• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Pressure and Cholesterol. Advisory by M. RIZAL M. DAMANIK.

The aim of this study was to analyse food consumption and physical activity on blood pressure and cholesterol. The design of the study was cross sectional study. Data collection was carried out from May to June 2011. The number of samples taken in this research as much as 52 university students aged >18 years. The result of this study showed that the average level of adequacy of energy and protein samples of men and women is included in the category of heavy deficits (76,9% for energy and 69,2% for protein). The adequacy of the level of vitamin C, calcium, sodium, potassium and fiber, most of the total sample have minerals adequacy level less than recommended level. Most samples in this study (86,3%) had light activity such as reading, lecture and task seating as well as searching the internet in front of the computer. Result collected from bloodpressure examination showed that half of the sample (50%) were catagorized as pre hypertension.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usia harapan hidup di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi 70,2 tahun. Jumlah ini terus meningkat menjadi 70,4 tahun pada tahun 2007 dan diperkirakan pada tahun 2025 angka harapan hidup penduduk Indonesia akan menjadi 73 tahun (BPS 2007). Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif.

Saat ini masalah kesehatan mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Dari penelitian-penelitian terakhir juga diketahui adanya pergeseran kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif, yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok usia muda (Depkes 2007). Kebiasaan makan dan gaya hidup sudah berubah, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap epidemi penyakit-penyakit tidak menular. Poin penting dalam catatan WHO tahun 2005 adalah sebanyak 4,4 juta jiwa meninggal dunia dengan kasus kolesterol tinggi dan sebanyak 7,2 juta orang meninggal dunia akibat hipertensi.

(3)

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%.

Studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup kurang aktifitas adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif. Kemajuan teknologi tanpa di sadari telah membuat aktivitas fisik berkurang. Data riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia > 10 tahun mencapai angka 48,2% (Balitbangkes 2008).

Selain aktivitas fisik, pola makan sangat mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda yaitu mahasiswa. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Pola makan yang tinggi natrium dan rendah serat sering dijumpai pada makanan-makanan tersebut. makanan tinggi natirum dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007).

Menurut Susantoro (2003) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Mahasiswa berada dalam rentang usia dewasa awal pada umumnya selalu mengikuti setiap adanya perubahan terutama perubahan mengenai gaya hidup. Mahasiswa alih jenis adalah kelompok mahasiswa khusus yang mengikuti perkuliahan dengan bekerja dipagi hari dan mempunyai waktu kuliah khusus yaitu pada malam hari. Padatnya kegiatan membuat mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang bersifat praktis dan cepat saji.

(4)

Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan dab status gizi)

2. Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh

3. Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh 4. Mengidentifikasi tingkat aktivitas contoh

5. Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh

6. Menganalisis hubungan asupan zat gizi dan tingkat aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi

Hipotesis

1. Konsumsi pangan berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol 2. Aktifitas fisik berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol.

Kegunaan Penelitian

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan dari darah pada sistem vaskular tubuh. Sistem vaskular membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung menuju pembuluh darah, arteri dan kapiler untuk masuk ke jaringan. Setelah jaringan mendapatkan oksigen, darah masuk ke vena dan dibawa kembali ke jantung dan paru-paru (Braverman 2008). Tekanan darah sistolik merupakan tekanan yang dihasilkan otot jantung yang mendorong darah dari bilik kiri jantung ke aorta (tekanan pada saat jantung berkontraksi). Tekanan darah diastolik merupakan tekanan pada dinding arteri dan pembuluh darah akibat mengendurnya otot jantung (tekanan pada saat jantung berelaksasi). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Pearce 2004).

Menurut Sutanto (2010), tekanan seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibandingkan usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Selain itu menurut Pearce (2004), Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan fisiologik, seperti latihan jasmani, perubahan mental karena kecemasan dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Masalah Tekanan Darah

(6)

volume sekuncup, maka peningkatan salah satu dari variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder, berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat teridentifikasi. Sebagian besar kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya disebut hipertensi primer atau esensial. Apabila penyebabnya jelas dapat diketahui, maka hipertensinya disebut hipertensi sekunder (Corwin 2001). Bentuk hipertensi antara lain hipertensi hanya diastolik, hipertensi campuran (diastolik dan sistolik yang meninggi) dan hipertensi sistolik. Hipertensi diastolik sangat jarang dan hanya terlihat peninggian yang ringan dari tekanan diastolik, misalnya 120/100 mmHg. Bentuk seperti ini biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda sementara itu hipertensi sistolik paling sering dijumpai pada usia lanjut (Depkes 2006).

Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah (sistolik, diastolik, ataupun keduanya) lebih rendah dari nilai normal yang umum ditemukan pada individu normal. Gangguan ini tidak jarang mengarah kepada suatu kondisi patologis (kelainan) tertentu. Meskipun bisa juga ditemukan pada individu tanpa kelainan jantung. Untuk batasan tekanan darah rendah, tidak ada batasan yang baku. Meskipun begitu, penting untuk mendeteksi adanya hipotensi pada individu tertentu. Pada individu dengan riwayat tekanan darah tinggi, penurunan tekanan darah lebih dari 30 mmHg secara mendadak dapat dikatakan hipotensi meskipun nilai tekanan darahnya masih normal. Untuk kelompok individu yang nilai tekanan darahnya tidak pernah tinggi atau cenderung rendah juga tidak memiliki batasan baku. Namun nilai tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg sering dipakai untuk menunjuk ada tidaknya hipotensi pada seseorang. Artinya, bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg, atau tekanan darah diastolik kurang dari 60 mmHg, atau kombinasi antara kedua nilai sistolik dan diastolik tersebut (Hutabarat 2010).Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg Hipertensi Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg Hipertensi Stadium 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg

(7)

Penyebab Tinggi dan Rendahnya Tekanan Darah

Menurut Braverman (2008), pada 90-95% penderita tekanan darah tinggi, tidak ada penyebab fisiologis tunggal. Jenis tekanan darah ini disebut hipertensi essensial atau primer. Walaupun penyebab dari tekanan darah tinggi masih belum diketahui, riset menunjukan hal tersebut merupakan reaksi antara faktor genetis, lingkungan, dan yang berhubungan dengan gaya hidup. Faktor-faktor yang utama adalah : Pola makan yang tidak tepat dengan komposisi tidak seimbang, biasanya tinggi kalori, natrium (garam) dan lemak, serta rendah protein; rasio natrium terhadap kalium yang tidak seimbang; penyalahgunaan alkohol; merokok; kenaikan kadar kolesterol; obesitas dan stress.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipotensi. Akan tetapi tidak semua hipotensi memiliki faktor yang perlu dicemaskan. Meskipun demikian, bila mengalami hipotensi sebaiknya berobat untuk mencari faktor penyebab/predisposisi yang berpeluang mengganggu kesehatan di kemudian hari. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotensi antara lain : dehidrasi yang sering timbul akibat sulit makan, muntah, atau diare yang diikuti kehilangan cairan tubuh bermakna, perdarahan, obat-obatan yang dapat mencetuskan penurunan tekanan darah mendadak atau perlahan, infeksi di dalam tubuh terutama pada infeksi berat, kelainan endokrin, kelainan jantung, reaksi anafilaksis akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Kolesterol

Menurut Hartono (2006), kolesterol merupakan salah satu jenis lemak dengan inti sterol berbentuk cincin yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara normal, tubuh mampu memproduksi kolesterol yang dibutuhkan dalam jumlah tepat. Kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh akan membentuk suatu timbunan pada dinding pembuluh darah dan menimbulkan kondisi yang disebut ateroklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah yang merupakan indikasi awal seseorang terkena penyakit jantung dan stroke (Sutanto 2011).

(8)

berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), mengisyaratkan bahwa hati menangani kolesterol dalam jumlah besar. lipopotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL) mengangkut kolesterol dari sel ke hati dan bersifat protektif terhadap penyakit arteri (Corwin 2001). Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada pada tubuh disebut kolesterol total. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg (Sutanto 2011).

Menurut Barasi (2009), makanan hewani adalah sumber kolesterol dalam diet, dengan sumber terkaya adalah kuning telur. Absorpsi kolesterol berubah – ubah, tetapi biasanya kurang dari 50%. Kadar dalam plasma, terutama yang diangkut sebagai fraksi LDL, merupakan penentu utama resiko aterosklerosis. HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol HDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut. Jika kadar HDL tinggi maka akan terlindung dari penyakit jantung. Penyebab hiperkolesterol antara lain obesitas, alkohol, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, pil anti hamil, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid.

Dampak Kolesterol

Menurut Sutanto (2010), jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung koroner karena saluran arteri yang memasok darah ke jantung menyempit dan tersumbat. Kolesterol juga bisa menyebabkan stroke dan kelumpuhan bila terjadi penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak. Penyakit lain yang juga dipengaruhi oleh kolesterol adalah hipertensi. Hal ini akan diperparah dengan kebiasaan merokok. Hipertensi dan kebiasaan merokok memang tidak mempengaruhi jumlah kolesterol dalam tubuh, namun bisa berinteraksi dengan kolesterol untuk merusak arteri.

Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol

(9)

yang berlebihan; asupan zat tepung yang berlebihan (jagung, kentang, dan lain-lain); asupan gula secara berlebihan yang ditemukan pada banyak makanan olahan; kekurangan serat akibat kurangnya asupan buah dan sayur; disfungsi hati dan meningkatnya kerusakan jaringan akibat infeksi, radiasi, kerusakan fungsi hati atau aktivitas oksidatif (Braverman 2008).

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan kerja otot (FKM-UI 2007). Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh (Almatsier 2004).

Aktivitas fisik erat kaitannya dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tubuh yang sehat akan mampu melakukan aktivitas fisik secara optimal, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dalam porsi cukup mempunyai dampak yang positif terhadap kesehatan tubuh (Widodo & Syafruddin 1990). Menurut Kusmana (2006) aktivitas yang moderat (sedang) akan melindungi diri dari penyakit jantung koroner (PJK).

Olahraga meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sensitivitas insulin, bisa menurunkan tekanan darah 10-15 angka, dan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida sekaligus meningkatkan kolesterol HDL. Melalui olahraga yang isotonik dan teratur (aktifitas fisik aerobik sekitar 30 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga secara teratur idealnya dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu dan minimal setengah jam setiap sesi dengan intensitas sedang.

(10)

Aktivitas orang dewasa biasanya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang, dan berat. Pengeluaran energi beragam antara orang yang satu dengan yang lain (Mardlaw & Hampl 2007). Dalam hal ini, aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi seseorang (Baliwati & Retnaningsih 2004). Pengukuran kebutuhan energi didasarkan pada pengeluaran energi dengan komponen utama angka metabolisme massal (BMR) dan kegiatan fisik sesuai tingkatannya (Hoeger & Hoeger 2005).

FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama, setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Setiap orang memiliki aktivitas atau kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari. Kegiatan wajib tersebut tidak hanya pekerjaan yang mendatangkan penghasilan, namun juga meliputi kegiatan lain seperti kegiatan domestik rumah tangga, bersosialisasi, rekreasi dan lain sebagainya. Pengeluaran energi untuk kegiatan-kegiatan tersebut perlu diperhitungkan agar didapatkan angka pengeluaran energi seseorang. Pengeluaran energi tersebut kemudian dapat menjadi gambaran kebutuhan energi agar seseorang dapat hidup dengan lebih sejahtera dan berkualitas secara keseluruhan. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik.PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu )

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas. Maka hasil dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : ringan, sedang dan berat.

Tabel 2 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL

Kategori Nilai PAL

Ringan (sedentary lifestyle) 1.40-1.69 Sedang (active or moderately active lifestyle) 1.70-1.99 Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) 2.00-2.40

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik mengarah kepada jenis pekerjaan. Orang-orang yang termasuk dalam kategori

(11)

banyak melakukan kegiatan fisik, tidak banyak berjalan kaki dalam jarak jauh, menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur dan lebih banyak menghabiskan kegiatan dalam posisi duduk diam dan berdiri dengan sedikit bergerak misalnya staf dan karyawan kantor. Pada kategori sedang adalah orang yang tidak terlalu banyak menggunakan energi, namun lebih banyak mengeluarkan energi bila dibandingkan dengan yang beraktivitas ringan. Pada umumnya orang-orang tersebut melakukan suatu pekerjaan berat namun dalam satu jangka waktu tertentu, misalnya kegiatan harian yang dilakukan selama satu jam (langsung atau bertahap dalam hari yang sama). Orang-orang yang termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat bila orang tersebut dalam kesehariannya melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak energi seperti menari, berenang, bekerja sebagai buruh tani yang melakukan pekerjaan mencangkul, berjalan kaki dalam jarak yang jauh dengan beban berat.

Konsumsi Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia agar dapat hidup sehat karena pangan merupakan sumber utama zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses metabolisme dalam tubuh, memperbaiki jaringan tubuh serta pertumbuhan (Harper et al. 1986).

(12)

KERANGKA PEMIKIRAN

Gangguan tekanan darah dan kolesterol dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Gangguan tekanan darah dan kolesterol yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah diantaranya seperti hipertensi dan hiperkoleterolemia. Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia lanjut, hipertensi dan hiperkolesterolemia bahkan sudah mulai diderita oleh kalangan remaja yang berusia 15-17 tahun.

Tekanan darah dan Kolesterol dipengaruhi oleh konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Mengonsumsi makanan yang tinggi natriun, lemak dan kolesterol serta kurangnya konsumsi serat tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol. Makanan yang tidak sehat dan bersifat praktis seperti aneka makanan siap saji banyak dikonsumsi oleh kalangan muda. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Selain konsumsi pangan, aktivitas fisik juga ikut mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol. Rendahnya aktivitas fisik akibat sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif.

(13)

Keterangan :

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Gambar 1 Hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol

Karakteristik mahasiswa

 Jenis Kelamin

 Umur

 Status gizi

 Pengetahuan gizi

 Daya beli

 Uang saku Konsumsi

Pangan Aktivitas

Fisik

Tekanan Darah Kolesterold

arah

 Penyakit Keturunan

(14)

METODOLOGI

Desain, Tempat dan Waktu

Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus IPB Baranangsiang Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011.

Jumlah dan Cara Penarikan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa program alih jenis IPB yang memiliki kecenderungan pola makan yang tidak teratur akibat jadwal perkuliahan yang didominasi pada sore hari (14.00) hingga malam hari (23.00 WIB). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive.Jumlah yang digunakan berjumlah 52 orang diambil dengan kriteria inklusi yaitu : berusia lebih dari 18 tahun,tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah,dan bersedia mengisi informed consent. Adapun kriteria ekslusi bagi sampel pada penelitian ini adalah: menderita sakit dan harus mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, dalam keadaan hamil, pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol pada saat penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer diperoleh melalui pengukuran dan wawancara dengan bantuan form record. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel, tekanan darah, kadar kolesterol sampel, riwayat penyakit, aktifitas fisik dan konsumsi contoh.

(15)

durasi waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Data, jenis data dan cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Data, jenis data dan cara pengumpulan data

No Data Jenis Data Cara Pengumpulan dan

pengukuran data

1 Nama Primer Kuesioner

2 Jenis kelamin Primer Kuesioner

3 Umur Primer Kuesioner

4 Etnis Primer Kuesioner, wawancara

5 Berat badan (kg) Primer Pengukuran

6 Tinggi badan (cm) Primer Pengukuran 7 Frekuensi dan jumlah konsumsi Primer Recall dan FFQ

8 Aktivitas fisik Primer Kuesioner, wawancara selanjutnya analisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entry data dan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data diolah dengan menggunakan program computer Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows.Analisis tentang hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal akan dianalisa dengan menggunakan chi-square, variabel data ordinal akan dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio akan dianalisa dengan uji Pearson.

Data karakteristik sampel seperti jenis kelamin, usia sampel, berat badan dan tinggi badan dan status gizi ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan dinyatakan dalam persen. Data umurdikelompokkan menjadi empat kelompok menurut Papalia dan Old (2008) yaitu remaja (< 20 tahun), dewasa awal (20-40 tahun), dewasa tengah (41-65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun).Status gizi sampel ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) contoh dengan kuadrat dari tinggi badan (m2) sampel. Kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori Depkes (2005).

(16)

tingkat aktivitas fisik yang didapat dengan menggunakan rumus PAL sebagai berikut :

PAL = ∑ PAR x alokasi waktu setiap kegiatan24 jam

Keterangan :

PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu )

Setiap aktivitas mempunyai nilai PAR yang berbeda dalam kilokalori permenitnya. Jenis aktivitas yang dilakukan contoh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah nilai PAL didapatkan, maka nilai tersebut akan di kategorikan menjadi tiga kategori yaitu ringan (1,40 ≤ PAL ≤ 1,69), sedang (1,70 ≤

PAL ≤ 1,99)dan berat (2,0 ≤ PAL ≤ 2,40).

Tabel 4 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR

Keterangan PAR

Laki-laki Perempuan

Tidur (tidur siang dan tidur malam) 1 1 Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam dan membaca 1.2 1.2 Duduk sambil menonton TV 1.64 1.72

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih dan lain-lain) 2.75 2.8

Office worker (duduk didepan meja, menulis dan mengetik)

1.8 1.8

Olahraga (jongging, lari jarak jauh) 6.34 6.55 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Data konsumsi pangan dan gizi yang diperoleh melalui metode food recordselama tujuh hari meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga (URT) atau dalam satuan gram, kemudian dikonversi dalam satuan energi (kkal), protein (g), lemak (g), karbohidrat (g), natrium (mg), kalium (mg), kolesterol (mg) dan serat (g). dengan merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM 2004). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut :

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan :

Kgij : kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj : berat makanan j yang dikonsumsi

(17)

Selanjutnya, tingkat kecukupan zat gizi yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah & Briawan 1994) :

TKG = (K/AKG) x 100% Keterangan :

TKG : tingkat kecukupan zat gizi K : konsumsi pangan

AKG : kecukupan zat gizi yang dianjurkan

Hasil perhitungan tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi lima kategori untuk tingkat kecukupan energi, protein dan lemak yaitu: defisit tingkat berat : <70% AKG, defisit tingkat sedang : 70-79% AKG, defisit ringan : 80-89% AKG, cukup : 90-119% AKG dan lebih : ≥120% AKG(Hardinsyah et al 2002).

Pengkategorian tingkat kecukupan vitamin dan mineral menurut Gibson (2005) yaitu kurang (<77% AKG) dan cukup (≥ 77% AKG). Asupan serat sampel dibandingkan dengan kebutuhanserat orang dewasa dan dilakukan penggolongan tingkat konsumsi serat berdasarkan anjuran asupan serat per hari yaitu 25 g/hari (Muchtadi 2000) yaitu kurang (<20 g/hari), cukup (20-30 g/hari) dan lebih (>30 g/hari).

Pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran digital. Kalibrasi alat pengukur tekanan darah dilakukan dengan cara di terra (di nol-kan). Posisi yang disarankan untuk pengukuran tekanan darah adalah duduk di kursi dengan sandaran punggung untuk menyangga, kaki menapak di lantai, lengan dijulurkan setinggi jantung di atas meja. Posisi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih baik dari pada berbaring atau duduk di depan pemeriksaan atau dengan lengan ditekuk ke samping. Jika hasil pengukuran pertama dan kedua tidak jauh berbeda (5-10 mmHg), maka angka tekanan darah akan dirata-ratakan. Sedangkan bila hasil pengukuran pertama dan kedua berbeda nyata (>10 mmHg), maka akan diulang dengan posisi pengukuran yang benar.

(18)

berpuasa selama kurang 8 jam agar hasil pemeriksaan kolesterol lebih akurat. Untuk pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan oleh paramedis dari RS. PMI Bogor.

(19)

Definisi Operasional

Populasiadalah seluruh mahasiswa/i alih jenis Institut Pertanian Bogor.

Contoh adalah mahasiswa/i alih jenis Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria penelitian dan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Karakteristik contoh adalah identitas pribadi contoh yang meliputi nama lengkap, jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi badan.

Umur adalah jangka waktu hidup biologis yang dinyatakan dalam satuan tahun

Aktivitas fisik adalah seluruh jenis dan lama kegiatan yang melibatkan fisik (tubuh) dan diperoleh dari recall1x24 jam.

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar didalam darah, diproduksi oleh hati.

Tekanan darahadalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Penyakit Keturunan adalahpenyakit yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya

Status gizi adalah cerminan indeks massa tubuh (IMT) yang dinyatakan oleh rasio berat badan (Kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2).

Konsumsi panganadalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang dengan jumlah tertentu

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Alih Jenis

Perkembangan ilmu gizi dan aplikasinya, serta kesadaran akan dampak masalah gizi, baik kekurangan atau kelebihan gizi sejak periode janin (intra uterine) hingga lanjut usia (elderly) terhadap kesehatan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), telah meningkatkan kebutuhan (need) terhadap ahli gizi. Ahli gizi tersebut diperlukan oleh berbagai jenis lapangan kerja, seperti: pemerintahan pusat maupun daerah; rumah sakit; puskesmas; pusat kebugaran; konsultan gizi dan kesehatan; industri dan pemasaran untuk produk makanan dan kesehatan; serta berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terkait dengan penanganan masalah gizi dan kesehatan.

Untuk memperluas kesempatan para tenaga gizi lulusan D3 gizi yang berminat untuk meningkatkan kemampuan akademik dan karier, maka Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB telah menyelenggarakan Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi (Program Alih Jenjang). Gelar Sarjana Gizi (SGz) akan diberikan kepada lulusan program ini. Gelar ini sangat sesuai dengan kompetensi dan jenjang karir lulusan. Penyelenggaraan program ini terlaksana mulai Tahun Ajaran 2007/2008.

Pengelolaan penyelenggaraan perkuliahan di Bogor sepenuhnya dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Untuk jaminan mutu, pengelolaan administrasi dan keuangan dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB sesuai ketentuan yang berlaku di IPB. Salah satu tujuan umum diselenggarakannya Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi adalah memberikan kesempatan bagi masyarakat atau calon mahasiswa untuk menggunakan fasilitas belajar di luar waktu penyelenggaraan program regular S1 Mayor Ilmu Gizi IPB.

Beban studi mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, minimal 50% dari total beban studi mayor, atau 50% dari 148 sks yaitu 74 sks. Beban studi yang diambil per semester minimal 12 sks, atau rata-rata per semester 18 – 24 sks. Dimungkinkan adanya perkuliahan alih semester, 2-3 mata kuliah.

(21)

Baranangsiang, sedangkan perkuliahan Hari Jum’at dan Sabtu dimulai pukul 08.00-18.00 di Kampus Darmaga. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di Kampus IPB Darmaga. Sistem penilaian dilakukan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), ujian susulan dan ujian perbaikan, ujian praktikum, tugas Individu dan kelompok.

Contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi alih jenis semester dua ( 2010/2011) dan semester empat (2009/2010). Perkuliahan dilaksanakan di kampus IPB Baranang siang dan kampus IPB dramaga. Pada hari senin sampai dengan jumat perkuliahan dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB. Namun pada hari sabtu perkuliahan dimulai dari pukul 08.00-17.30 WIB.

Sebagian besar contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa semester empat yang kuliah tiga hari dalam seminggu dengan rata-rata jam perkuliahan terstruktur sebanyak tiga jam. Selain itu, pada semester empat ini mahasiswa lebih banyak belajar mandiri seperti mengerjakan tugas, mencari tinjauan pustaka dan mulai menyusun proposal penelitian.

Karakteristik contoh

Umur

Contoh pada penelitian ini adalah mahsiswa dan mahasiswi alih jenis IPB. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa contoh dalam penelitian ini berumur 20-40 tahun yang termasuk dalam kategori kelompok umurdewasa awal.

Tabel 5 sebaran contoh berdasarkan umur

Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%.

Berat badan dan tinggi badan

(22)

adalah 62, sedangkan untuk berat badan ideal yang dimiliki oleh perempuan berusia 19-29 tahun adalah 52 kg dan usia 30-49 adalah 55.

Tabel 6 Keragaman berat badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Berat Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 48 87 62,5±7,8

Perempuan 37 76 54,3±9,1

Rata-rata tinggi badan laki-laki adalah 167 cm dengan tinggi badan maksimal 177 cm dan tinggi badan minimal 155 cm. Sementara rata-rata tinggi badan perempuan adalah 157,23 cm dengan tinggi badan maksimal 170 cm dan tinggi badan minimal 145 cm. Menurut AKG (2004), tinggi badan ideal laki-laki berusia 19-49 tahun adalah 165 cm, sedangkan untuk tinggi badan ideal perempuan berusia 19-49 tahun adalah 156 cm. Rata-rata tinggi badan contohsudah mencapai ideal.

Tabel 7 Keragaman tinggi badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Tinggi Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 155 177 167±4,6

Perempuan 145 170 157±6,3

Berat badan dan tinggi badan diperlukan untuk menentukan status gizi contoh serta mengetahui kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Menurut Jeliffe Jeliffe (1989), berat badan merupakan gambaran massa tubuh seperti otot dan lemak. Berat badan merupakan gambaran umum indikator status gizi yang mudah dilihat dan mudah dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak seperti sakit atau konsumsi makan yang menurun (Abunain et al 1990). Sedangkan tinggi badan merupakan indicator status gizi di masa lampau karena tidak mudah berubah. Tinggi badan merupakan hasil pengukuran terhadap jaringan tulang tubuh dan merupakan gabungan dari pengukuran komponen-komponen tubuh seperti kaki, pelvis, punggung, dan kelapa (Jeliffe & Jeliffe 1989).

Status gizi

(23)

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan status gizi

Status Gizi Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Kurus 0 0 6 11.8 6 11.8

Normal 23 45.1 15 29.4 38 74.5

Gemuk 2 3.9 5 9.8 7 13.7

Berdasarkan Tabel 8dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh penelitian (74,5%) memiliki status gizi normal. Selebihnya memiliki status gizi kurus (11,8%) dan gemuk (13.7%). Menurut Depkes (2006), status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan tekanan darah maupun kolesterol.

Konsumsi Pangan

Menurut Khomsan (2002), pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan pangan perlu diupayakan ketersediannya dalam jumlah yang cukup, layak dan aman dikonsumsi dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Selanjutnya menurut Hardinsyah dan Martianto (1988) Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi.

Frekuensi, Jumlah dan Jenis Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang atau sekelompok orang tertentu dengan jumlah tertentu. Konsumsi pangan dikelompokkan menjadi makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, buah, susu dan olahannya, minyak dan serba-serbi. Pangan yang disajikan dibawah ini merupakan pangan yang dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini.

(24)

Tabel 9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa frekuensi konsumsi beras pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 1,6 dan 1,4 kali per hari. Secara kuantitatif, rata-rata konsumsi beras pada contoh laki-laki (115,7 gram/hari) lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumsi beras contoh perempuan (108,2 gram/hari). Anjuran makanan rata-rata satu hari untuk orang dewasa menurut golongan umur untuk nasi adalah 9½ xpenukar untuk laki-laki golongan umur 20-45 tahun sedangkan untuk perempuan dengan golongan umur 20-20-45 tahun adalah 6½ x penukar (Almatsier 2006). Bila dibandingkan dengan rata-rata anjuran makan nasi yang dianjurkan untuk kelopok umur tersebut, maka konsumsi nasi pada contoh penelitian ini baik laki-laki maupun perempuan masih tergolong sangat kurang.Di dalam 100 gram nasi mengandung 180 kkal energi, 3 gram protein, 0.3 gram lemak, 39.8 gram karbohidrat dan mengandung mineral kalsium 25 mg , 27 mg fosfor dan 38 mg kalium.Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Mengonsumsi nasi dengan tambahan lauk pauk serta sayur dapat membantu memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi tubuh. Selain beras, mie merupakan bahan pangan kedua terbanyak yang dikonsumsi contoh bila dibandingkan dengan bahan pangan lainnya yang juga merupakan sumber karbohidrat. Mie instant dikonsumsi dua sampai tiga kali seminggu dengan konsumsi sebesar 80 gram dengan rata-rata konsumsi sebesar 42.76 gram/hari dan 30.28 gram/hari.

(25)

Tabel 10 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh

Pada kelompok bahan pangan sumber protein hewani, sebagian besar contoh mengonsumsi ayam dan telur. frekuensi konsumsi ayam pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 0,9 dan 0,8 kali per hari. Untuk frekuensi konsumsi telur, baik contoh laki-laki maupun perempuan mempunyai frekuensi yang sama yaitu 0,6 kali per hari. Jumlah konsumsi ayam sebanyak 64.23 gram pada contoh laki-laki sedangkan pada contoh perempuan 50.77 gram. Konsumsi telur pada contoh laki-laki sebesar 33.49 gram dan 25.99 gram pada contoh perempuan. Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia. Namun harga protein hewani lebih mahal dibandingkan dengan protein nabati sehingga banyak yang mengonsumsi protein nabati sebagai sumber protein. Konsumsi protein yang berlebihan tidak baik untuk tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas (almatsier 2002).

Protein Nabati. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu atau nilai biologi tertinggi. Tabel 11 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh

(26)

Konsumsi pangan sumber protein nabati relatif sama. Pangan olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe merupakan pangan yang paling sering dikonsumsi. Contoh laki-laki dan perempuan mengkonsumsi tahu dan tempe dengan frekuensi yang sama yaitu 0,3 kali per hari dan 0,4 kali per hari. Secara kuantitatif, contoh laki-laki mengkonsumsi tahu (13,82 gram/hari) dan tempe (12,55 gram/hari) lebih banyak dibandingkan dengan contoh perempuan yaitu 11,76 gram/hari (tahu) dan 8,52 gram/hari (tempe). Hal ini sejalan dengan penelitian Prabandari (2010) yang menyatakan tahu dan tempe menjadi sumber protein nabati yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa IPB.

Protein mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menurunkan tekanan darah. Menurut Almatsier (2002), protein nabati merupakan salah satu jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pangan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan banyak mengandung serat yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol yang secara tidak langsung akan menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yang et al(2005), konsumsi kedelai (bahan pembuatan tahu dan tempe) ≥ 25 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1.9 mmHg dan diastolik 0.9 mmHg dibandingkan dengan penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi kedelai. Selain itu, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Dalam kedelai terkandung zat yang disebut sitosterol beta yang mempunyai efek hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol). Disamping itu, penggunaan ragi dalam proses fermentasi kacang kedelai menjadi tempe juga akan menekan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan proses peragian tersebut meningkatkan niasin dari 9 mg dalam kacang kedelai menjadi 60 mg dalam tempe per 100 gram bahan makanan. Niasin ini dapat menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL serta menaikkan kolesterol HDL (Khomsan 2002).

(27)

perebusan. Hasil penelitian Rahayu (1990) menunjukkan bahwa serat makanan dalam sayuran yang dimasak justru meningkat dibandingkan sayuran mentah. Tabel 12 Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh

Sayur

Sayuran yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah kangkung, sawi dan wortel. Konsumsi sayur contoh pada penelitian ini tergolong kurang. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi sayur contoh yang tidak lebih dari 5 gram sehari. Anjuran mengkonsumsi sayur menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah 2 – 3 porsi dalam sehari (Depkes 2005). Menurut Khomsan (2004), konsumsi sayur yang dianjurkan adalah 200 gram setiap hari. Sayuran banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Serat pada sayuran dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol darah, sehingga menurunkan risiko, mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner, hipertensi dan dislipidemia (almatsier 2004). Konsumsi serat 7 gram per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin. Konsumsi serat juga dapat memperlancar buang air dan mengurangi asupan natrium (Sustrani et al2004).

(28)

Tabel 13 Frekuensi dan jumlah konsumsi buah contoh

Tabel 13 menunjukkan bahwa konsumsi buah contoh relatif rendah. Jenis buah yang banyak dikonsumsi oleh contoh adalah buah pisang dan jeruk. Rata-rata konsumsi buah pisang pada contoh laki-laki 7.29 gram/hari dan 13.05 gram/hari pada contoh perempuan, sedangkan konsumsi buah jeruk pada contoh laki-laki 3.02 gram/hari dan 4.95 gram/hari pada contoh perempuan. Salah satu sumber bahan pangan yang baik untuk memperoleh zat gizi adalah buah dan sayur (Hardinsyah dan Martianto 1992). Anjuran mengkonsumsi buah menurut PUGS adalah 3 – 5 porsi dalam sehari (Depkes 2005). Menurut Bogi (2007), buah banyak mengandung kalium yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kalium (potasium) merupakan ion utama dalam cairan intraseluler. Kalium dapat menurunkan tekanan darah. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Salah satu sumber kalium adalah buah pisang.

(29)

HDL sehingga memperkecil peluang terjadinya Aterosklerosis yang kemudian dapat menurunkan tekanan darah (Khomsan 2002).

Susu dan olahannya.Menurut Khomsan (2002), minum susu dipagi hari sangat baik karena susu selain sebagai sumber vitamin dan mineral juga kaya akan lemak sehingga akan relatif lebih tahan lapar. Sebagai alternatif susu yang tidak diminum pagi hari, sangat dianjurkan minum susu pada malam hari menjelang tidur. Bagi orang dewasa, minum susu 1 – 2 gelas sehari adalah cukup. Segelas susu umumnya mengandung kurang lebih 400 gram kalsium, sementara kebutuhan kalsium sehari adalah 800 gram.

Tabel 14 Frekuensi dan jumlah konsumsi susu contoh

Susu dan

Susu cair (ml) 0,3 32,76 0,3 33,52

Susu bubuk 0,1 3,66 0,03 1,32

Susu full cream 0,03 1,37 0,03 1,10 Susu kental manis 0,01 0,11 0,01 0,11

Keju 0,01 0,17 0,05 1,48

Jenis susu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah susu segar. Contoh laki-laki dan perempuan mengkonsumsi susu dengan frekuensi yang sama yaitu 0,3 kali per hari. Secara kuantitatif, Rata-rata konsumsi susu segar pada contoh laki-laki 32,76 ml/hari dan 33,52 ml/hari pada contoh perempuan. Menurut Astawan (2008), susu banyak mengandung kalsium yang mempunyai manfaat besar bagi tubuh. Kalsium dalam susu dapat mengatur tekanan darah (blood pressure modulator). Pada penderita tekanan darah tinggi, kalsium yang masuk ke dalam darah akan menurunkan viskositas darah. Pada tekanan darah normal, kalsium dapat membantu mencegah stres dan menimbulkan perasaan rileks sehingga memudahkan tubuh beristirahat.

(30)

Minyak dan lemak.Lemak menyediakan energi bagi tubuh yang relatif lebih besar daripada karbohidrat dan protein, selain itu lemak berfungsi untuk pengangkut vitamin A,D, E, K. Minyak goreng yang beredar dipasaran umumnya terbuat dari bahan nabati seperti minyak sawit, minyak jagung, minyak biji matahari dan sebagainya. Oleh karena itu minyak goreng ini tidak mengandung kolesterol karena kolesterol hanya terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan.

Tabel 15 Frekuensi dan jumlah konsumsi minyak contoh

Minyak dan

Jenis minyak yang dipakai dalam mengolah makanan adalah minyak kelapa. Konsumsi minyak kelapa contoh laki-laki sebesar 10,66 gram dan contoh perempuan sebesar 9,73 gram. Selain minyak kelapa, santan juga dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini. Namun kuantitas konsumsinya tidak sebanyak minyak kelapa. Lemak jenuh dalam jumlah berapa pun tidak baik bagi kesehatan jantung dan arteri. Kolesterol darah akan meningkat bila mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol atau mengandung asam lemak jenuh. Pada umumnya minyak goreng mengandung asam lemak jenuh yang bervariasi. Asam lemak jenuh berpotensi meningkatkan kolesterol darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kolesterol darah.

Serba-serbi. Pangan yang termasuk kedalam kelompok serba-serbi diantaranya adalah gula pasir, kecap manis dan gula merah. Frekuensi konsumsi gula contoh yaitu 0,4 kali per hari dan 0,5 kali per hari, sedangkan frekuensi konsumsi kecap contoh laki-laki dan perempuan sama yaitu 0,3 kali per hari. Secara kuantitatif, Konsumsi gula pada contoh laki-laki sebanyak 7,91 gram/hari dan 9,23 gram/hari pada contoh perempuan. Konsumsi kecap lebih banyak pada contoh laki-laki yaitu 10 ml/hari sedangkan pada contoh perempuan hanya mengkonsumsi 8,90 ml/hari.

Tabel 16 Frekuensi dan jumlah konsumsi kelompok pangan serba-serbi contoh

(31)

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebihan dan disimpan dalam jaringan lemak (Depkes 2005). Menurut Braverman (2008), dalam beberapa tahun terakhir gula telah dianggap sebagai penyebab utama berkembangnya penyakit kardiovaskular. Mengkonsumsi makanan bergula dan karbohidrat olahan dalam jumlah banyak memicu pankreas untuk melepaskan insulin. Jika sering terpapar gula dan karbohidrat sederhana dalam jumlah berlebihan, sel-sel ini akhirnya kehilangan kemampuannya untuk memberikan respons yang sesuai terhadap insulin. Pankreas terus menghasilkan insulin, kenaikan kadar insulin meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida, meningkatkan tekanan darah dan peradangan pada pembuluh darah.

Asupan Energi dan Zat Gizi

Energi. asupan energi contoh berkisar antara 563 kkal sampai 2540 kkal. Jika dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, maka rata-rata asupan energi contoh laki-laki (1356 kkal) relatif sama dengan asupan energi perempuan (1345 kkal). Berdasarkan uji beda (Independent t-test), tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan energi contoh laki-laki dengan contoh perempuan. Menurut WNPG (2004), angka kecukupan energi untuk umur 19-29 tahun laki-laki dan perempuan adalah 2550 dan 1900. Asupan energi contoh laki-laki-laki-laki dan perempuan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi pada WNPG (2004). Rata--rata, nilai minimum dan maksimum asupan energi dan zat gizi dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Rata-rata, nilai minimum dan maksimum asupan energi dan zat gizi

Zat Gizi Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

L P L P L P

Energi (kkal) 563 634 2540 2396 1354±406 1345±450 Protein (g) 19 18 72 48 36±11 33±8 Lemak (g) 21 19 102 56 46±17 42±10 KH (g) 75 96 333 467 198±64 209±92 Vit. A (RE) 171 226 1883 1320 680±343 587±296 Vit. C (mg) 3 5 50 35 12±10 13±8 Natrium (mg) 117 104 1909 1328 841±518 744±313 Kalium (mg) 476 443 2034 1166 797±296 743±186 Kalsium (mg) 106 92 1943 2380 667±491 592±635 Kolesterol

(mg)

93 92 441 383 248±79 212±77

Serat (mg) 2 2 11 13 4±2 4±2

(32)

Protein. Rata-rata asupan protein pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 36 gram dan 33 gram. Asupan protein contoh berkisar antara 19 gram sampai 72 gram. Angka kecukupan protein untuk umur 19-29 tahun laki-laki dan perempuan adalah 60 gram dan 50 gram. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan protein menurut WNPG tersebut, asupan protein contoh laki-laki maupun perempuan masih tergolong rendah. Secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan protein contoh laki-laki dan perempuan . Protein berfungsi sebagai zat pembangun, berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan menggantikan sel-sel yang mati. Selain itu, protein juga berfungsi dalam mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon (Sediaoetama 2006). Kekurangan protein, menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi (Almatsier 2004)

Lemak. Asupan lemak contoh berkisar antara 21 gram sampai 102 gram dengan rata-rata asupan lemak contoh laki-laki (46 gram) yang relatif sama dengan asupan lemak contoh perempuan (42 gram). Berdasarkan uji beda (Independent t-test), tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan lemak contoh laki-laki dengan contoh perempuan. Sumbangan energ lemak dalam memenuhi energi contoh sehari sebesar 31% untuk contoh lak-laki dan 29% untuk contoh perempuan. Menurut PUGS, konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Maka dapat disimpulkan bahwa, asupan lemak contoh sudah melebihi kebutuhan sehari. Asupan lemak yang berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan trigliserida, kolesterol total dan LDL kolesterol. Risiko kesehatan seperti ateroklerosis dan penyakit kardiovaskuler dapat timbul akibat asupan lemak yang tinggi (Prima 2000).

(33)

untuk contoh perempuan. Menurut PUGS, konsumsi karbohidrat harus dibatasi konsumsinya sekitar 50-60% dari kebutuhan energi. Maka dapat disimpulkan

bahwa, asupan karbohidrat contoh sudah sesuai dengan anjuran PUGS

.

Vitamin A. Asupan vitamin A contoh berkisar antara 171 sampai 1883 RE dengan rata-rata asupan vitamin A contoh laki-laki (671 RE) lebih tinggi daripada contoh perempuan (587 RE). Angka kecukupan vitamin A untuklaki-laki dan perempuan berumur 19-29 tahun adalah 600 dan 500 RE. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan vitamin A menurut WKNPG (2004), asupan vitamin A contoh laki-laki dan perempuan sudah melebihi dari angka kecukupan vitamin A perhari. Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan vitamin A laki-laki dan perempuan.

Vitamin C. Asupan vitamin C berkisar antara 3 sampai 50 mg dengan rata-rata asupan vitamin C contoh laki-laki (12 mg) yang relatif sama dengan asupan vitamin C perempuan. Angka kecukupan vitamin C untuklaki-laki dan perempuan berumur 19-29 tahun adalah 90 dan 75 mg. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan vitamin C menurut WKNPG (2004), asupan vitamin C contoh laki-laki dan perempuan masih lebih rendah dari angka kecukupan vitamin C perhari. Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan vitamin C laki-laki dan perempuan.

(34)

taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang dikonsumsi akan dikeluarkan melalui urin.

Perkiraan kebutuhan natrium makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah 1500 mg. Setiap satu gram garam dapur mengandung 400 mg natrium. Apabila dikonversikan kedalam ukuran rumah tangga maka empat gram garam dapur setara dengan setengah sendok atau sekitar 1600 mg natrium (Meikemayasari 2008).

Kalium. Asupan kalium berkisar antara 443 sampai 2034 mg dengan rata-rata asupan kalium contoh laki-laki (804 mg) yang lebih tinggi daripada contoh perempuan (743 mg). Angka kebutuhan kalium laki-laki dan perempuan yang berumur >18 tahun adalah 2000 mg per hari (WKNPG 2004). Bila dibandingkan dengan angka kebutuhan tersebut, maka asupan kalium contoh masih dibawah angka kebutuhan kalium yang dianjurkan. Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan kalium laki-laki dan perempuan. Pola makan yang rendah kalium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium melalui cairan urin akan meningkat, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Kolesterol. Asupan kolesterol berkisar antara 92 sampai 441 mg dengan rata-rata asupan kolesterol contoh laki-laki (247 mg) yang relatif sama dengan asupan contoh perempuan (212 mg). Menurut Almatsier (2004), Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300 mg sehari. Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan kolesterol laki-laki dan perempuan. kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan.

(35)

dan menurunkan tekanan darah. Hasil uji beda (independent t-test)menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antara asupan serat laki-laki dan perempuan.

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Jumlah zat gizi yang dibutuhkan dapat tergantung pada kualitas makanan karena efisiensi penyerapan dan pendayagunaan zat gizi oleh tubuh dipengaruhi oleh komposisi dan keadaan makanan secara keseluruhan. Suatu kecukupan zat gizi yang dianjurkan diharapkan dapat menjamin tercapainya status gizi yang baik (Suhardjo dan Kusharto 1988).

Tingkat Kecukupan Energi

Pada tabel 15 dapat diketahui rata-rata tingkat kecukupan energi contoh laki-laki dan perempuan termasuk pada kategori defisit berat (76,5%). Kategori defisit berat pada contoh laki-laki (47,1%) lebih banyak daripada perempuan (29,4%). Rata-rata tingkat kecukupan contoh laki-laki (52%±18%) lebih rendah dibandingkan perempuan (71%±30%). Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara tingkat kecukupan energi laki-laki dan perempuan.Tingkat kecukupan energi yang defisit dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan tubuh kekurangan energi sehingga mengalami keseimbangan energi yang negatif akibat lebih besarnya energi yang dikeluarkan daripada energi yang masuk. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh (Almatsier 2004).

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein

Tingkat Kecukupan Energi Laki-laki Perempuan Total

N % n % n %

Defisit tingkat berat (< 70% AKG) 24 47,1 15 29,4 39 76,5 Defisit tingkat sedang (70 - 79% AKG) 0 0 3 5,9 3 5,9

Defisit tingkat berat (< 70% AKG) 21 41,2 14 27,5 35 68,6 Defisit tingkat sedang (70 - 79% AKG) 3 5,9 7 13,7 10 19,6 Defisit tingkat ringan (80 - 89% AKG) 0 0 1 2,0 1 2,0 Cukup (90 - 119% AKG) 0 0 3 5,9 3 5,9 Berlebih (≥120% AKG) 1 2,0 1 2,0 2 3,9

(36)

Berdasarkan Tabel 18 juga dapat diketahui tingkat kecukupan protein contoh. Secara keseluruhan sebesar 68,6% contoh termasuk pada kategori defisit tingkat berat. Namun demikian, terdapat juga 19,6% contoh yang termasuk pada kategori defisit tingkat sedang. Hanya 5,9% contoh yang memiliki tingkat kecukupan protein dalam karegori cukup. Defisiensi protein dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kondisi tubuh (Almatsier 2004). Tingkat Kecukupan Vitamin dan Mineral

Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin dan mineral disajikan pada Tabel 19 Sebanyak 78,4% contoh termasuk kategori cukup pada tingkat kecukupan vitamin A. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Briawan (2008) yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi Institut Pertanian Bogor memiliki tingkat kecukupan vitamin A yang cukup. Secara keseluruhan (100%) contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin C kurang. Sama halnya dengan tingkat kecukupan kalsium, natrium, kalium dan serat, sebagian besar total contoh (>50%) memiliki tingkat kecukupan mineral yang kurang dari angka kecukupan mineral dan serat yang dianjurkan.

Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin dan mineral

Tingkat Kecukupan Vitamin A Laki-laki Perempuan Total

N % n % n %

Kurang 12 23,5 17 33,3 29 56,9

Total 25 49 26 51 51 100,0

Tingkat Kecukupan Natrium

Cukup 8 15,7 3 5,9 11 21,6

Kurang 17 33,3 23 45,1 40 78,4

Total 25 49 26 51 51 100,0

Kurang 19 37,3 20 39,2 39 76,5

Cukup 5 9,8 4 7,8 9 17,6

Lebih 1 2,0 2 3,9 3 5,9

(37)

Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh dalam mengeluarkan energi. Aktivitas fisik dipengaruhi oleh jenis, frekuensi, dan waktu melakukan aktivitas. Semakin aktif seseorang melakukan aktivitas fisik, energi yang dibutuhkan semakin banyak. Pola aktivitas remaja dapat dilihat dari bagaimana cara remaja mengalokasikan waktunya selama 24 jam dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu jenis kegiatan secara rutin dan berulang-ulang. (FAO/WHO/UNU 2001).

Aktivitas fisik pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan,sedang dan berat. Menurut Soendoro (2008) kegiatan aktivitas fisik dikategorikan sedang apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Menurut WHO/FAO (2002) untuk menuju sehat perlu melakukan kegiatan sedang hingga berat 30 menit selama tiga hari dalam satu minggu.

Besarnya tingkat aktivitas fisik yang dilakukan contoh dapat dilihat dari nilai PAL (Physical Activity Level). PAL dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat tergantung dari besarnya nilai PAL (FAO/WHO/UNU 2001). Aktivitas fisik contoh bervariasi mulai dari nilai PAL 1.25–1.90. Rata-rata aktivitas fisik contoh laki-laki sebesar 1.47, sedangkan contoh perempuan sebesar 1.49. Hal ini menunjukkan bahwa contoh termasuk dalam aktivitas ringan (1.40 – 1.69). Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 sebaran contoh berdasarkan tingkat aktifitas fisik

TingkatAktivitas Fisik Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Sangat Ringan 5 9.8 2 3.9 7 13.7 Ringan 20 39.2 24 47.1 44 86.3

(38)

Jenis kegiatan yang dilakukan contoh dikelompokkan menjadi 12 aktivitas yaitu tidur, mandi, ibadah, makan, kuliah, duduk, menonton TV, berdiri, berjalan, membawa motor, mengetik (komputer), olahraga dasn pekerjaan rumah tangga. Tabel 21 menunjukkan contoh lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur 7,48±1,15, kuliah 3,80±1,70 dan mengetik (komputer) 3,92±1,75. Pada contoh laki-laki alokasi waktu rata-rata untuk tidur, kuliah dan mengetik (komputer) masing-masing sebesar7,68±1,1 jam, 3,72±0,9 jam dan 4,77±1,4 jam, sedangkan contoh perempuan sebesar 7,28±1,2 jam, 3,88±2,5 jam, 3,06±2,1 jam.

Tabel 21 Rata-rata alokasi waktu per jenis aktivitas dalam sehari

Jenis Kegiatan Alokasi Waktu (jam)

Tekanan darah arterial merupakan kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan darah sistolik merupakan tekanan yang dihasilkan otot jantung yang mendorong darah dari bilik kiri jantung ke aorta (tekanan pada saat jantung berkontraksi). Tekanan darah diastolik merupakan tekanan pada dinding arteri dan pembuluh darah akibat mengendurnya otot jantung (tekanan pada saat jantung berelaksasi)(Pearce 1997). Tekanan darah normal pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal tekanan sistolik sekitar 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg (Masud 2002). Keragaman tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Keragaman tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Tekanan Darah Sistolik (mmHg)

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-Laki 101 147 122±11

(39)

Tekanan darah contoh diukur dengan menggunakan alatDigital Blood Pressure.Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sistolik diperoleh hasil tekanan darah sistolik contoh berkisar antara 101 hingga sampai 147 mmHg.Tekanan darah sistolik terendah terdapat pada contoh perempuan yaitu 101 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistolik contoh laki-laki 123 mmHg cenderung lebih tinggi dibandingkan contoh perempuan 115 mmHg. Tekanan darah pada pria lebih tinggi 5 mmHg sampai 10 mmHg dibandingkan dengan tekanan darah wanita (Pearce 1997).

Tabel 23 Klasifikasi tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin Klasifikasi Tekanan

Darah

Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Normal 8 15.7 16 31.4 24 47.1

Prehipertensi 15 29.4 10 19.6 25 49 Hipertensi Tk. I 2 3,9 0 0 2 3,9

Berdasarkan Tabel 23, diketahui bahwa sebagian besar contoh (50%) termasuk dalam klasifikasi tekanan darah prehipertensi. Sebanyak 47,1% contoh memiliki tekanan darah dalam klasifikasi normal. Namun, terdapat 3,9% contoh laki-laki yang mempunyai tekanan darah dalam klasifikasi hipertensi tingkat I. Tabel 24 Keragaman tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 63 94 79±8

Perempuan 66 98 78±8

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah diastolik diperoleh hasil tekanan darah diastolik contoh berkisar antara 63mmHg hingga 98 mmHg. Tekanan diastolik tertinggi pada contoh perempuan 98 mmHg tergolong hipertensi. Menurut klasifikasi WHO tekanan darah diastolik >90 tergolong hipertensi. Sedangkan tekanan darah diastolik terendah terdapat pada contoh laki-laki yaitu 63 mmHg.

Tabel 25 Klasifikasi tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin Klasifikasi Tekanan

Darah

Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Normal 14 27.5 16 31.4 30 58.8 Prehipertensi 9 17.6 7 13.7 16 31.4 Hipertensi Tk. I 2 3.9 3 5,9 5 9,8

(40)

Dengan naiknya tekanan darah diastolik dari 80-89, kejadian kardiovaskular juga meningkat. Kenaikan tekanan diastolik saja telah ditemukan sebagai faktor resiko kuat untuk kondisi seperti serangan jantung dan sroke, terutama pada orang dewasa muda (Braverman 2004).

Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen membran struktural sel dan komponen sel otak maupun saraf. Dalam hati kolesterol disintesis dan disimpan. Kolesterol dalam tubuh dapat diperoleh dari bahan sintesis dalam hati dengan bahan utama karbohidrat, protein, dan lemak. Banyak sedikitnya sintesis tergantung jumlah kebutuhan dan jumlah kolesterol dari makanan.

Tabel 26 Keragaman kadar kolesterol contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Kolesterol (mg/dl)

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-Laki 147 195 163±12

Perempuan 151 218 172±15

Kadar kolesterol contoh diukur dengan alat Accutrend GC dan strip kolesterol. Untuk pembacaannya membutuhkan waktu 180 detik. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh hasil kadar kolesterol contoh berkisar antara 147 hingga sampai 218mg/dl darah.Kadar kolesterol terendah terdapat pada contoh laki-laki yaitu 147 mg/dl darah. Rata-rata kadar kolesterolcontoh laki-laki 163 mg/dl darah cenderung lebih rendah dibandingkan contoh perempuan 172 mg/dl darah. Kenaikan kadar kolesterol, yaitu angkanya lebih dari 200, merupakan faktor resiko tunggal yang paling penting pada penyakit jantung koroner.

Hubungan Antar Variabel

Hubungan Status Gizi dan Tekanan Darah

Status gizi berpengaruh langsung terhadap tekanan darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pinzon (1999) terlihat bahwa individu dengan kelebihan berat badan mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi.

Tabel 27 Sebaran contoh menurut status gizi dan tekanan darah (sistol)

(41)

Sebagian besar contoh (36,5%) dengan status gizi normal memiliki tekanan darah (sistol) normal, namun terdapat 34,6% contoh yang memiliki tekanan darah prehipertensi dan 3,8% tergolong hipertensi derajat I. Pada contoh dengan status gizi gemuk memiliki tekanan darah normal hanya 1,9% dan sebanyak 11,5% nya memiliki tekanan darah prehipertensi.Hasil analisis korelasi pearson menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara status gizi dengan tekanan darah (sistol) contoh.

Tabel 28 Sebaran contoh menurut status gizi dan tekanan darah (diastol)

Status

Sebagian besar contoh (49%) dengan status gizi normal memiliki tekanan darah (sistol) normal, namun terdapat 19,6% contoh yang memiliki tekanan darah prehipertensi dan 5,9% tergolong hipertensi derajat I. Pada contoh dengan status gizi gemuk sebanyak 9,8% memiliki tekanan darah prehipertensi dan 3,9% hipertensi tingkat I.Hasil analisis korelasi pearson menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara status gizi dengan tekanan darah (diastol) contoh.

Hubungan Konsumsi Pangan dan Tekanan Darah

(42)

menderita artherosklerosis selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik, yang nantinya akan memicu terjadinya hipertensi (Hull, 2001).

Metabolisme lemak sehingga menyebabkan gangguan tekanan darah adalah Lipoprotein sebagai alat angkut lipida bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lain begitu juga pada trigliserida dalam aliran darah dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase yang berada pada sel-sel endotel kapiler. Reseptor LDL oleh reseptor yang ada di dalam hati akan mengeluarkan LDL dari sirkulasi. Pembentukan LDL oleh reseptor LDL ini penting dalam pengontrolan kolesterol darah. Di samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL, yaitu melalui jalur sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui jalur ini (scavenger pathway), molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium yang akhirnya berkembang menjadi artherosklerosis. Pembuluh darah koroner yang menderita artherosklerosis selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah disebut juga tekanan darah tinggi atau hipertensi (Vilareal, 2008)

Hubungan Konsumsi Pangan dan Kolesterol Darah

Gambar

Gambar 1 Hubungan tingkat konsumsi dan  aktivitas fisik terhadap tekanan darah
Tabel 9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh
Tabel 10 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh
Tabel 12 Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Rencana Struktur Ruang di RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030 Koridor Ampang termasuk kedalam Pusat Kota bagian tengah yaitu Pusat Kota Lama

Pengelolaan pembayaran yang masih dilakukan secara manual rentan akan ketidak konsistenan data serta penyampaian informasi kepada siswa masih belum merata menyebabkan

[r]

Bagi peserta yang lulus verifikasi tetapi TIDAK HADIR Uji Kesehatan dan Psikotest sesuai jadwal yang sudah ditentukan, maka peserta dinyatakan GUGUR.. Bagi peserta yang TIDAK

Sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Minasatene masih menganggap bahwa pelajaran matematika susah, membosankan sehingga beberapa diantara mereka hanya datang, duduk

Penelitian dengan judul ” Pengaruh Metode Discovery Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII MTsN Kanigoro Kras Kediri ”

Hasil penelitian ini adalah: (1) Motivasi berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 6 Yogyakarta yang berada pada kategori tinggi

Karies kelas IIKaries yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal... Karies kelas IIIKaries yang terdapat pada