• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMPN 28 BANDAR LAMPUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMPN 28 BANDAR LAMPUN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI

SMPN 28 BANDAR LAMPUNG

Oleh

AGUS TRISTIANA

Penelitian ini didasarkan atas program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme guru yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kinerja guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran yang akurat tentang material dan fenomena yang diamati. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMPN 28 Bandar Lampung baik yang telah bersertifikasi maupun yang belum bersertifikasi dengan jumlah sampel 42 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik angket. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru yang telah bersertifikasi cenderung lebih baik dibandingkan dengan kinerja guru yang belum bersertifikasi yang dapat dilihat dari persentase. dalam kategori baik kinerja guru yang telah bersertifikasi lebih besar dibandingkan dengan kinerja guru yang belum bersertifikasi yaitu 67% untuk guru yang telah bersertifikasi dan 53% bagi guru yang belum bersertifikasi sedangkan untuk kategori sedang guru yang telah bersertifikasi sebanyak 15% dan guru yang belum bersertifikasi 20% kemudian untuk kategori buruk sebanyak 18% untuk guru yang telah bersertifikasi dan 27% untuk guru yang belum bersertifikasi. Berdasarkan perhitungan statistik terdapat perbandingan antara kinerja guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan t hitung > t tabel yaitu sebesar 97,33 > 2,02.

(2)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DI SMPN 28 B. LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(Skripsi)

Oleh:

AGUS TRISTIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK .. ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

(5)

B. Populasi ... 48

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar jumlah guru yang mengikuti sertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2012-2013 ……….. 4

Tabel 2 Data Jumlah Guru Yang Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Tahun Ajaran 2012-2013 ………... 48

Tabel 3. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden

diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ………. 61 Tabel 4. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden

diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ………. 62 Tabel 5. Distribusi Antara Item Ganjil (X) Dengan Item Genap (Y) Mengenai Analisis Perbandingan Kinerja Guru Bersertifikasi Dan Non Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SMPN 28 Bandarlampung

Tahun Pelajaran 2012-2013 ………. 63 Tabel 6. Jumlah dan Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMPN 28 Bandarlampung ……… 69 Table 7. Distribusi Frekuensi Dari Kinerja Guru Yang Telah Mendapatkan Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ………... 72

Tabel 8. Rekapitulasi Data Hasil Angket kinerja guru yang telah bersertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran ... 74 Table 9. Distribusi Frekuensi Dari Kinerja Guru Yang Belum Mendapatkan Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ………... 76

Tabel 10. Rekapitulasi Data Hasil Angket Kinerja guru yang belum

(7)
(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Holilullah, M.Si ……….

Sekretaris : M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, kupersembahkan

karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasih kepada :

“Kedua orang tuaku, amah dan mama tercinta yang selalu menjadi

semangat dalam hidupku, kesabaran dan do’a dalam setiap sujudmu

untuk Menanti keberhasilanku serta harapan disetiap tetesan

Keringatmu demi keberhasilanku”

“Kyai dan puset tersayang serta puset suttan dan ponakanku

tersayang tuan dan devi, yang dengan kasihnya selalu mendukung dan

mendo’akanku”

“Itah tanteku tersayang yang selalu menemaniku”

“Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan

mendo’akan keberhasilanku”

“Dan seseorang yang kelak akan mendampingiku mengarungi suka

duka kehidupan”

Serta

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Agus Tristiana, dilahirkan di Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah, pada tanggal 28 Agustus 1992 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Azwari dan Ibu Hanani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain: 1. Taman Kanak-Kanak Darma Wanita diselesaikan pada tahun 1997. 2. Sekolah Dasar Negeri 4 Kemiling yang diselesaikan pada tahun 2003. 3. SMP Negeri 28 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2006. 4. SMA Negeri 3 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2009.

(11)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Guru Yang Bersertifikatsi dan Non

Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(12)

2. Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S, selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si, selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H selaku pembahas I, terimakasih atas masukan, saran dan kritiknya pada penulis

7. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd selaku pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10. Bapak Drs. M. Hutasoid, M.M selaku Kepala SMP Negeri 28 Bandar Lampung yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

(13)

moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. Untuk kakak ku Eko Maredwan Azhariadi dan Dwi Novi Syafariani serta kakak iparku Heriansyah dan ponakanku tersayang Rafi dan Devi. Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan, perhatian dan cinta kasih yang diberikan. Dan untuk itah terima kasih karena selalu menemaniku.

13. Seseorang yang telah memberi motivasi dan perhatiannya, terima kasih 14. Teman-teman PPKn angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu

semoga kebersamaan kita ini akan tetap selalu ada, walaupun kadang-kadang ada kesalahpahaman diantara kita namun kebersamaan dan kenangan tidak akan terlupakan.

15. Kurcaci Tina, Dwi, Nia, Rini, Leni, Putri terima kasih untuk kebersamaan selama ini semoga dengan selesainya kuliah kita bukan akhir dari kebersamaan kita. Terus semangat menuju kesuksesan!

16. Smedenty Diana, Dewi, May, Ambar, Marini, Diah terima kasih untuk dukungannya. Semoga kelak kita menjadi seseorang yang sukses, amin. 17. Teman-teman Kopma Manto, Nisa, Mamat, Kak Aan, Desty, Nonot, Iyan,

Kukuh, Bayu, Eka, Intan, Desti, Ajat, Sis, Arif, Alan, Yan, Manda, Leni, Ningsih, Rima, Ardan, Luvian, Rio, Hanif, Hivni, Nona, Launa dan masih banyak yang lainnya. Terima kasih buat hari-hari yang berarti selama di Kopma. Semangat Pagi!

(14)

menimba ilmu kami.

19. Adik tingkat PPKn 2010 sampai 2012, genap maupun ganjil terus berjuang dan jangan mudah menyerah.

20. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis,

(15)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah : Nama : Agus Tristiana

NPM : 0913032001

Program Studi : PPKn

Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP Unila Alamat : Bandar Jaya Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang komplek yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma sampai pendidikan mengenai ilmu pengetahuan. Pendidikan bertujuan untuk melatih serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh individu agar berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain selain itu pendidikan juga bertujuan untuk membentuk watak kepribadian yang positif dalam diri individu.

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

(17)

Dan pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang dasar, fungsi dan tujuan Sisdiknas :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU

No. 20 Tahun 2003).”

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan harus mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan professional yang mampu berpikir global dan dilandasi oleh akhlak yang mulia. Dalam hal ini, guru merupakan komponen yang sangat menentukan disamping komponen-komponen pendidikan yang lain seperti peserta didik, metode pendidikan, materi, lingkungan pendidikan dan sarana prasarana sekolah. Karena guru lah yang paling berperan dalam proses pendidikan, guru sangatlah berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil yang berkualitas sehingga berbagai upaya perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa didukung oleh guru yang berkualitas dan professional.

(18)

Menyadari hal tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional:

“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 Ayat 2 UU No. 20

Tahun 2003).”

Dan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:

“Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 2 Ayat 1 UU No.14

Tahun 2005).”

Hal ini menunjukkan ketegasan pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan pada guru yang mana akan menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan nasional melalui program sertifikasi guru dan dosen.

(19)

Tabel 1. Daftar jumlah guru yang mengikuti sertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

Sumber : Dokumen SMP Negeri 28 Bandar Lampung

Berdasarkan data diatas dapat diketahui jumlah keseluruhan guru di SMP Negeri 28 Bandar Lampung adalah 42 orang dengan 27 orang yang telah Bersertifikasi dan 15 orang yang non sertifikasi.

Ukuran penilaian kinerja guru pada prinsipnya harus mengacu pada tiga aspek dasar kemampuan guru yaitu aspek perencanaan pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran dan aspek evaluasi pembelajaran. Aspek perencanaan pengajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, mendesain, dan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi:

1. Perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat evaluasi yaitu tes normatif dan sumatif

2. Media belajar 3. Sumber belajar.

Aspek pelaksanaan pembelajaran yaitu pelaksanaan tugas pengajaran kepada peserta didik di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan yang direncanakan, mulai dari materi yang diberikan, strategi pelaksanaan pembelajaran, metode atau teknik pembelajaran yang digunakan sesuai

NO

Jumlah Guru

Jumlah Bersertifikasi Non Sertifikasi

(20)

dengan karakteristik materi pembelajaran. Sedangkan aspek evaluasi pembelajaran yaitu guru melaksanakan serangkain tes hasil belajar kepada peserta didik baik melalui tes normatif maupun tes sumatif. Evaluasi pembelajaran akan memberikan gambaran hasil belajar siswa, sekaligus menjadi tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan guru selama ini. Berhasil tidaknya proses pembelajaran guru pada hakikatnya dapat diukur dari hasil belajar yang dicapai siswa.

(21)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada prinsipnya guru yang sudah bersertifikasi belum cukup memenuhi syarat profesionalisme terhadap ketiga aspek dasar yang seharusnya dimiliki. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan tujuan penyelenggaraan sertifikasi guru oleh pemerintah yang secara umum dapat dikatakan bahwa seharusnya dengan penyelanggaraan sertifikasi guru, profesionalisme guru semakin meningkat. Dengan demikian, seiring meningkatnya profesionalisme, maka kinerja guru ikut meningkat.

Sasaran penyelenggaraan sertifikasi bagi guru sesuai dengan yang diamanatkan Undang-undang adalah meningkatnya empat kompetensi dasar guru, bukan sekedar meningkat dan bertambahkan kesejahteraan guru, walaupun secara mendasar peningkatan kesejahteraan guru menjadi fokus utama sertifikasi, tetapi harus dibarengi pula dengan peningkatan sumber daya manusia guru dalam melaksanakan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawabnya dalam pengajaran.

Namun demikian, gambaran tentang guru yang dipaparkan oleh penulis diatas belum mewakili keadaan sesungguhnya, mengingat hal ini hanya diperoleh melalui pengamatan penulis semata. Untuk memperoleh gambaran jelas mengenai permasalahan ini, maka diperlukan tindakan nyata melalui suatu penelitian. Hal inilah yang mendasari penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas

(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

2. Penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan kepada siswa 3. Penguasaan metode, strategi dan teknik mengajar

4. Kemampuan mengelola kelas

5. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada Kinerja Guru Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

D. Rumusan Masalah

(23)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kinerja guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

F. Kegunaan Teoritis dan Praktis 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian hak dan kewajiban warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan optimal.

2. Kegunaan Praktis a. Guru

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pengetahuan bagi para guru sebagai pendidik dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalisme guru.

b. Dinas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan dan penyusunan rencana strategis pengembangan profesionalisme guru.

c. Peneliti

(24)

G. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan kewarganegaraan dalam wilayah kajian hak dan kewajiban warga Negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak dan optimal. 2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah kinerja guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah guru yang Bersertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Kota Bandar Lampung

5. Ruang Lingkup Waktu

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kinerja Guru

Kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu pekerjaan. Kinerja sangat mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi apabila kinerja seseorang baik maka kemungkinan besar organisasi itupun akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya apabila kinerja seseorang buruk maka kemungkinan besar organisasi itupun tidak akan berjalan dengan baik.

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi.

Samsudin (2006:159) memberikan, “pengertian kinerja sebagai tingkat

(26)

mencapai tujuan organisasi.” Sedangkan Nawawi (2005:234) memberikan,

“pengertian kinerja sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaan.”

Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh orang lain.

Dipihak lain Mulyasa (2005:136) mendefinisikan, “kinerja sebagai prestasi

kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.”

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

Untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi perlu dilakukan penilaian kinerja yang juga dikenal dengan evaluasi kinerja. Penilaian kinerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan keberhasilan pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik. Untuk memudahkan penilaian kerja diperlukan indikator-indikator

kinerja yang jelas. Rivai dan Basri (2005:17) menjelaskan, “factor-faktor yang menandai kinerja seseorang adalah kebutuhan yang ingin dibuat, tujuan khusus, kemampuan, komitmen, perhatian pada setiap kegiatan, usaha, ketekunan, ketaatan, kesediaan untuk berkorban dan memiliki standar yang

(27)

beberapa faktor yang didefinisikan mempengaruhi kuantitas dan kualitas kinerja.

Kesediaan seseorang untuk mengerjakan sesuatu tidaklah efektif tanpa didukung oleh pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian, aspek kemampuan dan kesediaan seseorang secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

Dalam implementasi penyelesaian tugas, seseorang tidak sekedar memerlukan motivasi tetapi lebih menuntut komitmen seseorang dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Komitmen berkaitan dengan kesediaan, kepedulian, ketertarikan, atas sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

Oleh karena itu, komitmen menjalankan tugas dinyatakan sebagai salah satu kemampuan yang digunakan untuk mengukur kinerja guru . dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kinerja seseorang terhadap pekerjaan tertentu dalam kurun waktu tertentu dapat diukur berdasarkan kemampuan dan komitmen dalam menjalankan tugas. Kemampuan yang berkaitan dengan tugas guru adalah penguasaan terhadap bahan ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran.

(28)

kinerja sebagai perilaku lebih banyak dikoordinasikan oleh sejumlah pengetahuan maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tuntutan tugasnya.

Menurut Sanjaya (2005:13-14), “kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.” Sebagai perencanaan, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil siswa.

Lebih lanjut Brown dalam Sardiman (2000:142) menjelaskan, “tugas dan

peranan guru, antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan

mengevaluasi kegiatan belajar siswa.”

Pembelajaran sebagai wujud dari kinerja guru, maka segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat, bakat dan tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam mengorganisasi materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi pembelajaran yang memadai.

Menurut Silverius (2003:97), “guru adalah tokoh sentral pendidikan dalam

(29)

reformasi pendidikan.” Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar siswa, faktor guru mendapat perhatian yang pertama dan utama, karena baik buruknya pelaksanaan suatu kurikulum pada akhirnya bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan arahan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, guru harus professional dalam menjalankan tugasnya.

Guru professional yang bertugas mengajar di sekolah memerlukan keahlian khusus. Sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan potensi anak yang sedang mengalami perkembangan, maka guru harus benar-benar ahli

dalam tugasnya. Nurdin (2005:22) menjelaskan, “seorang guru professional

harus memahami apa yang diajarkan dan menguasai bagaimana

mengajarkannya.”

Uraian teoritis di atas memberikan arahan bahwa tugas guru dalam pembelajaran menuntut penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan dan penguasaan tentang bagaimana mengajarkan bahan ajar yang menjadi pilihan. Pemilihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran oleh guru tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan belajar dan kurikulum yang berlaku.

(30)

setelah guru menguasai bahan ajar adalah peran guru dalam mengelola pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran menjadi hal penting karena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa. Upaya guru untuk menguasai bahan ajar yang diajarkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal dapat terwujud jika dalam diri guru tersebut ada dorongan dan tekad yang kuat (komitmen) untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Dengan demikian, untuk mendapatkan proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas tentu memerlukan kinerja guru yang maksimal. Agar guru dapat menunjukkan kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru tersebut harus memiliki penguasaan terhadap materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efesien serta komitmen untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka kinerja guru dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan seorang guru secara keseluruhan dalam periode waktu tertentu yang dapat diukur berdasarkan tiga indikator, yaitu: penguasaan bahan ajar, kemampuan mengelola pembelajaraan dan komitmen menjalankan tugas. Berikut pembahasan ketiga indikator tersebut secara teoritik:

1. Penguasaan bahan ajar

Nurdin (2005:80) menyatakan bahwa, “penguasaan bahan ajar yang akan

(31)

guru harus menguasai bahan ajar yang akan diajarkan dengan

sebaik-baiknya.”

Dengan demikian, kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan pengetahuan sangat bergantung pada penguasaan pengetahuan yang akan dikomunikasikannya itu. Hal ini berarti bahwa dalam proses komunikasi dengan peserta didik, faktor penguasaan bidang studilah yang dapat memampukan guru dalam mengkomunikasikan bahan ajarnya.

Untuk dapat menguasai bahan ajar dengan mudah, guru perlu memperbanyak membaca, mempelajari, mendalami dan mengkaji bahan ajar yang ada dalam buku teks maupun buku pelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa kinerja guru salah satunya dipengaruhi oleh penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan. Penguasaan bahan ajar oleh guru adalah kemampuan yang dimiliki guru dalam menerapkan sejumlah fakta, konsep, prinsip dan keterampilan untuk menyelesaikan dan memecahkan soal-soal atau masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan yang diajarkan.

2. Kemampuan mengelola pembelajaran

Menurut Uno (2006:129), “kemampuan merujuk pada kinerja seseorang

dalam suatu pekerjaan yang dapat dilihat dari pikiran, sikap dan

prilakunya.” Hal ini berarti kemampuan berhubungan dengan kinerja

(32)

Pengertian pengelolaan dipertegas Djamarah (2005:144), “bahwa

pengelolaan berhubungan dengan keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi antar pihak yang terkait.”

Sanjaya (2005:150) menjelaskan bahwa. “salah satu tugas guru adalah

mengelola sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.” Sedangkan

Usman (2002: 21) menjelaskan bahwa, “guru memiliki peran yang sangat

penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru mengelola

pembelajaran.”

Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menjadi hal penting karena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa di kelas. Guru harus berupaya memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kesempatan belajar bagi siswanya.

Mulyasa (2005:69) menjelaskan bahwa, “pembelajaran merupakan suatu

proses yang kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Aspek-aspek tersebut antara lain: guru,

siswa, bahan ajar, sarana pembelajaraan, lingkungan belajar.”

(33)

Kondisi pembelajaran yang efektif dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran, mampu menjalin hubungan interpersonal dengan siswa serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang efektif akan mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan mengelola pembelajaran merupakan upaya guru dalam mengelola pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.

Upaya guru menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran meliputi indikator: menunjukkan sikap tanggap, memberi perhatian dan petunjuk yang jelas, menegur atau memberi ganjaran, memberi penguatan, mengatur ruangan belajar sesuai kondisi kelas. Sedangkan upaya guru melaksanakan kegiatan pembelajaran meliputi indikator: membuka pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan tindak lanjutnya terhadap kegiatan pembelajaran, menutup pembelajaran. Dan upaya guru membina hubungan positif dengan siswa meliputi indikator: membantu mengembangkan sikap positif pada diri siswa, bersikap luwes dan terbuka terhadap siswa, menunjukkan kegairahan dan kesungguhan dalam mengajar, mengelola interaksi perilaku siswa di dalam kelas.

3. Komitmen menjalankan tugas

(34)

sekolah harus diawali dengan adanya komitmen guru untuk menjalankan tugas yang aktif, kreatif dan inovatif.

Mulyasa (2005:151) menjelaskan bahwa, “komitmen secara individu

perlu dibangun pada setiap individu warga sekolah termasuk guru, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran dan budaya kekakuan birokrasi seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan mengubahnya

menjadi pemikiran yang kreatif dan inovatif.”

Untuk memantapkan budaya mutu dalam menuju sekolah unggul perlu dibangun komitmen menanamkan dalam diri personil sekolah untuk mencapai tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen merupakan suatu kesediaan untuk berpihak pada suatu tugas yang didasari atas kreatifitas untuk mencapai suatu tujuan. Perasaan keberpihakan dan keterlibatan dalam tugas dapat diartikan sebagai unsur kebanggaan dan menyenangi sesuatu, rela berkorban dan bertanggung jawab.

Dari uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa komitmen adalah suatu keberpihakan diri terhadap suatu pekerjaan atau tugas atas dasar loyalitas, tanggung jawab dan keterlibatan secara psikologis dalam tugas seperti kebanggaan dan rela berkorban.

(35)

Tugas guru salah satunya adalah mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar siswa sehingga siswa mau belajar. Untuk itu, agar siswa cenderung aktif dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus dapat mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar siswa. Tugas pengarahan dan pembimbingan tersebut dapat terwujud jika dalam diri guru tersebut ada dorongan dan komitmen untuk melakukannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen terhadap tugas adalah keberpihakan seorang guru secara psikologis dalam mengarahkan dan membimbing kegiatan belajar siswa sehingga kondisi pembelajaran menjadi efektif.

B. Tinjauan Umum Tentang Sertifikasi

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan

bahwa, “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

(36)

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Lebih lanjut Undang-undang No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa, “profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.” Sebagai tenaga profesional, guru

diharapkan dapat meningkatkan martabat dan perannya sebagai agen pembelajaran. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai sejak tahun 2007 setelah diterbitkannya Peraturan Mendiknas No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan. Landasan hukum yang digunakan sebagai dasar penyelenggaraan sertifikasi guru sejak tahun 2009 adalah Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Tahun 2013 merupakan tahun ketujuh pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan.

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

(37)

3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.

Pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan untuk pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2013 mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Sebagai acuan bagi pihak terkait dalam melakukan proses penetapan peserta sertifikasi guru secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas agar dapat memantau pelaksanaan penetapan peserta sertifikasi guru di wilayahnya.

Prinsip Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut:

1. Penetapan peserta dilaksanakan secara berkeadilan, objektif, transparan, kredibel, dan akuntabel

a. Berkeadilan, semua peserta sertifikasi guru ditetapkan berdasarkan urutan prioritas usia, masa kerja, dan pangkat/golongan. Guru yang memiliki rangking atas mendapatkan prioritas lebih awal daripada rangking bawah.

(38)

c. Transparan, proses dan hasil penetapan peserta dilakukan secara terbuka, dapat diketahui semua pihak yang berkepentingan.

d. Kredibel, proses dan hasil penetapan peserta dapat dipercaya semua pihak.

e. Akuntabel, proses dan hasil penetapan peserta sertifikasi guru dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

2. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu guru dan oleh karenanya guru yang lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikasi pendidik harus dapat menjamin (mencerminkan) bahwa guru yang bersangkutan telah memenuhi standar kompetensi guru yang telah ditentukan sebagai guru profesional. Sertifikasi guru yang dilaksanakan melalui berbagai pola, yaitu penilaian portofolio, PLPG, dan PSPL, dipersiapkan secara matang dan diimplementasikan sebaik-baiknya sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Guru yang lulus sertifikasi dengan proses sebagaimana tersebut di atas akan berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional.

3. Dilaksanakan secara taat azas

(39)

4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

Pelaksanaan sertifikasi guru didahului dengan pemetaan baik pada aspek jumlah, jenis mata pelajaran, ketersediaan sumber daya manusia, ketersediaan fasiltas, dan target waktu yang ditentukan. Dengan pemetaan yang baik, maka diharapkan pelaksanaan sertifikasi guru dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta secara nasional dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.

Persyaratan Peserta sertifikasi adalah sebagai berikut:

a. Guru yang belum memiliki sertifikasi pendidik dan masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali guru Pendidikan Agama. Sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama dan semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama

(Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).

b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.

c. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:

(40)

2. memiliki usia setinggi-tingginya 50 tahun pada saat diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.

d. Guru yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila: 1. pada 1 Januari 2013 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai

pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru

2. mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).

e. Sudah menjadi guru pada suatu satuan pendidikan (PNS atau bukan PNS) pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan tanggal 30 Desember 2005.

f. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap minimal 2 tahun secara terus menerus dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Bupati/Walikota.

g. Pada tanggal 1 Januari 2014 belum memasuki usia 60 tahun.

h. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. Jika peserta diketahui sakit pada saat datang untuk mengikuti PLPG yang menyebabkan tidak mampu mengikuti PLPG, maka LPTK BERHAK melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatan peserta tersebut. Jika hasil pemeriksanaan kesehatan menyatakan peserta tidak sehat, LPTK berhak menunda atau membatalkan keikutsertaannya dalam PLPG.

(41)

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen mengemukakan bahwa, “sertifikasi adalah proses pemberian sertifikasi

pendidik untuk guru dan dosen.” Sedangkan sertifikasi pendidik adalah bukti

formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007:33) yang mengemukakan

bahwa, “sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa

seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.” Lebih lanjut dijelaskan oleh

Nataamijaya dalam Mulyasa (2007:34) menyatakan bahwa, “sertifikasi

adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses atau jasa telah memenuhi

persyaratan yang ditentukan.”

Dengan diberlakukannya UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara resmi profesi guru telah disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga professional. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen ditentukan bahwa:

(42)

b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (DIV) sesuai dengan tugasnya sebagai guru S1 untuk guru dan S2 untuk dosen.

c. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, professional, keribadian dan sosial.

Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 sebagai berikut:

1. Kompetensi Kepribadian

Merupakan kemampuan professional yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil bertindak sesuai dengan norma hukum dan sosial, bangga sebagai guru dan konsisten dalam bertindak b. Kepribadian dewasa menampilkan kemandirian dalam bertindak

sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru

c. Kepribadian yang arif menampilkan sikap yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat

d. Kepribadian yang berwibawa memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik

(43)

2. Kompetensi Pedagogik

Merupakan kemampuan mengelola pembelajaran, evaluasi, hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi:

a. Pemahaman terhadap peserta didik

b. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan c. Pengembangan kurikulum/silabus

d. Perencanaan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diagnosis f. Evaluasi hasil belajar

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

3. Kompetensi Professional

(44)

4. Kompetensi Sosial

Merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali dan masyarakat sekitar.

Untuk dapat menetapkan bahwa seseorang telah memenuhi standar professional maka pendidik yang bersangkutan harus mengikuti uji sertifikasi. Ada dua macam pelaksanaan uji sertifikasi yaitu:

a. Sebagai bagian dari pendidik profesi, bagi mereka calon pendidik

b. Berdiri sendiri untuk mereka yang saat diundangkannya Undang-undang Guru dan Dosen sudah berstatus pendidik

Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman professional guru dalam bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:

a. Kualifikasi akademik b. Pendidikan dan pelatihan c. Pengalaman mengajar

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran e. Penilaian dari atasan dan pengawas

f. Prestasi akademik

(45)

j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Fungsi portofolio dalam kaitan dengan sertifikasi guru sebagai berikut:

1. Wahana guru untuk menampilkan dan membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas dan relevasi melalui karya-karya utama dan pendukung

2. Informasi atau data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru

3. Dasar menentukan kelulusan seorang guru untuk mengikuti sertifikasi 4. Dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk

menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru

Persyaratan peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma empat (DIV) dari bidang studi yang terakreditasi

2. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau guru yang diperbantukan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

(46)

4. Guru bukan PNS adalah guru tetap yayasan (GTY) atau guru yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru dapat diartikan sebagai proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Dengan kata lain sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikasi pendidik.

Upaya menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi, diperlukan adanya suatu mekanisme yang memadai penjaminan mutu guru dan perlu dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensif untuk menghasilkan landasan konseptual dan empirik, melalui sistem sertifikasi pasal 14 ayat 1 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan dalam pelaksanaan tugas keprofesionalannya guru berhak:

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

c. Memperoleh perlindungan dan melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual

(47)

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran yang menunjang kelancaran tugas professional

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan

tugas

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidik

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya

Dalam Pasal 15 ayat 1 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

(48)

kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekuitmen guru, pembinaan dan peningkatan karir guru sebagai berikut:

1. Kesejahteraan guru dapat diukur dari gaji dan intensif yang diperoleh 2. Tunjangan fungsional yang merupakan intensif bagi guru sebaiknya

diberikan dengan pertimbangan: a. Kesulitan tempat tugas

b. Kemampuan, keterampilan dan kreatifitas guru c. Fungsi, tugas dan peranan guru di sekolah d. Potensi guru dalam mengajar

3. Sistem rekruitmen guru dan penempatannya memerlukan kebijakan yang tepat mengingat banyaknya calon guru yang sering memilih tugas ditempat yang diinginkan olehnya

4. Pendidikan dan pembinaan tenaga guru dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan dan pendidikan

akta mengajar”

Adapun tujuan dilaksanakannya sertifikasi guru menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007: 35) menyebutkan bahwa:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten sehingga merusak citra pendidikan dan tenaga kependidikan

(49)

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan lembaga kependidikan

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Penguasaan mutu

a. Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi bersifat unik

b. Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir selanjutnya

2. Penjaminan mutu

a. Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya.

(50)

C. Tinjauan Umum Tentang Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Sebagai proses komunikasi, guru perlu memperhatikan kaidah-kaidah dalam komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi melalui pengucapan kata-kata, sedangkan komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata tetapi melalui gambar dan lain-lain.

Dalam menggunakan komunikasi verbal dalam proses pembelajaran diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Dapat memunculkan kesan bahwa pelajaran ini menarik dan menantang untuk dipelajari

b. Dapat mengarahkan fokus yang akan dituju

c. Inklusif yaitu tindakan yang dapat mempengaruhi siswa untuk bertindak d. Spesifik yaitu tindakan yang sesuai dengan sasaran yang dituju

Dan dalam komunikasi non verbal, guru perlu memperhatikan berbagai hal yang terdapat dalam dirinya. Apa yang terdapat dalam diri guru baik penampilan, sikap maupun tindakannya merupakan pesan yang akan dipersepsikan oleh siswa. Oleh sebab itu, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pandangan guru harus diarahkan kepada semua siswa secara adil 2. Ekspresi wajah disesuaikan dengan tujuannya

(51)

4. Pakaian dan make up perlu diperhatikan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

Menurut Suwardi (2007:130) pelaksanaan pembelajaran meliputi lima tahapan yaitu:

a. Review : bagian awal dari pelaksanaan pembelajaran Alasan pentingnya review adalah:

1. Guru akan dapat memulai pelajaran jika dalam diri siswa telah muncul perhatian dan motivasi untuk belajar

2. Guru akan dapat memulai pelajaran jika siswa telah memahami hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari 3. Guru akan dapat memulai pelajaran jika interaksi antara guru dan

siswa telah terbentuk

b. Overview : merupakan langkah kedua dalam pelaksanaan pembelajaran c. Presentasi : tahap penyampaian materi pembelajaran

Terdapat tujuh pedoman dalam mempresentasikan materi yang harus dikuasai oleh guru, yaitu :

1. Memahami apa yang menjadi guru 2. Membina hubungan baik dengan siswa 3. Membaca harapan dan kondisi siswa 4. Menentukan target pembelajaran

5. Menggunakan berbagai media baik visual, audio maupun kinesik 6. Memanfaatkan semua ruangan

(52)

d. Exercise : tahapan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan latihan

e. Summary : tahap akhir dari pelaksanaan pembelajaran

Lebih lanjut Suwardi (2007:133) mengatakan bahwa, “guru yang sukses

dalam pelaksanaan pembelajaran perlu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Antusias yaitu penampilan yang menunjukkan semangat untuk hidup 2. Berwibawa yaitu mampu menggerakkan siswanya

3. Positif yaitu mudah menjalani hubungan dengan beragam siswa

4. Humoris yaitu berhati lapang untuk menerima kesalahan dan mampu menyenangkan siswanya

5. Luwes yaitu menggunakan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil 6. Menerima yaitu mampu mencari dibalik tindakan dan penampilan luar

untuk menemukan nilai-nilai inti

7. Fasih yaitu mampu berkomunikasi dengan jelas, ringkas dan jujur 8. Tulus yaitu memiliki niat dan motivasi positif

9. Spontan yaitu dapat mengikuti irama dan tetap memperhatikan hasil 10.Menarik dan tertarik yaitu dapat mengaitkan berbagai informasi dengan

pengalaman hidup siswa dan peduli akan diri siswa

11.Menganggap siswa mampu percaya akan dan mengkoreksi kesuksesan siswa

(53)

Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi ini terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan dan berinteraksi yaitu:

1. Tujuan pembelajaran 2. Siswa yang belajar 3. Guru yang mengajar 4. Bahan yang diajarkan 5. Metode pembelajaran 6. Alat bantu mengajar 7. Prosedur penilaian 8. Situasi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa atau peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.

(54)

Landasan filsafat psikologi, pendidikan ekonomi dan sebagainya serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya dari kurikulum tersebut akan mempengaruhi warna perencanaan disamping untuk tingkat pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model pengembangan perencanaan apa yang digunakan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian kegiatan belajar mengajar atau skenario pembelajaran.

Memang secara umum terdapat langkah-langkah pelaksanaan pembalajaran yang dapat berlaku umum dalam pembelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun. Guru membuka pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi dan menutup pembelajaran. Tetapi karena pelaksanaan pembelajaran itu sangat spesifik yang dipengaruhi oleh berbagai hal seperti, siapa yang belajar, apa yang dipelajari, dimana dia belajar, pesan-pesan apa yang diamanatkan kurikulum dan siapa yang mengajarnya. Semua faktor-faktor itu akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail dan untuk menganalisis detail pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan materi bahan ajar, pola pembelajaran dan model desain instruksional/pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru diantaranya: 1. Pembelajaran Penerimaan

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(55)

b. Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan test yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang telah dberikan

c. Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam situasi atau keadaan tertentu

d. Tindakan, gerakan dari suasana koqnitif dan proses simbol ke suasana perbuatan atau tindakan.

2. Pembelajaran Penemuan

Belajar penemuan juga dapat disebut proses pengalaman. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tindakan dalam situasi tertentu.

Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut mungkin sebagai ganjaran atau hukuman atau memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat

b. Pemahaman kasus tertentu

Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat mengantisipasi pengaruh yang akan terjadi dan konsekuensi-konsekuensi yang akan dirasakan

c. Generalisasi

Siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap situasi tertentu

d. Tindakan dalam suasana baru

(56)

3. Pembelajaran Penguasaan

Pembelajaran ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berkut: a. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode

kelompok

b. Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut

c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pembelajaran berikutnya sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif

d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu

4. Pembelajaran Terpadu

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menyusun lembar unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah tertentu

b. Menyusun unit pembelajaran sebagai bagian dari sumber unit yang dirancang dengan pola tertentu

c. Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pembelajaran yang telah dikembangkan

(57)

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kompetensi:

a. Belajar keseluruhan dan bagian b. Pemotongan bahan pembelajaran c. Belajar aktif

d. Umpan balik e. Belajar lebih f. Penguatan

g. Belajar yang pertama dan terakhir h. Bahan yang bermakna

i. Belajar menggunakan banyak indra j. Transfer belajar

Pembelajaran juga dapat menggunakan modul. Yang mana modul merupakan satu satuan atau unit pembelajaran terkecil berkenaan dengan suatu topik atau masalah. Satuan pembelajaran tersebut disusun dalam suatu paket yang disebut paket modul.

(58)

Secara umum suatu modul mengandung komponen-komponen sebagai berikut:

a. Identitas modul

b. Petunjuk pengerjaan modul c. Tujuan pembelajaran d. Bahan bacaan

e. Kegiatan belajar mengajar aktif f. Media dan sumber pembelajaran g. Tes

Pembelajaran modul menerapkan strategi belajar siswa aktif, karena dalam proses pembelajarannya siswa tidak lagi berperan sebagai pendengar dan pencatat ceramah guru melainkan aktif mencari sendiri.

(59)

D. Kerangka Pikir

Kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu pekerjaan. Kinerja sangat mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi apabila kinerja seseorang baik maka kemungkinan besar organisasi itupun akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya apabila kinerja seseorang buruk maka kemungkinan besar organisasi itupun tidak akan berjalan dengan baik.

Dalam hubungannya dengan pembelajaran, kinerja merupakan kekuatan yang dipakai oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efesien. Guru yang memiliki kinerja tinggi kemungkinan besar dapat melakukan pembelajaran lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan guru yang memiliki kinerja rendah. Atas dasar itu, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X

2. Penguasaan terhadap materi

3. Penguasaan metode, strategi dan teknik mengajar

4. Kemampuan mengelola kelas

(60)

E. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti merasa penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof. Sudjarwo dkk dengan judul Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikasi Di Kota Bandar Lampung Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Sudjarwo dkk berfokus pada evaluasi terhadap kinerja guru bersertifikasi di kota Bandar Lampung sedangkan penelitian ini berfokus pada analisis perbandingan antara guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi.

(61)
(62)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Keberhasilan dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan haruslah sesuai dengan data yang diperoleh sehingga kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka didalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran yang akurat tentang material dan fenomena yang diamati. Menurut Mohammad

Nasir (1998:63), “metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti suatu kelompok, status objek, status kondisi suatu sistem

pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

(63)

B. Populasi

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kualitatif maupun kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang jelas dan lengkap.

Menurut Mohammad Ali (1987:54), “populasi adalah keseluruhan objek

penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa ataupun berbagai gejala yang terjadi, karena itu merupakan suatu variabel yang diperlukan untuk

menunjang keberhasilan penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumalah 42 Orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 : Data Jumlah Guru Yang Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Tahun Ajaran 2012-2013

Sumber : Dokumen SMP Negeri 28 Bandar Lampung

C. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam

penelitian. Menurut Mohammad Ali (1987: 62), “Sampel merupakan

sebagian besar yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu”.

NO

Jumlah Guru

Jumlah Bersertifikasi Non Sertifikasi

(64)

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1989:120), “untuk sekedar ancer -ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih”.

Dan dikarenakan populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah 42 orang yang terdiri dari guru bersertifikasi dan non sertifikasi maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel

Jenis variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas yang disebut dengan variabel X yaitu Kinerja guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi di SMP Negeri 28 Bandar Lampung yang merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dinilai baik atau memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan kinerja seorang guru dapat dikatakan unggul jika mereka memiliki integritas wibawa.

(65)

komunikasi baik dalam komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah kinerja guru dan pelaksanaan pembelajaran. Indikator-indikator yang dapat mengukur kinerja guru adalah :

1. Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

2. Penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan kepada siswa 3. Penguasaan metode, strategi dan teknik mengajar

4. Kemampuan mengelola kelas

5. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran

Sedangkan yang menjadi ukuran pelaksanaan pembelajaran yaitu: 1. Baik

2. Sedang 3. Buruk

E. Pengukuran Variabel

(66)

Kinerja guru (X) akan diukur dengan menggunakan angket, setiap item angket mempunyai tiga kemungkinan jawaban yaitu a,b dan c. semakin besar skor yang diperoleh maka semakin besar kinerja guru.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pokok

Teknik pokok dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang akan diberikan kepada responden. Metode ini digunakan dengan tujuan mengumpulkan data secara langsung dari responden tentang perbedaan kinerja guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMPN 28 Bandar Lampung.

Dalam menjawab pertanyaan responden menjawab dari tiga alternatif jawaban yaitu (a), (b) dan (c) yang mana disetiap jawaban diberikan nilai yang bervariasi.

Menurut Muhammad Natsir (1988:404), “skor yang diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberi skor 3

2. Untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan diberi skor 2 3. Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan diberi skor 1”

(67)

2. Teknik Penunjang

Teknik penunjang dalam penelitian ini adalah: a. Teknik wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan antara peneliti dan responden. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara lengkap yang dapat dijadikan bahan penelitian tentang perbandingan kinerja guru yang bersertifikasi dan non sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMPN 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012-2013.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, Arikunto, 1989: 149). Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang lengkap mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan fakta-fakta yang terjadi pada objek penelitian.

c. Teknik observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan akurat.

(68)

G. Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Validitas

Menurut Suharsimi, Arikunto (1989:160), “Validitas adalah ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument”. Suatu alat dikatakan

valid apabila mampu secara cermat menunjukkan besar kecilnya suatu gejala yang diukur, maka alat ukur yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah berupa validitas logis dengan cara judgement yaitu dengan cara mengkonsultasikan kepada para dosen pembimbing. Dalam hal ini alat ukur adalah angket yang disajikan berdasarkan konstruksi teoritisnya. Untuk validitas kuesioner penulis mengadakan uji coba angket dengan melihat indikator-indikator yang sesuai dengan item-item angket.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi, Arikunto (1989: 170), “ Bahwa untuk menumbuhkan

kemampuan alat pengumpul data maka akan diadakan uji coba angket, reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data instrument tersebut sudah

baik”.

Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang tetap dan mantap, serta untuk suatu alat ukur yang digunakan akan diadakan uji coba terlebih dahulu.

Uji coba angket dilakukan dengan teknik belah dua, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(69)

2. Hasil uji coba dikelompokkan ke dalam item ganjil dan item genap 3. Hasil item ganjil dan item genap dikorelasikan dengan rumus product

moment yaitu :

Kemudian dicari koefisien reliabilitas seluruh kuesioner dengan menggunakan rumus Spearman Brown (Sutrisno Hadi, 1981: 37)

Gambar

Tabel 1. Daftar jumlah guru yang mengikuti sertifikasi dan non sertifikasi di               SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan program P-LDPM dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan program di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun

Desain penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Peneliti membandingkan antara variabel bebas yaitu

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Bayliss-Smith yang terkoreksi, menunjukkan angka daya dukung lahan rata-rata di desa-desa contoh yaitu desa Sukakarya

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan kompon karet dengan menggunakan bahan pengisi/ filler carbon black dan abu sabut kelapa yang tidak beresiko bagi

Pada Gambar 2 dapat dilihat hasil uji kekerasan kompon karet dari pewarna alami yang menggunakan beberapa variasi warna, dimana Formula A= tepung kulit

Gaya kepemimpinan periu dipandang sebagai faktor yang terpisah dari program pelatihan keIja, karena gaya kepemimpinan cenderung dipengaruhi oleh tipikaI pribadi pemimpin

dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar yang biasanya hanya menggunakan buku atau mendengarkan ceramah (verbal), sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

[r]