• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2012/2013"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA

NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2012/2013

(Skripsi)

Oleh:

RENI SETIAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP SISWA

DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA

NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2012/2013

Oleh Reni Setiawati

Penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Populasi daalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu TP 2012/2013.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan secara signifikan. Karena x2hitung lebih besar dari x2 tabel, yaitu 16,38% 9,49. Hal ini berarti semakin baik karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan makasemakin tinggi sikap siswa dalam proses pembelajaraan pendidikaan kewarganegaraan.

(3)

KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA

NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh:

RENI SETIAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKN

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa :Reni Setiawati

No. Pokok Mahasiswa : 0913032015

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Holilulloh, M.Si. Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. NIP 19610711 198703 1 003 NIP 19870602 200812 2 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Ketua Program Studi PPKn,

(5)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Holilulloh, M.Si. .…………..……

Sekretaris :Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. …..…………...

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Irawan Suntoro, M.S. ……….…

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Reni Setiawati

NPM : 0913032015

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Alamat : Mujidadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013

(7)

Peneliti dilahirkan di Desa Mujidadi Timur Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada tanggal 2 Apil 1991 yang merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara

pasangan Alm. Bapak Sukir dan Ibu Samsi.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Cipadang Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran yang diselesaikan pada tahun 2003

berijazah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran diselesaikan pada tahun 2006 berijazah, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang di selesaikan

pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi

(8)
(9)

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka

gagal untuk merancang

(karo cyber)

Seseorang yang tdak pernah membuat kesalahan

adalah dia yang tidak penah mencoba sesuatu

yang baru

( Albert Einstein)

Keberhasilan adalah milik mereka yang berusaha

dan bisa mengatasi masalah-masalah yang

(10)

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun

spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Ketua Program Studi PPKn sekaligus

Pembimbing I, Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II, Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S. selaku Pembahas I, bapak M. Mona Adha, M.Pd. selaku

Pembahas II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

(11)

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

7. Bapak kepala sekolah SMA Negeri 2 GadingrejoKabupaten Pringsewu yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibu Samsi dan Alm.Bapak Sukir yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku dan senantiasa

memberikan doa dan semangat, serta selalu menanti keberhasilanku. 9. Kakak-kakaku, Suparti, Marinah, Yati Liana, Rita S, Endang Asiati, dan

Sri Lestari yang kusayangi.

10. Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku 11. Kak Sus yang selalu membantuku dalam menyelesaikan skripsi

(12)

menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman kostn Pondok Ratu, Mutmainah, Siti Rohana, Eva Susanti yang selalu memberikan semangat serta canda tawa dalam kebersamaan selama ini untuk meraih kesuksesan.

15. Teman-teman PKn angkatan 2009 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, yang menjadikan

hari-hari lebih berwarna.

16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis

(13)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

a. Kegunaan Teoritis... 10

b. Kegunaan Praktis ... 10

G. Ruang Lingkup ... 11

a. Ruang Lingkup Ilmu... 11

b. Ruang Lingkup Subjek ... 11

c. Ruang Lingkup Objek ... 11

d. Ruang Lingkup Tempat ... 12

(14)

a. Pengertian karakter... 13

b. Pengertian Guru ... 16

c. Krakteristik Guru ... 18

d. Tanggung Jawab Guru ... 19

e. Tugas Guru ... 22

f. Kompetensi Guru ... 23

g. Peranan Guru... 27

2.Pendidikan Kewarganegaraan ... 29

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... 29

b. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 32

c. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 33

d. Rumpun Keilmuan ... 34

3.Sikap siswa... 34

a. Pengertian Sikap Siswa ... 34

B. Kerangka Pikir ... 38

C. Hipotesis... 41

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Langkah-langkah Penelitian………... 43

C. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel... 46

D. Variabel Penelitian ... 47

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 48

a. Definisi Konseptual... 48

b. Definisi Operasional ... 49

F. Pengukuran Variabel ... 49

G. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Teknik Pokok ... 50

2. Teknik Penunjang... 51

H. Uji Persyaratan Instrumen ... 51

1. Uji Validitas Angket ... 51

2. Uji Reliabilitas Angket... 51

I. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 53

J. Teknik Analisis Data……….. 58

CI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 62

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Gadingrejo ... 62

2. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Gadingrejo ... 63

B. Deskripsi Data ... 66

1. Pengumpulan Data... 66

(15)

Pembelajaran PKn ... 78

C. Pengujian ... 92

a. Pengujian Pengaruh ... 92

b. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ... 94

D. Pembahasan ... 97

CII.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. ... 100

B. Saran ... 101

(16)

1. Surat Izin Pendahuluan ... 104

2. Surat Izin Penelitian ...105

3. Surat Keterangan Dari Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Gadingrejo...106

4. Kisi-Kisi Angket ... 107

5. Angket ... 108

6. Kunci Jawaban Angket ... 113

(17)
(18)

Tabel Halaman

1. Sikap Siswa Pada Saat Proses Belajar Mengajar PKn di Kelas... 5

2. Daftar Jumlah Sikap Siswa Yang Cenderung Menolak Pada Saat Proses Pembelajaran Pkn ... . 6

3. Jumlah Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo ... 46

4. Jumlah Penyajian Sampel dalam Bentuk Tabel Pada Masing-masing Kelas XI SMA N 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013………47

5. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di Luar Sampel Untuk Item Soal Kelompok Ganjil (X) ... .... 54

6. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Responden Di Luar Sampel Untuk Item Soal Kelompok Genap (Y) ... 55

7. Distribusi Antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dan Item Soal Kelompok Genap (Y)... 56

8. Hasil Sebaran Angket Penelitian Guru yang Memiliki Keahlian ... 67

9. Distribusi Frekuensi tentang Guru yang Memiliki Keahlian ... 68

10. Hasil Sebaran Angket Penelitian Guru yang Memiliki Sifat Kesejawatan... 70

11. Distribusi Frekuensi tentang Guru yang Memiliki Sifat Kesejawatan ... 71

12. Hasil Sebaran Angket Penelitian Guru yang Dapat Menjadi Model Warga Negara yang Baik dan Cerdas ... 73

13. Distribusi Frekuensi tentang peran Guru yang Dapat Menjadi Model Warga Negara yang Baik dan Cerdas ... 74

14. Hasil Sebaran Angket Penelitian Karakteristik Guru Pendidikan Kewarganegaraan………... 76

15. Distribusi Frekuensi tentang Karakteristik Guru PKn ... 77

16. Hasil Sebaran Angket Sikap Siswa dalam Menerima... 79

(19)

20. Hasil Sebaran Angket Sikap Siswa Dalam Menghargai ... 84 21. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Siswa Dalam Menghargai ... 86 22. Hasil Sebaran Angket Sikap Siswa Dalam Bertanggung Jawab... 87 23. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Siswa Dalam

Bertanggung Jawab ... 88 24. Hasil Sebaran Angket Penelitian Sikap Siswa Dalam Proses

Pembelajaran……… 89 25. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan ... 91 26. Daftar jumlah responden mengenai karakteristik guru pendidikan

kewarganegaraan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013 ... 92 27. Daftar kontungensi jumlah responden mengenai pengaruh

(20)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia merupakan inti utama dalam menunjang pengembangan sumber daya manusia dan keberhasilan bangsa. Karena

pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan generasi muda yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

kehidupan bangsa. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 yakni :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan isi UU No. 20 Tahun 2002 di atas, dapat dipastikan bahwa

kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan suatu bangsa itu sendiri, baik dari pendidikan formal maupun pendidikan non

formal. Salah satunya adalah pendidikan formal atau sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memberikan harapan kepada masyarakat ditengah kegamangan terhadap lembaga pendidikan pada

(21)

yang layak bagi anak-anaknya. Untuk mewujudkan keinginan masyarakat

agar memperoleh suatu pendidikan yang layak tersebut, pasti dibutuhkan tenaga pendidik atau guru untuk menyampaikan atau memberikan

pendidikan tersebut.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan siswa-siswinya. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada

pada diri setiap siswa. Tidak ada seorang gurupun yang mengharapkan siswa siswinya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina siswa

agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Siswa lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat dari pada apa yang guru katakan, tetapi baik

perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya menjadi penilaian siswa. Jadi, apa yang guru katakan harus guru praktekkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Wens Tanlain dalam Syaiful Sagala (2009:13) sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sikap, yaitu:

1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan

2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan menjadi beban baginya)

3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul (kata hati)

4. Menghargai oaring lain, termasuk anak didik

5. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal)

(22)

Berdasarkan pendapat Wens Tanlain dan kawan-kawan di atas, dapat

diketahui bahwa seorang guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak

siswa. Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk siswa agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa,

dan bangsa di masa yang akan datang.

Setiap guru mempunyai pribadi atau karakter masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri-ciri inilah yang membedakan seorang

guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Zakiah

Daradjat (1980:43) “mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya

adalah abstrak (ma’nawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang

dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan”.

Karakteristik ataupun kepribadian merupakan keseluruhan dari individu

yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari

kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering dikatakan seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seorang melakukan perbuatan yang tidak

baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai kepibadian yang baik dalam dirinya. Oleh sebab itu,

(23)

menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan

anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain, baik tidaknya citra sesorang ditentukan oleh karakteristik ataupun kepribadian yang dimilikinya. Lebih

lagi bagi seorang guru, masalah karakteristik merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan

pembina yang baik atau sebaliknya.

Seseorang yang berstatus guru tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan

citra sebagai guru dimata siswanya dan masyarakat. Dalam kenyataannya masih ada sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan citra guru. Di media massa (cetak maupun elektronik) sering diberitakan tentang

oknum-oknum guru yang melakukan suatu tindakan asusila, asocial, dan amoral. Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh guru. Lebih fatal lagi

perbuatan yang tergolong tindak kriminal itu dilakukan terhadap siswanya sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa menjadi guru yang baik dan sejati, kecuali guru itu sendiri yang ingin menjadi bagian dari siswanya

dan mau memahami serta mendengarkan kata-katanya. Guru yang mau memahami dan mendengarkan kesulitan belajar atau masalah lain yang

dihadapi siswanya, maka akan disenangi oleh siswanya karena sikapnya tersebut. Sebaliknya, guru yang yang tidak mau mengerti atau memahami kesulitan yang dihadapi oleh siswanya maka akan menghambat sikap

(24)

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menetukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari dalam kehidupan. Menurut Sunaryo (2004:200) Sikap terdiri dari berbagai

tingkatan yakni: menerima, merespon, menghargai dan bertanggungjawab.

Berdasarkan tingkatan sikap menurut Sunaryo di atas. Terdapat bukti masih ada kecenderungan sikap siswa yang menolak pada saat proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung di kelas. Bukti ini

didapat saat melakukan survey di SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Berikut adalah tabel sikap siswa pada saat proses belajar

mengajar dikelas, berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Gadingrejo Pringsewu.

Tabel. 1 Sikap Siswa Pada Saat Proses Belajar Mengajar Pkn Di Kelas

No. Sikap Sikap Siswa

1 Menerima • Tidak memperhatikan guru saat

menjelaskan pelajaran di kelas

2 Merespon • Tidak memberikan jawaban saat guru bertanya

• Tidak pernah berkomentar terhadap apa yang didengarnya

3 Menghargai • Tidak mengajak teman-teman yang lain dalam forum diskusi

• Jika ada masalah dalam kelas, siswa yang dianggap tidak tahu tidak diikutsertakan 4 Bertanggung jawab • Tidak mau bertanggung jawab atas tugas

yang diberikan guru

• Tidak mengerjakan pekerjaan rumah

(25)

Tabel. 2 Daftar Jumlah Sikap Siswa Yang Cenderung Menolak Pada Saat Proses Pembelajaran Pkn

No Kelas Tidak Menerima Tidak Merespon Tidak Menghargai Tidak Bertanggung jawab Jumlah 1 XI IPA 1

2 3 1 2 8

2 XI

IPA 2

2 3 2 2 9

3 XI

IPS 1

3 5 2 4 14

4 XI

IPA 2

2 4 2 3 11

Jumlah 9 15 7 11 42

Sumber: Hasil observasi data sikap siswa kelas XI SMA N 2 Gadingrejo

Berdasarkan tabel 1 dan 2 di atas menunjukkan adanya kecenderungan sikap

siswa yang menolak pada saat proses pembelajaran berlangsung dikelas. Sikap siswa yang cenderung menolak dapat dilihat dari beberapa tingkatan

sikap syaitu; tidak menerima, tidak merespon, tidak menghargai dan tidak bertanggung jawab. Sikap siswa yang cenderung menolak pada saat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang paling banyakadalah

tingkatan sikap yang tidak merespon. Yakni berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 3 siswa kelas XI IPA I, 3 siswa kelas XI IPA 2, 5 siswa kelas XI IPS 1,

dan 4 siswa kelas XI IPS 2. Sedangkan sikap siswa yang cenderung menolak yang paling sedikit adalah tingkatan sikap tidak menghargai yakni berjumlah 7 orang siswa. Yang terdiri dari 1 siswa kelas XI IPA 1, 2 siswa

kelas XI IPA 2, 2 siswa kelas XI IPS 1, dan 2 siswa kelas XI IPS 2. Adapun tingkatan sikap yang tidak menerima dikarenakan siswa tidak

(26)

memberikan jawaban saat guru bertanya dan siswa tidak pernah

berkomentar terhadap apa yang didengarnya.

Selanjutnya, untuk tingkatan sikap siswa yang tidak menghargai

dikarenakan siswa tidak mengajak teman-teman yang lain dalam forum diskusi dan apabila ada masalah di dalam kelas, siswa yang dianggap tidak tahu tidak diikutsertakan. Begitu pun halnya dengan tingkatan sikap siswa

yang tidak bertanggungjawab dikarenakan siswa tidak mau bertanggungjawab atas tugas yang diberikan guru dan siswa tidak

mengerjakan pekerjaan rumah (PR)nya.

Sikap siswa yang cenderung menolak pada saat proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diduga berkaitan dengan faktor karakteristik

guru atau pun kepribadian guru pendidikan kewaeganegaraan pada saat mengajar dikelas, faktor dari siswa dan sekolah yang menyebabkan sikap

siswa cenderung menolak. Faktor dari guru seperti pembuatan materi pembelajaran dan proses belajar mengajar kurang bervariasi sehingga kesannya membosankan akan berpengaruh pada sikap siswa, penggunaan

media pembelajaran yang kurang tepat membuat siswa tidak fokus pada media tersebut dan apa yang sedang diberikan guru, pemilihan metode

mengajar yang kurang tepat akan menyebabkan sikap siswa tidak memperhatikan pembelajaran. Kemudian faktor dari siswa seperti tidak ada semangat dari dalam diri siswa itu sendiri untk menjadi yang terbaik,

kurangnya motivasi atau dorongan bagi siswa baik dari guru, orang tua maupun teman-temannya, kurangnya komunikasi yang terjalin akrab antara

(27)

sarana dan prasarana yang lengkap agar proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik sehingga maksimalisasi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tetapi jika sarana dan prasarana yang diberikan sekolah tidak

lengkap maka akan menggagu proses belajar mengajar dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal.

Berdasarkan bukti uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengambil judul yaitu Pengaruh Karakteristik Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI di SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor pembuatan materi pembelajaran berpengaruh pada sikap siswa.

2. Pengalaman guru yang baik berpengaruh pada sikap siswa di dalam pembelajaran.

3. Keteladanan guru menjadi contoh yang baik bagi siswa.

4. Kecenderungan sikap siswa yang menolak pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas berpengaruh pada maksimalisasi

tujuan pembelajaran.

(28)

6. Karakteristik yang dimiliki oleh guru PKn akan berpengaruh terhadap

sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

7. Karakteristik guru PKn yang baik akan memberikan pengaruh terhadap

tercapainya tujuan pembelajaran.

8. Setiap guru PKn harus memiliki karakteristik yang khas sehingga berbeda dengan guru yang lain.

9. Sikap siswa masih rendah dalam mengikuti pelajaran pendidikan kewarganegaraan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas agar penelitian ini tidak meluas jangkauannya, maka penelitian ini permasalahannya akan dibatasi pada masalah karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan dan sikap siswa

dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada pengaruh karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan

(29)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh karakteristik guru pendidikan

kewarganegaraan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori, konsep, prinsip dan prosedur dalam ilmu pendidikan khususnya pendidikan

kewarganegaraan pada kajian Pendidikan Nilai Moral Pancasila. Baik di sekolah maupun di masyarakat dalam aspek prilku atau sikap yang berkaitan dengan budi pekerti yang luhur, adat, budaya, dan nilai sosial

yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Guru

Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran untuk membentuk sikap siswa menjadi warga negara yang baik.

b. Bagi Siswa

Untuk mengoptimalkan cara belajar siswa dan memahami pentingnya sikap siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas

(30)

mulia, cerdas, cakap, kreatif serta menjadi warga Negara yang

baik.

c. Bagi Sekolah

Untuk memberikan dukungan kepada guru-guru bidang studi di sekolah tentang pentingnya karakteristik guru guna membentuk siakp siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan

khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian Pendidikan Nilai Moral Pancasila.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dan siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan (x) dan sikap siswa dalam proses

(31)

4. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian yang telah dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Kegeruan dan Ilmu Pendidikan

(32)

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Karakteristik Guru a. Pengertian Karakter

Istilah “karakter” sering kali diucapkan oleh banyak orang. Sering

terdengar orang mengatakan kata karakter untuk membedakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan karakter

setiap orang pasti berbeda-beda atau ciri-ciri yang dimiliki setiap orang itu tidak sama.

Lebih jelasnya menurut Dani Setiawan dalam Agus dan Hamrin

(2012:41) kata “karakter” berasal dari kata dalam bahasa latin, yaitu

kharakter”. Kata ini mulai banyak digunakan dalam bahasa Prancis

sebagai “charactere” pada abad ke-14. Ketika masuk ke dalam bahasa

Inggris, kata “caractere” ini berubah menjadi “character.” Selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi “karakter”.

Istilah karakter dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mempunyai arti

(33)

Pengertian karakter diungkapkan oleh Thomas Lickona (1992:22),

“karakter merupakan sifatalami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui

tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain”. Sedangkan KI Hadjar Dewantara (2011:25),

“memandang karaktersebagai watak atau budi pekerti”.

Penadapat lain dikemukakan oleh Suyanto dalam Agus dan Hamrin (2012:43)“karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri

khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”. Kemudian menurut Tadkiroatun Musfiroh dalam Agus dan Hamrin (2012:43) “karakter itu

mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),

motivasi (motivations), dan keterampilan (skills)”. Sedangkan menurut Kemendiknas dalam Agus dan Hamrin (2012:44)“karakter adalah watak,

tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan , yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai karakter, dapat

disimpulkan bahwa karakter adalah sifat alami seseorang untuk merespon situasi secara bermoral sesuai dengan sikap, ciri khas, tabiat, watak,

(34)

Ketika istilah karakter digunakan dalam lingkungan pekerjaan di sekolah,

dan ditujukan kepada seorang guru maka guru tersebut harus menjalankan perannya atau tugasnya sebagai guru sesuai dengan karakter yang baik. Dengan demikian siswa dapat menerima dan memahami apa

yang diberikan ataupun yang disampaikan oleh guru dengan baik pula. Dimana dalam penelitian ini yang menjadi aktor utama dalam pendidikan

adalah seorang guru. Guru sebagai aktor utama dalam pendidikan harus mempunyai karakter ataupun karaktersistik yang baik dalam dirinya. Sehingga dalam melakukan suatu tindakan guru harus melakukan

pertimbangan-pertimbangan terhadap apa yang telah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang yang telah dipercaya untuk dapat mendidik

siswa melalui pendidikan yang berkualitas, didukung dengan karakteristik yang dimilikinya. Sehingga pembelajaran tersebut dapat tersampaikan dan diterima siswa dengan mudah. Karena proses

penyampaian yang dilakukan guru mempunyai ciri khas atau karakteristik tersendiri akibatnya siswa mudah untuk memahami dan menerima.

Karakteristik berasal dari kata karakter, yang berkaitan dengan keadaan

diri seseorang. Jadi karakteristik yang sebenarnya adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu atau seseorang atau dengan kata lain

(35)

mengembangkan sikap sesuai dengan nilai-nilai moral pancasila serta

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Pengertian Guru

Pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

Syaiful Bahri Djamarah (2005:31) mengatakan bahwa: “guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.”

Sedangkan menurut Thoifuri (2007:1) menyatakan: “guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, ingin mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik

dalam segala hal”.

Pendapat lain mengenai guru menurut Muhammad AR dalam Agus

Wibowo (2012:62)” mengatakan bahwa guru adalah bukan orang yang sembarangan, ia adalah manusia yang memiliki kualitas dalam hal ilmu

pengetahuan, moral, cinta, serta ketaatan kepada agama”.

(36)

mengajar, mendidik, membimbing, membina dan ingin mengamalkan

ilmunya dengan sungguh-sungguh kepada anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Gurulah yang berada di grada terdepan dalam

menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik

secara akademis, skill, kematangan emosional, dan moral spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup

dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kopetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam

menjalankan tugas profesionalnya.

Berdasarkan uraian mengenai karakteristik, guru di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik guru adalah ciri-ciri khas yang dimilki

oleh seorang guru yang terdiri dari unsur psikis dan fisik dalam dirinya. Yang dapat digunakan sebagai cara untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa dengan cara yang berbeda sesuai dengan krakteristik guru

yang dimilikinya. Sehingga mudah diterima dan dipahami oleh siswa.

Setiap guru harus menetapkan pada dirinya syarat-syarat apakah yang

harus dimiliki oleh guru yang baik, agar jelas baginya kearah manakah ia harus membentuk dirinya. Kedudukan guru sebagai pendidik dan pembimbing tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai pribadi. Kepribdian

guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing. Dia mendidik dan membimbing para siswa tidak hanya

(37)

digunakannya, tetapi dengan seluruh kepribadiaannya. Mendidik dan

membimbing tidak hanya terjadi dalam interaksi formal, tetapi juga interaksi informal, tidak hanya diajarkan tetapi juga ditularkan. Pribadi

guru merupakan satu kesatuan antara sifat-sifat pribadinya, dan peranannya sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing.

c. Karakteristik guru

Sehubungan dengan prinsip peningkatan professional guru PKn, maka dapat disebutkan karakteristik guru PKn menurut Depdiknas (2004:4)

sebagai berikut:

1. Guru, memiliki keahlian (expertise) yakni guru yang : a. Menguasai pembelajaran materi PKn di sekolah.

b. Menguasai konsep keilmuan yang relevan dengan materi pembelajaran PKn di sekolah.

c. Menguasai strategi pembelajaran PKn di sekolah.

d. Kontribusi (mampu berperan) terhadap tercapainya tujuan PKn dan tujuan pendidikan nasional.

2. Guru yang memiliki sifat kolegialisme (kesejawatan) yaitu guru PKn yang:

a. Mampu membagi ide (gagasan) yang baik untuk pengembangan maupun untuk kepentingan praktek.

b. Berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari pembelajaran di

(38)

c. Bekerjasama dalam pengembangan ilmunya dan peningkatan

proses belajar mengajar.

d. Bersifat energi, yakni guru yang mampu membangun kekuatan

pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan, sumber daya manusia dan masyarakat.

e. dapat membangun prakarsa dalam berbagai kegiatan di sekolah.

5. Guru yang dapat menjadi model warga negara yang baik dan cerdas, yakni guru yang:

a.

Mentaati seluruh peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.

b.

Bersifat taat asas, mematuhi peraturan yang berbuat sesuai dengan ketentuan yang disepakati dalam setiap situasi/keadaan.

c.

Dapat menjadi contoh sebagai warga negara bertanggung jawab.

d.

Memiliki kesetia kawanan sebagai guru.

d, Tanggung Jawab Guru

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan

anak didik. Menurut Wens Tanlain dalam Djamarah (2005:36) guru yang bertanggungjawab memiliki beberapa sifat antara lain:

(39)

Berdasarkan peranan profesional guru modern, Oemar Hamalik

(2010:43-58) mengatakan bahwa hal itu menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar. Tanggung jawab tersebut antara lain adalah:

1) Guru harus Menuntut Siswa untuk Belajar

Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut siswa melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru harus membimbing siswa agar mereka memperoleh keterampilan,

pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan perkembangan sikap yang serasi.

2) Turut Serta Membina Kurikulum Sekolah

Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa, oleh karena itu sewajarnya apabila guru turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolah. Untuk mengubah kurikulum jelas tidak mungkin, tetapi dalam rangka membuat dan

memperbaiki proyek-proyek pelaksanaan kurikulum yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru tentu sangat

diperlukan.

3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah)

Mempompakan pengetahuan kepada siswa bukanlah pekerjaan sulit, tetapi membina siswa agar menjadi manusia yang berwatak

(40)

Mengembangkan karakter dan kepribadian siswa, sehingga mereka

memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar

nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru. 4) Memberikan Bimbingan kepada Siswa

Siswa perlu dibimbing agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri,

memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik. Oleh karena itu, guru harus

memahami tentang masalah bimbingan belajar, bimbingan pendidikan, bimbingan pribadi dan terampil dalam memberikan penyuluhan dengan tepat.

5) Melakukan Diagnosis atas Kesulitan Belajar dan Mengadakan Penilaian atas Kemajuan Belajar

Guru bertanggung jawab menyesuaikan situasi belajar dengan minat,

latar belakang dan kematangan siswa, juga bertanggung jawab mengadakan evalusi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta

melakukan diagnosis terhadap kesulitan dan kebutuhan siswa, oleh karena itu guru harus mampu menyusun tes yang obyektif, mnggunakannya secara inteligen, melakukan observasi secara kritis

serta melakukan usaha-usaha perbaikan. 6) Menyelenggarakan Penelitian

(41)

menghimpun banyak data melalui penelitian yang kontinu dan

intensif.

7) Mengenal Masyarakat dan Ikut Serta Aktif

Guru sebaiknya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat, apabila hal itu dikerjakan maka guru akan mendapat peluang yang baik untuk menjelaskan tentang keadaan sekolah kepada

masyarakat, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk turut memikirkan kemajuan pendidikan anak-anak mereka.

8) Menghayati, Mengamalkan dan Mengamankan Pancasila

Guru tidak mungkin mendidik siswa menjadi manusia yang pancasilais, jika guru tidak memiliki kepribadian pancasila.

Kepribadian guru menjadi contoh atau model bagi siswa, bila sang model tidak mampu menunjukkan dirinya maka peranannya sebagai model akan lenyap. Agar guru dapat benar-benar menjadi model,

maka guru harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

e. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin dan sosok arsitekur yang dapat

membentuk jiwa dan watak anak didik. Salah satu tugas guru adalah menyampaikan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya itu

(42)

Menurut Roestiyah dalam Syaiful Bahri Djamarah (2005:38-39)

menyebutkan tugas seorang guru sebagai pendidik di sekolah diantaranya sebagai berikut:

a. Guru menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman.

b. Guru membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai dengan

cita-cita dan dasar negara pancasila.

c. Guru menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.

d. Guru sebagai perantara dalam mengajar.

e. Guru sebagai pembimbing untuk membawa anak didik kearah kedewasaan.

f. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

g. Guru sebagai penegak disiplin yakni guru sebagai contoh dalam

segala hal.

h. Guru sebagai administrator dan manajer. i. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.

j. Guru sebagai perencana kurikulum.

k. Guru sebagai pemimpin dan sponsor dalam kegiatan anak-anak.

f. Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 2

ayat (1) menyebutkan: “Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan

(43)

Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.

Suyatno (2008:15-17) mencoba menjabarkan keempat macam kompetensi yang dimaksud diatas, yaitu:

a. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

1. Kepribadian yang mantap dan stabil, memiliki indikator esensial: (1) bertindak sesuai dengan norma hukum, (2) bertindak sesuai dengan norma sosial, (3) bangga sebagai guru dan (4) memiliki

konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa, memiliki indikator esensial:

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3. Kepribadian yang arif, memiliki indikator esensial: (1)

menampilkan tindakan didasari pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat, serta (2) menunjukan keterbukaan dalam

berfikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa, memiliki indikator esensial: (1) memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik,

dan (2) memiliki perilaku yang disegani.

5. Kepribadian mulia dan dapat menjadi teladan, memiliki indikator

(44)

takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan (2) memiliki perilaku

yang diteladani peserta didik.

b. Kompetensi Pedagogik meliputi:

1. Pemahaman terhadap peserta didik, dengan indikator esensial:

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian serta mengidentifikasi

bekal ajar awal peserta didik.

2. Perancangan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran,

menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar, serta

menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Pelaksanaan pembelajaran, dengan indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang

kondusif.

4. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar, dengan

indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai

metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

(45)

5. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai

potensi yang dimilikinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik,

dan memanfaatkan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup (1) penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi. Memiliki indikator esensial: (a) memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (b) memahami struktur,

konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, (c) memahami hubungan konsep antara mata pelajaran terkait dan (d) menerapkan konsep-konsep keilmuan ke dalam

kehidupan sehari-hari. (2) penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. memiliki indikator esensial: (a) menguasai

langkah-langkah penelitian, dan (b) menguasai kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan: (1) peserta didik, (2) sesama pendidik

(46)

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

g. Peranan Guru

Dilihat dari fungsi dan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, guru

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.karena guru merupakan komponen yang paling dominan dalam dunia

pendidikan baik itu pendidikan formal maupun informal.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005:48) adapun peranan guru adalah

sebagai berikut: 1. Kolektor

Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk.

2. Inspirator

Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.

3. Informator

(47)

pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran yang

telah diprogramkan dalam kurikulum. 4. Organisator

Guru harus memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.

5. Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif

belajar. 6. Inisiator

Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam

pendidikan dan pengajaran. 7. Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan

dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Sebagai fasilitator adalah peran guru yang utama.

8. Pembimbing

Dalam hal ini kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.

9. Demostrator

Guru disini dijadikan sebagai alat peraga, yaitu apabila ada bahan

(48)

dikdatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman

anak didik. 10. Pengelola kelas

Guru hendaknya harus dapat mengelola kelas dengan baik dan mengelola program belajar.

11. Mediator

Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenis.

12. Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki,dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

13. Evaluator

Guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

2. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian pendidikan kewarganegaraan menurut Noor MS Bakry dalam Sutoyo (2011:6) “pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan,

keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia”.

Sedangkan menurut Sofhiah dan Gatara (2001: 6) “Pendidikan Kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai proses dari pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran

(49)

dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku yang bersifat kritis dan

emansipatoris”.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai “citizenship education” secara subtantif didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebisaan berfikir dan bertindak

sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Perjalanan mata pelajaran civics setelah Indonesia merdeka mengalami

beberapa kali perubahan istilah yang digunakan. Perubahan-perubahan tersebut sangat berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu dan kurikulum sekolah yang digunakan. Pada kurikulum 1957 istilah

yang digunakan yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Kemudian pada kurikulum 1961 berubah menjadi civics lagi, kemudian pada tahun 1968

menjadi Pendidikan Kewarga Negara (PKN). Selanjutnya kurikulum 1975 menjadi PMPKN. Pada kurikulum 1994 berubah lagi menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Dan pada

kurikulum 2006 berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan sampai sekarang.

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

(50)

warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional kurikulum 2004 Paradigma Baru Pkn berdasarkan standar isi BNSP (2003:2) Tujuan mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri dan pribadi berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.

Visi Pendidikan Kewarganegaraan menurut standar isi BNSP (Tim

Deroktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah, 2006:33) adalah:

“mewujudkan proses pendidikan yang integral di sekolah untuk

mengembangkan kemampuan dan kepribadian warganegara yang cerdas,

partisipatif, dan bertanggung jawab yang pada gilirannya akan menjadi landasanuntuk berkembangnya masyarakat Indonesia yang demokratis”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa Pendidikan

(51)

dalam sikap dan moral sebagai bangsa Indonesia yang dilandasi nilai-nilai

pancasila dan UUD 1945.

b. Ruang Lingkup Penddikan Keawrganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan meliputi aspek

sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa

Meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma hukum dan peraturan

Meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tertip di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia

Meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan,

penghormatan dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warga Negara

Meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat,

(52)

menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan

warga negara. 5. Konstitusi negara

Meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik

Meliputi: pemeritahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan

otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila

Meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi

Meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

c. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek,

(53)

bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu.

Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari pendidikan

kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empirik maupun yang non empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek

formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warganegara dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan segi pembelaan negara.

Dalam hal ini pembahasan pendidikan kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dan pada upaya pembelaan negara Indonesia.

d. Rumpun Keilmuan

Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civic Education yang dikenal di berbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar disipliner (antar bidang) bukan

monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena upaya pembahasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan dari berbagai

disiplin ilmu yang meliputi ilmu politik, ilmu hukum, ilmu filsafat, ilmu sosiologi, ilmu administrasi Negara, ilmu ekonomi pembangunan, sejarah

perjuangan bangsa dan ilmu budaya.

3. Sikap Siswa

a. Pengertian Sikap Siswa

Sikap dinyatakan dengan istilah “attitude” yang bersal dari kata latin

(54)

untuk melakukan kegiatan. Sikap seseorang terbentuk karena ada objek

tertentu yang memberikan rangsang pada dirinya. Sikap adalah bagian yang penting dalam berinteraksi dengan orang lain. Sikap dapat bersifat

positif dan negatif. Sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima, atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sedangkan sikap negatif memunculkan kecenderungan

untuk menjahui, membenci, menghindari, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Menurut Sunaryo (2004:200) Sikap

terdiri dari berbagai tingkatan yakni:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuik mengerjakan atau mendiskusikan dengan oaring lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dan sebagainya) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan swgala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologis social.

(55)

sebagai salah satu bagian dari pembahasannya. sikap berkaitan dengan

motif dan mendasari tingkah laku seseorang dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi dan akan diperbuat jika telah diketahui sikapnya.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi berupa kecenderungan tingkah laku. Dalam pergaulan sehari-hari sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang

khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan social. Seperti halnya teori sikap yang dikemukakan oleh Mar’at (1984:10) Ia

mengemukakan bahwa “sikap diartikan sebagai suatu konstruk untuk memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas”.

Pengertian sikap dikemukakan oleh Aiken dalam Ramdhani (2009;11),

mendefinisikan “sikap sebagai prediposisi atau kecenderungan yang

dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau

negative dengan intensitas yang moderat atau memadai terhadap objek,

situasi, konsep atau orang lain”. Sementara itu, Chalpin dalam Ali dan

Asrori (2008:141) “menyamakan sikap sama dengan pendirian. Lebih

lanjut dia mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi

dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga atau persoalan

tertentu”. Sedangkan Thurston dalam Bimo Wagito (2003:109)

“menyatakan sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif

maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif ialah afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah

(56)

Sunarto dan Agung Hartono (2002:170) “sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal”.

Pendapat lain mengenai sikap dikemukakan oleh Sunarto (2006:170) yaitu: Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu, sebagai suatu penghayatan terhadap objek di lingkungan tertentu. Sikap merupakan salah satu aspek psikologis individu yang sangat penting karena sikap merupakan kecenderungan untuk berprilaku sehingga akan banyak mewarnai prilaku seseorang. Sikap setiap orang berbeda atau bervariasi, baik kualitas maupun jenisnya sehingga prilaku individu menjadi bervariasi. Pentingnya aspek sikap dalam kehidupan individu, mendorong para psikologis untuk mengembangkan teknik dan instrument untuk mengukur sikap manusia. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikapseseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan suatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap.

Berdasarkan definisi-definisi sikap yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak, berfikir, dan merasa dalam

menghadapi objek, ide, situasi atau nilai untuk menetukan apakah orang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu menentukan apa yang

disukai, diharapkan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap

negative yang didiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga

prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.

Pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,

(57)

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005) “siswa adalah setiap

orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang

menjalankan kegiatan pendidikan”.

Pendapat lain menurut Hamalik (2001:99)“mengatakan siswa adalah salah

satu komponen diam dalam pengajaran disamping guru, tujuan, dan

metode pengajaran”. Kemudian menurut Shafique Ali Lihan, “siswa adalah orang yang datang kesuatu lambang untuk memperoleh beberapa

tipe penddikan”. Sedangkan menurut Sardiman (2007:111) “siswa atau

anak didik adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi

sentral dalam proses belajar-mengajar”.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas mengenai siswa, dapat di simpulkan bahwa siswa adalah seseorang atau sekelompok orang yang

menjalankan kegiatan pendidikan dan berusaha untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran.

B. Kerangka Pikir

Sikap siswa di lingkungan sekolah sangat bervariasi tergantung kepribadian

yang ada dalam diri siswa. Sikap siswa yang selalu menghormati guru di sekolah yang ditandai dengan sapaan yang ramah dan salaman dengan gurunya adalah salah satu contoh dari sikap siswa yang baik. Sikap siswa yang baik

(58)

berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Keberagaman

sikap siswa tersebut berupa sikap menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Sikap

siswa yang beragam di dalam kelas pada saat pembelajaran dapat dipengaruhi oleh karakter guru atau kepribadian guru yang menyampaikan materi pelajaran di kelas.

Guru adalah aktor utama dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Posisi guru yang sangat urgen juga akan mempengaruhi respon atau tanggapan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Guru yang

mempunyai suatu karakter atau karakteristik dalam dirinya dapat mempengaruhi siswa untuk aktif dan fokus selama proses pembelajaran

berlangsung. Karakteristik yang dimiliki antar guru sangatlah berbeda tergantung sifat dan kepribadian dari guru yang bersangkutan. Guru yang memiliki pemahaman, keterampilan dan kompetensi harus dituntut untuk

memiliki karakter-karakter yang mulia dalam dirinya sendiri dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat serta menjadikannya sebagai suatu bagian

dari hidup. Seorang guru sebelum mengajarkan atau menginternalisasikan ilmunya kepada siswa di dalam kelas harus terlebih dahulu memancarkan

(59)

Karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan adalah seorang guru yang

memiliki keahlian, seorang guru yang memiliki sifat kesejawatan, dan seorang guru yang dapat menjadi model warga Negara yang baik dan cerdas.

Karakteristik ini merupakan faktor yang menentukan keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kwajibannya sebagai pendidik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hakikatnya, seorang guru

yang baik dan sejati adalah guru yang ingin menjadi bagian dari siswa-siswanya dan mau memahami keadaan siswa serta mendengarkan kesulitan

belajar yang dialami siswa. Guru yang mau memahami dan mendengarkan kesulitan belajar atau masalah lain yang dihadapi siswa akan lebih disenangi oleh siswanya dibandingkan dengan guru yang tidak mau mengerti atau

memahami kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Berdasarkan penjabaran di atas, untuk lebih jelasnya maka penulis menyajikan

kerangka pikir dalam bentuk diagram sebagai berikut:

[image:59.595.106.519.490.670.2]

Variabel (X) Variabel (Y)

Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Karakteristik Guru PKn

 Guru yang memiliki keahlian

 Guru yang memilki sifat kesejawatan  Guru yang dapat

menjadi model warga Negara yang baik dan cerdas

Sikap siswa dalam proses pembelajaran PKn

 Menerima  Merespon  Menghargai

(60)

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, teori dan kerangka pikir maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah:

Hi :Ada pengaruh karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Ho :Tidak ada pengaruh karakteristik guru pendidikan kewarganegaraan

(61)

A. Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode sangat

diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini berguna untuk memperoleh keakuratan data dan pengembangan pengetahuan serta untuk menguji suatu kebenaran di dalam

pengetahuan tersebut. Oleh sebab itu setiap penelitian diperlukan adanya metode atau cara untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan oleh seseorang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional. Menurut Hadari Nawawi (2003:63) metode deskriptif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

(62)

Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk upaya persiapan

sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini

dimaksudkan agar dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang

penulis lakukan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persiapan Pengajuan Judul

Langkah awal yang pertama dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan permasalahan guna

pengajuan judul. Setelah menemukan masalah maka peneliti mengajukan dua alternatif judul kepada dosen pembimbing akademik, setelah salah

satu judul disetujui, maka pada tanggal 8 November 2012 judul diajukan kepada Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada saat itu juga disetujui dan sekaligus menetapkan dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi.

2. Penelitian Pendahuluan

(63)

7348/UN26/3/PL/2012 maka peneliti mulai melaksanakan penelitian

pendahuluan di SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengetahui lokasi, dan

keadaan tempat penelitian, untuk mendapatkan data-data dan serta gambaran secara umum tentang berbagai masalah yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian ini yaitu, “Pengaruh Karakteristik

Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI SMA Negeri 2

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013”, yang

ditunjang dengan beberapa litelatur serta arahan yang diberikan oleh dosen

pembimbing kepada peneliti.

Hasil penelitian tersebut dibuat menjadi proposal penelitian untuk diseminarkan. Seminar proposal dilakukan pada tanggal 4 Januari 2013.

Tujuan diseminarkan proposal ini adalah untuk mendapatkan masukan-masukan saran dan kritik dari dosen pembimbing dan dosen lainnya serta teman-teman mahasiswa untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Setelah seminar proposal selesai dilaksan

Gambar

Tabel. 1Sikap Siswa Pada Saat Proses Belajar Mengajar Pkn Di
Tabel. 2Daftar Jumlah Sikap Siswa Yang Cenderung Menolak
Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir
Tabel 3. Jumlah Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Gadingrejo
+5

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT DENGAN MENGGUNAKAN IRAMA GENDANG DAN IRAMA KETUKAN.. TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN IBING PALEREDAN PADA SISWA SD

Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sungai Sibiru-biru, Kecamatan Sibiru-biru, seperti penambangan batu sungai, pemukiman, pariwisata, dan persawahan

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA yang tak terhingga sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi

[r]

Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Menggunakan SPSS 16.. Model

menyelesaikan/ masa cuti kampanye/ serta pembahasan undang- undang angket/ adalah prioritas utama saat ini// Harusnya yang diperlukan DPR kali ini/ niat untuk

Dalam hal pelayanan tenaga listrik, salah satu bagian yang perlu.. diperhatikan adalah bagian pembangkitan yang bertugas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pengakuisisi PT XL Axiata Tbk yang diukur dengan rasio return on invesment, return on equity, debt to