• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan

Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sumatera Utara Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Nanda Putri Utami

112500038

Program Studi DIII

Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

Lembar pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan

Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sumatera Utara Medan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya

yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Asuhan Keperawatan pada Ny.S

dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan, Disusun sebagai

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III bagi mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A.Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kep, M.Kep, selaku ketua prodi D-III Keperawatan , Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.

7. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen Penguji yang dengan sabar telah

menguji dan membimbing penulis.

8. Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan program pendidik D-III

Keperawatan.

9. Staf Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, yang telah

memberikan tempat, waktu dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah.

10. Kepada kedua Orang Tua, Ayahanda Adenan dan ibunda Salbiah, serta kedua Abang

(4)

dukungan moril serta kasih sayang kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam

menyelesaikan program pendidikan D III Keperawatan.

11.Kepada teman terdekat saya Rio Afdila yang telah memberikan semangat dan doa’a

bagi penulis sehingga bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

12. Teman-teman satu angkatan 2011 Program Studi D-III Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, terkhusus kepada Khairunnisa, Nurhalimah Harahap yang telah telah

bekerja sama dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan kepada Nina noviana,

Furkan faisal, Fitria sawitri, stela purnama sari, Siti hardian, Marina safitri yang telah

memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis berharap kiranya

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua.

Medan, Juni 2014

Penulis

(Nanda Putri Utami)

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan ... 2

C.

Manfaat ... 3

Bab II Pengelolaan Kasus

A.

Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan

1.

Definisi ... 4

2.

Jenis-jenis Perawatan Diri ... 4

3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ... 5

4.

Tanda dan Gejala ... 7

5.

Asuhan Keperawatan

1.

Pengkajian ... 8

2.

Analisa Data ... 8

3.

Rumusan Masalah ... 8

4.

Perencanaan... 8

B.

Asuhan Keperawatan Kasus

1.

Pengkajian ... 10

2.

Analisa Data ... 18

3.

Rumusan Masalah... 18

4.

Perencanaan Keperawatan dan Rasional ... 19

5.

Implementasi Keperawatan ... 21

6.

Evaluasi ... 23

Bab III Kesimpulan dan Saran

A.

Kesimpulan ... 24

B.

Saran ... 25

Daftar Pustaka ... 26

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak permasalahan sosial yang muncul

dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial budaya serta krisis

ekonomi yang tidak kunjung usai. Hal ini akan semakin memicu atau meningkatkan

berbagai gangguan kejiwaan di masyarakat, dari gangguan jiwa yang ringan hingga

gangguan jiwa yang tergolong berat (Balitbang Depkes, 2001).

Berdasarkan data WHO (2001), 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu

jiwanya. Menurut Dharmono (2007), penelitian yang dilakukan WHO di berbagai negara

menunjukkan sebesar 20-30 %, pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar

menunjukkan gejala gangguan jiwa. Departement of Health and Human Service (1999),

memperkirakan 51 juta penduduk Amerika dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa.

Dari jumlah tersebut 6,5 juta mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa yang berat dan 4

juta diantaranya adalah anak-anak dan remaja (Videbeck, 2008).

Salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang memiliki tingkat keparahan yang tinggi

adalah skizofrenia, dimana hingga saat ini penanganannya belum memuaskan. Hal ini

terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang karena ketidaktahuan keluarga

maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini (Hawari, 2003).

American Psychiatric Association (1995), menyebutkan bahwa 1 % populasi

penduduk dunia menderita skizofrenia. Menurut hasil penelitian di Indonesia, terdapat

sekitar 1-2 % atau sebesar 2-4 juta jiwa menderita skizofrenia dan dari jumlah tersebut

diperkirakan penderita skizofrenia aktif 700.000-1,4 juta jiwa. Menurut pendapat Irmansyah

(2006), bahwa penderita yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia hampir 70 % karena

skizofrenia. Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, klien yang dirawat jalan dengan penderita skizofrenia

adalah 9.532 orang, sedangkan klien yang dirawat inap dengan penderita skizofrenia adalah

1.581 orang.

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan

timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang aneh dan terganggu

(Videbeck, 2008). Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien suka berbicara sendiri, mata

melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering

(7)

perawatan diri). Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang

mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan

diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK

(toileting) (Fitria, 2009).

Berdasarkan hasil survey awal peneliti di ruangan Kamboja Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, Dari 48 klien yang dirawat inap di ruangan

Kamboja, 26 klien (54%) diantaranya mengalami defisit perawatan diri.

Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat

dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga dirinya

tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian,

berhias, makan, maupun BAB dan BAK bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka

kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko isolasi sosial (Fitria, 2009).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerja sama antar perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai

tingkat kesehatan yang optimal. Proses keperawatan yaitu terlaksananya asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi

optimal. Salah satu yang dapat dilakukan oleh keperawatan jiwa adalah dengan menerapkan

strategi pelaksanaan komunikasi dalam tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan

komunikasi tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh

seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien (Fitria, 2009).

Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah dengan

judul “Asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar

Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan di Rumah Sakit jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk memberikan gambaran nyata tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan

Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah

(8)

b. Diharapkan Perawat mampu menegakkan Diagnosa Keperawatan pada Klien dengan

Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

c. Diharapkan perawat mampu membuat Intervensi Keperawatan pada Klien dengan

Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

d. Diharapkanperawat mampu melakukan Implementasi Keperawatan pada Klien dengan

Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

e. Diharapkan Perawat mampu membuat Evaluasi Keperawatan pada klien dengan

Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan

Manfaat kepada :

a. Bagi Pendidikan Keperawatan

Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri: Mandidan Berdandan.

b. Bagi Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa

Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar Defisit Perawatan Diri:

Mandidan Berdandan.

c. Bagi Penulis

Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien khususnya

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan Berdandan 1. Defenisi defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan

Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan

proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan akitivitas perawatan diri menurun.

Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan,

berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri (Anna

&Akemat, 2010). Menurut Nanda (2006) defisit perawatan diri sering kali disebabkan oleh

intoleransi aktifitas, hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, gangguan kognitif atau

persepsi.

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Menurut

Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan

dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Pemenuhan

personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.

Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang

sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit

merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi

tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu

maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).

2. Jenis-jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan

memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

3. Kurang perawatan diri: Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan

(10)

4. Kurang perawatan diri: toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah, 2004).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan

Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan

personalhygienedipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh (Body Image) penampilan umum pasien dapat menggambarkanpentingnya personal hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh

merupakan konsepsubjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal

hygiene yang baik akanmempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh

individu (Stuart & Sudeen, 1999dalam setiadi, 2005). Citra tubuh dapat

berubah, karena operasi, pembedahan ataupenyakit fisik maka perawat harus

membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkanhygiene dimana citra tubuh

mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Bodyimage seseorang

berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanyaperubahan fisik

sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien

berhubungandapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik

personal hygiene.Perawat harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan

bahan-bahan yangpenting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik.

Perawat juga harusmenentukan jika penggunaan dari produk-produk ini

merupakan bagian darikebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial

pasien.

c. Status sosial ekonomi menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi

(2008),pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk

menyediakanfasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk

menunjang hidup dankelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi

seseorang mempengaruhi jenisdan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk

(11)

memadai, seperti kamar mandi, peralatanmandi, serta perlengkapan mandi yang

cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).

d. Pengetahuan pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting,

karenapengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan

tentangpentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi

praktik hygiene.Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup,

pasien juga harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu

dengan pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga

kebersihan dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit

(Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).

e. Kebudayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuanperawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan personal higiene yang

berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur sering menentukan defenisi tentang

kesehatan dan perawatan diri.Dalam merawat pasien dengan praktik higiene

yang berbeda, perawat menghindarimenjadi pembuat keputusan atau mencoba

untuk menentukan standar kebersihannya(Potter & Perry, 2005).

f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang setiap pasien memiliki

keinginanindividu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan

melakukan perawatanrambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang

menjalani operasseringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk

melakukan personalhigiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada

tangannya atau menggunakantraksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang

lengkap. Kondisi jantung, neurologis,paru-paru, dan metabolik yang serius

dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidakmampu dan memerlukan

(12)

4. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai

berikut:

a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh

atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,

mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar

kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan

pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien

juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih

pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan

pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat

(13)

5. Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan

1. Pengkajian

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri

makatanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:

• Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki

dan bau, kuku panjang dan kotor.

• Ketidakmampuan berdandan/berhias, ditandai dengan rambut acak-acakan,

pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak

bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan (Purba, 2012).

2. Analisa Data 1. Data Subjektif

• Klien mengatakan dirinya malas mandi

• Klien mengatakan malas gosok gigi karena tidak ada odol

• Klien mengatakan sudah dua hari tidak ganti baju dan celana

• Klien mengatakan tidak mempunyai alat mandi

• Klien mengatakan dirinya malas berdandan

2. Data Objektif

Klien terlihat jorok, kulit kusam dan berdaki, kulit kepala berketombe terdapat

kutu dan beruban, gigi kuning terdapat karang dan karies gigi, bibir kering dan

pecah-pecah, Pakaian klien jorok dan tercium bau badan (Fitria, 2010).

3. Rumusan Masalah

Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumuskan masalah sebagai

Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan/berhias.

4. Perencanaan

Menurut (Purba, 2012) perencanaan meliputi:

1. Menyediakan alat mandi dan berdandan untuk pasien (mis: sabun, sikat gigi,

(14)

2. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri untuk melatih pasien

dalam menjaga kebersihan diri dapat dilakukan tahapan

tindakan yang meliputi:

• Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

• Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

• Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

• Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

3. Melatih pasien berdandan/berhias

perawat dapat melatih pasien berdandandanuntuk pasien wanita latihan meliputi:

• Berpakaian

• Menyisir rambut

• Berhias

Strategi Pertemuan pada pasien Defisit Perawatan diri: Mandidan berdandan

NO Kemampuan Pasien

1.

SP 1

1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi,

gunting kuku, dan keramas)

3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2.

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan cara berdandan (menyisir rambut, berpakaian,

berbedak)

3. Membantu pasien memprakatekkan cara berdandan

(15)

1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 47 tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak ada

Alamat : Jl. Sakti Lubis No.41

Tanggal Masuk RS : 01 Desember 2013

No. Register : 015.7.57

Ruangan/Kamar : Kamboja

Tanggal Pengkajian : 02 juni 2014

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II. KELUHAN UTAMA :

Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul anaknya dan

suaminya. Klien suka marah-marah, mengamuk, berbicara dan tertawa sendiri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul anak dan

suaminya.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

(16)

B. Quantitiy/quality

• Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering

mendengar suara-suara.

• Bagaimana dilihat

Klien tampak berinteraksi tapi sesekali klien sering terlihat menyendiri.

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

± 3 tahun lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi

karena tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan pengobatan hanya dengan berobat jalan.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien tidak pernah di rawat diklinik kejiwaan.

D. Lama dirawat

Klien sudah 6 bulan dirawat di rumah sakit jiwa.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

F. Imunisasi

(17)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien.

B. Saudara kandung

Klien adalah anak ke empat dari 5 bersaudara, dan saudara kandung klien yaitu

anak ketiga ada yang memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien.

C. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien memiliki Penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

kakak klien mengalami gangguan jiwa seperti klien.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Anggota keluarga yang meninggal adalah ayah klien.

F. Penyebab meninggal

Ayah klien meninggal karena penyakit asma.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. persepsi pasien tentang penyakitnya

klien mengatakan ia sering menyendiri karena merasa tidak berguna dengan

keadaannya.

B. Konsep diri

- Gambaran diri

Klien tidak merasa ada yang kurang dari tubuhnya.

- Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah berkumpul dengan

keluarganya.

- Harga diri

Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi karena telah

gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya.

(18)

Klien sebagai seorang ibu yang memiliki anak satu orang.

- Identitas

Klien merupakan seorang wanita tamatan SMP.

C. Keadan emosional :

Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif.

D. Hubungan sosial :

- Orang yang berarti

Menurut klien orang yang berarti adalah ibu dan anaknya.

- Hubungan dengan keluarga

Menurut klien hubungan klien dengan keluarga baik dan harmonis.

- Hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan temannya diruangan baik.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam.

- Kegiatan ibadah

Klien sering mengikuti kegiatan ibadah selama dirawat dirumah sakit jiwa.

VII. STATUS MENTAL

a. Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (composmentis).

b. Penampilan

Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan gosok gigi,

klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan celana, terlihat baju dan

celana klien belum pernah diganti selama pengkajian, klien mengatakan tidak

mempunyai peralatan mandi, gigi kotor, tercium bau badan, kulit kepala

(19)

c. Pembicaraan

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien berbicara agak

lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat.

d. Alam perasaan

Saat diajak berbincang–bincang klien tampak tidak bergairah dan lesu.

e. Afek

Afek klien tumpul dimana klien berespon jika diberi hal yang menyenangkan

atau menyedihkan.

f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata

mudah beralih kearah yang tak menentu.

g. Persepsi

Klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan teman seruangan karena malu

terhadap dirinya yang kotor dan bau.

h. Proses pikir

Pembicaraan klien sesuai stimulus/pertanyaan perawat. Masalah keperawatan

tidak ditemukan.

i. Isi pikir

Klien tidak mengalami gangguan daya pikir pada saat berinteraksi dengan

perawat. Masalah keperawatan tidak ditemukan.

j. Waham

Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar, terlihat

dari mata klien yang suka melihat kesegala arah.

k. Memori

Klien memiliki daya ingat yang masih bagus.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A.Keadaan Umum

Composmentis (CM)

B.Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,50

c

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

(20)

- Pernafasan : 20 x/i

C.Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala dan Rambut

Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala berketombe,

banyak kutu, rambut pendek dan sedikit beruban.

2. Wajah

Struktur wajah klien bulat dan tidak ada kelainan, kulit wajah kusam dengan warna

kulit coklat.

3. Mata

Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan dengan

konjungtiva dan sclera normal.

4. Hidung

Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung normal, klien

tidak memakai alat bantu hidung.

5. Telinga

Bentuk telinga klien normal dan tidak ada kelainan, tetapi klien sering mendengar

suara-suara yang orang lain tidak mendengarnya.

6. Mulut dan Faring

Keadaan bibir kering dan pecah-pecah klien mampu membedakan rasa asin, manis,

asam, dan pahit.

7. Gigi

Adanya karang gigi, terdapat karies gigi, ada sebagian gigi yang sudah ompong.

8. Leher

Leher klien tampak berdaki dan jorok.

9. Integument

Kulit klien terlihat jorok dan kusam, terdapat kudis.

10. Genetalia

Klien mengatakan sekitar genitalia gatal dan kemerahan.

11. Kamar mandi

(21)

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik

- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati

- Alergi : tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) :

Klien tampak makan memisahkan diri

- Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan sore

- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi jenis nasi + lauk pauk

- Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan

- Masalah makan dan minum ( kesulitan menelan, mengunyah):

Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum.

II. Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan

- Kebersihan tubuh : terlihat kotor dan berdaki

- Kebersihan gigi dan mulut : terdapat karang gigi dan karies gigi

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tangan dan kaki panjang,

hitam-hitam

III. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian,

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total:

Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan

terlebih dahulu.

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit:

Klen sering mengikiuti kegiatan ibadah selama dirawat di RSJ.

IV. Pola Eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 2 x sehari

- Karater feses : kadang keras dan kadang lembek

- Riwayat perdarahan : tidak memiliki riawayat perdarahan

(22)

- Diare : tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK :3-5 x sehari

- Kateter urin : tidak memakai kateter urin

- Nyeri/rasa terbakar : tidak adanyeri atau kesulitan BAK

- Penggunaan diauretik : tidak ada penggunaan diauretik

V. Mekanisme koping

- Adaptif

Saat ada masalah klien hanya memendam masalah nya sendiri tanpa

menceritakannya kepada siapa pun.

- Maladatif

Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu menghindarinya

(23)

2.Analisa Data

No.

Data

Masalah Keperawatan

1.

DS:

• Klien mengatakan dirinya malas mandi

• Klien mengatakan malas gosok gigi karena

tidak ada odol

• Klien mengatakan sudah dua hari tidak

ganti baju dan celana

• Klien mengatakan tidak mempunyai alat

mandi

• Klien mengatakan dirinya malas

berdandan.

DO:

• Klien terlihat jorok, kulit berdaki dan bau,

rambut berantakan, berkutu dan beruban,

gigi kotor terdapat karang dan karies pada

gigi, kuku panjang dan hitam-hitam,

pakaian kotor dan bau badan, pakaian

tidak sesuai, dan klien tidak berdandan.

Defisit perawatan diri: Mandi

dan berdandan.

3. Rumusan Masalah Keperawatan

Defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan.

Diagnosa Keperawatan

(24)

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/ Tanggal Diagnosa Perencanaan Keperawatan

Selasa, 03 juni

2014

Defisit perawatan

diri: Mandi dan

berdandan

Tujuan dan Kriteria Hasil: Tujuan :

• Klien mampun melakukan defisit

perawatan diri: Mandi secara mandiri.

• Klien mampu melakukan

berdandan/berhias dengan benar.

Kriteria hasil:

• Klien dapat memenuhi kebutuhan

perawatan diridan berdandan.

Rencana Tindakan Rasional

1. Menyediakan alat mandi

seperti sabun, sikat gigi,

odol,sampo dan bedak

kepada klien.

2.Strategi Pertemuan 1

• Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri

• Menjelaskan cara

menjaga kebersihan diri

(mandi, sikat gigi,

gunting kuku, dan

keramas)

• Membantu pasien

Memotivasi klien untuk melakukan perawatan diri mandi dan berdandan. Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri:

Mandi dan dapat

menjaga

kebersihan

(25)

mempraktekkan cara

menjaga kebersihan diri

• Menganjurkan pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

3.Strategi Pertemuan 2

• Evaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

• Menjelaskan cara

berdandan (berpakaian,

menyisir dan berdandan)

• Membantu pasien

memprakatekkan cara

berdandan

• Menganjurkan pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

Memantau

kemajuan serta

aktivitas yang

dipilih dan dilatih

bersama dengan

(26)

5.

Implementasi Keperawatan

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Rabu 04

juni 2014

1. 1. Memfasilitasi perlengkapan

mandi seperti sabun, sikat gigi, odol,

sampo, dan bedandan.

S: Klien mengatakan ingin

mandi.

O: Klien tampak senang.

A: Masalah teratasi

sebagian.

P: Intervensi dilanjutkan.

Kamis 05

juni 2014

2. Strategi Pertemuan 1

• Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri.

• Menjelaskan cara menjaga

kebersihan diri (mandi, sikat gigi,

gunting kuku, dan keramas).

• Membantu pasien

mempraktekkan cara menjaga

kebersihan diri.

• Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian.

S: Pasien mengatakan

kalau mandi badan jadi

segar.

O: Klien tampak bersih

dan segar.

A: Masalah teratasi

sebagian.

(27)

3. Strategi Pertemuan 2

• Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien.

• Menjelaskan cara berdandan

(menyisir rambut, berbedak, dan

berpakaian).

• Membantu pasien

mempraktekkan cara berdandan.

Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian.

S: klien mengatakan kalau

berdandan dirinya lebih

rapi dan cantik.

O: Klien tampak rapi dan

berdandan.

A: Masalah sebagian

Teratasi.

(28)

5.

Evaluasi

Evaluasi keperawatan dari implementasi yang dilakukan pada pasien dengan

masalah defisit perawatan diri: Mandi dan berdandan dapat teratasi, didapatkan data

subyektif: Klien mengatakan mau mandi, ganti pakaian, gosok gigi, dan keramas, klien

mengatakan setelah mandi badan lebih segar dan bersih. Data obyektif: Klien sudah

mengganti pakaiannya, gigi klien bersih, klien terlihat rapi. Analisa: Klien mengerti

pentingnya kebersihan diri, klien mengetahui cara melakukan perawatan diri, klien dapat

melaksanakan perawatan diri secara mandiri. Rencana tindak lanjut perawat: Pertahankan

klien untuk terus mandi dua kali sehari dan bantu memasukkan kegiatan kedalam jadwal

(29)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian, maka perawat dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan,tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data, perumusan masalah klien, dan analisa

data subjektif yaitu klien mengatakan dirinya malas mandi,karena airnya dingin

dan di rs tidak disediakan alat mandi dan Klien mengatakan dirinya malas

berdandan, dan data objektif yang ditandai dengan Ketidakmampuan

mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki

dan bau, serta kuku panjang yang kotor dan Ketidakmampuan berhias/berpakaian:

ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak

sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak

berdandan.

b. Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian. Diagnosa yang perawat angkat pada kasus Ny.S adalah defisit

perawatan diri: Mandi dan Berdandan. Tujuan umum dilakukan tindakan

keperawatan pada permasalahan yang dihadapi yaitu Klien mampu melakukan

perawatan diri: Mandi dan berdandan secara mandiri.

c. Intervensi adalah merencanakan kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan yang

akan perawat lakukan adalah menjelaskan pentingnya melakukan personal

hygiene dan berdandan serta melatih klien melakukan melakukan personal

hygiene dan berdandan dengan strategi pertemuan 1 dan 4.

d. Implementasi adalah melakukan tindakan sesuai perencanaan yaitu membina

hubungan saling percaya, menanyakan apakah klien sudah mandi, perawat

mengatakan akan mengajarkan klien melakukan kebersihan diri personal

hygiene dan berdandan, memberi kesempatan klien untuk mempraktikkan cara

(30)

memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian dan menganjurkan klien untuk

sering melakukan perawatan diri : Mandi dan berdandan.

e. Evaluasi adalah menilai kebehasilan kegiatan yang telah terlaksana dan yang

perawat lakukan pada hari terakhir yaitu hari jumat, tanggal 06 juni 2014 pada

pukul 09.00 Wib adalah subjektif: klien mengatakan sudah mau mandi karena

dengan mandi klien menjadi segar dan rapi, dan objektif: klien terlihat bersih

dan rapi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka

meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, sebagai berikut:

1. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada Institusi Pendidikan untuk selalu memberikan motivasi dan

sarana yang memadai bagi mahasiswa berguna menyelesaikan tugas akhir

karya Tulis Ilmiah.

2. Untuk perawat

Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti kebutuhan

klien memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Dan perawat memberikan

asuhan keperawatan perawatan diri dengan baik.

3. Klien

Klien diharapkan dapat mengikuti program yang ditentukan perawat untuk

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia2. Jakarta : Salemba Medika

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien Jakarta: Salemba Medika.

Depkes. (2001). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Fitria, Nita. (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:Salemba

Medika.

Nanda. (2012). Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC

Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:Momedia

Perry, Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Purba,dkk. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikologi dan

Gangguan Jiwa. Medan:USU Press

Tarwoto dan Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia dan Proses Keperawatan.

(32)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1. Defisit

perawatan

diri: Mandi

dan

berdandan.

Rabu/04

juni 2014

08.00-09.00

1.Strategi Pertemuan 1

• Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri

• Menjelaskan cara menjaga

kebersihan diri (mandi, sikat

gigi, gunting kuku, dan

keramas)

• Membantu pasien

mempraktekkan cara menjaga

kebersihan diri

• Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

S: Pasien mengatakan kalau mandi

badan jadi segar.

O:Klien terlihat segar dan bersih

A: Masalah teratasi sebagian.

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual -.. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

[r]

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik.. Irrevocable L/C yang

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) -7. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia

Due to rich information of a full waveform of airborne LiDAR (light detection and ranging) data, the analysis of full waveform has been an active area in LiDAR application. It

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

The two campaigns form therefore an ideal test data set for investigat- ing the validity of the calibration constant among different flight strips and different scanning

[r]