PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
TERHADAP HASIL BELAJAR PERAWATAN KULIT WAJAH TIDAK
BERMASALAH SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
DITHA HASTRI
5113344006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
ABSTRAK
Ditha Hastri, NIM 5113344006. Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS Terhadap Hasil Belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin Tahun Pembelajaran 2016/2017. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluraga, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan. 2017.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar siswa kelas X Tata Rias pada mata pelajaran Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah yang dilakukan di SMK Negeri 1 Beringin pada Tahun Ajaran 2016/2017.Populasi Penelitian adalah seluruh kelas X tata rias di SMK Negeri 1 Beringin yang berjumlah 64 orang siswa. Terdiri dari kelas kontrol sebanyak 32 siswa dan kelas eksperimen sebanyak 32 siswa.
Pengambilan data dilakukan dengan instrumen tes dalam bentuk pilihan berganda yang terdiri dari 45 butir soal dimana jawaban yang benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0, dianalisis dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.Setelah data dianalisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 32 orang siswa kelas yang diajar dengan model pembelajaran konvensional menunjukkan rata-rata hasil yaitu sebesar 31,22. Sedangkan hasil belajar kelas yang diajar dengan model pembelajaran ARIAS yaitu 35,19.
Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar perawatan kulit wajah tidak bermasalah yang diajar dengan model pembelajaran konvensional berdistribusi normal dimana Lhitung < Ltabel (0,143 < 0,157) dan kedua varians data adalah homogen Fhitung < F tabel ( 1,017 < 1,82) . Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar dengan model pembelajaran ARIAS lebih baik jika dibandingkan model pembelajaran konvensional dimana hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel = 2,75 > 1,67 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas penggunaan Model Pembelajaran ARIAS terhadap Hasil Belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin Tahun Pembelajaran 2016/2017.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS Terhadap Hasil Belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin Tahun Pembelajaran 2016/2017. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam Proses penulisan skripsi ini , penulis banyak mengalami kendala, namun berkat bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak baik moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih Teristimewa kepada orang tua tersayang yakni ayahanda AIPDA Ritri Joko dan Ibunda Husniarti, Terima kasih untuk kasih sayang, semangat, doa dan bantuan materi yang telah diberikan kepada penulis.
Dalam Penyelesaian Skripsi ini, Penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati , pada kesempatan ini Penulis Mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, pembimbing skripsi, yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini terwujud.
2. Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.
3. Dra.Siti Wahidah, M.Si, selaku ketua prodi Tata Rias, dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Dra. Rohana Aritonang, M.Pd selaku dosen penguji yang yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed Medan.
6. Dr. Rosnelli, M.Pd , selaku wakil dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Unimed Medan.
7. Dra. Fatma Tresno, M.Pd delaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Medan.
8. Bapak/ Ibu dosen dan staff Tata Usaha beserta jajaranya di lingkungan Universitas Negeri Medan khusunya Fakultas teknik.
10. Ibu Novika Rahmadhani, S.Pd selaku guru bidang studi Perawatan kulit wajah tidak bermasalah.
11. Yang Terkasih, Mursyid Fadhila Putra S.Pd, Yang Tersayang Abangda Dicky Eko dan Adinda Donny Trisna untuk semua bantuan, semangat dan kasih sayangnya.
12. Teman-teman Seperjuangan, Yuli Andriany,S.Pd, Nining Widya, Wisri Ardhita, Dewi Bayu, Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya ucapkan Terima Kasih.
Penulis telah menyelesaikan Skripsi semaksimal mungkin, namun tetap kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga Skrispsi ini dapat memberikan kontribusi terhadap khasanah pengetahuan dan semoga penelitian ini membantu terhadap kegiatan penelitian-penelitian relevan selanjutnya.
Semoga semua bantuan, dukungan dan kemudahan-kemudahanyang diberikan menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Akhirnya, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Medan, Februari 2017 Penulis,
DithaHastri
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah... ……… 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR………... 9 A. Kajian Teoritis ... 9
1.Model Pembelajaran …...………… 10
a. Model Pembelajaran Kooperatif……….. 10
b. Model Pembelajaran ARIAS...………... 10
c. Model Pembelajaran Konvensional...………... 18
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah...………... 19
a. Pengertian Hasil Belajar………... 20
b. Mata Pelajaran Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah.. 23
C. Kerangka Berfikir……… ... 43
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
1. Populasi……… 47
2. Sampel……….. 47
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional……….... 47
1. Variabel Penelitian………... 47
2. Defenisi Operasional……… 48
E. Teknik Pengumpulan Data………... 50
F. Prosedur /Langkah Penelitian……….. 51
G. Uji Coba Instrumen………. 54
2. Uji Reliabilitas………. 56
3. Daya Pembeda Soal………. 57
4. Tingkat Kesukaran………... 58
H. Teknik Analisis Data………... 59
1. Deskripsi Data………...………... 59
2. Uji Persyaratan………. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ………... 65
B. Tingkat Kecenderungan Penelitian ………. 71
C. Uji Persyaratan Analisis……… 73
D. Pengujian Hipotesis……….. 75
E. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 79
B. Implikasi……….. 79
C. Saran……… 80
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintak Pembelajaran ARIAS………. 16
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS... 18
3.Sintak Pembelajaran konvensional... 4. Desain Penelitian………... 47
5. Jumlah Keseluruhan Kelas………... 48
6. Kisi- kisi soal Instrumen Tes Hasil Belajar Kulit Wajah Tidak Bermasalah………... 50
7. Pedoman Pemberian Interprestasi... 56
8. Klasifikasi Daya Pembeda Soal... 58
9. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal... 58
10. Distribusi Frekuensi menggunakan model Pembelajaran Konvensional (X1)... 67 11. Distribusi Frekuensi model pembelajaran ARIAS(X2)... 70
12.Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar(X1)... 72
13. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar(X2)... 73
14.Uji Normalitas Data... 74
15. Uji Homogenitas... 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Penempatan Kosmetika Pembersih……….………. 28
2. 2 Teknik Merapikan Alis………... 30
2. 3 Mengeluarkan lemak, dan komedo………... 31
2. 4 Pengolesan Masker ……… 32
2. 5 Kosmetika Pembersih... 34
2. 6 Kosmetika Penyegar... 35
2. 7 Peeling Cream……… 36
2.8 Masker Wajah…..………... 37
2. 9 Gerakan Pengurutan Eufflurage………... 39
2. 10 Gerakan Pengurutan Petrisage……… 39
2. 11 Gerakan Pengurutan vibratie………. 40
2.12 Gerakan Pengurutan Tapotage... 41
2.13 Gerakan Pengurutan Friction... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Tata kecantikan Kulit………. 82
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………... 89
3. Instrumen Test……… 100
4. Kartu Diagnosis ………. 109
1. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas tes ... 110
2. Data Hasil Penelitian ... 118
3. Deskripsi Data Penelitin ... 119
4. Identifikasi Tingkat Kecenderungan ... 125
5. Uji Normalitas... 127
6. Uji Homogenitas... 129
7. Pengujian Hipotesis... 130
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di
setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan
segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam
pasal 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan demikian pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk
membuat masyarakat dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki
kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan
sebagai anggota masyarakat dan warganegara.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana untuk
melaksanakan pelayanan belajar dan proses mengajar dalam pendidikan. Kegiatan
inti dari sekolah adalah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang
diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan
2
berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat dapat mempengaruhi setiap sisi
kehidupan, salah satunya ada dibidang tata rias kecantikan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari pendidikan
menengah didalam sistem pendidikan nasional mempunyai tujuan sebagai berikut
: 1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap professional, 2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu
berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, 3) Menyiapkan tenaga kerja
tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat
yang akan dating, 4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang
produktif, adaptif dan kreatif.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Beringin adalah salah satu
sekolah yang menjalankan pendidikan kecantikan, Sekolah ini memberi pelajaran
berbagai macam materi yang sangat banyak tentang pelajaran kecantikan yaitu
kecantikan rambut dan kecantikan kulit.Peneliti memilih untuk membahas
pembelajaran pada Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah. Mata Pelajaran ini
menitikberatkan pada pengetahuan siswa dalam mengenal dan memahami
Jenis-jenis Kulit wajah sehingga Siswa diwajibkan menguasai teori terlebih dahulu
sebelum melakukan praktek. Oleh karena itu sebelum melakukan praktek siswa
terlebih dahulu harus menguasai materi tentang Perawatan Kulit Wajah Tidak
Bermasalah. Sebab tanpa pengetahuan teori siswa tidak akan mampu melakukan
praktek dengan baik.
Pada pembelajaran perawatan kulit wajah tidak bermasalah biasanya
3
perawatan kulit wajah tidak bermasalah kurang mendapat perhatian dari siswa,
hal ini membuat kompetensi siswa terhadap kognitifnya menjadi rendah. Adapun
kompetensi teori yang harus dikuasai oleh siswa adalah harus mengetahui apa itu
kulit, jenis- jenis kulit, faktor- faktor yang mempengaruhi jenis kulit, tujuan
merawat wajah, kosmetik yang di gunakan, macam- macam gerakan massage
wajah. Jika semua teori tersebut mampu tercapai,maka siswa dapat melaksanakan
praktek dan nilai akan lebih maksimal.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SMK Negeri 1 Beringin peneliti
mengamati dan memperhatikan siswa ketika proses belajar mengajar mata
pelajaran perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Pada saat berlangsungnya
pembelajaran, peneliti melihat cara guru mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional tanpa ada variasi sehingga membuat nilai siswa masih
kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung sering terlihat siswa kurang aktif dalam mengikuti
pelajaran. Siswa jarang sekali bertanya maupun mengutarakan ide, walaupun guru
seringkali meminta siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya.
Pada dasarnya pembelajaran konvensional yang dikenal sering menggunakan
metode ceramah, dominasi metode ceramah dalam pembelajaran perawatan kulit
wajah tidak bermasalah cenderung berorientasi pada materi yang tercantum dalam
kurikulum dan buku teks, serta jarang mengaitkan materi yang dibahas dengan
masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat guru
menjelaskan materi, siswa cenderung diam serta mendengarkan apa yang
4
ditanyakan terkait materi yang ada di buku. Namun, hal itu belum cukup untuk
memberikan variasi dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Sebab masih
terdapat beberapa keterampilan mengajar yang dapat diaplikasikan oleh guru
dalam melakukan pembelajaran dan merupakan dasar dari keterampilan atau
pengetahuan bagi guru dalam mengajar yang harus dimiliki disamping
pengetahuan atas metode, strategi, dan model pembelajaran lainnya.
Hal ini ditunjukkan hanya 28% siswa yang mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dan 72% banyaknya siswa yang tidak mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Dari data diatas hanya beberapa siswa yang memiliki nilai maksimal.
Penulis beranggapan guru membutuhkan model pembelajaran yang bisa
membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa. Proses
pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik
yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia
harus belajar. Salah satu model pembelajaran yang potensial untuk diterapkan
adalah model pembelajaran kooperatif dimana model pembelajaran kooperatif itu
sendiri adalah model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
5
dalam memahami materi ajar. Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu
dilakukan sejak awal, sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran ini digunakan sejak guru atau perancang merancang kegiatan
pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran misalnya. Satuan pelajaran sebagai
pegangan (pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi
siswa. Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian rupa,
sehingga satuan pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-komponen
ARIAS. Artinya, dalam satuan pelajaran itu sudah tergambarkan usaha/kegiatan
yang akan dilakukan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa,
mengadakan kegiatan yang relevan dengan diskusi kelompok, membangkitkn
minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan menumbuhkan rasa
dihargai/bangga pada siswa. Dengan model pembelajaran ini, pembelajaran akan
lebih menarik serta tidak membosankan karena siswa bisa berdiskusi langsung
dengan teman nya. Penggunaan metode ini akan mengarahkan siswa untuk aktif
baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga
menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan model pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar siswa
dengan judul, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terhadap
Hasil Belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah Siswa Kelas X
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masaah di atas, maka dapat di identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan siswa tentang perawatan kulit wajah tidak
bermasalah ?
2. Apakah siswa sudah mengetahui bagaimana kulit wajah yang tidak
bermasalah ?
3. Apakah siswa sudah mengetaahui macam-macam jenis kulit ?
4. Apakah Bentuk model pembelajaran yang digunakan Guru dalam
pelajaran perawatan kulit wajah tidak bermasalah sudah efektif untuk
memperoleh hasil belajar perawatan kulit wajah sesuai KKM di SMK
Negeri 1 Beringin ?
5. Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung model pembelajaran
yang digunakan guru dalam proses perawatan kulit wajah tidak
bermasalah ?
6. Bagimanakah hasil belajar Siswa pada pelajaran perawatan kulit wajah
tidak bermasalah di SMK Negeri 1 Beringin ?
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Materi pelajaran meliputi kompetensi dasar Perawatan Kulit Wajah Tidak
Bermasalah dengan penjelasan Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
7
2. Model Pembelajaran yang dilakukan adalah model ARIAS yang dapat
menerapkan proses belajar mengajar yang aktif, inovatif, dan kreatif.
3. Hasil Belajar yang diukur pada penelitian ini dibatasi hanya dengan hasil
belajar kognitif yaitu Pengetahuan dan pemahaman pada kompetensi
materi Perawatan Kulit Wajah Tidak bermasalah.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
pada siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ARIAS pada siswa Kelas X
SMK Negeri 1 Beringin?
3. Apakah ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terhadap
Hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah pada siswa Kelas
X SMK Negeri 1 Beringin?
E. Tujuan penelitian
1. Untuk Mengetahui hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
pada siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin.
2. Untuk mengetahui hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
dengan model pembelajaran ARIAS pada siswa Kelas X SMK Negeri 1
8
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Penerapan model Pembelajaran ARIAS
Terhadap hasil Belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah pada
siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi,masukan,dan pembelajaran dalam hal karya
ilmiah bagi peneliti dalam meneliti hubungan pengetahuan kulit dengan
hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah pada siswa kelas X
Program Tata Rias SMK Negeri 1 Beringin TA.2015/2016.
2. Sebagai bahan dan sumber pengetahuan bagi mahasiswa PKK khususnya
Program Studi Tata Rias Universitas Negeri Medan untuk lebih
memahami tentang strategi pembelajaran.
3. Sebagai bahan informasi bagi siswa khususnya pengetahuan kulit terhadap
hasil belajar Perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah.
4. Sebagai masukan dan informasi bagi guru bidang studi produktif dan
pihak sekolah untuk menggunakan model ARIAS untuk meningkatkan
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Hasil belajar pada mata perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
siswa kelas X yang diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional di SMK Negeri 1 Beringin cenderung kurang dengan skor
rata-rata 31,22
2. Hasil belajar pada mata pelajaran perawatan Kulit Wajah Tidak
Bermasalah siswa kelas X yang diberi model pembelajaran ARIAS
cenderung baik dengan skor rata-rata 35.19.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran ARIAS
terhadap hasil belajar perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah siswa
kelas X di SMK Negeri 1 Beringin. Dengan demikian disimpulkan bahwa
hasil belajar pada mata pelajaran perawatan Kulit Wajah Tidak
Bermasalah siswa kelas X yang diberi model pembelajaran ARIAS lebih
tinggi/baik dibandingkan hasil belajar pada mata pelajaran perawatan Kulit
Wajah Tidak Bermasalah yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
B.Implikasi
Hasil belajar pada mata pelajaran perawatan Kulit Wajah Tidak
Bermasalah siswa kelas X yang diberi model pembelajaran ARIAS sudah
80
menggunakan model pembelajaran ARIAS guru perlu lebih merancang bahan
belajar yang terstruktur, baik dengan menggunakan bantuan media gambar,
video, maupun alat praktek yang lain sehingga mampu menciptakan interaksi
yang baik antara siswa dan guru. Dengan strategi dan rancangan yang lebih baik
dalam menggunakan model pembelajaran ARIAS, maka baik secara kooperatif
maupun mandiri siswa dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan
lebih kreatif dalam menghafal materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
C.Saran
1. Diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran ARIAS
sebagai model pembelajarn alternatif dalam memberikan materi
pelajaran perawata Kulit Wajah Tidak Bermasalah pada siswa kelas X
sehingga siswa lebih kreatif dalam belajar dan mudah menghafal
materi pelajaran dengan baik.
2. Diharapkan kepada siswa agar lebih giat belajar dan meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran perawatan kulit wajah tidak bermasalah,
sehingga siswa memiliki pengetahuan yang baik tentang jenis kulit
yang tidak bermasalah
3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran ARIAS
terhadap hasil belajar perawatan Kulit Wajah Tidak Bermasalah
sehingga diharapkan guru lebih bervariatif dalam menggunakan model
pembelajaran ARIAS agar materi pelajaran yang disampaikan dapat
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Anjariyah, Deka. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS Berbantu Media Lingkungan Terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa. http://ARIASJournal.net, 10July2016.
Djuanda, 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edidi kelima. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya
Kustanti, Herni,dkk. 2009. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembina Sekolah Mengengah Kejuruan.
Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kelompok Penulis Buku. 2001. Merawat Kulit Tidak Bermasalah. Surabaya: Direktorat Universitas Negeri Surabaya
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar
Rahman, M. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif. Jakarta: Pustakaraya
Rachmi Primadiati. 2001. Kecantikan, Kosmetika & Estetika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono.2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sudjana .2005. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
82
Tranggono. Retno Iswari. 2007. Buku Peganagan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tresna, Pipin. 2010. Dasar Rias Jilid 1. Bandung: Direktorat Universitas Pendidikan Indonesia
Tresna, Pipin. 2010. Perawatan Kulit Wajah. Bandung: Direktorat Universitas Pendidikan Indonesia
Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Letera
Winkel,W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Sumber Internet :
Azank.2015. Teori Hasil Belajar Menurut Para Ahli.Diunduh dari http://www.slideshare.net/ismdn/teori-hasil-belajar-menurut-para-ahli. Pada 11 Juni 2015.