• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Kerja Citizen Journalis dalam Manajemen Redaksi Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Kerja Citizen Journalis dalam Manajemen Redaksi Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Cucu Sulastri

Dinamika Kerja Citizen Journalism dalam Manajemen Redaksi Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com

Citizen journalism adalah suatu fenomena baru dalam dunia jurnalistik

kontemporer. Salah satu media yang beraliran citizen journalism ialah

www.kabarindonesia.com yang didirikan di Belanda, namun konten beritanya berhubungan dengan Indonesia. Media ini memiliki subrubrik rohani yang menampung tulisan lintas agama dalam satu wadah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul pertanyaan bagaimana

struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani

www.kabarindonesia.com? Apa kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com

dalam mengelola rubrik rohani? Apa tujuan ideologi www.kabarindonesia.com

dalam mengelola rubrik rohani?

Struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani

diawali dengan proses pengiriman karya oleh citizen journalist. Kemudian, editor

menerima karya, menyunting, dan menaikan status berita menjadi valid. Selanjutnya, dewan redaksi menerima berita valid dari editor dan menentukan

berita ditayangkan atau tidak ditayangkan pada www.kabarindonesia.com

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian etnometodologi dengan model pengkajian deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara autoanamnesa secara tatap muka dan wawancara tertulis melalui surat elektronik kepada Anggota Dewan Redaksi Harian Online KabarIndonesia, Supadiyanto, serta melakukan observasi dan mengumpulkan

dokumen terkait situs www.kabarindonesia.com.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif payung (umbrella perspective) oleh August E. Grant dan teori universalisme Islam oleh Frithjof Schuon. Asumsi teori payung adalah dalam memahami adaptasi suatu teknologi komunikasi pada suatu negara, dapat dilakukan dengan cara menganalisa level sistem, infrastruktur organisasi, hardware/software, dan level individu, sedangkan asumsi teori universalisme Islam adalah secara esoteris atau secara hakikat, semua agama adalah sama pada tingkat Yang Maha Kuasa atau Adikodrati, dan hanya berbeda secara eksoteris atau secara bentuknya saja yaitu agama-agama.

Berkembangnya media citizen journalism merupakan suatu bentuk

adaptasi dari paham demokrasi yang dianut bangsa Indonesia serta sistem pers

negara yang bebas bertanggungjawab (social responsibility). Subrubrik rohani

menjadi ajang dialektika serta mempertemukan berbagai gagasan dalam forum yang termoderasi.

Situs www.kabarindonesia.com merupakan bentuk pemanfaatan media

citizen journalism dalam menginformasikan kebenaran serta mendorong berkembangnya demokratisasi di Indonesia, serta merepresentasikan bentuk universalisme Islam di Indonesia lewat subrubrik rohani dan mengakomodasi segenap kepentingan bersama dengan menghilangkan politisasi pemberitaan.

Kata kunci: citizen journalist, perspektif payung, universalisme Islam,

(6)

Assalamualaikum Wr.Wb

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain kata syukur kepada Allah

SWT atas berbagai kemudahan yang telah diberikan sehingga penulis berhasil

merampungkan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap selalu tercurahkan

pada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya

hingga akhir zaman.

Tidak mudah bagi penulis untuk membuat karya seperti ini dikarenakan

berbagai keterbatasan yang dimiliki, namun hal ini penulis jadikan sebagai

motivasi rangkaian pengalaman hidup yang berharga. Skripsi ini mulai disusun

ketika penulis menyadari bahwa penelitian yang mengkaji jurnalisme warga

(citizen journalism) sebagai salah satu bentuk fenomena baru di dunia jurnalistik Indonesia masih minim.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerja keras dan bantuan dari semua

pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Dr. Suparto, M. Ed., Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni,

M.Si., Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Sunandar, M.A.,

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Rubiyanah, M.A., Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si.,

(7)

bimbingan, waktu, dan semua ilmu yang diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orangtua yang sangat dicintai penulis, Bapak Ejob, dan Mamah

Rasih yang selalu mendoakan dan mencintai penulis setiap waktu, serta

memberikan dukungan dan motivasi penuh sekaligus menjadi inspirasi

dalam kehidupan penulis.

5. Kedua kakak yang amat penulis banggakan, Anah Furyanah, S.E, M.M.,

dan suaminya, Tekun Budiyanto, yang dengan bijak memberikan motivasi

kepada penulis. Adik penulis yang amat dicintai dan dirindukan, Deri

Yuliani (Alm.). Dua keponakan lucu, Alifah Zahra Insani, dan Satrio

Fadlan Ramadhan, serta seluruh keluarga besar yang sangat mengasihi dan

menyayangi penulis.

6. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Segenap karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yakni bagian

Akademik, Tata Usaha, serta Karyawan Perpustakaan Fakultas dan

Perpustakaan Utama UIN Jakarta, yang telah memudahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar Harian Online KabarIndonesia (HOKI), Robert Nio,

Direktur Utama HOKI; Elisabeth Widyati, Pemimpin Umum/Pemimpin

Redaksi; Fidda Abbot, Redaktur Pelaksana, dan Anggota Dewan Redaksi;

(8)

Indonesia menjadi lebih baik dan telah membantu serta membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman Konsentrasi Jurnalistik Angkatan 2010, RDK FM 107,9

Mhz 2010, Jurnalistik A 2010, KKN DECADE 2013, segenap anggota

redaksi Berita UIN Jakarta 2013, Kungfu Shaolin Lan She Lung (LSL)

UIN Jakarta, Ummul Khairah, Septinia Antika Fasya, Faradilla Nurul

Rahma, Mustaqiim, Tezar Aditya Rahman, Makhruzi Rahman, dan

seluruh sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

ide, motivasi dan pengalaman yang telah dibagikan. Spesial untuk Zakaria,

yang selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun akan penulis

terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan. Amin…

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tangerang Selatan, Mei 2014

(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………...5

C. Tujuan Penelitian……….6

D. Signifikansi Masalah………...6

E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian………7

2. Pendekatan Penelitian………..8

3. Metode Penelitian………....9

4. Teknik Pengumpulan Data……….11

(10)

7. Waktu dan Tempat Penelitian………16

8. Pedoman Penulisan………16

F. Tinjauan Pustaka………...16

G. Sistematika Penulisan………19

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Media………...20

B. Media Online……….21

C. Pengertian Dinamika, Ideologi, dan Representasi……….23

D. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga)………25

E. Manajemen Redaksi………..33

F. Perspektif Payung…..………37

G. Teori Universalisme Islam………...….41

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Berdirinya HOKI……….51

(11)

D. Logo dan Susunan Redaksi HOKI………58

E. Rubrik Rohani………63

BAB IV HASIL PENELITIAN DINAMIKA KERJA CITIZEN

JOURNALISM DALAM MANAJEMEN REDAKSI RUBRIK

ROHANI WWW.KABARINDONESIA.COM

A. Struktur Kerja Citizen Journalism dalam Manajemen Redaksi

Rubrik Rohani www.kabarindonesia.com...73

B. Kebijakan Redaksional www.kabarindonesia.com dalam Mengelola Rubrik Rohani...97

C. Tujuan Ideologi www.kabarindonesia.com dalam Mengelola Rubrik Rohani………..107

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..114

B. Saran..………..116

DAFTAR PUSTAKA……….117

(12)

1. Tabel 2.1 Karakteristik Citizen Journalism...27

2. Tabel 3.1 Susunan redaksi www.kabarindonesia.com...61

(13)

1. Gambar 2.1 Umbrella Perspectivemenurut August E. Grant…….…...38

2. Gambar 2.2 Letak Esoterisme dan Eksoterisme menurut Huston Smith merujuk karya Frithjof Schuon...48

3. Gambar 3.1 Laman utama situs www.kabarindonesia.com...53

4. Gambar 3.2 Formulir Biodata Pendaftaran...54

5. Gambar 3.3 10 Dasa Titah Penulis...55

6. Gambar 3.4 Logo www.kabarindonesia.com 2008-sekarang...58

7. Gambar 3.5 Logo www.kabarindonesia.com 2006-2007...59

8. Gambar 3.6 www.kabarindonesia.com 2008-sekarang...60

9. Gambar 4.1 Alur Penayangan berita pada situs www.kabarindonesia.com...83

10. Gambar 4.2 10 Dasa Titah Penulis situs www.kabarindonesia.com...99

11. Gambar 4.3 Kebijakan Pertanggungjawaban HOKI...103

12. Gambar 4.4 Rubrik Berita pada laman depan www.kabarindonesia.com...109

12. Gambar 4.5 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014...110

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penemuan internet pada tahun 1990-an melahirkan sebuah era baru

dalam bidang media yang dikenal dengan sebutan media baru (new

media). New media merupakan sebuah istilah yang merujuk pada hasil digitalisasi informasi oleh internet. Proses menerbitkan dan menyiarkan

informasi yang dahulu melalui media televisi, radio dan surat kabar yang

sifatnya analog kini telah merambah ke dunia digital yang turut

mengefisiensikan waktu serta biaya produksi penyiaran informasi di

media.

Perkembangan internet dan digitalisasi isi media yang kian pesat

membuat informasi dapat disebarkan dalam bentuk apa pun, kapan pun, di

mana pun, bahkan siapa pun termasuk warga negara dari berbagai latar

belakang. Salah satu bentuk informasi yang disebarkan adalah berita.

Kerja jurnalistik yang dahulu hanya dilakukan oleh wartawan, kini sudah

dapat dilakukan oleh siapa pun. Hal ini memunculkan istilah baru dalam

bidang jurnalistik yakni jurnalisme warga negara atau citizen journalism.

Sebelum citizen journalism muncul, terlebih dahulu lahir

jurnalisme online atau jurnalisme dotcom. Kehadiran jurnalisme online

(16)

pernyataan yang senada dengan harian KOMPAS lewat artikelnya yang

berjudul Kode Etik Jurnalisme “Dotcom” yang berbunyi:

“Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situs

-situs berita di ruang cyber dalam kategori com. Publik dewasa ini

tak hanya mengenal surat kabar, majalah, kantor berita, radio atau televisi sebagai media massa, tetapi juga situs-situs berita di dalam

ruang cyber. Karena tanda pemisah dalam taksonomi situs itu

berupa titik atau dot, kategori pemberitaan model baru itu kita sebut saja dalam ruangan ini sebagai jurnalisme dotcom.”1

Jadi, jurnalisme dotcom yang kini lebih dikenal dengan jurnalisme

online merupakan situs berita yang media penyebarannya melalui ruang siber internet. Hal ini pulalah yang mengawali lahirnya kanal-kanal

jurnalisme warga negara di dunia siber.

Citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian

dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi

(tulisan, gambar, foto, tuturan, video) kepada orang lain.2 Jadi, setiap

orang dapat menjadi wartawan.

Di Indonesia, fenomena citizen journalism sendiri sudah tak asing

lagi. Sistem pers Indonesia yang bebas bertanggungjawab (social

responsibility) menjadikan citizen journalism tumbuh dan berkembang

dengan baik. Citizen journalism turut mendorong terciptanya iklim

demokratisasi di negara ini. Blog dan situs mampu mewacanakan

informasi alternatif dan tidak terikat oleh sistem seperti halnya media

1

Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Jakarta, 2005), h. 133.

2

(17)

utama serta menjadi suatu bentuk kontrol sosial media atas ketimpangan di

masyarakat.3

Merebaknya tren citizen journalism di masyarakat kontemporer

menumbuhkan motivasi menulis yang nantinya akan berpengaruh pada

budaya membaca dan melek media di Indonesia. Citizen journalism lahir

dari kesadaran masyarakat untuk berbagi informasi dan wawasan kepada

sesama dengan dilandasi rasa kesukarelaan. Keikhlasan dan kejujuran para

citizen journalist menjadi modal utama untuk melejitkan kemampuan mereka dalam berolah kata, berolah nyali dan berolah pikiran untuk

mengungkapkan apa pun yang ada di benak mereka.4

Misi utama dari media beraliran citizen journalism adalah

mengubah posisi pembaca menjadi penulis, pemirsa sekaligus narasumber

dan menjadikan pendengar menjadi pembicara. Salah satu media citizen

journalism terkemuka yang fokus pada misi citizen journalism adalah www.kabarindonesia.com.

Situs www.kabarindonesia.com adalah kanal citizen journalism

terkemuka di Indonesia dengan jumlah penulis aktif mencapai hampir

15.000 orang. Media ini didirikan olehYayasan Peduli Indonesia (YPI) di

Utrecht, Belanda, pada 11 November 2006. Harian onlineini memiliki visi

untuk menjadikan www.kabarindonesia.com sebagai harian online yang

3

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 219-220.

4

(18)

tepercaya dan bertujuan untuk dapat menyampaikan suara rakyat

Indonesia, tanpa ditunggangi oleh siapa pun.5

Situs www.kabarindonesia.com adalah koran gotong-royong

(collaborative content creation) yang ditulis oleh siapa saja yang benar-benar peduli akan rakyat, bangsa maupun negara Indonesia di mana saja

dan mengenai apa saja. Jumlah penulis maupun beritanya yang tak terbatas

membuat harian online ini menyediakan 24 subrubrik sebagai ruang berita

yaitu rubrik Budaya, Cerpen, Daerah, Ekonomi, Hiburan, Hukum,

Internasional, Iptek, Kesehatan, Konsultasi, Lingkungan Hidup, Lomba,

Lowongan Kerja, Nasional, Olahraga, Opini, Pariwisata, Pemilu,

Pendidikan, Politik, Profil, Puisi, Rohani, dan Serba-serbi. Tak heran jika

harian online ini pernah menorehkan rekor Museum Rekor Indonesia

(MURI) sebagai media massa dengan jumlah penulis terbanyak

se-Indonesia.6

Sebagai bentuk eksistensi dan toleransi keberagaman agama,

www.kabarindonesia.com memiliki rubrik keagamaan yakni subrubrik Rohani. Rohani merupakan subrubrik yang menyajikan berita lintas agama

di Indonesia. Pada subrubrik ini, para citizen journalist dapat menulis dan

mengirim berita yang berlatar agama apa pun yang ada di Indonesia.

Karya dalam subrubrik Rohani pun dikirim oleh siapa saja yang benar

peduli akan rakyat, bangsa maupun negara Indonesia di mana saja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kehadiran citizen

journalism www.kabarindonesia.com sebagai salah satu sumber informasi

5

http://www.kabarindonesia.com/ diakses pada 19 Desember 2013, pukul 17.00 WIB.

6

(19)

dari dan untuk masyarakat, turut menyuburkan iklim demokrasi di

Indonesia. Tak luput, berita keagamaan yang ditayangkan dalam rubrik

rohani media tersebut turut memotivasi para citizen journalist untuk

menulis dan berbagi berita serta wawasan keagamaan kepada sesamanya.

Namun, sejauh mana peran dewan redaksi yang berbeda latar

belakang keagamaan bekerjasama menyatukan misi keagamaan

masing-masing dalam memilih, menyunting serta menampilkan berita-berita

rohani lintas agama untuk dijadikan konsumsi publik menjadi hal yang

menarik untuk diteliti. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul

DINAMIKA KERJA CITIZEN JOURNALISM DALAM

MANAJEMEN REDAKSI RUBRIK ROHANI

WWW.KABARINDONESIA.COM.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian pada

subrubrik rohani karena penulis ingin menganalisa mengenai dinamika

(20)

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya

sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur kerja citizen journalism dalam manajemen

redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com?

2. Apa kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam

mengelola rubrik rohani?

3. Apa tujuan ideologi www.kabarindonesia.com dalam

mengelola rubrik rohani?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui struktur kerja citizen journalism dalam manajemen

redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com.

2. Mengetahui kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com

dalam mengelola rubrik rohani.

3. Mengetahui tujuan ideologi www.kabarindonesia.com dalam

mengelola rubrik rohani.

D. Signifikansi Masalah 1. Signifikansi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada

kajian Ilmu Komunikasi khususnya kajian tentang citizen journalism atau

(21)

menjadi salah satu referensi pembelajaran bagi mahasiswa atau umum

yang mencari informasi tentang struktur kerja citizen journalism,

kebijakan redaksional serta ideologi keagamaan pada kanal citizen

journalism beraliran nasionalis.

2. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para praktisi

komunikasi terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Konsentrasi Jurnalistik agar lebih memahami dan mengerti tentang dunia

citizen journalism dan dinamika kerja di dalamnya.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami dunia

nyata yang terkandung dalam sosialisasi penganut dan praktisinya.

Paradigma menunjukkan apa yang penting, absah dan masuk akal.

Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa

yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial

atau epistemologis yang panjang.7

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma

konstruktivis. Kaum konstruktivis beranggapan bahwa dunia empiris

tidaklah independen, melainkan persepsi dan interpretasi peneliti akan

7

(22)

memengaruhi apa yang dilihat peneliti pada saat meneliti.

Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi lebih dari

sekadar hubungan statistik saja, melainkan juga menjelaskan perilaku

komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara

dengan lainnya.8

2. Pendekatan Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.

Menurut Bogdan dan Taylor (1982), pendekatan kualitatif diharapkan

mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan,

dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,

masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu

yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. 9

Lodico, Spaulding, dan Voegtle (2006) menerangkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian lapangan atau disebut juga

penelitian interpretatif. Penelitian ini menggunakan metode penalaran

induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang

akan dapat diungkapkan.

Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pemberian

suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini

didasarkan pada kepercayaan bahwa pemahaman pengetahuan

8

Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 11-12.

9

(23)

dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial

adalah suatu proses ilmiah yang sah.10

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode etnometodologi.

Etnometodologi adalah metode penelitian yang menganalisis

bagaimana orang-orang menciptakan dan memahami kehidupan

sehari-hari, dan cara mereka menyelesaikan kehidupan sehari-hari.11

Etnometodologi memiliki tujuan menyelidiki bagaimana cara orang

menerapkan kaidah-kaidah abstrak dan pengertian akal sehat dalam

berbagai situasi sehingga tindakan tersebut terlihat rutin, dapat

diterangkan dan tidak meragukan. Etnometodologi berharap dapat

mengerti cara orang “melihat”, melukiskan, dan menerangkan tata

dunia yang mereka tinggali.12

Etnometodologi memiliki argumen bahwa ungkapan sehari-hari, isi

percakapan sehari-hari di tengah masyarakat bisa dijadikan indikasi

bagaimana kerangka berpikir beserta asumsi-asumsi mereka di dalam

memahami, menafsirkan dan menyikapi berbagai hal yang dihadapi.

Realitas sosial sesungguhnya bersifat konstruksional (social

constructed), sehingga berbagai fenomena sosial yang tampak di permukaan dalam kehidupan sehari-hari tentunya suatu pancaran dari

10

Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 2.

11

Robert C. Bogdan, Knopp S. Biklen, Qualitative Research in Education: An Introduction to Theory and Methods (Boston: Allyn and Bacon Inc., 1998), h. 30.

12

(24)

pola pikir, jalan pemikiran, dalil, teori, serta anggapan-anggapan yang

tersimpan di dunia kesadaran sang manusia pelaku.13

Etnometodologi sangat mementingkan analisis percakapan beserta

ekspresi-ekspresi indeksial yang muncul di tingkat interaksi. Hal itu

dimaksudkan untuk memahami berbagai makna dan kerangka berpikir

yang melandasi berbagai ekspresi para pelaku di tingkat perilaku dan

interaksi. Untuk itu, sangat diperlukan proses observasi terhadap

percakapan sehari-hari di tingkat interaksi sehingga terpahami

bagaimana sesungguhnya susunan “struktur dalam” yang menjadi

kerangka pikir, dalil, teori, serta asumsi-asumsi mereka di dalam

memahami, mengontruksi, dan menyikapi sesuatu hal.14

Penulis mengkaji penelitian ini menggunakan model deskriptif

yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

suatu populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat.15

Penelitian menggunakan metode etnometodologi dengan model

kajian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menganalisa struktur

kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani

www.kabarindonesia.com, kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan

ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik tersebut.

13

Burhan Bungin, Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009) Edisi 1, cet. Ke-3, h. 44.

14

Bungin, Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, h. 45.

15

(25)

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan dengan teknik observasi

partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai

partisipan penelitian.16 Penulis mendaftar menjadi citizen journalist

pada harian online ini serta menganalisis subrubrik Rohani di kanal

citizen journalism www.kabarindonesia.com untuk memperoleh data yang akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena

tersebut.

b. Wawancara

Wawancara terbuka memungkinkan responden

menggunakan cara-cara unik mendefinisikan dunia, wawancara

terbuka mengasumsikan bahwa tidak ada urutan tetap pertanyaan

yang sesuai untuk semua responden, memungkinkan responden

membicarakan isu-isu penting yang tidak terjadwalkan.17

Penulis melakukan wawancara terbuka secara tatap muka

mendalam (in depth interview) secara autoanamnesa18 dan melalui

wawancara terbuka tertulis via e-mail kepada Supadiyanto,

16Dawud dalam “

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif” diakses dari berkarya.um.ac.id/tag/biklen/ pada 1 Juli 2014 pukul 16.30 WIB.

17

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Remaja Rosdakarya,2003), h. 182.

18

(26)

S.Sos.I.,(S.Kom.I.), M.I.Kom., anggota Dewan Redaksi

www.kabarindonesia.com mengenai struktur kerja citizen journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com, kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta

tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik

rohani.

c. Dokumentasi

Menurut Hasanudi Saleh, metode dokumentasi merupakan

metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel yang

berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan

sebagainya.19 Dokumentasi dalam penelitian ini adalah

sumber-sumber yang berkaitan dengan www.kabarindonesia.com dan isi

penelitian penulis seperti buku, modul, tulisan dari berbagai

sumber, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnal, buku

tafsir, dan al Quran dan terjemahannya serta segala macam data

yang dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh penulis,

antara lain:

1. Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang

secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.

Tujuan dari dokumentasi pribadi adalah untuk memperoleh sudut

19

(27)

pandang orisinalitas dari kejadian atau situasi nyata yang pernah

dialami oleh subjek secara langsung disertai dengan situasi sosial

yang melingkupinya dan bagaimana subjek mengartikan kejadian

dan situasi tersebut.20 Dalam penelitian ini penulis menggunakan

autobiografi Robert Nio, Direktur Utama

www.kabarindonesia.com, yang ditulis oleh Supadiyanto dan diterbitkan oleh penerbit SaM, Sidoarjo, tahun 2012. Kemudian,

surat elektronik pribadi (e-mail) dengan anggota Dewan Redaksi,

Supadiyanto, yang ditunjuk langsung oleh Direktur Utama

www.kabarindonesia.com untuk menjawab pertanyaan penelitian. 2. Dokumen Resmi

Dokumen resmi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu

dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dapat

berupa catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu

lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan

pimpinan, dan lain sebagainya.21 Dokumen eksternal dapat berupa

bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,

seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain

sebagainya. Dokumen resmi dipandang mampu memberikan

gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu

komunitas tertentu dalam setting sosial.

20

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet. ke-3, h. 143.

21

(28)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dokumen resmi

baik internal dan eksternal. Untuk dokumen internal di antaranya

adalah SOP Editor harian online KabarIndonesia, Pedoman

Penulisan Citizen Journalist milik www.kabarindonesia.com,

buku-buku tulisan Supadiyanto terkait citizen journalism di

www.kabarindonesia.com. Sedangkan untuk dokumen eksternal

antara lain yaitu data dari MURI, data dari Alexa.com. Serta

beberapa data dari internet yang merujuk pada penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan

pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi

lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman penulis

mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan penulis

menyajikan apa yang sudah penulis temukan kepada orang lain.22

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alur teknik analisis

data kualitatif model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1984) ada empat macam

kegiatan dalam analisa data kualitatif, yaitu: pengumpulan data,

reduksi Data, display data, penarikan kesimpulan/ verifikasi.23 Berikut

penjabaran dari teknik analisis data tersebut:

Tahapan pertama, tahap pengumpulan data dilakukan sebelum

penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Penulis

22

Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 85.

23

(29)

melakukan ketiga proses pengumpulan data tersebut bahkan ketika

data masih berupa konsep (draft). Tahapan kedua, proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh

menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Tahapan

ketiga, display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah

seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas

ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah

dikelompokkan dan dikategorisasikan, serta akan memecah tema-tema

tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang

disebut subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema

tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah

dilakukan. Tahapan keempat, penarikan kesimpulan/verifikasi

menjurus kepada jawaban dari pernyataan penelitian yang diajukan

sebelumnya dan mengungkap “apa” and “bagaimana” dari temuan

penelitian.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah www.kabarindonesia.com sebagai salah

satu kanal citizen journalism terkemuka di Indonesia. Sedangkan objek

penelitiannya adalah struktur kerja citizen journalism dalam

manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com,kebijakan

redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani,

serta tujuan ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola

(30)

7. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dari Januari sampai Mei 2014 dan bertempat

di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jalan Ir. H.

Juanda nomor 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 dan

Kampus Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB) Yogyakarta,

jalan raya Janti nomor 32F47, Karangjambe, Banguntapan, Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia (+62 274 486868).

8. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid

Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis melakukan tinjauan

pustaka di Perpustakaan Umum (PU) yang terletak di kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta maupun perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menemukan

skripsi yang membahas tentang jurnalisme warga (citizen journalism)

(31)

1. “Jurnalisme Warga: Analisis Situs www.akumassa.org” karya Sudrajat, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

alumnus tahun 2012. Isi penelitian ini adalah bahwa Skripsi

Sudrajat meneliti serta mengkaji rubrikasi artikel dan

keterlibatan warga serta komentar warga menanggapi isu yang

diangkat dalam dalam situs www.akumassa.org.

2. “Peran Jurnalisme Warga dalam www.eramuslim.com” karya Amin Chanafi, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

alumnus tahun 2011. Isi penelitian ini adalah bahwa Skripsi

Amin Chanafi meneliti bagaimana peran jurnalisme warga

dalam media online dan faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat peran jurnalisme warga dalam media online serta

harapan media terhadap peran jurnalisme online.

Sementara, penulis menganalisis bagaimana struktur kerja citizen

journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani www.kabarindonesia.com, kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan

ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani.

Hal ini dikarenakan citizen journalism www.kabarindonesia.com

adalah suatu kanal berita yang ditulis oleh siapa saja (citizen journalist)

(32)

mana pun berada.24 Anggota dewan redaksi pun berasal dari berbagai latar

belakang keagamaan dan kebangsaan yang bekerja secara sukarela tanpa

mendapat imbalan. Penulis menganalisis pula bagaimana prosedur sanksi,

dan cara penyelesaian sengketa ketika terjadi masalah dalam pemberitaan.

24

(33)

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tinjauan teoritis mengenai pengertian

media, media online, citizen journalism, manajemen redaksi citizen

journalism, teori payung (Umbrella Perspective), dan teori universalisme Islam.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas sejarah singkat www.kabarindonesia.com,

pewarta warga (citizen journalist), prosedur pengiriman berita dan berita

foto, logo serta visi dan misi media, susunan redaksi, serta rubrik rohani

pada www.kabarindonesia.com. BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini memaparkan analisis data mengenai struktur kerja citizen

journalism dalam manajemen redaksi rubrik rohani

www.kabarindonesia.com, kebijakan redaksional www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani, serta tujuan

ideologis www.kabarindonesia.com dalam mengelola rubrik rohani.

BAB V PENUTUP

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Media

Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah sarana

penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas

misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Menurut Cangara, media adalah

alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

komunikator kepada khalayak. Sedangkan pengertian media massa sendiri

adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber

kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat

kabar, film, radio dan televisi. Istilah media massa sering disingkat

“media” saja, tanpa “massa”.25

Goran Hadebro (1982) menyebutkan fungsi media massa sebagai

berikut:26

1) Menciptakan iklim perubahan

2) Mengajarkan keterampilan baru pada masyarakat

3) Multiplayer effect (pelipat ganda) ilmu pengetahuan

4) Efisiensi tenaga dan biaya atas informasi

5) Meningkatkan aspirasi

6) Menumbuhkan partisipasi

25

http://www.komunikasiuinbandung.info/2013/05/pengertian-media-massa.html diakses pada 24 Desember 2013, pukul 11.20 WIB.

26

(35)

7) Membantu menemukan nilai-nilai baru

8) Mempertinggi rasa kebangsaan

9) Meningkatkan aktivitas politik

10)Mengubah struktur kekuasaan

11)Menjadi sarana pembelajaran

12)Mendukung program-program pembangunan

Selain itu, media memiliki beberapa kekuatan yaitu kekuatan dalam

proses rekonstruksi realitas (penyiapan, penyebaran, pembentukan, serta

konfirmasi konstruksi). Media memiliki kekuatan dalam produksi,

reproduksi serta distribusi wacana dan opini publik. Kemudian, media juga

memiliki kekuatan dalam persuasi perubahan. Terakhir, memiliki kekuatan

dalam pelembagaan dan legitimasi budaya seta pengetahuan.27

B. Media Online

Perkembangan dunia internet yang kian pesat dan canggih turut

mengembangkan pula jenis jurnalistik lewat dunia maya atau dikenal

sebagai jurnalisme media online. Menurut Romli, media online adalah

media massa yang tersaji secara online di situs web internet yang

merupakan media massa “generasi ketiga” setelah media cetak atau

printed media (koran, tabloid, majalah, buku) dan media elektronik atau electronic media seperti radio, televisi, dan film/video. Media online merupakan produk jurnalistik online yang didefinisikan sebagai

27

(36)

“pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan

melalui internet”.

Secara teknis, media online adalah media berbasis telekomunikasi

dan multimedia seperti komputer dan internet. Media yang termasuk

dalam kategori ini adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio

online, tv online, dan email. Isi media online terdiri: teks, visual/gambar,

audio, dan audio-visual (video).28

Berikut beberapa karakteristik media online menurut Romli:29

1. Memiliki kapasitas yang luas sehingga halaman web dapat

menampung naskah yang amat panjang sekalipun.

2. Memuat dan menyunting naskah dapat dilakukan kapan saja

dan di mana saja.

3. Memiliki jadwal terbit kapan saja atau setiap saat.

4. Memiliki kemampuan yang cepat sehingga memungkinkan

setelah diunggah dapat langsung diakses semua orang.

5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.

6. Menginformasikan berita terbaru dikarenakan kemudahan dan

kecepatan dalam hal penyajian (aktual).

7. Memperbaharui informasi secara berlanjut dan dapat dilakukan

kapan saja (update).

8. Menjadikan komunikasi interaktif, dua arah, dengan adanya

fasilitas kolom komentar, chatroom, polling, dan sebagainya.

28

ASM Romli, Modul Teknik Menulis di Media Online:KISS, Keep It Simple and Short!, 2011, Dosen Jurnalistik & Penyiaran UIN Sunan Gunung Djati Bandung, h. 1.

29

(37)

9. Mendokumentasikan informasi karena tersimpan di “bank

data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui “link”, “artikel

terkait”, dan fasilitas “cari” (search).

10.Memiliki hubungan dengan sumber lain (hyperlink) yang

berkaitan dengan informasi tersaji.

Sementara itu, Zaenuddin memaparkan keunggulan media online

dibanding media cetak, masing-masing:30

1. Media online menyampaikan berita yang jauh lebih cepat,

bahkan setiap beberapa menit dapat diperbaharui.

2. Pembaca dapat mengakses berita yang disajikan tidak hanya

dapat dilakukan lewat komputer yang terpasang dengan

internet, tetapi lewat ponsel pun bisa sehingga sangat mudah

dan praktis.

3. Pembaca dapat memberikan tanggapan atau komentar secara

langsung terhadap berita yang disukai atau tidak disukainya

dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan.

C. Pengertian Dinamika, Ideologi, dan Representasi

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti kekuatan yang

merangsang perubahan atau kemajuan dalam sistem atau proses.31

Dinamika kerja merupakan suatu rangkaian proses kekuatan perubahan

30

Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor & Mahasiswa Jurnalistik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.7-8.

31

(38)

yang dapat terjadi di tempat kerja dalam setiap kelompok sosial. Dinamika

juga berarti menunjukkan adanya interaksi dan interdependensi antara

anggota kelompok secara keseluruhan.32

Ideologi umumnya merujuk pada beberapa sistem keyakinan yang

terorganisir atau seperangkat nilai yang disebarkan atau dikuatkan melalui

komunikasi. Meskipun media massa biasanya tidak secara sengaja

merencanakan untuk menyebarkan ideologi, pada praktiknya, sebagian

besar konten media (dari semua jenis) melakukannya secara implisit

dengan secara selektif menekankan nilai dan norma tertentu. Seringkali hal

ini mencerminkan budaya nasional yang menyediakan konteks bagi sistem

media, tetapi juga posisi kelas dan pandangan dari mereka yang memiliki,

mengontrol, dan membuat media.33

Representasi dimaknai dengan bagaimana dunia dikonstruksikan

secara sosial dan disajikan kepada khalayak dalam pemaknaan tertentu.

Representasi menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara

bermakna, atau merepresentasikan kepada orang lain. Representasi dapat

berwujud kata, gambar, sekuen, dan lain sebagainya guna mewakili ide,

emosi, fakta, dan sebagainya. Representasi bergantung pada tanda dan

citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran

bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem tekstual secara

timbal balik. Representasi dipahami sebagai gambaran sesuatu yang akurat

32

Steven N. Durlauf, H. Peyton Young, Social Dynamics (Cambridge: MIT Press, 2001), h. 133.

33

(39)

atau realita terdistorsi. Representasi adalah sebuah cara di mana memaknai

apa yang diberikan pada benda yang digambarkan. Stuart hall

berargumentasi bahwa representasi harus dipahami dari peran aktif dan

kreatif orang memaknai dunia. Hall menunjukkan bahwa sebuah imaji

akan mempunyai makna yang berbeda dengan tanpa adanya jaminan

bahwa imaji akan berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi

atau diciptakan. Hall menyebutkan bahwa representasi sebagai konstitutif

karena representasi tidak hadir sampai setelah dipresentasikan,

representasi tidak terjadi setelah sebuah kejadian, melainkan representasi

adalah konstitutif dari sebuah kejadian.34

D. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga)

Perkembangan citizen journalism (jurnalisme warga) saat ini

adalah sebagai fenomena baru dalam dunia jurnalistik. Menurut Aceng,

citizen journalism adalah bentuk jurnalisme yang melibatkan warga

masyarakat untuk ikut mengisi media.35 Sementara itu, menurut Nurudin

yang dimaksud citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam

memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang

pendidikan, dan keahlian, dapat merencanakan, menggali, mencari,

34

http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/03/23/

35Aceng Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,”

(40)

mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan, video)

kepada orang lain.36 Jadi, setiap orang dapat menjadi wartawan.

Maraknya media jurnalisme warga terjadi karena sejumlah hal,

Aceng Abdullah memaparkan di antaranya:37

1. Berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak tidak selalu

terpenuhi oleh media massa konvensional. Hal ini dikarenakan

khalayak media sekarang berubah. Mereka membutuhkan

aneka informasi yang justru menurut media massa tidak

memiliki nilai berita (news value). Sedangkan, media massa

masih berkutat dengan aspek news value yang kadang kala

sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh masyarakat serta

seringkali nilai suatu berita terkalahkan oleh kapitalisme media

itu sendiri. Di pihak lain, masyarakat butuh informasi

sederhana tetapi semuanya adalah bentuk permasalahan warga

dan hal tersebut mereka dapatkan pada media jurnalisme

warga.

2. Khalayak bukan hanya butuh informasi, tetapi juga butuh

menginformasikan fakta dan opininya.

3. Khalayak memiliki foto atau rekanan gambar yang jauh kebih

bagus ketimbang yang dimiliki media massa umum.

Isi dari kanal citizen journalism sendiri bermacam-macam dapat

berupa video, tulisan, gambar, foto, dan lain-lain yang disiarkan melalui

36

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 215.

37Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,” h. 470

(41)

media internet atau blog dengan tujuan memberikan informasi kepada

orang lain (to share).38 Berikut ini disajikan tabel ringkas mengenai citizen

journalism:

Citizen Journalism

Penulis Warga negara biasa dan semua

orang

Media Internet (blog)

Tujuan Memberikan informasi kepada orang

lain (to share)

Aturan Bebas

Isi Bermacam-macam (video, tulisan,

gambar, dan lain-lain)

Posisi Individu/ masyarakat Subjek dan Objek

Motivasi Penulis Mandiri

Tabel 2.1 Karakteristik Citizen Journalism

Nurudin, mengutip tulisan Online Journalism Review milik D.

Lasica, yang kemudian membagi media untuk citizen journalism dalam

lima bentuk, yaitu:39

1) Partisipasi audiens (seperti komentar-komentar pada pengguna

yang dilampirkan untuk mengomentari kisah berita, blog pribadi,

foto atau video gambar yang ditangkap dari kamera HP atau berita

lokal yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas).

2) Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.

3) Partisipasi pada berita situs yang berisi komentar-komentar

pembaca atas sebuah berita yang disiarkan oleh media tertentu.

38

Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 216.

39

(42)

4) Tulisan ringan seperti dalam milis dan e-mail.

5) Situs Pemancar pribadi (video situs pemancar).

Wartawan penulis berita dalam citizen journalism biasa disebut

citizen journalist. Menurut Supadiyanto, citizen journalist atau pewarta warga adalah masyarakat umum yang berkomitmen serius ingin

mencerdaskan masyarakat luas melalui sharing berbagai informasi.

Mereka berpartisipasi memberikan kontribusi dalam mengumpulkan

informasi, menulis berita, mengeditnya, menganalisis, melaporkan, dan

menyiarkannya agar bisa dikonsumsi oleh publik.40

Menurut Supadiyanto, citizen journalist mengembangkan model

jurnalisme yang mengedepankan hati nurani dan kejujuran (the soul and

honest journalism). Mereka menulis pandangan atas suatu peristiwa karena didorong oleh keinginan untuk membagi apa yang dilihat dan

diketahui. Penulisnya dapat berasal dari kalangan mana saja yang

termotivasi untuk menulis secara independen.

Pada perkembangan jurnalisme warga kontemporer, terdapat

sejumlah permasalahan berupa kritik terhadap operasional, hal ini yang

dianggap menjadi masalah dalam operasional jurnalisme warga yaitu:41

a. Fakta Informasi

Sebagian orang masih meragukan fakta informasi yang dikirimkan

citizen journalist kepada media jurnalisme warga. Hal ini disebabkan oleh

40

Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis (Jakarta: PPWI Intramedia Press, 2009), h. 8

41Abdullah, “Fenomena Baru Dunia Jurnalistik,” h. 473

(43)

lemahnya kontrol terhadap pengirim berita, apakah berita tersebut fakta

atau bukan. Karena itu media jurnalisme warga harus memiliki mekanisme

check and recheck atau prosedur konfirmasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

b. Akurasi Data

Data yang dikirimkan citizen journalist terkadang tidak akurat

dikarenakan kesalahan penyebutan nama orang, istilah, prosedur, dan

lain-lain. Hal ini disebabkan karena mereka bukan jurnalis, melainkan warga

dari berbagai latar belakang.

c. Pertanggungjawaban Pembuat Berita

Hal ini berkaitan dengan bagaimana pertanggungjawaban sang

pembuat berita apabila berita yang ditayangkan tidak faktual dan tidak

akurat sehingga menyesatkan pembacanya. Tentu saja hal ini akan

merepotkan pengelola media jurnalisme warga.

d. Etika Media

Kegiatan jurnalisme warga rawan dari pelanggaran etika media.

Bagaimana prosedur sanksi dan kode etik mana yang dipergunakan bagi

citizen journalist yang melakukan pelanggaran etika media. Suatu media jurnalisme warga bisa saja dikelola di suatu negara, tetapi memiliki

khalayak di negara lain.

Kode Etik Pewarta Warga menjadi rambu-rambu atau panduan

(44)

menyampaikan aspirasi dan informasi yang mereka miliki kepada

khalayak tanpa bermaksud untuk memberikan batasan dalam berkarya.

“Kode Etik Pewarta Warga pada hakekatnya dimaksudkan sebagai rambu-rambu atau panduan bagi setiap aktivis jurnalisme warga. Ia tidak dimaksudkan untuk memberikan pembatasan atas hak-hak individu setiap pewarta warga dan masyarakat umum dalam menyampaikan aspirasi dan informasi ke ruang publik.”42

Kode etik pewarta warga merupakan aturan baku yang harus

dipatuhi oleh setiap citizen journalist dalam mencari berita, pendapat, foto

maupun video kemudian menyusunnya menjadi karya pewarta warga dan

menyiarkan melalui berbagai media massa dan jejaring sosial. Adanya

kode etik pewarta warga bertujuan untuk menjaga profesionalitas para

citizen journalist dalam menghasilkan karya sehingga tidak menghasilkan

informasi yang menyesatkan dan membahayakan publik.43 Persatuan

Pewarta Warga Indonesia (PPWI) sebagai organisasi terbesar yang

mewadahi para pewarta warga di Indonesia yang didirikan pada 11

November 2007, menetapkan kode etik pewarta warga yang harus ditaati

dan dilaksanakan secara konsisten, meliputi:44

1. Pewarta warga tidak menyiarkan berita yang dapat

membahayakan keselamatan dan keamanan negara maupun

kesatuan dan persatuan bangsa.

42

Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga,Wartawan&Penulis, h. 31.

43

Supadiyanto, DASAR-DASAR JURNALISME WARGA (1): Semua Orang adalah Pewarta Warga (Citizen Journalist), Pendidikan Penataran Citizen Journalism bagi Perwira TNI kerjasama PUSPEN TNI-PPWI, Mabes TNI, Jakarta Timur, 3-5 September 2012.

44

(45)

2. Pewarta warga tidak diperkenankan menyiarkan karya

jurnalistik melalui media massa apapun yang bersifat cabul,

menyesatkan, bersifat fitnah ataupun memutarbalikkan fakta.

3. Pewarta warga tidak diperkenankan menerima imbalan yang

dapat mempengaruhi objektivitas beritanya.

4. Pewarta warga menjaga dan menghormati kehidupan pribadi

dengan tidak menyiarkan berita-berita yang dapat merugikan

nama baik seseorang, dengan kata lain demi kepentingan

umum.

5. Pewarta warga dilarang melakukan tindakan plagiat atau

mengutip hasil karya pihak lain dengan tanpa menyebutkan

sumbernya. Apabila kenyataannya nama maupun identitas

sumber berita tidak dicantumkan, maka segala tanggung jawab

ada pada pewarta warga yang bersangkutan.

6. Pewarta warga diwajibkan menempuh cara sopan dan

terhormat dalam memperoleh bahan karya jurnalistik, tanpa

paksaan ataupun menyadap berita dengan tanpa sepengetahuan

yang bersangkutan.

7. Pewarta warga diwajibkan mencabut atau meralat setiap

pemberitaan yang ternyata tidak akurat, dan memberikan

kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memberikan

kesempatan hak jawab.

8. Dalam memberitakan peristiwa yang berkaitan dengan proses

(46)

warga harus selalu menjunjung tinggi asas praduga tak

bersalah, dengan prinsip jujur dalam penyajian berita yang

berimbang.

9. Pewarta warga harus berusaha semaksimal mungkin dalam

menyajikan pemberitaan kejahatan susila (asusila) agar tidak

merugikan pihak korban.

10.Pewarta warga menghormati dan menjunjung tinggi ketentuan

embargo untuk tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber

berita telah dinyatakan sebagai bahan berita yang “off the

record”.

Pengawasan pelaksanaan kode etik pewarta warga tersebut

sebaiknya dilaksanakan oleh masing-masing anggota pewarta warga, dan

masyarakat di lingkungan sosial masing-masing. Untuk pelanggaran yang

bersifat normatif, cara menyelesaikan sengketa diserahkan kepada aparat

penegak hukum; dan untuk hal-hal yang berkenaan dengan nilai sosial,

peran sanksi dan kontrol sosial masyarakat diharapkan guna membantu

menyelesaikan masalah. Walaupun demikian, PPWI melalui biro hukum

akan memberikan advokasi atas segala kegiatan pewarta warga, termasuk

perlindungan hukum dan sosial. 45

45

(47)

E. Manajemen Redaksi

Totok Djuroto mendefinisikan manajemen sebagai:

“Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengawasan dan penilaian.”46

Henry Fayol menyebutkan fungsi manajemen meliputi Planning,

Organizing, Acting, dan Controlling (POAC). Planning diartikan sebagai penetapan tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana dan sebagainya.

Organizing meliputi pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas,

pengelompokkan pegawai dan lain-lain. Acting terbagi atas melaksanakan

tugas, memproduksi, mengemas produk, menjual produk. Selanjutnya

Controlling meliputi melihat pelaksanaan tugas, menyeleksi produk,

mengevaluasi penjualan dan sebagainya.47

Berikut adalah penjabaran dari tiap fungsi manajemen menurut

Edwin A. Gerloff:48

1. Planning

Menentukan berbagai tujuan, strategi dan arah yang ingin dicapai.

Resultan atau efek yang dihasilkan adalah menjadi dasar bagi desain dan

kebijakan organisasi.

2. Organizing

46

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. ke-3, h. 96.

47

Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, h. 96.

48

Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 9.

(48)

Kegiatan yang dilakukan adalah pertama, menentukan

aktivitas-aktivitas pokok. Kedua, mengelompokkan jabatan dan menjadi

jabatan-jabatan (jobs description). Ketiga, mengelompokkan jabatan dan

menentukan tanggung jawab. Keempat, mengisi jabatan dengan orang

yang sesuai.

Efek yang dihasilkan antara lain, pertama, struktur kerja formal

dengan mengidentifikasikan jabatan, hubungan pelaporan dan koordinasi,

departemen-departemen, serta prosedur yang dibutuhkan. Kedua,

menciptakan situasi yang memungkinkan munculnya struktur kerja

informal.

3. Directing

Memprakarsai dan memfokuskan tindakan para bawahan menuju

tujuan sehingga menimbulkan aliran komunikasi dari atas ke bawah yang

mengaktifkan rencana formal dan mendukung prioritas-prioritasnya.

4. Controlling

Memonitor kinerja dan mengarahkan upaya menuju tujuan yang

sudah direncanakan sehingga menghasilkan standar-standar kerja, media

pelaporan, dan metode-metode standar yang merupakan bagian dari

struktur.

Fungsi manajemen digunakan untuk menyusun, mengatur dan

mengontrol organisasi seefektif dan seefisien mungkin.

Bagian redaksional merupakan bagian yang pemberitaan dan

(49)

bertanggung jawab atas pekerjaan terkait dengan pencarian berita dan

pelaporan berita.49

Sementara itu, Sam Abede Pareno mendefinisikan manajemen

redaksional sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan

oleh bidang redaksi melalui tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan dalam pengelolaan materi

pemberitaan yang mencakup proses peliputan, penulisan sampai dengan

editing (penyuntingan).50 Jadi, manajemen redaksi dapat dipahami sebagai proses menginterpretasi dan mengoordinasi pemberitaan mulai dari

tahapan-tahapan atau alur kerja redaksi mulai dari proses perencanaan

sampai pada proses pendistribusian.

Manajemen redaksi pada media citizen journalism sedikit berbeda

dengan manajemen redaksi media utama, manajemen keredaksian citizen

journalism meliputi:51

1. Memiliki dewan redaksi yang profesional. Dewan redaksi ini

meliputi posisi pemimpin umum, pemimpin redaksi, wakil pemimpin

redaksi, sekretaris redaksi dan redaktur pelaksana yang membawahi para

editor (rubrik-rubrik). Seluruh anggota dalam jajaran dewan redaksi adalah

mereka yang andal dalam bidang masing-masing guna menghasilkan out

put berita-berita yang selalu aktual, tepercaya, akurat, dan enak dibaca

oleh siapa saja.

49

Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h. 188.

50

Sam Abede Pareno, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita (Surabaya: Papyrus, 2000), h. 45.

51

(50)

2. Memiliki prosedur tetap peliputan yang mampu mengatur

dengan sempurna wilayah-wilayah liputan masing-masing pewarta warga.

Hingga kini, masih terkesan masing-masing pewarta warga bekerja dan

melakukan liputan sesuai dengan kehendak masing-masing dan belum

teratur.

Selanjutnya, terdapat beberapa hal yang menjadi kebutuhan sistem

manajemen liputan yang ideal pada internal media citizen journalism

meliputi: 1) menempatkan masing-masing citizen journalist di sebuah

wilayah untuk berkuasa penuh atas wilayah tersebut; 2) menempatkan

citizen journalist pada pos-pos penting seperti kantor-kantor pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), partai politik, lembaga-lembaga

swasta dan lainnya; 3) media citizen journalism tersebut hendaknya

menjalin kerjasama yang baik dengan media massa cetak dan elektronik;

4) redaksi media tersebut mulai memikirkan cara profesional untuk

memperhatikan kesejahteraan para citizen journalist mengingat selama ini

mereka tidak memperoleh imbalan atau gaji atas jerih payah mereka; 5)

redaksi citizen journalism seharusnya membekali para jurnalisnya dengan

kartu pengenal, sehingga mereka tidak mengalami kendala ketika

melakukan peliputan; 6) pada masa mendatang, bagian redaksi juga harus

mengembangkan divisi media dengan membentuk antara lain sekolah

jurnalistik (pewarta warga), penerbitan buku atau koran atau majalah dan

semacamnya, pusat konsultasi bahasa dan kantor biro-biro media pewarta

warga hingga tingkat kelurahan; 7) dewan redaksi media citizen

(51)

dengan otomatis menjadi citizen journalist yang memiliki kecakapan dalam melakukan tugas jurnalisme baik berskala lokal hingga berskala

internasional.52

F. Perspektif Payung (Umbrella Perspective)

Perspektif payung merupakan perspektif yang berasal dari

penyatuan dua pendekatan oleh August E. Grant yaitu pendekatan

teknologi komunikasi oleh Rogers (1986) dan pendekatan teori

ketergantungan sistem media milik Ball-Rokeach (1985).53 Premis dasar

dari perspektif payung menjelaskan bahwa lima area dalam payung harus

ditelaah lebih dalam agar mendapat pemahaman dari adaptasi sebuah

teknologi di masyarakat.

Hardware dan software harus ditelaah dalam sebuah konteks yang

luas. Menurut Rogers, pengertian teknologi komunikasi, termasuk

beberapa faktor kontekstual di dalamnya, adalah struktur-struktur

organisasi peralatan perangkat keras (hardware), dan nilai-nilai sosial oleh

individu yang melakukan pengumpulan informasi, memproses informasi,

dan melakukan pertukaran informasi dengan individu lainnya.54

Jangkauan yang lebih luas lagi adalah faktor yang disarankan oleh

Ball-Rokeach (1985) dalam teori ketergantungan sistem media. Teori ini

52

Supadiyanto, Booming Profesi Pewarta Warga, Wartawan&Penulis, h. 47-29.

53August E. Grant, ”Introduction to Communication Technologies,” dalam August E.

Grant and Jennifer H. Meadows, ed., Communication Technology Update and Fundamentals, 12th ed. (USA: Focal Press, 2010), h. 4.

54

(52)

memaparkan bahwa media komunikasi dapat dipahami dengan

menganalisa hubungan-hubungan ketergantungan dalam dan melalui level

analisis, termasuk individu, organisasi, dan level sistem. Pada level sistem,

Ball-Rokeach mengidentifikasi terdapat tiga sistem untuk melakukan

analisis: sistem media, sistem politik, dan sistem ekonomi. Dua

pendekatan tersebut disatukan menjadi “umbrella perspective on

communication technology” atau perspektif payung dalam teknologi komunikasi.

Gambar 2.1 Umbrella Perspective menurut August E. Grant dalam Grant, E. August., Meadows, H. Jennifer. Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. USA: Focal Press. 2010. Sumber gambar: http://www.fredonia.edu/department/communication/schwalbe/cm350/img051.gif

Level bawah dari payung terdiri atas hardware dan software.

Hardware adalah aspek paling jelas dari suatu teknologi. Ia adalah peranti

fisik yang berkaitan dengan teknologi. Hardware adalah bagian nyata dari

(53)

dari perkembangan dalam bidang hardware. Pemahaman terhadap

teknologi komunikasi membutuhkan lebih dari sekedar mempelajari

hardware; penting juga untuk memahami pesan yang dikomunikasikan

melalui sistem teknologi. Pesan-pesan ini akan merujuk pada “software”.

Level selanjutnya adalah infrastruktur organisasi. Infrastruktur organisasi

merupakan sekelompok organisasi yang terlibat dalam proses produksi dan

distribusi teknologi. Level paling atas adalah level sistem yang mencakup

sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem media yang mengatur kebijakan

umum dalam masyarakat. Pegangan payung adalah individu pengguna

teknologi. Hal ini sekaligus mengartikan bahwa hubungan antara

pengguna dan individu harus diuji agar mendapatkan sebuah “pegangan”

dalam berteknologi.

Perlu juga untuk menambah kompleksitas lapisan lain pada tiap

kelima area payung agar dapat mengidentifikasi pengaruh setiap

karakteristik individu yang dimiliki oleh teknologi. Faktor-faktor dalam

tiap level payung dapat dijelaskan sebagai “enabling,” “limiting,”

motivating,” dan “inhibiting,” tergantung pada peranan yang dijalankan

dalam difusi teknologi. Berikut penjelasan keempat faktor tersebut:

1. Enabling factors adalah hal-hal yang membuat sebuah aplikasi memungkinkan untuk dijalankan. Hal awal yang digunakan untuk

menguji teknologi adalah membuat daftar yang melandasi setiap area

payung yang memungkinkan teknologi berada diurutan pertama.

(54)

Faktor ini merupakan kebalikan dari enabling factors. Perspektif payung diaplikasikan untuk membuat suatu daftar faktor-faktor yang membatasi

adopsi, penggunaan, atau pengaruh dari teknologi komunikasi.

3. Motivating factors adalah faktor-faktor yang menyediakan sebuah alasan untuk mengadopsi suatu teknologi. Teknologi tidak

diterapkan hanya karena mereka hadir, melainkan individu, organisasi, dan

sistem sosial harus memiliki alasan atas pengambilan keuntungan dari

suatu teknologi tersebut.

4. Inhibiting factors merupakan kebalikan dari motivating factors. Faktor tersebut menyediakan suatu disinsentif dalam mengadopsi atau menggunakan suatu teknologi komunikasi. Hal-hal yang berlawanan

dengan kesuksesan suatu teknologi dapat dianggap sebagai inhibiting

factors. Umumnya, motivating factors lebih banyak dan lebih kuat

dibanding motivating factors. Apabila motivating factors lebih banyak dan

lebih kuat daripada inhibiting factors, maka sebuah teknologi akan sukses.

Keempat faktor tersebut dapat diidentifikasikan pada level sistem,

infrastruktur organisasi, dan pengguna individu. Namun, hardware hanya

dapat dianalisis oleh enabling atau limiting factors saja. Motivating factors

hanya hadir dari pesan yang ditransmisikan (software) atau salah satu dari

level-level lain pada area payung.

Dimensi terakhir dari perspektif payung berkaitan dengan

lingkungan di mana teknologi komunikasi diperkenalkan dan

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar 3.1 Laman utama situs www.kabarindonesia.com.......................53
Gambar 4.8 Subrubrik Rohani tertanggal 16 April 2014.........................113
gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan tumbuh selama lima tahun terakhir, khususnya selama resesi, karena lebih banyak konsumen yang memilih untuk memasak di rumah, mempertahankan permintaan untuk

Ini membuat Chile unik dibandingkan 7 negara besar di Amerika Latin dimana Negara tersebut tidak memiliki industri kendaraan domestik dan sepenuhnya bergantung kepada impor

Jika dalam penanganan tiba-tiba pasien menjadi cardiac arrest  pindah ke tatalaksana cardiac arrrest.INGAT pada dasarnya tatalaksana pada bradikardia tidak

Hasil penelitian bahwa Indonesia belum memiliki aturan yang spesifik mengenai surrogate mother, dalam pelaksanaan surrogate mother yang terkait dengan surrogacy agreement

SOURCE DIRECT di ASD merupakan pameran yang menampilkan Importir, Distributor, grosir, desainer, Sourcing Direktur / Manajer, dan Profesional Produksi sourcing, didedikasikan

Semua pemain utama industri memiliki profil produk yang sangat kuat dengan sebagian besar merek kopi paling terkenal di dunia yang dimiliki antara

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2O14 tentang Pedoman Penyusunal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Negara Republik

Di Taman Nasional Baluran, ketika bertemu dengan kelompok lain di tempat mencari pakan, masing-masing merak hijau jantan akan menjaga jarak ± 7 m (Hernowo 1995).. Merak