• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL IKATAN KIMIA YANG INOVATIF TERINTERNALISASI NILAI KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL IKATAN KIMIA YANG INOVATIF TERINTERNALISASI NILAI KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL IKATAN KIMIA YANG INOVATIF TERINTERNALISASI KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Magister Pendidikan Kimia

Oleh:

LIA GUSPARINA DEWI NIM: 8156141009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Lia Gusparina Dewi : Pengembangan Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Nilai Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Karakter Siswa. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi karakter yang dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

development) yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall. Sampel

dalam penelitian ini adalah tiga buku ajar kimia SMA/MA kelas X, 15 guru kimia kelas X SMA, dua dosen Kimia Fisika Universitas Negeri Medan sebagai validator ahli, dan 72 siswa kelas X MIA. Data pada penelitian ini diperoleh dari angket kelayakan berdasarkan BSNP yang telah dimodifikasi dengan skala 4 untuk mengetahui kelayakan modul, lembar observasi untuk menilai karakter siswa selama pembelajaran dan tes hasil belajar siswa yang akan dianalisis menggunakan uji Independent Sample T-test pada program SPSS 17.0 for

windows dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

Tingkat kelayakan buku ajar Kimia SMA Kelas X pokok bahasan ikatan kimia cukup valid dan tidak perlu direvisi namun masih terdapat kekurangan pada setiap buku sehingga perlu dilakukan pengembangan, (2) Hasil penilaian dosen dan dan guru terhadap modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi karakter diperoleh rata-rata sebesar 3, 70 artinya valid dan tidak perlu revisi sehingga dapat dipergunakan dalam pembelajaran kimia. (3) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi karakter dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan buku ajar yang digunakan sekolah, sesuai dengan data hasil uji hipotesis diperoleh signifikansi sebesar 0,002 < 0,005, (4) Modul ikatan kimia inovatif terinternalisasi karakter yang telah dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai karakter pada siswa dengan rata-rata sebesar 85,53% dengan kategori sangat baik.

(6)

ii ABSTRACT

Lia Gusparina Dewi: The Development of Innovative Chemical Bonding Module Internalized Character to Improve Learning Outcomes and Student’s Character. Thesis: Chemistry Education Studies Program, Postgraduate Program of University of Medan, 2017.

This study aimed to obtain innovative chemical bonding module internalized characters that can improve learning outcome and student’s character. This study is including research and development that is modified from Borg & Gall model. The samples in this study are three high school chemistry textbooks for grade X senior high school, 15 chemistry teacher who taught in grade X, two lecturers of chemical physics in State University of Medan, and 72 students of grade X. The data collecting using a questionnaire based BSNP (National Education Standards Agency) that has been modified assessment with 4 to determine the feasibility of module, observation sheet to assess the student’s character and student learning outcome test that will be analyzed using the Independent Sample T-test in SPSS 17.0 for windows with significance level of 0,05. The results showed that (1) The feasibility of senior high school textbook grade X on Chemical Bonding is quite valid does not require revisions, but there are still shortcomings in each book so necessary for the development (2) Results of the assessment lecturers and teachers to innovative chemical bonding module internalized character obtained an average of 3,70, it means the module is valid and does not need revision so it can be used in learning chemistry (3) There are differences in learning outcomes of students that learned using innovative chemical bonding module internalized character with students that learned using textbook. (4) The innovative chemical bonding module internalized character that have been developed can develope student’s character by an average of 85,53% with a very good category.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Pengembangan Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Karakter Siswa”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak

Eddiyanto, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis. Kepada Ayahanda Sahamit dan Ibunda Aswati terima kasih atas kasih

sayang yang engkau berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun

materil yang tak terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana

UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia.

3. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Kimia .

4. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, dan

Ibu Dr. Nurfajriani, M. Si selaku dosen narasumber.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana

UNIMED yang telah mengajar dan mendidik penulis

6. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si,

dan bapak Dr. M. Yusuf, M.Si selaku validator ahli yang menilai kelayakan

(8)

iv

7. Ibu Desi Yulian, S.Pd selaku staf administrasi yang telah memberikan

informasi dan membantu penulis

8. Bapak dan Ibu guru di SMA N 1 Tanjung Pura, SMA N 1 Gebang, SMA N 1

Babalan, SMA N 1 Pangkalan Susu, SMA N 1 Hinai, SMA Swasta Pabaku,

SMA Swasta Persiapan dan SMA Swasta Yapim Taruna selaku validator ahli

yang menilai kelayakan instrumen dan bahan ajar yang dikembangkan

9. Kakakku tersayang Moni Of Nita, adik-adik tersayang Vika Febri Muliati dan

Riski Ariandi Putra serta keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi.

10. Teman-teman seperjuangan kelas Reguler A magister pendidikan kimia

pascasarjana Unimed angkatan XXVI, Tari, Eni, Atika, Bu Nursyam, Uur,

Sela, Nia, Biah, Dian, Desi, Nita, Kristina, Bu Rabiatul, Yogi, Bang Awi,

Bang Gaung, Bang Nelius, Heri dan Kartomo.

11. Sahabat perjuangan dari Riau Eni, Tari, Atika, Bang Awi dan Yogi.

12. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa

disebut satu persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan

dukungan yang diberikan dan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2017

(9)

v

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Hakikat Belajar dan Mengajar

2.1.2. Penelitian Pengembangan (Research and Development) 2.1.3. Modul Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran

2.1.4. Pendidikan Karakter

2.1.5. Model Problem Based Learning 2.1.6. Hasil Belajar

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 43

3.3. Jenis Penelitian 43

3.4. Prosedur Penelitian 44

3.5. Teknik Pengumpulan Data 46

3.6. Teknik Analisis Data 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Buku Kimia pada Materi Ikatan Kimia 54

4.2. Pengembangan Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Karakter

62

4.3. Standarisasi Modul Ikatan Kimia yang inovatif Terinternalisasi Karakter menurut BSNP

64

4.4. Hasil Uji Coba Pemahaman Siswa Terhadap Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Nilai Karakter

(10)

vi

4.5. Pengaruh Penggunaan Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Karakter terhadap Tumbuh Kembang Karakter Siswa

77

4.6. Pembahasan 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan 87

5.2. Saran 88

DAFTAR PUSTAKA 89

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan antara Buku Teks dan Modul 18

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Menggunakan PBL 33

Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi 48

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata 52

Tabel 3.3 Penentuan Kriteria Penilaian Karakter 52

Tabel 3.3. Nilai N-Gain 53

Tabel 4.1. Rangkuman Uji Validasi Instrumen Tes 71

Tabel 4.2. Rangkuman Uji Tingkat Kesukaran Soal 72

Tabel 4.3. Rangkuman Uji Daya Pembeda Soal 72

Tabel 4.4. Data Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 73

Tabel 4.5. Data Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 73

Tabel 4.6. Data Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 74

Tabel 4.7. Hasil Ujian Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kontrol

75

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen dan Kontrol

76

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 44

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tahap Uji Coba Terbatas 46

Gambar 4.1. Grafik Hasil Analisis Buku Ajar Kimia A,B, dan C 54

Gambar 4.2. Grafik Hasil Analis Uji Kelayakan Isi Buku Ajar

Gambar 4.5. Grafik Hasil Analisis Kelayakan Modul Ikatan Kimia Terinternalisasi Karakter

65

Gambar 4.6. Grafik Hasil Analisis Kelayakan Isi Modul Ikatan Kimia Terinternalisasi Karakter

66

Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Bahasa Modul Ikatan Kimia Terinterlisasi Karakter

67

Gambar 4.8 Grafik Hasil Analisis Kelayakan Penyajian Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Karakter

69

Gambar 4.9. Grafik Rata-Rata Karakter Religius Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

77

Gambar 4.10. Grafik Rata-Rata Karakter Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

78

Gambar 4.11. Grafik Rata-Rata Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

79

Gambar 4.12. Grafik Rata-Rata Karakter Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

80

Gambar 4.13. Grafik Rata-Rata Nilai Karakter Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Tiap Pertemuan

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 94

Lampiran 2 Instrumen BSNP 105

Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest 116

Lampiran 4 Lembar Observasi Karakter Siswa 122

Lampiran 5 Analisis Buku Ajar Kimia Kelas X SMA/MA 123

Lampiran 6 Hasil Validasi Dosen Terhadap Modul Ikatan Kimia

126

Lampiran 7 Hasil Validasi Guru Terhadap Modul Ikatan

Kimia

129

Lampiran 8 Uji Validitas Soal Berdasarkan Validitas Isi 132

Lampiran 9 Validasi Instrumen Tes 133

Lampiran 10 Uji Reliabilitas Tes 134

Lampiran 11 Uji Tingkat Kesukaran Soal 135

Lampiran 12 Uji Daya Beda Soal 136

Lampiran 13 Analisis Distruktor Soal 137

Lampiran 14 Rekap Analisis Validitas Butir Soal 138

Lampiran 15 Nilai Gain Kelas Eksperimen 139

Lampiran 16 Nilai Gain Kelas Kontrol 140

Lampiran 17 Uji Normalitas 141

Lampiran 18 Uji Homogenitas 142

Lampiran 19 Uji Hipotesis 143

Lampiran 20 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas Eksperimen 144

Lampiran 21 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas Kontrol 148

Lampiran 22 Modul Ikatan Kimia yang Inovatif Terinternalisasi Karakter

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan merupakan salah

satu aspek kehidupan yang senantiasa menjadi prioritas dalam meningkatkan

harkat dan martabat individu, masyarakat dan bangsa. Sagala (2010) menyatakan

bahwa tujuan akhir dari pendidikan adalah terwujudnya suatu tatanan masyarakat

dengan ditandai adanya budi pekerti luhur pada setiap diri individu dan keadilan

dalam negara dan segi kehidupan. Pencapaian tujuan pendidikan dapat dilakukan

dengan meningkatkan mutu pendidikan, dimana mutu pendidikan dapat dilihat

dari keberhasilan pada pendidikan formal berupa hasil belajar siswa dan

perubahan perilaku terhadap peserta didik. Perubahan perilaku siswa inilah yang

sering diabaikan oleh pendidik selama proses belajar mengajar.

Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan

langkah revitalitas sistem pendidikan yang selama ini berjalan menjadi pendidikan

karakter. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013).

Pendidikan karakter di sekolah, harus melibatkan semua komponen,

termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses

(15)

2

mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan

kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh

warga dan lingkungan sekolah (Suwito, 2012). Pendidikan karakter di sekolah

selama ini baru menyentuh pada tahap pengenalan norma atau nilai-nilai, dan

belum pada internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Putra,

2013).

Wasonowati (2014) menyatakan kimia merupakan salah satu cabang

pelajaran IPA yang masih banyak dianggap sulit. Mata pelajaran kimia merupakan

produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses

kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran harus mencakup tiga aspek

utama yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa sering kali kesulitan

memahami materi kimia karena bersifat abstrak. Kesulitan tersebut dapat

menyebabkan rendahnya pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia.

Rendahnya kemampuan siswa ini dapat dipengaruhi karena pemilihan

bahan ajar yang tidak tepat.Dalam proses belajar siswa hanya menggunakan buku

teks yang beredar di pasaran. Buku teks yang digunakan siswa selama ini hanya

menjejali siswa dengan konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak

siswa berpikir sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman

mereka untuk menemukan sendiri konsep yang harus dipahaminya dan

menemukan makna serta keterkaitannya dengan kehidupan (Suharyadi.dkk, 2013)

Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut dapat dilakukan

dengan penggunaan bahan ajar modul. Modul merupakan suatu alat atau sarana

(16)

3

secara sistematis dan terstruktur sebagai upaya untuk mencapai tujuan kompetensi

yang diharapkan. Modul dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan

pemahaman masing-masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar

sesuai dengan kemampuannya.

Modul pembelajaran kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baik

akan dapat menolong siswa di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi

(Situmorang, 2014). Beberapa persyaratan untuk menjadikan modul sebagai

sumber belajar, yaitu ketersediaan yang dapat dijangkau oleh pembelajar, dapat

membantu siswa belajar mandiri, dan memfasilitasi siswa pada materi ajar yang

lengkap dan terkini. Modul yang baik harus dikemas menarik sesuai pokok

bahasan dan dilengkapi gambar, ilustrasi, contoh soal atau kasus kontekstual yang

memadai untuk mendukung pengajaran (Good, et al., 2010).

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil

yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2014). Peningkatan hasil belajar

siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas

kontrol (67,42% > 51,72%) dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas

eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol (67,91%

> 60,81%). Selain itu penelitian tentang penggunaan modul dalam pembelajaran

telah dilakukan oleh Kurniawati (2011). Hasil penelitian menunjukkan terdapat

perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan modul pembelajaran kimia

(17)

4

Inovasi pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan

pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik, peningkatan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Inovasi pembelajaran

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia sangat perlu

dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam

mengisi lapangan kerja bidang kimia (Machtnes, 2009).

Salah satu upaya inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan

menginternalisasikan nilai karakter dalam pembelajaran kimia serta

mengembangkannya dalam bahan ajar yang akan digunakan. Pembelajaran

menggunakan bahan ajar yang telah terinternalisasi karakter juga dapat dilakukan

dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).

Model PBL mampu mengembangkan kognitif siswa yang fundamental

sehingga dapat mengerti dan memahami konsep-konsep kimia (Cooper, 2008).

Chin dan Chia (2005), menyatakan bahwa PBL dapat menimbulkan proses

kognitif siswa menjadi lebih baik dengan kebiasaan berfikiran baik. PBL

mempunyai kelebihan dalam hal membantu siswa untuk memilah masalah

(problem abstraction), mendefenisikan masalah (problem definition), dan

menyelesaikan masalah (problem refinement), membantu mengembangkan

berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dan mengembangkan kerja

kelompok (Killey, 2005). Etherington (2011) menyimpulkan dalam hasil

penelitiannya bahwa model PBL untuk mata pelajaran sains memiliki dampak

positif dalam hasil pembelajaran siswa karena dapat memotivasi untuk

(18)

5

Berdasarkan uraian telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Ikatan Kimia yang

Inovatif Terinternalisasi Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Karakter Siswa”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul masalah

yang penting untuk dikaji dan diteliti. Adapun yang menjadi identifikasi masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar di kelas belum menekankan pada perubahan perilaku

siswa.

2. Pendidikan karakter di sekolah hanya menyentuh pada tahap pengenalan

norma atau nilai-nilai, dan belum pada internalisasi dan tindakan nyata dalam

kehidupan sehari-hari

3. Siswa sering kali kesulitan memahami materi kimia karena bersifat abstrak,

yang mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang konsep kimia.

4. Proses Pembelajaran yang dilakukan belum menggunakan bahan ajar yang

tepat.

5. Buku teks yang digunakan siswa selama ini hanya menjejali siswa dengan

konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak siswa berpikir sebagai

(19)

6

1.3.Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di SMA yang ada di Sumatera Utara baik sekolah negeri

maupun swasta.

2. Bahan ajar yang akan dikembangkan adalah modul kimia SMA/MA Kelas X

pada pokok bahasan Ikatan Kimia

3. Karakter yang akan diobservasi adalah religius, kreatif, rasa ingin tahu,

kerjasama.

4. Uji coba modul pembelajaran ini akan dilakukan di dua kelas sebagai kelas

eksperimen dan kontrol dengan menggunakan model PBL.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kelayakan buku Kimia SMA kelas X yang beredar di pasaran

berdasarkan standar BSNP ?

2. Apakah modul ikatan kimia inovatif terinternalisasi karakter yang

dikembangkan telah sesuai dengan standar BSNP ?

3. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran

dengan menggunakan modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi

(20)

7

4. Bagaimana tumbuh kembang karakter siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi

karakter ?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kelayakan buku Kimia SMA kelas X yang beredar di

pasaran berdasarkan standar BSNP.

2. Mengetahui tingkat kelayakan modul ikatan kimia yang inovatif

terinternalisasi karakter sesuai dengan standar BSNP.

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan modul

ikatan kimia inovatif terinternalisasi karakter dengan modul kimia yang

digunakan di sekolah.

4. Mengetahui tumbuh kembang karakter siswa yang belajar menggunakan

modul ikatan kimia yang inovatif terinternalisasi karakter.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun modul

pembelajaran kimia inovatif terinternalisasi nilai karakter.

2. Modul ajar yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar pegangan

(21)

8

3. Sebagai masukan bagi peneliti lainnya untuk membuat modul pembelajaran

inovatif terinternalisasi karakter dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

1.7.Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan

menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan

kualitas tertentu.

2. Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan

bahasa yang mudah dipahami siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan

mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal

dari pendidik.

3. Modul ajar inovatif dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran yang

dirancang atau disusun dengan mengintegrasikan inovasi baru di dalam

modul, seperti memasukkan nilai-nilai karakter pada materi pembelajaran.

4. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan

(22)

89

Bassiouny, Ahmad, dan Ehab, (2008), The Importance of Charater Education for Tweens as Consumers. Journal of Research in Character Education 6(2).

Borg and Gall, (1983), Educational Research, An Introduction, Longman Inc, New York and London.

Chin, C., dan Chia L., (2005). Problem Based Learning: Using

III-StructuredProblems in Biology Project Work, Wiley Inter Science 1:44-67.

Cooper, M.M,. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use in Chemistry Problem Solving, Chemical Education Research and Practice 9 : 12-18.

Depdiknas, (2008), Penulisan Modul, Jakarta, Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Selatan, Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia 4(1): 54-65.

Edginton, A., dan Holbrook, J., (2010), A Blended Learning Approach to Teaching Basic Pharmacokinetics and the Significance of Face-to-Face Interaction, American Journal of Pharmaceutical Education 74(5): 1-11.

Etherington, M., (2011), Investigative Primary Science : A Problem Based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36 :36-57.

Gay, L.R., (1990), Educational Evaluation and Measurement: Competencies for

Analysis and Application. Second edition. Macmillan Publishing

(23)

90

Good, J.J., Woodzicka, J.A., dan Wingfield, L.C., (2010), The Effects of Gender Stereotypic and Calcer-Stereotypic Textbook Images on Science Performance, The Journal of Social Psychology 150(2): 132–147.

Hake, Richard R., (1998), Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses, American Journal of Physics 66(1): 64-74.

Jihad, A. dan Abdul H., 2012, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Kurniawati, I.L., (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Hybrid Learning pada Mata Pelajaran Kimia SMA kelas X dalam Materi Hidrokarbon,

bimatika, 3 : 284-291.

Gronlund, N.F., (1985), Menyusun tes hasil belajar, Penerbit IKIP, Semarang.

Ho, S.S.S., Kember, D., Lau, C.B.S., Yeung, M.Y.M.A., Leung, D.Y.P., dan Chow, M.S.S., (2009), An Outcomes-based Approach to Curriculum Development in Pharmacy, Am J Pharm Educ 73(1): 14-19.

Kemdiknas, (2010), Pengembangan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran

di Sekolah Menengah Pertama, Jakarta, Direktorat PSMP Kemdiknas.

Kemdiknas, (2010), Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta, Puskut-Balitbang, Kemdiknas.

Kemdiknas, (2011), Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta, Puskut-Balitbang, Kemdiknas.

Kesuma, D., (2011), Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Killey, M., (2005). Problem-based Learning, Centre for Learning and Professional Development, University of Adelaide, Australia.

Listyarti, R., (2012). Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan

Kreatif, Esensi Erlangga Group, Jakarta.

Mblu, J., (2001). Pengajaran Individual, Yayasan Elang Emas, Malang.

(24)

91

McParland, M. (2004), The Effectiveness of Problem-Based Learning Compared to Traditional Teaching in Undergraduate Psychiatry, Medical Education 38(8): 859–867.

Mulyasa, (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Munadi, W., (2003), Media Pembelajaran, Gama Persada Press, Jakarta.

Muslich, M., (2010), Pendidikan karakter Menjawab tantangan krisis

multidimensional, Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution,S., (2010), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Padmo, D., Siti, J., dan Nurdin I., (2004), Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Jakarta.

Prastowo, A., (2012), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press, Yogyakarta.

Putra, Ghanis., Nunuk Suryani, Suharno., (2013), Pengembangan ModelInternalisasi Nilai Karakter dalam IPS Melalui VCT (Value Clarification Technique) di SMP se Solo Raya, Jurnal Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran 1(3), 389-397.

Rufii, (2015), Developing Module on Constructivist Learning Strategies to Promote Student’s Independence and Performance, International Journal of Education 7(2), 18-28.

Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Raja Grafindo, Jakarta.

Sagala, S., (2010), Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.

Samsudduha, (2013), Penggunaan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kompetemsi Memelihara/Servis Sistem AC, Automotive

Science and Education Journal 2 (2).

Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Silaban,R., Septiani, B., Hutabarat, W., (2015). Penyusunan Bahan Ajar Kimia Inovatif Materi Laju Reaksi Terintegrasi Pendidikan Karakter Siswa SMA.

(25)

92

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi

Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung.

Situmorang, M dan Situmorang AA., (2014), Efektivitas Modul Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pengajaran Laju Reaksi,

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 20(2): 139-147.

Sjukur, S.B., (2012), Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2(3): 368-378.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana,N., 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task with student direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung.

Sudrajat, A., dan Luthan P., Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA/MA Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter Siswa, Jurnal Penelitian Bidang

Pendidikan 21 (1) : 12-20.

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf dan R&D, CV Alfabeta, Bandung.

Suharyadi, Anna P., dan Hernani, (2013), Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik

Pendidikan Kimia 1(1): 60-68.

Sukiman, (2011), Pengembangan Media Pembelajaran, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta.

Sungkono, (2003), Pengembangan Bahan Ajar, FIP UNY, Yogyakarta.

Susilana, R dan Riyana, C., (2008), Media Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.

(26)

93

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, PT Kencana, Jakarta.

Wasonowati, R.R., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan karakter berfikir kritis dan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode inkuiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran direct instruction dan model

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Situmorang, dkk (2015) dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMA/MA Inovatif dan Interaktif Berbasis Multimedia menyatakan

dengan mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Hasil

Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan modul kimia larutan yang inovatif terinternalisasi karakter dibandingkan

Tujuan peneltian adalah (1) Untuk mengetahui bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi termokimia yang dikembangkan memenuhi standar BSNP; (2) Untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa kelas X SMA N 1 Bantan pada materi ikatan kimia melalui penerapan pembelajaran

Hasil dan Pembahasan Pengembangan produk pada penelitian ini menghasilkan prototype modul karakter cerdas untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa beserta panduan penggunaan