• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara pemahaman siswa tentang materi pelajaran indera penglihatan terhadap perilaku menjaga kesehatan : Studi korelasi di SMA Negeri Parung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara pemahaman siswa tentang materi pelajaran indera penglihatan terhadap perilaku menjaga kesehatan : Studi korelasi di SMA Negeri Parung Bogor"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

ALWIALATAS NIM. 101016120907

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI , ,

fURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

MENJAGA KESEHATAN

SKRIPSI

Diaj m Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pem

(

(,

セ@

Dra. NIP.

1bing I

i Salmiah, MA

I 020 004

Oleh:

ALWIALATAS NIM.101016120907

di bawah bimbingan

Pcmbimbing II

Oセセ@

lMセセmBM

.

.\-P...,-d--NIP. 150 100 237

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)

Indera P ;lihatan terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan" telah telah diajukan dalam sidang n aqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif H yatullal1 Jalcarta pada tanggal 4 Oktober 2005. Skripsi ini telah diterima

sebagai . th satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (SI) pada Jurusan u Pengetalman Alam (IPA) Program Studi Biologi.

De I Ke

Jakarta, 4 Oktober 2005

Sidang Munaqasyah

Anggota

Pudek l/

Sekretaris merangkap anggota

ーセZlセma@

セ@ NIP: 150 202 343

Penguji II

jjNセセ@

(4)

Education Science and

Making hm: which with This researc about eye b( used by me1 1 Parung H sampel in t simple rand givenly by type of doul instrument ' From resuh inferential t and signifi1 17.31 %. T variable X

inferential • which are J

keep in goo

\., Program Study of Biological Education, Faculty of Education セ。」ィゥョァL@ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, August 2005.

• being energy resource of which is quality determined by human life .lity also, that is keep in good health in this case keep in good health eye. 1im to, to get knowledge about how big relation between understanding vi orally keep in good health eye at child of age SMA. Method of Research ;I survey with technique korelasional. This research is executed in SMAN

1r of commencing from I May - 5 August 2005. Technique of Intake of

research use purpossive of sampling in location choice of research and of sampling in election sampel. As for sampel taken as much 40 responder rumen! of research which is made by writer in the form of kuesioner of helix for instrument of variable ofX and kuesioner with scale oflikert for rariable Y, and to analyse date of taken .is test of regresi and correlation. 'calculation test t obtained [by] thitung - 2.82 and liable 1.684. Becoming,

(5)

Iudera PE lihatan Terhadap Perilaku Menjaga Keseh:atan. Skripsi, jurusan Pendidikai PA, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Kependidi 1, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Agustus 2005.

Menjadikai Jher daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh kehidupan manusia

yang berkl :as pula, yaitu menjaga kesehatan dalam ha! ini menjaga kesehatan mata.

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang seberapa besar

hubungan ' rn pemahaman tentang mata dengan perilaku me11jaga kesehatan mata pada

anak usia セ@ !\. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik

korelasiom )enelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung Bogor sejak tanggal 1 Mei

-5 Agustus )05. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purpossive mpling dalam pemilihan lokasi penelitian dan simple random sampling

dalam pem 1an sampel. Adapun sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan

diberikan i rumen penelitian yang dibuat oleh penulis berupa kuesioner tipe pilihan

ganda untt nstrumen variabel X dan kuesioner dengan skala likert untuk instrumen

variabel Y, 11 untuk analisis data yang dilakukan adalah uji regresi dan korelasi. Dari

hasil perhi gan uji t diperoleh thitung -2.82 dan tiubcl 1.684. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa ant: variabel X dan Y tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan.

Sedangkan ' determinasi menghasilkan koefisien detenninasi (KD) sebesar 17.31 %.

Hal ini me1 jukkan bahwa variansi variabel Y tidak ditentukan oleh variansi variabel X.

Dari hasil muan data dilapangan dan perhitungan statistik tersebut, maka dapat

disimpulka ahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

''

yang posit Ian signifikan antara pemahaman tentang mata dengan perilaku menjaga

(6)

S la puji bagi Allah tuhan yang memiliki semua yang ada di langit dan di bumi. Uc m syukur penulis panjatkan karena dengan limpaban rahmat dan keluasan izin-Nya lalu ia berikan kepada hamba-Nya, terutama ォセー。、。@ penulis sehingga terangka: ripsi ini.

S awat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah me awa pengikutnya dari alam kcbodohan mcnuju alam pcnuh dcngan ilmu pengeta]· 1 dengan dilandasi iman dan taqwa kcpada Allah SWT.

S psi merupakan salah satu karya ilmiah yang harus ditempuh untuk memenu gelar sarjana strata l (SI) oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

セ@ psi ini telah disusun oleb penulis melalui librari reseach (penelitian dengan agumpulkan daftar pustaka) danjield reseach (penelitian lapangan) dan telah d: .sanakan sejak bulan Mei hingga Agustus melalui pengarahan dan bimbing dosen pembimbing dan dosen terkait. Oleh karena itu penulis haturkan banyak 1 ma kasih kepada yang terhom1at;

I. :an FaJ..-ultas Tarbiyah, Bapak

pセッヲN@

Dr. Dede Rosyada, MA

2. ua Jurusan Pendidikan IP A, Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si 3. :en Pembimbing I, Thu Dra. H. Siti Salmiah, MA

(7)

8. p ede, A Ricky, Ka Ida, Ka Ina, Euis, Farah yang telah banyak membantu

p

1lis dalam menyelesaikan studi

9. 1 an-temanku anak Biologi angkatan 2001 yang selalu ceria dalam mengisi Ii ·hari perkuliahan

10.l k-anak Siti kost yang sudah banyak mendukung dan membantu terutama Dedi.

<

' 1oga jasa baik beliau tersebut diatas mendapatkan karunia dari Allah SWT

sehinggi rumul qiyamah.

J !irnya tiada untaian kata yang berharga kecuali ucapan Alhamduli/lahi

Rabbi/a, >niin atas rahmat karunia dan ridhanya. Semoga laporan penelitian ini

bermanJ khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membaca Amin.

Jakarta, 5 agustus 2005

(8)

LEMBA

ABS TIU

KATAP

DAFTAl

DAFT Al

DAFT Al

DAFT Al

BA.BI

BAB II

•ENGESAHAN ... セ@ ... . ii

iii

'GANT AR ... .

v

セi@ ... . vii

Q abelJhuセ@ x セambar@ ... u ... .. XI

1AMPffiAN

...

u ... セ@... u ... . xii

PENDAIIULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah .. . ... .. ... .. ... ... .. ... ... ... ... 3

C. Pembatasan Masalah... ... ... . . .. . . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . . 4

D. Perumusan Masalah ... ... .... ... ... ... 4

E. Manfaat Penelitian . .. . .. . ... ... ... .. .. .. ... . . .. .. . .. .. ... ... . .. . ... .. .. . . ... . ... .. 4

F. Sistematika Penulisan ... ... ... ... ... 5

,

.

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis... 6
(9)

3. Perilaku Kesehatan... 25

B. Kerangka Pikir... ... ... ... ... .... .. ... ... 27

C. Perumusan Hipotesis Statistik... 29

BAB METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 30

C. Metode Penelitian ... ... ... .. ... .... ... ... 30

D. Populasi dan Sampling... 31

E. Instrumen Penelitian .... ... .. . .. ... ... ... .. .. ... .. ... .. 32

F. Teknik Pengumpulan Data... 34

G. Teknik Analisis Data... 35

!. Validitas Instrumen ... 35

2. Reliabilitas Instrumen ... ... ... ... 36

3. Perhitungan Analisis Butir Instrumen ... 37

,

.

H. Uji Persyaratan Analisis Data... 38

!. Uji No1malitas... ... 38

2. Uji Homogenitas ... 39

(10)

2. Data Perilaku Menjaga Kesehatan Mata pada

Anak Usia SMA ... ... 42

B. Uji Persyaratan Analisis Data... 44

!. Uji Normalitas... 44

1.1 Variabel X... 44

1.2 Variabel Y ... 45

2. Uji Homogenitas ... 45

3. Uji Linieritas ... 46

C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 47

D. Hasil Analisis Data... 4 7 E. Interpretasi Hasil Penelitian ... ... ... .. ... 48

F. Pembahasan... 49

G. Keterbatasan Penelitian... 51

BABV PENUTUP A. Kesimpulan ... '.:... 52

B. Saran... 53

(11)

Tabel III.2 Ki: isi Instrumen Variabel Y ... 34

Tabel III.3 Ali 1atif Jawaban Instrumen Variabel Y ... .35

Tabel

N.1

Di busi Frekuensi Variabel X ... .40

Tabel IV.2 Di busi Frekuensi Variabel Y ... .42

Tabel IV. 3

lJ

formalitas Variabel X ... 44

Tabel IV.4 Uj ormalitas Variabel Y ... .45

Tabel IV. 5

l.J

[omogenitas Harga Y untuk Kelompok X Tertentu ... .46

TabeI IV. 6 1 :I ANA VA. ... .47

[image:11.595.49.482.43.702.2]
(12)

Garn bar Il.1 S ktur Mata Manusia ... .11

Gambar II.2 E :!a dan Bayangan pada Retina ... 13

Gambar TI.3 セ@ ktur Retina Mata ... 14

Gambar II.4 F un Jauh ... 20

Gambar II.5}; ui1 Dekat ... 21

Gambar II.6 セ@ a Presbiop ... 21

[image:12.595.50.477.42.700.2]
(13)

Lampirar Instrumen Pemahaman tentang Mata... 63

Lampirar Kwici Jawaban Variabel X... 67

Lampirar Instrumen Penlaku Menjaga Kesehatan... ... 68

Lampirar Data Hasil Uji Coba Variabel X... 70

Lampirar Perhitwigan Koefisien Reliabilitas Instrumen Uji Coba Vanabel X. 71 Lampirar Data Hasil Uji Coba Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ... 72

Lampirar Perhitwigan Analisis Butir Soal ... ... 73

Lampirar Data Hasil Uji Coba Vanabel Y... 74

Lampirar ) Perhitnngan Koefisien Reliabilitas Instrumen Uji Coba Vanabel Y. 75 Lampirru Data Hasil Uji Coba Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ... 77

Lampirru ! Perhitungan Analisis Butir Soal Instrumen Uji Coba Vanabel Y.... 78

Lampirar I Data Hasil Penelitian Variabel X... 79

Lampira1 I Perhitungan Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian Vanabel X. 81 Lampirai ) Data Hasil Penelitian V ariabel Y ... 82

Lampira1 > Perhitungan Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Y. 84 Lampira1 7 Perhitungan Mean, Median, Modus, Banyak K.elas, Frekuensi Relatif dan Simpangan Baku Variabel X... 86

(14)

Larnpirar : Uji Homogenitas Sebagai Uji Persyaratan Analisis Data... 97

Lampirar , Data Berpasangan Uji Linieritas ... JOO Lampirar · Uji Linieritas Sebagai Uji Persyaratan Analisfa Data... 102

Lampirar ; Uji Hipotesis ... . 108

Lampirar

· u·· s·

1 JI 1gm 1 ans1 ... . 109 ·fik · Lampira1 r u··K セQ@ oe 1s1en etennmast.. ... . fi. D . . 110

Lampirar I Nilai-nilai Product Moment ... . 111

Lampirar I Nilai Kritis Distribusi t ... . 112

Lampirar I Daftar Tabel F ... . 113

Lampirat . Nilai Kritis untuk Uji Liliefors ... . 114

Lampirar ! Harga Kritik Chi Kuadrat.. ... . 115

(15)

A. Latar alrnng Masalah

Pe itian pendidikan di Indonesia saat ini rncnjadi kebutuhan yang penting.

apalagi sa satu rnasalah pernbangunan nasional adalah rendahnya kualitas Surnber

daya Mai ia.1 Minat Lerhadap kualitas Sumber Daya Manusia yang rnenguasai

lptek mer .kan modal dasar di abad 21 ini. oleh karena itu generasi penerus bangsa

harus dip .apkan kualitas hidupnya sejak dini. upaya untuk mempersiapkan ha!

tersebut n iang sudah dilakukan oleh pemerintah rnelalui pendidikan formal dalam

.1en.1ang p< iclikan.

K< idian untuk rnenjadikan SDM yang berkualitas guna mewujudkan

kehidupm mg berkualitas pula, maka perlu dibina kesehatan jasmani sejak dini.

karena Ir nesia sebagai negara yang sedang berkembang rnenghadapi banyak

rnasalah < ·idang kesehatan dan lingkungan.2 Berhasilnya pembangunan di segala

bidang J, dupan di Indonesia akan rneningkatkan Laraf hidup dan kualitas hidup

rnasyarak

'.

1ar, Pe/aksanaan Progra1n Pe111herian 1\;/akanan Ta111haha11, Jurnal Penclidikan dan

Kebudayaa 'Pdiknas. No. 025 Tl111 kc-6 Seplember 2000.

net Rihadi. Klinik Sanitasi: ,\'uat11 /Yahu11u untuk Peningkatan 1\Iutu Kesehalun

lingkungco rna! l(edokteran clan Farn1asi Depkes. No. I 0 'f'hn ke XXV Oktober 1999. h. 659.

セ@ I セッ・、ィゥ@ Dar111ojo, Penelitian Penyakil Radiovaskuler di Nfa,\JJarakaJ Pedesaan. Jurnal

(16)

I rkirakan sekitar 50.000-70.000 anak balita di Indonesia setiap tahunnya

terancarn セ「オエ。。ョ@ karena kekurangan vitamin A.4 Kemudian berdasarkan (sensus

Depkes 6) bahwa angka kebutaan di Indonesia diperkirakan sekitar 1,47 % dari jumlah I duduk, diantaranya kebutaan yang disebabkan oleh xer<!fia/mia yang

merupak kebutaan utama pada anak balita. Berclasarkan survei xerofialmia

1976-1979 ya diselenggarakan oleh clirektorat gizi Departernen kesehatan dengan

bantuan 'en Keller Inrernalional dinyatakan bahwa setiap tahun 60.000 anak-anak

menderit er<Jfialmia dengan kelainan kornca berat dimana minimal sepertiga dari

jumlah I ebut akan mengalami kebutaan atau gangguan penglihatan berat pada kedua m 1ya.5

S tra empiris diketahui bahwa dampak seorang s1swa yang mengalami

ganggua 1acla mata (miop, hipermelrop, preshiop, astikmalisma) di kelas akan

menyeb< m proses pembelajaran dapat terhambat bila tidak menggunakan alat

ban tu b pa kaca mata, seperti kehi langan percaya diri sekaligus kehi langan

konsentr belajar, clan diketahui pula bahwa dengan mengalami gangguan mata

clapat m rnnkan kesempatan peserta didik masuk pada pendidikan dengan prospek

bag us, salnya persyaratan masuk sekolah kemili teran. Oleh karena itu

pemelih 111 kesehatan diri khususnya kesehatan mata sangatlah penting diantaranya

, '

11inar !vlasa/ah Gangguan Pengliha1011 Anak, (Jakarta: R.S エ|セ。エ。@ Aini. !989).

·hiJnpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, !1111u Penya/cit fi1/ata, (Jakarta: Sagung Seto,

(17)

adalah 1yak mengkonsumsi makanan yang menganclung vitamin A clan

menghin i hal-hal yang clapat mengganggu kesehatan mata.

F berian informasi tentang rnenjaga kesehatan mata dapat dilakukan clengan

berbagai ra, yaifu secara formal dan non formal. Secara formal rnelalui sekolah

resmi di 1a kegiatan pemberian informasi clilakukan rnelalui rnata pelajaran !PA

(Biologi: ;erta rnata pelajaran terkait. Sedangkan secara non formal bisa melalui

berbagai ·a diantaranya melalui media masa cetak seperti Koran. Majalah. Tabloid

di rubrik sehatan dan media elektronik seperti Radio, Televisi yang disampaikan

melalui i n layanan masyarakat.

[ gan demikian pemberian informasi clalarn 111enjaga kesehatan mata sangat

penting i 1k cliberikan pacla anak usia sekolah agar 111a111pu menjaga clirinya dengan

mencega :1jadinya penyakit mata clan berperilaku positif dalam menjaga kesehatan

mata se ti banyak mengkonsumsi 111akanan yang menganclung vitamin A. pengatur cahaya la111pu saat belajar. 111engatur jarak saat menonton tayangan

televisi c sebagainya. sehingga siswa akan 111enjacli hidup sebat tanpa sakit mata.

B. ldent .asi Masalah

E lasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka ti111bul

berbagai 1salah : /

,.

I. Fakt• aktor apa saja yang rnernpengaruhi kesehatan rnata.

2. Sebe a besar peranan guru clalarn 111emberikan pemahaman tentang kesehatan

(18)

3. Baga ma pemahaman siswa tentang rnata dengan perilaku rnenjaga kesehatan

rnata :la anak usia SMA.

C. Pemb 1san Masalah

C san pertimbangan faktor waktu clan biaya serta Juasnya perrnasalahan.

maka pe .tian ini clibatasi pacla masalah: Bagaimana pemahaman siswa tentang

indcra p セャゥィ。エ。ョ@ dan pcrilaku mcn,iaga kcschatan pada anak usia SMA.

D. Perm ;an Masalah

E .asarkan uraian cliatas rnaka perurnusan masafah rnengacu pada :

"Apakal terdapat hubungan antara pemahaman siswa tentang indera

pcnglilrn l dcngan pcrilaku men,iaga kcschatan indcra pcnglihatan pada anak

usia SM .

"

E. Manf Penclitian

arapkan basil penelitian ini dapat rnemberikan infonnasi 111engena1

hubunga 1tara pernahaman siswa SMA tentang indera penglihatan dengan perilaku

menJaga sehatan. kemuclian orang tua clan guru henclaknya mampu rnembirnbing

s1swa ag dapat men.iaga kesehatan clan ticlak hanya meni ngkatkan intelektualitas

s1swa na n juga clapat rnenumbuh kemJ);mgkan sikap yang positii' clalarn kehidupan

sehari-h< 1aitu berperilaku menjaga kesehatan. Dengan clemikian siswa SMA clapat

mengeta bagaimana mencegah clan rnelinclungi clirinya clari penyakit terutarna

(19)

F. Siste tika Penulisan

Bab I endahuluan, meliputi latar belakang masalah., identifikasi masalah,

embatasan masalah, perwnusan masalah, manfaat penelitian dan

stematika penulisan.

Bab II

Bab III

Bab IV

andasan teori, kerangka berfikir dan perwnusan hipotesis. Landasan teori

1enguraikan deskripsi teoritis yang meliputi pemahaman anak usia SMA,

onsep tentang menjaga kesehatan mata dan perilaku kesehatan. Sedangkan

erumusan hipotesis meliputi hipotesis statistik.

ietodologi penelitian, dalan1 bab ini diuraikan mengenai tempat dan waktu

enelitian, metode penelitian, populasi dan sampling, instrumen penelitian,

:knik pengwnpulan data, teknik analisis data, uji persyaratan analisis data

ang meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan dengan uji

nieritas melalui uji F dan regresi korelasi sederhana atau analisis varia_nsi

\NAVA) serta dikorelasikan dengan menggunakan rumus Pearson Produt

foment.

:asil dan pembahasan, yang meliputi deskripsi data variabel X dan Y

engan uji persyaratan analisis data, pengujian hipotesis penelitian, basil

1alisis data, interpretasi hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan

enelitian.

Bab V enutup, yang menguraikan kesimpulan dan saran.

(20)

A. Desi 1si Teoritis

1. Pem tman Anak Usia SMA

murut kamus besar Bahasa Indonesia pemahaman berarti proses, cara,

perbuat memahami atau memahamkan. 1 Sementara menurut Sardiman dalam

bukuny rotivasi Be/ajar Mengajar Pemahaman diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran tn memahan1i maksudnya dan menangkap maknanya.2

nurut Taxonomi Bloom pemahaman merupakan taraf kognitif tinggi yang

berkaitl lengan proses belajar, jika dibandingkan dengan pengetahuan, pemahaman

seseora :lipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya.

'om juga menjelaskan bahwa didalan1 pemahamar1 mencakup tiga dimensi

yaitu:

Translasi, adalah kesanggupan memahami rnana yang terkandung di dalamnya, misalnya mente1jemahkan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia

Interpretasi, merupakan pemahaman yang mampu menerangkan atau

mengun1pulkan hasil dari suatu komunikasi, misalnya memahami grafik,

menghubungkan dua konsep yang berbeda.

im Penyusun Kamus Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta Penerbit

Depdilm alai Pustaka, 2002).

(21)

Ekstrapolasi, berisi meluaskan kecenderungan menggunakan data untuk

menentukan kesimpulan pengaruh dan hasil serta menerangkan sesuatu,

kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat serta

meluasnya wawasan.

I 1ahaman merupakan taraf kognitif tinggi yang erat kaitannya dengan

proses 1 Jar. Menurut Witting (1981) dalan1 buktmya Psychology of Learning,

setiap p1 :s belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:

acquistion (tahap perolehan/penerimaan informasi);

storage (tahap penyimpanan informasi);

retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).3

la tingkatan acquistion seorang siswa mulai menerima informasi sebagai

stimulus m melakukan respons terhadapnya, sehingga me:nimbulkan pemahaman

dan peri J baru.

I a tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses

peny1m1 m pemahan1an dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses

acquisti.

I a tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali

fungsi-fungsi s: m memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan

masalah

Learn in,

tjar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka (root

namun berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut untulc

(22)

mengha :an pemahaman yang utuh (meaningful! learning), sehingga konsep yang

dipelaja kan difahami secara baik dan tidak mudah dilupakim.

fikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan

yang rrah kepada satu tujuan, kita berfikir tmtuk menemukan

pemaha J/pengertian yang kita kehendaki.

umumn:

I. Tim

2.

Mer

den1

3. Tan

4.

Tal1

5.

Mer

i psikologi berpendapat bahwa proses berfikir pada taraf yang tinggi pada

melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

nya masalah, kesulitan yang harus dipecahkan

·i dan mengumpulkan fakta-fakta yang dianggap ada sangkut pautnya pemecahan masalah

engelolaan atau pencernaan, fakta diolah dan dicernakan

)enemuan atau pemahaman, menentukan cara memecahkan masalah,

ai penyempurnaan dan mencocokan hasil pemecahan.4

am berfikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari

pengeta ,nnya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak

teratur r

li

adi tersusun dan dapat dikuasai dan difahami. 5

1k usia (11- 18) merupakan tahap formal operasional, dalam periode ini

anak m apai kemampuan tu1tuk berfikir sistematik terhadap hal-hal yang abstrak

;alim Purwanto, Psikologi Pendidikon, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.46.

(23)

dan hip• :is.6 Anak sekolah (6-18) merupakan masyarakat besar yang berkumpul hingga r lah dicapai dalam rangka pelaksanaan berbagai usaha kesehatan. 7

J pemahan1an merupakan pengorganisasian bagian-bagian dari pengetal n dan pengalaman yang tidak teratur menjadi tersusun sehingga dapat dikuasai nengerti.

2. Mcnj l Kcschatan Mata

a. Kons tcntang mata

1sep tentang mata mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang 1m >unyai indikator pencapaian hasil belajar diantaranya :

1. 1ielaskan struktur alat penglihat pada manusia dengan menggunakan !el atau gambar

2. 1jelaskan proses akomodasi dan mendiskusikan fungsi sel-sel kerucut dan sel batang serta hubungarmya dengan vitamin A

3. :akukan percobaan untuk mem-perlihatkan da.erah bintik buta. da.n luas dangan.

;a merupakan bagian indera yang fungsinya terbatas pada menerima dan menyia1 n rangsang agar dapat diteruskan Ice pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalan ak.8

iggih D Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, ( Jakarta : Penerbit PT. Bpk

Gunung l a, 2003), eel. ke-7, h.161-162.

af Pengajar llmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, I/mu Kesehatan Anak,. (

(24)

:a adalah salah satu indera manusia yang dapat b1erfungsi setelah melalui

proses I tan sejak lahir hingga balita. Masa balita merupakan masa perkembangan

sel-sel k membutuhkan keterampilan untuk dapat mengidentifikasi berbagai

rangsan1 istrik sebagai kesan melihat yang berbeda-beda, keterampilan dan

kemamr 1 mengidentifikasi diperoleh melalui proses latihan dalam masa Jima tahun

pertama egagalan sel-sel otak dalam mencapai keterampilan dan kemampuan yang

disyarat dalam kurun waktu tersebut akan berakibat anak akan tetap tidak

melihat.

a umumnya, bayi sejak lahir sudah dapat melihat walaupun masih terbatas

hanya p . skala besar, artinya, bayi dapat melihat secara kasar atau makro tapi tak

terlalu

c

ii atau fokus, pada minggu-minggu pertan1a ia sudah dapat membedakan

warna g ) dan terang seperti hitam dan putih atau merah dah hijau, namun ia belum

dapat n: 1at warna-warna kelabu. Menjelang akhir bulan pertama, ia sudah bisa

berkons :asi dengan menatap orang yang berbicara dengannya.10 Bagian -bagian

mata pa' nanusia dapat dilihat pada gambar II. I

1ento Isnani, Penglihatan Sebagai Sa/ah Satu Jndera Manusia, ( Surabaya : Penerbit Airlanggi iversitas Press, 1976), h.2.

ninar Masalah Gangguan Penglihatan Anak, (Jakarta: RS. Mata Aini, 1989).

(25)

iris

humor berair

saraf optik

[image:25.595.65.471.29.690.2]

humor bening

Gambar II. I. Struktur Mata Manusia

U mnya 111ata difaha111i bcrbcntuk scbagai bola, tclapi scbctulnya bcntuknya

agak Jon. $· Mata 111e111iliki ju111lah reseptor khusus untuk 111engenali pcrubahan

sinar clan lrna yaitu sci konus dan sci batang. Sclain itu tcrdapal otot-otot yang

bcrfungsi bagai pcnggcrak bola 111ata, kotak 1m1ta (rongga tc111pal 111ata bcracla),

kclopak 1 :1 clan bulu rnala. pada kclopak nwla tcrdapal bagian-bagian yaitu kclopak

Mei/0111i .g berfongsi 111e111basahi bulu mata dan kelopak ainnata yang tecliri dari

kelopak )/a11i Jan kelopak Zeiss berfringsi 111e111basahi pupil atau biji 111ata, itulah 111anfaat11 kita sering berkedip yaitu untuk menghindari dchirasi pada mata. Bcrikut

(26)

Secara , :tomi, mata terdiri dari 3 lapisan :

I. . セイ。@ ( selaput keras)

rupakan lapisan terluar berwarna putih dengan bagian depan yang bening :but kornea. Dipermukaan Iuar sklera dilapisi oleh lapisan tipis transparan

banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini disebut k01yungtiva.

2. ·oid (selaput pembuluh)

rupakan lapisan tengah yang berisi banyak pembuluh darah dan sejumlah pigmen letaknya di sebelah dalam sklera. Di bagian depan mata, lapisan oid memisahkan diri dari sklera dan membentuk iris yang tengahnya lubang. Lubang itu disebut pupil. Dibelakang iris terdapat selaput figmen yang memancarkan warna biru, hijau, cokelat, atau hitam, ;antung pada figmen yang dikandungnya. Melebar atau menyempitnya

>ii diakibatkan oleh kontraksi otot yang mengelilingi iris (otot sirkular). i iris berfungsi sebagai diafragma. I I

3. ina (selaputjala)

mpakan lapisan dalam yang terdapat di ujung··ujung saraf nervus opticus

.g menerima rangsangan sinar (fotoreseptor). Sel-sel optik yang terdapat alamnya adalah sel batang dan konus. Se! batang berjumlah 120 juta sel :genal adanya sinar dan 6 juta sel kerucut yang me:ngenal frekuensi sinar. I2

tamar Syamsuri, Biologi 2000, (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 111-112.

[image:26.595.82.494.40.714.2]
(27)

t diurutkan dari arah depan ke belakang cahaya akan menembus melewati

nea, aqueous humour (humor berair), lensa, vitreous humour (humor ting) dan lapisan retina yang mengandung sel keru.cut dan sel batang. Pada

na terdapat suatu daerah yang disebut fovea atau bintik kuning yang berisi ya sel-sel kerucut. Penyebaran sel kerucut dan sel batang pada retina tidak

:ata. Dibagian tepi (perifer) yang paling jauh dari bintik kuning hanya isi sel batang. 13 benda dan oayangan pada retina dapat dilihat pada gambar

iris

ligamen suspensori

[image:27.595.86.485.32.746.2]

(

Gambar 11.2. Benda dan Bayangan pada Retina

Bagian 1gian yang penting pada retina

1. J tik kuning, bagian paling peka untuk menerima rangsangan sinar, karena

tyak mengandung syaraf

2. :nea, berfungsi memfokuskan bayangan pada retina

(28)

3. .sa, bersifat transparan bikonveks ( cembung depan belakang). Lensa fungsi membiaskan berkas cabaya yang terpantul dari benda-benda yang hat untuk menjadi bayangan jelas pada retina. Struktur retina pada mata at dilihat pada gambar II. 3.

koroid

LLャZヲLjゥセセjャャNエ]@

sel batano

6J sel kerucut

sel .

horisontal (\'!:, lihhllll-sel bipolar

.r,

ᄋセセセKjセセウエエMウ・ャ@ amakrin

F"

sel

sel batano

I

[image:28.595.72.487.52.692.2]

ganglion sel kerucut

Gambar 11.3 Struktur Retina Mata

Mekani : Penglihatan Mata

(29)

menya11 an pengarulmya tehadap retina dan meningkatkan kepekaannya terhadap rangsan ' Visual corteks, yaitu pusat penglihatan di dalarn otak, terletalc di bagian paling mg belakang otak. Disinilah serat-serat dalam retina beralchir.15 Dibawah pengan 'isua/ korteks kita dapat melihat.

Mekani セ@ Penglihatan Warna

1sasi melihat warna merupalcan bagian dari penglihatan yang banyak di pengan oleh falctor-faktor psikologi, namun penyebabnya tetap di dasarkan pada faktor-f or fisik dan falctor-faktor psikolog1k. Falctor psikologis pada penglihatan berwarr ;ebagian disebabkan oleh pengaruh pengalaman dan ajaran-ajaran yang telah d rikan. Falctor fisik yang memungkinkan penglihatan berwarna harus dihubur an dengan ukuran gelombang cahaya yang merangsang retina, sedang faktor-f Dr fisiologik dihubungkan dengan kesanggupan retina tmtuk mengolah rangsan an meneruskannya sebagai impuls saraf ke arah. otalc.

1glihatan warna diperankan oleh sel-sel kerucut yang mempunyai pigmen terutam is a/dehida A2, penglihatan warna merupalcan kemampuan membedalcan gelomb : sinar yang berbeda, warna ini terlihat alcibat gelombang elektromagnetnya mempu ti panjang gelombang yang terletak antara 400-900 nm. Warna primer yang

:oento Isnani, Peng/ihatan Sebagai Sa/ah Satu Jndera Manusia, ( Surabaya : Penerbit

Airlangg iversitas, 1976), h.4.

(30)

utama I l pigmen sel kerucut adalah merah, hijau dan him. Warna komplemen ialah

warna) セ@ bila dicampnr dengan warna primer akan berwarna putih.16

uran gelombang pada matahari adalah 390- 700 mu.17

Warna Ukuran Gelombang (mu)

Ungu 390-430

Biru 430-460

Biru-f u 400-500

Hijau 500-570

-

セᄋ@

Kunin 570-590

Jingga 590-610

Merab 610-700

1sasi warna tergantung dari ukuran gelombang cahaya yang merangsang

retina u k mengolahnya.

ta yang normal adalah mata yang dapat mengalirkan cahaya tanpa

han1bat dan memfokuskan cahaya tepat pada retina, retina mata harus dapat

bereaks lengan normal terhadap cahaya yang di fokuskan pada retina dan

mengal mnya ke saraf mata.18

idmta Jlyas, I/mu Penyakft Mata, (Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran UI, 2004).

'p.cit., h 25-26.

(31)

buta di1

2,

kacan1< terpisal bila se pisahki huruf Pemeri pada j<

Tajam

orang r

Seto, 2C

tglihatan dinyatakan normal bila tajam penglihatan lebih baik dari

takan dalam penilaian yang berbeda-beda, misalnya: 3

ggris, bila tajam penglihatan kurang dari 60

nerika dan Kanada, bila tajam penglihatan kurang dari 20 . 19 200

6 60,

neriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa dan dengan ietiap mata diperiksa terpisah, mata yang hanya dapat membedakan 2 titik la titik tersebut membentuk sudut I menit. Satu huruf hanya dapat dilihat 1h huruf membentuk sudut 5 menit dengan mata dan setiap bagian di !engan sudut I menit, makin jauh huruf harus dilihat maka makin besar ebut harus dibuat karena sudut yang dibentuk harus tetap 5 menit. an tajam penglihatan sebailmya dilakukan pada jarak 5-6 meter, karena : ini mata akan melihat benda dengan beristiraha.t atau tanpa akomodasi.

tglihatan

セ@

ialah bila dapat melihat hanya pada jarak 6 meter yang oleh 6

nal huruf terse but dapat dilihat pada jarak 6 meter.20

'erhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, I/mu Penyakit Mata, ( Jakarta :Segung , cet. ke-2, h.297.

(32)

Kelain kelainan pada mata

:lainan mata bukan disebabkan karena faktor bawaan atau keturunan, tetapi faktor セォオョァ。ョ@ selama bayi tumbuh menjadi anak dan akhirnya dewasa.21 Faktor lingkm 11 seringkali merupakan faktor penyebab terjadinya kelainan, maka kita

harus ! mtiasa memikirkan apa kiranya yang mungkin dapat mengganggu proses

pe1tum 1an bayi, namun kita seringkali tidak mampu untuk mengidentifikasinya, karena 1gguan itu kadang kala merupakan gabm1gan sinar/gelombang listrik, yang tidak tt :teksi dengan panca indera kita, tanpa disadari maka pengarnh ekstrinsik itu sudah 1 usak sel-sel embrio di dalam kandungan ibu.22

Gt<iala· ala kelainan mata pada anak

1. ring mengeluh sakit kepala, mual dan pusing terutama setelah bermain yang mbutuhkan konsentrasi mata sehingga mata bekerja keras/tegang seperti :n:baca, bermain komputer

2. :ing berkedip-kedip, menggaruk mata, setengah memejan1kan mata dan uhan-keluhan lainnya mengenai kelelahan setelah membaca atau menonton

3. :ap tubuh yang tidak normal

eminar Masa/ah Gangguan Penglihatan Anak, (Jakarta: R.S Mata Aini, 1989), h. 9.

(33)

Mengalami beberapa kesulitan dalam membeclakan ejaan kata-kata yang

hampir sama, mengalami pandangan ganda atau kabur (tidak jelas) saat

membaca atau menulis ..

Memiliki jarak pandang yang terbatas.23

Beb pa penyebab kebutaan

Kelainan bawaan

Kecelakaan, pencegahan kecelakaan tertentu dapat mencegah kebutaan,

insiden tertinggi disebabkan karena benda melayang, letusan benda ta jam, dan

kecelakaan karena jatuh). Menurut basil survei morbiditas mata dan kebutaan

Depkes Thn 1993, kebutaan karena trauma tidak termasuk didalam 10 besar

Jenyakit mata penyebab kebutaan, meskipun dernikian, akibat trauma mata

nempunyai dampak yang sama, yaitu turunnya kualitas sumber daya

nanusia.24

3 'enyakit, misalnya penyakit infeksi seperti scarlet fever, variola difeteria.

fasil survei nasional kesehatan mata dan telinga Tahun 1996 sebagaimana

.ikutip dalam laporan pertanggung jawaban PP Perdami periode 1996-1999

1enunjukan angka kebutaan di Indonesia sebesar 1.5 % dengan 52 %

isebabkan oleh katarak.25

Tabloid Nakita. No. 39/111 januari 2000. h. 22.

Sofia Yuniati, Sri Inakawati, Trauma Mata Akibat Pelasan dan Hubungannya Dengan

Pence' 'n Kebutaan, Journal of The Ophthamologists Association FKUI. Vol. 29 No. 1Juni2002.

Filia L, Perubahan Kurvatura Kornea Pasca Operasi Katarak, Journal of The

(34)

4.

lmianeotalmia neonaturum, trakhoma, defisiensi Vit A, netrolentar

.> 'oplasia.

26

Kem am m Penglihatan Mata 1. ta emetrop (mata normal)

ta yang apabila menerima sinar sejajar akan difokuskan tepat pada bintik

iing.

2. ta miop (rabun jauh)

.ta yang hanya mampu melihat jelas jarak dekat, sebab lensa mata terlalu

nbung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning. Perlu bantuan

:a."llata lensa cekung (lensa negatif).

lensa cekung

GambarU.4

3. ta hipermetrop (rabun dekat)

tta yang hanya mampu melihat jelas pada jarak jauh, sebab lensa mata

lalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Perlu

ituan kacamata lensa cembung (lensa positif).

:taf Pengajar llmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Ul, I/mu Kesehatan Anak, (

[image:34.595.77.495.27.730.2]
(35)

Gamfulr II.5

4. I :apresbiop

ta yang mengalami penurunan daya akomodasi lensa sehingga tidak dapat

mfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Perlu bantuan

[image:35.595.86.490.18.704.2]

amata lensa cembung.

Gambarll.6

5. I :a astigmatis

tu mata yang kecembungan konea tidak rata sehingga bila cahaya sejajar

.g masuk tidak dapat di fokuskan ke satu titik. Diperlukan lensa silindris. 27

lens a

Gambarll.7

(36)

b. Kons Menjaga Kesehatan Mata

ma penyakit senantiasa bersama-sama menunjukan bahwa banyak faktor

yang mi )engaruhi banyak tidaknya penyakit tersebut menyerang manusia.28

uk mencegah terjadinya penyakit mata seperti yang di kemukakan di alas,

maka P' 1 ditanamkan kebiasaan menjaga kesehatan mata sedini mungkin, karena

pencega 1 penyakit mata lebih mudah daripada pengobatannya, adapun

pemelih an kesehatan mata diantaranya:

I). b。ョセ@ mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin A.

nnin A adalah penting untuk manusia olek karena vitamin A tidak dapat di disintes i dalam tubuh, vitamin A biasanya di dapatkan clari makanan sehari-hari sebagai :amin A atau sebagai karoten (pro Vit A), atau campuran keduanya.

Sumber amin A: Susu, keju, mentega, hati, minyak ikan, kuning telur.

Sumber > Vit A :

Sayuran hijau clan kuning daun singkong, kangkung, bayam, wortel,

to mat.

Buah-buahan berwarna kuning: pepaya, mangga, nangka,jeruk.29

ngatasi defisiensi vitamin A dengan cara :

1) Pemberian Vit A dosis tinggi per oral pada anak-anak sekolah setiap enam bulan

ri Ida Yuniarti, Penyakit Tidak Menular di Indonesia dan Pengendaliannya, Jurnal Kedokter Ian FarmasiDepkes. No. I I Thn ke XXV November I999, h. 732.

(37)

2) Pemberian minyak kelapa sawit

3) Diintensifkan pendidikan kesehatan dan gizi

4) Pabrik makanan diharuskan membubuhkan Vit A.30

セヲゥウゥ・ョウゥ@ vitamin A primer disebabkan kekurangan konsumsi vitan1in A,

sedani 11 defisiensi sekunder karena absorbsi dan utilitasnya yang terhambat.

Konsl i vitamin A kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur l buah, atau karena daya beli yang rendah, tidak sanggup membeli bahan

makar hewani maupun nabati yang kaya vitamin A dan karoten. Hambatan absort vitamin A dan karoten terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indorn mengandung rendah lemak dan protein yang diperlukan dalam metah me vitamin A. Sebagian besar kasus defisiensi vitamin A di Indonesia menya mt anak balita, karena konsumsi kurang dan hambatan absorbsi.31

da proses melihat vitamin A berperan sebagai retinal (retinene) yang merup n komponen dari zat penglihat rhodopsin. Rhodopsin ini mempunyai bagian proteir ang disebut opsin yang menjadi rhodopsin setelah bergabung dengan retine1 Rhodopsin merupakan zat yang dapat menerima rangsang cahaya dan mengu t energi cahaya menjadi energi birolistik yang merangsang indera

penglil m. rhodopsin terdapat pada bagian batang (rods) dari sel-sel retina. Dalam

>erhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, I/mu Penyakit Mata, ( Jakarta : Sagung

Seto, 20 cet. ke-2, h. 290.

(38)

cones (I 1cut) terdapat zat sejenis yang komponen proteinnya berbeda dengan opsin,

zat peni hat yang ierdapat di dalam cones disebut porphiropsin. 32

:urangan vitamin A yang telah mempengaruhi sekitar 100 juta anak-anak

diselun ,unia telah lama diketahui sebagai penyebab kebutaan, tetapi telah semakin

jelas ba a kekurangan vitamin A yang ringan sekalipun juga mengganggu sistem

kekebal mengurangi ketahanan anak terhadap diare, dan telah membunuh 2.2 juta

anak se ' tahun. 33

kanan yang bergizi tidak selalu berarti makanan yang berasal dari

bahan-bahan ) i mahal, dalam Islam prinsip malcanan bergizi adalah makanan yang halal

dan bail 1alalan toyyiban).34

2). Mer a jarak terhadap gelombang ウゥョ。イOャゥウエイゥォセ U@

lalu banyak terpapar sinar matahari juga dapat mernsak kornea dan dapat

menyel: can beberapa jenis katarak, meskipun radiasi sinar matahari langsung yang

menjad :nyebab utama, tetapi pantulan sinar matahari SZ\ia juga dapat menyebabkan

kernsak seperti snow blindness (kebutaan sementara karena sinar matahari).36

>id., h. 111.

Sarah H, Kurang Gizi: Kedarurafaf! Tak Kentara, Jumal Kedokteran dan Farmasi

Depkes. , i Thn ke XXIV September 1998, h. 627.

uharsono, Mencedaskan Anak, (Depok : Penerbit Inisiasi Press, 2002).

eminar Masalah Gangguan Penglihatan Anak, (Jakarta: R.S Mata Aini, 1989).

urul HA, Lindungi Diri Dari Sinar Matahari, Jurnal Kedokteran dan Farmasi Depkes.No

(39)

begitu I ' saat menonton TV, bila sedang menonton TV pertahankan jarak 7 X lebarnyi

var

TV, atau kira-kira 2,5 meter.37

3). Merr

:i

cukup penerangan untuk membaca.

terangan yang dipergunakan sebaiknya datang dari arah yang tidak mengak lean bahan bacaan tertutup oleh bayangan tubuh, hindari membaca dibawal: enerangan langsung yang telalu kuat, rasa silau yang sama akan melelah mata. 38

4). Mell lkan diri dari membaca selamajangka waktu yang lama J k ketika membaca buku pada umumnya ialah 30-40 cm.39

5).

Ment tkan diagnosis dan pengobatan dini pada penderita yang penglihatannya kura baik. 40

3. Peril: : Kesehatan

mrut kamus bahasa Indonesia perilaku merupakan keadaan manusia pada

オュオュョセ@ yaitu kebiasaan bagaimana cara berbuat.41

Ichsan mengatakan bahwa perilaku ialah suatu proses keadaan mental seseorar rang mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses ini timbul

3 4

(Jakarta:

4

1985), h.

Jarta Ilyas, Masalah Kesehatan Mata Anda, (Jakarta: FKUJ, 2004), h. 17.

'd .. h. 18.

c. Cit, h. 17.

af Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UT, Ilmu Kesehatan Anak,. medika, 1985), .h. 89.

(40)

pemahar 1 dise1iai pembentukan keinginan dan tujuan. Lebih lanjut menentukan

rasa me ·ima atau menolak rangsangan dari luar sehingga menjadi ciri-ciri

seseoran al am melakukan perbuatan te1ientu. 42

F laku dapat dirumuskan sebagai tingkah laku yang dilatar belakangi oleh

aclanya J, .ituhan dan diarahkan pacla pencapaian tujuan tertentu. Perilaku kesehatan merupak perilaku bermotivasi karena keselwtan aclalah kebutuhan setiap manusia.

Meskipu lalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang tidak menyaclari akan

penting11 kesehatan.

!I .urut Soekidjo Notoatmodjo, Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah

respon S• )rang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelaya112 .esehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia bersifat

pasif (pe )tahuan, persepsi, sikap) maupun bersikap aktif (tindakan yang nyata atau

praktis).' .edangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari unsur-unsur pokok,

yakni s< dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan. Dengan

demikim earn lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup:

I. Peril t seseorang sehubungan clengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

2. Peril pencegahan penyakit, adalah respon untuk melakukan pencegahan

peny

(Yogyaka

1san M, Pendidikan Kesehatan dan Olah raga, (Jakarta : Depdikbud, I 998), h. I I.

(41)

3. Peril sehubungan dengan pencarian pengobatan, yaitu perilaku untuk

mela :an atau mencari pengobatan

4. Peril sehubungan dengan pemulihan kesehatan, yaitu perilaku yang

berh1 ngan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu

peny

5. Peril: terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang terhadap

siste1 elayanan kesehatan

6. Peril: kebu

7. Peril: lingk

terhadap makanan, yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai

an vital bagi kehidupan

terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap

セ。ョ@ sebagai determinan kesehatan manusia.

J: perilaku dapat diartikan sebagai tindakan seseorang yang dilakukan secara tt ur dan berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan tertentu baik

yang di!; kan secara sadar atau tidak sadar karena menjadi kebiasaan rutin

sehari-hari.

s,

igkan perilaku kesehatan adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya

atau ke: an seseorang untuk mempertahankan kesehatannya, dalam ha! ini

berperila menjaga kesehatan mata.

B. Kera: セ。@ Berfikir

J\ :t merupakan organ yang terpeiiting, tanpa mata mungkin keindahan dunia

tak bisa 1 nikmati secara utuh, dan bersyukurlah kita yang telah diberikan nikmat

(42)

optik da chirnya ke otak sebagai pijakan bagi otak untuk memberikan umpan balik

yaitu be1 l penglihatan pada benda-benda yang ada disekeliling kita:

J k usia (11-18) disinyalir kurang memperhatikan rnasalah kesehatan mata sehinggi myak yang mengalami gangguan pada penglihatannya. Gangguan yang

dialami

:la

usia tersebut diakibatkan kurangnya mengkosumsi makanan yang

menganc g vitamin A, anak-anak lebih menyukai makanan yang mempunyai

kandung

seperti s

industri

sehinggi

akibatny

berdasar

setiap ta

I

men ca pi

hipotesi:

berperil<

setelah r

(

menJaga

4

2001, h.:

zat aditif dibandingkan makanan yang mempuyai warna yang alami

1r-sayuran, padahal diketahui bahwa bahan aditif yang digunakan dalam

gan maupun rumah tangga sebagian besar merupakan bahan aditif sintetik

ada umumnya mempunyai efek samping yang sangat merugikan,44

penyakit mata mudah sekali menyerang pacla anak-anak, apalagi

1 penelitian bahwa sekitar 50.000-70.000 anak balita terancam kebutaan

:nya karena kekurangan vitamin A (xeroftalmia).

gan clemikian anak usra sekolah (11-18) dimaua anak usra ini anak .emampuan untuk berfikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak clan

ielalui belajar di sekolah dan pengalaman sehari-hari sehingga dapal

menjaga kesehatan mata, yaitu melalui pemahaman yang telah dimiliki

apelajari sub pokok bahasan tentang alat indera di sekolah.

1 karena itu, untuk meningkatkan pemahaman dan kesaclaran dalam

:sehatan mata, anak usia SMA perlu climotivasi atau dibimbing clalam

(43)

berperil< menjaga kesehatan mata oleh guru di sekolah atau orang tua yang ada di

rumah, : セョ。@ walupun pertumbuhan dan perkembangan 「・セェ。ャ。ョ@ rnenurut

norrna-norma t' :ntu seorang anak dalarn banyak ha! bergantung kepada orang dewasa,

misalny< tengenai rnakanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan

penyakit t1 sebagainya.45

C. Perm sanm Hipotesis Statistik

I nn penelitian ini hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

Ho y

=

0

Ha y= >0 Keterani

Ho = T k terdapat hubungan yang positif antara pemahaman siswa tentang mata

c 1:an perilaku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA

Ha = T apat hubungan yang positif antara pemahaman siswa tentm1g mata dengan

l laku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA

Pxy= I< fisien korelasi antara pemahaman siswa tentang mata dengan perilaku

4.

: lnfomed

ijaga kesehatan mata pada anak usia SMA

1fpengajar Jlmu kesehatan Anak fakultas kedokteran UJ, Ilmu Kesehatan Anak, (Jakarta

(44)

1 :an yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

kekuatar 1bungan antara pemahaman tentang indera penglihatan dengan perilaku

menJaga ;ehatan pada anak usia SMA.

B. Wak1 Ian Tempat Penelitian

F セエゥエゥ。ョ@ ini dilakukan di SMAN I Parung, Kabupaten Bogor. Dan penelitian

ini dilak akan pada bulan Mei 2005. Dalam pemilihan lokasi peneliti mempunyai

pertimb< m:

I. Se kc

2. Para

menj

anak

abstJ

3.

Men

yang

4. Men

satu

5. Terd

C. Mete

tersebut telah memakai kurikultm berbasis kompetensi (KBK)

wanya berpotensial untuk ditingkatkan pemahamannya dalam berperilaku

t kesehatan mata dengan baik, karena usia SMA merupakan tahap seorang

.encapai kemampuan untuk berfikir sistematis terhadap hal-hal yang

dan hipotesis

i sarana dan prasarana pendidikan yang cukup untuk mendukung materi

rj ark an -3>

gkinkan pengambilan sampel yang representatif karena merupakan salah

olah unggulan di kabupaten Bogor

1t pemberian informasi kesehatan.melalui usaha kesehatan sekolah (UKS).

Penelitian

ditian ini menggunakan metode survei dengan teknik korelasional.

(45)

masalah-masalah ta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang

sedang

t

mgsung dari berbagai kelompok atau orang. Penelitian ini dilakukan pada

sebagian )pulasi (sampel) di tempuh dengan menyebarkan daftar pertanyaan.1

Sedang aik korelasional adalah teknik penelitian yang menggunakan hubungan

dengan < variabel.2 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas

(X) adal pemahaman tentang mata pada anak usia SMA, dan variabel terikat (Y)

adalah p aku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA.

D.Popu i dan Sampling

I Lilasi target adalah seluruh s1swa SMA di Bogor yang memiliki pemahai 1 tentang mata dan perilaku menjaga kesehatan mata, sedang populasi

te1jangk aclalah siswa SMAN - -----1 Pai·tmg kelas 11 IP A yang memiliki pemahaman _---MMMMMMMMMMMMMMセMMMMMMMMセMMMセMMMMMᄋM

tentang ta dan perilaku menjaga kesehatan mata, adapun sampel yang diambil

be1juml: 10 orang.

nik pengambilan sampel menggunakan purpossive sampling, dalam

pemilih: lokasi, peneliti mempunyai tujuan tertentu, yaitu (I) lokasi mudah dijangk< :2) kemudahan clalam perizinan (3) memungkinkan pengambilan sampel

yang cu 1 representatif dan ( 4) terdapat pemberian informasi kesehatan mata. 3

nirin, M. tatang, Menyusun Rencana Penelitian, ( Jakarta : Penerbit Raja Gravindo,

2000), h.

wilt Dennis dan Cramer, Duncan, (London and Philadelphia : First Step in Reseach and

Sta11:1tics, lO), h. 101.

(46)

F ilihan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Sampel ditarik secara n )111, dengan undian biasa.4 Diketahui bahwa siswa SMAN 1 Parung kelas

11 IP A [ umlah 80 siswa sehingga dalam penelitian ini sampel yang dipakai adalah

40 (50 'Yi BO).

/

E. Instri en Penelitian

P :litian ini menggunakan dua instrumen, yam instrumen pemahaman

tentang 1 a pada anak usia SMA dan instrumen perilaku menjaga kesehatan mata

pada an usia SMA. Instrumen yang cligunakan untuk mengumpulkan data

pemahar tentang mata pacla anak usia SMA menggunakan kuesioner tipe pilihan

gancla, s1 ngkan untuk data perilaku menjaga kesehatan mata pacla anak usia SMA

menggur an kuisioner dengan skala like1i. Secara keseluruhan instrumen variabel X

dan Y di .t melalui matriks variabel penelitian (lampiran).

!1 umen pemahaman tentang mata clisusun dengan menggunakan climensi

pemahar , diantara: (!)ha! khusus (2) fakta khusus (3) peristilahan (4) ketentuan

(5) klasi asi (6) generalisasi.5 Jumlah butir pertanyaan 20 buah clengan kisi-kisi

yang ten at dalam label III. 1.

Monica: C

1ammad Nadzir, Metode Pene/itian, (Ghalia Indonesia: Jakarta, I 999), h. 33 l .

. Collum John, The Jnquily Process of Generation and Testing Knowledge, (Santa

(47)
[image:47.595.69.487.34.615.2]

NO

Tabel III. 1.

Kisi-kisi Instrumeu Pemahaman Tentang Mata

Pada Anak Usia SMA

ASPEK ASPEK YANG DllJKUR

セahaman@

MATA

.

BA GIAN FUNGSI PENYAKIT PENCEGAHAN PENYAKIT

1.

H

Khusus

..

___ 17

----

----2. F a Khusus

----

----

16

----3. p 1tilahan

----

1 20

4. I< ntuan 2, 3, 4, 9, 11, 12 6, 13, 14, 15

"'

----lif,18, 19 ..

5. I< ifikasi

----

----

,.

.) 7

6. G セイ。ャゥウ。ウゥ@ ----

----

----

8"

Keteran1 :

*

Sub butir soal yang dibuang

S tngkan instrumen perilaku menjaga kesehatan mata disusun berdasarkan

deskrips )ritis dengan dimensi perilaku kesehatan yang me! iputi :

I. F laku sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

2. F laku terhadap penyakit

3. F laku pencegahan penyakit ,

.

4. F laku sehubungan dengan pencarian pengobatan

(48)

6. I laku terhadap makanan.6

J !ah butir pertanyaan 20 buah dengan kisi-kisi terdapat dalam tabel III.2.

NO

1. p

I<

2. p

3. p

4. p.

5. p

K

6.

p Keteran1

F. Telrn

I

ganda, a

diberi sk

dari ォオ・セ@

dengan I

instrume

6

[image:48.595.72.486.35.611.2]

(Andi

om

Tabel III.2.

)PEK PERILAKU KESEHATAN MENJAGA KESEHATAN MATA

+

-aku Pemeliharaan dan Peningkatan I, I 0

---,)1atan

alrn Terhadap Penyakit 4 2

aim Pencegahan Penyakit 11, 20 • 5, 7, 8, 9,

"'

16,

.,,

17,

18

aim Pencarian Pengobatan 12 13

aku Terhadap Sistem Pelayanan 14, QUセ@ 19

ha tan

aim Terhadap Makanan 6 3*

*

Butlr soal yang d1buang

Pengumpulau Data

. pemahaman tentang mata pada anak usia SMA diperoleh dari tes pilihan

natif jawaban A, B, C, D dan E. jika benar diberi skor I dan jika salah

D. Data perilaku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA diperoleh 1er dengan skala liker!, alternatif jawaban diberi skor 1-3 yang disesuaikan

1yataan positif (+) dan negatif (-) seperti dilihat dalam tabel III.3. Setelah

ibuat kemudian dilakukan uj( セッ「。@ instrumen untuk mengetahuhi apakah

oatn1odjo, Soekidjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan lhnu Perilaku Kesehatan,

(49)

kuesiom ;lapat dimengerti oleh responden dengan cara mengukur Reliabelitas

[image:49.595.68.483.40.741.2]

Instrum<

Tabel III. 3

Alternatif Jawaban Instrumen Variabel Y

PILIHAN POSITIF NEGATIF

SL: Selalu 3

KK: Kadang-kadang 2 2

TP : Tidak Pernah I 3

G. Tekn Analisis Data

1 1ik analisis data ini dengan menggunakan : I. Validi1 [nstrumen

S mlah tes dikatakan baik sebagai alat ukur jika memenuhi persyaratan tes

yaitu me iki validitas dan reliabilitas yang baik. Validitas adalah suatu ukuran yang

menunJU t tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan validjika tes itu

dapat dt m tepat mengukur apa yang hendak diukur, pengujian validitas yang

digunak< idalah validitas isi instrumen pemahaman tentang mata pada anak usia

SMA (X limana tes dikatakan valid jika perrtanyaan-pertanyan yang ada di dalam

tes men .up keseluruhan situasi yang ingin diukur oleh tes itu7• Kemudian,

instrume irilaku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA (Y) menggunakan

(50)

validitas •nstruk. Validitas konstruk adalah kesesuaian instrumen dengan badan

konsep : g menjadi acuan, pengujian kevalidan konstruk dilakukan clengan cam

yang har r sama dengan menguji kevalidan isi, perbeclaannya terletak pacla bangun konsep d jabarannya. 8

2. Reliar as Instrumen

R abilitas alat ukur aclalah ketepatan atau keaclaan clalam mengukur apa yang he1

k

diukur. Sebuah tes dikatakan memenuhi reliabelitas yang baik apabila

tes terse] dapat memberikan hasil yang tetap, uji reliabelitas yang digunakan dalam

mengu.JI trumen pemahaman tentang mata pada anak usia SMA (X) yaitu dengan menggm an rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:

Keteranf

r//

n

s

2

'

P,

Q,

'

'

(Y)

den

liabilitas instrumen

nlah item

rians total

>porsi responden yang menjawab benar

)' I

mgkan instrumen perilaku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA

t mengggunakan split halp (teknik belah dua) melalui rumus korelasi

(51)

Producli (oment dan dikoreksi dengan menggunakan rumus Spearman Brown,

yaitu:9

r 2rxy 1 +r,Y

3 .. Perh tgan Analisis Butir Jnstrumen

セ@ :]um penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen melalui

perhitun . analisis butir instrumen dengan earn menghitung D/!Jiculty level (tingkat

kesukan dan Discriminating power (daya pembeda) tiap butir soaI.10 Tingkat kesukan dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal

instrmm dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran dihitung

dengan r 1ggunakan rumus sebagai berikut:

1 =UtL

T

TK 1gkat kesukaran

U per group Gumlah siswa yang menjawab benar 1mtuk kelompok atas)

L wer group Gumlah siswa yang menjawab salah untuk kelompok bawah)

T nlah siswa kelompok atas dan bawah.

f pun tingkat kesukaran memiliki kriteria sebagai berikut:

0,00-0,3

9

Rineka Ci

ermasuk kategori sukar

kunto, Suharsmi, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek, ( jakai1a : Penerbit 1996), h. 170-173.

(52)

0,30-0,7 ermasuk kategori sedang

0, 70-1,0 ermasuk kategori mudah

S mgkan daya pembeda soal berguna untuk mengetahui kemampuan suatu

soal me1 セ、。ォ。ョ@ siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai, dalam hal ini

dengan r ,ggunakan rumus sebagai berikut:

D= オセ@

y,

E trnya daya pembeda memiliki kriteria sebagai berikut:

0.00-0.21 ermasuk kategori jelek

0.20-0.41 ermasuk kategori cukup

0.40-0.71 ermasuk kategori baik

0.70- 1.0 'ermasuk kategori baik sekali

G. llji P yaratan Analisis Data

I. l .Jormalitas

l normalitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk

n getahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

11 ilakukan dengan menggunakap uj i lilliefors. 11

(53)

2. l Homogenitas

:igai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui apakah

c homogen atau tidak, dengan menggunakan uji Bartlett.12 3. l Unieritas

agai uji persyaratan analisis data, apabila data sete.lah dianalisis memenuhi

·at kedua uji tersebut diatas, yaitu setelah pengujian kenormalan clan

:imogenan data. Uji linieritas dilakukan dengan uji F dan regresi korelasi

セイィ。ョ。@ atau analisis variasi (ANA VA) 13 dan dikorelasikan clengan

1ggunakan rumus Pearson Produce! 1\1oment. 14

Ketera111

.ngka modus korelasi

N unlah responden

umlah hasil perkalian antara skor X clan Y

1111lah seluruh skor X

.unlah seluruh skor Y

'd., h. 261-263.

Cit., h. 330-336.

(54)

A. Desk si Data

1. Data : 1rnhaman tentang Mata pa<la Anak Usia SMA

a mengenai pemahaman tentang mata pada anak usia SMA yang menjadi

variabel 1as (X) merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen

penelitia ang berbentuk kuisioner tipe pilihan ganda yang disebarkan kepada 40

respondc Secara keseluruhan skor yang diperoleh dari variabel X (pemahaman

tentang ta pada anak usia SMA) yang be1jumlah 385 tersaji pada lampiran

13 .halar 79 .Skor tertinggi sebesar 16 dan skor terendah sebesar 5. Dari jumlah

tersebut eroleh mean 9.63, median 9, modus sebesar 7, standar deviasi sebesar

3.11 clan 1ians sebesar 9.69 (proses perhitungannya lihat lampiran \7 halaman 86

-87 .).

Tabcl IV. 1

Di! busi Frckucnsi Pcmalrnman tentang Mata pa<la Anak Usia SMA

NO

K s Interval Nilai Nyata Frekuensi

Batas Bawah Nyata Batas Atas Nyata Absolut Relatif

%

I. 5-6 4.5 ,

.

6.5 6 15

- --

-2. 7-8 6.5 8,5 10 25

'

.). 9-10 8.5 10.5 11 27.5

(55)

5. .3-14 12.5 14,5 2 5

.

6. 5-16 14.5 16,5 5 12,5

1mlah 40 100

10

15

セ@ >O

""'

ᄋセ@

:s

"

iOt::

·u;

:o

;::l

<tl

;::l

"'"

<tl

5

\.-<

µ..

0

5

0

[image:55.595.73.481.58.659.2]

Batas Nyata

GambarIV.1

G ik Histogram Pemahaman ten tang Mata pada Anak Usia SMA

D tabel IV .I dan gambar IV.I frekuensi relatif terbesar 27.5 % ada pada skor 9-1 ini berarti bahwa skor ケュ[セ@ ·· diperoleh dalam menjawab instrumen

(56)

2. Data l Halm Menjaga Kesehatan Mata pada Anak Usia SMA

I . mengenai perilaku menjaga kesehatan mata pada anak usia SMA yang menjadi riabel (Y) merupakan data yang diperoleh langsung clari pengisian

instrume enelitian yang berbentuk kuisioner dengan skala likert yang disebarkan

kepacla ' responclen. Secara keseluruhan skor yang cliperoleh dari Y (perilaku

menjaga sehatan mata pada anak usia SMA) yang be1jumlah 1449 tersaji pada

lampiran halaman 82 - 83 .Skor tertinggi sebesar 45 dan skor terendah sebesar

28. Dari nlah tersebut diperoleh mean 36.23, median sebesar 36, modus sebesar

[image:56.595.67.490.53.689.2]

3.50 (pro perhitungannya lihat lampiran 18 halaman 88 - 89 ).

Tabel IV.2

Distrib1 Frekuensi Perilaku Menjaga Kesehatan Mata pada Anak Usia SMA

NO

K 'Interval Nilai Nyata Frekuensi

--

Batas Bawah Nyata Batas Atas Nyata

Absolut Relatif

%

I. 8-30 27,5 30,5 3 7,5

2.

1-33 30,5 33,5 3 7,5

1

-"

4-36 33,5 36,5 18 45

4. 7-39 36,5 39,5 10 25

5. 0-42 39,5 ,. 42,5 4 10

6. 3-45 42,5 45,5 2 5

(57)

45%

セU@

IO l5

セ@

<.;..,

ᄋセ@ lO

ᄋセ@

"'

-

セ@

15

·u;

i::

"

ii

w

"'

'"

µ;..

15 10

5

0

[image:57.595.79.476.48.697.2]

Batas Nyata

GambarIV.2

Grafil istogram Perilaku Meujaga Kesehatan Mata pada Anak Usia SMA

I label IV.2 dan gambar IV.2 frekuensi relatifyang terbesar 45 % ada pada skor 34· ini berarti bahwa skor yang" diperoleh dalam menjawab instrumen

perilaku njaga kesehatan mata pada anak usia SMA berada pada kategori cukup

(58)

B. Uji P yaratan Analisis Data

1. Uji N rnlitas

l ik mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi

berdistri i normal atau tidak, maka dilakukan uji lilliefors pada taraf signifikansi

a

0.05. kri a uji nornalitas adalah Ho ditolak, jika Lo hitung lebih besar dari Lo label

atau Ha :rima , jika Lo hitung lebih kecil dari Lo label. Dengan diterimanya I-Io,

berarti d penelitian antara X dan Y berasal dari populasi berdistribusi normal,

sedang!G ika Ho ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi tidak normal.

1.l Vari :IX

S lah dilakukan perhitungan (lihat lampiran 20 ) cliperoleh Lo hitung

0, 1293. . tbila clikonsultasikan clengan tabel liliefors pada taraf signifikansi a 0,05

clan N=' diperoleh Lo tabel 0,1400. (0.1293<0.1400). Dengan demikian, dapat

clisimpul 1 bahwa data hasil penelitian pada variabel X (pemahaman tentang mata

pada am 1sia SMA) berasal dari populasi berdistribusi normal yang tersaji dalam

tabel IV

r-E

i

05

Tabel IV.3

Uji Normalitas Variabel X dari 40 Responden

Lo hitung Lo tabel Keputusan

[image:58.595.67.492.40.692.2]
(59)

1.2 Vari ,j Y

S lah dilakukan perhitungan (lihat lampiran 20 halaman 94 - 95) diperoleh

Lo hitun ebesar 0.1239. apabila dikonsultasikan dengan label lilliefors pada taraf

signifika a 0.05 dan N=40, diperoleh Lo tabel sebesar 0,1400. (0,1239<0,1400). Dengan nikian, dapat disimpulkan bahwa data basil penelitian pada variabel Y

(perilaku ienjaga kesehatan mata pada anak usia SMA berasal dari populasi

[image:59.595.66.485.51.710.2]

berdistril . normal yang tersaji dalam tabel IV.4.

Tabel IV. 4.

Uji Normalitas Variabel Y dari 40 Rcsponden

セ@ Lo hitung Lo tabel Kepntusan

)5

0,1239 0, 1400 Diterima

2. Uji I-l< )genitas

l l10111ogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Uji 1111 dilakukan dengan

memba111 skan dua kelompok dari data variabel yang ada.

r:

basil perhitungan (lampiran 22 ha! 97 - 99 ) diperoleh x2 hitung sebesar

--14.58. : angkan x2 tabel chi square sebesar 19.7 yang tersaji dalam tabel IV.5,

, ,

karena

x

itung lebih kecil dari x2 tabel, malca harga-harga y untuk kelompok

x

(60)
[image:60.595.71.487.44.665.2]

Tabel IV. 5

Uji Homogenitas Harga Y untuk Kelompok X Tertentu

x

X,2 hitung X,2 tabel Keputusan

05

Gambar

Tabel III. I kゥセ@
Gambar II.2 E
Gambar II. I. Struktur Mata Manusia
figmen yang memancarkan warna biru, hijau, cokelat, atau hitam,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nasabah akan membayar kepada Anggota Pialang atas permintaan sejumlah dana sebagaimana yang sewaktu-waktu diminta oleh Anggota Pialang untuk pemenuhan saldo debit akun

Dalam penelitian ini hipotesis nol (Ho) adalah “Tidak terdapat hubungan yang positif antara mata pelajaran sebagai muatan lokal kajian kitab Mabadi’ Al-Fiqhiyah

Introducing ActiveX Data Objects Extensions While no t exac tly new in ADO 2.5, the Ac tiveX Data Objec ts Extensio ns ( ADOX) gives yo u the c apability to c reate and mo dify

Berdasarkan hasil simulasi, untuk mendapatkan kondisi pembangkit yang optimum di lokasi tersebut diperlukan fraksi campuran ammonia-air sebesar 87% dengan tekanan

Dengan menggunakan DFD untuk mengetahui arus data didalam sistem yang dirancang mulai dari pemesanan catering sampai kepada pengiriman pesanan hingga pembuatan laporan, ERD

dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat berdasarkan asas kepatutan,

Harus terdapat korespondensi yang sempurna antara “idea” yang di peroleh dalam subjek dan objek: hanya korespondensi itu yang dapat menunjukkan bahwa pengetahuan

Kegiatan Bimtek Koperasi dapat berjalan dengan baik berkat dukungan banyak pihak, antara lain Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten