PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan
Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh:
LAMTIURMA SITANGGANG 100907057
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja yang terdiri dari Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Investmen) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia.
Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kuantatif. Data penelitian diperoleh melalui data skunder, data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id yang kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan software Microsof Excel untuk mengkonversi data skunder menjadi rasio modal kerja dan SPSS Versi 20 untuk menguji uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heterokendasitas dan autokorelasi apakah sudah memenuhi standar BLUE agar kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan uji regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi dan Test Of Goodnes Of Fit untuk mengetahui apakah Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover
memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI).
Hasil penelitian menunjukan secara parsial hanya Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2010-20112. Secara simultan Current Ratio,Inventory Turnover dan Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROI).
Salam Sejahterah,
Puji dan syukur sayas ucapkan atas berkat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya atas segala doa, dukungan, motivasi, kasih sayang dan kesabaran yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Prof.DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Arifin Nasution, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan waktu yang sangat berarti untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
3. Bapak Faizal Eriza, S.Sos, MSP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan nasehat guna penyempurnaan skripsi ini
Kak Novelina dan Adikku Josua yang telah memberi dukungan doa dan
motivasi kepada saya.
6. Teman-teman Kelompok Kecil “Army The God” Meriau Witta Pakpahan, Afrina Margaretha Gurning, Ricky Malber Sihaloho dan Kak Rosmeri karena atas dukungan doa dan motivasi selama penulisan skripsi ini
7. Kepada Bang Giftha yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini 8. Kepada teman-teman Administrasi Bisnis, Kelas A Stambuk 2010 atas
kebersamaannya selama ini.
9. Kepada teman kos, Grace yang selalu menari didepan kamar kos setiap jam 3 sore yang telah menjadi insipirasi dalam penulisan skripsi ini
10.Buat pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu penulis baik doa, semangat dan motivasinya.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.
Medan, April 2014
DAFTAR ISI
1.2Batasan dan Rumusan masalah... 12
1.2.1 Batasan Masalah... 12
3.3 Hipotesis………. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Deskripsi Data Penelitian... 57
4.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Current Ratio Tidak Berpengaruh Terhadap Return On Investment... 76
4.4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Inventory Turnover Tidak Berpengaruh Terhadap Return On Investment... 77
4.4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Secara Parsial Rasio Keuangan Working Capital Turnover Berpengaruh terhadap Return On Investment... 78
Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata ROI, Current Ratio, Inventory Turnover dan
Working Capital TurnOver 7
3.1 Jumlah Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar
dan Kimia 42
3.2 Tabel Proses Penentuan Sampel 43
3.3 Jumlah Sampel Penelitian 44 3.4 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia 44 3.5 Pengambilan keputusan dengan uji Durbin-Watson 51
3.6 Defenisi Operasional Variabel Bebas 56
3.7 Defenisi Operasional Variabel Terikat 56
4.1 Sampel Penelitian 58
4.2 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia 58
4.3 Statistik Deskriptif 60
4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov 66
4.5 Uji Multikolinearitas 67
4.6 Uji Autokorelasi 68
4.7 Uji Heterokendasitas 70
4.8 Tabel Regresi Berganda 71
4.9 Koefisien Determinasi 72
4.10 Uji Parsial (Uji t) 73
Gambar Judul Halaman
2.1 Jenis-jenis Modal Kerja Perusahaan 16
2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual 39
4.1 Analisis Grafik 64
4.2 Grafik P-P Plot 65
4.3 Diagram ScatterPlot 69
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Periode 2010-2012)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja yang terdiri dari Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap profitabilitas (Return On Investmen) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia.
Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kuantatif. Data penelitian diperoleh melalui data skunder, data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id yang kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan software Microsof Excel untuk mengkonversi data skunder menjadi rasio modal kerja dan SPSS Versi 20 untuk menguji uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heterokendasitas dan autokorelasi apakah sudah memenuhi standar BLUE agar kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan uji regresi berganda yang terdiri dari persamaan regresi dan Test Of Goodnes Of Fit untuk mengetahui apakah Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover
memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI).
Hasil penelitian menunjukan secara parsial hanya Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2010-20112. Secara simultan Current Ratio,Inventory Turnover dan Working Capital Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROI).
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi memberikan dampak yang cukup signifikan kepada aspek lainnya mulai
dari lingkungan, politik, budaya serta bisnis. Griffin dan Ebert dalam Solihin
(2006:4) mengatakan bahwa : ”bisnis merupakan aktivitas penyediaan barang dan
jasa yang bertujuan untuk menghasilkan profit’’. Pada dasarnya setiap perusahaan berupaya untuk menberikan laba yang maksimal dan keuntungan yang berlipat
bagi setiap stakeholders mereka. Hal ini dilakukan agar para stakeholders puas dan akhirnya loyal kepada perusahaan. Frederick, Post dan Davis dalam Gugup
Kismono (2001:6) mengatakan bahwa : “stakeholders adalah semua pihak yang
dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Stakeholders dapat dibagi menjadi 2 yaitu Primary stakeholders dan Secondary stakeholders. Primary stakeholders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan, produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stakeholders juga sering disebut sebagai market driven. Mereka terdiri dari para pelanggan atau konsumen, pemasok, karyawan, investor, pesaing. Secondary stakeholders adalah pihak-pihak atau kelompok yang dipengaruhi oleh aktivitas kedua perusahaan. Cara yang paling dasar digunakan sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan keuntungan. Untuk
supaya penjualan atas produk tersebut juga meningkat disamping itu perusahaan
juga dapat meningkatkan keuntungan melalui ketepatan penggelolaan perusahaan
dalam menggunakan dana.
Dana memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Dana sebagai
modal kerja diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.
Bahkan modal kerja juga bisa dikatakan sebagai nafas dan dasar kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Perusahaan tidak akan bisa menjalankan usahanya
tanpa ada modal kerja yang cukup. Modal kerja tersebut diperoleh dari berbagai
sumber misalnya harta atau kekayaan perusahaan yang dialokasikan untuk periode
tertentu dan setiap watu modal kerja itu akan terus berputar. Modal kerja diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya
(Kashmir, 2008:250). Modal kerja tersebut digunakan perusahaan untuk
membiayai keperluan operasionalnya sehari-hari dan untuk membiayai investasi
jangka panjang serta untuk menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety
terutama kreditur jangka pendek melalui aktiva lancar yang cukup besar. Modal
kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Pengelolaan modal kerja sangat penting untuk diperhatikan dan diawasi oleh
pihak-pihak yang ada dalam perusahaan khususnya manajer keuangan atau kepala
bagian keuangan yang ada di perusahaan tersebut.
Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan berapa jumlah aktiva atau
dengan jumlah yang terlalu besar tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu
maka akan terjadi overlikuid dan ketidakefisienan pada perusahaan tersebut, karena banyak modal atau dana yang tidak digunakan dan tertimbun di dalam kas
perusahaan, sehingga kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal akan
berkurang.
Besarnya jumlah modal kerja sangat tergantung kepada kebijakan dari
kebutuhan perusahaan dan pertimbangan manajer perusahaan. Disisi lain jika
perusahaan memutuskan untuk menggunakan lebih banyak hutang daripada
modal, maka akan terjadi pengurangan keuntungan karena beban bunga yang
harus dibayar oleh kreditur ikut meningkat dengan pesat.
Untuk itu, seorang manajer tidak hanya dituntut memikirkan dari mana
sumber dana diperoleh agar dapat digunakan menjadi modal perusahaan tetapi
juga harus mengatur dan mengawasi serta mengelola penggunaan modal kerja.
Disamping itu manajer juga perlu mengetahui bagaimana perputaran modal kerja
dan mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak terjadi hal buruk yang
dapat mengganggu perusahaan khususnya dalam hal keuangan. Dari hasil
pengamatan dan pengawasan itu, maka manajer akan mampu menyusun rencana
strategis (renstra) untuk keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
tujuan peusahaan akan tercapai. Selain manajer kreditor jangka pendek dalam
internal perusahaan juga perlu mengawasi pengelolaan modal kerja untuk
mendapatkan informasi bagaimana tingkat likuiditas perusahaan dalam membayar
hutang jangka pendek perusahaan kepada pihak lain. Jika perusahaan dapat
dalam perusahaan yangpada akhirnya laba juga meningkat sehingga perusahaan
tersebut dapat berkembang dengan baik. Tetapi sebaliknya jika perusahaan tidak
dapat mengelola modal kerja dengan baik, maka akan terjadi kerugian yang besar
dan dapat mengancam keberlangsungan usaha tersebut serta tidak tercapainya
efisiensi modal kerja yang diharapkan. Efisiensi modal kerja dapat dilihat melalui
inventories tunover dan total assets turnover. Efisiensi modal kerja adalah ketepatan organisasi atau perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang ada,
dengan kata lain tidak kurang dan tidak lebih. Dan untuk mengetahui efisiensi
modal kerja, maka kita dapat mengukurnya melalui elemen modal kerja terlebih
dahulu.
Menurut Esra dan Apriweni dalam pramudita (2013), dalam pengelolaan
modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang
dan persediaan. Jika ditemukan bahwa tingkat perputaran elemen modal kerja
tinggi maka dapat dikatakan bahwa penggunaan dan pengelolaan modal kerja
efisien, tetapi sebaliknya jika perputaran elemen modal lambat maka dapat
dikatakan penggunaan dan pengelolaan modal kerja tidak efisien.
Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 1999) adalah ketepatan cara (usaha dan
kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan
kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal
kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat
menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-
elemen modal kerja. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas
Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang memiliki pengaruh
yang kuat terhadap likuiditas sebuah perusahaan, karena semakin banyak kas yang
dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang tinggi.
Tetapi disisi lain, perusahaan juga harus menentukan kas minimun yang
proposional, karena jika perusahaan menyimpan kas dalam jumlah banyak, maka
tingkat perputaran modal perusahaan akan kecil, sehingga profitabilitas yang
dihasilkan perusahaan akan rendah.
Selain kas, ada unsur modal kerja lainnya adalah persediaan. Persediaan
adalah elemen penting dari modal kerja yang selalu berputar dan jumlahnya selalu
berubah-ubah setiap waktu. Persediaan perusahaan dapat dikelompokan menjadi 3
jenis, yaitu persediaan barang mentah(bahan baku), barang setengah jadi (barang
dalam proses) dan barang jadi.
Perputaran modal kerja diperlukan, karena perputaran modal kerja itu
berpengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diperoleh perusahaan
akan dikurangi beban operasional sehingga menghasilkan laba bersih
(profitabilitas).
Laba bersih merupakan salah satu komponen pembentuk dari ROI (Return On Investment) yang dimana ROI menunjukkan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama
periode tertentu. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat
manajer, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk
mengetahuiberhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan
bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang
ditanamkan dalam perusahaan tersebut.
Industri dasar dan kimia merupakan industri yang sangat strategis dan
sangat dibutuhkan, karena industri ini memproduksi bahan mentah menjadi
barang-barang baku dan barang setengah jadi yang kemudian akan diolah kembali
oleh perusahaan lain. Disamping itu perusahan-perusahan yang ada dalam
industry dasar dan kimia pada dasarnya memiliki modal kerja yang cukup besar
untuk membiayai kegiata operasionalnya, sebagai contoh industri metal and allied product yang memerlukan biaya besar untuk mengeruk isi perut bumi yang kemudian diolah menjadi besi, baja dan produk turunannya yang pada proses
tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar sehinga peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana perusahaan dalam industri dasar dan kimia memanajemenkan
modal kerja tersebut agar mendapatkan laba dan melihat apa pengaruh dari modal
kerja terhadap Return On Investmen (ROI).
Adapun jumlah perusahaan manufaktur sektor Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar tahun 2010-2012 dalam BEI dan mengeluarkan laporan keuangan
pada tanggal 31 desember 2012 berjumlah, hanya berjumlah 58 perusahaan.
Tabel 1.1 Rata-rata ROI, Current Ratio, Inventory Turnover dan
Working Capital TurnOver
Variabel Tahun
2010 2011 2012
Return On Investment (ROI) 0,047 0,067 0,055
Current Ratio (CR) 363,463 286,23 229,1
Inventory Turn Over (ITO) 9,31 8,22 6,21
Working Capital Turn Over (WCTO) (45,83) 17,96 4,54
Sumber : www.idx.co.id (diolah peneliti 2013)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui ROI perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2012. Perubahan ROI perusahaan terjadi karena berfluktuasi beberapa variabel,
diantaranya current ratio, inventory turnover, dan working capital turnover.
Perputaran modal kerja pada tahun 2011 mengalami peningkatan dan ROI
juga meningkat, sedangkan pada tahun 2012 perputaran modal mengalami
penurunan yang diikuti juga oleh variabel ROI juga mengalami penurunan yang
dimana dapat disimpulkan bahwa perputaran modal memiliki pengaruh terhadap
profitabilitas, hal ini berbeda dengan penelitian Rio (2011) yang mengatakan
bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.
Current ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan Return On Investment mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 Current Ratio
mengalami penurunan kembali yang kemudian diikuti oleh ROI yang juga
mengalami penurunan yang dimana dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap ROI, sedangkan menurut penelitian Relani (2008)
Inventory Turnover pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan ROI mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2012, Inventory Turnover juga mengalami penurunan yang juga diikuti oleh ROI yang juga mengalami
penurunan pada tahun 2012, sehingga dapat dilihat bahwa Inventory Turnover
tidak memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas. Sedangkan menurut penelitian
oleh Ririn (2009) mengatakan bahwa Inventory Turnover memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.
Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yang
membahas pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dilakukan oleh Ririn
(2009) dengan judul Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
menggunakan variabel antara lain: sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventory turnover ratio, receivable turnover ratio yang memberikan pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) sebagai variabel tidak bebas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan
hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial kelima
variabel penelitian berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA adalah financial debt ratio karena mempunyai t statistik paling besar dan probabilitas yang paling kecil.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Relani (2008) yang berjudul Pengaruh
Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak
rasio perputaran modal kerja sebagai variabel bebas serta ROI sebagai variabel
terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio lancar, rasio cepat dan rasio
perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun tidak
memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatma (2006) yang berjudul Pengaruh
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok
Merangir dengan variabel cash turnover, receivables turnover, inventory turnover
sebagai variabel bebas dan Return on Investment (ROI) sebagai variabel terikat dan metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda linear menunjukkan
hasil bahwa secara simutan variabel cash turnover, receivables turnover, dan
inventory turnover tidak memiliki pengaruh yang signikan terhadap return on investment (ROI). Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel cash turnover yang berpengaruh signifikan terhadap return on invetment
(ROI) PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok Merangir.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Pramudita (2013) dengan judul
Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja dan Struktur Modal Kerja Terhadap
Profitailitas Perusahaan (Analisis pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
dan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2007-2011). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perputaran kas, perputaran persediaan, rasio lancar dan rasio hutang terhadap
ekuitas dan variabel terikat ROI. Metode pengambilan sampel yang digunakan
sektor industri barang konsumsi. Data dianalisis memakai analisis regresi
berganda yang meliputi uji statistik deskriptif, uji penyimpangan asumsi klasik,
uji goodness of fit, dan menggunakan uji beda (Chow Test). Hasil analisis menunjukkan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri bahwa variabel
perputaran kas, dan rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh signifikan terhadap
ROI. Sedangkan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
hanya variabel perputaran persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap ROI.
Penelitian yang dilakukan oleh Rio (2011) dengan judul “Pengaruh
Efektivitas Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah Working Capital Turnover (WCTO), Receivabel Turnover (RTO), Inventory Turnover (ITO) sedangkan variabel terikatnya adalah Return On Investment (ROI) yang dimana variabel-variabel independen dan dependen diuji dengan menggunakan analisis statisktik SPSS 18.00 dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen dengan dependen
baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel working capital turnover, receivable turnover dan inventory turnover
memiliki pengaruh secara simultan terhadap return on investment. Sedangkan secara parsial hanya variabel inventory turnover yang memiliki pengaruh terhadap return on investment.
Penelitian yang dilakukan oleh kumala (2012) dengan judul “Pengaruh
Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Rokok Di
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2011) dengan variabel bebas modal kerja,
Tingkat perputaran modal kerja, rasio lancar, rasio kecukupan kas, dan variabel terikat return on investment (ROI). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program
SPSS 18. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel modal kerja yang
terdiri atas Tingkat Perputaran Modal Kerja, Rasio Lancar, dan Rasio Kecukupan
Kas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
profitabilitas untuk industri rokok Go-public yang terdaftar di BEI tahun 2004-2011. Sedangkan secara parsial, variabel modal kerja yang berpengaruh secara
parsial dan signifikan terhadap profitabilitas yaitu Tingkat Perputaran Modal
Kerja. Sedangkan Rasio Lancar dan Rasio Kecukupan Kas tidak berpengaruh.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Aulia (2011) dengan judul Analisis
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar Di BEI Periode
2004-2008)dengan variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran kas,
perputaran persediaan, perputaran piutang dan status perusahaan terhadap Return On Investment (ROI) perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Hasil kesimpulan penelitian ini adalah perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif
dan signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
terdahulu, maka penelitian ini akan mencoba menguji kembali variabel yang
sebelumnya pernah diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini pengelolaan modal kerja yang dianggap berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan terdiri dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio
(CR), rasio aktivitas yaitu Working Capital Turnover (WCTO) dan Inventory Turnover (ITO) baik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI) perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
2. Apakah pengelolaan modal kerja Inventory Turnover (ITO) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
3. Apakah pengelolaan modal kerja Working Capital Turnover (WCTO) secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan
manufaktur sektor industri dasar kimia yang terdaftar di BEI periode
2010-2012?
4. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory Turnover dan
Working Capital Turnover secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan (ROI) manufaktur sektor industri dasar dan kimia
yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012
2. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Inventory Turnover (ITO) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
3. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Working Capital Turnover
(WCTO) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode
2010-2012.
4. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital Turnover secara simultan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia
1.4 Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak:
1. Bagi Peneliti
a. Untuk memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU
b. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap
profitabilitas (ROI) perusahaan pada perusahaan industri dasar dan
kemasan subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI periode
2010-2012 sehingga mengetahui bagaimana cara mengelola modal
kerja secara lebih efisien untuk menjalankan suatu usaha yang
nantinya dapat diterapkan jika ingin membuat usaha sendiri.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian tentang pengelolaan modal kerja ini dapat dijadikan bahan
sebagai gambaran bagaimana kinerja perusahaan industri dasar dan kimia
sehingga dapat dijadikan bahan masukan untuk dipertimbangkan dalam
pembuatan kebijakan baru di dalam perusahaan daam rangka peningkatan
profitabilitas perusahaan tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan studi
pustaka bagi peneiti selanjutnya, yang ingin meneliti pengaruh
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Modal Kerja
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Pada masa sekarang ini dunia usaha dan industri sedang berkembang
dengan pesat dan menjadi pemegang peranan penting dalam pembangunan suatu
negara atau wilayah tersebut. Salah satu penentu berhasil atau tidaknya sebuah
usaha atau industri adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan tersebut dan
bagaimana pengelolaan modal kerja itu. Setiap usaha yang bergerak di bidang
apapun membutuhkan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan
operasionalnya, dimana perusahaan juga berharap bahwa modal kerja yang
mereka miliki dapat berputar kembali dengan cepat sehingga dapat memberikan
untung yang maksimal bagi mereka. Ada banyak pengertian modal kerja dalam
perusahaan menurut para ahli ekonomi yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya. Menurut Lukas Setia Atmajaya dalam Ririn Setiorini (2009:12), modal
adalah Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi
perusahaan. Menurut Kashmir (2008:248-249) dalam praktiknya pengertian dana
atau fund dibagi ke dalam beberapa pengertian yaitu: 1. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai)
Dana sebagai uang kas, artinya dana sepeti yang tertera di dalam neraca
dapat juga diartikan sebagai dana yang yang sesungguhnya dimiliki
perusahaan dan siap digunakan setiap waktu dibuthkan.
2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro
atau tabungan.
Dana sebagai uang yang disimpan di bank mengandung arti bahwa dana
tersebut ditempatkan dalam bentuk simpanan. Biasanya jenis simpanan
(rekening) yang dikelompokkan disini adalah rekening giro (demand deposit) dan rekening tabungan (saving deposit).
3. Dana dianggap sebagai modal kerja.
Dana sebagai modal keja merupakan dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki
jangka pendek.
4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
Dana diartikan sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan, artinya
seluruh harta perusahaan yang dimiliki perusahaann.
5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas.
Artinya semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan
dana.
Dana dalam penelitian kali ini khusus membahas dana yang dianggap
sebagai modal kerja. Menurut Agnes Sawir (2005:129) modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa atau untuk
membelanjai kegiatan perusahaan sehari-hari, dan selalu berputar dalam periode
tertentu dalam menopang usaha perusahaan (Bambang Riyanto 1998:58). Setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal kerja yang cukup dan bahkan
maksimal agar setiap keperluan atau kebutuhan perusahaan tersebut dapat
terpenuhi dengan baik pula. Jika sebuah perusahaan mengalami kekurangan kas
maka ia akan memiliki kesulitan atau gangguan dalam pembayaran hutang atau
kewajiban jangka pendek, sedangkan jika ia mengalami kekurangan persediaan
(inventory) perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak terjadi piutang (S. Munawir,
2004:116). Pemahaman arti modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka
menghitung kebutuhan modal keja. Pengertian modal kerja yang berbeda akan
menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja juga berbeda (Kamaruddin,
2002:2).
Menurut Kasmir (2008:250-251) modal kerja secara mendalam
terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva
lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana
untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering
disebut modal kerja kotor (gross working capital).
2. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada
lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih
atau net working capital.
3. Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki
dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin
banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat
meningkatkan perolehan laba. Demikian sebaliknya, jika dana yang
digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam
kenyataanya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
2.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja.
Dari pengertian modal kerja tersebut terdapat beberapa jenis modal kerja
yang ada di dalam sebuah perusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:4) jenis modal
kerja adalah:
a. Modal kerja permanen, modal kerja yang harus terus – menerus ada dalam
rangka kontinuitas usaha. Modal kerja permanen digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Modal kerja primer, yaitu modal kerja minimum
2. Modal kerja normal, modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi
normal dan bersifat fleksibel.
b. Modal kerja variabel, modal kerja yang mengalami perubahan sesuai dengan
situasi yang dihadapi perusahaan. Jenis modal kerja ini dibedakan atas:
1. Modal kerja musiman, yang mengalami perubahan karena fluktuasi
2. Modal kerja siklus, yang perubahannya mengikuti pola atau fluktuasi
konjuntur.
3. Modal kerja darurat (Emergency working capital). Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan
terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya.
Atas dasar keterangan di atas, jumlah modal kerja suatu perusahaan adalah:
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Modal Kerja Perusahaan
TOTAL MODAL KERJA
Sumber : kamaruddin (2002:5)
2.1.3 Unsur –unsur Modal Kerja
Modal kerja memiliki beberapa komponen yang sangat berpengaruh antara
lain: kas, surat –surat berharga, piutang, dan persediaan. Pengertian kas di sini
tidak hanya meliputi uang kas yang berada dalam perusahaan atau di bank,
melainkan juga termasuk investasi dalam surat-surat berharga jangka pendek yang
dapat digunakan dengan segera. Kas merupakan unsur modal kerja yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya.
Piutang adalah akun yang timbul akibat adanya kebujaksanaan penjualan
secara kredit. Semakin besar proporsi penjualan secara kredit akan memperbesar
jumlah investasi dalam piutang. Semakin besarnya jumlahnya piutang berarti Primer
PERMANEN
VARIABEL
Normal
Musiman
Siklus
resiko semakin besar, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitas
(Riyanto,2001:86)
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara
terus-menerus mengalami perubahan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar
kerugian karena kerusakaan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya
ini akan memperkecil keuntungan perusaahaan.
Investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga. Akibat kekurangan material, perusahaan tidak dapat
bekerja dengan luas produksi yang optimal. Ini berarti capital assets dan direct labor tidak dapat didaya gunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan mempertinggi biaya rata-rata yang pada akhirnya akan menekan keuntungan juga.
2.1.4 Peranan Modal Kerja
Pada hakekatnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan terus
berubah-ubah karena manajemen perusahaan selalu menggunakan modal kerja itu
untuk kebutuhan operasional peusahaan. Menurut Kamaruddin (2002:6) peranan
modal kerja bagi perusahaan ada 2 yaitu:
a. Menopang kegiatan produksi dan penjulaan atau sebagai jembatan saat
pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan
b. Menutup dana atau pengeluaran tetap dana yang tidak berhubungan secara
langsung dengan produksi dan penjualan.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Perusahaan dalam setiap periode membutuhkan modal kerja yang harus
segera dipenuhi oleh pihak manajemen. Tetapi pada kenyataanya terkadang modal
kerja yang dibutuhkan itu tidak selalu ada dan cukup. Sehingga manajemen harus
menaruh perhatian khusus bagi pemenuhan modal kerja dan segala faktor yang
mempengaruhi modal kerja. Menurut Kasmir (2008:254) ada beberapa fakor yang
mempengaruhi modal kerja antara lain:
a. Jenis perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri).
Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika
dibandingkan dengan perusahaan jasa.
b. Syarat kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan
cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja.
Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara
dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit Penjualan
barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk
membeli barang dengan cara pembayaran diangsur beberapa kali untuk
c. Waktu produksi
Artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin
lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka
akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula
sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk
memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang
dibutuhkan.
d. Tingkat perputaran sediaan
Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup
penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat
perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula
sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang
cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga
serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan
sediaan.
2.1.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Kebutuhan setiap perusahaan akan modal kerja wajib dipenuhi oleh pihak
manajemen perusahaan tersebut dengan berbagai cara dan bentuk. Menurut
Kasmir (2008:256) bahwa terdapat beberapa sumber modal kerja yang dapat
digunakan antara lain:
a. Hasil operasi perusahaan, adalah pendapatan atau laba yang diperoleh
ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya cadangan laba atau
laba yang belum dibagi.
b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga, selisih antara harga beli
dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun sebaliknya, jika
terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi,
otomatis akan mengurangi modal kerja.
c. Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang
masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan
saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.
d. Penjualan aktiva tetap, artinya yang dijual disini adalah aktiva tetap
yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini
dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.
e. Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah
obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga
dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih
diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.
f. Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama
pinjaman jangka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga
dapat digunakan, hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang
biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
g. Dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai
modal kerja. Dana hibah biasanya tidak dikenakan beban biaya
Jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan modal kerja yang
mereka miliki untuk membayar beberapa pengeluaran yang ada, maka akan terjadi
penurunan jumlah aktiva lancar yang mereka miliki. Sehingga manajmen
perusahaan harus teliti dan penuh pertimbangan dalm menggunakan modal kerja
mereka.
Menurut S. Munawir (2004:125), pengguanaan aktiva lancar yang
mengakibatkan turunya modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi
pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan,
supplier kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
b. Kerugian-kerugian yang di derita oleh perusahaan karena adanya
penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidental
lainnya.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan
obligasi, dana pensiun pegawai, dana ekspansi ataupun dana-dana
lainnya.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka
panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya
aktiva lancar atau tumbulnya utang lancar yang berakibat
berkurangnya modal kerja.
e. Pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotek,
penarikan atau pembelian kembali (untuk sementara maupun atau
seterusnya) saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan
utang jangka panjang diimbangi berkurang aktiva lancar.
f. Pengembalian uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik saham dalam perusahaan perseorangan dan
persekutuan atau adanya pembayaran dividen dalam perseroan
terbatas.
Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya
modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah
jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu
sendiri, yaitu pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya
menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar yang tidak
mengurangi modal kerja, seperti:
a. Pembelian efek (maketable securities) secara tunai
b. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.
c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, misalnya
dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes rceivable).
2.1.7 Manajemen Modal Kerja
Dalam praktiknya, perusahaan membutuhkan jumlah modal kerja yang
menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan berdasarkan jumlah biaya
operasional dalam menjalankan kegiatan produksinya. Oleh karena itu maka
manjemen perusahaan selalu berusaha agar dapat memenuhi kebutuhan modal
kerjanya, sehingga dapat meningkatkan likuiditas dari perusahaan tersebut. Jika
perusahaan sudah memiliki modal kerja yang cukup, maka manejemen juga harus
memperhatikan bagaimana pengelolaan modal kerja yang ada.Manajemen atau
pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan
usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan, Hanafi dalam Ekadini (2010).
Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan
buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat
terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam
pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam
penyediaan modal kerja, Tunggal dalam Ekadini (2010). Menurut Kasmir
(2008:252) secara umum tujuan manajemen modal kerja adalah:
a. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan
b. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban pada waktunya.
c. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelangganya.
d. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para
kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat.
e. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat
f. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan
penjualan dan laba.
g. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya niai
aktiva lancar
2.1.8 Rasio-rasio Modal Kerja
Menurut Sawir (2005:144), jenis-jenis modal kerja terdiri dari:
1. Kecukupan Aktiva Lancar
a. Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio) Current Ratio = Current Assets
Current Liabilities
Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak
dapat membayar tagihan-tagihannya pada masa mendatang. Rasio yang
tinggi mungkin mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan.
b. Rasio aktiva lancar terhadap total aktiva
Current Assets to Total Assets Ratio = Current Assets Total Assets
Rasio yang rendah mungkin menunjukkan kurangnya penjualan kredit
(piutang yang rendah) atau kurangnya dukungan untuk produksi dengan
persediaan yang cukup. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan
kebijakan pengumpulan piutang yang buruk atau persediaan yang besar.
c. Rasio aktiva lancar terhadap penjualan
2. Kecukupan Quick Assets
a. Rasio quick assetsterhadap kewajiban lancar (quick ratio) Quick Ratio = Quick Assets
Current Liabilities
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya.
b. Rasio quick assets terhadap total aktiva
Quick Assets to Total Assets Ratio = Quick Assets Total Assets
Rasio ini menunjukkan besar kas dan piutang dalam bauran total
aktivanya.
c. Rasio quick assets terhadap penjualan
Quick Assets to Revenues Ratio = Quick Assets
Revenues
Rasio ini memperlihatkan kecukupan kas dan piutang apabila
penjualan meningkat. Rasio ini juga menunjukkan kas dan piutang
yang berlebihan bila penjualan menurun.
3. Kecukupan kas
a. Rasio kas terhadap kewajiban lancar (cash ratio)
Cash Ratio = Cash
Current Liabilities
Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi
b. Rasio kas terhadap total aktivas
Cash to Total Assets = Cash Total Assets
Rasio ini merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya
likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap.
c. Rasio kas terhadap penjualan
Cash to Revenues Ratio = Cash Revenues
Rasio ini mengukur kecukupan kas dibandingkan dengan kegiatan
opersinya.
4. Arus Dana Dari Persediaan
a. Perputaran persediaan dalam kas (inventory turnover in cash) Inventory Turnover In Cash = Revenues
Inventory
Rasio ini mengukur berapa kali dalam 1 tahun sebuah perusahaan
menghasilkan penjualan yang sama dengan saldo persediaanya.
Perputaran 12:1 berarti penjualan 1 bulan 1 sama dengan saldo
persediaan.
b. Perputaran persediaan dalam unit (inventory turnover in units)
5. Exposure Dari Kewajiban Lancar
a. Rasio total aktiva terhadap kewajiban lancar (total assets to current liabilities ratio)
Total Assets to Current Liabilities Ratio = Total Assets Current Liabilities
Rasio ini mengukur porsi aktiva yang didanai oleh hutang jangka
pendek.
b. Rasio HPP terhadap utang dagang (COGS to a accounts payable ratio) COGS to Account Payables Ratio = COGS
Account Payables
6. Kecukupan Modal Kerja
a. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih
Total Assets to Net Working Capital Ratio = Total Assets Net WorkingCapital
Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas,
sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang
tinggi.
b. Rasio kewajiban lancar terhadap modal kerja bersih
Current Liabilities to Net Working = Current Liabilities Capital Ratio Net Working Capital
Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current ratio. Bila
rendah. Bila rasio ini rendah, current ratio akan tinggi,
mengindikasikan likuiditas tinggi.
c. Perputaran modal kerja (revenues to net working capital ratio) Working Capital Turnover = Revenues
Net Working Capital
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar
atas kewajiban lancar. Rasio yang tinggi mengindikasikan likuiditas
yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan rasio yang
rendah menunjukkan liuiditas yang tinggi.
2.2 Profitabilitas
2.2.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono
2001:130). Hal yang serupa dikatakan oleh Sartono (1998: 130) dalam Firnandy
(2007) bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi
keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk
menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau
investasi.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu berusaha untuk
mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan
digunakan (Kasmir, 2008:198). Setiap rasio profitabilitas tersebut digunakan
untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan tersebut melalui laporan
keuangan perusahaan.
2.2.2 Rasio-rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2008:198), dalam praktiknya jenis-jenis rasio yang dapat
digunakan adalah:
1. Profit Margin (Profit margin on sales)
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan
penjualan bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga
dikenal dengan nama profit margin.
Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut: a. Untuk margin laba kotor dengan rumus :
Profit Margin = Penjualan Bersih –Harga Pokok Penjualan (profit margin on sales) Sales
b. Untuk margin laba bersih dengan rumus :
Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax (EAIT) (profit margin on sales) Sales
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya.
Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal
sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian
pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas
dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus untuk mencari Return on Investment dapat digunakan sebagai berikut:
Return On Investment (ROI) = Earning After Interest and Tax Total Assets
3. Hasil Pengembalian Ekuitas
Hasil pengembaliana ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat demikan pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:
4. Laba Per Lembar Saham Biasa ( Earning per Share of Common Stock) rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio
yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan
pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan
pemegang saham meningkat. Dalam pengertian lain, tingkat
pengembalian yang tiggi. Keuntungan bagi pemegang saham adalah
jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia
bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak,
dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas.
Rumus untuk mencari laba per saham biasa adalah sebagai berikut:
Laba Per Lembar Saham = Laba saham biasa
Saham biasa yang beredar
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004:2) : ‘’laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut’’. Dalam
pengertian yang lebih sederhana menurut Kasmir (2012:7) : ‘’laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
Berdasarkan pengertian diatas, maka menurut penulis bahwa laporan
keuangan adalah sebuah laporan yang berisi informasi keuangan dari sebuah
perusahaan untuk periode tertentu yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi
keuangan perusahaan tersebut kepada pihak perusahaan dan pihak-pihak lainnya
yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
2.3.2 Jenis Laporan Keuangan
Menurut (Kasmir 2012:28-30) secara umum jenis-jenis laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
1. Neraca
Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu, yaitu posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban
dan ekuitas) suatu perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode tertentu, dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan
dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh serta jumlah biaya dan
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini,
laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya
4. Laporan Kas
Laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
kas.
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu.
2.4 Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
2.4.1 Hubungan Current Ratio (CR) Dengan Return On Investment (ROI)
Analisis Modal Kerja terhadap profitabilitas adalah sangat penting dalam
analisis laporan keuangan suatu perusahaan. Dimana tujuan setiap perusahaan
pada umumnya adaalah untuk memperoleh keuntungan /profit dari hasil kegiatan operasional perusahaan. analisis keuangan sangat penting bagi investor dan
kreditor. karena para investor enggan untuk berinvestasi ke suatu perusahaan
apabila memiliki laporan keuangan yang buruk.
Salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan modal kerja
yang dapat dialokasikan untuk kegiatan operasi perusahaan, dapat menggunakan
rasio lancar atau current ratio. Rasio lancar merupakan rasio yang terdapat dalam rasio likuiditas, yang membandingkan antara aktiva lancar terhadap hutang
(kewajiban) perusahaan dan bertujuan menunjukkan kemampuan aktiva lancar
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo .
Semakin besar penempatan dana pada sisi aktiva lancar perusahaan dibandingkan
kewajiban. Jika penempatan dana aktiva lancar besar, menunjukkan bahwa tingkat
likuiditas perusahaan baik, akan tetapi disisi lain peluang perusahaan untuk
memperoleh tambahan laba akan hilang, karena dana yang awalnya digunakan
untuk investasi oleh perusahaan akan dicadangkan guna pemenuhan likuiditas
perusahaan (Hastuti dalam pramudita, 2013:34) . Tingkat presentase rasio lancar
yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan juga tinggi. Tetapi,
semakin tinggi likuiditas perusahaan justru memperkecil perolehan profitabilitas
(Van Horne dan Wachowiczdalam pramudita,2013: 34)
2.4.2 Hubungan Inventory Turnover (ITO) Dengan Return On Investment
(ROI)
Inventory atau persediaan adalah elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu berputar dan mengalami perubahan. Perputaran
persediaan menggambarkan berapa kali persediaan dapat dikonversikan menjadi
kas selama satu periode. Perputaran persediaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki. Periode perputaran persediaan mampu menunjukkan
apakah terjadi kelebihan investasi dalam berbagai komponen persediaan sehingga
terjadi . Semakin tinggi perputaran persediaan, maka biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan dan perawatan barang digudang kecil sehingga menghemat
biaya. Semakin kecil biaya yang ditanggung oleh perusahaan maka semakin besar
2.4.3 Hubungan Working Capital Turnover (WCTO) Dengan Return On Investment (ROI)
Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja berputar dalam
suatu periode siklus kas dari perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur
efektifitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Diukur
dengan menggunakan rasio penjualan terhadap aktiva lancar (Working Capital Turnover) yaitu membandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan total aktiva lancar perusahaan pada periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran
tersebut semakin efektif penggunaan modal kerja. Hal tersebut menunjukkan
banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan. Penjualan yang tinggi
meningkatkan profitabilitas perusahaan sebaliknya tingkat perputaran yang rendah
menunjukkan adanya kelebihan modal kerja (Riyanto:2011)
2.5 Kerangka Pemikiran Konseptual
Menurut Sugiyono (2012:89) : ‘’Kerangka berpikir merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan’’. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis’’.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
Gambar 2.2 Kerangka Pemkiran Konseptual
Sumber : diolah peneliti, 2014
Return Of Investment (ROI)
Working Capital Turn Over (WCTO)
Modal Kerja Inventory Turn Over
(ITO) Current Ratio
(CR)
H1
H4
H3
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Modal Kerja
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Pada masa sekarang ini dunia usaha dan industri sedang berkembang
dengan pesat dan menjadi pemegang peranan penting dalam pembangunan suatu
negara atau wilayah tersebut. Salah satu penentu berhasil atau tidaknya sebuah
usaha atau industri adalah modal kerja yang dimiliki perusahaan tersebut dan
bagaimana pengelolaan modal kerja itu. Setiap usaha yang bergerak di bidang
apapun membutuhkan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan
operasionalnya, dimana perusahaan juga berharap bahwa modal kerja yang
mereka miliki dapat berputar kembali dengan cepat sehingga dapat memberikan
untung yang maksimal bagi mereka. Ada banyak pengertian modal kerja dalam
perusahaan menurut para ahli ekonomi yang berbeda-beda antara satu dengan
lainnya. Menurut Lukas Setia Atmajaya dalam Ririn Setiorini (2009:12), modal
adalah Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi
perusahaan. Menurut Kashmir (2008:248-249) dalam praktiknya pengertian dana
atau fund dibagi ke dalam beberapa pengertian yaitu: 1. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai)
Dana sebagai uang kas, artinya dana sepeti yang tertera di dalam neraca
dapat juga diartikan sebagai dana yang yang sesungguhnya dimiliki
perusahaan dan siap digunakan setiap waktu dibuthkan.
2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro
atau tabungan.
Dana sebagai uang yang disimpan di bank mengandung arti bahwa dana
tersebut ditempatkan dalam bentuk simpanan. Biasanya jenis simpanan
(rekening) yang dikelompokkan disini adalah rekening giro (demand deposit) dan rekening tabungan (saving deposit).
3. Dana dianggap sebagai modal kerja.
Dana sebagai modal keja merupakan dana yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki
jangka pendek.
4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
Dana diartikan sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan, artinya
seluruh harta perusahaan yang dimiliki perusahaann.
5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas.
Artinya semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan
dana.
Dana dalam penelitian kali ini khusus membahas dana yang dianggap
sebagai modal kerja. Menurut Agnes Sawir (2005:129) modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan