• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF RELIGIOSITY, INCOME LEVEL, KNOWLEDGE OF ZAKAT AND LPZ CREDIBILITY ON PUBLIC INTEREST TO PAY ZAKAT

AT ZAKAT INSTITUTIONS

Oleh

DHANI RENANE TIWI 20130420318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

THE INFLUENCE OF RELIGIOSITY, INCOME LEVEL, KNOWLEDGE OF ZAKAT AND LPZ CREDIBILITY ON PUBLIC INTEREST TO PAY ZAKAT

AT ZAKAT INSTITUTIONS

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DHANI RENANE TIWI 20130420318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Nomor mahasiswa : 20130420318

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH RELIGIUSITAS, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN ZAKAT DAN KREDIBILITAS LPZ TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI LEMBAGA PENGELOLAAN ZAKAT” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 29 Maret 2017

(4)

“Inna ma’al ‘usri yusroo.”

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. ASY-SYARH : 6)

“wa man jaahada fa

-

innamaa yujaahidu linafsihi.”

“Barangsiapa bersungguh

-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya

itu adalah untuk dirinya sendiri.” (

QS. AL-ANKABUT : 6)

"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya,

(5)

Puji syukur aku ucapkan kepada Allah SWT. Atas kasih sayang-Nya yang diberikan kepada ku dan selalu diberi kemudahan dan kekuatan dalam menyelesaikan semua kewajibanku. Sehingga dapat

menyelesaikan SKRIPSI ini.

Kupersembahkan SKRIPSI sederhana ini dan yang selalu di tunggu-tunggu untuk orang-orang yang paling kusayangi.

Babeh dan Ibuk tersayang....

Ini kupersembahkan untuk BABEH dan IBUK sebagai tanda bakti dan rasa terima kasih yang tiada terhingga untuk babeh ibuk, dan ini tidak akan pernah cukup untuk membalas semua doa, kasih sayang,

perjuangan, pengorbanan yang kalian berikan demi anaknya dapat meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Makasih behh... Makasih Bukk....

Mbak Tyas dan Mas Wikan

Terima kasih untuk mbak tyas selama selalu mendukungku dan menyemangatiku dalam setiap yang ku lakukan selama positif dan

enggak nyusahin ibu bapak, makasih juga selalu rela ngasih uang bulanan tambahan... The Best Sista In The world lah... Makasih juga untuk mas wikan udah jadi motivasiku buat cepet nyelesain SKRIPSI biar bisa ngebanggain ibu bapak. Dan skripsi ini kupersembahkan buat mas, biar mas juga mau cepet nyelesei skripsimu juga.... Biar bisa sama-sama ngebanggain Babeh-Ibuk.

Budhe-budheku, Pakdhe-pakdheku, Tante-tanteku, dan semua keluarga Besarku yang lain.

(6)

jogja dari semenjak semester satu sampek sekarang, temen nugas kuliah, temen maen kemana-mana, temen yang selalu sabar menjawab segala pertanyaanku... Skripsi ini aku sembahkan untuk ISTONG, BELLO yang dari SMA sampai sekaranG yang selalu mendukung, doain, nyemangatin dan selalu ada pas aku ngedown, susah dan senengku. Skripsi ini juga aku sembahkan untuk sahabat-sahabatku yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, yang selalu membantu, mendoakan dan menyemangati aku untuk menyelesaikan semua ini.

(7)

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Tingkat

Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas Lpz Terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat Di Lembaga Penelolaan Zakat”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi lembaga pengelolaan zakat dalam meningkatkan minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulisan penulis menyelesaikan studi.

2. Bapak Rizal Yaya, Ph. D.,M.Sc.,Ak.CA. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

(8)

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya.

(9)

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... viii

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

C. Penurunan Hepotesis ... 36

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 43

F. Uji Kualitas Instrumen ... 45

G. Uji Hepotesis dan Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

(10)

5. Penghasilan responden ... 53

6. Tempat responden menyalurkan zakat ... 54

7. Lama responden menyalurkan zakat di LPZ ... 55

C. Deskripsi Data Penelitian ... 56

D. Uji Kualitas Istrumen ... 62

1. Analisis statistik deskriptif ... 62

2. Uji validitas ... 64

3. Uji reliabilitas ... 66

4. Uji normalitas ... 67

5. Uji multikolinearitas ... 68

6. Uji hetrokedastisitas ... 69

E. Uji Hepotesis Dan Analisis Data ... 70

1. Uji nilai f ... 70

2. Uji regresi berganda ... 71

3. Uji nilai t ... 72

4. Uji koefisien determinasi ... 73

F. Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN ... 83

A. SIMPULAN ... 83

B. IMPLIKASI ... 83

C. KETERBATASAN ... 84

D. SARAN ... 85 DAFTAR PUSTAKA

(11)

2.1. Perhitungan Zakat Harta ... 19

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 34

3.1. Definisi Oprasional Variabel ... 44

4.1. Klasifikasi Pengambilan Kuesioner ... 50

4.2. Klasifikasi Responden Berdasrkan Jenis Kelamin ... 51

4.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 51

4.4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

4.5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

4.6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengahasilan ... 54

4.7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tempat Menyalurkan Zakat... 54

4.8. Klasifikasi Responden Lama Menyalurkan Zakat Di LPZ... 55

4.9. Hasil Skor Kuesioner ... 56

4.10. Analisis Deskriptif ... 62

4.11. Hasil Uji Validitas ... 65

4.12. Hasil Uji Reliabilitas... 66

4.13. Hasil Uji Normalitas Dengan tabel test of Normality ... 67

4.14. Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Q-Q Plot ... 68

4.15. Hasil Uji Multikolinieritas ... 69

4.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.17. Hasil Uji nilai f ... 70

4.18. Hasil Uji analisis Regresi berganda ... 71

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

VIII

mengenai pengaruh religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas LPZ terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat. Potensi zakat di Indonesia yang sangat besar tetapi tidak sesuai dengan kenyataan besaran jumlah zakat yang diperoleh dan dikelola oleh lembaga pengelolaan zakat. Karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayarkan zakatnya di lembaga pengelolaan zakat Kota Kendal.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan kriteria-kriteria responden yang telah ditetapkan. Kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 125 kuesioner, kuesioner yang kembali sebanyak 116 kuesioner dan dapat di olah sebanyak 107 kuesioner. Analisis yang digunakan oleh penelitian ini adalah regresi berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS Stastistics 15.0 diperoleh hasil variabel religiusitas tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kerdibilitas LPZ berpengaruh positif signifikan.

(17)

IX

influence of religiosity, income level, knowledge of zakat and lpz credibility toward public interest to pay zakat at zakat institutions. Potential of zakat in Indonesia is very large but does not correspond to reality magnitude of zakat collected and administered by the institution of zakat management. Therefore, the authors consider it necessary to conduct research on the factors that affect the public interest to pay their zakat at zakat institutions in Kendal.

Collecting data in this study using questionnaires with respondents criteria that have been set. Questionnaires were distributed to the respondents as many as 125 questionnaires, as many as 116 questionnaires were returned and can be processed as many as 107 questionnaires. The analysis used in this study is multiple regression.

Based on the analysis performed using SPSS 15.0 Stastistics result no significant effect of religiosity variables, while the variables of income level, knowledge zakat and LPZ credibility is significant positive effect.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai ketentuan syariat Islam. Kata zakat banyak disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 :

نيعكاَرلا عم اوعكْرا ةاكَزلا اوتآ ةََصلا او يقأ

“Dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

Hal ini menggambarkan begitu pentingnya peran, fungsi dan kedudukan zakat dalam Islam. Oleh karena itu setiap muslim seharusnya dapat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan zakat, sama halnya berbersungguh-sungguh-bersungguh-sungguh dalam melaksanakan shalat.

Selain bentuk ketaatan kepada Allah, zakat juga merupakan salah satu cara untuk menolong dan mengatasi masalah perekonomian berupa kemiskinan. Hal tersebut sama seperti makna yang terkandung dalam surah At-Taubah ayat 71:

(19)

“Dan orang-orang yang beriman baik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menajadi penolong bagi sebagaian yang lain”.

Makna dari ayat tersebut adalah orang-orang yang menunaikan zakat akan menjadi penolong bagi pihak lainnya. Pihak lain yang dimaksud dalam ayat tersebut yaitu orang fakir, miskin dan orang yang berkekurangan, sehingga zakat dapat dijadikan alternatif untuk program pemerintahan sebagai sumber dana untuk mengatasi dan menekan tingkat kemiskinan.

Zakat dari segi bahasa berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan dari segi istilah fikih zakat berarti sejumlah harta yang tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak (Qardhawi, 2011). Hal ini selaras dengan surat At-Taubah ayat 103 yang mempunyai arti “Ambillah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi meraka. Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui”.

Dari ayat tersebut yang dimaksud pada kata “membersihkan” adalah dengan berzakat dapat membersihkan mereka dari sifat kekikiran, ketamakan dan kesenangan yang belebihan terhadap harta yang dimiliki. Adapun maksud dari kata” mensucikan” adalah dengan berzakat dapat menyuburkan sifat-sifat

(20)

wewenang untuk mengumpulkan, mengelola dan menyalurkan harta zakat itu (Yuningsih, 2015).

Dalam masyarakat sering muncul permasalahan mengenai kepada siapa zakat harus diberikan. Lebih utama disalurkan langsung oleh muzaki kepada mustahik, atau melalui amil zakat. Bagi sebagian masyarakat penyaluran secara langsung dapat menimbulkan rasa ketenang, karena dapat melihat secara langsung zakat tersebut tersalurkan dan mengetahui penerimanya secara langsung yaitu orang-orang tidak mampu disekitar lingkunganya. Namun hal tersebut juga menimbulkan kebingungan, karena terkadang orang merasa telah menyalurkan zakat kepada orang yang tepat, tetapi sebenarnya penerima zakat bukan mustahik yang sesungguhnya, ini disebabkan masih banyak orang-orang dilingkungan lain yang lebih fakir, dan lebih miskin, sehingga lebih berhak untuk menerima zakat dibanding orang yang diberikan tadi.

(21)

2011 tentang pengelolaan zakat pasal 1 ayat (2) bahwa “ Dalam rangka

pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/kota”.

Pasal 16 ayat (1) menyatakan bahwa “ Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lainnya”. Sedangkan dalam

Pasal 17 menyatakan bahwa “Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ)”.

(22)

Di Indonesia terdapat terdapat dua LPZ, lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah. LPZ yang dikelola oleh pemerintah yaitu BAZ. Sedangkan Lembaga Pengelolaan Zakat non pemerintah adalah LAZ yang dikelola oleh pihak swasta atau yayasan yang mendapatkan legalitas dari pemerintah dalam melakukan pengelolaan dana zakat. Sejak munculnya UU tentang pengelolaan zakat pada tahun 1999 sampai saat ini sudah lebih dari 100 LAZ yang tercatat sebagai anggota Forum Zakat dan terdapat ratusan BAZ yang dikelola oleh pemerintah. Tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan tingkat minat masyarakat dalam membeyar zakat di LPZ, sehingga berdampak pada kurang optimalnya lembaga zakat dalam mengelola zakat (Frum Zakat, 2012).

(23)

Dari beberapa hasil riset, potensi zakat yang dimiliki Indonesia sangat besar. Menurut penelitian dari IDB (Islamic Development Bank) pada tahun 2013, potensi zakat di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 217 triliun. Tetapi kenyataan berdasarkan data Forum Zakat (2012), dari tahun 2012 hingga tahun 2014 dana zakat yang terkumpul berkisar dari 2 triliuh hingga 3,2 triliun saja. Meskipun selama tiga tahun tersebut mengalami peningkatan, tetapi besaran yang diperoleh masih jauh dari potensi zakat di Indonesia. Sedang data dari laporan Badan Amil Zakat Nasional, dana zakat yang terkumpul pada lembaga ini sebesar Rp 59 Miliar pada tahun 2013, Rp 82 Miliyar pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 98 Miliyar. Dari hal tersebut sangat terlihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan. Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi kurangnya minat masyarakat terhadap LPZ.

Tabel 1.1.

Perolehan Dana Zakat Pada BAZNAS Per Tahun (2013-2015)

Tahun Perolehan

2013 59 Miliar

2014 82 Miliar

2015 98 Miliar

Sumber : Laporan Tahunan BAZNAS, 2015

(24)

Menurut Sidiq (2015) menyatakan bahwa agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Kemudiaan ketika pendapatan, religiusitas, pengetahuan zakat dan keredibilitas LPZ semakin meningkat, maka minat masyarakat membayarkan zakatnya pada LPZ akan semakin meningkat.

Dalam penelitian yang dilakukan Bachmid dan Kanji menyebutkan bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi masyarakat untuk membayar zakat. Dari hasil survei yang dilakukan (Muflih dalam Muslihati, 2014) bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh maka tingkat sedekah semakin kuat. Dalam Islam setiap muslim diwajibkan untuk membayar zakat atas kekayaan dan juga zakat atas pendapatan. Zakat atas pendapatan sepereti berasal dari hasil pertanian, atas hasil perternakan, hasil dari pendapatan pekerjaan bebas termasuk didalamnya gaji atau upah, honorium dan hasil-hasil lain yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

(25)

Minat masyarakat membayarkan zakat di LPZ juga di pengaruhi adanya ketidak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena potensi zakat yang dimiliki sangat besar tetapi belum dapat direalisasikan dan disalurkan secara optimal (Yuliadi, 2007). Sehingga tingkat minat masyarakat membayarkan zakatnya pada lembaga pengelolaan zakat berkurang dan lebih berminat dan mempercayakan dana zakat di kelola oleh masjid, pondok persantren atau menyalurkan secara langsung.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Zakat Dan Kredibilitas LPZ Terhadap Minat Masyarakat

Membayar Zakat Di Lembaga Pengelolaan Zakat”. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh ‘Aisyah (2014),

dan Sidiq (2015). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah kompilasi dari beberapa variabel independen dari beberapa penelitian diatas yaitu religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas. Selain itu objek juga berbeda, dimana pada penelitian ini objek penelitiannya adalah muzaki yang memiliki profesi sebagai PNS, tenaga kesehatan dan advokat. Dan sampel pada penelitian ini adalah lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal.

B. Batasan Masalah

(26)

adalah muzaki yang membayarkan zakat di lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal dengan berprofesi sebagai tenaga kesehatan, PNS dan advokat atau sejenisnya.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

2. Apakah tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

3. Apakah pengetahuan zakat berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

4. Apakah kredibilitas LPZ berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah religiusitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

(27)

4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah kredibilitas berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Bidang Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memahami tentang materi minat masyarakat membayar pada lembaga pengelolaan zakat, serta memperluas wawasan dengan sudut pandang penyusun. Dan diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada bidang ilmu akuntansi syariah.

2. Bidang Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi praktis dan dapat bermanfaat untuk:

a) Bagi Pemerintah

Memberikan sumbangsih dan masukkan bagi pemerintah bagaimana seharusnya pengelola zakat agar dapat tercapai potensi zakat seharusnya, sehingga zakat dapat dijadikan alternatif untuk program pemerintahan sebagai sumber dana untuk mengatasi dan menekan tingkat kemiskinan.

b) Bagi Perusahaan

(28)

pemasaran yang berkaitan dengan minat masyarkat pada lembaga pengelolaan zakat,

c) Bagi Peneliti

(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengetahuan Zakat

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu hasil dari keingintahuan dan hal tersebut terjadi ketika seseorang telah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bisa didapatkan melalui panca indra manusia, seperti indra pengliatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra perasa dan indra peraba, tetapi sebagian besar pengetahuan dapat diperoleh melalui telinga dan mata (Widyanti, 2011).

Pengetahuan (Kusdariyati dalam Rahmadianti, 2015) yaitu suatu pengalaman aktual yang tersimpan dalam kesadaran manusia dan juga merupakan informasi yang bisa diperoleh melalui berbagai media, seperti iklan pada majalah, televisi, koran, radio, pamflet dan bahkan dapat juga diperoleh dari pengalaman seseorang.

b. Definisi Zakat

(30)

kita miliki terdapat sebagian hak orang lain yang melekat pada harta yang kita miliki dalam hal ini adalah orang miskin, oleh karena itu dengan berzakat dapat membersihkan harta yang dimiliki. Penjelasan tentang kewajiban berzakat ini senada dengan surat At-Taubah ayat 103 yang mempunyai arti “Ambillah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi meraka. Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.

Menurut Siddik (1982) secara umum zakat didefinisikan sebagai kewajiban yang bersifat kemasyarakatan dan ibadah, yang mana manusia akan merasakan kebesaran dari tujuan ajaran Islam yang berbentuk rasa mencintai dan tolong menolong antar sesama umat manusia.

b. Syarat wajib zakat

Zakat merupakan suatu kewajiban yang sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Para ahli fiqih menetapkan bahwa zakat diwajibkan untuk dilaksanakan kepada seseorang apabila telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat sebagai berikut ( Jamalluddin, 2010) :

1) Muslim

(31)

Sedangkan orang kafir tidak memiliki kewajiban membayar zakat karena dalam agama tidak ada ajarannya untuk membayar zakat. 2) Merdeka

Maksud dari merdeka disini adalah zakat hanya dikenakan kepada orang-orang dan pihak-pihak yang bebas dan dapat bertindak secara bebas sesuai keinginan sendiri tanpa harus terkekang pihak lain. Karena pada hakikatnya seseorang hamba sahaya yang belum merdeka tidak memiliki apa-apa, dimana sepenuhnya mereka milik majikannya. Maka dari itu mereka tidak berkewajiban untuk membayar zakat.

3) Kepemilikan harta yang penuh

Kepemilikan secara penuh disini maksudnya adalah harta tersebut bukanlah harta pinjaman (kredit) dan bukan juga harta hasil kewajiban. Harta yang akan dizakatkan harus murni berasal dari hartanya sendiri yang tidak bercampur dengan harta milik orang lain. Pada dasarnya dalam harta milik kita masih tercampur dengan hak milik orang lain, maka dari itu harta milik orang lain tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu, agar kepemilikan harta sepenuhnya milik kita.

4) Mencapai nishab

(32)

atau tidak, batasan ini tentunya disesuaikan dengan ketentuan syariat Islam sebagai pertanda besar kecilnya kekayaan seseorang dan kadar-kadar seberapa harta itu wajib dizakati. Ketika harta yang dimiliki telah mencapai bahkan melampaui nishab, maka diwajibkan kekayaan tersebut dizakatkan, jika harta kekayaan tersebut belum mencapai nishab, maka harta tersebut tidak wajib dizakatkan.

5) Mencapai haul

Haul adalah harta kekayaan yang dimiliki seseorang yang telah mencapai masa satu tahun hijriyah atau sudah mencapai jangka waktu yang menjadi ketentuan diwajibkan seseorang mengeluarkan zakat, perhitungan ini berlaku untuk emas, perak, ternak dan harta perniagaan. Tetapi untuk tanaman tidak menggunakan perhitungan satu tahun melainkan pada setiap kali panen. Sedangka niat yang menyertai pelaksanaan zakat merupakan syarat sah dari dilakukanya zakat.

c. Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Dalam surah At-Taubah ayat 60 disebutkan ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, delapan golongan tersebut, antara lain:

1) Fakir dan Miskin

(33)

masyarakat Islam dan menyantuni kaum fakir miskin merupakan tujuan utama dari zakat.

2) Amil

Amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya. Dan Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan tidak diambil dari selain harta zakat (Qardawi, 2004).

3) Muallaf

Menurut Jalaluddin (2010) muallaf merupakan seseorang terbujuk hatinya untuk masuk atau memeluk agama Islam. Atau arti kata lain dari muallaf adalah seseorang yang baru saja memeluk agama Islam.

4) Riqab

Riqab adalah budak atau tawanan perang dalam rangka membebaskan mereka dari perbudakan atau penawanan. Zakat merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk memebaskan budak atau menghilangkan segala bentuk perbudakan.

(34)

Gharim yaitu orang yang terlilit hutang yang mana tidak bisa melunasi hutangnya tanpa bantuan dari orang lain. Hutang dalam hal ini yaitu hutang yang muncul akibat dari usaha atau kegiatan halal yang mengalami kebangkrutan atau kerugian. Dan seseorang yang terlilit hutang akibat perbutan maksiat, berjudi dan semacamnya, maka orang tersebut tidak berhak mendapat zakat (Jamaluddin, 2010).

6) Sabilillah

Menurut Jamaluddin (2010) sabilillah adalah jihad dan dakwah Islam, baik secara perseorangan maupun secara organisasi dakwah atau bentuk lembaga.

7) Ibnu Sabil

Menurut Jumhur ulama dalam (Qardawi, 2004) ibnu sabil adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan melintasi satu daerah ke daerah lain.

d. Objek Zakat

Macam - macam zakat menurut (Djuanda dalam ‘Aisyah , 2015) : 1) Zakat Nafs (jiwa), atau yang disebut juga zakat fitrah yang memiliki

arti zakat untuk menyucikan diri (jiwa). Zakat ini akan dikeluarkan dan disalurkan kepada pihak yang berhak selama bulan Ramadhan hingga sebelum hari raya Idul Fitri atau sebelum tanggal 1 Syawal. 2) Zakat Mal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan yang dimaksudkan

(35)

harta itu telah memenuhi syarat - syarat wajib zakat. Zakat Mal dibagi kedalam beberapa klasifikasi berdasarkan jenis harta yang dimiliki.

e. Harta Yang Wajib Dizakati

Dalam fiqih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan dalam beberapa kategori dan setiap kelompok berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut (Rouf, 2011):

1. Emas dan Perak

Emas dan perak merupakan termasuk dalam golongan logam mulia yang merupakan hasil tambang bagus dijadikan perhiasan dan juga dapat digunakan sebagai mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu.

2. Hasil Pertanian

Hasil pertanian merupakan hasil dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang sebenarnya memiliki nilai yang cukup ekonomis seperti biji-bijian, buah-buahan, umbi-umbian, sayur-sayuran, tanaman hias, dedaunan, rumput-rumputan, dan sebagainya.

3. Hasil Peternakan

(36)

4. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjual-belikan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai jenisnya, baik barang berupa peralatan, pakaian, makanan, perhiasan, dll.

5. Hasil Tambang Dan Barang Temuan

Ma'din (hasil tambang) merupakan benda-benda yang dapat ditemukan di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti halnya emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara dan sebagainya. Sedangkan rikaz (barang temuan) merupakan harta yang terpendam di dalam tanah dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun yang telah ditemukan oleh seseorang. Termasuk harta atau barang yang ditemukan tetapi tidak ada yang mengaku kepemilikikan barang tersebut.

Tabel 2.1. Perhitungan Zakat Harta

NO Jenis Harta Benda Nisab Haul Hasil/Persentase Zakat 1 Emas (murni) 85 gram Setahun 2,5%

NO Jenis Harta Benda Nisab Haul Hasil/Persentase Zakat 6 Hasil Tambang 85 gram Setahun 20% (Hanif & Maliki)

(37)

7. Binatang Ternak :

Setahun 1 kambing betina umur 1 tahun, atau jika jantan umur 2 tahun.

121-200 ekor

Setahun 2 kambing betina umur 1 tahun, atau jika jantan umur 2 tahun.

Sumber : Buku Kuliah Fiqih Ibadah

2. Religiusitas

(38)

Sedangkan menurut Maman (2006) didalam agama terdapat daya konstruktif, regulatif dan formatif yang dapat membangun tatanan kehidupan masyarakat. Dimensi religius Islam mencangkup dimensi fikir dan dzikir, jasmani dan rohani, aqidah dan ritual, penghayatan dan pengamalan, akhlak individual dan kemasyarakatan, dunia dan akhirat. Sehingga pada dasarnya religiusitas dapat mencangkup keseluruh dimensi dari keseluruh aspek kehidupan.

Menurut Rouf (2011) Ada bermacam dimensi dalam beragama:

1) Keyakinan

Dimana dimensi keyakinan berisi pengharapan yang berpegang teguh oleh pengetahuan agama tertentu. Dimensi keyakinan juga menjelaskan dan menggambarkan hubungan antara manusia dengan keyakinan terhadap rukun Islam dan rukun iman, kebenaran mengenai agama dan masalah-masalah ghaib yang telah diajarkan oleh agama.

2) Pengamalan atau Praktik

(39)

pelaksanaan ibadah, seperti sholat, puasa, zakat, ibadah haji, doa, dan sebagainya.

3) Penghayatan

Dimensi penghayatan keagamaan menganut pada seluruh keterlibatan dengan hal-hal yang berkaitan deangan suatu agama. Dimensi ini melingkupi suatu pengalaman dan perasaan mengenai keberadaan tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut dan enggan untuk melanggar larangan tuhan, meyakini akan adanya balasan dan hukuman disetiap tindakan yang kita lakukan, selalu ingin melaksanakan semua yang diperintahkan oleh agama, munculnya rasa kenikmat dalam beribadah dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam menjalani setiap kehidupan.

4) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan pemahaman yang dimilki oleh seseorang terhadap ajaran-ajaran agama dan kitab suci dari setiap agama tersebut. Oleh sebab itu, adanya kitab Al-Quran dan Hadis menjadikan sebuah pedoman hidup, sebagai salah satu sumber pengetahuan, dan memberikan pemahaman mengenai ajaran Islam.

5) Konsekuensi

(40)

dan pengetahuan seseorang. Semua hal tersebut berkaitan dengan kewajiban seseorang dalam memeluk agama untuk menjalankan perintah-perintah dan ajaran-ajaran agama yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti sikap dan tindakannya berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama.

Dimensi-dimensi diatas saling terkait dan saling memengaruhi satu sama lain, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dan perilaku sosial juga sangat di pengaruhi oleh norma-norma dan nilai-nilai agama.

Dengan begitu, pemahaman seseorang terhadap norma-norma Islam, terutama yang berkaitan dengan kesadaran seseorang dalam menjalankan kewajibannya membayarkan zakat kepada mustahik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika semakin baik sikap seseorang terhadap kewajiban zakat, maka semakin tinggi juga kemungkinan seseorang untuk melakukan yang hal-hal yang sesuai dengan kewajiban zakat tersebut.

3. Tingkat Pendapatan

(41)

pertanian, hasil barang tambang, dan juga pendapatan dari hasil pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya gaji atau upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

Dalam penelitian yang dilakukan (Kanji dan Bachmid, 2011) menyebutkan bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi masyarakat untuk membayar zakat. Dari hasil survei yang dilakukan (Muflih dalam Muslihati, 2014) ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan yang diperoleh maka tingkat sedekah semakin kuat. Dalam Islam diwajibkan membayar zakat atas kekayaan dan juga zakat atas pendapatan. Pendapatan yang harus dizakati seperti diwajibkan zakat atas pendapatan dari hasil pertanian, atas hasil perternakan, hasil pendapatan yang berasal dari pekerjaan bebas yang didalamnya termasuk gaji atau upah, honorium dan hasil-hasil yang didapatkan dari berbagai pekerjaan dan usaha.

Menurut Yuningsih dkk.(2015) pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

(42)

juga berpengaruh terhadap besaran jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzaki juga dapat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki.

4. Kredibilitas LPZ

Kredibilitas LPZ, merupakan tingkat kepercayaan muzaki kepada sebuah lembaga amil zakat dalam usahanya mengumpulkan, mengelola, dan menyalur zakat yang berjalan sebagimana mestinya. Hal tersebut berdasarkan konsep kebutuhan keamanan ( Gibson, 1996).

Seperti halnya sebuah perusahaan, lembaga amil zakat (LAZ) juga memiliki strategi dalam merebut perhatian dari pasar donatur dan mempertahankan loyalitas mereka. Hal ini dipandang sangat penting untuk keberlangsungan dan upaya pemberdayaan masyarakat. Kredibilitas organisasi atau lembaga amil zakat memegang peranan sangat penting dalam menstimulus atau memupuk masyarakat wajib zakat untuk segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muzaki (Forum Zakat, 2012).

(43)

pengelolaan zakat, dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat juga dapat meningkatkan pengumpulan dana zakat yang ada.

Kredibilitas atau kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat akan memengaruhi motivasi muzaki dalam mengeluarkan zakat melalui lembaga amil zakat didasarkan pada berberapa pertimbangan (Zoel Dirga : 2008) sebagai berikut :

1) Untuk menjamin kepastian dan disiplin pemabayar zakat, menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung unutk menerima haknya dari para mustahik.

2) Untuk mencapai efisiensi, efektivitas dan sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada disuatu tempat

3) Untuk memeperlihatkan syariat Islam dan semangat penyelenggaraan Negara dan pemerintah uang Islami.

Kredibilitas yang harus dibangun pada lembaga pengelolaan zakat (Sukanta dalam Yuningsih, 2015), yaitu:

1) Kredibilitas Kelembagaan (bodying credibility)

Bodying credibility diwujudkan dengan melakukan penyempurnaan SOP (Standard Oprasional Prosedure), penerapan teknologi informasi yang berbasis online

(44)

Personal Credibility merupakan dimana SDM yang dimiliki lembaga pengelolaan zakat harus memiliki keimanan yang tinggi, amanah, menguasai mengenai ilmu agama dimana yang terutama tentang ZIS dan mempunyai wawasan atau pengetahuan yang luas. 3) Kredibilitas Pengelolaan

Untuk mewujudkan kredibilitas pengelolaan dapat mengikut sertakan pihak-pihak profesional yang juga dapat dipertanggung jawabkan kinerjanya dibagian-bagian tertentu, misal pada bagian keuangan dimana dalam merekrut staf atau pegawai diutamakan yang memilki latar belakang lulusan ekonomi, sehingga dapat memahami dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dimiliki. Kemudian perlunya diaudit setiap laporan yang dilaporkan lembaga pengelolaan zakat oleh akuntan publik agar dapat meningkatkan kualitas pengelolaan dan transparansi lembaga pengelolaan zakat. 5. Minat

(45)

Menurut Muslihat (2014) minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Konsep yang dikembangkan seseorang tentang bidang yang berkaitan dengan manusia dapat berupa persepsi yang berasal dari dalam diri setiap individu disebut aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif atau yang behubungan dengan perasaan merupakan suatu aspek yang berkembang melewati pengalaman pribadi dari sikap orang terdekat atau orang terpenting seperti, sikap orang tua, sikap guru dan sikap teman seumuran mengenai aktifitas yang bersangkutan dengan minat tersebut.

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian diatas, minat adalah suatu keinginan individu yang berasal baik dari motivasi atau dorongan dari diri sendri maupun dorongan yang berkecenderungan berasal dari luar individu tersebut. Dan muzaki yang di dalam dirinya sudah tertanam kuat keyakinan beragama dan pengetahuan tentang salah satu kewajiban seorang muslim atas hartanya yakni zakat. Maka hal itu akan mendorong keinginan dari muzaki tersebut untuk membayarkan zakat atas hartanya.

Menurut pendapat (crow dan crow dalam Muslihati, 2014) terdapat 3 (tiga) faktor yang dapat memengaruhi suatu minat seseorang yaitu :

(46)

b) Motif sosial, faktor ini dapat membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Motif sosial ini muncul dapat berupa dorongan dari orang terdekat atau anggota keluarga serta di lingkungan sekitar yang banyak membayarkan zakat, dan juga untuk membantu orang lain.

c) Faktor emosional, minat sangat berhubungan erat dengan emosi.

Fungsi minat bagi kehidupan yang ditulis oleh (Nuckols dan Banducci dalam Rouf, 2011) adalah :

a) Intensitas cita-cita dapat dipengaruhi oleh minat. b) Minat Sebagai tenaga pendorong yang kuat.

c) Jenis dan intensitas minat dapat memengaruhi prestasi.

d) Terbentuknya minat seumur hidup akan menghasilkan kepuasan. 6. Lembaga Pengelolaan Zakat

Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZ dan LAZ bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan dan pelayanan ibadah zakat, meningkatkan fungsi keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Dalam undang-undang Nomer 38 Tahun 1999 Pasal 6 dan 7 zakat ini, organisasi yang melakukan pengelolaan zakat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

(47)

b) LAZ adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam.

Menurut definisi diatas, terlihat bahwa BAZ merupakan organisasi pemerintah, sedangkan LAZ sepenuhnya berasal dari masyarakat.

Badan Amil Zakat meliputi:

1) Badan amil zakat Nasional merupakan yang dibentuk oleh Presiden, atas usulan Menteri Agama yang berkedudukan di Ibu kota Negara. 2) Badan amil zakat Propinsi merupakan yang dibentuk oleh Gubernur,

atas usulan Kepala Kantor Wiliyah Kementerian Agama Propinsi yang berkedudukan di Propinsi.

3) Badan amil zakat Kabupaten atau Kota merupakan yang dibentuk oleh Bupati atau Walikota, atas usulan Kepala Kantor Kementerian Agama yang berkedudukan di Kabupaten atau Kota.

4) Badan amil zakat Kecamatan merupakan yang dibentuk atas usulan Kepala Kantor Kementerian Agama tingkat Kecamatan yang berkedudukan di Kecamatan.

(48)

sifat amanah, adil, berdedikasi, profesional dan berintegrasi tinggi. Sementara BAZ terdiri dari unsur pengawasan dan unsur pertimbangan, serta unsur perlaksana yang terdiri dari unsur administrasi, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan juga bagian lain yang sesuai dengan kebutuhan (Forum Zakat, 2012).

Dalam Pasal 19 yang berbunyi bahwa “LAZ wajib melaporkan

pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala”. Hal lain yang menarik dari

undang-undang pengelolaan zakat ini adalah dimana adanya pemeriksaan keuangan BAZ oleh akuntan publik tetapi pemeriksaan tersebut baru dapat dilaksanakan atas permintaan bagian pengawas. Seharusnya untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap BAZ dan LAZ, tanpa adanya permintaan dari unsur pengawas setiap tahunnya secara langsung atau otomatis melakukan pelaporan keuangan BAZ. Karena setiap tahun BAZ harus melaporkan kepada DPR atau DPRD yang disesuaikan dengan tingkatannya, misalnya jika BAZ daerah maka melaporkanya kepada DPRD (Forum Zakat, 2012).

(49)

a) Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial

b) Berbentuk lembaga berbadan hukum c) Mendapat rekomendasi dari BAZNAS

d) Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatan

e) Bersifat nirlaba

f) Memiliki pengawas syariat

g) Bersedia dilakukannya pengauditan syariah dan keuangan secara berkala.

BAZ dan LAZ memiliki tugas pokok yang meliputi pengumpulan, pendistribusian atau penyaluran dan pendayagunaan zakat, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pengumpulan zakat kedua badan tersebut juga harus bentindak proaktif dan mendatangi muzaki, tidak hanya menunggu muzaki. Akan lebih baik lagi dapat melakukan kerja sama dengan bank dalam sistem pemungutannya, tetapi dilakukan atas persetujuan muzaki.

Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh BAZ yang secara resmi telah dibentuk adalah :

1. Melakasanakan kegiatan yang berkaitan dengan program kerja yang sudah ditetapkan.

2. Melakukan penyusunan laporan tahunan.

(50)

4. Melaporkan laporan pertahun kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sesuai dengan tingkatanya.

5. Merencanakan kegiatan tahunan

6. Mengutamakan pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang telah dikumpulkan dari setiap daerah sesuai dengan tingkatannya.

Dalam undang-undang mengenai zakat dalam menentukan besaran yang harus dibayarkan menggunakan metode perhitungan sendiri, tetapi apabila muzaki tidak dapat atau kurang paham dalam menghitung besaran zakat yang akan dibayar dapat meminta bantuan petugas BAZ atau LAZ. LPZ juga memiliki tugas lain sebagai pemberi penyuluhan dan pemantauan berjalannya pengelolaan zakat tersebut. Hal tersebut sangat penting dilakukan mengingat bahwa pengetahuan masyarakat masih kurang mengetahui mengenai sejarah zakat, jika dibandingkan dengan kewajiban lain, seperti kewajiban sholat.

Selain unsur pengawas yang dilakukan oleh internal lembaga itu sendiri, masyarakat juga dapat melakukan pengawasan terhadap pengelola zakat. Pengawasan itu dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Mendapatkan informasi mengenai pengelolaan zakat

2. Memberikan saran dan pendapat kepada lembaga pengelolaan zakat 3. Melaporkan apabila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh

lembaga pengelolaan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(51)

Penelitian Terdahulu N

o

Nama/Tahun Judul Hasil Research

1. Abdillah,

1. Variabel pendapatan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

2. Variabel pengetahuan zakat berpengaruh yang signifikan terhadap Kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

3. Variabel kredibilitas berpengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan masyarakat pada lembaga pengelola zakat

1. Faktor religiusitas merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya.

2. Faktor lokasi BAZIS/LAZ yang cukup jauh dari tempat tinggal

3. Faktor pelayanan BAZIS/LAZ yang diberikan belum memuaskan.

4. Faktor kepercayaan kurang percayanya masyarakat terhadap BAZIS/LAZ dalam menyalurkan zakat kepada mustahik dan informasi yaitu manajemen dana zakat dikelola secara terbuka dan transparan

5. Faktor pendapatan yang cukup/tinggi memengaruhi masyarakat untuk menyalurkan zakat di lembaga BAZIS/LAZ yang lebih terorganisir

1. Pengetahuan zakat dan tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat membayar zakat pada LAZ/BAZ. 2. Kredibilitas organisasi pengelola zakat berpengaruh terhadap minat membayar zakat pada LAZ/BAZ

N o

(52)

4. Hanwar

1. Pengetahuan zakat dan tingkat kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat.

2. Sedangkan untuk variabel tingkat pendapatan dan tingkat religiusitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat.

5. Eri Yanti mengetahui bahwa BAZNAS merupakan lembaga resmi pemerntah. Sehingga tingkat pengetahuan tentang BAZNAS rendah.

2. Pendapatan berpengaruh positif terhadap masyarakat mengetahui BAZNAS dengan begitu masyarakat akan membayar zakat ke BAZNAS 3. Tingkat kesadaran dan kefahaman

masyrakat medang mengenai zakat masih rendah

1. Faktor karakteristik individu dan nilai-nilai religius yang memengaruhi pengeluaran zakat, infak, dan sedekah secara langsung.

2. Umur dan banyaknya tanggungan tidak memengaruhi pengeluaran seseorang untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah.

1. Terdapat 6 indikator signifikan memengaruhi masyarakat Islam membayar zakat yaitu gender, umur, taraf perkahwinan, pendapatan bulanan, perbelanjaan bulanan dan kepuasan agihan zakat oleh institusi zakat

2. Gender berhubungan secara positif dengan pembayaran zakat. Variabel gander, ia berhubungan negatif dengan pembayaran zakat

(53)

C. Penurunan Hipoesis

1. Pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Ahmad (2015) menyatakan agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Menurut maman (2006) didalam agama terdapat daya konstruktif, regulatif dan formatif yang dapat membangun dan mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat dan pemahaman seseorang terhadap norma-norma syari’ah, terutama terkait dengan kewajiban zakat, mepengaruhi kesadaran seseorang dalam mengeluarkan zakat kepada mustahik zakat.

(54)

H1 : Diduga religiusitas berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

2. Tingkat pendapatan terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Tingkat pendapatan dapat memicu tingkat zakat yang di bayarkan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang, maka akan semakin tinggi zakat yang harus dikeluarkan oleh seorang muslim.Tingginya tingkat pendapatan diharapkan mampu untuk meningkatkan minat dan kepercayaan membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

Dengan begitu, pendapatan yang diperoleh seseorang sangat berpengaruh dalam melaksanakan zakat. Karena suatu pendapatan memiliki hubungan apakah harta tersebut telah mencapai nishab atau belum, disisi lain juga berpengaruh terhadap besaran jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzaki juga dapat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki.

(55)

berpengaruh terhadap masyarakat membayar zakat ke lembaga amil zakat atau badan amil zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah

H2 : Diduga tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat.

3. Pengetahuan zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Menurut ‘Aisyah (2014) Seorang muslim haruslah tahu tentang zakat.

Pengetahuan yang cukup tentang zakat akan berdampak pada sikap muzaki untuk membayar zakat secara benar. Pada hakikatnya, amanah yang di berikan Allah SWT kepada hambanya yang beruba harta, terdapat bagian orang lain di dalamnya yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim. Pengetahuan zakat yang menyebabkan kurangnya minat untuk membayar zakat pada lembaga pengelolaan zakat.

Pada penelitian Ahmad (2015) menyimpulkan bahwa pengetahuan zakat berpengaruh signifikan terhadap minat membayar zakat pada lembaga amil zakat. Sama dengan penelitian Yuningsih, dkk (2015) bahwa pengetahuan zakat berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan masyarakat membayar zakat pada lembaga pengelolaan zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah

(56)

4. Pengaruh kredibilitas terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaan zakat

Rasa aman menurut (Maslow dalam Lusiana Kanji, 2011) merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap manusia. Dengan demikian tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas lembaga pengelolaan zakat akan memengaruhi masyarakat menunaikan kewajiban zakat pada lembaga pengelolaan zakat. Kredibilitas lembaga pengelolaan zakat dapat menunjukkan bahwa dapat memengaruhi masyarakat untuk percaya pada lembaga pengelolaan zakat dan menunaikan kewajiban zakat di lembaga pengelolaan zakat, dengan rasa aman dan nyaman yang diberikan oleh lembaga pengelolaan zakat juga dapat meningkatkan pengumpulan dana zakat yang ada.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Zoel Dirga (2008) tentang ”analisis faktor-faktor motivasi yang berpengaruh terhadap keputusan muzaki membayar zakat”, beliau berkesimpulan bahwa kredibilitas

lembaga amil zakat dapat mendorong secara signifikan keputusan muzaki untuk membayar zakat. Ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang mengaku lebih lebih senang dan aman menyalurkan zakatnya dilembaga amil zakat karena bisa lebih tepat guna.

(57)

pengelolaan zakat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :

H4 : Diduga kredibilitas LPZ berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar zakat di lembaga pengelolaaan zakat.

D. Model Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Model Penelitian

Variabel Independen

Religiusitas (X1)

Tingkat Pendapatan(X2)

Pengetahuan Zakat (X3)

Kredibilitas LPZ (X4)

Minat +

+

+

+

(58)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini penulis membatasinya variabel-variabel yang diteliti adalah variabel religiusitas, tingkat pendapatan, pengetahuan zakat dan kredibilitas LPZ saja. Keempat variabel ini sebagai variabel independen, serta minat masyarakat sebagai variable dependen.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dikumpulkan melalu metode angket, yaitu menyebarkan daftar pernyataan (kuesioner) yang diambil dari kuesioner penelitian yang akan diisi atau dijawab oleh responden.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh muzaki yang membayar di lembaga pengelolaan zakat di Kota Kendal. Teknik pengambilan sample yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dengan Kriteria sebagai berikut :

a. Muzaki yang beprofesi PNS, tenaga kesehatan dan advokat. b. Muzaki yang sudah membayar zakat di lembaga Pengeloaan

(59)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Menurut Ramadhan (2015) data yang diperoleh dari kuesioner berupa jawaban dari responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Butir-butir yang baik adalah relevan, ringkas, membingungkan, dan harus memuat satu pemikiran. Setelah menentukan pertanyaan atau butir-butir maka selanjutnya membuat pertanyaan. Penelitian menggunakan format tipe Likert karena menurut (Suprapto dalam Ramadhan, 2015) Likert tercermin dalam keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala berkisar antara 1 sampai 5 dari segi pandangan statistik. Skala likert mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

a) Menyusun sejumlah pertanyaan mengenai sikap atau sifat tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena setiap jawaban diberi nilai angka yang mudah dijumlahkan.

b) Memiliki reabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas tertentu.

c) Skala likert sangat fleksibel.

d) Kategori dari penilaian skala likert :

Sangat setuju : skor 5

(60)

Netral : skor 3

Tidak setuju : skor 2

Sangat tidak setuju : skor 1

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan (Y) sebagai variabel dependen dan (X) sebagai variabel independen.

a. Variabel Dependen

1) Minat Masyarakat (Y)

Minat adalah suatu keinginan individu yang berasal baik dari motivasi atau dorongan dari diri sendri maupun dorongan yang berkecenderungan berasal dari luar individu tersebut. Variabel Minat masyarakat skala ukur yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

b. Variabel Independen 1) Religiusitas (X1)

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang dengan membentuk keyakinan, pengetahuan dan sikap. Sehingga relegiusitas individu memengaruhi tindakan dan kepatuhan mereka. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5. 2) Tingkat Pendapatan (X2)

(61)

Pendapatan atau yang biasa disebut imbalan atau gaji yang dapat menambah harta yang sumbernya jelas dan bersifat tetap. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

3) Pengetahuan Zakat (X3)

Seorang Muslim haruslah tahu tentang zakat. Pengetahuan yang cukup tentang zakat akan berdampak pada sikap muzaki untuk membayar zakat secara benar. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

4) Kredibilitas LPZ (X4)

Kredibilitas LPZ, adalah tingkat kepercayaan muzaki kepada sebuah lembaga amil zakat dalam usahanya mengumpulkan, mengelola, dan menyalur zakat yang berjalan sebagimana mestinya. Skala yang digunakan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Religiusitas 1. Keyakinan 2. Peribadatan 3. Pengetahuan 4. Pengamalan 5. Konsekuensi

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Muhammad Abdul Aziz, 2015

3. Kekayaan tersebut harus mencapai nisab

(62)

Variabel Indikator Skala Ukur Pengetahuan Zakat 1. Mengetahui posisi zakat

dalam Islam.

2. Mengetahui cara menghitung zakat dan kadar minimum harta yang dibayarkan zakat (nisab).

3. Mengetahui harta yang menjadi objek zakat

4. Mengetahui bagaiman dalam menyalurkan zakat dengan benar.

5. Mengetahui kapan waktu membayar zakat.

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Alhasanah (2011)

Kredibilitas 1. Transparansi dalam pe-ngelolaan dana zakat

2. Prosedur penerimaan dana zakat sesuai tujuan

3. Prosedur penyaluran dana zakat tepat guna

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Lusiana Kanji 2011

Minat 1. Dorongan dari dalam diri 2. Dorongan Sosial

3. Dorongan emosional

Diukur melalui angket (kuesioner) menggunakan skala likert. Memodifikasi dari penelitian Rouf 2011 dan Rahmadianti (2015) . F. Uji Kualitas Instrumen

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kecenderungan setiap variabel penelitian. Untuk mengidentifikasi kecenderungan tiap-tiap variabel penelitian, digunakan nilai mean, median, mode, standard deviation, variance, range, minumum, maximum dan SE mean dari semua objek dalam tiap variabel.

2. Uji Validitas

(63)

diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner telah benar-benar dapat mengukur yang hendak diukur.

Untuk uji ini digunakan tabel Correlations dimana uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, jika r hitung >

r tabel dan bernilai positif, maka item tersebut dinyatakan valid. Sedangkan

jika r hitung < r tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali,

2011)

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangakaian item pertanyaan dalam keandalannya mengukur suatu variabel. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Cronbach ‘s Alpha. Suatu item dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozali, 2011).

4. Uji Normalitas

(64)

5. Uji Multikolinearitas

Uji ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel independen, maka hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen akan terganggu (Nazaruddin dan Basuki, 2015).

Deteksi multikolineritas penelitian ini menggunakan tolerance VIF dengan persyaratan, Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance (TOL) > dari 0,1 maka model dikatakan bebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2011).

6. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser, yang akan meregres nilai absolute residual (Abs_Resid) terhadap variabel independen lainnya dengan persamaan regresi. Jika signifikansinya kurang dari 0,05 maka model regresi terdapat masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

G. Uji Hepotesis dan Analisis Data 1. Uji Regresi Berganda

(65)

koefesien deteminasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali, 2011). Model umum persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + b4x4+e Keterangan :

Y = Minat Masyarakat a = Konstanta

b1, b 2, b 3 = Koefisien Regresi X1 = Religiusitas

X2 = Tingkat Pendapatan X3 = Pengetahuan Zakat X4 = Kredibilitas LPZ e = Standar Eror 2. Uji Nilai F

Uji nilai F untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%) dengan melihat tabel ANOVA. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut (Ghozali, 2011) :

a. Bila nilai signifikansi F < 0,05 maka hipotesis diterima, artinya bahwa varibel independen secara bersama-sama memengaruhi varibel dependen.

(66)

3. Uji Nilai t

Uji nilai t atau uji parsial digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hasil uji nilai t dapat dilihat pada tabel coefficiens. Jika probabilitas nilai t atau sig < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen dapat memengaruhi variabel dependen, sehingga hipotesis terdukung. Namun apabila nilai t atau sig > 0,05 maka variabel independen tidak dapat memengaruhi variabel dependen., sehingga hipotesis tidak terdukung (Ghozali, 2011).

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel independen memberikan pengaruh pada variabel dependen dari persamaan regresi yang diperoleh. Besar nilai koefisien determinasi berkisar 0 ≤ R2≤ 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati 1, maka

(67)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 125 kuesioner tetapi kuesioner yang dapat diolah sebanyak 107 kuesioner, karena terdapat kuesioner yang tidak kembali sebanyak 9 kuesioner dan 9 kuesioner yang tidak memenuhi kriteria, karena responden menyalurkan zakat kepada mustahik secara langsung, masjid dan lembaga pendidikan. Kuesioner disebarkan kepada masyarakat atau muzaki yang menyalurkan zakat di lembaga pengelolaan zakat di Kabupaten Kendal. Untuk meminimalisir adanya kuesioner yang tidak kembali, maka dalam penyebaranya dilakukan secara langsung dengan cara menemuji responden satu persatu.

Tabel 4.1

Analisis Pengambilan Kuesioner

Data Klasifikasi Jumlah Persentase

Jumlah kuesioner yang disebar 5 100%

Kuesioner yang tidak kembali 9 7,2%

Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 9 7,2%

Total kuesioner yang diolah 107 85,6%

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

B. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Responden

(68)

zakat, dan lama menyalurkan zakat di lembaga pengelolaan zakat. Berikut data deskripsi reponden berdasarkan berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2

Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki laki 41 38,32 %

Perempuan 66 61,68 %

Total 107 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Dari tabel 4.2 karakteristik responden diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin responden muzaki yang diambil sebagai responden, menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 66 orang (61,68 %) dan sisanya responden laki laki sebanyak 41 orang (38,32 %).

2. Usia Responden

Adapun data mengenai muzaki yang terpilih sebagai responden memiliki usia yang beragam berikut deskripsi responden berdasarkan usia dari muzaki:

Tabel 4.3

Kategori Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

< 25 tahun 20 18,69 %

26-35 tahun 40 37,38 %

36-45 tahun 19 17,76 %

>45 tahun 28 26,17 %

Tanpa keterangan 0 0 %

Total 107 100 %

(69)

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 karakteristik responden diatas, dapat diketahui bahwa muzaki yang diambil sebagai responden berdasarkan usia, mayoritas responden berumur 26-35 tahun sebanyak 40 orang (37,38 %), berusia > 45 tahun sebanyak 28 orang (26,17 %), berusia < 25 tahun sebanyak 20 orang (18,69 %), berusia 36-45 tahun 19 orang (17,76 %) dan tanpa keterangan sebanyak 0 orang (0%).

3. Pendidikan Responden

Berikut ini deskripsi responden yang terpilih berdasarkan pendidikan terakhirnya:

Tabel 4.4

Kategori Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan terakhir Jumlah Persentase (%)

SD/ sederajat 0 0 %

SMP/sederajat 0 0 %

SMA/sederajat 9 8,41 %

Sarjana 98 91,59 %

Tanpa keterangan 0 0 %

Total 107 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

(70)

4. Jenis Pekerjaan Responden

Berikut adalah deskripsi muzaki yang terpilih menjandi responden berdasarkan jenis pekerjaan:

Tabel 4.5

Kategori Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

Dokter 8 7,48 %

Bidan 24 22,43 %

Perawat 18 16,82 %

PNS non tenaga kesehatan 47 43,92 %

Advokat dan sejenisnya 10 9,35 %

Total 107 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 karakteristik responden diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai PNS sebanyak 47 orang (43,92 %), sisanya bekerja sebagai bidan sebanyak 24 orang (22,43 %), perawat sebanyak 18 orang (16,82), Advokat dan sejenisnya sebanyak 10 orang (9,35), Dan dokter sebanyak 8 orang (77,48 %).

5. Penghasilan Responden

(71)

Tabel 4.6

Kategori Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Penghasilan Perbulan Jumlah Persentase (%)

< Rp. 1.000.000 0 0 %

Rp. 1.100.000 - Rp. 2.000.000 28 26,17 % Rp. 2.100.000 - Rp. 5.000.000 59 55,14 % Rp. 5.100 .000 - Rp. 10.000.000 19 17,76 %

> Rp. 10.000.000 1 0,93 %

Total 107 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 karakteristik responden diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan penghasilan perbulan mayoritas memiliki penghasilan perbulan sebesar Rp. 2.100.000 - Rp. 5.000.000 sebanyak 59 orang (55,14%), sisanya penghasilan perbulan sebesar Rp. 1.100.000 - Rp. 2.000.000 sebanyak 28 orang (26,17 %), penghasilan sebesar Rp. 5.100.000- Rp. 10.000.000 sebanyak 19 orang (17,76 %), penghasilan sebesar > Rp. 10.000.000 sebanyak 1 orang (0,93 %), dan penghasilan sebesar < Rp. 1.000.000 sebanyak 0 orang (0 %).

6. Tempat Responden Menyalurkan Zakat

Muzaki yang terpilih sebagai responden dengan kategori tempat dimana menyalurkan zakat selama ini. Berikut ini responden berdasarkan kategori tempat dimana menyalurkan zakat selama ini.

Tabel 4.7

Kategori Responden Berdasarkan Tempat Menyalurkan Zakat Tempat Menyalurkan Zakat Jumlah Persentase (%)

Masjid 0 0 %

Badan Amil Zakat 46 42,99 %

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 2.1.
Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan TDT sebagai sumber protein hewani memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kualitas makanan dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian kembali melalui kepuasan pelanggan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rinaldi (2017), ia mengungkapkan kualitas pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

Penysunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Di Swalayan Rajawali Pare Kediri” ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

Morfologi tanah dapat diartikan sebagai susunan dan sifat-sifat horison yang ditunjukkan oleh warna, tekstur, struktur, konsistensi, dan porositas pada setiap horison

real time. Dalam melakukan kolaborasi online suatu kelompok bekerja menuju tujuan bersama, dimana setiap angota melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik,

Peranan GCG sangat penting dalam kegiatan perbankan karena akan sangat mempengaruhi kepercayaan banyak pihak, tidak hanya investor, tetapi juga pihak-pihak lain yang

Penelitian ini bertujuan menguji kualitas papan partikel dari ampas batang sagu dengan nilai kerapatan dan perekat alami asam sitrat yang berbeda yang meliputi