• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal kaya dengan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat, namun hanya sebagian kecil dari tanaman tersebut yang dapat diidentifikasi sebagai bahan obat (Ansel.1989).

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ialah dengan mengurangi resiko terjadinya infeksi pada tubuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan CDC (Center of Diseases Control) bahwa cara untuk mengurangi tingkat infeksi dan untuk mengurangi perpindahan organisme yang kebal terhadap antimikroba, cara yang paling baik adalah menjaga kebersihan tangan, karena tangan merupakan perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh secara cepat. Banyak cara sederhana untuk membersihkan tangan seperti mencuci tangan menggunakan sabun dengan air, sapu tangan dan lain-lain. Namun seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, maka cara untuk membersihkan tanganpun semakin berkembang, kehidupan manusia modern yang menuntut serba praktis yaitu dengan menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung bahan antiseptik atau dikenal dengan hand sanitizer yang sudah tersedia dalam berbagai kemasan dan merk di pasaran. Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa hand sanitizer sangat efektif untuk mengurangi angka terjadinya penyakit gangguan pencernaan (Sandora TJ, et al.2004). Dan telah dilaporkan produk hand sanitizer sangat efektif dalam mengurangi angka tidak masuk sekolah pada anak-anak (Hammond B, et al. 2000).

(2)

2

alkaloid, steroid, senyawa yang larut dalam lemak dan senyawa yang tidak larut lemak. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung limonene dan linalool, selain itu juga mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin (Dalimarta, 2000).

Bahan antiseptik yang digunakan secara umum dalam formula sediaan hand sanitizer adalah dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi ± 50% hingga 70% dan jenis disinfektan yang digunakan seperti klorheksidin, triklosan (Block, 2001 dan Gennaro, 1995).

Penggunaan bahan obat tradisional yang mengandung minyak atsiri akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Minyak atsiri yang digunakan berasal dari proses penyulingan dari beberapa bagian dari tanaman misalnya bagian buah, bunga atau daun (Maryani, 2003). Tanaman yang mengandung minyak atsiri dikatakan sebagai tanaman aromatik yang dapat dimanfaatkan untuk meringankan rasa nyeri, sebagai antivirus dan fungisida. Selain itu minyak atsiri juga dapat membunuh bakteri patogen yang dapat mengganggu fisiologi tubuh (Valnet, 1980; Price dan Len, 1997).

Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik tertentu. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai parfum, bahan obat, kosmetik, dan bahan tambahan makanan (Buchbauer, 1991). Komponen aroma dari minyak atsiri sangat cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut secara cepat berinteraksi sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory, kemudian pada sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa yang berbau harum (fragrance) dari minyak atsiri terbukti dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).

(3)

3

penyulingan uap, dalam arti untuk membedakan minyak atau lemak dengan minyak atsiri yang berbeda jenis tanaman penghasilnya (Guenther, 1987).

Minyak atsiri dapat menghambat terjadinya pembentukan klorofil, sehingga tanaman menjadi pucat dan layu, apabila terkena sinar dan dapat menurunkan sifat permeabilitas. Akan tetapi, minyak atsiri memiliki sifat yang menguntungkan, salah satunya dapat berperan sebagai bakterisida dan antijamur (fungisida) karena memiliki sifat bakterisida, beberapa jenis minyak atsiri telah digunakan mengobati infeksi urogenital (Guenther, 1987).

Minyak atsiri pada umumnya telah digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya pada industri parfum, industri farmasi, kosmetika, bahan penyedap (flavoring agent) dan dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985).Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah senyawa golongan terpenoid yaitu senyawa limonoida yang berfungsi sebagai larvasida. Selain minyak atsiri komponen senyawa lain

yang terdapat didalam daun jeruk nipis adalah acetaldehyde, α penen, sabinen, myrcene, octano, talhinen, limonoida, T trans-2 hex-1 ol, terpinen, trans ocimen, cymeno, terpinolene, cis-2 pent-1 ol (Ferguson,2002) serta minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia)juga mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A, B1, dan C (Dalimarta, 2000).

Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman genus Citrus ini memiliki potensi sebagai antibakteri. Tanaman dari genus Citrus ini dalam pengobatan tradisional banyak digunakan di antara lain sebagai obat disentri, obat gangguan pencernaan, asma, tumor, diabetes, dan gigitan ular (Nath dkk., 2006).

(4)

4

Pada konsentrasi sebesar 1%, 5%, 10% dan 20% minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terbukti efektif dalam membunuh bakteri Staphylococcus aureus (Reddy et.,al 2012).

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kuman flora normal yang dapat menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Bakteri Staphylococcus aureus secara khas terdapat pada pembuluh darah terminal bagian metafisis tulang panjang, bakteri ini juga dapat menyebabkan nekrosis tulang, supurasi kronik dan pembentukan abses. Dan bakteri ini juga sering ditemukan pada kulit dan selaput lendir pada manusia (Jawetz et al.,2007). Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang tubuh manusia. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran dalam tubuh manusia, pada permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus (Pelezar dkk., 1998).

Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa hand sanitizer sangat efektif untuk mengurangi terjadinya penyakit gangguan pencernaan (Sandora, et al. 2004). Dan dapat mengurangi angka kesakitan, sebagai upaya untuk menjaga kebersihan tangan sehingga dapat mengurangi penularan penyakit. Namun, pada komposisi hand sanitizer yang beredar di pasaran saat ini umumnya masih menggunakan alkohol. Penggunaan alkohol sebagai antiseptik tangan dinilai kurang aman terhadap kesehatan, karena alkohol dapat melarutkan lapisan lemak pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme dan pada pemakaian yang berulang dapat menyebabkan kekeringan serta iritasi pada kulit (Sandora, et.al. 2005).

(5)

5

Salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif dari penggunaan bahan aktif alkohol adalah minyak atsiri yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini dikarenakan minyak atsiri dari beberapa tanaman terbukti bersifat aktif sebagai antibakteri dan anti jamur (antifungi) termasuk minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

Produk hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi mengandung antiseptik yang digunakan untuk membunuh kuman yang ada di tangan, bahan aktif hand sanitizerpada umumnya terdiri dari alkohol atau triklosan, alkohol akan efektif membunuh bakteri dan virus pada kadar 60-75 % triklosan berdaya antimikroba dengan spektrum yang luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai toksisitas minimum. Mekanisme kerja dari triklosan sama dengan alkohol yakni dengan cara menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.

Mikroemulsi merupakan suatu sistem dipersi yang dikembangkan dari sediaan emulsi. Bila dibandingkan dengan sediaan emulsi, banyak karakteristik dari mikroemulsi yang membuat sediaan ini lebih menarik untuk digunakan sistem pernghantaran obat (drug delivery system) yang mempunyai kestabilan dalam jangka waktu lama secara termodinamika, jernih dan transparan, dapat disterilkan dengan cara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai daya larut yang tinggi dan mempunyai kemampuan untuk berpenetrasi yang baik. Karakteristik tersebut membuat mikroemulsi ini mempunyai peranan penting sebagai alternatif dalam formula untuk zat aktif yang tidak larut (Gao Z G, 1998).

(6)

6

sebelumnya, yakni pada konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis sebesar 1%, 10% dan 20%.

Berdasarkan latar belakang, maka telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri gram positif Staphylococcus aureus dalam hand sanitizer bentuk mikroemulsi secara In Vitro.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada formula hand sanitizer bentuk mikroemulsi yang aktif pada bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram?

1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui aktivitas antibakteri formula hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi dari minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram. 2. Mengetahui konsentrasi minimum minyak atsiri jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) pada formula hand sanitizer bentuk mikroemulsi yang aktif pada bakteri Staphylococcus aureus.

1.4 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti :

(7)

7

Bagi Institusi :

Sebagai bahan pertimbangan pada institusi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan untuk lebih dikembangkan mengenai sediaan hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi dari minyak atsiri daun Citrus aurantifolia.

Bagi Masyarakat :

(8)

SKRIPSI

VANNY YUNITA

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN

HAND

SANITIZER

DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI

DAUN JERUK NIPIS (

Citrus aurantifolia

) TERHADAP

Staphylococcus aureus

SECARA

INVITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRIDAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dra. Uswatun Chasanah M.Kes.,Apt. Selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing, slalu memberikan suntikan motivasi serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Siti Rofida M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing II yang penuh

semangat dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta selalu memberikan motivasi.

3. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen penguji I atas kritik dan saran yang diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

4. Arina Swastika Maulita S.Farm.,Apt selaku dosen penguji II atas kritik dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

5. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep.,Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Nailis Syifa’ S.Farm., Apt., M.Sc selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Sovia Aprina B. S.Farm., Apt., M.Si selaku kepala laboratorium kimia farmasi.

(12)

9. Mamaku Martini Anita Rachman atas segaladoa dan semangat yang tiada henti tercurahkan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil.

10. Kakak-kakakku tersayang Vina Melviana, Visty Yunita, dan Si bungsu Zaqi Ibnu Ramadhan, yang memberikan angin segarkan keceriaannya dan menambah semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini kalian adalah semangat dan inspirasiku.

11. Kak Mahfud Nizar, Dhovan Afinda Prayuana, dan sales kompor tahun 1976, atas bantuan, semangat yang tiada lelah dan henti kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Buhari Adi Putra S.Farm.,Apt yang tidak pernah lelah mendampingi serta memotivasi membantu dan selalu mendoakan penulis dalam segala situasi serta menemani selama ini dengan penuh kesabaran.

13. Kelompok Skripsi Biomedik Tanika Wulansari, Mauidhotul Hasanah, dan Riris Ibriziati atas segala kerjasama serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

14. Tanteku tersayang Ana Hasanah (Alm) atas support dan pendengar terbaikku.

15. Keluarga kecilku di Apotik Surya Abadi, Mas ardhis, Mbak Reni, Mbak Vian, dek Dinda atas segala bantuan dan dukungannya dalam mencetak skripsi ini.

16. Mbak Susi, Mbak Evi, Mbak Fat, Pak Joko dan Mas Ferdy atas segala bentuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

17. Teman – teman sekaligus saudaraku Farmasi angkatan 2009 yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

(13)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 21 Juni 2014

(14)

RINGKASAN

Jeruk nipis, Lime,limah, (C. limonellu Miq, C. medica Linn. Var. acida Brandis., C. acida Roxb., C.aurantium L. var. amara Engl, C. javanica Blume) merupakan tanaman yang tersebar diberbagai negara yang dikenal masyarakat sebagai tanaman tradisional yang mempunyai banyak khasiat antara lain seperti penyedap masakan, dan minyak atsirinya dapat digunakan sebagai bahan kosmetika, bahan parfum, industry farmasi dan sebagai antibakteri.

Bukti – bukti ilmiah tersebut menjadikan masyarakat semakin tertarik untuk mengonsumsi maupun menggunakan tanaman ini dalam setiap harinya. Namun, masih sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa jeruk nipis juga memiliki khasiat sebagai antibakteri. Kemampuan minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) inilah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri gram positif Staphylococcus aureus yang berada ditangan yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dari produk hand sanitizer dalam mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) secara in vitro. Minyak atsiri daun jeruk nipis ini diperoleh dari hasil proses penyulingan dengan metode destilasi uap dan air (Water steam). Untuk mengetahui efek antibakteri tersebut maka dilakukan pengujian antibakteri pada Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri gram positif yang dilakukan menggunakan metode difusi cakram kertas untuk mengetahui nilai hambat bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan yaitu control sediaan hand sanitizer formula I dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 1%, formula II dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 10%, formula III dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20%, control negatif, control positif, dan control minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Pembuatan sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi ini menggunakan bahan pembawa yaitu Sorbitol, Tween 80, propilenglikol dan aquadest yang kemudian diformulasikan sesuai prosedur sehingga menjadi sediaan mikroemulsi yang memiliki karakteristik fisik yang baik. Sediaan hand sanitizer ini kemudian disimpan selama satu minggu dan dilakukan uji evaluasi yang meliputi pengujian Ph, Viskositas, Bobot jenis dan pemisahan fase selama empat minggu berturut-turut untuk mengetahui stabilitas dari sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi.

(15)

ABSTRAK

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

Produk hand sanitizer atau antiseptik tangan yang sudah beredar pada umumnya mengandung alkohol sebanyak 80% sebagai bahan aktifnya namun dinilai tidak aman karena dapat mengiritasi kulit.

Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman yang banyak manfaat sehingga digunakan oleh masyarakat. Daun jeruk nipis memiliki aktifitas sebagai antibakteri, sehingga jika dibuat dalam sediaan hand sanitizer akan menunjang kesehatan masyarakat menjadi lebih baik selain itu dinilai lebih aman untuk pemakaian jangka panjang dengan kandungan senyawa yang tidak mengiritasi kulit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan subyek bakteri Staphylococcus aureus. Kelompok uji dibagi menjadi empat bagian yakni dengan kontrol hand sanitizer dalam mikroemulsi dengan konsentrasi minyak atsiri daun Citrus aurantifolia sebesar 1%, 10% dan 20%, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok kontrol minyak atsiri.

Formula hand sanitizer dibentuk dalam mikroemulsi agar dapat tercampurnya antara bahan aktif dengan bahan pembawa sehingga menjadikan sediaan yang homogen. Dilakukan uji evaluasi yang meliputi uji pH, uji viskositas, bobot jenis dan pemisahan fase agar sediaan sesuai dengan karakteristik mikroemulsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi formula III dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% mempunyai daya hambat antibakteri lebih optimal dan mempunyai karateristik mikroemulsi yang baik dibanding formula I dan II, dibanding dengan formula I dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 1% dan formula II dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 10%. Jumlah daya hambat Staphylococcus aureus yang didapat dianalisis dengan metode ANAVA One way pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, disertai dengan analisis Tukey untuk studi lebih lanjut dalam menunjukan perbedaan yang signifikan.

(16)

ABSTRACT

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF TEST PREPARATION HAND SANITIZER

IN MIKROEMULSION LEAF ESSENTIAL OIL LIME (Citrus aurantifolia) AGAINTS Staphylococcus aureus IN INVITRO.

Products hand sanitizer or antiseptic hand had been in circulation in general containing alcohol 80 % as the active ingredient but considered unsafe because it can irritate skin.

Leaf lime (Citrus aurantifolia) is a plant that many benefits that are used by the public. Lime leaves have activities as antibacterial, so if made in the preparation of hand sanitizer will bolster public health being better in addition assessed more secure for long term use with compounds that do not irritate the skin. This research is experimental research by using the method diffusion discs paper with Staphylococcus aureus bacteria aureus subject.

The test group is divided into four parts: with control of hand sanitizer in mikroemulsi with concentrations of essential oils Citrus aurantifolia leaves of 1%, 10% and 20%, positive control, negative control, a control group of essential oils.

Hand sanitizer formula established in mikroemulsi in order to be mixing that they could between the carrier material with active ingredients making preparations that are homogeneous. Test the evaluation covering test ph test viscosity, specific gravity of and separation phase to preparation according to characteristic mikroemulsi. he results of this research show that the material of the hand sanitizer in the mikroemulsi formula III with a concentration of 20% essential oil has antibacterial drag more optimal power and have a good mikroemulsi characteristics than the formula I and II, compared with the formula I with a concentration of 1% essential oils and formula II with a concentration of 10% essential oil. The number of staphylococcus aureus obstruent obtained analyzed with the methods anava one way to 95 % level of confidence accompanied with an analysis tukey to study further in showing a significant difference.

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PENGUJIAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

RINGKASAN ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia ) ... 8

2.1.1 Taksonomi Tanaman Jeruk Nipis ... 8

2.1.2 Morfologi TumbuhanJeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 9

2.1.3 Kandungan dan kegunaan ... . 10

2.2 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ... 10

2.2.1 Bakteri Staphylococcus aureus ... 10

2.2.2 Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus aureus... 11

(18)

2.3 Tinjauan Evaluas Daya Antimikroba ... 13

2.3.1 Uji Aktivitas Antibakteri Secara In Vitro... 13

2.3.2 Metode Pengujian Antimikroba ... 13

2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri ... 15

2.4.1 Pengertian ... 15

2.4.2 Susunan Kimia Minyak Atsiri ... 16

2.4.3 Cara Mendapatkan Minyak Atsiri ... 16

2.4.4 Destilasi Minyak Atsiri ... 17

2.5 Tinjauan Hand Sanitizer ... 17

2.5.1Bahan Pembawa Formula Sediaan Hand sanitizer Dalam Bentuk Mikroemulsi ... 18

2.6 Tinjauan Tentang Bahan Formula ... 19

2.6.1 Propilenglikol (kosolven) ... 19

2.6.2 Tween 80 (Surfaktan) ... 19

2.6.3 Aquadestilata (Solvent) ... 19

2.6.4 Sorbitol (Co-surfaktan) ... 20

2.7 Pembentukan Mikroemulsi ... 20

2.8 Metode pembuatan hand sanitizer bentuk mikroemulsi ... 21

2.8.1 Teori Pembentukan Mikroemulsi ... 21

2.8.2 Tinjauan Mikrozid AF ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

3.1 Kerangka Konseptual ... 24

3.2 Uraian Kerangka Konseptual ... 25

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 26

4.1Rancangan Penelitian ... 26

4.1.1 Desain Penelitian ... 26

4.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

4.3Konsentrasi bahan uji ... 27

4.4Bahan dan Alat Penelitian ... 27

(19)

4.4.2 Bakteri Uji ... 27

4.4.3 Bahan Untuk Membuat Sediaan Hand Sanitizer ... 27

4.4.4 Bahan Untuk Uji Daya Anti Bakteri ... 27

4.4.5 Alat Penelitian ... 27

4.4.6 Alat Evaluasi Penelitian ... 28

4.5Variabel Bebas ... 28

4.6Variabel Tergantung ... 28

4.7Definisi Operasional ... 28

4.8Prosedur Kerja ... 29

4.8.1 Rancangan formula sediaan Hand sanitizer DalamMikroemulsi ... 29

4.9 Prosedur Pembuatan Hand Sanitizer bentuk mikroemulsi ... 29

4.10 Skema Pembuatan sediaan Hand sanitizer ... 30

4.11 Evaluasi Sediaan hand sanitizer bentuk mikroemulsi ... 30

4.12 Pembuatan Sediaan Hand Sanitizer Dalam bentuk mikroemulsi ... 32

4.13 Pembuatan Media NA dan Sterilisasi ... 32

4.14 Pembuatan Media Nutrient Broth dan Sterilisasi ... 33

4.15 Peremajaan Biakan ... 33

4.16 Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus ... 33

4.17 Prosedur Kerja Uji produk Hand sanitizer... 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 35

5.1 Sifat-sifat fisika kimia dari MinyakAtsiri ... 35

5.1.1 Uji Organoleptis Sediaan ... 36

5.2 Hasil Pengukuran Viskositas (dPAS) Sediaan ... 38

5.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan ... 36

5.4 Hasil pengamatan evaluasi bobot jenis sediaan ... 39

5.5 Evaluasi Mikroemulsi Dengan Uji Pemisahan fase ... 39

(20)

5.6.1 Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ... 40

5.7 Analisis Data ... 43

BAB 6 PEMBAHASAN ... 44

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

7.1 Kesimpulan ... 50

7.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Rancangan formula sediaan Hand sanitizer

dalam Mikroemulsi ... 29 V.2 Hasil identifikasi sifat-sifat kimia dari minyak atsiri

daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 35 V.3 Hasil evaluasi uji viskositas sediaan hand sanitzer

pada penyimpanan yang dilakukan selama empat minggu ... 37 V.4 Hasil pengukuran pH sediaan hand sanitizer dalam

Mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia). ... 38 V.5 Hasil evaluasi bobot jenis dari sediaan hand sanitizer

Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 39 V.6 Hasil pengukuran (mm) dengan diameter zona hambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus terhadap sediaan uji

minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 41 V.7 Hasil pengamatan dari kontrol bahan yang digunakan dalam

Pembuatan Hand sanitizer dalam mikroemulsi ... 41 V.8 Hasil uji Anava data aktivitas antibakteri minyak

atsiri Citrus aurantifolia terhadap bakteri

(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Daun Citrus aurantifolia ... 9 2.2 Staphylococcus aureus ... 11 3.3 Bagan kerangka konseptual dari minyak asiri

daun jeruk nipis ... 24 4.4 Prosedur kerja uji anti bakteri minyak atsiri

daun jeruk nipis ... 26 4.5 Bagan pembuatan formulasi sediaan Hand sanitizer

dalam mikroemulsi ... 30 5.1 Hasil pembuatan hand sanitizer dalam mikroemulsi

minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). ... 36 5.2 Histogram Hasil Evaluasi Uji Viskositas Selama Empat

Minggu Pada Formula Satudengan Konsentrasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebesar 1%. ... 37 5.2 Hasil pengujian evaluasi viskositas dengan menggunakan

grafik dari masing – masing formula hand sanitizer yang bervariasi konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis

(Citrus aurantifolia) sebesar 20%. ... 37 5.2 Histogram viskositas sediaan hand sanitizer dalam

Mikroemulsi dari minyak atsiri daun (Citrus aurantifolia)

Dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% ... 37 5.3 Hasil pengukuran pH sediaan hand sanitizer dalam

Mikroemulsi minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada formula 1 dengan

Konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis sebesar 1% ... 38 5.3 Pengujian pH pada formula 2dengan konsentrasi minyak

(23)

5.3 Histogram pH sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi formula 3 dari minyak atsiri daun Citrus aurantifolia

sebesar 20%selama 4 minggu. ... 38 5.4 Histogram evaluasi bobot jenis dari sediaan hand sanitizer

Minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ... 39 5.5 Hasil uji freeze and thaw ... 40 5.6 Uji difusi cakram dari bakteri Staphylococcus aureus ... 40 5.7 Histogram hasil pengukuran zona bening dari aktivitas

Antibakteri Staphylococcus aureus. ... 42 5.7 Hasil pengamatan minyak atsiri daun jeruk nipis (mm)

Diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ... 42 5.7 Hasil pengamatan Mikrozid AF (mm) diameter zona

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Riwayat Hidup ... 55

2 Surat Pernyataan... 56

3 Lampiran perhitungan bobot jenis sediaan . ... 57

4 Determinasi Tanaman Citrus aurantifolia ... 58

5 Determinasi bakteri Staphylococcus aureus. ... 59

6 Data Penelitian Statistik ... 60

7 Tabel F Tabel ... 63

(25)

Daftar Pustaka

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Terjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, oleh Ibrahim, Farida. UI-Press. Jakarta: 143;376-390

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

A.R. Gennaro,, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 1995

Block, S. 2001. Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition. Williams and Wilkins. P.

British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA). Page 4788. Buchbauer, G., Jager, W., Dietrich, H., Plank, Ch., and Karamat, E. 1991.

Aromatherapy: Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after Inhalation. Journal of Biosciences;. 46c, 1067-1072

Buckle, J. 1999. Use of Aromatherapy as Complementary Treatment for Chronic Pain. J. Alternative Therapies; 5, 42-51.

Dalimartha, Setiawan, 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal 86.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta.

DEPKES RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Eccleston, G.M., 1994. Microemulsions. in: Swarbrick, J., Boylan, J.C. (Ed), Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, vol. 9. Marcel Dekker Inc., New York, 375–421.

Ferguson 2001. Medicinal Use of Citrus scienses department.Cooperative extension services Institute of Food Agricultural Science, University of Florida, Gainesville (on line), http://edis.ifas.ufl.edu/body Chi 96. Diaksestanggal 11/08/2007

Gao, Z.-G., 1998, Physicoshemical Characterization and Evaluation of a Microemulsion System for Oral Delivery Cyclosporin A, Int J Pharm 183: 86

Guenther, E., 1975 (a), Minyak Atsiri, Jiid I, terjemahan oleh S. Ketaren, 1987, UI-Press, Jakarta, 131-141.

Hammond B, Ali Y, Fendler E, DolanM, Donovan S. Effect of hand sanitizer use on elementary school absenteeism.Am J InfectControl.2000; 28: 340 – 6.

Jawetz E, Melnick JL., Adelberg EA, 2007, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

(26)

Leon Lachman, Herbert A. Lieberman dan Joseph L. Kanig. Teori dan praktek Farmasi Industri II. Edisi III. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press. 1994; 1076 – 1079.

Lachman, L., Lieberman, Herbert A., Kanig & Joseph L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Terjemahan dari The Theory and Practise of Industrial Pharmacy, oleh Suyatmi, Siti. UI-Press. Jakarta: 1029-10901. Lutony TL; Rahmawati Y, 1994, Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri,

cetakan I penebar swadaya, Jakarta, 1.

Madigan, M. T., and Martinko, J. M., (2006), Biology of Microorganisms, Prentice-Hall, New Jersey

Maya, L. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi dari Minyak Buah Merah (Pandanus coroideus). Skripsi Program Sarjana Farmasi, FMIPA UI. Depok. Mansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 2. Jakarta

media aesculapiusn FK UI.

Maryani H., 2003, Minyak Cinta: Terapi aroma peningkat gairah seksual, Agromedia Pustaka, Jakarta, iii, 8.

Nath, D. R., Bhuyan, M., Goswami, S., 2006. Botanicals as Mosquito Larvicides. Defence Science Journal, 56, 507-511

Nornoo, A.O., Osborne, D.W., Chow, D.S.L. 2008. Cremophor-free intravenous microemulsions for paclitaxel. International Journal of Pharmaceutics. 349. 108–116.

Pelczar, M. J. dan Chan. E. C. S. (1998), Dasar- Dasar Mikrobiologi 2, Penerjemah: R. S. Hadioetomo, T. Imas, S. S. Tjitrosomo, Angka Penerbit UI-Press. Jakarta, 78.

Price and Shirley. 1997. Aromateraphy for Health Professionals. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 41-46.

Rahmawati, J. 2003. Percobaan Pendahuluan Pembuatan Sedian Mikroemulsi dengan Gameksan sebagai Model Obat. Skripsi Program Sarjana Farmasi, FMIPA-UI. Depok.

Rao, RR danFasad, KR. 2003.“Effect of Velocity-Slip and Viscosity variation on journal Bearings”.Vol. 46. Hal 143-152. India

Rao, N.G.R., Patel, T. dan S. Gandhi. (2009). Development and Evaluation of Carbamazepine Fast Dissolving Tablets Prepared with A Complex by Direct Compression Technique. Asian J. Pharma. April-June.3(2):97-103. Rowe, R.C., Sheskey P.J., Weller, P.J., 2009. Handbook of Pharmaceutical

(27)

Sandora TJ, Taveras EM, Shih M-C, Resnick EA, Lee GM, Ross- Degnan D, et al. Hand sanitizer reduces illness transmission in the home [abstract 106]. In: Abstracts of the 42nd annual meeting of the Infectious Disease Society of America; Boston, Massachusetts; 2004 Sept 30–Oct 3. Alexandria (VA): Infectious Disease Society of America; 2004.

Sandora TJ, Taveras EM , Shih MC, Resnick EA, Lee GM, Ross-Degnan D, Goldmann DA. A randomized, controlled trial of a multifaceted intervention including alcohol-based hand sanitizer and hand-hygiene education to reduce illness transmission in the home. Pediatrics. 2005 Sep; 116(3):587-94.

Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta.

Gambar

Tabel F Tabel ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

(3) Bagian kawasan hutan dalam wilayah kabupaten yang belum memperoleh persetujuan peruntukan ruangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diintegrasikan ke dalam RTRW

Oleh itu, perkhidmatan sosial dilihat sebagai satu sistem atau program yang dirancang oleh kerajaan untuk memperbaiki kesejahteraan individu dengan menjamin tahap kesejahteraan dan

Abstrak: Masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode inquiry pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dapat menigkatkan hasil belajar siswa

wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD 1945. Pasca Amandemen UUD 1945 terdapat berbagai perubahan terkait dengan sistem ketatanegaraan. Perubahan tersebut

CV Virge Pratama Komputer mengalami kendala dalam hal mendapatkan pelanggan baru dan juga untuk mempertahankan pelanggan lama yang loyal terhadap perusahaan, kendala-kendala

Dan dari hal ini, timbul reaksi dari strees orang tua terhadap perawatan anak yang dirawat di rumah sakit yang meliputi (Supartini, 2009). 1) Kecemasan, ini

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi, kompensasi dan asas – asas good corporate governance

To summarise, the reduced pressure on the one hand increases the residence time of biogas fuel that increases the laminar burning velocity, but on the other hand the inhibitors in