• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peubah konsumsi pangan dan sosial ekonomi rumah tangga untuk menentukan determian dan indikator kelaparan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis peubah konsumsi pangan dan sosial ekonomi rumah tangga untuk menentukan determian dan indikator kelaparan"

Copied!
340
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)

ANALISIS PEUBAH KONSUMSI PANGAN DAN

SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA UNTUK

MENENTUKAN DETERMINAN DAN

INDIKATOR

KELAPARAN

Oleh

IKEU TANZIHA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANlAN

BOGOR

BOGOR

(177)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER

INFORMAS1

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudd "Analisis Peubah Konsumsi P m p dan Sosial Ekonomi Rumahtangga Untuk Menentukan Determinan dan Indikator K e l a p m " merupakan hasil karya saya sendiri, dengan arahan dari Komisi Pembimbing, clan belum diajukan ddam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber Infomasi yang berasal atau dikmp dari kmya yang dii&itkan maupun ti& diterbitkan dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks, dm dicantumkm ddam daftar pustaka dibagian akhir Disertasi hi.

Bogor, Mei 2005

(178)

ABSTRACT

TKEU

TANZIHA. AnaIysis of Food Consumption and Socioeconomic Variables

to Determine Hunger Determinants and Indicators. Supervised by HIDAYAT

SYARIEF, CLARA

M

KUSHARTO, HARDINSYAH and DADANG

SUKANDAR

The objective of the study was to analyse indicators and determinants of

hunger. The study design was a crosectional study. Research conducted in four

a r m (Bogor Municipality, and Garut, Karawang, and Pandeglang Districts) in July-October 2003. A systematic stratified random sampling were applied to

select 400 households consist of 135 1 individuals. The data collected include socio economic and demographic data, percepon on hunger, food expenditure and faad intake. An Individual energy adequacy level was calculated by

comparing actual intake to RDA (Recommedd Dietary Allowances). Tndividd hunger was determined based on quantitative and qualitative measures.

Quantitatively, a person was categorized as hunger if energy adequacy level <

70% along with body weight loss. Qualitatively, a person is categorized as hunger, if hidher daily meal portion andor meal frequency decrease, along with M y

weight loss. The t-test and Mann-Whitney test were applied to analyse mean

difference of socimonomic, demographic and food intake variables between hunger and not hunger groups. The qualitative measure was validated by quantitative measure through applying sensitivity (Se) and spesificity (Sp) analysis. Logistic regression was applied to analyze determinants of hunger, and discriminant analysis was used to analyse indicators of hunger. The results

showed that there are mean difference of household head's education and mother's education, mother's nutrition knowledge, household expenditure

percapita, and individual's food intake between hunger and non hunger groups. Se

and Sp values of hunger qualitative measure is 86.9, and 98.4 respectively. Main

determinant of hunger is expenditure percapita. Based on the discriminant analysis, main indicators of hunger in this study area are rice consumption

frequency and staple food expenditure rati0.A Person was categorized as hunger if

his or her rice consumpbon frequency < 14.76 times/ week or expenditure for

(179)

IKEU TANZIHG Analisis

Peubah

Komumsi Pangan dan Sosial Ekonomi R d t a n g g a untuk Menentukan Determinan dan Indikator Kelaparan. Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, CLARA M. KUSHARTO,

RARDINSYAH dan DADANG SUKANDAR

Salah satu komitmen pemerintah Indonesia &lam World F d Stmunit

Five Years Later (WFS: fyl) tahun 2001 adalah menunrnkan setengah jumlah

penderita kelapwan sampai tahun 2015. Sementara untuk pemantauan dm

penanggulangan kelapm diperlukan indikator dan i n f o m i mengenai determinan kelaparan yang sampai saat ini belum a& penelltian yang spesifik dilakukan di Indonesia.

Penelitian ini secara umum bertuj uan menganalisis pubah konsumsi pangan individu dan sosial ekonomi nrmahtrtngga untuk menentukan determinan dan indikator Icelaparan. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) rnelakukan validasi ukuran kelaparan kualitati f, 2) menentukan prevalensi kelaparan, 3)

menganal i sis sosial ekonomi mahtangga untuk rnenentukan determinan

kelaparan dm 4) men&sis peubah konsumsi p & a n individu dan sosid ekonomi mmahtangga untuk menentukan indikator kelapmn.

Desain penelitian adalah crossectiond. Penelitian dilaksanakan p d a bulan Juli-Oktober 2003 di empat KabupatenlKota yaitu Kota Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Pmdeglang, yang dipilih secara purpsif berdasarkan tip daearah tertenhr, yaitu daerah perkotaan, daersrh hortikultw; daerah pertanian pa& clan daerah pantai serta berdasarkan kriteria proporsi underweight bdita tergolong sedang (20-29.9%), persen keluarga miskin tergolong sedang (20-39.9%) atau tinggi (>40%). Dari 40 blok sensus Susenas (Survei Sosial Ekonimi Nasional) di tiap kabupatenlkota, dipilih 10 blok sensus

secara a&, kemudian dan tiap blok sensus dipilih 10 mmahtangga secara acak sistimati k dan strati fikasi berdasarh kategori pengeluaran nunahtangga (tinggi, sedang dan rendah), sehingga total contoh adalah 400 mmahtangga yang mencakup 135 1 individu.

Data primer yang dikumpulkan meliputi data sosial ekonomi clan demografi (jumlah anggota rurnahtangga, pendidi kan, pendapatan, j enis pekerjaan, umur, jenis kelamin), pengetahuan gizi, strategi coping, persepsi kelaptuan (kelaparan kualitati f), dan konsumsi pangan individu. Komumsi pangan individu diarnbil tujuh hari berhmt-twut dengan metoda food r e d mehlui 4

kali kunj ungan. Tingkat kecukupan pangan individu di hitung dengan

rnembandingkan konsumsi pangan aktual dengan kecukupan yang dianjurkan, serta dikoteksi dengan berat badan individu yang kmgkutan. Penentuan kelaparan individu berdasarkan ukuran kuantitati f dm Mitatif. Secara kuantitati f seseorang dikategorikan lapar apabila tingkat kecukupan enerp (70% disertai penurunan berat badan (benchmark). Secara kualitati f seseorang dikategorikan l a p apabila dalarn dua bulan terakhir terjadi penurunan fkkuensi atau porsi

makan h a disertai penurunan h t badan, karem alasan rendahnya

pendapatan atau rendahnya ketersediaan pangan..

(180)

antara mmahtangga l a p dan tidak lapar sebagai awal identifikasi peubah yang

akan digudan dalam analisis determinan kelapam dan analisis diskriminan. Validasi standar dari ukuran k e l a p m kualitati f diaraalisis dengan menggunakan d i s i s sensitifitas (Se) dan spesifisitas (Sp) d e n p men- benchmark ukuran kelaparan kuantitati f. Regresi Logistik hgunakan untuk menganal isis determinan kelaparan, dan a d i s i s Islaminan digunakan untuk menganalisis indikator kelaparan dengan menggunakan calon iodikator dari peubah konsumsi pangan, peubah sosial ekonomi dan gabungan peubah konsurnsi pngan dan sosial ekonomi..

h i 1 penelitian menunjukkan bahwa rataan tingkat pendidikan KK dm ibu, tingkrtt pengetahuan g~zi ibu, pengeluaran perkapita,

dan luas

nrangan perkapita pztda rumahtan= lapar lebih rendah dibandingkan dengan rumahtangga tidak lapar. Sedangkan jumIah anggota rumahtangga, persen pengeluaran untuk pangan dm persen pengeluaran untuk pangan pokok pa& d t a n g g a lapar lebih besar daripada rumahtangga ti& lapar. Demikian pula rata-rata konsumsi pangan terutarna beras, W n g sapi, daging ayam, telur, ikan segar, dan susu pada individu lapar lebih kecil dibandingkan p d a individu tidak lapar.

Rata-rata tingkat kecukup gizi baik k e c u k u p energi, protein, kalsium,

zat h i , vitamin A dm vitamin C pada individu lapar lebih rendah dari pada individu tidak lapar, bahkan pada indvidu lapar lebih rendah d m standar minimum Depkes.

Hail analisis validasi standar menunjukkan bahwa nilai Se ukurztn kelaparan M i t a t i f dengan benchmark tingkat kecukupan energi clan penurunan berat badan adalah 86.9, dm Sp = 98.4. NiIai tersebut menunjukkan bahwa ukuran

kelaparan k d i t a t i f sensitif dan sfesi fik dalam m e n g e l o m p ~ individu pada kelompok lapar dan tidak lapar. Prevalensi kejadian lapar berdasarkan ukuran kuantitatif (tingkat kecukupan energi dan penurunan berat badan) adalah sebesar 9.6%. Sedangkan prevdensi berdasarkan ukuran kualitatif sebesar 9.8%.

Determinan utama kelaparan adalah pengel wan rurnahtangga perkapita. Risiko rumhtangga miskin (pengeluaran perkapita dihwah garis kemiskinan) untuk mengalami kejadian lapar (OR) 13.4 kali dibanding mahtangga tidak miskin (pengeluaran perkapita diatas @s kemiskinan). Sedangkan -inan

utama kelaparan pada kelompk nunahtangga miskin adsllah jumIah anggota rumahtangga.

Berdasarkan analisis diskriminan, alternati f indikator kelaparan yang

direkomenhikan dmi peubah konsumsi pangan, peubah sosial ekonomi dan

gabungan kedua peubah tersebut adalah: a) Frekuensi konsumsi nasi dengan tingkat klasifkasi sebesar 72.3 %. Dikatakan l a p apabila frekuemi konsumsi nasi

< 14.8 kali /minggu. b) Frekuensi konsumsi nasi dan ikan dengan tingkat klasifikasi 74.5%, dikategorikan lapar apabila frehensi konsumsi nasi dan ikan dimasukkan kedalam persamaan disknminan Y = -5.925 +0.321 Frekuensi konsumsi nasi + 0.144 Frekuensi konsumsi ikan menghasilkan nilai Y <- 1.1 1. c ) Persen pengeluaran untuk pangan pokok rumah- dengan tingkat klasifikasi

(181)

persamaan diskriminan Y= 2,160 + -0,222 Frekuensi konsumsi nasi + 0,116 Persen pengelman untuk pngan pokok menghasilkan nilai Y > 1,576.

Berda~~fkan analisis disknminan pada kelompok rumahtangga mis

kin,

maka peubah yang dapat digunakan sebagai indikator kelaparan h y a dan peubah konsumsi, yaitu frekuensi konsumsi nasi dengan kemampuan klasifikasi

sebesar 84.2%. Berdasarkan peubah tersebut seorang individu dikatakan lapar apbila frekwnsi konsumsi nasinya < 14.47 kalilminggu.

Berdasarkan tingkat kemudahan pengumpulan data dilapang, maka

frekuensi konsumsi nasi merupakan indikator yang dapat dijgmkan s e m alat pemantauan dm evaluasi program penanggulangan kelaparan, d m &an lebih baik lagi bila ditambah pertanyaan p n w m berat badan karena alasm ekonomi, dengan kernampuan klasifikasi 98.1 %. Dkmping itu juga diperlukan pengamatan

penampilan fisik, temtama menghadapai keadaan kelaparan kronik yang

memunglunkan berat badannya tidak turun lagi.

(182)

ANALISIS

PEUBAH KONSUMSI

PANGAN DAN

SOSLAL

EKONOMI

RUMAHTANGGA UNTUK

MENENTUKAN DETERMINAN DAN INDIKATOR

KELAPARAN

Oleh

IKEU TANZIHA

Disert asi

sebagai salah satu syarat untuk Memperoleb m a r Doktor pada

Program Studi Gizi Masyaralutt dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTZTUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(183)

Jud uI

D

isertasi

Nama

NIM

: Analisis Peubah Koasumsi Paugan dan Sosiat Ekonomi Rnmahtangga Untuk Menentuba Determinan dan Indikator Kelaparan

: Ikeu Tanziha

: 985107

Prof. Bidavat Svarief, Pb.D Ketua

Ketua Program Studi

Gizi %yam kat dan Sum berdaya Keluarga

Prof. Ali Khornsan, Ph.D

Disetuj ui Komisi Fern bim bing

Anggota

Anggota

ana

(184)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Allah Subhanafiuwata'da karena berkat karunia-Nya jualah penulis &pat menyelesaikan disertasi yang berjudul "Andisis Peubah Komumsi Pangan dan Sosioekonomi Rumahtangga

untuk menentukan Determinan clan Indi kator Kelaparan". Penulisan disertasi ini merupakm alah satu syarat ddam menyelesaikan studi program Doktor pa& program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakaslh yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS se1aku ketua komisi pembimbing, juga k e r n

Dr.

Clara M Kusharto, MSc,

Dr.

Ir. Hardinsyah, MS

dm Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku anggota komisi pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dm pengarah dengan sabar dan penuh

penman sejak dari penyusunan rencana penelitian, pelaksanaan sampai dengan penyusunan dan penyelesaian disertasi ini.

Pendis mengucapkan terirnakasih kq& penguj i Iuar komisi yaiiu

Dr.

Ir. Drajat Martianto, MS, Dr. Ir. Budi Setiawan, MS dan Dr. Ir. Karnan Nainggolan,

MS

yang telah bersedia menguji dm rnembetikan masukan yang krarti bagi penyempumaan disertasi ini . Ucapan terimakasih juga penulis sarnpaikan kepada Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Syafida Manuwoto, Ketua Program Studi GMK Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dan Ketua Departemen Gizi Masyarakat dan Sumkrdaya Keluarga (GMSK) Dr. Ir. Drajat Martianto,MS, Faperta IPB, yang telah memberikan kesemptan clan memunglunkrtn penulis

mengihti pendidi kan jenjang S3.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku anggota tim pengarah penelitian Uji

Cobs

lnstrmm Kelaparan atas ajakanny a untuk menggunakan data penelitian tersebut serta saran-saran sehubungan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan penulis untuk studi

jenjang S3, juga kepada Ir. Fadjar Sulistyo, Ir. Ali M. , Ir Siti Fatimah, MM selaku tim pelaksana penelitian Uji Coba lnstnrmen Kelaparan, atas izin yang diberikan

(185)

komputer yang di perlukm untuk pengolahan data, Ir

.

Dodik Briawm, MCN, yang

mengizinkan menggunakan komputer untuk pengolahan data serta dukungamya

p d a penelitian ini. Kepada Ir. Aven staf BPS yang memberikan data-data Susenas yang diperl ukan, pendis ucapkan terimakasi h.

Demikian pula kepada Ir. Asep Rusyana atas berbagai pandangan dalam p e n g o b dan anaIisis data, penulis mengucapkan krimakasih. Ucapan

terimakasih juga penulis sampajkan kepada Puti Puwati, SP dan Ymti

Kamayanti, SP serta rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu khususnya dalarn pengambilan data.

Kepada yang sangat penulis kasihi suami, Arifin Umar serta anak-anak Ahmada, Saki& dan Jamilslh, penulis rnenyampaikan terimakasih tak terhingga atas dm, kasih sayang, kesabarm, dorongan semangat dan bantuan yang

senanti- dihrikan.

Terakhir penulis ucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah

memkikan kemudahan pada proses penyelesaian studi ini. Semoga Allah

Subhamhuwata'ala memberi kan balasan yang lebi h baik. Akhir kata penulis menghrapkan semoga tulisan ini dapt bermanfhai.

(186)

Penulis dilahirkan di Garut, pada tanggal 10 Desernber 1961 sehgai anak ke enam dari sepuluh bersaudara dari ayah Kholil Rachman Ismail dan ibu Tioh Rornlah. Menikah dengan Arifin Umar p d a tahun 1988, dan dikruunia mrang putra Q Ahmada Arifin serta dua orang putri Sakinah Arifin dan Jamilah Arifin.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Haruman lulus tahun 1973. Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMPN 2 lulus tahun 1976, dan Sekolah Menengah Atas d~ SMAN 1 lulus tahun 1980, rnasing-masing ditamatkan d~

Garut.

Pada tahun akademik 1980/ 198 1 penulis diterima sebagai mahasiswa htitut Pertanian Bogor (PB), pada Fakultas Pertanian, -en Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga metalui jdur Proyek Perintis 11. Lulus sebagai SarJana Pertanian tahun 1985.

Pada

tahun 1986 penulis diterima menjadi staf pengajar IPB.

Pa& tahun 1988 penulis mendapat kesempatan m e l a n j u h pendidikan

52 pada program studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

(GMK)

Sekolah Pascasqana (SPs) IPB, dan Iulus tahun 1992. PenuIis memperoleh kesempatan kembaIi uniuk rnelanjutkam pendidikan S3 pada tahun akademik 1 998/ 1 999 pada program studi yang sama di SPs-IPB, dengan beasiswa dari BPPS

Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikam Nasional Republik

(187)

DAFTAR IS1

Halaman ...

...

DAFTAR TABEL xl11

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN

...

xvi

Latar BelakEulg ... 1

Tujuan ... 4

Manfaat

...

4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

I)efinisi/Konsep Kelaparan ... 5

Pengukuran Kelaparan ... 10

Pengukuran Kelaparan Kuantitatif

...

16

Pengukuran Kelaparan Kwlitatif ... 17

Faktor-faktor y ang Berhubungan Dengan Kelaparan ... 23

...

Berbaga~ Indikator Kelaparan 34 Surnber Data ... 40

Disain, Waktu dan Tempat ... 40

Tekni k Penarikan Contoh ... 41

... Jenis dan

Cara

Pengumpdan Data 42 Pengelohan dan Pengendalian kualitrts Data ... 44

...

Pengolahan clan Analisis Data 45 Defini si Operasional ...

.

.

... 53

HASlL DAN P E M B N S A N ... 57

... Keadaan Umum Lokasi 57 ... Kelaparan 60 KeIaparan Kuantitati f ... 60

Kelaparan Kual itatif ... 62

...

Kemampuan Klasi fikasi (Validasi) Ukmm Kualitati f 66 ... kirakteristik Individu Lapar dan Tidak Lapar 67 Karakterisb k Rumahtangga Lapar dan Tidak Lapar ... 69

Karakteristik sosial dernografi (Besar d m Komposisi Anggota nunahtangga, urnur KK. Pendidikan KK dan Ibu. Pengetahuan Gki. PengambiIan Keputusan )

...

69

Karakterist ik Ekonomi (Keadaan Rumah. Jenis Pekerjaan. Pengel uaran Rurnahhngga, Strategi Coping Dalam ... Pemenuhan Pangan) 77 Konsumsi Pangan clan Zat a z i ... 89

Konsumsi Pangan ... 89

(188)

Determinan Kelaparan ... ... 98

...

D e k n n h Kelaparan Pada Seluruh Tingkatan Ekonomi 98

...

Determinan Kelaparan Pa& Kelompok Rumahtangga Wskin 99

...

Indi kator Kelaparan 100

...

Indikator Kelaparm pada Seluruh Tingkatan Ekonomi 100

Identifikasi Calon Indikator Kelaparan dari feubah Konsumsi ...

Pangan serta Peubah Sosial Ekonomi 100

Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan sebagai Indi kator

...

Kelaparan 102

... Peubah Sosial Ekonomi sebagai Indilator Kelaparan I06 Gabungan Peubah Konsumsi Pangan dan Peubah Sosial

...

Ekonomi s e m Indikator Kelapamn 107

Indikator KeIaparan pada Kelornpok Rumahtangga Miskin

...

108 Identifikasi Calon Indikator K e l a p m dari Peubah Konsurnsi

...

P a n p serh Peubah Sosial Ekonorni 109 Peubah Frekuensi Konsmsi Pangan sebagai Indikator

Kelaparan

...

110

... Peubah Sosial Ekonomi sebagai Indikator Kelaparan 113 Gabungan Peubah Konsurnsi Pangan

dan

Peubah Sosial

...

Ekonomi sebagai hdikator Kelaparan 114

...

KESIMPULAN

DAN

SARAN 117

...

Kesimpulan 117

...

Saran 119

...

(189)

DAFTAR

TABEL

... 2

.

Jenis Data dan Cara Pengumpulannya 44

...

3 . Sensitivitas

dan

Spesi fisitas Ukuran KeIapslran Kualitatif 48 4

.

Produksi Pangan dan Ikan (Tawar dan Laut) di Kota Bogor. Kabupaten

...

Gamt, Karawang dan Pandeglang Tslhun 200 1 59

5

.

Sebaran serta Rataan dm Standar Deviasi Konsumsi Energi Contoh

.

.

menurut Kelaparan Kuanhtabf ... 62 ...

.

6 Sebaran Individu menurut Kelaparm Kuali tatif 65

7

.

Kemampuan Klasi

fi

kasi Ukuran Kualitatif dengan B e n c h r k

Tingkat Konsumsi Energi ... 66 8 . Kemampuan Klasifi kasi Ukuran Kualitatif dengan Benchmark

...

Gabungan Tingkat Konsumsi Energi

dan

P e n m a n Berat Badan 66

...

...

.

9 Karakteristik Individu Lapar dan Tidak Lapar

.

.

68

...

.

I0 Sebaran - R menurut Jumlah Anggota R~~ 70

I 1 . Sebaran Rumahtangga menwut Komposisi Anggota Rumahtangga ... 70

. ...

...

1 2 Sebaran Rumahtangga menurut Kelompok Umur KK ., 71

1 3 . Sebaran Rurnahtangga menurut Tingkat Pendidikan

KK dan

Ibu ... 72

1 4 . SebEuan Rumahtangga menunrt Kategori Pengetahuan

Pangan

dan

Gi zi ... 73 I 5 . Sebaran Rumahngga menunrt Jawaban Bemr Pengetahuan

...

...

Pangan dan Gizi Ibu

.

.

74

1 6

.

Sebaran Rumahtangga menurut Pengam bilan Keputusan ... 76

1 7 . Persentase Pengam bi l Keputusm menurut Jenis Keputusan

...

yang Diambil 76

1 8

.

S e b Rumahtangga menurut Keadam Rumah ... 78 1 9

.

Jenis Pekerjaan KK pads Rumahtangga Lapar dan Tidak Lapar ... 79
(190)

22. Ratam Persentase PengeIuaran dan Standar Deviasi menurut jenis ...

pengeluaran 83

23. Sebaran Rumahtangga Menmt Upaya dalm Mengatasi Kekurangan Pangan

...

86

24.Alasandari Upaya yangDilahkan ... 88 25. Rataan Frekuensi Konsumsi Pangan (Kali/Minggu) pada lndividu Lapar

...

clan Tidak Lapar 90

26. Rataan Berat Pangan (gram) per Hari pada Individu Lapar dan Tidak

Lapar ... 93 27. Rataan dan Simpangan Baku Tingkat Kecukup Gizi dm SSR

...

Individu Lapar dan Tidak Lapar.. 96

28. Hasil Uji-T Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan pada

...

Rurnahtangga Lapar dan Tidak Lapar 10 1

29. Hasil Uj i-T Peubah Sosial Ekonomi pada Rumah- Lapar dan

...

Tidak Lapar 1 02

30. Titik Ambang Batas dan Kemampuan Klasi fikasi

dari

Peubah

...

Frekuensi Konsumsi Pangan sebagai Indi kator Kelaparan 1 03 3 1. Gabungm Nilai Frekuensi Komumsi Nasi dm Frekuensi Konsumsi

...

Ikan, sebagai Indikator Kelaparan 1 05

32. Nilai Sensitifitas dan Spesifisitas Indikator Frekuensi Konsumsi Nasi

dengan Benchmark Tingkat kecukupan Energi dan Turun Berat Badan. 106

33. Nilai Sensitifitas dan Spesifisitas Indi kator fiehemi Konsumsi Nasi

...

dengan Penurunan Berat Badan 105

34. Nilai Ambang Batas dan Kemampuan Klasifikasi dari Peubah

...

Sosial Ekonomi sebagai Indikator Kelaparan 107

35. Nilai Ambang Batas dan Kemampuan Klasi fikasi dari Gabungan Peubah Konsumsi Pangan dan Sosial Ekonomi sebagai Indikator

...

Kelapan.. 1 08

36. Hasil Uj i-t Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan pada Rmhtangga ...

Miskin Lapar dan Tidak Lapar 1 10

3 7. Hasil Uji-t Peubah Sosid Ekonomi pada Rumahtangga Mishn Lapar

...

...
(191)

38. Titik Ambang Batas dm Kemampuan KIasifikasi dari Peubah

...

Frekuensi Konsumsi Pangan Sebagai Indikator Kelaparan 1 1 1

39. Titik Ambang Batas dan Kernampurn Klasifi kasi dari Peubah

Sosial Ekonomi Sebaga~ Indikator Kelaparan

...

1 13

40. Titik Ambang Batas dan Kemampuan Klasifikasi dari Gabungm Peubah Frekuensi Konsumsi Pangan dm Sosial Ekonomi S e b Indikator

(192)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 . Tahapan Permusan Ukuran Kclaparan

...

11

2

.

Penentuan Skor Ketahanan. Kerawanan Pangan clan Kelaparan ... 24

3

.

Kerangka A d i s i s Kel- dan Kurang Gizi

...

26

4 . Kerangka Pernibran Determinan Kelapran ... 37

(193)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

... .

I Kwioner dan Insinmen Kelaparatl Kualitati f.. 1 32

2. Hasi 1 Analisis Regresi Logistik &lam Penentuan Deteminan Kelaparan 14 1 3. Hasil Annalisis Korelasi Frekuensi Konsumsi Pangin dengan Berat

Pangan yang Di konsumsi ... 142

4. Hasi Analisis Regresi Logistik Dalam Menentukan Determinan

...

Kelaparan pada Kelompok Rumahtangga 1 44

5. Hasil Analisis Korelasi Frekuensi Konsumsi Pangan dengan Berat

...

PanganyangDikonsurnsi padaKelompokRumahatanggaMiskin 145 6. Contoh Hasil Andisis1 Peubah Frekuensi Konsumsi Nasi s e w

...

(194)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi hasil dari kurangnya konsumsi

pangan kronik ( L e a 1989; Ngongi 1999). Di dunk terdapat sekitar 1 miliar j i wa menderita kelaparan, dan setiap harinya selutar 24 ri bu j i wa meninggal akibat kelaparan (Hunger Site 2003). K e m i s k ketidakstabilan sistim pemerintafian, penggunaan Iingkungm yang meIebihi kapasitas, diskrhinasi dm ketidak berdayam seperti pada an&-anak, wanita dm lamia, merupakan pnyebab tejadinya kelaparan di dunia (FA0 2003). Demikian juga terbatasnya subsidi

pangan, meningkatnya harga-hwga pangan, menunmya -patan ril

drtn

tingginya tingkat penganggmm merupakan f&or utama penyebab te jadinya kelapamn (Baer and Maloney dalam Rose 1999).

Dalam jangka panjang, kelaparan kronis berakibat bur& pada derajat kesehatan masyarakat dan menyebabkan tinmny a pengel wan masymht untuk

kesehatan. Kelapam kroni s &pat menyebabkan: 1 ) Tingginya tingkat kernatian bayi. Wanita yang kurang gizi a h melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR),

dan biasanya akan meninggal pada usia dirzi. T a t kematian

bayi tinggi, pada umumnya menyebabkan tingkat kelahiran tinggi, karena ada

pemwm takut kehilangan anak. Tingginya kelahiran @a masyarakat golongan

pendapatan r e n d a h rnelahirkan bayi kurang g zi yang berakhir pa& kematian dini,

fial ini

rnempakan Iingkaran kurang gizi ; 2, Rentan terhadap penyakit. Lebi h

dari dua

juta anak meninggal tiap tahun karena dehdrasi yang lsebabkan oIeh d i m (Cook et a1 2004); 3, Gangguan pertumbuhan dan k e p d a i m . Kelaparan kronis menyebabkan an& k e h g a n protein dm zat gizi mikro yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan ymg optimal. Di dunia diperkirahn 226 juta an& turn buh t ebih pendek dm yang seharusnya. Konsekwensinya, anak stunted

berhubungan positif dengan rendahnya IQ (Olson 1W9);

dan

4, Menghambat
(195)

Senada dengan ha1 tersebut, Ngongi (1999) mengemukakan, W w a kelaparan dan kerniskinan haga~ suatu lingkaran, &am hl ini kelaparan menyebabkan mdahnya produktifitas

-

rendahnya pendapatan

-

rendahnya konsumsi - rendahnya produktifitas, dan lingkam ini tidak akan berujung bila

tidak tersedia program penanggulangannya. K e l a p m mengharnbat pembangman tidak hanya saat ini -pi juga pada masrt yang akan datang.

Mempertirnbangkan konsekwensi dari keiaparan dan rnenindak lanjuti komitmen pemerintah pada dunia pada saat World Food Summit (WFS) j d a tahun 1996 dm World Food Summit Five Years Later (WFS: Fyl) pada tahun

200 1, yaitu akan menurunkan separuh jurnlah kelaparan di Indonesia sarnpai dengan tahun 2015, maka pemerintah Indonesia berupaya melslkukm

penanggulangan kela-. Tapi sayangnya belurn ada infomasi yang dapat

dipakai pemerintah &lam penanggulmgan kelaparan tersebut, karena belum krsedhya informasi mengenai judah kelaparan, siapa yang mengalami kelaparan, dan d i m m kelapamn banyak te jadi.

Saat ini pemerintah sedang mengembangkan konsep dan ukuran kelapm.

Konsep kelaparan yang dikembangkan adalah "kondisi seseorang yang tidak

mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam jztngka waktu tertentu karena

ketersediaan pangan dan ekonomi". Konsep tersebut oleh para pakar kemudian dipejelas kunm waktunm sehmgga konsep kelaparan menjadi "ketidak msmpuan seseorang memenuhi kebutuhan parigan minimal untuk hidup sehat, cerdas dan produktif, se1ama dua bulan berturut-turut karena rendahnya daya k l i dadatau rendahnya ketersediaan p g a n " .

Kelaparan dapat diukur seem kwtitatif rnaupun Mitatif. Seam

kuantitatif, kclaparan &pat diukur melalui tingkat kecukupan energi (< 70%

AKG), sedangkan secara Mitatif, kelaparan &ukur melalui persepsi seseorang akan kelaparan yang dialaminya.

Ukuran kuantitatif mwupakan ukuran yang banyak digunakan &am

memprediksi kelapam, namun &lam pe1daamamya membutuhkan waktu yang

relatif lama d m biaya yang besar, sehingga beberap negara saat ini lebih memilih

untuk menggunrrkan ukuran kualitatif. Ukuran kelapmn Mitatif dibuat dengan

(196)

penyaringan (screening) dan pemantauan kelapam dapat

d

i

dmgan

~

~

Iebih mudah, q tdan murah.

Ukuran kualitatif yang hkernbangkm di Indonesia disesuaikan dengan kondisi dan kebiasaan setempat, dm sampai saat ini mas& terus diujicobakan di berbagai tempat dengan budaya yang berbeda. Dalam ha1 ini, kelapam diukur melalui 7 ptanyaan mengenai persepsi individu mengenai

keadaan

frekuensi dan porsi konsumsi serta berat badztn seseorang selama setahun dan dua bulan

terakhir. Backarkan ukuran kualitatif, seorang individu dikatakm lapar apabih terjadi penunman frekuensi atau porsi konsumsi disertai penusunan berat badan karena masalah daya beIi dan atau terbatasnya ketersediaan pangan pada dua bulan terakhir.

Dalam memantau dm melakukan program panggulangan ketapmm, selain ukuran kelapran diperlukan juga indikator dan determinan kelaparan y m g m p a i saat ini belum ad. penelitian yang s p i f i k dilakukan di Indonesia. Berdasarkan latar bel- hilah maka penelitian ini dilakukan

Kelaparan sangat terkait dengan konsumsi pangan dan kemampuan

penyediaan pangan atau daya beli, oleh karena itu peubah yang akan digunakafi sebaga~ dtematif indikator kelaparan yang akan dikembangkm adalah pubah

konsumsi pangan dan peubah sosial ekonomi. Dengan demihan pertanyam

pelitiannya addah.

1 . Peubah konsumsi pangan apa saja yang dapat direkomendasikan sebagai altenatif indikator kelaparan?

2. Peubah sosial ekonorni apa saja yang dapat direkomendasikm sebagai altermiif indikator kelaparan?

3. Gabungan peubah konsumsi pangan clan peubah sosial ekonomi apa saja yang dapat hrekornendasikan sebagai altematif indikator kelaparan? Sebagim data dari penelitian ini merupda data penelitiam Uji Coba

Instrument Kelaparan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Uji Coba Instrument Kelaparan adalah cakupan data diperluas dengan sosioekonomi

(197)

Tujpan Umum

Mengadisis peubah konsumsi pangan individu dan peubah sosial

ekonomi rumahtangga untuk menentukan determinan dan indikator kelapam

Tnjuan Khusus

1. Melakukan didztsi ukuran kelaparan kualitatif dengan menggunakan ukuran kelaparan kuantitatif.

2. Menentukan prevalensi kelaparan berdasarkan ukurm k e l a p m kualimf d m kuantitatif

3. Mengadisis peubah sosial ekonomi mahtangga untuk menentukan

determinan kelaparan.

4. Menganalisis peubah konsumsi p g a n individu dm sosial ekonomi rumahtangga wit& menentukan indikator kelaparan

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah.terumuskannya determirum keIaparan

yang clapat digunakan sebagai pertimbangan intervensi penanggulmgan

(198)

TINJAUAN

f

USTAKA

Mnisihhnsep &laparan

Meningkatnya perhatian terhadap kelaparan dimulai pada tahun 1960-an, ketika salah satu stasiun televisi rnenayangh "Hunger in America", yang memberi gambaran kernwanan pangan dan kelaparan merupakan problem yang

sedang dialami

di

Amenka, dan rnenyimpulkan bahwa kerawanan pangan dan kelaparm dapat terjd di negara-negm dengan ketersehaan p g a n berlimpah. Pada tahun 1969 diadakan White Home Conference on

Fbod,

Nutrition and Health yang diikuti oleh berbagai kalangan baik itu ilmuan maupun pembuat kebijakan, maghasilkan rekomendasi bahwa kernwanan pangan dan kelaparan harus dihapuskan.

Pada tahun 1977 pertma kdi pertanyaan ketahanan p g a n dimasukkan

dalarn Food Consumption S u m q yang diadakan oleh the United State

Departement of Agriczrlterre (USDA). Kemuhan pa& t&un 1980 pertanyam ketahanan pangan diikutkan juga preda survei the National health and Nutrition Examination yang diadakan oleh Departement of Health and Human Services

(DHHS).

Pa& tahun 1984 the President's Task Force on F d Assistence mengatakan h h w a kelaparan tidak dam diterirna di Amerika Serikat clan harm segera Ihapuskan, hanya saat itu belum tersedla informasi mengenai besaran dm kelaparan di negara tersebut. Se- timbul saat itu k e b u h h membuat ukuran ketaparan clan ketahanan pangan.

Pada tahun 19% pemimpin-pemimpin dunia membuat deklarasi dalam rnenangani m d a h kelaparan pada saat wold food Summit pada tahun 1996, yang lebih dikenal dengan sebutan Rum Declaration s e w berikut: "we pledge our

political will and our common and national commitment to achieving food

semriv for all and to an ongoing efort to eradicate hunger in all cotmtries, with

an immediate view to reducing the number of undernourishedpeople to haytheir

present level no later than 2015' (FA0 2002).

(199)

pertahun agar tervapai p e n m a n setengah jumlah penderita kelapam sampai & n p tahun 20 15 (Windf'uhr 200 1, W i l d 2001). Oleh karena itu diadakan kembali World Food Summit: fwe year lder (WFS:fyl) pada tsthun 200 1 dengan maksud mempertegas komitmen d i a dalam menurunkan kehparan.

Pemerintah Indonesia sendiri, rnulai menaruh perhatian khusus terhadap

pe- kclaparan pada awd tahun 2000-an, setelab mengrkuti United

Nations Millenium Summit pada bdan September 2000 dan memberih kembali komitmennya terhadap dunia pada World F dSummit: frve year later (WFS:fyI)

tahun 2001 yaitu akan menurunkan separuh jumlah penderita kelaparan di Indonesia sampai dengan tahun 20 1 5. Sejak saat itu pernerintah Indonesia mulai

memperdebatkan konsep dm ukuran atau batasan yang tegas tenterng kelaparan,

serta mulai mengadakm pertemuan-pertemuan dm 10-a daIam rangka

mengembmgkan konsep dan ukuran kelaparan yang akan digunakan &lam perenamam, implementasi, monitoring

d m

e d u s i program penanggubgan

kelaparan.

Sementara ini pemerintah Indonesia masi h rnempertimbangkam indikator

yang digunakan dalam eight Milleniaun Development Goals (MDGs), yang secara komprehensi p ingin rnem-ki kondisi manusia sarnpai dengan tahun 20 1 5. Delapan tujm yang tercantum ddam MDGs mengarah pada pencapaim target penurunan kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta hump, perusakan lingkungan, kematian anak dm diskriminasi terhadap wanita serta perbaikm kesehatan ibu (

-. Adapun salah satu tujuan dm kedelapan tujuan

MDGs yang berhubungan dengan kelaparan adalah tujuan pertama yaitu memberantas kemiskinan clan kelaparan dengan target yang harus dicapai samperi

dengan 2015 ada1ah: menurunnya setengah jumlah penduduk miskin dengan

penclaptan dibawah satu dolar per hari, dan menurunnya setengah jumlah penderita kelaparan. Namun sayangnya dalam artikel MDGs yang a h , tidak dicantumkan mengenai definisi kelaparan yang digunakan, hanya ada indikator- indikator yang digunakan sebagai ukuran penurunan kelaparan yaitu prevalensi

underweight anak Wita dan propmi penduduk dengan konsumsi energi dibawah

(200)

untuk pemelifiaraan ukuran tubuh, komposisi tubuh, kegiatan fisik, dm

mempertahankan kesehatan, termasuk juga energi yang dibuhdhn untuk

pertumbuhan d m perkembangan anak yang optimal, kehamilan dan menyusui. Bila kita menyimak a d sejarslb pengukuran kelapman yaitu paQa tahun 1980 di Arnerika Serikat, prevalensi kelaparan diukur secara tidak langsung

melalui perhihmgan persentase mnahtangga miskin atau runahtmgga yang

mendapatkan bantuan pangan dari pemerintah. Seiring dengan bejalannnya wakty General Accounting Ofice (1986) menghtik m e w tersebut k a n a tidak mengukur kelaparan secara langsung. Sejak saat itdah banyak peneliti

memikirkan metode pengukuran kelapran yang lebih tepat namun mudah

d i I a k h a n dilapangan..

Pada tahun 1 989, L a h t mengajukan konsep atau definisi kelaparan yaitu "suatu kondisi hasil dari bang119 konsumsi pangan krontk, yang disebabkan oleh ketidakmampuan mendaptkm pangan yang cukup". FA0 (2003, 1990, 1996) melihat bahwa konsep kelaparan debt dengan

ketahanan

pangan, oleh h e n . iru FA0 mendefinisikan tentang Icelaparan se@i "'ketidaknmnpuan

memenuhl kebutuhan energi (secara rata-rata sepanjang tahun) untuk

mernpertahankan aktifitas yang pduktif

drtn

m e m p e m berat badan

sehat". Kelaparan juga &pat didefinisikan sebagai "kuang pangan wood

deprivation)

dan

kurang gizi (Ultdemotrrishment)" (Mason 2003), atau "perasaan tak tenang atau gelisah yang disebabkan oleh kuangnya akses terhadap pangan"

(Kennedy 2003).

Belajar dari berbagai konsep yang sudah ada, melalui pertemuan dan lokakarya rnengenai ukuran dan indikator kelaparan, para paka~ mengusulkan definisi/pengertian kelaparan untuk dipakai di Indonesia yaitu "kelaparan

mempahn kondlsi seseorang yang tidak rnampu memenuhi kebutuhan pangan

dalarn jangka waktu tertentu karena keterbatasan ketersediaan pangan dan ketidakmampuan ekonomi". Dalarn pengertian ini, kelaparan yang terjadi karena berpuasa, diet, rnenderita penyakit tidak termasuk &lam batasan ini. Kelapmn yang dirnaksud adalah adanya rasa lapar h n a keinginan untuk mengkonsumsi mskanan pokok, bukan rasa lapar karena adanya keinginan mengkonsurnsi

Gambar

Gambar 3 (www. fao. org).
Gambar 4 Kerangka Pemi kiran Determinan Kelaparan
Gambar 5 Tahapan Pemilihan Sampel
Tabel 2 Jenis Data dm Cara Pengumpulannya
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan kesalahpahaman diajukan kepada siswa. Pada fase explore, peserta didik diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok- kelompok kecil tanpa pengajaran langsung

Dengan reputasi lembaga FSRD ITB yang luas baik di tingkat nasional, regional dan internasional, FSRD ITB selalu mendapat kehormatan untuk dapat menjadi bagian

Sebelum penelitian ini dilakukan maka diselenggarakannya desiminasi dalam bentuk pelatihan kepada guru kimia SMA/MA di wilayah Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di

Berdasarkan hasil interview yang di dapat dari karyawan bagian produksi, menyatakan bahwa karyawan harus menyelesaikan rokok 3500 batang per hari dan jika menyelesaikan

Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picturedipilih oleh peneliti agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar negeri 03 lumar pada

Kontribusi Physical Fitness dan Self Control terhadap Performa Atlet Squash Jawa Barat1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil nilai pretest pada materi ajar menghindari perilaku seks bebas pada kelas eksperimen adalah 65,50 dengan

Hasil penelitian ini diarahkan pada pembinaan kepribadian terhadap manajemen keuangan setiap rumah tangga muslim, pengembangan manajemen keuangan secara Islami,