• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas penggunaan media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis alqur’an di SDN Periuk 1 Kota Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas penggunaan media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis alqur’an di SDN Periuk 1 Kota Tangerang"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA TERHADAP MATERI BACA TULIS ALQUR’AN

DI SDN PERIUK 1 KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AKMAL

NIM. 1810011000076

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : AKMAL

NIM : 1810011000076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam/DMS

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Puzzle Huruf Hijaiyah dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi

Baca Tulis Al-Qur’an Di SDN Periuk 1 Kota Tangerang” adalah benar hasil

karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Drs. A. Basuni, MA

NIP : 194911261979011001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 26 September 2014 Yang Menyatakan

(6)

“Karena sesungguhnya, beserta kesukaran itu (rohani)

itu ada keluasan”

“Lantaran itu, apabila engkau telah selesai, maka berdirilah tegak”

(Surat Al-Insyirah, ayat 5 dan 7)

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil (Hadist)

Kupersembahkan skripsi ini untuk: - Istriku, wanita berjilbab, yang begitu sabar dan taat menyertai setiap langkahku. Walau kadang hidup tidak seperti yang diharapkan tetapi tetap setia mendampingi, bahkan di saat yang lain menjauh.

- Kedua orang tuaku, sebagai sumber kehidupan dan pendidi, yang telah membesarkan dan mendidikku. Dan yang selalu menyertai setiap langkahku dengan iringan doa dan air mata.

(7)

i

Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Baca Tulis Alqur’an di

SDN Periuk 1 Kota Tangerang.

Skripsi, Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang penggunaan media puzzle dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca

Alqur’an di SDN Periuk 1 Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

Metode ini menggunakan metode refleksi diri. Dalam refleksi diri peneliti mengingat kembali apa yang dikerjakan di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa dan memikirkan apa penyebab dari dampak tersebut. Kemudian mencari kekuatan dan kelemahan dari pembelajaran yang dilaksanakan, lalu mencoba memperbaiki kelemahan dan mengulang bahkan menyempurnakan tindakan yang sudah dianggap bagus. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas III SDN Periuk 1 yang berjumlah 46 orang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, lembar pengamatan pembelajaran Agama Islam, hasil belajar siswa, dan dokumentasi

pembelajaran baca tulis Alqur’an. Instrumen diukur validitasnya dengan

menggunakan dependabilitas dan validitas katalis. Penghitungan realibilitas dengan menggunakan metode tes ulang yang berarti diperoleh data terjadi peningkatan pembelajaran dari siklus 1 dan siklus 2.

Referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, juga mencari di internet. Jumlah judul buku yang digunakan ada 10 judul buku dan empat alamat dari google.

Setelah diteliti melalui angket dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran baca tulis Alqur’an kelas III di SDN Periuk 1 dengan menggunakan media puzzle dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi

baca tulis Alqur’an ini ditunjukkan dengan cepatnya siswa dapat membaca Alqur’an. Ini ditandai dengan hasil rata-rata evaluasi siswa siklus 1 (72,22), siklus 2 (82,28).

(8)

ii

Segala puji dan syukur kepada sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang penabur cahaya ilham, sang kekasih tercinta yang tak terbatas

pencahayaan cintaNya bagi umatNya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad Saw, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada kita semua ajaran yang begitu mulia dan terjaga hingga akhir zaman, yang terbukti kebenarannya dan semakin terus terbukti kebenarannya.

Dengan segala karunia yang diberikan oleh Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung. Rasa terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada:

1. Bapak Drs. A. Basuni, MA selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.

2. Bapak Nurlena Rifai, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Bapak Halim Nurdin, S.Pd, kepala sekolah SDN Periuk 1 yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Periuk 1.

(9)

iii

8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan penulis.

9. Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan dorongan moril dan merelakan waktunya bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.

Walau dalam keterbatasan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi guru agama Islam khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.

Tangerang, April 2014 Penulis

(10)

iv LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Deskripsi Teoritis ... 5

B. Penelitian yang Relevan ... 18

C. Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus ... 21

C. Subyek Penelitian ... 22

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 23

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 23

(11)

v

I. Teknik Pemeriksaan Data ... 29

J. Analisis Data ... 29

K. Pengemban Perencanaan Tindakan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Sekolah Dasar Negeri Periuk 1 ... 31

B. Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam ... 37

C. Deskripsi Data ... 37

D. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Implikasi ... 55

C. Saran-saran ... 56

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui, apapun yang berhubungan dengan keilmuan tidak akan ada tanpa proses membaca dan menulis. Di ayat 1-5 surat Al-Alaq Allah menyampaikan tentang pentingnya membaca.

Setelah melakukan proses membaca, Allah memerintahkan manusia untuk menulis. Ini diungkapkan dalam ayat keempat surat Al-Alaq yang

berbunyi: “yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam (pena).

Manusia tentunya harus memiliki catatan untuk menyimpan apa-apa yang

telah “dibacanya”, baik dalam tulisan buku maupun lainnya.

Alqur’an sebagai pedoman bagi umat Islam harus bisa dipahami oleh

umat Islam. Untuk memahaminya umat Islam harus bisa membaca dan

menulis Alqur’an. Namun fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama

di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci

Alqur’an, sekalipun ada Alqur’an kini hanya dibaca diulang-ulang dengan menghafalnya (relite) tanpa adanya upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagaimana para ilmuwan Islam zaman dahulu. Saat ini umat

Islam didorong untuk sekedar penghafal Alqur’an. Membaca dan menulis bukan lagi budaya umat Islam. Padahal untuk memahami Alqur’an kita perlu

mengetahui arti dari ayat-ayat didalamnya. Hal ini disebabkan karena munculnya berbagai produk teknologi.

Untuk menangani masalah tersebut, sangat diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasinya, yaitu mengembalikan kebiasaan

membaca Alqur’an di rumah-rumah terutama bagi anak-anak. Beberapa

penelitian membuktikan bahwa siswa yang pandai membaca Alqur’an akan pandai juga dalam pengetahuan umum kita memerlukan gerakan massif yang terstruktur untuk menumbuhkan kembali budaya membaca dan menulis

Alqur’an kembali.

(13)

Beranjak dari masalah di atas, pemerintah menetapkan bahan ajar untuk membaca al-Qur’an dimulai dari kelas I. Di kelas I, materi dititik beratkan pada pengenalan huruf-huruf hijaiyah. Untuk mengajarkan materi di kelas I, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Karena kelas I masa peralihan dari TK atau rumah tangga ke sekolah, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran, karena salah satu manfaat media pembelajaran adalah menggairahkan pembelajaran. Selain itu, media juga dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Diantara banyak media pembelajaran ternyata, media puzzle huruf hijaiyah dianggap paling tepat dan dapat digunakan.

Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul efektifitas penggunaan media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Siswa pasif ketika pembelajaran berlangsung karena kurangnya motivasi siswa dan media pembelajaran.

2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena kurangnya motivasi siswa dalam keterampilan bertanya.

3. Siswa tidak dapat membaca al-Qur’an karena kurangnya daya rangsang media pembelajaran.

4. Siswa ribut ketika pembelajaran berlangsung karena kurangnya sumber media pembelajaran.

5. Siswa tidak bisa duduk rapi karena kurangnya pemusatan perhatian melalui media pembelajaran.

Dari identifikasi masalah di atas, ada beberapa faktor penyebab dari masalah di atas, antara lain:

(14)

b. Guru tidak melibatkan siswa ketika pembelajaran berlangsung. c. Guru tidak menggunakan keterampilan bertanya saat bertanya. d. Guru hanya menggunakan metode ceramah.

e. Pembelajaran berpusat pada guru.

C. Pembatasan Masalah

Supaya masalah yang diteliti tidak terlalu luas, dan karena keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti memberikan pembatasan masalah pada:

1. Penggunaan media puzzle huruf hijaiyah.

2. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas I SDN Periuk 1. 3. Penelitian dilakukan selama tiga bulan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian di atas adalah:

“Bagaimana untuk mengetahui efektivitas penggunaan media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an di kelas I SDN Periuk 1?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, antara lain: 1. Memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an. 3. Memperbaiki kinerja guru.

4. Meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Memenuhi tugas akhir Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi siswa

(15)

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Siswa mendapat perhatian dari guru.

d. Siswa dapat menjadi peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.

2. Bagi guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah:

a. Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan yang dilakukan akan menimbulkan rasa puas dan meningkatkan kualitas dan dapat disebarkan kepada teman sejawat.

b. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia dapat menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain guru dapat menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional. Sebagai pekerja profesional harus mampu mengembangkan diri dari pemula sampai ke ahli.

c. Membuat guru menjadi percaya diri karena berkembang secara profesional akan meningkatkan percaya diri, karena dapat menganalisa kelebihan dan kekurangan diri kemudian mengembangkan alternatif pemecahan masalah.

d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri, bahkan guru menemukan teori dalam memperbaiki pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:

a. Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru, telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan para siswa. b. Sekolah akan berkembang dengan pesat.

c. Hubungan kolegial yang sehat akan menumbuhkan iklim kerja sama yang kondusif untuk memajukan sekolah.

(16)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Definisi Media Pembelajaran

Banyak pakar yang mengemukakan tentang pengertian media. Secara harfiah media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Menurut (Schram, 1992)1 media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya2. Dari uraian ini, dapat diartikan media adalah semua alat baik cetak maupun audio visualnya yang digunakan untuk belajar.

Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk merangsang siswa supaya terjadi proses belajar. Dari uraian Briggs dapat diartikan bahwa media pembelajaran sebagai alat perangsang supaya siswa mau belajar3.

Miarso, (1989) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa untuk belajar.4 Media pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar.

1

Rudi Susilana, Cepi Riyana. Media Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007) hal. 5

2

Ibid hal. 6

3

Ibid hal. 7

4

Ibid hal. 7

(17)

2. Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran oleh guru mutlak dilakukan Manfaat atau kelebihan media pembelajaran menurut Dra. Sumiati antara lain:

a. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak menjadi konkrit.

b. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempatnya belajar. c. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.

d. Memungkinkan adanya persamaan pendapat atau persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.

e. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar siswa.

f. Membantu siswa belajar secara individual, kelompok atau klasikal. g. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan

kembali dengan cepat dan tepat.

h. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan memahaminya.

i. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indra 1) Mengatasi keterbatasan ruang

a) Mempelajari materi pembelajaran berupa obyek yang terlalu besar.

b) Mempelajari materi pembelajaran yang terlalu jauh.

c) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang berbahaya. 2) Mengatasi keterbatasan waktu

a) Mempelajari materi pembelajaran yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.

b) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang sudah punah.

3) Mengatasi keterbatasan indra

(18)

b) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang gerakannya terlalu cepat atau terlalu lambat.5

Manfaat media yang lain adalah:

a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistik

b) Membatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, daya indra

c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar

d) Memungkinkan anak belajar mandiri

e) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama6

Menurut Kemp and Dayton, 1985 manfaat media adalah: a) Penyampaian pesan lebih berstandar

b) Pembelajaran lebih menarik c) Pembelajaran lebih interaktif

d) Waktu pelaksanaan pembelajaran lebih diperpendek e) Kualitas pembelajaran lebih ditingkatkan

f) Proses pembelajaran dapat dilangsungkan kapanpun dan dimanapun g) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran

h) Peran guru berubah ke arah positif7

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapat ditekankan beberapa hal sebagai berikut ini:

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

5

Madjid, Abdul (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda.

6

Susilana, op.cit.h. 9

7

(19)

3) Media pembelajjaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa.

5) Media pembelajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar. 6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar.

7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme8.

Selain fungsi-fungsi di atas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.

2) Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

3) Menampilkan obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil. 4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.9

3. Klasifikasi Media

Media dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Media grafis, contohnya grafik, diagram, bagan, sketsa, poster b. Media bahan cetak

c. Media gambar diam d. Media proyeksi diam e. Media audio

f. Film g. Televisi h. Multimedia10

8

Ibid h. 10

9

Ibid h. 10

10

(20)

Aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu antara lain:

a. Berdasarkan kemampuan indra, jenis media pembelajaran terdiri atas: 1) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan

indra telinga atau pendengaran (audio). Media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara, contoh: radio, tape recorder.

a) Media radio

Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar.

Kelebihan media radio

(1) Memiliki variasi program yang cukup banyak.

(2) Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.

(3) Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.

(4) Dapat lebih memusatkan siswa terhadap kata, kalimat, atau musik sehingga sangat cocok untuk pengajaran Bahasa Indonesia.

Kelemahan media radio

(1) Sifat komunikasinya hanya satu arah.

(2) Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa.

(3) Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual.

b) Media tape recorder

Tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekamannya kaset audio.

Kelebihan tape recorder

(21)

(2) Rekaman dapat dihapus dan dapat digunakan kembali. (3) Mengembangkan imajinasi siswa.

(4) Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa. (5) Penggandaan programnya sangat mudah. Kelemahan tape recorder:

(6) Daya jangkauannya terbatas.

(7) Biaya penggandaan alatnya lebih mahal dibanding radio. 2) Media visual yaitu media pembelajaran yang menggunakan indra

mata atau penglihatan (visual). Media ini dapat menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat, contoh gambar diam. Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi.

Kelebihan media gambar diam a) Lebih konkret.

b) Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang sebenarnya.

c) Pembuatannya mudah dan murah harganya. Kelemahan gambar diam

a) Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.

b) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek akan menimbulkan kesalahan persepsi.

3) Media audio visual, yaitu media pembelajaran menggunakan kemampuan indra telinga dan indra penglihatan (audio visual), contohnya: OHT/OHP.

Kelebihan media OHT/OHP

a) Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.

b) Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai warna-warna yang menarik.

c) Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.

(22)

memerlukan penggelapan ruangan.

e) Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang singkat.

f) Dapat digunakan berulang-ulang. Kelemahan OHT/OHP

a) Memerlukan perencanaan yang matang.

b) Urutan OHT mudah kacau karena merupakan urutan yang lepas

b. Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media pembelajaran terdiri dari:

1) Daya atau kemampuan liputan yang luas, yaitu dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siswa yang banyak, contoh: televisi, radio,

2) Daya kemampuan yang terbatas, contoh: OHP, slide

c. Berdasarkan pengguna atau pemakain yang dimanfaatkan media pembelajaran terdiri atas:

1) Media pembelajaran secara massal atau banyak orang, contoh: TV, radio.

2) Media pembelajaran secara individual atau perorangan, contoh: buku atau modul.

d. Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan biayanya, jenis media pembelajaran terdiri atas:

1) Big media, media yang rumit dan mahal serta penggunaannya susah, contoh: film, video, komputer.

2) Little media, yaitu media pembelajaran sederhana, tidak mahal dan murah serta mudah. Contoh: papan tulis, gambar.

e. Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, jenis media pembelajaran terdiri atas:

(23)

f. Berdasarkan dimensinya, media pembelajaran terdiri atas:

1) Media 2 dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.

2) Media tiga dimensi, yaitu media yang mempunyai minimal panjang, lebar dan isi. Contoh: model, realia.

g. Berdasarkan proyeksinya, media pembelajaran terdiri atas:

1) Media proyeksi, jenis media pembelajaran yang diproyeksikan dipancarkan menggunakan alat proyektor. Contoh: film, slide, OHP, in focus.

2) Media tidak diproyeksikan, media yang tidak bisa diproyeksikan atau dipancarkan. Contoh: buku pembelajaran, papan planel11

h. Klasifikasi jenis media menurut Rudi Brets.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudi Brets yang dikutip oleh Sumiati Asra adalah:

1) Media pembelajaran audi-motion-visual, yaitu media yang mempunyai suara, ada gerakan an dapat dilihat. Contoh: televisi, video tape, film bergerak.

2) Media audio-still-visual, yaitu media yang mempunyai suara, dapat dilihat namun tidak ada gerakan, contoh: film strip suara. 3) Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan,

namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti: telewriting, teleboard.

4) Media motion-visual, yaitu media yang mempunyai gambar obyek bergerak seperti film bisu.

5) Media pembelajaran still-visual, yaitu obyek namun tidak ada gerakan seperti: film strip, gambar, microform, halaman cetak. 6) Media pembelajaran semi-motion (semi gerak), yaitu

menggunakan garis dan tulisan, seperti teleautograf.

7) Media pembelajaran audio, hanya menggunakan suara, seperti

11

(24)

radio, telepon, audio tape.

8) Media pembelajaran cetakan, hanya menimbulkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol-simbol bunyi).12

4. Memilih Media Pembelajaran

Langkah-langkah dalam memilih media menurut Gagne dan Briggs (1979:175), adapun dikutip oleh Sumiati Asra adalah:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran.

b. Mengklasifikasikan tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar. c. Memilih peristiwa-peristiwa yang akan berlangsung.

d. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.

e. Mendaftar media pembelajaran yang dapat digunakan disetiap peristiwa dalam pembelajaran.

f. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajaran yang dipakai.

g. Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan. h. Menulis rasional (penalaran) memilih media pembelajaran

tersebut.

i. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap event (peristiwa).

j. Menuliskan skrip (naskah) pembicaraan dalam penggunaan media pembelajaran.13

Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran adalah:

a. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan. b. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.

c. Kemampuan guru dalam menggunakan suatu jenis media.

d. Fleksibilitas (lentur), tahan lama dan kenyamanan media pembelajaran.

12

Sumiati, Asra. Metode Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008). h. 166

13

(25)

e. Keefektifan suatu media pembelajaran dibanding dengan media lain untuk digunakan dalam pembelajaran suatu materi pembelajaran tertentu.14

Langkah-langkah perancangan media pembelajaran sebagai berikut: a. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.

b. Perumusan tujuan.

c. Perumusan materi pelajaran.

d. Perumusan alat pengukur keberhasilan penggunaan media pembelajaran.15

Sebelum menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Guru mencoba media pembelajaran, sehingga diketahui apakah masih berfungsi atau tidak.

2) Memperhatikan silabus dan RPP.

3) Menyiapkan dan menentukan media pembelajaran yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan.

4) Memberikan bimbingan dan pengawasan selama penggunaan media pembelajaran oleh siswa agar berfungsi sesuai tujuan yang diharapkan. 5) Setelah pembelajaran berakhir, siswa dilatih untuk bertanggung jawab dengan memeriksa kelengkapan media pembelajaran tersebut agar seperti sediakala dan menyimpannya ditempat yang telah ditentukan.16

Prinsip-prinsip pembuatan media pembelajaran. Dalam membuat media pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Mudah mendapatkan bahan bakunya. 2) Murah bahan bakunya.

3) Multiguna atau banyak manfaatnya. 4) Menimbulkan kreatifitas siswa. 5) Menarik perhatian siswa.

6) Menggunakan bahan yang tidak membahayakan.

14

Ibid h. 167

15

Ibid h. 168

16

(26)

7) Menggunakan media pembelajaran tersebut bisa secara individual, kelompok atau klasikal.

8) Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, baik fisik, mental atau pikirannya.17

Syarat-syarat pembuatan media pembelajaran.Media pembelajaran dibuat harus memenuhi beberapa syarat yaitu:

1) Faktor edukatif

2) Faktor teknik pembuatan 3) Faktor keindahan (estetika)18

5. Pengertian Fungsi dan Jenis Media Puzzle

Kata puzzle berasal dari bahasa Inggris, teka-teki atau bongkar pasang, puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang.19

Fungsi puzzle

Puzzle berfungsi untuk:

a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran b. Melatih koordinasi mata dan tangan

c. Melatih logika

d. Memperkuat daya ingat

e. Mengenalkan anak pada konsep hubungan

f. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri)

Macam-macam puzzle

Macam-macam puzzle yaitu: a. Puzzle konstruksi

b. Puzzle batang (stick) c. Puzzle lantai

d. Puzzle angka 17

Ibid h. 168

18

Sumiati, loc.cit.

19

(27)

e. Puzzle transportasi f. Puzzle logika g. Puzzle geometri

h. Puzzle penjumlahan dan pengurangan20

Menurut Patmonodewa (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan secara bongkar pasang.21

Berdasarkan pengertian di atas tentang puzzle, dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.

Cara membuat puzzle Cara membuat puzzle yaitu:

a. Membuat pola/menggambar pola b. Menggunting pola

c. Membuat alas puzzle d. Masukan dalam amplop

6. Pengertian Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata faham. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia masa kini, faham adalah “mengerti, tahu/mengetahui”.22

Pada hakikatnya pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar. Pemahaman terbentuk dari adanya proses belajar. Menurut Fajri

dan Senja (2008) “Pemahaman berarti proses pembuatan cara

memahami.”23

Sedangkan Depdikbud (1994) menjelaskan bahwa kata paham dapat berarti: (1) pengertian: pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengertian benar (akan); tahu

benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar.”24

20

Ibid h. 169

21

Susi Lana Rudi, Cepi Riana (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

22

Djaka P. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. (Surakarta: Pustaka Mandiri) h. 88

23

http://ian43.wordpres.com/2010/12/17.pengertian pemahaman

24

(28)

Parto Wisastro mengemukakan empat macam pengertian pemahaman, yakni sebagai berikut: (1) pemahaman berarti melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama, (2) pemahaman berarti mampu menerangkan atau melukiskan aspek-aspek, tingkatan sudut pandangan-pandangan yang berbeda, (3) pemahaman berarti memperkembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting, (4) berkemampuan membuat ramalan yang berasalan mengenai tingkah lakunya.25

Menurut Sudjana (2010:24) membagi pemahaman kedalam tiga kategori, yakni: (a) tingkatan terendah, yaitu pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, (b) tingkat kedua, adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, (c) pemahaman tingkat ketika, yakni pemahaman ekstrapolasi.26

Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan, namun pemahaman ini masih terolong tingkat berpikir rendah. Untuk meningkatkan pemahaman diperlukan proses belajar yang baik dan benar. Pemahaman siswa akan berkembang bila proses pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.

B. Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian Purwanti Ika Yuni, yang melakukan penelitian di SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang terjadi peningkatan hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil belajar klasikal pada siklus 1 mencapai 70,6%, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 88,2%. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 mencapai 67,6%, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 91,2% dari 34 siswa.

25

Parto Wisastro, Koestoer. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Erlangga. 1983) h. 17

26

(29)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media crossword puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IPS siswa kelas IV B SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.27

Menurut hasil penelitian Setiawan Arif tahun 2010, menerapkan media puzzle IPS dengan media puzzle memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca peta pada siswa SD kelas V. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi hasil belajar siswa yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa di setiap siklus perbaikan pembelajaran, yang awalnya siklus 1 63,16% pada siklus 2 menjadi 86,84%.28

Dari penelitian-penelitian di atas, kemudian penelitian yang dilakukan

oleh peneliti dalam karya tulis ini dengan judul: “Efektivitas penggunaan

media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an di SDN Periuk 1 Kota Tangerang” diyakini pula akan dapat berdampak positif terhadap pemahaman siswa setelah pembelajaran dilakukan di kelas 1 SDN Periuk 1 Kota Tangerang.

C. Hipotesis Penelitian

Media pembelajaran yang dipilih guru harus sesuai dengan jenis materi atau kompetensi yang hendak dicapai serta keadaan siswa. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran hendaknya tepat penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat dapat menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan tidak efisien. Akibatnya, siswa merasa jenuh saat belajar dan guru pun merasa tidak nyaman membelajarkan materi itu.

Guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat, dan guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang media dengan karakteristiknya masing-masing.

27

Purwanti, Ika Yuni. Skripsi: Penerapan Media Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Sawojajar 6 (Malang: UNM: 2013)

28

(30)

Secara umum media puzzle akan memberikan manfaat bagi siswa, sebagaimana fungsi berbagai media di luar sekolah. Bagi para pelajar tentunya sebagai bahan tambahan pengetahuan yang tidak mereka dapat di sekolah.

Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab biasa diulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberi efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba sehingga berhasil.

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di kelas I SDN Periuk 1, yang beralamat di Jln. Moch. Toha KM. 4,5 Kelurahan Periuk Kecamatan Periuk Kota Tangerang Provinsi Banten.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Januari s/d bulan Maret 2014. Jadwal pelaksanaan penelitian selengkapnya ada pada jadwal penelitian di bawah ini.

(32)

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus

1. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan metode refleksi diri. Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang esensial adalah refleksi diri. Dalam refleksi diri, peneliti mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut bagi siswa dan kemudian peneliti memikirkan mengapa dampaknya bisa seperti itu.

Kemudian peneliti mencoba menemukan kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukannya, dan kemudian mencoba memperbaiki kelemahan dan mengulangi bahkan menyempurnakan tindakan yang dianggap sudah bagus.

Pernyataan di atas sesuai dengan pendapatnya Carr dan Kemmis (McNiff. J. 1991, P.21) yang mendefinisikan penelitian kelas sebagai:

“penelitian bidang sosial yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, bertujuan untuk

melakukan perbaikan diberbagai aspek”29

2. Rancangan Siklus

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan melalui proses daur/siklus). Setiap siklus terdiri dari: merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati, dan refleksi. Kalau uraian ini dituangkan kedalam diagram PTK yang dicontohkan oleh Kemmis dan McNiff.30

29

Wardani, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: UT, 2005) hal. 13

30

(33)

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, sampai mendapat hasil yang diharapkan.

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru

sebagai unjuk kerja profesional yang sistematis terhadap dirinya sendiri

dianggap tanda dari guru yang profesional”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil ide pokok, bahwa penelitian ini dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi belajar, seperti: guru, siswa, dan kepala sekolah.31 Maka yang menjadi subyek penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas I SDN Periuk 1.

2. Guru Agama Islam kelas I SDN Periuk 1.

31

(34)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Hoppkins (1993) yang menyatakan bahwa:

“Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peserta yang terlibat didalam situasi belajar, seperti guru, siswa dan kepala sekolah.”

Sedangkan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah pengumpul data. Data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang ada didalam kelas, yang berkaitan dengan kemampuan siswa.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan pada penelitian ini adalah: 1. Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Perencanaan merupan acuan dalam melaksanakan tindakan. Langkah utama dalam merencanakan adalah:

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis dan merumuskan masalah c. Membuat rencana penelitian

2. Melaksanakan penelitian

Setelah persiapan matang, barulah kita akan melaksanakan penelitian di kelas. Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari:

a. Membuat rencana pelaksanaan b. Menyiapkan fasilitas

c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data d. Melaksanakan perbaikan pembelajaran

3. Pengamatan

(35)

Kegiatan yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang ditulis, kegiatan yang sudah baik maupun yang belum baik.

Hasil pengamatan digunakan untuk menentukan hal-hal yang harus segera diperbaiki agar penelitian dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Refleksi

Refleksi adalah tindakan merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi hasil penelitian. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis. Refleksi dilakukan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil intervensi tindakannya adalah:

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan terdiri dari: 1) Membuat rencana perbaikan

2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung 3) Menentukan pengamat

4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa 5) Menyiapkan lembar pengamatan guru 6) Menyiapkan cara menganalisis data b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian terdiri dari: 1) Kegiatan Awal

a) Bersama siswa bernyanyi “huruf hijaiyah” b) Tanya jawab isi lagu

(36)

2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi

(1)Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (2)Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang (3)Membagi lembar tugas kepada siswa (4)Menjelaskan cara mengisi lembar kerja b) Elaborasi

(1)Siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru

(2)Mengisi lembar kerja

(3)Mengadakan tanya jawab materi pelajaran (4)Memberi petunjuk kepada beberapa kelompok c) Konfirmasi

(1) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya di papan tulis (2) Menilai jawaban setiap kelompok

(3) Meluruskan kesalahpahaman 3) Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan materi pelajaran b. Memberi tugas kepada siswa c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus 1 terdiri dari: 1) Mengamati kinerja guru

2) Menuliskan hasil pengamatan di lembar pengamatan 3) Mengamati kegiatan siswa

4) Menuliskan hasil pengamatan siswa di lembar pengamatan 5) Menganalisis hasil evaluasi siswa

d. Refleksi

(37)

2. Siklus 2

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus 2, terdiri dari: 1) Membuat rencana

2) Menyiapkan puzzle huruf hijaiyah 3) Menyiapkan lembar pengamatan guru 4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa

b. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan penelitian siklus 2 adalah: 1) Kegiatan Awal

a) Bersama siswa menyanyikan lagu “huruf hijaiyah”

b) Mengadakan tanya jawab isi lagu c) Menyampaikan tujuan pelajaran

d) Menuliskan topik pelajaran di papan tulis 2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1)Membagi siswa menjadi beberapa kelompok (2)Membagi puzzle kepada tiap kelompok

(3)Membagikan lembar kerja kepada tiap kelompok (4)Menjelaskan cara kerja dari puzzle

b) Elaborasi

(1) Siswa menyusun puzzle sesuai dengan cetakannya secara berkelompok

(2) Mengamati siswa yang sedang menyelesaikan tugas (3) Mengadakan tanya jawab

c) Konfirmasi

(1) Perwakilan siswa menempelkan hasil kerjanya di papan tulis

(2) Menilai tugas siswa

(38)

3) Kegiatan Akhir

(1) Membaca huruf hijaiyah bersama-sama (2) Menyimpulkan materi pelajaran

(3) Memberi tugas kepada siswa

c. Pengamatan

1) Mengamati kinerja guru 2) Mengamati aktifitas siswa

3) Menuliskan hasil pengamatan dilembar pengamatan

d. Refleksi

Kegiatan refleksi terdiri dari:

1) Mencari kelebihan dari pembelajaran 2) Menganalisis data

3) Membuat kesimpulan

G. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Hasil evaluasi siswa

b. Hasil pengamatan kinerja guru c. Hasil pengamatan aktifitas siswa

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah: a. Daftar nilai siswa

b. Lembar observasi c. Guru

(39)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada 2, yaitu tes dan non tes.

1. Instrumen tes, yaitu soal-soal evaluasi tentang huruf hijaiyah. 2. Instrumen non tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah: a. Lembar observasi guru

Lembar observasi guru berisi tentang kinerja guru ketika pembelajaran berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur.

b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa, berisi tentang aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi tentang sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi tertutup.

Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan secara pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Bohar Soeharto, yang menyatakan bahwa:

“Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan informasi/data dari populasi penelitian baik itu berupa subyek maupun obyek (gejala-gejala, peristiwa, dan benda-benda) yang ada kaitannya dengan

penelitian.”32

I. Teknik Pemeriksaan Data

Data diperiksa dengan menggunakan dependabilitas dalam penelitian kualitatif dependabilitas disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut. Uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

32

(40)

proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing audit dilakukan terhadap keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan peneliti. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat

menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitasnya

penelitiannya patut diragukan.33

Selain menggunakan dependabilitas, juga menggunakan validitas katalis, yaitu validitas yang mendorong partisipan mengorientasikan, memfokuskan, dan memberikan semangat terhadap transformasi visi mereka dalam menghadapi kenyataan kondisi praktek mengajar sehari-hari. Semua upa memenuhi tuntutan validitas katalis ini dilakukan melalui perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.34

J. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode tes ulang (test-retest-method), yaitu suatu tes diberikan dua atau tiga kali pada peserta tes yang sama pada waktu berbeda kemudian dicari korelasinya.35

K. Pengemban Perencanaan Tindakan

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua (2) siklus. Pengembangan perencanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Mengajukan judul pada perguruan

2. Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah 3. Mengajukan izin observasi

4. Mengajukan permohonan bimbingan skripsi 5. Membuat proposal

6. Mengadakan penelitian 7. Mengumpulkan data 8. Menganalisis data 9. Membuat laporan 10.Sidang skripsi

33

Sanafiah, Faisal. (1990)

34

Suharsini, Arikunto. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) h. 138

35

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Sekolah Dasar Negeri Periuk 1

1. Sejarah Singkat SDN Periuk 1

Pada tanggal 20 Desember 1966 diadakan rapat tentang rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran belanja desa. Jumlah yang hadir saat itu + 350 orang. Hasil rapat adalah keinginan untuk membangun sebuah kantor kepala desa, maksud tersebut masih terganjal karena tidak ada lokasi/tanah yang tepat, kecuali tanah milik Tn. Oey Kim Gwan yang berdomisili di Jakarta.

Pada tahun 1967, Camat Curug ketika itu dijabat oleh H.E. Muchal, bersama Lurah Periuk memberi surat kepada Tn. Oey Kim Gwan. Pada tanggal 10 Juni 1967, istri Tn. Oey Kim Gwan bersama 2 orang pengacara yaitu Sutriono, SH dan Alamsyah, SH menemui Lurah Periuk. Hasil dari pertemuan itu istri Tn. Oey Kim Gwan setuju untuk memberikan tanah miliknya untuk dibangun kantor kepala desa.

Pada tanggal 17 Juni 1967, diadakan acara peletakan batu pertama pembangunan kepala kelurahan Periuk. Acara tersebut dihadiri oleh bupati kabupaten Dati II Tangerang. Pembangunan kantor pemerintah desa Periuk seiring dengan pembangunan SD secara swadaya.

Pada tahun 1974/1975 desa Periuk mendapat bantuan inpres Sekolah Dasar (SD) 1 unit, dan tahun 1976/1977 mendapat tambahan lokasi 1 unit lagi. Dan sampai sekarang SD Periuk 1 mengalami pemekaran menjadi 6 sekolah, dari SD Periuk 1, Periuk 2, Periuk 3, Periuk 4, Periuk 5 dan Periuk 6. Bangunan SDN Periuk 1 sekarang sudah menjadi gedung yang megah dengan 2 lantai.

(42)

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi Sekolah Dasar Periuk 1, adalah:

Bergerak dinamis menciptakan generasi penerus yang taqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur agar bisa mandiri, berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.

b. Misi Sekolah Dasar Negeri Periuk 1, adalah: 1) Menanamkan disiplin dan tertib administrasi 2) Operasional transparan dalam semua program

3) Tekad yang kuat untuk menambah keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa

4) Efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar 5) Kreatif dan terampil dalam menggali seni dan budaya Indonesia 6) Aktif dalam pelatihan sumber daya manusia

7) Rajin dan bertanggung jawab dalam menciptakan kebersihan, kenyamanan dan lingkungan sekolah

3. Keadaan Siswa

SDN Periuk 1 mempunyai 650 orang siswa, 351 orang laki-laki dan 299 orang siswa perempuan. Mempunyai 16 rombel, data selengkapnya ada pada tabel d bawah ini.

Tabel 2

Data Keadaan Siswa SDN Periuk 1 2013/2014

No Kelas Rombel Siswa Jumlah

L P

1 I 3 52 54 106

2 II 3 54 49 103

3 III 2 62 40 102

4 IV 2 56 56 112

5 V 3 60 52 112

6 VI 3 67 48 115

(43)

4. Keadaan Guru

Guru PNS yang bertugas di SDN Periuk 1 ada 12 orang. Sedangkan guru dan pegawai Non PNS (sukwan) ada 15 orang guru. Data selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

Keadaan Guru/Pegawai PNS

No Pegawai L P Jumlah

1 Kepala Sekolah 1 - 1

2 Guru Kelas 1 9 10

3 Guru Penjaskes - - -

4 Guru Agama - 1 1

5 TU SD - - -

6 Penjaga SD - - -

Jumlah 2 10 12

Tabel 4

Keadaan Guru/Penjaga Sukwan

No Pegawai L P Jumlah

1 Guru Kelas 1 3 4

2 Guru Penjaskes 1 - 1

3 Guru Agama 1 - 1

4 Guru B. Inggris 1 1 2

5 Guru Komputer 1 1 2

6 TU 1 - 1

7 Penjaga 1 1 2

(44)

Tabel 5

Garut, 04-07-1959 195907041979121006 IV/a PKn 6

Kepala Sekolah

2

Tati Marliah, S.Pd

Jakarta, 23-03-1961 196103231983032017 IV/a I.B Guru

3

Susi Ambarsari, S.Pd

Jakarta, 07-09-1966 196609071988032008 IV/a VI.C Guru

4

Neneng Sunengsih, S.Pd.SD

Tangerang, 29-04-1975 197504291998032004 III/c V.A Guru

5

Rd. E. Sukmawan, S.Pd

Purwakarta, 13-04-1974 197404132008012008 III/b III.A Guru

6

Asep Supriyatna, S.Pd, M.Si

Tangerang, 20-03-1973 197303201999031006 III/b V.C Guru

7

Popong Tuti, S.Pd

Tasikmalaya, 12-04-1973 197204122000012001 III/b IV.B Guru

8

Rameanna Siahaan

Tapanuli Utara, 08-05-1968 196805082007012020 II/d V.B Guru

9

Suhaesih

Tangerang, 21-03-1976 197603212008012006 II/c IV.A Guru

10

Wisra Linda

Bukittinggi, 23-06-1971 197106232006042011 II/c I.C / II.C Guru

11

Supadmi

Wonogiri, 14-12-1980 198012142006042007 II/d VI.A Guru

12

Yasmini

Sleman, 03-03-`966 19663032003122001 III/a

Agama

(45)

Tabel 6

1 Lily Herliana, S.Pd Kuningan,

23-08-1973 S1 PLS III.A 7 Anita Khatarina Tangerang,

04-05-1988 S1 PGSD

SBK IV-VI

06 Th 04 Bln

8 Eli Rahmawati Tangerang,

22-02-1987 S1 PGSD II.B

06 Th 04 Bln

9 Nurhayati Tangerang,

23-08-1985 D2 PGSD Pramuka

05 Th 04 Bln 10 Deni Nurdiana Pagerageung,

29-01-1982 S1 PGSD VI.B

06 Th 04 Bln 11 Dian Fridia Shakti Jakarta,

31-05-1974

12 Rina Herlina Tasikmalaya,

30-07-1984 13 Trisna Agustama Sumedang,

24-08-1994 SMA TU

01 Th 07 Bln

14 Wahidin Tangerang,

27-03-1984 SD Penjaga

5. Sarana dan Prasarana

(46)

Data sarana dan prasarana ada pada tabel di bawah ini. Tabel 7

Kondisi Bangunan Sekolah

No Nama Ruang Baik Rusak

Ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat

Rusak

Total Jumlah

1 Ruang Kelas 6 - - - - 6

2 Ruang Kepala

Sekolah 1 - - - - 1

3 Ruang Guru 1 - - - - 1

4 Ruang

Komputer 1 - - - - 1

Tabel 8

Keadaan Peralatan/Perkakas Sekolah

No Nama Perkakas Jumlah Kondisi

Baik Sedang

1 Meja siswa 120 120 -

2 Kursi siswa 240 240 -

3 Meja guru 8 8 -

4 Kursi guru 8 8 -

5 Lemari 6 6 -

6 Rak buku 1 - 1

7 Papan tulis 6 - 6

8 Kursi tamu 1 1 -

9 Komputer 12 6 6

10 Printer 3 2 1

11 Laptop 1 1 -

12 In focus 1 1 -

13 Televisi 1 - 1

14 Sound System 1 - 1

15 Tape recorder 2 1 1

B. Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam

Pembelajaran agama Islam di SD dengan alokasi: kelas rendah, kelas I – III = 3 JP

(47)

Alokasi perjam pelajaran adalah 35 menit. Jadwal pelajaran agama Islam selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 9

Jadwal Pelajaran Agama Islam

No Hari Kelas Ket.

1 Senin I.A / II.A

I.B /II.B

2 Selasa II.C / IIC

VI.A VI.B VI.C

3 Rabu IV.A / IV.B

V.A

4 Kamis III.A / III.B

5 Jum’at V.B / V.C

C. Deskripsi Data

Alat peraga puzzle dapat diterapkan pada pelajaran Agama Islam kelas 3 materi membaca surat-surat pendek Al-Qur’an. Mengingat penggunaan media puzzle baru digunakan di SDN Periuk 1, maka penulis akan meneliti penerapan penggunaan puzzle pada pengajaran membaca Al-Qur’an. Adapun tabel penggunaan media pada pelajaran agama selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Media yang digunakan pada pelajaran membaca Al-Qur’an

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Surat pendek 2 4,35

2 Puzzle surat pendek 9 19,36

3 Juzz Amma 16 32,61

4 Buku paket 19 41,30

(48)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jawaban siswa di kelas 1 SDN Periuk 1 Tangerang bervariasi yang membuktikan bahwa setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda. Oleh karena penggunaan media puzzle dilakukan pada saat materi surat pendek yang terlihat pada urutan kedua sebagaimana tertera pada tabel di atas dengan frekuensi minat sebesar 9% dan dinyatakan baik. Hal ini dilakukan agar tingkat pencapaian materi yang diberikan dapat dengan mudah didapatkan dengan stimulus media puzzle yang dapat menambah motivasi siswa dalam pembelajaran baca tulis al-Qur’an.

Tabel 11

Frekuensi Penggunaan Media Puzzle pada Pelajaran

Membaca Al-Qur’an

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sering 15 32,61

2 Kadang-kadang 20 43,48

3 Tidak pernah 11 23,91

Jumlah 100

Dari jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam di SDN Periuk 1 kadang-kadang menggunakan media puzzle. Hal ini dapat dipahami bahwa media puzzle membutuhkan persiapan yang matang.

Media puzzle juga dapat meningkatkan respon siswa terhadap pelajaran Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket siswa di bawah ini.

Tabel 12

Respon Siswa terhadap Pelajaran Membaca Al-Qur’an

Menggunakan Media Puzzle

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Menyenangkan 25 54,35

2 Kadang-kadang menyenangkan 12 26,08

3 Tidak menyenangkan 9 19,56

(49)

Selain menggunakan angket, instrumen penelitian ini juga menggunakan lembar observasi, yang diobservasi adalah guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung baik siklus 1 maupun siklus 2. Kinerja guru pada siklus 1 selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 13

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus 1

No Aspek yang

Penjelasan konsep oleh guru

Penjelasan sudah ada, namun belum lengkap Guru sudah menggunakan puzzle, namun belum semua siswa dapat puzzle Metode yang digunakan guru sudah sesuai dengan materi pembelajaran

Sudah ada peningkatan hasil belajar siswa

Baru sebagian siswa yang aktif

(50)

Tabel 14

Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2

No Aspek yang

Penjelasan konsep oleh guru

Penjelasan konsep oleh guru lengkap dan jelas Penggunaan puzzle sesuai dengan jumlah siswa Metode yang digunakan guru bervariasi dan sesuai dengan materi pelajaran

Hasil pencapaian KKM 95%

Siswa antusias mengikuti pelajaran

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dianggap sudah berhasil. Hal ini ditandai dengan tingkat pencapaian KKM yang mencapai 95%. Selain itu dalam menggunakan media puzzle, jumlah puzzle yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa, dengan rasio 1:1. Dengan demikian siswa sangat senang mengikuti pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan ketika pembelajaran terakhir siswa seperti kecewa. Guru hampir tidak mampu menjawab pertanyaan siswa..

(51)

Tabel 15

Rencana, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi Siklus 1

Rencana

Tindakan 1 Tindakan 1 Pengamatan 1 Refleksi 1

(52)

Tabel 16

Rencana, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi Siklus 2

Rencana

Tindakan 1 Tindakan 1 Pengamatan 1 Refleksi 1

(53)

Tabel 17

Instrumen Penilaian Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tahap 1

No Aspek yang Dinilai Skor

1

Kejelasan perumusan tujuan/indikator yang mencerminkan nilai karakter (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

1 2 3 4 5

2 Kejelasan uraian materi ajar (sesuai dengan

tujuan/indikator dan karakteristik peserta) 1 2 3 4 5

3

Pengorganisasian materi ajar (keruntutan sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

1 2 3 4 5

4

Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan/indikator, materi dan karakteristik peserta)

1 2 3 4 5

5

Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup dengan mencerminkan adanya rumusan nilai karakter

1 2 3 4 5

6

Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan/indikator 1 2 3 4 5

8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci,

pedoman penskoran) 1 2 3 4 5

(54)

baik, RPP yang dibuat sesuai dengan program semester dan silabus pelajaran Agama Islam. Dalam menyusun RPP, peneliti sudah sesuai dengan aturan dan prinsip penyusunan RPP.

Dari penilaian di atas, guru/peneliti perlu melakukan perbaikan pada RPP siklus 2. Penilaian RPP pada tahap/siklus ke 2 selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 18

Instrumen Penilaian Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tahap 2

No Aspek yang Dinilai Skor

1

Kejelasan perumusan tujuan/indikator yang mencerminkan nilai karakter (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

1 2 3 4 5

2

Kejelasan uraian materi ajar (sesuai dengan tujuan/indikator dan karakteristik peserta didik)

1 2 3 4 5

3

Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan materi ajar)

1 2 3 4 5

4

Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan/indikator, materi dan karakteristik peserta)

1 2 3 4 5

5

Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup dengan mencerminkan adanya rumusan nilai karakter

1 2 3 4 5

6

Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

(55)

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan/indikator

pembelajaran 1 2 3 4 5

8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci,

pedoman penskoran) 1 2 3 4 5

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP yang dibuat oleh guru sudah baik, dan sudah lebih rinci dibandingkan dengan RPP yang dibuat pada pembelajaran tahap 1.

Selain instrumen RPP, penelitian ini juga menggunakan instrumen pelaksanaan pembelajaran. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengalami peningkatan mulai dari tahap 1 sampai tahap 2.

Data pelaksanaan pembelajaran selengkapnya ada pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 19

Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 1

No Indikator/Aspek yang Dinilai Skor

I

Mempersiapkan peserta didik untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi

(menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman)

Kegiatan Inti Pembelajaran

Penguasaan Materi Pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

(56)

6

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan/indikator pencapaian kompetensi dan nilai karakter

Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan efisien

Menghasilkan pesan yang menarik

Melibatkan peserta didik dan pemanfaatan media

Pembelajaran yang Memicu dan

Memelihara Ketertiban Peserta Didik

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran

Menumbuhkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik

Menimbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses

(57)

20

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Penggunaan Bahasa

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Kegiatan Penutup

Melakukan refleksi atau rangkuman dengan melibatkan peserta didik

Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Tabel 20

Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 2

No Indikator/Aspek yang Dinilai Skor

I

Mempersiapkan peserta didik untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi

(menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman)

Kegiatan Inti Pembelajaran

Penguasaan Materi Pelajaran

Menunjukkan materi pelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

(58)

6

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan/indikator pencapaian kompetensi dan nilai karakter yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas

Melaksanakan pembelajaran secara kontekstual

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan

efisien

Menghasilkan pesan yang menarik

Melibatkan peserta didik dan pemanfaatan media

Pembelajaran yang Memicu dan

Memelihara Ketertiban Peserta Didik

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran

Menumbuhkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik

(59)

E

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Penggunaan Bahasa

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Kegiatan Penutup

Melakukan refleksi atau rangkuman dengan melibatkan peserta didik

Melaksanakan tindak lanjut dengan

memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

1 2 3 4 5

1. Sangat tidak baik 2. Tidak baik 3. Kurang baik 4. Baik

5. Sangat baik

Selain instrumen di atas, karena penelitian ini tentang pemahaman siswa, yang erat pula kaitannya dengan penilaian siswa, maka penelitian ini juga dilengkapi dengan penilaian Siswa.

Menurut Depdikbud (1994) mengemukakan: “penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan

menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”36

Data tentang hasil penilaian siswa selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

36

Gambar

gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi.
Tabel 2  Data Keadaan Siswa SDN Periuk 1 2013/2014
Tabel 3 Keadaan Guru/Pegawai PNS
Tabel 5 Keadaan Guru PNS
+7

Referensi

Dokumen terkait