• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijaksanaan Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa (Studi Kasus Gerakan Separatisme di Aceh dan Papua)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijaksanaan Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa (Studi Kasus Gerakan Separatisme di Aceh dan Papua)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

1. 1 Latar Belakang Masalah

BASI

PENDAHULUAN

Seiring dengan terjadinya arus reformasi di Indonesia, memberikan harapan baru bagi dimulainya era keterbukaan , demokratisasi dan lain sebagainya. Namun di tengah euphona reformas1 tersebut bangsa Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada ancaman yang paling serius dalam hal keutuhan Republik ini. Ancaman yang dimaksud adalah terjadinya potensi disintegrasi bangsa yang dapat dilihat dari maraknya pergolakan yang tak kunjung padam di daerah-daerah.

Wilayah yang selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun bergolak, terjadi di Aceh yang merupakan gejala separatisme dan upaya untuk memerdekakan diri dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keinginan untuk merdeka itu tidak lebih sebagai akibat dari tindak kekerasan militer yang kemudian meluas menjadi kekecewaan multi dimensional. Bangsa Indonesia benar-benar berada di ambang perpecahan, apalagi setelah fenomena separatisme juga muncul di daerah lain seperti Papua.

Pergolakan politik seperti yang terjadi di Aceh dan Papua dengan adanya tuntutan merdeka dari kedua daerah tersebut, harus dipandang sebagai produk serta dampak dari salah urus pemerintahan Orde Baru yang cenderung menempatkan daerah sebagai sub ordinasi kekuasaan sentralistis pemerintah pusat. Selain itu terakumulasinya kekecewaan rakyat daerah terhadap arah dan kecenderungan pembangunan yang memarginalkan peran dan kontribusi masyarakat lokal di satu pihak, dan mengabaikan rasa keadilan masyarakat lokal di lain pihak. Pemerintah Orde Baru terkesan hanya menginginkan kekayaan Aceh dan Papua tanpa menghendaki orang-orang Aceh dan Papua serta menjadikan Aceh dan Papua sebagai rrsapi perahan" pemerintah pusat. Hal ini merupakan faktor terpenting di balik kekecewaan rakyat di daerah, yang akhirnya memicu timbulnya berbagai gejolak politik di tingkat lokal tersebut.

1

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menjelaskan penerapan metode gabungan tahfidz, wahdah dan sorogan dalam menghafal al- Qur‟an pada siswa kelas IV Madrasah Muhammadiyah

Transformasi merupakan proses pengubahan data atau sinyal ke dalam bentuk lain agar lebih mudah dianalisis, seperti transformasi fourier yang mengubah sinyal ke

Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia pada angket ini sesuai dengan keadaan adik-adik... LAMPIRAN 6

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepatuhan perpajakan antara responden yang sudah menikah dengan yang belum menikah.. Variabel independen

PENETAPAN SISWA PENERIMA MANFAAT INDONESIA PINTAR TINGKAT MA TAHUN AJARAN 2015/2016 SEMESTER II PERIODE JANUARI – JUNI.. DAFTAR SISWA PENERIMA MANFAAT PROGRAM INDONESIA

Dengan demikian, akhlak yang mulia merupakan tujuan pendidikan selama seorang siswa berada di madrasah dan di luar madrasah yang proses menuju tujuan itu

This theory convinces that we can maximize firm value by specified high dividend payout ratio because owners like if the dividend is high so the stock price will increase too..

Diagnosa keperawatan kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstremitas pada tanggal 15 Juli 2019 : S : Ny.. Diagnosa keperawatan defisiensi