• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Di Dinas Pertamanan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mekanisme Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Di Dinas Pertamanan Kota Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : SITY SAFRIDHA LUBIS NIM : 072600081

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 5

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

E. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan ... 12

B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 13

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 14

D. Tata Kerja ... 15

(3)

BAB III GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

A. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak ... 40

2. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan ... 41

3. Subjek Penerangan Jalan ... 42

4. Objek Pajak Penerangan Jalan ... 42

B. Mekanisme Pemungutan dan Perhitungan Pajak Penerangan Jalan ….. 43

1. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif pajak Penerangan Jalan ... 43

a. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan ... 43

b. Tarif Pajak Penerangan Jalan ... 43

1. Cara Menghitung Besarnya Pajak Penerangan Jalan ... 44

2. Prosedur Pemungutan Pajak Penerangan Jalan dan Kewajiban PLN ... 46

3. Prosedur Pemasangan Lampu Penerangan Jalan ... 48

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Data ... 52

B. Analisa Masalah yang Timbul ... 54

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ... 57

B. SARAN ... 58

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 2.2 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan ... 38

Tabel 2.3 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktur dan Staf... 38

Tabel 2.4 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Displin Ilmu (Pendidikan).. 39

(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

DILAKSANAKAN OLEH

Nama : SITY SAFRIDHA LUBIS Nim : 072600081

Prog. Studi : DIII Administrasi Perpajakan

Ketua PRODIP III Pembimbing Supervisor Adm. Perpajakan

(Drs.H.M.H.Thamrin Nst, Msi) (M.Arifin Nasution,S.Sos.MSP) (Hj.Nurlela,SH) NIP. 196401081991021001 NIP.197910052005011002 NIP.195707141983032003

Dekan FISIP USU

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN”.

Laporan PKLM ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara..

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna baik dalam susunan kata, kalimat maupun pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang lebih baik.

Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :

(8)

2. Bapak Drs.H.M.H.Thamrin Nst,Msi selaku Ketua Program D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bapak M.Arifin Nasution,S.Sos.MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dalam proses penulisan laporan ini.

4. Seluruh Dosen pengajar Prodip D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberi ilmu dan wawasannya selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Seluruh staf dan pegawai di D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6. Bapak IR. Ikhsar Risyad Marun, M.Si selaku Bapak Kepala Dinas Pertamanan yang telah memberikan izin dan kesempatan atas riset di Dinas Pertamanan dan mengeluarkan surat rekomendasi ke Dinas Pendapatan Kota Medan. 7. Bapak ABD. Naser Lubis, BA selaku Kasubbag Kepegawaian di Dinas

Pertamanan Kota Medan dan Ibu Hj. Nurlela, SH selaku Kasubbag Perencanaan serta seluruh Pegawai di Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah memberikan bantuan, bimbingan, informasi dan arahan kepada penulis. 8. Terima kasih kepada seluruh pegawai di Dinas Pendapatan Kota Medan yang

telah memberi data dan masukan dalam melengkapi Laporan Tugas Akhir ini. 9. Yang mulia ayahanda Saifuddin Lubis dan Ibunda Sity Aisyah serta keluarga

(9)

10.Sahabatku : Irma,Yanti, Phepi, Vika dan seluruh teman-teman mahasiswa/i Administrsi Perpajakan FISIP USU stambuk 2007 yang telah banyak memberi sumbangan pikiran dalam penyelesaian laporan ini dan teman seperjuangan dalam menempuh selasainya tugas akhir ini.

11.Buat Senior ku : b’ Ijal, Zarule, Fitra, dll makaci dah ngasi tau tentang bagaimana mengerjakan Tugas Akhir ini bahwa nggak sesulit dan seribet yang pernah terbayangkan.

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita maupun pihak lain yang memerlukannya.

Medan, 22 Juni 2010

Penulis,

(Sity Safridha Lubis)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Seperti diketahui bahwa saat ini Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang, sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia berusaha untuk mengadakan pembangunan di segala bidang khususnya pembangunan daerah demi terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional. Pembangunan tersebut tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga pemerintah memerlukan sumber dana untuk pembangunan negara khususnya daerah. Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah dari sektor pajak. Pajak sebagai sumber pendapatan negara yang terbesar perlu ditingkatkan peranannya secara bertahap sesuai dengan kemampuan masyarakat.

(11)

daerah-daerah yang selama ini di rasakan adanya ketimpangan-ketimpangan dalam pembangunan antara pusat dan daerah.

Dengan di berlakunya kedua undang-undang tersebut pemerintah pusat harus melimpahkan sebagian besar kewenangan yang di miliki kepada pemerintah daerah dalam desentralisasi dibidang pemerintahan dan pengelolaan keuangan yang selama ini di pegang pusat. Secara teoritis, desentralisasi akan banyak memberi manfaat bagi kemajuan daerah yang lebih mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk memajukan daerahnya. Desentralisasi akan melahirkan otonomi daerah, yaitu daerah diberi keleluasaan untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri. (Mustaqiem, 2008 : 218-219).

Semangat otonomi daerah membawa reformasi dalam Undang-Undang Pajak Daerah, bahwa Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perlu disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah . Mengingat pajak daerah dan pajak pusat merupakan suatu sistem perpajakan (yang ada pada dasarnya) sebagai beban yang di pikul masyarakat, maka perlu di jaga agar beban yang di pikul oleh masyarakat tersebut dapat memberi keadilan yang di harapkan adanya perubahan dapat saling melengkapi peraturan antara pajak pusat dan pajak daerah. Walaupun dalam kenyataannya masih banyak kelemahan, baik yang terdapat dalam peraturan pajak daerah itu sendiri maupun pelaksanaannya.

(12)

Untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka di buatlah Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 untuk Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 untuk Retribusi Daerah, sehingga kewenangan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota menjadi jelas.

Jenis-jenis pajak daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 antara lain :

1. Pajak Provinsi yaitu pajak daerah yang di pungut oleh daerah provinsi, terdiri dari :

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2. Pajak Kabupaten/Kota Yaitu pajak yang di pungut oleh Daerah Kabupaten/Kota, Terdiri dari :

a. Pajak Hotel, b. Pajak Restoran, c. Pajak Hiburan, d. Pajak Reklame,

(13)

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; dan g. Pajak Parkir.

Dari sekian banyak pajak daerah, salah satunya pajak yang di andalkan untuk menghasilkan penerimaan daerah Kota Medan adalah Pajak Penerangan Jalan. Ketentuan tentang pajak daerah untuk wilayah Kota Medan adalah Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003, khusus mengenai pajak penerangan jalan terdapat pada bab VI pasal 30 s/d 36. Pajak penerangan jalan menurut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya di bayar oleh pemerintah daerah. Dimana diketahui Peraturan Daerah (Perda) tentang pajak penerangan jalan di kenakan tarif 10% dari jual tenaga listrik, khusus untuk kegiatan industri, pertambangan migas nilai jual tenaga listrik di tetapkan 30%.

Pajak penerangan jalan memiliki konstribusi yang besar terhadap penerimaan Kota Medan, karena seperti yang kita saksikan hampir diseluruh Kota Medan sudah memiliki penerangan jalan, selain itu di daerah jantung Kota Medan pada malam hari di hiasi oleh banyak lampu-lampu jalan (hias) yang memperindah Kota Medan dan itu juga merupakan objek pajak penerangan jalan.

(14)

untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) penulis mengangkat judul “MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Dinas Pertamanan Kota Medan, yang menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan dan perhitungan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan tarif yang telah ditentukan.

b. Untuk mengetahui realisasi total penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan serta kontribusinya bagi pendapatan daerah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(15)

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a. Bagi Mahasiswa

1) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan.

2) Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan dan memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang perpajakan.

3) Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di pelajari kedalam permasalahan perpajakan daerah yang timbul selama melaksanakan PKLM.

4) Untuk menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan dalam bekerja.

b. Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan

1) Memperoleh masukan berupa ide-ide dan upaya untuk mengoptimalisasikan penerimaan Pajak Penerangan Jalan.

2) Membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan, dan

(16)

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

1) Meningkatkan hubungan kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan.

2) Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama perkuliahan.

3) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dan instansi pemerintah khususnya Dinas Pertamanan Kota Medan.

4) Meningkatkan ide dan masukan untuk menyempurnakan kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan.

5) Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini di lakukan pada kantor Dinas Pertamanan Kota Medan. Penulis membahas secara rinci mengenai:

(17)

b. Realisasi total penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan serta kontribusinya bagi pendapatan daerah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

c. Hambatan-hambatan yang ditemukan di lapangan dalam melakukan pemungutan Pajak Penerangan Jalan serta upaya untuk mengatasinya. D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mengumpulkan data serta informasi yang di perlukan, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan pengajuan judul kepada Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan penulis menerima persetujuan atas judul dari Ketua Program Studi Administarsi Perpajakan serta penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang, buku-buku pajak, dan literatur lain yang berhubungan dengan pemungutan pajak penerangan jalan.

(18)

Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di kantor Dinas Pertamanan Kota Medan, mengenai prosedur pemungutan pajak peneranngan jalan. Dalam observasi ini penulis memberikan suatu pengantar untuk melaksanakan data yang akan di minta pada Dinas Pertamanan Kota Medan.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data mengenai prosedur pemungutan Pajak Penerangan Jalan melalui :

- Data Primer atau wawancara (bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak Penerangan Jalan khususnya di kantor Dinas Pertamanan Kota Medan).

- Data Sekunder atau Dokumentasi (bersumber dari buku-buku ilmiah tentang perpajakan, undang-undang pajak maupun Perda yang berkaitan dengan Pajak Penerangan Jalan).

5. Analisa dan Evaluasi Data

Setelah data yang di perlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan.

(19)

1.Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang di anggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi tentang mekanisme pemungutan pajak penerangan jalan.

2.Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang di lakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian. 3. Daftar Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan dan meminta berbagai dokumen dari Dinas Pertamanan Kota Medan.

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(20)

mandiri, Metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

Pada bab ini di bahas mengenai sejarah singkat Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan, Struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran data pegawai.

BAB III GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan di wilayah kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan tentang penerapan teori yang ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan di wilayah kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

kepada wajib pajak khususnya oleh kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan

(23)

tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan No.18 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat lainnya dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. Dalam hal ini Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya, maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pertamannan Kota Medan ini adalah :

1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/ Retribusi Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.

2. Keindahan Kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum, tamam/tempat rekreasi.

3. Pelayanan Masyarakat berupa penyedian tempat pemakaman umum yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan

(24)

2. Sekretaris, yang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

3. Bidang Perencanaan, yang tediri dari : a. Seksi Perencanaan Taman dan Makam b. Seksi Perencanaan Penerangan

c. Seksi Perencanaan Reklame

4. Bidang Taman/Makam, yang terdiri dari : a. Seksi Pembibitan/Penghijauan

b. Seksi Taman/Dekorasi c. Seksi Makam

5. Bidang Penerangan, yang terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Sektor A b. Seksi Lampu Penerangan Sektor B c. Seksi Lampu Penerangan Sektor C 6. Bidang Pengawasan, yang terdiri dari :

a. Seksi Pengawasan Taman dan Makam b. Seksi Pengawasan Lampu

(25)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas Pertamanan Kota Medan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal dan harizontal. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat-pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Pertamanan Kota Medan diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan No. 18 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas Pertamanan mempunyai fungsi :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertamanan dan keindahan kota.

2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

(26)

4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota, pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan jalan/jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.

5. Mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

Dinas pertamanan mempunyai tugas melaksanakan tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan tugas pembantu sesuai dengan tugasnya.

1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

(27)

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas;

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;

e. Pelaksanakan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

(28)

d...Penyiapan bahan pembinaan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

e. Penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya. 3. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Keuangan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan; c..Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verivikasi;

d..Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

e. Penyusunan laporan Keuangan Dinas;

(29)

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4. Sub Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Sekretaris lingkup administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Kepegawaian; b..Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup pengelolaan administrasi

kepegawaian;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian;

d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

e. Penyiapan bahan monitiring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya. 5. Bidang Perencanaan

(30)

penerangan, dan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Perencanaan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perencanaan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan taman, makam, penerangan, dan perencanaan reklame;

c. Pengumpulan bahan dan data dibidang perencanaan taman dan makam, perencanaan penerangan dan perencanaan reklame;

d. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan pembangunan taman dan makam, serta penerangan ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

e. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta proses perizinan terhadap penempatan reklame/spanduk, dan gambar-gambar reklame yang akan dipasang;

f. Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olahraga, tempat pemakamam umum ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

g..Pelaksanaan monitiring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang perencanaan;

(31)

6. Seksi Perencanaan Taman dan Makam

Seksi Perencanaan Taman dan Makam dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab Kepala Bidang Perencanaan. Seksi Perencanaan Taman dan Makam mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan lingkup perencanaan taman dan makam. teknis dan keindahan kota. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Perencanaan Taman dan Makam mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perencanaan Taman dan Makam;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan taman dan makam; c. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup perencanaan taman dan makam; d. Pelaksanaan perencanaan pengembangan taman dan makam ditinjau dari

sudut teknis dan keindahan kota;

e. Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olahraga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

f..Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

(32)

7. Seksi Perencanaan Penerangan

Seksi Perencanaan Penerangan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. Seksi Perencanaan Penerangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan lingkup perencanaan penerangan. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Perencanaan Penerangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perencanaan Penerangan; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan penerangan;

c. Penghimpunan usulan pemasangan/pembangunan Lampu Penerangan Jalan dari Bidang Penerangan dan Kecamatan untuk selanjutnya disusun menjadi Rencana Kerja Anggaran;

d..Penyusunan bahan perencanaan pembangunan/pemasangan Lampu Penerangan Jalan, Lampu Taman dan Air Sirkulasi di Kota Medan;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 8. Seksi Perencanaan Reklame

(33)

Perencanaan lingkup perencanaan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Perencanaan Reklame mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perencanaan Reklame; b..Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan penerangan

Reklame;

c. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta proses perizinan terhadap penempatan reklame/spanduk yang terpasang;

d..Pelaksanaan penelitian dan perencanaan terhadap gambar reklame yang akan dipasang;

e..Pembuatan gambar-gambar situasi penempatan reklame yang akan dipasang;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 9. Bidang Taman dan Makam

(34)

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembibitan,penghijauan, taman dan dekorasi, serta makam;

c. Pengumpulan bahan dan data di bidang taman dan makam;

d. Pelaksanaan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias; e. Pelaksanaan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan

pohon-pohon tua dan muda;

f. Pelaksanaan perawatan taman, lapangan olahraga, pulau-pulau jalan dan areal makam;

g. Pelaksanaan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu;

h..Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup pembibitan, penghijauan, taman dan dekorasi, serta makam;

i. .Pelaksanaan Pelayanan pengangkutan jenazah;

j...Pelaksanaan Pelayanan pemakamam untuk lokasi perkuburan milik Pemerintah Kota;

k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang taman dan makam;

(35)

10. Seksi Pembibitan dan Penghijauan

Seksi Pembibitan dan Penghijauan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Pembibitan dan Penghijauan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Taman lingkup pembibitan dan penghijauan. Dalam melaksanakan tugas pokok seksi Pembibitan dan Penghijauan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembibitan dan Penghijauan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembibitan dan penghijauan; c. Pelaksanaan kegiatan pembibitan pohon penghijauan, pembibitan tanaman

hias;

d. Pelaksanaan proses penghijauan kota termasuk ditepi jalan dan pinggiran jalan;

e. Perawatan dan menjaga pohon-pohon tua dan muda;

f. Penginventarisan jenis pohon dan umur serta jumlah pohon penghijauan milik Pemerintah Kota Medan;

g. Pelaksanaan pemangkasan pohon yang sudah membahayakan;

(36)

i. Pelaksanaan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan pohon sesuai dengan permintaan dan kondisi pohon yang ada di kebun bibit milik Dinas Pertamanan;

j. Penyiapan bahan pelaksanaan sosialisasi penghijauan kota;

k. Pelaksanaan proses perijinan penebangan pohon yang bermasalah sesuai dengan peraturan daerah;

l. Penyiapan bahan monitoring evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; m.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 11. Seksi Taman dan Dekorasi

Seksi Taman dan Dekorasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Taman dan Dekorasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Taman dan Makam lingkup taman dan dekorasi. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Taman dan Dekorasi mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Taman dan Dekorasi; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup taman dan dekorasi;

c. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan taman, stadion teladan dan lapangan olahraga lainnya, serta pulau-pulau jalan;

(37)

f. Pembuatan taman mini dan dekorasi pada acara kegiatan secara umum dan pada upacara tertentu;

g. Pembabatan rumput pada jalan dan lapangan terbuka;

h. Pelaksanaan penanaman rumput dan tanaman hias pada taman kota;

i. Pelaksanaan proses perijinan pemakaian lapangan dan taman olahraga yang dikelola oleh Dinas Pertamanan;

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 12. Seksi Makam

Seksi Makam dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Makam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas Bidang Taman dan Makam lingkup makam. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Makam mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Taman dan Makam; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Makam;

c. Pelayanan dan pelaksanaan pengangkutan jenazah; d. Pelaksanaan proses perijinan pemakaman;

(38)

f. Pelaksanaan inventarisasi jumlah makam yang ada di dalam lokasi pemakamam;

g. Penyediaan air bersih dan kamar mandi untuk ahli waris yang berziarah; h. Pelaksanaan pangkas pohon dan menebang tanaman yang mengganggu

bangunan (bina/tanda makam);

i. Pembangunan bina/tanda makam sesuai dengan permintaan dan keinginan ahli waris;

j. Pemberitahuan atau menyampaikan kepada ahli waris tentang retribusi pemakaman;

k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 13. Bidang Penerangan

Bidang Penerangan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Penerangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup lampu penerangan sektor A, B, dan C. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Penerangan mempunyai fungsi :

(39)

d. Pelaksanaan pengadaan/perawatan lampu-lampu penerangan di jalan/ taman, jalur hijau, lapangan olahraga dan bangunan-bangunan listrik; e. Pelaksanaan pengawasan terhadap pemakaian listrik;

f. Pemberian saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan di bidang penerangan; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

penerangan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

14. Seksi Lampu Penerangan Sektor A

Seksi Lampu Penerangan Sektor A dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penerangan. Seksi Lampu Penerangan Sektor A mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor A. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor A mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerangan Sektor A;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor A; c. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan

gedung pada sektor A;

(40)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

15. Seksi Lampu Penerangan Sektor B

Sektor Lampu Penerangan Sektor B dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penerangan. Seksi Lampu Penerangan Sektor B mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor B. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor B mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerangan Sektor B;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor B; c. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan

gedung pada sektor B;

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 16. Seksi Lampu Penerangan C

(41)

sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor C. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor C mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerangan Sektor C;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor C; c. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan

gedung pada sektor C;

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 17. Bidang Pengawasan

Bidang Pengawasan dipimpin oleh Kepala Bidang , yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas Dinas lingkup pengawasan tanam, makam, lampu dan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang pengawasan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Bidang Pengawasan;

(42)

c. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan taman dan makam, penerangan dan reklame;

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman dan makam, penerangan dan reklame;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengawasan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

18. Seksi Pengawasan Taman dan Makam

Seksi Pengawasan Taman dan Makam dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan. Bidang Pengawasan Taman dan Makam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas Bidang Pengawasan lingkup taman dan makam. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi pengawasan Taman dan Makam mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Taman dan Makam;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan taman dan makam;

(43)

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman dan makam;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 19. Seksi Pengawasan Lampu

Seksi Pengawasan Lampu dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan. Bidang Pengawasan Lampu mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas Bidang Pengawasan lingkup Pengawasan Lampu. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi pengawasan Lampu mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Lampu; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan lampu; c. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan lampu; d. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan lampu; e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 20. Seksi Pengawasan Reklame

(44)

Pengawasan Reklame mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas Bidang Pengawasan lingkup Pengawasan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi pengawasan Reklame mempunyai fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Reklame; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan reklame; c. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan reklame; d. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame; e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya. 21. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

22. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan sebagaian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

1). Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 47, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

(45)

3). Jumlah tenaga fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

4). Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. TATA KERJA

1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah dengan instansi lain di luar pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing;

2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3) Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan;

4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya;

(46)

penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya;

6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja;

7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

E. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan

Adapun gambaran data pegawai di Dinas Pertamanan Kota Medan menurut jabatannya terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, yang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

3. Bidang Perencanaan, yang tediri dari : a.Seksi Perencanaan Taman dan Makam b.Seksi Perencanaan Penerangan

c.Seksi Perencanaan Reklame

(47)

a. Seksi Pembibitan/Penghijauan b. Seksi Taman/Dekorasi

c. Seksi Makam

5. Bidang Penerangan, yang terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Sektor A b. Seksi Lampu Penerangan Sektor B c. Seksi Lampu Penerangan Sektor C 6. Bidang Pengawasan, yang terdiri dari :

a. Seksi Pengawasan Taman dan Makam b. Seksi Pengawasan Lampu

c. Seksi Pengawasan Reklame 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, golongan, jumlah struktur dan staf serta tingkat pendidikan dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 449 orang 81,3%

(48)

Jumlah 552 orang 100

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai laki-laki mendominasi yaitu sebanyak 449 orang atau 81,3%. Sedangkan pegawai berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 103 orang atau 18,6% dari total jumlah keseluruhan pegawai yaitu sebanyak 552 orang.

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan Jumlah Persen (%)

IV (empat) 7 orang 1,26%

III (tiga) 119 orang 21,55%

II (dua) 364 orang 65,94%

I 62 orang 11,23%

Jumlah 552 100

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

(49)

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktur atau Staf

Jumlah Struktur/Staf Jumlah Persen (%)

Struktur 122 orang 22,10%

Staf 430 orang 77,89%

Jumlah 552 orang 100

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai yang menempati posisi struktural sebanyak 122 orang atau 22,10% dan yang menempati pada posisi staf sebanyak 430 orang atau 77,89%.

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Disiplin Ilmu (Pendidikan)

Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)

S2 (Strata II) 8 orang 1,44 %

S1 (Strata) I 97 orang 17,57%

D3 (Diploma) III 15 orang 2,71%

SMA 369 orang 66,84%

SMP 36 orang 6,52%

(50)

Jumlah 552 100

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

(51)

BAB III

GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai, menyelenggarakan kegiatan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

(52)

2. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Keputusan Walikota Nomor 18 Tahun 2002 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

c. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan.

d. Peraturan daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tantang Pajak Daerah Kota Medan.

Ketentuan-ketentuan diatas memuat hal-hal penting yang memberi penjelasan tentang Pajak Penerangan Jalan dan PLN adalah :

a. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di daerah tersebut tersedia panerangan jalan.

b. Penerangan Jalan adalah pengunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningya dibayar oleh pemerintah daerah.

c. Penggunaan tenaga listrik PLN dan selanjutnya disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN.

(53)

e. Wajib Pajak Penerangan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik.

f. Penggunaan tenaga listrik bukan PLN adalah tenaga listrik yang dihasilkan dari/oleh pembangkit tenaga listrik PLN yang memiliki dan atau dikelola orang pribadi atau badan.

3. Subjek Pajak Penerangan Jalan

Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN atau tenaga listrik bukan PLN.

4. Objek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik di wilayah daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

Dikecualikan dari Objek Pajak Penerangan Jalan adalah :

a. Penggunaan tenaga listrik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan,

konsulat, perwakilan asing dan lembaga-lembaga internasional dengan azas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara.

c. Penggunaan tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknik terkait.

(54)

B. Mekanisme Pemungutan dan Perhitungan Pajak Penerangan Jalan 1. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Penerangan Jalan a. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan

Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum adalah nilai jual tenaga listrik. Nilai jual tenaga listrik ditetapkan :

• Jika tenaga listrik berasal dari PLN dengan pembayaran, nilai jual

tenaga listrik (NJTL) adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik.

• Jika tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut

bayaran, nilai jual tenaga listrik (NJTL) dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, penggunaan listrik atau taksiran penggunan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. • Khusus kegiatan industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam,

nilai jual tenaga listrik (NJTL) ditetapkan sebesar 30%.

Harga satuan listrik tersebut diatas ditetapkan oleh Kepala Daerah denagn berpedomankan pada harga satuan listrik yang berlaku untuk PLN.

b. Tarif Pajak Penerangan Jalan

Tarif Pajak Penerangan Jalan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 ditetapkan sebagai berikut :

(55)

2. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 8%.

3. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut :

• Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA

s/d 13,9 KVA sebesar 85 (delapan persen).

• Untuk tenaga listrik yang memakai tenaga listrik denagn batas daya

14 KVA s/d 24,999 KVA sebesar 4% (empat persen).

• Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000

KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima persen).

4. Pengunaan tenaga listrik yang berasal bukan dari PLN, untuk industri ditetapkan sebagai berikut :

• Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA

s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan persen).

• Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14

KVA s/d 24,999 KVA sebesar 4% (empat persen).

• Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000

keatas sebesar 1,5% (satu koma liima persen). 2. Cara Menghitung Besarnya Pajak Penerangan Jalan Cara Menghitung Besarnya Pajak Penerangan Jalan yaitu :

(56)

Contoh :

Pemakaian listrik di satu rumah :

a. Pemakaian peralatan listrik dengan batas daya sambung = 900 VA (=0,9 KVA) termasuk golongan tarif RI 450 s/d 900 VA=20.000 KVA.

b. Termasuk dalam biaya pemakaian blok 1 =<60 jam nyala = Rp 275/kWh. Perhitungan :

• Biaya Beban = 0.90 x Rp. 20.000 = Rp. 18.000 • Biaya Pemakaian =

Blok I / 20 kWh x Rp. 275 = Rp. 5.500 Blok II / 40 kWh x Rp. 445 = Rp. 17.800 Blok III /12 kWh x Rp. 495 = Rp. 5.940

Jadi Biaya Pemakaian = Rp. 5.500 + Rp. 17..800 + Rp. 5.945 = Rp. 29.240

c. Sub Jumlah = Biaya Beban + Biaya Pemakaian = Rp. 18.000 + Rp. 29.240

= Rp. 47. 240

(57)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) bertanggung jawab atas pelaksanaan pengutan tersebut dan wajib menyetor hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan ke kas daerah kebupaten/ kota atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota.

Keterangan :

Biaya Beban/kWh dan biaya pemakaian listrik/kWh merupakan nilai jual tenaga listrik yang ditetapkan sesuai dengan standar tarik listrik yang dikenakan oleh PLN.

Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 4.724 dilaporkan dan dibayar ke Dinas Pendapatan Kota Meadn oleh PLN dengan melampirkan hasil realisasi dan daftar rekapitulasi rekening listrik.

(58)

Pelaksanaan penagihan rekening bulanan dilakukan PLN selambat-lambatnya pada Tanggal 20 bulan berikutnya dari rekening listrik.

Selain PLN juga harus membuat laporan bulanan pelaksaan pungutan dan hasil penyetoran uang dari bulan sebelumnya dengan melampirkan laporan rencana jumlah rekening yang akan di tagih, hasil penagihan, dan rekening yang belum ditagih, yang dibukukan oleh PLN beserta cabang-cabangnya atau laporan hasil realisasi kepada Pemerintah Daerah melalui Bank yang telah ditentukan, selambat-lambatnya satu setengah bulan terhitung dalam rekening bulan sebelumnya. Demikian pula apabila terjadi penambahan langganan atau daftar rekapitulasi kepada Pemerintah Daerah Kota Medan.

Biaya pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ditetapkan paling tinggi sebesar 5% dari realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ). Adapun rincian pemungutan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai berikut :

a. 2,7% sebagai pendapatan diluar operasi PLN.

b. 0,3% untuk biaya pembinaan oleh tim Pembina Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Pusat di Departemen Dalam Negeri (Depdagri). c. 1% untuk aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) yang terkait dengan

pelaksanaan pemungutan.

(59)

4. Prosedur Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum

Pemasangan lampu penerangan jalan umum dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, khususnya pada sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi yang terdiri dari 4 sektor wilayah pemasangan, yaitu :

a. Lampu Penerangan Jalan sektor A, bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada suatu daerah yang terdiri dari 7 wilayah kecamatan, yaitu :

1. Medan Selayang 2. Medan Baru 3. Medan Polonia 4. Medan Tuntungan 5. Medan Petisah 6. Medan Sunggal 7. Medan Johor

b. Lampu Penerangan Jalan Sektor B, bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada suatu daerah yang terdiri dari 7 wilayah kecamatan, yaitu :

(60)

5. Medan Tembung 6. Medan Denai 7. Medan Perjuangan

c. Lampu Penerangan Jalan Sektor C, bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan padas suatu daerah yang memiliki 7 wilayah kecamatan yaitu :

1. Medan Helvetia 2. Medan Barat 3. Medan Timur 4. Medan Marelan 5. Medan Deli 6. Medan Labuhan 7. Medan Belawan

d. Sektor Lampu Taman Gedung bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada taman-taman kota dan gedung-gedung Pemerintah Daerah.

(61)

Permohonan tersebut diajukan ke kantor Dinas Pertamanan dengan melampirkan :

a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) b. Gambar situasi lapangan c. Jenis lampu yang di pasang

d. Surat Keterangan diketahui oleh Lurah setempat

Permohonan yang diajukan tersebut dibalas oleh Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan dengan mengeluarkan surat rekomendasi pemasangan lampu penerangan jalan yang berisi persyaratan pemasangan, antara lain :

• Pemasangan harus sesuai dengan standar PLN dan Dinas Pertamanan Kota

Medan sebagai pengawas pekerjaan.

• Teknis pemasangan harus sesuai dengan standar PLN dan harus dipedomani

dengan Petunjuk Umum Instalasi Listrik (PUIL).

• Pekerjaan harus dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh instalator

yang sah dan telah mendaftar di PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara Cabang Medan.

• Setelah selesai pemasangan, harus dilaporkan kembali ke Dinas Pertamanan

(62)

• Seluruh biaya material untuk pemasangan lampu/perawatan dan biaya

penyambungan serta uang jaminan langganan dari PLN, berikut pemasangan kWh meternya adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (PEMKO) Medan.

• Izin rekomendasi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) ini dapat ditinjau

kembali apabila ada kekeliruan dikemudian hari.

Pemasangan lampu penerangan jalan diusulkan oleh Pemerintah Kota Medan (PEMKO) Medan, maka Kantor Dians Pertamanan mengadakan survei lapangan terlebih dahulu dan hasil suervei tersebut dilaporkan kepada Walikota Medan. Setelah disetujui, diadakan persiapan anggaran perencanaan kemudian dilaksanakan oleh pihak pelaksana.

(63)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. DATA

Tabel IV.I

Tahun Target Realisasi (Rp)

2005 93.507.256.640 93.651.795.451

2006 100.410.999.640. 100.022.338.495

2007 105.431.500.000 95.798.609.772

2008 112.863.905.000 113.584.374.714

2009 116.994.355.803 137.644.065.424

(64)

Menurut wawancara penulis dengan salah satu staf Dinas Pertamanan, adanya kecendrungan peningkatan penerimaan Pajak Penerangan Jalan disebabkan oleh setiap bulan Pemerintah Kota Medan menambah infrastruktur listrik yaitu dengan adanya pemasangan baru jaringan listrik di kawasan Kota Medan. Dengan demikian maka semakin banyak objek pajak Penerangan Jalan Kota Medan.

Sementara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Asahan menetapkan anggaran pendapatan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp. 9.747.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 112.213.085.102 atau 115,04%, penurunan ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Asahan terlambat melunasi rekening listrik akibat kalalain masing-masing satuan kerja yang bertugas membayar tagihan listrik karena pihak PLN menyetor penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) setelah Pemerintah Kabupaten Asahan melunasi rekening listriknya. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi Pemerintah Kabupaten Asahan tidak dapat memanfaatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan secara maksimal untuk membiayai pemerintah.

Hal tersebut dapat menjadi perbandingan sekaligus pelajaran bagi Pemerintah Kota Medan agar dapat menyetorkan atau melunasi rekening listrik pada PLN tepat waktu untuk menghindari kerugian kas daerah Kota Medan serta memaksimalkan pembiayaan kegiatan pemerintah Daerah Kota Medan.

(65)

a. Untuk membiayai perdagangan, pengembangan usaha daerah, keuangan daerah dan koperasi daerah.

b. Untuk pembiayaan lingkungan hidup dan tata ruang.

c. Untuk pembiayaan pendidikan, kebudayaan nasional dan keagamaan. d. Untuk pembiayaan aparatur pemerintah dan perluasan.

e. Untuk pembiayaan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. f. Untuk pembiayaan dan ketertiban umum.

g. Untuk pembiayaan penataan dan keindahan kota. h. Untuk perbaikan pariwisata dan telekomunasi daerah. i. Untuk pembiayaan kesehatan dan kesejahteraan sosial. j. Pembiayaan lain-lain.

B. Analisa Masalah Yang Timbul

Setiap pelaksana suatu kegiatan pastilah ditemukan adanya hambatan-hambatan, demikian pula dengan pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan. Sebagaimana diketahui bahwa Pajak Penerangan Jalan menggunakan With Holding System, yaitu sistem perpajakan dengan perantara pihak ketiga dalam pelaksanaannya

(66)

PLN dalam melakukan pemungutan tersebut tentulah mendapatkan kendala maupun hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain :

1. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan belum jelas, dalam hal ini masih banyak konsumen yang belum jelas dimana daerah/wilayah sektor pemasangannya, contoh konsumen di Helvetia berada dalam sektor C terdapat pada pemasangan sektor A.

2. Adanya penunggakan pembayaran rekening listrik. Untuk permasalahan ini konsumen PLN tidak membayar/menunggak pembayaran listrik sehingga secara otomatis tidak membayar Pajak Penerangan Jalan.

3. Banyaknya pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) liar/tidak terdaftar. Untuk permasalahan ini banyak konsumen PLN yang memasang Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di wilayah sendiri dengan tidak meminta izin/melaporkan pemasangannya ke Kantor Dinas Pertamanan atau PLN.

4. Dana operasional dirasa kurang sehingga banyaknya permohonan pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tidak dapat terlaksana dengan optimal.

(67)

C. Upaya Penyelesaian Masalah

Dalam upaya penyelesaian masalah-masalah Pajak Penerangan Jalan, ada beberapa cara yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan yang bekerja sama dengan PLN antara lain :

1. Mengatur dan membagi wilayah kerja pemasangan dan perawatan bagi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dalam 4 sektor wilayah pemasangan guna penertiban konsumen Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang tumpang tindih.

2. Pemasangan kWh pembatas listrik yang dipakai dapat diketahui secara pasti dan mengurangi pencurian listrik oleh konsumen.

3. PLN memberikan Tata Usaha Langganan (TUL) yang sifatnya berupa surat peringatan bagi penunggakan pembayaran listrik dengan batas waktu 6 hari setelah dikeluarkannya Tata Usaha Langganan (TUL) dan jika tidak ditanggapi sambungan listrik akan putus.

4. Menggalakkan operasi penertiban listrik-listrik liar.

(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dinas Pertamanan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang melaksanakan koordinasi dan pengenaan pembangunan juga perawatan penerangan jalan umum.

2. Pajak Penerangan Jalan adalah salah satu pajak daerah yang menggunakan with holding system dalam pemungutannya.

3. Mekanisme pemungutan dan perhitungan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan tarif yang telah ditentukan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertamanan Kota Medan bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait diantaranya Perusahan Listrik Negara (PLN) serta Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan.

5. Peraturan yang mengatur tentang Mekanisme Pemungutan dan Perhitungan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan adalah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003.

(69)

B. SARAN

1. Kantor Dinas Pertamanan selaku instansi Pemerintah Kota Medan yang menangani Pajak Penerangan Jalan harus melakukan upaya untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor Pajak Penerangan Jalan dengan cara pengelolaan Pajak Penerangan Jalan secara profesional.

2. Dinas Pertamanan Kota Medan harus melakukan transparansi kepada publik terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan alokasi dana yang diperoleh dari sektor Pajak Penerangan Jalan juga harus dijelaskan secara transparan kepada publik guna meminimalisir tindakan korupsi pada Dinas Pertamanan Kota Medan.

3. Meningkatkan pengawasan dalam penggunaan listrik oleh konsumen. 4. Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen/pelanggan agar tidak terjadi

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Mustaqiem. 2008. Pajak Daerah. Yogyakarta : FH UII Press

Mardiasmo. 2005. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset

Markus. Muda. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Siahaan. Marihot. 2000. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Cetakan

ke dua. Jakarta : Harvanindo

Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

Peraturan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan

Keputusan Menteri. 2002. Nomor 10. tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Keputusan Walikota. 2002. Nomor 17. tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan

(71)

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel  2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Disiplin Ilmu (Pendidikan)
Tabel IV.I

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Catatan Sipil dipimpin oleh seoarang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.Bidang Catatan Sipil

Seksi Hubungan Teritorial dan Sektoral dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pencegahan dan

(1) Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, mempunyai tugas pokok

(2) Setiap bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

(1) Bidang Pembinaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan yang mempunyai tugas pokok

c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan akreditas.. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan. Dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah

Bidang Pembendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas serta mempunyai tugas melaksanakan

(1) Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, mempunyai tugas pokok