• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KECAMATAN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KECAMATAN SUKOHARJO"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE PERFORMANCE OF THE DEPARTMENT OF HIGHWAYS LAMPUNG PROVINCE IN THE MAINTENANCE OF ROAD INFRASTRUCTURE IN THE

DISTRICT OF SUKOHARJO

By

Muhamad Al Derajad

Problems in this study were less than optimal performance of the Department of Highways Lampung Province in the maintenance of road infrastructure, it is shown by the lack of control over the damaged road infrastructure. However, the Highways Agency strategic plan of 2014-2019 Lampung Provincial Highways Office of Lampung Province has duties in the maintenance of provincial roads in the province of Lampung. This study aims to determine the performance of the Department of Highways Lampung Province in the maintenance of road infrastructure in the district of Sukoharjo, Pringsewu Regency.

(2)

Based on these results was the performance of the Department of Highways Lampung Province can be said to be ineffective, it is shown by the lack of cooperation between the Department of Highways Lampung province with the project in related raw materials used, then the lack of responsiveness in the supply of the shoulder and facilities pedestrian foot and also a lack of monitoring or related monitoring the whereabouts and condition of the existing drainage in the District Road Sukoharjo.

(3)

ABSTRAK

KINERJA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KECAMATAN

SUKOHARJO

Oleh

Muhamad Al Derajad

Masalah dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan, hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya kontrol terhadap infrastruktur jalan yang rusak. Namun pada rencana strategi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tahun 2014-2019 Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai tupoksi dalam pemeliharaan jalan provinsi di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu.

(4)

Berdasarkan hasil penelitian ini adalah kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dapat dikatakan tidak efektif, hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya kerjasama yang baik antara Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dengan pihak pengerja terkait bahan baku yang digunakan, kemudian kurangnya daya tanggap dalam penyediaan bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki dan juga kurangnya monitoring atau pemantauan terkait keberadaan dan kondisi drainase yang ada di Jalan Kecamatan Sukoharjo.

(5)

KINERJA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KECAMATAN

SUKOHARJO

Oleh Muhamad Al Derajat

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

KINERJA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KECAMATAN

SUKOHARJO

(Skripsi)

Oleh

MUHAMAD AL DERAJAD

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(8)

i

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Kegunaan Penelitian ... 7

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kinerja ... 8

1. Pengertian Kinerja ... 8

2. Tujuan Kinerja ... 11

3. Pengukuran Kinerja ... 12

4. Evaluasi Kinerja ... 14

5. Penilaian Kinerja ... 16

6. Model Pengukuran Kinerja ... 18

B. Tinjauan tentang Infrastruktur... 20

1. Pengertian Infrastruktur ... 20

2. Pengertian Jalan ... 21

3. Pemeliharaan Jalan ... 26

C. Kerangka Pikir ... 29

III.METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu ... 32

C. Fokus Penelitian ... 32

D. Informan ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Pengolahan Data ... 38

(9)

ii

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Dinas Bina Marga Provinsi lampung ... 42

B. Struktur Organisasi ... 45

C. Pembagian Tugas ... 46

D. Fungsi Dinas Bina Marga ... 49

E. Wewenang Dinas Bina Marga ... 50

F. Ruang Lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Lampung ... 54

G. Visi Misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung ... 55

H. Gambaran Umum Kecamatan Sukoharjo ... 59

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisitik Informan ... 64

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 66

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 81

(10)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(11)

MOTO

“Better to feel how hard education is at this time rather than fell the

bitterness of stupidity, later”.

Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya

kebodohan kelak.

“Always be yourself and never be anyone else even if

they look better than

you”.

Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun mereka

tampak lebih baik dari Anda.

“Intelligence is not the determinant of success, but hard work is the real

determinant of your success”.

(12)
(13)
(14)
(15)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, serta penuh cinta dan kasih sayang atas hasil buah pikir sederhana ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT Bapak dan Ibu tersayang Kakak-kakak ku tercinta Sahabat-sahabat terbaikku

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Muhamad Al Derajat lahir di Bandar Lampung tanggal 23 Januari 1993, penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Andarsyah dan Ibu Ana Suhana.

(17)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil ’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, Tuhan sekalian alam yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil di hari akhir nanti, sebab hanya dengan kehendaknya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa Rahmatan Lil’Aalaamiin, serta kepada dua malaikat yang setiap saat mencatat segala tingkah laku penulis, dengan sangat jujur dan tanpa lelah, Raqib dan Atid.

Penulisan skripsi berjudul “Kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam Pemeliharaan Infrastruktur Jalan di Kecamatan Sukoharjo” ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada jurusan Ilmu Pemerintahan,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Penulis berharap, karya yang merupakan wujud kerja dan pemikiran maksimal serta didukung dengan bantuan dan keterlibatan berbagai pihak ini akan dapat bermanfaat di kemudian hari.

(18)

1. Bapak Drs Agus Hadiawan, M. Si, selaku Dekan FISIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H, selaku Pembimbing Skripsi yang sangat baik dan sabar dalam membimbing, memberikan saran, dan masukan dan juga dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini;

3. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, selaku Dosen Penguji Skripsi dan Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah banyak memberikan ilmu, kritik, saran, pengertian dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

4. Bapak Darmawan Purba, S.Sos. MIP selaku pembimbing akademik; 5. Seluruh jajaran dosen FISIP UNILA, seluruh staf Tata Usaha dan pegawai

FISIP dan Jurusan Ilmu Pemerintahan UNILA. Khusunya untuk Ibu Rianti dan Pakde Jum.

(19)

7. Untuk 6engsot, Rizky Tri Saputra Yuda, S.IP yang sok kedot terima kasih sudah bersedia direpotkan dari penulis seminar 1 hingga kompre makasih banyak, kemudian Tia Melinda Sari, S.IP makasih yaa sandung udah rela berpanas-panasan, bulak-balik Pringsewu, menemani penelitian kemanapun, kemudian Wana Meilina, S.SIP (pala besar) makasih atas bantuan dan masukan nyaa yaa na, pokoknya ina the best lah, semoga kita bisa sama-sama terus sampai sukses yaa sot, Keep Candi In Your Hand hahaha (paham);

8. Teman-teman seperjuanganku di Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2011, Genta Rizkyansah terimakasih atas bantuannya yaa gen, semoga dibalas Allah SWT, Riyadhi Adyansyah, Azwin Mahmud, Redo, Randy, Indra, Dwiki, Nando Sinaga, Meyliza Indriani, Dian Seputri, dan semua yang tidak cukup untuk disebutkan disini, terimakasih atas bantuan dan dukungannya;

9. Sahabat-sahabatku dari kecil, Oka Tama Rawesa, S.E, Taradhipa Catur Pamungkas, S.E, Tirta Anom, S.E, Muhamad Romadani, S.E dan Bagus, Bowo terimakasih atas motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, walaupun agak lama hehe;

(20)

selama ini, dan terimakasih juga atas dukungannya;

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infrastruktur jalan memiliki peran yang sangat penting sebagai sarana transportasi dalam memerlancar aktivitas masyarakat sehari-hari. Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Ketersediaan jalan menjadi hal yang sangat penting karena memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di setiap daerah. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan jembatan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur. Infrastruktur tersebut antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional.

(22)

pemberian kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberdayakan mereka, menjamin proses demokratisasi, perlindungan hak dan jaminan kehidupan lainnya. Seiring dengan dilaksanakan kebijakan otonomi daerah di Indonesia tanggungjawab penyelenggaraan dalam pemeliharaan infrastruktur jalan beralih ke pemerintah daerah. Peralihan tanggung jawab tersebut sudah sewajarnya harus dapat diimbangi dengan kemampuan pemerintah daerah dalam kemampuan teknik, manajerial dan pembiayaan dalam penyelenggaraan jalan.

Di kabupaten Pringsewu, tepatnya jalan provinsi di Kecamatan Sukoharjo kewenangan terhadap penyelenggaraan dan pemeliharaan infrastruktur jalan berada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, karena ruas jalan Sukoharjo yang berada di Kabupaten Pringsewu merupakan jalan Provinsi, dimana Dinas Bina Marga Provinsi Lampung yang memiliki kewenangan. Melalui adanya pelimpahan kewenangan tersebut, maka dapat dijadikan acuan kinerja dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung untuk penyelenggaraan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dalam rangka penyediaan pelayanan infrastruktur jalan yang baik dan demi kesejahteraan masyarakat. Mengingat pentingnya peran jalan sebagai sarana transportasi yang merupakan unsur penting dalam kegidupan sehari-hari dan meningkatkan roda perekonomian masyarakat.

(23)

hingga Kecamatan Sukoharjo, tepatnya perempatan Pasar Sukoharjo dan Bandungbaru, rusak dan semakin lama semakin parah. Hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut membuat kondisi badan jalan nyaris seperti kubangan dan kolam tempat mandi kerbau. Mulai di Pekon Podosari yang merupakan wilayah Kecamatan Pringsewu, jalan sudah sangat sulit di lalui roda dua, bahkan roda empatpun harus pelan-pelan karena jalan tertutup lumpur dan air. Kemudian, kondisi infrastruktur penunjang jalan seperti bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki dan juga sistem drainase yang ada di ruas Jalan Kecamatan Sukoharjo tersebut belum berfungsi dengan baik.

(24)

sejumlah uang pada pengguna jalan. "Jika memang tidak ada realisasi perbaikan jalan tersebut, warga Sukoharjo sementara akan menutup ruas jalan ini sampai ada perbaikan. Meskipun ratusan warga telah berunjuk rasa dengan menanam pohon pisang di tengah jalan tepatnya depan Pasar Sukoharjo. Unjuk rasa pun dilakukan warga karena ketidakpuasaan mereka terhadap kinerja pemerintah setempat lantaran ruas jalan yang rusak hanya di timbun sabes. Terlebih jalan tersebut merupakan ruas jalan provinsi yang menghubungkan antara Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Lampung Tengah.

Seperti yang dituturkan Rahmadi (42 tahun) warga Kecamatan Sukoharjo, bahwa setiap hari banyak sekali truk pengangkut batu yang melewati jalanan, truk tersebut bermuatan kurang lebih 15 ton, sedangkan jalan disini hanya sanggup menahan berat kurang lebih sekitar 8 ton, apabila kondisi seperti ini terus terjadi bukan tidak mungkin jalan bisa semakin parah dan juga semakin banyak warga yang jadi korban. Kondisi yang cukup parah terjadi tepatnya di depan Pasar Sukoharjo, di lokasi itu banyak sekali kubangan atau jalan berlubang dengan diameter yang cukup besar sehingga sangat membahayakan bagi pengguna kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut.

(25)

terpelihara dengan baik. Seperti yang diketahui Dinas Bina Marga Provinsi Lampung memunyai tugas dan fungsi sebagai penyelenggara terciptanya infrastruktur yang baik, menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat dalam bidang pemeliharaan, pembangunan, pengembangan dan peningkatan jalan dan jembatan yang rusak, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor. 38 Tahun 2004 Pasal 16 ayat 1 tentang Jalan, yaitu wewenang pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa.

(26)

Kabupaten Belitung dalam pelaksanaan perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan Kabupaten Belitung dan dalam penelitian terdahulu menganalisis tentang struktur organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung, sedangkan fokus penelitian yang peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu mengukur kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo sesuai dengan petunjuk teknis kegiatan pemeliharaan jalan yang meliputi :

1. Struktur perkerasan jalan;

2. Bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki; 3. Fasilitas drainase jalan.

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan jalan, agar kedepannya kerusakan infrastruktur jalan dapat ditangani dengan cepat dan serius sehingga pengguna jalan dapat menikmati fasilitas publik dengan baik karena mengingat jalan merupakan sarana penting penunjang kegiatan dan aktivitas masyarakat sehari-hari.

B.Rumusan Masalah

(27)

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Secara teoritis, dari hasil penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan kajian dalam pengembangan Ilmu Pemerintahan khususnya yang berhubungan dengan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Kinerja 1. Pengertian Kinerja

Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai hasil kerja organisasi dalam mencapai tujuannya. Konsep kinerja organisasi juga menggambarkan bahwa setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat dilakukan pengukuran kinerjanya dengan menggunakan indikator-indikator kinerja yang ada untuk melihat apakah organisasi tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan untuk mengetahui tujuannya sudah tercapai atau belum.

(29)

Menurut Sulistio (2009: 43), kinerja organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja organisasi dapat dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan organisasi. Kinerja organisasi akan merujuk pada efektivitas organisasi, dimana hal itu akan menyangkut pengharapan untuk mencapai hasil kerja yang baik sesuai dengan tujuan kebijakan.

Menurut Mahsun (2006: 25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam startegic planning (perencanaan strategi) suatu organisasi. Menurut Chaizi Nasucha (Sinambela, 2012: 186) kinerja organisasi didefinisikan sebagai efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yng ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus-menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.

(30)

Menurut Swanson (dalam Keban, 2004 : 193) Kinerja organisasi adalah mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu organisasi telah sesuai dengan kenyataan kondisi atau faktor ekonomi, politik, dan budaya yang ada apakah struktur dan kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan, apakah memiliki kepemimpinan, modal dan infrastuktur dalam mencapai misinya, apakah kebijakan, budaya dan sistem insentifnya mendukung pencapaian kinerja yang diinginkan, dan apakah organisasi tersebut menciptakan dan memelihara kebijakan-kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.

Menurut Bastian ( 2001:329) kinerja organisasi sebagai gambaran mengenai tingkaat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut. Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai hasil kerja organisasi dalam mencapai tujuannya yang tentu saja akan dipengeruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa fisik seperti sumber daya manusia maupun nonfisik seperti peraturan, informasi, dan kebijakan, maka untuk lebih memahami mengenai faktor-faktor yang mampu mempengaruhi sebuah kinerja organisasi. Konsep kinerja organisasi juga menggambarkan bahwa setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat dilakukan pengukuran kinerjanya dengan menggunakan indikator-indikator kinerja yang ada untuk melihat apakah organisasi tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan untuk mengetahui tujuannya sudah tercapai atau belum.

(31)

Menurut Syamsul (2012: 8) kinerja adalah (result) yang merupakan real value (nilai nyata) bagi perusahaan. Untuk menghasilkan keluaran (result) tersebut dibutuhkan kompetensi tertentu, seperti kemampuan mengoperasikan, kemampuan mengatur sumber daya, dan lain lain. Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi. Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh instansi atau organisasi untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut..

2. Tujuan Kinerja

(32)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan kinerja merupakan hal yang sangat penting, karena tujuan kinerja yaitu menyesuaikan harapan kinerja kinerja individual dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.

3. Pengukuran Kinerja

Menurut Mahsun (2006: 26) pengukuran kinerja adalah merupakan suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien dan terjadi peningkatan kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja akan memberitahu mengenai apa yang terjadi bukan mengapa hal itu atau apa yang harus dilakukan.

(33)

kegagalan pelaksanaan kegiatan. Kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Oleh karena itu sudah merupakan suatu hal yang mendesak untuk menciptakan sistem yang mampu untuk mengukur kinerja dan keberhasilan organisasi. .

Menurut Adisasmita (2011: 91), pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Suatu instansi pemerintah dapat dikatakan berhasil melaksanakan tugasnya, jika terdapat bukti bahwa indikator atau ukuran capaian sasaran terlaksana searah dengan misi yang telah direncanakan. Tanpa adanya pengukuran kinerja sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas pencapaian misi organisasi atau instansi. Penilaian terhadap kinerja suatu organisasi publik memiliki arti yang sangat penting terutama dalam upaya melakukan perbaikan pada masa yang akan datang.

(34)

itu, dapat dinyatakan bahwa pengukuran kinerja hanya merupakan titik awal untuk analisis lebih jauh.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah suatu cara untuk mengetahui atau menilai sejauh mana tujuan, sasaran dan program dari suatu organisasi bisa tercapai, tetapi pengukuran kinerja tidak memberikan alternatif perbaikan yang dilakukan maka diperlukan evaluasi terhadap kinerja.

4. Evaluasi Kinerja

Menurut Umar (2005: 36) evaluasi kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mngetahui apakah ada selisih diantaranya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Menurut WibisoNo (2006: 193) evaluasi kinerja merupakan penilaian kinerja yang dibandingkan dengan rencana atau standar yang telah disepakati. Pada setiap pengukuran kinerja harus ditetapkan standar pencapaian sebagai sarana kaji banding dimana kaji banding dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

(35)

terakhir. Kaji banding secara secara eksternal dapat dilakukan terhadap persaingan langsung, organisasi lain yang memiliki operasi yang dapat diperbandingkan pada sektor tersebut dan pencapaiannya dari rata-rata industri terbaik. Sedangkan menurut Rasul (2000:20), evaluasi kinerja termasuk dalam komponen pengkuran kinerja selain penetapan indikator kinerja dan pencapaian kinerja.

(36)

5. Penilaian Kinerja

Pada suatu organisasi diperlukan suatu penilaian untuk mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapainya atau sering disebut dengan kinerja. Penilaian kinerja ini sangat penting dilakukan karena hal ini dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Selain itu, kinerja dapat digunakan untuk mengukur tingkat prestasi atau kebijakan.

Menurut Henry Simamora (Yani, 2012: 117) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu, sedangkan Hasibuan (Yani, 2012: 118) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kinerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas.

Menurut (Prihadi, 2004:124) Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil

karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja.

Penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas

kerja personel dan usaha untuk mempertinggi kerja personel dalam organisasi.

Penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pada masa tertentu yang

menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem

manajemen.

(37)

dilakukan dengan baik karena akan sangat bermanfaat bagi organisasinya secara keseluruhan, bagi para atasan langsung dan bagi para pegawainya yang bersangkutan.

Berdasarkan pengertian penilaian kinerja menurut para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan gambaran mengenai pencapaian oleh pegawai atau kelompok dalam suatu organisasi dalam pelaksanaan kegiatan, program, kebijaksanaan guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun tujuan penilaian kinerja Menurut Sondang (2007: 168) penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupa memeroleh informasi yang seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya. Penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik karena akan sangat bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, bagi para atasan langsung dan bagi para karyawan yang bersangkutan. Enam hal yang penting dipahami dalam penilaian kinerja ialah : 1) Kegunaan hasil penilaian kinerja;

2) Unsur-unsur penilaian kinerja; 3) Teknik penilaian kinerja masa lalu;

4) Kiat melaksanakan peniliaian kinerja yang berorientasi ke masa depan; 5) Implikasi proses penilaian;

6) Umpan balik bagi satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi.

(38)

kegagalan pelaksanaan kegiatan, program dan/atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi organisasi tersebut.

6. Model Pengukuran Kinerja

Adapun model pengukuran kinerja menurut Dwiyanto (Pasolong, 2010:178) antara lain meliputi :

1) Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umunya mudah dipahami sebagai rasio antara input dan output. Produktivitas merupakan suatu tingkatan prestasi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2) Responsivitas

Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Salah satu sebagai indikator kinerja, responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan visi dan misinya terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(39)

Seberapa besar kebijakan dan kegiatan publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat atau ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian penyelenggara pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau norma eksternal yang ada dimasyarakat.

Selain itu model pengukuran kinerja sesuai dengan petunjuk teknis kegiatan pemeliharaan jalan, yang dapat diukur melalui:

1. Struktur Perkerasan Jalan

2. Bahu Jalan dan Fasilitas Pejalan Kaki 3. Fasilitas Drainase Jalan

(40)

B. Tinjauan tentang Infrastruktur Jalan

1. Pengertian Infrastruktur

Menurut Familoni (2004:16), menyebutkan bahwa infrastruktur sebagai basic essential service dalam proses pembangunan. Infrastruktur mengacu pada

fasilitas kapital fisik dan termasuk pula kerangka kerja organisasional. Selanjutnya infrastruktur dibedakan menjadi dua kelompok yaitu infrastruktur berdasarkan fungsi dan peruntukan. Menurut Familoni (2004:20) menjelaskan bahwa infrastruktur dibedakan menjadi dua yaitu infrastruktur ekonomi dan sosial. Infrastruktur ekonomi memegang peranan penting dalam mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur ekonomi diantaranya utilitas publik seperti tenaga listrik, sanitasi, kemudian juga termasuk pekerjaan umum seperti, jalan, kanal, bendungan, irigasi, dan drainase serta proyek seperti jalan kereta api, angkutan kota.

Menurut Purwoto dkk (2009:67), pemeliharaan infrastruktur jalan mempunyai beberapa manfaat yaitu :

1) Perubahan biaya relatif dari sarana transportasi tertentu terhadap sarana transportasi lainnya;

2) Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat; 3) Peningkatan ketersediaan sarana transportasi;

(41)

5) Pengaruh pada tata guna lahan akibat migrasi antar daerah dan perubahan pola pemukiman;

6) Peningkatan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya juga mempengaruhi timbulnya perubahan pola dan struktur masyarakat;

7) Perubahan demografis;

8) Perubahan perilaku operasional dunia setempat.

Berdasarkan definisi dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa infrastruktur merupakan sarana dan prasarana yang sangat penting dalam mendukung aktivitas masyarakat. Infrastruktur merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.

2. Pengertian Jalan

Menurut Arthur Wignall (2003 : 12) secara sederhana jalan didefinisikan

sebagai jalur dimana masyarakat mempunyai hak untuk melewatinya tanpa

diperlakukannya izin khusus untuk itu. Dengan persyaratan ini jalan air

(waterway) dapat juga disebut sebagai jalan raya. Jalan diklasifikasikan

berdasarkan pengguna jalan maupun berdasarkan lembaga pengelolanya,

(42)

A. Berdasarkan Kelas Jalan

1. Kelas Jalan I

Jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18000 milimeter, ukuran paling tinggi 4200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton.

2. Kelas Jalan II

Jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18000 milimeter, ukuran paling tinggi 4200 milimeter, dan muatan sumbu terberat delapan ton. 3. Kelas Jalan III

Jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9000 milimeter, ukuran paling tinggi 3500 milimeter, dan muatan sumbu terberat delapan ton. 4. Kelas Jalan Khusus

(43)

B. Klasifikasi dan Fungsi Jalan

Ada beberapa pengelompokan jalan menurut sistem, yaitu :

1. Sistem Jaringan Jalan Primer

Jaringan Jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

pengembangan semua wilayah, yang menghubungkan simpul

jasadistribusi yang berwujud kota.

2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder

Jaringan Jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

masyarakat di dalam kota, yang menghubungkan antar dan dalam

kawasan di dalam kota.

3. Pusat-pusat Produksi

Pusat-pusat yang menghasilkan barang dan jasa, termasuk kawasan

pemukiman dan kawasan lainnya.

4. Simpul Jasa Produksi

Pusat-pusat kegiatan pelayanan nasional, wilayah dan lokal.

C. Pengelompokan Jalan menurut Fungsi

1. Jalan Arteri

Jalan yang melayani angkutan utama, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Perjalanan jarak jauh;

(44)

c. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dengan memperhatikan

kapasitas jalan masuk.

2. Jalan Kolektor

Jalan yang melayani angkutan pengumpulan/ pembagian dengan

ciri-ciri:

a. Perjalanan jarak sedang;

b. Kecepatan rata-rata sedang;

c. Jumlah jalan masuk dibatasi;

d. Jalan lokal

3. Jalan yang melayani angkutan lokal, dengan ciri-ciri:

a. Perjalanan jarak dekat;

b. Kecepatan rata-rata rendah;

c. Jumlah jalan masuk dibatasi.

4. Jalan Lingkungan

Jalan yang melayani angkutan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perjalanan jarak pendek;

b. Kecepatan rendah.

D. Pengelompokkan Jalan Menurut Status

(45)

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan ini dibina oleh pemerintah pusat. 2. Jalan Provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Jalan ini dibina oleh pemerintah daerah provinsi.

3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan stategis kabupaten. Jalan ini dibina oleh pemerintah kabupaten.

4. Jalan kota, merupakan jalan umum sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat pemukiman yang berada dalam kota. Jalan ini dibina oleh pemerintah kota.

(46)

Jalan provinsi di Provinsi Lampung dapat dikatakan efektif dan memenuhi standar teknis pelayanan apabila diantaranya:

1. Kapasitas jalan dan jembatan yang belum memenuhi standar teknis pelayanan minimal yaitu :

a. Lebar jalan yaitu 6.00 m; b. Lebar jembatan yaitu 9.00 m.

2. Kualitas jalan dan jembatan harus memenuhi standar teknnis pelayanan minimal yaitu :

a. Strktur jalan harus memenuhi beban standar jalan kolektor sekunder (MST 8 ton);

b. Struktur jembatan harus memenuhi beban Ditjen Bina Marga.

Berdasarkan klasifikasi jalan di atas, jalan yang menjadi objek penelitian ini merupakan jalan provinsi, karena kewenangan dan pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo berada pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung yang menjadi lokasi penelitian.

3. Pemeliharaan Jalan

(47)

a) Pemeliharaan Rutin (Routine): pemeliharaan berkala yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan di luar tugasnya sebagai pekerja;

b) Pemeliharaan Berkala (Periodic): pengamatan yang dilakukan secara sistematik untuk menjamin berfungsinya jalan dengan baik dan untuk memerpanjang umur jalan tersebut;

c) Serta pemeliharaan secara terjadwal setiap periode tertentu dan perbaikan jalan (betterment)

Berdasarkan definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk memertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan.

a. Tujuan Pemeliharaan Jalan

(48)

belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya yang relatif rendah dan cara memperbaikinya relatif mudah/ringan.

(49)

C.Kerangka Pikir

Kondisi jalan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah, jalan dipenuhi lubang-lubang besar dan bergelombang yang dapat membahayakan pengguna jalan tersebut. Upaya pemeliharaan jalan merupakan bentuk kinerja yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Untuk melihat sejauh mana kinerja Dinas Bina Marga tersebut, peneliti mengukur kinerja dengan menggunakan model pengukuran kinerja sesuai dengan petunjuk teknis kegiatan pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan.

(50)

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti membuat kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penelitian Kurang Optimalnya Kinerja Dinas

Bina Marga Provinsi Lampung dalam Pemeliharaan Infrastruktur

Jalan

Pengukuran Kinerja Sesuai Dengan Petunjuk Teknis Kegiatan

Pemeliharaan Jalan

Struktur Perkerasan Jalan

Bahu Jalan dan Fasilitas Pejalan Kaki

Efektif Tidak Efektif

(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Menurut Lodico (Emzir, 2011:2) penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam setting pendidikan. Penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari setting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses yang ilmiah.

(52)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dikarenakan dalam penelitian ini berusaha menggambarkan secara sistematis dari situasi, feNomena dan program pelayanan tentang kehidupan masyarakat. Sehingga nantinya bertujuan untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menginterpretasikan secara jelas dan utuh tentang bagaimana kinerja pemerintah, khususnya Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

B. Lokasi dan Waktu

Lokasi dan waktu penelitian ini menyesesuaikan dengan lokasi yang dapat membantu dan memermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, Kantor Kecamatan Sukoharjo Pringsewu dan Ruas Jalan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan infrastruktur jalan pada Kecamatan Sukoharjo kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.

A.Fokus Penelitian

(53)

konteks permasalahan, sehingga rumusan masalah dan fokus penelitian saling berkaitan, karena permasalahan penelitian dapat dijadikan acuan penentuan fokus penelitian, meskipun fokus dapat berubah dan berkurang sesuai dengan data yang ditentukan di lapangan.

Penelitian ini difokuskan pada kinerja yang dilakukan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo, yang dapat dilihat dari beberapaa indikator sebagai berikut :

1. Struktur perkerasan jalan, yang akan di ukur dari kesesuaian antara bahan yang dipakai dan bahan ikat yang digunakan untuk menahan beban kendaraan. Kerusakan pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda sesuai dengan tingkat kerusakannya. Pada kondisi rusak ringan dapat segera diperbaiki dengan pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih lanjut. Tujuan perkerasan jalan sendiri adalah untuk mengurangi tekanan roda kendaraan sehingga mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah yang menahan beban tersebut. Indikator struktur perkerasan jalan didasarkan pada beberapa aspek atau sub indikator sebagai berikut :

a. Jalan provinsi dari segi bahan baku jalan sudah sesuai dengan aturan atau standar yang telah ditetapkan;

b. Jalan yang di bangun dan diperbaiki, kelayakannya bisa bertahan sampai jangka waktu yang telah ditentukan

(54)

baik. Bahu jalan sendiri memiliki fungsi yaitu: tempat berhenti sementara bagi kendaraan, memberikan kebebasan samping (rasa lega) sehingga meningkatkan kegunaan jalan dan tempat untuk memasang rambu lalu lintas dan lain-lain. Sedangkan disamping bahu jalan terdapat fasilitas untuk pejalan kaki atau trotoar yang diperlukan guna keselamatan dan keamanan di tepi jalan terhadap kecelakaan lalu lintas.

Indikator bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki didasarkan pada beberapa aspek atau sub indikator sebagai berikut:

a. Tersedianya fasilitas pejalan kaki dan penyediaan ruang bagi para pesepeda sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan;

b. Kondisi bahu jalan yang rusak segera diperbaiki dengan baik, yaitu memerhatikan aspek keselamatan dan aspek kelancaran trasnsportasi. 3. Fasilitas drainase jalan, yang dilihat dari fungsi untuk membuang air

(55)

Indikator fasilitas drainase jalan didasarkan pada beberapa aspek atau sub indikator sebagai berikut:

a. Adanya saluran drainase jalan yang letaknya di masing-masing sisi jalan;.

b. Fasilitas drainase yang dibuat dapat membantu kelancaran air yang menggenang di permukaan jalan

D. Informan

Menurut Suyanto dan Sutinah (2011:171) yang dimaksud dengan informan adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Pelaksanaannya penelitian ini menggunakan teknik sampel purposive (purposive sampling) yaitu pemilihan informan berdasarkan pada karakteristik tertentu dianggap mempunyai kepentingan, dengan karakteristik populasi yang sudah ditentukan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang akan menjadi informan, dipilih berdasarkan pada pemahaman dan pengetahuan mengenai kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berwenang dalam pelaksanaan kinerja di Dinas Bina Marga. Adapun informan tersebut antara lain :

a. Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Jalan dan jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung;

(56)

c. Kepala Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

Kemudian informan tambahan dari penelitian ini adalah masyarakat pengguna jalan di Kecamatan Sukoharjo Pringsewu.

E.Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Menurut Hasan (Emzir, 2011: 50) wawancara ialah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi yang saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinan. Di dalam penelitian ini, cara peneliti melakukan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan bahasa informal dan kemudian peneliti kembangkan kedalam bahasa yang lebih formal.

Menurut Sarwono (2006: 224) dijelaskan teknik wawancara dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal; b) Wawancara umum yang terarah;

c) Wawancara terbuka yang standar.

(57)

pada tanggal 19 Juni 2015, kemudian peneliti melanjutkan wawancara kembali padaa tanggal 22 Juni 2015 dengan Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Provinsi Lampung, dan keesokan harinya pada tanggal 23 Juni 2015 dengan Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa warga masyarakat di Kecamatan Sukoharjo pada tanggal 25 Juni 2015.

2. Observasi

Menurut Joko (2011: 62) bentuk alat pengumpul data yang lain dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat pengumpul data demikian. Pengamatan atau observasi dilakukan memakan waktu yang lama apabila ingin melihat suatu proses perubahan, dan pengamatan dilakukan dapat tanpa suatu pemberitahuan khusus atau dapat pula sebaliknya.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi pada dasarnya sebagai alat pengumpul data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang disiapkan sebelumnya.

(58)

tanggal 17 Juni 2015 untuk melihat secara langsung kondisi jalan rusak yang ada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dapat diasumsikan sebagai sumber data tertulis dalan dua kategori yaitu sumber resmi dan sumber tidak resmi. Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat atau dikeluarkan oleh lembaga atau perorangan atas nama lembaga. Sumber tidak resmi adalah dokumen yang dibuat atau dikeluarkan oleh individu tidak atas nama lembaga. Dokumen dijadikan sebagai sumber referensi adalah berupa hasil rapat, laporan pertanggungjawaban, surat dan catatan harian.

F. Teknik Pengolahan Data

Menurut Suyanto dan Sutinah (2011:56) setelah data terkumpul melalui penelitian, kemudian peneliti melakukan pengolahan data tersebut sesuai dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan.

Menurut Notoatmodjo (2010:67), proses pengolahan data ini melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

a. Identifikasi Data

(59)

b. Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti. Keuntungan klasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengujian hipotesis.

c. Sistematis Data

Melakukan penyusunan atau penempatan data pada setiap pokok secara sistematis sehingga mempermudah interpretasi data dan tercipta keteraturan dalam menjawab permasalahan.

d. Interpretasi Hasil Pengolahan Data

Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian.

(60)

G. Teknik Analisis Data

Menurut Widi (2010: 254) teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, ketiga alur tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakkan data,

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Dalam kegiatan reduksi data dilakukan

pemilahan-pemilahan tentang: bagian data yang perlu diberi kode, bagian data

yang harus dibuang, dan pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi

dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data, penggolongan

data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,

pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Reduksi

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelaah data hasil

wawancara.

b. Penyajian data yaitu: sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pegambilan tindakan. Setelah melalui tahap reduksi data, selanjutnya penulis menyajikan data yang telah tersusun secara sistematis. Di dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dengan deskriptif, yaitu mendeskripsikan kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo.

(61)
(62)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Gambaran Umum Dinas Bina Marga

1. Sejarah Singkat Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Dinas Bina Marga Prov. Lampung merupakan instansi yang berwenang dan mempunyai tugas yang menanggung fasilitas transportasi darat, khususnya jalan dan jembatan di Provinsi Lampung. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dipimpin oleh kepala dinas yang sepenuhnya berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Pada mulanya, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung adalah sub Dinas Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat Lampung, yang berdiri pada tanggal 11 Maret 1967.

(63)

Surat Keputusan Gubernur Provinsi Lampung pada tahun 1986 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan Surat Keputusan Gubernur NomorG/286/B.IV/HK/87, pada tanggal 10 Desember 1987 dari Gubernur atas dasar Mendagri Nomor14/1986 pada tanggal 10 Oktober 1986. Surat Keputusan Gubernur Lampung pada tahun 1989 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan Surat Keputusan Gubernur NomorG/033/B.IV/HK/89, pada tanggal 28 Januari 1989.

Surat Keputusan Gubernur Lampung pada tahun 1995 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan Peraturan daerah Nomor 06 tahun 1995, pada tanggal 27 Februari 1995. Surat Keputusan Gubernur Lampung pada tahun 1996 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor061/3502/Sj pada tanggal 20 Desember 1996.

Persetujuan pembentukan 3 (tiga ) dinas yang semula Dinas Pekerjaan Umum dati I Lampung menjadi:

1. Dinas PU Pengairan Provinsi Lampung dati I Lampung dengan Nomor 08 tahun 1997 tanggal 16 Juni 1997;

2. Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dengan Nomor 09 tahun 1997 tanggal 16 Juni 1997;

(64)

Pada tahun 1997 mengalami perubahan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Dati I Provinsi Lampung dengan Perda Dati I Lampung Nomor 09 tahun 1997 tanggal 16 Juni 1997. Peraturan daerah Nomor 03 tahun 2001, tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksanaan teknis Dinas (UPTD) pada dinas-dinas Provinsi Lampung. Instansi berwenang dan mempunyai tugas menangani fasilitas transportasi darat khususnya untuk jalan dan jembatan yang ada di wiliyah Provinsi atau kabupaten. Tugas pokok dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tersebut ditetapkan dengan peraturan daerah (perda) Nomor. 17 tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Usaha Dinas Bina Marga Provinsi Lampung pasal 49 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

1. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai tugas pokok menyelenggarakan:

a. Sebagian kewenangan rumah tangga provinsi (dekonsentralisasi) dalam bidang kebinamargaan yang menjadi kewenangannya dan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur;

b. Tugas dekonsentralisasi dan tugas pembantu yang diberikan oleh pemerintah kepada gubernur.

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan, pengaturan, perencanaan, dan penetapan standar atau pedoman;

(65)

c. Peningkatan sarana atau prasarana wilayah yang terdiri atas jembatan dan jalan beserta simpul-simpulnya serta jalan bebas hambatan; d. Perizinan pembangunan jalan bebas hambatan lintas kabupaten atau

kota;

e. Pembinaan, pengendaliaan,pengawasan, dan koordinasi.

Berdasarkan bunyi pasal 49 ayat 1 dan 2 tersebut di atas jelas bahwa Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai tugas antara lain : merumuskan kebijaksanaan pengaturan perencanaan, penetapan standar atau pedoman, penyediaan dukungan atau bantuan, peningkatan sarana, prasarana dan perizinan pembangunan jalan dan jembatan serta pembinaan, pengendalian, pengawasan, koordinasi dan pengelolaan ketatausahaan.

2. Struktur Organisasi

(66)

3. Pembagian Tugas

Pembagian tugas pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung berdasarkan jabatan yang dipegangnya.

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengawasi serta mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bina Marga Provinsi Lampung dalam menyelenggarakan kewenangan instansi yang diangkat oleh gubernur;

2. Sekretaris

Membantu kepala dinas dalam memimpin, mengendalikan dan mengawasi serta mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pekerjaan Umum Provinsi Lampung dalam menyelenggarakan kewenangan instansi.;

3. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, kepegawaian, hukum, dan tata laksana kerja. Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. Penyusunan anggaran rutin, pelaporan dan pengendalian keuangan; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan,

perundang-undangan, dokumentasi serta keputusan;

c. Penyiapan data dan informasi, hubungan masyarakat dan penyelengaraan inventaris kekayaan ,milik Daerah / Negara. Bagian Tata usaha terdiri dari tiga sub bagian, yaitu:

(67)

1. Melaksanakan pengurusan surat masuk dan keluar; 2. Mengatur penyeleksian surat Dinas;

3. Mengatur penyediaan alat tulis, stempel dinas operator telepon dan faximile;

4. Menyelenggarakan administrasi barang dinas mulaidari rencana kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, perawatan barang inventaris.

b. Sub Bagian Keuangan

1. Mempersiapkan bahan dan menyusun rencana anggaran rutindinas dan pembangunan;

2. Mengadakan pengawasan dan penelitian atas pengeluaran rutin dinas;

3. Mengadakan pembinaan dan pembagian teknis administrasi keuangan dinas.

c. Sub Bagian Kepegawaian, Hukum dan Tata Laksana Mempunyai tugas pokok, yaitu :

1. Melaksanakan penyusunan informasi kepegawaian; 2. Melaksanakan pengembangan dan penyelesaian mutasi

pegawai;

3. Melaksanakan penyelesaian kerpeg, askes, taspen, cuti, kenaikan gaji berkala dan pemberian penghargaan bagi PNS;

(68)

5. Menyiapkan bahan dan penyusunan organisasi dan tata laksana di lingkungan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung; 6. Menyusun segala bentuk hukum, pembuatan surat keputusan,

menyelesaikan sengketa hukum pegawai dan membuat berita acara LHP;

4. Sub Dinas Bina program

Sub Dinas Bina program mempunyai tugas pokok yaitu :

a. Menyelenggarakan penyusunan program pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang;

b. Menyelenggarakan studi kelayakan AMDAL dan perencanaan teknis jalan dan jembatan.

c. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sub Dinas Bina Program terdiri dari :

1. Seksi perencanaan jalan dan jembatan; 2. Seksi program evaluasi dan pelaporan; 3. Seksi pengujian leger jalan;

5. Sub Dinas Bina pembangunan / peningkatan.

5. Sub Dinas Bina pembangunan / peningkatan mempunyai tugas pokok, yaitu:

a. Penyusunan program, estimasi biaya pelaksanaan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan;

(69)

c. Melaksanakan penelitian dan penggajian dokumen teknis pembangunan peningkatan jalan dan jembatan;

d. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan.

5. Sub Dinas Pemeliharaan Jalan

Sub Dinas Pemeliharaan Jalan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Bina Marga Provinsi Lampung di bidang pemeliharaan jalan dan jembatan. Sub dinas pemeliharaan jalan terdiri dari:

a. Seksi pemeliharaan jalan; b. Seksi pemeliharaan jembatan;

c. Seksi tata teknis pemeliharaan jalan dan jembatan.

4. Fungsi Dinas Bina Marga

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Bina Marga mempunyai fungsi : 1. Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan

dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten / kota;

2. Pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan Provinsi;

3. Fasilitas penyiapan program pembanguna sarana dan prasarana perkotaan dan pedesaan di lingkungan Provinsi;

(70)

5. Fasilitas pengembangan prasarana dan sarana air limbah lintas kabupaten / kota;

6. Fasilitas penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana dan saran persampahan secara nasional di wilayah provinsi;

7. Fasilitas penyelenggaraan pembangunan kawasan saiap bangun dan lingkungan siap bangun lintas kabupaten Kota;

8. Fasilitas penyelenggaraan penanganan pemukiman kumuh;

9. Pelaksanaan pembangunan dan pengolahan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset pemerintah provinsi;

10.Mengembangkan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah provinsi; 11.Pembinaan, pengadilan, pengawasan dan koordinasi;

12.Pelayanan administratif.

5. Wewenang Dinas Bina Marga : 1. Kepala Dinas

(71)

a. Menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD serta melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;

b. Mengangkat dan menetapkan pejabat pengendali kegiatan, koordinator kegiatan, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK-SKPD), pembantu bendahara untuk pelaksanaan kegiatan; c. Melaksanakan anggaran SKPD dan mengawasi pelaksanaan

anggaran SKPD yang dipimpinnya;

d. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan menentukan pembayaran;

e. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dengan batas anggaran yang telah ditetapkan;

f. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggunga jawab SKPD yang dipimpinnya dan melaksanakan pemungutan penerimaan pajak;

g. Menandatangani surat perintah membayar (SPM);

h. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

i. Melaksanakan tugas-tugas penggunaan anggaran berdasarkana kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah;

(72)

k. Melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran sekurang-kurangnya satu (satu) kali dalam tiga bulan dan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan kas.

2. Kepala Sub bagian Keuangan

Kepala sub bagian keuangan melaksanakan tugas membantu kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD dalam menyiapkan bahan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah serta perhitungan anggaran. Melakukan pembinaan dan bimbingan administrasi keuangan, perbendaharaan, TP-TGR dan bimbingan pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Kepala sub bagian Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) melakukan pengujian terhadap kebenaran secara materil transaksi, baik yang berakibat penerimaan maupun pengeluaran anggaran sebelum ditandatangani oleh kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD.

(73)

a. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui / disetujui oleh bendahara PPTK-SKPD;

b. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

c. Melakukan verivikasi harian atas penerimaan dan pengeluaran; d. Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh kepala SKPD;

e. Melaksanakan kegiatan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan keuangan SKPD

3. Bendahara pengeluaran

Bendahara pengeluaran yang menyelenggarakan penata usahaan terhadap pengeluaran/penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor16 tahun 2006 dalam fungsi bendaharawan yaitu menerima, menyimpan, membayar dan mempertanggungjawabkan uang untuk belanja daerah dalam rangka pelaksanaanAPBD pada SKPD .

(74)

b. Melakukan pemeriksaan kas yang dilakukan oleh pembantu bendahara sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan dan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan kas;

c. Melakukan verivikasi, analisis dan evaluasi atas laporan pertanggung jawaban pengeluaran terhadap pembantu bendahara; d. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran dibantu oleh

beberapa staf pembantu bendahara yang terdiri dari pembantu bendahara bagian SDP/SPP, bagian bidang-bidang, bagian penelitian SPJ, bagian pembukuan, bagian dokumen/arsip dan bagian evaluasi Laporan.

6. Ruang Lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

(75)

7. Visi Misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung a. Visi

Terwujudnya infrastuktur bidang pengairan, ke binamargaan dan pemukimanan yang handal dalam matra ruang yang serasi dan seimbang guna mendukung Lampung menjadi Provinsi unggulan dan berdaya saing tinggi.

b. Misi

Untuk mencapai yang diinginkan oleh visi tersebut di atas, maka untuk jangka menengah periode 2004-2014 dirumuskan misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk tujuan, sasaran, kebijakan, dan program yang seterusnya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. Rumusan misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung juga harus dipertimbangkan kesesuainnya dengan misi pembangunan Provinsi Lampung. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan kontribusi keberhasilan kinerja dinas terhadap kinerja provinsi dan menghindari adanya kegiatan dinas yang tidak memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja Provinsi.

8. Tujuan Dinas Bina Marga :

a. Meningkatkan kualitas prasarana, sarana, dan SDM (sumber daya manusia) dijajajaran bidang jalan dan jembatan;

(76)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai struktur organisasi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

Sub Bagian Kepegawaian

(77)

Peraturan Gubernur Lampung

No : 14 Tahun 2008

Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Kepala UPTD Balai

Kepala Seksi Jalan Kepala Seksi Pengujian Materi/Bahan

(78)

8. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data kepegawaian bulan mei 2015 pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung terdapat 798 orang pegawai terdiri dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 454 orang dan Satgas/TKS 344 orang. Jumlah pegawai menurut golongan, jenjang pendidikan, dan jabatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Data Kepegawaian Dinas Bina Marga Provinsi Lampung NO Tingkat Golongan Jumlah

1

Gol. IV 18 orang

2

Gol. III 191 orang

3

Gol. II 240 orang

4

Gol. I 5 orang

5

Pegawai kontrak/honorer 344 orang

Jumlah

798 orang

(79)

d. Gambaran Umum Kecamatan Sukoharjo

Kecamatan Sukoharjo adalah merupakan salah satu Kecamatan dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Pringsewu. Dengan luas wilayah seluruhnya 6.737 Km2 dari 16 pekon dengan jumlah penduduk yaitu 46.372 jiwa terdiri dari 12.044 KK, laki-laki 23.172 dan perempuan berjumlah 23.200 jiwa. Penduduk Kecamatan Sukoharjo pada umumnya bekerja atau bermata pencaharian dan sektor pertanian/peladangan.

Batas wilayah Kecamatan Sukoharjo adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Adiluwih 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banyumas 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gading Rejo

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu dan Pagelaran.

(80)

Selanjutnya mengenai peta desa Kecamatan Sukoharjo dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber : Kantor Kecamatan Sukoharjo

Gambar 3. Peta Kecamatan Sukoharjo

1. Ruang Lingkup Kecamatan Sukoharjo

(81)

Tentang sumber daya manusia Kecamatan Sukoharjo inin pada umumnya masyarakat telah maju dibidang pendidikan.

2. Potensi Perkembangan

Kondisi fisik wilayah dan sumber daya alam : yaitu Kecamatn Sukoharjo terletak pada daerah yang sangat strategis yaitu terletak diantara kecamatan-kecamatan yang telah maju/berkembang dengan baik seperti Kecamatan Pringsewu dan berbatasan pula dengan Kabupaten Lampung Tengah. Penggunaan lahan di Kecamatan ini pada umumnya berupa ladang Tegalan (38,90%), pertanian sawah (10,25%) dan lainnya seperti pemukiman, pembangunan umum dan lain-lain (36,24%).

Kondisi fisik yang demikian sangat berpotensi untuk mendukung program-program sektoral kecamatan terutama pada sektor perladangan dan pertanian.

3. Kondisi Kependudukan

Penduduk Kecamatan Sukoharjo pada umumnya bekerja disektor peladangan atau pertanian, hal ini dapat dilihat dari presentasi rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian (79,06%) sedangkan pada sektor industri (2,82%) dan lain-lain (18,12%). 4. Kondisi Kegiatan Sektor Usaha

(82)

- Sektor Pertanian dan Peladangan

Sektor Pertanian dan Peladangan di Kecamatan Sukoharjo masih mendominasi kegiatan sektor usaha dan merupakan salah satu kecamatan andalan di Kabupaten Pringsewu. Selain itu dengan didukung oleh kinerja kelompok tani yang besar, terlihat adanya peningkatan jumlah petani yang ikut dalam kelompok tani, serta presentase struktural kepemilikan lahan pertanian atau peladangan yang masih cukup besar. Tetapi prasarana transportasi di Kecamatan Sukharjo harus ditingkatkan kualitas maupun kuantitas.

- Sektor Industri

Sektor Industri di Kecamatan Sukoharjo menunjukkan gejala yang sangat baik dan menggembirakan terutama pada sektor industri rumah tangga ataupun industri kecil.

- Sektor Perdagangan

Kegiatan usaha lokal di wilayah Kecamatan Sukoharjo masih sangat terbatas hanya mencukupi sebagian desa tersebut, seperti Industri Gula Merah.

- Perkembangan Investasi

(83)

wilayah kecamatan ini pada umumnya ditanamkan pada penggemukkan sapi, peternakan serta penggilingan padi. - Kelembagaan

(84)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai Kinerja Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Kecamatan Sukoharjo, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Struktur perkerasan jalan, indikator ini belum berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya kerjasama yang baik antara Dinas Bina Marga Provinsi Lampung terhadap pihak pengerja terkait bahan baku yang digunakan dalam pemeliharan dan perbaikan jalan;

2. Bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki, indikator ini belum berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan kurang tanggapnya Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam penyediaan bahu jalan dan fasilitas pejalan kaki; 3. Fasilitas drainase jalan, pada indikator ini belum berjalan dengan baik,

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penelitian
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung
Tabel 1. Data Kepegawaian Dinas Bina Marga Provinsi Lampung
gambar di bawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Merespon amanat Undang-undang tersebut dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, SMA Negeri 1 Tenggarong sebagai

Perguruan Tinggi dengan perpustakaan akademik dan pustakawan akademiknya harus kreatif dan inovatif melakukan produksi dan distribusi pengetahuan dan informasi. SEKARANG DUNIA

Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

data mining technique based on the integration of neural network, case-based reasoning, and rule-based reasoning has been applied to the customer service database to support

Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut ini... Peserta

The results suggest that subjects in organizations using a higher extent of direct-layoff method expressed a higher extent use of external-oriented career manage- ment strategies

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif

Guna menguatkan jaminan pemberian penghargaan berupa keringanan penjatuhan sanksi pidana, Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran (SEMA) Nomor 4 Tahun 2011 tentang