l?ERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DENGAN
KARTU KREDIT SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syaiiah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Saijana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh: i gL
'\n. fnduk
klasifikasi
RADEN NENENG ZAKIAH NIM: 104046101657
: ···;;;.:_r· ...
I ... _ : ... \?. .. :;;' ••.9.:\ .. :-; ...
00..CD
:
.. Q ..
\.LQ .. ":'." ..
!2.\..-, ...
セNsNセ@KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONO!\H SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
1. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenubi salab satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeti (UIN) Syatif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telab saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syaiif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian bari terbukti bahwa karya ini bukan hasil kaiya asli saya atau merupakan basil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas !slain Nege1i (UIN) SyarifHidayatullah Jakaiia.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit Dengan Kartu
Krdit Syariah (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta), telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum VIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tangga.J I l Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada
Program Studi .Muamalat.
Ketua
Sekretaris
. Pembimbing I
Jakarta, 16 Nopember 2009
as Syariah dan Hukum
(
Panitia Ujian Munaqasyah
: Dr. Eu is Amalia, M.Ag NIP. 197107011998032002
?
__.-f.:::: ... ..
: H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH NIP. 197407252001121001
: Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 195607121981031003
( ...
セ@
...
)"'
Pembimbing II : Edi Setiadi, SE, MM
Penguji I
Penguji II
: Dr. Jsnawati Rais, M.A. NIP. 1957 1027 1985 0320 01
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Unh1k memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Saijana Ekonomi Islatn (S.E.I)
Oleh:
RADEN NENENG ZAICTAH
NIM. 1040 4610 1657
Di Bawah Bimbingan
カセ@
DRS. H. ZAINUL
rifセィウオfL@
M.PDNIP. 1956 7121981031003
KONSENTRASIPERBANKANSYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRAKSI
A. Raden Neneng Zakiah (104046101657)
B. Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah C. v+ 73
D. Kata Kunci : Pendapatan, Kartu Kredit, Kartu !Credit Syariah, Bunga dan Ijarah. E. Perbedaan Pendapatan pada Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah dan
Sh·ategi Bank Syariah dalam Menghadapi Persaingan antar Kartu Kredit.
F. Tujuan : Mendeslaipsikan penyebab terjadinya perbedaan antara kartu laedit dengan krutu kredit syariah dan strategi yang digunakan oleh bank syariah dalrun menghadapi persaingan antar kartu ]credit.
Metode Pcnelitian : Desktiptif Analitis. Hasil Penelitian : Pada dasarnya kartu kredit syariah memiliki fungsi yang sama dengan kartu laedit konvensional yaitu dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang, pembayaran tagihan bulanan, dru1 lain sebagainya. Tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu tidak adanya bunga dalrun transaksi kartu kredit syariah melainkan fee (ujroh). Sedangkan denda yang dikenakan bank terhadap nasabah wan prestasi tidak diakui sebagai pendapatan, melainkru1 disalurkru1 sebagai dana sosial. Adapun strategi yang diterapkan bank danrunon cabang syariah dalrun memasarkan dirhrun card yaitu dengan penawaran seperti bebas bunga clan biaya iuran bulanru1 (monthly membership fee) yang lebih murah dibanding interest rate dinilai dapat membuat pertumbuhan pengguna dirhrun card melesat mencapai 212% dibanding pertumbuhan kmiu kredit yang hanya mencapai 19,8% pada tahun 2008.
Kcsimpulan : Kartu !credit syariah berbeda dengan kartu kredit dari segi biaya yang menjadi pendapatan bagi bank se1ia strategi yang diterapkan cukup ampuh melihat peningkatan pengguna kartu !credit syariah yang cukup tinggi dibanding pengguna kartu kredit.
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahi rabbi! 'alamiin. Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran hinggga yaumil qiyamah.
Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi se1ia masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya :
I. Abah dan mama tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluargaku, teteh dan kaka, abang dan keponakanku, juga abduh yang telah banyak memberi bantuan.
3. Bapak Drs. H. Zainul Arifin dan Bapak Edy Setiadi, SE, MM., selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag., selaku sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
6. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN serta Perpustakaan Fakultas Syariah dan Huk:um UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skiipsi ini. 7. Bapak dan ibu dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan
Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.
8. Bapak Henry Asser Nasution, SE selaku Manajer Bank Danamon yang telah meluangkan waktunya disela-sela kesibukkannya demi membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bibah, Nina, Yana, Ani, Nunung, Roni dan semua rekan-rekan Jurusan Muamalat Prograin Studi Perbankan Syariah. Anak-anak paradise house; Rifqy, Zizah , dll. Anak KAMMI dan LDK yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
I 0. Dai1 semua pihak yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberik:an kontribusi terhadap pengembangan khazanah keilmuan yang ada, khususnya dalam bidang Ekonomi Islam.
Hal am an
ABSTRAKSI . . . ... v
KATA l'ENGANTAR ··· Vl DAFTARISI ... viii
DAFT AR TABEL ... ... ... ... x1
DAFT AR GAMBAR ... xn BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . I B. Batas an Masalah . . . 5
C. Rumusan Masalah . . . .... 6
D. Tujuan Penelitian . . . .. 6
E. Manfaat Penelitian . . . .. 7
F. Metode Penelitian . .. . . .. . . .. . .. . .. ... . .. ... ... .... .. . . .... 7
G. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu . .. . . .. . . .. . . .. 11
H. Pedoman Penulisan . . . .. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Konseptual . . . 15 A.I. Kmtu Kredit ... 15 A.2. Kartu Kredit Syariah .. .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. .. . . . .. . . .. .. .... 17 A.3. Pendapatm1 Bm1k .. . . .. .. .. . . .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. .. . 24 B. Operational Konsep . .. .. . . .. .. . . .. .. .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. 28 C. Hipotesis ... 31
BAB III PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perba!Jkan da!l Sistim Syarial\ di Indonesia 32 A. I. Analisis Deskiiptif V ariabel .. . . .. .. . . .. .. . . .. .. . . .. 40 A.2. Letak Persmnaa!l dan Perbedaan a!ltara Kartu Kredit
dengan Kartu Kredit Syariah .. . . .... .. . .. .. . . .. . . .. . 43 A.3. Gmnbaran Umum Sistem Syariah pada Studi Kasus
di Bank Danmnon Syariah . . .. .. .. . . . .. .. . . . .. .. . . . .. . . .. 52 B. Pendapata!l dari Kartu Kredit da!l Kartu Kredit Syariah . . . 55 B. l. Meka!lisme Perhitungm1 Pendapata!l dari Kartu Kredit 55 B.2. Meka!lisme Perhitunga!l Pendapata!l dari Kartu Kredit
Syariah ... 56 B .3 Analisis Perbm1dinga!l Tingkat Ketaha!lan Market
DAFTAR PUSTAKA ... 73
-
.
DAFT AR TABEL
01. Tabel 2.1 Analisa Vaiiabel . . . .. . . .. ... . .. . .. . . ... 30
02. Tabel 3.2 Jmingan Kantor Perbankan Symiah ... ... 35
03. Tabel 3.3 Perbedaan dan Persmnam1 Kartn Kredit ... 51
2. Gambar 3.2 Grafik Asel, DPK, PYD Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah ... 38 3. Gambar 3.3 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit
[image:12.595.57.457.143.509.2]BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang semakin membutuhkan suatu sistim perbankan alternatifyang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang sehat, juga memenuhi p1insip-prinsip syariah.
Perkembangan bank syariah di Indonesia sendili tidak terlepas dari pengaruh perkembangan perbankan syariah di negara-negara lain. Seperti di Pakistan (akhir tahun 1950-an) dan India (Jemaat -e- Islami Hind, 1968) yang menerapkan sistim pinjaman bebas bunga.1 Kemudian Faisal Islamic Bank (1978) sebagai bank syariah pertama yang didirikan di Mesir, Faisal Islamic Bank of !Gbris (1983) di Siprus, Kuwait Finance House (1977) di Kuwait, Citi Islamic Bank of Bahrain, Faysal Islamic Bank of Bahrain, dan al-Barakah Bank di Bal1rain, Bank Islan1 Malaysia Berhad (1983) di Malaysia, juga Iran dan Turki yang juga memiliki Bank Syariah. 2
Selain berkembang di beberapa Negara di dunia, juga terdapat bank syaiia11 bertaraf internasional, yaitu Islamic Development Bank (IDB) yang
1
Muhammad Ghafur W, Potret Perbankan Syariah Terkini (Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah), (Yogyakarta: Biruni Press, 2007), h. 2
2
didirikan pada tahun 1395 H/l 975 M. Sampai dengan tahun 1992, IDB telah beranggotakan 52 negara yang berpenduduk mayoritas muslim dengan modal sebanyak 2 miliar Islamic Dinar dan sudah mampu menjangkau negara-negara anggota IDB dan Asia Tengah, dengan kantor regionalnya di Almaty Kazakhstan pada tahun 1997.3
Perkembangan bank syariah di Indonesia sendiri, juga tidak terlepas dari peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICM!) pada lokakarya "Bunga Bank & Perbankan" di Bogor. Yang akhirnya berhasil terwujud dengan didirikannya Bank Muammalat Indonesia (BM!, 1 November 1991).4
Di Indonesia, legalisasi kegiatan perbankan syariah melalui UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dalam UU no.10 talmn ! 998 serta UU no.23 talmn 1999 .5 Setelah dikeluarkannya ketentuan per Undang-Undangan tersebut, sistim perbankan syariah telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, dengan diiringi meningkatnya kompleksitas pennasalahru1 dan tantangan.
Seperti umumnya lembaga usaha, bank syruial1 pun mempunyai tujuan yang sruna, yaitu meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan, akan meningkat pula laba yang diperoleh perusahaan yang akan digunakan untuk
3 Ghafur, Potrel Perbankan Syariah Ter/..ini, h.3 4
Ibid. h.4
5
3
keberlangsungan perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan, biasanya perusahaan melakukan inovasi produk untuk menggaet pasar. Dalam hal ini bank syariah melihat adanya kebutuhan masyarakat akan instrumen yang praktis, aman, nyaman dan efisien sehingga berfungsi untuk memudahkan berbagai transaksi di masyarakat seperti fungsi yang dimiliki kartu kredit, serta melihat potensi masyarakat di Indonesia yang mayoritas penduduk beragama Islam dan bangkitnya kesadaran untuk mempraktikkan Islam secara kaffah (utuh). Maka Bank syariah di Indonesia berinisiatif untuk mengeluarkan produk yang serupa tetapi tak sama dengan kartu kredit.
Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai kartu kredit dan kartu kredit syaiiah, baiknya perlu dijelaskan bahwa kartu kredit yang dimaksud merupakan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank konvensional, sedangkan kartu kredit syariah merupakan kaiiu yang diterbitkan oleh bank syariah. Penulis menggunakai1 istilah ka1iu kredit dan bukan kartu kredit syariah, karena dari literatur ya11g penulis temui selama penelitian ini tidak ada yang menggunakan istilah kaiiu kredit konvensional.
Menurut Taswan, SE, M.Si, kmiu kredit merupakai1 kmiu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang dan jasa.6 Karena merupakan alat pembayaran yang sangat praktis, kartu kredit banyak diminati oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.
6 Tas\van, SE., I\11.Si, Akuntansi Perbankan, Transaksi dalanz f/aluta Rupiah, ed. Revisi,
Fitur yang ditawarkan kartu kredit syariah sama dengan fitur yang ada di kartu kredit, bedanya kaiiu kredit syariah tidak membebankan bunga sepeserpun kepada nasabah. Intinya bank syariah dapat memberikan penawaran produk berkelas seperti yang dimiliki perbankan konvensional, tetapi dengan tetap menjaga prinsip symiah.
Perkembangan kartu kredit syariah di Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh perkembangan katiu kredit syariah di negm«1-negara lain yang mempunyai sistim perbankan syaiiah sepe1ii Bahrain, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, dan laiu sebagainya.7
PT. Danmnon dalmn rangka untuk mewujudkan kemudahan transaksi umat Islam, khususnya bagi mereka para pengguna (nasabah) perbankan syariah di Indonesia, bekerjasama dengan Mastercard telah meluncurkm1 Dirham Card, kartu syatiah yang pertama di Indonesia dengan penawaran unik, fungsionalis, dan berbagai keuntungan lainnya sebagaimana kartu kredit biasa. 8
Salah satu alasan yang menjadi pe1iimbangan diterbitkannya syariah card
(kmiu kredit syatiah) yaitu fatwa dari Dewan Symiah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) no.54/DSN-MUl/X/2006 dan surat edaran Bank Indonesia no.9/l 83/DPbs/2007, bahwa diperlukan adanya instrumen pengganti dari kartu
7
M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 203-205
8
5
kredit yang tidak berprinsipkan bunga sebagai produk altematif yang aman dan menentramkan. 9
Meskipun demikian, masih terjadi perdebatan dikalangan masyarakat mengenai pendapatan yang akan diterima bank syariah dari kartu kredit syariah. Sementara bank konvensional sudah jelas akan mendapatkan keuntungan berupa bunga dari transaksi kartu kredit tersebut.
Atas dasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai "Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah. (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)"
B. Batasan Masalah
Pendapatan bank syariah bisa diperoleh dari produk pembiayaan; berupa
al-mudharabah, al-musyarakah, al-murabahah, al-bai' bitsaman ajil dan ijarah,
dalam bentuk bagi hasil, mark up; mark up disini dimaksudkan selisih dari harga beli dengan harga pokok penjualan atau dapat disebut juga sebagai keuntungan dari transaksi murabahah di bank syariah, dan sewa, serta dari pembeiian pinjaman; berupa biaya administrasi dan fee untuk penggunaan fasilitas. Karena luasnya pembahasan mengenai pendapatan bank syariah ini, maka penulis membatasinya dengan hanya meneliti pada pendapatan bank konvensional yang diperoleh dari kmiu kredit dibandingkan dengm1. pendapatan bank syariah yang
9
diperoleh dari kartu !credit syariah (studi kasus di Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta).
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme perhitungan pendapatan yang diperoleh bank dari kartu !credit konvensional dan lcartu !credit syariah?
2. Bagaimana strategi kartu !credit syariah dalam menghadapi persaingan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan fundamental antara kartu !credit konvensional dengan kartu !credit syariah.
2. Untuk mengetahui penerimaan apa saja yang diakui sebagai pendapatan bagi bank dari produk kartu !credit dan kartu !credit syariah.
3. Mengetahui mekanisme perhitungan pendapatan yang diterima oleh bank dari kartu !credit dan kartu !credit syariah.
E. Manfaat Penelitian
1. Dunia Akademik
7
Diharapkan basil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
bagi para akademisi, baik dosen, mahasiswa maupun pelajar yang berkaitan
langsung maupun yang tertarik dengan dunia perbankan syaiiah.
2. Dunia Praktisi
Diakui memang pembahasan mengenai kartu kredit syariah tergolong
baru, terutama mekanisme cara dan strategi yang diterapkan oleh Bank
Danainon Syaiiah dalam menghadapi persaingan antar kartu kredit dengan
kartu kredit syariah.
Diharapkan bisa meajadi acuan bagi stake holder mengenai strategi
Danamon Syariah dalam menghadapi persaingan tersebut.
3. Masyarakat luas
Persepsi yang beredar di masyarakat amat beragain mengenai kartu
kredit syariah, halalkah atau sama saja dengan kartu kredit biasa. Diharapkan
hasil dari penelitian ini memberikan pencerahan infonnasi mengenai produk
kartu kredit syariah.
F. Metode Penelitian
I. Desain Penelitian
Dalam ilmu penelitian dikenal dengan tigajenis penelitiai1, diantarai1ya
Selain ketiga Jems metode penelitian tersebut, Mohtar Mas'oed
menambahkan apa yang disebut dengan metode penelitian prediktif, yaitu penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. 10
Pemilihan metode penelitian sangat penting bagi seorang peneliti ha] ini untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat mencenninkan realitas yang ada, kesalahan dalam pemilihan metode penelitian menyebabkan basil penelitian menjadi tidak akurat. Penelitian mernpakan cara ilrniah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.11
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, yakni penelitian untuk menggarnbarkan secara tepat dan apa adanya rnengenai sifat-sifat atau gejala suatu keadaan atau untuk menentukan suatu frekuensi dan penyebaran suatu frekuensi dari adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Metode deskriptif, adalah rnetode yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu komoditi, suatu sistern pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini, untuk membuat deskriptif, garnbaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
10
!v!ohtar Mas'oed, Jbnu Hubungan Internasional: disiplin dan n1etodo/ogi, (Jakarta: LP3ES,
1990), h.79
11
9
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana sumber data tidak berbentuk angka, 12 hitung-hitungan, pengukuran dan rangking.
Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan sample (contoh). Walaupun demikian, penelitian kualitatif mampu menyediakan informasi penting yang kemudian bisa dijelajahi melalui penelitian kualitatif.13
3. Data penelitian
Adapun data penelitian diperoleh dari :
1) Data primer; data yang diperoleh dari lembaga terkait, bernpa wawancara dan dokumenter.
2) Data sekunder; buku atau data yang sudah dipublikasikan dalam bentuk buku, media cetak maupun elektronik.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data mernpakan unsur penting dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu, penulis menggunakan data yang tersedia yaitu data sekunder, data ini mernpakan data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Pengumpulan data antara lain melalui penggunaan teknik studi pustaka (librmy research) yakni melalui buku-buku
12
Ibid, h. 6
13
Husein Umar, Afetode Penelitian untuk sk:ripsi dan tesis bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo,
bacaan, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, internet, se1ia dokumen dan arsip-arsip yang menunjang dan telah diteliti lebih dahulu, penulis memperoleh data sekunder dan informasi yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data yang lain adalah wawancara, yaitu merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi untuk memperoleh informasi yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada narasumber.14 5. Objek Penelitian
Objek penelitian sangat erat kaitannya dengan masalah yang diteliti dalam sebuah penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah kartu kredit clan kartu kredit syariah yang terdapat di Bank Danamon. Unit analisa yang digunakan dalam pe1masalahan yang diangkat oleh penulis adalah "Bank".
6. Teknik Pengolahan Data
Sebagai tahap akhir metode penelitian ini adalah metode pengolahan data atau analisa data. Metode ini berisikan bagaimana cara yang akan digunakan dalam penulisan untuk mengolah data yang telah terkumpul sehingga dapat menjawab masalah pokok penelitian tersebut secara tepat dan akurat.15 Pengolahan data merupakan proses mengatur urusan data, mengorganisasikan dalam suatu pola kategori dalam satuan uraian dasar.
14
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Met ode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1981 ), h.122
15
11
Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data mentah yang diperoleh dari lembaga terkait, buku-buku maupun data diolah kemudian disusun ulang agar dapat menjadi bagian yang menyatu dalam teks ..
G. Tinjauan (Review) Kajian Studi Terdalrnlu
1. "Analitis Persepsi Bankers (Danamon Syariah dan DKI Syariah) dan Masyarakat terhadap Penerbitan Kartu I<redit Syariah" oleh Nurfaidah (103046128313), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah clan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 HI 2008 M. Dalam skripsi ini, Nurfaidah meneliti mengenai perbedaan persepsi antara pria dan wanita yang bekerja sebagai bankers di dua bank, yaitu bank Danamon Syariah dan DKI Syariah, serta masyarakat ummn mengenai penerbitan kartu kredit syariah. Dengan karakteristik yang meliputi akad, sistem kontrol, cara pembayaran dan batasan kepemilikan berdasarkan penghasilan.
2. "Analisis SWOT terhadap produk Dirham Card pada Bank Danamon Syariah" oleh Reny Yulita (104046104659), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jaka1ia 1429 HI 2008 M. Skripsi ini membalrns mengenai SWOT; Strength (kekuatan), Wea/mess (kelemahan),
3. "Syariah Card dan Aplikasinya pada Produk Dirham Card di Bank Danamon Syariah" oleh Edy Susanto (104046101575) Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmia 1429 HI 2008 M. Edy membahas dalam skripsinya mengenai adanya kesesuaian Syariah Card dalam penerapannya pada produk Dirham Card yang telah dikeluarkan oleh bank Danamon Syariah.
13
H. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan mernjuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi,
Fakultas Syariah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakaiia : UIN PRESS,
2007.
I. Sistematika Penulisan
BAB I Pendalmluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu, Pedoman Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Konseptual, terdiri dari teori-teori mengenai Kaiiu Kredit,
Kartu Kredit Syariah dan Pendapatan Bank, serta Operational Konsep
dan Hipotesis.
BAB HI Pembahasan, terdiri dari Perkembangan Perbankan di Indonesia;
Analisis Desk1iptif Variabel, Letak Persamaan dan Perbedaan antara
Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah serta Gambaran Umum
Sistem Syariah pada Studi Kasus di Bank Danainon Syariah, Pendapatan
dari Kartu Kredit dan Kmiu Kredit Syariah; Mekanisme Perhitungan
Pendapatan dari Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah, Analisis
Kredit Syariah; dan Strategi Kartu Kredit dalam Menghadapi Persaingan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan konseptual
A.1. Kartu Kredit
Menurut Taswan, SE., M.Si., kartu kredit merupakan kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunaannya dapat dilakukan sekaligus atau secara angsuran sejumlah minimum te1ientu.1
Kmiu kredit merupakm1 salah satu kmiu plastik yang beredar di Indonesia dan mulai beredar sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan no.1251/KMJ(.013/1988 tm1ggal 20 Oktober 1988.2 Ada beberapa kartu plastik lainnya yang berbeda fungsi penggunaannya, yaitu:
a. Charge card adalah km·tu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sesuatu transaksi barang dan jasa, kemudian pemegang kartu diwajibkan membayar kembali secara penuh seluruh tagihannya pada ald1ir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban tmnbaban.
b. Kmiu debet (debit card), yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan menggunakan kmiu debet adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak
1
Tas\van, Akuntansi Perbankan, h. 235
2
Ibid, h. 235
dengan uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kmiu debet clan pengkreditan terhadap merchant.
c. Cash card, adalah kmiu tunai, atau sering disebut juga kartu A TM, yaitu kaiiu yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank maupun pada anjungan A TM.
d. Check guarantee card, yaitu kmiu yang dapat digunakan sebagai jaminan dalam penm·ikan eek oleh pemegang kartu tersebut. 3
e. Smart card, yaitu kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu 1111
dapat dihubungkan dengan rekening pribadi clan dapat menyimpm1 clan memperbaharui data dala111 microchip, sehingga pemegang kartu dapat mengetahui keadaan semua rekeningnya.
£ Private label card, yaitu kartu yang bukan diterbitkan oleh bank, melainkan oleh suatu badan usaha seperti supe1market, hotel dan perusahaan lainnya. Pemakaian kartu ini hanya terbatas pada perusahaan yang mengeluarkannya.4 Terdapatjugajenis kmiu plastik berdasarkan wilayah berlakunya:
a. Kmiu plastik Iokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu, misalnya untuk seluruh Indonesia, contoh kartu ATM Bank Mua111malat Indonesia.
3 Ibid, h. 235-236.
•1 Johannes Ibrahi1n, Kartu Kredit, Dile111atis antara Kontrak dan Kejahatan, (t.t. : Refika
17
b. Kartu plastik intemasional, yaitu kmiu plastik yang berlaku dan dapat digunakan di seluruh dunia, contoh Visa, Mastercard, American Express, Dinners Club.5
A.2. Kartu Kredit Syariah
Kartu kredit syariah merupakan kmiu yang diterbitkan oleh bank syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya kartu kredit yang bebas bunga. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006 bahwa kartu laedit syariah (syariah card) mempunyai akad-akad yang terkandung di dalmnnya6:
a. Ijarah
ljarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.7
Dari definisi diatas, maka dapat kita ketahui Rukun dari akad
ijarah, yaitu:
I) Mus ta 'jir I Penyewa atau pemberi upah 2) Muajjir I Pemilik barang atau penerima upah
3) Ma 'jur I barang atau obyek sewaan, atau sesuatu yang dikerjakan
5
l'aswan,Akuntansi Perbankan, h. 236
6
MUI, "Fatwa DSN-MUI tentang Syariah Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/fatwa.php?id=64&pg=3
dalam upah mengupah
4) Ajran atau Ujrah I Harga sewa atau manfaat sewa
5) !jab Qabul
Adapun dalil yang mendasari akad ijarah sesuai dengan Finnan Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah: 233 ;
"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak
dosa bagimu apabila kamu memberika11 pembaj1ara11 111en11r11t ya11g
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Meliliat apa yang karnu ke1jakan."
19
Kemudian dalil yang kedua yang menjadi dasar dari akad ijarah
yaitu Haclits Nabi SAW :
.,..J.::...i セLNNN@ セ@,·11 ''··', セ@ ,..,....
"'"i
I '" "!'1 MセM _,..J=i
'''ill; •W I-,.L' ,. J-1::, "' lil セQZZQセ@ I . . ..,;;JI ,.,\ -- ⦅LLLMセ@ ᄋセ]M ',,..,r-,·..,! セ@···=-Dari Jbnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering." (R.R. Ibnu Majah)8
Hadits ini menjelaskan mengenai waktu pembayaran upah para pekerja agar segera dibayar sesuai dengan porsinya, karena apabila pembayaran tersebut clitunda dikhawatirkan akan menzalimi pekerja tersebut.
Umumnya implementasi akad ijarah cli dunia perbankan merupakan suatu akad atau perjanjian bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau objek milik bank, dimana bank mendapatkan imbalan atau fee alas barang/objek yang disewakannya tersebut, clan diakhir periocle nasabah akan diberi kesempatan untuk membeli barang/objek tersebut atau biasa disebut ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT).
b. Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.9 Dalam perjanjian Al-Qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjarnan kepada pihak lain dengan ketentuan penerirna pinjaman akan rnengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu d.b 'k 1 en an. IO
Dari definisi diatas dapat diketahui rukun dari akad qardh, 11 yaitu : I. Pihak yang merninjarnkan (muqtaridh)
2. Pihak yang rnemberikan pinjaman (muqridh)
3. Dana (qiradh)
4. Ijab qabul (sighat)
Transaksi Al-Qardh diperbolehkan oleh para ulama12 berdasarkan fimrnn Allah dalam Q.S. Al-Hadiid: 11 :
9
Syafi'J Antonio, Bank Syariah dari Teori Ice Praktek, h. 131
to Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Jslan1 dan Kedudukannya dalan1 Tata flukun1 Perbankan
Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.75
11
Slarnet Wiyono, Cara Mudah Memahan1i Akuntansi Perbankan Syariah, Berdasarkan PSAK
dan PAPS!, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 29-30
12
21
"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak. "
Dan Hadits Nabi :
Jbnu Mas 'ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata, "Bukan
seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali
kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah." (H.R. Ibnu Majah).13
Dari dalil diatas bahwa di an jurkan untuk meminjamkan apapun,
baik bempa hmta maupun benda kepada orang lain sebagai bentuk
pendekatan diri kepada Allah dan akan mendapatkan balasan disisi-Nya.
Akad qardh sendiri merupakan akad ta 'awun atau tolong
menolong dan saling membantu, dan bukan merupakan akad komersial.
Akad qardh juga tel ah diperbolehkan oleh para ulmna dalam ijma' -nya,
karena melihat tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dan
pe1tolongan saudaranya, dan tidak seorangpun yang memiliki segala
13
barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan manusia di dunia ini. (Syafi'I Antonio : 2003).
c. Kafalah
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.14
Finnan Allah dalam Q.S. Yusuf: 72 :
"Penyeru-penyeru itu berseru, 'Kami kehilangan piala rqja dan
barangsiapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan
(seberat) beban unta dan a/cu menjamin terhadapnya."
23
Hadits Nabi Muhammad SAW dari Abu 'Ashim dari Yazid lbn Ubaid dari Salmah lbn Akwa' :
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang
lalci-Zaki untuk dishalatkan)... Rasulullah SAW bertanya "Apakah dia
mempunyai warisan?" Para sahabat menjawab, "Tidak". Rasulullah
bertanya lagi, "Apakah dia mempunyai hutang?" Sahabat menjawab "Ya,
sejumlah tiga dinar. " Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata,
"Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. " Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut. (H.R. Bukhari). 15
Dalam operasional di bank, bahwa pihak bank memberikan jaminan kepada nasabah sehubungan dengan kontrak ke1ja atau perjanjian yang telah disepakati antara nasabah dengan pihak ketiga. Pada hakikatnya pemberian kafalah akan memberikan kepastian dan keamanan bagi pihak ketiga untuk melaksanakan isi kontrak atau perjanjian yang
15
telah clisepakati, tanpa khawatir apabila te1jacli sesuatu clengan nasabah, sehingga nasabah ciclera janji untuk memenuhi prestasinya. (Institut Bankir Indonesia : 2003).
A.3.Penclapatan Bank
Sebelumnya perlu cliketahui bahwa clalam istilah akuntansi terclapat perbeclaan pengertian antara penclapatan clan penghasilan. Menurut PSAK 23 tentang Penclapatan, penghasilan cliclefinisikan clalam Kerangka Dasar Penyusnnan clan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periocle tertentu clalam bentuk pemasukan atau penambahan akti.va atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang ticlak berasal clari kontribusi penanam modal. Penghasilan
(income) meliputi penclapatan (revenue) maupnn keuntungan (gain).
Sementara penclapatan aclalah penghasilan yang timbul clari aktivitas perusahaan yang biasa clan clikenal clengan sebutan yang berbecla seperti penjualan, penghasilan (fee), bunga, cliviclen, royalti clan sewa.16 Seclangkan keuntungan clalam PSAK mengenai Kerangka Dasar Penyusunan clan Penyajian Laporan Keuangan, mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi clan pacla hakikatnya keuntungan ticlak berbecla clengan penclapatan .17
Pengakuan penclapatan (revenue recognition) merupakan asums1 akuntansi bahwa penclapatan merupakan suatu proses yang be1jalan secara
16
Ikatan Aknntan Indonesia (!AI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 23.1
17
25
ten1s menerns tanpa terputus, sehingga untuk tujuan pelaporan akuntansi diperlukan pembatasan yangjelas tentang kapan suatu pendapatan diakui.18
a. Pendapatan bank konvensional
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbunga (interest bearing) dan menanamkannya dalam aktiva produktif (earning assets). 19
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan. 20
1) Pendapatan Bunga
Meliputi semua pendapatan bank yang berupa basil bunga dalam Rupial1 dan valuta asing (valas) dalam aktivitas operasionalnya, pendapatan bernpa komisi dan provisi yang diterima dalam rangka pembe1ian kredit.
18
Aliminsyah dan Padji, Kamus Jstilah Keuangan dan Perbankan, Jnggris-Indonesia,
Indonesia-Jnggris. (Bandung: Yrama Widya, 2003), h. 460-461
19
!Al, PSAK, h.31.5
20
N. Lapoli\va, Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank dalan1 Valuta Rupiah, Jilid I,
Pendapatan operasional bank yang berupa hasil bunga diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
a) Dari Bank Indonesia b) Dari bank-bank lain
• Giro
• Interbank call money
• Simpanan berjangka • Surat berharga
• Kredit yang diberikm1 • Tabungan
• Lainnya
Dari pihak ketiga bukan bank • Surat berharga
• Kredit yang diberikm1 • Lainnya
2) Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya baik dari penduduk maupun bukan penduduk yang terdiri dari:
27
b) Pendapatan transaksi valuta asmg yaitu keuntungan transaksi
valas/derivative bernpa: Spot, Forward, Swap. clan Option.
c) Pendapatan kenaikan nilai surat berharga. Kenaikan maupun
penurnnan nilai surat berharga clilaporkan secara neto.
3) Penclapatan Non Operasional
Pendapatan yang diterima bank dari aktivitas non operasional,
terdiri alas:
a) Sewa
b) Keuntungan
c) Selisih kurs
d) Hasil offeetting kredit rekening antar kantor dan bunga antar kantor
e) Lainnya.
b. Pendapatan Bank S)l'ariah
Pendapatan bank syruiah diperoleh melalui clana bank yang
dihimpun dalrun tiga po la penyaluran21, yaitu :
I) Prinsip Jual Beli yang meliputi murabahah, salam clan salam para/el,'
istishna dan istishna para/el. Dalam prinsip ini akan cliperoleh
pendapatan yang clisebut margin atau keuntnngan.
21
2) Prinsip Bagi Hasil yang meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Dalam prinsip ini akan diperoleh pendapatan yang disebut bagi hasil usaha.
3) Prinsip Ujroh yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.
DaJam prinsip ini akan diperoleh upaJ1 (zljroh).
Pendapatan dari penyaluran dana diatas merupakan pendapatan operas1 utama yang dibagi-hasilkan (profit distribution). Selain pendapatan operasi utanrn, bank syariall juga mempero!eh pendapatan lain yang menjadi hak sepenuhnya bank syariah yang tidak dibagi-hasilkan antara pemilik dan pengelola dana (bank). Pendapatan tersebut berasal dari fee based income, misalnya pendapatan alas fee kliring, .fee transfer, .fee inkaso, fee pembayaran payroll dan fee lainnya dari jasa yang diberikan bank. Dan pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana bank bertindak sebagai agen.
B. Operational Konsep
29
Mengingat kondisi persamgan antar bank di Indonesia mengarah pada ekonomi syariah, maka bank-bank konvensional berlomba-lomba meluncurkan produk-produk syariah sepe1ii kartu kredit syariah.
Hal ini disebabkan karena ketahanan sistim syariah dalam menghadapi krisis global.
Bank syariah tetap dapat bertahan dari goncangan kiisis karena tidak bermain dalam produk yang spekulatif, tetapi mempunyai produk yang bukan spekulatif seperti halnya kaiiu kredit syariah.
Be1ikut tinjauan operational concept tentang variabel dependent (X) dan independent (Y) :
y
(
Pendapatan)
Gambar2.1
Operational Concept
Kartu kredit
XI
X2
Kartu Kredit Syariah
)
[image:41.595.72.466.154.633.2]Dalam hal ini penulis akan memaparkan analisa teoritis tentang variabel diatas : KONSEP PENDAPATAN Tabel 2.1 Analisa Variabel
VARIABEL DIMENSI
KARTU KREDIT PROD UK
PANGSA PASAR
KARTU KREDIT PROD UK SYARIAH
INDIKATOR
•
Pendapatan yang diperoleh ad al ah bunga.•
Apabila over limit dan terlambat bayar akan mendapatkan penalty yang keselurnhannya diala1i sebagai pendapatan bank.---•
Masyarakat umum•
Pendapatan yang diperoleh adalah feealas jasa.
•
Apabila over limit dan terlambat bayar akan dikenakan penalty yang diakui sebagai dana pengganti kerngian dan diakui sebagai dana sosial.•
Menggunakan akad dalam transaksi.•
Menawarkan S!Sl!lll yang bebas bunga (non riba) pad a maymitas penduduk yang muslim.31
dengan dikeluarkannya fatwa.
•
Aclanya batasan.
mengenai penggunaankmiu kreclit syariah
•
Masyarakat umum PANGSA•
Masyarakat muslim PASARC. Hipotcsis
Hipotesis dalam penelitian ini merupakan kesimpulan sementara dari rumusan masalah bahwa perbeclaan mekmnisme perhitungan penclapatan yang cliperoleh bank clari kartu kreclit syaiiah lebih baik clibmndingkan dengan kartu kreclit, karena kartu kreclit syariah menggunakan system sewa yaing bebas claii riba. Sementara kaiiu kredit menggunakan system bunga yang melilit konsumen ketika terjadi krisis.
A. Perkembangan Perbanlrnn dan Sistim Syariab di Indones:la
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat kemudian mengalokasikannya dalam berbagai bentuk investasi. Karena karakteristik tersebut bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan dimana dalam setiap usahanya banyak diatur oleh pemerintah.1
Dengan semakin cepatnya perubahan iklim ekonomi dunia be1imbas pada perekonomian Indonesia. Termasuk kehacliran bank syariah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh negara-negara yang telah lebih clulu menerapkan sistim syariah dan bahkan mendirikan lembaga keuangan yang be1prinsip syariah seperti Pakistan, India, Mesir, Siprus, Kuwait, Bahrain, Malaysia, Iran dan Turki.
Di Indonesia sendiri upaya pengembangan bank syaiiah clilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat muslim akan suatu sistim perbankan yang sehat dan terpercaya clalam mengakomodasi kebutuhan akan layananjasa yang berprinsip syariah.2 Selain itu perbankan syariah diyakini lebih talrnn krisis dibanding bank konvensional, climana bank syariah tidak mengenal bunga yang selama ini dianut oleh bank konvmsional. Pada penghujung clekade 1990 banyak bank yang terkena likuiclasi akibat negative spread atau keuntungan
1
Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, h. 275
2
33
minus karena bunga yang dibayar lebih tinggi daripada bunga yang didapat. Maka ketika keuntungan itu habis, lama. kelamaan modal yang digunakan untuk menutupinya. Ketika modalpun habis, bank-bank meminta bank sentral untuk menutupi kebutuhan likuiditasnya dengan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Sedangkan dana BLBI tersebut merupakan uang rakyat, yang pada akhirnya rakyat pula yang menanggung dampaknya. Tercatat hingga akhir 1998 sebanyak 64 bank dilikuidasi, 14 di-take-over pemerintah, dan 9 lainnya diwajibkan untuk rekapitulasi, tentunya dengan dana dari pemerintah.3
Pengertian perbankan menurut Undang-undang no.7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. I 0 tahun 19984 adalah :
I) Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2) Bank Umnm adalah bank yang melaksanakan kegiatan nsaha secara konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan nsaha secara konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.
3
Ibid, h. 224
4
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik usaha bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian dari segi penyalurannya
tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan bagi bank sendiri tetapi juga
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Sementara fungsi dari bank umum dapat
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sementara BPRS tidak dapat
melalcukan ha! tersebut.
Dengan terbitnya UU no. 10 tahun 1998 telah memberikan peluang yang
lebih luas bagi bank syariah untuk menjalankan usahanya, clan membuka
kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka cabang yang khusus
menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.
a. Pertumbuhan Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, clan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Pada mulanya jumlal1 bank syariah yang beroperasi di Indonesia barn
beberapa saja yang berdiri seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Mega Syariah clan lain-lain. Setelal1 beberapa tahun
kemudian perkembangan sistim syariah di Indonesia dianggap mampu
menggaet banyak nasabah, serta banyaknya pendapat para tokoh tentang daya
talmn bank syariah terhadap krisis global yang terjadi pada tahun 1998 clan
35
Akhirnya bank-bank lain mulai mengoperasikan system syariah seperti te1iera pada table juni 2009 terdapat 5 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha Syariah dan 133 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah5 :
Tabel 3. 2
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Dari data yang ada terlihat bahwa peningkatan yang terj adi pada jumlah Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah maupun Bank Pembiayaan Syariah cukup stabil. Artinya tidak ada lonjakan kenaikan yang drastis pada masing-masing bank.
5
[image:47.595.63.492.161.493.2]b. Pcrtumbuhan Kantor Cabang
Pe1iumbuhan kantor bank symiah di Indonesia ikut berkembang pula sebagai konsekuensi dari munculnya bank-bank yang menerapkan sistim syariah. Pada tahun 2005 tercatat 550 kantor yang berdiri di Indonesia, tahun 2006 sebanyak 637 kantor, tahun 2007 sebanyak 782 kantor dan akhir Juni 2009 tercatat I. 107 kantor yang berdiri tersebar di seluruh Indonesia dihitung berdasarkan total dari seluruh Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.6
c. Pertumbuhan Sumber Daya Manusia di Perbankan Syariab
Sebagai daya dukung perkembangan bank syariah, dibutuhkm1 Sumber Daya manusia yang capable di bidangnya. Maka dengan semakin banyaknya kantor-kantor bank symiah yang berdiri, akan dibutuhkm1 sumber daya manusia yang terserap di dalamnya sehingga dapat meminimalisir meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Tercatat bahwa pe1iumbuhan Sumber Daya Manusia7 pada tahun 2005 yang ada di Bank Umum Syariah sebanyak 3.523 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 1.436 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Symiah sebanyak 1.037 orang. Tahun 2006 di Bank Umum Syariah sebanyak 3.913 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak l. 797 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 1.666 orang. Tahun
6
Ibid, h.J
7
37
2007 di Bank Umum Syariah sebanyak 4.311 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 2.266 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 2.108 orang. Tahun 2008 di Bank Umum Syariah sebanyak 6.609 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 2.562 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 2.581 orang. dan pada akhir juni 2009 di Bank Umum Syariah sebanyak 8.486 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 2.223 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 2. 811 orang.
d. Pertumbuhan Pembiayaan yang diberikan
Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan bank syariah di bidang penyaluran dana. Pembiayaan ataufinancing yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untnk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Adapun pembiayaan yang diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah disalurkan dalam tiga kerangka (aqad) yaitu aqad tijarah Gual beli), aqad syarikah
(ke1jasama atau kongsi) dan aqad hasan (kebajikan) meliputi akad
f. l?enyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah
[image:50.595.59.483.158.640.2]Fungsi bank selain melakukan kegiatan usaha seperti menghimpun dana, bank juga dapat melalcukan penyaluran dana dengan penempatan di bank lain, penempatan di BI, surat berharga, tagihan lainnya dan pembiayaan yang diberikan. Tercatat bal1wa komposisi penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Umum Syariall dan Unit Usaha Syariall per juni 2009 seperti penempatan pada Bank Indonesia sebesar 6,0%, penempatan pada bank lain sebesar 4,4%, surat berharga sebesar 5,9%, penyertaan 0,1 %, tagihan lainnya 0,4% dan pembiayaan yang diberikan sebesar 83,3%10• Untnk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawall ini :
Gambar 3.3
Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah
セMMM --.--_ ---c-J
'11 ' ' " ' " " ' " " " ' " {PhJUniffltOtBi)
!
6:0%i ?Nms)aVJitd_I b。ョセ@ lain
l
(mtu•iia11k_asttl3}I 4.4%_
IO Ibid, h. 46
I
40
A.1. Analisis DeskriptifVariabel
I. Pendapatan
Seperti yang telah dipaparkan pada bah sebelumnya bahwa pendapatau mernpakan penghasilau yang timbul dari aktivitas pernsahaan, biasanya dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan (fee), bunga, di vi den, royalti dan sewa. 11
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang mernpakan kegiatan utama ataupun bukan.12
Sedangkan pendapatan bank syariah diperoleh dari tiga prinsip penyaluran dana meliputi prinsip jual beli diperoleh margin atau kenntungan, prinsip bagi hasil diperoleh bagi hasil usaha dan prinsip ujroh diperoleh up ah ( ujroh) yang mernpakan pendapatan operasi utama. Selain itu, bank syariah juga memperoleh pendapatan lain yang berasal darifee based income dari transaksi kliring, transfer, inkaso, pembayaran payroll dan lainnya dari jasa yang diberikan bank. Dan pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana bank bertindak sebagai agen.
Dalam upaya peningkatan pendapatan (income) bank melakukan berbagai terobosan untuk mengakomodir kebutuhan nasabahnya, salah satunya dengan kartu kredi t.
11
!Al, PSAK, h. 23.1
12
2. Kartu kredit
Kartu !credit merupakan instrument yang berfungsi sebagai alat pembayaran barang atau jasa. Terdapat beberapa faktor yimg ditawarkan kartu !credit yaitu kenyamanan, keamanan, kemudaban dalam bertransaksi sehingga para pengguna kartu tidak perlu repot membawa uang tunai.
Perkembangan kartu !credit di Indonesia mulai berkembang sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Oktober 1988 dimana usaha kartu !credit digolongkan sebagai kelompok jasa usaha.13
3. Kartu Kredit Syariah
Sebagian besar dari masyarakat muslim di Indonesia membutuhkan instrument yang berfungsi sama dengan kartu !credit yang dapat memudahkan mereka dalam bertransaksi tetapi tidak bertentangan dengan syariab. Untuk itu diterbitkanlab kartu !credit syariah yang berfungsi sama dengan kartu !credit, namun tetap sesuai hukum Islam.
Salah satu bank yang pe1iama kali menerbitkan kartu kredit syariab adalab bank danamon syariah yang diberi nama Dirham card.
Menurut Dirut Bank Danamon, Sebastian Paredes, Peluncuran Dirham Card be1iujuan untuk melengkapi rangkaian produk kartu yang ditawarkan kepada para nasabah Bank Danamon.14
13
Ibid, h. 235
14
42
[image:53.595.73.494.145.665.2]Dirham Card ini diluncurkan berdasarkan fatwa No 54/DSN-MUI/IX/2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan surat BI no 9/183/DPbS/2007 tentang persetujuan Danamon Syariah Card.
Gambar3.4
A. 2. Letak Persamaan dan perbedaan Produk kartn kredit dengan kartu kredit
syariah clalam meluncurkan layanan
Seperti telah banyak disinggung sebelumnya bahwa ka1iu kredit dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang maupun jasa yang pada pelunasannya dapat dilakukan sekaligus maupun angsuran sejumlah minimum tertentu.
Kartu kredit syariah merupakan kartu yang berfungsi sama seperti kmiu kredit pada umumnya, tetapi hubungan hukum antara pihak-pihak yang terlibat dalam transkasi ini dilakukan berdasm·kan piinsip yang sesuai dengan ketentuan syariah.
1. Persamaan kartu kreclit clengan kartu kreclit syariah
44
b. Biaya-biaya
• Annual feeliuran tahunan
luran yang harus dibayar setiap tahun oleh pemegang kmtu kredit atau
charge card. Iuran tersebut akan ditagih setiap tahun melalui lembar penagihan.
• Late charge (biaya keterlmnbatan)
Denda yang dikenakan bila kmtu kredit atau charge card terlambat membayar tagihan dari tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan atau membayar tagihan dibawah minimum payment yang tel ah ditentukan. Di bank danmnon card holder dikenakan bunga sebesar 6% dmi minimum pembayaran, atau minimal Rp 50.000 untuk Classic dan Rp 75.000 untuk Gold.
Mengenai biaya keterlambatan untuk kartu kredit syariah ini terdapat pengaturan dali Majelis Ulama Indonesia. perihal Ketentuan Ta'widh dan Denda15, yaitu:
I) Ta'widh
Penerbit Kmtu dapat mengenakan ta 'widh, yaitu ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalmn membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.
15
2) Denda keterlambatan (late charge)
Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. • Biaya-biaya lainnya, seperti biaya bukti warkat penjualan, tagihan
kartu kredit yang ditolak, biaya penggantian kaiiu akibat dari kartu hilang, kartu rusak dan lain sebagainya sejumlah minimum te1ientu.
c. Pihak yang terlibat
Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kaiiu
I "k 16 .
p as!I , ymtu :
1) Penerbit kartu kreditlissuer (mushdir al-bithaqah ), merupakan pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain, dan perusahaan non-lembaga keuangan.
2) Aqcuirer adalah Jembaga yang mengelola penggunaan kartu plastic terutama dalam ha! penagihan dan pembayaran antara pihak issuer
dengan pihak merchant. Bisa saja pihak issuer sekaligus menjadi
acquirer.
3) Pemegang kartu (card holder atau hamil al-bithaqah) terdiri atas perseorangan yang telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang
16
46
ditetapkan oleh penerbit untuk diterima sebagai anggota dan berhak menggunakan kmiu sesuai dengan kegunaannya.
4) Merchant (tajir atau qabil al-bithaqah), yaitu pihak yang menerima pembayaran dengan ka1iu alas transaksi jual beli barang atau jasa. d. Mekm1isme tagihaJl
Prosedur transaksi dalam mekanisme sebagai alat pembayaran dalmn transaksi kartu kredit melibatkan tiga pihak, yaitu bank penerbit
(issuer Bank), pemegaJlg kaiiu (card holder) dan pedagang barang/jasa
[image:57.595.83.469.143.689.2](merchant).17 Berikut skema trm1saksi dengaJl kartu kredit antara pemegang kmiu, merchant, issuer (Aquirer).
Gambar3.5
Skema Transaksi Kartu l(redit
Pcn1sahaan Kartu
(Issuer/Acquirer)
\
3\
PemcgangKartu ..,_ _ _ _ _ 2 _ _ _ _ _ _ ( Merchant
17
I) Penerbit kartu (Issuer Bank), disebut juga kreditur menerbitkan kartu kredit untuk seorang pemegang kartu (card holder). Setelah card holder memenuhi persyaratan dan menyetujui perjanjian yang telah ditetapkan oleh Issuer Bank, maka card holder dikenakan joining fee
dan selanjutnya setiap tahun akan dibebankan annual fee.
2) Card holder melakukan transaksi pembelian barang/jasa pada
merchant (service establishment) yang menerima merk kartu yang dimiliki. Pihak merchant umumnya mengenakan charge yang dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan Ice jumlah nilai transaksi.
3) Merchant akan menyerahkan tagihan yang telah ditanda-tangani oleh pemegang kmtu kepada bank penerbit untulc menagih pembayaran atas transaksi penjualan tersebut. Selanjutnya bank penerbit akm1 membayar sejumlah nilai transaksi setelah dikurangi dengan discount rate (komisi) yang telah diperjalljikan terlebih dahulu untuk keuntungall bank penerbit.
Setelah tenggm1g waktu tertentu atau tallggal jatuh tempo seperti yallg dituangkall dalam perjanjiall, bank penerbit akm menagih kepada pemegang kartu sejumlah nilai transaksi. Selmrjutnya, card holder
48
Aclapun dasamya tidak
jauh berbecla clengan yang terjadi pada kartu kredit. Perbeclaannya terletak pacla aclanya akad di dalam transaksi kartu kreclit syariah dan pembayaran
monthly fee clan fee penmikan tunai sebagai pengganti bunga
pembelanjaan clan penarikan.
2. Perbedaan kartu kredit dengan kartu kredit syariah a. Kartu Kredit
1. Perhitungan biaya bunga
Menurut Ridwan Sundjaja, dalam buku "Kartu Kredit, Dilematis antara Kontrak clan Kejahatan", yang ditulis oleh Dr. Johannes Ibrahim, SH., MH., pemegang kartu kredit dapat dikatakan sebagai peminjam uang, maka akan dikenakm1 bunga (finance charge)
yang timbul karena peminjaman uang dengan tingkat bunga sesuai periode waktu, untuk satu talmn disebut tingkat bunga per tahun, untuk satu bulan clisebut tingkat bunga per bulan dan untuk satu hari clinamakan tingkat bunga per hmi. Bunga dikenakan ketika card
holder tidak membayar penuh tagihannya atau melakukm1 pembayaran
b. kartu kredit syariah
1. Berbeda dengan kmiu kredit, kmiu kredit syariah tidak dikenakan bunga melainkan dikenakan monthly membership fee (iuran keanggotaan), yaitu Penerbit Kartu berhak menenma mran keanggotaan (rusum al- 'udhwiyah) termasuk perpan3angan masa keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan ( ujrah) atas izin penggunaan fasilitas kmiu, yang besamya ditentukan oleh bank18. Di Bank Danmnon cabang Syariah monthly membership fee akan dikurangi diskon seperti cash reward dm1 cash rebate.
2. Adanya batasan yang telah ditetapkan oleh MUI mengenai penggunam1 kartu kredit syariah bagi pihak yang terlibat yaitu card holder, issuer bank dan merchant.
Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud) Syariah Card19:
• Tidak menimbulkan riba.
• Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah. • Tidak mendorong pengelum·an yang b;;:rlebihan (israj), dengan
cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
• Pemegang kartu utama harus memiliki kemmnpuan finansial untuk melunasi pada waktunya.
• Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.
18 MUI, "Fat\va Syariah Card",
\VW\V.111ui.or.id
19 Ibid,
50
3. Fee penarikan uang tunai
Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai
(rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan
fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan denganjumlah penm'ikan.
4. Goodwill investment, dimana issuer bank mendebet dana da!'i card
holder sebesar 10% dari limit kartu yang akan diinvestasikan dalmn
bentuk tabnngan syariah mudharabah, dimana nasabah akan
mendapatkan nisbal1 dad investasi ini. Nasabah juga dapat
menyalurkan zakat atas nisbal1 yang didapat. untuk disalurkan kepada
lembaga zakat terpercaya. Adapun fungsi dan tujuan adanya goodwill
investment ini adalah meminimalisir keinginan konsumtif dm'i nasabal1
dirhmn card.
Tabnngan sym'iah berbeda dengan tabungan pada bank
konvensional karena bank sya!'iah tidak mengenal sistem bunga.
Sebaliknya, bank sym'iah menerapkan sistem bagi hasil berupa
prosentasi bagi hasil atas dana yang dikelola bank. Untuk kondisi saat
ini, para penabung di bank Islmn tidak menanggnng I'isiko. Nmnnn,
bagi hasil yang diperoleh penabnng tidak bisa dikatego!'ikan sebagai
riba atau bnnga, dan nilai yang dite!'ima bisa naik-turun tergantung
Tabel 3.3
Perbedaan dan Persamaan Kartu Kredit dan Kartu l(redit Syariah
Indikator Kartu Kar tu Keterangan
Kr edit Kr edit Syariah Funi::si:
I Alat Pembayaran Aneka
"
"
Tagihan Rutin 2 Penruikan Tunai
"
"
3 Keperluru1 Transaksi
"
"
Cicilan
4 Pembelian Barru1g
"
"
p 5 Transfer
"
"
E 6 Dapat DigunakaJl
"
"
R Diseluruh Dunia
s
7 Diproteksi DenganA
"
"
M AsuraJlsi
A Bia 'a-biaya : A I Iuran Tahunrui
"
"
N 2 Bia ya KeterlrunbataJl Denda bagi KK
diakui sebagai
"
"
pendapataJl, bagi KKS diakui sebagai dana sosial.3 Biaya-Biaya Lainnva
"
"
Pihak van!! Terlibat
"
"
Mekanisme Ta!!ihan
"
"
p Bia a-Biava:
E I Bunga PenmikaJl dan
R
"
pembelaniaaJlB
E 2 Monthly Membership
"
D Fee
A Peraturau: A
1 PeraturaJl Pemerintah
"
"
N
2 Fatwa
"
Batasan Pen!'!'UUaan
"
Fee Penarikan Uani:: Tunai
"
Goodwill J11vest111ent
52
A. 3. Gambaran umum Sistem Syariah Pada Studi Kasus: di Bank Danamon Syariah
I. Sejarab Singkat Bank Danamon Syariah
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi menjadi bank Danamon hingga kini. Bank Danamon menjadi Bank Devisa Swasta pertama di Indonesia pada tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989.
Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis finansial di Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih pemerintah Indonesia pada tahun 1999 dengan melakukan rekapitalisasi Bank Danamon bersamaan dengan sembilan Bank BTO lainnya.
Dalam kurun waktu 3 tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan restrukturisasi di beberapa bidang yang akhimya berbuah hasil dalam membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam tujuannya untuk meraih pertumbuhan yang maksimal.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk ("Bank"), berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956.
Mengantisipasi peluang pertumbuhan pesat perbankan syariah di tahun-tahun mendatang unit usaha Bank Danamon Syariah terns membangun infrastrnktur untnk mendukung peningkatan permintaan pasar. Sampai akhir tahun 2007 Bank Danamon telah memiliki 7 kantor cabang syariah yaitu di Jakarta, Bukit Tinggi, Banda Aceh, Surabaya, Martapura, Solo dan Makassar serta 3 Unit Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di Jakarta dan 7 Cabang Office Channeling di Jakarta serta 5 Cabaµg Office Channeling di wilayah Jawa Timur.20 Hingga akhir tahun 2006 dana pihak ketiga Bank Danamon Syariah telah mencapai Rp 337 miliar, sementara total pembiayaan dalam berbagai bentnk skema syariah telah mencapai Rp 220 miliar, total asset September 2007 sebesar Rp 670 miliar, sementara akhir 2006 sebesar 345 miliar meningkat 94,2%21
2. Visi dan Misi Bank Danamon Syariab
Untuk menjalankan operasionalnya, Bank Danmnon Syariah telah menyusun perencanaan bisnis, dimana didalamnya telah memaparkan visi dan misi pemsahaan. Visi dan misi pemsahaan mempakan pemyataan tujuan jangka panjang perusahaan termasnk strategi yang akan digunakan untuk berkompetisi. Adapun Visi dari Bank Danamon Syariah adalah :
"Tumbuh Bersama Mengemban Amanah"
20
Antara, "Bank Danamon", \V\V\V.antara.co.id
21
54
Sedangkan misi dari Bank Danamon Syariah adalah :
I. Fokus dan Agresif menyediakan produk dan jasa perbankan berlandaskan sistem teknologi infonnasi canggih secara efisien dan efektif.
2. Menjalankan usaha produktif dengan komitmen dan layanan prima dalam kerangka komitmen yang adil dan amanah sesuai prinsip Isl