• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN (Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN (Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah tenunan makna, dengan tenunan itu manusia menafsirkan pengalaman mereka dan mengarahkan tindakan mereka1. Struktur sosial adalah bentuk yang diambil oleh tindakan itu, tidak lain agar tindakan itu berfungsi dalam sistem sosial masyarakat. Adanya kebudayaan secara tidak langsung menjaga stabilitas dan kelangsungan hidup pada masyarakat, karena tanpa kebudayaan masyarakat kurang memiliki arti.

Semua daerah mempunyai kebudayaan masing- masing, tradisi dan kearifan lokal sendiri yang patut dihargai, karena budaya itulah setiap masyarakat mempunyai ciri khas. Budaya bisa menyatukan setiap masyarakat dengan masyarakat yang lain, maka dari itu suatu budaya harus tetap dijaga dengan baik. Percaya atau tidak bahwa setiap daerah baik Kota maupun Desa memiliki budaya sendiri-sendiri, tidak terkecuali masyarakat kepulauan Sapeken.

Budaya yang terkandung disetiap daerah beraneka ragam, bahkan dari Sabang sampai Merauke setiap daerah mempunyai tradisi yang di yakini kebenarananya oleh mereka masing-masing diri mereka. Tradisi merupakan hal yang terjadi berdasarkan hasil pemikiran, interaksi, dan asimilasi dari pada manusia2. Tradisi dari hasil pemikiran atau interaksi banyak sekali di indonesia yang sampai saat ini bertahan, meski tradisi tersebut berbeda baik corak ataupun pelaksanaanya, namun substansi di dalam tradisi tersebut tetap sama, salah satu nya adalah tradisi Sundrang di masyarakat Sapeken.

1

Budi Susanto SJ. 1992. Kebudayaan dan agama. Kanisius. Jogjakarta: hal.75 2

(2)

2

Sapeken merupakan daerah kepulauan yang berada di ujung pulau Madura, yang secara pemerintahan masih ikut Kabupaten Sumenep.Kepulauan Sapeken yang Notabene penduduknya berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) sehingga budaya yang ada di kepulauan Sapeken tidak jauh berbeda dengan Sulawesi selatan. Salah satu budaya yang ada di kepulauan Sapeken adalah Sundrang.

Tradisi Sundrang ini dibawa oleh suku bugis yang hampir membumi dibumi di tanah Indonesia, salah satunya adalah kepulauan Sapeken. Tradisi Sundrang merupakan proses pembayaran yang dilakukan oleh pihak laki-laki

sebelum melakukan pernikahan. Tradisi Sundrang ini bentuk pembayarannnya sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang akan melakukan pernikahan, dan yang membayar Sundrang tersebut adalah dari pihak laki-laki.

Sundrang biasanya terjadi ketika seorang laki-laki datang melamar kepada

pihak perempuan,dan disanalah nanti akan terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak terkait berapa yang akan dibayar kepada pihak perempuan. Biasanya tradisi yang ada dikepulauan Sapeken yang menentukan jumlah pembayaran adalah langsung dari pihak perempuan. Pihak laki-laki harus menyanggupi jika penikahan akan berlajut, karena jika tidak sanggup membayar Sundrang yang sudah ditentukan, besar kemugkinan pernikahan akan batal.

Sundrang yang ditentukan oleh pihak perempuan pada biasanya jika tidak

(3)

3

insan yang akan saling mengikat diri dalam suatu status resmi tunduk kepada keputusan- keputusan yang muncul dari komunikasi tersebut, dalam hal ini perlu dijelaskan nanti akan komunikasi yang di lakukan oleh kedua belah pihak tentang Sundrang yang sebenarnya.

Seyogyanya Perlu diketahui nanti apakah Sundrang ini memang sama statusnya dengan mahar, atau apakah hanya sebatas sumbangan yang wajib di berikan oleh pihak laki-laki. Memang dalam tradisi Sundrang ini pembayarannya adalah keharusan yang harus di penuhi, maka tidak ada bedanya dengan mahar dalam konteks sifat, namun dalam hal ini Sundrang diberikan sebelum acara penikahan dimulai, sedangkan mahar diberikan pada saat ijab qabul, maka dari itu harus mampu membedakan antara Sundrang dan mahar.

Masyarakat Sapeken secara umum adalah orang- orang yang fanatik akan agama. Mayoritas mereka beragama islam, namun mereka juga mempunyai budaya adat yang mereka yakini kebenarannya hingga saat ini salah satunya adalah budaya Sundrang, mereka meyakini dan tetap mengikuti terhadap hokum pemerintah atau aturan agama, namun mereka tidak menghilangkan budaya lokal yang mendarah daging pada diri mereka, meski budaya Sundrang ini tidak banyak persamaan hukumnya dengan budaya lokal.

Sundrang yang dimaknai sampai hari ini adalah keharusan pemberian yang

(4)

4

dalam membayarnya. Kondisi riel dalam melakukan tradisi Sundrang pihak wanita tidak melihat kondisi dari pihak laki-laki, hingga terkadang dirasa memberatkan kepada pihak laki- laki.

Sundrang saat ini diposisikan sama dengan mahar, adalah sama- sama

harus diberikan meski Sundrang tidak wajib diberikan jika melihat dari sisi agama, tapi wajib menurut hukum tradisi yang berlaku di kepulauan Sapeken. Sundrang ini masih dilakukan dikepalaun Sapeken adalah karena sudah menjadi tradisi yang selalu dilakukan dan telah membudaya pada diri masyarakat Sapeken. Mengacu terhadap Hukum Negara Indonesia yang dijelaskan dalam UU perkawinan Nomer 1 tahun 1974 bahwa, “Tidak menetapkan jumlah mahar minimal atau maksimal dan tidak menggagalkan suatu perkawinan jika tidak

terpenuhi.” Dari landasan ini sangat jelas menjelaskan bahwa Negara tidak membatasi atau menghalangi suatu perkawinan berdasarkan Mahar.

Saat ini kadangkala masyarakat yang melakukan tradisi Sundrang tidak melihat tingkat sosial dari masyarakat tertentu, sehingga seringkali terjadi ketidak harmonisan dalam pihak keluarga laki-laki terhadap kelurga perempuan. Hal itu terjadi karena sering kali memberatkan pihak laki- laki jika dari pihak perempuan tidak memandang status sosial pihak laki-laki. Bahkan pemberatan disini terjadi karena egosintrisme dari pihak perempuan yang menganggap bahwa keluarganya

terhormat atau dalam kategori “cantik”.

(5)

5

masyarakat kepulauan Sapeken berdasarkan isi kandungan yang sebenarnya.Tradisi yang menajadi turun temurun dari leluhur harus tetap di pertahankan agar tidak hilang, namun ada hal yang harus dilihat, yaitu peradaban yang sudah mulai maju, dan tradisi tersebut harus mampu beradaptasi dengan peradaban baru ini.

Sundrang adalah pemberian yang diberikan oleh pihak laki-laki terhadap

pihak perempuan, Sundrang disini pada biasanya diberikan dengan jumlah uang tunai minimal 5.000.000 dan bahkan ada yang sampai puluhan juta. Sundrang disini tidak melihat apakah pihak laki- laki dari kalangan bawah atau atas, yang terpenting adalah pihak laki-laki mampu membayar. Bahkan pernah terjadi pihak laki-laki yang dari golongan kebawah dan di mintai Sundrang yang mahal. Namun pada biasanya semua itu akan dibicarakan kedua belah pihak akan kelanjutannya. Bagi orang golangan menengah ke atas mungkin itu bisa terbayar, namun bagi golongan menengah kebawah hal itu sangat memberatkan karena tidak semua orang kepulauan Sapeken mempunyai harta yang banyak.

(6)

6

Sundrang sebagai budaya lokal bagaimanapun juga diyakini akan

mempererat tali silaturahmi bagi semua masyarakat, maka tidak boleh hilang dan harus tetap di pertahankan. Sundrang adalah salah satu budaya lokal yang sampai hari ini dipertahankan oleh masyarakat kepulauan Sapeken, namun dengan kondisi saat ini Sundrang bisa saja menjadi awal ketidak harmonisan antar keluarga. Karena seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa Sundrang terkadang memberatkan bagi masyarakat tertentu yang tidak bisa membayarnya.

Manusia diciptakan saling berpasang-pasangan, semua manusia menginginkan pernikahan karena merupakan awal terbentuknya suatu masyarakat, mereka berfikir bahwa mereka bukan binatang namun manusia yang mampu berinterkasi dengan yang lain. Konsep dasar interaksionisme simbolik menurut George Herbert Mead bahwa, “manusia dibekali kemampuan untuk berfikir, tak seperti binatang dan melakukan interkasi sosial, berinterkasi akan terjadi suatu tindakan yang saling berkaitan dan akan membentuk suatu kelompok atau

masyarakat.”3

Adanya pernikahan tersebut sebenarnya bagaimana individu menjadi masyarakat yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka masing- masing, salah satunya dengan adanya pernikahan akan memberikan suatu keturunan bagi mereka yang menikah. Maka dengan itu adanya pernikahan seharusnya tidak memberatkan atau tidak dihalang-halangi oleh suatu budaya yang diyakini kebenarannya.

Seharusnya Sundrang menjadikan awal kebahagian bagi seseorang bukan penghalang seseorang untuk bahagia, namun dengan kondisi saat ini Sundrang

3

(7)

7

terkadang menjadi problem bagi masyarakat tertentu dikepulauan Sapeken.

Dijelaskan pula dalam kitab ihya’ ulumuddin bahwasanya pinangan atau melamar

seorang perempuan adalah salah satu bentuk tatakrama yang harus dilakukan. Namun terkait masalah mahar itu tidak dibatasi harus berapa jumlahnya, malah dari syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam berumah tangga ada delapan: yaitu, agama, akhlaq yang baik, mahar yang ringan, anak, keperawanan, dan nasab serta bukan kerabat dekat.4

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa terkait mahar dan atau Sundrang bukan keharusan untuk diberikan dalam jumlah yang besar, yang jelas bagaimana dari pihak laki- laki mampu membayarnya. Bahkan Rasulullah pun pernah menjelaskan terhadap sahabat bahwa, memang engkau tidak mempunyai mahar atau Sundrang untuk diberikan kepada perempuan maka apa saja yang ada dalam dirimu itulah yang dijadikan Sundrang “ilmu pengetahuan yang dimiliki”.

Perbandingan antara tradisi Sundrang yang ada di masyarakat pulau Sapeken juga berada pada masyarakat Desa burujolkulon Kecamatan jatiwangi kabupaten majalengka yang merupakan ada persamaan dalam tradisi pemberian untuk calon perempuan. Desa burujolkulon kec. Jatiwangi kab. Majalengka ini harus memberikan perabotan berupa lemari, kursi, meja, kasur, alat- alat kosmetik (isi rumah) dll. Tradisi ini juga tidak memandang kelas sosial dari pihak laki-laki dan itu diberikan sebelum pernikahan. Saat ijab qabul mahar yang di tentukan oleh si perempuan hanya berupa perhiasaan minimal 2gram maksimal 5gram.

4

(8)

8

Pihak laki-laki yang ingin menikah harus mempersiapkan dana yang besar, meski juga dibantu oleh sanak saudaranya5.

Budaya lokal memang menjadi keharusan yang harus di pertahankan agar tidak hilang, jika budaya lokal bisa membuat masyarakat tercerai berai maka apa salahnya jika budaya tersebut mulai di inovasi berdasarkan kebutuhan masyarakat hari ini. Adat dibuat oleh manusia untuk kepentingan manusia, karena kestabilan dan tata tertib masyarakat diharap terpelihara melalui dan oleh adat. Adat yang dahulu mungkin baik, belum pati cocok dan baik untuk masa kini. Kalau adat di ciptakan oleh manusia dan demi manusia, mengapa (dalam hal ini mereka yang menjadi tua-tua adat) tidak mau mengadakan perubahan itu? Dengan mengadakan perubahan dalam adat di harapkan suatu keadaan menjadi lebih baik.

Penulis mengangkat judul ini ingin memahamai bagaimana masyarakat memandang Sundrang, apakah itu kewajiban yang harus dipenuhi atau apakah kebiasaan yang mendarah daging yang tidak bisa di tinggalkan, karena kami melihat dengan adanya Sundrang seperti ini tidak menutup kemungkinan semakin akan memperjelas adanya kelas- kelas pada masyarakat tertentu. Mengetahui makna Sundrang maka tidak akan salah dalam menafsirkan dan melakukannya.

Penulispun secara pribadi menginginkan bagaimana masyarakat memandang atau memahami Sundrang berdasarkan tradisi adat yang berlaku hingga saat ini, pemahaman akan Sundrang apakah hanya menjadi seremonial yang tidak bisa di korelasikan dengan Nilai-nilai yang lain. Melihat dari besarnya Sundrang yang diberikan maka Penulis ingin tahu apakah Sundrang ini menjadi

5

(9)

9

harga pembelian yang dilakukan oleh seorang laki- laki terhadap seorang perempuan.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, penulis ingin mendalami dan menganalisa permasalahan di atas. Sehingga penulis mengangkat judul “Makna Sundrang Bagi Masyarakat Sapeken”. (Studi pada Dusun Sepangkur Besar, Desa Sabuntan, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang di angkat adalah “Bagaimana Makna Sundrang bagi Masyarakat Sapeken

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendiskripsikan, dan menganalisa makna Tradisi Sundrang secara sosiologis dalam kultur masyarakat Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken kabupaten Sumenep.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan nantinya bermanfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengembangan studi keilmuan mahasiswa dalam kajian teori sosiologi khususnya kajian teori Interaksinosme Simbolik George Herbert Mead. Sebagai penguatan pada teori Interaksi Simbolik yang meliputi: Self, Mind, and Society.

(10)

10 2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap masyarakat Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep akan makna Sundrang yang sebenarnya.

b. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi refrensi atau bahan masukan bagi perangkat Desa ataupun lembaga- lembaga terkait yang menanganinya agar mampu menjelaskan dengan baik terhadap masyarakat Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep terkait makna Sundrang.

E. Defenisi Konsep 1. Makna

Makna adalah produk sosial, diciptakan karena belum ada sebelumnya,

dan tidak bersifat begitu saja. “makna dari sesuatu untuk seseorang muncul dari

cara orang lain bertindak pada pihak lain dengan memperhatikan sesuatu. Tindakan mereka berjalan untuk mendefenisikan sesuatu bagi orang lain6.

2. Budaya

Elli, budaya merupakan bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta budhayah yaitu jamak kata dari budhi yang berarti budi atau akal. Kemudian pengertian tersebut berkembang dalam arti culture yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia utuk mengolah dan mengubah alam.7

3. Sundrang

6

Rakhmat K. Dwi susilo. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Biografi Para Peletak Sosiologi Modern. Jogjakarta: Ar-Ruzmedia. h.168

7

(11)

11

Mahar secara Etimologi adalah maskawin, sedangkan menurut terminology adalah pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi sang istri kepada calon suami.

Sundrang merupakan penyerahan sejumlah uang terhadap calon mertua perempuan untuk mempersunting anak gadis nya. Tradisi ini tidak lain adalah suatu persyaratan yang merupakan kesepakatan atau tawar menawar antara pihak pria dengan orang tua si perempuan. Tujuannya untuk memberikan lampu hijau bagi sang pria untuk mempersunting si gadis8.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan batasan penelitian agar data yang dianalisa lebih terarah dan mendalam. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu makna Sundrang bagi masyarakat Sapeken agar mampu memahami baik secara normatif atau pun secara filosofis.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan atau menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di lokasi penelitian. Taylor dan Bogdan mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data diskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang telah diteliti9. Menurut Mayer dan Greenwood, Deskripsi kualitatif semata-mata

8Liat bulletin tanwirul afkar hasil olah fikir kader ahli fiqh ma’had aly sukorejo situbondo. Edisi:memotret tradisi Sundrang. 209

9

(12)

12

mengacu pada identifikasi sifat- sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, peristiwa10

Alasan menggunakan pendekatan dan jenis penelitian ini karena maksud dan tujuan pelaksanaannya untuk menjabarkan atau mendeskripsikan bagaimana pemahaman dari masyarakat Sapeken terkait persoalan Sundrang yang notabenenya adalah sebuah tradisi yang sampai saat ini di lakukan. Dalam rangka menjabarkan permasalahan diatas akan lebih tepat jika menggunakan pendekatan dan jenis penelitian diatas.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Sepangkur Besar Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep. Alasan memilih lokasi tersebut dikarenakan terdapat keunikan dari budaya Sundrang yang selama ini menjadi keharusan bagi masyarakat untuk dilakukan ketika ingin melakukan pernikahan, uniknya di sana Sundrang bisa membatalkan suatu pernikahan jika tidak terpenuhi oleh pihak laki- laki. Sering kali terjadi disana seseorang yang mau menikah tidak bisa melanjutkan karena keterbatasan biaya yang diberikan, secara tidak langsung hal ini sudah keluar dari koridor hukum agama ataupun hukum Negara, tidak pada hukum adat.

3. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan subjek dengan Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam

posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan11.Menurut Sugiyono purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

10

Ulber Silalahi, MA. 2012. Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama. Bandung: hal. 27 11

(13)

13

pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan untuk menjelajahi obyek/situasi sosial yang ingin diteliti12. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. tokoh adat, sebagai orang yang mampu menjelaskan dan mengetahui asal muasal tradisi Sundrang satu (1) informan.

b. tokoh agama (islam), sebagai tokoh yang mampu dan bisa dijadikan panutan akan benar dan tidaknya tradisi itu dilakukan. Pengokohan dan mempertahankan nilai- nilai didalam Sundrang satu (1) informan.

c. kepala Desa, sebagai lembaga yang memegang pemerintahan dan mengetahui kondisi masyarakatnya satu (1) informan.

d. masyarakat biasa yang melakukan tradisi Sundrang baik pihak laki-laki atau perempuan.

4. Teknik Pengumpulan Data

.aWawancara

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan responden untuk mendapatkan informasi tentang isu- isu yang menarik minat peneliti13. Mashud14 mendifinisikan wawancara (interview) sebagai salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian untuk mendapatkan informasi (data) dari responden denga cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face). Namun dalam perkembangannya, wawancara tidak harus dilakukan secara

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.219.

13

Ulber Silalahi, MA. Opcit. hal. 312 14

(14)

14

berhadapan langsung. Melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet.

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam wawancara adalah mendatangi kantor Kecamatan untuk menyerahkan surat penelitian sebagai pemberitahuan, kemudian langsung datang kemasyarakat yang sudah di tentukan sampelnya. Langkah awal yang di datangi adalah kepala Desa selaku pemegang pemerintahan yang harus menunjukkan ijin penelitian, kemudian mendatangi tokoh masyarakat yang banyak tau tentang tradisi Sundrang, kemudian mewancarai masyarakat setempat.

Penelitian ini menggunakan wawancara semistruktur yaitu dengan kondisi dimana peneliti sewaktu-waktu dapat membuat, mempersiapkan dan menggunakan pedoman wawancara ketika kegiatan wawancara berlangsung. Namun juga dapat melakukan wawancara secara bebas ketika menemukan pokok bahasan baru selama mengikuti alur wawancara.

b Observasi

Kartono15 mengemukakan bahwa, observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.Lebih lanjut Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2010: 226)16 membagi observasi menjadi tiga, salah satunya observasi non partisipan.

Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti datang ke tempat kegiatan orang atau subjek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Objek yang diobservasi nantinya misalnya seperti

15

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung : Alumni, 1986), hal.142. 16

(15)

15

tetangga terdekat namun mereka faham akan budaya Sundrang tersebut,meski tidak ikut melakukan dalam acara pernikahan tersebut.

Peneliti melakukan observasi kembali untuk melihat validitas dari hasil wawancara yang telah di lakukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid peneliti mengecek kebenarannya, tidak menutup kemungkinan peneliti akan mendapat data yang baru untuk didalami kembali terkait Sundrang hingga harus melakukan observasi kembali.

c Dokumentasi

Teknik ini dilaksanakan dengan menggunakan pencatatan terhadap berbagai berbagai dokumen-dokumen resmi, laporan-laporan, maupun arsip-arsip yang tersedia.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bahan-bahan yang menunjang terhadap topik penelitian, menambah kelengkapan data yaitu mengenai makna Sundrang bagi masyarakat Sapeken.

Cara melakukan studi dokumentasi ini yaitu dengan datang langsung ke lapangan untuk mengambil data-data berupa dokumen tulisan atau foto-foto yang berhubungan dengan tema penelitian. Bisa juga peneliti mendapatkan data sekunder yang bisa di dapatkan dari koran, dukumen- dukumen resmi yang kira- kira bisa memberikan penjelasan tambahan menegenai penelitian yang dilakukan.

5. Teknik Analisa Data

Menurut miles dan Huberman17 kegiatan Analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data kualitatif dengan model analisa interaktif dengan melalui empat tahapan, yaitu sebagai berikut :

17

(16)

16 Gambar 1.1

Model analisa data oleh Miles dan Huberman

Sumber : Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010 : 183) a Pengumpulan Data

Kegiatan mengumpulkan data yang diperoleh dari subjek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian.

.b Reduksi Data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari catatan-catatan di lapangan18. Kegiatan ini dilakukan sebagai cross ceck secara terus menerus selama penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang obyektif.

Data yang ditemukan di lapangan kemudian diedit, dipilah, dan dianalisa sehingga lebih terfokus dan mendalam pada maksud dan tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.

18

(17)

17 c Sajian Data

Sajian data merupakan Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan19. Sekumpulan data diorganisir secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai dengan apa yang dikaji sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian. Penyajian data dalam penelitian ini nantinya akan berhubungan dengan rumusan masalah dan tujuannya, yaitu untuk

mengetahuai “makna Sundrang bagi masyarakat Sapeken”.

d Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian yang dilakukan karena merupakan suatu bentuk penyelesaian (finishing) dari kegiatan penelitian. Dalam proses penarikan kesimpulan ini, dimaksudkan untuk menganalisa berdasarkan landasan teori yang digunakan sehingga mendapatkan keterangan dan makna dari data-data yang telah didapatkan. Kemudian pemberian kesimpulan yang analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi.

6. Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Dengan demikian data

yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian20. Dalam penelitian

19

Opcit. hal.340 20

(18)

18

kualitatif pengujian keabsahan data salah satunya yaitu dengan menggunakan trianggulasi.

(19)

i

MAKNA

SUNDRANG

BAGI MASYARAKAT SAPEKEN

(Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken

Kabupaten Sumenep)s

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Sosiologi

Oleh:

Basari Alwi

(201010310311017)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(20)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Basari Alwi

Nim : 201010310311017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Sosiologi

Judul Skripsi : MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN (Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabuipaten Sumenep)

Disetujui

(21)

iii

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Basari Alwi

Nim : 201010310311017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Sosiologi

Judul Skripsi : MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN (Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabuipaten Sumenep)

Telah di pertahankan di hadapan dewan penguji ujian skripsi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi Dan dinyatakan LULUS

Disetujui Pada hari : kamis

(22)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : Basari Alwi Nim : 201010310311017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Sosiologi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul:

MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN

(Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken) Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan in saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Agustus 2015 Yang menyatakan

(23)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Basari Alwi

Nim : 201010310311017

Fakultas : ilmu sosial dan ilmu politik Jurusan : sosiologi

Judul Skripsi : MAKNA SUNDRANG BAGI MASYARAKAT SAPEKEN (Studi di Dusun Sepangkur Besar Desa Sabuntan Kecamatan Sapeken Kabuipaten Sumenep)

Pembimbing : 1. M. Hayat, MA

(24)
(25)

vii

C.1. Analisis Pemikiran George Herbert Mead tentang Interaksinionisme Simbolik ... 30

C.2. Lingkup Pembahasan Teori Interaksionisme Simbolik Mead ... 30

C.3. Subtansi dan Perbincangan Interaksi Simbolik George Herbert Mead ... 32

C.4. Interaksi Simbolik dalam Realitas Sosial ... 33

a. Sikap-isyarat (Gestur) ... 33

b. Simbol-simbol Signifikan ... 34

(26)

viii

A.9. Diskripsi Masyarakat Dusun Sepangkur Besar ... 54

B. Diskripsi Tradisi Sundrang ... 58

B.1. Sejarah Sundrang ... 58

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ... 66

A. Penyajian Data. ... 66

B. Gambaran Umum Informan ... 66

C. Proses atau Tahapan Sebelum Pernikahan ... 69

C.1. Mattok ... 70

(27)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Maha Suci Allah yang maha sempurna, Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan dan pengetahuan kepada seluruh makhluk.

Sholawat Ma’a salam semoga tetap terahturkan kepada junjungan Nabi

muhammad SAW yang mampu mebangkitkan ghirah keintelektualan dimuka bumi, yang mampu memberi jalan kearah yang lebih baik, dialah Nabi yang ammpu mengangkat derajat kaum perempuan (Emansipasi) hingga hari in.

1. Bapak Prof. Dr. Muhadjir Efendi, M.AP. Selaku Rektor universitas Muhammadiyah Malangserta seluruh jajaran pembantu Rektor dan seluruh staf Rektorat UMM.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, beserta pembantu Dekan I, II, dan III.

3. Bapak Muhammad Hayat, MA selaku ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, sekaligus selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dan telah membimbing penulis.

(28)

x

5. Bapak ibu Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Akhirul kalam semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh ummat manusia, khusunya kawan- kawan Sosiologi dan Masyarakat sepangkur Besar. Tiada besar harapan kami selain kritikan dan saran karena tentu saja banyak kelemahan dan kekurangan di dalamnya, hingga pada akhirnya akan menyempurnakan penelitian ini.

Billahitaufiq walhidayah

Wassalamualaikum wr. Wb

Malang, 30 Agustus 2015 Penulis,

(29)

xi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah karena Dialah Tuhan yang maha sempurna lagi maha besar, yang menguasai seluurh jagad raya ini, menguasai langut dan bumi serta segala isinya. Tiada yang pantas dihaturkan selain menyembah dan selalu berserah diri kepadanya, atas segala pemberian dan karunia baik lahir maupun batin kepada semua umat manusia. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Yangmampu menyadarkan umat manusia dari zaman kegelapan pengetahuan akan kebenaran hingga zaman terangnya ilmu pengetahuan.

Skripsi ini merupakan bagian kecil dari ilmu pengetahuan yang di berikan oleh Tuhan, serpisah ilmu pengetahuan yang disusn dari sebuah aksara menjadi kata lantas terangkai menjadi sebuah kalimat yang mungkin mampu memberikan manfaat bagi makhluk yang lain. Tiada ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat suatu saat nanti jika tidak diikat dalam sebuah tulisan, inilah kiranya alasan skripsi ini mejadi simbol dari tidak berdayanya akal dan fikiran untuk menampungnya hingga harus di tuangkan dalam sebuah tulisan yang penuh keterbatasan dan kekurangan.

Penelitian (skripsi) ini tiada akan rampung tanpa bantuan dari semua pihak, meski harus menelan waktu yang lama, namun semua akan selesai jika dikerjakan dengan tanpa melihat waktu yang lama, dimanapun kita berada disnalah i,mu pengetahuan berada. maka dari itu skripsi kami akan persembahkan kepada kalian semua orang yang telah membantu. Maaf jika nantinya tidak semua nama bisa masuk didalamnya, tapi percayalalah skripsi kami persembahkan kepada kalian semua.

(30)

xii

pengetahuan yang telah Tuhan berikan kepadaku sebagai wujud terimmakasihku kepadamu, meski ini tiada apa-apa dibanding apa yang telah kalian berikan kepadaku, namun kiranya persembahan skripsi ini mampu membuat kalian tersenyum bahagia, karena aku memang tidak akan pantas untuk membalasnya.

 Kepada para sahabat yang selama ini menemani baik dalam berdialektika maupun suka dan duka. Chairul, inilah sahabat yang selalu mengkritisi setiap rangkain skripsi ini, namun masukan dan kritikan menjadikanku sadar bahwa pribadi ini masih rendah, untukmu sahabat, selama masih ada waktu dan peluang, ammbillah...! karena waktu tidak akan bisa terulang kembali. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu selama engkau masih mampu menggapainya. Dan kepada Ach Yulianto, sahabat yang satu ini masih dalam proses pencararian jodoh, memilih yang baik diantara yang baik itu memang baik baik, namun percayalah tidak selamanya yang baik dedapan mata akan selalu baik dalam takaran yang engkau minta. Tentukan salah satu diantara mereka dan cepatlah menikah, umurmu sudah tidak muda.

 Kepada sahabat yang sama-sama berjuang dengan canda dan tawa saat kuliah. Nur Ahmad, manusia cerdas dan selalu di perhintungkan di kelas ataupun diluar kelas. Nur Laily sahabat yang pintar, puitis, namun tidak mampu mengambil sebuah keputusan. Luluk Tembem sahabat yang tidak tau kalau dirinya mampu, dan seringkali menjengkelkan namun pintar dengan rayuan. Untuk para kawan-kawan sosiologi 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

(31)

xiii

pandai menggaetnya, hanya tidak akan di respon. Cepatlah tentukan siapa diantara mereka yang pantas bersanding denganmu.

 Kepada para sahabat sekaligus senior yang yang ada di keluuarga besar HMI ISIP UMM, Iradat Taqwa, Anhar Putra I, Ahmad Syifaurrahman, Kid, Burhan Hernandes, Alfian, Sari Ningtiyas, Akis Jazuli, Adamri Muis, Dian Rosamal, Salim Yarkuran, Didi Febriandi, Haris Samsuddin, Ajis, Fadil, Febri, Shandy, Agung K, Ajen, Lidia, Siti Imrooatussaliha, Taufiq Fuadi, Dafi Husnarrijal, Haeril, Lilis Ayu, Reny Hasmy, Wardah Kusuma W, Risman, Jams, Eros, Adi Alimudin, Djadu R, Makruf, Rijal, Andy, Nisa, Mayeda, Dayat, Arum M, Nurhikah (Oneng), Nawawi, Ckiyar, Fifi, Deka, Nuril, Dini Devgan, Haedar, Salim Arab, Alfi, Sari Manja, Wedi Wongso, Basri, Dhani, Fais, Nevi, Tasya (Acha) dan semua kawan-kawan HMI ISIP dan tidak tersebutkan di sini namanya baik dari angkatan 2008- 2015. Dan kepada keluarga besar HMI Korkom UMM pada 10 komisariat yang selama ini tidak ragu untuk diajak berdealiktika bersama.

 Kepada para makhluq yang pernah bersembunyi di lubuk hati ini, ucapan terimakasih kepada kalian semua, karena dari kalian aku belajar arti kehilangan dan kesalahan. Dan kepada makhluq yang hingga saat ini menemani, terimakasih telah mengajriku arti dari sebuah kata mempertahankan dari sebuah kebosanan, sabar suatu kata yang kuajari agar kita selalu bertahan. Dan kepada sahabat yang baru ketemu dan selalu membantu untu merampungkan skripsi ini, Novi ucil terimakasih kuucapkan karela telah membantu dan yang selama ini kuanggap bagian dari Unik hingga pantas untuk menggantikannya untuk sementara karena keduanya akan selalu sama.

Akhirul kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua masyarakat, bermanfaat bagi mahasiswa untuk refrensi dalam kajian sosiologi. Tiada kata yang pantas di ucapkan selain ucapan terimakasih kepada kalian semua dan maaf jika perkataan hingga tindakan yang terlanjur dilakukan. Kritik dan saran kawan-kawan kami selalu nantikan sebagai sebuah perubahan.

Billahitaufiq Walhidayah

(32)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 48

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 49

Tabel 3.3 Mata Pencaharian ... 50

Tabel 3.4 Potensi Desa ... 51

Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana ... 52

Tabel 4.1: Identitas informan berdasarkan usia ... 67

Tabel 4.2: Identitas informan berdasarkan tingkat pendidikan ... 68

(33)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model analisa data oleh Miles dan Huberman ... 16

Gambar 2.1 Kerangka Teori Mead ... 39

Gambar 2.2 Skema Proses Terjadinya Makna Menurut Mead ... 41

Gambar 2.3 Mind Mapping ... 44

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sabuntan ... 54

Gambar 3.2 Masyarakat sedang menuju kerumah si perempuan ... 62

Gambar 3.3 Proses meminang perempuan ... 63

Gambar 3.4 Kesepakatan di antara pihak laki-laki dan perempuan ... 64

Gambar 3.5 Tamu perempuan dan barang yang dibawa ... 65

Gambar 4.1 Proses dimana masyarakat yang ikut terlibat mengiring calon mempelai laki-laki menuju kerumah perempuan ... 78

Gambar 4.2 Perwakilan pihak laki-laki dan perempuan saat “Manca” ... 79

Gambar 4.3 Tombak sudah berhasil direbut oleh pihak laki-laki, maka mempelai laki-laki dipersilahkan untuk menuju rumah mempelai wanita untuk menikah ... 79

Gambar 4.4 Gambar tersebut ada dau gendang, seruni, dan gong ... 80

Gambar 4.5 Kaum perempuan dari pihak laki-laki menuju ke rumah pihak perempuan untuk proses pertunangan ... 89

Gambar 4.6 Sebelum prosesi meminang kaum laki-laki berada di dalam rumah untuk mendengarkan dan menjadi saksi sah atau tidaknya pertunangan ... 89

Gambar 4.7 Prosesi meminta sudah di mulai, pihak laki-laki sudah mulai mengutarakan maksud dan tujuannya ... 90

(34)

xvi Daftar Pustaka

Bakhtiar Wardi. Sosiologi Klasik.PT Remaja Rosdakarya. Bandung: 2006

Dwi susilo K. Rahmat.. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Biografi Para Peletak Sosiologi Modern. Ar-Ruzmedia. Jogjakarta:2008

George Ritzer, Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Kencana. Jakarta: 2004.

Imam Al Ghazali..Ringkasan Ihya’ Ulumuddin.Pustaka Amami. Jakarta: 2007 Jones Pip. Pengantar Teori- teori Sosial. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta:2009. Kartono Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial.Bandung : Alumni, 1986 Noviardi,LaodeImamToffani.InteraksiSimbolikGeorgeHerbertMead.(Online),(htt

p:Reviewkomunikas.Blogspot.Com). 2011.

Palmer E. Richad. “Hermeunitika” Teori Baru Mengenai Interpretasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 2005.

Piliang Amir Yasraf. “Hipersemiotika” Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. jalasutra. Yogyakarta: 2010.

Poloma M. Margaret Sosiologi Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2010.

Silalahi Ulber. Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama. Bandung: 2012. Susanto sj. Budi. Kebudayaan dan Agama. Kanisius. Yogyakarta: 1992.

Suyanto Bagong dan sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagi Alternatif Pendekatan. Kencana. Jakarta: 2005.

Syam, Nur. Madzhab- madzhab Antropologi. LKIS. Yogyakarta: 2012

Tomanggor, Rusmin, DKK. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana Prenada Media Gruop. Jakarta: 2012

Tumanggor Rusmin. DKK.. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana Prenada Group. Jakarta:2012.

(35)

xvii Online:

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 4.3:  Identitas Informan Berdasarkan Status  . ...................................

Referensi

Dokumen terkait

Dalam uji T menunjukkan bahwa variabel GCG secara individu atau parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, hal ini mendukung penelitian yang dilakukan

ajian yang disusun merupakan kajian yang dilakukan terhadap laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan, laporan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak UML menyediakan 10

Augmented reality tidak memberi solusi pada masalah penglihatan para pengguna sehingga AR lebih berada pada posisi mempertahankan persepsi penuh terhadap realitas

Pola-pola ruang komunal yang berhasi dibangun merupakan pola-pola dengan intensitas tinggi yang dipengaruhi oleh parameter kegiatan yang tidak formal dengan frekwensi jam

Pada aspek typography , uji analisis korelasi menunjukkan hasil bahwa typography berkorelasi signifikan terhadap usability pada desain layout website berita

Risk factors that affecting VAP incidence in GICU RSMH Palembang are APACHE II score, duration of antibiotic, duration of ventilator and re-intubation..

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengaplikasikan penelitian yang dilakukan Kartika Wijayanti, Heni Setyowati Esti Rahayu (2016) yang