V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelukaan mempengaruhi kandungan triptophan dan aktivitas enzim
dehidrogenase buah pisang ambon. Peningkatan triptophan dan penurunan
aktivitas enzim dehidrogenase pada semua taraf pelukaan terjadi 8 hari
setelah pelukaan.
2. Ada korelasi positif antara aktivitas enzim dehidrogenase dengan
triptophan pada buah pisang ambon. Pelukaan menyebabkan korelasi
antara aktivitas enzim dehidrogenase dan kandungan triptophan menjadi
negatif.
B. SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pelukaan terhadap
2. Perlu adanya penelitian mengenai pengaruh pelukaan terhadap kandungan
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan
Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung selama bulan Juni
2012.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik ,
corong, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes,
erlenmeyer, mortar dan pengerus, beaker glass, pengaduk, cawan petri,
kater, gunting,karet gelang, plastik dan spektrofotometer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pisang
ambon yang belum matang, albumin, Reagen Biuret, Metilen Blue,
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan adalah pelukaan
buah pisang dengan 4 tingkat keparahan luka (1 torehan, 2 torehan, 3
torehan dan 4 torehan luka) dan tanpa torehan luka (kontrol). Jadi
perlakuannya dalam percobaan ini adalah 5 perlakuan. Dengan waktu
pengamatan 1x pada hari ke-8 setelah pelukaan. Dengan ulangan
sebanyak 5 kali. Jadi jumlah keseluruhan percobaan yang akan dilakukan
adalah 5 x 1 x 5 = 25 satuan percobaan.
D. Variabel
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah aktifitas enzim
dehidrogenase dan kandungan triptophan buah pisang ambon pada 8 hari
setelah penorehan luka pada kulit buah pisang. Sebagai pembanding
aktifitas enzim dehidrogenase dan kandungan triptophan buah pisang
ambon juga ditentukan sebelum penorehan luka.
E. Pelaksanaan
1. Penyiapan Cawan Petri
Cawan petri sebanyak 25 buah dicuci dengan menggunakan sabun dan
kontrol, perlakuan, hari dan ulangan. Cawan petri ini digunakan
sebagai wadah buah pisang ambon yang sudah diberi perlakuan dan
kontrol. Cawan-cawan petri ini disusun berdasarkan tata letak satuan
percobaan pada Tabel 1 di bawah ini.
P1U5H8
KU4H8 P4U4H8 P1U3H8 PIU4H8
P2U2H8 P4U2H8 P2U1H8 P4U1H8 P2U5H8
P2U3H8 KU2H8 P3U5H8 P3U3H8 KU3H8
PIU1H8 P4U3H8 P4U5H8 P2U2H8 P3U1H8
P2U4H8 P1U2H8 KU1H8 P3U4H8 KU5H8
Keterangan: K= Kontrol, U= Ulangan, H= Hari, P= Perlakuan
Tabel 1. Tata Letak Satuan Percobaan
2. Penorehan Luka
Pelukaan fisik pada buah pisang ambon dilakukan dengan cara
membuat torehan luka pada kulit buah secara longitudinal atau
memanjang dengan tidak mengenai daging buah pisang. Penorehan
luka dilakukan dibagian tengah sisi buah pisang dengan panjang
torehan 5 cm. Tingkat keparahan luka didasarkan kepada jumlah
torehan yang dibuat yaitu 1 torehan, 2 torehan, 3 torehan dan 4
Ujung
5 cm
Torehan luka
\
Pangkal
Gambar 5. Skema penorehan luka buah pisang ambon.
3. Pembuatan Kurva Standar
100 mg albumin dilarutkan dalam 10 ml aquades. Selanjutnya, 0,1;
0,2; 0,3; 0,6; dan 1 ml dipipet ke dalam 6 tabung reaksi yang sudah
dilabel konsentrasi albumin. Volume disesuaikan menjadi 1ml dengan
menambahkan aquades. 4 ml Reagen Biuret ditambahkan ke setiap
tabung raksi, diaduk rata dan diinkubasi selama 30 menit pada
temperatur kamar sampai terbentuk warna merah jambu (pink).
Absorbansi diukur dengan spektofotometer pada panjang gelombang
540 nm. Kurva strandar diplot dengan sumbu x sebagai konsentrasi
dan sumbu y sebagai absorbansi. Persamaan garis yang
menggambarkan hubungan antara konsentrasi protein dengan
4. Penentuan Aktivitas Enzim Dehidrogenase
Buah pisang ambon kuning yang telah diberi perlakuan dan yang tidak
diberi perlakuan dipotong-potong. Potongan buah pisang ambon
sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi
diisi penuh dengan aquades dan ditetesi dengan larutan Metilen Blue
(0,025% w/v) sebanyak 5 tetes. Tabung reaksi ditutup rapat dengan
plastik dan diikat dengan karet gelang, kemudian diinkubasi selama 24
jam. Pengukuran aktifitas enzim dehidrogenase dilakukkan dengan
metoda Metilen Blue da transmisi diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 600 nm. (Whitam et. al., 1986)
5. Pengukuran Kandungan Triptophan
1 gr daging buah pisang kuning ditumbuk dalam mortar sampai halus
kemudian ditambahkan 10 ml aquades dan disaring kedalam
erlenmeyer. 1ml ekstrak buah pisang tersebut dipipet ke dalam tabung
reaksi. Selanjutnya 4ml Reagen Biuret ditambahkan ke tabung reaksi
dan diinkubasi selama 30 menit pada temperatur kamar sampai
terbentuk warna merah jambu (pink). Absorbansi diukur dengan
spektofotometer pada panjang gelombang 280 nm. Kandungan
triptophan ditentukan berdasarkan kurva standar yang dibuat.
F. Analisis Data
Data yang didapatkan dari pengukuran aktifitas enzim dehidrogenase dan
kandungan triptophan dari masing-masing perlakuan dan kontrol 8 hari
setelah pelukaan dianalisi ragam pada taraf nyata 5%. Jika berbeda nyata,
maka uji dilanjutkan dengan BNT pada taraf nyata 5%. Hubungan antara
tingkat pelukaan dengan aktifitas enzim dehidrogenase dan kandungan
triptophan ditentukan melalui regresi linear, dan diuji ke linierannya pada
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin,
mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah
pisang di Indonesia memiliki daerah sebaran buah pisang yang luas,
hampir seluruh wilayah merupakan daerah penghasil pisang, yang ditanam
di pekarangan maupun ladang, dan sebagian sudah ada dalam bentuk
perkebunan. Jenis pisang yang ditanam mulai dari pisang untuk olahan
(plantain) sampai jenis pisang komersial (banana) yang bernilai ekonomi
tinggi. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah Jawa Barat (Sukabumi,
Cianjur, Bogor, Purwakarta, Indramayu, Cirebon, Serang), Jawa Tengah
(Demak, Pati, Banyumas, Sidorejo, Kesugihan, Kutosari, Pringsurat,
Pemalang), Jawa Timur (Banyuwangi, Malang), Sumatera Utara (Padang
Sidempuan, Natal, Samosir, Tarutung), Sumatra Barat (Sunyang, Baso,
Pasaman), Sumatera Selatan (Tebing Tinggi, OKI, OKU, Baturaja),
Lampung (Kayu Agung, Metro), Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa
Tenggara Barat. (Prabawati, Sulusi., Suyanti dan Setyabudi, Dondy A.
Daerah penyebaran pisang meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia. Di
Asia, Indonesia termasuk negara penghasil pisang terbesar karena setiap
tahun produksi pisang selalu meningkat (Suhardiman, 1997). Di antara
produksi buah-buahan lainnya seperti mangga, jeruk, pepaya, rambutan,
manggis, salak, belimbing, sawo, markisa, atau jambu biji, produksi pisang
di Indonesia cukup besar, bisa dikatakan berada pada posisi yang tertinggi
(Suyanti dan Ahmad, 1992).
Tanaman pisang tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi,
baik yang dibudidayakan di lahan khusus maupun ditanam sembarangan di
kebun atau di halaman. Hampir setiap pekarangan rumah di Indonesia
terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman pisang cepat
menghasilkan, mudah ditanam dan mudah dipelihara (Agustina, Lina.
2008).
Kandungan mineral dan vitamin yang terdapat pada buah pisang ini
dipercaya mampu menyuplai energi secara cepat sehingga mudah diserap
tubuh pada waktu dibutuhkan. Buah pisang juga merupakan salah satu
jenis buah yang memiliki kandungan gizi yang sangat baik dan energi
yang relatif tinggi dibanding buah-buahan lain. Kandungan gizi yang
terdapat dalam setiap 100 g buah pisang matang adalah sebagai berikut :
kalori 99 kal; protein 1,2 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 25,8 mg; serat 0,7 g;
kalsium 8 mg; fosfor 28 mg; besi 0,5 mg; vitamin A 44 RE; vitamin B
Tingginya produksi buah pisang di Indonesia, luasnya penyebaran dan
tingginya kandungan gizi membuktikan bahwa tanaman pisang memiliki
kedudukan penting di Indonesia baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.
Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan kualitas buah pisang yaitu
dengan mengembangkan teknologi yang digunakan dalam penanganan
pasca panen seperti pemanenan, penyimpanan, pengangkutan dan
pengolahan. Semua teknologi ini dapat dikembangkan bila berbagai proses
fisiologi seperti laju respirasi, degradasi klorofil, sintesis protein, dan
kontrol hormon dipahami dengan baik. Di samping itu pengaruh berbagai
faktor eksternal seperti temperatur, cahaya, kelembaban udara, dan cedera
fisik seperti luka terhadap berbagai proses fisiologi buah pisang juga perlu
dipahami. Oleh sebab itu, penilitian tentang bagaimana pengaruh faktor
eksternal seperti luka terhadap aspek fisiologis buah pisang perlu
dilakukan agar penanganan buah pisang pasca panen kesegarannya lebih
terjaga.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah luka pada jaringan
buah pisang Ambon mempengaruhi aktifitas enzim dehidrogenase dan
kandungan triptophan buah pisang ambon selama proses pematangan, serta
menentukan bagaimana hubungan antara aktifitas enzim dehidrogenase
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dasar
bagi ilmu pengetahuan dan dapat memberikan kontribusi berupa
pemahaman tentang pengaruh pelukaan terhadap aktifitas enzim
dehidrogenase dan kandungan triptophan pada buah pisang ambon
khususnya kepada pelaku budidaya pisang, peneliti, mahasiwa maupun
masyarakat umumnya.
D. Kerangka Pemikiran
Buah pisang ambon (Musa paradisiaca L) tergolong kedalam buah
klimakterik dimana proses pematangan buah diikuti oleh laju respirasi
yang tinggi. Laju respirasi ini berfungsi untuk mensuplai ATP untuk
menggerakkan berbagai proses metobolisme seperti degredasi klorofil,
sintesis protein dan enzim, biosintesis etilen serta hidrolilis pati. Salah satu
faktor eksternal yang mempercepat proses pematangan buah adalah
pelukaan fisik (phsical wounding). Pelukaan fisik diketahui meningkatkan
biosintesis etilen. IAA juga telah diketahui merupakan promotor
biosintesis etilen. Karena proses pematangan buah dikontrol oleh
keseimbangan IAA dan etilen (hormonal control) maka merupakan
pertanyaan penting apakah pelukaan fisik (phisical wounding) bisa
Pelukaan fisik pada buah pisang ambon diduga mampu mempercepat
proses pematangan buah melalui pengaruhnya terhadap aktifitas IAA.
Perubahan aktifitas IAA dapat diketahui dengan mengukur level IAA
dalam jaringan buah pisang ambon atau secara tidak langsung dengan
mengukur aktifitas enzim IAA oksidase atau precursor biosintesis IAA
yaitu Triptophan atau enzim penting dalam lintasan biosintesis IAA indol
asetildehid hidrogenase.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran aktifitas enzim dehidrogenase
secara umum dan kandungan triptophan dalam jaringan buah pisang
ambon. Pengukuran dilakukan pada akhir klimakterik (8 hari setelah
perlakuan). Karena penurunan kandungan gula secara tajam diikuti dengan
kandungan gula-gula tereduksi terjadi dalam waktu 10 hari setelah
pemetikan yang menunjukkan proses pematangan buah pusang ambon
relatif cepat. (Loeske, 1950)
Skema prediksi pengaruh pelukaan terhadap aktifitas enzim dehidrogenase
dan kandungan triptophan buah pisang ambon selama proses pematangan
dapat dilihat pada Gambar 1.
Dilukai (phisical wounding)
Gambar 1. Skema prediksi pengaruh pelukaan terhadap aktifitas enzim dehidrogenase dan kandungan triptophan buah pisang ambon selama proses pematangan.
E. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Pelukaan kulit buah mempengaruhi aktifitas enzim dehidrogenase dan
kandungan triptophan buah pisang ambon.
2. Hubungan antara tingkat pelukaan dengan aktifitas enzim dehidrogenase
serta hubungan tingkat pelukaan dengan kandungan triptophan bersifat
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Pisang Ambon Kuning
Klasifikasi ilmiah pisang ambon kuning menurut Tjitrosoepomo (1991)
sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Devisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Clasiss : Monocotyledonae
Ordo : Musales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
B. Morfologi Pisang Ambon
Merupakan buah meja yang penting dan umum disajikan setelah makan.
pisang ambon kuning pada saat matang berwarna kuning dengan warna
daging buah krem atau putih kekuningan. Rasa daging buahnya manis dan
aromanya kuat. Selain sebagai buah meja, pisang ambon digunakan
sebagai makanan pemula untuk bayi. Berat tandan antara 15-25 kg
tersusun dari 10-14 sisir. Setiap sisir terdiri dari 14-24 buah. Ukuran
buahnya termasuk besar, panjang tiap buah 15-20 cm dan diameter 3,45
cm. Selain untuk pisang meja, buah pisang ambon dapat diolah menjadi
sari buah, dodol, sale, jam dan tepung pisang. (Satuhu dan Suryadi, 1990)
Ciri-ciri dan sifat pisang ambon kuning antara lain adalah daging buah
yang lembut dan bercita rasa tinggi, tidak berair, aroma yang khas,
penampakan kulit yang bagus dan nilai estetika yang tinggi sebagai buah
meja. Pisang ini mengandung kadar karbohidrat yang lebih tinggi dari
pisang kepok atau pisang lainnya. Kadar karbohidarat pisang ambon
kuning ini adalah 22,05 %, sedangkan pisang kepok dan pisang mas
masing-masing 20,53 % an 21,30 % (Satuhu dan Supriadi, 1990).
C. Peran Enzim Dehidrogenase
Enzim dehidrogenase merupakan enzim vital dalam proses respirasi,
(reduksi-oksidasi) yaitu reduksi NAD+ menjadi NADH dan FAD menjadi
FADH2 yang akan dioksidasi kembali menjadi NAD+ dan FAD malalui
rantai Transfer Elektron. Dalam siklus Krebs terdapat lima reaksi redoks
yang dikatalisis oleh enzim dehidrogrnase yaitu oksidasi piruvat menjadi
asetil CoA (Piruvat dehidrogenase), Isositrat menjadi α-Ketoglutarat
(Isositrat dehidrogenase), α-ketoglutarat menjadi Suksinil CoA (α
-Ketoglutarat dehidrogenase), Suksinat menjadi Fumarat (Suksinat
dehidrogenase), Malat menjadi Oksaloasetat (Malat dehidrogenase).
Selain di siklus Krebs enzim dehidrogenase juga merupakan enzim utama
dalam lintasan biosintesis IAA indol asetildehid hidrogenase yang
mengubah Indol 3 asetaldehid menjadi asam Indol 3 asetat (IAA). (Taiz
and Zeiger, 1991). Skema silkusnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Triptophan merupakan Prekursor IAA.
Secara in vitro aktivitas enzim dehidrogenase dapat diketahui dengan
menggunakan penerima elektron seperti tripheniltetrazolium klorida atau
warna ini dapat diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer
(Witham, et.el. 1993).
D. Peran triptophan dalam jaringan tanaman
IAA merupakan auksin endogen atau alami yang terdapat dalam jaringan
tumbuhan. IAA disintesis dari triptophan yang merupakan suatu senyawa
dengan inti Indole dan selalu terdapat dalam jaringan tanaman di dalam
proses biosintesis. Struktur kimia triptophan adalah sebagai berikut:
L-Tryptophan
Tripthopan berubah menjadi IAA dengan membentuk asam
indol-3-piruvat dan Indol-3-asetaldehid. Tetapi IAA ini dapat pula terbentuk dari
triptamin yang selanjutnya menjadi Indol-3-asetaldehid, selanjutnya
menjadi asam Indol-3-asetat (IAA). Sedangkan mengenai perubahan
Indol-3-asetonitril menjadi IAA dengan bantuan enzim nitrilase prosesnya
E. Biosintesis etilen
Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin
yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung
pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan. Etilen
dibentuk dari metionin melalui 3 proses yaitu ATP merupakan komponen
penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin
kehilangan 3 gugus fosfat; Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat
sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM
(S-adenosil metionin); dan Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan
memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim
pembentuk etilen.
Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan
buah. ACC sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui
bioteknologi untuk memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap
terjaga. Luka atau phisical wounding mendorong biosintesis etilen dengan
cara meningkatkan konversi 5 Adenosin metionin menjadi 1-Amino
cyclopropane 1-karboxylic acid (ACC).
Skema biosintesis etilen serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat
CH3-S-CH2-CH2-CH-COO
Nama : HOIRUL BADRI
Tempat, TGL Lahir : Natar, 13 April 1987
Anak : 2 dari 5 bersaudara
Nama orang tua
Ayah : Satori
Ibu : Masnah
Alamat : JL. Citra 10 SMK Wiyata Karya Natar No. 360 Dusun Citerep Desa
Merak Batin Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Judul Skripsi :Pengaruh Pelukaan Fisik Terhadap Kandungan Triptophan Dan
Aktivitas Enzim Dehidrogenase Buah Pisang Ambon (Musa
paradisiaca L)
Pembimbing 1 : Ir. Zulkifli, M.Sc
Pembimbing II : Dra. Ellyzarti, M.Sc
Pembahas :Dra. Tundjung Tripeni H.,M.S
HP : 08197983613
PENGARUH PELUKAAN FISIK TERHADAP KANDUNGAN TRIPTOPHAN DAN AKTIVITAS ENZIM DEHIDROGENASE BUAH
PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca L)
(Skripsi)
Oleh HOIRUL BADRI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH PELUKAAN FISIK TERHADAP KANDUNGAN TRIPTOPHAN DAN AKTIVITAS ENZIM DEHIDROGENASE BUAH
PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca L) Oleh
Hoirul Badri
Kajian tentang pengaruh perlakuan pelukaan terhadap kandungan triptophan dan
aktivitas enzim dehidrogenase buah klimakterik pisang ambon kuning (Musa
paradisiaca L) telah dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memahami peran faktor eksternal seperti luka dalam proses pematangan buah pisang ambon kuning, dan untukan mengetahui apakah luka menyebabkan perubahan kandungan triptophan dan aktivitas enzim dehidrogenase buah pisang ambon kuning.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 5 perlakuan, dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan adalah pelukaan kulit buah pisang dengan 4 tingkat keparahan luka yaitu: 1 torehan, 2 torehan, 3 torehan, 4 torehan, sedangkan kontrol adalah tanpa torehan. Parameter dalam penelitian ini adalah kandungan triptophan dan aktivitas enzim dehidrogenase yang diukur 8 hari setelah penorehan luka. Data dianalisis ragam pada taraf nyata 5%, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hubungan antara tingkat keparahan luka dengan kandungan triptophan dan dengan aktivitas enzim dehidrogenase ditentukan dengan regresi linier.
Kandungan triptophan ditentukan dengan metoda Biuret, dan absorbansi diukur
dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 280 nm. Kandungan triptophan dinyatakan dengan mg/g jaringan berdasarkan kurva standar albumin (Witham ,at.al, 1986). Aktivitas enzim dehidrogenase ditentukan dengan metoda
Metilen Blue, dan transmisi diukur dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 600 nm (Witham ,at.al, 1986).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 8 hari setelah perlakuan 1 torehan luka saja sudah meningkatkan kandungan triptophan buah pisang ambon kuning dari 0,025 g/mg jaringan menjadi 0,211 mg/g jaringan. Hubungan antara jumlah torehan luka dengan kandungan triptophan 8 hari setelah perlakuan ditunjukkan
oleh persamaan garis y= 0,093x + 0,077 (R2 =0,795). Hasil penelitian juga
Kata kunci: Pelukaan, kandungan triptophan, aktivitas enzim dehidrogenase,
PENGARUH PELUKAAN FISIK TERHADAP KANDUNGAN
TRIPTOPHAN DAN AKTIVITAS ENZIM DEHIDROGENASE
BUAH PISANG AMBON KUNING (
Musa paradisiaca
L)
Oleh HOIRUL BADRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS
Pada Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH PELUKAAN FISIK TERHADAP KANDUNGAN TRIPTOPHAN DAN AKTIVITAS ENZIM DEHIDROGENASE BUAH PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca L)
Nama Mahasiswa : Hoirul Badri
Nomor Pokok Mahasiswa: 0517021041
Program Studi : Biologi S1
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Ir. Zulkifli, M.Sc. Dra. Ellyzarti, M.Sc.
NIP.196007161986041001 NIP. 194909231978122001
2. Ketua Jurusan Biologi
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Ir. Zulkifli, M.Sc. ...
Sekretaris : Dra. Ellyzarti, M.Sc. ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Dra. Tundjung Tripeni H.,M.S. ...
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Suharso, Ph.D.
NIP 196905301995121001
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Citerep, Natar, Lampung Selatan pada
tanggal 13 April 1987, sebagai anak kedua dari lima
bersaudara, buah hati pasangan Bapak Satori dan Ibu
Masnah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Natar pada
tahun 1999 . Kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri
1 Natar sampai tahun 2002. Dan selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Umum Yayasan Pembina Unila sampai tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur
SPMB. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai Anggota Muda Rohis
(AMAR) tahun 2005-2006, anggota Forum Kerjasama Alumni Rohis (FKAR)
Bandar lampung tahun 2007-2009, Tim Kerja Sekolah Rohis YP Unila tahun
2005-2009, anggota Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA tahun
2005-2006, anggota Biro Belajar Baca Qur’an (BBQ) Rohis FMIPA tahun 2006
-2007, Koordinator Biro BBQ Rohis FMIPA tahun 2007-2008, Ketua Biro BBQ
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul” Pengaruh Pelukaan Fisik Terhadap Kandungan
Triptophan dan Aktivitas Ezim Dehidrogenase Buah Pisang Ambon Kuning
(Musa paradisiaca L)” adalalah salah satu syarat untuk memperoleh gelas
Sarjana Sains di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan
Biologi, Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dari berbagai
pihak. Dengan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Suharso, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
atas izin dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk melakukan
4. Ibu Dra. Ellyzarti, M.Sc., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya
memberikan bimbingan dan saran dalam pelaksanaan penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Tundjung Tripeni H., M.S., selaku Penguji yang memberikan
saran, kritik dan penilaian positif tentang penelitian dan penulisan skripsi
ini.
6. Ibu Dra.Yulianty, M.Si., selaku dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, saran, pengarahan dan motivasi selama penulis
menjalankan kuliah.
7. Seluruh Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
8. Seluruh Pegawai, Laboran dam Staf Civitas Akademika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
9. Kedua Orang tuaku, Abah dan Emak tercinta yang dengan keikhlasan
memberikan dukungan dan senantiasa mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Biologi Universitas Lampung.
10.Istriku Sri Hastuti, S.Pd.SD dan Anakku Hammam Arroyan tercinta yang
dengan keikhlasan mendo’akan, membantu dan memotivasi penulis dalam
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Keluarga besar UKM BIROHMAH dan terkhusus ROHIS FMIPA atas
persaudaraan dan kebersamaannya selama ini.
13.Keluarga besar Himbio FMIPA dan terkhususnya untuk teman-teman
biologi angkatan 2005 atas persaudaraannya selama ini.
14.Pak Hambali, Pak Tris, Pak Imron, dan Pak Sungadi atas bantuannya
selama penelitian skripsi ini.
Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan dan bantuan
yang telah diberikan kepada penulis dengan sesuatu yang lebih baik. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit
harapan semoga skripsi ini berguna dan bagi kita semua. Amiin.
Bandar Lampung, November 2012
Penulis