• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BERKUMUR EKSTRAK DAUN NEEM

TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

GIGI USU MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

KATRINA KAUR GENDEH A/P AMAR SINGH

NIM : 100600197

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2014

Katrina Kaur

Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

ix + 41 halaman

Berkumur larutan herbal merupakan metode tambahan pemeliharaan oral higiene yang efektif. Obat kumur ekstrak daun neem mempunyai sifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik di dalam rongga mulut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas berkumur ekstrak daun

neem terhadap penurunan jumlah bakteri. Jenis penelitian ini adalah eksperimental

ulang dengan rancangan pre dan postest control group. Sampel adalah 30 orang mahasiswa FKG USU Medan yang secara random dibagi atas kelompok perlakuan

berkumur ekstrak daun neem dan kelompok kontrol berkumur akuades dengan masing-masing kelompok 15 orang. Penelitian ini dilakukan selama tujuh hari, dan sampel diminta untuk berkumur dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan

sesudah makan siang di bawah pengawasan peneliti. Kelompok perlakuan diberikan 15 ml ekstrak daun neem dan kelompok kontrol diberikan akuades sebanyak 15 ml dan diintruksi berkumur selama 30 detik. Pengukuran jumlah bakteri dilakukan sebelum berkumur (baseline salivary bacterial count), sesudah berkumur (postest 1) dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (postest 2) di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t tidak berpasangan.

(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 13 Februari 2014

Pembimbing : Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 13 Februari 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D ANGGOTA : 1. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati serta penghargaanyang tulus penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku penasehat akademik, yang telah banyak memberikan motivasi, nasihat, dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing, atas keluangan waktu, saran, dukungan, bantuan, motivasi, dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM., dan Rika Mayasari Alamyah, drg., M.Kes., selaku tim penguji, atas keluangan waktu, saran, dukungan, dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Drs. Awaluddin Saragih, M. Si., Apt., selaku Ketua Laboratorium Obat Tradisional serta Abang Poppy, Abang Bagus, dan Abang Angga yang membantu dalam prosedur pembuatan obat kumur dan perhitungan jumlah bakteri.

(7)

6. Sahabat-sahabat tersayang penulis, Anu Rekha Moganadass, Poppy Yoanda, Zeri Winda Ayu,Puput Roza Dewi, serta teman-teman stambuk 2010 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan motivasi selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan kepada Ibunda Harnarbir Kaur Gosal serta kakakku tercinta Lorainjeet Kauratas perhatian, kasih sayang, doa, bimbingan semangat, serta dukungan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 13 Februari 2014 Penulis,

(Katrina Kaur)

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva ... 6

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 16

3.2 Rancangan Penelitian ... 16

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

3.3.1 Tempat... 16

(9)

3.4 Populasi dan Sampel ... 17

3.4.1Populasi ... 17

3.4.2Sampel ... 17

3.5Variabel dan Definisi Operasional ... 18

3.6Metode Penelitian... 19

3.6.1 Prosedur Pembuatan Obat Kumur ... 19

3.6.2 Prosedur Berkumur ... 20

3.6.3Perhitungan Jumlah Bakteri ... 21

3.7Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.8Etika Penelitian ... 23

3.9Alur Penelitian ... 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Responden ... 25

4.2 Rerata Jumlah Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 25

4.3 Jumlah Bakteri Sebelum Berkumur dan Sesudah Berkumur ... 26

4.4 Jumlah Bakteri Sebelum Berkumur dan Sesudah Berkumur pada Hari Ketujuh ... 27

4.5Jumlah Bakteri Sesudah Berkumur dan Sesudah Berkumur pada Hari Ketujuh ... 28

4.6Uji Efektivitas terhadap Jumlah Bakteri pada Kelompok Perlakuan pada Pretest, Postest 1 dan Postest 2 ... 29

4.7 Uji Efektivitas terhadap Jumlah Bakteri pada Kelompok Kontrol pada Pretest, Postest 1 dan Postest 2... 30

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Gambaran responden penelitian ... 25 2 Hasil analisis statistik jumlah bakteri sebelum berkumur (Pretest) dan

sesudah berkumur (Postest 1) ... 27 3 Hasil analisis statistik jumlah bakteri sebelum berkumur (Pretest) dan

sesudah berkumur pada hari ketujuh (Postest 2) ... 28 4 Hasil analisis statistik jumlah bakteri sesudah berkumur (Postest 1)

dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (Postest 2) ... 29 5 Hasil Uji Repeated Measure Anova terhadap jumlah bakteri pada tiga

waktu pengukuran pada kelompok perlakuan ... 29 6 Hasil Uji Repeated Measure Anova terhadap jumlah bakteri pada tiga

waktu pengukuran pada kelompok kontrol ... 30 7 Hasil analisis statistik perbedaan selisih jumlah bakteri antara kelom-

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Azadirachta Indica ... 9 2 Buah dan biji Azadirachta indica ... 9 3 Struktur senyawa azadirachtin ... 13 4 Graf garis jumlah bakteri pada kelompok perlakuan dan kelompok

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Data penelitian subjek

2 Lembar penjelasan kepada subjek penelitian

3 Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) 4 Lembar hasil pemeriksaan

5 Surat izin melakukan penelitian di Fakultas Farmasi USU 6 Surat persetujuan komisi etik penelitian

7 Surat penyelesaian penelitian di Fakultas Farmasi USU 8 Hasil pemeriksaan mikrobiologi

(13)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2014

Katrina Kaur

Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

ix + 41 halaman

Berkumur larutan herbal merupakan metode tambahan pemeliharaan oral higiene yang efektif. Obat kumur ekstrak daun neem mempunyai sifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik di dalam rongga mulut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas berkumur ekstrak daun

neem terhadap penurunan jumlah bakteri. Jenis penelitian ini adalah eksperimental

ulang dengan rancangan pre dan postest control group. Sampel adalah 30 orang mahasiswa FKG USU Medan yang secara random dibagi atas kelompok perlakuan

berkumur ekstrak daun neem dan kelompok kontrol berkumur akuades dengan masing-masing kelompok 15 orang. Penelitian ini dilakukan selama tujuh hari, dan sampel diminta untuk berkumur dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan

sesudah makan siang di bawah pengawasan peneliti. Kelompok perlakuan diberikan 15 ml ekstrak daun neem dan kelompok kontrol diberikan akuades sebanyak 15 ml dan diintruksi berkumur selama 30 detik. Pengukuran jumlah bakteri dilakukan sebelum berkumur (baseline salivary bacterial count), sesudah berkumur (postest 1) dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (postest 2) di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t tidak berpasangan.

(14)
(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi banyak diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut survei National Health and Nutrition Examination, prevalensi karies gigi pada orang dewasa usia 20-64 adalah 92%.1 Tingkat keparahan dan prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia terus meningkat.Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, melaporkan bahwa 72% penduduk Indonesiamempunyai pengalaman karies dan 46,5 % diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat dan pada umumnya diderita anak-anak.2

Penyebab utama karies adalah plak.Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dalam matriks yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.3 Permukaan gigi yang tidak dibersihkan ini akan mengakibatkan akumulasi plak secara terus-menerus

sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri fakultatif anaerob yaitu Streptococcus

mutans yang merupakan penyebab utama terjadinya karies.4 Menurut penelitan Mundorff, terdapat korelasi antara keberadaan Streptococcus mutans yang ada dalam plak dan saliva. Apabila jumlah bakteri dalam saliva tinggi, jumlah bakteri dalam saliva juga bertambah. Jumlah bakteri yang tinggi dalam saliva berkorelasi dengan penambahan bakteri sebanyak 103Colony Forming Unit (CFU) dalam plak. Oleh

karena itu, jumlah bakteri yang tinggi merupakan indikator risiko terjadinya karies gigi.5

(16)

Penggunaan obat kumur antiseptik menghasilkan efek antimikroba di seluruh rongga mulut, termasuk daerah-daerah yang tidak tercapai dengan menyikat gigi dan

flossing.6 Obat kumurterdiri atas berbagai agen antimikroba untuk kontrol plak seperti bisbiguanida,ammonia kuaternari,senyawa fenol,agen pengoksidasi,ion logam dan ekstrak tumbuhan.7

Sebanyak 80% populasi di dunia ini menggunakan obat-obatan herbal atau ekstrak tanaman untuk perawatan dan pencegahan penyakit terutama di negara berkembang.Obat herbal merupakan obat yang aman,efektif,dengan efek samping yang minimal dan dapat diterima oleh masyarakat. Zat kimia yang terdapat dalam obat herbal merupakan bagian dari fungsi fisiologis tanaman dan dipercayai mempunyai kompatibilitas yang tinggi terhadap tubuh manusia.8

Tanaman herbal banyak bermanfaat dalam kesehatan rongga mulut di seluruh dunia. Salah satu tanaman herbal ini adalah Azadirachta indica.Azadirachta

indica juga dikenal sebagai neem dan dapat dijumpai di

India,Filipina,Bangladesh,Burma,Pakistan,Sri Lanka,Malaysia,Thailand termasuk Indonesia.8 Selama berabad-abad,bagian tanaman pohon neem seperti kulit, batang, akar, daun, dan biji telah digunakan oleh masyarakat India sebagai obat tradisional.Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah risiko terjadinya alergi yang rendah dan efek samping yang minimal.Neem menjadi sasaran untuk dilakukan

penelitian yang luas sebagai bahan terapeutik.10 Dalambidang kedokteran gigi,neem menjadi kepentingan penelitian karena mempunyai sejarah panjang terhadap perawatan gigi dan gusi.Di daerah pedesaan India, ranting neem digunakan sebagai alat penyikat gigi untuk menghambat terjadinya gingivitis.11

Komposisi kimia ekstrak neem telah dianalisis sejak dua puluh tahun lalu.Berbagai komponen aktif neem telah diidentifikasi dan diperoleh bahwa komponen teraktif adalah azadirachtin.10 Pai dkk.melakukan penelitian untuk mengevaluasi efek daun Azadirachtin indica terhadap bakteri S. mutans dan

Lactobasilus dalam plak dan saliva untuk membandingkan efektivitasnya dengan obat

(17)

Sorna Kumari dkk melakukan penelitian untuk menilai efek antibakteri daun

neem terhadap penderita diabetes yang mempunyai karies gigi. Lima belas penderita

diabetes yang mempunyai karies gigi telah diambil sampel saliva dan plak, dan diukur dengan menggunakan caries susceptibility test. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 50%, ekstrak daun neem memperlihatkan aktivitas antibakteri maksimum terhadap bakteri penyebab karies gigi.12

Hasil penelitian Botelho dkk. meneliti efek obat kumur ekstrak daun neem pada penderita gingivitis kronis dan membandingkan efektivitasnya dengan obat kumur klorheksidin. Sampel saliva sebanyak lima puluh empat orang penderita gingivitis kronis diambil sebelum dan sesudah 7 hari melakukan terapi berkumur ekstrak daun neem, dan dihitung jumlah bakterinya. Jumlah S. mutans dalam saliva menunjukkan penurunan yang signifikan pada kelompok yang berkumur obat kumur ekstrak daun neem. Jumlah S. mutans pada kelompok perlakuan menunjukkan penurunan median 9550 CFU/ml menjadi 1200 CFU/ml (p<0,001) sedangkan penurunan bakteri pada kelompok kontrol adalah dari median 3800 CFU/ml menjadi 900 CFU/ml (p<0,001).13

Berdasarkan uraian di atas,peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteraan Gigi USU Medan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang lebih lanjut mengenai peranan daun neem terhadap kesehatan rongga mulut khususnya dalam pencegahan dan perawatan karies.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah berkumur ekstrak daun neem efektif menurunkan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

(18)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas berkumur ekstrak daun neemterhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

Tujuan khusus :

1.Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline salivary

bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak daun neem.

2.Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline salivary

bacterial count) dan sesudah berkumur akuades.

3.Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sesudah berkumur ekstrak daun neem pada hari ketujuh.

4.Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri sesudah berkumur akuades pada hari ketujuh.

5.Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline

salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak daun neem.

6.Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline

salivary bacterial count) dan sesudah berkumur akuades.

7.Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline

salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak daun neem pada hari

ketujuh.

8.Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline

salivary bacterial count) dan sesudah berkumur akuades pada hari ketujuh.

9.Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (baseline salivary bacterial count), sesudah berkumur dan sesudah berkumur ekstrak daun neem pada hari ketujuh.

(19)

1.4 Hipotesis

1.Tidak ada perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum(baseline salivary

bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak daun neem dan berkumur larutan

akuades.

2.Tidak ada perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum(baseline salivary

bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak daun neem dan berkumur larutan

akuades pada hari ketujuh.

3.Tidak ada perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (baseline

salivary bacterial count), sesudah berkumur dan sesudah berkumur ekstrak daun

neem dan berkumur larutan akuades pada hari ketujuh.

4.Tidak ada perbedaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ketujuh.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat: 1)Manfaat untuk ilmu pengetahuan

Obat kumur ekstrak daun neem dapat digunakan sebagai metode tambahan pemeliharaan oral higiene karena mempunyai efek samping minimal dan aman digunakan.

2)Manfaat untuk masyarakat

Dapat memberi informasi pada masyarakat mengenai manfaat tentang ekstrak daun

neem dalam kesehatan rongga mulut.

3)Manfaat untuk peneliti

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva

Di dalam rongga mulut, pengertian tentang saliva secara keseluruhan meliputi produksi saliva dari glandula salivarius mayor, minor, maupun cairan krevikuler gingiva. Di dalam saliva terkandung bahan-bahan anorganik misalnya kalsium, fosfat, potasium, magnesium, maupun bahan-bahan organik misalnya protein dan enzim-enzim. Komponen organik terbesar dalam saliva adalah protein dan glikoprotein seperti musin yang mempunyai pengaruh atau peranan yang besar terhadap mikroflora rongga mulut.

Peran protein dan glikoprotein saliva tersebut adalah (a) membentuk aquired

pellicle, suatu lapisan tipis yang melekat pada gigi, sebagai tempat perlekatan

mikroorganisme disamping sebagai pertahanan lapis pertama enamel gigi, (b) berperan sebagai sumber nutrien primer untuk pertumbuhan mikroorganisme rongga

mulut, (c) akan menyebabkan agregasi mikroorganisme dan kemudian memfasilitasi pembersihan dari rongga mulut dengan adanya penelanan, (d) menghambat pertumbuhan mikroorganisme eksogen.14

(21)

Saliva juga berperan dalam mekanisme kekebalan tubuh yaitu menetralisir asam yang diproduksi dari fermentasi karbohidrat dengan memperbaiki demineralisasi yang terjadi apabila plak gigi dibawah batas 5,5 hingga 6,0.15 Jumlah ion kalsium dan fosfat adalah lebih banyak dalam plak gigi dari jumlahnya dalam saliva. Penurunan pH plak gigi karena produksi asam oleh bakteri menyebabkan jumlah kalsium dan fosfat menurun dan resiko demineralisasi bertambah dan meningkatnya lesi karies.16

Bakteri yang bersifat kariogenik berproliferasi dan bertambah jumlahnya apabila kondisi rongga mulut berada dalam lingkungan pH yang rendah. Saliva yang melapisi seluruh bagian di rongga mulut akan berinteraksi secara selektif dengan bakteri dan membentuk salivary bacterial pellicle. Interaksi bakteri pada komponen saliva tergantung pada afinitas komponen tersebut dan juga kuantitas bakteri dalam saliva. Saliva yang mempunyai adesin yaitu reseptor spesifik membantu perlekatan bakteri pada permukaan gigi.17

2.2 Azadirachta indica

Azadirachta indicaatau disebut juga neem dan telah digunakan dalam

pengobatan Ayurvedic selama lebih dari 4000 tahun karena mempunyai sifat terapeutik (medicinal properties). Sebagian besar bagian tanaman neem seperti buah,

biji, daun, kulit batang dan akar mengandung senyawa yang terbukti bersifat antiseptik, antivirus, anti-inflamasi, antiulser dan antijamur. Neem yang biasa disebut

'Indian lilac' atau 'Margosa' merupakan bagian dari familiMeliaceae.9 Azadirachta indica merupakan tanaman yang banyak tumbuh di India, Pakistan, SriLanka,

(22)

tanaman ini dikenal dengan nama Intaran, populasinya mencapai 2 juta pohon. Sedangkan di daerah Lombok populasinya sekitar 250 – 300 ribu pohon.19

2.2.1 Klasifikasi

Menurut taksonomi, neemdapat diklasifikasikan sebagai berikut: 9,18

2.2.2 Morfologi

Secara morfologi, pohon Azadirachta indica berukuran besar dengan tinggi

maksimal mencapai 15-25 meter dan diameter batang maksimal 3 meter menyebarkan cabang membentuk sebuah mahkota yang luas (Gambar 2a).9,20 Setiap tangkai pohon ini mengandung 5-15 daun.21 Daunnya berbentuk menyirip dan berwarna mengkilap hijau gelap pada permukaan atas dan hijau pucat di bagian bawah (Gambar 2b).21Bunganya banyak, kecil, memiliki aroma yang harum, berwarna cream atau putih kekuningan dan berbentuk memanjang (Gambar 2c).20,21

Kingdom : Plantae

(23)

Gambar 1. (a) Pohon Azadirachta indica 9,20 (b) Daun berwarna hijau gelap pada permukaan atas dan hijau pucat di bagian bawah 21 (c) Bunga berwarna cream atau putih kekuningan dan beraroma harum 20,21

Buahnya sendiri berbentuk bulat dengan panjang 1-2 cm bersama kayu

endocarp dan berubah kuning kehijauan ketika telah matang (Gambar 3a). Bijinya

berbentuk ellipsoid, mempunyai kotiledon tebal, berdaging dan berminyak (Gambar 3b).9,20 Bijinya yang paling berguna dan berharga pada pohon ini yang menghasilkan 40% dari minyak kuning tua yang terkenal,yaitu 'Margosa Oil'.9

Gambar 2. (a) Buah bulat dan berubah kuning kehijauan ketika telah matang 9,20 (b) Biji ellipsoid, kotiledon tebal, berdaging dan berminyak9,20

2.2.3 Kandungan Kimia Azadirachta indica

Kandungan utama daun neem adalah protein 7,1%, karbohidrat 22,9%, mineral, kalsium, fosfor, vitamin C, karotendll. Daun neem juga mengandung asam

(a) (b)

(24)

glutamat, tirosin, asam aspartat, alanin, pralin, glutamin dan cystin seperti asam amino, dan beberapa asam lemak (dodecanoic, tetradecanoic, elcosanic, dll).22

Kandungan kimia mengandung banyak senyawa biologis aktif yang dapat diekstraksi dari neem, termasuk alkaloid, lavonoids, triterpenoid, senyawa fenolik, karotenoid, steroid dan keton. Senyawa biologis paling aktif adalah azadirachtin yang merupakan campuran dari tujuh senyawa isomer dikenal sebagai azadirachtin A-G dimanaazadirachtin E lebih efektif. Senyawa lain yang memiliki efek biologis adalah salanin,volatile oils, meliantriol and nimbin.10,18

2.2.4 Toksisitas

Menurut penelitian Omotayo dkk., ekstrak daun neem pada dosis rendah 0,6-2,0 g per kg berat badan tidak mempunyai efek toksik pada parameter hematologi, kadar enzim dan parameter histopatologi. Pada dosis tinggi 200 g per kg berat badan, akan menyebabkan penurunan berat badan, kelesuan badan, aneroksia nervosa dan juga defek histopatologi.23

Penelitian Boadu dkk., analisis toksisitas ekstrak neem pada hewan

percobaan selama 90 hari tidak menunjukkan adanya tanda klinis toksisitas sistemik. Peneliti menguji komponen aktif neem, Azadirachtin yang divariasikan dari dosis 3540 mg per kg berat badan hingga 5000 mg per kg berat badan dan diperkirakan

sebagai dosis aman apabila diberikan secara oral. Selain itu, neem tidak mempunyai efek toksik pada parameter hematologi maupun secara biokimia. Efek samping pada hewan percobaan adalah kehilangan nafsu makan disebabkan sifat pahit dari neem.24

Botelho dkk. melakukan penelitian untuk menguji efektivitas obat kumur ekstrak daun neem terhadap penurunan gingivitis. Hasil penelitian ini diuji secara klinis pada 54 orang penderita gingivitis selama 7 hari. Formulasi obat kumur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun neem sebanyak 25%, 20%

Saccharin sebagai bahan pemanis, peppermint oil(<0,1%) sebagai bahan perisa dan

(25)

2.3Manfaat Azadirachta indica

Sifat obat neem telah dikenal di India sejak zaman dahulu.Tulisan Sanskrit medis mengacu pada manfaat buah, biji, minyak, daun, akar dan kulit kayu pohon

neem. Masing-masing telah digunakan dalam sistem pengobatan Ayurvedic, Unani

dan Homeopathic di India.24 Manfaat neem terhadap kesehatan tubuh manusia dan kesehatan gigi dan mulut, antara lain :9,18,25,26,,27,28

a.Antibakteri

Neem mempunyai sifat antibakteri di mulut, khususnya dalam penyakit gusi

dan gigi berlubang. Hal ini dilihat dengan mengunyah ranting neem (neem twig) untuk membersihkan gigi di wilayah pedesaan di India karena sifat antimikroba yang dapat membantu mengurangi plak, gingivitis, dan penyakit periodontal. Azadirachtin yaitu komponen aktif neem yang bersifat antibakteri denganmenghancurkan dinding sel bakteri yang secara langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya, menyebabkan gangguan tekanan osmotik dan akhirnya menyebabkan kematian sel.

b.Antijamur

Hasil penelitian membuktikan bahwa sifat antijamur neem dapat menghambat penyebab athlete’s foot, ringworm dan Candida, mikroorganisme penyebab infeksi jamur.

c.Antiinflamasi

Nimbidin, komponen neem, telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi

dan antiarthritis. Nimbidindapat menekan fungsi makrofag dan neutrofil yang terlibat dalam peradangan.

d.Antioksidan

(26)

e.Antivirus

Neem menghambat pertumbuhanvirus dengue, demam hemoragik yang

berhubungan dengan Ebola, dan menghambat reproduksi virus coxsackie B, salah satu dari kelompok "enterovirus". Di India, neem juga digunakan untuk mengobati penyakit virus seperti smallpox dan chicken-pox.Neem dapat membantu sebagai obat untuk menyembuhkan AIDS dengan mengkonsumsi ekstrak neem atau daunnya atau minum teh neem.

f. Antidiabetes

Oleh karena neemmempunyai rasa pahit, sangat digunakan untuk gangguan yang disebabkan karena mengkonsumsi permen berlebihan. Neem juga dikatakanmempunyai efek hipoglikemik.

g. Antiulser

Ekstrak kulit pohon neemdapat menurunkan sekresi asam lambung sekitar 77% serta volume sekresi lambung 63% dan aktivitas pepsin 50%, karena memiliki senyawa anti-inflamasi dimana kerusakan lambung berkurang.

h. Antimalaria

Malaria sangat umum terjadi di India dan di seluruh daerah tropis. Ekstrak daun neemdapat membantu mencegah berkembangnya virus malaria. Meskipun neem mungkin efektif terhadap parasit penyebab malaria, tetapi belum terbukti untuk

mencegah infeksi malaria. Daun neem kering dibakar sebagai pengusir nyamuk.

Neem juga digunakan dalam penggunaan terapi seperti mengobati kondisi

kulit kepala, termasuk ketombe, gatal kepala, mengobati jerawat, penyembuhan luka, mengobati jamur kuku dan memulihkan kuku yang rapuh.23

2.4 Pengaruh A. indica Terhadap Jumlah Bakteri

(27)

ini termasuk dalam kelompok polyphenol.10 Penelitian yang dilakukan oleh Nayak pada tahun 2011 menunjukkan bahawa ekstrak etanol dan aqueous A. indicadapat menghambat S. mutansdengan Kadar Hambat Minimum (KHM) 7,5%.30

Azadirachtin yang tergolong dalam kelompok fenol dapat menghancurkan

dinding sel bakteri yang secara langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya, menyebabkan gangguan tekanan osmotik dan akhirnya menyebabkan kematian sel.28

(28)

2.5 Kerangka Teori

Obat Kumur Ekstrak Daun Neem

( Azadirachta indica)

Komponen Aktif

azadirachtin

(1-3 %)

sifat antibakteri

pengurangan jumlah bakteri

menghancurkan dinding sel bakteri

gangguan tekanan osmotik

(29)

2.6 Kerangka Konsep

Berkumur ekstrak daun neem

Pengurangan jumlah bakteri (CFU/ml)

a. Volume berkumur : 15 ml b. Lama berkumur : 30 detik c. Frekuensi berkumur : 2kali

sehari (pagi: 7.00 pagi dan sesudah makan siang: 12.30 siang)

Pretest (baseline salivary bacterial count)

Postest 1 (sesudah

berkumur)

Postest 2 (sesudah

(30)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental ulang atau

pre posttest control group yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi

sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.

3.2 Rancangan Penelitian

Perlakuan : H0 X H1X H2

Kontrol : H0 Y H1Y H2

Keterangan :

X : Obat kumur ekstrak daun neem

Y : Plasebo yaitu berkumur dengan akuades yang diberi bahan pemanis, penyegar dan pewarna yang sama dengan kelompok

perlakuan

H0 : Pengukuran jumlah bakteri sebelum perlakuan (baseline salivary

bacterial count)

H1 : Pengukuran jumlah bakteri sesudah perlakuan

H2 : Pengukuran jumlah bakteri hari ke 7 sesudah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat

1. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara untuk formulasi obat kumur.

2. Halaman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara sebagai tempat perlakuan berkumur.

(31)

3.3.2 Waktu

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu ± 6 bulan (Juli 2013 – Januari 2014).

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa India angkatan 2011-2013 sebanyak 115 orang dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.4.2 Sampel

Besar sampel diambil mengikut rumus Federer seperti berikut : (n-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :

r : Jumlah perlakuan

n: Jumlah sampel dalam setiap kelompok

Perhitungan: (n-1)(3-1) ≥ 15 (n-1)(2) ≥ 15

n-1 ≥ 7,5 n ≥ 8,5 n ≥ 9

Jumlah sampel minimum dalam setiap kelompok adalah 9 orang, tapi untuk menghindarkan kasus drop-out maka diambil 15 orang mahasiswa dalam setiap kelompok. Mahasiswa dengan jumlah 30 orang yang mengikut kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Kriteria Inklusi:

1.Terdapat ≥ 20 elemen gigi

(32)

Kriteria Eksklusi: 1. Menderita karies

2. Menderita penyakit periodontal

3. Pemakai piranti ortodonti cekat atau lepasan 4. Pemakai protesa

5. Gigi yang berjejal

6. Penderita penyakit sistemik seperti penyakit DM, penyakit saluran pernafasan dan kelainan jantung

7. Perokok

8. Rutin menggunakan obat kumur antiseptik

9. Menggunakan antibiotik sejak 3 bulan sebelum penelitian

Setelah sampel diperoleh, maka secara randomisasi sampel dibagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan berkumur ekstrak daun neemdan kelompok kontrol berkumur akuades dimana masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang mahasiswa.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel perlakuan:

Berkumur ekstrak daun neem: berkumur larutan ektrak daun neem dengan

konsentrasi 0,25% sesuai dengan Kadar Bunuh Minimum, sebanyak 15 ml selama 30 detik.

2. Variabel efek:

Jumlah bakteri: jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur pada hari ke-7 yang dihitung dengan Colony Forming Unit (CFU) di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, USU.

3. Variabel Terkendali:

a. Volume obat kumur: 15 ml setiap berkumur b. Lama berkumur: selama 30 detik

(33)

4. Variabel Tidak Terkendali: Cara berkumur

3.6 Metode Penelitian

3.6.1 Prosedur Pembuatan Obat Kumur

a. Pembuatan Simplisia

1.Daun neem diseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan.

2.Daun neem yang telah dicuci ditimbang dengan alat penimbang dan dicatat berat basahnya.

3.Daun dikeringkan dengan menggunakan kertas alas perkamen di dalam lemari pengering dengan suhu 40°C sampai kering (dapat diremas rapuh).

4.Daun yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender sampai menjadi serbuk,lalu diletakkan dalam wadah tertutup.

b. Pembuatan Ekstrak

1. Simplisia ditimbang sebanyak 250 gram lalu ditambahkan etanol 70% untuk perendaman lalu disimpan dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 1 jam

pada suhu 25°C sambil sesekali diaduk dengan menggunakan spatula.

2. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan, di bawah perkolator diletakkan kapas yang telah dibasahi

etanol dan dilapisi kertas saring, kemudian dituangkan etanol 70% sampai hampir penuh.

3. Perkolator ditutup dengan aluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam. 4. Kran perkolator menetes dengan kecepatan 20 tetas/menit (1 ml/menit), perkolat ditampung dalam botol.

5.Ditambah berulang-ulang etanol secukupnya supaya massa daun neem tidak kekeringan.

6. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vaccum

rotavapor yang akan memekatkan ekstrak cair untuk mendapatkan ekstrak

(34)

7. Setelah itu diuapkan sisa air dengan menggunakan waterbathhingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

c. Formulasi Obat Kumur

1.Ekstrak kental daun neem ditimbang sebanyak 0,625 gram. Setelah itu, dimasukkan dalam mortil.

2.Carboxymethyl cellulose (CMC) 0,5% sebagai suspending agent dalam

sediaan tersuspensi ditambahkan dalam ekstrak kental tersebut untuk melarutkan zat yang tidak terlarut dalam air secara homogen. Diaduk dengan stamfer sampai homogen.

3.Larutan Saccharin 50 g sebagai bahan pemanis, peppermint oil 5 tetessebagai bahan penyegar dan akuades dimasukkan dalam campuran dan diaduk.

4.Tambahkan bahan pewarna secukupnya sampai warna yang dikehendaki. 5.Campuran dicukupkan sampai 250 ml dan hasil campuran dimasukkan dalam botol kosong (250 ml) dengan corong kaca.

3.6.2 Prosedur Berkumur

1. Seluruh subjek (30 orang) yang terpilih dikumpulkan di ruangan khusus untuk diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diberi informed consent

untuk ditandatangani. Mereka dibagi secara acak menjadi dua kelompok dengan 15 orang dalam masing-masing kelompok, yaitu:

a. Kelompok perlakuan (Kelompok I) berkumur ekstrak daun neem b. Kelompok kontrol (Kelompok II) berkumur akuades

Penelitian pada kedua kelompok dilakukan pada hari dan waktu yang sama, dan diobservasi oleh 2 orang pemeriksa untuk masing-masing kelompok.

2. Sebelum memulai penelitian pada hari pertama, sampel saliva kedua kelompok ditampung dalam tabung yang steril (pretest) dan ditutup rapat.

(35)

Subjek kelompok kontrol diberi akuades sebanyak 15 ml untuk berkumur selama 30 detik.

4. Setelah berkumur, air kumur pada kedua kelompok ditampung dalam tabung steril (post test) dan ditutup rapat.

5. Pada hari yang sama sesudah makan siang, subjek kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diinstruksikan untuk berkumur sekali lagi di bawah pengawasan peneliti.

6. Mulai hari kedua sampai dengan hari keenam (5 hari), subjek pada kedua kelompok diinstruksikan untuk berkumur 2 kali sehari yaitu pada setiap pagi pukul 7.00 pagi di halaman Fakultas Kedokteran Gigi USU dan sesudah makan siang sekitar pukul 12.30 siang dibawah pengawasan peneliti. Waktu ini dipilih karena pH rongga mulut adalah rendah (pH<5) menyebabkan suasana rongga mulut menjadi keasaman. Kondisi keasaman ini menyebabkan jumlah bakteri kariogenik bertambah dan mengakibatkan email mengalami demineralisasi. Penggunaan obat kumur ekstrak daun neem diharapkan dapat membunuh bakteri kariogenik dan mengembalikan pH rongga mulut ke kadar normal (pH=6,3-7,0) dengan lebih cepat dari yang seharunya.

7. Pada hari ketujuh setelah berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, air kumur ditampung dalam tabung steril dan ditutup rapat. Kemudian sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU

untuk dilakukan perhitungan jumlah bakteri.

3.6.3 Perhitungan jumlah bakteri

1. Sebanyak 1 ml sampel saliva (pre test) dan 1 ml air kumur (post test) pada kedua kelompok dipindahkan ke tabung reaksi untuk melakukan pengenceran secara seri.

(36)

dimasukkan ke dalam tabung nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung nomor dua diambil suspensi sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril kembali, masukkan ke dalam tabung nomor tiga, dikocok hati-hati sampai homogen sehingga terjadi pengenceran. Pengenceran dilakukan pada tabung nomor empat dengan mengambil suspensi sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril dari tabung ketiga dan dimasukkan kedalam tabung keempat.

3. Suspensi saliva dari pengenceran tabung keempat, diambil dengan pipet steril sebanyak 1 ml, kemudian di sebar pada piring petri steril yang mengandungi natrium agar (NA) dengan menggunakan hockey stick.

4. Tahap selanjutnya, piring petri dimasukkan dalam inkubator 37°C selama 2x 24jam.

5. Sesudah 48 jam, jumlah bakteri pada setiap piring petri dihitung dengan

Colony Forming Unit.

6. Pengukuran jumlah bakteri diulang kembali pada hari ketujuh sesudah berkumur pada kedua kelompok.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu data dimasukkan

kedalam program komputer untuk dianalisis dengan uji statistik.

a. Univariat: untuk menghitung rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur ekstrak daun neem dan akuades pada hari ketujuh pada kelompok perlakuan dan kontrol.

(37)

perbedaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ketujuh.

c. Multivarian: untuk menghitung perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline salivary bacterial count), sesudah berkumur dan sesudah berkumur ekstrak daun neem dan akuades pada hari ketujuh pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan menggunakan uji Repeated Measures Anova.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup : 1. Lembar persiapan (informed consent)

Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada

(38)

3.9 Alur Penelitian

a. Sebelum Penelitian

b. Saat Penelitian

Pembuatan Simplisia

Pembuatan Ekstrak

Formulasi Obat Kumur

Sampel saliva sebelum berkumur(baseline

salivary bacterial count)

Berkumur (pagi)

Makan siang

Berkumur Hari 1

konsentrasi 0,25%

Berkumur 2 kali sehari

Sampel air kumur Hari ke-2

sampai hari ke-6

Hari ke-7

Berkumur (pagi) Sampel air kumur

pagi: 7.00 pagi

(39)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Pada penelitian ini, secara keseluruhan jumlah responden perempuan (83,3%) lebih banyak daripada laki-laki (16,7%). Pada kelompok perlakuan, persentase sampel laki-laki sebanyak 20% dan perempuan sebanyak 80%. Pada kelompok kontrol, persentase sampel laki-laki sebanyak 13,3% dan perempuan sebanyak 86,7% (Tabel 1).

Tabel 1. Gambaran responden penelitian

Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

n % n %

Perlakuan 3 20 12 80 15

Kontrol 2 13,3 13 86,7 15

Total 5 16,7 25 83,3 30

4.2 Rerata Jumlah Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan

(40)

Jum

Gambar 4. Grafik garis jumlah bakteri pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

4.3 Jumlah Bakteri Sebelum Berkumur dan Sesudah Berkumur

Jumlah bakteri sebelum berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan(p=0,279) yang berarti bahwa kondisi pemeriksaan awal sama pada

kedua kelompok. Pada kelompok perlakuan, selisih jumlah bakteri sebesar 251,8x105 ± 17,1x105 CFU/ml dan hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan (Z=57,060 ; p=0,0001). Pada kelompok kontrol, selisih jumlah bakteri sebesar 2,8x105 ± 11,1x105 CFU/ml dan hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah berkumur akuades (Z= -0,981 ; p=0,343) (Tabel 2).

Pretest Postest 1 Postest 2

Perlakuan

Kontrol

(41)

Tabel 2. Hasil analisis statistik jumlah bakteri sebelum berkumur (Pretest) dan sesudah berkumur (Postest 1)

Kelompok n

4.4 Jumlah Bakteri Sebelum Berkumur dan Sesudah Berkumur pada

Hari Ketujuh

(42)

Tabel 3. Hasil analisis statistik jumlah bakteri sebelum berkumur (Pretest) dan

4.5 Jumlah Bakteri Sesudah Berkumur dan Sesudah Berkumur pada

Hari Ketujuh

(43)

Tabel 4. Hasil analisis statistik jumlah bakteri sesudah berkumur (Postest 1) dan

4.6 Uji Efektivitas terhadap Jumlah Bakteri pada Kelompok Perlakuan

pada Pretest, Postest 1 dan Postest 2

Hasil ujiRepeated Measures Anova menunjukkan nilai p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur ekstrak daun neem pada hari ketujuh (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil Uji Repeated Measures Anova terhadap jumlah bakteri pada tiga waktu pengukuran pada kelompok perlakuan

Waktu Pengukuran n

Jumlah bakteri Hasil Analisis Statistik x ± SD (CFU/ml) ̅

(44)

Postest 1 15 25,7 x 105 ± 3,9 x 105 p=0,0001

Postest 2 15 1,7x105 ± 0,164

4.7 Uji Efektivitas terhadap Jumlah Bakteri pada Kelompok Kontrol

pada Pretest, Postest 1 dan Postest 2

Hasil analisis uji Repeated Measures Anova menunjukkan nilai p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur akuades pada hari ketujuh (Tabel 6).

Tabel 6. Hasil Uji Repeated Measures Anova terhadap jumlah bakteri pada tiga waktu pengukuran pada kelompok kontrol

Waktu Pengukuran n

Jumlah bakteri Hasil Analisis

Statistik x̅ ± SD (CFU/ml)

Pretest 15 282,4x105 ± 10,0x105

p=0,026

Postest 1 15 285,2x105 ± 9,0x105

Postest 2 15 276,7x105 ±9,8x105

4.8 Perbedaan Efektivitas terhadap Jumlah Bakteri Antara Kelompok

Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada Hari Ketujuh

(45)

Tabel 7. Hasil analisis statistik perbedaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ketujuh

Kelompok

Selisih jumlah bakteri (CFU/ml) Hasil Analisis Statistik x̅ ± SD

Perlakuan

Kontrol

15

15

275,8x105 ± 14,1x105

5,7x105 ± 11,4x105

(46)

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada kelompok perlakuan dankelompok kontrol, rerata jumlah bakteri menunjukkan adanya trend penurunan. Pada kelompok perlakuan, rerata jumlah bakteri sebelum

berkumur adalah 277,5x105 ± 14,1x105 CFU/ml, rerata sesudah berkumur adalah 25,7x105 ± 3,9x105 CFU/ml dan rerata sesudah berkumur pada hari ketujuh adalah 1,7x105 ± 0,16x105 CFU/ml. Pada kelompok kontrol, rerata jumlah bakteri sebelum berkumur adalah 282,4x105 ± 10,0x105 CFU/ml, rerata sesudah berkumur adalah 285,2x105 ± 9,0x105 CFU/ml dan rerata sesudah berkumur pada hari ketujuh adalah 276,7x105 ± 9,8x105 CFU/ml. Hal ini mungkin disebabkan karena aksi mekanis berkumur menstimulasi mechanoreceptors pada jaringan gingiva yang menyebabkan produksi dan aliran saliva meningkat sehingga mengeliminasi jumlah bakteri dalam rongga mulut.38

Hasil uji jumlah bakteri sebelum berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hal ini menunjukkan kedua kelompok berada dalam kondisi pemeriksaan awal sama yaitu pada waktu pagi sebelum perlakuan, sekresi saliva rendah (0,3mL/min)sehingga menyebabkan jumlah bakteri di rongga mulut meningkat.34,35

(47)

banyak antara sebelum dan sesudah berkumur dalam selisih waktu 30 menit, hari pertama dan hari ketujuh.36

Hasil uji Repeated Measures Anovamenunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur pada hari ketujuh pada kelompok perlakuan (p<0,05). Hal ini disebabkan karena ekstrak daun neem mempunyai sifat antibakteri dengan adanya komponen aktif neem yang tergolong dalam kelompol fenol. Senyawa fenol dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang secara langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri. Penghancuran dinding sel bakteri akan menyebabkan tekanan osmotik sel terganggu dan akhirnya menyebabkan kematian sel, selanjutnya mengurangi kemampuan bakteri kariogenik untuk mengkolonisasi permukaan gigi dan mencegah terjadinya karies gigi.28 Hasil ini sesuai dengan penelitian Botelho dkk. yang meneliti efek obat kumur ekstrak daun neem pada penderita gingivitis kronis dan membandingkan efektivitasnya dengan obat kumur klorheksidin. Jumlah bakteri kariogenik pada kelompok perlakuan menunjukkan penurunan yang signifikan setelah 7 hari terapi.13

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah berkumur (Postest 1) dan sebelum dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (Postest 2) (p>0,05). Sebaliknya ada perbedaan

signifikan sesudah berkumur (Postest 1) dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (Postest 2) (p<0,05). Hasil uji Repeated Measures Anova menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur pada hari ketujuh (p<0,05).Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam New York Times Health bahwa berkumur akuades tanpa melakukan penyikatan gigi dapat mengurangi jumlah bakteri dalam rongga mulut sekitar 30%.37

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur pada kelompok perlakuan yaitu251,8x105 ± 17,1x105 CFU/ml (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan

sesudah berkumur pada kelompok kontrol yaitu 2,8x105 ± 11,1x105 CFU/ml (p>0,05). 2. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur pada hari ketujuh pada kelompok perlakuan yaitu 275,8x105 ± 14,1x105 CFU/ml (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur pada hari ketujuh pada kelompok kontrol yaitu 5,7x105 ± 11,4x105 CFU/ml (p>0,05).

3. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur pada hari ketujuh pada kelompok perlakuan yaitu p=0,0001 (p<0,05). Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur, sesudah berkumur dan sesudah berkumur pada hari ketujuh pada kelompok kontrol yaitu p=0,026 (p<0,05).

4. Ada perbedaan yang signifikan antara selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan (275,8x105 ± 14,1x105 CFU/ml) dan kelompok kontrol (5,7x105 ± 11,4x105CFU/ml) pada hari ketujuh, berarti berkumur ekstrak daun neem lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri (p=0,0001).

6.2 Saran

(49)

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan agar dapat menghasilkan produk ekstrak daun neem seperti obat kumur atau pasta gigi yang layak untuk dipasarkan.

2. Keterbatasan penelitian ini adalah pengukuran dilakukan pada air kumur, disarankan penelitian dilakukan pada saliva untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

1.

2. Anonymous. http ://repository.usu.ac.id/bitstream/13456789/ 20152/5/Chapter% 0I.pdf (September 26.2013)

3. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008:4-9.

4. Cvetkovic A, Ivanovic M. The role of Streptococcus mutans group and salivary immunoglobulins in etiology of ealry childhood caries. Serbian Dent J 2006; 53: 113-23.

5. Anonymous. Caries risk test.

6. Darby Leonardi M. Incorporating antimicrobial mouthrinses into oral hygiene: strategies for managing oral biofilm and gingivitis. J Dent Hygiene 2007; 3-33. 7. Mhaske M, Samad Nazish B, Jawade R, Bhansah A. Chemical agents in control

of dental plaque in dentistry: an overview of current knowledge and future challenges. Advanced applied science research 2012; 3(1): 268-72.

8. Kamboj VP. Herbal medicine. Current Science 2000; 78(1): 35-51.

9. Girish K, Bhat Shankara. Neem- a green treasure. Electronic J Biology 2008;

4(3): 102-11.

10. Siswomihardjo W, Badawi Sunarintyas S, Nishimura M, Hamada T. The difference of antibacterial effect of neem leaves and stick extracts. Int Chin J Dent 2007; 7: 27-9.

Anonymous. National Institute of Dental and Craniofacial Research.

(51)

11. Raveendra P, Acharya L. Evaluation of antiplaque activity of Azadirachta indica leaf extract gel- a 6 week clinical trial. J Ethano-Pharmacology 2004; 90: 99-103. 12. Kumari S, Rajasekar T, Anandhi A, Shahanas B. A comparative study of invitro antibacterial of neem and miswak extracts against isolated cariogens from dental caries patients. J Chemical and Pharm Research 2011; 3(5): 638-45.

13. Botelho Antonio M, Araujo Santos R, Martins Galberto J, Carvalho Oliveira C, Paz Calina M. Efficacy of a mouthrinse based on leaves of the neem tree (Azadirachta inidica) in the treatment of patients with chronic gingivitis: a double blind, randomized, controlled trial. J Med Plants Research 2008; 2(11): 341-6.

14. Suparlinah Al. Saliva dan kaitannya dengan penyakit rongga mulut anak.

http:

15. Stookey GK. The effect of saliva on dental caries. J American Dental Association 2008; 139(2): 115-75.

16. Hurlbutt M, Novy B, Young D. Dental caries: A pH-mediated disease. J CDHA 2010; 25(1): 9-15.

17. Scannapieco FA. Saliva-bacterium interactions in oral microbial ecology.Critical Reviews in Oral Biology and Medicine 1994; 5(4): 203-48.

18. Hasmat I, Azad H, Ahmed A. Neem (Azadirachta indica A. Juss)- a nature’s

drugstore: an overview. Int Research J Biological Sciences 2012; 1(6): 76-9. 19. Aradilla AS. Uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba (Azadirachta

indica) terhadap larva Aedes aegypti. Tesis. Semarang: Program Pendidikan

Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, 2009: 20-2. 20. Tewari VP, Mishra DK. Azadirachta indica A. Juss

(September 1.2013) 21.

22.

23.

Lian Ku. Neem - Azadirachta indica A. Juss.www. stuartxchange.com/Neem.ht ml (September 1.2013)

Anonymous. Neem foundation (chemistry of neem). www.neemfoundation.org/

(52)

indica stem bark in male Wistar rats. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles

24. Boadu KO, Tulashie SK, Anang MA, Kpan JD. Toxicological analysis of the effect of neem tree extract in an organism. European J Experimental Biology 2011; 1(2): 160-71.

25. Bhambal A, Kothari S, Saxena S, Jain M. Comparative effect of neemstick and toothbrush on plaque removal and gingival health- a clinical trial. J Adv Oral Research 2011; 2(3): 51-5.

26. Bhowmik D, Chiranjib, Yadav J, Tripathi K, Kumar S. Herbal remedies of

Azadirachta indica and its medicinal application. J Chemical and Pharmaceutical

Research 2010; 2(1): 62-72.

27. Lekshmi P. The inhibiting effect of Azadirachta indica against dental pathogens. Asian J Plant Sci. Res 2012; 2(1): 6-10.

28. Subramaniam SK, Siswomihardjo W, Sunarintyas S. The effect of different concerntrations of neem ( Azadirachta indica) leaves extract on the inhibition of

S. mutans. Den J; 38(4): 176-9.

29. Biswas K, Chattopadhyay I, Banarjee KR, Bandyopadhyay U. Biological activities and medicinal properties of neem (Azadirachta indica). Current Sci 2002; 82(11): 1336-45.

30. Aarati N, Ranganath N, Soumya B, Kishore B, Mithun K. Evaluation of antibacterial and anticandidal efficacy of aqueous and alcoholic extract of neem (Azadirachta indica A. Juss)- an invitro study. Int J Research in Ayurveda& Pharmacy 2011; 2(1): 230-5.

31.Madlena M. The importance of possibilities of proper oral hygiene in orthodontic

patients

32. Pejcic A, Obradovic, Kesic L, Kojovic D. Smoking and periodontal disease- a review. UC Medicine and Biology 2007; 14(2):53-9.

33.

Anonymous. Saccharin International Sweeteners assoc.

(53)

34. Anonymous. Oral health education unit department of health. http://www.toothclub.gov.hk/en/en_pdf/en_L074-01.pdf. (Januari 20.2014) 35. Hinham S. Caries process and prevention strategies:The environment. crest

Oral-B continuing education course. http://media.dentalcare.com/media/en-US/education/ce371/ce371.pdf (Januari 20.2014)

36. Ahuja V, Basappa N, Prabhakar AR. Effect of curry leaves, garlic and tea tree oil on S. mutans and Lactobacilli in children-a clinical and microbiology study. Pesq Bras Odontoped Clin Integr, Joao Pessoa 2009; 9(3): 259-63.

37. Anonymous. Periodontitis Prevention-The New York Times health. file:///F:/Periodontitis%C2%A0Prevention%20%20Periodontitis%20Health%20I nformation%20-%20NY%20Times%20Health.htm (Januari 20.2014)

(54)

DATA PENELITIAN SUBJEK

Nama : ...

Jenis Kelamin : L / P

NIM : ...

Stambuk : 2011 / 2012 / 2013

Usia : ... tahun

No. Telp : ...

(55)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi saudara semuanya. Perkenalkan nama saya Katrina Kaur Gendeh, mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Berkumur Ekstrak Daun Neem Terhadap Penurunan

Jumlah Bakteri Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan. Tujuan

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai kebersihan

rongga mulut dan manfaat daun neem sebagai obat kumur.

Subjek penelitian saya adalah mahasiswa aktif India angkatan 2011-2013 dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara yang akan saya pilih sesuai

kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini akan dilakukan oleh saya dan teman-teman sejawat. Prosedur penelitian adalah seperti berikut :

1. Subjek diinstruksikan untuk berkumur 2 kali sehari yaitu pada setiap pagi (0700-0730) dan sesudah makan siang (1230-1300) selama 7 hari dibawah pengawasan peneliti.

2. Pengambilan sampel saliva subjek diambil pada hari pertama sebelum berkumur dan air kumur subjek diambil sesudah berkumur dan pada hari ketujuh sesudah berkumur.

(56)

Pada penelitian ini, subjek penelitian tidak akan dikenakan biaya (gratis) selama penelitian ini dijalankan.

Demikian hal ini saya sampaikan, atas kesediaan saudara/i berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan ribuan terima kasih. Jika ada keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian saya ini, maka saudara/i dapat menghubungi saya.

Demikianlah penjelasan mengenai penelitian yang saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian saudara/i sekalian.

Medan, September 2013

Katrina Kaur Gendeh

(57)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH

PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………... Alamat : ………... Telepon/HP : ………...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar dan tanpa paksaan,

dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul :

‘ Efektivitas Berkumur Ekstrak Daun Neem Terhadap Penurunan Jumlah

Bakteri Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan “

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ……… Yang menyetujui,

Subjek Penelitian

(58)

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lembar Hasil Pemeriksaan

Efektivitas Berkumur Ekstrak Daun Neem Terhadap Penurunan Jumlah

Bakteri Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Usu Medan

No. Urut :

Kelompok : Perlakuan / Kontrol Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : No.Telepon :

Jumlah Bakteri (CFU/ml)

Pre-test Sebelum Berkumur

(Baseline)

Post- test 1 Sesudah Berkumur

Post- test 2 Sesudah Berkumur Hari

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

General Linear Model Perlakuan

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

waktu

Dependent Variable

1 pretest

2 post_1

3 post_7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

pretest 27746666.67 1409086.161 15

post_1 2566666.67 392749.769 15

post_7 169466.67 16374.487 15

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

waktu Pillai's Trace .999 7917.163a 2.000 13.000 .000

Wilks' Lambda .001 7917.163a 2.000 13.000 .000

Hotelling's Trace 1218.025 7917.163a 2.000 13.000 .000

Roy's Largest Root 1218.025 7917.163a 2.000 13.000 .000

(68)

Pairwise Comparisons

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 2.518E7 441287.079 .000 2.423E7 2.613E7

3 2.758E7 363491.930 .000 2.680E7 2.836E7

2 1 -2.518E7 441287.079 .000 -2.613E7 -2.423E7

3 2397200.000* 102730.818 .000 2176864.309 2617535.691

3 1 -2.758E7 363491.930 .000 -2.836E7 -2.680E7

2 -2.397E6 102730.818 .000 -2617535.691 -2176864.309

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

(69)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

pretest 28240000.00 1004134.311 15

post_1 28520000.00 900158.716 15

post_7 27673333.33 983046.770 15

Multivariate Testsb b. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

Pairwise Comparisons

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 -280000.000 285557.100 .343 -892459.066 332459.066

3 566666.667 293690.259 .074 -63236.291 1196569.625

2 1 280000.000 285557.100 .343 -332459.066 892459.066

3 846666.667* 263288.121 .006 281969.809 1411363.525

3 1 -566666.667 293690.259 .074 -1196569.625 63236.291

2 -846666.667* 263288.121 .006 -1411363.525 -281969.809

Based on estimated marginal means

(70)

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. pretest Perlakuan .151 15 .200* .950 15 .525

Placebo .138 15 .200* .961 15 .718 post_1 Perlakuan .282 15 .002 .765 15 .051 Placebo .093 15 .200* .957 15 .649 post_7 Perlakuan .111 15 .200* .977 15 .944 Placebo .137 15 .200* .957 15 .647 a. Lilliefors Significance Correction

(71)

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pretest 30 25200000 29900000 27993333.33 1228100.112

post_1 30 2050000 29900000 15543333.33 1.322E7

post_7 30 138000 29300000 13921400.00 1.400E7

Valid N (listwise) 30

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pretest Perlakuan 15 27746666.67 1409086.161 363824.482

Placebo 15 28240000.00 1004134.311 259266.364

post_1 Perlakuan 15 2566666.67 392749.769 101407.554

Placebo 15 28520000.00 900158.716 232419.981

post_7 Perlakuan 15 169466.67 16374.487 4227.874

(72)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of th

Difference

Difference Lower Upper

p

-1.104 25.304 .280 -493333.333 446751.946 -1412876.235 426209.56

p

-102.348 19.144 .000 -2.595E7 253579.454 -2.648E7 -2.542E

p

(73)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

post1-pretest 15 -27630000 -22310000 -25180000.00 1709097.506

post7-post1 15 -2816000 -1871000 -2397200.00 397874.747

post7-pretest 15 -29530000 -25028000 -27577200.00 1407798.190

Valid N (listwise) 15

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

post1-pretest 15 -1700000 2200000 280000.00 1105957.891

post7-post1 15 -2300000 1200000 -846666.67 1019710.510

post7-pretest 15 -2600000 1000000 -566666.67 1137457.482

Valid N (listwise) 15

T-Test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

post1-pretest Perlakuan 15 -25180000.00 1709097.506 441287.079

Placebo 15 280000.00 1105957.891 285557.100

post7-post1 Perlakuan 15 -2397200.00 397874.747 102730.818

Placebo 15 -846666.67 1019710.510 263288.121

post7-pretest Perlakuan 15 -27577200.00 1407798.190 363491.930

(74)

PERLAKUAN T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 27746666.67 15 1409086.161 363824.482

post_1 2566666.67 15 392749.769 101407.554

Pair 2 pretest 27746666.67 15 1409086.161 363824.482

post_7 169466.67 15 16374.487 4227.874

Pair 3 post_1 2566666.67 15 392749.769 101407.554

post_7 169466.67 15 16374.487 4227.874

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & post_1 15 -.706 .003

Pair 2 pretest & post_7 15 .084 .765

(75)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

2397200.000 397874.747 102730.818 2176864.309 2617535.691 23.335 14 .000

PLACEBO T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 28240000.00 15 1004134.311 259266.364

post_1 28520000.00 15 900158.716 232419.981

Pair 2 pretest 28240000.00 15 1004134.311 259266.364

post_7 27673333.33 15 983046.770 253821.585

Pair 3 post_1 28520000.00 15 900158.716 232419.981

(76)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & post_1 15 .329 .231

Pair 2 pretest & post_7 15 .345 .208

Pair 3 post_1 & post_7 15 .416 .123

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

Pair 1 pretest - post_1

-280000.000 1105957.891 285557.100 -892459.066 332459.066 -.981 14 .343

Pair 2 pretest - post_7

566666.667 1137457.482 293690.259 -63236.291 1196569.625 1.929 14 .074

Pair 3 post_1 - post_7

Gambar

Gambar 1. (a) Pohon Azadirachta indica 9,20  (b) Daun berwarna hijau gelap pada permukaan atas dan                                         hijau pucat di bagian bawah (c) Bunga berwarna cream atau putih kekuningan dan                                        beraroma harum 21 20,21
Tabel 1. Gambaran responden penelitian
Tabel 2. Hasil analisis statistik jumlah bakteri sebelum berkumur (Pretest) dan      sesudah berkumur (Postest 1)
Tabel 5. Hasil Uji Repeated Measures Anova terhadap jumlah bakteri pada tiga waktu                pengukuran pada kelompok perlakuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji stastistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan selisih rata-rata penurunan jumlah bakteri yang signifikan antara sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan pada

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kayu manis 2,5% dibandingkan dengan kelompok kontrol.. Jenis

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penurunan bakteri dalam saliva setelah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dibandingkan kelompok

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% selama 1 menit

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penurunan bakteri dalam saliva setelah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dibandingkan kelompok

Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica Granatum ) 5 % Pada Mahasiswa FKG

Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan ( pre test ) antara kelompok berkumur seduhan teh hitam dengan

Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “efektivitas berkumur teh hitam dibandingkan teh hijau terhadap penurunan jumlah bakteri rongga mulut pada mahasiswa fkg