• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MS. EXCEL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MS. EXCEL."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA MELALUI

MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MS. EXCEL DI KELAS XI SMA ASY-SYAFI’IYAH

INTERNASIONAL MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

SITI MAYSARAH

NIM : 8136172077

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

SITI MAYSARAH. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa Melalui Model Project Based Learning Berbantuan Ms.Excel. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Kata Kunci: Model Project Based Learning, Ms.Excel, Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemampuan Kreativitas Matematik

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. (2) Apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. (3) Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa. (4) Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematik siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa. (5) Bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa terkait dengan permasalahan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan kreativitas matematik pada pembelajaran yang menggunakan model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan pembelajaran biasa.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan. Kemudian dipilihlah kelas XI-IA A sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IA B sebagai kelas kontrol dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan komunikasi matematik dan tes kemampuan kreativitas matematik. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan persentase pencapaian skor siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan Pembelajaran Biasa. Analisis inferensial data dilakukan dengan ANAVA 2 Jalur.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. (2) Peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa. (4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa. (5) Proses penyelesaian jawaban yang dibuat oleh siswa ketika menjawab permasalahan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan kreativitas matematik lebih baik daripada siswa yang menggunakan Pembelajaran Biasa.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan: Model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan kreativitas matematik siswa.

(7)

ABSTRACT

SITI MAYSARAH. The Increasing of Students’ Mathematics Communication and Mathematics Creativity Ability Through Project Based Learning Model Assisted by Ms.Excel. Thesis. Medan: Postgraduate of Study Mathematics Education Program, State University of Medan. 2015.

Keywords : Project Based Learning, Ms.Excel, Mathematics Communication and Mathematics Creativity Ability.

The purpose of this research is to analyze: (1) Is the increase in mathematics communication ability using Project Based Learning model assisted by Ms.Excel higher than mathematics communication skills of students who received regular learning. (2) Is the increase mathematics creativity of the students who obtain a Project Based Learning model assisted by Ms.Excel higher than the ability of mathematics creativity of students who received regular learning. (3) Is there an interaction between students’ mathematics ability (high, medium, low) and model of learning to increase students’ mathematics communication ability. (4) Is there an interaction between students’ mathematics ability (high, medium, low) and model of learning to increase students’ mathematics creativity ability. (5) How is the students’ answering process in solving the problem of mathematics communication and mathematics creativity ability in learning using Project Based Learning model assisted by Ms.Excel and regular learning.

This type of research is a quasi experimental research. The population of this research is all high school students Asy-Syafi’iyah Internasional Medan. Then XI IA-A is chosen as the experimental class and class XI-IIA-A B is as a control class by using purposive sampling technique. Experimental class was treated by using a Project Based Learning model assisted by Ms.Excel and control class was treated by using regular learning. The instrument used consisted of: a test of mathematics communication and mathematics creativity ability. The data in this study were analyzed using descriptive statistical and inferential analysis. Descriptive analysis is intended to describe the percentage of achievement scores of students in learning by using a Project Based Learning model assisted by Ms.Excel and regular Learning. Inferential analysis of data is performed by Two Ways ANOVA.

Based on those analyses, the researcher acquires the result. That are: (1) The increasing of students’ mathematics communication ability using Project Based Learning model assisted by Ms.Excel is higher than regular learning. (2) The increasing of students’ mathematics creativity ability using Project Based Learning model assisted by Ms.Excel is higher than regular learning. (3) There is no interaction between mathematical prerequisite ability and model of learning on mathematics communication ability. (4) There is no interaction between mathematical prerequisite ability and model of learning on mathematics communication ability. (4) There is no interaction between mathematical prerequisite ability and model of learning on mathematics creativity ability. (5) Students’ answering process that taught by Project Based Learning model assisted Ms.Excel is better than students’ answering process that taught by regular learning.

Based on results of this research suggested that Project Based Learning model assisted by Ms.Excel could increase students’ mathematics communication and mathematics creativity ability.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa Melalui Model Project Based Learning Berbantuan Ms.Excel di Kelas XI SMA Asy-Syafi’iyah

Internasional Medan”. Shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW semoga kita

mendapatkan syafa’at beliau dihari akhir kelak.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tesis ini. Secara khusus dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ayahanda dan ibunda yakni Bapak Buchori dan Ibu Nurmala yang senantiasa mendo’akan demi kesuksesan penulis di masa depan serta memberikan dukungan yang begitu besar kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Kakak tercinta Siti Munawaroh, abanganda Sukatno dan Zuhdi Al Faisal Nasution, AMd yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bantuan moril bagi penyelesaian tesis ini. Kiranya selalu dalam lindungan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.

Di samping itu, berkat adanya bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak juga turut membantu penulis dalam mengatasi hambatan yang ada. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta bersedia meluangkan waktu sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat bagi beliau berdua.

2. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Dr. KMS Muhammad Amin Fauzi, M.Pd dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyempurnaan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat bagi beliau bertiga.

3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dr.Dapot Tua Manullang, M.Si selaku staf Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan

(9)

kesempatan serta bantuan administrasi kepada penulis selama pendidikan di Program Pascasarjana UNIMED.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku Direktur, Asisten Direktur I, dan Asisten Direktur II beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Kepala SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan Bapak Maramuda, S.Pd beserta staf tata usaha, guru-guru dan seluruh siswa-siswi SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan yang telah menerima penulis dengan baik dan memberikan bantuan yang diperlukan penulis selama pelaksanaan penelitian. Ucapan terimakasih kepada Bapak Muhammad Rasyidi, S.Pd yang telah membimbing dan bersedia menjadi narasumber sekaligus observer pada penelitian ini. Serta ucapan terimakasih kepada seluruh siswa-siswi kelas XI-IA A dan XI-XI-IA B SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan yang telah menjadi sampel dalam penelitin ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat kesehatan dan perlindungan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

6. Semua pihak serta rekan-rekan satu angkatan dari Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis sadar tanpa bantuan mereka semua, penulis tidak akan mampu menyusun tesis ini. Kemampuan yang penulis miliki pada dasarnya merupakan kritikan dan masukan yang selama ini penulis terima. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa dalam penulisan tesis ini. Untuk itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat memberi sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.

Medan, April 2015 Penulis

SITI MAYSARAH NIM. 8136172077

(10)

v 2.1.1.3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik 28 2.1.1.4 Teori Belajar yang Mendasari Komunikasi Matematik 29 2.1.2 Kreativitas Matematik 30 2.1.2.1 Pengertian Kreativitas Matematik 30 2.1.2.2 Indikator Kemampuan Kreativitas Matematik 33 2.1.2.3 Teori Belajar yang Mendasari Pengembangan Kreativitas 35 2.1.3 Model Project Based Learning 36 2.1.3.1 Pengertian Model Project Based Learning 36 2.1.3.2 Karakteristik Project Based Learning 38 2.1.3.3 Prinsip-Prinsip Project Based Learning 38 2.1.3.4 Keuntungan Project Based Learning 40 2.1.5.3 Aplikasi Ms.Excel dalam Statistika Deskriptif 51 2.1.6 Peran Ms.Excel Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik

(11)

vi

2.1.7 Pembelajaran Biasa 60 2.1.8 Kemampuan Awal Matematika (KAM) 61 2.1.9 Penelitian Relevan 62

2.2 Kerangka Konseptual 65

2.2.1 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa yang Memperoleh Model Project-Based Learning Berbantuan Ms. Excel Lebih Tinggi Daripada Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa yang Memperoleh Pembelajaran

Biasa 65

2.2.2 Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematik antara Siswa yang Mem- peroleh Model Project-Based Learning Berbantuan Ms. Excel Lebih Tinggi Daripada Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa yang Diajar dengan

Menggunakan Pembelajaran Biasa 68 2.2.3 Terdapat Interaksi Antara Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematik

Siswa Terhdap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa 70 2.2.4 Terdapat Interaksi Antara Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematik

Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa 71 2.2.5 Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Terkait dengan Permasalahan Kemampuan

Komunikasi Matematik dan Kemampuan Kreativitas Matematik pada Maisng-

(12)

vii

3.12 Uji Prasyarat Analisis 101 3.13 Uji Hipotesis Penelitian 103

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 106

4.1 Hasil Penelitian 106

4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika (KAM) 107 4.1.2 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa 111 4.1.3 Deskripsi Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa 116

4.1.4 Uji Hipotesis 121

4.1.5 Rangkuman Hipotesis 130 4.1.6 Analisis Proses Penyelesaian Masalah Kemampuan Komunikasi

Matematik siswa 131

4.1.7 Analisis Proses Penyelesaian Masalah Kemampuan Kreativitas

Matematik siswa 153

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 176 4.2.1 Faktor Pembelajaran 177 4.2.2 Kemampuan Komunikasi Matematik 180 4.2.3 Kemampuan Kreativitas Matematik 183 4.2.4 Interaksi Antara Faktor Pembelajaran (Model Project Based Learning

Berbantuan Ms.Excel) dan Faktor Kemampuan Awal Matematika Siswa (Tinggi, Sedang, Rendah) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dan Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa 186 4.2.5 Keterbatasan Penelitian 191

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 194

5.1 Simpulan 194

5.2 Implikasi 196

5.3 Saran 198

DAFTAR PUSTAKA 201

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Nilai Ulangan Matematik Siswa 5 Tabel 1.2 Nilai Rapor Matematika pada MID Semester Ganjil T.A. 2014 –

2015 13

Tabel 2.2 Prosedur/Desain Pembelajaran Berbasis Proyek 43 Tabel 2.4 Operator Aritmatika 51 Tabel 3.1 Data Jumlah Sampel Penelitian Siswa/i SMA Asy-Syafi’iyah

Internasional Medan Tahun Ajaran 2014-2015 77 Tabel 3.2 Desain Penelitian 77 Tabel 3.3 Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Terikat,

dan Kontrol 78

Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokkan Kemampuan Siswa Berdasarkan KAM 81 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik 82 Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematik 83 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Kreativitas Matematik 84 Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Kemampuan Kreativitas Matematik 85 Tabel 3.9 Kriteria Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi

Matematik 86

Tabel 3.10 Kriteria Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas

Matematik 87

Tabel 3.11 Kriteria Proses Penyelesaian Jawaban Kelas Eksperimen Lebih

Baik daripada Kelas Kontrol 88 Tabel 3.12 Kategori Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik dan

Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa 89 Tabel 3.13 Hasil Validasi Ahli Terhadap Butir Soal Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa 90

Tabel 3.14 Hasil Validasi Ahli Terhadap Butir Soal Kemampuan Kreativitas

Matematik Siswa 90

Tabel 3.15 Hasil Validasi Uji Coba Pre test dan Post Test Kemampuan

Komunikasi Matematik 92 Tabel 3.16 Hasil Validasi Uji Coba Pre Test dan Post Test Kemampuan

Kreativitas Matematik 92 Tabel 3.17 Hasil Tes Reliabilitas Instrumen Pre Test dan Post Test 93 Tabel 3.18 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Pre Test dan Post Test

Kemampuan Komunikasi Matematik 94 Tabel 3.19 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Pre Test dan Post Test

Kemampuan Kreativitas Matematik 95 Tabel 3.20 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Pre Test dan Post Test

(14)

Tabel 3.21 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Pre Test dan Post Test

Kemampuan Kreativitas Matematik 96 Tabel 3.22 Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis, dan Jenis Uji Statistik yang

Digunakan dalam Analisis Data Kuantitatif 99 Tabel 3.23 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi 102 Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Matematika Siswa Tiap Kelas Sampel

Berdasarkan Nilai Tes Kemampuan Awal Matematika 107 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa 108 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa 109 Tabel 4.4 Hasil Uji-t Data Kemampuan Awal Matematika Siswa Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol 110 Tabel 4.5 Sebaran Sampel Penelitian 111 Tabel 4.6 Data Hasil Pre test dan Post test Kemampuan Komunikasi

Matematik 112

Tabel 4.7 Data Hasil Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik 114 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematik 115

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematik 115

Tabel 4.10 Data Hasil Pre test dan Post test Kemampuan Kreativitas

Matematik 117

Tabel 4.11 Data Hasil Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematik 118 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Kreativitas

Matematik 120

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Peningkatan Kemampuan Kreativitas

Matematik 120

Tabel 4.14 Hasil Uji ANAVA terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Berdasarkan Pembelajaran 122 Tabel 4.15 Hasil Uji ANAVA terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas

Matematik Siswa Berdasarkan Pembelajaran 123 Tabel 4.16 Hasil Uji Interaksi antara Pembelajaran dan KAM Terhadap

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Menggunakan ANAVA 2 Jalur 124 Tabel 4.17 Hasil Uji Interaksi antara Pembelajaran dan KAM Terhadap

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Menggunakan ANAVA 2 Jalur 127 Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan

Komunikasi Matematik dan Kreativitas Matematik Siswa pada

Taraf Signifikan 5% 130 Tabel 4.19 Rata-rata Peningkatan (N-Gain) Setiap Indikator Kemampuan

(15)

Tabel 4.20 Deskripsi Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Terhadap Masalah Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Eksperimen Lebih Baik daripada Kelas Kontrol 151 Tabel 4.21 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa 151 Tabel 4.22 Rata-rata Peningkatan (N-Gain) Setiap Indikator Kemampuan

Kreativitas Matematik Siswa Ditinjau dari Model Pembelajaran 153 Tabel 4.23 Deskripsi Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Terhadap Masalah

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Terhadap Permasalahan Komunikasi

Matematik 7

Gambar 1.2 Pengambilan Telur Ayam 9 Gambar 1.3 Pola Jawaban Siswa Terhadap Permasalahan Kreativitas

Matematik 10

Gambar 2.1 Prinsip Pembelajaran dan Prosedur Mendesain Model Pembelajaran

Berbasis Proyek 45 Gambar 2.12 Langkah-Langkah Mencari Nilai Varians dan Standar Deviasi 57 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 100 Gambar 4.1 Diagram Rerata Pre test dan Post test Kemampuan Komunikasi 112 Gambar 4.2 Diagram Rerata N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematik 114 Gambar 4.3 Diagram Rerata Pre test dan Post test Kemampuan Kreativitas 117 Gambar 4.4 Diagram Rerata N-Gain Kemampuan Kreativitas Matematik 119 Gambar 4.5 Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM terhadap

peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa 125 Gambar 4.6 Grafik Interaksi Antara Pembelajaran dan KAM Terhadap Skor Pre

Test dan Post Test Kemampuan Komunikasi Matematik Kedua

Kelompok (Eksperimen dan Kontrol) 126 Gambar 4.7 Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM terhadap

peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa 128 Gambar 4.8 Grafik Interaksi Antara Pembelajaran dan KAM Terhadap Skor Pre

Test dan Post Test Kemampuan Kreativitas Matematik Kedua

Kelompok (Eksperimen dan Kontrol) 129 Gambar 4.9 Rata-rata Peningkatan (N-Gain) Kemampuan Komunikasi Matematik

Ditinjau dari Setiap Indikator 132 Gambar 4.10 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Tinggi 134 Gambar 4.11 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Sedang 135 Gambar 4.12 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Rendah 136 Gambar 4.13 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 2 Siswa Kelompok Tinggi 138 Gambar 4.14 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 2 Siswa Kelompok Sedang 139 Gambar 4.15 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

(17)

Gambar 4.16 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik Butir Soal 3 Siswa Kelompok Tinggi 142 Gambar 4.17 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 3 Siswa Kelompok Sedang 143 Gambar 4.18 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 3 Siswa Kelompok Rendah 144 Gambar 4.19 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Tinggi 146 Gambar 4.20 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Sedang 147 Gambar 4.21 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Rendah 148 Gambar 4.22 Persentase Kategori Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematik 152 Gambar 4.23 Rata-rata Peningkatan (N-Gain) Kemampuan Kreativitas Matematik

Ditinjau dari Setiap Indikator 154 Gambar 4.24 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Tinggi 156 Gambar 4.25 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Sedang 157 Gambar 4.26 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 1 Siswa Kelompok Rendah 158 Gambar 4.27 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 2 Siswa Kelompok Tinggi 161 Gambar 4.28 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 2 Siswa Kelompok Sedang 161 Gambar 4.29 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 2 Siswa Kelompok Rendah 162 Gambar 4.30 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 3 Siswa Kelompok Tinggi 165 Gambar 4.31 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 3 Siswa Kelompok Sedang 166 Gambar 4.32 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 3 Siswa Kelompok Rendah 166 Gambar 4.33 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Tinggi 169 Gambar 4.34 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Sedang 170 Gambar 4.35 Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Kreativitas Matematik

Butir Soal 4 Siswa Kelompok Rendah 171 Gambar 4.36 Persentase Kategori Skor Kemampuan Kreativitas Matematik

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN)

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 3. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Kelas Eksperimen

LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)

1. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik 2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematik 3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Kreativitas Matematik 4. Tes Kemampuan Kreativitas Matematik

LAMPIRAN C (HASIL VALIDASI)

1. Hasil validasi ahli perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian 2. Hasil validasi uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

a. Uji Validitas

b. Uji Reliabilitas

c. Uji Daya Pembeda Soal d. Uji Indeks Kesukaran Soal

LAMPIRAN D (HASIL PENELITIAN)

1. Observasi Awal

2. Kemampuan Awal Matematika 3. Kemampuan Komunikasi Matematik 4. Kemampuan Kreativitas Matematik

LAMPIRAN E (PERLENGKAPAN PENELITIAN)

1. Data Siswa Kelas Eksperimen 2. Data Siswa Kelas Kontrol 3. Data Siswa Kelas Uji Coba Validasi 4. Lembar Observasi Aktivitas Guru 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 6. Pedoman Wawancara Peneliti dengan Siswa

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis, dan

terarah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, sehingga

peserta didik memiliki kekuatan dalam spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Depag, 2003: 1). Berbagai

upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka menyiapkan generasi bangsa

yang bermutu, salah satunya dengan penyempurnaan kurikulum di Indonesia.

Kurikulum, pendekatan, metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai,

fasilitas yang memadai serta sumber daya manusia yang kreatif adalah aspek yang

sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan yang direncanakan, termasuk dalam

pembelajaran matematika.

Peran ilmu matematika sangat besar dalam kehidupan manusia karena

dengan belajar matematika sejumlah kemampuan dan keterampilan dapat berguna

tidak hanya ketika proses pembelajaran berlangsung, namun dapat juga

diaplikasikan dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. Peran ilmu

matematika menuntut siswa sebagai generasi penerus suatu bangsa harus mampu

menguasai konsep matematika dan mengaplikasikannya dalam memecahkan

masalah kehidupan nyata dengan menggunakan matematika sebagai suatu

pendekatan hidup dan cara berpikir.

(20)

2

Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak pelajaran yang

diberikan sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Tujuan pembelajaran

matematika menurut Depdiknas (2007: 4), yaitu:

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tetap dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan penyelesaian matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan pemahaman masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menemukan solusi, (4) mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran matematika di tingkat satuan pendidikan harus dapat

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sedang berlangsung (Depdiknas, 2007: 1). Sehingga kurikulum mata pelajaran

matematika harus dirancang tidak hanya untuk siswa melanjutkan ke pendidikan

tinggi tetapi juga untuk memasuki dunia pasar kerja. Untuk mengantisipasi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, model

pembelajaran matematika di kelas perlu direformasi. Tugas dan peran guru bukan

lagi sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong

siswa untuk belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti: pemecahan masalah, penalaran,

dan berkomunikasi (doing math), sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan

(21)

3

Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran

matematika. Hal ini didukung oleh pendapat dari Ministry of Education Ontario

(2005: 17) yang mengatakan bahwa: “Communication is an essential process in

learning mathematics”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pentingnya komunikasi dalam sebuah proses pembelajaran matematika

dikarenakan dengan berkomunikasi, maka siswa akan dapat memperjelas dan

memperluas ide dan pemahaman mereka tentang matematika. Karena dengan

berkomunikasi seorang siswa dapat bertukar pendapat, mengekspresikan ide-ide

mereka baik kepada guru maupun siswa lainnya. Komunikasi adalah salah satu

dari lima standar proses yang ditawarkan oleh NCTM. Kelima standar proses itu

adalah problem solving, reasoning and proof, communication, connections, and

representation (NCTM, 2000: 4).

Berbagai pandangan di atas, memberitahukan bahwa kemampuan

komunikasi matematik perlu ditumbuhkembangkan oleh praktisi dan pengguna

matematika selama proses belajar mengajar berlangsung. Sebagaimana dinyatakan

oleh Ahmad & Jazuli (2009: 207) sebagai berikut: “the mathematical

communication is the basic ability must be processed by mathematics practitioners and user during teaching-learning process and assessing

mathematics”. Dengan demikian, komunikasi matematik baik sebagai aktivitas sosial (talking) maupun sebagai alat bantu berpikir (writing) adalah kemampuan

yang mendapat rekomendasi para pakar agar terus ditumbuhkembangkan di

kalangan siswa. Karena dari kemampuan komunikasi matematika, seorang siswa

dapat mengeluarkan ide mereka melalui lisan maupun tulisan. Proses komunikasi

(22)

4

membangun pengetahuan matematikanya. Mengingat begitu penting kemampuan

komunikasi dalam matematika, maka pembelajaran matematika perlu dirancang

dengan baik sehingga memungkinkan dapat menstimulasi siswa dalam

mengembangkan kemampuan komunikasinya baik secara lisan maupun tulisan.

Selain pentingnya menerapkan kemampuan komunikasi matematik siswa,

guru juga harus mampu menstimulasi siswa dalam mengembangkan kemampuan

kreativitas matematik siswa. Kreativitas penting dalam mengembangkan semua

bakat dan keterampilan individu agar dapat mengembangkan potensi hidupnya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Mann (2006: 240) sebagai berikut:

Mathematical creativity in addition to computational fluency is essential for children to have a productive and enjoyable journey while developing a deep conceptual understanding of mathematics. For the development of the mathematical talent, creativity is essential.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas

matematika sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman

konseptual matematika yang mendalam dan untuk mengembangkan bakat

matematika siswa. Individu yang kreatif memiliki beberapa karakteristik yang

berbeda dari individu biasa. Individu kreatif memandang masalah sebagai

tantangan yang harus dihadapi, bukan dihindari. Individu kreatif juga memandang

masalah dari berbagai perspektif yang memungkinkannya memperoleh berbagai

alternatif solusi.

Kreativitas merupakan keterampilan kognitif yang mengusulkan berbagai

solusi untuk memecahkan masalah dari yang tidak diketahui biasanya

(Aizikovitsh & Udi, 2014: 229). Dengan demikian, kreativitas memegang peranan

(23)

5

di dalam masyarakat. Penemuan terbaru tidak terlepas akan adanya kreativitas

individu. Kreativitas merupakan suatu perwujudan dari dalam diri individu, suatu

karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang yang menimbulkan kepuasan

tersendiri dalam diri pribadi.

Mengingat begitu pentingnya kemampuan komunikasi matematik dan

kreativitas matematik siswa, maka sudah seharusnya seorang guru berusaha keras

melatih siswa agar kemampuan yang termasuk dalam higher order thinking

(berpikir tingkat tinggi) tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan

harapan yang diinginkan.

Namun, pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekali

dijumpai fakta yang menyebutkan bahwa kemampuan komunikasi matematik dan

kemampuan kreativitas matematik siswa di SMA Asy-Syafi’iyah Internasional

Medan masih tergolong dalam kategori kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat

dari jawaban siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan kepada 40

siswa SMA Kelas XII-IA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan.

Berikut ini merupakan permasalahan yang diberikan peneliti untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa di SMA Asy-Syafi’iyah

Internasional Medan.

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Matematika Siswa

Nilai Frekuensi Nilai ulangan Matematika seluruh

siswa kelas XI di SMA “X” ditampilkan dalam tabel di samping. Jika diketahui modus data 83, maka berapakah nilai

(24)

6

Dari jawaban 40 siswa, terdapat 10 siswa (25%) yang memiliki

kemampuan komunikasi matematik dengan kategori tinggi karena sudah mampu

menghubungkan tabel ke dalam ide matematika dan mampu mengungkapkan ide

tersebut ke dalam simbol matematika maupun persamaan aljabar serta mampu

menjelaskan prosedur penyelesaian terhadap permasalahan tersebut dengan benar.

Selain itu, terdapat 13 siswa (32,5%) yang memiliki kemampuan komunikasi

matematik dengan kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mampu

menghubungkan tabel ke dalam ide matematika dan mampu mengungkapkan ide

tersebut ke dalam simbol matematika maupun persamaan aljabar serta mampu

memberikan argumen terhadap penyelesaian permasalahan tersebut walaupun

jawaban masih salah. Sementara itu, terdapat 17 siswa (42,5%) yang memiliki

kemampuan komunikasi matematik dengan kategori rendah. Hal tersebut

dikarenakan siswa belum mampu menghubungkan tabel ke dalam ide matematika

dan belum mampu mengungkapkan ide tersebut ke dalam simbol matematika

maupun persamaan aljabar yang benar. Sebagian besar siswa tidak memberikan

argumen terhadap penyelesaian permasalahan tersebut. Langkah penyelesaian

jawaban siswa masih kurang lengkap dan jawaban masih salah.

Berikut ini akan ditampilkan solusi jawaban seorang siswa terhadap

permasalahan di atas yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik

(25)

7

Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Terhadap Permasalahan Komunikasi Matematik

Berdasarkan pola jawaban siswa di atas, dengan memperhatikan empat

indikator kemampuan komunikasi matematik yang diungkapkan oleh NCTM

(dalam Ahmad & Jazuli, 2009: 208) sebagai berikut:

(1) mentranslasi suatu tabel atau gambar ke dalam ide-ide matematika; (2) membuat ide-ide matematika secara lisan maupun tulisan menggunakan benda-benda konkrit, grafik, maupun persamaan aljabar; (3) mampu menulis informasi dari suatu tabel maupun gambar ke dalam simbol maupun istilah matematika. (4) menanggapi masalah dengan menggunakan argumen atau menjelaskan prosedur penyelesaian terhadap masalah.

Berpijak dari keempat indikator kemampuan komunikasi matematik di

atas, terbukti bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa SMA

Asy-Syafi’iyah Internasional Medan pada materi statistika masih rendah. Hal tersebut

dapat diperhatikan dari lemahnya berbagai aspek komunikasi, yaitu:

Kelemahan siswa belum mampu mentranslasi suatu tabel ke dalam ide-ide

matematika. Siswa belum mampu memahami tabel. Padahal, di dalam soal jelas

terlihat bahwa frekuensi yang terbanyak pada tabel adalah 36 yang terletak pada Siswa belum mampu

menafsirkan tabel ke dalam ide matematika

Siswa salah dalam menggunakan simbol matematik

Siswa belum mampu menuliskan ide matematika ke dalam persamaan aljabar yang benar

(26)

8

kelas 81-85 dengan panjang interval kelas 5. Siswa tidak memahami bahwa yang

diketahui dalam soal adalah nilai modus atau nilai yang sering muncul, bukan

nilai tengah (median).

Kelemahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan di atas belum

mampu membuat ide matematika secara tertulis, menggunakan persamaan aljabar

dengan benar. Pola jawaban siswa masih kurang terstruktur. Hal ini dapat dilihat

dari persamaan aljabar yang digunakan siswa yang tidak sistematik.

Kelemahan siswa dalam menggunakan kemampuan untuk membaca,

menulis ide-ide matematika ke dalam simbol juga masih lemah. Bicer, dkk (2013:

60) mengatakan bahwa: “The writing process may encourage students to solve

difficult problems because writing makes difficult problems more concrete rather than an abstract or imaginary thing.” Dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan menulis (writing) seorang siswa dapat menyalurkan berbagai macam

ide yang mungkin belum dapat diungkapkan secara lisan. Namun, pada

kenyataannya siswa belum mampu membaca dan menganalisis secara cermat

tentang persoalan yang dimaksud dengan menggunakan simbol – simbol maupun

bahasa mereka sendiri. Siswa belum mampu membangun pengetahuan dalam

pikiran mereka berdasarkan apa yang telah mereka ketahui serta belum mampu

menggunakan strategi untuk memahami teks bacaan dan mengorganisasikannya

dalam bentuk tulisan maupun kata-kata.

Kelemahan siswa dalam menjelaskan prosedur penyelesaian. Dari pola

jawaban tersebut, siswa belum menjelaskan prosedur penyelesaian dengan benar.

Di sini terlihat bahwa siswa tidak membuat langkah-langkah prosedur

(27)

9

Dari uraian kelemahan siswa pada setiap indikator kemampuan

komunikasi, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMA

Asy-Syafi’iyah Internasional Medan memiliki kemampuan komunikasi matematik

yang masih rendah. Berikut ini akan disajikan permalalahan yang berkaitan

dengan kemampuan kreativitas matematik siswa, yaitu:

Berikut ini adalah data hasil pengambilan telur ayam yang dilakukan oleh Pak Soleh selama 30 hari (dalam satuan butir), yaitu: 125 100 95 80 110 130 125 98 97 105 78 85 95 88 98 95 75 85 103 150 135 115 120 98 130 140 145 148 149 142 Bantulah Pak Soleh dengan membuat minimal 3 teknik tampilan penyajian data tersebut, agar menjadi data yang menarik dan informatif

Dari jawaban 40 siswa, terdapat 9 siswa (22,5%) yang memiliki

kemampuan kreativitas matematik dengan kategori tinggi karena siswa sudah

mampu menampilkan lebih dari 3 teknik penyajian data yang bervariasi dan

benar. Terdapat 13 siswa (32,5%) yang memiliki kemampuan kreativitas

matematik dengan kategori sedang karena siswa sudah mampu menampilkan 3

teknik penyajian data walaupun solusi yang ditawarkan masih bersifat umum dan

sering digunakan oleh sebagian besar orang. Sementara itu, terdapat 18 siswa

(45%) yang memiliki kemampuan kreativitas matematik dengan kategori rendah

karena siswa hanya menampilkan jawaban kurang dari 3 teknik penyajian data

yang masih kurang lengkap dan salah. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

lampiran D.1. Berikut ini akan ditampilkan solusi jawaban seorang siswa terhadap

permasalahan di atas yang berkaitan dengan kemampuan kreativitas matematik,

yaitu:

(28)

10

Dari pola jawaban siswa di atas, dengan memperhatikan beberapa

indikator kemampuan kreativitas matematik, yaitu: kelancaran (fluency),

keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan kejelasan (elaborasi). Dapat

disimpulkan bahwa kemampuan kreativitas matematik siswa di SMA

Asy-Sayafi’iyah Internasional Medan masih dalam kategori kurang baik. Hal ini bisa

dijelaskan dengan memperhatikan berbagai indikator sebagai berikut:

Kelemahan siswa pada indikator kemampuan kreativitas yaitu kelancaran

(fluency) juga masih terlihat. Kim (2006: 5) mengatakan bahwa: “fluency is the number of relevant ideas; shows an ability to produce a number of figural

(a) (b)

Pola jawaban siswa masih monoton, dan masih menggunakan solusi umum

(c)

Panjang kelas terlalu banyak. Selain itu, jawaban siswa terkesan monoton.

(29)

11

images.” Dapat disimpulkan bahwa kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan beberapa gambar sesuai dengan ide-ide yang relevan.

Kelemahan siswa dalam aspek kelancaran (fluency) dapat diidentifikasi dari

jawaban siswa yang tidak lengkap atau cara yang dipakai tidak berhasil. Dari pola

jawaban di atas, siswa hanya menyajikan tiga teknik penyajian data dan jawaban

siswa tersebut jelas terlihat kurang sistematis dan kurang efisien.

Kelemahan siswa pada indikator kemampuan kreativitas yaitu keluwesan

(flexibility) juga dapat teridentifikasi dari pola jawaban yang diberikan siswa tidak

beragam dan juga tidak benar. Siswa belum mampu menghasilkan gagasan atau

jawaban yang bervariasi dan berbeda dengan solusi jawaban. (Awang & Ramly,

2008: 33) mengatakan bahwa: “Flexibility is the ability to consider a wide variety

of rather dissimilar approaches to a solution.” Dapat disimpulkan bahwa keluwesan (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban

dengan berbagai macam cara dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

matematik. Namun, pada kenyataannya siswa hanya mampu menyajikan tiga

teknik penyajian data dan bukan solusi jawaban yang benar. Karena untuk

permasalahan yang menggunakan data dalam jumlah yang banyak, siswa harus

terlebih dahulu membuat tabel distribusi frekuensi yang bertujuan untuk

menyederhanakan data dengan cara mengelompokkan data tersebut ke dalam

kelasnya masing-masing. Terlebih dahulu mengurutkan data dari terkecil sampai

terbesar, menentukan banyak kelas, menentukan panjang interval kelas, dan

menentukan banyaknya frekuensi. Kemudian, dapat dibuat berbagai teknik

(30)

12

Kelemahan siswa pada indikator kreativitas yakni keaslian (originality)

juga masih dapat teridentifikasi seperti cara yang dipakai siswa merupakan solusi

soal tetapi masih bersifat umum. Awang & Ramly (2008: 33) mengatakan bahwa:

Originality in the technical context is the ability to find new ways to adapt existing ideas to new conditions.” Dapat disimpulkan bahwa keaslian (originality)

adalah kemampuan untuk menemukan cara baru untuk beradaptasi dengan ide

yang telah ada. Namun, berdasarkan pola jawaban siswa tersebut, siswa hanya

mampu menyajikan data dalam bentuk diagram garis, tabel, dan diagram batang.

Lebih lanjut, teknik tersebut adalah teknik yang sering dipakai orang.

Kelemahan siswa pada indikator kemampuan kreativitas matematika yaitu

kejelasan (elaboration) juga masih terlihat. Kim (2006: 5) mengatakan bahwa:

elaboration is the number of added ideas; demonstrates the subject’s ability to

develop and elaborate on ideas.” Dapat disimpulkan bahwa kejelasan

(elaboration) adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan ide yang telah ada

atau merinci masalah menjadi lebih sederhana. Namun, kenyatannya siswa belum

mampu menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek permasalahan yakni

teknik penyajian data sehingga menjadi lebih menarik. Seharusnya siswa mampu

menambah garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap

gambarannya sendiri atau gambar orang lain. Selain itu, siswa harus menampilkan

grafik/tabel dalam bentuk yang sederhana.

Dari uraian kelemahan siswa pada setiap indikator kreativitas matematik,

maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kemampuan kreativitas matematik

(31)

13

Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap Muhammad Rasyidi, S.Pd (salah seorang guru matematika di SMA

Asy-Syafi’iyah Internasional Medan) dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab

dari kurang baiknya kemampuan komunikasi dan kreativitas matematik siswa di

sekolah tersebut adalah cara mengajar yang masih sering menggunakan

pembelajaran biasa karena sering dikejar oleh target waktu dengan banyaknya

materi yang ingin dicapai dalam setiap kompetensi pembelajaran. Selain itu,

kurangnya pemahaman guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis kurikulum

2013, seperti Project Based Learning. Berikut ini merupakan tabel nilai rapor

MID untuk mata pelajaran matematika pada semester ganjil T.A. 2014/2015.

Tabel 1.2 Nilai Rapor Matematika pada MID Semester Ganjil T.A. 2014-2015 Kelas Jumlah Siswa yang

Tuntas

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas

Jumlah Siswa XI IA – A 21 orang (63,63%) 12 orang (36,36%) 33 XI IA – B 18 orang (54,54%) 15 orang (45,45%) 33

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan khususnya kelas XI

IA masih kurang memuaskan, karena dari hasil rapor MID semester ganjil T.A.

2014-2015 masih banyak siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam belajar

matematika karena tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika, yakni 80. Dengan

kata lain, jika hasil belajar matematika siswa belum mencapai KKM, maka sudah

dipastikan bahwa kemampuan siswa dalam berkomunikasi matematik dan

kreativitas matematika juga masih kurang baik.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan salah satu model pembelajaran

yang mengajak siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik

(32)

14

Based Learning merupakan sebuah model yang mengatur pembelajaran melalui proyek-proyek tertentu (Thomas, 2000: 1).

Melalui penerapan model Project Based Learning diharapkan dapat

membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan

kreativitas matematik siswa. Alasan pemilihan model Project Based Learning

dikarenakan model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplor

dan mengolah berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata yang

berujung pada pembentukan hasil suatu karya atau produk yang nantinya akan

dipresentasikan di kelas. Jelas bahwa model Project Based Learning mempunyai

keterkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa, karena pada saat

pengerjaan proyek, siswa diperintahkan untuk berkomunikasi dengan banyak

orang, selain itu pada saat persentasi di kelas, siswa juga dituntut untuk mahir

berkomunikasi dengan teman kelompok maupun teman lainnya. Sedangkan

keterkaitan antara model Project Based Learning dengan kemampuan kreativitas

matematik siswa dapat dilihat dari hasil proyek yang berujung dari penciptaan

suatu karya atau produk. Dengan demikian, penggunaan model Project Based

Learning dianggap sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kreativitas matematik siswa.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk membuat

pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi pebelajar dewasa untuk

memasuki lapangan pekerjaan (Ngalimun, 2014: 189). Lebih lanjut Blumenfeld

(dalam Bas, 2011 : 2) mengatakan bahwa: “When teachers successfully implement Project Based Learning, students can be highly motivated, feel actively involved

(33)

15

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika guru berhasil menerapkan

pembelajaran berbasis proyek, maka siswa dapat termotivasi dan menjadi aktif

dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan pekerjaan yang kompleks dan

berkualitas tinggi. Sehingga model Project Based Learning sangat cocok

diterapkan kepada siswa untuk menyiapkan diri dalam menghadapi dunia

pekerjaan.

Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang dimulai

dari pemberian pertanyaan menantang tentang suatu fenomena, kemudian

menugaskan siswa untuk melakukan suatu aktivitas, memusatkan pada

pengumpulan dan penggunaan bukti, bukan sekedar penyampaian informasi

secara langsung dan penekanan pada hafalan agar proses pembelajaran yang

digunakan menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, ingatan siswa mengenai

suatu konsep materi akan lebih lama karena siswa terlibat langsung dalam

kegiatan yang real. Tujuannya tiada lain supaya kemampuan komunikasi dan

kreativitas matematik siswa di SMA Asy-Syafi’iyah Internasional Medan dapat

ditingkatkan.

Model Project Based Learning yang ingin diteliti dalam penelitian ini

menggunakan teknologi berbantuan Ms.Excel yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi matematik dan kreativitas matematik pada materi

statistika. Penggunaan Ms.Excel dianggap sesuai untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi matematik karena dengan menggunakan Ms.Excel siswa dapat dengan

mudah mentranslasi suatu permasalahan matematika dalam bentuk grafik/diagram

yang diinginkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Teixeria, dkk (2009: 3) sebagai

(34)

16

easily creating graphical representations.” Dari pendapat tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penggunaan Ms.Excel dianggap sesuai untuk meningkatkan

kemampuan kreativitas matematik karena dengan menggunakan Ms.Excel siswa

dapat dengan mudah memberikan banyak ide atau contoh yang beragam dalam

menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan statistika.

Ada beberapa alasan peneliti memilih menggunakan Ms.Excel dalam

penelitian ini. Pertama, dikarenakan program ini sudah ada hampir disemua

perangkat komputer dan juga memiliki aplikasi yang lebih lengkap dalam

membuat grafik dan diagram jika dibandingkan dengan software lain yang

menunjang permasalahan berkaitan dengan statistika. Kedua, berdasarkan hasil

observasi lapangan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa masih banyak

siswa yang belum mengerti akan penggunaan Ms. Excel pada materi statistika.

Karena selama ini, teknologi yang digunakan untuk menghitung pada materi

statistika adalah kalkulator.

Sedangkan alasan pemilihan materi statistika dalam penelitian ini,

dikarenakan banyaknya penggunaan ilmu statistika dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga memungkinkan untuk diterapkannya suatu model pembelajaran berbasis

proyek. Selain itu, jika dilihat dari solusi jawaban siswa terhadap kedua

permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi

matematik dan kemampuan kreativitas siswa masih rendah dalam materi

statistika. Sehingga peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut terkait

materi statistika. Lebih lanjut ahli statistika H.G. Wells yang hidup pada tahun

1800-an (dalam Suharyadi & Purwanto, 2008: 4) mengatakan bahwa: “Berpikir

(35)

17

sangat diperlukan dalam masyarakat yang efisien, seperti halnya kebutuhan

manusia untuk membaca dan menulis.”

Dalam pembelajaran matematika, materi-materi yang dipelajari tersusun

secara hierarkis dan konsep matematika yang satu dengan yang lain saling

berhubungan membentuk konsep baru yang lebih kompleks. Ini berarti bahwa

pengetahuan matematika yang dimiliki siswa sebelumnya menjadi dasar

pemahaman untuk mempelajari materi selanjutnya. Hal ini senada dengan

pendapat Gagne (dalam Ernest, 1991: 238), yang mengatakan bahwa: “at a

particular level in the hierarchy may be supported by one or more topics at the next lower level…Any individual will not be able to learn a particular topic if he

has failed to achieve any of the subordinate topics that support it.” Berdasarkan

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang

mempunyai aturan, yaitu pemahaman materi yang baru mempunyai persyaratan

penguasaan materi sebelumnya. Sebuah topik hanya dapat dibelajarkan ketika

hirarki dari prasyaratnya telah dibelajarkan. Oleh karena itu, kemampuan awal

matematika yang dimiliki siswa akan memberikan sumbangan yang besar dalam

memprediksi keberhasilan belajar siswa selanjutnya.

Kemampuan awal matematika siswa merupakan pengetahuan yang

dimiliki siswa sebelum pembelajaran berlangsung yang harus dimiliki siswa agar

dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Hal ini disebabkan materi pelajaran

yang ada disusun secara terstruktur sehingga apabila seseorang mengalami

kesulitan pada pokok bahasan awal, maka otomatis akan kesulitan dalam

(36)

18

mempunyai latar belakang kemampuan awal matematika yang baik, maka akan

dapat mengikuti pelajaran dengan lancar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menulis

penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik

dan Kemampuan Kreativitas Matematik Siswa Melalui Model Project Based

Learning Berbantuan Ms.Excel di Kelas XI SMA Asy-Syafi’iyah

Internasional Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi statistika masih

rendah.

2. Kemampuan kreativitas matematik siswa pada materi statistika masih

rendah.

3. Kemampuan awal yang dimiliki sebagian siswa untuk mempelajari

matematika tergolong masih rendah.

4. Kurangnya pemahaman siswa dalam menggunakan Ms.Excel pada materi

statistika.

5. Proses penyelesaian jawaban yang dibuat oleh siswa ketika menjawab

permasalahan berkaitan kemampuan komunikasi matematik dan

kemampuan kreativitas masih belum bervariasi dan sistematis.

6. Model Project Based Learning belum diterapkan di sekolah, pada

umumnya guru masih menggunakan pembelajaran biasa dalam

(37)

19

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan berikut ini:

1. Kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi statistika masih

rendah.

2. Kemampuan kreativitas matematik siswa pada materi statistika masih

rendah.

3. Kemampuan awal yang dimiliki sebagian siswa untuk mempelajari

matematika tergolong masih rendah.

4. Kurangnya pemahaman siswa dalam menggunakan Ms.Excel pada materi

statistika.

5. Peran model Project Based Learning untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi matematik dan kemampuan kreativitas matematik dengan

bantuan Ms.Excel pada materi statistika.

6. Proses penyelesaian jawaban yang dibuat oleh siswa ketika menjawab

permasalahan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan

kreativitas masih belum bervariasi dan sistematis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan

masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang

memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih

tinggi daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang

(38)

20

2. Apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa yang

memperoleh model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel lebih

tinggi daripada kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh

pembelajaran biasa?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal

matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi

matematik siswa?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal

matematik siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematik

siswa?

5. Bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa terkait dengan

permasalahan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan

kreativitas matematik pada pembelajaran yang menggunakan model

Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan pembelajaran biasa?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi

matematik siswa yang memperoleh model Project Based Learning

berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi

matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematik

(39)

21

Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan

kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan

komunikasi matematik siswa.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan

kemampuan awal matematik siswa terhadap peningkatan kemampuan

kreativitas matematik siswa.

5. Untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa terkait

dengan permasalahan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan

kreativitas matematik pada pembelajaran yang menggunakan model

Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan pembelajaran biasa.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini

diharapkan akan memberi hasil sebagai berikut:

1. Kepada peneliti, sebagai bahan acuan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang paling sesuai dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah dan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan.

2. Kepada guru, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

pengembangan profesi guru serta mengubah pola dan sikap guru dalam

mengajar yang semula sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator dan

mediator yang dinamis dengan menerapkan model Project Based Learning

berbantuan Ms.Excel dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi

(40)

22

3. Kepada siswa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik

dan kemampuan kreativitas matematik dalam menyelesaikan

permasalahan matematika melalui model Project Based Learning

berbantuan Ms. Excel.

1.7Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu dikemukakan defenisi

operasional, sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi matematik tertulis yang ingin dilihat dalam

penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam: (1) menuliskan situasi atau

ide-ide matematika ke dalam gambar (drawing), (2) menuliskan ide

matematika ke dalam model matematika, (3) menjelaskan secara tertulis

gambar ke dalam model matematika, dan (4) menjelaskan prosedur

penyelesaian masalah. Kemampuan komunikasi matematik dalam

penelitian ini dibatasi pada materi statistika.

2. Kemampuan kreativitas matematik yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan berpikir kreatif siswa yang diukur berdasarkan empat

indikator, yaitu: (1) Fluency yaitu lancar dalam memberikan banyak ide

dan contoh untuk menyelesaikan suatu masalah. (2) Flexibility yaitu

memunculkan ide baru/ menyelesaikan masalah yang sama dengan cara

lain. (3) Originality yaitu menghasilkan ide yang luar biasa untuk

menyelesaikan suatu masalah dengan caranya sendiri. (4) Elaboration

(41)

23

menjadi lebih sederhana. Kemampuan kreativitas matematik dalam

penelitian ini dibatasi pada materi statistika.

3. Kemampuan awal matematika adalah pengetahuan yang dimiliki siswa

sebelum pembelajaran berlangsung. Kemampuan awal matematika siswa

dikelompokkan pada tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

4. Model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek. Ada 6 langkah yang digunakan

dalam penerapan model Project Based Learning, yaitu: (1) keautentikan,

(2) ketaatan terhadap nilai akademik, (3) belajar pada dunia nyata, (4) aktif

meneliti, (5) hubungan dengan ahli, dan (6) penilaian.

5. Ms.Excel merupakan aplikasi komputer yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan secara cepat dan akurat. Selain itu, Ms.Excel

berguna untuk mengatur, menganalisa data dan mempersentasikannya ke

dalam bentuk grafik/diagram. Penggunaan Ms.Excel dalam penelitian ini

hanya dibatasi pada materi statistika.

6. Pembelajaran biasa adalah pembelajaran yang lazim digunakan oleh guru

matematika secara umum di sekolah tanpa bantuan Ms.Excel.

7. Proses penyelesaian jawaban adalah cara atau prosedur yang digunakan

siswa untuk menjawab permasalahan kemampuan komunikasi matematik

dan permasalahan kemampuan kreativitas matematik ditinjau dari

indikator masing-masing baik siswa yang diajarkan dengan menggunakan

model Project Based Learning berbantuan Ms.Excel maupun siswa yang

(42)

194

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa simpulan yang berkaitan

dengan faktor pembelajaran, kemampuan awal matematika, kemampuan

komunikasi matematik dan kemampuan kreativitas matematik siswa. Simpulan

tersebut sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning

berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi

matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Pada kelas

eksperimen, peningkatan kemampuan komunikasi matematik terbesar terletak

pada indikator menggambar, yaitu 0,83 (indeks gain tinggi). Sedangkan pada

kelas kontrol, peningkatan kemampuan komunikasi matematik terbesar

terletak pada indikator membuat model matematika, yaitu 0,62 (indeks gain

sedang).

2. Peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning

berbantuan Ms.Excel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi

matematik siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Pada kelas

eksperimen, peningkatan kemampuan kreativitas matematik terbesar terletak

pada indikator elaboration, yaitu 0,81 (indeks gain tinggi). Sedangkan pada

(43)

195

kelas kontrol, peningkatan kemampuan kreativitas matematik terbesar terletak

pada indikator flexibility, yaitu 0,77 (indeks gain tinggi).

3. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal

matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematik

siswa. Hal ini juga diartikan bahwa interaksi antara pembelajaran (model

Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan Pembelajaran Biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) tidak

memberikan pengaruh secara bersama-sama yang signifikan terhadap

peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa. Perbedaan

peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa disebabkan oleh

perbedaan pembelajaran yang digunakan bukan karena kemampuan awal

matematika siswa.

4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal

matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematik

siswa. Hal ini juga diartikan bahwa interaksi antara pembelajaran (model

Project Based Learning berbantuan Ms.Excel dan Pembelajaran Biasa) dan

kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) tidak

memberikan pengaruh secara bersama-sama yang signifikan terhadap

peningkatan kemampuan kreativitas matematik siswa. Perbedaan peningkatan

kemampuan kreativitas matematik siswa disebabkan oleh perbedaan

pembelajaran yang digunakan bukan karena kemampuan awal matematika

siswa.

5. Proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah

Gambar

Tabel 4.20
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Matematika Siswa
Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Terhadap Permasalahan Komunikasi  Matematik
Gambar 1.2 Pengambilan Telur Ayam
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kedua , akibat hukum yang lahir setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi No.93/PUU-X/2012 adalah pilihan forum penyelesaian sengketa secara non-litigasi tidak lagi terbatas

4.1 Menurut saya SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) telah bekerja dengan baik untuk melindungi pekerja yang ada di Yayasan Pendidikan Al-Azhar di Medan. Variabel Y

dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa kelas. XI IPA I SMA Negri

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh dukungan sosial keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional)

[r]

Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan pemberian reinforcement positif dan negatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan gerak peserta

2012 majoriti usia penderita melebihi 40 tahun, proporsi terbanyak ditemukan pada laki-laki berbanding perempuan, jumlah penderita yang merokok yang tinggi

mengenai Nilai-nilai Budaya, Estetika, dan Pendidikan serta Bentuk Respons Masyarakat Setempat terhadap Nilai-nilai Ketradisian dalam Kehidupan Sosial di Kecamatan