• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN EVENT YOGYAKARTA GAMELAN FESTIVAL (YGF) TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN EVENT YOGYAKARTA GAMELAN FESTIVAL (YGF) TAHUN 2015"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN EVENT YOGYAKARTA GAMELAN FESTIVAL (YGF)

TAHUN 2015

Event Management of Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2015

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

Rifa’atul Mahmudah

20120530077

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)
(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang membuat pernyataan dibawah ini:

Nama : Rifa’atul Mahmudah

NIM : 20120530077

Konsentrasi : Advertising

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Judul Skrips : Manajemen Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) Tahun

2015

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang

di kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari

karya saya ini terbukti hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya

bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Penulis

(4)

Sekali anda mengerjakan sesuatu, jangan takut gagal dan jangan

tinggalkan itu. Orang-orang yang bekerja dengan ketulusan hati adalah

mereka yang paling bahagia

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi

yaitu:

1. Kedua orang tua terhebat saya yaitu Yusri Asnawie dan Fatimah,

terimakasih untuk menjadi penyemangat, serta kasih sayang yang telah

kalian berikan kepada anakmu ini, Alhamdulillah anakmu akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak saya Jimmy dan kak Reza. Terimakasih kalian selalu berikan

dukungan dan motivasi selama kuliah dan teruntuk kakakku yang nyebelin

tapi ngangenin yaitu kak Anna terimakasih masukkan, nasehatnya dan

selalu mau dengerin curhatan adekmu ini, walaupun kita suka berantem

tapi kamu kakak terhebatku.

3. Keponakan yang selalu saya rindukan untuk pulang dan bertemu yaitu

abang Ello dan ade Lovy. Terimakasih selalu jadi penyemangat aunty

selama di Jogja dengan liat poto dan video kalian.

4. Sepupu saya (tiga serangkai) yang membantu untuk memberikan masukan

tentang skripsi saya yaitu Laras dan Ira, semangat buat kuliah kalian.

Cepat lulus ya!

5. Sahabat-sahabat saya Hanir, Wulan, Maya, Ela, Yaya, Ocha, Amer, Lina,

Zaung dan Timeh. Terimakasih.

6. Terimakasih kawan tipis alias emak-emak rempong yaitu Erna, Tiwul dan

(6)

7. Terimakasih atas bantuan untuk kawan-kawanku Sandra, Nisa, Mamake,

Cepia, Dita, Yusra, Adi, Adit, Hada, Acen, Angga, Agil, Tancak, Kecil,

Goes, Kiram, Ncol, Jojoe, Lek Slem, Abay, Arief, Zakri, Dida dan

teman-teman lainnya.

8. Terimakasih untuk teman-teman Ilmu Komunikasi 2012, IK B 2012 dan

teman-teman konsentrasi Advertising 2012.

9. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak bisa disebutkan semuanya,

terima kasih atas segala bantuannya dan dukungannya.

10.Yang terakhir untuk orang yang tidak perlu diutulis disini tapi selalu

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ridho, Rahmat,

Bimbingan dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Manajemen Event Yogyakarta Gamelan Festival 2015” dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak, penulis berterima kasih kepada semua pihak

yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam

penyelesaian penelitian skrispsi. Secara khusus pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT beserta Rasullullah Muhammad SAW, yang telah memberikan

kekuatan, inspirasi dan motivasi yang begitu besar bagi penulis.

2. Bapak Haryadi Arief, S.IP, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah

(8)

3. Ibu Dr.Suciati, S.Sos.,M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan sabar selalu memberikan pengarahan dan dukungan kepada

penulis.

4. Bapak Erwan Sudiwijaya, S.Sos, MBA dan Ibu Ayu Amalia, S.Sos, M.Si.

selaku Dosen Penguji yang juga telah bersedia meluangkan waktu untuk

menguji dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Seluruh Dosen prodi Ilmu Komunikasi yang telah membagi ilmunya dan

staf karyawan yang ada di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Seluruh Komunitas Gayam16 Yogyakarta yang sudah memberikan akses

untuk melakukan penelitian ini dan bersedia memberikan data yang

peneliti butuhkan. Terutama kepada mba Desyana Wulani Putri, Pak

Setyaji Dewanto dan Pak SP Joko yang bersedia meluangkan waktunya

untuk memberikan data tentang event Yogyakarta Gamelan Festival

(9)

Terimkasih atas semua bantuan yang telah diberikan, tidak ada

balasan yang lebih baik selain pahala dari Allah SWT. Penulis berharap

semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca yang berkepentingan.

Tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih atas

seluruh bantuan yang telah diberikan.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Yogyakarta, 21 Desember 2016

Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

KATA PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. ManfaatPenelitian ... 9

(11)

1. Pengertian Event ... 9

2. Manajemen Event ... 13

3. Planning ... 15

4. Organizing ... 21

5. Actuating ... 23

6. Controlling ... 24

F. Metode Penelitian ... 27

1. Pendekatan Penelitian ... 27

2. Jenis Penelitian ... 28

3. Informan ... 29

4. Lokasi Penelitian ... 30

5. Teknik Pengumpulan Data ... 30

6. Teknik Analisis Data ... 34

7. Validitas Data ... 37

BAB II Gambaran Umum Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) A. Sejarah Singkat Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 38

(12)

C. Lokasi Komunitas Gayam16 ... 41

D. Filosofi Nama dan Logo Komunitas Gayam16 ... 41

E. Tujuan Komunitas Gayam16 ... 43

F. Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 43

G. Grand Design Yogyakarta Gamelan Festival (YGF)... 46

H. Struktur Organisasi Komunitas Gayam16 ... 51

I. Struktur Organisasi YGF Tahun 2015 ... 53

J. Job Desk ... 53

K. Perbandingan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ... 55

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. SAJIAN DATA ... 59

1. Planning (Perencanaan) ... 59

2. Menentukan SWOT ... 61

3. Menentukan Tema ... 67

4. Menentukan Target Sasaran Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 69

5. Menyusun Strategi untuk Mencapai Tujuan ... 71

6. Menentukan Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Event YGF ... 76

7. Menentukan Rancangan Anggaran ... 79

(13)

9. Actuating (Pelaksanaan)... 81

10. Evaluasi ... 88

B. PEMBAHASAN ... 92

1. Perencanaan event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 94

2. Pengorganisasian atau pembentukan panitia event YGF ... 108

3. Pelaksanaan event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 111

4. Evaluasi event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 114

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 118

B. SARAN ... 120

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penonton Event Yogyakarta Gamelan Festival ... 6

Tabel 2.1 Struktur Komunitas Gayam16... 52

Tabel 3.1 SWOT Event YGF ... 62

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penampilan dari Kota Yogyakarta ... 40

Gambar 2.2 Penampilan dari Philipina ... 40

Gambar 2.3 Kolaborasi semua pemain gamelan dan penonton ... 41

Gambar 2.4 Logo Komunitas Gayam16 ... 42

Gambar 2.5 Poster YGF Tahun 2015 ... 44

Gambar 2.6 Grand Design Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 46

Gambar 2.7 Struktur Organisasi YGF Tahun 2015 ... 53

Gambar 3.1 Strategi Promosi YGF di Sosial Media ... 73

Gambar 3.2 Strategi Promosi YGF di Sosial Media ... 73

Gambar 3.3 Strategi Promosi YGF di Sosial Media ... 74

Gambar 3.4 Strategi Promosi YGF di Sosial Media ... 74

Gambar 3.5 Strategi Promosi YGF di Sosial Media ... 75

Gambar 3.6 Lokasi Penyelenggaraan Event YGF Tahun 2015 ... 78

Gambar 3.7 Lokasi Sarasehan Event YGF tahun 2015 ... 79

Gambar 3.8 Penonton Menunggu Event YGF tahun 2015 ... 84

Gambar 3.9 Pelaksanaan Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 84

Gambar 3.10 Pameran YGF ... 85

Gambar 3.11 Penampilan Gamelan dari Luar Negeri ... 85

Gambar 3.12 Kolaborasi Pemain Gamelan dengan Penonton YGF ... 86

Gambar 3.13 Sarasehan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ... 86

(16)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Advertising

Rifa’atul Mahmudah

Manajemen Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) Tahun 2015 Tahun Skripsi : 2016 + 124 halaman

Daftar Pustaka : 21 buku + 3 jurnal + 3 internet + 2 koran

Penelitian ini membahas tentang manajemen event yang dilakukan oleh komunitas Gayam16 dalam menyelenggarakan event YGF tahun 2015. YGF merupakan event yang berskala internasional yang didirikan oleh Sapto Raharjo.

Event YGF diselenggarakan selama 21 tahun sejak tahun 1995. YGF yaitu event

yang menampilan pemain gamelan dari Indonesia dan Mancanegara dengan menggabungkan musik klasik, tradisonal, modern dan kontemporer. Tujuan diselenggarakan YGF untuk mempertemukan pemain dan pencinta musik gamelan diseluruh dunia, selain itu tujuan utamanya event YGF adalah untuk mengenalkan dan meregenerasikan gamelan kepada masyarakat khususnya anak muda.Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan tentang manajemen

event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) tahun 2015. Kerangka teori yang digunakan adalah teori manajemenevent yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan menyimpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, manajemen event yang dilakukan oleh komunitas Gayam16 selaku penyelenggara event YGF telah dilaksanakan dengan cukup baik dan sesuai dengan teori. Perencanaan dilakukan dengan bertahap, pengorganisasian atau pembentukan panitia dengan menyusun struktur organisasi dan open recruitment volunteer, pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan dan evaluasi dilakukan dengan melihat banyak capaian dari event YGF dan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan.

(17)

ABSTRACT

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social Science and Political Science Communication Science Department

Concentration of Advertising Rifa'atul Mahmudah

Event Management of Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2015 Thesis Year: 2016 + 124 pages

Bibliography: 21 books + 3 journals + 3 internet + 2 newspaper

This study discusses about the event management which is done by Gayam16 community in organizing YGF event in the year of 2015. YGF is an international event founded by Sapto Raharjo. YGF has been held for 21 years since 1995. YGF is the event which displays the gamelan players from Indonesia and abroad by combining classical music, traditional, modern and contemporary. The purpose of YGF is to unite both players and lovers of gamelan music in the whole world, and its main purpose is to introduce and regenerate the event of YGF to the public, especially to young people. The study also aims to describe the events of Yogyakarta Gamelan Festival management (YGF) 2015. The theoretical framework used is the theory of event management consists of planning, organizing, implementation and evaluation. The research method used is descriptive qualitative research, while the data collected by interviewing related people, documenting and observing. The technique of data analysis is by collecting, reducting, presentating and concluding data. Based on the results of research conducted by the researcher, the event management which is done by YGF community as the organizer of Gayam16 has been conducted fairly and in accordance with the theory. The planning has done gradually, organizing or forming the committees to draw up the organizational structure and open recruitment of volunteers, the implementation is done in accordance with the planning and evaluation which is done by looking at the achievements of YGF and the obstacles that occured during implementation.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya di Yogyakarta memiliki keunikan budaya, kuliner, tempat wisata,

universitas negeri dan swasta, sehingga Yogyakarta dijuluki sebagai kota budaya

dan kota pelajar. Hal ini sesuai dengan Visi dari Kota Yogyakarta yaitu

terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, berkarakter,

inklusif, pariwisata berbasis budaya dan pusat pelayanan jasa, yang berwawasan

lingkungan dan ekonomi kerakyatan ( http://www.jogjakota.go.id/about/visi-dan-misi#, diakses pada tanggal tanggal 30 April 2016 jam 12.00 WIB). Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangat beragam, seperti seni dan budaya

menjadi satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya yang ada di Yogyakarta adalah seni musik gamelan.

Gamelan berasal dari kata ”Gamel” dan diakhiri dengan kata “an” yakni

bahasa Jawa yang memiliki arti memukul atau menabuh kemudian diakhiri

dengan kata “an” sehingga menjadi kata benda. Alat musik gamelan merupakan

alat musik tradisional yang memainkannya menggunakan gendang, metalafon,

gambang dan gong. Pada dasarnya alat musik gamelan merujuk kepada alat dan

instrumennya, dimana alat musik ini merupakan suatu alat musik yang dimainkan

(19)

dengan gamelan Jawa. Alat musik gamelan digunakan pada saat event, upacara

daerah, perayaan, pengiring tarian dan sebagainya. Gamelan merupakan musik

kuno, namun salah satu komunitas di Yogyakarta menyelenggarakan event yaitu

Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) dengan cara modern.

Event gamelan di Yogyakarta mengalami perkembangan yang sangat

signifikan. Jumlah komunitas yang menyelenggarakan event dengan

menggunakan gamelan juga banyak, beberapa yang cukup menonjol yaitu event

Sekaten, Jagad Pangkur, Pagelaran Seni Macapat, Bengkel Gamelan dan

Karawitan. Hal ini menyebabkan adanya persaingan yang sangat kompetitif antara

pelaku atau panitia dari penyelenggara event. Semakin banyak komunitas yang

menyelenggarakan event gamelan, penyelenggara dituntut untuk membuat event

dengan menarik dan kreatif. Setiap komunitas perlu ada upaya untuk

merencanakan event dengan baik, untuk menarik minat penonton dan memiliki

keunikan yang berbeda dari event yang lain. Salah satu event yang

diselenggarakan di Yogyakarta dengan menggunakan alat musik gamelan adalah

Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) (sumber: komunitas Gayam16 Yogyakarta,

tahun 2016).

Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) merupakan salah satu festival

Internasional yang diselenggarakan oleh komunitas yang bernama Gayam16.

Komunitas Gayam16 merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang seni

musik. YGF didirikan oleh Sapto Raharjo pada tahun 1995 yang merupakan

seorang maestro gamelan yang berasal dari Yogyakarta. Keunikan YGF yang

(20)

umum, sehingga bukan hanya masyarakat yang mengerti memainkan gamelan

tetapi masyarakat yang ingin belajar dan mengetahui gamelan dapat bergabung

dengan komunitas Gayam16 (sumber: komunitas Gayam16 Yogyakarta, tahun

2016).

YGF memilik keunikan lain, sehingga penonton akan tertarik untuk

menonton. Keunikan tersebut dilakukan untuk meningkatkan citra positif dari

masyarakat ataupun target sasaran, kemudian dapat membedakan event tersebut

dengan yang lain dan membuat penonton yang menikmati musik tersebut tidak

bosan saat menyaksikannya dan memberi keputusan untuk kembali datang pada

hari selanjutnya.

Event YGF hampir sama dengan event yang lain memiliki panitia penyelenggara, ada peserta pemain gamelan dan penonton, akan tetapi bedanya adalah bukan hanya alat musik gamelan yang dimainkan dan bukan hanya sekedar instrumen. YGF menggabungkan antara musik klasik, tradisional, modern dan kontemporer (wawancara dengan Desyana Wulani Putri, Manager Keuangan pada hari Kamis tanggal 28 April 2016).

Awal diselenggarakannya event YGF disebabkan adanya keresahan yang

dirasakan oleh Sapto Raharjo terhadap popularitas gamelan yang semakin

berkurang eksistensinya, terutama bagi generasi muda. Pada tahun 1995, YGF

pertama kali diselenggarakan dan menandai lahirnya tempat bagi eksistensi

gamelan yang telah dikenal hampir di 34 Negara. Sejak saat itu YGF menjadi

media untuk berkumpul, berkomunikasi dan berinteraksinya antara pemain

dengan penonton YGF. Selain itu YGF diharapkan dapat terus menyuarakan

keberadaan gamelan serta mengajak setiap orang peduli dan melestarikan

(21)

Event ini diselenggarakan bertujuan untuk mempertahankan musik

tradisional dan menghilangkan pemikiran negatif yang dilekatkan terhadap

gamelan. Selama ini gamelan dikenal sebagai alat musik kuno, mistis dan identik

dimainkan oleh orang tua. Namun YGF menghilangkan pikiran negatif tersebut

dengan menggabungkan antara alat musik tradisional dengan alat musik modern

seperti saat event menggunakan gamelan dengan gitar, drum, piano dan lain-lain.

Diselenggarakan event tersebut juga membuktikan bahwa gamelan tidak hanya

dimainkkan oleh orang tua, namun peserta dalam event YGF dapat menghadirkan

pemain gamelan semua kalangan dan bervariasi dari anak-anak hingga usia lanjut

(sumber komunitas Gayam16 Yogyakarta, tahun 2016).

Event YGF diselenggarakan rutin setiap tahun. Setiap tahun YGF

memiliki grand design dan tema yang berbeda-beda. Grand design dibuat untuk

mengiringi langkah-langkah perjalanan dari YGF dan menjadikan sumber

inspirasi untuk penyelenggaraan YGF. Sejak tahun 1995 hingga tahun 2015

memiliki grand design yang menjawab pertanyaan dari 5 W + 2 H. Tahun 1994

hingga tahun 2004 YGF mampu menjawab dari pertanyaan who yaitu siapa yang

dapat memainkan Gamelan. Tahun 2005 hingga 2006 menjawab pertanyaan dari

what yang artinya apa itu gamelan. Tahun 2007 hingga tahun 2008 menjawab

pertanyaan where yaitu dimana gamelan dapat dimainkan. Selanjutnya 2009

hingga tahun 2010 menjawab dari pertanyaan when yang artinya kapan Gamelan

dapat dimainkan. Tahun 2011-2012 why yang menjawab dari pertanyaan

mengapa kita harus bangga dan cinta terhadap gamelan. Tahun 2013 hingga tahun

(22)

di Indonesia agar dicintai oleh pemain dan penikmat musik gamelan. Puncak

grand design adalah tahun 2015 yaitu howgh. Howgh adalah ungkapan

kemenangan yang maksudnya dengan gamelan adalah sejak tahun 1995 hingga

tahun 2014 YGF sudah menjawab dari segala keresahan dari Sapto Raharjo pada

gamelan dan tahun 2015 mencapai sesuai yang diharapkan dari YGF (sumber:

komunitas Gayam16 Yogyakarta, tahun 2016). Dengan diadakan event YGF akan

menjadikan salah satu festival yang menjadi upaya komunitas Gayam dalam

mempromosikan musik gamelan dikanca Internasional. Strategi promosi berkaitan

dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi

persuasif terhadap pelanggan (Tjiptono, 2008:233). Selain itu dengan adanya

event ini dapat menjadikan media komunikasi antara pemain gamelan, panitia

dalam mengadakan rapat dan penonton melalui kolaborasi pada akhir acara.

Penonton tidak memiliki jarak dengan penyelenggara dan dapat berinteraksi

langsung dengan pemain.

Penyelenggaraan YGF memasuki tahun ke-20. Pada tahun 2015

Komunitas Gayam16 mengangkat tema yaitu Gamelanggeng. Gamelanggeng

merupakan turunan dari grand design Howgh. Tema Gamelanggeng yang berarti,

yaitu proklamasi keabadian gamelan. Gamelanggeng merupakan gabungan dari

kata gamelan dan Langgeng. Dengan tema Gamelanggeng komunitas Gayam16

memiliki harapan dan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga, melestarikan

dan mencintai gamelan (Jawa Pos, 17 Agustus 2016). Event YGF dilaksanakan

(23)

ingin merayakan kemerdekaan Indonesia dan keberhasilan telah

menyelenggarakan dan memperkenalkan gamelan melalui event tersebut.

Pada tahun 1995, YGF memiliki target penonton yaitu para pemain

gamelan dan orang-orang yang memiliki kepentingan khusus untuk mempelajari

gamelan dan karawitan. Akan tetapi sejak tahun 2007 adanya pergeseran target

penonton, penonton bukan hanya orang tua saja yang menyaksikan event tersebut,

namun semua kalangan dapat menyaksikannya. Selain target penonton komunitas

Gayam16 memiliki target yaitu mempertemukankan komunitas Gamelan dari 34

Negara dalam sebuah event tahunan YGF, walaupun belum semua negara yang

dapat bergabung (wawancara dengan Desyana Wulani Putri, Manager Keuangan

pada hari Kamis tanggal 28 April 2016).

Jumlah target penonton dari komunitas Gayam16 dan capaian penonton

event YGF dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Jumlah Penonton Event Yoyakarta Gamelan Festival (YGF) Tahun

2013-2015

Tahun Target Capaian

2013 500 700 / hari

2014 1.200 1649 / hari

2015 1.200 984 / hari

(24)

Berdasarkan dari data jumlah penonton dari 3 tahun terakhir, YGF

mengalami penurunan jumlah penonton pada tahun 2015, hal tersebut disebabkan

event YGF dilaksanakan pada tanggal 15, 16 dan 17 Agustus. Waktu

penyelenggaraan event tersebut bertepatan dengan hari libur, sehingga penonton

setia setiap tahun yang mayoritas mahasiswa saat itu sedang tidak berada di

Yogyakarta. Target penonton YGF ditentukan dari kapasitas gedung yang akan

digunakan. Komunitas Gayam16 menentukan gedung berdasarkan dari dana yang

mereka punya, sehingga kapasitas penonton menetukan target dari penonton.

Selain itu kendala dalam perencanaan yaitu event YGF tidak memiliki

sponsor. Komunitas Gayam16 sebagai penyelenggara YGF menolak adanya

sponsor dalam penyelenggaraannya, jika mendapatkan sponsor tema yang mereka

tentukan dapat berubah. Hal itu dapat disebabkan adanya kepentingan perusahaan

yang memberikan bantuan atau sponsor dalam menaikkan citra perusahaan.

Dalam hal dana, komunitas Gayam16 menggumpulkan dana dari uang kas

komunitas Gayam16, hasil pendapatan dari pentas seni, workshop gamelan dan

donasi dari penonton setia YGF yang dinamakan friends of YGF. Donasi tersebut

diberikan setiap tahun untuk kesuksesan event YGF (wawancara dengan Desyana

Wulani Putri, Manager Keuangan pada hari Kamis tanggal 28 April 2016).

Gedung yang digunakan untuk event YGF ditentukan dari dana yang

dimiliki atau dikumpulkan. Pada tahun 2014 dan 2015 komunitas Gayam16

mendapatkan bantuan dana oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu tantangan yang dihadapi oleh komunitas Gayam16 dalam

(25)

YGF. Hal itu disebabkan karena kesibukan kerja atau hal lain yang membuat

volunteer tidak dapat bergabung di event tahun selanjutnya (wawancara dengan

Setyaji Dewanto, Manager Festival pada hari Kamis tanggal 28 April 2016).

Menyadari kondisi jumlah penonton pada tahun 2015 tidak sesuai dengan

target dan kendala lain yang dihadapi oleh komunitas Gayam16 dalam event YGF,

maka komunitas Gayam16 akan terus berupaya untuk melakukan berbagai

perencanaan yang matang agar event berjalan dengan lancar dan penonton

kembali meningkat. Perencanaan dari penentuan waktu, tempat diselenggarakan

YGF, peserta YGF, dan media yang digunakan untuk mempromosikan event

tersebut (wawancara dengan Desyana Wulani Putri, Manager Keuangan pada hari

Kamis tanggal 28 April 2016).

Berdasarkan latar belakang dan data di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih jauh pada manajemen event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF)

yang diselenggarakan oleh komunitas Gayam16 tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil suatu

rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana manajemen event Yogyakarta

(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan tentang manajemen event Yogyakarta Gamelan

Festival (YGF) tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Komunitas Gayam16.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dari

penyelenggaraan event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya yang

berkaitan dengan manajemen event pada sebuah festival.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak

penyelenggara event YGF oleh komunitas Gayam 16 dalam melakukan

manajemen event yang efektif.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Event

Event merupakan suatu kegiatan yang dirancang dengan tema tertentu

untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting seperti budaya, adat istiadat,

(27)

waktu tertentu. Menurut John E. Kennedy dalam buku Manajemen Event (2009)

dalam arti sempit, event adalah pameran, pertunjukkan atau festival dengan syarat

ada penyelenggara, peserta dan pengunjung. Sedangkan dalam arti luas, event

adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari, bulan atau tahun oleh sebuah

organisasi dengan mendatangkan orang-orang kesuatu tempat agar mereka

mendapatkan suatu informasi atau pengalaman penting serta tujuan lain yang

diselenggarakan oleh penyelenggara (Sagiyanto, 2014:172).

Selain itu menurut Uyung Sulaksana (2003:83) event merupakan suatu

peristiwa yang diselenggarakan untuk mengkomunikasikan pesan tertentu kepada

audiens sasaran. Humas bertugas untuk mengatur konferensi pers, grand opening,

pelaksanaan event dan sponsor dari perusahan lain. Menurut Schmitt (2010:63)

yang menjelaskan event sebagai media komunikasi pemasaran yang fokus pada

pengalaman konsumen untuk berinteraksi secara langsung dengan merek,

perusahaan dan komunitas. Pengunjung dapat lebih dekat dan kenal dengan suatu

event dan merk dengan berinteraksi langsung. Terence, A.Shimp berpendapat,

brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan

membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas hiburan,

kebudayaan seperti menyelenggarakan event (Shimp, 2003:263). Brand activation

bertujuan untuk meningkatkan komunikasi terhadap konsumen dengan cara lebih

baik dan tentunya komunikasi yang terbentuk diharapkan dapat meningkatkan

penjualan dan juga dapat memposisikan brand pada posisi tertentu sesuai

(28)

Konsumen akan lebih dekat dengan produk, komunitas dan akan

menentukan sikap atau keputusan seseorang. Sikap akan menentukan pemikiran

dari konsumen untuk menyukai atau tidak terhadap suatu objek dan melihat

apakah konsumen akan bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap

adalah evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau sebaliknya dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu

objek (Morrisan, 2012:105).

Komunitas dan perusahaan menyelenggarakan event yang bertujuan untuk

menghibur, memperkenalkan dan mempromosikan sebuah daerah.

Penyelenggaraan Event yang unik serta berbeda dari event lainnya akan menarik

audiens untuk melihat kegiatan atau festival tersebut dan meningkatan jumlah

wisatawan domestik hingga mancanegara. Dalam penyelenggaraan event atau

festival diperlukan beberapa tahapan yaitu riset, desain, perencanaan, koordinasi

dengan panitia dan pihak yang mendukung event dan evaluasi. Event melibatkan

orang-orang yang terkait di dalamnya, baik penyelenggara, peserta dan

pengunjung. Selain itu dalam event diperlukan seorang event manager yang

berperan penting serta bertanggung jawab dalam penyelenggaraan event.

Event memiliki beberapa karakteristik, karena setiap penyelenggaraan

event harus memiliki ciri khas tersendiri. Karakteristik event hampir sama dengan

pelayanan yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Karakteristik tersebut

terdiri dari keunikan, perishability, intangibility, suasana, pelayanan dan interaksi

(29)

a. Keunikan

Kunci utama kesuksesan event adalah pengembangan ide. Jika

organizer dapat merealisasikan ide sesuai dengan harapan yang diinginkan,

maka event yang diselenggarakan memiliki keunikan tersendiri. Inti dari

penyelenggaraan event adalah harus memiliki keunikan dan dan biasanya

muncul dari ide. Setiap event harus berbeda dengan event lainnya.

b. Perishability

Setiap event yang diselenggarakan tidak akan pernah sama. Apabila

event yang diselenggarakan memiliki keunikan yang khas, tentunya event

tersebut tidak dapat diulangi persis sama seperti event yang sebelumnya.

Perishability berhubungan dengan penggunaan fasilitas dalam

penyelenggaraan event.

c. Intangibilty

Intangibility berhubungan dengan pengalaman yang pengunjung

dapatkan dari penyelenggaraan event. Hal ini merupakan tantangan untuk

merubah bentuk pelayanan intangible yang menjadi sesuatu yang berwujud,

sehingga sekecil apapun wujud yang digunakan dalam event mampu merubah

persepsi pengunjung.

d. Suasana dan pelayanan

Suasana dan pelayanan merupakan karakteriristik yang penting pada

saat berlangsungnya event. Event yang diselenggarakan dengan suasana yang

tepat akan menghasilkan sukses besar, tetapi sebaliknya kegagalan event

(30)

e. Interaksi sosial

Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses

penyelenggaraan event, misalnya dalam penyelenggaraan Yogyakarta

Gamelan Festival (YGF) penonton atau pengunjung tidak hanya duduk

menikmati musik, tetapi juga menciptakan suasana menjadi lebih hidup.

Penonton ikut berpartisipasi seperti bernyanyi bersama (Noor, 2009:13).

2. Manajemen Event

Manajemen event merupakan suatu pengorganisasian suatu kegiatan yang

diselenggarakan oleh komunitas atau lembaga yang dikelola secara profesional,

efisien dan efektif dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan kegiatan selesai.

Setiap event memiliki tujuan untuk memasarkan atau mempromosikan event pada

target yang telah ditentukan yaitu orang yang menghadiri kegiatan tersebut. Kunci

utama suatu event adalah pengunjung atau penonton mengetahui manfaat yang

akan diperoleh melalui sebuah event (Noor, 2009:179).

Pada manajemen ada beberapa fungsi menurut George R. Terry (2010:9)

fungsi terbagi menjadi empat, yaitu :

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Planning

mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk

(31)

dalam pengelolahan perlu ada perencanaan yang tepat untuk mencapai target

yang ditentukan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua

sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang

dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil. Fungsi ini memfokuskan

pada cara, agar target-target yang telah direncanakan dapat dilaksanakan,

yaitu dengan menggunakan sekelompok panitia atau komunitas.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota

kelompok sedemikian rupa, hingga kelompok tersebut berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai tujuan yang telah disusun atau direncanakan. Suatu

gagasan atau konsep yang telah direncanakan suatu komunitas atau lembaga

dengan tugas-tugas yang telah ditetapkan dan hirarkinya belum akan berjalan

aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari tugas-tugas dalam

organisasi tersebut. Karena itu, untuk menggerakkan agar organisasi tersebut

bisa berjalan dengan baik dan lancar diperlukan pedoman-pedoman,

intruksi-intruksi dan ketetapan-ketetapan.

d. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk

(32)

intruksi-intruksi dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Hal tersebut bermaksud

agar dapat ditemukan kelemahan-kelemahan, kemudian diperbaiki dan

dicegar agar tidak terulang lagi.

Empat fungsi manajemen yang ditelah dipaparkan di atas,

menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran manajemen dalam mewujudkan

tujuan organisasi. Dalam prakteknya, sering ditemukan event yang tidak

berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyebab utamanya adalah

buruknya faktor manajemen. Praktek manajemen menunjukkan bahwa fungsi

dari kegiatan manajemen (planning, organizing, actuating, controlling)

secara langsung maupun tidak langsung selalu bersangkutan dengan unsur

kemanusiaan, planning perencanaan, organizing mengatur unsur manusia,

actuating proses menggerakkan manusia-manusia anggota organisasi dan

controlling diadakan agar pelaksanaan manajemen selalu meningkatkan hasil

kerjanya (Widiyanti, 2004:10).

3. Planning

Perencanaan merupakan salah satu bagian yang terpenting dari sebuah

manajemen event agar festival atau acara dapat terarah untuk pencapaian

suatu tujuan yang terlaksana secara efektif dan efisien. Namun, dalam

penyelenggaraan ada keluhan serta hambatan yang dihadapi bagi pihak

penyelenggara event, meliputi:

a. Potensi minimnya jumlah peserta yang hadir.

b. Sulit untuk mengubah kondisi anatara surplus dan rugi.

(33)

d. Kurangnya interaksi antara anggota pelaksana.

e. Publikasi yang terbatas (Abdullah, 2009:143).

Menurut Agus Prabu Wibowo (2013:104), terdapat beberapa

langkah-langkah dalam membuat perencanaan event, yaitu:

a. Melakukan analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis terhadap lingkungan internal dan

eksternal perusahaan. Analisis internal menitikberatkan pada kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness). Sedangkan, analisis eksternal untuk

mengidentifikasi peluang (opportunity) untuk hari diselenggarakan event dan

yang akan datang, serta ancaman (threat) dari para pesaing.

Berikut contoh dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

event:

1) Strength (kekuatan)

a) Unik dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

b) Menghadiri bintang tamu dan selebriti yang terkenal.

c) Strategis dalam memperngaruhi khalayak atau sasaran.

d) Dikemas dengan teknik modern yang kreatif serta inovatif.

e) Publikasi dari sebelum acara, saat acara dan setelah acara.

2) Weakness (kelemahan)

a) Kurangnya sumber daya manusia sehingga harus mencari pihak

(34)

b) Tidak mampu menjangkau target khalayak tertentu.

c) Biaya yang banyak.

d) Kurang diminati oleh media massa.

3) Opportunities (peluang)

a) Dukungan dari sponsor.

b) Dukungan pemerintah, lembaga nonprofit, atau perusahaan swasta.

c) Dukungan pihak media massa.

d) Dukungan dari khalayak.

4) Threats (ancaman)

a) Tawuran penonton pada saat acara berlangsung.

b) Gangguan teknis seperti mati lampu, peralatan rusak, panggung

roboh yang dapat menghambat acara.

c) Gangguan cuaca seperti hujan, dan gempa.

d) Gangguan lingkungan seperti demonstrasi, kerusuhan dan

kebakaran.

e) Batalnya kehadiran dari tamu penting seperti artis, pengisi acara

secara tiba-tiba.

f) Sabotase.

Dengan dilakukannya analisis SWOT sebelum menyelenggarakan

sebuah event. Pantia dapat dapat memperkirakan apa saja yang akan

(35)

memperbaiki kekurangan yang terdeteksi sebelum melakukan tahapan

selanjutnya.

b. Menentukan tema

Tema adalah ide dasar, pokok pikiran dalam pergelaran. Tema muncul

karena adanya latar belakang yang mendasari suatu kejadian. Tema

ditentukan berdasarkan tujuan yang diinginkan oleh pihak yang ingin

menyelenggarakan event. Tema yang dibuat harus singkat, padat, dan jelas

agar khalayak dapat tidak binggung dan mengerti tema tersebut tanpa harus

bertanya lagi. Dalam penentuaan tema diperlukan rapat antara panitia yang

terlibat dalam acara.

c. Menentukan sasaran yang ingin dicapai

Target sasaran adalah tujuan dasar dari penyelenggara event. Dengan

adanya target sasaran, penyelenggara atau panitia dapat menyusun komponen

acara lainnya mulai dari konsep, teknis acara dan lain-lain. Merancang

sasaran dapat dilakukan dengan membuat visi dan misi serta tujuan dari

sebuah event. Hal tersebut dapat membantu memusatkan dan mengarahkan

kegiatan-kegiatan penyelenggaraan.

d. Menyusun strategi untuk mencapai sasaran

Keberhasilan sebuah event tentunya tidak lepas dari promosi yang baik

(36)

penyelenggara juga menggunakan media sosial sebagai strategi komunikasi

pemasaran (Sagiyanto, 2014:169).

Strategi disusun untuk mencapai tujuan festival atau event. Ada tiga

strategi yang dapat digunakan pada situasi event, yaitu:

1. Pertumbuhan

Sebagian besar event baru menjalani masa pertumbuhan sebelum

mencapai tingkat optimal. Ini dapat melibatkan pertumbuhan jumlah dan

skala kegiatan yang diselenggarakan, anggaran, media dan kehadiran.

2. Konsolidasi

Penyelenggara atau panitia dapat memutuskan bahwa event telah

mencapai ukuran optimalnya, sehingga panitia bisa dan tepat untuk

melakukan konsolidasi program dan penyelenggaraannya. Hal ini terdiri

dari peningkatan mutu event dan dapat membatasi penjualan tiket dan

pemasaran.

3. Pengurangan

Dalam berbagai kasus, mungkin panitia memberi keputusan yang

tepat untuk mengurangi skala suatu event dan dengan sadar mengurangi

programnya. Tingkat dari kegiatan yang dikaitkan dengan event telah

berkembang hingga titik kehilangan fokus dari visi dan tujuan awalnya

yang memberi tekanan pada masyarakat setempat. Bagi panitia untuk lebih

memfokuskan kegiatan promosi pada hadirin yang lebih kecil dan

(37)

e. Memilih waktu dan tempat

Setelah menyusun strategi untuk meraih target sasaran, selanjutnya

yang harus diperhatikan adalah memilih waktu yang tepat untuk menggelar

acara yaitu hari, tanggal dan jam pelaksanaan acara. Selain waktu, tempat

juga harus ditentukan dengan serius. Dalam pemilihan tempat harus adanya

kesepakatan antara panitia dengan pemilik tempat atau lokasi tersebut.

Tempat yang ditentukan harus strategis dan mudah diakses oleh pengunjung

atau penonton.

f. Menentukan rancangan anggaran

Sebelum menjalankan sebuah event, rancangan anggaran menjadi

sangat penting untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk

menjalankan event yang telah direncanakan. Rancangan anggaran merupakan

bagian yang sangat signifikan. Kesalahan dalam penyusunan anggaran dapat

berakibat fatal dan panitia bertanggung jawab untuk menutupi kekurangan

anggaran. Sebab, selain mengetahui besarnya biaya yang akan digunakan,

rancangan anggaran juga digunakan sebagai patokan dalam mengontrol aliran

kas yang keluar untuk pembiayaan event.

Dalam penyelenggaraan sebuah event panitia perlu untuk

mempertimbangkan tentang kelayakan dari penyelenggaaraan event tersebut.

Sehingga dapat mengurangi kerugian kecil yang akan dihadapi bagi pihak

(38)

diselenggarakan event, hal tersebut akan dievaluasi bersama setelah rangkaian

acara selesai agar tidak terjadi kesalahan yang sama dalam penyelenggaraan

event selanjutnya.

4. Organizing

Setelah melakukan perencanaan yang telah disetujui oleh ketua

penyelenggara event, langkah selanjutnya adalah membentuk tim pelaksana atau

panitia. Tim pelaksana atau panitia adalah tim kerja yang terdiri dari berbagai

divisi dan memiliki tugas yang berbeda-beda. Untuk memudahkan dalam

pembentukkan tim pelaksana, dibuat struktur organisasi yang sifatnya temporal

sesuai dengan jenis event yang dilakukan.

Sebelum membentuk tim pelaksana atau panitia dalam bidangnya,

sebaiknya hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan (Visi, misi, tujuan event diselenggarakan) agar anggota

dapat terbantu dalam pekerjaannya.

b. Tim pelaksana mampu melewati setiap tantangan.

c. Tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab antara satu sama lain,

setia kawan, dan merasa senasib dan sepenanggungan.

d. Tanggung jawab denngan keputusan yang telah dipilih. Tim yang diberi

tanggung jawab dan otoritas yang proposional cenderung memiliki motivassi

yang tinggi.

e. Ditunjuk salah satu dari panitia menjadi pemimpin untuk menciptakan

(39)

Diadakan suatu event akan meningkatkan wisatawan yang datang ke suatu

daerah dan dapat melihat, menikmati dan mempelajari budaya yang ada di daerah

tersebut. Pemerintah daerah di berbagai negara saat ini dapat memberikan

kontribusi berupa dana untuk kegiatan festival.

Beberapa alasan mengapa pemerintah daerah mendanai kegiatan yang

bersifat festival atau eksibisi untuk daerahnya, yaitu:

a. Jumlah kedatangan pengunjung atau wisatawan pada event yang

diselenggarakan.

Event dinyatakan sukses apabila mampu mendatangkan pengunjung

sesuai dengan target yang diharapkan. Dampak yang diterima daerah tersebut

adanya peningkatan pengunjung atau wisatawan akan meningkatkan

pendapatan ekonomi setempat. Hal tersebut terjadi karena wisatawan atau

pengunjung membutuhkan fasilitas selama mereka berada di tempat event.

Pengeluaran pengunjung berdampak pada ekonomi daerah.

b. Pengalaman budaya bagi masyarakat setempat.

Banyak masyarakat tidak mengetahui budaya yang ada di daerahnya.

Dengan diselenggarakannya event yang memperlihatkan budaya pada

pengunjung, tentunya masyarakat dapat menikmati budaya yang belum

pernah mereka lihat. Hal tersebut banyak terjadi di negara yang sudah

mendapat banyak pengaruh dari luar, sehingga pemerintah perlu untuk terus

(40)

c. Peningkatan sumber daya manusia

Pengelolaan event yang melibatkan pegawai atau panitia akan

berkontribusi dalam peningkatan kemampuan dan profesionalitas daerah

sebagai penyelenggara event. Kerjasama ini dimungkinkan untuk

meningkatkan potensi yang dimiliki antara penyelenggara atau profesional

untuk dapat berkembang dan bekerjasama (Noor, 2013:7).

5. Actuating

Pelaksanaan event yaitu menjalankan semua rencana yang telah disusun

oleh organisasi. Pelaksanaan semakin tepat dengan perencanaan, maka akan

semakin sukses sebuah event tersebut. Namun, pada saat hari pelaksanaan banyak

hal-hal yang terjadi di luar dugaan penyelenggara dan tidak sesuai yang

diharapkan. Panitia atau tim sebuah event diharapkan tidak panik dan segera

memikirkan solusi untuk menghadapi semua kejadian tersebut agar event tetap

terlaksana.

Event telah disusun dan direncanakan secara matang mulai dari

kelemahan, kekurangan, tema telah ditentukan, sasaran dan strategi memperoleh

sasaran sudah didapatkan, waktu dan tempat telah dipilih, serta rancangan

anggaran telah diketahui jumlahnya, maka semua perencanaan tersebut

diwujudkan dalam tindakan nyata atau pelaksanaan (Wibowo, 2013:117).

Menurut Ruslan (2007:231) menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus

(41)

perusahaan atau produk tertentu yang akan ditampilkan melalui aktivitas special

event itu sendiri.

Pada tahap pelaksanaan event semua tim atau panitia bekerja di lapangan

untuk mempersiapkan event sampai event selesai digelar. Dalam produksi kinerja

event organizer (EO) akan berperan paling penting dan kinerja diamati oleh

banyak pihak, baik pengumpulan dana atau sponsor, menyelesaikan masalah dan

penonton yang datang. Saat kegiatan atau event, akan terlihat kru atau tim sibuk

melakukan koordinasi dan tegang. Bila dalam pra produksi semua sudah

terkonsep dengan matang, maka dalam tahap produksi, operasional akan berjalan

dengan rapi dan lancar (Hafidz, 2007:71).

6. Controlling

Menurut wibowo (2013:137) evaluasi adalah proses penilaian, pengukuran

akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan

perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan

sebagai analisis situasi dalam program berikutnya. Hal ini bertujuan untuk melihat

keberhasilan dari acara tersebut dan melihat kelebihan dan kelemahan acara.

Menurut Ruslan (1998:218) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

(42)

a. Tujuan dari event

Tujuan diselenggarakan event tersebut. Apakah berkaitan dengan

kepentingan tertentu, misalnya:

1. Pengenalan (awareness) dan peningkatan pengetahuan (knowledge)

terhadap lembaga atau perusahaan yang ingin ditampilkan.

2. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik yang akan

memperoleh publisitas yang positif.

3. Memperlihatkan itikad yang baik dari lembaga atau perusahaan yang

diwalikinya, serta memberikan kesan dan citra positif terhadap

masyarakat sebagai publik sasaran.

4. Upaya dalam mempertahankan penerimaan masyarakat.

5. Memperoleh rekanan baru melalui acara event yang dirancang secara

menarik, inovatif dan kreatif.

b. Penyusunan jadwal

Hal ini dimulai dari persiapan, pelaksanaan atau kegiatan dari special

event, dukungan dana, fasilitas, manajemen dan evaluasi dari semua kegiatan.

c. Personil yang terkait

1. Bagaimana kesiapan dari pengisi tim acara dan penonton acara (Master

of ceremony).

2. Siapa pengunjung yang hadir di dalam event. Apakah yang hadir dari

pembeli undangan, pejabat tinggi atau kalangan eksekutif. Selain itu yang

hadir apakah masyarakat umum yang tidak memiliki undangan atau

(43)

3. Pihak yang mendukung seperti sponsorship, lembaga, instansi tertentu

yang dapat diajak untuk kerjasama dan dari donatur

Selain itu evaluasi juga bertujuan untuk mendapatkan feedback dari

penonton, melihat para penonton suka atau tidak dengan acara tersebut,

sehingga pada pelaksanaan event yang selanjutnya dapat lebih baik lagi dari

sebelumnya. Tidak hanya penonton saja, namun juga ditujukan untuk

mendapatkan feedback dari seluruh panitia yang ikut terlibat dalam acara.

Penilaian terhadap efektifitas program, implementasi perencanaan,

sampai tercapai atau tidaknya tujuan dari event dapat ditentukan dari

penilaian hasil evaluasi. Evaluasi terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Pre-event evaluation, merupakan evaluasi yang dilakukan sebagai suatu

analisis kelayakan yang berlangsung sebelum acara atau digunakan untuk

mengevaluasi konsep.

2. The monitoring and control process, dilakukan selama masa

implementasi kegiatan event yang bertujuan untuk memastikan

kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan event.

3. Post-event evaluation, merupakan evaluasi yang bertujuan untuk menilai

hasil akhir pelaksanaan event dan bagaimana cara mengembangkan event

(Allen, 2010:492).

Evaluasi pasca event ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kesuksesan suatu event. Selain itu dilakukan untuk melihat kerjasama antara

(44)

event selanjutnya. Hal tersebut dilakukan dengan hasil data dan analisis yang

obyektif dari event yang telah dilaksanakan.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Kirk

dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada

pengamatan manusia dan berhubungan dengan orang-orang tertentu (Moleong,

2001:3). Untuk mendapatkan hasil yang terpercaya dalam kualitatif dibutuhkan

persyaratan yang harus diikuti sebagai suatu pendekatan kualitatif mulai dari

syarat data, cara atau teknik pencarian data, pengolahan dan analisisnya (Satori

dan Komariah, 2013:23).

Menurut Moleong (2001:4) pada penelitian kualitatif terdapat 11

karakteristik, yaitu:

a. Latar alamiah (Natural setting).

b. Manusia sebagai alat (Human instrumen).

c. Metode kualitatif (Qualitative methods).

d. Analisis data secara induktif (Inductive data analysis).

e. Teori dan dasar (Grounded theory).

(45)

g. Lebih mementingkan proses daripada hasil.

h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.

j. Desain yang bersifat sementara.

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif.

Penelitian ini mementingkan makna dan tidak ditentukan oleh kuantitasnya. Data

yang diperoleh yaitu kata-kata dalam suatu kalimat, fakta-fakta, gambar yang

mempunyai arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Penelitian ini, data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka (Moleong, 2001:

6). Metode penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu subjek atau

objek penelitian yaitu seseorang, komunitas, lembaga, masyarakat dan lain-lain

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan bagaimana adanya.

Peneliti akan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi yang

menjadi objek penelitian dan berupaya untuk menarik temuan penelitian itu ke

permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model atau gambaran tentang

kondisi dan situasi dari permasalahan yang akan diteliti.

Menurut Jalaludin Rakhmat (2007:25) penelitian deskriptif memiliki

(46)

a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menjelaskan gejala yang

ada.

b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek.

c. Membuat perbandingan dan mengevaluasi.

d. Menentukan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam mengahadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman sebelumnya untuk menetapkan

rencana atau keputusan pada waktu yang akan datang.

Melalui penelitian dengan deskriptif kualitatif maka akan diperoleh

gambaran yang jelas dan mendalam mengenai “Manajemen event YGF pada

tahun 2015”.

3. Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh

pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan

memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin,

2009:108). Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan purposive sampling

untuk menentukan subjek atau objek sesuai dengan tujuan. Selain itu dengan

menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan pribadi yang sesuai

dengan topik penelitian, peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan

kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif (Satori

(47)

Karakteristik informan yang dipilih, yaitu:

1. Memiliki pengalaman menjadi panitia atau anggota event Yogyakarta

Gamelan Festival (YGF).

2. Anggota senior, minimal 5 tahun menjadi anggota di komunitas Gayam16.

3. Masih aktif menjadi anggota di komunitas Gayam16 periode 2010-2015.

4. Menjadi pengunjung di event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF).

Pada penelitian ini, peneliti memilih informan komunitas Gayam16 yaitu

manajer festival, manajer keuangan dan manager dari sumber daya manusia

(SDM). Alasan memilih ketiga informan tesebut, karena ketiga tersebut

merupakan tim yang telah dipilih oleh Sapto Raharjo (pendiri komunitas

Gayam16) dan ketiga tersebut telah lama bergabung di komunitas Gayam16.

Peneliti menentukan karakteristik informan yang akan dilakukan wawancara

untuk mendapatkan informasi.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekretariat Komunitas Gayam16 Yogyakarta,

di Jalan Mantrigawen Lor nomor 9, Yogyakarta.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan

(48)

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data secara langsung melalui

percakapan atau tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara dengan

maksud untuk mendapatkan informasi (Satori dan Komariah, 2013:130). Pada

penelitian ini, wawancara dilakukan kepada informan yang telah ditentukan

sebelumnya. Dengan menggunakan teknik wawancara, peneliti dapat memperoleh

data atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara

pewawancara dan terwawancara yang berhubungan dengan manajemen event

Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) pada tahun 2015.

Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memahami kondisi-kondisi

spesifik dari informasi yang perlu diketahui dan dipahami (Bungin, 2009:109).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam.

Wawancara mendalam secara umum adalah proses untuk memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama

(Bungin, 2009:108). Jadi dengan menggunakan wawancara mendalam, peneliti

akan mengetahui yang lebih mendalam tentang situasi yang terjadi yang tidak

dapat diketahui dengan teknik pengumpulan data yang lain. Dengan menggunakan

wawancara mendalam akan menjalin keakraban antara peneliti dengan informan,

(49)

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai secara langsung dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang peneliti telah siapkan sebelumnya dalam bentuk

interview guide. Peneliti bertanya sesuai dengan kebutuhan data atau informasi

yang diinginkan. Pada saat wawancara berlangsung, peneliti bertugas untuk

mengontrol informan, agar informan menjawab sesuai dengan pertanyaan yang

telah disiapkan (interview guide).

b. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mempelajari serta menggali data sekunder

dari buku-buku, literatur atau arsip laporan yang berhubungan dengan Manajemen

Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) yang dilakukan oleh Komunitas

Gayam16. Data yang diambil dari Komunitas Gayam16 berupa data jumlah

pengunjung yang hadir, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan strategi promosi

yang dilakukan oleh Komunitas Gayam16. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa media dokumentasi yang mendukung untuk mendapatkan

data. Jenis dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data-data yang

dimiliki Komunitas Gayam16 tentang event YGF tahun 2015, berita di media

cetak, data dari website resmi Gayam16, foto-foto event YGF tahun 2015 dan

buku yang berhubungan dengan kegiatan event.

c. Observasi (pengamatan)

Selain dari metode dokumenasi dan wawancara, observasi merupakan alat

yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Bungin (2007:115) observasi atau

(50)

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan seperti

pendengaran, penciuman, mulut dan kulit.

Pada kegiatan pengamatan dapat dikategorikan sebagai kegiatan

pengumpulan data peneliti apabila memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung.

2) Teknik pengamatan juga memungkinkan peneliti melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sesuai dengan kejadian

yang sebenarnya.

3) Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi

yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahun

yang langsung diperoleh dari data.

4) Menghilangkan keraguan peneliti dan percaya dengan apa yang diamati

(Moleong, 2001:125).

Penelitian ini termasuk dalam observasi tak berstruktur. Observasi tak

berstruktur yaitu tidaklah sepenuhnya melaporkan peristiwa, sebab prinsip utama

observasi ialah merangkumkan, mensistemasikan dan menyederhanakan

representasi peristiwa (Rakhmat, 2007:85). Dengan observasi tak berstruktur

peneliti akan mengamati segala peristiwa yang terjadi di lokasi penelitian,

kemudian dikelola hasil dari pengamatannya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan langsung mengamati proses dari

manajemen event YGF yang diselenggarakan komunitas Gayam16 dari

(51)

peneliti untuk memperoleh data-data secara langsung dilapangan. Selain itu,

peneliti ikut berkumpul dan berinteraksi dengan anggota dari komunitas

Gayam16. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan ketakutan peneliti, dapat

lebih akrab dan dekat dengan anggota-anggota dari komunitas Gayam16. Peneliti

mencatat lalu mengelola data dari kegiatan yang telah diamatinya sesuai dengan

data yang berhubungan dengan manajemen event YGF tahun 2015.

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, proses selanjutnya setelah pengumpulan data yaitu

degan teknik analisis data. Analisis data merupakan proses dari penyederhanaan

data kedalam bentuk yang mudah dibaca. Menurut Moleong (2001:190) analisis

data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan melalui

wawancara, catatan dari pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan foto.

1) Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data, peneliti melakukan dengan metode

wawancara, dokumentasi dan observasi yang berkaitan dengan penelitian

secara langsung mengenai aktifitas yang berhubungan dengan penelitian.

Seperti wawancara panitia-panitia penyelenggara event YGF, wawancara

dengan pengunjung, dokumentasi kegiatan atau aktivitas dari panitia dan

(52)

Proses terakhir adalah menarik kesimpulan dari semua informasi

yang telah dikumpulkan dan diolah melalui berbagai teknik yang telah

dijelaskan sebelumnya. Dari pengumpulan data, mencari makna data yang

telah diperoleh dan menyusun data-data kedalam sekretariat Gayam16.

2) Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pengkategorian sesuai

dengan yang diteliti seperti planning, organizing, actuating, controlling,

pemutusan dan pemusatan pada data yang relevan dengan permasalahan

penelitian. Memasukkan data serta jawaban yang berhubungan dengan

pertanyaan yang telah dibuat peneliti dari beberapa informan yang dipilih.

Dalam reduksi data, peneliti mencari hal-hal yang penting dan berhubungan

dengan penelitian. Membuang yang tidak perlu, agar peneliti tidak

kebingungan dengan yang diteliti. Proses ini dilakukan terus selama

pelaksanaan penelitian.

3) Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi

kedalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi

akan memungkin adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian ini bisa dengan menggunakan matrik, grafik atau bagan dan

rancangan untuk menggabungkan informasi. Fungsi dari penyajian data

yaitu untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi dan

(53)

4) Menarik Kesimpulan

Proses terakhir adalah menarik kesimpulan dari semua informasi

yang telah dikumpulkam dan diolah melalui berbagai teknik yang telah

dijelaskan sebelumnya. Dari pengumpulan data, mencari makna data yang

telah diperoleh dan menyusun data-data kedalam suatu informasi yang

mudah dipahami dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun berurutan,

kemudian dikategorikan sesuai dengan perincian masalahnya. Data tersebut

dihubungkan serta dibandingkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga

mudah untuk menarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan.

Berdasarkan penjelasan mengenai analisis data dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya

menjadi lengkap. Miles dan Huberman (1992) dalam (Satori dan Komariah,

2013:218) dapat dibagankan sebagai berikut :

Bagan 1.1

Model Interaktif Analisis Data

Pengumpulan data Penyajian data

Reduksi data Menarik kesimpulan/

(54)

Sumber : Miles dan Huberman (1992)

7. Validitas Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan di komunitas

Gayam dalam event YGF yaitu memvalidasi data menggunakan teknik triangulasi

data. Triangulasi data adalah teknik untuk memeriksa dan membandingkan balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2001:178).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik yaitu membandingkan data dari

hasil wawancara terhadap informan yang dipilih dengan data hasil dari

pengamatan peneliti. Peneliti berusaha melaporkan hasil dari penelitian sesuai

dengan data yang sesungguhnya diperoleh di lokasi penelitian, sehingga hasilnya

(55)

BAB II

Gambaran Umum Yogyakarta Gamelan Festival (YGF)

A. Sejarah Singkat Yogyakarta Gamelan Festival (YGF)

Yogyakarta Gamelan Festival atau yang sering disebut YGF merupakan

festival yang berskala Internasional yang mewadahi pertemuan antara pemain dan

pencinta musik gamelan dari seluruh dunia. Event ini telah diselenggarakan

selama 21 tahun. YGF hadir di masyarakat sejak tahun 1995, YGF lahir dari

keresahan Sapto Raharjo, karena musik gamelan mulai dilupakan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu penyebabnya YGF diselenggarakan

adalah untuk menghilangkan pikiran negatif terhadap musik gamelan, gamelan

diidentikan dengan musik kuno untuk orang tua dan mistis, sehingga generasi

muda tidak ingin mempelajari musik tradisional yaitu gamelan

(http://www.gayam16.com/2016/06/30/62/, diakses pada tanggal 30 Juli 2016 jam 14.00 WIB).

Gamelan dianggap tidak cocok dengan musik anak muda, yang digemari

anak muda adalah musik-musik dari luar negeri. Masyarakat lebih bangga

terhadap budaya asing, sehingga eksistensi musik gamelan mulai terkikis.

Sementara itu, gamelan mulai merambah dan mendapatkan tempat dihati pencinta

musik negara lain, sehingga gamelan dicintai negara lain daripada negara kita

sendiri yaitu Indonesia.

Keresahan yang dirasakan Sapto Raharjo seorang musisi dan maestro

(56)

event YGF digelar dan menandai lahirnya tempat atau wadah bagi eksistensi

gamelan untuk dikenal di 36 negara. Semenjak berdirinya event YGF, YGF

menjadi tempat berkumpul, berkomunikasi dan berinteraksinya para pemain

gamelan dan pencinta gamelan. Dengan diselenggarakan event ini diharapkan

musik gamelan tetap dilestarikan dan berkontribusi terhadap gamelan

(http://www.gayam16.com/2016/06/30/62/, diakses pada taggal 30 Juli 2016 jam 15.00 WIB).

Penyelenggaraan event YGF setiap tahun dilakukan di tempat yang

berbeda-beda yaitu Pasar Ngasem, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan PKKH

UGM. YGF memiliki tagline The Internasional Gathering of Gamelan Players

and Gamelan Lovers”.

B. Penyelenggaraan Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF)

Event YGF tahun 2015 tidak hanya menampilkan dari dalam negeri

Indonesia yaitu Jambi, Solo, Klaten, Bandung, Madiun dan Yogyakarta, nemun

mampu menampilkan para pemain gamelan dari luar negeri yaitu USA, Tuban,

(57)

Gambar 2.1

1. Penampilan dari Kota Yogyakarta

(Sumber: Dokumentasi pribadi, tahun 2016)

Gambar 2.2

2. Penampilan dari Philipina

(58)

Gambar2.3

3. Kolaborasi semua pemain gamelan dan penonton

(Sumber: Dokumentasi pribadi, tahun 2016)

C. Lokasi Komunitas Gayam16

Sekretariat Komunitas Gayam16

Alamat : Jalan Mantrigawen Lor nomor. 09, Yogyakarta.

Telpon : 085100477717

Email : www.yogyakartagamelanfestival.org

D. Filosofi Nama dan Logo Komunitas Gayam16

Komunitas Gayam memiliki logo atau lambang yang menjadi ciri khas.

(59)

citra sebuah komunitas. Logo memiliki pengaruh yang besar terhadap citra

komunitas Gayam16. Berikut adalah logo dari komunitas Gayam16:

Gambar 2.4

Logo Komunitas Gayam16

(Sumber: Komunitas Gayam16 Yogyakarta, tahun 2016)

Komunitas Gayam16 merupakan komunitas yang menjadi rumah atau

tempat berkumpulnya gamelan players dan gamelan lovers. Komunitas Gayam16

terlahir dari ide Sapto Raharjo maestro gamelan yang berasal dari Yogyakarta.

Sapto Raharjo ingin mengkolaborasikan pemain dan pencinta gamelan di seluruh

dunia dalam pertemuan tahunan, pertukaran ide-ide, mengembangkan budaya

tradisional di Indonesia dan menciptakan pengalaman musik yang baru dengan

gamelan (http://www.gayam16.com/p/gayam16.html, diakses pada tanggal 30 Juli 2016 jam 14.00 WIB).

Aktivitas komunitas Gayam16 yaitu memproduksi event tahunan yaitu

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.4 Logo Komunitas Gayam16
Gambar 2.5 Poster YGF tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen laboratorium IPA dikatakan efektif apabila mampu melaksanakan fungsi- fungsi manajemen yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan riset, perencanaan, desain, koordinasi, dan evaluasi yang dilakukan oleh panitia pelaksana HUT ANTV ke 22 dalam

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis pan- tun dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu, sesuai dengan tindakan yang

Dari hasil penelitian, terdapat proses manajemen yang dilakukan di tempat ini yaitu dengan melaksanakan proses perencanaan ( planning ), pengorganisasian (

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ramat dan hidayah-Nya yang senantiasa tercurah kepada umat-Nya, sehingga penulis dapat

Perencanaan pembelajaran kebahasaan di MAN 2 Yogyakarta telah berjalan cukup baik dilakukan oleh guru, meliputi beberapa kegiatan yaitu: a) perencanaan pembelajaran, dengan

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk 1) Menganalisis sistem perencanaan (Planning). 2) Menganalisis sistem pengorganisasian (organizing). 3) Menganalisis

(1) Realitasnya telah terlaksana program pembelajaran yang dilakukan dengan perencanaan awal dan dengan tujuan yang jelas, pengorganisasian dengan adanya pengkaderan