan dilakukan
menjadi berjalan tanpa arah dan kontribusi yang dihasilkan tidak maksimal dan
tidak selaras dengan tujuan yang diinginkan. Menurut Doherty et al. (dalam
Rapiyadi, 2009 : 3), perencanaan arsitektur enterprise dapat membantu
organisasi dalam menentukan prioritas dalam perencanaan dan pengembangan
sistem informasi secara efisien, efektif dan memiliki nilai strategik yang selaras
Menurut survei yang dilakukan oleh Center for Technology in
Government (dalam Rapiyadi, 2009 : 4), ada lima penyebab kegagalan
penerapan perencanaan arsitektur enterprise pada sektor pemerintahan, yaitu :
(1) Kurangnya dukungan dan penerimaan organisasi, dalam hal kurangnya
dukungan top manajemen atau tidak adanya komitmen stakeholder yang akan
menggunakan SI/TI. (2) Kegagalan evaluasi dan perancangan proses bisnis
(aktivitas). (3) Kurangnya pemahaman dari keunggulan dan kekurangan
teknologi. (4) Tidak terciptanya keselarasan antara tujuan organisasi dengan
sasaran implementasi SI/TI. (5) Adanya harapan yang tidak realistis, karena
tidak melihat kemampuan organisasi dari aspek sumber daya pendanaan,
sumber daya manusia, dan faktor penting lainnya.
Agar suatu perencanaan strategis dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukan sebuah tool yang digunakan untuk menyediakan struktur dasar
organisasi pada perusahaan secara menyeluruh serta dapat menggambarkan
hubungan antar aspek-aspek yang ada di dalamnya. Tool yang dimaksud adalah
EA (Enterprise Architecture) (Pratiwi, 2013).
EA merupakan kerangka kerja untuk merencanakan, merancang, dan
mengelola infrastruktur SI/TI, serta mampu mengintegrasikan SI/TI di dalam
suatu arsitektur. EA dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi
hardware, software, dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan
misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) merupakan lembaga
pemerintah untuk menegakkan dan menjaga kemandirian, integritas, dan
kredibilitas penyelenggara Pemilu. DKPP dibentuk untuk memeriksa,
mengadili, dan memutuskan pengaduan atau laporan dugaan pelanggaran kode
etik yang dilakukan anggota KPU, anggota Bawaslu, dan jajaran di bawahnya.
Lingkungan DKPP saat ini memanfaatkan SI/TI sebagai penggerak bisnis
utama di dalam proses pengelolaan dan pengarsipan dokumen pengaduan,
putusan sidang dan maklumat, serta di dalam proses pengelolaan persidangan.
Proses pengelolaan persidangan seharusnya terintegrasi dengan proses
pengelolaan dokumen pengaduan dan putusan sidang. Jika semua aktivitas
tersebut terintegrasi maka kinerja pegawai dan layanan DKPP akan menjadi
lebih efektif dan efisien. Pengarsipan dokumen pengaduan dan persidangan pun
menjadi lebih mudah.
Tetapi, pada kenyataannya proses-proses tersebut belum saling terintegrasi
dalam suatu sistem. Hal ini terjadi karena DKPP belum memiliki perencanaan
strategis SI/TI yang dapat mengidentifikasi portfolio aplikasi SI berbasis
komputer yang akan mendukung DKPP dalam melaksanakan proses bisnis dan
merealisasikan tujuan bisnisnya. DKPP juga membutuhkan perencanaan
strategis SI/TI untuk menjelaskan alat, teknik, dan kerangka kerja bagi
manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan
untuk mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif
Untuk proses verifikasi pengaduan, masyarakat yang memasukkan
pengaduan ke DKPP mengalami kesulitan untuk melakukan pemeriksaan
apakah laporan pengaduan mereka sudah terverifikasi atau justru laporan
pengaduannya ditolak karena masih ada berkas-berkas yang belum lengkap.
Agar investasi DKPP dalam bidang SI/TI dapat tepat sasaran dan sesuai
dengan kebutuhan, maka dibutuhkan suatu perencanaan strategis menggunakan
arsitektur-arsitekur utama untuk memetakan kebutuhan SI/TI di DKPP.
Arsitektur-arsitektur utama yang dimaksud, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur
data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi.
Berdasarkan assessment yang telah dilakukan oleh tim internal DKPP
sebelumnya, ternyata DKPP belum memiliki Perencanaan arsitektur enterprise
(PSSI). PSSI merupakan fondasi untuk pelaksanaan tata kelola SI/TI yang baik.
Tanpa adanya PSSI, penerapan SI/TI di lingkungan DKPP tidak akan
memberikan layanan yang memadai secara efektif dan efisien, serta akan
berdampak dengan tingginya biaya investasi dan operasional TIK.
Untuk mengintegrasikan kegiatan dan memenuhi kebutuhan infrastruktur
SI/TI yang efektif dan efisien pada DKPP, maka diperlukan perencanaan
strategis untuk sistem informasi dan teknologi informasi untuk menyelaraskan
strategi SI/TI dengan strategi bisnis. DKPP belum memiliki arsitektur bisnis
untuk memetakan aktivitas utama, yaitu pengaduan, persidangan, pengarsipan,
dan aktivitas pendukung, yaitu kepegawaian, inventaris, procurement,
keuangan, serta monitoring dan evaluasi. Belum adanya arsitektur sistem
mendukung aktivitas dan melakukan pemrosesan data yang sesuai dengan
kebutuhan di DKPP. Proses pendataan dan investasi software, hardware, dan
networking pada DKPP belum dapat dikontrol dengan baik karena belum
adanya arsitektur teknologi untuk pemetaan kebutuhan software, hardware, dan
networking.
Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik
untuk melakukan kajian studi dengan judul penelitian “PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF VERSI 9 (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP))” untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
sarjana sistem informasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. DKPP belum memiliki perencanaan arsitektur enterprise untuk
penyelarasan strategi aktivitas dan strategi SI/TI.
2. Kegiatan DKPP yang belum sepenuhnya memanfaatkan SI/TI untuk
efisiensi pengelolaan data.
3. Pemanfaatan biaya investasi teknologi yang tidak ekonomis.
4. Pelayanan publik yang belum maksimal untuk bagian pengaduan dan
Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah
“Bagaimana membuat perencanaan arsitektur enterprise pada DKPP agar dapat
mendukung tugasnya dalam menjaga dan menegakkan kemandirian, integritas,
dan kredibilitas penyelenggara Pemilu?”
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah penelitian
iniadalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Biro Administrasi Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Bagian Administrasi Umum,
Administrasi Pengaduan, dan Administrasi Persidangan.
2. Perencanaan arsitektur enterprise dilakukan hanya pada aktivitas utama,
yaitu pengaduan, persidangan, dan administrasi umum (kearsipan,
persuratan, kepegawaian, inventaris, monitoring dan evaluasi, publikasi dan
sosilaisasi, procurement dan keuangan).
3. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group
Framework (TOGAF) Versi 9 dengan menggunakan Architecture
Development Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur.
Penelitian ini dibatasi hanya pada fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur
bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi,
serta perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase tata kelola
4. Tools yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan model
arsitektur, yaitu Rich Picture, Analisis Value Chain, UML (Unified Model
Language), Principle Catalog, Stakeholder Map Matrix, Actor/Role Matrix,
Application Portfolio Catalog, Application and User Location Diagram,
Technology Portfolio Catalog, Platform Decomposition Diagram,
Communication Engineering Diagram, Matrix Gap Analysis, Return of
Investment (ROI), dan Roadmap. Diagram UML yang digunakan, yaitu Use
Case Diagram dan Class Diagram.
1.4. Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan arsitektur
enterprise untuk menyelaraskan strategi aktivitas dan strategi SI/TI pada
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sedangkan tujuan khusus
dari penelitian ini, yaitu menghasilkan :
1) Arsitektur data dalam memanfaatkan SI/TI untuk pengelolaan data.
2) Analisis biaya investasi menggunakan ROI (Return On Investment) agar
investasi TIK menjadi lebih ekonomis.
3) Solusi aktivitas dan solusi sistem informasi untuk membantu DKPP dalam
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja sistem informasi pada Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu dari perencanaan arsitektur enterprise
yang akan dibuat.
2. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu mengidentifikasi
informasi kegiatan, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi
untuk memperoleh nilai dan manfaat kegiatan yang lebih besar.
3. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam membangun
Sistem Informasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan strategis
organisasi.
4. Membantu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam menentukan
teknologi yang akan dikembangkan untuk menunjang sistem informasi yang
akan dibangun.
1.6 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pada saat
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan. Penulis menggunakan
empat metode pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).
2. Observasi, yaitu pengamatan langsung ke obyek penelitian untuk melihat
3. Studi Dokumen, yaitu memperoleh data langsung dari buku-buku,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, data penelitian, dll (Guritno,
Sudaryono & Rahardja, 2011).
4. Tinjauan Pustaka, yaitu meninjau penelitian-penelitian sebelumnya untuk
menghindari pembuatan ulang penelitian atau untuk menyempurnakan
penelitian sebelumnya (Guritno, Sudaryono & Rahardja, 2011).
Untuk metodologi perencanaan arsitektur enterprise, penulis
menggunakan metodologi TOGAF Versi 9. Ada 8 tahap yang akan dilakukan
pada penelitian ini, yaitu :
1. Preliminary Phase, yaitu fase awal untuk persiapan perencanaan arsitektur
enterprise. Tahapan ini dilakukan agar pemodelan arsitektur dapat berjalan
dengan baik.
2. Requirement Management, yaitu proses analisis dan pengelolaan
kebutuhan arsitektur di seluruh fase ADM. Pada fase ini akan dijelaskan
sistem yang sedang berjalan (as – is system). Pada tahap ini juga akan
dibuat solusi dari permasalahan yang telah dianalisis berdasarkan sistem
yang sedang berjalan (as-is system).
3. Phase A : Architecture Vision, fase untuk menentukan lingkup arsitektur
yang akan dikembangkan dan menciptakan pandangan yang seragam
mengenai pentingnya arsitektur enterprise guna mencapai tujuan
organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi.
4. Phase B : Business Architecture, fase untuk menentukan model aktivitas
(organisasi, fungsi, proses, dan informasi) berdasarkan pada prinsip
aktivitas, tujuan aktivitas, dan penggerak strategi.
5. Phase C : Information System Architecture, fase yang terdiri atas arsitektur
data yang menetapkan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk
mendukung aktivitas dan arsitektur aplikasi yang menetapkan jenis sistem
aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan mendukung
aktivitas.
6. Phase D : Technology Architecture, fase yang memetakan komponen
aplikasi yang telah ditetapkan pada fase arsitektur aplikasi ke dalam satu
set komponen teknologi yang mewakili komponen software dan hardware.
7. Phase E : Opportunities and Solution, fase untuk mengevaluasi dan
memilih alternatif implementasi dan identifikasi parameter strategis
penilaian keterkaitan antara biaya dan manfaat.
8. Phase F : Migration Planning, fase untuk memilih proyek implementasi
yang bervariasi menjadi urutan prioritas.
1.7Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis akan menyajikan pembahasan dalam lima
pokok bahasan yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori-teori dasar yang terkait dengan teori
pengumpulan data, teori sistem informasi dan teknologi informasi
(SI/TI), teori perencanaan arsitektur enterprise, teori arsitektur
enterprise, teori framework TOGAF, metode TOGAF ADM, dan
teori diagram-diagram yang akan digunakan untuk memodelkan
serta menjelaskan arsitektur yang akan dirancang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi metode pengumpulan data, kerangka penelitian,
serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan perencanaan
arsitektur enterprise menggunakan metode TOGAF ADM. Pada bab
ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang akan dilakukan penulis
dalam setiap fase TOGAF ADM untuk memodelkan dan merancang
arsitektur.
BAB IV PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
Pada bab ini akan diuraikan hasil dari pengumpulan data saat
penelitian untuk kemudian dilanjutkan dengan menganalisis
data-data tersebut supaya dapat dibuat perencanaan arsitektur enterprise
Penyelenggara Pemilu (DKPP). Perencanaan arsitektur enterprise
dibuat dengan cara memodelkan dan merancang visi arsitektur,
arsitektur bisnis (aktivitas), arsitektur sistem informasi, dan
arsitektur teknologi. Selain membuat arsitektur, pada bab ini juga
akan dijelaskan mengenai evaluasi dan analisis gap antara sistem
yang sedang berjalan (as –is system) dengan sistem yang akan
diusulkan (to – be system) melalui pemodelan dan perancangan
arsitektur.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan dari
hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta saran-saran untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan, tergantung pada masalah yang dihadapi (Guritno et al. , 2011 : 125).
2.1.1 Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara digunakan bila
ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah
responden sedikit (Guritno et al. , 2011 : 131).
Pedoman wawancara berisi uraian penelitian yang umumnya
dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat
berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data,
pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responden berkenaan
dengan fokus masalah yang dikaji dalam penelitian.
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Obyek penelitian
bersifat perilaku, tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan
penggunaan responden kecil (Guritno et al. , 2011 : 134).
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.
2.1.3 Studi Dokumen
Studi dokumen, yaitu memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, serta data yang berkaitan dengan penelitian (Guritno et
al. , 2011 : 137).
2.1.4 Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka, yaitu meninjau penelitian-penelitian sebelumnya
untuk menghindari pembuatan ulang penelitian atau untuk menyempurnakan
penelitian sebelumnya (Guritno et al. , 2011 : 86).
Tinjauan pustaka ditekankan pada hasil-hasil penelitian terdahulu,
dimulai dari yang paling aktual ditelusuri hingga paling awal. Tinjauan pustaka
harus menjadi landasan teoritis untuk penelitian yang akan kita lakukan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan tinjauan pustaka, yaitu
1. Mengidentifikasi kesenjangan penelitian ini.
2. Menghindari membuat ulang sehingga banyak menghemat waktu serta
menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap
penelitian ini.
4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi
pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas
platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang
sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan
kontribusi sumber daya yang berharga.
2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.2.1 Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta
menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur (Mulyanto, 2009 :
2).
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 26), sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dengan batas yang sudah ditetapkan
dengan jelas, bekerja sama untuk mencapai sekumpulan tujuan dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang telah
2.2.2 Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya, dan merupakan pengetahuan dari
hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan
(Mulyanto, 2009 : 12-13).
Menurut Laudon & Laudon (2012 : 15), informasi adalah data yang
sudah dibentuk menjadi sebuah bentuk yang sangat berarti dan berguna untuk
setiap orang.
2.2.3 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
Sistem informasi memproses input (data, instruksi) dan menghasilkan output
(laporan, kalkulasi) yang dikirim kepada pengguna atau sistem lainnya
(Sutarman, 2009 : 13)
Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari
manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu
tujuan (Mulyanto, 2009 : 29).
Menurut Laudon & Laudon (2012 : 15), sistem informasi adalah
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan di dalam organisasi.
Menurut Sutarman (2009 : 16), sistem informasi memiliki beberapa
kemampuan sebagai berikut :
a. Menyediakan proses transaksi yang cepat dan akurat dengan cara sistem
informasi menangkap, merekam, menyimpan, dan mengupdate data.
b. Menyediakan penyimpanan dengan kapasitas besar dan akses cepat
terhadap penyimpanan.
c. Menyediakan komunikasi yang cepat menggunakan jaringan yang
memungkinkan pekerja dan komputer untuk berkomunikasi secara
langsung.
d. Mengurangi informasi yang terlalu berlebihan menggunakan jaringan
komputer dengan cara merancang sistem informasi yang dapat menyaring
informasi.
e. Span boundaries yang memfasilitasi pengambilan keputusan pada area
fungsional, rekayasa proses bisnis, dan komunikasi.
f. Menyediakan penunjang dalam pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi dan pada semua level organisasi.
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 31), sistem informasi bergantung
pada sumber daya manusia (end user dan ahli sistem informasi), hardware
(mesin da media), software (program dan prosedur), data (data dan
pengetahuan), dan jaringan (media komunikasi dan pendukung jaringan) untuk
melakukan input, proses, output, penyimpanan, dan pengaturan aktivitas yang
mengubah sumber data ke dalam produk informasi.
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai
komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia,
hardware, software, data dan jaringan (Mulyanto, 2009 : 31).
1. Sumber Daya Manusia
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 32), sumber daya manusia merupakan
unsur dasar untuk keberhasilan semua operasi sistem informasi. Yang termasuk
ke dalam sumber daya manusia adalah end user (pengguna akhir) dan ahli
sistem informasi.
End user adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau
menggunakan informasi sebagai produk dari sistem informasi. Hampir semua
end user adalah “pekerja pengetahuan”, yaitu orang yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim.
Mereka menciptakan, menggunakan, dan mendistribusikan informasi.
Ahli sistem informasi adalah orang yang mengembangkan dan
mengoperasikan sistem informasi. Yang termasuk ke dalam ahli sistem
informasi, yaitu system analyst, pengembang software, operator sistem. System
user, pengembang software menciptakan program komputer berdasarkan
spesifikasi dari system analyst, dan operator sistem memantau dan
mengoperasikan sistem komputer dan jaringan yang besar.
2. Sumber Daya Hardware
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 32-33), sumber daya hardware adalah
semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara spesifik,
sumber daya hardware bukan hanya mesin, seperti komputer dan peralatan
lain, tetapi juga semua media data, seperti objek nyata dalam data yang tercatat
dari lembaran kertas sampai magnetic disk atau optical disk. Contoh hardware
dalam sistem informasi berbasis komputer, yaitu sistem komputer dan
sekeliling komputer (computer peripheral).
Sistem komputer terdiri atas CPU (Central Processing Unit) yang
mengandung microprocessors dan variasi perangkat terhubung, seperti printer,
scanner, monitor, dan lainnya.
Computer peripheral adalah berbagai perangkat seperti keyboard dan
mouse untuk memasukkan data, printer untuk mengeluarkan informasi, dan
magnetic atau optical disk drive untuk penyimpanan sumber data.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang
digunakan untuk memproses informasi yang berupa program dan prosedur.
Program adalah sekumpulan instruksi untuk operasi yang mengatur hardware
komputer. Prosedur adalah sekumpulan instruksi pemrosesan informasi yang
software sistem, software aplikasi, dan prosedur (O’Brien & Marakas, 2010 :
33).
Software sistem adalah program sistem operasi yang mengatur dan
mendukung operasi sistem komputer. Software aplikasi adalah program yang
mengatur pemrosesan untuk penggunaan komputer secara khusus oleh end
user. Prosedur adalah instruksi operasi untuk orang-orang yang akan
menggunakan sistem informasi.
4. Sumber Daya Data
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 34), sumber daya data adalah bahan
baku untuk masukan sebuah sistem informasi yang dapat membentuk sumber
daya organisasi. Sumber daya data dapat berupa teks, gambar, audio, maupun
video.
Sumber daya data dalam sistem informasi adalah untuk dikelola, disimpan
dan diakses oleh teknologi manajemen sumber daya data ke dalam database
dan dasar pengetahuan. Database menyimpan data yang sudah diproses dan
dikelola. Dasar pengetahuan menyimpan pengetahuan dalam bentuk seperti
fakta, aturan, dan contoh kasus tentang praktek bisnis yang berhasil.
5. Sumber Daya Jaringan
Menurut Mulyanto (2009 : 33), sumber daya jaringan merupakan media
komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan
peralatan lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi.
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 34-35), yang termasuk ke dalam
Contoh media komunikasi adalah kabel coaxial dan fiber optik, serta
teknologi wireless satelit. Infrastruktur jaringan menekankan pada banyak
hardware, software, dan teknologi data yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan digunakan pada jaringan komunikasi. Contoh infrastruktur
jaringan adalah modem, sistem operasi jaringan, dan paket internet browser.
2.2.5 Teknologi Informasi
Menurut Information Technology Association of America (ITAA)
(dalam Sutarman, 2009 : 13), teknologi informasi adalah suatu studi,
perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem
informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan
perangkat keras komputer.
Menurut O’Brien & Marakas (2010 : 565), teknologi informasi adalah
teknologi hardware, software, alat telekomunikasi, manajemen database dan
teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem
informasi berbasis komputer.
Menurut Laudon & Laudon (2012 : 648), teknologi informasi adalah
semua teknologi hardware dan software yang dibutuhkan perusahaan untuk
mencapai tujuan bisnis.
Teknologi informasi adalah bagian dari sistem informasi dan
merupakan perkembangan teknologi komputer yang dipadukan dengan
Menurut Sutarman (2009 : 18), fungsi teknologi informasi ada enam,
yaitu :
a. Menangkap (capture)
Menangkap data yang relevan dengan kebutuhan user dari kumpulan data
yang tersedia.
b. Mengolah (processing)
Mengolah data masukan untuk menjadi informasi, berupa konversi
(pengubahan data ke bentuk lain), analisis (analisis kondisi), perhitungan
(kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data dan informasi.
c. Menghasilkan (generating)
Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang
berguna, misalnya laporan, tabel, dan grafik.
d. Menyimpan (storage)
Menyimpan data dan informasi dalam suatu media penyimpanan yang
dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
e. Mencari kembali (retrieval)
Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin data dan
informasi yang sudah tersimpan.
f. Transmisi (transmission)
Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui
Keuntungan dari penerapan teknologi informasi (Sutarman, 2009 : 19)
adalah sebagai berikut :
a. Kecepatan (speed)
Komputer dapat mengerjakan suatu perhitungan yang kompleks dalam
hitungan detik, jauh lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia.
b. Konsistensi (consistency)
Hasil pengolahan data lebih konsisten dan tidak berubah-ubah karena
format/bentuknya sudah standar.
c. Ketepatan (precision)
Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan yang sangat kecil, yang tidak
dapat dilihat dengan kemampuan manusia, dan juga dapat melakukan
perhitungan yang sulit.
d. Keandalan (reliability)
Hasil keluaran dari komputer lebih dipercaya dibandingkan dengan yang
dilakukan manusia karena kesalahan yang terjadi kemungkinannya lebih
kecil jika menggunakan komputer.
Infrastruktur TI adalah kumpulan perangkat fisik dan aplikasi software
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan. Infrastruktur TI
merupakan sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform untuk
adalah investasi dalam hardware, software, dan layanan (konsultasi,
pendidikan, dan pelatihan) yang dibagikan kepada seluruh perusahaan atau
seluruh unit di dalam perusahaan (Laudon & Laudon, 2012 : 165).
2.3. Konsep Perencanaan arsitektur enterprise
Menurut Lederer & Sethi (dalam Rapiyadi, 2009 : 3), perencanaan
arsitektur enterprise adalah proses untuk mengidentifikasi portfolio aplikasi
berbasis komputer untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan rencana
bisnis dan tujuan bisnis.
Perencanaan arsitektur enterprise membantu perusahaan untuk
menentukan prioritas dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi
secara efektif, efisien, dan memiliki nilai strategis yang selaras dengan strategi
perusahaan, serta menciptakan keunggulan kompetitif (Doherty et al. dalam
Rapiyadi, 2009 : 3).
Perencanaan arsitektur enterprise menurut James Martin yang
menggunakan metodologi information engineering adalah perencanaan yang
ditujukan untuk meningkatkan sumber daya modal, manusia, dan sistem
informasi guna mendukung pencapaian visi bisnis (Ulum, 2008 : 10).
Perencanaan arsitektur enterprise menurut Wetherbe yang menggunakan
metodologi four stage model adalah pondasi untuk pengembangan sebuah
portfolio aplikasi yang selaras dengan tujuan perusahaan dan memiliki
Perencanaan arsitektur enterprise menurut Tozer adalah pendekatan yang
praktis dan formal yang berdasarkan pada konsep strategi bisnis yang
menentukan cara mengeksploitasi sumber daya SI/TI beserta pemanfaatannya
(Rapiyadi, 2009 : 8).
Perencanaan arsitektur enterprise menurut Price Waterhouse merupakan
perencanaan yang didasarkan pada empat hal, yaitu arah dan tujuan organisasi,
prioritas strategi SI/TI, nilai pemanfaatan SI/TI, pengalaman praktis yang
mendukung teori (Rapiyadi, 2009 : 13).
Visi dan misi organisasi umumnya dinyatakan dalam bentuk sasaran dan
tujuan yang akan dicapai oleh organisasi tersebut dan kemudian ditentukan
strategi yang diperlukan serta tolok ukur bagi pelaksanaan dan pengukuran
hasil-hasilnya. Hubungan antara strategi organisasi dengan sistem informasi,
yaitu (Surendro, 2009 : 2-3) :
1. Peran sistem informasi, sebagai pendukung terwujudnya tujuan organisasi,
dapat diterjemahkan sebagai misi sistem informasi dalam organisasi.
2. Misi sistem informasi mengarahkan pembangunan dan implementasi
arsitektur organisasi melalui sekumpulan tujuan. Tujuan adalah
pernyataan bagian dari misi sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan
organisasi.
Menurut Surendro (2009 : 4), perencanaan strategis informasi merupakan
bagian dari metodologi kerekayasaan informasi (Martin, 1990) yang digunakan
melalui pengelolaan dan pengembangan sistem informasi. Pada metodologi
kerekayasaan informasi, perencanaan strategis informasi dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu sisi data dan sisi aktivitas.
Perencanaan strategis informasi di sisi data, arah tinjauan strategisnya
adalah upaya terhadap pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh
organisasi. Perencanaan strategis informasi di sisi aktivitas, arah tinjauan
strategisnya adalah dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja
[image:62.595.103.525.163.544.2]organisasi.
Gambar 2.1 Metodologi Kerekayasaan Informasi (Martin, 1990)
Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan
rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan
sistem-sistem aplikasi berbasis komputer. Perencanaan ini menjembatani kesenjangan
antara rencana strategis bisnis dan pengembangan sistem informasi dengan
Sumber daya (resources) yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai
tujuan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun
harus benar-benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus
mampu memberikan dampak positif bagi bisnis. Maka perlu dilakukan
perencanaan strategis SI/TI yang tepat bagi perusahaan.
Menurut Ward dan Peppard (dalam Wedhasmara, 2007 : 3-4), perencanaan
strategis SI/TI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan (goals),
strategi (strategy), sasaran (objectives), proses bisnis serta
kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan
memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan
sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan
berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan
strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui
penerapan teknologi yang inovatif.
Menurut Ward & Peppard (dalam Wedhasmara, 2007 : 1) ada tiga sasaran
utama untuk penerapan SI/TI dalam suatu organisasi, yaitu :
1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses
yang mengelola informasi.
2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan
informasi guna pengambilan keputusan.
3. Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif
Sering ditemukan bahwa penerapan TI kurang berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan
daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya
berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk
mendapatkan manfaat strategis dari penerapan SI/TI adalah dengan
berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis
masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan
TI sebagai bagian dari solusi (Wedhasmara, 2007 : 1).
2.3.1.Strategi SI/TI
Strategi SI adalah kebutuhan atau permintaan informasi dan sistem untuk
mendukung strategi bisnis secara keseluruhan. Strategi SI didasarkan pada
bisnis dengan mempertimbangkan dampak kompetitif dan persyaratan
penyelarasan SI/TI. Pada dasarnya, strategi SI mendefinisikan strategi dan
memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai portfolio aplikasi
yang ideal dan manfaat yang diharapkan dalam keterbatasan sumber daya dan
sistem yang saling ketergantungan (Ward & Peppard, 2002 : 61).
Strategi TI berkaitan dengan menguraikan visi tentang bagaimana
permintaan organisasi untuk informasi dan sistem akan didukung oleh
teknologi. Strategi TI membahas penyediaan kemampuan dan sumber daya TI
(termasuk hardware, software, dan telekomunikasi) serta layanan, seperti
operasi TI, pengembangan sistem, dan dukungan pengguna (Ward & Peppard,
Dari dua definisi di atas , dapat disimpulkan bahwa strategi SI
menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan
organisasi atau menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih
menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang
terkait atau menjawab pertanyaan “bagaimana?”.
Menurut Ward & Peppard (2002 : 135-136), tujuan yang paling umum
organisasi mengadopsi proses strategi SI/TI, yaitu :
1. Menyelaraskan SI/TI dengan bisnis untuk mengidentifikasi dimana SI/TI
berkontribusi paling banyak dan penentuan prioritas untuk investasi.
2. Mendapatkan keunggulan kompetitif dari peluang bisnis yang dibuat
dengan menggunakan SI/TI.
3. Membangun infrastruktur teknologi dengan biaya efektif untuk masa
depan.
4. Mengembangkan sumber daya yang tepat dan kompeten untuk
mengimplementasikanSI/TI di seluruh organisasi dengan sukses.
2.4. Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik, dan tools untuk
analisis yang digunakan dalam proses mengerjakan kegiatan. Tujuan
penggunaan metodologi untuk perencanaan arsitektur enterprise adalah untuk
semua stakeholder (Rapiyadi, 2009 : 6). Berikut ini adalah beberapa bahasan
singkat tentang metodologi perencanaan arsitektur enterprise menurut The
Open Group, Ward dan Peppard, Tozer, dan Wetherbe.
2.4.1. Metodologi Menurut The Open Group
Metodologi menurut The Open Group adalah TOGAF (The Open
Group Architecture Framework). TOGAF menyediakan metode dan tools
yang lengkap untuk membangun, mengelola, dan mengimplementasikan
sistem informasi secara menyeluruh. TOGAF memiliki komponen ADM
(Architecture Development Method) yang merupakan metode yang dipakai
sebagai panduan untuk merencanakan, merancang, mengembangkan, dan
mengimplementasikan sistem informasi untuk organisasi (Surendro dalam
Gandhi, 2012 : 2). TOGAF mempunyai 4 pilar utama untuk pengembangan
arsitektur TIK, yaitu arsitektur organisasi (biasa disebut arsitektur bisnis),
arsitektur aplikasi, arsitektur data, dan arsitektur teknologi.
2.4.2. Metodologi Menurut Ward dan Peppard
Metodologi menurut Ward dan Peppard adalah SPIS (Strategic
Planning for Information System). SPIS bertujuan untuk menangkap peluang
bisnis, serta meningkatkan keunggulan kompetitif untuk memanfaatkan SI/TI
dengan maksimal. SPIS membuat tahapan masukan dan keluaran yang
analisis kondisi bisnis internal dan eksternal, serta kondisi sistem informasi
internal dan eksternal. Tahap keluaran berisi strategi SI bisnis, strategi TI dan
strategi manajemen SI/TI (Rapiyadi, 2009 : 6).
2.4.3. Metodologi Menurut Tozer
Metodologi ini merupakan pendekatan praktis dan formal berdasarkan
pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara mengeksplorasi sumber daya
SI/TI beserta pemanfaatannya. Tahapan perencanaan arsitektur enterprise
menurut Tozer, yaitu menentukan konteks dan ruang lingkup, menentukan
informasi mengenai bisnis dan kebutuhan pendukungnya, mengevaluasi
kesesuaian sistem dengan kebutuhan saat ini dan mengidentifikasi pilihan
solusi, menentukan solusi strategi, menyiapkan dan melakukan rencana
implementasi (Rapiyadi, 2009 : 8).
2.4.4. Metodologi Menurut James Martin
Metodologi menurut James Martin adalah Information Engineering.
Information engineering ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan sumber
daya modal, orang, dan sistem informasi untuk mendukung pencapaian visi
bisnis. Metodologi ini merupakan kumpulan teknik-teknik formal yang
perencanaan SI/TI organisasi secara menyeluruh. Information engineering
memiliki 4 lapisan, yaitu perencanaan strategi informasi, analisis area bisnis,
perancangan sistem, konstruksi (Ulum, 2008 : 10).
2.4.5. Alasan Pemilihan Metodologi
Kelemahan dari metodologi Ward dan Peppard serta Tozer, yaitu
metodologi mereka terlalu fokus berorientasi terhadap analisis dan solusi untuk
strategi dan peluang bisnis. Sedangkan, untuk membuat perencanaan arsitektur
enterprise bukan hanya aspek bisnis yang diperlukan, tetapi juga aspek
perancangan sistem dan teknologi untuk membangun sistem informasi itu
sendiri. Kedua metodologi itu juga tidak mempunyai tahapan untuk
perancangan, pembangunan dan implementasi sistem informasi, hanya sebatas
sampai tahapan analisis permasalahan dan solusi.
Metodologi James Martin sudah mulai membuat perencanaan arsitektur
enterprise mulai dari tahap perencanaan sampai tahap implementasi.
Sayangnya, metodologi James Martin belum memiliki tools standard untuk
membuat perencanaan arsitektur enterprise. Jadi, hasil akhir dari perencanaan
arsitektur enterprise yang dibuat dengan metodologi ini pasti akan
berbeda-beda dan tidak ada kualitas standard untuk menentukan kelayakan perencanaan
yang dibuat.
Setelah memahami beberapa metodologi perencanaan arsitektur
enterprise, akhirnya penulis memilih metodologi TOGAF. Sebenarnya,
metodologi ini bersifat fleksibel karena dapat dikolaborasikan dengan
metodologi lain dan metodologi ini juga mampu menyediakan metode yang
sistematis dan tools yang lengkap untuk membangun, mengelola, dan
mengimplementasikan sistem informasi secara menyeluruh.
Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan
rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan
sistem-sistem aplikasi berbasis komputer. Jika kembali melihat tujuan dari dibuatnya
perencanaan arsitektur enterprise, maka metodologi TOGAF dapat memenuhi
semua kebutuhan untuk membangun suatu perencanaan strategis secara
lengkap dan menyeluruh di sebuah organisasi. TOGAF tidak hanya melakukan
analisis untuk menemukan solusi bagi permasalahan organisasi, tetapi TOGAF
juga membuat perancangan arsitektur dengan tools yang telah terstandarisasi.
Hasil dari perancangan arsitektur tersebut sangat membantu pada tahapan
pengembangan dan implementasi sistem informasi.
2.5. Konsep Arsitektur Enterprise 2.5.1. Enterprise
Menurut para ahli, enterprise didefinisikan sebagai berikut.
1. Enterprise adalah suatu informasi strategis berdasarkan aset yang
proses peralihan untuk mengimplementasikan teknologi baru dalam
merespon kebutuhan perubahan misi (Rumapea & Surendro, 2007 : 2).
2. Enterprise adalah kumpulan dari integrasi sistem yang ada di suatu
organisasi di bawah kontrol atau pengendalian berupa bisnis, layanan,
maupun keanggotaan guna mencapai tujuan organisasi (Widiatmo, 2012 :
24).
3. Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang memiliki
sekumpulan tujuan. Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan,
sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi, departemen tunggal atau
sebuah rantai organisasi yang terhubung tetapi berjauhan secara geografis
(The Open Group, 2009 : 5).
4. Enterprise bukan han